LUWUK POST | RABU, 16 DESEMBER 2009

Page 11

LUWUK POST | RABU, 16 DESEMBER 2009 | HALAMAN 11

Surplus Pangan Capai 110,9 Ribu Ton

Bisnis Belut Mulai Hadir di Banggai BANGGAI-Bisnis jual beli belut alias sogili hidup, kini telah merambai daratan pulau Banggai. Jenis usaha yang satu ini, baru sekitar sebulan belakangan terlihat di Banggai. Kendati begitu, antusias masyarakat terhadap usaha ini cukup tinggi. Itu tidak dapat hanya dilihat dari sudah cukup banyak masyarakat yang menekuni jenis usaha ini di Banggai, baik sebagai penampung (Pembeli) atau penyuplai atau penangkap belut. Hampir di seluruh kecamatan yang ada di pulau Banggai, sekarang sudah dapat terdapat penampung belut. Faktor yang mendorong hingga menjamur-nya usaha jual beli belut di Banggai ini, disinyalir karena faktor ketersediaan jenis ikan yang bentuknya mirip seperti ular tersebut, yang terbilang cukup banyak. Tidak begitu susah memang untuk menemukan belut di Banggai. Hampir disetiap sungai di Banggai, terdapat belut dengan berbagai ukuran, termasuk yang berukuran super besar. Setelah munculnya usaha pembelian belut ini, hampir setiap hari terlihat selalu ada masyarakat yang melakukan aktifitas penangkapan belut ini. Cara menangkap belut di Banggai, tidak jauh berbeda dengan yang ada di daerah lain, yakni dengan menggunakan alat sektrum dari aki dan sumber listrik lainnya. Harga jual belut bisa dikatakan cukup tinggi, karena yang berukuran kecil dibeli dengan harga Rp 40 ribu perkilogramnya, yang berukuran sedang dihargai dengan harga Rp 60 ribu perkilogramnya dan yang berukuran super atau besar dihargai Rp 80 ribu perkilogramnya. (Wan)

90 Ribu Hektare Lahan Pertanian Belum Dimamfatkan LUWUK-Terdapat 90.503 Hektare (Ha) lahan yang belum dimamfaatkan untuk pengembangan pertanian dari 535.659 Ha potensi lahan. “Peluang pengemba ngan pertanian masih dapat dikembangkan karena cukup tersedia,” kata Sekretrais Dinas Pertanian (Distan) Banggai, Ny. Nur Baety saat membawakan makalah pengembangan pangan lokal pada sidang dewan ketahanan pangan Banggai di Luwuk Eksebition Center, Selasa. Luas lahan sawah 30.027 Ha dan lahan kering 505.632 Ha dengan tanaman komoditi Padi, Padi Ladang, Jagung, Kedele, Kacang Tanah, Kacang Hijau, Ubi Kayu dan ubi Jalar. Tiga tahun terakhir Banggai berhasil mencetak sawah 1.317 Ha. “Jika pemanfaatan lahan pertanian ditingkatkan, Banggai akan miliki usaha tani dengan kapasitas produksi besar,” katanya. Ia berharap maksimalisasi penggu naan lahan pertanian dapat meningkatkan ketahanan pangan, pengembangan agrobisnis dan peningkatan kesejahteraan petani. Untuk mendukung pemamfaatn lahan pertanian, Distan telah membuat Gerakan Mandiri Monsu’ani Tano dengan prioritas pemamfaatan lahan, serapan tenaga kerja, partisipasi petani pedesaan dengan te tap mempertahankan kualitas lingkungan. (aha)

Ma’mun Minta Penataan Pertanian dari Hulu ke Hilir

[FOTO: DOK/LUWUK POST]

SURPLUS PANGAN: Produksi pertanian di daerah ini mengalami surflus 110,9 ribu ton.

Pohon Natal Mulai Diburu BANGGAI-Datangnya hari raya bagi umat kristen (natal red), yang tinggal sepekan lebih ini, ternyata tidak hanya menyibukan umat kris ten untuk berburu berbagai macam ba han makanan yang akan diguna kan saat perayaan natalan nanti. Mereka juga disibukkan dengan berburu pohon natal. Pohon natal atau yang dikenal juga dengan sebutan pohon terang, memang merupakan satu lengkapan yang wajib diadakan untuk sebuah perayaan natalan. Sayangnya, para pemburu pohon terang di Bangkep, khususnya di Banggai, tidak termanjakan dengan

ketersediannya pohon natal yang dijual di di toko-toko. Kalaupun ada toko yang menjual, jumlah-nya juga tidak banyak dan membuat para calon pembeli tidak kebagian. “Di Banggai susah mencari pohon terang. Kalau ada yang jual jumlah nya juga sedikit sehingga masyar akat lainnya tidak kebagian karena telah di beli orang,” ujar Eki, seorang war ga Banggai, kepada Luwuk Post, Selasa kemarin. Dengan ketidak tersediannya penjualan pohon natal dengan jum lah yang cukup di Banggai, lanjut Eki, sejumlah warga yang akan mera yakan natal, terpaksa harus meme

san dari luar daerah seperti dari, Lu wuk, Makassar, Manado dan Jakarta. “Warga banyak yang memesan pohon terang ini dari luar Banggai,” ungkapnya. Harga pohon natal yang biasa dijual dipasaran, sangat variatif, tergantung ukuran dan bentuk. Biasanya pohon natal termurah ada yang hanya Rp 150 ribu dan yang mahal bisa mencapai jutaan rupiah. Tingginya angka perminat pohon natal ini, sebe narnya adalah peluang pasar bagi sejumlah masyarakat, tetapi sayang nya peluang pasar yang dapat men cetak keuntunggan tersebut, tidak dimanfaatkan. (Wan)

LUWUK- Tiga varietas lokal masing-masing padi ladang Habo, Sayur Lilin dan Pisang Louwek didaftar sebagai varietas unggulan oleh Dinas Pertanian (Distan) Bang gai pada Depertemen Pertanian di Jakarta. “Kami telah mendaftar tiga varietas lokal tersebut untuk dikem bangkan jadi unggulan nasional,” kata Sekretaris Dinas Pertanian (Distan) Banggai dalam sidang pleno dewan ketahanan pangan

Kabupaten Banggai di Luwuk Eksebi tion Center, Selasa. Ia menga takan pengembangan variatas lokal untuk mempertahan kan dan melestarikan plasma nutfah asal Banggai. Selain itu kata Nur, pen daf taran tiga varietas lokal menjadi varietas unggulan untuk menemu kan tehnologi pengembangan bu dida ya. “Ada peluang mening katk an produksinya untuk penuhi kebu tu han kebutuhan pasar lokal,”

katanya. Hanya saja lanjut Nur didepan peserta sidang pleno yang dipimpin Ketua Dewan Pangan yang juga Bupati Banggai, Ma’mun Amir pendaftaran membutuhkan waktu lama dan melalui penelitian lebih lanjut serta uji labolatorium. Jika lolos penelitian dan uji labolatorium, tiga varietas tersebut akan disertifi kasi dan dilepas seba gai varietas unggul nasional. Pisang Loowek oleh masyarakat Banggai, Balantak dan Saluan (Babasal) tiga etnik yang mendiami kepala burung pulau Sulawesi dikonsum si sebagai makanan antara de ngan cara digoreng. Sayur Lilin dikonsumsi sebagai sayur santan yang rasanya khas karena aroma santan berubah harum Sayur Lilin. Sedangkan Padi ladang jenis Habo dikenal tahan terhadap hama. Padi jenis ini juga dikenal tumbuh subur di ladang kering bebatuan. (aha)

Tiga Varietas Lokal Didaftar Jadi Varietas Unggulan Nasional

Sehubungan dengan berkurangnya debit air di PLTM Hanga-hanga dan PLTM milik PT. Bumi Nata Cita Banggai, dan gangguan mesin Deutz di PLTD Luwuk, maka dengan ini kami beritahukan bahwa akan diadakan pemadaman bergilir dengan pola pemadaman 1:1 (1 hari nyala 1 hari padam). Adapun jadwal pemadaman tanggal 14 s/d 19 Desember 2009, sebagai berikut :

NO.

HARI / TANGGAL

1.

Rabu, 16 / 12 / 2009 Jam 17.00 - 23.00

2.

Kamis, 17 / 12 / 2009 Jam 17.00 - 23.00

LOKASI PEMADAMAN Desa Tontouan, Jl. Tg Jepara, Jl. P. Nias, Jl. P. Masalembo, Jl. P. Sulawesi, Jl. P. seram, Jl. P. Kalimantan, Jl. P. Karimun, Jl. Listrik Negara, Jl. Ikan Tuna, Jl. LumbaLumba 2, Jl. Jend. Sudirman, Jl. Moh. Hatta, KM 5, BTN KM 5, komp. STM, KM 8, Ds. Bubung, Ds. Koyoan, Kec. Kintom s/d Kec. Batui, Jl. Samratulangi, Komp. Aspol, Jl. KH Dahlan, Jl. St. Hasanudin, Jl. Sutarjo, Komp. Pertokoan, Jl. C. Aminoto, Jl. Maleo & Jl. Datu Adam. Jl. A Yani, Jl. Yos Sudarso, Jl. Marthadinata, Jl. U. Sumoharjo, Jolek Pante, Jl. Jend. Sudirman, Psr Simpong, Jl. P. Banggai, Jl. MT Haryono, Jl. K. Dewantoro, Jl. Tg Branjangan, Jl. Kartini, Jl. Tanjung Santigi, Jl. Taman Siswa, Jl. S. Parman, Kec. Pagimana, Kec. Luwuk Timur, Kec. Masama, Kec. Lamala, Jl. Rajawali, Jl. Garuda, Jl. Lompobatang, Jl. S. Musi, Jl. S. Lariang, Jl. G. Colo, Jl. G. Merapi, Jl. D. Poso, Jl. Nyiur Atas & Bawah, Jl. P. Antasari, Psr Sentral, Jl. Datu Adam, Jl. Sutarjo, Jl. Wahid Hasyim, Jl. Ir. Soekarno, Jl. Adyaksa, Jl. S. Musi, Jl. S. Lariang, Jl. S. Lambangan, Jl. KH. Dahlan, Jl. T. Sauna, Jl. S. Bunta, Jl. Imam Bonjol, Jalur Dua, Kilongan, BTN Nusagriya, BTN Muspratama, Bumi Beringin, BTN Pepabri, Ds. Awu, Ds. Leoknyo, Ds. Biak & Ds. Bunga.

Jadwal ini sewaktu-waktu dapat berubah apa bila terjadi gangguan pembangkit. Demikian pemberitahuan, mohon maaf atas terganggunya pelayanan kami dan terima kasih.

Luwuk, 14 Desember 2009

LUWUK- Pemerintah Kabupa ten Banggai mencatat surplus atau kelebihan produksi pangan sebesar 110.910 ton dari kebu tuhan pangan sebesar 43.319 ton pertahun. Produksi beras Banggai tahun 2009 141.504 ton dan pangan non beras sebesar 12.725 ton. “Surplus pangan kita cukup besar. Ini akan kita gunakan untuk perdagangan beras untuk tingkatkan perekonomi an daerah,” kata Ketua Dewan Pangan Kabupaten Banggai, Ma’mun Amir saat memimpin sidang pleno dewan ketahanan pangan Banggai di Luwuk Ekcebetion Centre, Selasa. Ia mengatakan surplus pangan adalah produksi 23.030 Hektare (Ha) dari potensi lahan

sawah sebesar 30.027 Ha. Ma’mun berharap ada penataan pertanian dari hulu- ke hilir sehingga ada ketambahan nilai ekonomi.

Dalam kesempatan tersebut Ma’mun meminta ada pening katan konsumsi pangan untuk memenuhi gizi. Sidang pleno ke tahanan pa ngan juga menegaskan pera lihan pertanian ag ropro duksi mengarah pada pertanian agro industri. “Kita berharap ada keuntu ngan lebih dari produksi pa ngan,” kata Ma’mun. Harapan kita kata Ma’mun, dapat mewu judkan penurunan angka kemis kinan di daerah sekurang-ku rangnya 2 persen pertahun de ngan memaksimalkan potensi pertanian. Rumah Tangga Miskin (RT M) ta hun 2008 mencapai 13.528 dari 78.240 RTM. 66,21 persen dari angkatan kerja berprofesi sebagai petani atau usaha perta nian. (aha)

Bangkep Masih Suplai Beras dari Luar Akibat Lokasi Persawahan Terbatas BANGGAI-Kabupaten Bangkep, memang kaya akan hasil kelautan dan perikanan yang melimpah, tetapi daerah ini sangat keterbasan dalam hasil produksi pertanian dan berswahan. Buktinya hampir sembilan puluh lima persen beras yang beredar di pasar Bangkep, bukan berasal dari hasil produksi pertanian di daerahnya, melainkan dari suplay dari sejumlah daerah lainnya di Kabupaten Banggai (Luwuk), seperti Toili, Batui dan Tangeban, bahkan ada juga yang berasal dari Makassar. Hampir setiap hari-nya selaku akan saja, muatan beras dari kapal-kapal trayek Luwuk Banggai, yang membongkar muatan beras di Pelabuhan Banggai. Diperkirakan belasan ton beras, setiap harinya di suplay dari Luwuk ke Banggai. Ketergantungan Bangkep, terhadap beras dari luar daerah, dikuatirkan kelak akan berdampak negatif, seperti kekurangan stok

beras jika jalur penyeberangan dari Luwuk ke Bangkep, mengalami kemacetan. Dimana itu jelas akan mengganggu kelancaran suplay beras ke Bangkep. Sejumlah kalangan di daerah tersebut, berharap agar Pemda Bangkep, dapat menyikapi hal ini sejak dini, dengan mulai menjalankan program sawahnisasi di Bangkep. “Pemda sudah harus memikirkan dan menjalankan program sawahnisasi untuk mengatasi jika nanti, suplay beras dari luar daerah mengalami kendala,” pungkas Maman seorang tokoh pemuda di Banggai. Langka awal kata dia sudah harus dilakukan dengan melakukan pemetaan wilayah yang layak digarap menjadi daerah penghasil beras di Bangkep. Dari data yang ada di media ini, menyebutkan di Bangkep, sudah ada dua daerah yang mulai dikembangkan program sawahnisasi. Kedua daerah tersebut, masing-masing di Desa Tatakalai, Kecamatan Tinangkung Utara dan Desa Tolisitubono Kecamatan Banggai Utara. (Wan)


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.