1. Sebagai seorang guru. Saya mengajar mata pelajaran Matematika ketika ditempatkan pertama kali di SMA Negeri 12 Banjarmasin (tahun 1996), selain mengajar matematika juga mengajar mata pelajaran Kimia karena pada waktu itu guru Kimia belum ada di sekolah ini, hal ini berjalan selama 2 tahun. Prestasi yang sangat mengesankan bagi saya sebagai seorang guru adalah ketika menjadi Ketua Penyelenggara Seminar Nasional dan Pemaparan Hasilhasil PTK 40 guru se-Kalimantan. Kegiatan ini milik LPMP Kalsel dan FKIP Unlam, namun untuk menggelar kegiatan seminar mereka meminta peserta yang mendapatkan block grant untuk menggelarnya dan secara aklamasi temanteman meminta saya menjadi ketua penyelenggara. Mengapa kegiatan ini sanggat berkesan, karena inilah pertama kali saya mengelola kegiatan bertaraf nasional, menghadirkan pembicara nasional Prof. Suharsimi Arikunto dan 40 guru se-Kalsel, serta mengundang peserta dari provinsi tetangga. Disinilah saya merasakan betapa banyak bantuan yang saya terima untuk menggelar kegiatan ini, terutama dari Kepsek SMAN 12 Banjarmasin Bapak Suprio Harjono yang mengerahkan seluruh guru SMAN 12 Banjarmasin untuk ambil bagian dalam kegiatan, dan ini didukung penuh oleh Kepala Dinas Pendidikan waktu itu, Drs. H. Noor Ifansyah yang memberikan libur 1 hari kepada guru-guru SMAN 12 Banjarmasin untuk mensukseskan kegiatan itu. Hasilnya, kegiatan cukup sukses dan peserta yang mengikuti seminar ini mencapai 600 orang lebih. Prestasi kedua, yakni pada bulan Februari tahun 2011, ketika Pengawas Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Banjarmasin Drs H. Sarno Effendi kebingungan mencari calon guru untuk mengikuti test Diklat Differentiated Instruction (DI) yang digelar oleh South East Asian Minister of Education Organization (SEAMEO) Regional Center for Quality Improvement of Teacher and Education Personnel (QITEP) in Mathematics, lantaran diklat ini mensyaratkan calon peserta memiliki skor Test of English as a Foreign Language (TOEFL) minimal 420.
5