Waspada, Jumat 18 November 2011

Page 18

Opini

WASPADA Jumat 18 November 2011

TAJUK RENCANA

Juara Umum Di Tangan Jangan Lupakan Pembinaan

P

erebutan medali SEA Games ke-26 Jakarta – Palembang masih akan berlangsung lima hari lagi, namun bagi kontingen Indonesia tidak sulit untuk menembus angka 100 medali emas dengan meninggalkan negara-negara lain. Target merebut 160 atau sekitar 34 persen medali emas yang diperebutkan memang masih memerlukan perjuangan esktra berat, namun dengan perjuangan sungguh-sungguh dari seluruh atlet, pelatih dan ofisial peluang juara umum dan meraih medali emas dalam cabang sepakbola bukan sesuatu yang sulit mengingat kita menjadi tuan rumah. Menjadi juara umum dalam SEA Games sebenarnya bukanlah hal yang sulit bagi Indonesia. Itu sudah dibuktikan di masa lalu. Indonesia langganan juara umum walaupun main di luar kandang (negara lain). Apalagi saat menjadi tuan rumah, seperti yang dilakukan pada 1979, 1987, dan 1997. Oleh karena itu sukses yang diraih kontingen Indonesia kali ini hanya mengulang kesuksesan di masa lalu saja. Hemat kita, banyak faktor mengapa Indonesia dapat merebut begitu banyak medali –emas, perak, perunggu—sehingga jauh sebelum event berakhir gelar juara umum sudah dapat dipastikan dalam genggaman. Pertama, faktor tuan rumah. Tak dipungkiri banyak keuntungan diraih Indonesia sebagai penyelenggara. Dukungan penonton mulai dari rakyat biasa sampai petinggi negara tidak perlu diragukan lagi dan mampu membangkitkan semangat juang para pahlawan olahraga di medan laga. Kedua, faktor persiapan. Di negara mana pun juga jika dipercaya menjadi tuan rumah pastilah mempersiapkan atletnya dengan lebih terprogram. Masingmasing top organisasi melakukan training centre jangka panjang dan melakukan try out ke luar negeri. Sehingga hasilnya dapat dilihat di lapangan. Bermunculan bintang lapangan di sejumlah cabang. Banyak atlet Indonesia yang berjaya, seperti I Gede Siman Sudartawa, 17. Di usia yang masih sangat Intisari muda, Siman berani mengambil keputusan berkarir di renang gaya punggung dan bangku sekolah. Dialah raja Jika manajemen dan meninggalkan kolam renang setelah menjuarai tiga nomor pembinaannya baik juara gaya punggung kemarin. Tiga emas Siman umum di tangan sekali- ditambah dua emas perenang asal Sumut Gunawan di gaya dada putra diharap gus mengangkat harkat Indra menjadi kebangkitan renang Indonesia, dan martabat bangsa di seperti era Kritiono Sumono, Gerald Item, Elvira Rosa Nst dll. mata dunia Sama halnya di lintasan atletik. Meski dipandang sebelah mata, Franklin justru mampu mencuat dan menjadi idola baru. Putra asli Papua tersebut sukses mempersembahkan tiga emas bagi Indonesia dari nomor 100 meter, 200 meter dan 4x100 meter estafet putra. Sedangkan Triyaningsih ditabalkan sebagai ratu jalanan alias lari jarak jauh dengan tiga emas di 5 km, 10 km dan marathon. Faktor ketiga masuknya sejumlah cabang olahraga baru sehingga jumlahnya mencapai 44 cabang olahraga sudah pasti tuan rumah diuntungkan dengan memasukkan cabang paling besar peluangnya, seperti sepatu roda yang menjadi tambang meraih emas. Sayang pencak silat, olahraga tradisional bangsa Indonesia gagal melakukan sapu medali. Malahan atlet Vietnam sudah dapat mengalahkan pesilat kita. Begitu juga pesilat Malaysia. Kelihatan pembinaannya masih lemah. Faktor keempat sudah barang tentu janji bonus Rp200 juta bagi peraih medali emas, Rp50 juga buat peraih merak dan Rp30 juta perunggu, plus pelatih juga memperoleh bonus. Kita mendukung pemberian bonus karena dapat dimanfaatkan oleh para alet untuk keperluan masa depannya. Selain uang pemerintah juga perlu mempersiapkan lapangan kerja bagi para atlet yang sudah mengharumkan nama bangsa dan negara sehingga kemajuan dunia olahraga Indon esia semakin pesat di masa mendatang. Pentingnya pembinaan atlet di semua cabang olahraga, terutama di nomornomor yang dipertandingkan di Olimpiade dan lebih fokus lagi di cabang yang banyak memperebutkan medali mutlak diberi prioritas. Jangan terulang pembinaan di bukutangkis. Kalau dulu merebut gelar juara dunia, Olimpiade tidak sulit bagi pebulutangkis Indonesia, sekarang melawan Malaysia dan Thailand saja sudah sulit sehingga medali emas beregu putri lepas ke negara lain. Satu hal yang perlu diingat adalah tetap menjunjung tinggi sportivitas. Jangan menghalalkan segala cara. Percuma juara kalau dilakukan dengan curang. Dan ke depan target tidak hanya SEA Games tapi lebih tinggi, seperti Asian Games, Olimpiade atau kejuaraan dunia yang lebih bergengsi. Jika manajemen dan pembinaan olahraganya konstan, tidak lagi angin-anginan, juga tidak dipolitikkan, pasti akan membuahkan hasil yang luar biasa, sekaligus mengangkat harkat dan martabat bangsa di mata dunia internasional.+

APA KOMENTAR ANDA SMS 08974718101

Faks 061 4510025

Email komentar@waspada.co.id

+6283197565871 TIDAK MEMILIKI KEISTIMEWAAN APA PUN * Percayalah ! Seujung Rambut sekalipun , hal itu sungguh tidak memiliki makna dan setiap orang pasti mendapat gelar ”SI KUNYUK TAHUN INI” dari Malaikat Kiroman wa Katibin . Terlebih lagi me ndesak dan menyuap orang lain , supaya menikahkan diri dengan calon istri tepat pada 11~11~11 yang memicu pihak lain untuk berkomentar; ”Oh , rupa-rupa nya dianggap keramat !” Dan di ujung komentar , terukirlah ucapan yang tajam ; ”SYIRIK !” Warkat al-Islami minal Dato’ MNSejok~ MedanSumatera +6285359764762 Kepada bapak polisi tolonglah tegakkan hukum di indonesia ini dengan sebenarbenarnya. banyak orang koruptor meraja rela di indonesia ini. +6285275437438 Wkl ketua DPRD Aceh Utara dari PA Misbahul Munir resmi mendaftar jadi Calon Bupati Aceh Utara, ini suatu BUKTI bahwa sesama anggota PA tdk Kompak ! Makanya petinggi PA banyak BELAJAR dan INTROPEKSI diri ! +6281260856563 As wr wb. bpk mendagri. Yth. Mohon urusan. KTP. Electrik. Jangan menyusahkan masyarakat. Kecil. . Mau poto aja kami harus libur kerja.& antri lagi. Tlg di pikirkan cara yg efisen buat kami. Trims. Semoga makin di cintain. Wong cilik. WASPADA. +6281376991115 Hallo waspada !! kenapa sodoku pd wspd 13 Nop 2011 gak di terbit kan, pelanggan kecewa +6285761070186 Adapun org2 yg kafir, sebagian mereka menjadi pelindung bagi sebagian yg lain. Jika kamu ( hai para muslimin ) tdk melaksanakan apa yg telah diperintahkn Allah itu, niscaya akan terjadi kekacauan di muka bumi dan kerusakan yg besar. ( QS AL ANFAL : 73) Lihatlah Begitu Gamblangnya Peringatan Allah ini ! Masihkah kt diam? Membiarkan obama dtg pd KTT ASEAN mndtang? Terlena? Tertipu ke 2 x , stlh kdtgnya pertama pd 9-11-2010 ? Abai ? Mari bersatu! Akademisi, intelektual, media, Militer, Ulama, kaum muslimin seluruhnya ! Cuma 1 kata KHILAFAH ! Allahuakbar ! +6287749227079 Kpd yth: PT Torganda Medan. Up Bpk Pimpinan. Kami dari peserta pola pir kebun kelapa sawit koperasi bukit harapan, melalui yayasan himpunan petani muslim (yhkpm) tapanuli selatan, merasa di rugikan karena ada SLIP GAJI yg di gandakan oleh pegawai bapak. Sehinga gaji yg di terima kepada peserta pola pir tdk sesuai dgn daftar gaji yg asli. Kami mohon kepada bapak untuk menindak lanjuti permasalahan ini. Hormat kami peserta pola pir. +6283198543694 Semoga menjadi pelipur duka, atas bangsa yang merdeka tapi terjajah, buat sea games menjadikan kami bangga, agar pergi lara lara, agar sejenak lupa tentang masalah.

B5

BankSumut,50TahunMembangunSumut Oleh Gus Irawan Pasaribu Bank Sumut pada awalnya hanya sebuah bank kecil yang dipandang sebelah mata

T

idak terasa, kita telah sampai di gerbangwaktu50tahunusiaBank Sumut. Dan demi masa, sesungguhnya hari ini adalah hari keberuntungan bagi kita, khususnya segenap karyawan/karyawatiPT.BankSumut,karena masih diberi kesempatan olehTuhan-sang pemilik alam semesta untuk merasakan atmosfir usia emas bank pembangunan daerah ini—sebuah peristiwa teramat penting di mana kita bisa menjadi bagian dari pelaku sekaligus saksi sejarah atas momentum setengah abad usia Bank Sumut. Karena itu, sepatutnyalah kita memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Kuasa, karena telah melimpahkan rahmat, kesehatan dan umur yang panjang sehingga kita semua dapat memperingati hari jadi ke-50 PT. Bank Sumut. Separuh abad bukanlah waktu singkat. Bagi sebuah perusahaan, separuh abad adalah fakta penting tentang sebuah eksistensi. Kemampuan perusahaan perbankan daerah ini untuk bisa tetap berlayar dalam samudera waktu yang sarat dengan gelombang yang kuat dan badai yang dahsyat adalah makna dari eksistensi itu. Kalau saat ini kita dapat menikmati rahmat dari keberhasilan Bank Sumut melewati masa-masa sulit dan kemudian berkembang pesat bahkan mampu mensejajarkan diri dengan bank-bank kompetitor lainnya, itu tidak lain karena ridho Allah atas kerja keras dan kerja cerdas yang telah didedikasikan oleh segenap karyawan/karyawati Bank Sumut. Dalam masa 11 tahun terakhir, unsur manajemen Bank Sumut telah mampu membangun jembatan emas bagi generasi penerus Bank Sumut dengan membangun tiga fondasi yang kokoh, yang saya sebut sebagai fondasi tiga masa atau tiga periode pasca krisis moneter. Ketiga periode itu adalah pertama, periode perjuangan survive, yakni 2000-2004 dimana para pegawai Bank Sumut sempat menghadapi situasi berat dengan berjuang menekan rasio kredit macet atau NPL yang pada masa krisis moneter mencapai 83% dengan kerugian mencapai 600 miliar rupiah. Alhamdulillah, berkat program rekapitalisasi didukung kerja keras segenap karyawan, akhirnya pada 2002, BPDSU yang telah berubah status badan hukum menjadi PT. Bank Sumut akhirnya mampu menjadi bank yang sehat. Pada masa ini pula, Bank Sumut telah dinyatakan sebagai bank yang sehat oleh Bank Indonesia dan untuk pertama kalinya majalah Info Bank memberian predikat “sangat bagus” kepada Bank Sumut. Bahkan berkat dedikasi para pegawai, pada tahun 2004, seluruh kerugian kumulatif yang terjadi sejak tahun 1998 berhasil diselesaikan. SelanjutnyaBankSumutbangkitmemasuki periode pertumbuhan (growth) yakni

tahun2004-2008.Padamasaini,selakudirektur utama saya merasa beruntung dan bangga memiliki jajaran staf pegawai yang solid dan gigih karena mampu mempertahankan Bank Sumut sebagai bank yang sehat sehinggabankkebanggaanmasyarakatSumut ini bisa fokus merealisasikan pertumbuhan jangka panjang, seperti pengembangan produk perbankan dan memperluas unit jaringan yang didukung pembangunan infrastruktur, terutama pengembangan aspek IT yang menjadi tuntutan perbankan modern. Berikutnya pada rentang waktu 20082012, Bank Sumut memasuki periode berkesinambungan (sustainability) di mana jajaran direksi dan para pegawai berpacu mengejar target perluasan unit jaringan ke seluruh wilayah kecamatan di Sumut. Sehingga Bank Sumut dapat terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat di berbagai pelosok daerah. Pada periode ini, segenap pegawai merajut impian menjadikan Bank Sumut sebagai bank devisa yang diharapkan teralisasitahunini—sertatelahbekerjacerdas ikut menyusun road map BPD Regional Championagarkelakpada2014BankSumut bisa menjadi leader perbankan di Sumut, dengan konsekuensi Bank Sumut harus memperkuat permodalan yang tidak lagi mengandalkan penyertaan saham pemerintah daerah, melainkan juga dari akses permodalan lainnya seperti penerbitan obligasi yang sukses dilaksanakan pada Mei 2011. Pekerjaan rumah lainnya yang telah menuntut perencanaan dan pengelolaan serius adalah rencana penambahan modal melalui penawaran saham perdana di bursa atau IPO, yang diharapkan bisa teralisasi pada tahun 2012. Di periode ini segenap karyawan mampu secara konsisten mempertahankan kinerja Bank Sumut sebagai bank yang berulang kali meraih predikat sangat bagus dari Majalah Info Bank sehingga Bank Sumut berhasil meraih Golden Trophy. Bahkan yang membuat kami dari unsur pimpinan merasa bangga adalah kebersungguhan dan kesolidan para pegawai dalam menjadikan Bank Sumut sebagai BUMD yang tangguh dan memberi keuntungan secara berkesinambungan bagi pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota di Sumatera Utara selaku pemegang saham, sehinggga Pemerintah Indonesia menobatkan Bank Sumut sebagai BUMD dan CEO BUMD terbaik di Indonesia. Saat ini kita bisa menegakkan kepala. Bank Sumut yang pada awalnya hanya sebuah bank kecil yang dipandang sebelah mata, kini telah berkembang luas memiliki 177 unit kantor yang seluruhnya terkoneksi secara online dan realtime. Langkah ekspansif ini tentunya didukung kenerja finansial

yang tumbuh dan berkembang signifikan. Berbagai indikator keuangan menunjukkan peningkatan tersebut. Sekadar menyebut contoh, total aset tahun buku 2010 mengalami pertumbuhan cukup baik yaitu Rp12,76 triliun atau tumbuh 18,63% dibanding tahun 2009. Dan sampai posisi September 2011, aset Bank Sumut mencapai Rp20,48 triliun. Selain aset yang meningkat, Bank Sumut juga membukukan laba bersih pada 2010 sebesar Rp404,29 miliar atau naik 22,15% dibandingkan tahun 2009. Hal ini sejalan semangat programTO BE THE BEST yang kita canangkan sejak 2010 untuk memposisikan Bank Sumut sebagai The Best of Service, The Best of Product dan The Best of Financial Performance dalam rangka mencapai Bank Sumut Regional Champion tahun 2013 atau selambat-lambatnya 2014. Berbagai prestasi dan penghargaan yang diraih sepanjang 2011 ditambah kesuksesan Bank Sumut sebagai penyelenggaradanJuaraUmumPorseniIXBPDSeluruh Indonesia baru lalu merupakan kado indah HUT ke-50 Bank Sumut. Menembus visi,memberi sumbangsih Tekad Bank Sumut menjadi regional champion perbankan di Sumut tidak bisa dilepaskan dari visi dan misi Bank Sumut menjadi bank andalan bagi mendorong pertumbuhan perekonomian dan pembangunandaerahdisegalabidang.Sertasebagaisalah satusumberpendapatandaerahdalamrangka meningkatkan taraf hidup rakyat, dengan misi mengelola dana pemerintah dan masyarakat secara profesional yang didasarkan pada prinsip-prinsip complience. Untuk bisa mengoptimalkan perannya sesuai visi, tentunya menjadi regional champhion adalah sebuah keniscayaan. Saat ini, kita bersyukur Bank Sumut mampu menjadi BUMD yang berhasil meningkatkan profitabilitas dan memberikan kontribusi positif bagi pendapatan asli daerah (PAD) provinsi dan kabupaten/kota. Namun untuk memberikan kontribusi lebih besar dalam mendukung pembangunan Sumut, menjadi regional champion perbankan di negeri sendiri adalah sebuah tekad yang harus diwujudkan. Dengan road map regional champion pula, Bank Sumut akan lebih dapat memaksimalkan perannya memacu perekonomian daerah melalui penyaluran pembiayaan pembangunan infrastruktur sertameningkatkantarafhiduprakyat melalui penyaluran kredit produktif kepada usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). Peran yang dilakoni Bank Sumut bisa dijalankan dengan baik selama satu dasawarsa terakhir ini berkat dukungan para stakeholders. Karena itu, izinkan kami dari jajaran direksi menyampaikan terima kasih sebesar-besarnya kepada para pemangku kepentingan, antara lain para kepala daerah, anggota DPRD provinsi dan kabupaten/kota, instansi pemerintah dan kalangan dunia usaha, mitra kerja, para pemegang saham, jajaran komisaris, dan tentunya seluruh nasabah yang kami cintai, yang selama ini telah memberikan dukungan baik secara langsung dan tidak langsung memberikan andil dalam menumbuhkembangkan Bank Sumut hingga bisa ber-

jaya di usia emasnya saat ini. Izinkan pula saya mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya kepada segenap karyawan/karyawarti PT. Bank Sumut. Tanpa andil mereka, kami dari jajaran direksi tak memiliki daya untuk mengantarkan Bank Sumut sebagai BPD yang bergengsi dan disegani dalam persaingan bisnis perbankan. Sepatutnya pula kami menyampaikan terima kasih kepada para pendiri Bank Sumut/BPDSU dan generasi pendahulu kita yang telah berjasa menumbuhkembangkan Bank Sumut. Juga kepada para pelaku sejarah yang ikut andil membesarkan Bank Sumut namun hari ini tak bisa lagi bersama-sama dengan kita merayakan usia emas 50 tahun Bank Sumut. Selayaknya pula kita berterima kasih serta memberikan penghargaan setinggitingginya kepada mantan direksi dan para pegawai Bank Sumut yang telah menjalani masa purnabakti, atas dedikasinya mempertahankan keberadaan bank ini dan membawa Bank Sumut melangkah menuju BPD Regional Champion. Kepada para pegawai yang menerima satya lencana masa kerja 15 tahun, 20 tahun dan 25 tahun, saya mengucapkan selamat kepada saudara dan diharapkan prestasi yang telah saudara dapatkan selama ini dapat ditingkatkan lebih baik lagi untuk pencapaian target perusahaan. Khusus kepada generasi penerus Bank Sumut, saya mengingatkan tantangan ke depan semakin berat dan di pundak saudara masa depan Bank Sumut dipercayakan. Sebagai generasi pelanjut estafet, saudara harus belajar dari perjalanan sejarah Bank Sumut. Kesadaran sejarah membuat generasi penerus bisa melihat ke belakang untuk memetik pembelajaran dari kekurangan, kesalahan dan kelemahan masa lalu agar kemudian bisa melakukan koreksi dan perbaikan. Kesadaran sejarah pula yang membuat saudara akan mampu memiliki visi atau membangun impian ke depan dengan melakukan berbagai perubahan dan terobosan yang dapat menjawab tantangan dan perubahan zaman. Dengan semangat melakukan perubahan dan perencanaan bisnis yang cerdas dalam rangka membangun impian menjadikan Bank Sumut sebagai BPD Regional Champion di Sumut, tahun ini kita mengangkat tema: “50 Tahun Membangun Sumatera Utara”, dengan sub tema: “Golden Age, Menjadi Bank Devisa Menuju IPO untuk Regional Champion.” Saya mengarapkan segenap pegawai bersungguh mempersiapkan diri dalam peningkatkan aspek skill, kemampuan manajemen, kualitas pelayanan dan produktivitas. Tanpa keempat aspek itu, sulit bagi kita beradaptasi dengan tuntutan perubahan dan dalam menghadapi ketatnya persaingan di bisnis perbankan. Demikian harapan yang dapat saya sampaikan. Semoga Tuhan meridhoi niat dan cita-cita kita ke depan. Selamat ulang tahun Bank Sumut ke-50. Penulis adalah Direktur Utama Bank Sumut.

Derita Haji Sandal Jepit Korban BP ‘’Abal-Abal’’ Oleh Sofyan Harahap Masuk jamaah haji non-kuota memang penuh risiko dan ketidakpastian. Hanya calo-calonya saja yang optimis dan berupaya menjaring calon jamaah kaya namun kurang memahami prosedur.

J

amaah haji Indonesia bisa dibagi tiga kelompok. Pertama, haji reguler yang langsung ditangani pemerintah (Kemenag). Kedua, haji ONH Plus yang ditangani Biro Perjalanan Ibadah Haji (BPIH) maupun KBIH (Kelompok Bimbingan Ibadah Haji) di bawah pengawasan Kemenag. Ketiga, haji non-kuota dengan biro perjalanan (BP) yang umumnya ‘’abal-abal’’ tanpa sepengetahuan Kemenag sehingga banyak menelantarkan jamaahnya di tanah suci. Masuk kelompok pertama (haji reguler) selainaman,pastijadwalberangkatdanpasti pulangnya. Jika meninggal dunia di tanah suci ahli waris memperoleh asuransi sebesar biaya haji yang dibayar. Hanya saja fasilitas di Makkah, Arafah, Mina kurang memadai. Keluhan jauh dan‘’susun gembung’’ belum teratasi sepenuhnya. Oleh karena itu, biayanya tergolong murah, sekira Rp35 jutaan. Kelompok haji biasa ini paling banyak jumlahnya. Tahun 2011 ini mencapai 201 ribu orang setelah pemerintah Arab Saudi mengabulkan penambahan kuota 10 ribu jamaah, sehingga total jumlahnya menjadi 221.000 jamaah.Sebelumnyahanya211.000. Dengan rincian, 194 ribu jamaah haji reguler dan 17 ribu jamaah haji khusus (plus). Dengan adanya penambahan kuota itu maka jumlah jamaah reguler ditambah petugas menjadi 223.395 orang dan jamaah ONH Plus menjadi 20 ribu orang.Tambahan 10 ribu itu terdiri dari 7 ribu yang reguler dan 3 ribu haji plus. Masuk kelompok kedua (haji plus) biayanya mahal, sekira Rp60-Rp100 jutaan sesuai fasilitas yang diinginkan para jamaahnya. Semakin tinggi dan mewah fasilitasnya biayanya semakin mahal. Peminatnya adalah orang-orang berduit yang sudah berminat naik haji namun tidak sabar menunggu lama. Sekadar info, banyak calon jamaah haji yang enggan ikut kloter jamaah reguler karena (waiting list) daftar tunggu atau antre berhajinya semakin lama, berkisar antara 5 hingga 11 tahun. Jika ikut kelompok ONH (Ongkos Naik Haji) Plus bisa langsung berangkat tahun itu juga. Namun setahun belakangan ini daftar tunggu kelompok kedua ini pun semakin banyak. Bahkan disebutkan oleh seorang pejabat di Kemenag sudah mencapai 20 ribu orang lebih sehingga logikanya harus menunggu setahun. Hanya BP yang‘’istimewa’’ (bonafid dan professional) yang dapat memberangkatkan jamaahnya tepat waktu. Biasanya biro yang sudah dikenal dan dipercaya, kredibilitasnya tinggi, memperoleh jatah lebih banyak dari birobiro perjalanan haji dan umroh lainnya. Sedangkan kelompok ketiga (haji non-

kuota) biayanya bisa‘’gila-gilaan’’ tergantung peminatnya. Pada umumnya peminat haji non-kuota ini kurang rasional dan mereka ngotot berangkat segera, tahun itu juga, sehinggabiayanyabisamelebihihajiplus,tentu dengan janji-janji manis para calo dan oknum BP ‘’abal-abal’’ yang tidak mungkin dapat direalisasi di tanah suci karena waktunya singkat, hanya sebulan sebelum bandara haji di Jeddah ditutup. Akibatnya, jaringan yang ‘’bermain’’ dalam kelompok haji non-kuota ini kelabakan mendapatkan jadwal penerbangan (tiket pesawat). Kalaupun tiket didapat mereka kesulitan mendapatkanhotelditanahsucikarenasudahlebih dulu di-booking jamaah lain dari seluruh dunia. Belum lagi fasilitas kesehatan, transporasi lokal, makan dll (selama di Makkah, wukuf di Arafah, bermalam di Mina dan Musdhalifah termasuk melakukan ziarah ke tempat-tempat bersejarah, seperti Gua Hira, Bukit Uhud, Jabal Magnet). Masuk jamaah haji non-kuota memang penuhrisikodanketidakpastian.Hanyacalocalonya saja yang optimis dan berupaya menjaringcalonjamaahkayanamunkurang memahami prosedur. Oknum dan BP‘’abalabal’’ berjuang keras mendapatkan visa masuk dengan berbagai cara, termasuk memanfaatkancelayangdibukapemerintah Arab Saudi sebagai tamu undangan khusus. Konon dari informasi yang didapat untukmendapatkanvisahajiiniharusmembayarjutaanrupiah.Karenajumlahnyaterbatas sehingga siapa yang berani membeli visa dengan harga tinggi merekalah yang berpeluang mendapatkan visa khusus itu untuk masukdanmenunaikanibadahhajiketanah suci Makkah dan Madinah. Hemat kita, biro perjalanan yang sehat tidak berani berspekulasi sehingga hanya BP kategori ‘’abal-abal’’ saja yang memanfaatkanpeluangitudalambisnisnya.Jamaah haji kelompok ketiga (non-kuota) ini bahkan tidak berhubungan dengan pemerintah (Depag) sehingga keberadaan mereka jika jadi berangkat malah selalu mengganggu jamaah kelompok pertama dan kedua. Banyak yang akhirnya terlantar di tanah suci karena BP yang memberangkatkan mereka tidak bertanggung jawab. Kasihan betul nasib mereka yang disebut dengan istilah ‘’jamaah haji sandal jepit’’. Pada umumnya penginapan mereka jauh. Padahal janjinya bintang empat faktanya hotel kelas melati. Bahkan ada yang tidak memperoleh hotel sama sekali sehingga harus menginap di masjid-masjid, makan cari sendiri, tanpa pembimbing, seperti halnya sebagian jamaah haji dari India dan sejumlah negara Afrika. Semuanya diurus sendiri, sehingga banyak

yang akhirnya sakit dan meninggal. Mau tak mau menjadi urusan petugas Daker. Saat ditanya petugas, mereka tahunya ikut ONH Plus. Kenyataannya korban penipuan calo dan oknum BP ‘’abal-abal’’. Tentu tidak semuanya sial. Ada juga BP yang bagus, namun tetap saja banyak yang nasibnya memprihatinkan. Kita berharap pemerintah tanggap dan menertibkan calo dan oknum BP‘’abal-abal’’ karena berdampak negatif.Tidak hanya merugikan korbannya tapi juga merusak citra jamaah haji Indonesia. Diperkirakan jumlah haji non-kuota mencapai ribuan orang. Mereka berangkat haji dengan menggunakan jasa biro perjalanan atau individu yang tidak bertanggung jawab. Menurut Menag banyak di antara merekakorbanpenipuankarenasudahmembayar Rp60 juta, Rp75 juta, Rp80 juta namun tidak berangkat. Jauh lebih mahal dibanding biaya jamaahregular,namunbanyakyangterlantar dan sakit, bahkan meninggal dunia di tanah suci, menimbulkan masalah karena tidak adanya pihak yang bertanggung jawab selama mereka di Arab Saudi dan tanpa jaminan keamanan dan perlindungan alias dilepas begitu saja. Melihat proses pemberangkatan dan pemulangan serta sistem pelayanan haji regular tahuninicukupmengecewakanbanyak pihak, termasuk ketua DPR RI. Pelayanannya bukannya semakin baik dari tahun sebelumnya, terutama soal makan yang katanya pransmanan, nyatanya jamaah dibikin antre panjang dalam satu kloter dengan‘’baskom’’ di tangan masing-masing. Nasi dan lauk dijatah petugas.‘’Persis makan ala penjara,’’ kata Marzuki Alie kecewa berat. Tidak hanya soal makan ala pransmanannyaMenteriAgamaSuryadharmaAli saja yang‘’digugat’’Marzukidansejumlahanggota dewanlainnya,tapijugamenumakananyang monoton, kandungan gizinya rendah, terlebih kebersihannya. Sehingga banyak jamaah yang akhirnya sakit perut karena terjangkit diaredanmasukrumahsakit.Halitumerupakan bukti lemahnya kinerja dan kontrol petugas haji kita di tanah suci. Untung jamaah korban diare cepat mendapat pertolongan, segera diatasi dengan obat, sebagian terpaksa opname di rumah sakit. Tapi, diare massal yang dialami jamaah haji Indonesia menjadi catatan buruk dalam evaluasi kita seputar pelayanan jamaah haji tahun 2011. Sisi positifnya tentu ada. Misalnya lokasi maktab semakin dekat.Yang dulu dianggap mustahil tahun ini sudah dapat dimaksimalkan dalam ring-1 dan paling jauh ring-2 plus angkutan bus, sekalipun keluhan jamaah masih banyak bermunculan karena jumlah bus sedikit dan berdesak-desakan. Bagi jamaah usia muda tentu tak masalah berjalan sampai 2-3 km tapi bagaimana dengan jamaah usia lanjut?Terpaksa lebih banyak shalat di maktab atau pemondokan. Ke depan diharapkan Kemenag harus bisabekerjalebihbaiklagiuntukmeminimalkan keluhan jamaah haji regular, plus dan non-kuota.Khusus haji non-kuota dibenahi serius dengan menindak semua pihak yang

terlibat agar konotasi ‘’jamaah sandal jepit’’ dapat dihilangkan. Kalaupun mau meneruskan model pransmanan ala Menag jumlahnya ditambahsehinggatidak terjadiantrean.Juga menu dan gizinya diperhatikan mengingat semua jamaah haji melakukan aktivitas fisik dalammenunaikanshalatkeMasjidilHaram, tawaf mengelilingi Kabah, sai (shafa – marwah), bermalam di Mina dan Musdhalifah, melontar jumrah dll. Dalam Al-Quran dan hadit Nabi SAW disebutkan wajib menunaikan rukun Islam kelima ke tanah suci (Makkah), tapi juga dijelaskan bagi yang mampu. Artinya, jangan memaksakan diri untuk berhaji, termasuk menggunakan jalan pintas lewat calo dan BP ‘’abal-abal’’ yang akhirnya membuat pelaksanaan prosesi hajinya tidak sempurna dan didera dukacita. Ingat, “Menunaikan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang mampu mengadakan perjalanan menuju Baitullah.’’*** Penulis adalah wartawan Waspada

Pengumuman Redaksi menerima kiriman karya tulis berupa artikel/opini, surat pembaca. Kirim ke alamat redaksi dengan tujuan ‘Redaktur Opini Waspada’ dengan disertai CD atau melalui email: opiniwaspada@yahoo. com. Panjang artikel 5.000-10.000 karakter dengan dilengkapi biodata penulis dan kartu pengenal (KTP). Naskah yang dikirim adalah karya orisinil, belum/tidak diterbitkan di Media manapun.Tulisan menjadi milik Waspada dan isi tulisan menjadi tanggungjawab penulis.

SUDUT BATUAH * 2012, setiap desa dapat Rp50 juta - Bisa bikin kenduri desa * Kualanamu beri dampak pembangunan - Walaupun entah kapan landingnya * Daya serap APBD Sumut 2011 meningkat - Berarti sedotannya paten, he...he...he

oel

D Wak


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.