View live Pewara Dinamika Vol. 18 No. 128, Juni 2019

Page 1


IKLAN LAYANAN INI DIPERSEMBAHKAN OLEH PEWARA DINAMIKA


P E WA R A D I N A M I K A / J U N I 2 0 1 9

T R A N S F O R M AT I F D A N PA R T I S I PAT I F

Pena Redaksi Ada juga para pendalang muda yang saling unjuk gigi dalam Festival Dalang Cilik. Talenta-talenta belia itu datang berduyun-duyun untuk menjajal kemampuan pada pagelaran kesembilan di UNY. Kisah wayang inspiratif yang sesuai dengan usia menjadi tugas yang wajib dibawakan para peserta yang datang dari seantero DIY dan Jawa Tengah. Tak hanya talenta para pendalang muda saja yang diadu, pagelaran wayang pun diadakan. Pentas wayang kulit Ki Bayu Aji Pamungkas di halaman Rektorat ditonton oleh segenap civitas serta masyarakat umum di daerah sekitar Karangmalang. Sejumlah 8.000 penonton terhitung menyaksikan secara streaming melalui Youtube UNY. Acara ini merupakan kegiatan penutup dari serangkaian Dies Natalis ke-55 yang terselenggara sejak April lalu.

SALAM HANGAT, para pembaca yang budiman. Selamat bertemu kembali dengan majalah kampus Pewara Dinamika. Bulan Mei telah melenggang dengan meriah lewat selebrasi hari jadi Universitas Negeri Yogyakarta. Dies Natalis ke-55 (lima puluh lima) sukses diselenggarakan dengan semarak. Impresinya terus melekat bahkan hingga bulan keenam hadir. MEI 2018

Pewara Dinamika edisi Juni tahun lalu menyorot bagaimana Pancasila menjadi landasan krusial dalam menderadikalisasi kampus dari paham-paham meresahkan yang ditengarai tengah merongrong institusi-institusi pendidikan.

Pada edisi Juni kali ini, kami akan mengupas serangkaian kegiatan Dies dengan sorotan khusus pada acara-acara unggulan. Misalnya saja acara syawalan para civitas akademika di kibaran nuansa Idul Fitri. Tak sekadar memintal kembali tali silaturahmi sekaligus merayakan hari kemenangan bagi umat muslim, Emha Ainun Nadjib, atau yang kondang dengan nama Cak Nun, turut hadir berbagi penyejuk rohani. Obrolan lebih lengkap bersama Cak Nun kami tuangkan dalam rubrik Wawancara Khusus, bersama dengan dialog singkat redaksi dengan Mahfud MD.

jejak di era Revolusi Industri 4.0. ini patut diacungi jempol. Peluncuran mobil listrik menjadi alarm sekaligus pengingat bahwa ide-ide baru harus terus diasah dan dikembangkan demi memenuhi kebutuhan manusia yang terus berkembang sesuai zaman yang terus berekspansi. Tak lupa, kami juga mengulik keberhasilan UNY meraih akreditasi internasional ASIC, serta sorot pendidikan yang kini tengah laju digembleng Kampus Karangmalang. Berita dari tiap fakultas dan lembaga di bawah payung UNY pula dihadirkan. Rubrik lain seperti Opini, Bina Rohani, Resensi, Cerpen, Puisi, maupun Pojok Gelitik disajikan sebagai selingan variasi keilmuan sebagai ekspresi intelektual maupun artistik yang tidak kalah menarik untuk dibaca. Akhir kata, selamat menikmati sajian dari dapur redaksi Pewara Dinamika. Semoga bisa menambah khazanah inspirasi bagi para pembaca sekalian.

Peluncuran mobil listrik Garuda UNY oleh Menristekdikti juga turut diulas. Inovasi anak muda dalam rangka penghematan energi, sekaligus pencetakan

Tabik. ď Ž

SUSUNAN REDAKSI PENERBIT Universitas Negeri Yogyakarta IJIN TERBIT SK Rektor No. 321 Tahun 1999 ISSN 1693-1467 PENASEHAT Sutrisna Wibawa (Rektor UNY) PENGARAH Margana (Wakil Rektor I)

Edi Purwanta (Wakil Rektor II) Sumaryanto (Wakil Rektor III) Senam (Wakil Rektor IV) Setyo Budi Takarina (Kepala Biro UPK) Sukirdjo (Kepala Biro AKI)

PEMIMPIN REDAKSI Sismono La Ode

PIMPINAN UMUM Anwar Efendi

REDAKTUR PELAKSANA Budi Mulyono

PEMIMPIN PERUSAHAAN Riska

REDAKTUR ARTISTIK Kalam Jauhari

unyofficial

REDAKTUR SENIOR Basikin, Else Liliani, Lina Nur Hidayati, Sigit Sanyata SEKRETARIS REDAKSI Nunggal Seralati

@pewara_uny l @unyofficial

3

Satya Perdana (FIK) Haryo Aji Pambudi (FT) Pramushinta Putri D (PPS) Muhammad Fadli (FE) Dwi Budiyanto (FBS) Binar Winantaka (LPPMP) Agus Irfanto (LPPM) Tusti Handayani (Kampus Wates)

REDAKTUR Rony K. Pratama Ilham Dary Athallah Ratna Ekawati Dedi Herdito Khairani Faizah Febi Puspitasari FOTOGRAFI M Arif Budiman, Prasetyo Maulana, Heri Purwanto REPORTER Anton Suyadi (FIP) Witono Nugroho (FMIPA) Nur Laily Tri Wulansari (FIS) @unyofficial

ALAMAT REDAKSI Jl. Colombo No. 1 Kampus Karangmalang Universitas Negeri Yogyakarta 55281 Telp/Fax 0274 542185 E-mail: pewaradinamika@uny.ac.id Laman: www.uny.ac.id.

unyofficial


Daftarisi

WAWANCARA KHUSUS

Ojok gawe wong adigung lan keminter. Tapi (harus) membuat masyarakat luas ikut pintar dan mulia. » 30-31

ARIF / HUMAS

55 tahun UNY diperingati dengan meriah. Banyak ketercapaian yang diraih, tapi kata puas masih jauh panggang dari api.

SERANGKAIAN kegiatan dalam rangka hari jadi Universitas Negeri Yogyakarta baru saja berakhir. Mengekori rentetan kegiatan padat tersebut ialah pertanyaan ada apa di balik selebrasi yang membuat UNY sedemikian gembira selain bertambahnya usia institusi. Adalah rasa syukur yang membuat hingar-bingar Dies Natalis menjadi semakin riuh dan membuat seremonialnya menjerat ampuh keriaan civitas akademika serta penduduk di sekitaran Kampus Karangmalang tersebut. 4 P E WA R A D I N A M I K A J U N I 2 0 1 9

Bagaimana tidak, tagline yang diusung dalam Dies Natalis bukan hanya sekadar serangkaian kata saja, tetapi UNY telah mampu mengejawantah serta masih terus melanggengkan inovasi pendidikan untuk Indonesia. Terakreditasi premier dalam akreditasi internasional ASIC, serta berhasil menjebol jejeran 500 besar universitas top Asia dalam QS AUR cukup berbicara bagaimana UNY terus berbenah dan meningkatkan kualitasnya seiring bertambahnya usia. Seperti pepatah tuatua keladi, 55 toh angka belaka.

3

PENA REDAKSI

31-41

REKTOR MENYAPA Merayakan Syawal Merayakan Indonesia

5

BERITA Inovator UNY Raih Tiga Medali KIWIE ∫ Kembangkan Aplikasi Android MANAGE untuk Mahasiswa

6

40-43

SURAT PEMBACA

7

SOSOK Friscilia Sinaga Lihai Berinovasi

47

BINA ROHANI Burungpun Bertasbih

48-49

TIPS-TIPS

CERPEN Perempuan Sawah

8-30

LAPORAN UTAMA Agenda Dies: Mobil Listrik Garuda UNY Resmi Diluncurkan! ∫ Naik Tangga Akreditasi Internasional

46

RESENSI Kata-Kata untuk Simpul Asa

46-49

Opini Ada Gula ada Semut di Sekolah Favorit

50

PUISI Elegi Beringin Tua ∫ Petrikor


Rektor Menyapa Prof. Dr. SUTRISNA WIBAWA, M.Pd. Rektor Universitas Negeri Yogyakarta ¬ Guru Besar Bidang Pendidikan Bahasa Jawa dan Filsafat Jawa Fakultas Bahasa dan Seni UNY

Merayakan Syawal Merayakan Indonesia

M

erayakan syawal sebagai hari kemenangan selepas berpuasa sebulan lamanya, merupakan sebuah keindahan keindahan tersendiri bagi kita sebagai sebuah bangsa yang pancasilais dan religius. Meraya­ kan bahwa kita adalah makhluk Allah yang jauh dari kata sempurna, dan oleh karenanya perlu untuk saling bersilaturahim dan bermaafan. Sejatinya, merayakan syawal adalah juga merayakan Indonesia. Saya sebut merayakan Indonesia, karena syawalan sejatinya juga menjelma sebagai tradisi yang betulbetul khas Indonesia. Sejarah kata halal bihalal yang merupakan istilah bahasa Indonesia yang menggunakan kata berbahasa Arab. Bahkan di negara Arab sendiri, baik kata maupun tradisinya, tidak ada sama sekali. Jika diurutkan secara genalogis, tra­disi syawalan dirintis oleh Kanjeng

Gusti Pangeran Adipati Arya Mangkunegara I (Pangeran Sambernyawa). Pemim­ pin Surakarta itu menggunakan syawalan untuk mengumpulkan para punggawa dan prajurit di balai istana usai salat Idul Fitri. Para punggawa sungkem kepada Sang Raja dan Permaisuri. Tradisi ini kemudian dilang­ geng­kan dalam terminologi 'alal behalal', dalam kamus ba­hasa Jawa-Belanda kumpu­lan Dr. Th. Pigeaud, terbit 1938. Menegaskan acara ma­af-me­ maafkan pada hari Lebaran sebagai suatu kebiasaan yang khas Indonesia. Salah satu agenda kunci dari tradisi syawalan, yaitu bermaaf-maafan, kemudian di­juluki sebagai halalbihalal. Halal dalam terminologi tersebut, kemudian dapat diartikan sebagai saling menghapus segala hal yang dilarang, seperti dosa dan kesalahan terhadap orang lain. Kita sebagai civitas akademik, mu-

lai dari para pimpinan universitas, dosen, tenaga kependidikan, dan perwakilan organisasi mahasiswa yang hadir pada Senin (10/06) di Auditorium UNY dalam rangka syawalan, juga turut saling bersalaman. Tak lain dan tak bukan, hanya untuk me­ nyampaikan ikrar saling memaafkan. Kala berjumpa, baik di kampus ataupun di kampung halaman, sebagai masya­ rakat Jawa dan hidup di jantung Jawa, masakan yang tersaji juga tak jauh-jauh dari filosofi tersebut. Yaitu ketupat, kependekan dari ngaku lepat (mengakui kesalah­ an). Dimakan setelah ritual sungkeman, duduk bersimpuh di depan orang yang le­ bih tua seraya memohon ampun dan mengharap ridanya. Tradisi saling memaafkan secara ke­ seluruhan mengajarkan kita untuk hormat kepada orang tua, dengan bersikap rendah hati, memohon keikhlasan dan ampunan. Selepas kembali nol-nol, kita ambil hikmah terbaik untuk institusi ini. Yaitu spirit bagi seluruh civitas akademika UNY untuk meningkatkan kinerja dalam rangka mewujudkan UNY unggul. Semoga! P E WA R A D I N A M I K A J U N I 2 0 1 9 5


 S U R AT P E M B A C A

ARIF / HUMAS

Dies ke-55 UNY, Mahasiswa Tak Dilibatkan Belum lama ini UNY menggelar Dies Natalis ke-55 yang saya kira luar biasa meriah. Sebagai mahasiswi di kampus ungu saya sangat antusias mengikutinya. Terutama ketika acara mengenai pentas seni. Acara tersebut sangat sesuai dengan spirit kebudayaan yang ada di Yogyakarta. Seni tradisi, khususnya, digelar sedemikian ramai dengan wacana kearifan lokal yang makin ke sini makin terkikis oleh budaya perkakas berbasis digital. Oleh SWASTIKA ARUM LESTARI Mahasiswa mahasiswi FBS angkatan 2017

dan diwakilkan oleh ketua atau perwakilan pengurusnya.

Sayangnya saya sebagai bagian dari civitas akademia UNY tidak dilihatkan sama sekali dalam kepanitiaan. Setahu saya, panitia hanya dari dosen maupun pegawai. Kalaupun ada dari mahasiswa, mereka sekadar dari perwakilan organisasi mahasiswa (Ormawa). Kenyataannya Ormawa itu juga sebatas ditempatkan sebagai representasi yang kehadirannya hanya pada acara saja. Itupun dengan tempat duduk ekslusif

Di satu sisi saya bangga kampus UNY mampu mewacanakan acara Dies Natalis sedemikian fantastis, namun di sisi lain juga kecewa. Mahasiswa tak dilibatkan sebagai konseptor. Kalaupun diajak menyukseskan, mereka hanya di dua ranah: eksekutor lapangan, atau peserta. Hal ini kemudian menjadi titik fokus saya dalam surat ini agar ke depan mahasiswa harus diajak untuk merumuskan acara sampai

6 P E WA R A D I N A M I K A J U N I 2 0 1 9

eksekusi di lapangan. Tanpa keterlibatan mahasiswa sebagai konseptor, saya kira Dies tetap berjalan, tetapi menurut saya akan timpang, bahkan kurang menekan esensi dari perayaan tahunan itu. Apalah arti acara seremonial bila persiapannya

saja tak mengindahkan peran mahasiswa. Mahasiswa hanya diposisikan sebatas instrumen pelengkap, sementara keutuhan acara didominasi tenaga kependidikan maupun dosen. Di sinilah pertanyaan saya ke pemangku kebijakan supaya menjadi pertimbangan praktis di kesempatan Dies berikutnya. Tanpa pemangku kebijakan yang memiliki otoritas untuk mengubah pola kerja kepanitiaan Dies, maka kebermilikan helatan akbar tahunan itu hanya parsial. Oleh sebab itu, dengan kata lain, tanpa kerja sama antara mahasiswa, tenaga kependidikan, dan dosen bisa dipastikan Dies Natalis masih menjadi acara menara gading yang jangkauan spiritnya bisa diselebrasikan tapi sekedipan mata semata..

Redaksi menerima tulisan untuk rubrik Bina Rohani (panjang tulisan 500 kata), Cerpen (1000 kata), Opini (900 ka­ta), Puisi/Geguritan/Tembang (minimal dua judul), dan Resensi Media (500 kata). Tulisan harus dilengkapi de­ngan iden­ti­tas yang jelas, nomor yang bisa dihubungi, pasfoto (khusus Opini), serta keterangan dan sampul media (khu­sus Re­sen­si Media). Tulisan dikirim me­la­lui pewaradinamika@uny.ac.id atau langsung ke kan­tor Humas UNY. Bagi yang dimuat, ho­nor dapat diambil di kantor Humas Universitas Negeri Yogyakarta.


T I P S -T I P S

ď Š

MEDICALNEWSTODAY.COM

Oleh KHAIRANI FAIZAH Humas UNY

T

idak bisa dipungkiri, saat ini kita tidak bisa lepas dari media sosial (medsos), zaman sekarang, hampir semua orang memiliki akun medsos untuk sarana berkomunikasi. Ada beberapa jenis medsos yang sudah akrab di telinga kita, dan sering sekali kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari, seperti Whatsapp (WA), Facebook (FB), maupun IG (Instagram). Untuk saat ini, bisa dipastikan bahwa kita setiap hari pasti menggunakan Whatsapp untuk berkomunikasi dengan semua orang, dan semua orang hampir diseluruh dunia sudah pasti mempunyai dan menggunakan Whatsapp. Media sosial seperti seperti Facebook dan Instagram pun sekarang banyak digunakan sebagi sarana untuk berbagi beberpa informasi, berbagi momen, serta sebagai ajang untuk menunjukkan tingkat eksistensi seseorang melaui postingannya. Tetapi tidak jarang dengan menggunakan medsos timbul beberapa masalah yang tidak diharapkan seperti kesalahpahaman dengan orang lain, atau bahkan kita dituduh menyebar berita hoax. Maka

Bijak Menggunakan Medsos

perlu sekali sikap bijak serta hati-hati dalam menggunakan medsos, sehingga adanya medsos bisa membawa manfaat yang banyak bagi semua orang dan tidak ada pihak yang merasa dirugikan. Berikut ada beberapa cara supaya medsos yang kita gunakan tidak menimbulkan masalah bagi kita.

1

Hindari Membahas MasalahMasalah yang Sensitif Ketika kita menggunakan medsos sperti Facebook, Instagram, ataupun Twitter sebaiknya kita tidak membahas hal-hal yang rentan untuk menimbulkan konflik antar sesama pengguna. Misalnya, membahas tentang agama, suku, warna kulit, bentuk tubuh, atau apapun yang sekiranya akan menyinggung perasaan orang lain.

2

Selalu Sopan dalam Berkomentar Ketika orang lain menulis status atau mengunggah foto,

tidak jarang kita tertarik untuk memberikan komentar sesuai pendapat pribadi kita. Dalam berkomentar, kita juga wajib menjaga perasaan orang lain. Jangan sampai orang tersebut merasa risih atau tersinggung dengan komentar kita, sehingga justru menimbulkan permusuhan dalam dunia maya yang bahkan terkadang bisa berimbas ke dunia nyata.

3

Jangan Mudah Terpengaruh Berita yang Belum Jelas Kebenarannya Sering sekali di berita-berita daring kita membaca informasiinformasi terkini yang sedang hangat lalu menjadi buah bibir dengan berbagai tanggapan dari berbagai orang melalui komentar-komentar mereka yang beranekaragam. Sebaiknya kita jangan terpengaruh untuk menyebarkan berita tersebut apalagi terpengaruh dengan komentar-komentar orang. Ada baiknya kita bersabar dan menahan diri sampai kita mendengar keterangan dari ahli atau pakar dalam masalah yang sedang ramai diperbincangkan tersebut.

4

Jangan Menuliskan Masalah Pribadi di Medsos Alangkah tidak bijaknya jikalau kita menuliskan masalah pribadi kita di medsos sehingga terbaca oleh banyak orang. Hal-hal yang seharusnya menjadi privasi kita justru diketahui banyak orang, sehingga banyak yang nantinya justru ikut campur dalam masalah pribadi kita atau malah justru menyebarkan masalah yang seharusnya menjadi rahasia pribadi kita ke orang lain.

5

Hindari Memamerkan Perhiasan atau Barang Mewah Lainya di Medsos Memamerkan barang-barang berharga kita di medos dikhawatirkan akan memancing kejahatan. Orang lain akan tahu kalau kita memiliki banyak perhiasan setelah melihat postingan kita, lalu bisa jadi ada orang yang berniat menjambret kita di jalan atau melakukan penodongan ketika kita sedang berkendara. Begitupun jika kita memamerkan rumah kita yang menurut kita dan orang lain cukup mewah. P E WA R A D I N A M I K A J U N I 2 0 1 9 7


Laporan Utama

FREEPIK.COM

8 P E WA R A D I N A M I K A J U N I 2 0 1 9


Laporan Utama

55

HANYA ANGKA

L

LIMA puluh lima tahun sudah UNY berdiri. Dari lima puluh lima tahun yang sama pula lahir pusparagam prestasi yang tak sedikit, para alumni cemerlang kebanggaan institusi, serta civitas akademika brilian yang menjadi roda penggerak kampus. Maka wajarlah bila UNY lantas menghaturkan rasa syukurnya lewat aneka acara yang merangkul seluruh sendi-sendi Kampus Karangmalang dalam rangka Dies Natalis ke55. Merangkul budaya Jawa sekaligus motto universitas, UNY meluncurkan serangkaian kegiatan Dies Natalis yang tak cuma selebrasi belaka saja. Festival Dalang Cilik, peluncuran mobil listrik oleh Garuda UNY yang dibesut oleh Fakultas Teknik UNY, konser dengan IPK bersama Maliq & D’Essentials, menjalin silaturahmi melalui syawalan dalam rangka Idul Fitri, serta pagelaran wayang kulit menjadi segelintir dari acara-acara yang meramaikan hari jadi UNY ke-55 itu. Bagi salah satu kampus pendidikan paling top negeri, menjadi tua tak hanya perihal umur, tak cuma perihal pertambahan angka, tetapi bagaimana caranya untuk terus melanggengkan pendidikan demi mencerdaskan kehidupan bangsa. Amanah ini secara tak langsung diserahkan pada tiap-tiap universitas ketika ia didirikan, termasuk UNY. Pendidikan adalah investasi peradaban. Sebuah negara akan mudah dilemahkan tanpa adanya pendidikan, bahkan bisa jadi hancur karenanya. Hal tersebut membuktikan betapa esensialnya pendidikan. UNY menjawab kebutuhan ini dengan pengadaan tenaga pengajar profesional, peningkatan kualitas pengajar, meningkatkan kualifikasi akademiknya, melestarikan pengalaman pembelajaran yang positif, serta memenuhi kebutuhan civitas terkait pengadaan fasilitas. Tujuan utamanya adalah untuk mewujudkan sekaligus menjaga standar pendidikan prima yang berhak dikenyam seluruh anak bangsa. Hal ini terejawantah dalam keberhasilan UNY menjebol gawang Quacquarelli Symonds Asia University Ranking (QS AUR) untuk masuk dalam deretan universitas top di Asia. Tak hanya itu, UNY juga sukses meraih akreditasi internasional ASIC (Accreditation Service for International Schools, Colleges & Universities) dengan kategori unggul atau premier. Tantangan demi tantangan dijawab oleh UNY untuk terus memberikan pengalaman belajar terbaik dengan kualitas jempol. Kualitas pembelajaran penting pengaruhnya bagi perkembangan intelektual mahasiswa. UNY berusaha cerdas menyiapkan kualitas materi dan pengajaran yang mumpuni, demi meningkatkan kualitas sumber daya mahasiswa. Pembenahan terus dilakukan dari tahun ke tahun. Usaha yang digenjot secara total ini wajib memberi dampak signifikan terhadap lulusan kampus agar dapat cerdas bersaing secara internasional. Tabik. NUNGGAL SERA P E WA R A D I N A M I K A J U N I 2 0 1 9 9


Laporan Utama

Agenda Dies: Mobil Listrik Garuda UNY Resmi Diluncurkan! Mobil listrik adalah masa depan. Bagi UNY, masa depan itu telah hadir sebagian diantaranya di hari ini. Tepat saat diluncurkan oleh Menristekdikti dalam malam puncak dies natalis di Halaman Rektorat, Jum'at 21 Juni 2019.

UNY menjadi inovasi yang telah teruji dalam kompetisi di Singapura. Inovasi tersebut dilakukan beriringan dengan mobil hemat energi yang juga diproduksi tim Garuda UNY, sebutan kelompok anak-anak fakultas teknik yang aktif di bidang rekayasa otomotif ini.

Oleh ILHAM DARY ATHALLAH Editor BUDI MULYONO

G

aruda UNY luar biasa. Hal tersebut diungkapkan Menristekdikti dalam peluncuran prototipe mobil listrik Garuda UNY besutan civitas Fakultas Teknik. Sebutan luar biasa tersebut bukannya tanpa alasan. Sang menteri menuturkan bahwa mobil listrik adalah masa depan karena kemampuannya mengusung hemat energi, ekonomi hijau, dan menghindari polusi udara. Bahkan sejumlah negara di dunia yang telah dan sedang mengembangkan mobil listrik, saat ini sedang bertarung karena persaingan kekuasaan dan teknologi. "Lihat perang dagang antara AS dan Cina, terkait 5G, itu juga berebut teknologi mobil listrik. Mobil listrik adalah masa depan, siapa menguasai mobil listrik akan bergerak mengikuti perkembangan dunia," ungkap Nasir dalam malam puncak dies natalis di Halaman Rektorat, Jum'at (21/06). Ketika masa depan masih diperebutkan di negara lain, Nasir menyebut bahwa sebagian diantaranya telah hadir di UNY. Walaupun demikian, masa depan ini belum sepenuhnya hadir jika belum diproduksi secara masal. Oleh karenanya, Nasir berpesan agar civitas UNY tak lekas puas. Mengoyak sebagian lain dari masa depan yang belum terengkuh, agar UNY dapat berkontribusi bagi kemajuan bangsa! 10 P E WA R A D I N A M I K A J U N I 2 0 1 9

Khusus untuk mobil hemat energi, UNY telah berhasil menyabet rekor Asia saat berkompetisi di Jepang. Satu liter bahan bakar minyak saat itu membawa mobil buatan UNY mampu menempuh jarak 283 kilometer. "Mobil cacahipun kaleh (ada dua mobil karya inovasi civitas FT UNY), sampun (sudah) teruji di tingkat dunia," ungkap Sutrisna. KEMENRISTEKDIKTI

Karya Inovatif Rektor UNY Prof. Sutrisna Wibawa dalam kesempatan yang sama menuturkan, mobil listrik garuda

MENRISTEKDIKTI MEMBERIKAN SAMBUTAN DALAM PELUNCURAN MOBIL LISTRIK UNY.

Lihat perang dagang antara AS dan Cina, terkait 5G, itu juga berebut teknologi mobil listrik. Mobil listrik adalah masa depan.

Menteri Nasir menyatakan bahwa prototipe mobil listrik yang dibuat Tim Mobil Garuda FT UNY adalah upaya anak bangsa yang harus terus didukung dan dikembangkan, mengingat kendaraan bertenaga listrik merupakan mobil masa depan yang ramah lingkungan. "Dalam hal ini, "green economy" harus kita kembangkan, hemat energi harus kita lakukan, dan menghindari polusi udara," papar Menristekdikti. Walaupun demikian, ia berpesan agar inovasi yang sudah dihasilkan jangan sampai hanya sebatas prototipe saja, namun inovasi tersebut harus dapat dikomersialisasikan. Secara teknis, cara yang dapat dilakukan adalah meningkatkan daya siang dan


Laporan Utama

ARIF / HUMAS

PRASETYO / HUMAS

menyesuaikan dengan permintaan pasar. Oleh karena itu, kajian yang harus dilakukan kampus bukan hanya produksi mesin. Tapi juga kajian ekonomi dan material. Inovasi Baterai dan Produksi Kajian tersebut disebut oleh Nasir tak bisa berlangsung tepat dan perlu melibatkan multidisiplin dan multisektor. Baterai menjadi satu sektor yang perlu untuk segera dikembangkan. palagi untuk total pembiayaan produksi mobil listrik, baterai memiliki porsi mencapai 30–35%. “Ini yang masih cukup signifikan nilainya, maka bagaimana riset di bidang baterai harus kita kembangkan terus,” ungkapnya. Nasir menambahkan, saat ini Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta sedang mengembangkan baterai lithium. Dia mengatakan, baterai lithium tersebut ditargetkan

MENRISTEKDIKTI DIDAMPINGI REKTOR UNY DALAM PELUNCURAN MOBIL LISTRIK GARUDA UNY.

sudah dapat diproduksi lokal tahun pada 2022. Dalam skala nasional, untuk memenuhi kebutuhan bahan baku baterai, Nasir mengatakan saat ini pemerintah telah menyiapkan kawasan industri terpadu yang memproduksi baterai mobil listrik di Halmahera, Maluku dan Morowali, Sulawesi Tengah yang ditargetkan mulai berproduksi pada 2021-2022. “Kalau nanti di Morowali dan di

Kalau nanti di Morowali dan di Halmahera sudah jadi, bahan baku dari situ. Maka sudah ada baterai lokal dari Indonesia. Ini akan menghemat harga mobil.

Halmahera sudah jadi, bahan baku dari situ. Maka sudah ada baterai lokal dari Indonesia. Ini akan menghemat harga satu kendaraan mobil listrik,” ucapnya. Sedangkan untuk manajemen produksi, Kemristekdikti memimpin inovasi dengan membentuk konsorsium Mobil Listrik Nasional (Molina). Dalam konsorsium tersebut, Kemristekdikti telah menganggarkan Rp 100 miliar setiap tahun untuk mendorong riset di bidang kendaraan listrik hemat energi dan menciptakan kendaraan bebas polusi. industri juga digandeng mengembangkan suku cadang kendaraan listrik tersebut. Sejauh ini, beberapa perguruan tinggi telah terlibat dalam konsorsium tersebut. Diantaranya Universitas Indonesia, Institut Teknologi Bandung, Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, dan Institut Teknologi P E WA R A D I N A M I K A J U N I 2 0 1 9 11


Laporan Utama

HUMAS UNY

KEMENRISTEKDIKTI

Sepuluh November (ITS) Surabaya, dan Udayana Bali. "UNY akan kita dorong segera bergabung dalam konsorsium ini. Menjadi kolaborasi riple helix antara perguruan tinggi, pemerintah dan industri," Kolaborasi Sektor Industri Untuk makin mempercepat kola­­ borasi lintas sektor, Nasir meng­ ungkapkan bahwa pihaknya sedang mendalami pengembangan dua hal. Yang pertama, memperkaya pendidikan vokasi agar SDM untuk pengembangan mobil listrik tersedia melimpah, dan yang kedua menyediakan insentif bagi industri yang lebih menarik lagi agar pemilik modal berinvestasi di sektor ini. Langkah kedua tersebut sedang disusun dalam bentuk Peraturan Pemerintah (PP) pemberian insentif super deductible tax. Apabila perusahaan melakukan peningkatan kompetensi sumber daya manusia (SDM) Indonesia melalui vokasi dan kegiatan penelitian dan pengembangan (litbang), termasuk investasi di mobil listrik, maka pajaknya akan dikurangi sampai 200% dari jumlah pengeluaran 12 P E WA R A D I N A M I K A J U N I 2 0 1 9

yang dilakukan perusahaan tersebut. Meski tidak menyebutkan waktu rilis, ia berharap beleid ini dapat segera diresmikan dan dipublikasikan pada tahun ini.

MENRISTEKDIKTI BERSAMA REKTOR UNY DALAM PELUNCURAN MOBIL LISTRIK GARUDA UNY.

selama ini barang yang berbiaya tinggi begitu saja diberi PPnBM, padahal barang tersebut bisa jadi modal untuk pengembangan dan bahan riset.

"Misalnya perusahaan riset mobil listrik 100 miliar, maka bayar pajaknya nanti didiskon 200 miliar. Rancangan aturan ini sudah ditandangani oleh lima menteri. Masih ditunggu, mau ditandatangani Presiden," ungkap Nasir.

"Wong sekarang saja di kampus itu beli buku bagus dari luar negeri, sering kena PPnBM. Buku dianggap barang mewah, orang jadi malas baca buku dan riset. Padahal orang harusnya diberi insentif, jangan dibuat malas riset," ungkap Nasir.

Insentif lain adalah penurunan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah (PPnBM). Kebijakan ini diubah agar lebih sensitif terhadap emisi. Karena

Rangkaian kebijakan tersebut diharapkan Nasir dapat menyusun dan memperkuat kolaborasi triple helix antara perguruan tinggi, pemerintah dan industri. Kerjasama ini dapat menjadi kunci untuk mewujudkan Indonesia memiliki mobil listrik 2025 yang bisa diproduksi massal.

UNY akan kita dorong segera bergabung dalam konsorsium ini. Menjadi kolaborasi riple helix antara perguruan tinggi, pemerintah dan industri.

"Harapannya sampai di tahun 2025 Indonesia sudah punya mobil listrik sendiri. Ini sebenarnya tinggal bangun secara bertahap untuk kolaborasi dengan industri. Sekarang masalah 'spare part' (onderdil), maka untuk spare part harus kita gandeng industri yang menghasilkan komponen," pungkas Nasir..


Laporan Utama

HUMAS FE

Jalan Terang Manajemen Pemasaran Menyinergikan kurikulum sesuai kebutuhan global, D-3 Manajemen Pemasaran tak tanggung-tanggung memasukan tema ekonomi kreatif berbasis digital dalam pembelajaran. Kini segala lini terpaut jagat siber, program studi di Fakultas Ekonomi itu cair mengikuti tuntutan internasional. Akhirnya sekarang berpredikat Akreditasi A Oleh RONY K. PRATAMA Editor BUDI MULYONO

P

asar global ditengok dari balik layar. Distribusi sampai ekspansi modal tercatat secara digital. Perusahaan makin bersaing sengit memperebutkan pasar. Strategi ciamik mesti dihela, siapa cepat dia dapat. Mungkin begitu bunyi diktum manajemen ekonomi internasional hari ini. Teknologi bermain penting dalam arena kontestasi itu. Manusia tetap mengendalikan, sekalipun tak perlu memantau di atas altar tapi layar. Di kancah persaingan sengit nan buat gusar itu, kualitas manusia begitu diperhitungkan. Ia serupa lokomotif menang atau tidaknya keuntungan pasar itu diperoleh. Manusia me­ngendalikan teknologi melalui manajerial mumpuni. Di balik itu, D-3 Manajemen Pemasaran, telah mengakomodasi manusia "teknokratis" siap menyukseskan pasar global. Prodi di Fakultas Ekonomi ini terkenal dengan kesiapan mahasiswanya untuk kelak mengisi

ranah manajerial pemasaran. Peru­ sahaan negeri atau swasta, baik nasio­nal maupun internasional, tanpa pandang bulu siap disasar. Me­ re­ka selama kuliah dibekali pe­nge­ tahuan akademis serta praktis agar di jagat kerja mampu bermain gesit. Sejak awal didirikan sampai sekarang telah banyak prestasi akademik ditorehkan. Perolehan puncak sebagai apresiasi atas rekam itu, Prodi D-3 Manajemen Pemasaran, menggondol predikat Akreditasi A sesuai BAN-PT tahun 2019. Sebelumnya juga menggayung predikat serupa. Tahun ini masih dipertahankan kuat sampai 2024. Di bawah dua orang perwakilan tim

Tahun itu semoga UNY telah mencapai peningkatan daya saing yang kompetitif dan kolaborasi yang kuat.

penilai, M. Rizan dan T. Djatnika, Prodi ini resmi memperoleh hasil jempolan. Agung Utama, Ketua Program Studi, menyatakan kalau hasil yang diper­oleh berkat kerja kolektif. Bukan hanya dosen, menurutnya, juga berkat mahasiswa maupun alumni. Ia melanjutkan, Prodi D-3 Manajemen Pemasaran tersebut diharapkan makin unggul di kemu­dian hari, khususnya aktivitas aka­demiknya makin meroket. "Kerja keras semua pihak, terutama Jurusan Manajemen, harus diekspresikan sebagai perwujudan rasa syukur," ucapnya. Senada dengan visi-misi Prodi agar lulusan mampu bersaing di kancah industri, Rizan, asesor sekaligus dosen di Universitas Negeri Jakarta ini, menandaskan supaya kurikulum tetap perlu dikembangkan sesuai atmosfer industri pemasaran global. "Hal ini penting karena lulusan D-3 Manajemen Pemasaran akan menemui peluang kerja yang mau tak mau menginduk pada narasi Revolusi Industri 4.0. Sehingga lulusan harus menyiapkan diri di kemudian hari," paparnya. P E WA R A D I N A M I K A J U N I 2 0 1 9 13


Laporan Utama

Keteladanan dari Tembang Jawa dan Tokoh Wayang Dari pentas wayang kulit Ki Bayu Aji Pamungkas, Menristekdikti Prof. Mohamad Nasir bersama warga UNY memperoleh keteladanan dari kisah para pandhawa. Paduan Suara Rapat Pimpinan menambah kesejukan dalam pentas.

Oleh ILHAM DARY ATHALLAH Editor BUDI MULYONO

animo tinggi untuk menyaksikan pagelaran wayang kulit tersebut. Sedangkan Nasir mengungkapkan kekagumannya atas nuansa Jawa dalam dies natalis UNY yang menurutnya unik dan tidak banyak ditemui di kampus lain.

"UNY Ngayogyakarta.. Universitas ingkang anggayu ilmi Sampun seket gangsal tahun.. Ngadi ing pawiyatan.. Nindakaken wajib tridharma.. Ngudi mrih luhurin bangsa, makarya dateng sesami.."

"Kalau dalam teori Postmodernisme, artinya budaya Jawa ini sudah mendunia. From local, to global. UNY selama ini berperan aktif mengglobalkan dan mengembangkan budaya Jawa. Lanjutkan itu," pesan Nasir.

K

utipan di atas bukanlah teks pidato. Prof. Sutrisna Wibawa selaku Rektor UNY melantunkan pesan tersebut dengan sekar pangkur, satu dari sekian tembang macapat yang pola rimanya populer dalam budaya Jawa. Dalam tembang tersebut, Sutrisna mengisahkan di hadapan Menristekdikti dan pemirsa pementasan wayang kulit bahwa UNY telah hadir di tengah-tengah masyarakat selama seket gangsal (55) tahun. Selama waktu berkiprah tersebut, UNY senantiasa menempatkan diri sebagai universitas yang mengembangkan dan menyebarkan ilmu pengetahuan, melaksanakan tridharma perguruan tinggi sebagai kewajiban, dan berkomitmen untuk memajukan bangsa dan berkarya bagi kesejahteraan bersama. Lewat iringan dengan paduan suara rapat pimpinan tepat setelah Sutrisna menuntaskan pelantunan tembang, UNY hendak menegaskan komtimennya untuk melanjutkan kerja-kerja mulia tersebut. Melampaui usia yang ke55, dan melampaui capaian hari ini untuk menjadi universitas kependidikan berkelas dunia. Semua dilandasi dengan nilai-nilai unggul, kreatif, inovatif, dalam ketaqwaan, kemandirian, dan kecendekiaan 14 P E WA R A D I N A M I K A J U N I 2 0 1 9

PRASETYO / HUMAS

yang tercermin dalam lantunan tembang jawa dan pementasan wayang besutan dalang Ki Bayu Aji Pamungkas. Malam Puncak Dies Natalis Pentas wayang kulit Ki Bayu Aji Pamungkas menjadi pamungkas UNY dalam rangkaian dies natalis ke-55 yang digelarnya sejak sekitar Bulan April. Acara tersebut digelar di Halaman Rektorat pada Jum'at (21/06) malam. Tercatat ribuan civitas serta masyarakat umum di daerah sekitar Karangmalang, dan 8.000 penonton menyaksikan secara streaming melalui Youtube UNY. Sambutan dari Rektor UNY dan Menristekdikti Prof. Mohamad Nasir kemudian mengawali agenda tersebut. Secara garis besar, Sutrisna mengutarakan terima kasih atas kehadiran Menteri dan masyarakat yang nampak memiliki

MENRISTEKDIKTI MENYERAHKAN WAYANG SEBAGAI SIMBOL PEMBUKAAN PAGELARAN WAYANG KI BAYU AJI PAMUNGKAS YANG MENJADI PAMUNGKAS DALAM RANGKAIAN DIES NATALIS KE-55.

Selepas sambutan, paduan suara rapat pimpinan menambah kesejukan dalam pentas. Tembang perahu layar dibawakan paduan suara Rapat Pimpinan UNY selepas Sutrisna membacakan serat pangkur. Sembari sesekali menggoyangkan badan ke kiri dan kanan, makna lagu dibawakan oleh para penyanyi paduan suara. Bahwa hidup seperti kapal yang sedang berlayar di lautan ramai: harus tahu arah, dan tidak lupa bahagia dalam mengarungi perjalanan. Berakhirnya paduan suara menandakan naiknya Menristekdikti ke panggung untuk meresmikan agenda penutupan dies. Diselipkan juga peresmian mobil listrik dan mobil hemat energi Garuda UNY. Setelah agenda pembukaan tuntas, Ki Bayu dengan sigap melontarkan wayang kulit Yudhistira ke langit. Menandakan gebyar pentas para Pandhawa dimulai, lengkap dengan perseturuan yang telah dinanti para pemirsa. Pandhawa Kridha Nawung Bawana Bila disederhanakan, pentas wayang yang dibawakan Ki Bayu mengisahkan tentang perjuangan (kridha) para Pandhawa Lima dalam menghadirkan kebaikan di muka bumi (bawana).


Laporan Utama Perjuangan tersebut terjadi karena Kerajaan Hastinapura yang seharusnya dipimpin oleh Pandawa, saat itu sedang dikuasai oleh orangorang jahat yaitu Kurawa sebagai pemimpin dan Sengkuni sebagai patih. Mereka memiliki watak iri, dengki, syirik, dan menghalakan segala cara untuk mencapai tujuannya. Pementasan wayang selalu menghasilkan kisah yang hitam putih. Pandhawa sebagai tokoh yang baik akan menang dan menghadirkan kesejahteraan untuk negeri yang dipimpinnya, dan Kurawa beserta Sengkuni yang jahat akan kalah. Walaupun demikian, perjalanan untuk memenangkan pertempuran tersebut tidaklah mudah. Disinilah tangan Ki Bayu berperan untuk menjadikan pementasan selama tiga jam tersebut berlangsung

asyik, semarak, dan terselip canda dalam beberapa adegan. "Jadi wayang pada malam ini hendak menjadi tontonan sekaligus tuntunan," ungkap Sutrisna. Tuntunan yang dimaksud, adalah nilai yang bisa dipetik dari cerita yang dibawakan dalam wayang. Dari gambaran dunia pakeliran yang digambarkan penuh gonjangganjing, Sutrisna menyebut bahwa krisis karakter yang dialami Indonesia dapat direfleksikan. Pembawaannya yang menyenangkan dalam bentuk tontonan, membuat tuntunan dalam wayang menjadi mudah diserap masyarakat. Doorprize Sepeda Acara kemudian ditutup dengan pembagian doorprize bagi pemirsa yang beruntung. Lima sepeda dijadikan doorprize dalam agenda ini. Untuk mengikuti undian, peserta

diwajibkan terlebih dahulu mengisi kuis kecil-kecilan secara online. Pemirsa yang hadir di tempat maupun menyaksikan melalui Youtube punya kesempatan yang sama untuk memenangkan doorprize. Undian kemudian dilakukan Rektor beserta Panitia di penghuung acara. Lima pemenang kemudian terpilih dan telah mengambil hadiahnya. Mereka adalah Mohamad Fadhli (warga Purbalingga), Kang Trick (warga Luwu Sulawesi Selatan), Danendra (warga Sukoharjo), dan dua pemirsa langsung asal Jogja yaitu Suryanto dan Junica Ismawati. "Kami beri tenggat, hadiah dapat diambil maksimal 1 minggu di Fakultas Ekonomi UNY, dengan membawa Kartu Identitas dan Handphone dengan nomor yang didaftarkan di Kuis. Semua hadiah telah diambil," pungkas Siswanto selaku Ketua Panitia Dies.

P E WA R A D I N A M I K A J PRASETYO U N I 2 0/1HUMAS 9 15


Laporan Utama

Naik Tangga Akreditasi Internasional UNY menggondol predikat premier dari akreditasi internasional ASIC. Sutrisna Wibawa bahagia tapi tak bertepuk dada. Mempertahankan prestasi seraya menguatkan konsolidasi demi menggolkan capaian global berikutnya

PRASETYO / HUMAS

Oleh RONY K. PRATAMA Editor BUDI MULYONO

M

edio tahun 2019, UNY menenteng Akreditasi A. Belum cukup sampai situ. Sekarang mulai menjajaki level internasional. Tiap Program Studi (Prodi) dipersiapkan matang untuk menggondol predikat itu. Persiapan berkas sampai rancangan strategi dan siasat dihela. Bahu-membahu antara pimpinan, dosen, dan mahasiswa dimungkinkan. Ini kerja kolektif yang mesti ditandaskan. Sekitar lima ribu perguruan tinggi di Indonesia, sekitar 150 kampus telah terakreditasi A. UNY di antara universitas yang menyabet predikat itu. Secara rinci, sebanyak 66 Prodi berstatus A, sementara 102 lainnya sedang digodok. Capaian ini di 16 P E WA R A D I N A M I K A J U N I 2 0 1 9

luar ekspektasi. Semacam hoki di puncak perayaan 55 tahun, yang baru diselebrasikan bulan Mei lalu. Sutrisna Wibawa, Rektor UNY, bahagia melihat ketercapaian itu. Ia tak lantas menepuk dada. Dengan sigap, Sutrisna meneropong anak tangga berikutnya.Capaian A belum setarikan napas dengan predikat akreditasi internasional. Sutrisna

TIM ASIC DIDAMPINGI WR I, WR II, DAN WR IV, MEMERIKSA PETA UNY.

Sekitar lima ribu perguruan tinggi di Indonesia, sekitar 150 kampus telah terakreditasi A. UNY di antara universitas yang menyabet predikat itu.

kemudian bertekad mengajukan akreditasi internasional untuk tiap Prodi yang telah siap ke Accreditation Service for International Schools, Colleges & Universities (ASIC). Sebanyak 11 Prodi diajukan ke sana. Seraya menunggu hasil, kini UNY juga menyiapkan pula ke Accreditation Agency for Degree Programs in Engineering, Informatics/ Computer Science, the Natural Sciences and Mathematics. Langkah demikian diorientasikan supaya UNY makin menuju koridor internasional. Selang beberapa hari penantian, UNY menuai hasil. "Sekarang ini akreditasi internasional dari ASIC sudah keluar dan kampus kita mendapat predikat premier atau unggul. Tugas setelahnya adalah mempertahankan hasil tersebut," jelas Sutrisna.


Laporan Utama Menurutnya, internasionalisasi Prodi menjadi kenicayaan, di tengah wacana Revolusi Industri 4.0. dan Masyarakat 5.0., yang telah menghadang di depan mata. Senada dengan Sutrisna, Margana, Wakil Rektor I, menjelaskan konsekuensi logis dari predikat premier adalah tiap Prodi harus menyesuaikan kurikulum. "Berarti perubahan kurikulum hendaknya dilakukan. Selain mengacu pada kebutuhan internasional, perubahan kurikulum juga dilakukan dalam rangka penyesuaian antara link and match," ucapnya. Kurikulum yang masih berlaku, menurutnya, mengacu pada Kurikulum 2014, sedangkan sekarang sudah 2019. "Mohon perubahan ke Kurikulum 2019 tersebut dikawal," katanya pada pembukaan Diskusi Kelompok Terpumpun, FMIPA, Rabu, 19 Juni silam. Margana juga menandaskan kalau kurikulum teraktual hendaknya memuat kesiapan materi berbasis Revolusi Industri 4.0. dan Masyarakat 5.0. Hal itu berikutnya disamakan dengan visi-misi universitas. "Betapapun kita perlu menyesuaikan zaman sekarang dengan Masyarakat 5.0. dan transformasi Revolusi Industri 4.0. karena sekarang ini dunia internasional sedang samasama menghadapi perubahan besar itu. Tapi sebagai bahan kajian kurikulum, kita harus juga merujuk credit profile. Supaya kelak diterapkan dalam label-label mata kuliah yang terintegrasi visi dan misi UNY," tambahnya. Kampus mantan IKIP yang telah bersalin rupa menjadi universitas ini juga terus terbuka bagi pelbagai kemungkinan kerja sama. Margana menyentil soal penamaan mata kuliah. UNY dikatakannya harus berakrobat dengan LPTK lain dalam rangka penyamaan nama mata kuliah. Kebijakan tersebut ditegaskan agar dapat dilakykan kolabrasi kurikulum antarkampus. Di level internasional, kebijakan itu juga mampu mendongkrak eksistensi UNY. Khususnya menawarkan mata kuliah di tiap Prodi yang dianggap Margana lebih "seksi" dan "marketable" di mata universitas luar negeri. Keterbukaan kurikulum yang hendak dilakukan usai survei ASIC memosisikan UNY menjadi perguruan tinggi berdaya saing global. Transfer kredit, gelar ganda,

HUMAS PRASETYO FIS / HUMAS ARIF / HUMAS

REKTOR UNY BERSAMA INSPECTORS ASIC DI RUANG SIDANG UTAMA UNY.

dan kolaborasi kurikulum adalah beberapa contoh. Ditambah lagi kini UNY telah menyabet perguruan tinggi klaster satu. "Posisi demikian makin mengakomodasi UNY dalam merespons perkembangan zaman," tutur Margana. Sekilas Tentang ASIC ASIC, lembaga independen akredita­si internasional itu, digandrungi jamak perguruan tinggi di Indonesia. Termasuk UNY, ASIC dipilih sebagai pensurvei kredibel, sehingga diketahui sejauh mana kualitas se­buah kampus itu. Ia serupa penilai per­ kem­bangan universitas: apakah memenuhi standar internasional atau tidak. Kalau belum, aspek apa yang mesti dikembangkan. Sesimpel itu. ASIC ini berbasis di Britania Raya. Ia inheren dengan United Kingdom

Keterbukaan kurikulum yang hendak dilakukan usai survei ASIC memosisikan UNY menjadi perguruan tinggi berdaya saing global.

Govenment's Home Office UK Border Agency. Tugasnya menilai suatu perguruan tinggi agar mendapatkan lisensi sesuai standar global. ASIC berdiri sejak 2007 dan kini telah mengakreditasi sebanyak 148 kampus di Britania Raya. Sementara 80 universitas di luar Inggris juga pernah dinilai. Sebanyak 15 perguruan tinggi dari Amerika Serikat. Dilansir dari asic.org.uk., ASIC menilai kualitas kampus bukan sekadar pengajaran, melainkan juga sistem administrasinya. Porsi pembelajaran di kampus memang menjadi titik utama, khususnya mata kuliah yang ditawarkan. Seperti dinyatakannya, "We are here to help our school, college and university partners in their constant pursuit of excellence." Standar pendidikan yang prima bagi mahasiswa menjadi fokus utama ASIC. Standar ini pula ditandaskan ASIC mesti memenuhi welfare dan good practice. Kedua hal tersebut niscya terwujud bila pengajaran yang profesional, kualifikasi akademik yang mumpuni, serta pengalaman pembelajaran yang positif dimungkinkan sebuah kampus. UNY secara total dan militan mengejawantahkan sasaran straregis itu. P E WA R A D I N A M I K A J U N I 2 0 1 9 17


Laporan Utama

Dari Pojok Karangmalang, Sebuah Solilokui Oleh RONY K. PRATAMA Peneliti Pendidikan Literasi Yogyakarta

Menggadang Universitas Negeri Yogyakarta dari pojok Karangmalang. Menjaga jarak menghindari kedekatan, agar mampu menggumam seraya mengkontemplasikan, kampus mantan IKIP itu lebih manasuka.

P

endidikan adalah investasi per­ adaban. Kalimat ini menandakan betapa pentingnya pendidikan da­ lam membangun sendi-sendi per­ adaban sebuah bangsa. Bisa dikatakan, tanpa pendidikan, sebuah negara akan lemah, bahkan dapat hancur. Itu kenapa tiap bangsa, termasuk Indonesia, telah menyusun sedemikian rupa konsep strategisnya guna memperkuat landasan filosofis pendidikan dalam rangka menyiapkan generasi penerus yang cendekia. Filsafat dasar pendidikan Indonesia mengacu pada rumusan Ki Hadjar Dewantara. Menteri Pengajaran pertama Republik Indonesia ini telah meletakan fundamen pendidikan yang berasas kearifan lokal. Artinya, seberapa kuat rumusan pendidikan yang disusun itu maka harus berbasiskan nilainilai keindonesiaan. Hal inilah yang menjadi kekhasan pendidikan di Indonesia. Secara tujuan tetap dinamis mengikuti perkembang­ an zaman, tetapi tak terlepas dari akar kebudayaan nasionalnya.

18 P E WA R A D I N A M I K A J U N I 2 0 1 9

Hari ini dunia pendidikan dikejutkan oleh narasi global yang memosisikan subjek didik mengalami Gelombang Keempat. Wacana Revolusi Industri 4.0. bukan isapan jempol, namun keberadannya menggeser berbagai lini, termasuk arah kebijakan pendidikan praksisnya. Basis nilai yang khas dari gelombang ini adalah digitalisasi dan automasi, sehingga mendisrupsi peran manusia. Konon manusia akan digeser oleh robot, baik langsung maupun tak langsung. Kekhawatiran guru dan siswa bukan tanpa alasan. Keduanya was-was kalau pekerjaannya direbut total oleh Artificial Intelligence (AI). Revolusi Industri 4.0. ini telah diprediksi futurolog berkebangsaan Amerika Serikat pada tahun 1970-an. Ia bernama Alvin Toffler. Bukunya bertajuk Third Wave (1980) dan Future Shock (1970) populer dibaca masyarakat internasional. Dua buku ini seperti menjelaskan hambatan dan tantangan dunia yang digelisahkan banyak orang. Alvin dalam bukunya itu secara implisit telah memprediksi

kedatangan gelombang keempat yang ternyata terbukti pada era milenium. Wacana gelombang keempat sesungguhnya bukan hal baru dalam tiap "pergantian peradaban". Kita tahu gelombang pertama dan kedua telah lewat sejak abad ke-18 sampai ke-19. Selama ilmu pengetahuan dikembangkan terus-menerus hingga menjadi teknologi tepat guna maka ia akan berdampak signifikan terhadap peta kehidupan manusia. Semuanya ini bermula dari temuan saintifik yang pada gilirannya mengubah total relasi antarmasyarakat internasional. Hari ini kita memperbincangkan peru­ bahan global bisa di mana saja. Revolusi komunikasi yang kini telah menyodorkan telepon pintar sebagai benda canggih untuk melipat jarak antarmanusia menjadi hal biasa. Dahulu barangkali kita tak pernah memprediksi untuk memiliki dan memanfaatkan benda canggih yang cukup digenggam tapi multifungsi itu. Namun, angan-angan manusia di masa silam tersebut kini ternyata terwujud. Kita hampir tak bisa lepas dari telepon pintar. Yang dahulu pada awal 2000-an dianggap barang tersier karena hanya terjangkau bagi orang berduit tapi sekarang dapat dimiliki siapa saja dengan harga bersahabat. Dunia pendidikan respons kehadiran tek­ nologi informasi dan komunikasi dalam lanskap Revolusi Industri 4.0. dengan ta­ngan terbuka. Meskipun demikian, pendi­ dikan tak seharusnya semata-mata bergantung pada temuan termutakhir itu. Pendidikan dan teknologi berbasis digital mesti diposisikan secara dialektis, bukan saling bergantung, apalagi cenderung mengintervensi. Inilah yang seharusnya menjadi basis paradigma pendidikan, baik secara teoretis maupun praktis, yakni tetap dinamis menerima perubahan tapi harus senantiasa mengakar kuat pada kepribadian bangsa Indonesia. Tantangan Kebijakan Pendidikan Mewujudkan kebijakan pendidikan berbasis Revolusi Industri 4.0., harus dilihat terlebih dahulu visi pemerintah Indonesia dalam rangka menyiapkan generasi di masa depan. Pemerintah saat ini hendak mewujudkan negara maju tahun 2045 dengan memperkuat sumber daya manusia yang ditar­ getkan masuk 30 besar dunia. Penguatan ini harus disertai dengan pemerataan pembangunan yang juga berdaya saing global, terutama pendidikan dan kesehatan. Titik tolak inilah yang menjadi basis

Pendidikan dan teknologi berbasis digital mesti diposisikan secara dialektis, bukan saling bergantung, apalagi cenderung mengintervensi. Inilah yang seharusnya menjadi basis paradigma pendidikan.


Laporan Utama

THESTATESMAN.COM

strategis pendidikan manusia di masa mendatang. Pendidikan harus pula menyiapkan peserta didiknya untuk cerdas menghadapi sharing economy era di dunia global. Artinya, lulusan perguruan tinggi harus memiliki kecerdasan sosial untuk melakukan terobosan dalam dunia bisnis yang tren sekarang didasarkan atas kolaborasi ekonomi. Sederhananya, lulusan universitas melek akan

Pernyataan ini menyiratkan di balik narasi Revolusi Industri 4.0. terpampang tantangan apa saja yang mesti diharapi, terutama dalam dunia pendidikan.

konstelasi unicorn di Indonesia maupun internasional seperti bagaimana bukalapak bekerja, tokopedia menawarkan mekanisme pasar, traveloka memberi kemudahan memesan jasa transportasi, dan gojek atau grab yang meringankan pribadi dalam mobilitas maupun konsumsi. Contoh-contoh tersebut membuka peluang besar bagi lulusan universitas untuk mempelajari konsep product service system, redistribution market, dan collaborative lifestyle. Klaus Martin Schwab, ketua eksekutif Forum Ekonomi Dunia, pada tahun 2017 pernah mengatakan, "Technology disruption era is the combination of physical, digital, and biological domain." Pernyataan ini menyiratkan di balik narasi Revolusi Industri 4.0. terpampang tantangan apa saja yang mesti diharapi, terutama dalam dunia pendidikan. Setidaknya terdapat sebelas tantangan yang harus diikuti dunia pendidikan agar tak gamang mengikuti perkembangan global: Internet of Things, Artificial Intelligence, New Materials, Big Data, Robotics, Augmented Reality, Cloud Computing, Additive Manufacturing 3D Printing, Nanotech & Biotech, Genetic Editing, dan E-learning. Semua poin itu kemudian bisa direspons dunia pendidikan untuk terbuka luas terh-

adap massive online open course yang niscaya mengubah paradigma tentang kurikulum, modul, dan platform dalam perkuliahan. Pemerintah Indonesia saat ini kemudian sedang menggalakan sistem pengajaran yang setengah tatap muka dan separuh daring. Dilansir dari Cyber Institute of Indonesia, kini sistem pembelajaran daring telah diterapkan oleh 51 perguruan tinggi dengan 1268 modul. Sementara untuk Indonesia Research and Education Network sudah dilakukan 80 perguruan tinggi dengan 1268 modul. Jumlah ini kian melejit seiring dengan persiapan dan kesiapan masing-masing perguruan tinggi di bawah naungan Kemenristekdikti. Bagaimana seharusnya merespons tantangan kebijakan pendidikan di era gelombang empat ini? Tentunya segala muatan pembelajaran harus memenuhi kompetensi yang berbasiskan pikiran kritis, kreativitas, komunikasi, kolaborasi, keingintahuan, inisiasi, tekad, empati, dan adaptabilitas. Semua elemen kecakapan tersebut harus dikerangkakan dalam kecerdasan literasi yang meliputi membaca & menulis kritis, numerasi, literasi sains, kemampuan teknologi informasi & komunikasi, kecakapan berbahasa internasional, kesadaran kultural & warga negara, dan berpikir logis.  P E WA R A D I N A M I K A J U N I 2 0 1 9 19


Laporan Utama

Dalang Cilik Talenta muda juga dapat panggung di Dies Natalis UNY. Lewat Festival Dalang Cilik (FDC) yang kali ini telah digelar UNY kesembilan kalinya.

Oleh ILHAM DARY ATHALLAH Editor BUDI MULYONO

2019, festival dalang ini sudah masuk tahun kesembilan.

iga tahun berturut-turut Anggoro Dwi Sadono, dalang cilik asal Salatiga, mengikuti lomba Festival Dalang Cilik (FDC) yang digelar di UNY. Memekikkan narasi cerita dengan suara yang menggelegar sembari sesekali melemparkan peraga wayang kulit ke langit Karangmalang.

"Penyelenggaraan tahun ini sudah sembilan kali. Acara ini rutin digelar oleh UNY," ungkap Dr. Siswanto, Ketua Panitia Dies Natalis.

T

Anggoro mengaku datang kembali ke festival dalang cilik karena dua hal. Yang pertama, karena ia suka ber­ main dalang. Dan yang kedua, karena ia ingin menuntaskan rasa penasaran atas kemampuannya yang pada 2017 lalu telah meraih posisi ketiga. Anggoro hendak menguji dirinya sendiri untuk meraih prestasi tertinggi. Dan pada Jum;at (21/06), rasa penasaran itu tuntas kala dirinya ditasbihkan sebagai juara pertama. Menyabet trofi dan uang pembinaan sekitar lima juta, sekaligus pengalaman yang disebutnya luar biasa.

Acara berlangsung sejak pagi dan dibuka langsung oleh Rektor UNY Prof. Sutrisna Wibawa. 35 orang peserta dalang cilik kemudian secara bergiliran unjuk kebolehan dengan disaksikan dewan juri dan civitas secara bebas. Dalam mementaskan wayang, mereka diwajibkan untuk membawakan cerita dan lakon yang sesuai dengan usia dan dunia anakanak. Misalnya kisah Gatotkaca atau kisah lain yang inspiratif. Masingmasing diberi waktu 40 menit. Yang menjadi keunikan tersendiri, jumlah peserta pria dan wanita da­ lam festival relatif berimbang. Hal ini disebut Cipto Budihandoyo selaku Sekre­taris Panitia FDC menun­juk­kan minat dalang cilik yang tidak terba­ tas pada usia atau gender tertentu.

Terlebih lagi, ia dapat memetik ilmu langsung dari sesama peserta kompetisi dan civitas UNY. Termasuk rektor yang tanpa ia sadari ikut menyaksikan aksi perannya.

"Riwis membawakan lakon Kresna Dhuta. Tidak sulit karena sejak kecil saya sudah dikenalkan wayang, diajak nonton, dan dikenalkan tokohnya," tutur salah seorang dalang putri jenjang SMP.

"Saya sempat berbincang dengan salah seorang penonton, pakai baju biru muda berdasi biru tua. Ternyata beliau Rektor (Prof. Sutrisna Wibawa, Rektor UNY). Itupun baru dikasih tahu oleh teman, sangat beruntung dapat ilmu langsung karena beliau guru besar bahasa jawa," ungkapnya bersyukur atas prestasi sekaligus pengalaman yang dipetiknya di UNY.

35 peserta tersebut bersaing dalam dua kategori berdasarkan jenjang pendidikan. Yaitu jenjang Sekolah Dasar (SD), dan Sekolah Menengah Pertama (SMP). Mereka berasal dari sekitar 10 daerah di Pulau Jawa. Mulai dari Surabaya, Wonogiri, Tulungagung, Salatiga, Klaten, Boyolali, Wonosobo, Banjarnegara, hingga sekitaran Yogyakarta.

Rutin Digelar FDC digelar selama seminggu sejak Senin (17/06) hingga Jum'at (21/06). Aca­ra tersebut menjadi angkaian Dies Natalis ke-55 UNY. Gelarannya dilaksanakan terpusat di Pendopo Tedjokusumo Fakultas Bahasa dan Seni UNY. Pada tahun 20 P E WA R A D I N A M I K A J U N I 2 0 1 9

"Pak Tris (Rektor) datang membuka di pagi hari, dan kami juga kagum beliau kembali datang sekadar untuk menyaksikan pentas dalang cilik di siang harinya dan beberapa hari berikutnya," ungkap Cipto. Setelah dalang cilik beradu, hasil tidak langsung diumumkan. Mela­

in­kan menunggu seremonial pengu­ muman pemenang sekitar Jum'at (21/06) malam. Pengumuman terse­ but dibarengkan dengan malam pun­ cak Dies Natalis yang dihadiri oleh Menristekdikti Prof. Mohamad Nasir. Dalam pengumuman tersebut, dibagikan trofi serta dana pembinaan dengan total sekitar 20 juta rupiah. Juara satu untuk semua kategori akan menerima hadiah trofi dan uang pembinaan sekitar Rp. 5 juta, juara dua Rp. 4 juta dan juara tiga Rp. 3 juta. Dimenangkan Dalang Cilik Salatiga Untuk kategori SMP, Salatiga kelu­ ar sebagai Juara I menyisihkan Tulungagung, Sukoharjo, dan Sle­ man. Ialah Anggoro Dwi Sado­no, perwakilan Salatiga yang meru­ pakan didikan Sanggar Sekar mulyo, asuhan dalang kondang Sri Mulyono. Dalam kompetisi, Anggoro memainkan lakon Brubuh Alengko. Sabetan (teknik memainkan wayang), dan caranya membawakan cerita, disebut Suraji selaku staf Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Salatiga menjadi keunggulan yang membawa Anggoro juara. Trofi juara dan uang pembinaan diserahkan langsung Rektor UNY bersama Menristekdikti. "Alhamdulillah, dibandingkan peserta lainnya, Anggoro memiliki keunggulan. Dalam seremonial (Jum'at 21/06 malam) hadir Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, Sekretaris Dinas, dan Kabid Kebudayaan, menyaksikan penyerahan piala Anggoro. Kami ikut bangga," tutur Surajo. "UNY ingin menjadi penjaga gawang kebudayaan khususnya kesenian Jawa seperti wayang kulit. Harapannya kami ingin anakanak milenial saat ini tidak hanya mengerti sebatas teknologi seperti gadget, akan tetapi menerapkan kepada mereka agar mencintai budaya asli bangsanya sendiri, termasuk dengan cara ndalang," pungkas Sutrisna.


Laporan Utama

ARIF / HUMAS

RAWPIXEL.COM

Uang Elektronik untuk Kenalkan Budaya Digital Dua jenis uang elektronik mewarnai Dies Natalis UNY: E-Money Bank Mandiri sebagai suvenir, dan T-Money Bank BPD sebagai medium pembayaran donasi sosial. Mengenalkan budaya digital dan literasi keuangan. Oleh ILHAM DARY ATHALLAH Editor BUDI MULYONO

7

.500 tiket konser Dies Natalis UNY langsung ludes kurang dari lima jam. Hal tersebut berlangsung pada saat dibukanya pendaftaran penonton konser Maliq & D'Essential pada Jum'at (12/04) siang. Pendaftaran tersebut hanya dapat diikuti oleh mahasiswa ber-IPK tinggi, sesuai dengan julukannya yaitu "Tiket Konser Pakai IPK". Minimal 2,75. Walaupun demikian, IPK bukan syarat satu-satunya untuk menghadiri konser tersebut. Para mahasiswa diharuskan untuk

top up T-Money dan donasi Rp. 55. Donasi tersebut, akan digunakan untuk kegiatan bakti sosial yang digelar dalam rangkaian dies natalis. Dari persyaratan inilah, tutur Prof. Sutrisna Wibawa, ada hikmah tersendiri. Mahasiswa dalam menyaksikan konser tidak hanya terhibur, tapi juga dapat membantu masyarakat lewat dana bantuannya, sekaligus mengenal budaya digital. "Ini merupakan salah satu penerapan budaya digital di kampus. Dikenalkan lewat T-Money," imbuh Sutrisna. Uang Elektronik Ada dua jenis uang elektronik mewarnai Dies Natalis UNY:

E-Money Bank Mandiri sebagai suvenir, dan T-Money Bank BPD DIY DIY sebagai medium pembayaran donasi sosial. Dua jenis uang elektronik tersebut dipilih karena menjadi mitra sponsor UNY dalam penyelenggaraan Dies Natalis. Selain itu, keduanya merupakan badan usaha milik pemerintah yang perlu didukung untuk kemajuan bangsa. "Bank Mandiri itu BUMN (milik negara), Bank BPD itu BUMD (milik daerah). Kita juga telah lama bermitra dengan bank-bank tersebut; untuk pembayaran UKT, dan lainlain," ungkap Sutrisna. P E WA R A D I N A M I K A J U N I 2 0 1 9 21


Laporan Utama Untuk T-Money, penggunaannya diserahkan UNY sebagai kewajiban mahasiswa yang berminat menyaksikan konser dies natalis. Caranya, mahasiswa membuat akun T-Money melalui gawai masingmasing lalu mengisi saldo di toko ritel ataupun ATM.

merupakan edisi khusus yang dibagikan sebagai suvenir. Sutrisna mengungapkan bahwa terdapat 2.100 kartu virtual yang dicetak dalam rangkaian dies natalis. Percetakan tersebut disebut Sutrisna, merupakan tahap perdana dan sepenuhnya disumbang oleh Bank Mandiri.

Admin media sosial kampus serta Kantor Humas Promosi dan Protokol (sekarang Bagian Humas dan Kerjasama), juga dapat membantu mengisian saldo tersebut.

"Jadi Bank Mandiri memberi UNY kartu spesial gambarnya Gedung Rektorat UNY," ungkap Sutrisna.

"Minimal isi saldo 10.000. Banyak mahasiswa bertanya melalui akun UNY Official," ungkap Arsad Hermawan, salah satu Tenaga Kependidikan yang mengelola akun media sosial UNY.

Terbitan perdana dari kartu tersebut telah dibagikan kepada tamu undangan dan Panitia Dies Natalis. Nantinya, penerbitan kartu ini untuk mendorong Gerakan Pembayaran Non Tunai yang dicanangkan pemerintah sekaligus penerapan budaya pembayaran digital untuk para civitas akademika UNY.

Setelah saldo terisi, maka donasi dapat langsung dilakukan dengan cara memindai barcode konser dies natalis. Barcode tersebut tersedia di website pendaftaran tiket konser, surel, hingga akun media sosial UNY. Walaupun sempat ada kendala dalam pendaftaran dan pembayaran T-Money, Sutrisna menyebut donasi berlangsung tuntas dan mahasiswa dapat menyaksikan konser dengan baik. "Donasi T-Money ada sedikit kendala baik teknis maupun kultur. Sampai di hari terakhir dalam beberapa jam injury time saya sempat bebaskan syarat donasi. Tapi donasi tetap terlaksana dan konser berlangsung baik," ungkap Sutrisna. Nominal Unik Donasi Dalam proses donasi menggunakan T-Money tersebut, mahasiswa hanya disyaratkan menyumbang 55 rupiah. Angka tersebut disebut Sutrisna sangat kecil. Hal tersebut tak mengherankan karena yang menjadi kehendak UNY dalam proses donasi bukanlah mengumpulkan dana dari mahasiswa layaknya iuran dan pungutan. Tapi lebih kepada menimbulkan rasa memiliki mahasiswa terhadap konser dan kontribusi pada Dies Natalis. " Mengapa Rp 55? Angka 55 diambil sebagai penanda Dies ke- 55 UNY. Harapannya, selain terhibur dengan konser musik, mahasiswa menumbuhkan sikap empati dan simpati untuk berbagi, dan menumbuhkan rasa memiliki UNY," Selain itu, mahasiswa juga diharapkan dapat memperoleh 22 P E WA R A D I N A M I K A J U N I 2 0 1 9

ARIF / HUMAS

edukasi pembayaran nontunai dan literasi finansial. Dikarenakan dalam proses donasi tersebut, mahasiswa menjadi dipaksa untuk belajar secara langsung bagaimana menggunakan teknologi finansial hingga bertransaksi secara daring. "Mau tidak mau, mahasiswa jadi belajar. Dan memang harus belajar, karena edukasi pembayaran nontunai dan literasi finansial sangat penting di Abad 21," E-Money untuk Suvenir Lain halnya dengan T-Money, E-Money terbitan Bank Mandiri

Ini merupakan salah satu penerapan budaya digital di kampus. Sehingga nantinya kalau belanja di kantin tak perlu lagi bingung cari uang receh karena pembayaran memakai e-money.

Dalam jangka panjang, Sutrisna bahkan mengungkapkan honor pegawai bisa diwujudkan lewat top up e-money, atau setidaknya melalui teknologi finansial perbankan lain seperti transfer rekening. Selama ini, walau gaji telah ditransfer melalui bank, Sutrisna menyebut masih banyak honor yang disalurkan UNY melalui tunai. "Ini merupakan salah satu penerapan budaya digital di kampus. Sehingga nantinya kalau belanja di kantin tak perlu lagi bingung cari uang receh karena pembayaran bisa memakai e-money. Saya bahkan sedang berencana, untuk honor pegawai nantinya bisa juga diwujudkan lewat (teknologi finansial perbankan) seperti ini," ungkap Sutrisna. Baik E-Money, maupun T-Money, pada umumnya dapat dilakukan top up dari beberapa jenis bank dengan isi maksimal Rp. 1 juta. Nantinya selain dapat digunakan untuk transaksi di kampus seperti belanja di kantin atau beberapa gerai di Plaza UNY, e-money tersebut juga dapat digunakan sebagai pembayaran Toll, parkir, bus kota, SPBU , dan lain-lain. Dengan demikian sebut Sutrisna, konser dan dies natalis tidak hanya akan menjadi ajang pembagian uang elektronik. Tapi momentum dimulainya pengenalan budaya transaksi digital di UNY. "Budaya digital di kampus dapat muncul dan dirawat dari sini," pungkas Sutrisna.


Laporan Utama

Arahan Inovasi dari Menristekdikti Mobil Listrik menjadi simbol inovasi. Menristekdikti menitipkan harapan agar UNY menekuni lebih banyak lagi sektor-sektor inovasi yang perlu segera digarap. Oleh ILHAM DARY ATHALLAH Editor BUDI MULYONO

L

ampu sorot dari panggung dan ujung sound gantung yang telah tergelar di halaman Rektorat UNY, menuju ke satu titik: undakundakan kecil tempat dipajangnya mobil listrik Garuda UNY. Jum'at (21/06) malam, masyarakat Indonesia menjadi saksi diresmikannya mahakarya tersebut. Lengkap dengan pose khas jempol yang melambangkan kesuksesan, diperagakan oleh Menristekdikti Prof. Mohamad Nasir, Rektor UNY Prof. Sutrisna Wibawa, dan mahasiswa Fakultas Teknik UNY yang tergabung dalam tim Garuda UNY. Mobil listrik disebut Nasir menjadi simbol inovasi. Masa depan nampak cerah dengan target keras berupa produsi massal di tahun 2025. Akan tetapi, lampu sorot kesuksesan inovasi tersebut diharapkan Nasir tak hanya berfokus pada mobil listrik. Ada banyak sektor yang harus digarap bangsa ini, dan juga harus digarap oleh UNY. Hal itu tak bisa dinegosiasikan dan ditawar lagi. Demi sukses di era Revolusi Industri keempat. "Saya titip harapan agar UNY menekuni lebih banyak lagi sektor-sektor inovasi yang perlu segera digarap. Mobil listrik terus dikembangkan, sektor lain harus segera inovasi juga," pesan Nasir dalam sambutannya di acara tersebut. Sekaligus menyiratkan arahan sang menteri untuk UNY menelurkan inovasi-inovasi secara berkelanjutan. Inovasi Pendidikan Inovasi yang dibutuhkan UNY sebut Nasir ada dalam banyak sektor. Mulai dari peningkatan akreditasi, publikasi riset, peningkatan jumlah

guru besar, dan nuansa akademik. DOK. FT Walaupun demikian, sektor tersebut sebenarnya tak jauh-jauh dari tugas pendidikan yang memang diemban UNY sebagai Lembaga Pendidikan Tinggi Keguruan (LPTK) Terkait akreditasi, Nasir menyitir laporan Rektor UNY yang disampaikan sebelum sambutannya. Telah ada 66 program studi yang terakreditasi A, dari 102 program studi yang ada di UNY. Menurut Nasir, rasio sekitar 50% prodi terakreditasi A sudah bagus sekali. Walaupun demikian, capaian ini belum cukup untuk menjadi LPTK kelas dunia. "Kerja keras capai prestasi yang setinggi-tingginya. Akreditasi internasional harus dioyak (diperjuangkan)," sebut Nasir. Dalam peningkatan publikasi riset, UNY disebut Nasir telah mencatatkan kenaikan yang cukup tinggi. Suatu prestasi yang membuatnya salut atas kerja keras yang dilakukan UNY, karena berdampak pada peningkatan peringkat dan kualitas universitas secara keseluruhan. Saat ini UNY telah berada di peringkat 450-500 besar Asia, dengan jumlah riset terindeks Scopus sekitar 300-400 buah. Kenaikan tersebut dibilang cukup tinggi karena sebelum Nasir menjabat Menristekdikti, UNY bahkan belum tercatat di peringkat tersebut. "Tren UNY naik pesat, sama dengan tren nasional. Saat saya awal jadi menteri, Indonesia punya 5.250 publikasi. Sekarang 33.275. Jika dibandingkan dengan Malaysia, 33.625 publikasi, kita kini terpaut sedikit. Ayo UNY bareng-bareng dengan semua PTN menyalip kampus-kampus luar negeri dan berperingkat unggul," ungkap Nasir.

Terkait dengan peningkatan guru besar, Nasir mengungkapkan UNY telah cukup cepat mencetak guru besar baru. Hampir setiap bulan sebutnya, ada saja undangan pelantikan guru besar baru di UNY hadir di mejanya. Walaupun tidak hadir, ia mengapresiasi pencapaian tersebut dan telah mendelegasikan perwakilan Kemristekdikti untuk menghadiri acara dan memantau terus prestasi UNY. "Prosesnya sekarang begitu cepat, dan UNY termasuk LPTK yang sudah mature, dewasa, dan mapan dalam memproses guru besar. Ayo para pimpinan dan dekan yang belum, segera guru besar!," ujar Nasir sera­ya mengajak para civitas segera melan­ jutkan studinya setinggi mungkin. Nuansa Akademik Inovasi di bidang-bidang tersebut nantinya akan berdampak pada peningkatan kualitas akademik. Mahasiswa yang belajar disini, dapat memperoleh ilmu yang berkualitas dan juga nyaman. Begitupula kehadiran kampus dapat berkontribusi bagi pengembangan ilmu pengetahuan bangsa, sekaligus bermanfaat bagi masyarakat di sekitar lingkungannya. Untuk semakin meningkatkan kualitas akademik tersebut, Nasir berpesan agar budaya Jawa dan kesejukan Jogja selalu dirawat oleh UNY. Suasana Jogja selama ini telah menjadi nilai tambah tersendiri yang menarik calon mahasiswa penjuru negeri untuk berkuliah di UNY. Selain itu pendidikan inklusif juga harus terus dikembangkan dengan progresif. UNY disebutnya telah merintis inklusifitas secara baik, karena memiliki 28% mahasiswa yang berasal dari masyarakat golongan pra-sejahtera penerima Beasiswa Bidikmisi, UKT I (500 ribu per semester), dan UKT II (satu juta per semester). P E WA R A D I N A M I K A J U N I 2 0 1 9 23


Laporan Utama

WAWANCARA KHUSUS EMHA AINUN NADJIB BUDAYAWAN

Sebarkan Kasih Sayang untuk Umat Hidup hadir menurut Cak Nun sebagai kolusi berupa berkah dan kasih sayang Allah. Untuk mengisi kehidupan, kita juga harus berbagi berkah dan kasih sayang sebagai bentuk rasa syukur.

Betapa ia sangat menyalahkan diri sendiri, dan merasa menyesal karena sebagai pim­ pinan ia merasa bertanggungjawab dengan semua jalanan di Madinah. Lengkap dengan keselamatan setiap warganya.

Hal tersebut diungkapkannya pada sela-sela Syawalan di Audiorium UNY, Senin (10/06/2019). Secara singkat kepada Redaktur Pewara Dinamika Ilham Dary Athallah, Emha Ainun Najib atau biasa dijuluki Cak Nun berpesan agar civitas UNY bekerja dan mengajar dengan baik. Sehingga berkah dan kasih sayang itu dapat mengalir sampai jauh. Semua pesan tersebut ia sampaikan dengan penuh canda dan merendah

Sikap Sayyidina Umar ini perlu diteladani. Amanah ditempatkan setinggi-tingginya. Masyarakat itu juga pimpinan di posisi­nya masing-masing. Amanah jabatan, amanah harta, amanah ilmu, itu harus kita ingat. Rektor, salah nembung mahasiswa, jadi mudarat. Rakyat, tidak jadi warga negara yang patuh hukum, juga mudarat.

Cak Nun, dalam ceramah Syawalan tadi me­nye­ butkan singkat perlunya mensyukuri Idul Fitri dengan cara menyalurkan dan memanfaatkan berkah yang selama ini kita peroleh. Bagaimana caranya? Bersyukur. Simpel, ning uwangel e gak karuan (sangat sulit). Begini pondasinya. Hidup itu ada kolusi dengan Allah. Karena ada dan restu Allah, maka kita ada, kita tidak kalah, kita ikhlas lillahi ta'ala (demi Allah ta'ala). Ada klausul untuk mendapatkan ridha Allah di dunia maupun akhirat yang bukan transaksi rasional, tetapi melainkan transaksi cinta. Puasa Ramadhan untuk mengingatkan bahwa, manusia butuh membatasi diri dan mengendalikan diri. Oleh karena itu, ada matriks halal, haram, makruh, sunnah untuk meregulasi mana yang harus dibatasi dan mana yang harus dilampiaskan. Sedangkan baik, berkah, perlu kita syukuri. Kita salurkan dan kita manfaatkan.Ilmu pengetahuan itu termasuk yang baik. Jadi harus disalurkan. Bekerja dan mengajar dengan baik. Wabil khusus kepada umat luas. Di kampus awakmu belajar ngelmu to (kalian belajar ilmu pengetahuan)? (Ilmu) ojok gawe wong adigung lan keminter (Jangan membuat orang menjadi sombong dan sok pintar). Tapi (harus) membuat masyarakat luas ikut pintar dan mulia. Menurut Cak Nun, apakah masyarakat selama ini belum cukup bersyukur? 24 P E WA R A D I N A M I K A J U N I 2 0 1 9

Semuanya peparingan (pemberian) Gusti Allah. Tambah gede peparingannya, tambah abot (berat) tanggung jawabnya. Mbalik meneh (kembali lagi), cukup atau tidak ling bersyukur? Tidak hanya tidak akan cukup. Aslinya (kita semua) auto mlebu (masuk) neraka kalau begini caranya. (lalu tertawa bersama dengan pewawancara). TERAS.ID

Ora bakal cukup (Tidak akan cukup). Gusti Allah ki jan-jane sangat memurahi kita dengan limpahan berkah dan rahmatnya.Kita bisa idul fitri, kita bisa halal bi halal. Padahal, tantangan yang dihadapi manusia sangatlah besar. Bayangkan sekarang posisi pimpinan. Seorang Sayyidina Umar (Khalifatur Rasyidin, pemimpin jazirah Islam setelah Nabi Muhammad dan Abu Bakar Asy-Syidiq), pada waktu itu sampai membentur-benturkan kepalanya ke tembok. Hanya karena mendengar, tidak melihat langsung lho ya apalagi nonton berita, mendengar ada unta kepleset di jalan Madinah karena infrastuktur yang tidak baik.

Berarti kalau otomatis masuk neraka, boleh dibi­lang, tidak ada gunanya bersyukur dong Cak? Nah iku kesimpulan sing waton (tidak benar). Allah sangat pemurah, dan Allah me­ ngalah. Allah merumuskan kewajiban manusia tidak seberat itu. Cukup puasa, tidak makan dan tidak minum selama matahari bersinar seharian penuh, maka kamu akan kembali ke fitrah sebulan kemudian. Masih ingat kisah Isra Miraj? Ada perintah salat 50 kali dari Gusti Allah. Annas bin Malik meriwayatkan, Rasulullah bersabda: Allah memerintahkan shalat sebanyak 50 waktu sebagai kewajiban atasku dan umatku.” Setelah menerima perintah (shalat) itu Nabi Saw kembali berpapasan dengan Nabi Musa seraya berkata: Apa yang diwajibkan oleh Tuhanmu kepada umatmu? Nabi Saw menjawab, “Shalat sebanyak 50 waktu.”


Laporan Utama

CAKNUN.COM

Nabi Musa saat itu memberi nasihat kepada Kanjeng Nabi untuk kembali menghadap Gusti Allah. Disitulah Nabi Nabi Muhammad kembali dan meminta keringan pada Tuhannya seperti yang disarankan oleh Nabi Musa. Kemudian Allah memberikan keringanan sehingga jumlahnya menjadi separuhnya. Berulang lagi, sampai keringanan menjadi lima waktu. Allah menciptakan manusia hanya untuk menyembahNya. Jadi wajar kalau kewajiban kita harusnya besar. Tapi gusti Allah de­ngan begitu baik, memahami betapa lemah­nya manusia, lalu selalu memberi keringanan pada kita. Keringanan itu sering kita salah gunakan. Entah salah, khilaf, lupa, bahkan sembayang lima waktu pun belum tentu lengkap. Aku wae ora (Saya saja tidak), kadang jamak. Jadi, jangan tanya begitu (tidak ada guna bersyukur). Dan mari hayati idul fitri ini sebagai kemurahan hati Allah. Bersyukur setidak­ nya jadi tindak mulia yang paling lemah,

yang paling bisa kita lakukan. Karena kalau kita menerima segala kebaikan dan kelonggaran dari Gusti Allah, kita sebenarnya sudah harus Drop Out (DO) lho kalau istilah anak sekolah. Terkait bersykur lagi Cak, bagaimana cara kampus supaya bisa mengajarkan bersyukur kepada para mahasiswanya? Keteladanan, itu satu. Tadi sudah saya sebutkan, masyarakat itu juga pimpinan di posisinya masing-masing. Amanah jabatan, ama­ nah harta, amanah ilmu, itu harus kita ingat. Termasuk para rektor, para dosen. Yang kedua, memahami ajining urip (makna kehidupan). Selama ini kan kita tidak banyak punya fakultas filsafat, jurusan filsafat, atau pelajaran filsafat. Padahal belajar filsafat ini juga penting untuk hidup. Untuk mati juga, belajar fakultas hantu misal, itu tadi sempet tak dadekke (jadikan) guyonan. Nanti, yen wayahe cah UNY mulang (waktu alumni UNY telah lulus dan berprofesi menjadi guru), muridnya juga harus diajari

bagaimana hidup yang baik dan bersahaja. Pak Rektor saja guru besar filsafat jawa. Beliau paham betul tentang kehidupan. Harus banyak belajar kamu (para mahasiswa) dari Pak Rektor. Kok malah (sebagai penceramah syawalan) ngundang aku Pak Rektor iku lak jyan.. ora pantes tenan aku (Saya sangat tidak pantas ). Mempelajari kebatinan, urusan hidup mati, itu nanti bisa saya support (dukung) silabusnya. Termasuk landasan keilmuannya secara mendasar mana yang bisa dikolaborasi secara akademis dan mana yang tidak. Karena di US, Eropa, mulai ada pelajaran tentang filsafat hidup sebagai soft skill dan kita jangan terlambat. Mari kita bersyukur bahwa kita bisa berpikir sampai sejauh itu, sebagai keistimewaan dan kemurahan hati Gusti Allah. Tidak banyak, kalau tidak boleh menyebut kita satu-satunya, makhluk hidup yang diberi Allah kemampuan untuk bertanya dan berpikir kritis. Memanfaatkannya, adalah cara bersyukur yang luar biasa.  P E WA R A D I N A M I K A J U N I 2 0 1 9 25


Laporan Utama

WAWANCARA KHUSUS Prof. Dr. MOHAMMAD MAHFUD MD. AHLI HUKUM TATA NEGARA

Kampus Kependidikan Benteng Moralitas Memaknai Ramadhan, Mahfud MD mengajak civitas untuk mengokohkan peningkatan kualitas sumber daya manusia sebagai jati diri pendidikan. Moralitas yang baik dalam berbangsa dan bernegara menjadi penting dibentengi UNY sebagai kampus kependidikan.

menjadi guru masa depan yang bermoral pula. Sehingga muridnya juga bermoral baik.

Kepada Redaktur Pewara Dinamika Ilham Dary Athallah, Prof. Mahfud MD mengu­ ngapkan hal tersebut di sela-sela kunjungannya ke UNY sebagai penceramah dalam agenda Buka Bersama pada Senin (13/05).

Ambil contoh kasus ini, kasus yang saya peroleh saat saya jadi Ketua MK. Kasus pertama, ada orang betawi memiliki tanah secara turun-menurun. Tidak pernah menjual dan selalu membayar PBB. Tapi tiba-tiba diusir langsung. Dan ketika lapor kepada polisi, dia justru ditangkap karena tuduhan memalsu surat. Langsung diproses pengadilan dan dihukum pidana kurungan empat tahun.

Bertepatan dengan hari ulang tahunnya, Mahfud titip harapan atas moralitas bangsa kepada Lembaga Pendidikan Tinggi Keguruan (LPTK) ini. Lewat mendidik mahasiswa yang bijak, guna kelak menjadi guru yang membesarkan murid berperilaku mulia. Dalam ceramah buka bersama tadi, Prof. Mah­ fud banyak berbicara tentang fenomena nega­ tif yang dihadapi bangsa ini sebagai masalah moral. Kenapa demikian? Situasi bangsa seperti yang bisa dilihat sendiri, sepertinya makin hari makin panas. Saya sudah bilang di televisi, pada bulan Januari (2019). Keributan pasti tidak bisa dihindari (terkait Pemilihan Umum). Setelah 22 Mei juga berlanjut, dan akhirnya benar kan. Dulu orang berharap ingin segera tuntas Pemilu agar situasinya segera mendingin, tapi nyatanya tidak sama sekali. Khusus masalah tersebut, saya berharap masyarakat mempercayakan pada hukum. Kita tunggu saja dan kembalikan ke meka­ nisme yang tersedia, karena kita orang agama dan kali ini merefleksikan nilai-nilai ajaran agama kita (dalam rangka Ramadhan), kebenaran akan selalu muncul dan selalu ada campur tangan Tuhan turun menyelesaikan serta mengarahkan kepada kebaikan. Namun masalah situasi politik ini sebenarnya hanya lapisan es terluar. Ada masalah yang lebih fundamental. Oleh karena itu saya sepakat dengan Pak Fahri Hamzah (Wakil Ketua DPR), waktu tahun lalu menyebut bahwa saat ini kita menghadapi fenome­na jahiliyah. Jahiliyah, artinya kaum yang bodoh, itu lawannya adalah hidayah. Dekadensi moral menjadi masalah kenapa ada orang-orang yang jahiliyah, dan kita sebagai bangsa belum peroleh hidayah betul-betul. 26 P E WA R A D I N A M I K A J U N I 2 0 1 9

Betapa kejamnya: tanah dirampas, orang dihukum. Itu kasus pertama, ada industri hukum yang bermain. Pengusaha curang, berkolusi dengan oknum penegak hukum yang tidak arif. Jadilah masalah hukum, karena masalah moral. Bahkan moral mereka begitu buruk, sampai teganya memenjarakan orang sesudah tanahnya direbut.

FINROLL.COM

Itulah mengapa, fenomena negatif ini masalah moral. Masalah perlunya hidayah. Lalu apa yang bisa kita lakukan untuk meng­ hadapi masalah moral tersebut. UNY bisa turut menghadapi masalah ini sebagai sebuah institusi ini. Jati diri pendidikan itu meningkatkan kualitas SDM. Pencerdasan lewat pendidikan, itukan tugas UNY. Tentu nantinya UNY tidak boleh hanya me­ ningkatkan kualitas kecerdasan intelektual. Tapi juga harus perhatikan kualitas diri yang mendampingi kecerdasan itu digunakan. Itulah kecerdasan moral. Dan kampus kependidikan juga harus mendidik moral. Agar mahasiswanya bermoral, dan mereka

Kasus kedua, ada orang di salah satu desa pelosok Makassar. Suami istri dengan mertua perempuan yang hidup di satu rumah. Istri yang matre kemudian menggoda suaminya untuk menggugat dan mengusir suaminya, agar merampas rumah tersebut sebagai wa­ risan. Si ibu pergi, anak tega membiarkan, dan hukum mendiamkan. Dua kasus ini memang terjadi saat orangorang tersebut dewasa. Mereka bukan murid. Tapi bayangkan pendidikan seperti apa yang mereka dapat saat kecil, kok bisa sampai kejamnya seperti itu. Hukum orang jahiliyah, bertemu dengan orang minim hidayah, jadilah kekejaman seperti itu. Dan masalah ini bisa berhenti, kalau hidayah kita sampaikan sejak dini. Mulai dengan ge­ nerasi selanjutnya. Itulah kenapa mendidik guru begitu penting. Apa langkah-langkah yang bisa dilakukan kam­ pus dalam mendidik calon guru? Wah kalau itu jangan tanya saya. Tanya Pak Rochmat (Prof. Rochmat Wahab, Rektor Seni­


Laporan Utama

PRASETYO / HUMAS

or UNY), beliau dari FIP (Fakultas Ilmu Pendidikan). Bapak Rektor (Prof. Sutrisna Wibawa), juga studinya Pendidikan Bahasa Jawa. Beliau paham betul pendidikan karakter, agar mendidik yang baik, bukan justru meneladani Sengkuni. Beliau-beliau lebih memiliki ekspertis dalam merumuskan pendidikan lah ya. Tapi secara principle, yang saya tekankan itu tadi: Berikan hidayah, sambungkan hidayah itu lintas generasi dan lintas insan, dan sebarkan kebaikan itu seluas-luasnya. Karena yang kita lawan ini adalah kejahiliyahan. Yang sangat luas. Yang sangat banyak

akar muasal dan mungkin juga orang-orang yang terjerumus di dalamnya. Saat ini UNY sedang merayakan Dies Natalis ke-55. Ada pesan bagi UNY dalam kaitannya mendidik moral tadi bapak? Selalu didik moral. Selalu berprestasi di bidang pendidikan, dan pastikan prestasi itu menjadi hidayah yang menyalur dan menginspirasi. Pastikan prestasi itu dibawa oleh para lulusan UNY, yang mana mereka menjadi calon guru, lalu mendidik anakanak muda Indonesia dengan semangat yang sama. Tantangan para lulusan itu nantinya sangat

berat. Jahiliyah setidaknya ada empat tipe: yang mudah rontok keimanannya, yang sombong, yang tidak adil, dan yang tidak berhati nurani. Di lapangan guru dapat menemukan orang dengan beragam karakter, termasuk karakter ini. Yang menjadi tantangan adalah apakah mereka para calon guru dapat mendidik anak sekaligus lingkungannya untuk lebih baik. Atau justru sebaliknya dan anda katut (ikut menjadi) jahat? Wallahualam bis sawab. Dan marilah kita, UNY juga, selalu istiqamah mendidik gene­ rasi bermoral. 55 tahun bukan waktu yang singkat, tapi kewajiban mendidik dan memajukan pendidikan masih panjang.  P E WA R A D I N A M I K A J U N I 2 0 1 9 27


Laporan Utama

Kembali ke Nol, Kembali Bekerja! Civitas UNY saling bermaaf-maafan di tengah teduhnya suasana Idul Fitri. Kehadiran Cak Nun dalam agenda Syawalan menyiarkan peringatan: agar semua pihak kembali ke fitrah, dan kembali bekerja keras untuk melaksanakan tugas besar tridharma pendidikan tinggi.

rasional, melainkan transaksi cinta. Cinta untuk kembali ke nol, kembali ke fitrah, dan mencintai pekerjaan. Insya Allah mendapatkan ridhoNya," tutur Cak Nun di sela-sela ceramah Syawalan, sembari melontarkan ultimatum pada setiap civitas agar rajin bekerja dan menempatkannya sebagai ibadah. Hari Pertama Masuk Kerja Syawalan yang diisi dengan ceramah Cak Nun tersebut menggawangi hari pertama masuk kerja di kalangan civitas UNY. Sesuai dengan ketetapan Pemerintah, rangkaian libur Idul Fitri dan Cuti bersama berakhir pada 9 Juni 2019.

PRASETYO / HUMAS

Oleh ILHAM DARY ATHALLAH Editor BUDI MULYONO

M

anusia adalah makhluk berakal dan suka hitung-hitungan untuk melakukan sesuatu. Menunjuk jajaran kursi daerah timur, tempat ibu-ibu Dharma Wanita Persatuan (DWP) UNY duduk untuk menyaksikan ceramahnya, Emha Ainun Najib berseloroh bahwa perempuan bisa sangat kejam dalam bernegosiasi harga ataupun mengatur rancangan keuangan. Namun dalam ceramahnya kala diundang dalam Syawalan Keluarga Besar UNY di Auditorium pada Senin (10/06), budayawan yang kerap disapa Cak Nun tersebut mengingatkan para hadirin agar dapat menempatkan diri. Tahu

28 P E WA R A D I N A M I K A J U N I 2 0 1 9

dimana melakukan transaksi rasional, dan dimana selayaknya tidak. Memperoleh ridha Allah di dunia dan akhirat, lewat ibadah dan menjalankan perintah Allah, adalah salah satu yang paling pantang untuk dikalkulasi secara rasional. Transaksi kepada Allah harus dilandasi dengan cinta. Karena sebagai makhluk ciptaanNya, segala perbuatan kita tak hanya terjadi sebagai kehendak Allah, tapi juga kesempatan untuk menunjukkan rasa cinta kepadaNya lewat syukur dan ikhtiar. "Ada klausul (syarat) untuk mendapatkan ridha Allah di dunia maupun akhirat, yang harus dilakukan bukanlah transaksi

PENCERAMAH SYAWALAN DI UNY.

Oleh karenanya pada Senin (10/06), Indun Probo Utami selaku Ketua Panitia menyampaikan bahwa syawalan digelar sebagai momentum silaturahim para civitas yang telah sekitar dua minggu terpisah oleh kegiatan pribadi masing-masing seperti mudik dan aktivitas ibadah. Kegiatan tersebut kemudian dilangsungkan di Auditorium dan dihadiri lebih dari 2000 orang dosen, tendik, dan perwakilan mahasiswa UNY. "Acara ini dihadiri Bapak Ibu Dosen, Tenaga Kependidikan, Perwakilan Mahasiswa, Bina Lingkungan, dan Mitra Kerja UNY, sejumlah 2.437 orang," ungkap Indun dalam laporannya di agenda Syawalan. Agenda Syawalan dimulai dengan agenda halalbihalal berupa salamsalaman secara berkeliling. Para dosen yang telah tiba bersalaman oleh para pimpinan dan ketua panitia yang telah berdiri di pintu masuk auditorium.


Laporan Utama

PRASETYO ARIF / HUMAS

Setelah selesai bersalaman, mereka akan berdiri di penghujung barisan lalu menerima salam dari para dosen yang baru tiba. Demikian terus sampai barisan mengular di halaman parkir sebelah selatan auditorium. Halalbihalal tuntas, para hadirin dipersilakan untuk menyantap hidangan berupa Opor dan aneka jajan lebaran yang telah tersedia. Lalu masuk ke dalam ruang auditorium untuk mengikuti rangkaian ceramah syawalan yang dibawakan oleh Cak Nun. Rangkaian ceramah diawali terlebih dahulu dengan pembacaan doa dan lantunan rebana. Selepas itu, ada laporan dari Indun selaku Ketua Panitia, dan sambutan dari Prof. Sutrisna Wibawa selaku Rektor. Barulah kemudian, Cak Nun membawakan tausiyah selama kurang lebih dua jam. Tausiyah

SYAWALAN KELUARGA BESAR IKAPEN UNY.

dibawakan dengan dimoderatori oleh Prof. Suminto A. Sayuti, guru besar FBS UNY. "Terima kasih kepada Bapak Rektor atas kepercayaan kepada kami untuk melaksanakan penyelenggaraan kegiatan syawalan keluarga UNY, dan kepada keluarga besar UNY telah hadir dan meluangkan waktu hadir di tempat ini untuk halalbihalal," lanjut Indun.

Dari total 996 dosen dan 985 tenaga administrasi, laporan presentasi UNY mencatatkan kehadiran 1.735 civitas.

Sarana Inspeksi dan Refleksi Karena bertepatan dengan hari pertama masuk kerja, Sutrisna menggunakan momentum Syawalan sekaligus sebagai inspeksi karyawan UNY. Dari total 996 dosen dan 985 tenaga administrasi, laporan presentasi UNY mencatatkan kehadiran 1.735 civitas. Civitas yang tidak masuk pada umumnya karena berhalangan, dan diharapkan segera melaporkan serta kembali beraktivitas sebagaimana mestinya. "Mungkin yang tidak hadir karena sesuatu hal, sakit atau dalam perjalanan, kami doakan semoga lancar dan sembuh," pesan Sutrisna. Refleksi kemudian dilakukan dalam banyak hal. Terkait silaturahmi dalam halalbihalal misalnya, Sutrisna menyebutkan bahwa fenomena dan istilah tersebut adalah variasi spasial yang unik dan hanya ada di Indonesia. P E WA R A D I N A M I K A J U N I 2 0 1 9 29


Laporan Utama

PRASETYO / HUMAS

Jika ditelusuri di negara-negara Jazirah Arab, tidak ada fenomena halalbihalal baik dalam terminologi kata maupun tradisinya. Halalbihalal justru ditemukan di kamus bahasa Jawa-Belanda kumpulan Dr. Th. Pigeaud, akademisi Belanda, yang terbit pada tahun 1938. "Idulfitri dirayakan dengan ibadah. Di kita jadi momentum sekalian halalbihalal, sekalian silaturahim. Artinya, halalbihalal ini kebiasaan khas Indonesia," ujar Sutrisna. Terkait pekerjaan para civitas di UNY, syawal diharapkan dapat memberi spirit untuk meningkatkan kinerja dalam rangka mewujudkan UNY unggul. Dengan cara memberikan yang terbaik, memiliki personal goal setting atau perencanaan tujuan, purpose atau kejelasan tujuan dan passion atau gairah. "Besarnya kesulitan atau beratnya tantangan yang kita hadapi, penyelesaian dan ketemunya jalan keluar, lebih ditentukan oleh gairah kita dalam menjalankan tugas yang kita emban. Mari kita teguhkan tujuan karir berprofesi 30 P E WA R A D I N A M I K A J U N I 2 0 1 9

agar memiliki arti penting, relevan dan mendekatkan diri kepada niat kita untuk beribadah, yang pada akhirnya akan mengantarkan kita kepada kesuksesan," imbuhnya.

REKTOR DAN PARA WAKIL REKTOR BERSALAMAN DENGAN DOSEN DAN TENAGA KEPENDIDIKAN UNY.

Tentang kerendahan hati, Cak Nun menghadirkan keteladanan lewat menyatakan diri tidak pantas menjadi pembicara di hadapan kalangan civitas akademik layaknya yang ada di kampus. "Kesalahan besar UNY mengundang saya, wong saya ini bukan siapa-siapa," demikian ungkap Cak Nun. Sikap tawadhu tersebutlah yang dijadikan acuan untuk berefleksi

Manusia wajib mensyukuri berkah yang diberikan. Dengan cara mengembalikan diri ke fitrah dan tekun melakukan apapun yang menjadi jalan hidupnya.

bersama para civitas terkait ibadah puasa di bulan Ramadhan. Cak Nun mengajak para civitas memikirkan ulang bahwa puasa bukanlah sebuah prestasi. Melainkan justru bentuk kolusi antara manusia dengan Allah SWT, karena Idulfitri menjadi wujud kemurahanNya. Memaklumi manusia yang hanya mampu berpuasa setidaknya selama sebulan saat Ramadhan. "Karena kelemahan manusia, maka Allah memberikan kemurahan hanya (puasa) di (bulan) Ramadan. Harusnya pusa itu setahun. Nyatanya,, sebulan pun sulit karena masih banyak diantara kita yang sulit lawan hawa nafsu. Kalau hanya membatasi makan sehari-hari karena bila demikian, binatang pun juga bisa melakukannya," pesan Cak Nun. Oleh karena itu, manusia wajib mensyukuri berkah yang diberikan. Dengan cara mengembalikan diri ke fitrah dan tekun melakukan apapun yang menjadi jalan hidupnya. Ikhtiar dalam bekerja dan beribadah, disebut Cak Nun akan menyadarkan bahwa betapa tidak layaknya manusia yang di mata Allah sangatlah kecil dan tak berdaya.


B E R I TA S i v i ta s a k a d e m i k a

HUMAS FT

INOVATOR UNY RAIH TIGA MEDALI KIWIE Lima mahasiswa UNY yang terdiri dari Asmi Aris (Pendidikan Kimia), Anisa Nur Azizah (Psikologi), Farhan Kusuma Putra (Pendidikan Fisika), Putri Matsya Sabilla (Pendidikan Bahasa Indonesia), dan Riyan Siregar (Pendidikan Ekonomi) mengharumkan nama Indonesia di pang­ gung Internasional mela­ lui ajang Korean Interna­ tional Women’s Invention Eksposition (KIWIE). Tim mahasiswa UNY tersebut meraih dua medali emas dan sa-

tu medali perunggu. Ajang KIWIE diselenggarakan di Pusat Pameran Internasional, Seoul, Korea Selatan, 18-26 Juni 2019. Kompetisi bergengsi ini dihadiri oleh lebih dari 30 negara di seluruh dunia. Inovasi yang digagas tim mahasiswa UNY bertajuk "Silicananoparticles in Slow Release Suplement: Prepration and Characterization". Gagasan tersebut didasarkan dari daun bambu petung, yang kemudian diolah menjadi bahan tambah berupa nani silika pada vitamin C.

Berita-berita lain dapat diakses pada laman www.uny.ac.id

Terkait peserta lomba, Anisah Nur Azizah menyatakan ketatnya kompetisi pada ajang tersebut. “Saingan kami di sana tidak hanya sesama mahasiswa, tapi juga pengusaha, jajaran akademisi, praktisi, hingga staf kementerian,” ujar Anisah, Rabu (26/6/2019). Riyan Siregar menyatakan bahwa inovasi mereka bersaing dengan berbagai macam kategori. “Pada lomba kali ini banyak sekali macam kategori dan banyak sekali inovasi baru atau

yang telah dikembangkan oleh para inovator dari berbagai kalangan umur” ujar Riyan ketika dihubungi melalui WhatsApp, Rabu (26/6/2019). Tiga medali Internasional yang diraih di ajang KIWIE menunjukkan bahwa kemampuan mahasiswa UNY dalam bersaing melakukan inovasI, serta diakui secara internasional. “Semoga hal ini juga memotivasi teman-teman UNY untuk terus berprestasi di dalam dan luar negeri,” tutup Riyan. HUMAS P E WA R A D I N A M I K A J U N I 2 0 1 9 31


Berita

MAHASISWA UNY KEMBANGKAN APLIKASI ANDROID MANAGE UNTUK MAHASISWA

HUMAS FIS

HUMAS FMIPA

Mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta yang terdiri Indah Budiati, Zulfa Mahendra (Pendidikan Fisika), dan Yosan Guntara (Pendidikan Teknik Informatika) dengan pembimbing Dr. Pujianto dengan penelitiannya yang berjudul MANAGE Berbasis E-Management Android Sebagai Langkah Efektif Dan Efisien Peningkatan Produktifitas Mahasiswa, berhasil mengembangkan aplikasi android MANAGE untuk membantu manajemen waktu bagi mahasiswa. Indah menjelaskan, jumlah beban tanggungjawab mahasiswa tidak sebanding dengan waktu yang mereka miliki membuat mahasiswa tidak dapat mengelola tugas dengan optimal. Diikuti Perkembangan media elektronik yang semakin berkembang, sehingga salah satu solusi yang dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan manajemen waktu adalah melalui pengembangan e-management. “Aplikasi ini dilengkapi video untuk pengetahuan self leadership dalam memanajemen waktu yang diadopsi dari buku 7 Habit of Highly Effectifitas People Stephen Covey, Problem Solving 101 Ken Watanabe, First Thing First Stephen Covey untuk user, aplikasi ini juga dilengkapi fitur manajemen tugas pribadi dan organisasi untuk memudahkan komunikasi kelompok atau kepanitiaan dalam melaksanakan event atau program kerja dan mengurangi jam rapat yang kurang efektif dengan banyaknya miss komunikasi,� lanjutnya. Diterangkan, MANAGE merupakan sebuah aplikasi android yang berfungsi sebagai media e-Manajement diperuntukkan untuk mahasiswa. Fitur-fitur yang tersedia di dalam aplikasi MANAGE telah disesuaikan dengan kebutuhan manajemen waktu mahasiswa untuk mengatasi beragam masalah yang dialami oleh mahasiswa terutama kasus kurangnya produktifitas. Manajemen yang dilakukan melalui MANAGE berfungsi sebagai langkah efektif dan efisien dalam meningkatkan produktifitas di kalangan mahasiswa. Langkah yang dilakukan tidak hanya untuk mengatasi permasalahan manajemen waktu pribadi, akan tetapi juga untuk manajemen waktu organisasi. Fitur-fitur yang disediakan dalam aplikasi MANAGE mewadahi upaya peningkatan produktifitas mahasiswa. Indah menambahkan, kami menggunakan metode ini karena pencerminan kepraktisan rekayasa, yang membuat kualitas sistem tetap terjaga karena pengembangannya yang terstruktur dan terawasi. WITONO 32 P E WA R A D I N A M I K A J U N I 2 0 1 9

BUKU SISWA AUDIO TAKTUAL (BSAT) UNTUK TUNANETRA Siswa Tunanetra memiliki keterbatasan untuk memperoleh berbagai sumber pengetahuan salah satu dapat diminimalisir dengan penyediaan berbagai sumber bacaan/ buku yang dapat diakses. Banyak teknologi bantu yang dapat dimanfaatkan oleh siswa tunanetra seperti screen reader, open book, noteker, talking book, dll, buka Subagya, Doktor Pendidikan dari prodi Ilmu Pendidikan didepan para penguji Ujian Terbuka Disertasi. Dengan pendekatan Research and Development dari model Borg dan Gall, Subagya menguji Buku Siswa Audio Taktual (BSAT) pada siswa tunanetra berjumlah 10 orang dari 3 sekolah dan kelompok besar siswa berjumlah 38 siswa tuna netra dari 9 sekolah menggunakan pendekatan kualitatif. Dari penelitian tersebut Subagya mendapati bahwa BSAT yang dibutuhkan adalah buku audio yang dilengkapi

dengan Braille dikemas secara terpadu. Penulisan pada buku Braille dengan tulisan penuh, dicetak dengan kertas standar. Subagya memaparkan bahwa BSAT dinyatakan layak oleh ahli media pembelajaran, ahli pendidikan, anak tunanetra, ahli matematika, ahli buku audio, ahli buku Braille dan guru ahli BSAT yang layak memiliki daya tarik menarik untuk digunakan dalam pembelajaran matematika sesuai dengan karakteristik siswa tunanetra dan fleksibel digunakan kapan saja. Dalam penelitian ini Subagya mengharapkan dapat mengidentifikasi kebutuhan produk BSAT matematika yang sesuai dengan karakteristik siswa tunanetra SMP/sederajat kelas VII. Subagya juga ingin mengetahui tingkat efektifitas produk BSAT ditinjau dari aspek kemandirian belajar, motivasi belajar, user friendly dan kecepatan membaca/ menyimak. Dan terbukti BSAT matematika secara signifikan efektif untuk meningkatkan hal tersebut, tambah Subagya lagi. EKO


Berita

Motif tersebut dihasilkan dari proses pewarnaan dengan teknik ecoprint yang aman bagi kulit maupun lingkungan karena menggunakan bahan alami dan tidak menghasilkan limbah hasil pewarnaan yang berbahaya. Ahmad Febriyanto menambahkan pewarnaan kain tenun dilakukan menggunakan bahan alami yaitu daun dari tumbuhan sekitar dengan teknik ecoprint. Produk inovasi ini memiliki banyak kelebihan yaitu green product, produk berbasis kebudayaan dengan mengangkat nilai- nilai kearifan lokal, dan produk juaga sangat berpeluang untuk pemasaran di dalam negeri maupun luar negeri. “Oleh karena itu usaha dengan produk inovasi ini sangat berpeluang untuk dikembangkan dan menjadi produk yang diterima masyarakat� paparnya.

HUMAS FT

ECO CULTURE FASHION KARYA MAHASISWA UNY Indonesia mempunyai banyak macam kain tradisional seperti kain batik dan lurik dari Yogyakarta atau kain gringsing dan endek dari Bali. Selain kain tenun tradisional, di Indonesia juga berkembang kainkain pabrikan yang sangat diminati masyarakat, seperti batik printing dan linen. Proses pembuatan kain pabrikan lebih cepat dari pada pembuatan kain tradisional.

Agar kain tenun tradisional tetap diminati masyarakat jaman sekarang, mahasiswa UNY merancang Eco Culture Fashion yang memberikan nuansa baru pada tenun tradisional yang tidak dimiliki kain tenun pada umumnya. Mereka adalah Khoir Nur Arifah prodi Manajemen, Ahmad Febriyanto prodi Kebijakan Pendidikan, Dwi Martanti Cahya Imani prodi Akuntansi serta Miftahul Annisah Nurfitria dan

Chomsatun Rispa Cendana prodi Pendidikan Teknik Busana. Menurut Khoir Nur Arifah, Eco Culture Fashion memanfaatkan tumbuhan sekitar seperti tumuhan perdu atau tumbuhan liar yang disusun membentuk suatu motif tertentu yang menggambarkan cerita rakyat sebagai upaya untuk melestarikan budaya bangsa. “Eco Culture Fashion merupakan inovasi tenun tradisional yang dibuat agar tenun tradisional tetap eksis dan diminati masyarakat� kata Nur. Tenun Eco Culture Fashion merupakan tenun yang memiliki keunggulan dari segi motif tenun, terbuat dari tanaman perdu yang dinilai menjadi tanaman pengganggu oleh masyarakat.

Dwi Martanti Cahya Imani mengatakan, bahan yang dibutuhkan adalah kain lurik, bahan pewarna berupa daun kersen dan daun cemara dan benang kasur. Tahap prodiksi dimulai dari penyiapan alat dan bahan, kemudian daun ditelakkan diatas permukaan tenun, lipat menjadi bagian kecil memanjang, digulung dan mengikat kain gulungan dengan benang kasur. Lalu mengukus kain tenun yang sudah ditali diatas panci selama kurang lebih 1 jam atau sampai zat warna dari tumbuhan keluar dan menyerap kedalam tenun. Kemudian proses fiksasi dengan cara kain tenun yang dengan menggunakan tunjung atau tawas dengan membuat larutan zat fiksasi 3 sendok makan dengan 1 liter air untuk fiksasi 1 meter kain. Kemudian mengukus kembali kain yang telah difiksasi selama 1 jam sampai zat warna daunnya meresap. Potong tali dan lepas gulungan tenun, selanjutnya bersihkan daun kemudian bilas hingga bersih dan jemur. Lalu proses menyetrika permukaan tenun dengan suhu hangat. Setelah di setrika, tenun akan dilipat, dikemas dan diberi label nama usaha maupun label perawatan. Karya ini berhasil meraih dana Dikti melalui Program Kreativitas Mahasiswa bidang Kewirausahaan tahun 2019. HUMAS P E WA R A D I N A M I K A J U N I 2 0 1 9 33


Berita

HUMAS

TIM ROBOT UNY BAWA PULANG 3 PIALA DI AJANG KONTES ROBOT INDONESIA TINGKAT NASIONAL Kontes Robot Indonesia merupakan ajang perlombaan robot karya anak bangsa dari seluruh perguruan tinggi di Indonesia. Kompetisi ini dilaksanakan pada tingkat regional dan nasional. Pada kesempatan kali ini Sabtu dan Minggu, 22-23 Juni 2019, Tim Robotika UNY turut berlaga dalam Kontes Robot Indonesia (KRI) 2019 tingkat Nasional yang meliputi seluruh universitas di 34 P E WA R A D I N A M I K A J U N I 2 0 1 9

Indonesia. KRI 2019 Regional kali ini diselenggarakan di Universitas Dian Nuswantoro, Semarang. Tim Robotika UNY mempertandingkan 6 Divisi lomba pada KRI 2019 Tingkat Nasional, diantaranya Kontes Robot ABU Indonesia (KRAI), Kontes Robot Sepak Bola Indonesia Beroda (KRSBI Beroda), Kontes Robot Sepak Bola Indonesia Humanoid (KRSBI Humanoid), Kontes Robot Seni Tari Indonesia (KRSTI), Kontes

Robot Pemadam Api Indonesia Berkaki (KRPAI Berkaki), dan divisi baru Kontes Robot Tematik Indonesia (KRTMI) dengan tema perlombaan robot penanam padi. Dalam pertandingan kali ini Tim Robotika UNY berhasil memperoleh beberapa juara, diantaranya: Juara 2 divisi KRAI dengan nama tim MAESTRO_ EVO, Juara 2 divisi KRTMI dengan nama tim ABHINAYA, dan Juara Harapan 1 divisi KRSBI Humanoid dengan nama tim AL-AADIYAT. Walau mengalami penurunan prestasi karena tidak dapat mempertahankan juara pada divisi KRSTI dan KRSBI Beroda seperti tahun-tahun sebelumnya, ketiga divisi di atas berhasil meningkatkan kemampuan mereka karena telah berhasil memecah rekor juara nasional yang belum didapat dari tahun sebelumnya. Prestasi yang diperoleh masingmasing tim tentunya bukanlah

suatu hal yang instan. Terdapat kerja keras dan pengorbanan yang besar dari masing-masing anggota tim, mulai dari kerja lembur hingga merelakan untuk tidak mudik ke kampung halaman saat masa libur kuliah. Julizar Handi Wijaya, Ketua Umum Robotika UNY 2019 mengatakan, "Hasil yang kami peroleh tentunya tidak lepas dari kerja keras anggota tim, baik tim teknis maupun managerial. Tentunya dengan bantuan dari pihak kemahasiswaan dan birokrasi Universitas Negeri Yogyakarta". Dukungan dari Pak Sutrisna Wibawa, M. Pd. selaku rektor dari Universitas Negeri Yogyakarta yang mendukung langsung para tim dengan hadir pada acara Kontes Robot Indonesia tingkat Nasional juga merupakan kebanggaan tersendiri untuk tim Robotika UNY karena dapat mengharumkan nama UNY langsung di depan para petingginya. SR


Berita

GURU BESAR BIDANG VOKASI

PENGUKUHAN GURU BESAR BIDANG ILMU KIMIA ANORGANIK

PRASETYO / HUMAS

Pengembangan teknologi energi terbarukan yang berkelanjutan untuk jangka panjang dalam jumlah besar melalui pengembangan teknologi kimia yang ramah lingkungan, bersih secara ekologis, aman, berkelanjutan, dan hemat energi karena beberapa permasalahan yang dihadapi manusia berkaitan dengan semakin menipisnya sumber energi berasal dari pembakaran bahan bakar, seperti minyak, gas alam, dan batubara, serta peningkatan emisi gas beracun, dan polusi lingkungan. Demikian diungkapkan Prof. Dr. Hari Sutrisno, M.Si dalam pidato pengukuhannya sebagai Guru Besar dalam Bidang Ilmu Kimia Anorganik pada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Yogyakarta. Pidato berjudul “Rekayasa Dan Aspek Fundamental Nanopartikel Titanium Dioksida Untuk Pengembangan Material Fotokatalis, Fotohidrofil, Dan Fotovoltaik” itu dibacakan dihadapan rapat terbuka Senat di Ruang Sidang Utama Rektorat UNY Rabu (19/6). Hari Sutrisno adalah guru besar UNY ke-139. Pria kelahiran Banyuwangi, 7 April 1967 itu mengatakan bahwa Fujishima dan Honda menemukan fenomena fotokatalitik peruraian air pada elektroda titanium dioksida (TiO2) dengan penyinaran sinar ultraviolet. Sejak itu, berbagai upaya dicurahkan dalam pengembangan bahan TiO2 untuk aplikasi di berbagai bidang: fotovoltaik, fotokatalisis, fotoelektrokromik dan sensor. “Pengembangan titanium oksida (TiO2) untuk berbagai keperluan sangat pesat dikarenakan sifat kimia yang stabil dan tidak toksik” kata Hari Sutrisno. Menurutnya ada beberapa aspek pengembangan TiO2 yaitu fotokatalis dimana pada aspek ini TiO2 berperan dalam rangka pemurnian lingkungan air dan udara. TiO2 berperan sebagai pembersih organik otomatis permukaan padat, air dan udara. Lalu ada fotohidrofil (superhydrofilicity) yaitu pengembangan hidrofil aktif permukaan oleh sinar matahari dan ultra violet (UV) serta fotovoltaik berbasis zat pewarna dan fotovoltaik berbasis quantum dot yang pada aspek ini memerlukan metode dan teknik rekayasa tertentu untuk mengontrol ukuran, energi celah pita (Eg) dan struktur TiO2. HUMAS

Konsep Revolusi Industri 4.0 (RI 4.0) diperkenalkan pertama kali pada saat Pameran Perdagangan Hannover tahun 2011. Setelah itu, konsep Industri 4.0 dengan cepat bepengaruh dan berkembang menjadi dasar berbagai wacana yang berkaitan dengan kebijakan ekonomi dan industri yang sebelumnya sudah berbasis IT.

Bidang Ilmu Pembelajaran Vokasi pada Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta. Pidato berjudul “Penyelarasan Pembelajaran Vokasi Untuk Revolusi Industri 4.0” itu dibacakan dihadapan rapat terbuka Senat di Ruang Sidang Utama Rektorat UNY Rabu (19/6). Mochamad Bruri Triyono adalah guru besar UNY ke-140.

Kompleksitas pekerjaan dan ragam kebutuhan masyarakat memanfaatkan teknologi yang terus berkembang semakin mendorong industri untuk terus berinovasi. Industri yang mampu terus berinovasi akan tergantung pada kreatifitas manusia sebagai pekerja di industri tersebut, dan kualitas manusia akan tergantung pada kualitas Lembaga Pendidikan dan Pelatihan tempat calon pekerja disiapkan. Pada proses pendidikan di lembaga pendidikan vokasi, faktor pembelajaran yang berkaitan dengan pembentukan keterampilan dan pemenuhan pengalaman belajar vokasional

Pria kelahiran Makassar 16 Februari 1956 itu mengatakan bahwa RI 4.0 mempunyai ciri yang berkaitan dengan perkembangan teknologi digital, pengenalan Internet of Things and Services yang berkaitan dengan perubahan kultur masyarakat (society 5.0) ke dalam lingkungan manufaktur, mengantarkan pada berbagai perubahan sistem dan model dalam pembelajaran untuk penyiapan tenaga kerja.

yang diselaraskan dengan RI 4.0 menjadi fokus perubahan perilaku ke arah kompetensi yang diharapkan oleh dunia kerja saat ini dan masa depan. Demikian diungkapkan Prof. Dr. Mochamad Bruri Triyono, M.Pd. dalam pidato pengukuhannya sebagai Guru Besar dalam Bidang

Menurutnya di masa depan, 80% bisnis akan membangun jaringan global yang menggabungkan mesin, sistem pergudangan, dan fasilitas produksi mereka dalam bentuk sistem cyberphysical system (CPS) yang mampu bertukar infor­ masi secara mandiri, memi­cu tindakan, dan saling mengen­ dalikan secara mandiri. Doktor Teknologi Pendidikan Universitas Negeri Jakarta tersebut menjelaskan, penggunaan Learn Work Assignment (LWA) untuk penyelarasan pembelajaran vokasi untuk RI 4.0 dapat diartikan menggunakan metode pembelajaran yang berkelanjutan dari pendidikan formal sampai dengan pendidikan dan pelatihan di dunia kerja. Pembatasan waktu pembelajaran diakhiri dengan ketercapaian pengalaman belajar secara holistik pada setiap penyelesaian suatu masalah di dunia kerja. HUMAS P E WA R A D I N A M I K A J U N I 2 0 1 9 35


Berita

CEGAH KORUPSI SEJAK DINI DI KAMPUNG ANTIKORUPSI

DOK. FMIPA

HUMAS FIS

Dalam rangka penguatan pencegahan korupsi sejak dini kepada anak-anak di kelurahan Prenggan Kotagede yang merupakan Kampung Antikorupsi, tim PKM M AKSIPOB Mengabdi dari Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) dan Komunitas Keluarga Bahagia (KIRAB) melakukan pengabdian masyarakat guna membantu mengoptimalkan kegiatan di Kampung Antikorupsi selama 8 kali pertemuan melalui pemanfaatan media pembelajaran AKSIPOB (Antikorupsi Pop Up Book).

MEDIA PEMBELAJARAN KEBERSIHAN DIRI UNTUK SISWA TUNAGRAHITA

AKSIPOB (Antikorupsi Pop Up Book) merupakan media pembelajaran pendidikan antikorupsi berbasis kearifan lokal. Kearifan lokal yang dikenalkan adalah kearifan lokal yang terdapat di Yogyakarta seperti Tari Nawung Sekar dan Dramatari yang mengenalkan mengenai kebijaksanaan Raja Hamengkubuwono ke IX. Kegiatan ini dilakukan setiap setiap seminggu sekali pada hari Sabtu dari pukul 09.00-11.00 di TBM (Taman Baca Masyarakat) Prenggan RW 05.

Kebersihan diri merupa­ kan langkah awal mewujudkan pola hidup sehat. Adanya pola hidup sehat akan berdampak pada kesehatan manusia. Kebersihan diri atau personal hygiene merupakan perawatan diri sendiri yang dilakukan untuk mempertahakan kesehatan. Memelihara kebersihan diri secara optimal tak mungkin akan terwujud tanpa ada penanaman sikap hidup bersih dan contoh teladan dari orang tua atau masyarakat. Kebersihan diri merupakan hal penting yang harus diperhatikan bagi semua manusia dan penting diperhatikan pada anak usia sekolah termasuk anak tunagrahita.

Kegiatan ini terdiri dari enam tahap. Pertama, sosialisasi dengan memberikan informasi kegiatan yang akan diadakan di Prenggan selama kurang lebih 4 bulan bersama Komunitas KIRAB untuk masyarakat khususnya anak-anak usia 10-12 tahun. Kedua, BACA (Be Anti Corruption Agent), yaitu program kegiatan memotivasi untuk menjaga kearifan lokal dan sosialisasi hidup bersih tanpa korupsi sehingga memberikan pemahaman kepada anak-anak tentang kekayaan nilai-nilai kearifan lokal yang ada di sekitar lingkungan tempat tinggal mereka yang memiliki nilai-nilai antikorupsi. Ketiga, MIBASO (Minggu Bahagia Bersama AKSIPOB) yaitu program kegiatan yang ditunjukan untuk memberikan edukasi terkait hidup bersih tanpa korupsi melalui media penanaman nilai-nilai antikorupsi AKSIPOB. Keempat, BESTARU (Belajar Seni Tari Antikorupsi) yaitu program kegiatan aktif penanaman hidup bersih tanpa korupsi. EKO

Bagi anak tunagrahita menjaga kebersihan diri merupakan salah satu hal yang sangat sulit untuk dilakukan dikarenakan beberapa hal, salah satunya adalah kurangnya rasa kesadaran serta ketidaktahuan anak akan pentingnya memelihara kebersihan diri. Untuk membantu anak tunagrahita menjaga kebersihan diri perlu adanya sebuah alat bantu. Untuk itu mahasiswa

Tim PKM M AKSIPOB Mengabdi UNY dibimbing oleh Dosen Pendidikan Kewarganegaraan dan Hukum (PKnH) Fakultas Ilmu Sosial UNY yaitu Halili, MA. Adapun tim pelaksana terdiri dari Achmad Siddiq Asad (Pendidikan Kewarganegaraan dan Hukum), Afrian Dwi Yunitasari (Ilmu Sejarah), Elly Nur Rahmawati (Pendidikan Kewarganegaraan dan Hukum), Muhammad Aziz (Pendidikan Kewarganegaraan dan Hukum), dan Azwan (Ilmu Administrasi Publik).

36 P E WA R A D I N A M I K A J U N I 2 0 1 9

UNY mengembangkan Personal Hygiene Smart Box sebagai media pembelajaran kebersihan diri untuk siswa tunagrahita. Imelda Sari dan Valentinus Yoga Wirantoro prodi Pendidikan Luar Biasa serta Fauzi Fandy Setiawan prodi Biologi membuat alat ini agar siswa tunagrahita mendapatkan media pembelajaran kebersihan diri yang sesuai, konkrit, dan terintegrasi. Menurut Imelda Sari anak tunagrahita merupakan anak yang memiliki intelegensi yang signifikan berada dibawah rata-rata dan disertai dengan ketidakmampuannya dalam adaptasi perilaku yang muncul dalam masa perkembangannya. “Salah satu bentuk hambatan perkembangan dalam perilaku adaptif bagi anak tunagrahita adalah bina diri” kata Imelda “Ruang lingkup bina diri bagi anak hambatan intelektual meliputi merawat diri, mengurus diri, berkomunikasi, bersosialisasi, keterampilan hidup, dan menggunakan waktu luang”. HUMAS


Berita

MAHASISWA YRU THAILAND SELESAI STUDI Sebanyak 7 mahasiswa dari Yala Rajabhat University (YRU) Thailand telah menyelesaikan studi satu semester di FMIPA UNY. Para mahasiswa tersebut adalah peserta program transfer kredit yang dilaksanakan dari Februari – Mei 2019. Mereka kuliah di prodi Kimia dan prodi Biologi. Pelepasan mahasiswa transfer kredit dilaksanakan di Resto Phuket baru-baru ini. Pada kesempatan tersebut Dekan FMIPA UNY, Dr. Hartono menyampaikan rasa terima kasih kepada para mahasiswa telah bersedia belajar di FMIPA UNY. Kerjasama program transfer kredit ini telah berjalan beberapa tahun dengan saling mengirimkan mahasiswanya untuk belajar. Semoga kerjasama ini terus berlanjut dan dapat ditingkatkan lagi. “Kami akan terus meningkatkan layanan terhadap mahasiswa asing yang belajar di UNY sehingga memberikan perasaan senang dan nyaman untuk belajar disini. Dengan memberikan layanan yang memuaskan diharapkan akan lebih banyak mahaiswa asing yang ingin belajar di UNY,” lanjut Dekan. Sementara itu Arif Doloh, salah satu mahasiswa YRU mengungkap­ kan bahwa selama belajar di FMIPA, para dosen sangat membantu dalam pembelajaran, karena kendala dalam belajar adalah masalah bahasa. Misalnya dalam mengerjakan tugas perkuliahan. WITONO

INOVASI DALAM BRANDING PT MELALUI MEDSOS bentuk broadcast messaging.

Ada lima alasan terpenting dalam penggunaan media sosial yaitu untuk mengisi waktu luang, menemukan konten lucu dan menghibur, untuk tetap terhubung dengan teman, update informasi event terbaru dan berbagi foto atau video.

Komponen dalam branding merefleksikan pendapat perguruan tinggi tentang kualitas baik mereka, atau kualitas yang menurut mereka diinginkan oleh mahasiswa ketika mereka memilih perguruan tinggi tersebut. Agar dapat lebih optimal, isi media sosial perguruan tinggi tidak lagi bersifat statis dalam bentuk broadcast, tetapi harus lebih interaktif. Sutrisna Wibawa mencontohkan dalam penggunaan media sosial untuk komunikasi internal akan lebih baik bila menggunakan platform dan bahasa yang sama dengan yang digunakan pengguna sasaran (audience).

Sedangkan platform media sosial yang banyak digunakan adalah youtube, facebook, instagram dan whatsapp. Media sosial di pendidikan tinggi dapat digunakan sebagai sarana diplomasi, branding, dan komunikasi internal. Demikian dipaparkan Rektor UNY Sutrisna Wibawa dalam Seminar Nasional di Akademi Militer Magelang, Selasa (25/6). Lebih lanjut Rektor UNY menekankan pentingnya branding melalui media sosial oleh pendidikan tinggi. “Faktor lingkungan eksternal seperti meningkatnya persaingan di pendidikan tinggi,

meningkatnya biaya kuliah, dan peningkatan profil peringkat perguruan tinggi meningkatkan perlunya branding yang efektif” kata Sutrisna Wibawa.

Menurut Rektor branding di perguruan tinggi masih berfokus pada internal brand message dan berusaha mengontrol pembaca dengan

Seminar bertema ‘Dampak Media Sosial Dalam Kehidupan Bermasyarakat’ tersebut diikuti oleh mahasiswa dan dosen Akademi Militer Magelang. EKO P E WA R A D I N A M I K A J U N I 2 0 1 9 37


Berita

HUMAS FIP

HUMAS UNY

KENALKAN MITIGASI BENCANA MELALUI TUTOR SEBAYA Pengetahuan mitigasi bencana merupakan hal urgen diperkenalkan di wilayah rawan bencana. Wacana mengenai pendidikan kebencanaan yang masih diperdebatkan di kalangan akademisi menjadikan kebutuhan mitigasi bencana kurang diperhatikan di sekolah-sekolah, terlebih lagi di kalangan siswasiswi sekolah dasar. Padahal korban paling rentan bencana alam adalah anak-anak. Berdasarkan hal tersebut, beberapa mahasiswa UNY dari lintas jurusan menggagas program mitigasi bencana melalui metode tutor sebaya di SDN Soka, Pundong, Bantul. Pemilihan SDN Soka sebagai lokasi mitigasi bencana dikarenakan letak SDN Soka yang dekat dengan sungai Opak. Jika curah hujan lebat, 38 P E WA R A D I N A M I K A J U N I 2 0 1 9

permukaan air meluap dan terjadi banjir. Sedangkan perbukitan belakang bangunan sekolah berpotensi mengalami longsor yang membahayakan warga sekolah. Bagus Cahyo Nugroho, mahasiswa pendidikan geografi UNY sekaligus ketua kegiatan mitigasi bencana ini menyatakan bahwa SDN Soka sangat rentan terdampak bencana alam. "Anak-anak di sana butuh pendidikan kebencanaan sebagai pencegahan dini atau untuk menghidari jatuh korban jika sewaktu-waktu terjadi gempa bumi, banjir, ataupun longsor," ujar Bagus (17/6/2019). Dewi Masyitoh, mahasiswi PGSD UNY menyatakan bahwa pemilihan metode tutor sebaya dilakukan sebagai pertimbangan

akan keberlanjutan program tersebut. "Selama ini, mitigasi bencana dilakukan pihak-pihak tertentu tanpa kesinambungan dan jika program selesai, kegiatannya tidak aktif lagi. Dengan menggunakan metode tutor sebaya, diharapkan anakanak SD berperan aktif dan program terus berlanjut, kendati kami tidak berkunjung ke sekolah lagi," papar Dewi (17/6/2019). Gagasan mitigasi bencana melalui model pembelajaran tutor sebaya ini mendapat perhatian banyak pihak. Kegiatan ini kemudian memperoleh suntikan dana dari Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan

Tinggi. Pada Juni 2019, kegiatan ini juga memperoleh bantuan bibit-bibit sengon, jati, dan trembesi dari Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Serayu (BPDAS) Opak. Warga sekolah kemudian bergotong-royong menanamkan bibit-bibit pohon untuk merekatkan tanah, sebagai upaya pencegahan dini terhadap bencana banjir dan longsor. Kegiatan mitigasi ini diketuai oleh Bagus Cahyo Nugroho (Pendidikan Geografi), Fithra Agit Nurmawan (Pendidikan Geografi), Muhammad Abdul Hadi (Psikologi), Risty Anggitiara (Psikologi), dan Dewi Masyitoh (PGSD). M. ABDUL HADI


Berita

GEL TABIR SURYA DARI RIMPANG TEMU GIRING

UNY SIAPKAN PRODI TERAKREDITASI INTERNASIONAL

HUMAS

Dari 4743 perguruan tinggi (PT) di Indonesia, hanya ada sekitar 150 PT yang akreditasinya A, salah satunya UNY. Saat ini sudah 66 prodi sudah terakreditasi A dari 102 prodi yang establish kalau totalnya 110 prodi. Dari 102 ini yang sedang proses ada 19 prodi dari akreditasi B ditambah 2 yang mempertahankan akreditasi A sehingga 21 prodi. Di usia yang 55 tahun, UNY belum ada yang prodinya terakreditasi internasional. Untuk tahun 2019 ini kita lari. Untuk Accreditation Service for International Schools, Colleges & Universities (ASIC) ada 11 prodi dan yang akreditasi ASIIN (Accreditation Agency for Degree Programs in Engineering, Informatics/Computer Science, the Natural Sciences and Mathematics) sedang disiapkan. Demikian disampaikan Wakil Rektor I UNY, Prof. Dr. Margana ketika membuka acara Focus Group Discussion (FGD) Revisi Kurikulum di FMIPA UNY, Rabu (19/6/19) di kampus setempat. FGD diikuti oleh dosen, stakeholder, alumni, asosiasi, dan mahasiswa.

Indonesia merupakan negara beriklim tropis yang memiliki intensitas paparan sinar matahari yang tinggi. Di dalam sinar matahari terdapat sinar Ultraviolet (UV) yang memiliki efek negatif dan positif. Efek positif dari sinar UV dapat mengaktivasi provitamin D menjadi vitamin D yang berguna untuk kesehatan kulit, sedangkan efek negatif dari sinar UV adalah dapat menyebabkan kerusakan kulit, bahkan dapat menyebabkan kanker kulit. Oleh karena itu dianjurkan menggunakan tabir surya untuk mencegah efek negatif sinar UV tersebut. Penggunaan bahan-bahan sintetik dalam pembuatan tabir surya saat ini dimungkinkan memiliki efek samping untuk kesehatan, maka diperlukan solusi untuk permasalahan tersebut.

memanfaatkan rimpang temu giring sebagai bahan baku gel tabir surya. Penelitian dengan judul “Preparasi Sediaan Gel Rimpang Temu Giring (Curcuma heyneana) sebagai Tabir Surya secara In Vivo dan In Vitro” ini telah menghasilkan sedian gel rimpang temu giring yang telah diuji secara laboratorium. Aji Saputra, ketua tim mengatakan bahwa pemilihan rimpang temu giring dalam penelitian ini dikarenakan adanya kandungan flavonoid, tanin, damar, minyak atsiri, dan saponin yang berpotensi sebagai antioksidan untuk pembuatan tabir surya se­hing­ ga dapat mengurangi keru­ sakan sel kulit akibat sinar UV. “Biasanya rimpang temu giring digunakan untuk lulur dan jamu, sehingga belum banyak dijumpai digunakan sebagai bahan sedian tabir surya.” lanjutnya.

Dari hal tersebut, tiga

Aji menjelaskan, dalam pengujiannya, kami mengolah

mahasiswa dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) Aji Saputra, Ario Chandra Purpratama (prodi Kimia) dan Heni Febriani (prodi Biologi) dengan pembimbing Prof. Dr. Nurfina Aznam melakukan inovasi dengan

rimpang temu giring menjadi ekstrak, kemudian dibuat menjadi sediaan gel. Gel merupakan salah satu jenis sediaan yang memiliki kelebihan diantaranya efek dingin di kulit saat digunakan, elastis, daya lekat yang tidak menyumbat pori dan daya sebar yang baik. WITONO

Margana menegaskan, perubahan kurikulum harus dilakukan. Tahun terakhir adalah Kurikulum 2014 dan setiap tahun kita tinjau. Peninjauan secara komprehensif kita lakukan 2019 ini. Mohon perubahan dari kurikulum 2014 ke kurikulum 2019 ini dikawal. Mahasiswa semester satu akan menggunakan kurikulum 2019. “Mau-tidak mau kita harus menyesuaikan perkembangan zaman seperti Society 5.0, revolusi industri 4.0 dsb harus kita akomodasi melalui bahan kajian yang ada. Ketika mengembangkan bahan kajian yang merujuk pada credit profile yang nanti diejawantahkan pada label-label mata kuliah itu juga mempertimbangkan visi dan misi universitas. Mata kuliah-mata kuliah merujuk pada visi misi UNY, fakultas, dan prodi,” terangnya. Margana mengingatkan, untuk penamaan mata kuliah, kita harus melakukan kolaborasi . Kolaborasi antara UNY dengan perguruan tinggi LPTK dan UNY dengan perguruan tinggi di luar harus kita pikirkan. Sehingga untuk penamaan mata kuliah bisa dicek mata kuliah – mata kuliah itu nanti kalau untuk join curriculum bagaimana. Sehingga mata kuliah – mata kuliah yang ditawarkan diberbagai prodi memang seksi dan marketable. Selain itu ketika dilihat di kurikulum perguruan tinggi lain di luar negeri itu ada, sehingga dimungkinkan untuk dilakukan join curriculum, transfer kredit, double degree dsb. SYARIF

P E WA R A D I N A M I K A J U N I 2 0 1 9 39


Intan Karnelia TIGA POIN UNTUK UNY 40 P E WA R A D I N A M I K A J U N I 2 0 1 9

KALAM / PEWARA


S O S O K AT L E T B AS K E T

DOK PRIBADI INTAN

Kegemarannya mengolah bola basket sejak SD hadir dengan asa yang sederhana: ingin masuk koran Jawa Pos. Waktu berjalan, menjebloskan tiga poin ke jaring lawan ternyata membuatnya kecanduan. Sebuah hobi positif yang melambungkan nama UNY, sekaligus menjadikan Intan manusia super kuat.

T

Oleh ILHAM DARY ATHALLAH

idak banyak tim yang mau dijuluki oleh komentator sebagai kuda hitam. Tapi pada saat bergabung di UKM Basket UNY pada tahun 2016 dan ikut sebagai salah satu tim yang mewakil UNY di Liga Mahasiswa, tim Intan justru dengan bangga menjuluki dirinya sendiri sebagai kuda hitam. "Ada kakak tingkat dan temen yang ngebanggain banget. Wah anak basket UNY. Kayak artis dipuji sana-sini seolah menjadi artis fakultas. Tapi menurut saya, halah biasa saja. Kami ini kuda hitam, bahkan aku kurang setuju kalau aku disebut mahasiswa berprestasi," ungkap Intan merendah sembari tertawa malu. Usut punya usut, sebutan kuda hitam mulanya tak mereka maksudkan untuk menyebut timnya tak menduga akan menang. Mereka memiliki kompetensi, keahlian, dan ilmu basket yang mumpuni. Kebetulan saja, banyak anggota tim mereka yang berkulit hitam dan mampu berlari sangat kencang. Jadilah intan bersama tim bersepakat. Mereka menjuluki diri sebagai tim kuda hitam tak

hanya untuk merujuk pada fisik, tapi juga doa bahwa mereka bisa memperoleh prestasi setinggitingginya tanpa diduga banyak orang. "Puji Tuhan akhirnya UNY Peringkat 3 Jogja dan masuk Play Off ke Semarang. Itu pertama kali saya merasakan play off, campur aduk dan bangga," kenang Intan. Pebasket Sejak Dini Pencapaian Intan bersama rekan timnya tak begitu mengejutkan. Latihan keras yang mereka lakukan di dalam UKM Basket UNY, berkombinasi dengan talenta alami yang telah mereka asah sejak dini. Saat masih kecil, motivasinya menekuni basket sederhana: ingin masuk koran Jawa Pos. Alkisah, Intan sudah rutin bermain basket di kala SD bersama kakaknya. Sang kakak tersebutlah yang kemudian mengusulkan dirinya melanjutkan minat basket di jenjang SMP. Alasannya, SMPSMP di Surabaya memiliki tim basket yang kompetitif. Selain itu di Surabaya juga terdapat kompetisi basket tahunan yang relatif populer: Developmental Basketball League (DBL). DBL digelar oleh Jawa Pos. Hampir setiap hari pertandingan, Jawa

INTAN KARNELIA (MENGENDALIKAN BOLA), SAAT PERTANDINGAN LIGA MAHASISWA 2017.

Pos menyedikan satu atau dua halaman khusus untuk membahas pertandingan tersebut. Karena itulah kakak Intan mengarahkan agar adiknya melanjutkan sekolah di SMP yang punya tim basket kompetitif. "Begitu katanya: udah, main basket aja. Walau aku gak masuk SMP Negeri yang diharapkan dan punya nama di basket, dan sempat sedih, aku masuk di SMP Katolik Untung Suropati Sidoarjo. Disana aku ikut Ekskul (ekstrakurikuler) Basket. Keterusan basket sampai sekarang," ungkapnya yang masuk SMP pada tahun 2008. Ditempa jadi Manusia Kuat Saat mengikuti ekstra kurikuler basket, Intan tak langsung begitu saja dimainkan di lapangan. Maria Margaretha, pelatih basket sekaligus guru BK di sekolah tersebut, punya pola asuhan yang sangat disiplin. Kedisiplinan tersebut menempa semangat sekaligus fisik Intan. Latihan tersebut bermanfaat ketika melanjutkan di sekolah yayasan yang sama saat SMA dan Intan mulai punya jam terbang berkompetisi yang lebih banyak. Namun, konsekuensi yang harus dihadapi Intan juga besar seiring P E WA R A D I N A M I K A J U N I 2 0 1 9 41


S O S O K AT L E T B AS K E T

DOK PRIBADI INTAN

kompetitifnya pertandingan basket di Surabaya. Pernah suatu ketika di pertandingan DBL, telinga Intan sampai sobek dan berdarah. Pertandingan sempat dihentikan sejenak. Untuk Intan dilarikan oleh petugas P3K ke tepi lapangan, lalu fasilitas medis terdekat. Perjuangan itu terbayar tuntas ketika Intan mendapati timnya menang dan masuk di 8 besar. "Di tahun kedua, SMA ku mengang dan masuk empat besar. Saat Pekan Olahraga Provinsi (Porprov), kami juga juara kabupaten dan mewakili Sidoarjo. Puji Tuhan Sidoarjo (Tim Intan), juara 3 provinsi," ungkap Intan Jadi Anak Sejarah Tuntas SMA, Intan memilih kuliah di Yogyakarta agar lebih dekat dengan orang tua dan keluarga besarnya yang lebih banyak tinggal di Klaten. Ilmu Sejarah kemudian menjadi salah satu pilihannya saat mendaftar kuliah. Jurusan yang 42 P E WA R A D I N A M I K A J U N I 2 0 1 9

INTAN KARNELIA BERSAMA TIM UNY.

kemudian berjodoh dengannya dan masih ditekuni hingga saat ini. Jadilah masa kuliah Intan dihabiskan tak hanya sebagai anak sejarah. Namun juga sebagai anak basket. Di Jogja, Intan bertemu dengan banyak teman dengan hobi yang sama. Misalnya sejak tahun pertama kuliah, Intan siudah aktif di Liga Mahasiswa. Sekaligus sejak 2015 menjadi panitia lomba basket bergengsi, Indonesia Basketball Legaue. "Eh keterusan. Tiap tahun jadi panitia DBL, PORDA, dll. Lebih

Jadilah masa kuliah Intan dihabiskan tak hanya sebagai anak sejarah. Namun juga sebagai anak basket.

banyak karena orang-orangnya enak diajak temenan. Jadi lebih nyambung, ketemu banyak orang yang hobinya sama" kenang Intan. Selain aktif di kepanitaan basket, Intan sudah ikut lomba basket sejak tahun pertama di UNY. Pada 2014, ia bergabung dalam tim fakultasnya dalam Lomba Basket FISIP se-DIY dan Jateng yang digelar di UGM. Langsung menyabet juara 3. Prestasi tak kalah hebat juga datang saat Intan bergabung dengan tim universitas, yang menyabet gelar juara 3 walau menjuluki timnya sebagai kuda hitam. "Beberapa kompetisi lain juga ada, di Atma pada tahun 2018 saya ikut tim fakultas (FIS) dan dapat juara 3. Pas UNY ngadain, kami juara 2. Mungkin, buat aku sendiri, aku emang bukan mahasiswa yang sangat-sangat berprestasi di UNY. Atau bahkan aku mempunyai piala banyak seperti mahasiswa berprestasi lainnya," ujar Intan dengan rendah hati.


S O S O K AT L E T B AS K E T

DOK PRIBADI INTAN

Pantang Menyerah Walau kali ini punya jam terbang tinggi, bukan berarti karir Intan di dunia basket mulus. Fasilitas dari kampus disebutnya kerap terbatas, sehingga Intan harus naik bis dan tidur di tempat yang kurang layak dalam kompetisi-kompetisi tertentu. Dan pada dua minggu menjelang Liga Mahasiswa 2018, Intan cedera lutut. Salah satu otot di lututnya sobek sehingga harus operasi. Disitu, sebut Intan, ia kehilangan harapan. Bahkan sempat menangis dan mengurung diri, sehingga berat badannya menurun drastis. "Aku kacau, aku kecewa, aku patah hati. Aku berharap semua ini gak terjadi sama aku. karna yang aku pikirin aku gak bisa ikutan berjuang ditengah lapangan sama

mereka saudara-saudaraku," kenang Intan. Latihan dan persiapan kompetisi liga Mahasiswa 2018 kemudian menjadi akhir Intan di tengah lapangan. Namun bukan berarti hobi Intan menjebloskan tiga poin ke jaring lawan berakhir. Ia kini beralih menjadi senior untuk membimbing, menjaga, dan melatih para juniornya di tim

Latihan dan persiapan kompetisi liga Mahasiswa 2018 kemudian menjadi akhir Intan di tengah lapangan.

basket UNY maupun fakultas. Menerima kenyataan tersebut bagi Intan sangatlah berat. Tapi asa Intan tetap teguh untuk bisa mengembangkan UNY dalam bidang basket. Dengan cara menjadi senior dan pelatih, Intan bertahan dalam lingkaran mimpi yang telah dirumuskannya tersebut. Mimpi untuk menjaga tiga poin terus dicetak oleh para punggawa tim basket UNY. Untuk itulah Intan berpesan pada sejawatnya sesama mahasiswa guna terus belajar, mengasah diri, dan berkompetisi. Tidak boleh menyerah apapun kondisinya. "Menyerah pada diri sendiri, menyerah untuk membela kampus, tidak boleh ada di kamus," tegas Intan. P E WA R A D I N A M I K A J U N I 2 0 1 9 43


» Opini lu dilakukan pemetaan secara cermat.

Ada Gula ada Semut di Sekolah Favorit Oleh Prof. Dr. H. ROCHMAT WAHAB, M.Pd., M.A. Guru Besar dalam bidang ilmu pendidikan anak berbakat pada Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Yogyakarta.

S

emut hal dalam hidup hakekatnya memberikan pelajaran yang sangat berharga bagi. Kita bisa belajar ke­ hidupan tidak hanya dari ayat-ayat qauliyah, tetapi juga dari ayat-ayat kauniyah. Salah satunya yang penting dari ayat-ayat kauniyah, adalah satu premis: ada gula ada semut. Dimana pun gula itu berada, di situlah secara berangsur-angsur semut akan berdatangan. Semut dengan mudah dan senang­ nya mencari dan mendatangi tempat yang me­ngandung rasa manis. Bagaimana dengan kebijakan pendidikan tentang PPDB dewasa ini? Ada pesan sangat penting dari kebijakan PPDB belakangan ini yang sudah 3 tahun dan semakin jauh dari spirit pendidikan, yaitu keinginan kuat menghilangkan sekolah favorit dan seakan berpihak kepada “mayoritas”. Ada dosa apa dengan sekolah favorit? Mungkin policy maker menilai bahwa sekolah favorit telah melakukan kesalahan besar dan fatal, sehingga harus dijatuhi hukuman, dengan blaming macam-macam, yang pada akhirnya perlu “diamputasi”. Perlunya Suasana Encouranging Menurut hemat kami, kebijakan yang ber­orientasi terhadap penghilangan seko­ lah favorit itu bernuansa DISCOURAGING, menurunkan semangat, bukan ENCOURAGING, menyemangati. Padahal sekolah favorit dulunya dijadikan sekolah model. Ia me­ngan­ dung aspek yang sangat respektif, historis

44 P E WA R A D I N A M I K A J U N I 2 0 1 9

dan prospektif. Sebagai institusi, sekolah favorit sangat layak untuk dicontoh dan dikembangkan lebih maju. Sekolah yang kurang favorit mengikuti. Sebaliknya, menghilangkan sekolah favorit itu ahistoris, dan sangat tidak menguntungkan ke depannya. Jika kondisi semua sekolah itu sudah kita kondisikan sesuai standar pelayanan maksimal (bukan minimal), baik sarana-prasarana, kualitas dan kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan, lahan dan lingkungan, du­ kung­an pendanaan sesuai dengan tuntutan mutu, dan sebagainya, maka kebijakan PPDB sangat reasonable. Namun jika peme­ rintah dan masyarakat belum bisa menjamin keberadaan sekolah negeri sesuai de­ ngan tuntutan kualitas, maka kebijakan itu lebih banyak merugikan (madharat) daripada menguntungkan (maslahah) Untuk sukseskan wajar 12 tahun, menjadikan pendidikan dasar dan menengah sebagai public good, kita dorong pemerintah mampu menciptakan semua sekolah dengan lahan dan bangunan yang memadai dan nyaman untuk belajar, fasilitasi sarana dan prasaran baik untuk kegiatan akademik maupun non akademik, dan dukungan kepemimpinan dan pendidik serta tenaga kependidikan yang berkompetensi dan berkinerja profesional, insya Allah kebijakan PPDB dapat diterima oleh semua, terutama sistem zonasi-nya dengan memperhatikan kondisi daerah masing-masing. Ingat bahwa pertumbuhan tempat hunian itu hampir di semua daerah berada di wilayah suburban (pinggiran). Oleh karena itu pengembang­an sekolah baru per-

Zonasi untuk Pembinaan Untuk mewujudkan harapan itu, sangat­ lah diperlukan school mapping, sehingga diketahui benar kondisi dan potensi riil serta persoalan yang dihadapi. Untuk memudahkan pembinaan selanjutnya, perlu dilakukan klusterisasi, bisa kluster A, B, atau C. Ke depan bisa diupayakan kluster A terus mandiri melakukan pembinaan diri, sehingga kualitasnya tetap terjaga dan meningkat. Kluster B dilakukan pembinaan sampai mencapai kluster A dan minimal bertahan, jangan sampai turun menjadi kluster C. Tentu harapan menjadi kluster A. Akhir­ nya kluster C terus dilakukan pembinaan, sehingga dapat naik ke kluster B, dan pada akhirnya masuk ke kluster A. Inilah yang menjadi impian semua, menjadikan tempat yang manis dan rebutan semut. Menjadikan semua sekolah menjadi favorit. Dengan kondisi begitu maka sistem Zonasi akan berjalan mulus, tanpa halangan yang berarti dan resistensi yang tinggi dari pihak manapun. Kebijakan PPDB bisa menjadi awal dan akhir membangun mutu. Makanya pembu­ atan kebijakan harus berhati-hati dan komprehensif. Mengapa orangtua kirimkan ke sekolah atau madrasah X, Y, atau Z, karena di situ ada mutu. Apa anak dan orangtua salah jika anaknya ingin belajar ke sekolah yang peduli dan komitmen akan mutu, saya yakin tidak. Akhirnya semua pihak, sangat dibutuh­ kan kebersamaan dan sinergi untuk membangun sekolah bermutu. Walau tidak mudah mewujudkan dan menjaga keberlanjutannya. Tidak sedikit dijumpai kasus berdirinya suatu sekolah yang membutuhkan waktu lama, atau sebaliknya dalam waktu singkat untuk sampai pada posisi unggul. Semuanya bertumpu pada keprmimpin­ an kepala sekolah, kinerja guru dan tenaga kependidikan lainnya, back-up pemerintah dan dukungan orangtua dan masyarakat baik aspek akademik maupun non akademiknya. Semoga ke depan kita bisa memba­ngun sekolah unggul yang bisa memberikan bekal lulusan raih bahagia di dunia dan akhirat. Aamiin.

Ke depan bisa diupayakan kluster A terus mandiri melakukan pembinaan diri, sehingga kualitasnya tetap terjaga dan meningkat.


P E WA R A D I N A M I K A J U N I 2 0 1 9 45


Resensi

KATA-KATA UNTUK SIMPUL ASA

A

ntologi esai berjudul Menjadi Simpul, Menghal, membuat mereka lebih berorientasi profit dan gerakkan Asa ini dibagi menjadi empat bab enggan bergerak di akar rumput. Sehingga, logika MENJADI SIMPUL, MENGGERAKKAN ASA yang tematik, yaitu “Simpul Mati”, “Simpul macam ini dimaklumi. Tidak hanya di pendidikan Penulis: Aditia Purnomo ∫ Hidup”, “Simpul Jangkar”, dan “Simpul Pangkedokteran, hal ini juga berefek domino dalam penPenerbit: EA Books ∫ Cetakan: I, kal”. Kumpulan esai yang ditulis saat penulis didikan lainnya. 2019 ∫ Tebal: xxi + 220 hlm. masih aktif dalam pers mahasiswa ini agitaSelain dalam bab Simpul Mati, beberapa tulisan tif dan penuh kritik. Kalau saya menyamakan­ menarik dalam tema “kritik dibalas represi”, di annya, sama seperti tulisan-tulisan Eko Prasetyo dalam Guru: taranya “Pembredelan Ger(t)akan Pers Mahasiswa” dan “Kritik DiMendidik Itu Melawan. Tidak hanya agitatif, beberapa tulisbalas Sanksi dan Hukuman”. Saya tertarik karena dua esai terseannya merupakan refleksi yang berangkat dari kegelisahanbut membahas kritikan yang akhirnya di bawa ke ranah hukum, nya saat aktif diberbagai komunitas dan organisasi. bukannya melawan secara intelektual. Dari keempat bab tersebut, yang menarik adalah di bab awal­ Hal ini mengingatkan saya pada tulisannya Dea Anugrah beryakni “Simpul Mati”. Sebab, isu-isu yang dibawakannya sangat berjudul “Di Mana Ada Penulis Di Situ Ada Cemooh” lewat antologi eskaca pada kondisi di Indonesia saat ini. “Simpul Mati” ini menai Hidup Begitu Indah dan Hanya itu yang Kita Punya. Dalam kedua jelaskan bagaimana kebuntuan dari penanganan HAM di Indoneesai tersebut juga dicontohkan bahwa ada berbagai penulis yang sia juga komersialisasi perguruan tinggi, dan kondisi buruh yang menyikapinya dengan intelektuil. Ada pula yang memilih baku prasejahtera. Di sinilah tulisan yang sangat agitatif ini berada. hantam. Tentunya, kritikan yang dihadapkan pada intervensi juAda beberapa esai yang menyentil kehidupan bersekolah kita. ga dibahas dalam “Pembredelan Ger(t)akan Mahasiswa”. Seperti dalam esai, “MenghadaPers Mahasiswa sendiri ren­ pi Dosen Korup”, “Pabrik-Pabrik tan terhadap intervensi dari ber­ Penghasil Buruh”, “Belajarlah bagai pihak. Alasannya, UU Pers Men­ jadi Buruh dengan Baik sendiri memang tidak mengakodan Benar”, dan “STOVIA, ELAM, modir pers mahasiswa. Belum dan Paradigma Kedokteran Kilagi, sulit rasanya ketika mengi­ ta”. Dari sini kemudian kita dihngat program verifikasi yang haadapkan pada kerumitan sistem nya menyasar pers umum sebab di perguruan tinggi negeri. Inperusahaan pers tersebut berdonesia. Kerumitan pendidikan badan hukum. Meski pers matinggi tersebut tidak hanya beruhasiswa melakukan kerja-kerja pa biaya pendidikan yang semakyang sesuai dengan Kode Etik Jur­ in mahal, melainkan juga tinnalistik seperti pers umum, fakdak-tanduk korupsi yang tidak tor berbadan hukum inilah yang nampak karena lumrah adanya. membuat perlindungan persma Menarik saat tulisan “STOabu-abu. VIA, ELAM, dan Paradigma Selain tulisan-tulisan de­ngan Kedokteran Kita” memba­ has tema yang politis, penulis juga bagaimana perguruan tinggi menulis berbagai esai yang me­ saat ini mencetak lulusan yang nyangkut hobi-hobinya. Seperti kebanyakan berorientasi profdalam bab “Simpul Pangkal”, peit. Khususnya, esai tersebut nulis menuliskan kegemarannya mengkritik bagaimana lulus­ pada JKT48 dan tidak malu-malu an kedokteran saat ini berban­ mengakui bahwa ia merupakan ding terbalik dengan sejarah fans JKT48. bangsa. Organisasi Boedi UtoTidak hanya JKT48, dalam mo merupakan organisasi bab ini ia juga membahas peri­ yang dibentuk oleh para terpehal musik dan film dengan re­ lajar dari STOVIA. Saat itu paflek­tif. Misalnya saja, dalam tulis­ ra terpelajar membangun geraan “Film Wiji Thukul, Bukti Nyata kan kebangkitan nasional, dan Perjuangan Kata-Kata”. Ti­dak habergerak di akar rumput. Penunya sebuah percobaan merefleklis menyayangkan, hal ini berbasikan perjuangan Wiji Thukul. lik dengan keadaan mahasiswa Penulis juga menegaskan bahkedokteran di Indonesia sekawa perjuangan Wiji dalam bait rang. Seakan bahwa biaya masyairnya nyata. KHANSA NABILAH

46 P E WA R A D I N A M I K A J U N I 2019


Bina Rohani

BURUNGPUN BERTASBIH

T

idakkah engkau [Muhammad] tahu bahwa kepada Allah-lah bertasbih apa yang di langit dan di bumi, dan juga burung yang mengembangkan sayapnya. Masing-masing sungguh telah mengetahui [cara] berdoa dan bertasbih. Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan.[QS. An Nur 41]. Membaca ayat tersebut dengan penuh keyakinan sungguh akan membawa kepada pemahaman atas kemahaagungan Allah. Memahami bahwa seluruh ciptaan Allah di alam raya ini bertasbih-memahasucikan Allah, menjadikan Rasulullah sangat bijak memperlakukan semua makhluk ciptaan Allah baik makhluk benda mati maupun makhluk hidup. Rasulullah Muhammad pernah suatu saat dengan disaksikan para sahabat sesudah me­ nyampaikan kajian mendatangi dan berdialog dengan podium yang biasa digunakan tempat be­liau menyampaikan khutbah. Ketika ditanya para sahabat mengapa Rasulullah melakukan demikian, maka Rasulullah pun menjawab bahwa baru saja Ra­ sulu­llah mendengar tangisan podium karena tahu sudah akan digeser dan tidak akan dipakai lagi sebagai tempat khutbah Rasulullah karena sudah semakin rusak dan akan diganti dengan podium yang lebih baik. Rasulullah menasehati supaya tidak berkecil hati karena sudah besar jasanya menjadi tempat Rasulu­llah berfatwa selama ini dan besuk akan menjadi saksi dan menemani di surga. Dengan nasehat itu kemudian menjadikan tangisan podium berhenti. Masih banyak kisah begitu sopan dan halusnya Rasulullah benda-benda di sekitarnya se­ perti sisir, pemotong kuku, sandal dll. Penegasan Allah bahwa semua alam raya dan segala isinya tidak ada lain kecuali bertasbih kepadaNya juga dinukilkan di QS : Al Isra’: 44 Langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada di dalaamnya bertasbih kepada Allah. Dan tidak ada sesuatu pun melainkan bertasbih dengan memujiNya, tetapi kamu tidak mengerti bertasbih mereka. Sungguh Dia Maha Penyantun, Maha Pengampun.

sayapnya. Membiarkan burung bebas di alam raya adalah perbuatan mulia manusia selaku hamba. Paham terhadap ayat ini, ada seorang guru sekaligus ustadz membeli burung emprit yang dijual dipasar sekuAyat tersebut di atas sering dijadirungan penuh burung kemudian dilepaskan penguat untuk saudara-saudara kikan semua. Di depan murid dan santrinya ta jamaah tabligh yang akan melakukan sang guru itu berkisah... apakah kalian takhuruj fisabilillah dakwah amar ma’ruf hu bahwa ada burung itu yang saat ternahi munkar di muka bumi. Dalam segatangkap jaring perangkap tukang cari la perjalannya supaya menghiasi lisannya burung itu sebenarnya dia sedang mendengan senantiasa bertasbih, tidak memcarikan makanan utk anak-anaknya yang buat kerusakan, kemaksiatan, membunuh masih kecil? Adakah kalian tahu bahwa hewan dan tumbuhan. Disamping itu merediantara burung ada yg sedang musim mengeram telurnya? Dosa kita yang mengurungnya. Padahal kita mengurungn hanya utk memenuhi kesenangan nafsu kita. Utadz Andi Abdillah yang mem­ berikan materi syawalan di Pascasarjana Sabtu, 18 Sya­wal 1440 H/22 Juni 2019 juga menying­ gung tentang perburungan ini. Bahwa memelihara burung mo­del kebanyakan masyarakat ini potensial mendatangkan dosa yang tidak disadarinya bagi pemilik­nya. Mengingat fitrah burung ingin bisa terbang bebas maka mengu­ rungnya dalam kurungan yang sempit apalagi tanpa disediakan pasangan adalah penyiksaan. Dengan sebab kita kurung, ibadahnya burung utk terus bertasbih dengan terbang bebas kita rampas, belum lagi karunia kawin dengan pasangannya kita rampas, fitrah berketurunan kita potong, kita menikmati suaranya demi nafsu padahal itu bisa jadi jeritan YAQEEN INSTITUTE FOR ISLAMIC RESEARCH dan tangisan penderitaanya. Mengutip Ustadz Andi Abdillah bisa jadi itu kita sangka indahnya nyanyian padaka juga dikuatkan dengan hadits-hadits Rahal itu tangisan mengapa saya dipenjara, sul tentang Fadzilah Amal bahwa barang mengapa saya dilarang kawin? siapa yang keluar di jalan Allah(khuruj fi Maka wajar ketika saya mengikuti sabilillah) utk menyeru amar ma’ruf dan pembekalan pemberangkatan haji tahun nahi munkar maka hewan, tumbuhan yang 2010 di Masjid Diponegoro Balaikota Yog­ dilaluinya semua mendoakannya. yakarta ketika memberi wasiat ringan ttg Dengan bekal keyakinan seperti itu haji mabrur, ustadz mengingatkan bahwa maka saudara-saudara kita para peserciri haji mabrur yang paling gampang adata khuruj ja maah tabligh tidak lagi takut lah nampak ada perubahan lebih baik dari kepada makhluk, tidak mencari upah dasebelum dengan sesudah berangkat ibadah lam dakwah, dan punya kepasrahan yang haji. Dengan nada santai dan guyon ustadz tinggi. mencontohkan, misalnya sebelum haji pemelihara (pemenjara) burung, sesudah haBagaimana Burung Bertasbih? ji membebaskan burung piaraannya. WalBurung bertasbih mensucikan Asma lahu a’lam bi showab.  Allah sang penciptanya dengan kepakan Oleh Suharno Dosen Universitas Negeri Yogyakarta

P E WA R A D I N A M I K A J U N I 2019 4 7


Cerpen

Perempuan Sawah

S Oleh YETI ISLAMAWATI PENULIS DAN GURU MTS NEGERI 6 SLEMAN

Setengah betisku masih terbenam lumpur saat Mamak berlari-lari di pematang sawah. Matahari terik, ia hanya mengenakan tudung sekenanya. Anak rambutnya yang memutih berhamburan keluar tudung. “Lestari!” Mamak menata napas sekaligus berusaha menyimpan roman ledakan bahagia. Pemandangan langka untuk Mamak, perempuan yang hampir selalu tanpa ekpresi.

Aku berjalan mendekati Mamak, melewati bibit padi yang baru saja selesai ditanam. Hijau, berderet-deret rapi membuat hati tenteram. “Ya, Mak?”

“Barusan orang utusan Pak Herman datang ke rumah. Nanti malam Santoso mau ke melamarmu, Nduk.”

Aku menghela napas, dasar lakilaki keras kepala umpatku. “Ayo, cepat pulang. Bersiap-siap. Dandan yang cantik,” Mamak menarik sedikit jariknya ke atas, berjalan cepat, sambil terus berbicara tentang bibit, bebet, dan bobot. Katanya betapa beruntungnya aku dilamar Santoso yang memiliki itu semua. Mamak berkali-kali berpaling

48 P E WA R A D I N A M I K A J U N I 2 0 1 9

ke arahku, mengingatkan untuk bergegas. “Lestari, bersedia?” Aku mengangkat muka. Semua wajah menoleh ke arah tempat dudukku. “Tapi permintaan saya tetap sama, Pak. Saya tetap ingin tinggal di desa ini, menjadi petani. “Tak masalah. Lagi pula itu nanti-nanti bisa kita pikirkan sambil melihat perkembangan.” Resmilah aku menjadi tunangan Santoso. Tanggal nikah sudah ditentukan. Anggap saja semua demi Mamak, yang entah untuk ke berapa kalinya tanpa bosan bertanya kapan aku menikah. Mamak begitu khawatir, siapa yang mau menikah dengan gadis desa yang bekerja sebagai petani. Aku hanya bisa mengingatkan Mamak untuk tidak perlu terlalu khawatir. Jodoh sudah diatur oleh Yang Mahakuasa. Hal itu cukup mendiamkan Mamak walaupun tak berapa lama lagi akan mengajukan pertanyaan serupa. Lebih tepatnya, memojokkan. “Ayolah, Lestari. Tidak ada yang salah dengan kehidupan kota. Tidak semua orangnya jahat seperti yang kau lihat di beritaberita itu. “Di desa juga tak ada yang salah.”

“Lestari, jangan keras kepala.” “Kau yang keras kepala! Bagimu sawah hanya berupa tanah kosong yang ditanami. Tidakkah kamu berpikir lebih jauh?” “Lestari, aku tak bisa memenuhi keinginanmu jika kamu mem­ ilih untuk tetap tinggal. Aku tak suka kerja di sawah. Titik.” Aku geming, “Karena kamu hanya melihat lumpurnya saja. Pergilah, Santoso. Cintaku pada sawah jauh lebih dulu ada sebelum cintamu sempat menyisip di hatiku.” “Lestari?” Santoso ternganga, “Artinya kau membatalkan pernikahan kita? Lagi pula kenapa harus kamu yang tinggal dan menjadi petani?” “Bagaimana kalau semua orang berpikir dengan caramu? Niscaya tak ada lagi yang mau tinggal di desa kita ini.” “Lestari, bahkan aku tak peduli kalau seluruh desa ini berubah menjadi bangunan dan tak menyisakan sejengkal pun sawah!” Suara Santoso semakin meninggi tetapi aku tahu, ada yang gugur di hatinya. “Tempatmu bukan di sisiku, Santoso.” Batinku menjerit. Langit jingga menjadi saksi, betapa aku dan dia berada di persimpangan jalan.

Tidakkah ia tahu, sawah mengajarkan banyak hal? Menanam tanaman, dimulai dari pemilihan bibit terbaik, mengajarkan kewaspadaan. Proses merawat menawarkan kerja keras dan keteguhan. Lalu, tentang hasil panen yang tidak menentu membuat bersiap dengan segala risiko. Dan ketika tiba masa panen, saatnya memanjatkan rasa syukur pada Allah yang Maha Pemberi kehidupan. Aku kembali turun ke sawah. Entah kenapa aku tak menangis. Kembali menemukan cinta pada padi yang siap dipanen. Sawahlah cinta. yang mencukupi hatiku. Setengah kakiku masih terbenam lumpur saat sosok lelaki berlari-lari di pematang sawah. Matahari terik, ia berjalan tanpa beban dan tak peduli pada panas yang menyengat. Lelaki itu teman sepermainan masa kecil dulu, yang kini menjadi penyuluh pertanian di desaku. Aku memberanikan diri mengangkat wajah. Satria tersenyum lembut, “Menikahlah denganku, Lestari. Kita tidak perlu ke mana pun. Tinggal bersamaku di desa ini hingga kita tua nanti. Pada detik itu, aku tahu, kami sama-sama saling mencintai sawah. Akulah perempuan sawah. Sawah telah menjelma napas darah dagingku.


PXHERE.COM

P E WA R A D I N A M I K A J U N I 2 0 1 9 49


PUISI TEMBANG G E G U R I TA N

Elegi Beringin Tua Seorang bocah berlarian Diantara pondasi dan bebatuan Pada panas aspal kaki kecilnya berlompatan Hendak mengejar asa yang lari dan sembunyi diantara roda-roda truk pengangkut pasir Tangan kecilnya menghalau terik matahari yang kian ganas menyengat kota Dalam peluh ia menyesal

Petrikor Bau tanah basah sore itu Membangkitkan renjana pucuk daun jati Yang lama terkulai karena tanah tandus tak terjamah air Meranggas dan luruh satu-satu Menjadi mozaik di atas tanah yang rekah Dan telisik gugurnya menjadi dawai yang menyayat 50 P E WA R A D I N A M I K A J U N I 2 0 1 9

kemanakah si beringin tua Pada rantingnya ia bergelayut Pada rimbunnya ia bernapas Bocah kecil dirundung nestapa Pada ingatan mesin gergaji Yang menggorok habis kehidupan Yang ia sandarkan pada si beringin tua Asanya menguap habis Bersama kepulan asap truk semen dalam hilir mudik beton-beton baja Beringin tua tak lagi punya nama Beton-beton itulah yang punya kuasa atas asa dalam pundi-pundi manusia * ESTI UTAMI Guru SMPIT Abu Bakar Yogyakarta

Kalbu kakekku yang renta tergerus usia Pucuk daun jati yang mulai mekar kehijauan Membuncahkan gelora jantung kakekku Perpacu dengan waktu, hingga puncuk daun jati Meranggas dan mendedah bumi kembali Karena rintik hujan tak lagi menjelma menjadi petrikor Yang mampu membangkitka gairah pohon jati Prambanan, 4 Maret 2019 * MAMIK KUSMARMI Guru SMPIT Abu Bakar Yogyakarta


#Syawalan #CakNun #DiesNatalis55UNY #2019 FOTO-FOTO: M. ARIF BUDIMAN


Sedang dikerjakan

#kamibagian #UNY #Smart&Smile HERGITA SYI VADILLA (kiri) Mahasiswa Psikologi UNY (angkatan 2015) Diajeng Kota Jogja 2017

u u .c o m/u nyo f f ic i a l • Selamati s satas keberhasilan tim garuda di london

ROMANDHA EDWIN (kanan) Mahasiswa Akuntansi UNY (angkatan 2015) Dimas Kota Jogja 2017

d i es na t al i s . uny. ac i d

FOTO: KALAM JAUHARI

W W W . U N Y . A C . I D


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.