Pewara Dinamika September 2018

Page 1


DULANG PRESTASI RAIH MIMPI IKLAN LAYANAN INI DIPERSEMBAHKAN OLEH PEWARA DINAMIKA ∫ FOTO: ARIF / HUMAS


PEWA R A D I N A M I K A / S E P T E M B E R 2 0 1 8

T R A N S F O R M AT I F D A N PA R T I S I PAT I F

Pena Redaksi Salam hangat bagi para pembaca sekalian dari kami di ruang redaksi. Selepas mempersembahkan edisi yang padat dengan capaian mahasiswa, kini kami kembali lagi dengan bejibun laporan soal prestasi. Kali ini Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional alias PIMNAS menjadi tajuk.

SEPTEMBER 2017

Pewara Dinamika edisi September 2017 menyajikan liputan tentang pentingnya publikasi di jurnal terindeks. Pilihan tema ini dilandasi atas kebijakan Rektor UNY yang mendorong civitas akademika UNY, terutama kalangan dosen untuk terus mempublikasikan karya-karya mereka di jurnal terindeks, terutama Scopus dan Thomson Reuters.

Jamak terjadi dalam ranah akademik hasil penelitian sekadar berbuah teori baru tanpa menelurkan pengaplikasian yang sesuai bagi masyarakat. Hasil tersebut hanya berupa torehan di atas kertas, minim perwujudan. Yogyakarta di akhir Agustus dan awal September ini berusaha menjawab kegelisahan tersebut dengan menjadi tuan rumah bagi wadah paling akbar para cendekia muda seIndonesia. PIMNAS ke 31 dihelat di Kota Pelajar dengan harapan mampu menampung bah pemikiran serta inovasi paling inovatif tanpa mengerdilkannya dengan hanya jadi sekadar wacana.

PIMNAS diharapkan jadi jawaban atas kegundahan teoriteori minim aplikasi yang ternyata punya ketimpangan dengan kenyataan. Mahasiswa dari perguruan tinggi seIndonesia ditantang untuk mampu menelurkan gagasan baru, mengulik hal yang sudah ada maupun belum untuk lalu mengembangkannya secara inovatif supaya mampu dihilirkan guna pemanfaatan dalam masyarakat dan industri. Langkah ini menjadi penting karena akan sia-sia bila gagasan emas dionggokkan tanpa pernah dicicipi kebermanfaatannya. Dalam hal riset dan pengembangan, diam tak pernah sama dengan emas.

pendapat para pemangku amanat pada berbagai lini di negeri ini mengenai acara adu inovasi dan kreativitas mahasiswa se-Indonesia tersebut.

Edisi September menyoroti bagaimana PIMNAS 31 berlangsung, yang secara kebetulan pula menjadikan UNY sebagai rumah pada gelarannya di tahun 2018 ini. Kami menyajikan kupas tuntas PIMNAS 31 sebagai keseluruhan tema, membidik jalannya presentasi per bidang PKM, selebrasi di dalamnya, hingga

Akhir kata, selamat membaca, selamat menyelami danau wahana intelektual paling akbar di tahun 2018 untuk mahasiswa bersama racikan redaksi Pewara Dinamika. Semoga suguhan kami mampu meniupkan spirit berkreasi dan berinovasi bagi civitas akademika seluruhnya.

Namun, kami tidak berhenti pada megahnya pergelaran PIMNAS 31. Rubrik-rubrik lain tetap hadir menyelingi warta bagi para pembaca budiman. Pada rubrik Resensi dan Bina Rohani diharapkan mampu menjadi angin segar intelektual Anda sekalian; sementara Cerpen, Puisi dan Pojok Gelitik mampu menjadi kawan yang menyuguhkan hiburan artistik untuk turut mendorong sisi apresiatif pembaca.

Tabik. ď Ž

SUSUNAN REDAKSI PENERBIT Universitas Negeri Yogyakarta IJIN TERBIT SK Rektor No. 321 Tahun 1999 ISSN 1693-1467 PENASEHAT Sutrisna Wibawa (Rektor UNY) PENGARAH Margana (Wakil Rektor I)

Edi Purwanta (Wakil Rektor II) Sumaryanto (Wakil Rektor III) Senam (Wakil Rektor IV) Setyo Budi Takarina (Kepala Biro UPK) Sukirdjo (Kepala Biro AKI)

PEMIMPIN REDAKSI Sismono La Ode

PIMPINAN UMUM Anwar Efendi

REDAKTUR PELAKSANA Budi Mulyono

PEMIMPIN PERUSAHAAN Riska

REDAKTUR ARTISTIK Kalam Jauhari

unyofficial

REDAKTUR SENIOR Basikin, Else Liliani, Lina Nur Hidayati, Sigit Sanyata SEKRETARIS REDAKSI Nunggal Seralati

@pewara_uny l @unyofficial

3

Satya Perdana (FIK) Haryo Aji Pambudi (FT) Pramushinta Putri D (PPS) Muhammad Fadli (FE) Dwi Budiyanto (FBS) Binar Winantaka (LPPMP) Agus Irfanto (LPPM) Tusti Handayani (Kampus Wates)

REDAKTUR Rony K. Pratama Ilham Dary Athallah Ratna Ekawati Dedi Herdito Khairani Faizah Febi Puspitasari FOTOGRAFI M Arif Budiman, Prasetyo Maulana, Heri Purwanto REPORTER Anton Suyadi (FIP) Witono Nugroho (FMIPA) Nur Laily Tri Wulansari (FIS) @unyofficial

ALAMAT REDAKSI Jl. Colombo No. 1 Kampus Karangmalang Universitas Negeri Yogyakarta 55281 Telp/Fax 0274 542185 E-mail: pewaradinamika@uny.ac.id Laman: www.uny.ac.id.

unyofficial


Daftarisi

WAWANCARA KHUSUS

PIMNAS sebagai wahana intelektual dituntut terus berinovasi dan dilarang berhenti » 28-29

ARIF / HUMAS

Penelitian bukan hanya sekadar pemaparan hasil di atas kertas, tapi juga pengaplikasian inovasi di dunia nyata.

YOGYAKARTA diberondong civitas akademika dari seantero negeri. Tujuannya satu: Menghadiri gelaran akbar pesta intelektual mahasiswa paling anyar. Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) 31 telah digaungkan gongnya ketika Menristekdikti bertandang ke GOR UNY dan melepas panah secara simbolis. Namun, PIMNAS tak hanya selebrasi serta silaturahmi saling rangkul para punggawa perguruan tinggi Indonesia saja. PIMNAS juga merupakan wadah adu intelejensi serta inovasi para pemikir muda potensial yang berdedikasi

untuk membangun negeri. Buah pikiran itu tak elok bila cuma berhenti sebagai lembaran kertas belaka, tetapi hendaklah diwujudkan secara nyata dalam ruang publik yang lantas bisa diraup manfaatnya oleh masyarakat. Jamak pihak menyuarakan urgensi melahirkan karyakarya ilmiah ini menjadi nyata dan menunggu kebermanfaatannya. UNY salah satunya. Berbagai usaha digelontorkan guna memfasilitasi para peneliti muda membangun bata peradaban yang berguna bagi bangsa dan negara.

4 P E WA R A D I N A M I K A S E P T E M B E R 2 0 1 8

3

PENA REDAKSI

8-36

REKTOR MENYAPA Pimnas dan Kebangkitan Inovasi

5

LAPORAN UTAMA Pimnas 31 Harus Memberi Kearifan Budaya ∫ Sesuai Target, UNY Masuk 5 Besar PIMNAS 31

6

42-45

SURAT PEMBACA

37-41 BERITA Monumental Pembukaan PIMNAS ∫ Kebhinekaan Jadi Penekanan dalam Tema PIMNAS ∫ Berkursi Roda Sabet 2 Medali Emas ∫ Ini Dia Para Pemenang PIMNAS 31 Kategori Poster

SOSOK Nur Hidayanto Sang Pengawal PIMNAS

50

RESENSI Menjawab Pertanyaan dengan Pertanyaan

51 BINA ROHANI Bijak dalam Melintasi Waktu

52-53 CERPEN Anak Tanah Kuburan

46-49

Opini PIMNAS dengan Semangat Energi Asia

54

PUISI ∫ POJOK GELITIK


Rektor Menyapa Prof. Dr. SUTRISNA WIBAWA, M.Pd. Rektor Universitas Negeri Yogyakarta ¬ Guru Besar Bidang Pendidikan Bahasa Jawa dan Filsafat Jawa Fakultas Bahasa dan Seni UNY

PIMNAS dan Kebangkitan Inovasi

J

ika Jakarta dan Palembang sedang kedatangan tamu istimewa, atlet peserta Asian Games XVIII, maka Yogyakarta, dalam sepekan juga kedatangan ribuan tamu dari 136 perguruan tinggi se-Indonesia. Mereka adalah 1528 mahasiswa unggulan dari 136 perguruan tinggi, yang berkompetisi dalam ajang Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) ke-31 Tahun 2018 di Universitas Negeri Yogyakarta. PIMNAS merupakan perhelatan resmi Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementeriaan Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemristekdikti) dalam bidang penalaran untuk memperlombakan karya ilmiah mahasiswa secara nasional. Temu ilmiah mahasiswa ini pertama kali dilaksanakan di Universitas Indonesia pada tahun 1988, dan pada tahun 2018 Universitas Negeri Yogyakarta menjadi tuan rumah. Pertanyaannya sejauh mana PIMNAS erdampak bagi kemajuan riset Indonesia? Lantas bagaimana pula dampak bagi Yogyakarta sebagai tuan rumah? Untuk menjawab pertanyaan tersebut mari lihat kondisi bangsa Indonesia. Kini Indonesia adalah negara dengan jumlah penduduk terbesar keempat di du­ nia, setelah RRT, India, dan Amerika Serikat. Data Departemen Perdagangan AS, melalui Biro Sensusnya tahun 2014 mencatat penduduk Republik Rakyat Tiongkok (RRT) mencapai 1,355 milyar, diikuti India sebesar 1,236 milyar, dan Amerika Serikat sebesar 318.892 juta jiwa. Indonesia jumlah penduduknya mencapai 253.609 juta jiwa, bersaing ketat dengan Brazil yang mencapai 202,65 juta jiwa. Diyakini jumlah ini terus bertambah, bahkan pada tahun 2030 s.d 2035 diperkiran jumlah penduduk Indonesia telah mencapai 360 juta. Fantastis!

Oleh banyak ahli pada tahun inilah bangsa Indonesia diperkirakan akan hidup dengan jumlah penduduk produktif lebih banyak di­banding jumlah penduduk non produktif, di saat yang sama sumber daya alam makin menipis. Di titik inilah kreativitas dan inovasi amat signifikan dalam mengambil pe­ran memajukan bangsa. Dengan begitu posisi penyelenggaraan PIMNAS, sebagai forum inovasi dan kreativitas mahasiswa sangatlah signifikan. Terlebih, forum ini dilaksanakan di Yogyakarta yang dikenal sebagai kota kreatif dan inovatif. Hanya saja sudah menjadi rahasia umum pula bahwa hasil-hasil riset, kreati­ vitas, dan inovasi peneliti (mahasiswa) se­ ring berhenti pada lomba-lomba. Pasca kompetisi, hasil riset tersebut jarang sekali ditindaklanjuti dan sinkronkan dengan kebutuhan masyarakat dan industri. Jadilah hasil riset menumpuk di lembaran-lembaran kertas. Padahal, jika mau serius untuk menyambut bonus demografi dan terutama revolusi industri 4.0 maka tidak ada alasan untuk tidak mengimplementasikan hasil-hasil kreatif itu. Setidaknya ada empat hal yang bisa dilakukan mahasiswa untuk menjadikan hasil inovasi dan kreativitasnya bisa terus bermanfaat. Pertama, terus menanamkan sikap tidak merasa puas; kedua, terus mencari peluang pembiayaan riset; ketiga, meningkatkan kemampuan kecerdasan interpersonal; dan keempat, terus kompetitif. Pertama, dunia riset dan inovasi adalah sesuatu yang terus bergerak. Ia tak berhenti pada satu titik. Dengan begitu, dalam situasi apapun tidak ada alasan berhenti setelah lomba. Sikap tidak merasa puas untuk mendorong peneliti terus kreatif dan inovatif dalam memecahkan setiap persoalan sains yang dihadapi. Kedua, dunia riset tidak jarang mem-

butuhkan logistik yang sukar dipenuhi oleh seorang peneliti. Bahkan, beberapa riset harus dibiayai oleh perusahaan-perusahaan besar. Kemampuan peneliti untuk terus mencari donatur amat penting. Kemampuan bahasa dan hasil kebermanfaatan riset menjadi kunci utama dalam mencari pembiayaan hasil riset. Ketiga, kecerdasan interpersonal tidak sekadar kemampuan dalam memahami orang lain. Anderson membagi dalam tiga tingkatan kecerdasan ini. Satu, social sen­ sitivity yang melahirkan sikap empati dan prososial. Kedua, social insight, yakni kemampuan mencari solusi atas interaksi sosial. Sikap ini melahirkan kesadaran diri, keterampilan dalam memecahkan masalah, paham situasi dan etika sosial. Ketiga, social communication, yakni kemampuan berkomunikasi baik verbal maupun non verbal. Dengan begitu kecerdasan interpersonal memberi kemampuan signifikan untuk mampu membangun jaringan dan meyakinkan bahwasanya hasil risetnya bermanfaat bagi kemajuan bangsa dan industri. Keempat, sikap terus kompetitif memberi ruang kepada peneliti untuk dapat survival dalam situasi apapun. Era disrupsi saat ini secara tiba-tiba mampu mengge­ ser bahkan menyingkirkan eksistensi individu ataupun institusi yang telah mapan. Kemunculan kendaran online, toko online, pembelajaran online, dan pelbagai inovasi lainnya menjadi bukti kehadiran era ini. Akhirnya, saya berharap momen ilmiah ini dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya. Daerah Istimewa Yogyakarta harus djadikan inspirasi untuk bersama-sama menjadikan ikon perjuangan menggunakan gagasan, inovasi, dan kreativitas sehingga PIMNAS dapat juga dimaknai sebagai alan membangkitkan inovasi anak bangsa.  P E WA R A D I N A M I K A S E P T E M B E R 2 0 1 8 5


 S U R AT P E M B A C A

ARIF / HUMAS

MENJADI bagian kecil dari peserta PIMNAS yang terdiri atas puluhan perguruan tinggi di Indonesia membuat saya bangga. Selain sebagai pribadi yang lolos PKM, saya juga merasa dapat membawa nama baik alamamater tercinta. Kompetisinya sangat sengit tapi penuh dengan sportivitas antarpeserta. Nilai inilah yang saya rasakan selama mengikuti PIMNAS. Jadi, PIMNAS bukan semata soal menang-kalah, melainkan juga nilai-nilai kemanusiaan yang penuh berkah.

Oleh ARNETA Peserta PIMNAS

Saya mengucapkan apresiasi sebesar-besarnya bagi UNY selaku tuan rumah PIMNAS di tahun 2018. Tanpa keuletan dan kerja sama yang solid, PIMNAS, menurut saya, tidak akan berhasil. Kami yang dari luar Jawa merasa dimanjakan dengan fasilitas terbaik dan penuh keramahahan selama kami di Jogja. Itu semua membuat kami betah mengikuti perlombaan nasional tingkat universitas di UNY itu. Tidak ada kata lain kecuali terima kasih sebesar-besarnya

teruntuk UNY. Tuan rumah sudah menjalankan tugasnya dengan baik. Selanjutnya tinggallah kami sendiri sebagai peserta yang tidak bisa memberikan apa-apa kecuali rasa hormat buat panitia dan juga peserta-peserta lain. Kalau boleh berpendapat, di sam­ping kelebihan yang sudah di­be­rikan itu, sebaiknya juga mening­katkan kembali koordinasi antar­panitia. Sebab kami sering men­da­pat informasi ganda dari panitia. Artinya, bertanya apa tapi dija­ wab dengan jawaban yang beda. Koordinasi selalu di antara panitia, saya kira, menjadi utama.

6 P E WA R A D I N A M I K A S E P T E M B E R 2 0 1 8

Selain mendapat bias informasi, miskomunikasi yang sering terjadi juga berkaitan dengan konsumsi. Pemberian konsumsi tidak dilakukan sebagaimana yang sudah terjadwalkan. Efeknya rombongan kami belum mendapatkan asupan logistik guna menambah energi yang makin menipis karena konsentrasi PIMNAS. Akhirnya,

kami menyiasati untuk membeli kuliner di sekitaran kampus. Kalau komunikasi dapat terjalin secara baik, hal-hal sepele semacam itu tidak akan terjadi. Kendati demikian, kami tetap mengapresiasi apa yang sudah panitia berikan kepada peserta PIMNAS. Di luar itu apa yang diberikan panitia sudah sangat luar biasa sehingga PIMNAS dapat berjalan dengan baik dan sukses. Kebermanfaatan yang diberikan semoga menjadi amal terbaik bagi semuanya. PIMNAS bukan hanya ajang kompetisi tapi juga bagaimana kita bisa menerapkan nilai-nilai luhur dalam pengertian amaliah. Dengan demikian, PIMNAS di UNY saya katakan luar biasa betul. Setidaknya itu yang saya rasakan. Tanpa mengurangi rasa hormat kami, demikianlah ekspresi syukur dan saran yang kami sampaikan. Terima kasih.

Redaksi menerima tulisan untuk rubrik Bina Rohani (panjang tulisan 500 kata), Cerpen (1000 kata), Opini (900 ka­ta), Puisi/Geguritan/Tembang (minimal dua judul), dan Resensi Media (500 kata). Tulisan harus dilengkapi de­ngan iden­ti­tas yang jelas, nomor yang bisa dihubungi, pasfoto (khusus Opini), serta keterangan dan sampul media (khu­sus Re­sen­si Media). Tulisan dikirim me­la­lui pewaradinamika@uny.ac.id atau langsung ke kan­tor Humas UNY. Bagi yang dimuat, ho­nor dapat diambil di kantor Humas Universitas Negeri Yogyakarta.


T I P S -T I P S

ď Š

ARIF / HUMAS

Oleh ADINURINGTYAS HERFI RAHMAWATI Mahasiswa PPs Bimbingan dan Konseling

P

resentasi PIMNAS periode ke-31 tinggal di depan mata. Segala perasaan bahagia pasti membuncah karena dapat terpilih menjadi salah satu tim terbaik mewakili kampus ke ajang bergengsi keilmiahan nasional. Di balik perasaan bahagia, ada perasaan was-was dan kalut karena presentasi di depan juri dan teman-teman mahasiswa terbaik se-Indonesia. Kamu, finalis PIMNAS 31, perlu memperhartikan kiat jitu ini agar perasaan was-was dan kalutmu sirna saat presentasi.

1

Persiapkan stamina terbaik Panitia mengalokasikan waktu presentasi dalam dua hari berturut-turut pada Kamis, 30 Agustus 2018 pukul 16.0021.00 WIB dan Jumat, 31 Agustus 2018 pukul 08.0021.00 WIB. Lokasi pelaksanaan bertempat di Gedung Program Pascasarjana, beberapa fakultas, dan lembaga-lembaga UNY. Dari pagi hingga malam, bahkan harus berpindah lokasi, stamina menjadi perhatian penting untuk membuatmu tampil prima dalam presentasi. Stamina terbaikmu akan memukau para juri serta

5 Kiat Jitu Hadapi Presentasi Pimnas

membuat tim peserta lain yang hadir berdecak kagum dengan satu kata: “Hebat!�

2

Perhatikan waktu dan lokasi presentasi Kamu harus detail membaca waktu dan lokasi presentasi timmu. Jangan sampai kamu salah waktu, terlambat tanpa alasan, tersesat, bahkan tidak tahu di mana letak nama gedung-gedung yang akan dijadikan ruang presentasi. Jangan sungkan bertanya kepada panitia. Mereka senang membantumu untuk sukses presentasi.

3

Perhatikan fasilitas yang ada di ruang presentasi Perlu kamu tahu, fasilitas ruang presentasi terdiri atas 80-120 kursi, 1 komputer, LCD, dan AC. Setiap ruang diisi 20 tim. Dosen pendamping atau peninjau disediakan 20-40 kursi. Fasilitas komputer tersedia dengan sistem operasi Windows, MSoffice (word, excel, dan power point), windows media player dan flash. Prioritas pertama diberikan

untuk tim utama presentasi, kemudian dosen pendamping, selanjutnya tim peninjau yang berhubungan dengan tim yang ada di ruang presentasi. Timnu perlu bersiap diri jika nantinya tidak dapat didampingi oleh dosen pendamping/tim peninjau. Lakukan persiapan materi presentasi sebaik-baiknya sehingga tidak terjadi kendala teknis saat berlangsungnya presentasi. Buku panduan PKM Tahun 2017 revisi 1.0 wajib dibaca dengan saksama. Terutama mengenai ketentuan dan tata cara presentasi.

4

Hal-hal yang dilarang keras saat presentasi Terlihat santai tanpa perasaan dilematis saat presentasi tidak menjadi soal. Namun, persoalan

lain akan muncul, jika kamu dan tim mengaktifkan handphone, menerima telepon, merokok, dan keluar masuk ruang presentasi, serta berbuat hal-hal yang dapat mengganggu jalannya presentasi. Panitia berhak melarang tim pendukung/dosen pendamping/ peninjau memasuki ruang presentasi apabila ruangan telah dianggap penuh dan terdapat hal-hal yang dirasa dapat mengganggu ketertiban dan kelancaran jalannya presentasi.

5

Optimis lolos PIMNAS? Saatnya optimis jadi juara! Jawaban dari pertanyaan ini setidaknya sudah kamu kantongi: Apa sajakah kelebihan dan kekurangan timmu? Siapa sajakah kompetitormu nanti? Sudah seberapa kuatkah kamu dan timmu belajar dan berlatih? Setelah kamu memahami lima kiat jitu ini, apakah perasaan was-was dan kalut masih tetap menghantuimu? Jangan siasiakan kesempatan ini untuk mencatat sejarah terbaik bagi dirimu dan timmu serta kampusmu di PIMNAS. Tetap semangat menjadi mahasiswa unggul, kreatif, dan inovatif!.

P E WA R A D I N A M I K A S E P T E M B E R 2 0 1 8 7


Laporan Utama

KALAM / PEWARA

8 P E WA R A D I N A M I K A S E P T E M B E R 2 0 1 8

LO SEBAGAI UJUNG TOMBAK PELAYANAN PIMNAS 31


AJANG REALISASI INOVASI

Laporan Utama

G

Gelaran PIMNAS (Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional) ke 31 baru menandai kalender kegiatan UNY sebagai tuan rumah. Kampus Karangmalang mendapatkan kehormatan sekaligus amanat luar biasa untuk menghelat kontes adu ide mahasiswa dari seluruh Indonesia itu. Kedatangannya bagai air bah. Menyesaki Yogyakarta dengan tamu-tamu baru dari luar kota sekaligus kenangan yang mengiringi—tidak cuma soal momen, tapi juga pengalaman akan bagaimana kematangan inovasi seseorang diuji dalam level nasional. PIMNAS merupakan paket lengkap di mana para civitas akademika bangsa tak cuma bertemu untuk menjalin silaturahmi, tetapi juga untuk mengadu kemampuan terbaiknya dalam soal temuan. Digadang-gadang sebagai ladang inovasi yang kelak mampu digunakan untuk membangun negeri, PIMNAS menuntut pesertanya berpikir di luar kotak. Bukan hanya soal menemukan sesuatu, membungkusnya dengan ide paling segar, tetapi juga bagaimana mempresentasikannya di depan khalayak sembari mempertahankan argumen bilamana idenya mampu berterima dengan kehidupan masyarakat saat direalisasikan. Yang beruntung akan mendapatkan pembinaan lebih lanjut sekaligus penghargaan setara medali emas, perak, dan perunggu. Yang masih harus menunggu di kesempatan selanjutnya untuk pulang menggondol titel juga tetap beruntung. Setidaknya PIMNAS juga merupakan kebun pembelajaran paling subur untuk melirik bagaimana cara masing-masing kampus menyemai buah pikir anak didiknya. Penyemaian buah pikir ini yang kiranya menjadi penting, sebab inti dari segala macam kontes tak hanya terletak pada pemenangan juaranya saja, tetapi juga bagaimana pesertanya senantiasa berkembang dan memperbaiki diri. PIMNAS menjadi etalase di mana kita disadarkan bahwa masih banyak anak muda Indonesia yang berpikiran brilian, sekaligus menjadi ajang lecut motivasi perguruan tinggi untuk menggembleng kemampuan mahasiswanya. UNY, misalnya, yang telah lama membidik kenaikan peringkat dalam PIMNAS sebagai visi memoles mahasiswa berbakatnya sedemikian rupa. Beragam pelatihan dengan PKM Center sebagai induk dilakukan demi mencapai tujuan tersebut sembari menekankan bahwa poros penelitan bukan berasal dari proses serta hasil penelitian itu sendiri, tetapi juga dari keberlanjutan penelitiannya. Pemrintah juga sudah mewadai dengan adanya Ditjen Penelitian dan Pengembagan serta Ditjen Penguatan Inovasi. Dalam kedua Direktorat Jenderal tersebut terdapat program kegiatan untuk memfasilitasi pengembangan lebih lanjut dari gagasan dan ide hasil penelitian. Maka, siklus peneluran ide, penggodokan, serta pengaplikasiannya ini memang haram berhenti. Para penggagas muda diwajibkan melanjutkan serta menghilirkan temuannya untuk pemanfaatan dalam masyarakat dan industri. Masih banyak kekayaan Indonesia yang belum dieksplorasi dan karenanya mubazir bila langkah mahasiswa peneliti berhenti tanpa pernah direalisasi. NUNGGAL SERA P E WA R A D I N A M I K A S E P T E M B E R 2 0 1 8 9


Laporan Utama

Gemebyar Pembukaan-Penutupan PIMNAS 31 PIMNAS menempa mahasiswa seluruh Indonesia untuk menenun dan merayakan tradisi ilmiah. Lebih dari seribu mahasiswa berkompetisi secara sehat. Kata Via Vallen: menang berprestasi, kalah jangan frustrasi

Oleh RONY K. PRATAMA Editor BUDI MULYONO

S

orot mata itu begitu tajam karena fokus menembak balon-balon beraneka warna. Kuda-kuda diperkokoh, tangan kiri mengepal gagang panah, tangan kanan menarik busur ke belakang. Mohamad Nasir, Menteri Risetdikti, bersiap melepaskan busur panah ke balon-balon itu. Dimulai hitungan ketiga, anak panah dilesatkan Nasir. Sementara pemanah lain, yaitu mahasiswa UKM Panahan, juga menembak ke titik serupa. Dor. Balon itu meletus. Tembakan panah Nasir ke balon adalah wujud simbolis dibukanya Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) ke-21. Tahun ini UNY mendapat kepercayaan sebagai tuan rumah. Dipilihnya kampus berstandar internasional di kota budaya ini sudah dirembuk setahun sebelumnya manakala PIMNAS digelar di Makassar. UNY didapuk lantaran dinilai siap secara sarana maupun prasarana. UNY merupakan kampus kedua di Yogyakarta setelah UMY (PIMNAS tahun 2012) yang dipercaya pemerintah sebagai lokasi kompetisi saintifik tingkat mahasiswa bergensi. Riuh tepuk tangan dan yelyel masing-masing perwakilan Perguruan Tinggi menggelegar di GOR UNY. Kamis, 30 Agustus 2018 seakan menjadi saksi monumental digelarnya lomba prestisius level nasional itu. Nasir tak sendiri sebagai pihak dari pemerintah pusat yang membuka secara seremonial. Ia ditemani Intan Ahmad, Dirjen Belmawa. Nasir diapit Sutrisna 10 P E WA R A D I N A M I K A S E P T E M B E R 2 0 1 8

KALAM / PEWARA

dan Intan. Ketiga penggawa itu menyambut dengan antusias 1.523 mahasiswa dari 135 perguruan tinggi di Indonesia. Menurut Nasir, PIMNAS tahun

PIMNAS tahun 2018, dikatakan paling banyak sepanjang sejarah. Segi kuantitatif itu dipertegasnya dengan kenaikan kualitas judul PKM tiap kategori.

2018, dikatakan paling banyak sepanjang sejarah. Segi kuantitatif itu dipertegasnya dengan kenaikan kualitas judul PKM tiap kategori. Jumlah dan mutu PKM yang dibuat mahasiswa membuat Nasir optimis masa depan Indonesia karena diperkaya oleh karyakarya cendekiawan mumpuni. “PIMNAS kali ini sangat selektif sebab pesertanya sangatlah banyak,� katanya. Selaku orang nomor wahid di tingkat regulasi pemerintah khusus mengurusi perguruan tinggi, Nasir berharap agar PKM yang hendak dibentangkan tak mandek di tataran tekstual. Ia menggenjot para mahasiswa supaya menindaklanjuti


Laporan Utama karya ilmiahnya ke tahap praksis. Tentu proses itu akan ditopang pemerintah sebagai payung PIMNAS. “Kami memiliki bidang inovasi yang siap menampung tiap karya yang terseleksi untuk diwujudkan secara nyata,” ungkapnya seraya mengepalkan tangan. Inovasi PKM, bagi Nasir, begitu berarti bagi khalayak luas dalam rangka pembangunan nasional. Di bawah Pemerintah Jokowi, lanjut Nasir, pelbagai kreativitas ilmiah di PIMNAS mendapat atensi maksimal untuk dikembangkan lebih lanjut. Jor-joran pembukaan PIMNAS di GOR UNY menjadi bukti keseriusan tuan rumah. Sri Paduka Paku Alam X, Wakil Gubernur DIY, mengapresiasi betul penyelenggaraan itu. Ia menandaskan di podium agar PIMNAS memberi senoktah pemikiran konstruktif bagi negeri. Paku Alam memberi ilustrasi kalau kegiatan berbasiskan inovasi serupa sumbangan pemikiran penting bagi Indonesia di hari depan. “Untuk itu, kegiatan ini saya harapkan agar diteruskan ke tahap singeri kepada institusi atau lembaga lain. Sinergi bisa mendatangkan keuntungan karena produk industri akan bermanfaat di lapangan,” ucapnya. *** Dua hari penuh sportivitas dan intelektualitas, 30-31 Agustus, serasa lekas bagi 440 kelompok PKM. Mereka terdiri atas beragam disiplin tapi tak mengurung diri di kotak eksklusif selama berlaga di arena kompetisi. Banyak kelompok PKM yang menampilkan gagasan kreatif tanpa mengindahkan latar jurusan. Di dalam kelompok mereka bersinergi dan memanifestasikan nilai gotong-royong secara militan. Tujuh bidang PKM dari disiplin ilmu eksakta sampai humaniora didiseminasikan ke dalam 22 kelas. Jamak dari masing-masing kelompok membawa produk kreatifnya guna penunjang presentasi. Selain memaksimalkan presentasi secara oral dan tampilan visual, mereka seolah-olah mempraktikkan langsung seni retorika di hadapan juri. Di sini jelas menunjukkan spirit PIMNAS, bukan semata soal menangkalah, melainkan kerja sama hingga apresiasi kepada liyan. Penantian peserta PIMNAS terbayar lunas. Meski detikdetik pengunguman, jantung mereka berdegap kencang. Sabtu, 1

KALAM / PEWARA

TARI KREASI NUSANTARA PADA PEMBUKAAN PIMNAS 31

September GOR UNY ramai kembali. Sejak magrib tiap perwakilan perguruan tinggi—plus massa pendukung—telah memenuhi tribun

Kami memiliki bidang inovasi yang siap menampung tiap karya yang terseleksi untuk diwujudkan secara nyata."

yang telah ditentukan. Seni tari, musik kontemporer, dan hiburan artistik-kolaboratif lain disajikan sebagai pembuka. Suguhan itu memberi katalis penghilang stres bagi peserta PIMNAS yang sejak masuk GOR UNY terlihat cemas. Panitia mengumumkan perolehan medali masing-masing bidang PKM. Secara singkat, 10 besar juara PIMNAS meliputi (1) Universitas Gadjah Mada, (2) Universitas Brawijaya, (3) Universitas Diponegoro, (4) Universitas P E WA R A D I N A M I K A S E P T E M B E R 2 0 1 8 11


Laporan Utama

ARIF / HUMAS

Indonesia, (5) Universitas Negeri Yogyakarta, (6) Institut Teknologi Sepuluh Nopember, (7) Politeknik Elektronika Negeri Surabaya, (8) Universitas Airlangga, (9) STKIP Muhammadiyah Sampit, dan (10) Universitas Negeri Semarang. Ainun Na’im, Sekjen Kemristekdikti, memberi penghargaan setinggitingginya bagi para juara dan peserta PIMNAS. “Kami menyampaikan selamat kepada para juara. Semuanya adalah juara karena semuanya merupakan pilihan dari mahasiswa dan mahasiswi tiap perguruan tinggi,” tuturnya. Pada kesempatan pidato penutupan, Ainun hendak mendiskusikan di internal mengenai pengembangan PIMNAS. Ia menjelaskan tingkat partisipasi PIMNAS yang terus meroket. 12 P E WA R A D I N A M I K A S E P T E M B E R 2 0 1 8

Agar berjalan efektif, Ainun ingin mengembangkan PIMNAS ke tingjkat regional agar mencakup seluruh perguruan tinggi.

UGM KELUAR SEBAGAI JUARA UMUM PIMNAS 31

“Hal ini dilihat karena melihat formasi perguruan tinggi yang terdiri atas negeri dan swasta serta

Mahasiswa juga harus menjadi manusia Indonesia dengan membumikan nilai toleransi dan tenggang rasa agar terwujud kedamaian antarsesama.

akademik dan vokasional. Namun, ini masih digagas dan dimatangkan lebih dalam,” ujarnya. Sutrisna dalam kesempatan penutupan menegaskan spirit kebhinekaan yang menjadi tema sentral PIMNAS. “Selain mengucapkan apresiasi tinggi kepada peserta, saya selaku Rektor UNY mengingatkan kembali agar momen PIMNAS tetap harus kembali ke nilai persatuan dan kesatuan sebagai wujud kebinekaan kita,” tandas profesor filsafat Jawa itu. Rektor UNY mengingatkan kembali, selain pentingnya tradisi ilmiah di PIMNAS, mahasiswa juga harus menjadi manusia Indonesia dengan membumikan nilai toleransi dan tenggang rasa agar terwujud kedamaian antarsesama. 


Laporan Utama

Menang Wushu di Negeri Tirai Bambu “Kamilia mewakili Indonesia ke Tiongkok. Tampil perdana di luar Diperluas bukan hanya LKTI, negeri langsung peringkat kedua. Prestasisejak gemilang melainkanmenyabet juga kegiatan penunjang tahun 2013, ketika PIMNAS seperti bazar, pameran, pentas ke-16, pemenangnya ditetapkan tingkat internasional kategori bela diri kungfu” Oleh RONY K. PRATAMA Editor BUDI MULYONO

P

seni, seminar, dan stadium general. Ada perubahan istilah. Dari LKTI menjadi LKIM (Lomba Karya Ilmiah Mahasiswa).

erempuan berpakaian olahraga dengan corak warna merah-putih itu menenteng bunga di tangan kirinya. Sedangkan tangan kanannya membawa medali seraya diangkat sedada. Medali itu mengalung di leher tanda meraih juara. Perempuan berkucir itu berna­ ma Kamilia Lituhayu, mahasiswi Ilmu Keolahragaan, FIK, UNY.

1980

1990

Kamilia baru saja diberi predikat juara kedua dalam kompetisi FISU World Wushu Championship 2018 di Macau, Tiongkok. Setelah bersaing dari pelbagai negara pada 2-5 Agustus 2018, ia mendapat medali perak untuk kategori Women’s Tajiquan. Mengungguli Ang Guat Lian, Brunei Darussalam, Kamilia menyabet poin 9,23. Sementara Ang meraih 9,00 poin. Tapi ia kalah tipis dengan Mok Uen Ying Juanita, Hongkong, juara pertama, dengan Berawal perolehan 9,30.dari Lomba Karya Tulis

Ilmiah (LKTI) dan Lomba Karya FISU merupakan akronim dari Inovatif Produktif (LKIP). Pertama Fédération Internationale du Sport kali diselenggarakan UI Universitaire. Jamak orangdijuga

secara perorangan untuk tiap bidang lomba atau kelompok presentasi. Tidak ada juara umum utama menjadi jawara tak terlepas atau kegigihan juara satu.yang total dan militan. dari

Rekam jejak Kamilia udah dimulai sejak 2016. Pada tahun itu ia merebut medali emas untuk kategori duilian pada kompetisi PON XVIII di Jawa Barat. Tahun berikutnya mendapat peringkat kedua untuk kategori taijijian saat Kejurnas Wushu Senior di Jakarta.

1988

2013+

LKIM berubah menjadi Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS). PIMNAS pertama diselenggarakan di IPB.

dikenal sebagai International University Sports Federation. Pertandingan ini sangat prestisius karena bukan sekadar mencari menang-kalah, melainkan ajang diseminasi nilai sportivitas melalui spirit Dari universitas. sifatnya, terdapat dua kegiatan:

Nama Indonesia tentu ikut melejit di gelanggang internasional. Menurut Kamilia, menjadi kebanggaan tersendiri dapat mengharumkan asma Indonesia di negeri tirai bambu. “Saya semakin bangga terhadap tanah air,” ujar perempuan manis yang tempo hari ikut membawa obor abadi Asian Games dari Yogyakarta itu.

DOK. KAMILIA

Garis Besar Acara PIMNAS

Wajar kalau bejibun prestasi Kamilia raih. Ia mulai serius mencintai seni bela diri asal Tiongkok itu sejak masih mengenakan seragam merah putih. Ketika berusia enam tahun, berada di kelas satu SD, Kamilia telah diajarkan wushu oleh orang tuanya. “Sampai saat ini berarti sudah hampir 13 tahun,” ujarnya. Sejak kecil Kamilia terkenal aktif. Kecenderungan inilah yang membuatnya,”Nggak bisa diam. Jadi, kalau ada pertandingan wushu, saya pasti lihat.” Baginya, wushu bukan perkara gerakan unik di panggung, melainkan juga memiliki makna khusus. “Wushu itu tidak melulu soal fisik. Tapi pakai hati,” katanya.

Usaha Kamilia untuk mencapai titik final pertandingan tak berjalan mulus. Ia sangat rajin berlatih 1. Kegiatan yang bersifat utama. sebelum bertanding. Hampir tiap Kompetisi bergengsi di kancah Kamilia mengasah kemampuan internasional itu menjadi negaramenunjang kegiatan utama hari 2. Kegiatan yang sifatnya (kegiatan penunjang). kinestetiknya. Itu kenapa kunci pertama tempat Kamilia bertanding Wushu secara etimologis terdiri di luar negeri. Ia merasa bangga atas dua kata, yakni wu (ilmu perang Kegiatan itu. utama terdiribaru atas: atas perolehan Indonesia ) dan shu (seni). Istilah bahasa pertama kali bertanding di forum Inggrisnya martial art (seni bela 1. Kompetisi hasil PKM melalui presentasi, gelar poster, dan produk dari peserta finalis PKM. dunia. Kamilia adalah perwakilan diri). Seperti kata Kamilia, wushu tak 2. Presentasi LKTMmendapat bidang IPA, IPS, Pendidikan, dan Seni. perdana yang langsung hanya seni gerak badan, tetapi juga predikat tiga besar. “Mendapat berpaut erat dengan seni mengatur 3. Studium general dan seminar ilmiah. juara kedua sangat membanggakan strategi, manajemen logistik, dan 4. Gelar poster kalinya dan produk bagi saya. Ini pertama sayanon PKM yang ditampilkan oleh mahasiswa. menggerakan pasukan. Istilah wushu mewakili Indonesia forum pada kejuaraan lebih populer ketimbang kungfu. Ke­ 5. Sarasehan Wakil/Pembantu Rektor/Ketua/Direktur bidang kemahasiswaan. internasional,” ucapnya. duanya memiliki arti yang persis. 

Kamilia adalah perwakilan perdana yang langsung mendapat predikat tiga besar.

P E WA R A D I N A M I K A S E P T E M B E R 2 0 1 8 13


Laporan Utama

PIMNAS 31 Harus Memberi Kearifan Budaya “PIMNAS diharapkan memupuk nilai kearifan budaya. Ajang ilmiah mesti berangkat dari nilai kultural�

ARIF / HUMAS

Oleh RONY K. PRATAMA Editor BUDI MULYONO

P

ekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) menjadi ajang prestisius bagi cendekiawan muda. Representasi tiap universitas di Indonesia berkumpul di GOR UNY. Kota budaya dan pelajar menjadi saksi monumental demi mengantar para generasi muda untuk berkompetisi secara ilmiah. Menteri Ristekdikti, M. Nasir, dan Dirjen Belmawa, Intan Ahmad, turut hadir. Rektor UNY, Sustrisna Wibawa, tampak menemani kedua penggawa itu di titik sentral pandang. Jamak pejabat nasional bertandang di gelaran PIMNAS 31. Tak terkecuali orang nomor satu di Yogyakarta. Namun, kehadiran gubernur ke GOR digantikan wakilnya, yakni Sri Paduka Paku Alam X. Sebagai 14 P E WA R A D I N A M I K A S E P T E M B E R 2 0 1 8

"tuan rumah" di kota yang kuat nilai kearifan lokal Jawa itu, Paku Alam X, memberi ucapan selamat bagi peserta PIMNAS. Mereka, menurut Paku Alam X, adalah orang terpilih dari masing-masing kampus untuk menunjukkan kecakapan ilmiah secara verbal di muka penguji.

PENGANUGERAHAN MEDALI KEPADA PARA PEMENANG PIMNAS 31

Paku Alam X menyebut Serat Centhini untuk mempertegas motivasi luhurnya kepada para

Istilah wikan yang ia rujuk dialamatkan untuk mahasiswa karena memiliki kemampuan berdialog dengan perspektif keilmuan dan kearifan.

mahasiswa. "Ketika membuka Serat Centhini, kita akan menemukan sebuah istilah pengawian jawi yang berasal dari kata wikan yang berarti tahu. Dia lalu menjadi ilmu pengetahuan," tuturnya. Istilah wikan yang ia rujuk dialamatkan untuk mahasiswa karena memiliki kemampuan berdialog dengan perspektif keilmuan dan kearifan. Posisi ilmu, bagi Paku Alam X, dalam konteks Jawa dikenal sebagai ngelmu. "Kata ini hakikatnya mengandung kearifan budaya yang meliputi dimensi holistik," ucapnya. Dimensi inilah yang kemudian melahirkan konsep modern seperti berpikir kreatif dan inovatif. Menurutnya, PIMNAS 31 diharapkan disasarkan ke arah sana. Kearifan harus mengimbangi ilmu pengetahuan. Yang terakhir ini sedang dikompetisikan di PIMNAS, sedangkan yang kedua mesti direfleksikan terus-menerus.


Laporan Utama

REKTOR UNY IKUT MENARI DALAM PENUTUPAN PIMNAS 31

KALAM / PEWARA

P E WA R A D I N A M I K A S E P T E M B E R 2 0 1 8 15


Laporan Utama

Pelayanan Terbaik Untuk Sukses Penyelenggaraan Menjadi tuan rumah Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas) ke-31, merupakan kebanggaan bagi Universitas Negeri Yogyakarta (UNY). Pertama kalinya dalam sejarah, ajang bergengsi mahasiswa se-Indonesia ini menempati UNY.

Oleh ILHAM DARY ATHALLAH Editor BUDI MULYONO

Rektor UNY Prof Sutrisna Wibawa, sejak awal menjabat pada 2017 silam. Makna dibaliknya, adalah penekanan bahwa manajemen kampus selayaknya dilakukan dengan penekanan atas keterbukaan, kebersamaan, serta kenyamanan kepada setiap orang yang dilayani. Tak terkecuali para peserta PIMNAS

K

esempatan ini tak disiasiakan UNY untuk berbuat yang terbaik. Dalam hal penyediaan fasilitas, dan pelayanan bagi peserta, UNY tak main-main. Semua sudah dipersiapkan dengan matang dan tertata secara apik. Semisal Masjid Al-Mujahidin UNY, Pusat Komputer UNY, Physical Therapy Clinic UNY, Kolam Renang, Stadion Atletik, dan Lapangan Sepak Bola, Koperasi Mahasiswa, dan Plaza UNY, siap memanjakan para peserta Rektor UNY, Sutrisna Wibawa mengatakan, pihaknya akan terus mendampingi peserta dan dosen pendamping selama Pimnas ke31 berlangsung. Salah satu yang bertugas di lapangan untuk memas­ tikan keberlangsungan pendam­ pingan, adalah para Liaison Officer. “Kami berikan fasilitas dan pelayanan terbaik, LO (Liaison Officer) yang bertugas juga layanan lainnya, kami siapkan dengan matang,” katanya. Liaison Officer ini direkrut dari mahasiswa dan dosen yang sepenuhnya berasal dari civitas Universitas Negeri Yogyakarta. Untuk LO yang bertugas menjadi pendamping sendiri, diungkapkan oleh Kristiyanto selaku Kepala Bagian Kemahasiswaan jumlahnya mencapai 500 orang mahasiswa dan 50 orang dosen. Angka tersebut menurutnya terkalkulasi dari lowongan perekrutan LO yang telah disebar pihaknya sejak awal Juli. Namun jumlah 550 itu, belum termasuk mahasiswa yang turut berkontribusi dalam banyak bidang. Dalam bidang 16 P E WA R A D I N A M I K A S E P T E M B E R 2 0 1 8

RAKA / HUMAS

keamanan misalnya, Resimen Mahasiswa UNY turut berperan sebagai petugas. Sedangkan dalam bidang layaknya konsumsi hingga publikasi, mahasiswa juga ditempatkan untuk melayani.

PARA PESERTA PIMNAS 31 MENIKMATI LAVA TOUR MERAPI

"Semua dari kami menempatkan diri untuk melayani. Menjadi pelayan pada tamu-tamu kami. Harapannya agar setiap insan PIMNAS merasa seperti di rumah sendiri dan mewujudkan UNY Suksrs Penyelenggaraan," tukas Kristiyanto. Smart and Smile Pelayanan terbaik untup setiap insan PIMNAS, bagi UNY juga berlangsung selaras dengan slogan Smart and Smile. Slogan ini diinisiasi oleh

Kami berikan fasilitas dan pelayanan terbaik, LO (Liaison Officer) yang bertugas juga layanan lainnya, kami siapkan dengan matang.”

Filosofi ini layaknya selaras dengan bagaimana Sutrisna menakhodai perahu ataupun keluarga rumah bersama UNY. Terlebih, akan dilakukan melalui pembiasan smart (cerdas) dan smile (ramah dan santun) sebagai internalisasi pelayanan UNY. Sutrisna pun juga mengungkapkan akan selalu berada di tengah-tengah warga UNY dalam mengarungi lautan ataupun membangun rumah tangga. Berada di tengah-tengah itu berarti, pemimpin sedang berada di tengah persimpangan aspirasi dan di saat itu pula pemimpin mampu merangkul aspirasi dari atas dan bawah, untuk saling melengkapi menuju UNY yang lebih baik. Sehingga hasilnya, diungkapkan oleh Sutrisna dalam upacara penutupan PIMNAS ke-31 di GOR UNY pada Sabtu (02/09/2018), adalah kolaborasi yang luar biasa antaratim juri pimnas, pejabat pimnas, dan seluruhofficial pimnas dalam bekerjasama dan mendukung penyelenggaraan pimnas tahun ini. "Selamat atas keberhasilan kita semua. Semoga allah memberikan balasan melimpah atas kerja keras kita semua," tuturnya dalam gelaran tersebut diiringi gemuruh tepuk tangan mahasiswa dan tamu undangan yang memadati GOR UNY. Totalitas Melayani Ungkapan bahwa pelayanan UNY berlangsung dengan baik dan


Laporan Utama

ARIF / HUMAS

mengayomi, tak hanya datang dari internal kampus. Benar saja dari testimoni peserta yang berlaga dalam ajang ini, mengaku pelayanan sangat baik, pun demikian fasilitasnya. Salah seorang peserta dari Universitas PGRI Semarang, Ahmad Fahrurozi mengaku sangat berterima kasih kepada UNY. Karena sebagai tuan rumah, UNY telah memberikan segala fasilitas yang bagus dan lengkap. Penuh totalitas dalam melayani “Kami sangat dimudahkan segala fasilitasnya, semua sudah dipenuhi UNY. Terlebih LO, juga melayani kami dengan baik, totalitas, dan ramah,� ungkapnya. Selama kegiatan berlangsung, Sumaryanto sebagai Wakil Rektor III sekaligus penanggung jawab PIMNAS mengungkapkan bahwa peserta menggunakan 22 ruangan untuk 7 bidang PKM, yaitu PKM

JAJARAN BIROKRAT UNY BERSAMA DIRJEN BELMAWA DALAM WELCOME DINNER PMNAS 31

Penelitian Eksakta (PKM- PE) 6 kelas, PKM Penelitian Sosial Humanio- ra (PKM-PSH) 2 kelas, PKM Kewirausahaan (PKM-K) 3 kelas, PKM Pengabdian Pada Masyarakat (PKM-M) 2 kelas, PKM Penera- pan Teknologi (PKM-T) 2 kelas, PKM Karsa Cipta (PKM-KC) 5 kelas, dan PKM Gagasan Tertulis (PKM-GT) 1 kelas. Ke-22 ruangan tersebut, berada di gedung Fakultas MIPA, Fakultas Bahasa dan Seni, Fakultas Ilmu

Kami sangat dimudahkan segala fasilitasnya, semua sudah dipenuhi UNY. Terlebih LO, juga melayani kami dengan baik, totalitas, dan ramah."

Sosial, Pascasarjana, LPPM, LPPMP, dan Gedung Kuliah Umum. Digelar juga kegiatan pendukung lainnya, seperti studium general dan sarasehan pimpinan. Selain presentasi PKM Pimnas ke-31, juga digelar lomba poster yang dapat disaksikan masyarakat umum di Lapangan Tennis Indoor UNY. Panitia juga menyediakan stand bazar yang menyediakan makanan, minuman, dan souvenir Pimnas ke-31. Apresiasi serupa diungkapkan Misbah Fitrianto selaku Kasubdit Penalaran dan Kreativitas Kemristekdikti. UNY ungkapnya mengeluarkan dukungan luar biasa, baik dari sumber daya tenaga maupun keuangan. Semua keunggulan tersebut dilengkapi dengan kesolidan tim yang terdiri atas panitia, LO, tim teknis, hingga banyak lainnya. "Sehingga tak heran, kegiatannya P E WA R A D I N A M I K A S E P T E M B E R 2 0 1 8 17


Laporan Utama

WISNU / HUMAS

sangat meriah, persiapan, technical meeting, pembukaan, poster, sampai presentasi, semua dgn baik," tutur Misbah. Selain kegiatan yang meriah dan berlangsung baik, totalitas dalam melayani juga diungkapkan Prof. Ainun Na'im, Sekertaris Jenderal Kemristekdikti, berhasil dipetik karena dukungan penuh dari sege­ nap civitas. Rektor bersama jajaran pimpinan universitas ungkap­nya, memiliki kemauan penuh untuk menggerakkan segenap civitas. "Atas arahan dan petunjuk dari para pimpinan, sekaligus dorongan kuat dari beliau-beliau, menunjukkan UNY sangat mendukung. Acara juga menjadi begitu komplit dan komprehensif," ungkap Ainun. 18 P E WA R A D I N A M I K A S E P T E M B E R 2 0 1 8

Totalitas pelayanan tersebut diungkapkan oleh Prof. Intan Ahmad, Dirjen Belmawa Kemristekdikti akan menjadi suatu hal yang pasti dikenang oleh para peserta Pimnas dari seluruh Indonesia. Sebuah gelaran yang sukses dan akan sulit

TARI-TARIAN DALAM KEMERIAHAN WELCOME DINNER PIMNAS 31

Semua kampus bisa. Tapi dapat dipastikan, tuan rumah selanjutnya akan punya tugas besar. Sama besarnya seperti apa yang telah dituntaskan UNY dengan luar biasa."

lepas dari benak setiap insan yang terlibat di dalamnya. Namun tak hanya itu. PIMNAS yang digelar dengan begitu sukses, disebut oleh Intan akan memberi tugas besar bagi tuan rumah selanjutnya. Mereka kelak harus setidaknya memiliki sarana prasarana, mampu menyusun acara dan memastikan eksekusinya, kuat untuk melakukan mobilisasi sumber daya manusia dengan jumlah besar layaknya UNY, sekaligus berkomitmen untuk menjadikannya gelaran yang sukses. "Semua kampus bisa. Tapi dapat dipastikan, tuan rumah selanjutnya akan punya tugas besar. Sama besarnya seperti apa yang telah dituntaskan UNY dengan luar biasa," pungkas Intan.


Laporan Utama

Sesuai Target, UNY Masuk 5 Besar PIMNAS 31 Kado milad Sutrisna ke-59 sungguh membanggakan. UNY diumumkan masuk peringkat lima PIMNAS. Prestasi ini naik lima tingkat dari rangking sepuluh pada 2017. Tahun depan ditargetkan tiga besar Oleh RONY K. PRATAMA Editor BUDI MULYONO

M

edio tahun 2018 UNY ketiban hoki. Mulanya hanya sepercik harapan untuk masuk sepuluhtujuh besar PIMNAS. Namun, kenyataannya justru di luar ekspektasi. UNY Juara 5 PIMNAS. Tahun lalu UNY menempati urutan ke-10. Naik signifikan menjadi peringkat lima membuat Sutrisna Wibawa, Rektor UNY, bersyukur karena warta itu juga menjadi kado ulang tahunnya ke-59. Menurut Sutrisna, tahun 2018 UNY lolos 15 tim lintas bidang PKM. Jumlah itu dikatakan terbanyak dalam sejarah sepanjang UNY mengikuti aktif kompetisi PIMNAS. Sebelum diumumkan, orang nomor satu di di pucuk kepemimpinan itu sudah memprediksi UNY akan masuk lima besar. Dugaan itu bukan isapan jempol setelah panitia membeberkan hasil kompetisi. Torehan prestasi tim UNY di PIMNAS begitu fantastis. Meraih tiga medali setara emas (satu poster dan dua presentasi), empat medali setara perak (dua presentasi dan dua poster), dan dua medali setara perunggu (kategori poster) cukup membuat civitas akademia UNY senyum sumringah. “Perolehan hasil PIMNAS ini merupakan anugerah tapi juga sekaligus tantangan,” ucap Sutrusna. Kerja keras dan cerdas antarelemen merupakan kunci utama keberhasilan UNY di PIMNAS. Pendamping atau pembimbing PIMNAS dinyatakan Sutrisna sebagai pihak yang turut berkontribusi besar atas prestasi itu. Bila melihat lima besar pemenang PIMNAS, UNY merupakan satu-satunya LPTK yang bisa bersaing dengan universitas terkemuka lain seperti UGM, UB, UNDIP, dan UI.

ARIF / HUMAS

ISMAYAN DWI PRAYOGA DKK, SEBAGAI SALAH SATU PENYABET MEDALI DARI UNY

Peringkat ke-5 diharapkan melejit di tahun mendatang. Sutrisna akan mengerahkan tenaga dan kerja sama kepada semua elemen guna mendorong tim UNY untuk sukses PIMNAS di tahun 2019. “Semoga bisa naik peringkat lagi. Setidaknya tetap bertahan. Tapi kami tetap berusaha untuk meningkatkan perolehan rangking di tahun mendatang,” ujarnya. Sumaryanto, Wakil Rektor III, menandaskan perolehan lima besar PIMNAS 2018 cukup membanggakan. Menurutnya, tahun lalu UNY mencapai peringkat sepuluh. “Kalau

Kerja keras dan cerdas antarelemen merupakan kunci utama keberhasilan UNY di PIMNAS.

tahun ini jadi lima besar, berarti naik lima poin itu berarti hasil yang sangat baik,” jelasnya. UNY menyumbangkan tujuh kategori PKM seperti PKMPE (Penelitian Eksata), PKMSH (Sosial Humaniora), PKM-K (Kewirausahaan), PKM-M (Pengabdian kepada Masyarakat), PKM-PT (Penerapan Teknologi), PKM-KC (Karsa Cipta), dan PKM-GT (Gagasan Tertulis). Tiap tim PKM UNY terdiri atas tiga sampai lima anggota, baik perfakultas maupun lintas fakultas. Salah seorang pembimbing PKM UNY, Pujianto, Dosen FMIPA, berharap agar tahun mendatang UNY bisa masuk tiga besar. “Target kami tahun depan bisa masuk tiga besar. Ini sangat mungkin selama keuletan dan sinergi antarmahasiswa dan pembimbing berjalan dengan baik. Tidak ada yang tidak mungkin,” jelasnya.  P E WA R A D I N A M I K A S E P T E M B E R 2 0 1 8 19


Laporan Utama

Rektor UNY: PIMNAS Jadi Wahana Belajar Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS), bagi Sutrisna Wibawa selaku Rektor UNY tak menjadi sekedar gengsi universitas. Entah itu gengsi universitas yang menjadi peserta, jawara, termasuk UNY yang menjadi tuan rumah. Oleh ILHAM DARY ATHALLAH Editor BUDI MULYONO

punya tugas besar untuk Bagaima­ na hal ini bisa hilirisasi dan dikomer­ siali­sasikan hasil-hasil riset pada dunia usaha atau masyarakat," tutur Sutrisna di sela-sela pembukaan PIMNAS, (30/08/2018).

P

IMNAS tidak cuma penting bagi kampus-kampus, tapi justru bagi mahasiswamahasiswa yang bertan­ ding. Sebab, mereka akan mendapat pengalaman yang tidak akan diperoleh di perkuliahan. Melalui Pimnas, mahasiswamahasiswa diajak untuk senantiasa berpikir secara kritis, dituntut mampu menganalisis data, dan memahami cara menjadi peneliti. Artinya, mereka mampu mengetahui bagaimana ilmu pengetahuan diciptakan. Rektor UNY, Sutrisna Wibawa menekankan, masuk Pimnas merupakan satu prestasi membanggakan tidak cuma bagi mahasiswa. Melainkan bagi seluruh sivitas akademika universitas masing-masing. Terlebih, langkah kaki finalis-finalis untuk sampai ke Pimnas harus dilalui melalui perjuangan yang panjang. Karenanya, mereka dirasa sangat layak mendapatkan apresiasi yang sangat tinggi pula. "Perjuangan dan pengalaman dalam PIMNAS selaras untuk menciptakan generasi unggul yang mampu mem­ per­ta­hankan kebhinekaan. Waha­ na­nya untuk belajar hal tersebut, ya lewat PIMNAS ini," ujar Sutrisna. Kesempatan Berinovasi Kesempatan untuk menjadikan PIMNAS sebagai wahana belajar, tak hanya datang dari pengalaman magis berada dalam suatu kompetisi. Dorongan dari Menristekdikti yang terus didengungkan Sutrisna Wibawa, salah satunya adalah me­ mas­tikan bahwa program kreati­vi­tas 20 P E WA R A D I N A M I K A S E P T E M B E R 2 0 1 8

WISNU / HUMAS

mahasiswa ke depan tak selayaknya berhenti pada tataran gagasan Dunia industri atau usaha masyarakat harus bisa turut merasakan buah pikir para cendekiawan-cendekiawan muda. PIMNAS kemudian dianggap laksana kawah candradimuka untuk menggodok pikiran-pikiran itu. Mengupayakan agar kewirausahaan, teknologi, hingga gagasan tertulis dan karya cipta yang telah dicetuskan mahasiswa, agar harus dikembangkan untuk meningkatkan mutu pendidikan tinggi di Indonesia.

KONTINGEN PIMNAS 31 TENGAH BERJIBAKU MEMASANG POSTER HASIL PENELITIAN

"Layaknya diungkapkan Bapak Menteri, kita sebagai akademika

PIMNAS bisa menjadi ajang untuk menyampaikan gagasan mahasiswa melalui program kreatif Mahasiswa agar lebih bermakna.

Atas niat dan penekanan tersebut, gelaran PIMNAS yang lalu senantiasa memasukan kreatifitas mahasiswa dibidang inovasi sebagai penekanan. Sehingga karya ilmiah mahasiswa kedepan bisa menghasilkan inovasi yang mampu menciptakan kewirausahaan baru. Selama ini, yang dilakukan perguruan tinggi semuanya kerap diasosiakan bersifat karya ilmiah dan belum konkrit ataupun bermanfaat praktis. Entah itu kewirausahaannya, tentang teknologi, sosial humaniora, exacta dan lainya semua masih di hulu. Sehingga harus didorong jangan hanya sampai pada penelitian saja tetapi harus menjadi inovasi. Untuk itu, PIMNAS bisa menjadi ajang untuk menyampaikan gagasan mahasiswa melalui program kreatif Mahasiswa (PKM). Baik PKM Wirausaha, PKM Teknologi maupun PKM penelitian eksakta hingga karya tulis. Hasil karya ini harus dikembangkan agar bisa lebih bermakna. Arahan dari Kemristekdikti yang senantiasa ditunaikan pula di UNY, adalah menyeimbangkan aplikasi atas ilmu-ilmu tersebut. Sutrisna mengungkapkan bahwa di satu sisi, amanat untuk hilirisasi dan komersialisasi kerap dekat dengan aktivitas industri. Ibarat kita menciptakan sesuatu lalu mendapatkan profit. Namun, bila sekedar melakukan hal tersebut, maka cendekiawan yang selayaknya memberi sumbangsih


Laporan Utama

ARIF / HUMAS

ARIF / HUMAS

buah pikir justru tak ada bedanya dengan tukang biasa. Melakukan sesuatu yang as usual demi kepentingannya pribadi. Tanpa inovatif menciptakan produk yang bermanfaat di masyarakat. "Itulah mengapa PIMNAS harus dijadikan kesempatan berinovasi. Jangan sampai kita pintar namun akhirnya menjadi tukang. Tanpa inovatif menciptakan produk yang bermanfaat di masyarakat, sayang sekali ilmunya," tutur Menristekdikti didampingi Sutrisna pada gelaran yang sama. Membuka Peluang dan Potensi Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X, melalui sambutan yang diba- cakan Wakil Gubernur DIY, Sri Paduka Paku Alam X, saat pembukaan Pimnas 31 di GOR UNY, Kamis (30/08/2018), juga menuturkan hal senada. Beliau turut memberikan apresiasinya atas perhe- latan Pimnas kali ini. Sultan berharap, karya-karya yang ada mampu meningkatkan daya saing bangsa Indonesia di dunia global. Untuk itu, ia berpesan agar peserta-peserta Pimnas, yang merupakan bibit-bibit peneliti, mampu memahami betul seluk beluk karya- karya ilmiahnya. Sehingga, mampu mengem- bangkannya menjadi inovasi-inovasi unggul. "Jangan cuma jadi zona tukar,

SALAH SATU PRESENTASI PKM PADA GELARAN PIMNAS 31

kita harus punya inovasi-inovasi yang bisa dimanfaatkan kepada masyarakat," pesan Sultan Selain itu, Sultan juga berpesan , gelaran-gelaran seperti Pekan Ilmiah Mahasiswa, dapat selalu diselengga- rakan demi menampung potensi-potensi bangsa. Manfaatnya, sudah pasti meningkatkan daya saing dengan keterlibatan elemen masyarakat ilmiah. Senada, Rektor UNY, Prof Sutrisna Wibawa menekankan bahhwa Pimnas harus bisa membuka peluang dari potensi-potensi yang dimiliki mahasiswa. Serta, mempertajam wawasan dan kreativitas yang menjadi modal mahasiswa ke depan. Terlebih lagi, gelaran ini bukan acara kecil sehingga pesan yang disampaikan diharapkan oleh Sutrisna dapat menyebar dan bermanfaat secara luas. Tercatat

Sultan berharap karya ilmiah mahasiswa jangan cuma jadi zona tukar, tapi juga inovasiinovasi yang bisa dimanfaatkan kepada masyarakat.

keturutsertaan 1.523 mahasiswa dari 136 perguruan tinggi. Mereka berlomba di tujuh bidang Program Kreativitas Mahasiswa (PKM). Keturutsertaan 136 perguruan tinggi dalam gelaran tersebut, bahkan sempat diungkapkan oleh Menristekdikti Prof. Mohamad Nasir sebagai rekor peserta paling banyak sepanjang sejarah kompetisi. Keberagaman yang muncul di ajang Pimnas ini, diharapkan oleh Nasir mampu mendorong keluarnya ideide briliannya untuk menghasilkan sebuah karya ilmiah. Hasil dari Pimnas ini, dirasa tepat dijadikan sebagai umpan balik terhadap proses belajar dan mengajar di perguruan tinggi. Sehingga, ada kualitas yang ditingkatkan dari perhelatan Pimnas yang menjadi kesempatan emas untuk menggalakan inovasi. Sekaligus memastikan mahasiswa Indonesia memang harus memiliki karakter komplit tentang intelektual dan emosional. Sembari disertai dengan landasan kebhinekaan, dan penghargaan atas keberagaman dalam dirinya. "Ini pertamakali UNY menjadi tuan rumah Pimnas. Sebagai tuan rumah, kami berharap bisa memberikan pengaruh akademis lebih baik. Semua itu sudah berlangsung, dan UNY sukses secara penyelenggaraan dan prestasi," pungkas Sutrisna. P E WA R A D I N A M I K A S E P T E M B E R 2 0 1 8 21


Laporan Utama

Tidak Ada Kata Istirahat untuk Membina PKM Berhasilnya UNY merangsek peringkat lima PIMNAS, bukan sekadar jawaban atas harapan. Ia adalah hasil paripurna dari doa dan perjuangan keras yang dilakukan sepanjang tahun. Selepas PIMNAS 2018 tuntas, pembinaan untuk tahun selanjutnya sudah kembali siap dipacu. Oleh ILHAM DARY ATHALLAH Editor BUDI MULYONO

ada kata istirahat untuk membina PKM.

ak ada usaha yang akan mengkhianati hasil. Pepatah tersebut cocok dilantunkan bagi para peserta pejuang Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) 31 kontingen Universitas Negeri Yogyakarta. Pasalnya, usaha keras dan doa yang senantiasa mengalir akhirnya membuahkan hasil yang membanggakan. Tahun ini merupakan tahun keemasan bagi UNY yang mulai merangkak naik dengan prestasi yang mendulang di PIMNAS 31 yang tahun lalu dari peringkat 10 menjadi peringkat 5.

"Atas arahan Bapak Rektor, tentu kita semua senang UNY menjadi 5 besar. Ini asa yang luar biasa untuk mengembangkan lagi supaya lebih baik. Bahkan kalau bisa masuk tiga besar. Asa tersebut akan terus kita kaji, dan memastikan kita memperjuangkan dengan yang terbaik. Termasuk dengan cara tidak boleh seharipun terlewat untuk membina PKM," tukas Sumaryanto dengan penuh keyakinan.

T

Menjadi peringkat 5 besar tentunya merupakan kebanggaan tersendiri bagi kontingen UNY. Dalam konferensi pers yang digelar Senin (27/08/2018), Sutrisna Wibawa, Rektor UNY, berharap banyak dan optimis UNY kali ini akan mampu menjadi peringkat 5 besar dan dapat menjadi tuan rumah yang baik dalam penyelenggaraan PIMNAS 31. Pengumuman kejuaraan PIMNAS 31 diselenggarakan di GOR UNY pada Sabtu hari pertama di bupan September. Pada kesempatan itu pula UNY mendapatkan kabar membahagiakan bahwa menempati peringkat 5. Namun, kabar kebahagiaan itu tidak begitu saja datang secara instan di tengah siang bolong. Ada perjuangan konsisten selama setahun penuh, untuk membina para mahasiswa yang berminat menggeluti Program Kreativitas Mahasiswa. Tepat kala PIMNAS berakhir, Prof. Sumaryanto selaku Wakil Rektor 3 telah menegaskan dalam Press Conference di Digital Library, Jum'at (07/09/2018). Pembinaan untuk PKM tahun depan akan segera dihelat, tak 22 P E WA R A D I N A M I K A S E P T E M B E R 2 0 1 8

5 Besar Sudah Lama Ditargetkan Pada pimnas kali ini UNY mengirimkan tiga tim PKMPenelitian Eksakta, dua tim PKMPenelitian Sosial Humaniora, enam tim PKM Kewirausahaan, dua tim PKM Karsa Cipta, satu tim PKM Gagasan Tertulis dan satu tim PKM Teknologi. Peraih emas dalam Pimnas ke-31 untuk kategori poster adalah PKM Obat Kumur Herbal Calm, peraih perak adalah PKM Kerja Tak Sayang dan PKM Konselorku, peraih perunggu adalah PKM Pengembangan Katoda Baterai Lithium dan PKM Smart Water Wheel Controller. Untuk kategori presentasi, UNY meraih emas pada PKM Kombava Gel Kompres Herbal dan PKM KonselorKU. Peraih perak adalah PKM Obat

Ada perjuangan konsisten selama setahun penuh, untuk membina para mahasiswa yang berminat menggeluti Program Kreativitas Mahasiswa.

Kumur Herbal CALM dan PKM Smart Water Wheel Controller. UNY juga meraih peserta terfavorit pada kategori PKM-Penelitian Eksakta yaitu PKM Aplikasi Antiseptik Nano Graver. Totalnya, 15 tim. Dari 15 tim tersebut, UNY berhasil menorehkan prestasi gemilang dengan meraih total tiga medali setara emas, empat medali setara perak, dua medali setara perunggu serta satu juara favorit. Ketiga medali setara emas dalam untuk satu kategori poster dan dua kategori presentasi. Sedangkan empat medali setara perak diraih dalam kategori dua presentasi dan dua poster, serta dua perunggu diraih dalam kategori poster. Pencapaian merekalah yang kemudian terkompilasi menempatkan UNY bertengger di posisi kelima. Capaian tersebut, disebut oleh Sutrisna Wibawa telah dicanangkan sejak lama. Rektor UNY Sutrisna Wibawa menilai, target lima besar mampu diraih karena dalam Pinmas ke-30 UNY masuk 10 besar. “Dari 15 kreasi ilmiah PKM, ada enam karya ilmiah kewirausahaan, sedangkan tiga PKM penelitian eksakta, dan dua PKM sosial hukum. Kami optimistis mampu meraih 12 emas dari seluruh karya ilmiah yang lolos,� jelas dia dalam jumpa pers di kampus UNY, Senin (27/8) siang. UNY mengirim kreasi ilmiah kewirausahaan terbanyak dibanding perguruan tinggi lain. Jumlahnya mencapai 700 karya. Selepas proses penelitian yang panjang, muncullah 15 karya terbaik yang lolos dalam gelaran PIMNAS. Sutrisna pun menyatakan, karya PKM kewirausahaan sejak awal


Laporan Utama

ARIF / HUMAS

menjadi harapan UNY dalam meraih emas. Apalagi dalam tiga tahun terakhir, unit kegiatan mahasiswa bidang kewirausahaan UNY menjadi terbaik tingkat nasional, termasuk bisa menobatkan plaza UNY sebagai koperasi mahasiswa rujukan. “Mahasiswa juga kami beri wadah khusus untuk mengembangkan usahanya. Ada Plaza UNY yang menjual produk buatan mahasiswa,” paparnya. Dibimbing Secara Holistik Untuk hal senada sebagai wadah pengembangan bakat dan minat mahasiswa utamanya dalam hal meneliti. Tak terkecuali di UNY, dimana PKM tidak ditujukan sematamata untuk mengejar prestige ataupun medali. Lebih dari itu, PKM dikelola sedemikian rupa untuk membangun iklim akademik yang baik di UNY sekaligus kemampuan mahasiswa untuk menghadapi tantangan konkrit di lapangan. Termasuk di antaranya ungkap Prof. Sumaryanto, Wakil Rektor III UNY, ialah tantangan untuk berwirausaha dan membuka lapangan kerja. Keuntungan yang bisa diraih mahasiswa untuk berpengalaman dalam membuat penelitian hingga membanggakan orang tua, adalah

SUASANA PRESENTASI PKM KARSA CIPTA DI PIMNAS 31

secuil dari torehan tinta emas yang tak jauh dari genggaman asalkan ada kerja keras. Tim PKM Center dibawah koordinasi Kemahasiswaan UNY dan berkolaborasi dengan PKM Center di tiap fakultas, kemudian menjadi garda terdepan untuk membimbing para civitas yang terpanggil hatinya untuk hal-hal tersebut. “Di kemahasiswaan, sukses prestasi itu ada dan salah satu pilarnya adalah tim PKM Center. Mereka siap membimbing, dan sangat sigap. Saya bahkan menyebut mereka TKD, Tentara Karepe Dewe. Rela makarya kesel­kesel, nyambut gawe untuk sukses prestasi,” ungkap Sumaryanto. Dibentuk secara resmi sejak tahun

PKM dikelola untuk membangun iklim akademik yang baik di UNY sekaligus kemampuan mahasiswa untuk menghadapi tantangan konkrit di lapangan.

2012/2013, PKM Center seakan menjadi melting pot dimana maahasiswa, tenaga IT, dan staf kemahasiswaan dari seluruh fakultas serta rektorat bersua. Pembinaan PKM yang sistematis semenjak tingkat program studi, fakultas, universitas, termasuk UKM, kini dibina secara terstruktur lewat badan tersebut. Namun layak disebut tempat bersua dan seakan penuh nostalgik, karena awal PKM Center terintis belumlah seperti sekarang. Nurtanio Agus Purwanto, M.Pd sebagai Staf Ahli Wakil Rektor III mengungkapkan bahwa dulunya PKM Center sekedar beranggotakan perwakilan mahasiswa di tingkat fakultas dan pembina di tingkat universitas. Fungsinya, untuk saling berbagi informasi dan tukar kisah seputar PKM. “Ada anak, punya hobi yang sama, kumpullah dulu itu saling sharing. Kumpul dengan kami juga yang di kemahasiswaan. Seiring waktu kita lihat potensinya. PKM Center harus punya peran lebih besar dari itu. 2012/2013, kita bentuk PKM Center resmi, dengan harapan gayengnya tetap, prestasinya maju terus,” ungkap Agus. Sejak saat itu, PKM Center berkembang menjadi kelompok belajar mahasiswa pelaksana PKM P E WA R A D I N A M I K A S E P T E M B E R 2 0 1 8 23


Laporan Utama

ARIF / HUMAS

dengan pendamping. Pendekatan berbasis saling asah, asih, dan asuh, kemudian menjadi karakter utama dalam beragam tantangan yang dihadapi mereka sepanjang proses pengusulan PKM hingga akhirnya didanai, lolos, bahkan juara dalam Pimnas. Unit Kegiatan Mahasiswa Penelitian di tingkat uni­ ver­sitas maupun masing-masing fakultas, juga jadi kandang dalam menyongsong perhelatan tersebut. “Kelompok Studi Ilmiah MIPA Saintis misalnya di FMIPA, jagoan UNY kita punya ini,” ungkap Setiawan Pujiono MPd, Dosen Kimia dan salah satu pem­bimbing di PKM Center FMIPA UNY. Agenda forum pembinaan dan pendampingan, penyiapan proposal sampai pelaksanaan, serta proses review internal, unggah, dan pelaporan, menjadikan PKM Center garda terdepan mewujudkan PKM sebagai budaya dan tradisi berprestasi para sivitas UNY. Sebuah kehendak yang melahirkan kerja tanpa henti dari segenap keluarga PKM Center. Karena walaupun pendanaan PKM terseleksi di bulan Maret dengan Pimnas digelar di 24 P E WA R A D I N A M I K A S E P T E M B E R 2 0 1 8

pertengahan tahun, PKM Center tak pernah libur karena punya agenda bertajuk pra proposal. Dalam proses Pra proposal, September hingga Oktober satu tahun sebelum Pimnas tahun terkait digelar, menjadi awal UNY dalam persiapan review internal dan pengumpulan proposal. Walaupun biasanya mahasiswa sudah mulai berdiskusi dan memikirkan rumusan PKM-nya bersama dosen pembimbing sejak bulan Juli dan Agustus. Menandai setahun penuh kerja UNY untuk mempersiapkan gelaran Pimnas tiap tahunnya.

PERAGAAN DALAM PRESENTASI PKM ADA PIMNAS 31

Pengelolaan web khusus PKM oleh Kemahasiswaan UNY, membuat

Itulah mengapa PKM Center dan penyempurnaan administrasi dengan cara review dan kritik saran, jadi penting,” ungkap Sukinah MPd, Dosen Pendidikan Luar Biasa.

mahasiswa dapat mengunggah proposal mereka lebih dahulu ke universitas. Proses review dan kritik saran penyempurnaan, kemudian berlangsung seiring dengan ketatnya seleksi administrasi yang dijalankan dalam seleksi PKM di tingkat nasional. “Jadi di UNY sudah kami seleksi, karena tiap kampus kluster 1 ada kuotanya maksimal 700 proposal. Dan nanti diatas (tingkat nasional), diseleksi lagi. Kalau formatnya tidak pas, bahkan langsung dicoret dan tidak dibaca. Itulah mengapa PKM Center dan penyempurnaan administrasi dengan cara review dan kritik saran, jadi penting,” ungkap Sukinah MPd, Dosen Pendidikan Luar Biasa (PLB) UNY yang juga juri pimnas, dalam menggambarkan ketatnya kompetisi dalam pengulsul­ an PKM dan keikutsertaan Pimnas. Pelatihan Intensif Pasca Lolos Dari 700 proposal yang diajukan UNY, 123 hasil riset kemudian dinyatakan memperoleh dana dari Ditjen Belmawa Kemristekdikti. Proses penelitian intensif yang mereka lakukan juga berujung pada keberhasilan 15 hasil riset


Laporan Utama

RIDHA / HUMAS

untuk melenggang ke PIMNAS yang digelar pada 28 Agustus hingga 2 September 2018. Hanya risetriset yang dinyatakan lolos dalam PIMNAS lah, yang nantinya berhak untuk melakukan presentasi, lomba poster, serta memperebutkan medali PIMNAS dengan penilaian dari para juri. Guna mempersiapkan ketat dan kompetitifnya proses penilaian dalam rangkaian seleksi, workshop serta training center terus dilakukan UNY secara terpusat. Menurut Rektor pada Pimnas 2018 UNY berada pada ranking 7 jumlah PKM yang didanai dengan rincian 7 PKMT, 19 PKMK, 20 PKMM, 33 PKMKC, 16 PKMPE dan 28 PKMSH. Semua diantara tim yang didanai tersebut, ikut dalam pelatihan-pelatihan di awal tahun. Pencapaian tersebut bahkan menempatkan UNY sebagai satusatunya LPTK yang masuk 10 besar Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) 2018 didanai dikti yaitu menempati ranking 7 secara nasional. Dengan Fakultas MIPA yang menjadi penyumbang delegasi terbanyak.

PARA PEMENANG LOMBA PENDAMPING PIMNAS 31

"Sedangkan dalam Training Center yang terakhir, digelar setidaknya dua kali sampai setidaknya mepet hari-hari akhir menjelang PIMNAS, itu diikuti oleh 15 tim yang lolos ke TIMNAS," ungkap Nurtanio Agus Purwanto selakuk Koordinator Tim PIMNAS UNY dan Staf Ahli Wakil Rektor 3. Proses pelatihan tersebut kemudian akan berhenti selang beberapa hari sebelum PIMNAS dimulai. Mahasiswa yang mengikuti gelaran tersebut, diberi waktu istirahat sejenak. Namun, bukan berarti tim

Pencapaian tersebut menempatkan UNY sebagai satu-satunya LPTK yang masuk 10 besar Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) 2018 didanai dikti yaitu menempati ranking 7 secara nasional.

pembinaan dari kemahasiswaan rektorat atau masing-masing fakultas beristirahat. Dituturkan oleh Nur Hidayanto selaku duet Nurtanio dalam posisi sebagai Staf Ahli Wakil Rektor 3, pada bulan Oktober biasanya sudah mulai kembali digelar Roadshow ke fakultasfakultas tentang sosialisasi PKM 5 Bidang. Satu bulan sesudahnya, November, penyempurnaan materi PKM 5 Bidang dan Pemantapan Ide PKM sudah harus digelar. Karena di akhir bulan, biasanya telah menjadi deadline untuk pendaftaran dan pengunggahan proposal. "Pada tahun 2017 lalu, upload PKM 5 bidang yang ujung gebyarnya adalah PIMNAS di UNY ini, waktu pendaftaran dan pengunggahannya paling lambat 30 November 2017. Walaupun akhirnya ada pengumuman deadline diundur hingga 8 Desember, kita tidak bisa nyagerke (mengandalkan sesuatu yang tidak pasti)," pungkas Nur Hidayanto. Menegaskan tidak pernah ada kata istirahat bagi UNY, untuk membina talenta mahasiswa dalam menelurkan riset-riset tajam. P E WA R A D I N A M I K A S E P T E M B E R 2 0 1 8 25


Laporan Utama

WAWANCARA KHUSUS dr. HASTO WARDOYO, Sp.OG(K)

PIMNAS Jadi Wadah Asah Otak Sebagai Dokter Spesialis Kandungan, Hasto percaya kemampuan manusia harus selalu diasah. Sinapsis antar neuron otak akan tersambung dan makin kuat, apabila senantiasa dipacu. Berpikir keras dalam meneliti dan berinovasi, jadi langkah strategis untuk melakukannya.

ARIF PEMDA / HUMAS DIY

KEPADA Redaktur Pewara Dinamika, Ilham Dary Athallah, Hasto Wardoyo yang juga Bupati Kulonprogo berkisah bagaimana kemampuan asah otak tersebut tak hanya berkontribusi positif bagi pengembangan diri. Namun juga mampu meningkatkan kualitas sumber daya manusia, yang pada akhirnya akan mendorong pengembangan daerah dan bangsa. Semua hal tersebut ia kisahkan di sela-sela Studium General PIMNAS yang dige­lar di Ruang Sidang Utama UNY, Kamis (30/08/ 2018) sore. Dalam perspektif bapak sebagai dokter kandungan, apa manfaat yang bisa dipetik dari PIMNAS? Walaupun seseorang sudah cerdas atau me­ mahami banyak hal, kemampuan otak ha­ 26 P E WA R A D I N A M I K A S E P T E M B E R 2 0 1 8

rus selalu diasah. Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) diharapkan bisa menjadi wadah untuk melakukan hal tersebut. Sehingga kesempatan apapun, termasuk PIMNAS ini, adalah sangat bagus dan saya harapkan jadi wadah kita mengasah otak dan kemampuan, Bidang keilmuan saya basisnya adalah kan­ dungan, dengan subspesialis saya adalah bayi tabung dengan pemahaman atas sel-sel. Jadi, saya paham betul bahwa Tuhan mengkaruniakan kemampuan yang luar biasa dalam setiap zigot yang nantinya akan tumbuh menjadi manusia seutuhnya. Potensi yang sangat luar biasa. Termasuk ketika mereka menjadi mahasiswa. Bayangkan bagaimana tidak unggul. Karena kita yang awalnya satu sel telur, dikero­yok

oleh sekitar rata-rata 20 juta sel sperma. Hanya satu sel tersebut yang bisa unggul, hingga menjadi seorang insan. Untuk ikut PIMNAS pun, bahkan sebelumnya saat anda akan menjadi mahasiswa, mereka juga be­ rebut. Ratusan ribu insan terbaik mempe­ rebutkan kursi yang tak seberapa. Sehingga dari kompetisi-kompetisi tersebut, PIMNAS adalah hasil seleksi yang luar biasa. Bagaimana kompetisi bisa berujung kepada peningkatan kualitas mahasiswa? Karena terpacu. Lingkungan bisa jadi variabel independen ataupun variabel antara yang sangat menentukan. Kita hidup, kan tidak bisa membentuk lingkungan seperti yang kita inginkan. Tidak bisa lingkungan diberi variabel kontrol. Hidup ini keras, begitupula persaingan dalam hidup dan kompetisi.


Laporan Utama Namun, saya senang sekali ketika ada 136 perguruan tinggi bisa dipertemukan disini sebagai anggota, delegasi, dan peserta PIMNAS. Kami sebagai jajaran Pemerintah Kulonprogo dan mitra UNY dalam banyak kesempatkan, ucapkan selamat kepada UNY yang luar biasa. Mereka yang datang dalam PIMNAS adalah orang-orang pilihan semua. Posternya ada 400 lebih. Itu hasil seleksi yg luar biasa. Sehingga kalau hadir di sini sebagai pemenang itu saya kira wajar. Walaupun harapan saya ini tidak mungkin, tapi saya doakan semua dapat medali emas, Insyaallah.

singkat. Masih belum lama ungkapnya, masyarakat dikejutkan dengan fenomena kloning. Namun saat ini, peneliti sudah mampu memberi kejut listrik pada sel telur untuk mela­ kukan pembuahan tanpa perlu sperma. Di University of Bath, sel manusia yang lain dan tak lazim untuk dibuahi, bahkan kini bisa dijadikan sarana untuk reproduksi. Sedangkan dunia kedokteran secara umum, kini telah mengenal metode genom editing dengan mekanisme CRISPR. Dalam meka­ nisme ini, dokter dapat mengubah asam

Maka jikalau nanti para peserta PIMNAS berhasil muncul menjadi unggul, kreatif, dan inovatif dengan landasan karakter taqwa mandiri dan cendekia, maka bukanlah sebuah keheranan. Ka­rakterkarakter itu justru menjadi sebuah keharusan karena mereka adalah insan dan bibit terbaik.

Contohnya misal, saat ini manusia bisa mengembangkan rekayasa reproduksi de­ ngan begitu pesat hanya dalam waktu yang

Itulah mengapa, asah otak harus ditekankan. Perdebatan dan penentuan batas etika serta moral memang harus dilakukan. Sebagai dokter kandungan, saya mengecam pengguguran. Pertanggungjawbannya gimana itu nanti di mata Allah?

Kemampuan apa saja yang bisa dipetik dari gelaran PIMNAS? Kemampuan untuk memajukan teknologi lewat riset-riset dan kemampuan inovasi. PIMNAS saya kira juga sangat luar biasa untuk melahirkan teori-teori. Ada kategori gagasan tertulis, untuk berdialektika. Semangat untuk riset dan inovasi juga bisa menghasilkan generasi yang pinya softskill dan hardskill. Saya sering punya murid dokter IP nya 4,0, begitu pintar mendeteksi gejala dan merumuskan obat, tapi tidak dipercaya oleh para pasiennya. Sekedar karena tidak pintar komunikasi dan dianggap judes. Sedang­ kan yang IPnya lebih rendah, sering lebih supel. Karirnya melejit.

Lalu, apa urgensi mengasah otak bagi mahasiswa Indonesia hari ini? Sinapsis antar neuron otak akan tersambung dan makin kuat, apabila senantiasa dipacu. Berpikir keras dalam meneliti dan berinovasi bisa jadi cara kita asah otak. Ini urgensinya, untuk pengembangan diri.

Contohnya? Dalam perkembangan ilmu pengetahuan, kita sering bergantung dan ketinggalan. Jangankan menciptakan, memahami ilmu yang sudah ada ataupun mengembangkan dan mengaplikasikannya saja, masih keteteran. Padahal fenomena perkembangan ilmu pengetahuan saat ini yang berlangsung begitu cepat. Apa yang dipelajari seseorang , da­ pat mengalami perkembangan signifikan hanya dalam waktu beberapa tahun saja.

Atau ketika kita melakukan gene editing, ingin anak berambut tertentu, maka kita seakan-akan menyalahi takdir dan bermain diri sebagai Tuhan. Itu yang diributkan.

Namun, kita juga harus menguasai bahwa teknologi seperti itu ada. Agar tidak ada yang membodohi kita. Dan agar tidak ada yang menyalahgunakan teknologi demikian.

Dan akan menjadi keharusan mereka juga, untuk harus bisa membela bangsa. Untuk kebersamaan di dalam kerangka kebhinekaan itu sendiri, dengan berpegang teguh pada semangat untuk mengabdikan diri yang terbaik. Lewat inovasi-inovasi yang tak hanya mengasah otak. Tapi juga mendorong pembangun­ an daerah dan bangsa.

Namun sebagai mahasiswa dan insan bangsa, manfaat asah otak lewat kompetisi-kompetisi seperti ini tidak hanya menjadi diri yang lebih baik. Bangsa juga bisa makin baik, ditengah tantangan luar biasa era kompetisi. Semua seakan berada dalam Red Ocean Strategy, samudera merah penuh persaingan. Survival of the fittest tidak bisa kita lakukan sebagai bangsa, kalau kita lemah dan terus bergantung.

Indonesia, kalau kita semua sudah memahami kalau sel telur ketika dikejutkan listrik, langsung bisa jadi bayi. Bapaknya siapa nanti?

RUANGPERIKSADOKTER.BLOGSPOT.COM

amino dalam DNA, untuk merubah sifat keturunan yang dihasilkan dalam proses reproduksi. Misalnya, menjadikan keturunan tersebut berambut kriting atau bahkan berkekuatan super. Sehingga hari ini kalo pengen bikin manusia rambutnya tidak kriting, ya embrionya itu yg masih morula sebelum blastula celupkan di gen anti kritng, jadilah calon anak berambut lurus. Kita bisa menentukan sifat anak itu nantinya. Wah besok punya anak rambut lurus. Lalu kalau ingin bikin anak berambut keriting, bisa diatur. Hal-hal tersebut, ketika kita masih gemar ribut apakah vaksin itu halal atau haram, sudah tak lagi mustahil. Bayangkan saja di

Skill-skill seperti itu, bisa dibangun de­ ngan semangat. Misal ibaratkan saja, mahasiswa sejak awal masuk kuliah tiga tahun sebelumnya, telah berdoa seti­ap pagi: Saya akan menjadi pemenang PIMNAS 2018, kemudian saya juara. Wah sehingga dia setiap bagun pagi itu, selalu semangat menjalani hari. Semangat belajar. Semangat berinovasi. Termasuk semangat kembangkan softskill, karena PIMNAS di akhir dinilai bukan sekedar dari hilirisasi. Tapi dari poster dan presentasi. Bagaimana hari ini menyampaikan ide ke juri, lalu keesokan harinya ke masyarakat Beda kalau misal dari awal kuliah, sudah punya cita-cita sekedar ingin jadi istrinya polisi misal. Capek belajar, capek bekerja, inginnya nikah. Ini hanya emotional tension, bukan creative tension. Mengejar prestasi PIMNAS, mengejar IPK, mengejar pencapaian di berbagai bidang sesuai dengan kapasitasnya ma­singmasing, maka Insya Allah soft skill dan hard skill bisa terpetik.  P E WA R A D I N A M I K A S E P T E M B E R 2 0 1 8 27


Laporan Utama

WAWANCARA KHUSUS Prof. AINUN NA'IM, M.B.A, Ph.D

Inovasi Tak Boleh Berhenti Betapapun cinta kepada gelaran Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS), setiap orang harus rela melepas dan mengakhiri kompetisi ini pada 2 September 2018 yang lalu. Namun semangat untuk berkarya, berinovasi, dan meningkatkan daya saing bangsa, tak boleh berhenti.

KEPADA Redaktur Pewara Dinamika, Ilham Dary Athallah, di sela-sela Upacara Penutupan PIMNAS di GOR UNY pada Sabtu (02/09/2018) malam, Prof. Ainun Na'im, M.B.A, Ph.D menyempatkan diri untuk menyampaikan pesannya. Tentang bagaimana PIMNAS, selayaknya dimaknai oleh segenap insan perguruan tinggi.

JPP.GO.ID

Sehingga PIMNAS ini, dapat menjadi acara yang sangat strategis. Sekaligus sa­ngat relevan dalam rangka memupuk serta mengembangkan prestasi mahasiswa pada Program Kreativitas Mahasiswa. Tujuannya, PIMNAS dapat memupuk mo­ dal awal pengembangan SDM yang kelak akan menjadikan Indonesia lebih maju dan berdaya saing.

Sebagai panggung tertinggi dari Program Kreativitas Mahasiswa (PKM), ia boleh dianggap akhir untuk sebuah kompetisi. Tapi sebagai proses untuk memajukan negeri, Ainun memandang bahwa PIMNAS ke-31 yang diselenggarakan UNY selayaknya dimaknai sebagai langkah kecil. Awal yang baik, untuk memperjuangkan cita-cita bangsa yang begitu besar. Bagaimana pandangan Bapak atas gelaran PIMNAS ke-31 di UNY? Dalam pandangan saya, kita semua telah dengan sangat sukses selenggarakan PIMNAS ke-31. Penghargaan setinggi-tingginya, saya haturkan pada tuan rumah dan panitia dan peserta semuanya. Dan untuk itu, perkenankan saya atas nama Kementerian Ristek dan Dikti, mengucapkan terima kasih yang teramat dalam kepada seluruh pihak yang telah membantu terselenggaranya kegiatan besar ini. Secara khusus ucapan terima kasih saya sampaikan kepada Rektor dan seluruh jajaran Universitas Negeri Yogyakarta atas kesediaannya menjadi tuan rumah dan telah mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan demi terselenggaranya PIMNAS ke-31 tahun 2018 ini. Saya dan kita semua berharap bersama, agar PIMNAS ke-31 semakin bermakna dalam pengembangan kemampuan berkarya bagi anak bangsa yang cerdas inovatif dan berakhlak mulia, para calon pemimpin Indonesia yang berkualitas di masa mendatang. Pro28 P E WA R A D I N A M I K A S E P T E M B E R 2 0 1 8

itu, PIMNAS tahun ini kita persembahkan sebagai salah satu bentuk kontribusi dan keunggulan kita semua dalam rangka memperkuat daya saing bangsa Indonesia tercinta.

gram-program PIMNAS yang telah disusun sedemikian rupa, saya rasa arahnya kesana. Terlebih dengan karakter-karakter unggul yang sudah termaktub dan diejawantahkan dalam tema dan pelaksanaan PIMNAS. Kenapa PIMNAS dapat dijadikan harapan untuk pengembangan karya inovasi? Harapannya memang, PIMNAS jadi stimuli utk meningkatkan karya ilmiah kita semua, inovasi, daya saing bangsa.Di tengah tantangan menghadapi era industri 4.0 (era disrupsi teknologi dan inovasi), Indonesia akan semakin dituntut untuk terus menerus memperkuat daya saingnya dengan memanfaatkan keunggulan yang dimiliki. Salah satunya melalui PIMNAS, kita akan melihat karya-karya inovatif mahasiswa, baik di bidang sains, teknologi, kewirausahaan, gagasan tertulis, maupun bidang-bidang pengembangan kreativitas lainnya. Karena

Karena sebagai panggung tertinggi dari Program Kreativitas Mahasiswa (PKM), bolehlah kita menganggap ini akhir kompetisi. Ada yang keluar sebagai juara, ada yang pulang membawa pengalaman. Tapi sebagai proses memajukan negeri, PIMNAS hanyalah langkah kecil. Langkah untuk menyemai bibit-bibit keinginan untuk berinovasi. Di berbagai disiplin ilmu yang pada akhirnya diharapkan dapat berkontribusi terhadap peningkatan daya saing bangsa. Peningkatan yang demikian, menurut saya adalah awal yang baik. Untuk memperjuangkan cita-cita bangsa yang begitu besar. Caranya? PIMNAS itu inti kegiatannya adalah penelitian. Penampilan poster dan presentasi, semuanya didasari atas riset mendalam dan substantif yang telah mereka (peserta) lakoni. Dan semangat itulah yang diharapkan dapat terus tersemat dalam diri para mahasiswa. Karena penelitian, tidak hanya dapat memecahkan suatu masalah. Tetapi juga akan memberikan manfaat bagi perkembangan keilmuan dan kepakaran para penelitinya. Baik mahasiswa yang melakukan penelitian dalam PIMNAS, dosen bahkan guru be-


Laporan Utama sar yang membimbing, serta civitas akademika lain yang terinspirasi. Interaksi substantif-akademis yang berkesinambungan antara mahasiswa dan dosennya, juga dapat terwujud. Serta akan memberikan landasan yang kuat bagi para mahasiswa untuk menentukan beragam karir ke depan dan studi lanjut yang tepat. Selain itu, dengan melakukan penelitian ma­ hasiswa akan memperoleh pemahaman­. Akan bagaimana para peneliti bekerja, bagaimana proses riset itu berlangsung,

berhenti dalam kompetisi PIMNAS? Di kementerian (Kemristekdikti), selain ada Direktorat Jenderal yg mengurusi pembelajaran (belmawa) dan pada kesempatan kali ini memiliki hajat berupa PIMNAS, juga ada direktorat jenderal lainnya yang senantiasa berkolaborasi. Ada Direktorat Jenderal penelitian dan pengembangan, serta (Ditjen) penguatan inovasi. Dalam kedua Ditjen tersebut, ada program kegiatan untuk fasilitasi pengembangan lebih lanjut dari gagasan dan ide hasil penelitian. Yang kemudian dapat dilanjutkan dan dihilirkan untuk pemanfaatan di masyarakat dan industri.

Kemristekdikti untuk dikembangkan lebih lanjut? Semuanya (kita dorong). Setiap hasil riset, masing-masing punya karakteristik sendiri. Terkait karya-karya yang akan dihasilkan untuk inovasi dan daya saing kita semua. Mereka yang juara di masing-masing kategori, misalnya penelitian sosio humaniora misalnya, adalah salah satu yang terbaik. Dan kepada para juara, kami haturkan selamat. Tapi karya yang lain, yang walaupun belum memperoleh juara, juga tak kalah hebat. Karya-karya mereka memiliki karakteris-

KEMENRISTEKDIKTI

me­ngem­bangkan keterampilan untuk menganalisis data (critical thinking skills), kemampuan untuk mengintegrasikan antara teori dan praktik, belajar untuk bekerja secara independen, juga keterampilan berkomunikasi secara lisan dan tulisan. Hal ini amat diperlukan dalam menghadapi tantangan global/era industri 4.0. Untuk itu, kita berharap karya dan gagasan dalam PIMNAS itu, tidak berhenti di PIMNAS. Inovasi harus berlanjut. Inovasi tak boleh berhenti! Bagaimana cara Kemristekdikti untuk mendorong agar proses penelitian tidak

Kita harapkan mahasiswa dan dosen, dapat melanjutkan karya-karya ini. Dikembangkan hingga dipatenkan misalnya. Atau diproduksi secara masa. Sehingga dapat dimanfaatkan masyarakat lebih luas.

tik dan aplikasinya masing-masing, dan bagi saya semuanya adalah juara. Semuanya adalah karya pilihan, hasil inovasi terbaik dari mahasiswa dan mahasiswi perguruan tinggi se-Indonesia.

Karena Indonesia ini kan sangat besar. Perguruan tinggi ada ribuan, dengan jumlah mahasiswa yang mencapai tujuh juta insan. PIMNAS ini telah menyaring karya terbaik dari mahasiswa dan mahasiswi terbaik yang memiliki kemampuan inovasi. Sehingga telah tersaringnya mahasiswa dan mahasiswi yang terbaik, tidak boleh disia-siakan.

Dan semuanya, punya tugas yang sama untuk berjuang lebih lanjut. Mengambil pelajaran dan pengalaman yang ada, untuk sukses di masa depan. Ketika gagasan tersebut tak berhenti di PIMNAS, dan ketika inovasi mengakar kuat di negeri ini, maka disitulah semangat kita untuk berkarya, berinovasi, dan meningkatkan daya saing bangsa, akan menghasilkan kontribusi besar untuk bangsa.

Karya mana saja yang didorong

P E WA R A D I N A M I K A S E P T E M B E R 2 0 1 8 29


Laporan Utama

Turunkan Demam dengan Kekayaan Nusantara Orang bilang tanah kita tanah surga. Sehingga bagi Shilvi Woro Satiti dan timnya, sudah selayaknya semua warga surga ini hidup sehat. Daun kupu-kupu menjadi pilihannya. Keputusan hebat yang diganjar oleh Dewan Juri PIMNAS dengan Medali Emas Presentasi

Oleh ILHAM DARY ATHALLAH Editor BUDI MULYONO

Kekayaan nusa yang luar biasa," tutur Shilvi.

ari ratusan ribu tanaman obat yang bisa dimanfaatkan di negeri kita, ada jenis daun yang disebut daun kupu-kupu atau dalam Bahasa Latin disebut Bauhinia variegata. Jenis ini belum banyak dimanfaatkan dan selama ini hanya tumbuh sebagai tanaman liar yang bisa tumbuh tanpa perawatan khusus.

Kandungan Flavanoid Keberhasilan Shilvi bersama tim dalam mengolah daun kupu-kupu tersebut, bermula dari keasyikannya meneliti kandungan kimia dalam tanaman. Ternyata, daun kupukupu didapatinya mengandung flavonoid, tanin, saponin, terpenoid, alkanoid, dan polifenol yang sangat bermanfaat bagi kesehatan seperti obat demam.

Sebagai salah satu negara tropis yang terkenal dengan keanekaragaman hayatinya, tak terkecuali tanaman, hati Shilvi merasa teriris. Ada banyak tanaman yang berpotensi diolah, namun negeri ini menjadi salah satu pengimpor bahan baku obat terbesar di dunia.

Jika diolah lebih lanjut dengan komposisi ekstraksi yang berbeda, bahan-bahan serupa bahkan bisa dijadikan antibakteri, pelancar buang air besar (obat pencahar), hingga obat batuk. . Apalagi dengan ketersediaan daun kupu-kupu yang melimpah dengan manfaat yang beragam, maka perlu dilakukan inovasi untuk memanfaatkannya sekaligus melihat peluang pasar untuk menawarkan produk baru gel kompres herbal dengan bahan baku dari alam.

D

Inilah yang menjadi perhatian mahasiswa UNY yaitu Shilvi Woro Satiti dan Anissa Fitria dari prodi Kimia Fakultas MIPA serta Fahayu Priristia prodi Akuntansi dan Anindya Muliawati prodi Pendidikan Ekonomi Fakultas Ekonomi. Dengan bimbinan Prof. Nurvina Aznam, mereka menggagas obat penurun panas demam dari daun kupu-kupu dalam bentuk gel. Riset tersebut, kemudian mereka juluki dengan nama "KOMBAVA". Kependekan dari Kompres Bauhinia Variegata, sebagai gel kompres herbal dan solusi penurun panas demam pada anak. Memastikan kekayaan hayati di negeri yang dalam banyak kesempatan dijuluki sebagai tanah surga, bisa dimanfaatkan satu persatu. "Kita manfaatkan akhirnya daun kupu-kupu menjadi kompres. 30 P E WA R A D I N A M I K A S E P T E M B E R 2 0 1 8

Keunggulan dari hasil keluaran ekstrak tersebut, adalah produk menggunakan bahan alami hasil pengujian serta aman bagi kulit. Sekaligus mengandung

Ternyata, daun kupu-kupu didapatinya mengandung flavonoid, tanin, saponin, terpenoid, alkanoid, dan polifenol.

antibakteri, nyaman, praktis, dan harga terjangkau. Dan yang paling penting, dapat dipastikan aman bila digunakan sebagai obat luar. "Karena itu, ekstrak daun kupu-kupu dapat dimanfaatkan sebagai obat penurun panas demam pada anak," ujar Shilvi. Annisa Fitria sebagai salah satu anggota tim, juga mengungapkan bahwa pembuatan plester gel dipilih karena kepastian keamanan lewat penggunaannya obat luar. Jika diolah lebih lanjut melalui penelitian dan standar keamanan yang mendalam, tanaman ini bisa juga dijadikan obat herbal untuk dikonsumsi. "Namun khasiatnya juga tak kalah baik, semuanya kandungan serupa. Baik tropikal (dioles) ataupun dikonsumsi. Namun yang pasti, pembuatan gel penurun panas demam ini juga mudah dan sederhana," ungkap Annisa Kemudahan dan proses sederhana dalam pembuatan plester gel, telah diujicoba Annisa bersama tim dalam banyak kesempatan. Proses tersebut dapat diawali dengan mengekstraksi daun kupukupu. Caranya, daun direndam etanol lalu ditutup aluminium foil selama 3 hari. Kemudian disaring dan menghasilkan fitrat 1 dan ampas 1. Ampas 1 diberi etanol dan ditutup aluminium foil selama 2 hari, kemudian disaring dan menghasilkan fitrat 2 dan ampas 2. Lalu filtrat 1 dan 2 dicampur, diuapkan dengan waterbath dan terbentuk ekstrak kental. Alur proses pembuatan gel, 1 persen ekstrak daun kupu-kupu dilarutkan pada air panas bersuhu 50 derajat


Laporan Utama

ARIF / HUMAS

ARIF / HUMAS

celcius, ditambah Na-CMC, gliserin, propilengrikol dan air lalu diaduk secara kontinyu. "Hasilnya akan berbentuk gel, simpan dalam suhu ruang selama sehari,"kata Anissa. Langkah terakhir, pembuatan kompres gel daun kupu-kupu. Gel seberat 3 gram ditimbang, lekatkan pada plester dan beri penutup plastik. Gel kompres herbal daun kupu-kupu siap digunakan dan dipacking dalam kardus. Membawa Optimisme Dikatakan Anindya Muliawati bahwa kompres herbal daun kupukupu ini diberi nama Kombava yang merupakan akronim dari Kompres Bauhinia Variegata. “Kami optimis dengan Kombava ini� katanya. Hal itu karena bahan bakunya mudah ditemukan dan dibudidayakan, tidak menggunakan bahan kimia berbahaya, meningkatkan nilai ekonomis daun kupu-kupu serta belum pernah digunakan sebelumnya untuk kompres gel penurun panas demam. Akhirnya, karya tersebut berhasil meraih dana Dikti dalam Program Kreativitas

TIM PENELITI "KOMBAVA": SHILVI WORO SATITI, ANISSA FITRIA, FAHAYU PRIRISTIA, DAN ANINDYA MULIAWATI.

Mahasiswa Kewirausahaan tahun 2018. Tak hanya berhenti disana, proses penelitian yang lebih komprehensif pasca pendanaan juga membuat tim bimbingan Prof. Nurfina Aznam tersebut melenggang ke gelaran puncak PKM: Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional. Ia bergabung dengan total 15 tim dari seluruh UNY, dan 400 lebih tim dari penjuru Nusantara. Hasil akhirnya tak mengkhianati proses. KOMBAVA muncul sebagai juara. Atas pencapaian tersebut, tim Kombava layaknya dikutip

Bahan bakunya mudah ditemukan dan dibudidayakan, tidak menggunakan bahan kimia berbahaya, serta belum pernah digunakan sebelumnya.

dari Instagram @kombava2018 mengungkapkan rasa syukur sekaligus terima kasihnya kepada Universitas Negeri Yogyakarta. Utamanya kepada tim PKM Center, bapak ibu dosen pendamping, teman-teman seperjuangan yang membantunya sepanjang proses riset, serta panitia PIMNAS 31. Pencapaian yang dipetik oleh Kombava, juga dipandang bukan sekedar meraih gelar juara. Tetapi bagaimana proses dalam mencapai titik tersebut mampu menjadikan setiap insan yang tergabung dalam tim KOMBAVA menjadi lebih baik. Karena semua pencapaian, adalah ketetapan dari Tuhan Yang Maha Kuasa. "Selamat dan jangan sudahi perjuangan pimnas di tahun ini. Lakukanlah karena Allah dan untuk menjadi orang yang bermanfaat," pungkas tim Kombava sekaligus menekankan bahwa hasil riset tersebut akan terus berjuang untuk memenuhi tugas dan idealisme paripurnanya. Menurunkan demam bagi semua warga surga Indonesia, dengan kekayaan alamnya sendiri.. P E WA R A D I N A M I K A S E P T E M B E R 2 0 1 8 31


Laporan Utama

Kumur-Kumur Pakai Daun Kembang Kol Oleh ILHAM DARY ATHALLAH Editor BUDI MULYONO

D

alam kehidupan sehari-hari kita sering menjumpai daun kembang kol yang terbuang sia-sia saat kembang kol dijual. Biasanya daun kembang kol dimanfaatkan untuk hijauan pakan ternak. Hanya kembang kol lah yang biasanya kita makan. Sebagai gorengan yang biasa dijual di Taman Kuliner Karangmalang seberang FMIPA misalnya, seperti yang diungkapkan Alifia Azis sebagai ketua tim PKM bertajuk "CALM" Oleh karenanya, Alifia dan kawan-kawan bertekad untuk memanfaatkannya. kembang kol menjadi obat kumur pembersih mulut yang ampuh untuk menghilangkan kuman dan bakteri. Mereka yang tergabung dalam Program Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaan, Alifia Azis Rahmasari, Intania Betari Miranda, Rahmanisa Laila Fitri, Eka Fiandini Yunita dengan dosen pembimbing Dr. Pujianto, membuat produk Cauliflower LeafĂ­s Mouthwash (Calm) dari daun kembang kol sebagai terobosan terbaru dalam dunia kesehatan. “Kembang kol mengandung flavonoid sebagai antibakteri dan vitamin C sebagai obat sariawan. Tanpa campuran kimia berbahaya, kembang kol dapat menjadi obat kumur menggantikan obat kumur yang ada di pasaran,â€? tutur Alifia. Herbal dan Praktis Kesehatan mulut merupakan suatu hal yang penting bagi manusia. Pada orang sehat, bau mulut yang terjadi pada umumnya sematamata berasal dari dalam mulut yaitu disebabkan pembusukan sisa makanan oleh bakteri yang ada di dalam rongga mulut. Rongga mulut adalah gerbang utama masuknya zatzat yang dibutuhkan oleh tubuh dan gigi merupakan salah satu bagian di 32 P E WA R A D I N A M I K A S E P T E M B E R 2 0 1 8

ARIF / HUMAS

dalamnya (Ruth Asri Utami, 2005: 28).

TIM ALIFIA AZIS SAAT DIKALUNGKAN MEDALI PAD MALAM

Penyakit gigi dan mulut yang paling banyak diderita masyarakat adalah penyakit gigi keropos dan peradangan gusi. Kedua penyakit tersebut terutama disebabkan oleh kebersihan mulut dan pola makan yang kurang baik (Depkes RI, 2000: 1). Menurut World Oral Health report 2003, karies gigi masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang utama di sebagian besar negara industri, mempengaruhi 60-90% dari anak sekolah dan sebagian besar orang dewasa. Dewasa ini, musim pancaroba di Indonesia sering membuat masyarakat menjadi mudah terserang penyakit, apalagi di musim kemarau yang kering, tetapi anginnya lumayan besar. Biasanya musim seperti ini dapat mengakibatkan kulit menjadi

Bunga kol merupakan salah satu sayuran yang memiliki kandungan yang bermanfaat bagi tubuh manusia karena kandungannya yang kaya.

kasar, kering, bibir pecah-pecah, hingga sariawan yang paling sering dirasakan serta dijumpai. Banyaknya keluhan tentang obat sariawan yang kurang berfungsi optimal dan bahan serta efek samping yang berbahaya memunculkan suatu gagasan untuk membuat produk Cauliflower Leaf ’s Mouthwash (CALM) terobosan terbaru dalam dunia kesehatan. Pastinya dengan bahan yang aman dan serta alami, selain menegobati sariawan yang ada dari kandungan vitamin C tersebut, obat kumur ini bisa membuat nafas segar dan tak berbau. Sebagai daerah yang kaya akan bahan alam, pemanfaatan tumbuhan sebagai obat tradisional telah lama dilakukan oleh masyarakat Indonesia untuk menanggulangi berbagai masalah kesehatan. Penggunaan obat tradisional cukup menjanjikan karena murah bahan bakunya, mudah diperoleh dan dapat ditanam sendiri serta dapat diramu sendiri. Bunga kol merupakan salah satu sayuran yang memiliki kandungan yang bermanfaat bagi tubuh manusia terutama pada bagian daun bunga kol. Daun bunga kol memiliki kandungan flavonoid sebesar 600 mg/100 g, free sugar, antioksidan yang tinggi, dan vitamin C sebesar 441.7 mg/100 g yaitu untuk jenis Asia white. Sedangkan jenis Asia purple mengandung glukosinolate yang tinggi (Shiva Ram Bhandari and JungHo Kwak, 2015). Meskipun telah banyak ditawarkan obat kumur di pasaran tetapi obat kumur berbahan dasar daun bunga kol sangat berpotensi untuk dimanfaatkan sebagai salah satu produk herbal yang mencuri peluang penjualan di pasaran. Selain itu bahan dasar tersebut mudah ditemukan di wilayah dataran tinggi di Indonesia, produk ini terjangkau, aman, alami dan cocok untuk digunakan untuk semua lapisan masyarakat di Indonesia. Berangkat dari masalah tersebut, mahasiswa FMIPA UNY yang


Laporan Utama

ARIF / HUMAS

ARIF / HUMAS ARIF / HUMAS

beranggotakan Alifia Azis Rahmasari (Pendidikan Fisika 2016), Intania Betari Miranda (Pendidikan Kimia 2015), Rahmanisa Laila Fitri (Pendidikan Biologi 2016) serta berkolaborasi dengan Eka Fiandini Yunita (Manajemen Pemasaran 2016) dengan dosen pembimbing Dr. Pujianto, membuat terobosan baru yakni CALM ( Cauliflower Leaf ’s Mouthwash) obat kumur herbal solusi bau mulut dan sariawan yang didanai Kemristekdikti. Program Kreativitas Mahasiswa ini merupakan bidang kewirausahaan. Latar belakang pembuatan produk CALM ini adalah melihat banyaknya daun kembang kol yang terbuang siasia saat kembang kol dijual. Setelah ditelusuri lebih lanjut, ternyata daun kembang kol mengandung di antaranya flavonoid sebagai antibakteri dan vitamin C sebagai obat sariawan. Karena produk obat kumur yang selama ini beredar di pasaran mengandung bahan kimia dan menimbulkan efek samping ketika digunakan secara berkelanjutan, sehingga tercipta produk obat kumur CALM ini. Hal yang unik dari produk ini adalah obat kumur dibuat dalam bentuk serbuk siap seduh. Produk serbuk memiliki keunggulan dari segi keawetan. Produk CALM tidak menggunakan bahan pengawet

ALIFIA AZIS RAHMASARI DKK SI PERAIH MEDALI PERAK DAN EMAS

sehingga aman dikonsumsi dalam jangka panjang. Sasaran pemasaran yaitu untuk masyarakat umum, mulai dari anakanak, orang dewasa, mahasiswa, sampai ke public figure. Target pemasaran produk ke toko-toko UMKM, warung terdekat, dan dijual langsung ke pembeli. Strategi pemasaran yang sudah diterapkan adalah menjual langsung ke pembeli. Cara pembuatan produk CALM cukup mudah yaitu bahan-bahan seperti daun kembang kol dan jahe diblender sampai halus, disaring diambil sarinya lalu dimasak dengan gula dan air sampai menjadi serbuk. Produk ini tidak hanya herbal tetapi juga praktis dan dapat dibawa kemanapun saat bepergian. Cukup

Setelah ditelusuri lebih lanjut, ternyata daun kembang kol mengandung di antaranya flavonoid sebagai antibakteri dan vitamin C sebagai obat sariawan.

dituangkan dalam air lalu diaduk dan siap dipakai. Penggunaan obat kumur herbal dengan bahan baku daun bunga kol diharapkan dapat menciptakan inovasi obat kumur berupa serbuk melalui bahan alami yang belum termanfaatkan secara optimal. Terdapat 2 varian rasa, yaitu original dan jahe. Adapun harga Mouthwash ini lebih terjangkau yaitu 1.500/pcs (untuk 3 kali pemakaian). CALM siap menjadi sahabat percaya diri Anda. Ide Terobosan Berbuah Medali Hasil terobosan tersebut kemudian memperoleh pendanaan Kemristekdikti di awal tahun 2018. Kerja keras mengantarkannya mendapatkan penghargaan emas poster serta perak presentasi. CALM sendiri yang awalnya dibuat karena sekedar melihat banyaknya daun kembang kol terbuang siasia, akhirnya menjadi prestasi yang sangat berharga bagi Alifia dan UNY. Alifia bersama kawannya selepas memperoleh prestasi PIMNAS tersebut, bertekad untuk mengembangkannnya lebih lanjut. "Terima kasih pada semua yang sudah bekerja keras, sehingga prestasi ini bisa diraih. Semoga ke depan bisa lebih maju," pungkas Alifia. P E WA R A D I N A M I K A S E P T E M B E R 2 0 1 8 33


Laporan Utama

Hapuskan Bullying dari Bumi Yogyakarta Melawan perundungan (bullying), telah menjadi idealisme yang mengakar kuat dalam diri Lintang Robbani dan Timnya. Medali Emas Presentasi dan Poster PIMNAS, menjadi ganjaran atas perjuangan mereka merintis aplikasi penangkal perundungan.

Oleh ILHAM DARY ATHALLAH Editor BUDI MULYONO

R

amainya kasus perundungan di sekolah hingga menyebabkan dampak secara fisik dan tekanan mental. Bahkan tak jarang layaknya diungkapkan Siti Aminah selaku dosen Psikologi Pendidikan dan Bimbingan yang juga, murid yang dirundung sampai berimplikasi pada kehidupannya seperti depresi. Sehingga menodai fungsi lembaga pendidikan yang sudah selayaknya menjamin kondisi anak berada dalam lingkungan pendidikan. Serta menjamin anak perlindungan dari kekerasan fisik, psikis, kejahatan seksual dan kejahatan lainnya. Namun, pada umumnya sekolah belum memberikan solusi atau treatment yang tepat tentang beberapa permasalahan kasus perundungan ini. Selain itu, rendahnya pemahaman siswa terkait pergaulan sosial bahkan menganggap perundungan sebagai salah satu cara dalam bergaul membuat tingginya kasus perundungan di sekolah. Akhirnya tanpa sadar membuat korban tersakiti secara fisik, trauma psikis dan bahkan bisa terjadi kematian. Ketakutan siswa untuk melaporkan tindakan perundungan yang terjadi juga menjadi penyebab atas terlambatnya penuntasan kasus perundungan di sekolah. Kurang maksimalnya peran Guru BK dalam mengatasi kasus perundungan yang terjadi karena ketidakoptimalan pemanfaatan layanan. Terbatasnya jumlah guru BK yang tidak 34 P E WA R A D I N A M I K A S E P T E M B E R 2 0 1 8

sebanding dengan jumlah siswa serta terbatasnya waktu untuk pemberian layanan BK pada siswa. Padahal, Kota Yogyakarta menduduki peringkat tertinggi dalam kasus bullying atau kekerasan di sekolah. “Dari penelitian di tiga kota besar yakni Jakarta, Surabaya, dan Yogyakarta, peringkat tertinggi untuk kasus bullying atau kekerasan fisik maupun psikis di sekolah, yakni di Kota Yogyakarta,” ujar Ketua Forum Guru Pembimbing Psikolog Cabang Bantul, Catur Budianti. Banyaknya jumlah sekolah di Kota Yogyakarta yang merupakan kota pelajar, maka banyak pula kekerasan di sekolah. “Hal ini kemungkinan disebabkan oleh banyaknya sekolah di Kota Yogyakarta yang merupakan kota pelajar, sehingga kasus kekerasan di sekolah pun lebih banyak dibanding kota lain. Jumlah korban bullying di Yogyakarta paling banyak,” lanjutnya. Hal ini menjadi PR/tanggungjawab guru dan semua pihak untuk

Dari penelitian di tiga kota besar, Jakarta, Surabaya, dan Yogyakarta, peringkat tertinggi kasus bullying di sekolah, yakni di Kota Yogyakarta."

mengarahkan siswanya/anak agar tidak melakukan bullying. Termasuk bagi Lintang Robbani sebagai mahasiswa Bimbingan dan Konseling, yang kemudian bersama rekan-rekannya memandang perlunya sebuah solusi untuk memudahkan pelaporan tindakan perundungan. Sekaligus, dapat mengoptimalkan pemberian layanan dari Guru BK dalam rangka mengedukasi siswa tentang bahaya perundungan. Melalui Program Kreativitas Mahasiswa yang diselenggarakan oleh Kemenristekdikti 2018, mahasiswa UNY yang terdiri dari Lintang Robbani, Muhamad Nur Chozin dan Andri Muhyidin merancang solusi dalam membantu Gerakan Anti-Perundungan berupa aplikasi konseling berbasis Android yang diberi nama “Konselorku”. "Ini merupakan idealisme kami, untuk berkontribusi mengembangkan pendidikan di sekolah. Bullying harus dilawan," tegas Lintang. Fitur Meminimalkan Perundungan Lintang Robbani menjelaskan, aplikasi berbasis Android tersebut akan disediakan di Google Play Store dan dapat diunduh secara gratis oleh guru maupun siswa SMA untuk dipergunakan sebagai media konseling. Secara khusus untuk melihat kabar terbaru tentang perkembangan aplikasi konselorku dapat diakses pada halaman web https://konselorku.com. Lintang Robbani selaku ketua tim memaparkan bahwa aplikasi “KonselorKu” memiliki fiturfitur yang dapat meminimalkan


Laporan Utama

ARIF / HUMAS

REKTORAT UNY TAMPAK LENGANG

ARIF / HUMAS

kasus perundungan di sekolah. Di antaranya adalah fitur Lapor yang memberikan fasilitas kepada siswa untuk dapat melaporkan kejadian perundungan langsung kepada Guru BK nya. Kemudian Daftar Guru BK sekolah yang dapat dihubungi secara langsung jika ingin berkonsultasi. Fitur Assessment untuk mendeteksi awal gangguan psikologi atau mental yang dihadapi oleh siswa sebelum melaporkan lebih lanjut. Kemudian terdapat artikel-artikel yang dapat memberikan pengetahuan tentang perundungan. Secara khusus juga terdapat biodata siswa untuk mempermudah para guru dalam mengenali siswa pelapor. "Untuk menggunakan aplikasi ini diperlukan pendaftaran akun terlebih dahulu baik guru maupun siswa, kemudian akan ditampilkan fitur aplikasi yang siap

TIM LINTANG ROBBANI DENGAN MEDALI EMAS PRESENTASI DAN POSTER.

digunakan. Siswa hanya perlu untuk menavigasikan ke fitur apa yang ingin digunakan," ujar Lintang. Fitur dalam aplikasi KonselorKu disesuaikan dengan kebutuhan siswa SMA. Melalui aplikasi ini, siswa akan dimudahkan untuk melaporkan tindakan perundungan yang terjadi, baik yang ia alami maupun yang ia lihat agar dapat segera diatasi sehingga tidak memberatkan mental maupun mengganggu

Siswa akan dimudahkan untuk melaporkan tindakan perundungan yang terjadi, baik yang ia alami maupun yang ia lihat agar dapat segera diatasi.

keamanan dalam proses belajar siswa. Dengan aplikasi ini guru BK dapat dengan mudah memberikan fungsi pemahaman pada siswa melalui layanan Bimbingan dan Konseling sehingga seluruh siswa dapat terpantau dan setiap kasus perundungan dapat segera diatasi. Lintang menjelaskan, bahwa selain pelaporan perundungan, melalui aplikasi “KonselorKu” siswa dapat dengan mudah melakukan konseling apabila ia memiliki masalah secara online melalui smartphone mereka dan nanti akan ditindaklanjuti dengan konseling tatap muka. “KonselorKu” juga dapat membantu Guru BK untuk membantu siswa dalam mengatasi permasalahan yang mengganggu serta mampu berbagi materi untuk membekali ketahanan siswa terkait aspek pribadi, sosial, belajar dan karir dengan media penyajian visual. P E WA R A D I N A M I K A S E P T E M B E R 2 0 1 8 35


Laporan Utama

DOK. TIM GARUDA

"KonselorKu lahir dari Program Kreativitas Mahasiswa bidang Penelitian dan Sosial Humaniora UNY dan berhasil lolos didanai Dikti. Harapannya, produk ini tak hanya menjadi inovasi namun juga memudahkan kinerja guru BK serta menjadi media pemberantas tindakan bullying di sekolah," tegas Lintang. Idealisme tersebut kemudian diperjuangkan Lintang dengan timnya melalui pendanaan PKM yang diberikan Kemristekdikti. Sejak awal perintisan, proposal sekaligus judul penelitian yang ditelurkan Lintang dan kawan-kawannya secara konsisten mencerminkan idealisme yang mereka bahwa Produk penelitian itu adalah sebuah aplikasi, yang berfungsi sebagai media e-konseling, mengatasi masalah, langkah kuratif bullying. 36 P E WA R A D I N A M I K A S E P T E M B E R 2 0 1 8

"Dalam prosesnya juga, kita tak hanya berfokus pada korban bullying. namun juga kepada pelaku bullying. Fitur-fitur yang disediakan dalam aplikasi konselorku mewadahi upaya pencegahan hingga pengobatan terjadinya bullying," tukas Lintang. Proses seleksi lanjutan kemudian membawa tim ini

LINTANG ROBBANI DKK SAAT PENGALUNGAN MEDALI

Harapannya, produk ini tak hanya menjadi inovasi namun juga memudahkan kinerja guru BK serta menjadi media pemberantas tindakan bullying di sekolah.

ARIF / HUMAS

menjadi satu dari 15 delegasi yang dinyatakan berhak mewakili UNY ke gelaran Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS). Dengan kategori PKM-Penelitian Sosial Humaniora (PKM-PSH) di kelas kedua. Medali emas dicatatkannya sebagai perolehan presentasi, dengan tambahan medali perak untuk perolehan poster. Berhasil didapatkannya dua medali sekaligus tersebut, membuat Lintang Robbani yakin bahwa karyanya bersama tim mampu dikembangkan lebih lanjut. "Semoga dapat menjadi solusi atas masalah bully, sesuai cita-cita ideal dari penelitian ini. Utamanya kalau kita bicara statistik, menghapus bully di Yogyakarta karena angkanya begitu tinggi," tukas Lintang. 


B E R I TA S i v i ta s a k a d e m i k a

WISNU / HUMAS

MONUMENTAL PEMBUKAAN PIMNAS 31 Tribun GOR UNY pada Kamis, (30/08/2018) terlihat warnawarni. Corak aneka warna itu seakan menyiratkan keanekaragaman Indonesia. Pemandangan ini bukan hiasan artistik, melainkan kilau pusparagam jas alamamater dan baju adat tiap daerah. Mereka tiada lain ialah perwakilan tiap perguruan tinggi yang hendak mengikuti Pekan Ilmiah Mahasiswa (PIMNAS) 31 di kota gudeg. Tahun ini UNY mendapat amanah menjadi tuan rumah gelaran saintifik bergengsi

tingkat nasional. Mohamad Nasir, Menteri Ristekdikti, tampak hadir di podium. Selain Rektor UNY, Sutrisna Wibawa, hadir pula Intan Ahmad, Dirjen Belmawa. Ketiganya menjadi saksi ratusan kompetitor PIMNAS 31. Pada pembukaan, Nasir, menyatakan ekspresi bangganya karena hadir di tengah cendekiawan muda seluruh Indonesia. Nasir sumringah pada pembu­ kaan itu karena pada bulan kemerdekaan, selain momentum

Berita-berita lain dapat diakses pada laman www.uny.ac.id

17 Agustus, Indonesia juga menjadi tuan rumah Asian Games ke-18. Peristiwa tersebut memberi besutan optimisme kepada negara terbesar ke-3 di dunia itu. “Untuk mewarnai kemerdekaan ini, Indonesia akan semakin dituntut untuk terus menerus memperkuat daya saingnya dengan memanfaatkan keunggulan yang dimiliki,� tegas Nasir. Orang nomor wahid di wilayah regulasi pendidikan tinggi itu

mengharapkan PIMNAS akan memberi peluang bagi segenap intelektual muda untuk ujuk karya inovatif di segala bidang. "baik di bidang sains, teknologi, kewirausahaan, gagasan tertulis, maupun bidang-bidang pengembangan kreativitas lainnya," katanya. "Tentu, itu semua dalam rangka memperkuat daya saing bangsa Indonesia tercinta, termasuk dalam rangka menghadapi era industri 4.0" ucapnya. AMRULLAH

P E WA R A D I N A M I K A S E P T E M B E R 2 0 1 8 37


Berita

KEBHINEKAAN JADI PENEKANAN DALAM TEMA PIMNAS

FAZA / HUMAS

SAJIAN WELCOME DINNER PIMNAS 31

WSNU / HUMAS

Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) yang ke-31, takkan lama lagi akan digelar di UNY. Sepanjang gelaran yang akan dilaksanakan pada 28 Agustus hingga 2 September 2018 tersebut, UNY mengambil tema " Mewujudkan Mahasiswa Indonesia yang Unggul, Kreatif, dan Inovatif Berlandaskan Ketakwaan, Kemandirian, dan Kecendekiaan dalam Bingkai Kebhinekaan". Keberadaan tema tersebut, disebut oleh Prof. Sutrisna Wibawa selaku Rektor UNY dan Pengarah Kegiatan PIMNAS, mengandung nilai luhur dan semangat yang harus dimiliki oleh mahasiswa Indonesia di era milenial. Bahwa ke depannya, mahasiswa Indonesia memang harus memiliki karakter komplit tentang intelektual dan emosional, sembari disertai dengan landasan kebhinekaan dan penghargaan atas keberagaman dalam dirinya. "Sehingga kebhinekaan, menjadi penekanan dalam tema PIMNAS kali ini. Kami ingin mahasiswa terus berinovasi. Sehingga landasannya adalah keunggulan, kreativitas dan keinovatifan mahasiswa Indonesia sangat diperlukan di era global untuk memenangkan persaingan di tingkat nasional, regional dan global. Bingkainya dalam melakukan itu semua, adalah kebhinekaan," ujar Sutrisna kepada Petugas Berita Humas PIMNAS UNY. Guna menekankan aspek kebhinekaan dalam PIMNAS, Sutrisna menjelaskan bahwa aspek-aspek penghargaan atas kehidupan berbang­sa dan bernegara akan terselip dalam kegiatan tersebut. Sehing­ga nantinya PIMNAS akan menjadi puncak kegiatan ilmiah maha­­­sis­wa berskala nasional sekaligus sebagai forum pertemuan ilmiah dan komunikasi produk kreasi mahasiswa yang komplit. Diikuti oleh ma­hasiswa atau kelompok tim Program Kreativitas Mahasiswa. Para pendamping PIMNAS maupun civitas akademik secara umum, nantinya juga dapat memperoleh pemupukan atas kebhinekaan melalui lomba pendamping PIMNAS. Dalam kegiatan lomba pendamping tersebut, akan ada lomba fotografi, penulisan puisi, dan esai yang seluruhnya bertema kebhinekaan. Salah satu tujuan untuk menggelar kegiatan pendamping ini, dalam paparan Sumaryanto adalah guna menjadikan kegiatan PIMNAS 31 lebih semarak dan mengapresiasi potensi mahasiswa. ILHAM 38 P E WA R A D I N A M I K A S E P T E M B E R 2 0 1 8

Yogyakarta, UNY – Seki­ tar seribu tamu undang­ an menyatu dalam kea­ krab­an Wel­come Dinner PIMNAS 31 di Halaman Rekto­rat UNY, Rabu malam (29/8/2018). Buaian angin malam dan lantunan gamelan Jawa mengiringi welcome dinner yang dihadiri Dirjen Belmawa, Intan Ahmad. Hadir pula Pimpinan Perguruan Tinggi Peserta PIMNAS, Tim Juri, dan perwakilan peserta setiap kontingen. Sebelum mengajak makan bersama, Intan Ahmad, mengimbau mahasiswa untuk berpikir kritis, dapat menganalisis data, bekerja sama, dan memahami proses menjadi peneliti hingga mampu menciptakan teknologi. Kemudian dari sudut pandang NKRI, Dirjen Belmawa menegaskan hadirnya banyak perguruan tinggi di Indonesia mampu mempererat kohesi masyarakat dan networking yang terwujud dalam PIMNAS. “Ini luar biasa. Mahasiswa akan jadi calon peneliti Indonesia. Ikut serta dalam PIMNAS akan beri credential yang lebih bagi Anda jika ingin menjadi peneliti agar lebih kompetitif,” tegas profesor yang melalui aksi karatenya pernah membawa Jawa Barat meraih Medali Emas PON X 1981.

Atas nama keluarga besar UNY, Sutrisna Wibawa, mengucapkan selamat datang bagi seluruh tamu undangan, terutama mahasiswa yang hadir untuk mempresentasikan karyanya. Dalam welcome dinner ini. Tamu mendapat suguhan khas Yogyakarta mulai dari makanan tradisional hingga tarian Jawa. “Kita seluruh Indonesia bersatu dalam Bhineka Tunggal Ika. Ajang kali ini menjadi ajang silaturahmi kesatuan bangsa Indonesia. Apalagi ini bulan kemerdekaan, bulan Agustus. Kita semua pada malam hari ini juga sekaligus mangayubagyo peringatan 17 Agustus,” pungkas Sutrisna Wibawa, Rektor UNY, menjamu kehadiran para tamu. Santapan makan malam disiapkan tuan rumah PIMNAS 31 tersebar di berbagai titik Halaman Rektorat UNY. Peserta welcome dinner dapat menikmati keistimewaan hidangan Yogyakarta sembari menyaksikan hiburan nyanyian dan Tari Tayub persembahan Mahasiswa Seni Tari. Rektor UNY, Dirjen Belmawa, dan perwakilan perguruan tinggi Indonesia juga berkesempatan menunjukkan kebolehan bernyanyi dan menari bersama mahasiswa. MARIA PURBANDARI


Berita

BERKURSI RODA SABET 2 MEDALI EMAS Mahasiswa D3 Komputer dan Sistem Informasi UGM, Fahmi, menjadi sorot mata seluruh yang hadir pada pengumuman pemenang PIMNAS 31 di GOR UNY, Sabtu malam (1/9/2018). Ia menuju panggung pengumuman kejuaraan menggunakan kursi roda yang dibantu oleh teman-teman kontingen UGM. Tepuk tangan bergemuruh menyambut kedatangan Fahmi dan timnya ke atas panggung. Dirinya dan tim berhasil meraih medali emas pada lomba poster dan presentasi PKM-KC. Karyanya berjudul Aveo (Archilles Physiotheraphy Orthosis) Sepatu Pencegah Kontraktur Ankle Kaki pada Penderita Kelumpuhan. Perjuangannya dan tim untuk mendapatkan dua emas sekaligus dari 1 karya PKM yang dibuatnya tidak pernah ia duga. “Saya pakai kursi roda sejak SMP. Jadi, penyakit yang saya derita adalah Duchenne Muscular Dystrophy. Penurunan fungsi otot. Awalnya normal, tapi lama kelamaan melemah. Jadi, otot tidak bisa memproduksi protein otot yang disebut dystrophin yang berfungsi untuk perkembangan otot. Sehingga lama kelamaan otot menjadi rusak,” katanya.

NUNGGAL / PEWARA

Fahmi, pencetus ide karya PKM-KC sekaligus penggawa tim, mengaku senang atas kemenangannya. Ia juga mengungkapkan jika produk yang dibuatnya berawal dari pengalamannya sendiri. ADINURINGTYAS

UNY SABET EMAS DAN PERAK KEWIRAUSAHAAN Sebanyak 9 medali di bidang poster dan 12 un­ tuk presentasi dibagi­kan khusus kate­gori PKMKewira­usah­aan (PKM-K). UNY menyabet dua emas. Satu dari presentasi PKMK-3, dan satu dari poster PKMK-2. Selain memperoleh dua emas, UNY juga berhasil menyabet dua perak dalam bidang presentasi dan poster. Penelitian-penelitian yang memperoleh emas tersebut di antaranya KOMBAVA (Kompres Bauhinia variegata) Gel Kompres Herbal Solusi Penurun Panas Demam pada Anak karya delegasi yang dipimpin Shivi Woro Satiti dan CALM (Cauliflower Leaf’s Mouthwash) Obat Kumur Herbal Solusi Bau Mulut dan Sariawan milik kelompoknya Alifia Azis Rahmasari. Atas prestasi tersebut, Prof. Ainun Na'im, Sekjen Kemristekdikti, mengucapkan selamat kepada para juara. Pihaknya juga berpesan karya-karya yang dimiliki

lebih lanjut dari gagasan dan ide hasil penelitian yang dapat dilanjutkan dan dihilirkan untuk pemanfaatan di masyarakat dan industri. "Kita harapkan mahasiswa dan dosen dapat melanjutkan karya ini sehingga dapat dimanfaatkan masy lebih luas," paparnya.

semua pemenang semoga tak hanya berhenti dalam karya dan gagasan untuk PIMNAS. Pesan ini disampaikan pada saat upacara penutupan PIMNAS ke-31 di GOR UNY, Sabtu (01/09/2018) malam. Ainun Na’im juga menjelaskan tugas Kementerian. Selain Ditjen

yang mengurusi pembelajaran (Belmawa), juga ada Ditjen Penelitian dan Pengembangan (Litbang) serta Ditjen Penguatan Inovasi. Pada Ditjen Litbang dan Inovasi terdapat program untuk memfasilitasi pengembangan

Hal yang sama diungkapkan Rektor UNY, Sutrisna Wibawa. Ia mengatakan kebanggaan tentu dirasakan para juara sebagai penyabet medali. Namun, bagi yang belum, dapat mengambil manfaat untuk meningkatkan prestasi ke depan. Sebab Pimnas merupakan wahana pembelajaran peserta dalam membangun jati diri menjadi manusia Indonesia. "Kegiatan ini juga untuk memupuk tenggang rasa dan toleransi dalam bingkai kebhinekaan. Damai, menghormati perbedaan, dan menghargai keberagaman," kata Sutrisna dalam sambutannya.. ILHAM

P E WA R A D I N A M I K A S E P T E M B E R 2 0 1 8 39


Berita

ARIF / HMAS

INI DIA PARA PEMENANG PIMNAS 31 KATEGORI POSTER Prof. Ainun Na’im, Sekjen Kemenristekdikti, mengalungkan medali dan mengucapkan selamat pada juara Poster PIMNAS 31 dari seluruh tim yang dilombakan, Sabtu (1/9/2018). Penjurian poster telah diselenggarakan mulai dari pemasangan hingga pameran dan penilaian, 29-30 Agustus 2018. Tercatat 66 penghargaan kejuaraan poster berhasil diusung perguruan tinggi se-Indonesia. “Kami datang ke sini hanya dari satu tim. Tidak ada target apaapa yang dibebankan kepada

kami. Tapi Puji Tuhan, Berkat Kuasa Tuhan Yang Maha Esa, kami bisa mendapatkan medali perak. Kami tidak menyangka bahwa Tuhan itu sangat baik,” ungkap Leonard Axel penuh suka cita. Puji syukur berkali-kali dilantunkan peraih Juara 2 Poster PKMK-3 asal Universitas Cendrawasih. Sebagai peserta dari Papua, tim ini membuat inovasi permen KAWAI (Chewy Kulit Kayu Akway) yang masih dibuat secara manual karena minimnya teknologi. Besar harapan, satu-satunya tim

40 P E WA R A D I N A M I K A S E P T E M B E R 2 0 1 8

lolos PIMNAS dari ujung Timur Indonesia tersebut bekerja sama dengan mahasiswa di Jawa supaya dapat mengembangkan produk menjadi lebih baik lagi. Sudariyanto, mahasiswa Teknik Mesin Universitas Riau, anggota tim, peraih Juara 3 Poster PKMKC-5, mengungkapkan harapan senada. Langkah yang akan dijalankan selanjutnya adalah mengembangkan teknologi CNC (Computer Numerical Control) di mana komponennya terbuat dari limbah bekas elektronik. Universitas Diponegoro sabet medali perak kategori poster PKMPE-6 melalui pemanfaatan limbah silika scalling geothermal. Febio Dalanta, salah satu anggota tim berkeinginan, “Semoga penelitian kami dapat berkontribusi

untuk masyarakat, dapat menyelesaikan masalah, dan mudah-mudahan Indonesia semakin maju lagi dengan adanya penelitian kami.” “Arti kemenangan bagi kami adalah hasil dari proses yang cukup panjang tentunya,” ungkap Andri Muhyidin, peserta PKMPSH-2 peraih medali perak kategori poster sekaligus pemboyong emas kategori presentasi saat mengekspresikan perjuangan timnya. UNY sebagai tuan rumah puas mengoleksi lima kejuaraan poster. MARIA PURBANDARI


Berita

CORONG PENELITIAN SOSIAL HUMANIORA

GOR UNY JADI SAKSI PENUTUPAN PIMNAS 31

Diskursus seputar darurat begal di Pasuruan menjadi gong pembuka presentasi Program Kreativitas Mahasiswa Penelitian Sosial Humaniora (PKMPSH) di ruang 201 gedung Lembaga Pengembangan dan Penjaminan Mutu Pendidikan (LPPMP) UNY, Kamis (30/8).

AWAN

Memang bukan suara Via Vallen yang bergaung di GOR UNY, Sabtu (1/9) malam. Namun, salah satu lagu andalan pedangdut top itu, Sayang, tetap berhasil menggoyang audiens dalam seremoni penutupan Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) ke 31. Sayang merupakan salah satu pemanis acara yang sukses memberikan bumbu pada penutupan PIMNAS 31. Mengusung tema kebhinekaan, serta berangkat dari akar kultur Jawa, pertunjukan musik dari kesenian gejog lesung dan angklung turut disajikan. Tarian tradisional Banyumasan, Cipat Cipit, pula memeriahkan suasana.

Tiga mahasiswa Universitas Yudharta Pasuruan dengan semangat menjabarkan keadaan yang melibas kenyamanan warga tempat mereka menuntut ilmu lewat kajian analisis wacana kritis teks media berita yang dilagakan dengan warta menyoal prestasi Bupati Pasuruan. Karya kelompok yang diketuai Muslim ini menjadi salah satu dari total empat puluh penelitian PKM skim Penelitian Sosial Humaniora yang akan dipresentasikan di hadapan dewan juri. Keempatpuluh penelitian ini lantas dibagi ke dalam dua ruangan presentasi;

Seremoni ini tak cuma banjir kemeriahan saja. Kucuran apresiasi juga turut mengekor. Rektor UNY, Sutrisna Wibawa, selaku punggawa tuan rumah, mengungkapkan apresiasinya terhadap seluruh peserta; bahwa masingmasing kontingen, terlepas dari berhasil tidaknya mereka membawa pulang medali, merupakan pemenang. “Adik-adik sudah melalui proses yang luar biasa. 4.800 karya ilmiah, masuk PIMNAS hanya 440. Kalian sudah juara dari perguruan tinggi masing-masing,” ujarnya. Tidak hanya itu, Sutrisna juga memberikan apresiasi terhadap seluruh pihak terkait yang telah membantu mewujudkan PIMNAS 31, dari segenap jajaran Kemenristekdikti, Ditjen Belmawa, Gubernur serta Wakil Gubernur DIY, hingga civitas akademika perguruan tinggi se-Indonesia yang turut hadir malam itu.

dengan masing-masing ruangan menampung timtim dari 18 dan 17 perguruan tinggi.

Serangkaian acara perhelatan akbar tersebut akhirnya mencapai puncak dengan diumumkannya pemenang lomba poster PKM, lomba presentasi PKM, serta juara umum PIMNAS ke 31 dengan Universitas Gadjah Mada keluar sebagai pemboyong piala bergilir Adikarta Kertawidya tahun ini. NUNGGAL

Masih mengangkat kebutuhan akar asalnya, mahasiswa dari Universitas Negeri Semarang juga mengulik soal kebudayaan lisan atau

IMEL

cerita rakyat asal Kabupaten Wonogiri. Berangkat dari keinginan menjaga sekaligus melestarikan budaya Kabupate Wonogiri, tim yang diketuai Riyadi Widhiyanto ini melakukan pengumpulan data lewat studi dokumentasi, wawancara, serta observasi. Di ruang Rapat LPPMP, tim yang diketuai oleh Aziz Nurizki dari Universitas Negeri Semarang dengan cepat menarik minat audiens lewat nyanyian sebagai sapa pembuka presentasi. Tim yang mengembangkan multimedia aplikasi Android untuk keterampilan menyimak bahasa Arab ini juga menjaring ketertarikan dari pihak dewan juri. “Saya mau, sih. Kebetulan anak saya juga sekolah di SD IT,” seloroh Erika Takidah. Kontingen Sekolah Tinggi Pariwisata Bali Internasional tampil unik dengan ikat kepala yang melambangkan filosofi Dewa Trimurti sebagai salah satu atribut dalam Mepantigan. Seni bela diri khas Bali yang biasanya dilakukan di atas lumpur ini diangkat oleh Ariastini dan kawan-kawan ke dalam penelitian ilmiah mereka demi melebarkan sayap Mepantigan. “Mepantigan sudah lama ada di Bali, bahkan menjadi salah satu atraksi wisata budaya. Bahkan ada banyak wisatawan mancanegara yang datang ke Bali khusus untuk menikmati Mepantigan. Kami ingin supaya Mepantigan dikenal lebih luas. Harapannya, sepuluh tahun yang akan datang, Mepantigan bisa sama seperti Pencak Silat di mana sekarang sedang digaunggaungkan,” terangnya. Waktu 10 menit diberikan untuk presentasi, kemudian 15 menit waktu tanya jawab dengan dewan juri. NUNGGAL

P E WA R A D I N A M I K A S E P T E M B E R 2 0 1 8 41


Nur Hidayanto SANG PENGAWAL PIMNAS 42 P E WA R A D I N A M I K A S E P T E M B E R 2 0 1 8

KALAM / PEWARA


SOSOK KETUA PIMNAS

KALAM / PEWARA

Atas arahan Rektor Prof. Sutrisna Wibawa sebagai Pengarah dan Wakil Rektor III UNY Prof. Sumaryanto selaku Penanggung Jawab dalam kegiatan PIMNAS ke-31 di UNY, Nur Hidayanto Pancoro Setyo Putro, Ph.D. didapuk sebagai Ketua Umum gelaran tersebut. Oleh ILHAM DARY ATHALLAH

S

ejak awal kepanitiaan PIMNAS dirumuskan, tiga susunan organisasi langsung dirumuskan. Masing-masing dengan nakhoda, dan fokus gugus tugasnya tersendiri. Dr. Nurtanio Agus Purwanto di kepanitiaan Sukses Prestasi PIMNAS, Dr. Abdul Alim di kepanitiaan Lomba Pendamping PIMNAS, dan Nur Hidayanto Ph.D memimpin pengawalan untuk sukses penyelenggaraan PIMNAS. Bagi Nur, tugas tersebut tidaklah ringan. Namun seberat apapun amanah tersebut, hajat besar PIMNAS tak boleh dilakukan sekenanya saja. Oleh karenanya, inovasi senantiasa ditelurkan Nur bersama tim dari UNY dalam setiap detil penyelenggaraan. Termasuk, menyediakan fasilitas dan pelayanan prima, sembari menyelipkan inovasi termutakhir untuk memastikan sukses penyelenggaraan oleh tuan rumah. "Semua untuk PIMNAS dan alamamter," tukas Nur. Bertugas sambil Belajar Sejatinya, Nur pertama kali merasa kaget ketika ditugaskan untuk terlibat dalam menggelar PIMNAS. Karena pada bulan Juni 2017, ia

baru didapuk untuk pertama kalinya sebagai Staf Ahli Wakil Rektor III.

KEBHINEKAAN YANG TERCERMIN SAAT PEMBUKAAN PIMNAS 31

Namun baru satu bulan sesudahnya saat penyelenggaraan PIMNAS ke-30 di Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar, kehendak UNY untuk melamar sebagai tuan rumah PIMNAS telah diutarakan. Langsung oleh Prof. Sumaryanto sebagai Wakil Rektor III, ketika sarasehan bidang kemahasiswaan. "Sudah mulai sounding bahwa UNY melamar. Tentu saya kaget, karena belum paham betul PIMNAS seperti apa. Itu (2017) adalah tahun pertama saya di Kemahasiswaan (sebagai Staf Ahli Wakil Rektor III)," kenang Nur. Walaupun belum berpengalaman, manajemen Prof. Sumaryanto selaku Wakil Rektor III

Sudah mulai sounding bahwa UNY melamar. Tentu saya kaget, karena belum paham betul PIMNAS seperti apa."

diungkapkan oleh Nur sangatlah baik. Sumaryanto memberi arahan serta bimbingan secara komplit kepada Nur, seiring dengan pengalaman beliau berkecimpung di bidang kemahasiswaan dalam waktu yang cukup panjang. Baik sebagai Dekan FIK maupun Wakil Rektor III layaknya saat ini. "Dan atas arahan beliau pula, kami mulai diminta untuk membuat proposal," ungkap Nur. Pada akhir tahun 2017, proses pembuatan proposal dimulai. Diikuti dengan visitasi serta konsultasi kepada Ditjen Belmawa selaku penyelenggara PIMNAS. Hingga akhirnya pada awal Januari, telah ada berita bahwa UNY akan dinobatkan sebagai tuan rumah. Tentu bukan informasi resmi. Melainkan sekedar kabar burung di kalangan penyelenggara. Guna memantapkan asa UNY untuk menjadi tuan rumah, Nur bersama beberapa punggawa kemahasiswaan sempat ditugaskan ke Kemristekdikti untuk berkonsultasi sekaligus konfirmasi. Ternyata, didapati bahwa informasi tersebut bukanlah kabar burung. Melainkan hanya menunggu waktu saja, untuk diresmikan. P E WA R A D I N A M I K A S E P T E M B E R 2 0 1 8 43


Karena saat Nur datang, sudah ada draf surat keputusan menteri yang menyatakan bahwa UNY didapuk sebagai tuan rumah. Hanya tinggal menunggu tanda tangan dari sang menteri, yang kebetulan sedang banyak kesibukan.

SOSOK KETUA PIMNAS

"Sembari kami ngobrol tentang persiapan PIMNAS. Sangat panjang. Karena PIMNAS bukanlah hal kecil. Bahkan bisa disebut gawe (hajat) terbesar untuk Belmawa. Sehingga posisi kami saat itu, asal diminta dari atas (Kemristekdikti), kita siap," ungkap Nur. Selepas SK resmi turun di bulan April, UNY dan Nur juga tak menghentikan proses belajar. Salah satu lokasi yang jadi jujugan belajar, addalah Institut Pertanian Bogor (IPB). Kampus tersebut sempat menjadi tuan rumah dalam PIMNAS ke-28 di tahun 2016, dan memiliki prestasi relatif baik dalam PIMNAS. Salah satu yang dipelajari dari UNY, adalah kebutuhan Liaison Officer (LO). Setiap universitas, atau bahkan setiap rombongan tim dan tamu undangan, harus punya satu petugas dari UNY guna mendampingi segala kebutuhannya selama kompetisi berlangsung. Itulah mengapa, UNY merekrut hingga 400 LO dari kalangan mahasiswa. "LO intensif sejak bulan Juli. Dan dalam praktiknya atas arahan Bapak Rektor, LO tidak hanya mengawal selama PIMNAS. Tapi selama di Jogja, kemanapun bahkan waktu ada yang ingin jalan-jalan, kita dampingi," ungkap Nur. Pelayanan Prima bagi Semua Delegasi Dalam menakhodai pelayanan sebagai tuan rumah PIMNAS, Nur juga senantiasa melaksanakan arahan bahwa fasilitas terbaik harus diperoleh para peserta dalam setiap sesi gelaran. Tak terkecuali, bagi para juri dan tamu undangan. Oleh karenanya, salah satu persiapan yang paling kompleks adalah presentasi. Dalam presentasi PIMNAS, dewan juri menghendaki bahwa para mahasiswa peserta lomba tidak diperkenankan menggunakan laptopnya sendiri. Dengan alasan, efisiensi waktu dan keadilan bagi seluruh peserta. Oleh karenanya, UNY harus menyediakan peralatan berupa komputer. Lengkap dengan kabel LAN, proyektor, timer, fasilitas internet (Wi-fi), dan fasilitas komputer tambahan sebagai backup. 44 P E WA R A D I N A M I K A S E P T E M B E R 2 0 1 8

KALAM / PEWARA

PERSEMBAHAN TARI TURUT MEMERIAHKAN PENUTUPAN PIMNAS 31

"Itu menurut saya sepele tapi paling kompleks. Peraturan dalam penyelenggaran presentasi juga cukup ketat. Termasuk setting ruangan, juga diatur oleh juri," kenang Nur. Pelayanan prima juga diperjuangkan UNY melalui pemenuhan kehendak tim dewan juri. Pada saat penghujung gelaran PIMNAS, Nur bersama beberapa tim penyelenggara diundang untuk konsultasi bersama Prof. Roni dan tim inti dewan juri. Dewan juri menghendaki bahwa tidak boleh ada kebocoran dalam pengumuman PIMNAS. Oleh karenanya, ruangan tabulasi pengumuman PIMNAS tidak boleh dimasuki oleh siapapun kecuali tim inti dewan juri bersama tim IT Belmawa. Begitupula dengan sertifikat juara, yang baru boleh dicetak setelah pengumuman dilangsungkan di atas panggung. Dengan demikian, tidak ada petugas percetakan yang bisa membocorkan hasil PIMNAS.

Salah satu yang dipelajari dari UNY, adalah kebutuhan Liaison Officer (LO).

"Mendapat permintaan tersebut, saya matur ke Pak WR (Sumaryanto). UNY setuju," kenang Nur. Selepas persetujuan tersebut, Nur bersama Izzudin selaku Koordinator IT hanya bisa menunggu di luar ruang tabulasi. Prof. Roni memegang kunci ruangan juri. Hanya ia yang bisa membuka sekaligus menutup pintu ruangan. Bahkan sempat ketika Prof. Roni keluar ruangan untuk kegiatan lain, tim IT Ditjen Belmawa dikunci di dalam ruangan tersebut dan tidak diizinkan keluar sama sekali. "Jadi tim IT harus nunggu setengah jam, untuk bisa keluar. Padahal mau kencing keluar itu. Semuanya demi PIMNAS. Juri puas, panitia lancar, mahasiswa responnya bagus, dan gelaran ini berlangsung secara fair," kenang Nur. Inovasi dan Teknologi Untuk memastikan pelayanan prima dalam presentasi, salah satu tantangan tambahan dari Prof. Sundani Nurono selaku Ketua Dewan Juri dan Guru Besar ITB, meminta UNY untuk melakukan inovasi dan langkahlangkah terobosan yang basisnya teknologi. Langkah maupun permintaan semacam ini belum pernah ada dalam gelaran PIMNAS sebelumnya. Sehingga salah satu inovasi yang tercetus, adalah pembuatan ID


SOSOK KETUA PIMNAS

AYAS / HUMAS

Card berbasis elektronik. Dalam setiap ID Card, telah disisipi kode dan kategori delegasi. Misalnya, apakah sebagai panitia, petugas, peserta, atau tamu VIP. Hanya mereka yang berkepentingan di ruangan tersebutlah, yang nantinya bisa lolos scan ID Card untuk memasuki ruangan presentasi. "Bahkan pada pelaksanaan hari H, banyak orang yang kedudukannya relatif penting kebetulan tidak bisa masuk ruangan. Ini karena sistem telah didesain sedemikian rupa. Hanya yang berkepentingan, yang bisa scan ID Card lalu boleh masuk," kenang Nur. Inovasi lain untuk memastikan pelayanan prima juga diwujudkan Nur bersama tim dalam bentuk aplikasi android seputar PIMNAS 31. Dipimpin oleh Izzudin selaku koordinator tim IT, Pimnas memiliki aplikasi yang bisa diunduh melalui Google Playstore tersebut guna memudahkan penyediaan beragam informasi seputar kegiatan PIMNAS.

Fitur-fitur yang tersedia dalam aplikasi ini, diantaranya adalah kolom berita yang mengisahkan seputar PIMNAS. Tulisan berupa kisah kegiatan hingga karya-karya unik para peneliti yang tergabung dalam kompetisi PIMNAS, dapat dibaca dalam kolom yang kontennya diproyeksikan akan terus dikembangkan.

MENRISTEKDIKTI MEMANAH PAPAN TARGET SEBAGAI SIMBOL PEMBUKAAN PIMNAS 31

Guna menyebarluaskan perkembangan informasi seputar PIMNAS, aplikasi ini juga menghadirkan feature pengumuman lengkap dengan kemampuan Push Notification dalam aplikasi. Keberadaan push notification, membuat handphone yang telah menginstall aplikasi PIMNAS dapat berdenting atau bergetar jika ada pemberitahuan yang penting atau mendesak. Termasuk, pengingat atas jadwal presentasi mahasiswa atau kelompok

Selain itu, tersedia pula fitur PKM Classes. Dalam fitur ini, tersedia daftar kelas tempat peserta PKM berkompetisi, petunjuk ruangan, hingga basecamp dan hotel yang ditempati masing-masing kontingen dari perguruan tinggi peserta kelas. Fitur tersebut juga akan dilengkapi dengan peta dan petunjuk arahnya. Disamping itu, fitur PKM Classes juga akan menyediakan live update yang memberi informasi atas kelompok atau kontingen mana yang belum, sudah, ataupun sedang

melakukan presentasi saat itu juga. Semua data tersebut dilengkapidengan lokasi di ruang mana mereka melakukan presentasi.

KALAM / PEWARA

Beberapa fitur pelengkap berupa informasi peta lokasi kegiatan, kontak nomor-nomor penting dan panitia, jadwal dan rundown acara, serta SSID untuk akses internet juga tersedia dalam aplikasi tersebut. Khusus unutk informasi peta lokasi kegiatan, Izzudin mengungkapkan. P E WA R A D I N A M I K A S E P T E M B E R 2 0 1 8 45


» Opini

PIMNAS dengan Semangat Energi Asia Oleh Prof. MOHAMMAD NASIR Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia

G

elaran PIMNAS kali ini tak seperti biasanya. Kita juga sekarang, sebagai sebuah bangsa, sedang menjadi tuan rumah Asian Games ke 18 yang dimulai sejak tanggal 18 Agustus yang lalu. Berkat prestasi luar biasa atlet atlet kita, Indonesia ada pada posisi empat besar. Raihan medalinya pun tak main-main: 31 medali emas, 24 perak, dan 43 perunggu. Pencapaian tersebut menunjukkan, bahwa selama kita punya kemauan dan kehendak untuk mengerahkan diri bersaing demi Indonesia, maka tak ada aral melintang yang mampu menghadang. Suasana yang berbahagia dalam PIMNAS ini, dapat kita jadikan momentum untuk mengapresiasi putra-putri kita yang berlaga, dan telah berhasil mengharumkan nama bangsa di Asian Games. Sebuah prestasi luar biasa yang patut kita syukuri. Dan oleh karenanya, cara kita mensyukuri pencapaian tersebut, adalah dengan bekerja sama keras dan sama hebatnya layaknya diteladankan para atlit bangsa. PIMNAS dapat menjadi ajang kita berkumpul di acara yang sangat strategis dan relevan. Dalam rangka memupuk serta mengembangkan prestasi mahasiswa pada Program Kreativi­ tas Mahasiswa, sebagai merupakan modal awal pengembangan SDM yang kelak akan menjadikan Indonesia lebih berdaya saing. Dan oleh karenanya, dalam pelaksanaan serta pemaknaan PIMNAS, semangat energi Asia harus mengalir dalam sendi-sendi kita. Dengan penelitian dan penguasaan IPTEK, Indonesia juga kelak dapat menjadi jawara di Asia atau bahkan dunia.

46 P E WA R A D I N A M I K A S E P T E M B E R 2 0 1 8

Penelitian Meningkatkan Daya Saing Bangsa Beberapa minggu yang lalu kita pun telah memperingati proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-73. Untuk mewarnai kemerdekaan ini, Indonesia akan semakin dituntut untuk terus menerus memperkuat daya saingnya dengan memanfaatkan keunggulan yang dimiliki. Salah satunya me­ lalui PIMNAS, kita akan melihat karya-karya inovatif mahasiswa, baik di bidang sains, teknologi, kewirausahaan, gagasan tertulis, maupun bidang-bidang pengembangan kreativitas lainnya. Karena itu, PIMNAS tahun ini kita persembahkan sebagai salah satu bentuk kontribusi dan keunggulan kita semua dalam rangka memperkuat daya saing bangsa Indonesia tercinta, termasuk dalam rangka menghadapi era industri 4.0 (era disrupsi teknologi dan inovasi). Sebagai catatan, bangsa Indonesia yang

besar ini masih memiliki daya saing yang relatif rendah bila dibandingkan dengan negara lain, khususnya di Asia Tenggara. Data statistik World Economic Forum 2017-2018 menyebutkan bahwa daya saing Indonesia menempati peringkat ke-36 dari 137 negara. Meskipun naik lima peringkat dari tahun sebelumnya (ke-41 dari 138 negara), peringkat Indonesia tetap lebih rendah dari Malaysia ke-23, Singapura ke-3, dan Thailand ke-32. Ini adalah suatu tantangan yang tidak ringan bagi bangsa Indonesia, bila kita ingin menjadi suatu negara yang kompetitif dan sejahtera. Untuk meningkatkan daya saing bangsa, melalui kegiatan penelitian dan publikasi, Kementerian sejak tahun 2015 lalu, terus memacu dan mendorong perguruan tinggi, serta para dosen dan mahasiswanya (sebagai cikal bakal peneliti unggul Indonesia), untuk menghasilkan karya-karya ilmiah dan inovasi-inovasi diberbagai disiplin ilmu yang pada akhirnya diharapkan dapat berkontribusi terhadap peningkatan daya saing bangsa. Untuk publikasi riset, mengacu data Sco­pus Agustus 2018 ini, jumlah total kumu­ latif publikasi kita adalah 98.584 publikasi (sementara Malaysia 278.411 publikasi, Singapura 298.208 publikasi dan Thailand 177.955 publikasi), kontribusi tertinggi dari ITB dengan 10.455 publikasi, UI 10.308 pu­ blikasi, UGM 6.633 publikasi. Yang cukup menggembirakan, hasil pu­ blikasi Scopus yang dihasilkan kita pertahun 2018 ini, telah berhasil melampaui Singapura dan Thailand. Indonesia menghasilkan 17.978 publikasi, sedangkan Singapura 13.766 pu­ blikasi dan Thailand 10.370 publikasi, serta hampir mendekati Malaysia 18.821 publikasi. Capaian ini harus kita pelihara sampai akhir tahun. Bahkan tahun 2019 kita berkeinginan untuk melampaui Malaysia. Dengan penelitian tidak hanya dapat memecahkan suatu masalah, tetapi juga akan memberikan manfaat bagi perkembangan keilmuan dan kepakaran para penelitinya (mahasiswa-dosen), menciptakan interaksi substantif-akademis yang berkesinambungan antara mahasiswa dan dosennya, serta akan memberikan landasan yang kuat bagi para mahasiswa untuk menentukan beragam karir ke depan dan studi lanjut yang tepat. Dengan melakukan penelitian misal­ nya, mahasiswa akan memperoleh pemahaman akan bagaimana para peneliti beker-

Yang cukup menggembirakan, hasil pu­blikasi Scopus yang dihasilkan kita pertahun 2018 ini, telah berhasil melampaui Singapura dan Thailand. Indonesia menghasilkan 17.978 publikasi, sedangkan Singapura 13.766 pu­blikasi dan Thailand 10.370 publikasi, serta hampir mendekati Malaysia 18.821 publikasi.


CINNOVATIONGLOBAL

ja, bagaimana proses riset itu berlangsung, mengembangkan keterampilan untuk meng­ analisis data (critical thinking skills), kemampuan untuk mengintegrasikan antara teori dan praktek, belajar untuk bekerja secara independen, juga keterampilan berkomunikasi secara lisan dan tulisan. Hal ini amat diperlukan dalam menghadapi tantangan global/ era industri 4.0. Tak Boleh Berhenti dalam Karya Ilmiah Kita pun amat berharap, PIMNAS ini da­ pat memberikan kontribusi nyata bagi pengembangan sikap ilmiah (scientific atti­ tude) mahasiswa, membangun kemampuan untuk menulis karya ilmiah yang baik, kemampuan kewirausahaan, melatih berker­ jasama dalam tim (team work), sekaligus membangun solidaritas silaturahmi antar mahasiswa. Selain itu juga diharapkan men-

jadi wahana pengembangan literasi-literasi baru yang perlu kita kuasai untuk menghadapi era industri 4.0 saat ini, yakni literasi data, literasi teknologi, dan literasi kemanusiaan bagi para mahasiswa calon pemimpin bangsa. Untuk itu, karya ilmiah layaknya yang tercipta dalam PIMNAS berbagai bidang, tak boleh berhenti hanya pada seonggok tulisan hasil pemikiran. Baik ide kewirausahaan, teknologi, sosial humaniora, eksakta, dan semua yang ada di PIMNAS, harus terus didorong. Agar riset dapat menjadi inovasi yang konkrit. Bermanfaat di akar rumput, lewat karya-karya nyata di masyarakat. Adaptasi dengan dunia luar, termasuk pengembangan penelitian di luar negeri, juga mutlak diperlukan. Saya pribadi membayangkan bahwa peraih gelar jawara PIMNAS bisa memperoleh hadiah ke luar negeri ini dan mendapatkan kesempatan khusus.

Karya ilmiah layaknya yang tercipta dalam PIMNAS berbagai bidang, tak boleh berhenti hanya pada seonggok tulisan hasil pemikiran. Baik ide kewirausahaan, teknologi, sosial humaniora, eksakta, dan semua yang ada di PIMNAS, harus terus didorong. Agar riset dapat menjadi inovasi yang konkrit.

Yaitu, membandingkan gelaran pimnas-pimnas yang ada di negara-negara lain dengan di Indonesia. Saya merasa, perbandingan itu memang sudah harus dilihat sendiri mahasiswa-mahasiswa sebagai peneliti. Termasuk, melihat langsung bagaimana revolusi industri 4.0 sedang berlangsung. Dengan demikian, dapat dilihat perubahan-perubahan yang ada di dunia global terjadi dengan sangat terintegrasi. Baik itu perubahan yang ada di dunia digital, sosial maupun dunia ekonomi. Jalan menuju kesana masih panjang. Akan tetapi pada intinya, mahasiswa sudah saatnya mampu untuk beradaptasi dan kom­petitif. Perguruan tinggi di Indonesia juga harus senantiasa berpacu untuk bersaing de­ngan perguruan tinggi asing. Terutama, lanjut Nasir, dalam meningkatkan mutu. Untuk itu, ia berharap daya saing yang biasa diasah itu mampu meningkatkan kemampuan diri perguruan tinggi Indonesia untuk bersaing di persaingan global. Sehingga, sudah tak ada alasan bagi kita untuk tidak mewujudkan potensi yang ada di era milenial ini agar mampu dimanfaatkan betul. Dengan cara menunjukkan bahwa semangat energi Asia layaknya didengungkan Asian Games, benar-benar ada dalam dada dan jiwa kita. Mari kita doakan bersama agar PIMNAS ke-31 semakin bermakna dalam pengembang­ an kemampuan berkarya bagi anak bangsa yang cerdas inovatif dan berakhlak mulia, para calon pemimpin Indonesia yang berkualitas di masa mendatang. P E WA R A D I N A M I K A S E P T E M B E R 2 0 1 8 47


» Opini

Ngelmu KreatifInovatif dalam PIMNAS Oleh Sri Sultan Hamengkubuwono X Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY)

K

etika membuka Serat Centhini akan kita temukan istilah “Pa­ ngawikan Jawi”, yang berakar kata “Wikan” artinya ‘tahu’ lalu menjadi ilmu “penge-tahu-an”. Berbahagialah karena hari ini kita bertemu dengan para wikan, yang secara cerdas berdialog de­ ngan pandangan keilmuan yang jernih dan penuh kearifan. Pengawikan Jawi bukan hanya sekedar kawruh atau pengetahuan yang bersifat teknis semata, seperti dalam teknologi lokal, antara lain: kawruh kalang untuk teknologi pertukangan kayu, atau pranata mangsa sebagai basis teknologi pertanian. Namun sejatinya ‘pengawikan’ berarti ‘ngelmu’, yang hakikatnya mengandung kearifan budaya yang meliputi dimensi yang holistik.

Sehingga Pengawikan Jawi, sudah sela­ yaknya diluaskan secara cakrawala cakupan dan jangkauannya. Ngelmu yang penting di era modern, juga termasuk kemampuan untuk melakukan proses kreatif-inovatif. Sebuah proses yang mutlak diperlukan, karena mahasiswa adalah bagian dari masyarakat intelektual, dimana di pundak merekalah tanggung jawab kemajuan bangsa diamanatkan. Dengan begitu, PIMNAS yang digelar UNY pada penghujung Agustus hingga awal September, dipandang tepat. Karena melombakan kemampuan life skill dipadukan dengan kecerdasan otak. Sebab diakui, pemberian pengetahuan berupa teori kepada mahasiswa melalui serangkaian perkuliahan tidaklah cukup untuk membekali ke-

mampuan mahasiswa terjun langsung ke masyarakat. Kemampuan untuk ngelmu kreatif-inovatif, dapat memberi mahasiswa kemampuan-kemampuan penting untuk memecahkan masalah yang dijumpainya kelak di kala terjun langsung. Kerjasama dalam Inovasi Seraya memanjatkan puji syukur kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, hendaknya kita sambut pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional di Kampus Universitas Negeri Yogyakarta ini dengan penuh apresiasi. Apresiasi, berarti mengrtikan dan me­ nyadari sepenuhnya seluk-beluk karya ilmiah yang ditampilkan, sehingga mampu menilai karya tersebut dengan standar ilmiah pula. Harapan selanjutnya adalah, agar PIM-

Pengawikan Jawi bukan hanya sekedar kawruh atau pengetahuan yang bersifat teknis semata, seperti dalam teknologi lokal, antara lain: kawruh kalang untuk teknologi pertukangan kayu, atau pranata mangsa sebagai basis teknologi pertanian. Namun sejatinya ‘pengawikan’ berarti ‘ngelmu’, yang hakikatnya mengandung kearifan budaya yang meliputi dimensi yang holistik. Ngelmu yang penting di era modern, juga termasuk kemampuan untuk melakukan proses kreatif-inovatif. 48 P E WA R A D I N A M I K A S E P T E M B E R 2 0 1 8


GEARYCOMPANY.COM

NAS ini menjadi bagian kegiatan kreatif-inovatif yang berkelanjutan. Secara sederhana kreativitas adalah pro­ ses penciptaan gagasan-gagasan dan kon­sepkonsep. Sedangkan inovasi adalah proses per­wujudan ide-ide kreatif hingga mengha­ silkan outcame yang memiliki nilai, baik nilai akademik maupun nilai ekonomis. Memang sekarang ini yang dibutuhkan adalah pemikiran-pemikiran kreatif dan inovatif. Dalam hal ini, kita sudah memiliki Sistem Inovasi Nasional atau SIN. Fungsi SIN adalah menata jejaring yang sinergis diantara inovator di universitas, bisnis dan pemerintahan yang dikenal dengan kolaborasi ‘Triple Helix’ dalam suatu sistem kolektif untuk penciptaan, penyebaran dan penggunaan ilmu pengetahuan guna pencapaian inovasi yang bisa diterapkan ke industri. Kerjasama sinergi inilah yang mampu menghasilkan produk-produk industri yang inovatif dan kompetitif di pasar du­nia. Oleh sebab itu, untuk mendiring inovasi yang berkelanjutan dan meningkatkan daya saing, sebuah bangsa harus mengembangkan “Quadruple Helix” pengembangan dari ‘Tri­ ple Helix’ dengan menambahkan elemen masyarakat ilmiah. Proses bekerjasama melalui mekanisme helix tersebut, dapat dimulai dalam konteks Pekan Ilmiah ini, lewat penekanan bagi para peserta yang wikan telang menghayati alam pikiran seorang inovator, untuk membangun sikap kebiasaan berpikir kreatif-inovatif. Memperlajari dimensi-dimensi kreativitas. Selain itu, juga harus mampu mengaplika­

sikan teknik inovasi sistemik, dan mengelola proses inovasi secara profesional adalah halhal yang perlu dilakukan dalam setiap tahapan inovasi. Ironisnya sistem pendidikan kita selama ini cenderung mencetak “intelektual tukang” yang umumnya tidak kreatif. Robert W. Olson, dalam bukunya The Art Of Creative Thingking menjawab kesulitan-kesulitan untuk bisa kreatif itu. Olson menjelaskan, bahwa hambatan untuk menjadi kreatif adalah: rutinitas, terbatasnya waktu dan energi, ketidakmampuan mengenali masalah, takut gagal, kritik orang lain, puas diri, tidak berpendirian dan kesulitan memusatkan konsentrasi. Dari tesis Olsoin itu, kita harus memaksimalkan fungsi akal dan menunjukkan kita memang mampu membuat inovasi, berpikir out of the box, melakukan manajemen waktu dan energi, tidak menyerah sebelum mencoba, menerima kritik bagi kesempurnaan karya, tidak mudah puas diri dan mencoba untuk berkonsentrasi dalam karya-karya ilmiah. Riset oleh Roger Sperry -pemenang nobel bidang fisiologi tahun 1981 – menunjukkan bahwa otak manusia terdiri dari dua hemisfer, kiri dan kanan. Hemisfer kiri adalah bagian yang berkaitan dengan logika, sedangkan yang kanan berkaitan dengan kreativitas dan keindahan. Oleh sebab sistem pendidikan kita lebih menekankan pada aspek kognitif, manusia indonesia memecahkan masalah terutama mengandalkan pola berpikir he­ misfer kiri. Kreatifitas mahasiswa dapat tumbuh dan berkembang dengan baik, apabila selama di

bangku kuliah diberi kebebasan serta tantangan untuk berkreasi, bereksplorasi, bereksperimen dalam tindakan-tindakan yang nyata. Dengan demikian teori dan dunia realita akan terakumulasi dalam semangat keingintahuan mahasiswa. Menjadi Pembelajar Untuk itu, mahasiswa harus bisa memaknai bahwa pilihannya untuk menjadi pembelajar, sudah menjadi pilihan hidup. Mahasiswa yang punya kesempatan besar untuk menjadi pemikir yang kontributif bagi perkembangan bangsa kedepan, sudah selayaknya terus memiliki semangat untuk belajar. Bukan hanya dari buku. Tetapi juga dari kakak lulusannnya, dari para senior­nya, dari para pemikir dan karya-karya yang sudah ditelurkan sebelumnya pada bidang ilmu masing-masing, serta dari masyarakat. Yang lebih penting lagi, yaitu belajar dari lingkungan dengan cara dialog dengan sejawat untuk menambah dan meningkatkan wawasan budaya. Serta hindarkan melibatkan diri pada isu fundamentalis dan terorisme. Untuk itu, jangan mudah terpengaruh lingkungan yang negatif, harus membaur dengan masyarakat dan hati-hati jangan sampai terjerumus narkoba. Dengan visi dan harapan itulah pemerintah DIY menyambut dengan penuh apresiasi digelarnya Pekan Ilmiah Mahasiswa nasional ke-31 Tahun 2018 ini. Dengan harapan lanjut, semoga hasil PIMNAS ini dapat diaplikasikan demi meraih kemajuan dalam membangun peradaban bangsa yang bermartabat. P E WA R A D I N A M I K A S E P T E M B E R 2 0 1 8 49


Resensi

MENEROPONG PERTANYAAN DENGAN PERTANYAAN

T

ak bisa dipungkiri lagi jika isu agama sedang seorang muslim belum tentu dibenarkan oleh mushangat–hangatnya diperbincangkan di Indolim lainya. Contohnya, tentang jilbab. Sejauh ini paISLAM ANTARA TEKS, KUASA DAN IDENTITAS nesia. Terlebih tahun ini adalah tahun politik, ra ulama belum mendapatkan kata sepakat tentang Penulis: Siti Mariatul Kiptiyah, di mana kita sebentar lagi akan mengadakan kewajiban penggunanan jilbab bagi muslimah. Kadkk. ∫ Penerbit: Arti Bumi Intaran, perhelatan yang cukup besar, yaitu Pemilirena tentu saja hal ini dipengaruhi oleh banyak hal, 2018 ∫ Tebal: 213 halaman han Prsesiden untuk periode 2019 – 2024. seperti pemegang kekuasaan di tempat itu, pemakaIsu-isu agama selalu seksi untuk diperbinian jilbab di Arab Saudi yang berpaham Wahhabi – cangkan, dan tiada habis-habisnya untuk dibahas. Tapi salafi. Di Arab Saudi, para perempuan wajib menggunakan jilbab tentu saja untuk memperbincangkanya perlu pengetahuan atau niqab karena negara dan ulama yang mengatur negara memyang mendalam tentang apa itu Islam sesungguhnya, agar punyai otoritas penuh untuk mengatur negara, tapi tentu saja hal kita tidak terbawa arus dengan isu–isu yang beredar yang belum yang berbeda di Indonesia dan malaysia walaupun juga negara ini tentu benar adanya. Seperti yang kita ketahui, ada beberapa hal mayoritas adalah penganut Islam. yang sudah mainstream yang sering dibicarakan di masyarakat, Buku ini juga membahas tentang perbedaan pandangan antapi tanpa tahu ilmunya sehingga tidak menemukan kebenaran tara Islam tradisional dengan Islam modern; di mana jika Islam di dalamnya. tradisional masih menjalankan ritual–ritual seperti ziarah kubur, Terkait dengan isu-isu agama yang berkembang di masyara­kat, sedangkan Islam modern dengan tegas menolak praktek tersebut buku berjudul Islam Antara Teks, Kuasa Dan Identitas ini tampak­ karena dianggap bertentangan dengan ajaran Islam. Islam modern nya sangat cocok untuk dibaca menganggap praktik tersebut oleh masyarakat awam. Isinya sesat karena meminta tolong yang ringan membuat buku kepada para arwah/leluhur, ini mudah untuk dipahami. sedangkan hanya kepada AlBuku yang ditulis oleh 7 orang lah kita wajib meminta pertomaha­siswa dan 1 Dosen Paslongan. Tidak lupa dibahas jucsarjana UIN Sunan Kalijaga dalam buku ini tentang tren ga Yogyakarta ini membahas jilbab di kalangan anak muda tentang hal–hal yang hangat yang makin melonjak seiring diperbincangkan, seperti tendengan maraknya pengguna tang: Islam tradisional dan Isjilbab yang meramaikan melam modern, kontroversi terdia sosial seperti Facebook, jemahan Alqur’an, sedekah, Insta­gram serta Youtube dendakwah, Peraturan Daerah gan unggahannya. (Perda) Syariah, perempuan Ada juga bab dalam buku salafi, trend berhijab di kala­ ini yang mengulas tentang singan anak muda, fenomena si positif sekaligus negatif jika ustadz gaul, serta maraknya suatu daerah diterapkan Perta’aruf di kalangan mahasisda (Peraturan Daerah) syariwa muslim. ah. Sebab nyatanya, banyak Buku ini tidak akan memdaerah yang belum siap melbahas hal–hal teoretis yang aksanakanya secara utuh dan selama ini menjadi perdebatmenyeluruh walaupun Perda an di kalangan para pengkasyariah tersebut dimaksudkan ji Islam, misalnya, apakah untuk menjaga moral serta yang menjadikan seseorang ketertiban dalam masyarakat. itu disebut sebagai seorang Fenomena tentang ustadz muslim? Atau bagaimanakah gaul dan kekinian yang me­ cara hidup yang islami itu? nyampaikan dakwahnya seca­ Apakah dengan rajin shalat ra ringan, mengikuti gaya anak se­se­orang sudah bisa diangmuda masa kini serta arus cegap sangat islami? Apakah pat lingkar milenial, namun dengan menggunakan himengena di hati juga dibahas jab sudah pasti seseorang itu dalam buku ini. Dan terakhir adalah muslim sejati? Buku dibahas juga tentang fenomeini justru akan membahas tena ta’aruf di kalangan mahama mendasar yang sudah saya siswa yang ingin mendapatsebutkan di atas agar memkan jodoh tanpa harus melaui beri latar pemahaman yang proses pacaran sehingga terluas, karena di sini masalahhindar dari hal–hal yang dilanya apa yang benar menurut rang agama. KHAIRANI FAIZAH 50 P E WA R A D I N A M I K A S E P T E M B E R 2018


Bina Rohani

Bijak dalam Melintasi Waktu

W

aktu terus berputar, kadang terasa begitu cepat, dan kini telah membawa kita di awal tahun 1440 H. Begitulah karakteristik wak­tu, terkadang ia begitu “kejam”, terus menggilas kita tanpa sedia diajak kompromi. Ia akan terus bergerak, melaju tanpa bisa dikendalikan oleh manusia. Kita tidak mampu mempercepat atau memperlambatnya, sebagaimana kita juga tidak punya kuasa untuk melompat ke masa depan atau mundur ke masa lalu. Melihat karakteristik waktu semacam itu, sudah seharusnya kita senantiasa mengingat firman Allah Swt di dalam Al Qur’an Surat Al Hasr ayat 18; "Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah Setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan". Dengan lembutnya Allah Swt memanggil-manggil orang yang beriman dengan kalimat “Hai orang-orang yang beriman”. Setelah desiran kelembutan panggilan penuh cinta dari Allah swt ditujukan kepada kaum beriman, seketika Allah menghentak dengan peringatan “Bertakwalah ka­ mu kepada Allah Swt, dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya (di waktu yang lalu) untuk kehidupanmu esok hari. Dan Bertakwalah kepada Allah Swt, sesungguhnya Allah Swt tau apa yang kau perbuat”. Salah satu yang menarik dalam ayat ini adalah Allah swt memperingatkan persoalan taqwa hingga dua kali dalam satu ayat. Dengan mudah kita langsung dapat menangkap pesan tentang betapa urusan taqwa ini benar-benar merupakan persoalan yang sangat serius. Bahkan pada QS Al Hujurot ayat 13, Allah swt menyatakan bahwa taqwa merupakan derajat tertinggi yang bisa dimiliki manusia. “Sesungguh­ nya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling taqwa di antara kamu.” (QS. Al Hujurat: 13) Selain mengingatkan pentingnya persoalan taqwa, melalui QS Al Hasr ayat 18 tadi, Allah Swt meminta kita untuk menengok kembali apa yang sudah kita kerjakan selama ini untuk menjadi bekal bagi kehidupan kita esok hari. Kita lihat bahwa pesan tersebut diapit oleh dua wasiat taqwa, hal ini menunjukan bahwa pesan ini

Oleh MARZUKI Dosen PKn dan Hukum Fakultas Ilmu Sosial UNY

memiliki makna yang juga sangat serius. Allah Swt meminta kita untuk pandai-pandai dalam memandang permasalahan waktu yang terus bergulir ini. Dalam pesrpektif waktu, setiap manusia, menurut Reza M Syarif (2005), memiliki tiga poin krusial, yaitu: Past Time : Point of Experience. Seti­ ap kita memiliki masa lalu. Masa lalu ha­ rus dipandang sebagai Point of Experience (pengalaman). Kita tidak boleh terpenjara oleh masa lalu. Seperti apapun masa lalu kita, kita harus menyadari bahwa hal itu sudah menjadi titik-titik pengalaman. Ja­ ngan sampai kita terpenjara oleh masa la-

LIVESCIENCE.COM

lu tersebut. Kalaulah kemarin kita adalah orang yang sukses, mampu mengumpulkan setumpuk prestasi, bagaimanapun kita harus sadar bahwa itu hanyalah masa lalu. Kesuksesan yang sudah kita peroleh tersebut, kini hanya menjadi masa lalu. Jangan sampai kita dibuat mabuk oleh kesuksesan yang dapat membuat kurang waspada dalam menatap masa depan. Demikian juga jika masa lalu kita tidak terlalu baik, tidak ada prestasi yang kita ukir. Jangan sampai hal itu membuat kita pesimis menatap masa depan. Harus disadari bahwa itu hanyalah masa lalu. Kita bisa mengubahnya kini atau esok hari. Dalam melihat masa lalu, ada baik­ nya kita belajar dari seorang sopir dalam memanfaatkan spion pada saat mengen­ darai mobil. Sang sopir hanya melihat spion pada saat-saat tertentu saja saat dibutuhkan, misalnya pada saat hendak mendahului kendaraan lain atau saat hendak belok. Bisa kita bayangkan apa yang akan terjadi jika sopir justru fokus pada spion pada saat mengendarai mobil. Mung-

P E WA R A D I N A M I K A S E P T E M B E R 2018 5 1

kin dia melihat bahwa situasi di belakang aman tidak ada sumber bencana, tapi jika itu dilakukan terus-menerus, maka bisa saja dia terjungkal ke jurang yang ada di depannya. Maka terhadap masa lalu, kita cukup menjadikannya sebagai ibroh, yang sesekali perlu dijadikan sebagai acuan untuk menatap dan bergerak di masa depan tanpa membuat kita terpenjara olehnya. Present Time: Point of Reality. Seperti apapun masa lalu kita, realitanya kini kita berada pada keadaan yang “seperti sekarang ini”. Inilah kenyataan yang kita temui hari ini. Lakukan hal-hal baik hari ini, maka esok kita akan memanennya. Future Time: Point of Prediction. Adapun masa depan merupakan point of pre­ diction, masih belum jelas (ghaib). Oleh karena itu, Islam mengajarkan kita untuk memiliki paling tidak dua hal dalam menatap masa depan, yaitu sifat 1) Roja’ (harapan-optimisme) dan 2) Khouf (Ketakutan-Pesimisme). Roja’ dan Khouf harus tampil secara proporsional. Jangan sampai ada yang terlalu dominan. Jika harap­ an muncul begitu besar tanpa rasa takut, orang akan melakukan apa saja untuk mencapai harapannya. Mungkin ia akan korupsi, menipu, menzali­ mi orang lain, yang penting harapannya tercapai. Oleh karena itu kita juga harus memupuk rasa khouf (takut). Karena ia akan menjadi pengendali setiap langkah kita, karena ia yang akan mengingatkan adanya surga dan ne­ raka, karena ia yang akan mengingatkan kita akan eksistensi dan pengawasan dari Allah Swt. Sebaliknya jika khouf yang mendominasi hidup, maka kita akan menjadi orang yang terpenjara. Kita tidak lagi punya keberanian untuk bertindak. Akhirnya kita melihat diri kita tidak mampu mencapai apapun, karena tidak ada sesuatupun yang berani dikerjakan. Khouf dan roja’ dengan demikian merupakan satu paket program yang harus dikembangkan secara sinergis. Ia laksana “Gas dan Rem” dalam kehidupan. Kita punya harapan besar tentang masa depan sehingga memunculkan begitu banyak energi untuk bertindak, dan pada saat yang sama kitapun punya rasa khouf yang akan memagari seluruh tindakan kita yang membuat Allah swt tidak berkenan. Dengan demikian, perjalanan waktu kita akan sentiasa dihiasai oleh semangat berbuat baik, dan khawatir melakukan keburujan. Semoga bermanfaat. 


Cerpen

Anak Tanah Kuburan

K Oleh AKHMAD ILHAM CAHYONO Peserta Peksimida 2018

Seorang bayi lahir dari tanah pekuburan, mencuat begitu saja tanpa ada tanda yang dahsyat seperti lindu, guntur atau yang laninnya. “Bu, lihat apa yang aku bawa?” “Anak siapa itu? Kau tak menculiknya bukan?” sahut istrinya.

“Tentu saja tidak. Aku menemukan bayi mungil ini di kuburan.”

“Bagaimana bisa? Jangan-jangan itu hasil perselingkuhanmu dengan kuntilanak?” “Huss, jangan bercanda. Ada baiknya kita rawat segera memandikannya. Besok kita adakan selametan kecil-kecilan saja.”

sembari menggendong si kecil. “Anda-anda semua jangan berprasangka, bukankah itu tak baik? Saya yakin dia malah jadi keberuntungan bagi saya. Entah dalam hal rejeki atau yang lain,” istrinya di dapur acuh tak acuh, ia terus mencuci piring makan yang digunakan ketika syukuran tadi. Sedangkan suaminya melanjutkan bicaranya. “Kuburan adalah hal yang baik, kuburan menjadi saksi bagaimana kehidupan setiap orang berakhir tanpa perbedaan. Sedangkan bayi ini lain, ia malah lahir dari kuburan. Jelas ia akan membawa keberuntungan bagi saya dan istri.” Tetangganya semakin heran, tapi masuk akal juga apa yang diungkapkannya. Tapi bagaimana bisa ia seyakin itu bahwa bayinya benar-benar lahir dari tanah?

Perayanan menyambut bayi itu berjalan seadanya, Penjaga Kuburan mengundang beberapa tetangga, memasak sayur asem sebagai suguhan dan seteko teh panas. Kehangatan mengalir di sana, tapi rasa heran tak lepas dari kepala para tetangga setelah Penjaga Kuburan menceritakan bahwa bayi itu lahir dari tanah pekuburan.

Setelah hari itu, hari-hari ke depan berjalan wajar dan menggembirakan untuk Penjaga Kuburan. Istri yang mulanya seperti tak peduli mulai leleh hatinya. Seminggu kemudian, bayi itu diberi nama Antareja. Seorang bayi laki-laki, lahir dari tanah. Bukan tanah biasa, diharapkan menjadi bocah yang nantinya kuat dan bijaksana.

“Ini pertanda buruk.” Tetangganya nyeletuk, seisi rumah tegang. Mereka menganggap itu pertanda buruk juga, tapi Penjaga Kuburan tenang, ia tersenyum

Sepuluh tahun berlalu semenjak kelahiran Antareja. Keluarga mereka hidup makmur walau seadanya, tapi Antareja tak sekolah. Bukan tak ada biaya tapi ia

52 P E WA R A D I N A M I K A S E P T E M B E R 2 0 1 8

sendiri lebih senang untuk membantu bapaknya, menggali dan menyediakan liang lahat. Penjaga Kuburan tak heran dan tak keberatan, toh dia sendiri bisa mengajarinya kalau sekadar membaca dan menulis.

apa kata bapaknya. Lalu ia menunduk, memejamkan mata dan mengepalkan tangan di depan dada. Bapaknya tahu ia sedang berdoa untuk yang mati dan untuk tempat kelahirannya yang tak ia ketahui.

Setiap kali ada orang mati, Antareja tak pernah melewatkan prosesi penguburan. Dan ia akan selalu bertanya pada bapaknya.

Antareja semakin bersahaja, tak seperti pemuda lainnya. Ia lebih suka berkelana ke dalam hutan. Berdiam diri dan memikirkan sesuatu adalah kegemarannya yang tak bisa dicegah siapa pun. Hutan menjadi saksi bisu betapa ia adalah seorang yang baik.

“Pak, siapa nama orang yang mati itu? Dari mana asalnya? Apakah dia sama seperti kita? Apa bahasanya? Apakah dia juga menyembah Tuhan yang bapak sembah? Apa yang menyebabkan mereka mati? ” Pertanyaan itu selalu muncul darinya, tiap ada berita kematian maka Antareja cepatcepat menuju kuburan atau mencari bapaknya terlebih dahulu. Antareja merasakan sesuatu yang dalam dadanya selalu bisa menimbulkan hangat sekaligus nyeri ketika melihat kuburan dan orang mati. “Pak, apakah dia kepala desa di sini?” Antareja menunjuk keranda mayat. “Jangan menunjuk mayat, tak sopan. Benar, dia kepala desa kita. Bapak sudah tahu, pasti kamu akan bertanya dan ia berasal dari pulau seberang. Bahasanya tak sama seperti kita, tapi dia menggunakan bahasa yang kita mengerti selain bahasa daerah kita sendiri.” Antareja mengangguk. Paham

Antareja selalu mengasihani seluruh makhluk di hutan tanpa kecuali. Ia akan menjumpai teman-temannya di sana. Kijang, burung perkutut, kadal, ayam hutan, ular, elang, tikus dan lain-lain. Mereka semua akan berkumpul menjadi satu ketika Antareja sampai di hutan. Meksipun di antara mereka adalah para pemangsa dan yang dimangsa, kekejaman tak terjadi bila Antareja masuk hutan. *** “Bu, apakah aku boleh bertanya tentang sesuatu?” Antareja melamun mengucap­ kan hal itu, di depan rumah mereka. Ibu Antareja terkejut, anaknya tak biasanya seperti ini. Pasti akan ada sesuatu atau hal yang mengganjal di dalam pikirannya. “Boleh saja, tapi aku tak janji bisa memuaskan pertanyaanmu itu dengan jawabanku.”


“Mengapa orang mati dan hidup itu berbeda?” “Berbeda bagaimana? Bukankah mereka sama, hidup mengalami kesusahan dan senang, mati pun begitu.” Antareja bergeming. Sore itu terasa berbeda, bukan kesedihan bukan kesenangan juga. Lama ia menatap hamparan lanskap di kejauhan. Ia melihat burung, berbagai jenis. Apakah burung-burung itu punya pekuburan seperti tempat yang bapaknya sering kunjungi? Apakah mereka punya cicit yang berbeda. Tapi dia rasa, meskipun suara mereka berbeda, mereka tetap bisa saling mengerti. Lalu bagaimana jika mereka mati? Apakah ada yang ikut menguburnya atau mungkin teman-temannya menyanyikan siul duka. Ia pikir burungburung itu mati tanpa pelayanan. Jatuh dari pohon, di makan semut atau diuraikan tanah. Ya, tanah. Kata bapaknya manusia berasal dari tanah dan apakah hewan-hewan itu juga berasal dari tanah?

amatlah berbeda. Lain kali biar aku yang mengajak kalian ke dalam hutan. Di sana banyak sekali teman-teman kita yang membutuhkan penerangan seperti ini. Aku yakin kalian akan rukun,” mengucap kata terakhir itu tiba-tiba hatinya merasa sedih dan para kunangkunang itu mengerti, mereka mencoba menghibur Antareja, berlalu-lalang di depan mukanya, “tak seperti mereka, mungkin kalian tahu orangorang yang telah mati dan sebab matinya mereka. Di duniaku, banyak sekali kekacauan. Mereka saling mengejar dan membunuh untuk beberapa alasan. Mereka tak bisa memberi cahaya untuk yang lain, mereka ingin cahaya itu untuk dirinya sendiri.”

memejamkan mata seraya berdoa untuk semua kedamaian baik dalam hidup ataupun kematian. Ketika ia memasuki pekuburan itu, tiba-tiba ada asap yang mengelilingi dirinya. Betapa terkejutnya ia, banyak sekali bayang-bayang orang, salah satunya adalah bentuk bayangan kepala desanya dahulu. Bayangan-bayangan itu tampak murung. “Antareja, kami tak akan berbuat jahat padamu. Kau tak salah, kami adalah orang-orang yang dikubur oleh bapakmu. Sebelumnya aku ucapkan terima kasih.” “Apakah aku bermimpi?” “Tentu tidak.”

“Tidak, justru sejak kelahiranmu sampai kehadiranmu kemari, kau bisa membantu kehidupan selanjutnya dan kau bisa membenahi kesalahan kami.”

“Sebelumnya kami harus memberi tahu siapa dirimu sebenarnya. Kau adalah anak kami, subuh itu kami putuskan untuk melahirkanmu ke dunia ini. Kau adalah perwakilan kematian. Itulah mengapa setiap kali ada orang mati kau tak akan pernah melewatkannya.” Antareja ragu, mungkin dia sedang bermimpi. Ia mencubit tangannya dan mengaduh. “Ini bukan mimpi.”

“Untuk apa kau pergi ke sana?” “Mencari ketenangan.” “Hati-hatilah kalau begitu.” Pesan bapaknya kemudian. Ia beranjak. Bapak-ibunya saling memandang. Sudah saatnya mungkin Antareja mengetahui bahwa ia manusia yang berbeda.

“Kalian memang kunangkunang yang baik. Aku tak bisa membalas kecuali kata terima kasih sebanyakbanyaknya. Kalian menjadi sahabatku meskipun kita

“Aku turut bersedih. Tapi aku tak bisa berbuat apa-apa.”

“Apa yang bisa kuperbuat?”

Sore lingsir, Antareja meminta izin pada bapak ibunya untuk pergi ke pekuburan.

Di jalan yang gelap, tak ada penerangan kecuali dari kunang-kunang yang berjejer di tepi jalan. Seakan tahu Antareja membutuhkan bantuan untuk sampai di pekuburan. Kunangkunang yang telah dilewatinya kemudian mengikutinya serupa pijar cahaya yang bergerakgerak dan bergerombol di belakangnya.

bagaimana sengsaranya orang itu. Tapi ketika ia mati justru pedagang itulah yang membantu pemakamannya dan mendoakannya. Satu bayangan seorang berdasi mengungkapkan penyesalan dan kesalahan yang ia lakukan. Ia telah banyak menipu orang-orang yang ingin menabung, dibawanya lari uang-uang mereka. Ia tak bisa mengganti kesalahan itu, tak bisa membenahinya bahkan meminta maaf pada mereka.

THE JELLY PRINCESS / TMHARSH.BLOGSPOT.COM

Desir jangkrik mengiringi monolognya, ia tak pernah mengucapkan keluh kesahnya pada bapak atau ibunya. Sebab ia tahu mereka akan menjawab bahwa kematian memang takdir semua makhluk. *** Sampailah ia akhirnya di pekuburan. Tak disangka, lebih banyak kunang-kunang di sana. Di pohon kamboja banyak burung-burung bertengger. Seakan mereka menunggu kedatangan tuan raja. Sebelum memasuki pekuburan, Antareja menundukkan kepala dan

“Lalu?” Antareja paham mengapa ia sangat terpanggil, ia adalah utusan dari orang-orang mati. Dari orang-orang yang selama hidupnya tak pernah menghormati hak orang lain. Mengedepankan keakuan mereka untuk kepentingan sendiri sampai harus membuat kekacauan. Banyak sekali cerita yang didapat Antareja dari mereka. Banyangan orang yang kekar menceritakan bahwa selama hidupnya ia selalu memalaki pedagang, ia tak pernah berpikir

Sekejap itu juga apa yang tampak di depan mata Antareja hilang, tersisa kuburan yang gelap sekali. Esok harinya ia memutuskan untuk pergi ke pekuburan itu lagi dengan meninggalkan sebuah surat pendek di muka rumahnya: “Pak, Bu, Antareja pamit ke pekuburan untuk terakhir kalinya. Antareja pinjam dulu tali bapak, Antereja membutuhkannya untuk menuju ke asal. Kepada kematian Antareja akan kembali.” “Ada baiknya kita ke pekuburan, Pak,” salah seorang tetangganya angkat bicara. Maka serentak mereka menuju pekuburan itu. Di sana, di dalam kuburan berdiri seorang lelaki memegang tali. “Sudah saatnya kalian semua mendengar ceritaku kali ini," sambut Antareja.

P E WA R A D I N A M I K A S E P T E M B E R 2 0 1 8 53


Riwayat dari Rahim Nenek Moyang

PUISI TEMBANG G E G U R I TA N

Langit mendung, gerimis jatuh di pipi sungai Yang mengalirkan darah ke denyut jantungku Lalu mengental dalam secangkir kopi buatan Ibu Di beranda rumah sore rebah Angin menampar gurat keningku Dengan lembar-lembar purba Lahir ribuan riwayat Dari kesedihan seorang perempuan Yang menanggalkan kenangan tentang nenek moyang Riwayat itu bermunculan Seperti doa-doa yang tak pernah rampung Mengapung dalam jaring kepala Membentuk kalimat-kalimat Menjadi upacara-upacara dan tarian adat Kemudian seorang perempuan Berkerudung merah Duduk di pinggir danau Toba Konon ia lahir dari rahim Samawa1 Wajah ranum menyimpan surga Mandalika2 Padi subur di sawah-sawah Bima Umpama lengkung alisnya Jajar, memanjang Begitupun angin mencumbu dengan nafsu Kerudungnya terkibas, rambut panjang Bergelombang Menciptakan ombak kecil di danau Pusaran batinnya yang risau Nafasnya tersusun dari hembus Amis Tondano yang tenang Masa kecil berlayar di lengan pantai Antara Sumatera hingga ke Padang Nusa Tenggara Jutaan kilometer laut dan selat Membawanya hingga rimba Kalimantan Tempatnya menyusu, belajar jalan Lalu menghapal namanya sendiri dalam sunyi

Aroma apak payudara Masih setia Menyesap pada kain Lunggi3 Yang memeluk tubuhnya Kain itu tumbuh bunga-bunga Mekar dan berkilauan di matanya Kecemasan mulai lekat Dalam dadanya yang hangat Ia bungkam Seperti diculik oleh masa silam Yang ghaib Malam tiba, ia mulai berdoa Lilin-lilin menyala di sepanjang bilik vihara Asap dupa menguar dari pura Adalah aroma tubuh pacar lama Sementara dari selatan Denting lonceng gereja Masih tersisa di telinga Bahkan terciprat ke rumput-rumput yang bergetar Seperti desah kekasihku yang liar Gigil terus menusuk kulitku Aku usaikan membaca riwayat itu Mereka tak ubahnya masa lalu Yang enggan dilupakan Mengekal, bersama bintang-bintang Biarlah kalimat-kalimat itu mengendap Di kepalanya, aku berharap Tak ada abjad yang tanggal Tak ada ratap kebencian berjatuhan Tubuh nenek moyang Adalah perahu-perahu yang berlayar Menuju dermaga teduh, di hatimu * FITRIA EMAWATI Mahasiswa Sastra Indonesia FBS UNY Puisi ini meraih juara pertama Lomba Pendamping PIMNAS 31

POJOK GELITIK

Kalau Bisa ... Umarmoyo: Mas Bro, tak perha­ti­kan temanteman di kantormu itu lho! Umarmadi: Teman-temanku kenapa? Umarmoyo: Pada kasak-kusuk. Anehnya sambil pucat pasi. Umarmadi: O ya? Umarmoyo: Iya! Umarmadi: O...mereka itu

memperbincang­ kan tentang aturan-aturan. Umarmoyo: Aturan-aturan yang bagaimana? Umarmadi: Aturan-aturan yang cenderung berubah-ubah. Umarmoyo: Ya tidak apa-apa. Aturan-aturan berubah mah sudah jamaknya.

54 P E WA R A D I N A M I K A S E P T E M B E R 2 0 1 8

Umarmadi: Bener! Tapi, menu­ rut mereka, peru­ bah­an-peru­bah­an aturan itu bukan semakin ringan, tetapi justru semakin berat. Umarmoyo: Maksudnya? Umarmadi: Perubahan aturan itu semakin hari dirasakan semakin memberatkan. Umarmoyo: Apa kata mereka? Umarmadi: Ada yang bilang “supaya kita terlihat semakin hebat, maka

aturan harus semakin berat”. Umarmoyo: Apa lagi? Umarmadi: Ada yang bilang “aturan itu kalau bisa dibuat sulit kenapa harus dipermudah”. Umarmoyo: Terus, ada lagi? Umarmadi: Katanya “betapa­ pun beratnya atur­ an itu tidak ma­sa­ lah, karena yang mem­buat aturan itu tidak ter­ke­na lagi aturan itu”. Umarmoyo: ............??? EMA R '18


#Pembukaan #Pimnas31 #GORUNY FOTO-FOTO: AYAS ∫ AGRA ∫ WISNU ∫ ARIF BUDIMAN


Sedang dikerjakan

#kamibagian #UNY #Smart&Smile HERGITA SYI VADILLA (kiri) Mahasiswa Psikologi UNY (angkatan 2015) Diajeng Kota Jogja 2017

Selamat atas keberhasilan tim garuda di london

ROMANDHA EDWIN (kanan) Mahasiswa Akuntansi UNY (angkatan 2015) Dimas Kota Jogja 2017 FOTO: KALAM JAUHARI

W W W . U N Y . A C . I D


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.