Pewara Dinamika Juli 2019

Page 1



P E WA R A D I N A M I K A / J U L I 2 0 1 9

T R A N S F O R M AT I F D A N PA R T I S I PAT I F

Pena Redaksi

ISSN 1693-1467

Volume 17 Nomor 118 Juli 2018

GOLD WINNER The Best University inhouse Magazine 2013

inhouse Magazine 2013 inhouse Magazine 2013 inhouse Magazine 2013

9 771693 146009

Mudik di Era Disrupsi JULI 2018

Pewara Dinamika edisi Juli tahun lalu menyorot bagaimana UNY merangkul libur Lebaran sekaligus mempersiapkan ancang-ancang untuk memulai kembali masa perkuliahan aktif serampungnya liburan.

Misalnya, memaksimalkan gabungan Unit Layanan Terpadu yang secara institusional mengalokasikan jasa satu pintu bersistem online.

SELAMAT berjumpa kembali pembaca Pewara Dinamika yang budiman. Meskipun masa liburan akhir semester genap belum usai, tidak kunjung menyurutkan semangat kami untuk hadir menyapa pembaca sekalian. Adalah sebuah kehormatan dapat kembali memberikan ragam rangkuman berita dan informasi seputar Kampus Karangmalang setiap bulannya. Dari meja redaksi, Pewara Dinamika melaporkan.

Kami mengawali perjalanan di bulan Juli dari pengenalan OTK UNY beserta prosesnya mencapai kebaruan. Kami hidangkan pula berbagai perubahan susunan bagian birokrasi lama dan wajah dekan baru setiap fakultas yang siap dengan semangat mela­yani. Untuk pelengkap, hadir LPPMP dan Pusat Bahasa sebagai imple­ mentasi OTK yang menja­min mutu dan pendidikan di UNY.

OTK baru UNY berhasil mencatatkan diri pada Peraturan Menteri Nomor 2 di tahun 2019 setelah perjuangan Tim 15 dan Tim 7 dari penghujung 2015. Berkat keputusan ini, UNY makin mantap melangkah dengan panduan baru yang sangat jelas dari negara perihal apa yang harus dikerjakan, siapa penanggungjawabnya, dan bagaimana menjalankan organisasi di UNY.

Wajah baru banyak menghiasi lembaran bulan Juli. Dimulai dari nama-nama teranyar di jajaran dekan fakultas hingga dilantiknya pejabat baru atas nama organisasi tata kerja (OTK) kampus. Penyegaran ini menjawab tuntutan zaman yang makin menginginkan pelayanan penuh kerja keras dan sigap mengikuti pergerakan zaman khususnya di era serba digital.

Tentunya juga kami siapkan rubrik lain berisi ragam informasi yang tidak kalah menarik untuk disimak, seperti Pujiwiyana, sosok di balik prestasi Paduan Suara Swarawadhana UNY yang mendunia.

Keberhasilan rumusan OTK baru adalah sebuah pencapaian yang mendapat sambutan hangat sebagai tema Pewara Dinamika edisi Juli. Pengangkatan pokok pikiran ini turut mendukung imbauan Rektor UNY, Sutrisna Wibawa supaya hasil OTK, khususnya para pejabat baru segera membangun komunikasi dan kedekatan kepada seluruh civitas kampus .

Modifikasi OTK yang berlaku memungkinkan organisasi universitas supaya lebih ramping dengan melibatkan personel dan bagian-bagian birokrasi secukupnya.

Akhir kata, Redaksi Pewara Dinamika mengucapkan selamat menyambut kedatangan OTK baru di tengah-tengah keluarga kampus UNY. Semoga kebijakan yang diturunkan dapat menumbuhkan semangat kerja yang bermuara pada kemajuan dunia pendidikan. Tabik. 

SUSUNAN REDAKSI PENERBIT Universitas Negeri Yogyakarta IJIN TERBIT SK Rektor No. 321 Tahun 1999 ISSN 1693-1467 PENASEHAT Sutrisna Wibawa (Rektor UNY) PENGARAH Margana (Wakil Rektor I)

Edi Purwanta (Wakil Rektor II) Sumaryanto (Wakil Rektor III) Senam (Wakil Rektor IV) Setyo Budi Takarina (Kepala Biro UPK) Sukirdjo (Kepala Biro AKI)

PEMIMPIN REDAKSI Sismono La Ode

PIMPINAN UMUM Anwar Efendi

REDAKTUR PELAKSANA Budi Mulyono

PEMIMPIN PERUSAHAAN Riska

REDAKTUR ARTISTIK Kalam Jauhari

unyofficial

REDAKTUR SENIOR Basikin, Else Liliani, Lina Nur Hidayati, Sigit Sanyata SEKRETARIS REDAKSI Nunggal Seralati

@pewara_uny l @unyofficial

3

REDAKTUR Rony K. Pratama Ilham Dary Athallah Ratna Ekawati Dedi Herdito Khairani Faizah Febi Puspitasari FOTOGRAFI Prasetyo Noviriyanto, Taufik Fahrudin, Heri Purwanto REPORTER Anton Suyadi (FIP) Witono Nugroho (FMIPA) Nur Laily Tri Wulansari (FIS) @unyofficial

Satya Perdana (FIK) Haryo Aji Pambudi (FT) Pramushinta Putri D (PPS) Muhammad Fadli (FE) Dwi Budiyanto (FBS) Binar Winantaka (LPPMP) Agus Irfanto (LPPM) Tusti Handayani (Kampus Wates) ALAMAT REDAKSI Jl. Colombo No. 1 Kampus Karangmalang Universitas Negeri Yogyakarta 55281 Telp/Fax 0274 542185 E-mail: pewaradinamika@uny.ac.id Laman: www.uny.ac.id.

unyofficial


Daftarisi

WAWANCARA KHUSUS

OTK harus meningkatkan kinerja. Karena kalau kinerja tidak tercapai, buat apa ada perubahan OTK? Buat apa ada OTK? » 28-29

PRASETYO / HUMAS

Sambut OTK baru, UNY siap bermanuver, meningkatkan kinerja, dan semangat melayani.

Peraturan Menristekdikti Nomor 2 Tahun 2019 Tentang Organisasi dan Tata Kelola UNY resmi disahkan 14 Maret 2019. Rumusan OTK baru ini terakomodasi dalam 7 bab lengkap dengan 124 pasal. Beberapa bagian mengalami perubahan, ada juga yang dipertahankan. Biro Akademik, Kemahasiswaan, dan Kerjasama (BAKK), menjadi fitur baru yang belum ada dalam OTK lama. Di dalamnya juga terdapat OTK baru layaknya Bagian Akademik dan Registrasi, serta Bagian Humas dan Kerjasama. Di formasi lain, 4 P E WA R A D I N A M I K A J U L I 2 0 1 9

LPPMP dan Pusat Bahasa pun punya nomenklatur baru. Sedangkan, ketujuh fakultas dan satu sekolah pascasarjana tetap bertahan ditempatnya. Tiap bagian Peraturan Menristekdikti Nomor 2 Tahun 2019 bertujuan mengatur kedudukan, tugas, dan fungsi susunan organ tubuh UNY: Senat, Rektor, Satuan Pengawas Internal, dan Dewan Pertimbangan. Seluruh satuan kerja dari rektor sampai fakultas wajib berkoordinasi, baik di lingkungan maupun di luar UNY sesuai peranan masing-masing.

3

PENA REDAKSI

5

REKTOR MENYAPA Sosial Media untuk Kembangkan Pendidikan Tinggi

6

SURAT PEMBACA

7

33-41

BERITA PSM UNY Juarai World Youth & Children’s Choir Festival 2019 ∫ Alat Deteksi Dini Tsunami

40-43

SOSOK Pujiwiyana: Padukan Suara dan Prestasi

47

BINA ROHANI Memaknai Kematian

48-49

TIPS-TIPS

CERPEN Keluarga Umak

8-30

LAPORAN UTAMA Mengenal Organisasi Tata Kerja UNY ∫ Biro dan Bagian Baru dengan Semangat Melayani

46

RESENSI Menguak Tabir Intelijen Indonesia

44-45

OPINI Mempererat Persatuan Lewat Makanan

50

PUISI Dunia Seolah-Olah ∫ Malam Patah Hati


Rektor Menyapa Prof. Dr. SUTRISNA WIBAWA, M.Pd. Rektor Universitas Negeri Yogyakarta ¬ Guru Besar Bidang Pendidikan Bahasa Jawa dan Filsafat Jawa Fakultas Bahasa dan Seni UNY

Sosial Media untuk Kembangkan Pendidikan Tinggi

D

i hadapan taruna dan taruni Akademi Militer pada Senin (24/06), aktivitas bersosial media saya "dikuliti". Kebetulan waktu itu saya didapuk sebagai narasumber pertama dalam seminar bertajuk "Dampak Media Sosial dari Perspektif Pendidikan dan Sosial Budaya". Akmil rupanya ingin tahu bagaimana aktivitas saya itu dapat diamati, ditiru, dan dimo­ difikasi untuk pengembangan akademi sekaligus kompetensi para prajurit yang sedang mereka bina. Kepada mereka saya nyatakan, bahwa tren penggunaan internet yang kian ma­sif di hari ini menuntut semua orang untuk tidak bisa mengatakan tidak kepada media sosial. Sebagai salah satu medium, media sosial menghubungkan seluruh penggunanya tanpa sekat dan batas. Apa saja yang kita bagikan dapat didengar, ditanggapi, atau disebarluaskan oleh pengguna lainnya. Begitupula komunikasi dan produksi konten yang dibuat oleh pihak lain, juga dapat kita dengar. Ketiadaan batas tersebut membuat media sosial menjadi "the new gold rush" dalam mengembangkan pendidikan tinggi, dan oleh karenanya perlu segera dimanfaatkan. Profil perguruan tinggi akan me­ ningkat apabila dikenal oleh masyarakat yang lebih luas. Dan saat ini, orang sudah begitu terikat dengan media sosial. Mulai dari mengisi waktu luang, menemukan konten lucu dan menghibur, untuk tetap terhubung dengan teman, hingga update informasi event terbaru dan berbagi foto atau video, semua dilakukan masya­ rakat melalui media sosial. Pendidikan tinggi, kemudian juga tidak bisa menghindar dari tren ini. Media dapat digunakan sebagai sarana diplo-

masi, branding, hingga komunikasi internal. Caranya? Berhenti fokus pada internal brand message yang mengontrol pembaca dengan bentuk broadcast messaging, dan tingkatkan komunikasi dua arah. Sesekali selipkan pula akses yang meng­hibur, informatif, bahasa ga­ul, dan membumi. Hal tersebutlah yang selama ini saya lakukan di media sosial, dan saya kehendaki untuk dilakukan segenap komponen universitas. Aktif di sosial media, sediakan layanan berbasis digital, dan hadir di te­ngah-tengah riuh jagat maya untuk mendengar dan berinteraksi. Persaingan kita sudah tidak lagi berkutat hanya dalam kompetisi memproduksi dan menginternalisasikan pengetahuan dalam lingkungan yang ekslusif. Era digital menuntut bahwa ilmu tidak hanya berhenti pada tumpukan buku di kelas, dan diskusi yang tidak boleh dibatasi ruang. Apalagi eksklusif hanya untuk kelompok tertentu. Peluang dan Tantangan Memang, menyenangkan semua orang adalah suatu hal yang mustahil. Premis ini dibawakan Confucius, dan telah ratusan tahun menjadi pepatah bijak yang dikenal banyak orang. Saya kira premis ini masih relevan hingga hari ini. Termasuk dalam merefleksikan aktivitas saya dan UNY dalam bermedia sosial. Kelompok tertentu, baik mahasiswa maupun masyarakat umum, masih ada yang salah mengartikan media sosial. Dari segi etis, komunikasi tanpa sekat ruang dianggap sebagai komunikasi tanpa sekat etika. Statemen yang kurang bijak dengan mudahn dilontarkan di media sosial tanpa menghargai lawan bicara. Padahal yang mereka ajak interaksi dan sudah berkomitmen terlibat aktif da-

lam interaksi tersebut adalah sosok yang lebih sepuh, yang secara etis dan adat ketimuran wajib untuk dihorma­ti. Apalagi, misalnya, ketika kita dalam po­sisi membutuhkan. Semisal saat meng­hubungi dosen via Whatsapp untuk bim­bingan skripsi. Kelompok tertentu lainnya menganggap branding dan interaksi yang dilakukan melalui sosial media nirmanfaat. Hanya mengejar viral dan po­pularitas, demikian ujar kelompok tersebut. Anggapan tersebut menurut saya ku­ rang tepat, karena keterbukaan informasi telah menjadi amanat undang-undang. Lagipula, ilmu yang kita miliki sebagai segenap civitas akademika juga perlu disampaikan kepada masyarakat luas. Karena di­ si­tulah ruh tridharma pendidikan tinggi berada: menghadirkan pengabdian kepada masyarakat. Kehadiran dan interaksi di media sosial, apabila kita manfaatkan dengan bijak, justru menjadi salah satu wujud pengabdian sangat bernilai. Migunani tumraping liyan lewat urun rembug di media sosial. Dengan segala tantangannya, social me­dia will be here to stay. Oleh karenanya interaksi dalam sosial media, harus menjadi proses belajar agar etika berkomunikasi kedepannya dapat dijalankan secara bijak. Juga, saling hormat dan memanfaatkannya sebagai media menyebarkan informasi, pengetahuan, dan keunggulan kampus UNY yang memiliki asa sebagai Universitas Kependidikan Kelas Dunia (UKKD). And as social media will stay for good, so will i! Mari saling berinteraksi melalui akun personal saya @sutrisna_wibawa, ataupun kepada akun resmi universitas @ unyofficial. Semoga menjadi berkah dan ladang kita dalam bersilaturahim. P E WA R A D I N A M I K A J U L I 2 0 1 9 5


 S U R AT P E M B A C A

AMALINA DWI P

Buku di Perpustakaan Pusat UNY Saya sangat risih dengan penataan buku di perpustakaan pusat UNY yang tidak jelas. Buku-buku koleksi yang ada di perpustakaan pusat UNY sulit sekali dicari dan ditemukan. Tahun lalu, ketika akan memantaskan naskah Mangir karya Pramoedya Ananta Toer, saya mengunjungi perpustakaan pusat untuk meminjam buku tersebut. Tapi, begitu selesai melakukan scan KTM, menaruh tas di tempat penitipan, mencari di komputer pencari, dan menuju rak yang kodenya tertera di komputer, saya tidak menemukan buku tersebut. Oleh SYAFIQ ADDARISIY Mahasiswa Sastra Indonesa FBS UNY

Saya kesal dan pergi ke lantai dua untuk melihat-lihat koleksi buku. Betapa kagetnya saya ketika di salah satu rak di lantai 2 itu saya justru menemukan buku yang saya cari. Padahal, di mesin pencari komputer, jelasjelas tertera bahwa buku yang saya cari tersebut diletakkan di lantai 1.

adalah penataan buku-buku di perpustakaan pusat UNY. Sebab, jika manajemen penataan buku di sana masih seperti itu akan merugikan mahasiswa yang sangat membutuhkan referensi. Saya lantas membandingkan perpustakaan pusat UNY dengan milik UIN Sunan Kalijaga. Seharusnyalah perpustakaan pusat UNY mengikuti pola manajemen penataan buku di sana.

Dari kejadian tersebut, apa yang sangat perlu diperbaiki

Di perpustakaan UIN Sunan Kalijaga, kode yang tertera di

6 P E WA R A D I N A M I K A J U L I 2 0 1 9

mesin pencari dengan kode rak sama persis. Itu jelas sangat membantu karena mempermudah peminjaman buku. Lebih dari itu, perpustakaan UIN

Sunan Kalijaga menerapkan peminjaman daring melalui scan barcode. Sehingga mahasiswa yang hendak meminjam tinggal meletakkan buku yang hendak dipinjamnya di atas alat scan barcode dan langsung masuk ke dalam daftar data peminjam. Begitu pula yang perlu dilakukan ketika hendak mengembalikan. Mahasiswa hanya perlu menaruh kembali buku di komputer scan buku dan selesailah perkara. Tapi, tak perlu muluk-muluk. Yang sangat perlu diperbaiki di perpustakaan pusat UNY adalah manajeman penataan buku yang morat-marit itu. Penataan buku yang sangat menyulitkan mahasiswa. Bagaimana budaya membaca mahasiswa UNY akan terbangun jika hendak meminjam buku saja begitu sulitnya?

Redaksi menerima tulisan untuk rubrik Bina Rohani (panjang tulisan 500 kata), Cerpen (1000 kata), Opini (900 ka­ta), Puisi/Geguritan/Tembang (minimal dua judul), dan Resensi Media (500 kata). Tulisan harus dilengkapi de­ngan iden­ti­tas yang jelas, nomor yang bisa dihubungi, pasfoto (khusus Opini), serta keterangan dan sampul media (khu­sus Re­sen­si Media). Tulisan dikirim me­la­lui pewaradinamika@uny.ac.id atau langsung ke kan­tor Humas UNY. Bagi yang dimuat, ho­nor dapat diambil di kantor Humas Universitas Negeri Yogyakarta.


T I P S -T I P S

SILVER6PENCE.COM

Oleh LINA NURHIDYATI Staf Humas UNY

A

genda rutin yang acapkali kita lakukan adalah meeting dengan kolega dan pimpinan. Kegiatan meeting selalu dikaitkan dengan halhal penting, sehingga kita perlu memperhatikan beberapa hal berikut yang HARUS DIHINDARI agar kita tidak mengganggu jalannya meeting.

1

Datang terlambat atau meninggalkan meeting terlebih dahulu Karena alasan kesibukan lain seringkali kita mengabaikan jam mulainya meeting. Saat masuk ruang atau meninggalkan ruang ketika meeting sedang berlangsung dapat mengganggu konsentrasi peserta lain, sehingga hal tersebut sebaiknya tidak dilakukan. Usahakan datang tepat waktu dan ikuti meeting hingga selesai. Jika memang ada kesibukan yang l ain yang juga penting, beritahukan kepada pemimpin rapat karena akan meninggalkan rapat terlebih dahulu serta usahakan tidak mengganggu jalannya meeting.

Siapkah Ikut Meeting? 2

Sibuk dengan gadget Di era seperti sekarang ini, orang lebih sibuk “berbincang” dengan gadgetnya dibanding berbicara dengan orang yang berada disebelahnya. Terkadang orang yang ada dibelahan dunia lain akan lebih tau kondisi kita dibanding orang yang secara fisik berada di dekat kita karena kekuatan internet. Bisa jadi kita menganggap apa yang dibicarakan dalam meeting tersebut tidak penting atau merasa bosan hadir di ruang meeting, sehingga kita lebih memilih berkomunikasi dengan gadget. Jangan sampai kita hadir di ruang meeting tersebut tanpa tahu apa yang dibicarakan

3

“Multitasking” dalam sebuah rapat Sepertinya tidak ada orang yang tidak multitasking. Sebelum pekerjaan yang satu selesai, pekerjaan lain sudah menunggu. Hal tersebut mengakibatkan kita tidak bisa fokus pada satu

pekerjaan saja. Saat rapat dimulai, seringkali kita juga mulai mengerjakan pekerjaan lain. Sebaiknya kesampingkan sebentar pekerjaan yang lain, fokuslah pada meeting tersebut

agar meeting bisa efektif dan berjalan sesuai rencana.

4

Rapat dalam rapat Berbicara dengan orang lain dengan cara berbisik-bisik dalam rapat dianggap sebagai hal yang tidak sopan. Berbicaralah dalam forum meeting saat membicarakan hal-hal yang berkaitan dengan pekerjaan yang harus dilakukan. Jangan mengadakan pembicaraan diluar meeting dan bersikap terbuka

5

Tidak punya persiapan Jangan sampai datang ke meeting tanpa persiapan. Tujuan dari dilaksanakannya meeting adalah membicarakan hal yang penting dan perlu segera dikerjakan. Jika hadir dalam rapat tanpa membawa “modal” pembicaraan kita akan gagal paham dengan apa yang orangorang bicarakan. Usahakan datang ke meeting dengan membawa bahan dan amunisi yang diperlukan agar meeting dapat berjalan dengan efisien. P E WA R A D I N A M I K A J U L I 2 0 1 9 7


Laporan Utama

JANNOON028 / FREEPIK.COM

8 P E WA R A D I N A M I K A J U L I 2 0 1 9


Laporan Utama

OTK BARU, SEMANGAT MAJU

A

Arus kehidupan pada titimangsa Revolusi Industri 4.0 menghajatkan manajemen serba efisien. Belum lama periode ini mengakar ke penjuru tanah air, sontak masuk lagi era Society 5.0. Tentu saja diperlukan adaptasi untuk memahami isyarat zaman. Fenomena ini telah terbaca dengan jelas oleh UNY, sehingga terus berupaya menginovasi diri supaya tidak tertinggal dari kencangnya laju globalisasi. Salah satu upaya itu, melalui perbaikan di sektor organisasi dan tata kerja (OTK) kampus. 14 Maret 2019 menjadi hari bersejarah revolusi tata kelola kampus nomor wahid se-Karangmalang. Aturan lama tak lagi relevan, perombakan akhirnya dilakukan. Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi, Nomor 2 Tahun 2019, resmi menggantikan pendahulunya, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2011 sebagai pilar utama pelaksanaan OTK. Berpegang pada landasan ini UNY makin menyingsingkan lengan bajunya untuk merealisasikan pendidikan sebagai investasi peradaban lewat pengajaran, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Rumusan OTK baru terakomodasi dalam tujuh bab lengkap dengan 124 pasal. Beberapa bagian mengalami perubahan, ada juga yang dipertahankan. Tiap poin bertujuan mengatur kedudukan, tugas, dan fungsi susunan organ tubuh UNY: Senat, Rektor, Satuan Pengawas Internal, dan Dewan Pertimbangan. Seluruh satuan kerja wajib berkoordinasi, baik dengan unit organisasi di lingkungan maupun di luar UNY sesuai peranan masing-masing. UNY diberi tenggat enam bulan sampai siap berharmonisasi dengan semua tugas dan fungsi baru dari tingkat rektorat hingga fakultas. Dalam rangka mengemban pekerjaan rumah amanat Peraturan Menristekdiksti Nomor 2 Tahun 2019, awal Juli ditetapkan menjadi saksi dilantiknya 65 pejabat baru di lingkungan kampus yang sedia melayani penyelenggaraan pendidikan dan pengelolaan keuangan badan layanan umum. Pola kerja di sebagian jabatan memang akan mengalami manuver. Tapi para pemangku jabatan beserta segenap organisasi UNY telah dibekali kesiapan untuk bekerja sama pada berbagai kondisi. Contohnya dalam menyambut perkembangan era digital yang mewajibkan segalanya bersifat berdampak luas, namun tetap ringkas, padat, dan terintegrasi. Melalui OTK baru pelayanan terhadap seluruh civitas UNY dapat dilakukan seoptimal mungkin. Kesemuanya dirumuskan sesuai kebutuhan hari ini dan untuk masa depan UNY yang lebih gemilang.. MARIA PURBANDARI P E WA R A D I N A M I K A J U L I 2 0 1 9 9


Laporan Utama

Mengenal Organisasi Tata Kerja UNY Permenristekdikti 2/2019 memperbarui organisasi tata kerja UNY. Regulasi ini menjadi landasan hukum atas apa dan siapa yang melayani civitas dalam tugas-tugas tertentu. Oleh karena itu ASN UNY dimintanya untuk mengenalkan dan mendekatkan diri kepada seluruh civitas sesegara mungkin. Lewat pelayanan optimal, serta aktif bermedia sosial untuk menjaring aspirasi. "Di bisnis apalagi startup, orang swasta banyak yang tidak kenal OTK karena mereka diminta fleksibel. Kita (di UNY) punya OTK, maka harus kita layani civitas seoptimal mung­kin!," imbuh Sutrisna dengan tegas. Apa itu OTK Ilmu manajemen mengenal organi­ sasi secara sederhananya sebagai apa dan siapa yang menger­jakan suatu tugas. PRASETYO / HUMAS

S

Oleh ILHAM DARY ATHALLAH

enin (01/07), Prof. Sutrisna Wibawa selaku Rektor UNY melantik 65 pejabat baru yang menempati posisi Kepala Bagian dan Kepala Sub Bagian di lingkungan kampus. Pelantikan tersebut disebut Sutrisna dalam sambutannya, merupakan keniscayaan adanya organisasi tata kerja baru yang dimiliki kampus tersebut. "Keniscayaan yang tidak perlu saya jelaskan detil kenapa perlu kepada saudara (para pejabat). Anda dilantik untuk siap sedia kerja keras, ikuti perkembangan zaman dan digitalisasi dalam melayani," ungkap Sutrisna di Ruang Sidang Utama UNY. Namun, bukan berarti perubahan 10 P E WA R A D I N A M I K A J U L I 2 0 1 9

tersebut tidak perlu dijelaskan kepada khalayak civitas UNY yang lebih luas. Organisasi tata kerja, terlepas dari istilahnya yang akrab di kalangan Aparatur Sipil Negara, merupakan hal asing di masyarakat umum. Perusahaan masa kini layaknya startup bahkan disebut Sutrisna tidak punya pembagian kerja.

Anda dilantik untuk siap sedia kerja keras, ikuti perkembangan zaman dan digitalisasi dalam melayani.

Prof. Lantip Diat Prasojo, Guru Besar Manajemen Pendidikan UNY yang baru saja dikukuhkan pada Rabu (21/08), meng­gambarkan organisasi lewat pemberian tugas dan jabatan tertentu. "Tugas itu akrab kok di telinga kita. Misal: sekretaris, tugasnya mencatat. Bendahara, tugasnya pegang uang. Itu organisasi. Ada pembagian tugas," ungkap Lantip. Tata kerja kemudian mengatur bagaimana tugas tersebut dikerja­ kan. Misalnya imbuh Lantip, bendahara harus mencatat uang di buku gelatik. Pemasukan serta pengeluaran seluruhnya dicatat lengkap. "Itu tata kerja. Disepakati dulu di awal bagaimana caranya bekerja," tambah Lantip. Ketika UNY memiliki OTK baru, maka kampus ini disebut Sutrisna sudah punya panduan baru yang sangat jelas dari negara. Berkaitan


Laporan Utama

ARIF / HUMAS

PRASETYO / HUMAS

dengan apa saja yang harus dikerjakan, siapa yang mengerjakan, dan bagaimana caranya dikerjakan. "Istilahnya, sudah ada kamarnya. Sudah ada perabotannya. Tinggal kita pilih orangnya dan melaksanakan tugas pelayanan," sebut Sutrisna. Organisasi di UNY Dalam lingkungan kampus, OTK yang diatur antara lain pembagian tugas di rektorat hingga fakultas. Secara garis besar, Permenristekdikti menyebutkan bahwa UNY memiliki tujuh fakultas dan satu sekolah pascasarjana. Jumlah tersebut berarti tidak ada perubahan fakultas dari OTK UNY yang lama, layaknya diatur dalam Permendikbud 23/2011. "Seperti yang kita tahu saat ini,

PELANTIKAN PEGAWAI DAN PEJABAT UNY PADA JANUARI 2019.

fakultas-fakultasnya tetap. Yaitu Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP), Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA), Fakultas Bahasa dan Seni (FBS), Fakultas Ilmu Sosial (FIS), Fakultas Teknik (FT), Fa­kultas Ekonomi (FE), Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK), dan Pas­ casarjana," ungkap Prof. Yoyon Sur­ yono, Ketua Tim Perumus OTK UNY.

OTK yang diatur antara lain pembagian tugas di rektorat hingga fakultas. UNY memiliki tujuh fakultas dan satu sekolah pascasarjana.

Fakultas bertugas untuk melaksanakan kegiatan akademik berbasis tridharma perguruan tinggi. Yaitu pengajaran, penelitian, dan pengabdian pada masyarakat. Program studi menjadi bagian dari fakultas sesuai bidang ilmunya. Organisasi ini diisi oleh dosen. "Ada juga organisasi yang diisi oleh dosen. Yaitu pusat studi yang seluruhnya di bawah Lembaga Penjaminan Mutu dan Pengembangan Pendidikan (LPMPP) UNY." imbuh Yoyon. Memimpin seluruh universitas, termasuk fakultas dan sekolah pascasarjana di dalamnya, adalah tugas Rektor. Rektor dibantu oleh Wakil Rektor dan Sekretaris Eksekutif. Khusus untuk pelayanan P E WA R A D I N A M I K A J U L I 2 0 1 9 11


Laporan Utama

PRASETYO / HUMAS

KEMENRISTEKDIKTI

administrasi, UNY memiliki dua buah biro: Biro Akademik, Kemahasiswaan, dan Kerjasama (BAKK), serta Biro Umum, Perencanaan, dan Keuangan (BUPK). Dipimpin oleh Kepala Biro, masingmasing biro memiliki tugas khusus sesuai diamanatkan peraturan. Berbeda dengan fakultas, biro diisi oleh tenaga kependidikan (Tendik). "Sederhananya untuk pembaca (Pewara Dinamika), Tendik itu ASN juga. Tapi struktural, bukan dosen. ASN layaknya kita temui di kantor pemerintah lainnya. Mereka yang bertugas di Biro AKK misalnya, membawahi pelayanan akademik, kemahasiswaan, dan kerjasama. Di dalam biro itu ada bagian dan subbagian, untuk kerjakan tugas secara spesifik," ungkap Yoyon. Selain fakultas dan rektorat, UNY juga memiliki Unit Pelayanan Teknis (UPT). Ada dua UPT di UNY, yaitu perpustakaan dan Pusat Komputer (Puskom). Dengan tugas spesifik untuk memberi pelayanan di dua bidang tersebut. 12 P E WA R A D I N A M I K A J U L I 2 0 1 9

"UPT Perpustakaan, ya melayani perpustakaan. Pinjam meminjam buku dan penyediaan literasi," ungkap Yoyon. Biro dan Bagian Baru Biro AKK adalah salah satu yang ba­ ru dari OTK UNY. Sebelumnya, bi­r­o yang dimiliki UNY bernama Aka­de­ mik, Kerjasama, dan Informasi (AKI). "Informasi jadi bagian dari kerjasama dan humas. Biro Akademik, Kemahasiswaan dan Kerja Sama (BAKK) pada OTK sebelumnya, yaitu Permendiknas RI

Sutrisna berpesan, para pejabat baru lengkap dengan segenap organisasinya harus siap sedia kerja keras dan mengubah pola kerjanya.

Nomor 23 Tahun 2011 bernama BAKI (Biro Akademik, Kemahasiswaan, dan Informasi)," ungkap Setya Budi Takarina, M.Pd., Kepala Biro AKK. Beberapa bagian yang baru dibentuk lengkap dengan pejabat baru yang bertugas diantaranya: Kepala Bagian Akademik dan Registrasi serta Kepala Bagian Kerjasama dan Hubungan Masyarakat di Biro AKK, dan Kepala Bagian Hukum dan Kepegawaian di Biro UPK. Sutrisna berpesan, para pejabat baru lengkap dengan segenap organisasinya harus siap sedia kerja keras dan mengubah pola kerjanya. Juga harus bisa mengikuti perkembangan zaman yang ada, karena era digitalisasi tak bisa dihindari. "Harapannya dengan reformasi birokrasi bisa menjadi lebih ramping, dimana dulu kasubag ada 4 sekarang menjadi hanya 3. Adanya perubahan cepat pada revolusi industri 4.0 yang diikuti oleh society 5.0 para kabag dan kasubag tidak boleh lengah," pungkas Sutrisna.


Laporan Utama

Jamin Mutu dan Kembangkan Pendidikan lewat LPMPP UNY punya nomenklatur baru untuk organisasi yang dikenal mengurus PLP dan Job Fair. Bertajuk LPMPP, akronim dari Lembaga Penjaminan Mutu dan Pengembangan Pendidikan. Oleh ILHAM DARY ATHALLAH

Sepuluh pusat layanan inilah yang menjadi kepanjangan tangan dalam melaksanakan tugas Pendidikan. Dikhususkan pada Pendidikan, karena UNY juga memiliki satu lembaga lain yang berfokus pada dua poin tridharma yang lain. Yaitu, Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM).

I

mplementasi OTK UNY belum selesai. Layaknya diamanatkan dalam Permenristekdikti bahwa ada tenggat waktu selama enam bulan yang harus dipenuhi, pelantikan pejabat baru pada Senin (01/07), hanyalah langkah pertama. Langkah kedua berupa penataan lembaga, akan segera menyusul. Salah satu yang diamanatkan dalam OTK, adalah mengenalkan ulang organisasi yang telah lama dikenal warga UNY dalam mengurus Kuliah Kerja Nyata (KKN), Pengenalan Lapangan Persekolahan (PLP), Job Fair, dan Pusat Studi, menjadi Lembaga Penjaminan Mutu dan Pengembangan Pendidikan. "Akan menjadi langkah kedua UNY dalam menata lembaga, yaitu membentuk nomenklatur baru LPMPP," tegas Prof. Sutrisna Wibawa selaku Rektor. Memajukan Pendidikan UNY merupakan Lembaga Pendidikan TInggi Keguruan (LPTK). Identitas tersebut ditunaikan kampus ini dalam corak jurusannya yang memang dominan di bidang ilmu kependidikan, dan banyaknya gelar Sarjana Pendidikan pada lulusan kampus ini. Walau demikian, ikhtiar UNY dalam memajukan dunia pendidikan tak hanya berhenti dalam menjadi pencetak calon guru. Sejak tahun 2011, OTK UNY telah memiliki organisasi yang befokus pada Pengembangan dan Penjaminan Mutu Pendidikan. Organisasi inilah yang berdasarkan OTK baru, berubah nama menjadi LPMPP. Ia didesain sebagai unsur pengembang dan pelaksana strategis di bidang pengembangan pendidikan dan profesi serta penjaminan mutu pendidikan dan profesi.

"Jadi LPMPP secara over-simplify (sangat menyederhanakan), fokus pada pengajaran," imbuh Anik. DOK. LPPMP

PEJABAT DAN PEGAWAI UNY

LPMPP UNY memunyai tugas melaksanakan, mengoordinasikan, memantau, dan menilai pelaksanaan kegiatan pengembangan dan penjaminan mutu pendidikan serta pengembangan profesi. "Ada setidaknya 10 fungsi LPMPP. Apabila disingkat, kami bertugas mengkaji dan memikirkan proses pendidikan yang terbaik untuk kampus ini. Supaya bisa memenuhi kewajiban pendidikan dengan baik," ungkap Prof. Anik Ghufron selaku Ketua LPMPP. Dalam melaksanakan tugas tersebut, LPMPP setidaknya memiliki sepuluh pusat layanan. Diantaranya (i) Pusat Penjaminan Mutu, (ii) Pusat Kurikulum, Instruksional, dan Sumber Belajar (PKIS), (iii) Pusat Layanan Praktik Pengalaman Lapangan dan Praktik Kerja Lapangan (PL-PPL&PKL), (iv) Pusat Profesi Pendidik, Tenaga Kependidikan, dan Nonkependidikan (P3TKN), (v) Pusat Mata Kuliah Universiter (PMKU), (vi) Pusat Bahasa, (vii) Pusat Pendidikan Karakter dan Pengembangan Kultur (P2KPK), (viii) Pusat Pengembangan Karir (PPK), dan (ix) Pusat Pengembangan Berkala Ilmiah(x) Pusat Pengembangan Laboratorium Sekolah.

Pengajaran kemudian dilakukan lewat mengagendakan kegiatankegiatan unggulan melalui sepuluh pusat tersebut. Pusat Pengembangan Karir misalnya, menggelar jobfair. Pusat Kurikulum, menggelar PLP agar mahasiswa jurusan kependidikan punya pengalaman langsung mengajar siswa di sekolah. Ikut Memikirkan Bangsa Memajukan pendidikan kemudian dilakukan LPMPP tak hanya dalam lingkup kampus. Sebagai sebuah lembaga di perguruan tinggi yang wajib menyebarluaskan hasil-hasil penelitian dan berbagai pemikiran keilmuan, LPMPP juga menerbitkan tiga macam penerbitan, yaitu Jurnal Cakrawala Pendidikan, Jurnal Pendidikan Karakter, dan majalah ilmiah populer WUNY (Warta Universitas Negeri Yogyakarta). Langkah tersebut adalah upaya LPMPP ikut memikirkan masalah pendidikan bangsa. Diharapkan melalui pemikiran yang disumbangkan lembaga UNY sekaligus para civitasnya, dunia kependidikan Indonesia dapat makin maju. Dengan cara mengimplementasikan ilmu yang diperoleh dan digodog di kampus, kepada masyarakat dan dunia nyata. “Apa yang didapatkan di kampus harus dilakukan secara kontekstualâ€? pungkas Sutrisna dalam agenda pelantikan. P E WA R A D I N A M I K A J U L I 2 0 1 9 13


Laporan Utama

Biro dan Bagian Baru dengan Semangat Melayani Biro Akademik, Kemahasiswaan, dan Kerjasama (BAKK), menjadi fitur baru yang belum ada dalam OTK lama. Di dalamnya juga terdapat OTK baru layaknya Bagian Akademik dan Registrasi, serta Bagian Humas dan Kerjasama. Semuanya hadir dengan semangat melayani.

DOK. HUMAS UNY

Oleh ILHAM DARY ATHALLAH

A

da yang baru dalam Permenristekdikti 2/2019. Sejak diterapkan UNY pada 1 Juli 2019 melalui pelantikan pejabat baru, kampus ini memiliki organisasi pelayanan baru bernama Biro Akademik, Kemahasiswaan, dan Kerjasama (BAKK). Biro ini, layaknya diungkapkan Setyo Budi Takarina, M.Pd., tidak sepenuhnya baru. Dalam peraturan lama, yaitu Permendiknas RI Nomor 23 Tahun 2011, UNY sudah punya BAKI. Akronim dari Biro Akademik, Kemahasiswaan, dan Informasi. Organisasi ini telah dipimpin Budi sejak 2018. Namun dengan perubahan nomenklatur, fitur baru hadir di organisasi ini. Pelayanan yang 14 P E WA R A D I N A M I K A J U L I 2 0 1 9

diembannya menjadi makin luas. Begitupula dengan kehadiran dua bagian dalam organisasi, yaitu Bagian Akademik dan Registrasi, serta Bagian Humas dan Kerjasama. Menurut Budi, perluasan kepercayaan tersebut harus dijawab BAKK sesegera mungkin. Dengan cara makin eksis, dan mampu melayani masyarakat dan publik secara maksimal. "Perubahan yg terjadi, semula Biro Akademik, Kemahasiswaan, dan Informasi, menjadi Biro Akademik, Kemahasiswaan, dan Kerja Sama. Dengan perubahan OTK ini kami berharap kehumasan, promosi, dan keprotokolan yang sudah berjalan menjadi semakin baik dan tertata lagi. Dan Unit Layanan Terpadu (ULT) semakin eksis dan mampu melayani masyarakat/publik secara maksimal," tegas Budi.

Berisi Tiga Bagian Menjalankan amanat dari Jakarta bahwa organisasi sebisa mungkin dibentuk ramping, Biro AKK hanya memiliki tiga bagian. Diantaranya Bagian Akademik dan Registrasi, Bagian Kemahasiswaan, dan Bagian Kerjasama dan Hubungan Masyarakat. Bagian kemahasiswaan sudah ada dalam organisasi UNY yang lama. Biasa dibina oleh Wakil Rektor 3, kemahasiswaan punya peran untuk melaksanakan layanan pembinaan minat, bakat, penalaran, dan kesejahteraan mahasiswa, serta pengelolaan data dan fasilitasi kegiatan alumni. Organisasi ini tak berubah karena menurut Prof. Yoyon Suryono selaku Ketua Tim Perumus OTK, tugasnya sudah banyak dan jelas. Bagian kemahasiswaan juga tak


Laporan Utama dipungkiri menjadi organisasi yang relatif paling akrab dan didengar oleh mahasiswa, karena banyak berurusan langsung dengan kegiatan mereka.

Yaitu melaksanakan layanan dan evaluasi pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, pengelolaan sarana akademik, registrasi dan pengelolaan data mahasiswa, dan penyusunan statistik akademik.

"Kemahasiswaan ini siapa mahasiswa yang gak kenal. Kalau pernah ikut UKM, pasti pernah ke Kemahasiswaan yang ruangannya di lantai 2 rektorat. Pembina UKM juga di bawah kemahasiswaan," ungkap Yoyon.

"Kini digabung. Tugasnya jadi tergabung, segala urusan akademik mulai dari anak mendaftar di UNY sampai tuntas belajar di kampus ini," ungkap Yoyon.

Namun berbeda dengan bagian kemahasiswaan, dua bagian lain dalam Biro AKK memuat kebaruan. Bagian Akademik dan Registrasi misalnya, menggabungkan bagian akademik yang selama ini sudah ada dengan kantor admisi UNY. Dua organisasi tersebut dulunya berdiri sendiri. Setelah tergabung, Bagian Akademik dan Registrasi kini memiliki tugas pokok fungsi yang lebih luas.

REKTOR MELANTIK DUA KEPALA BIRO UNY.

Bagian Kerjasama dan Humas, merupakan gabungan dari Kantor Humas dan OTK lama di bawah Wakil Rektor IV. Di dalamnya terdapat Subbag Humas dan Layanan Publik yang bertugas pada kehumasan, pelayanan publik, dan keprotokolan. Layanan publik meliputi pengelolaan unit layanan terpadu dan pengelolaan data dan informasi yg lebih mengarah pada keterbukaan informasi publik, layanan informasi baik langsung

maupun tidak langsung (online, medsos). Setelah digabung, Budi mengungkapkan bahwa Wakil Rektor IV akan tetap membidangi perencanaan dan kerjasama. Kehadiran Biro yang dipimpinnya bersama dengan Bagian KS dan Humas dan Subbagian Kerjasama, justru akan memperkuat pelayanan tersebut utamanya dalam pelaksanaan administrasi. Sekaligus mengerahkan sumber daya untuk melaksanakan arahan dan kebijakan yang dirumuskan pimpinan di bidang perencanaan dan kerjasama, yaitu Rektor dan Wakil Rektor IV "Kami akan melaksanakan pelayanan di bidang kerjasama secara baik dan tertata. Sebelumnya dalam OTK Wakil Rektor 4 yang lama, belum ada link (hubungan) dengan bidang pelayanan. Dengan peleburan ini diharapkan makin eksis dan mampu melayani secara maksimal," pungkas Budi. 

P E WA R A D I N A M I K A JPRASETYO U L I 2 0/1HUMAS 9 15


Laporan Utama

Gending Lancaran: Keunikan UNY dalam Peraturan Menteri Kampus umumnya hanya memiliki mars, hymne, maupun bendera untuk menyimbolkan institusinya. Dalam Permenristekdikti 25/2017 yang mengatur Statuta UNY, kampus ini punya identitas unik: lagu jawa gending lancaran.

Oleh ILHAM DARY ATHALLAH

S

aron, instrumen gamelan yang berisi tujuh tangga nada, dipukul perlahan oleh para pemainnya dalam Malam Puncak Dies Natalis, Jum'at (21/06) malam. Semua hadirin terdiam menikmati lantunan merdu para penyanyi UNY. Termasuk Menristekdikti Prof. Mohamad Nasir yang hadir dalam agenda tersebut. Sampai akhirnya pada penghujung lagu, pecahlah tepuk tangan dari Nasir. Serentak bersama segenap hadirin. Diamnya Nasir pada kala itu, ia sebut bukan karena mengantuk karena malam telah cukup larut. Namun karena ketakjuban sang menteri bahwa budaya Jawa sangat kental di UNY. Gending Lancaran, semacam hymne kampus yang ditulis dan dinyanyikan dengan langgam Jawa, menjadi bukti kekentalan tersebut "Budaya jawa di UNY sangat kental. Saya bahkan merasa perlu belajar lagi (karena tidak menguasai sepenuhnya bahasa Jawa krama dan makna kesusasteraan yang ada dalam lagu). Gendhing lancaran ini budaya jawa. Semoga dari keunikan UNY ini, budaya kita dapat terus lestari dan go internasional," ungkap Nasir mengagumi gending lancaran sebagai identitas spesial yang dimiliki UNY. Tidak Ada di Kampus Lain Salhefni, Kepala Bagian Organisasi Biro Hukum Kemristekdikti, menjelaskan bahwa ada hal khusus yang memang tak ada di kampus lain. Itulah gending lancaran UNY yang menjadi langgam jawa identitas kampus. Identitas tersebut ditambahkan oleh Salhefni, tercantum secara resmi sebagai identitas kampus dalam 16 P E WA R A D I N A M I K A J U L I 2 0 1 9

Permenristekdikti 25/2017 tentang Statuta UNY. Tepatnya pada pasal 6 yang mencantumkan gending lancaran UNY , lengkap dengan lirik dan tangga nadanya. "Ini Hal khusus yang ada di Statuta UNY, yag mungkin tidak ada di statuta universitas lain," ungkap Salhefni. Apabila ditilik balik, ide memiliki Gendhing Lancaran telah tercetus di tahun 1999. Saat itu, Prof. Suminto A. Sayuti menjabat Dekan Fakultas Bahasa dan Seni UNY. Dengan rektor Prof. Suyanto. Suminto yang berlatar belakang budayawan dan memang aktif menciptakan karya-karya bernuansa Jawa, termasuk puisi dan sastra, kemudian mengusulkan kepada Rektor bahwa UNY punya gendhing lancaran. Inti dari ide tersebut bukanlah sekedar memiliki lagu jawa. Tapi lebih kepada agar UNY memiliki partikularitas dan keunikan sendiri. Karena perguruan tinggi seperti UNY, yang tempatnya di Jogja sebagai Kota Budaya, dianggap Suminto harus menunjukkan juga kepedulian dan perhatiannya pada persoalan bagaimana mengembangkan nilanilai budaya " Jadi, kalau sebelumnya kan upacara dies, wisuda kan tidak pernah ada pemusik, gamelan, tari live. Sejak saya menjadi dekan, kami perjuangkan: kita harus memiliki partikularitas, memiliki keunikan tersendiri. Yang cocok ya keunikan ke-Jogja-an," ungkap Suminto. Keunikan itu diterjemahkan dalam bentuk Gending Lancaran. Ada tiga orang dosen yang secara swadaya menyusun nada sekaligus lirik gending tersebut: Suminto, Saptomo (Alm.), dan Bambang Suharjono. Ketiganya menghabiskan waktu

berbulan-bulan di FBS untuk menyusun lagu tersebut. Kadang di Pendopo, ruang karawitan, ruang seni musik, sampai di taman kampus. "Yang penting kita bertiga berkumpul dan berdiskusi," ungkap Suminto. Setelah tersusun, Suminto bersama rekan-rekan FBS memperjuangkan gendhing lancaran kepada Senat Akademik. Sampai akhirnya diputuskan melalui Surat Keputusan Rektor UNY di era Prof. Suyanto. Berisi Nilai Tridharma Isi dalam tembang Gendhing Lancaran, dijelaskan Suminto merupakan penerjemahan atas visimisi UNY secara keseluruhan. Ambil contoh syair pembuka gendhing ini: "Tri Prakara Ginebeng Dadi Sawiji". Artinya, tiga perkara disatukan di kampus ini. "Tiga perkara itu, ya pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat," ungkap Suminto. Dalam mengusulkan statuta UNY menjadi Permenristekdikti 2/2019, tim perumus yang dinakhodai oleh Prof. Yoyon Suryono memasukkan gendhing sebagai salah satu identitas UNY yang hendak dicantumkan. Kemristekdikti dan Kementerian PAN/RB selaku otoritas penetatapan statuta, menyatakan sepakat. "Gendhing tidak jadi concern dalam perumusan statuta. Tidak ada dissenting opinion (opini berlawanan)," imbuh Yoyon. Melalui keberadaan Gendhing Lan­ caran, Suminto selaku perumus ber­harap tembang tersebut dapat men­jadi ingatan kolektif civitas aka­ demika UNY. Bahwa kampus ini da­ lam melaksanakan kewajibannya ha­ rus berbasis pada Tri Dharma, dan apresiasi kebudayaan ke-Jogja-an.


Laporan Utama

DOK. GOOGLE MAP

Wajah Baru Pusat Bahasa UNY Pusat Bahasa UNY kini disisipi nomenklatur "pelayanan". Berubah akronim menjadi P3B, ada pesan yang hendak disampaikan universitas: bahwa semua organ harus fokus menghadirkan pelayanan! Oleh ILHAM DARY ATHALLAH

P

usat Bahasa, sejak didirikan UNY pada tahun 70-an, memang telah berfokus pada pelayanan kebahasaan. Di dalamnya ada pelatihan bahasa untuk mahasiswa ataupun umum. Hal ini diingat betul oleh Sumiyatun (49), wanita paruh baya yang ditemui Pewara Dinamika dalam lawatan ke Bromo bersama pimpinan UNY perio

awal bulan lalu. Sumiyatun adalah mahasiswa Pendidikan Bahasa Prancis sekitar 20 tahun yang lalu. Kala itu, ia tidak bisa Bahasa Prancis sama sekali. Prodi tersebut diambilnya hanya karena dua hal: tergiur temannya yang menjadi pemandu wisata para turis dan syukur-syukur menggaet mereka sebagai jodoh, serta berkeliling Yogyakarta. Namun naasnya nasib Sumiyatun, layaknya ia ungkapkan sembari

bercanda, jodoh tak dapat, belajar Bahasa Prancis pun sulit. "Madame Sukirah Kustaryo (dosen di Pendidikan Bahasa Prancis UNY), sering menegur saya karena tak lekas benar membaca pronounciation. Jadilah saya kabur ke Pusat Bahasa kalau tidak ada kelas. Saya perlu belajar lagi, dan Pusat Bahasa UNY menyelamatkan saya," kenang Sumiyatun. Walaupun telah lama bekerja P E WA R A D I N A M I K A J U L I 2 0 1 9 17


Laporan Utama

DOK. P2B UNY

untuk melayani segala hal terkait bahasa, OTK lama masih menyebut organisasi ini sebagai Pusat Pengembangan Bahasa. Per 1 Juli 2018, kata "pelayanan" resmi disematkan di organisasi ini. Menjadi Pusat Pengembangan dan Pelayanan Bahasa (P3B). Tujuannya, layaknya diungkapkan Prof. Sutrisna Wibawa selaku Rektor, agar pusat bahasa selalu ingat sejak dalam nomenklaturnya. Bahwa ruh di dalam organisasi tersebut, dan UNY secara keseluruhan, adalah melayani. "Tugas kita disini adalah melayani. Ubah zona nyaman menjadi zona tumbuh ikuti perkembangan yang ada. Semua harus siap sedia kerja keras dan mengubah pola kerjanya untuk melaani," ungkap Sutrisna seraya menegaskan kepada 65 orang pejabat baru yang menempati posisi Kabag dan Kasubag di lingkungan UNY pada Senin (01/07). Pelatihan dan Penerjemahan Pusat Bahasa adalah bentuk terbaru dari lembaga pelayanan 18 P E WA R A D I N A M I K A J U L I 2 0 1 9

kebahasaan yang sudah berdiri sejak dekade 70-an. Bermula dari Balai Bahasa, kini ia berubah menjadi Pusat Pengembangan dan Pelayanan Bahasa (P3B). Organisasi ini diletakkan bernaung di bawah Lembaga Penjaminan Mutu dan Pengembangan Pendidikan (LPMPP) UNY.

SALAH SATU KEGIATAN DI RUANGAN DI P2B UNY.

Ada tiga fungsi utama Pusat Bahasa, yaitu pengembangan, pelayanan, pelatihan dan kerjasama dengan berbagai instansi di dalam maupun di luar UNY dalam program-program yang terkait dengan pendidikan

Ada tiga fungsi utama Pusat Bahasa, yaitu pengembangan, pelayanan, pelatihan dan kerjasama dalam programprogram yang terkait dengan pendidikan dan pelatihan bahasa

dan pelatihan bahasa. Daerah kerja lembaga ini mencakup bidang-bidang bahasa Inggris, Indonesia, Jawa, Jerman, dan Perancis yang tercakup dalam berbagai program. Fungsi tersebut ditunaikan P3B UNY lewat program kerja. Diantaranya menyelenggarakan kegiatan pelatihan bahasa, baik itu Inggris, Perancis, Jerman, Indonesia, hingga Jawa. Baik bersifat publik maupun privat. Khusus untuk bahasa Inggris, pelatihan bersifat wajib bagi dosen dan mahasiswa. Untuk itu, P3B juga memiliki program kerja dalam menyelenggarakan tes kemampuan bahasa Inggris. UNY memiliki desain tesnya sendiri dengan nama ProTEFL. "Bahkan ada tesnya (ProTEFL) di awal masuk UNY, untuk pemetaan sejauh mana mahasiswa memiliki kemampuan bahasa Inggris. Kalau bahasa lain, voluntary (sukarela) dan bayar," ungkap Prof. Anik Ghufron selaku Ketua LPMPP. Kegiatan penerjemahan juga


Laporan Utama

RILIS.ID ARIF / HUMAS

menjadi domain P3B. Terjemahan disediakan secara publik ataupun privat. Untuk kegiatan publik, P3B melaksanakan dukungan terjemah bagi para civitas akademika UNY yang sedang menulis jurnal. Tim Penerjemah merupakan salah satu program unggulan universitas dalam meningkatkan karya ilmiah. "Kita bantu penerjemahannya, sudah ada tim penerjemah. SDM nya juga merekrut mahasiswa S2 UNY untuk tambahan. Bagi yang berhasil tembus Scopus akan ada insentif," ujar Sutrisna. Sedangkan untuk kegiatan privat, P3B menyediakan layanan terjemahan teks Indonesia – Inggris dan Inggris – Indonesia. Teks dapat berupa abstrak (penelitian, tesis/ disertasi), artikel, brosur, dokumen (Surat Nikah, KTP, Akta Kelahiran, Ijazah, Transkrip Nilai, SK, dll)

PELATIHAN TES TOEFL DI P2B UNY.

Pada umumnya, terjemahan tersebut memang memerlukan instansi resmi untuk diakui secara luas. Misalnya, ijazah yang diperoleh dari luar negeri lalu membutuhkan penyetaraan. Sebelum dibawa ke Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, biasanya direkomendasikan untuk sudah dilakukan translasi dibawah seorang/instansi penerjemah yang

Joko berharap organisasi yang dipimpinnya dapat menjadi lembaga yang andal di bidang pengembangan, pelatihan, dan pelayanan bahasa.

bekerja dibawah sumpah. "Jadi memang kredibilitas dipertaruhkan dalam penerjemahan. P3B UNY telah lama berkiprah di bidang terjemahan dan siap menghadirkan pelayanan," imbuh Joko Priyana, Ph.D., selaku ketua P3B UNY. Melalui perubahan nomenklatur, Joko berharap organisasi yang dipimpinnya dapat menjadi lembaga yang andal di bidang pengembangan, pelatihan, dan pelayanan bahasa. Sesuai misi yang dimiliki organisasinya, sistem pelatihan bahasa juga diharapkan dapat terus dikembangkan P3B agar mampu mendukung pengembangan kemampuan intelektual, emosional, sosial, dan religius secara terpadu. "Agar tercapai sistem pelayanan bahasa yang efektif, dan efisien. Hasilnya bermanfaat untuk masyarakat," pungkas Joko. P E WA R A D I N A M I K A J U L I 2 0 1 9 19


Laporan Utama

Empat Tahun Merintis OTK Tim Perumus Organisasi Tata Kerja (OTK) telah dibentuk di UNY sejak tahun 2015. Bersama Rektor, Senat, dan Dewan Pertimbangan, OTK digodog selama empat tahun. Guna merumuskan organisasi yang ramping, efisien, dan siap melayani.

Sedangkan secara praksis pelayanan dan reformasi birokrasi, perubahan zaman juga menuntut pelayanan yang lebih baik. Semua serba digital dan terintegrasi. Untuk itu, diperlukan pula organisasi yang lebih modern dan bersifat tetap. "Misalnya, kita sekarang butuh Unit Layanan Terpadu. Semuanya satu pintu dan online. Dulu itu belum ada. Humas dan Admisi (pendaftaran), dulu juga belum ada. Sempat diadakan pun masih berbentuk kantor. Dengan OTK baru, kita institusionalisasi untuk pelayanan optimal," imbuh Zamzani.

DOK. HUMAS UNY

Oleh ILHAM DARY ATHALLAH

K

ilas balik ke penghujung 2015, Prof. Zamzani yang juga Guru Besar di FBS UNY baru saja dilantik sebagai Ketua Senat. Bersama rekan-rekannya di organ tersebut, senat mencanangkan perbaruan OTK. Perbaruan OTK disebut Zamzani menjadi keniscayaan, karena zaman berkembang. Secara hukum, perkembangan tersebut hadir dalam bentuk peraturan perundangundangan baru yang mengatur penyelenggaraan pendidikan (PP 17/2010), sampai seputar pengelolaan keuangan badan layanan umum (PP 74/2012). 20 P E WA R A D I N A M I K A J U L I 2 0 1 9

"UNY sebagai Badan Layanan Umum, berarti mengikuti peraturan tersebut. Terlebih lagi terdapat Peraturan Menteri Keuangan baru (di tahun 2014), yang mengatur tentang layanan BLU," ungkap Zamzani.

Perbaruan organisasi dan tata kampus disebut Zamzani menjadi keniscayaan, karena zaman berkembang.

Dari situlah, OTK baru dirasa UNY menjadi perlu untuk dirumuskan. Prof Yoyon Suryono, Guru Besar FIP, didapuk menjadi Ketua Tim Perumus OTK di tahun 2015. Selama empat tahun, ia menakhodai perumusan sekaligus pembahasan di tingkat universitas maupun kementerian. Semua kerja keras tersebut, ungkap Yoyon, ia dedikasikan untuk UNY. Agar kampus kebanggaannya tersebut memiliki organisasi yang ramping, efisien, dan siap melayani. Disalip Pembaruan Statuta Kala awal disusun di tahun 2015, tim yang diketuai Yoyon tersebut langsung bekerja. Ada tim yang biasa disebut dalam senat, sebagai tim 15 dan tim 7. Tim tersebut berisi para guru besar anggota senat, yang ditugaskan spesifik untuk merancang OTK. Walaupun demikian, tim tersebut tidak berpikir sendirian. Ada tiga konsep yang coba digabungkan. Yaitu masukan dari Dewan Pertimbangan, Senat, serta Rektorat. Keberadaan dua jenis tim, yaitu tim


Laporan Utama

ARIF / HUMAS

PRASETYO / HUMAS

15 dan tim 7, juga memiliki tujuan tersendiri untuk menghadirkan dua lapis pembahasan. Dengan harapan ruang diskusi makin terbuka, dan makin banyak akomodasi yang dapat diserap. "Jadi tim yang saya ketuai berfungsi untuk membahas. Usulan yang kami bahas, datang dari semua organ civitas kampus," ungkap Yoyon. Sempat bekerja keras pada 2016, penyusunan OTK rehat sejenak di awal 2017. Alasannya, senat hendak berfokus pada penyusunan statuta sekaligus Pemilihan Rektor baru di periode 2017-2021. Jadilah pembaruan statuta mendahului penyusunan OTK yang

REKTOR BERPIDATO SAAT PELANTIKAN PEGAWAI TERKAIT OTK BARU 2019

telah direncanakan UNY lebih awal. "Statuta kita dahulukan karena secara legal dan yuridis, diperlukan untuk pemilihan rektor. Maka diperbaiki dahulu statutanya," kenang Yoyon atas keputusan yang

Sepanjang 2018 dan 2019, rapat penyusunan OTK tak hanya dilakukan di dalam lingkungan kampus dan harus mendapat persetujuan Menristekdikti.

menghasilkan Permenristekdikti baru di tahun 2017 terkait statuta UNY. Selepas Menristekdikti Prof. Muhammad Nasir resmi melantik Prof. Sutrisna Wibawa sebagai Rektor UNY pada Rabu (23/03), maka tuntas sudah tugas sekaligus hajat besar yang dimiliki Senat Akademik. Yoyon bersama tim kembali ke amanah yang sempat tertunda, yaitu Perumusan OTK baru. Rapat di Kementerian Sepanjang 2018 dan 2019, rapat untuk penyusunan OTK tak hanya dilakukan di dalam lingkungan kampus. UNY juga harus memper­ oleh persetujuan dari Menristekdikti sekaligus Menteri PAN-RB. P E WA R A D I N A M I K A J U L I 2 0 1 9 21


Laporan Utama

PRASETYO / HUMAS

Alhasil, Yoyon berkewajiban untuk menggelar rapat dengan intensitas yang cukup sering, dengan tim dari Kementerian. Utamanya Biro Hukum Kemristekdikti. "Karena mereka (Biro Hukum) yang secara domain punya wewenang menyusun peraturan menteri. Rapat berkali-kali itu dengan kementerian. Di Jogja dan di Jakarta," ungkap Yoyon. Rangkaian rapat tersebut memiliki beberapa poin kesepakatan. Diantaranya prinsip dasar, bahwa ada pembatasan organisasi universitas yang diharapkan bersifat kecil dan ramping. Tidak terlalu banyak personel 22 P E WA R A D I N A M I K A J U L I 2 0 1 9

maupun bagian-bagian birokrasi. "Yang bisa digabung, mereka minta digabung. Yang bisa dikerjakan satu orang, tidak perlu banyakbanyak. Intinya ramping, kecil,

REKTOR MELANTIK PEJABAT SESUAI OTK BARU, JULI 2019.

Disetujui oleh Kemristekdikti dan Kemen PAN-RB, Nasir menetapkan OTK baru UNY dalam bentuk Permen No. 2 di tahun 2019 dan resmi berlaku pada 14 Maret 2019.

efisien," imbuh Yoyon. 17 Januari 2019 menjadi ujung dari segala proses penyusunan tersebut. Disetujui oleh Kemristekdikti dan Kemen PAN-RB, Nasir menetapkan OTK baru UNY dalam bentuk Peraturan Menteri Nomor 2 di tahun 2019. Usai diteken, peraturan diundangkan oleh Kemenkumham dan dinyatakan secara resmi berlaku pada 14 Maret 2019. "Diundangkan di Jakarta pada tanggal 14 Maret 2019. Peraturan Menteri ini berlaku sejak tanggal diundangkan, dan penyesuaian wajib berlaku maksimal enam bulan sejak diundangkan," pungkas Ani Nurdiani Azizah selaku Plt. Kepala Biro Hukum Kemristekdikti.


Laporan Utama

Siswanto Siap Menakhodai FE Siswanto terpilih sebagai dekan baru 2019-2023. Dekan termuda ini siap membawa Fakultas Ekonomi lebih baik. Siap go international

Oleh RONY K. PRATAMA

F

akultas Ekonomi punya dekan termuda. Lahir tahun 1978, Siswanto berusia 41. Ia masuk bursa pemilihan dekan, bersaing dengan Sukirno. Usai melewati mekanisme pemilihan, dari musyawarah sampai pemungutan suara, Siswanto, dosen Akuntansi itu, kemudian dinyatakan lolos. Ketok palu setelah melalui Rapat Senat Tertutup. Rapat sakral itu dihadiri 13 anggota Senat FE dan 4 tim pemantau—senat, tenaga kependidikan, representasi dosen, dan mahasiswa. Sebelum musyawarah, tiap bakal calon memaparkan visi, misi, dan strategi. Kedua bakal calon mewedarkan pikiran konseptualnya ke depan. Bagaimana wujud dan sasaran FE di hari depan, Siswanto dan Sukirno hamparkan gagasan kritisnya di podium. Selama 15 menit mereka mamaksimalkan kesempatan itu. Para penonton menyimaknya dengan saksama. Siswanto mengusung visi “menjadi fakultas yang membentuk sumber daya manusia yang berakhlak mulia, unggul, kreatif, dan inovatif dalam bidang pendidikan dan ilmu ekonomi pada tingkat nasional dan internasional”. Visi itu kemudian ia turunkan menjadi dua misi. Visi-misi Siswanto bentangkan sebagai konsep strategis. Ia kemudian memiliki siasat untuk mencapai itu. Pertama, pembenahan struktur organisasi melalui redeskripsi tupoksi fungsi dekanat, jurusan, administrasi, dan divisi. Kedua, mengoptimalkan peran divisi-divisi pelaksana dan pelayanan kerja sama. Dua orientasi tersebut Siswanto proyeksikan sebagai manifestasi reformasi birokrasi dengan cara optimalisasi tiap ranah di bawah kepemimpinan dekanat.

DOK. HUMAS UNY

Pertama, meningkatkan peran FE di bidang pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat dan kemahasiswaan secara keberlanjutan dalam mendukung internasionalisasi UNY. Kedua, mengantarkan FE yang memiliki lulusan yang kompetitif di bidang pendidikan dan ilmu ekonomi

Fakultas membentuk sumber daya manusia berakhlak mulia, unggul, kreatif, dan inovatif dalam bidang pendidikan dan ilmu ekonomi.

serta memperluas kontribusi disiplin ilmu bagi pengembangan universitas. Suyanto, Ketua Senat FE, bungah atas helatan acara lima tahun sekali itu. “Saya senang sekali dapat mengikuti acara prestisius ini. Saya mengucapkan kepada dua belah pihak, Pak Siswanto dan Pak Sukirno, atas paparannya. Selamat buat dekan terpilih,” ungkapnya. Mantan Rektor UNY tahun 1999-2005 yang dikenal dengan jargon semasa kepemimpinan publish or perish tersebut mengajak tiap elemen ikut serta berkontribusi bersama dalam memajukan fakultas. Tanpa kerja kolektif suatu konsep dalam kerangka kepemimpinan akan sia-sia semata. P E WA R A D I N A M I K A J U L I 2 0 1 9 23


Laporan Utama

Dekan FMIPA, Ariswan Fisika Fakultas bercorak warna biru, FMIPA, punya dekan baru. Ariswan, dosen Prodi FISIKA, optimis membawa fakultas lebih unggul di tingkat internasional. Ia mengusung tema besar kepemimpinan lewat konsep Total Quality Management (TQM)

Bagi dosen sekaligus aktivis Muhammadiyah ini kampus memiliki keunggulan. Bukan sekadar pengembangan sains dan teknologi, melainkan juga berbasis integrasi nilai-nilai agama dan kebangsaan. “Integrasi antara nilai –nilai tersebut memberikan peluang bagi perguruan tinggi akan berkembang dengan dasar-dasar pemikiran, filosofi yang kuat serta memiliki orientasi yang lebih jelas,” paparnya.

Oleh RONY K. PRATAMA

A

riswan, dosen Prodi Fisika lulusan Universite Montpellier II Prancis, menyabet 8 suara saat rapat tertutup senat FMIPA. Ia unggul dua angka dari Slamet Suyanto, dosen Pendidikan Biologi. Pemilihan dekan FMIPA periode tahun 2019-2023 itu berjalan demokratis. Ariswan mengusung visi “meningkatkan kualitas fakultas berbasis pada integrasi nilai-nilai agama, kebangsaan, dan sains melalui manajemen layanan prima menuju kesejahteraan bagi seluruh warga FMIPA UNY”. Dalam paparan kritis di depan podium manakala kesempatan presentasi visi-misi, Ariswan memotret betapa dinamika yang terjadi di masyarakat, termasuk tantangan di dalamnya, mesti dicari solusi cerdasnya. Itu kenapa, menurutnya, perguruan tinggi harus ambil bagian lewat kontribusi nyata di lapangan. Tak terkecuali FMIPA, fakultas yang hendak ia pimpin selama lima tahun mendatang. “Dunia kampus khususnya FMIPA meniscayakan untuk terus berbenah diri melakukan suatu ikhtiar bertahap dari keberhasilan hari ini terus membangun dirinya untuk memiliki keunggulan yang lebih tinggi lagi (excellent faculty),” ungkapnya. Ariswan melanjutkan, agar kontribusi itu sesuai sasaran, maka luaran sumber daya manusia yang dihasilkan sebuah kampus harus unggul. Demikian pula riset dan pengembangan ilmu serta teknologi, menurutnya, hendaknya “Melalui berbagai bentuk kerja sama dan networking yang dikembangkan 24 P E WA R A D I N A M I K A J U L I 2 0 1 9

Lebih spesifik, Ariswan menilai bahwa prinsip-prinsip keagamaan tak sebatas upacara ritual, tapi juga suatu frame of thinking, sehingga menjadi etos maupun spirit. Inilah paket pikiran yang Ariswan tawarkan untuk melandasi aktivitas seluruh elemen di FMIPA.

DOK. HUMAS UNY

oleh fakultas dan/atau universitas.” Sebagai orang nomor satu di fakultas, Ariswan menyodorkan sejumlah konsep sinergis.

Orientasi kerja yang digerakan oleh keimanan yang dipadukan dengan pendekatan ilmiah lebih dapat menjamin kampus untuk meraih keunggulan daripada hanya secara parsial saja.

Ariswan mengajak dosen, mahasiswa, maupun tendik agar kegiatan perkampusan bukan hanya dijadikan aktivitas kerja “duniawi”, melainkan juga motivasi yang bersifat transendental. “Orientasi kerja yang digerakan oleh keimanan yang dipadukan dengan pendekatan ilmiah lebih dapat menjamin kampus untuk meraih keunggulan daripada hanya dikembangkan secara parsial saja,” tambahnya. Membawa FMIPA lebih top ke depan, Ariswan mengajukan 11 poin misi. Salah satunya prinsip yang ia sebut sebagai “Guru Sejati”. Pada poin ke10 ia menulis, “Meneruskan revisi kurikulum yang merujuk pada ketentuan undang-undang dan stake holder, sehingga mampu dihasilkan tenaga kependidikan yang siap untuk menjadi ‘Guru Sejati’ lulusan S1, S2, dan S3 yang handal sesuai dengan kebutuhan pembangunan pendidikan yang berkualitas di negeri ini.”


Laporan Utama

Herman Dwi Surjono, Dekan Baru FT Selisih satu angka dengan Widarto, Herman unggul dan terpilih sebagai dekan baru fakultas teknik. Mengusung konsep pendidikan vokasi sesuai kebutuhan global

Oleh RONY K. PRATAMA

P

rofesor di bidang Pendidikan Teknik Elektronika, Herman Dwi Surjono, terpilih sebagai Dekan Fakultas Teknik (FT) periode tahun 2019-2023. Selisih satu angka mengungguli Widarto, partnernya, Herman memeroleh 8 suara. Doktor lulusan Southern Cross University, Australia, ini siap membawa FT lebih prestatif di arena dunia. Dalam presentasi visi-misi, Herman menghamparkan isu strategis soal revitalisasi pendidikan vokasi. Ia menyebut ini sebagai core business FT di hari depan. Di samping wacana vokasi yang memang menjadi orientasi UNY di masa mendatang, Herman menjelaskan lima poin lainnya. Antara lain kerja sama riset dan pendidikan berskala internasional mesti dihela. Ini termasuk pula pelejitan kuantitas publikasi internasional. Herman membawa visi “menjadikan FT UNY sebagai fakultas yang unggul, kreatif, dan inovatif di bidang pendidikan teknologi dan kejuruan berlandaskan ketakwaan, kemandirian, dan kecendekiaan”. Ia kemudian menurunkan konsep visi tersebut ke dalam tujuh butir. Substansinya meliputi perbaikan birokrasi agar lebih optimal serta peningkatan sumber daya manusia melalui publikasi berskala nasional dan internasional. Program kerja yang ditawarkan Herman sebanyak tujuh poin: bidang pendidikan dan pengajaran, bidang penelitian dan publikasi, bidang pengabdian pada masyarakat, sarana dan prasarana, kemahasiswaan, kerja sama, serta manajemen. “Salah satu butir pertama itu meliputi optimalisasi blended learning sesuai

DOK. HUMAS UNY

karakteristik bidang vokasi melalui sosialisasi (pelatihan, workshop, dan pendampingan) yang menyeluruh dan humanis.”

Karakteristik bidang vokasi melalui sosialisasi (pelatihan, workshop, dan pendampingan) yang menyeluruh dan humanis.

FT juga dikenal aktif menyiarkan publikasi akademik ke jagat internasional. Herman tentu turut ambil bagian dalam merumuskan rencana ke depan. Riset unggulan, publikasi, maupun PPM ia proyeksikan lewat tujuh sasaran cerdas. Salah satunya mendorong pelejitan kualitas jurnal FT atau Prodi dalam rangka mencapai peringkat Sinta 1/2 dan Scopus. Sebelum masuk ke sana, ia memfasilitasi para dosen maupun mahasiswa melalui “klinik menulis” agar mantap menuju publikasi internasional. Di sinilah komitmen Herman, sang dekan baru FT itu. P E WA R A D I N A M I K A J U L I 2 0 1 9 25


Laporan Utama

Ketok Palu, Suhadi Dekan FIS Baru Pesta demokrasi FIS berjalan mulus. Hasil musyawarah mufakat menunjuk putra terbaiknya bernama Suhadi Purwantara. Rekan kompetisi, Suranto, mendampingi sebagai wakil dekan

dan misi "menjadikan jurnal atau artikel dosen dan mahasiswa bertaraf internasional". Lebih lanjut, dikatakan Suranto, "Saya berharap agar terwujudnya penerbitan jurnal internasional yang terakreditasi, penambahan Prodi baru dan menambah secara kuantitatif kunjungan tamu internasional. Sekaligus pula pengiriman dosen ke luar negeri."

DOK. HUMAS UNY

Oleh RONY K. PRATAMA

P

ekan pertama hari Jumat Juli lalu Ruang Ki Hadjar Dewantara, FIS, tak seperti biasanya. Ruang sakral yang kerap dijadikan tempat seminar itu kini dipenuhi semua anggota senat. Termasuk juga dua representasi dosen perjurusan, seorang tendik dari subbag, dan satu perwakilan aktivis Ormawa. Sebelum salat Jumat, Senat FIS menggelar rapat. FIS sedang punya gawe memilih dekan anyar. Kedua bakal calon (Balon), Suhadi Purwantara dan Suranto, adalah perwakilan terpilh yang maju berkontestasi. Pak Pur, panggilan takzim Suhadi Purwantara, dosen Pendidikan Geografi, terpilih berdasarkan mekanisme musyawarah mufakat. Rapat senat dibagi menjadi dua tipe. Terbuka dan tertutup. Tiap Balon 26 P E WA R A D I N A M I K A J U L I 2 0 1 9

berhak menyampaikan visi-misi di rapat terbuka. Suhadi, memboyong visi "FIS selambat-lambatnya tahun 2022 harus bertaraf internasional dengan melaksanakan penelitian dan penerbitan karya ilmiah kelas dunia yang unggul, kreatif, dan inovatif didasari nilai-nilai Pancasila berlandaskan ketakwaan, kemandirian, dan kecendekiaan.” Sementara Suranto mengusung visi "pembentukan karakter mulia"

Geografi membuatnya memiliki jiwa "keruangan". Geografi, bagi dirinya (Suhadi), bukan sebatas ruang fisik yang terbentang, melainkan juga lanskap kepemimpinan.

Sedangkan rapat tertutup yang dihadiri oleh anggota senat dan panitia diproyeksikan untuk memilih salah satu Balon. Rapat tertutup itu tak melakukan meka­ nisme votum tapi musyawarah internal antara Suhadi dan Suranto. Suasana menghangat meski pendi­ ngin ruangan disetel paling bawah. Sekian menit kedua Balon berembuk. Tak ada yang tahu isi pembiacaran kedua putra terbaik FIS itu. “Hasil musyawarah kami menegaskan bahwa saya, Suranto, menyatakan pada hari ini menyerahkan formasi atau jabatan calon dekan terpilih kepada bapak Dr. Suhadi Purwantara, M.Si. Kemudian kami sepakat bahwa saya akan mendampingi beliau sebagai wakil dekan,” tutur Suranto. Pak Pur pernah menyabet diploma di ITC Enschede Netherlands untuk konsentrasi Geographical Landscape Anaylsis tahun 1990. Berlatar belakang geografi membuatnya memiliki jiwa "keruangan". Kini ia penggawa di sebuah ruang fakultas yang acap mewacanakan Pancasila dan keindonesiaan. Geografi, bagi dirinya, bukan sebatas ruang fisik yang terbentang, melainkan juga lanskap kepemimpinan. Sementara tempat yang hendak ia pimpin selama periode 2019-2023 itu berupa kampus dengan citra pahatan patung Ki Hadjar Dewantara. 


Laporan Utama

WAWANCARA KHUSUS BUDI TAKARINA, M.Pd.

KEPALA BIRO AKADEMIK, KEMAHASISWAAN, DAN KERJASAMA UNY

Biro AKK Makin Baik dan Eksis! UNY memiliki dua biro. OTK baru mentransformasi wajah salah satu biro, yang kini berganti nomenklatur menjadi Biro Akademik, Kemahasiswaan, dan Kerjasama.

Apa harapan bapak dengan adanya perubahan OTK? Kami punya visi, misi, dan tujuan. Visi BAKK, menjadi unit pelaksana yang handal di bidang administrasi akademik dan kemahasiswaan serta menjalin kerja sama dan hubungan masyarakat yang mampu menunjang pembangunan dan pengembangan Universitas Negeri Yogyakarta menjadi universitas kependidikan kelas dunia.

Kepada Redaktur Pewara Dinamika, Ilham Dary Athallah, Setyo Budi Takarina, M.Pd di ruangannya mengisahkan bagaimana perubahan yang terjadi di biro yang ia pim­ pin. Sekaligus, harapan beliau dari adanya perubahan tersebut agar lebih baik sekaligus eksis bagi kehidupan civitas kampus yang membutuhkan fasilitas pelayanan. Apa yang berubah dari Biro yang bapak pimpin? Biro Akademik, Kemahasiswaan dan Kerja Sama (BAKK) pada OTK sebelumnya, yaitu Permendiknas RI Nomor 23 Tahun 2011 bernama BAKI (Biro Akademik, Kemahasiswaan, dan Informasi). Berdasarkan Peraturan Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2019 tentang Organisasi dan Tata Kerja Universitas Negeri Yoygakarta, dinyatakan kita berubah. Menjadi Biro Akademik, Kemahasiswaan, dan Kerja Sama (BAKK) Berubahnya nama, berarti berubahnya tugas kita. Yaitu melaksanakan pelayanan di bidang akademik, kemahasiswaan dan alumni, kerja sama, dan hubungan masyarakat. Selain perubahan nama dan tugas besar? Kita juga melahirkan bagian baru. Yaitu bagian kerjasama dan hubungan masyarakat. Isinya ada dua subbagian: yaitu 1) subbagian kerjasama, yang dulu kantor internasional dan dikelola Wakil Rektor IV, dan 2) subbagian humas dan layanan publik, yang isinya tugas bagian informasi. Subbag Humas dan Layanan Publik juga bertugas pada kehumasan, pelayanan publik, dan keprotokolan. Layanan publik meliputi pengelolaan unit layanan terpadu dan pengelolaan data dan informasi yg lebih menga­ rah pada keterbukaan informasi publik, layanan informasi baik langsung maupun tdk langsung (online, medsos). Subbag Humas ini dulunya belum ada. Dulu ada kantor humas, langsung dibawah rektor. Sekarang diinstitusionalisasi dengan sumber daya struktural yang lebih terintegrasi, karena kebutuhan humas makin komleks juga.

DOK. UNY

Ada berapa bagian dari Biro AKK? Tiga bagian: bagian akademik dan registrasi, kemahasiswaan, dan kerjasama dan hubungan masyarakat. Secara keseluruhan kita menyelenggarakan fungsi terkait pendidikan, penelitian, pengabdian masyara­ kat, akademik, data dan statistik, urusan kerja sama dan hubungan masyarakat serta layanan publik. Spesifiknya, Bagian Akademik dan Registrasi mempunyai tugas melaksanakan layanan dan evaluasi pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, pengelolaan sarana akademik, registrasi dan penge­ lolaan data mahasiswa, dan penyusunan statistik akademik. Bagian Kemahasiswaan mempunyai tugas melaksanakan layanan pembinaan minat, bakat, penalaran, dan kesejahteraan mahasiswa, serta pengelolaan data dan fasilitasi kegiatan alumni. Bagian Kerja Sama dan Hubungan Masya­ rakat mempunyai tugas melaksanakan la­ yanan kerja sama, hubungan masyarakat, dan layanan publik.

Misinya: 1) Menyelenggarakan layanan akademik yang berkualitas dan profesional bagi masyarakat belajar di dalam maupun di luar kampus, dalam rangka peningkatan kualitas pendidikan tinggi. 2) Menyeleng­ ga­rakan layanan kemahasiswaan yang ber­ kualitas dan profesional dalam rangka peningkatkan kegiatan ekstrakurikuler sebagai penunjang kegiatan kurikuler. 3) Menyelenggarakan layanan kerja sama dan hubungan masyarakat yang berkualitas dan profesional, serta mengoptimalkan jaringan kerja sama di berbagai lembaga, institusi atau badan lainnya. Dan tujuan kita: 1) Peningkatan kualitas dan profesionalitas pelaksana administrasi pendidikan dan evaluasi, registrasi dan statistik, sarana pendidikan, dan kerja sama dalam rangka peningkatan kualitas pendidikan tinggi. 2) Peningkatan kualitas dan profesionalitas pelaksana administrasi kemahasiswaan yang meliputi bidang minat, penalaran, dan informasi kemahasiswaan, serta layanan kesejahteraan mahasiswa dalam rangka menunjang aktivitas mahasiswa pada kegiatan ekstrakurikuler sebagai penunjang kegiatan kurikuler. 3) Peningkatan kualitas dan profesionalitas layanan kerja sama serta hubungan masyarakat dalam rangka peningkatan dan pengembang­an UNY. Dengan perubahan OTK ini kami berharap kehumasan, promosi, dan keproto­kolan yg sdh berjalan menjadi semakin baik dan tertata lagi. Dan Unit Layanan Terpadu (ULT) semakin eksis dan mampu melayani ma­sya­ rakat/publik secara maksimal. Biro AKK secara keseluruhan juga saya harapkan hal yang sama: semakin baik, tertata, eksis, dan melayani civitas!  P E WA R A D I N A M I K A J U L I 2 0 1 9 27


Laporan Utama

WAWANCARA KHUSUS Prof. YOYON SURYONO KETUA TIM PERUMUS OTK UNY

Organisasi Tata Kerja yang Ramping dan Efisien Menakhodai tim perumus Organisasi Tata Kerja (OTK) UNY sejak 2015, Yoyon memperjuangkan yang terbaik untuk kampus ini: OTK yang ramping dan efisien. Semua ditujukan agar pelayanan kampus maksimal.

Kepada Redaktur Pewara Dinamika, Ilham Dary Athallah, Prof. Yoyon Suryono di ru­ angannya mengisahkan bagaimana proses perumusan OTK tersebut dimulai dan dieksekusi. Termasuk, harapan Yoyon pada masa depan OTK UNY.

Kita di tim perumus kemudian mengembangkan sesuai kebuutuhan dan pengembangan disini. Mengusulkan dengan mengajukan naskah akademik, rencana pengembangan, usul strukturnya seperti apa. Termasuk, dihitung mahasiswanya dan lain-lain.

Prof. Yoyon dikenal sebagai Ketua Tim Perumus OTK UNY. Kepada pembaca Pewara Dinamika, apakah bapak dapat menjelaskan terlebih da­ hulu apa itu OTK? Singkatnya, OTK itu struktur organisasi. Mengatur setiap unit kerja di lingkung­ an perguruan tinggi. Mulai dari mengatur pembagian tugas, fungsi, wewenang, tang­ gung jawab, dan hubungan kerja.

Bagaimana awalnya tim perumus OTK dibentuk di UNY? Jadi UNY memiliki statuta yang lama di tahun 2011, dan diganti statuta baru 2017. Sei­ ring adanya perubahan statuta, yang berarti ada perubahan status, visi misi, serta amanat pemerintah kepada kampus, maka perlu OTK baru. Tapi sejauh itu, OTK nya masih lama. Terakhir diterbitkan pada tahun 2011. Saat itu saja, kita belum punya bagian pendaftaran sendiri. Zaman dulu kan memang pendaf­ taran kampus belum seintens sekarang pakai SNMPTN, SBMPTN, Ujian Mandiri.

Misalnya di UNY, kita memiliki Rektor, Senat Akademik, Dewan Pertimbangan, dan Majelis Guru Besar. Rektor diatur dalam Permenristekdikti 2/2019 tentang OTK UNY. OTK 2019 i tu versi singkat dari statuta karena hanya mengatur organisasi dan tata kerja bersifat struktural. Dari rektor ke bawah: rektorat, fakultas, lembaga, sampai ke jurus­ an. Yang lain (Senat, dan lainnya), diatur terpisah. Di dalam OTK juga diatur. Berapa wakil rektor yang dimiliki UNY. Ada biro apa saja di UNY. Ada bagian dan subbagian apa. Ada Unit Pelayanan Teknis (UPT) apa saja, misal­ nya perpustakaan dan museum. Ada lembaga apa. Ada fakultas apa dan jumlahnya berapa. Itulah OTK. Prof. Yoyon menyebutkan bahwa OTK diatur dalam peraturan menteri. Lalu apa tugas tim perumus? OTK Perguruan Tinggi Negeri memang ditetapkan oleh Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi. Itupun dengan per28 P E WA R A D I N A M I K A J U L I 2 0 1 9

Jadi hanya kantor admisi dan pendaftaran yang ad-hoc saja. Panitia bubar kalau udah selesai pendaftaran. DOK. PPS UNY

setujuan Menteri PAN/RB. Tapi, cara penyusunannya adalah kampus mengusulkan kepada Kementerian. Mereka di pusat sudah punya arahan, berapa wakil rektor dan berapa biro yang perlu dibuka. Apa syarat administrasi pada umumnya. Penyusunan OTK mengacu pada pedoman yaitu Permendikbud Nomor 139 Tahun 2014 tentang Pedoman Statuta dan Organisasi Perguruan Tinggi

Itulah mengapa, kita paham harus diperbaiki dulu OTKnya kalau kampus ini perlu maju. Kita butuh bagian pendaftaran yang selalu standby. Menyiapkan semuanya berjalan lancar. Itu hanya salah satu contoh lho. Pada 2015, kami sudah siapkan rencana perubahan OTK tersebut. Makin intens setelah pergantian rektor di tahun 2017, dan tantang­ an zaman yang makin kompleks. Bagaimana cara kerja tim perumus OTK? Dalam tim kami menggabungkan berbagai unsur: universitas, rektorat, senat, dan dewan pertimbangan. Ada tim 15 (berisi 15 orang), dan tim 7 (berisi 7 orang). Usulan pun


Laporan Utama

DOK. PPS UNY

ada yang datang dari Dewan Pertimbangan, dan dari Rektorat. Tim dibentuk untuk mengharmonisasikan dan pastikan bahwa usulan OTK adalah usul­ an UNY. Mengakomodasi kebutuhan semua pihak. Saya mengetuai tim 15 tersebut. Tim dibentuk dua lapis, ada tim 15 dan tim 7, tujuan­nya untuk check and recheck. Saling kontrol dan melengkapi. Berarti ada diskusi dan perbedaan pendapat juga dalam tim, karena banyak pemikiran? Tentu. Posisi saya adalah ketua. Bukan pim­ pinan. Di dalam ada banyak macam orang, pikirannya macam-macam pula. Tapi Alhamdulillah, semua memikirkan kemajuan UNY. Jadi perbedaan pendapat itu memperkaya. Setelah dirumuskan oleh tim? Kita bawa ke forum senat. Disetujui, barulah kita kirim ke Jakarta. rapat berkali-kali de­ngan kementerian, ada rapat di Jogja, ada di Jakarta. Terakhir OTK itu, rapat di Kementerian PANRB (Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi) bersama Biro Hukum Kemristekdikti, tempatnya di Kementerian PANRB.

Kapan itu? Sekitar 2018 dan awal Januari 2019. Untuk prosesnya, diputuskan dalam rapat Men-PANRB, Menristekdikti, dan UNY tempatnya di Jakarta pada awal 2019. Dalam pembahasan itu, ada 1 prinsinya: organisasi itu tidak terlampau besar, dibatasi. Batasannya 1) WR ada 4, 2) fakultas sesuai dengan yang ada, 3) hanya boleh 2 lembaga dan 1 badan. Hal tersebut kemudian kita terjemahkan. Fakultas ditetapkan tidak ada perubahan. Di tingkat Biro, dibatasi hanya boleh 2, dan setiapnya ada tiga Kepala Bagian. Jadi, ada pembatasan dan pengurangan maksudnya untuk efisiensi. Apa saja perubahan yang terjadi? Yang paling signifikan, tidak boleh tumpang tindih antar fungsi. Misal kantor admisi (pendaftaran) ya menjadi bagian dari Biro akademik. Kantor Internasional, menjadi bagian dari Kerjasama. Perubahan ini wajar, kerjasama dan pendaftaran kan makin intens. Dulu kebutuhannya berbeda dengan sekarang. Ada juga perubahan lemmbaga. Sekarang namanya LPMPP: Lembaga Penjaminan Mutu

dan Pengembangan Pendidikan (LPMPP). Dulu ini dua lembaga terpisah: penjaminan mutu, dan pengembangan pendidikan. Ber­ gabung makin kuat, efisien, dan sinergi. Kalau perubahan dalam segi pendidikan? S2 yang monodisiplin, dipindah ke fakultas. Ini rancangan kedepannya. Jadi pascasarjana hanya untuk S2 yang multidisiplin. Mi­ salnya teknologi pembelajaran, evaluasi pendidikan, itu di pasca sudah benar tempatnya. Tapi yang jurusan saya ini (S2 Pendidikan Luar Sekolah), akan kembali ke Fakultas Ilmu Pendidikan suatu saat nanti. Kita masih mencari kemungkinan yang ada. Harapan dengan adanya OTK baru? OTK harus meningkatkan kinerja. Karena kalau kinerja tidak tercapai, buat apa ada perubahan OTK? Bahkan bisa ditanya lagi, buat apa ada OTK? Penataan organisasi dan tata kerja harus ditunaikan dalam rangka meningkatkan kerja, efisiensinya, efektivitasnya, kinerja akademik-nonakademik, dan sebagainya. Mendukung pencapaian visi misi UNY. Secara internal, harapan ini tidak hanya pepesan kosong. Kita akan evaluasi setiap dua atau tiga tahun! P E WA R A D I N A M I K A J U L I 2 0 1 9 29


Laporan Utama

Sujarwo Dekan Anyar FIP Sujarwo, ahli pembelajaran masyarakat dan penelitian pendidikan, unggul satu angka dari Suwarjo. Ia siap menakhodai FIP dengan segenap konsep strategis dan siasat cerdas. Sujarwo menitikberatkan pada sinergi semua elemen

berarti juga kita bisa mensinergikan hati, pikir, rasa, dan raga,” ujarnya.

Oleh RONY K. PRATAMA

S

elisih tipis pemilihan Dekan FIP 2019-2023 berjalan demokratis. Sujarwo ungguli Suwarjo satu angka. Sujarwo peroleh 9 suara, sedangkan Suwarjo 8 angka. Fakultas yang dikenal laboratorium filsafat konsep pendidikan ini memiliki harapan baru.

Secara eksplisit, dalam Rencana Program Kerja Pengembangan Fakultas Ilmu Pendidikan UNY 2019-2023, Sujarwo mempunyai sasaran nilai, “Kita harus bangga menjadi garda terdepan bagian civitas akademika FIP, UNY (model, pengasuh, pendidik, pembimbing, fasilitator, sdan sahabat). Di samping itu kita perlu bangga terhadap komunitas edukasi yang mengedepankan kasih sayang, humanis, religius, moralitas, kreatif, inovatif, dan empowerment,” tulisnya.

Kampus hijau makin asri dengan muatan visi-misi anyar ke depan. Dalam visi-misi strategis Sujarwo menyiasari perkembangan zaman secara kritis. Menurutnya, kini masuk zaman abad ke-21 dengan pelbagai kompleksitas. “Manusia mengalami perubahan, manusia melangkah memasuki era pengetahuan,” jelasnya. Pernyataan Sujarwo memproyeksikan pemikiran strategisnya dalam memboyong FIP di kemudian hari. Ia melihat betapa dalam menghadapi era yang dikenal disruptif itu, kesuksesan tak lagi terletak pada kemampuan menguasai teknologi informasi, tapi juga mengubah informasi menjadi pengetahuan. “Kemampuan menggunakan pengetahuan inilah menjadi unggul serta kompetitif. Sekaligus menjadi aset utama,” paparnya. Sujarwo menegaskan kalau aset utama di era pengetahuan meliputi nilai-nilai kreativitas, ide, maupun karakter. Ia menambahkan, di samping itu, riset dan teknologi, bahkan knowledge worker, adalah acuan utama. Merespons nilai karakter, Sujarwo mengaitkan antara karakter dan bahasa hati itu setarikan napas. “Yang terpenting 30 P E WA R A D I N A M I K A J U L I 2 0 1 9

Dari paparan Sujarwo, diperjelas kemudian visinya, yakni “menjadi universitas kependidikan unggul, kreatif, dan inovatif berlandaskan ketakwaan, kemandirian, dan kecendekiaan pada tahun 2025”.

DOK. HUMAS UNY

Kesuksesan tak lagi terletak pada kemampuan menguasai teknologi informasi, tapi juga mengubah informasi menjadi pengetahuan. Kemampuan ini menjadi aset utama.

Membincang visi futuristiknya, Sujarwo menguraikan bahwa FIP sebagai bagian dari UNY harus memiliki visi yang senada dengan visi universitas. Ia menambahkan, “Paparan visi, misi, dan program arah pengembangan tentu saja merupakan ide-ide awal yang masih perlu dicermati dan dianalisis lebih komprehensif.” Sujarwo menekankan perlunya analisis kajian lebih mendalam. Ia melihat bahwa dinamika akdemik, masyarakat, perkembangan keilmuan, teknologi, dan sosiologis berjalan begitu lekas. Itu kenapa semua itu, bagi Sujarwo, perlu dimuarakan pada tercapainya Tri Dharma Perguruan Tinggi.Sujarwo, dosen Pendidikan Luar Sekolah itu, siap mengabdi sebagai dekan di FIP.


Laporan Utama

Kampus Ungu, Dekan Baru Kampus Ungu punya dekan baru. Bu Tuti siap menakhodai FBS lima tahun mendatang. Berprinsip mengakar kearifan lokal, melangit mengikuti kebutuhan global. Ngeli tanpa keli

Oleh RONY K. PRATAMA

S

ri Harti Widyastuti— sapaan akrab Bu Tuti— seperti jembatan yang menautkan dua zaman. Ia dosen Pendidikan Bahasa Jawa di satu sisi, sedang di sisi lain punya segudang impian futuristik. Bu Tuti bukan nama baru di jajaran dekanat Kampus Ungu. Meski kini terpilih sebagai Dekan FBS periode 2019-2023, ia pernah menjabat Pembantu Dekan II periode Profesor Zamzani Jilid Pertama. Menjelang pelantikan Oktober nanti, Bu Tuti telah menyiapkan strategi buat kepemimpinannya kelak. Ia melihat tantangan perguruan tinggi di era Revolusi Industri 4.0. sebagai keharusan untuk melakukan smartization di pelbagai lini. Kampus Ungu hendak dibawa ke arah wacana itu dengan produksi inovasi tiada henti. Bu Tuti menyitir ramalan Jayabaya abad ke-11. Ia menengok kebelakang karena prediksi leluhur itu masih relevan. Utamanya mengenai perubahan zaman yang makin menggeliat. Menurutnya, “Suatu ketika keadaan dunia akan mengalami perubahan dahsyat, yang disampaikan sebagai prahu mlaku ing dhuwur awang-awang, pasar ilang kumandhange, bumi saya suwe saya mengkeret.” Di tengah arus transformasi besar-besaran itu, Bu Tuti punya visi hendak di kemanakan FBS nanti. Visinya, “Mewujudkan Fakultas Bahasa dan Seni bertaraf internasional dengan kebersamaan yang akademis, humanis, profesional berlandaskan ketakwaan”. Dari visi ia turunkan menjadi tujuh butir misi. Antara lain poin kedua, yakni “Menyelenggarakan kegiatan penelitian untuk mendukung kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi, dan pendidikan bahasa, sastra, dan seni yang berbasis pada

DOK. HUMAS FBS

kekuatan lokal dan berwawasan global untuk meningkatkan kekayaan intelektual bangsa.”

FBS dalam menghadapi kontestasi akademik di zaman Revolusi Industri 4.0.

Bu Tuti memotret betapa dua komponen, kekuatan lokal dan global, mesti disinergikan. Lokalitas memberi ciri khas. Globalitas menyodorkan keterbukaan. Dua hal inilah yang menurut Bu Tuti akan disasarkan sebagai kebijakan strategis FBS. Ia mafhum bahwa potensi FBS sebagai sumber budaya, baik sastra, bahasa, koreografi, seni rupa, kriya, maupun musik, harus dilejitkan ke kancah internasional. Semua itu sebagai modal utama

Banyak program yang ditawarkan Bu Tuti setengah dekade mendatang. Salah satunya di bidang kerja sama internasional. “Melanjutkan dan memperluas kerja sama dengan berbagai universitas di luar negeri, berupa transfer kredit, kunjungan studi, student exchange, guest lecturing, stadium generale dan memaksimalkan peran unit BPA FBS UNY dalam internasionalisasi, pemetaan negara dan asal mahasiswa internasional dan potensi negaranegara pengirim mahasiswa ke FBS UNY,” tulisnya di kertas kerja visimisi.

Implementasinya luwes, berdasarkan kolaboratif, kolegal, golong-giling, ing ngarsa sung tuladha ing madya mangun karsa tut wuri handayani.

Yang tertulis di atas menjadi acuan Bu Tuti kala menjalankan roda kepemimpinan. Tapi bukan berarti menjadi semacam dokumen kaku. “Pada implementasi bersifat luwes, berdasarkan prinsip kolaboratif, kolegal, golong-giling, ing ngarsa sung tuladha ing madya mangun karsa tut wuri handayani.” P E WA R A D I N A M I K A J U L I 2 0 1 9 31


Laporan Utama

Sumaryanto Penjaga Gawang “Dekan” Baru FIK Profesor paling aktif mendedikasikan di dunia kampus, Sumaryanto berkontribusi kembali di dekanat. Ia terpilih sebagai Dekan FIK periode 2019-2023. Mengusung jargon SPORTIF bisa bias arah. “Untuk mewujudkan sebuah visi, seorang pemimpin harus mewujudkan langkah- langkah menuju sasaran yang hendak dicapai dengan berbagai misi yang harus dilaksanakan,” tulisnya.

Oleh RONY K. PRATAMA

L

ebih dari satu dekade Sumaryanto berpikirah di jajaran birokrasi. Ia pernah dipercaya sebagai staf ahli Pembantu Rektor III selama tiga tahun. Berlanjut menjadi Dekan FIK dua periode (2003-2007 dan 2007-2011). Sukses di dekanat ia naik tangga di rektorat—terpilih menjadi Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan (2012-2016).

Orang nomor satu di FIK ini mengusung visi “Mewujudkan Pendidikan Jasmani, Ilmu Keolahragaan dan Pendidikan Kepelatihan yang Kompetitif dan Inovatif di tingkat ASEAN”. Agar visi mencapai tepat sasaran, Sumaryanto menjabarkan enam misi. Pertama, menyelenggarakan kegiatan akademik yang berkualitas sesuai dengan perkembangan era dan teknologi. Kedua, melakukan penelitian dan program pengabdian masyarakat yang inovatif dan berkualitas. Ketiga, peningkatan kualitas pengajar/ dosen, sarana prasarana pendukung, dan tenaga kependidikan yang sesuai perkembangan era.

Sampai sekarang, ia masih langgeng di posisi itu: mendampingi para mahasiswa untuk menggayung prestasi di pelbagai bidang. Rekam jejak prestasi itulah yang mendorong Sumaryanto mengabdi lagi di dekanat. Suara senat fakultas jatuh di pundaknya. Sumaryanto, Dekan FIK, periode 2019-2023. Dalam dokumen tertulis pencalonannya sebagai dekan, Sumaryanto menulis, “Berbagai pengalaman manajerial tersebut banyak memberikan wawasan dan relasi untuk mencalonkan diri menjadi Dekan FIK periode 2019- 2023. Sebagai penjabaran dan tanggung jawab pengalaman dan amanah yang diberikan kepada saya, kiranya saya harus mewujudkan dan mencanangkan visi dan arah pengembangan Fakultas Ilmu Keolahragaan UNY selama empat tahun ke depan.” Sumaryanto punya jargon khas dunia olahraga: SPORTIF. Lewat sportivitas, ia hendak mengusung FIK menjadi jawara di level internasional. Itu kenapa, bagi profesor Filsafat Olahraga ini, Sumaryanto menjelaskan pentingnya visi-misi. Menurutnya, tiap pemimpin niscaya membawa visimisi. Tanpa itu arah gerak sebuah organisasi, khususnya fakultas, 32 P E WA R A D I N A M I K A J U L I 2 0 1 9

DOK. HUMAS UNY

Sportif itu penjabaran dari singkatan Simpatik, Profesional, Optimis, Rasional, Takwa, Inovatif, dan Futuristis. Civitas akademika FIK diharapkan memiliki nilai dan semangat SPORTIF.

Keempat, meningkatkan prestasi mahasiswa baik dalam olahraga, penalaran, keriwausahaan, minat khusus, dan sebagainya. Kelima, meningkatkan kualitas publikasi karya akademik. Keenam, menguatkan dan meningkatkan sumber daya, pengelolaan lembaga, kerjasama, dan networking dengan institusi dalam dan luar negeri. Saat ditanya akronim jargon yang Sumaryanto usung, ia dengan semangat mengatakan, “Sportif itu penjabaran dari singkatan Simpatik, Profesional, Optimis, Rasional, Takwa, Inovatif, dan Futuristis. Civitas akademika Fakultas Ilmu Keolahragaan diharapkan memiliki nilai dan semangat juang SPORTIF yang nantinya akan semakin mendukung visi misi FIK maupun UNY secara umum.”


B E R I TA S i v i ta s a k a d e m i k a

KALAM / PEWARA

KUNJUNGAN KERJASAMA DARI QUINJING Untuk mempererat kerjasama yang sudah terjalin selama beberapa tahun terakhir, Quijing Normal University (QJNU) melakukan kunjungan ke UNY dalam rangka untuk melaksanakan Memorandum of Agreement (MOA), yang diwakili Ms.Lili selaku Vice President dari Quijing Normal University dan bebeberapa orang lainya. Dalam sambutanya Miss Lili menyatakan ucapan terima kasihnya karena sudah dijamu dengan baik oleh UNY dan berharap mahasiswa dari Quijing Normal University (QJNU) selama

di Yogyakarta, khususnya di UNY bisa mempelajari banyak hal bukan hanya hal-hal akademis saja, tapi juga hal-hal non akademis seperti budaya serta sosial masyarakat di Indonesia khususnya di Yogyakarta, dan berharap para Civitas Akademica di UNY bisa menganggap para mahasiswa dari QJNU sebagai bagian dari keluarga. Selama ini kerjasama yang sudah terjalin antara lain, dari UNY mengirimkan beberapa dosen dari Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) khususnya Dosendosen dengan keahlian bahasa

Berita-berita lain dapat diakses pada laman www.uny.ac.id

Indonesia untuk mempelajari bahasa Mandarin dan juga melakukan Cultural Visit di QJNU. Selain itu, Fakultas Bahasa dan Seni (FBS), dan Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK) Universitas Negeri Yogyakarta sebelumnya sudah menjalin kerjasama antara lain mengirimkan beberapa mahasiswa dari Jurusan Seni Rupa, Seni Tari, serta dari Pendidikan Bahasa Inggris, dan atlet wushu untuk belajar di QJNU Sutrisna Wibawa, selaku Rektor UNY berharap rombongan dari QJNU bisa menikmati kunjunganya kali ini serta bisa melakukan beberapa aktivitas

yang berkesan, serta bisa mengunjungi tempat-tempat yang menarik selama berada di Yogyakarta. Sutrisna juga menambahkan bahwa UNY terus mengejar peringkat baik di tingkat Nasional maupun Internasional melaui beberapa aktivitas pendukungnya seperti Transfer Credit serta Joint Research. Rektor UNY juga berharap bahwa Memorandum of Agreement (MOA) ini akan lebih menguatkan kerjasama yang terjalin antara kedua belah pihak dan membuat UNY menjadi lebih baik kedepanya terutama dalam hal peningkatan kerjasama. RANI P E WA R A D I N A M I K A J U L I 2 0 1 9 33


Berita

PSM UNY JUARAI WORLD YOUTH & CHILDREN’S CHOIR FESTIVAL 2019 HUMAS

DOSEN FT UNY BICARAKAN BLENDED LEARNING DI JEPANG

HUMAS

Paduan Suara Mahasiswa (PSM) Swara Wardhana UNY berhasil memborong juara pada World Youth & Children’s Choir Festival 2019 di Hong Kong pertengahan Juli ini. UNY merebut 5 kategori juara yaitu juara 1 kategori Mix Choir, juara 1 kategori Folklore, The Best Conductor, Highest Score dan Musical Connection Grandprix (juara umum). Pembina PSM Swara Wardhana UNY Pujiwiyana mengatakan, prestasi ini merupakan sukses pembinaan UKM seni khususnya PSM Swara Wadhana UNY, yang lakukan oleh jajaran kemahasiswaan yg dikomandani oleh Wakil Rektor III UNY. “Beliau selalu memberi semangat bahwa juara itu diciptakan, bukan sesuatu yang datang tiba-tiba” kata Pujiwiyana “Bakat yang baik harus kelola dengan manajemen yang baik pula”. Harapan ke depan agar PSM Swara Wadhana UNY selalu diberi kesempatan berkompetisi di level internasional. Rektor UNY Sutrisna Wibawa mengapresiasi keberhasilan tim PSM UNY dan merasa bangga dengan capaian ini. Serangkaian persiapan dilakukan tim PSM Swara Wardhana UNY sebelum berangkat dalam festival ini, diantaranya dengan intensif berlatih sejak November 2018. Diperkirakan tim akan tiba di UNY pada Jumat (12/7) siang. World Youth & Children’s Choir Festival 2019 merupakan kegiatan rutin tahunan yang diselenggarakan oleh World Youth and Children Choral Artists’ Association (WYCCAA). Pendirinya adalah ahli paduan suara dan konduktor, Prof. Leon Shiu-wai TONG pada tahun 2015. WYCCAA adalah internasional organisasi nirlaba yang berbasis di Hong Kong, didukung oleh maestro internasional dan penasihat dari 5 benua. Berpengalaman dalam menyelenggarakan festival paduan suara unggulan, premium dan pendidikan, WYCCAA berkomitmen untuk menghubungkan dunia melalui musik. Tujuannya adalah untuk membangun platform untuk setiap pencinta musik paduan suara dan profesional untuk bertukar musik dan ide, dan untuk merayakan perdamaian dan keragaman budaya. Selain festival paduan suara, WYCCAA secara teratur mengundang maestro paduan suara untuk mengadakan lokakarya amal untuk konduktor paduan suara dan guru untuk meningkatkan keterampilan dan teknik mereka. HUMAS 34 P E WA R A D I N A M I K A J U L I 2 0 1 9

Teknologi informasi tak bisa dipungkiri telah memberi dukungan kemajuan yang luar biasa pada bidang pendidikan jarak jauh melalui implementasi e-learning. Blended learning (BL) sebagai mode pembelajaran yang menggabungkan antara keunggulan e-learning dengan kekhasan pembelajaran tatap muka menjadi primadona mode pembelajaran yang sedang digalakkan saat ini. Hal tersebut diteliti dosen Prodi Pendidikan Teknik Informatika Fakultas Teknik (FT) Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) yakni Prof. Herman Dwi Surjono, Ph.D dan kemudian dipresentasikan dalam ajang “The 3rd International Conference on Education and Multimedia Technology (ICEMT 2019)” yang dihelat di Nagoya, Jepang 22 – 25 Juli 2019. Dalam kesempatan tersebut Herman menyajikan makalah yang berjudul “The Effects of Online Activities on Student Learning Outcomes in Blended Learning Environment”. Ketua Prodi S2 Teknologi Pembelajaran Program Pascasarjana UNY itu mengatakan bahwa makalah tersebut merupakan hasil penelitian tentang pengaruh aktivitas online dalam lingkungan pembelajaran BL terhadap hasil belajar mahasiswa. Dalam penelitian ini aktivitas online yang berupa diskusi online dan pengerjaan quiz online diterapkan dalam pembelajaran secara blended

yakni melalui portal e-learning UNY BESMART dan tatap muka di kelas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aktivitas online tersebut terbukti efektif dalam meningkatkan hasil belajar. Secara signifikan aktivitas online berkorelasi positif dengan hasil belajar mahasiswa. ICEMT 2019 ini diselengga­ rakan atas kerjasama Association for Computing Machinery (ACM) dengan The Education University of Hongkong dan Silpakorn University, Thailand. Kegiatan tahunan tersebut dimaksudkan sebagai sarana bagi para ilmuwan dan peneliti untuk bertukar pikiran dan menyajikan hasil penelitian, ide baru serta pengalaman yang berkaitan dengan teknologi pendidikan, aplikasi teknologi multimedia dalam pendidikan dan e-learning. Dalam konferensi yang dihadiri oleh peneliti dari lebih 20 negara tersebut, paper yang lolos seleksi dalam konferensi tersebut akan diterbitkan di International Conference Proceedings Series by ACM (ISBN: 978-1-4503-7210-7) yang diarsip dalam the ACM Digital Library dan diindex oleh Scopus, Ei Compendex, Thomson Reuters (ISI Web of Science) dan lain-lain. Tidak hanya itu, pada ICEMT 2019 ini Herman juga mendapat berbagai manfaat lain. Salah satunya kesempatan bekerjasama dan menambah jaringan penelitian dari luar negeri. HUMAS


Berita

HUMAS FBS

KAMILIA SABET JUARA DUA DI KEJURNAS WUSHU PIALA PRESIDEN 2019 Sebagai persiapan Pekan Olahraga Nasional (PON) 2020 di Papua dan SEA Games mendatang, diselenggarakan Kejuaraan Nasional (Kejurnas) Wushu Piala Presiden 2019 di Pangkalpinang, Bangka Belitung, 22-27 Juni 2019 lalu. Kali ini, Kamilia Lituhayu,

Mahasiswi UNY Program Studi Ilmu Keolahragaan memperoleh juara dua dari kejuaraan tersebut. Kamilia, yang mewakili kontingen DIY memenangi juara dua setelah mengalahkan atlet wushu asal Jawa Tengah dan kalah memperebutkan juara satu dari atlet wushu asal Jawa Timur. Kejurnas Wushu Piala Presiden 2019 diselenggarakan di GOR

Sahabuddin, Pangkalpinang. Bagi kelompok Wushu Senior diikuti 27 provinsi. Terdiri dari 16 nomor Taolu dengan 66 putra dan 47 putri dan 26 nomor Sanda dengan 126 putra dan 50 putri, serta atlet tradisional dengan 2 putra dan 1 putri, sebagai babak Kualifikasi PON – XX tahun 2020 di Papua, sebagai Degradsi Atlet Pelatnas SEA Games XXX/ 2019 dan penetapan atlet untuk Kejuaraan Dunia Wushu di Shanghai, China. Sedangkan kelompok Junior yang diikuti 22 provinsi, terdiri dari 16 nomor Taolu dengan 164 putra dan 145 putri, dan atlet sanda dengan 68 putra dan 43 putri tersebut, sebagai pemilihan atlet Junior untuk mengikuti Kejuaraan Wushu Junior ke – X tahun 2019 di Brunei Darussalam.

Kamilia sudah mempersiapkan fisik dan mental sejak pertengahan Februari 2019. Bahkan di bulan Ramadan lalu, baginya bukan halangan untuk berlatih. "Selama persiapan, saya nggak ada target untuk juara, saya cuma ingin menampilkan yang terbaik saja," ujar Kamilia, Minggu (30/6/2019). Kamilia yang pernah menyabet medali perak pada kategori Taijijiian di Federation of International Sport University (FISU) World University Wushu Championship 2018 lalu dengan rendah hati mengucapkan syukurnya atas prestasi di Kejurnas ini. "Saya bersyukur bisa berada di podium dua dan akan berlatih lebih giat lagi," tutup Kamilia. M ABDUL HADI

P E WA R A D I N A M I K A J U L I 2 0 1 9 35


Berita

ALAT DETEKSI DINI TSUNAMI

HUMAS

SEPATU KESEHATAN DARI LIMBAH SALAK HUMAS FIS

Sebagai negara yang dikelilingi tiga lempeng utama dunia yaitu Eurasia, Indoaustralia dan Pasifik serta dilewati barisan gunung api aktif Indonesia rentan akan bencana, terutama potensi gempa hingga tsunami. Apabila bencana terjadi maka masyarakat harus secepatnya diselamatkan. Padahal antara kejadian gempa dengan tsunami hanya ada waktu yang sebentar sehingga perlu alat deteksi dini tsunami. Untun itu mahasiswa prodi pendidikan teknik mekatronika Fakultas Teknik UNY merancang Automatic Tsunami Early Warning System tersinkronisasi BMKG dan pengeras suara tempat ibadah sehingga dapat meminimalisir korban akibat bencana tsunami. Mereka adalah Riza Atika, Anung Endra Raditya serta Rohsan Nur Marjianto. Menurut Riza Atika, mereka merancang alat peringatan dini tsunami dengan cara mengunduh data dari alamat web resmi milik BMKG sebagai data mentah informasi valid dari BMKG yang diunduh dengan mini PC kemudian diolah. “Bila data lokasi sesuai dengan lokasi yang akan terdampak tsunami maka data dikirim lewat sms” kata Riza “Data kemudian diterima dan pengeras suara tempat ibadah berbunyi”. Anung Endra Raditya menambahkan tujuan alat ini diciptakan selain untuk mempercepat penyampaian peringatan adanya tsunami, sebab selama ini penyampaian informasi tsunami harus melewati banyak intansi terkait untuk dapat menyalakan sirine dan untuk menciptakan alat yang murah dan dapat dijangkau berbagai segmen masyarakat agar dapat meminimalisir korban dari bencana tsunami. Pengeras suara pada tempat ibadah dipilih karena tidak hanya berada di pinggir pantai tetapi disetiap tempat sehingga tempat ibadah menjadi objek yang dekat dan selalu berada ditengah-tengah masyarakat umum. Menurut Rohsan Nur Marjianto alat-alat yang diperlukan dalam proses penyelesaian alat deteksi dini tsunami ini adalah multimeter, Tool set, dan hand tool lainnya untuk perakitan. Bahan-bahan yang digunakan yaitu akrilik setebal 5 mm sebagai bahan utama dalam pembuatan kotak pelindung komponen elektronik. Komponen tersebut diantaranya Raspberry Pi 3 Model B yang dimanfaatkan sebagai server pengolah data terkini gempa bumi. Server juga dilengkapi dengan layar Capasitive Touch Screen sebesar 6 inch sebagai media bantu memantau kondisi server bekerja. Modul GSM sebagai media pengirim data hasil pengolahan kelokasi dimana sistem alarm di tempatkan. Arduino Uno digunakan untuk mengolah kembali data yang dikirimkan server untuk dijadikan parameter menyalakan alarm. Untuk menampilkan peringatan tsunami digunakan Modul Dot Matrix sebagai peringatan melalui media visual dan Speaker Alarm sebagai peringatan melalui media audio. Sementara untuk media catu daya digunakan power supply 12V 5A sebagai sumber utama dan modul step-down DC-DC sebagai pembagi tegangan kekomponen-komponen elektronik lainnya. HUMAS 36 P E WA R A D I N A M I K A J U L I 2 0 1 9

Penduduk Indonesia yang suka berolahraga cukup banyak, namun yang kurang gerak juga tidak sedikit. Oleh karena itu, perlu adanya inovasi sebagai upaya membangkitkan kesadaran masyarakat akan hidup sehat. Salah satunya adalah dengan menggunakan sepatu kesehatan. Alas kaki kesehatan biasanya hanya ada dalam sandal refleksi, namun kini hadir dalam bentuk sepatu. Sekelompok mahasiswa UNY melihat peluang membuat sepatu kese­­hatan yang berbeda yaitu dengan memanfaatkan limbah salak. Nifta Noor Halimah, Nurul Wulan Sari dan Evania Dian Widyastuti prodi teknologi pendidikan, Alfi Meilan Khasanah prodi pendidikan ekonomi serta Hasna Ulfah Edwina prodi biologi merancang sepatu kesehatan dari limbah salak karena masyarakat maupun pabrik pembuat produk jenis salak hanya menggunakan buahnya saja. Menurut Nifta Noor Halimah, biji dan kulit salak yang tidak terpakai akan dibuang secara cuma-cuma dan tidak memiliki nilai guna. “Namun bagi kami limbah tersebut dapat diberdayakan sebagai peluang usaha, salah satunya menjadi alas terapi dan aksesoris pada sepatu” katanya. Nurul Wulan Sari menambahkan limbah salak yang terdiri dari kulit salak dan biji salak dapat diproduksi menjadi sepatu akupuntur yang bernilai jual.

Selain memiliki manfaat dalam menambah kesehatan penggunanya, sepatu ini juga sangat fashionable untuk digunakan dikalangan remaja karena di modifikasi secara unik dengan tekstur khas permukaan kulit salak. Hasna Ulfah Edwina menjelaskan, bahan dan alat pendukung yaitu kain canvas, lem putih, lem kuning, benang nilon, kertas pengeras, sol sepatu, mesin jahit, mesin potong, mesin press, cetakan kaki, tang jepit, palu, paku, ember, cutter, kuas, gunting, dll. “Tahap pembuatan sepatu dimulai dari membuat cetakan ukuran kaki dan cetakan body sepatu kemudian dilakukan penyatuan antara sol sepatu, body sepatu yang kemudian ditambahkan alas kaki yang telah diberi biji salak untuk pijat refleksi” ujar Hasna. Langkahnya, limbah kulit dan biji salak yang telah di dapatkan dipilah, dibedakan menjadi berkualitas baik dan kurang baik, kulit salak yang berkualitas baik digunakan untuk bahan utama pembuatan body sepatu, sedangkan kualitas yang kurang baik hanya digunakan untuk hiasan. Biji salak berkualitas baik dilakukan proses perendaman dengan menggunakan alkohol selama 20 menit kemudian ditiriskan dan dikeringkan menggunakan oven dengan suhu 50° C selama 2 hari dan dilanjutkan dengan proses pengecatan dengan pernis agar biji salak yang diperoleh lebih mengkilap. HUMAS


Berita

PROGRAM JOINT DEGREE DENGAN TUD JERMAN Pascasarjana UNY dan TUD Dresden telah menjalin kerjasama resiprokal untuk penyelenggaraan Program Joint Degree pada Program Studi S3 PTK. Program Pascasarjana UNY telah berkesempatan mengirimkan 7 mahasiswa dalam 3 Batch untuk mengikuti Program Joint Degree di TUD pada rentang 2012-2018. Sesuai kesepakatan kerjasama Program Pascasarjana UNY juga akan menjadi institusi penerima mahasiswa peserta program untuk mendapatkan gelar Doktor Pendidikan/Doktor Filosofi dari UNY maupun TUD. Manuela Heindl merupakan salah satu mahasiswa untuk mengikuti Program Joint Degree pada periode 2019/2020. Manuela Heindl merupakan kandidat doktoral di kedua Universitas, Technische Universität Dresden, Fakultas Pendidikan dan Universitas Negeri Yogyakarta, Sekolah Pascasarjana. Manuela Heindl telah bersekolah di TUD Jerman sejak Maret 2017. Mahasiswa TUD ini akan menempuh pendidikan di S3 PTK dengan metode by research. Dari pihak UNY, Manuela dipromotori oleh Profesor Dr. Moch Bruri Triyono, M.Pd. Kemudian dari pihak TUD Prof. Dr. Thomas Köhler berlaku sebagai promotor. Para promotor ini setuju bahwa mereka akan melaksanakan tugas-tugas pengawasan ilmiah disertasi / tesis doktor dan akan berkoordinasi satu sama lain sebagaimana diperlukan. ANT

BABY BOOMERS HARUS SESUAIKAN DIRI Fakultas Ekonomi (FE) UNY mengadakan Sidang Senat Fakultas Terbuka Upacara Dies Natalis ke8 di FE UNY Selasa (25/6) lalu. Dies kali ini bertemakan “Membangun Keunggulan Fakultas Ekonomi UNY di Era Revolusi Industri 4.0”. Acara ini dihadiri 200 lebih peserta terdiri dari dosen, tenaga kependidikan (tendik), mahasiswa, pimpinan UNY, alumni, dan rekanan. Mewakili Rektor UNY, Wakil Rektor I Prof. Dr. Margana, M.Hum., M.A., dalam sambutannya mengucapkan selamat kepada FE UNY. Margana menambahkan, SDM UNY juga harus meningkatkan kualifikasinya. “Dosen CPNS yang baru diharapkan segera menempuh pendidikan S3. Mendatang, diharapkan nolisasi dosen yang masih S2 terwujud,” terangnya. Dosen FE UNY yang baru saja menyelesaikan pendidikan doktoralnya di Australia, Ani Widayati, M.Pd., Ed.D.,

menyampaikan orasi ilmiah. Dosen di jurusan Pendidikan Akuntansi ini mengangkat tema “Menjadi Pendidik yang Adaptif Transformatif untuk Menjawab Tantangan Era Pendidikan 4.0.” Menurut Ani, dosen di perguruan tinggi saat ini berasal dari berbagai generasi. Mulai dari Baby Boomers (lahir antara 1945-1960), Generasi X (1961-1980), Generasi (19811994), dan sebagian kecil dari Generasi Z (1995-2010). “Baby Boomers cenderung tidak mau menerima kritik, melihat uang dan pengakuan dari lingkungan adalah target mereka. Generasi ini menganggap hidup untuk bekerja dan menjunjung tinggi loyalitas serta dedikasi. Generasi X cenderung menjadi risk taker, mengambil keputusan secara matang, dan tidak suka basa basi. Generasi ini mulai menerima teknologi dan berpikir secara inovatif untuk

eksistensi di media sosial yang digunakan,” terangnya.

mempermudah kehidupan,” urainya. Generasi Y, lanjut Ani, yang juga kerap disebut generasi milenial, adalah generasi yang mudah menerima informasi secara cepat. Perkembangan video games, gadget, smartphones menjadi kemudahan yang dinikmati generasi ini. Generasi ini lebih menghargai kritik dan saran untuk kemajuannya. “Sementara generasi Z cenderung memiliki pola pikir serba instant, cenderung bergantung pada teknologi, dan mementingkan

Ani mengajak para pendidik untuk selalu memperbarui kompetensinya agar dapat menghadapi tantangan pendidikan 4.0. “Pada era ini, mahasiswa sudah tidak asing lagi dengan arus informasi dan kecanggihan teknologi industri 4.0. Mereka tidak asing dengan dunia digital. Pendidik sudah seharusnya mengikuti perubahan ini. Generasi baby boomers harus dapat menyesuaikan diri dengan generasi milenial,” pesannya. Selepas upacara dies, acara dilanjutkan dengan Syawalan yang dipandu oleh ustadz H. Dr. dr. Probosuseno, Sp.PD, KGer., FINASIM. Selain itu, diadakan juga pamitan haji dari Wakil Dekan 1 FE UNY, Prof. Sukirno, Kajur Pend. Akuntansi, Rr. Indah Mustikawati, M.Si., Ak., CA dan Kasubag Umum Misriyatun, S.Pd. yang berangkat pada bulan mendatang. HUMAS P E WA R A D I N A M I K A J U L I 2 0 1 9 37


Berita

HUMAS FIP

DOK. PRIBADI UMMI

ALUMNI FMIPA UNY KULIAH DI POLANDIA Ummi Hani, lulusan Prodi Pendidikan Biologi FMIPA UNY tahun 2015 meneruskan kuliah S2 di salah satu universitas terbaik di Polanda yakni Universitas Jagiellonian jurusan Bioteknologi Molekuler menggunakan Bahasa Polandia. Ummi kuliah di Polandia dengan mendaftar beasiswa luar negeri yakni beasiswa Ignacy Lukasiewicz dari pemerintah Polandia. Ummi mengatakan untuk batch pertama ada 7 orang dari UNY yang kuliah di Polandia. batch 2 saya, dan batch 3 yaitu dari alumni Pendidikan Biologi 2 orang, Pendidikan Kimia (1) dan Pendidikan Teknik Otomotif (2). Untuk yang bacth pertama yang sudah lulus ada yang meneruskan S3 di Jerman yaitu Eko Budiyanto alumni Pendidikan Kimia. 38 P E WA R A D I N A M I K A J U L I 2 0 1 9

“Saya mulai kuliah pada 2017 dengan kuliah bahasa Polandia setahun. Lalu selama dua tahun kuliah Bioteknologi Molekuler. Kuliah bahasa Polandia ini wajib diikuti oleh penerima beasiswa Ignacy Lukasiewicz. Dan saya lulus dari Universitas Jagiellonian pada 28 Juni 2019,” lanjutnya. Ummi menjelaskan, Bahasa Polandia terkenal sebagai bahasa yang sulit untuk dipelajari. Setiap ganti subjek, kata kerjanya pun ikut berubah bentuk. Dikenal sebagai bahasa paling sesuka hati mengubah bentuk dan banyak pengecualian dalam penggunaan beberapa kata, membuat Bahasa Polandia terasa semakin sulit dicerna bagi mahasiswa asing. Pada tes wawancara untuk masuk S2 di universitas ini, ada 4 pewawancara mulai dari dekan,

koordinator jurusan serta dosen pengampu mata kuliah tertentu. Tes wawancara dilakukan menggunakan Bahasa Polandia dan yang ditanyakan adalah soalsoal terkait dengan mata kuliah. “Awal masuk kelas, isinya semua orang lokal Polandia dan hanya ada dua orang asing, saya dan satu orang dari ukraina. Awalnya saya sama sekali tidak paham dosen menjelaskan apa. Yang saya tangkap hanya kata per kata, dari rentang 1 sampai 100 % , mungkin hanya sekitar 10 % yang bisa saya tangkap. Di Universitas Jagiellonian terdapat perbedaan kurikulum antara jurusan dengan program Bahasa Inggris dengan program jurusan yang menggunakan pengantar Bahasa Polandia. Kesamaannya hanyalah di mata kuliah pilihan, mahasiswa dari program jurusan Bahasa Polandia diperbolehkan

mengambil mata kuliah berbahasa inggris,” katanya. Ummi mengungkapkan, disamping bahasanya yang sulit dimengerti, materinya pun sangat jauh dari apa yang saya pelajari ketika menempuh pendidikan S1. Dihadapkan dengan beberapa mata kuliah dengan sistem “konwersatorium” semacam diskusi dengan beban 6 ECTS, diberi tugas setumpuk yang harus selesai h-1 sebelum pertemuan di kelas, ditambah dengan harus menyelesaikan kuis di web kampus sekitar 50 butir soal yang kesemuanya menggunakan bahasa Polandia, belum lagi mempersiapkan materi untuk diskusi di setiap pertemuan, jadi menurut saya ini bukan diskusi tapi layaknya tes secara oral dan semua mahasiswa berlomba-lomba untuk menjawab. WITONO


Berita

RANSEL TOPENG PANJI KERAJINAN IKONIK

IKUTI SEMINAR INTERNASIONAL DI ISTANBUL-TURKEY

HUMAS FIS

Muhammad Kamaluddin, S. Pd, mahasiswa S2 Pendidikan Matematika, Program Pascasarjana, Universitas Negeri Yogyakarta, menjadi salah satu presenter pada ajang HUMAS 6th International Conference on Education, Social Sciences and Humanities (SOCIOINT) yang digelar di Istanbul, Turkey pada tanggal 24-26 Juni 2019. Seminar ini merupakan kegiatan tahunan yang diselenggarakan oleh International Organization Center of Academic Research. Kegiatan ini merupakan forum ilmiah internasional untuk saling bertukar hasil penelitian dan berdiskusi mengenai isu terkini di bidang pendidikan, sosial sains dan humaniora. Lebih dari 200 peserta dari kalangan akademisi, praktisi, dan peneliti yang berasal dari lebih dari 30 negara turut berpartisipasi memaparkan makalahnya baik secara langsung maupun virtual. Dalam seminar ini, mahasiswa penerima beasiswa LPDP ini memaparkan makalah hasil penelitiannya yang berjudul “Students’ Perceptions of Discovery-based Matematics Learning Activity Using Real Situational Context”. Makalah ini membahas mengenai bagaimana persepsi siswa mengenai kegiatan pembelajaran yang dilakukan menggunakan lembar kegiatan siswa (LKS) berbasis discovery learning dengan menggunakan konteks yang sengaja dibuat di dalam kelas sehingga siswa dapat memperagakannya. Konteks yang digunakan dalam pembelajaran ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk terlibat langsung dalam situasi yang dapat mereka rasakan dan sekaligus menjadi objek pengamatan dalam pembelajaran. Persepsi siswa menjadi salah satu faktor yang dapat digunakan untuk mengevaluasi kualitas kegiatan pembelajaran yang dilakukan, utamanya untuk melihat apakah kegiatan pembelajaran tersebut memberikan pengalaman belajar yang bermakna bagi siswa. Guna mengetahui bagaimana persepsi siswa, ia menggunakan instrumen berupa angket respon siswa yang diberikan setelah proses pembelajaran. Data hasil angket ini kemudian ditriangulasikan dengan data hasil wawancara dan hasil observasi selama proses pembelajaran berlangsung. Triangulasi data ini dimaksudkan untuk memastikan bahwa siswa memberikan persepsinya secara jujur sesuai dengan pengalaman belajarnya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa siswa memiliki persepsi yang baik mengenai kegiatan pembelajaran matematika berbasis discovery learning dengan menggunakan real situational context. Siswa meyakini bahwa kegiatan yang dilakukan membantu mereka dalam mengkonstruksi dan memahami konsep matematika yang dipelajari secara efektif. Selain itu, kegiatan yang didesain dalam kelompok-kelompok kecil ini juga memotivasi mereka untuk belajar secara aktif. Makalah yang dipresentasikan dalam seminar ini nantinya akan direview untuk dimuat di dalam prosiding terindek Thomson Reuters. (SGM/ANT

Kabupaten Gunungkidul memiliki sejumlah kerajinan yang dapat ditemukan di beberapa kecamatan. Kerajinankerajinan tersebut diantaranya adalah kerajinan perak (Kecamatan Paliyan), kerajinan akar wangi (Kecamatan Semin), kerajinan topeng kayu batik (Kecamatan Patuk), kerajinan ornament batu gamping (Kecamatan Semanu), dan kerajinan cor logam (Kecamatan Semin). Kerajinan dari sejumlah kecamatan di Kabupaten Gunungkidul ada yang hingga kini masih eksis bahkan diekspor sampai ke luar negeri. Kerajinan tersebut adalah topeng kayu batik Desa Wisata Bobung, Kecamatan Patuk. Topeng ini berhidung mancung dan bermata sipit, yang merupakan ciri khas sebuah topeng panji. Topeng panji bermotif batik diproduksi secara masal di Desa Bobung. Kerajinan dari kayu ini telah menjadi ikon Desa Bobung karena hampir setiap rumah memproduksinya. Selain itu, topeng panji yang dibuat

mahasiswa UNY tertarik untuk mengemas topeng panji menjadi cenderamata khas Gunungkidul yaitu dibuat menjadi tas ransel kulit.

warga digunakan pada pementasan tari topeng saat acara bersih desa. Namun, topeng panji batik yang dijual saat ini hanya memiliki fungsi estetis, sekadar menjadi hiasan dinding. Oleh karena itu, pembeli topeng ini hanya dari kalangan tertentu. Hal ini membuat sejumlah

luas. Andi Siyam Mawardi mengatakan, bahan-bahan tas (kulit sintetis, kain pelapis, aksesoris) dan alat jahit di cari di sejumlah toko alat jahit yang berada di area Yogyakarta. Kar­ya ini berhasil meraih da­ na Dikti dalam Program Krea­ tivitas Mahasiswa bidang Kewirausahaan 2019. HUMAS

Lilik Nurkhamid dan Andi Siyam Mawardi prodi pendidikan seni rupa, Najla Ifa Mumtaza prodi pendidikan akuntansi, Anggi Fatika Sari prodi pendidikan kimia serta Nadhila Hibatul Nastikaputri prodi bahasa dan sastra Indonesia merancang tas ransel kulit berbentuk topeng panji yang dapat menjadi alternatif cendera mata bagi wisatawan. Menurut Lilik Nurkhamid, saat ini tas tidak hanya memiliki fungsi primer, tetapi juga memiliki fungsi sebagai trend fashion. “Tas ransel kulit ini kami beri nama Ratopanji atau ransel topeng Panji’ kata Lilik. Pembuatan Ratopanji selain untuk menciptakan peluang usaha juga bertujuan untuk memperkenalkan kerajinan ikonik Gunungkidul yang memiliki nilai estetika dan nilai ergonomis kepada masyarakat

P E WA R A D I N A M I K A J U L I 2 0 1 9 39


Pujiwiyana PADUKAN SUARA DAN PRESTASI

40 P E WA R A D I N A M I K A J U L I 2 0 1 9

KALAM / PEWARA


SOSOK PEMBIMBING PADUAN SUARA

DOK PRIBADI PUJIWIYANA

Pujiwiyana muda punya andil besar dalam Grand Launching "Swara Wardhana," paduan suara mahasiswa di IKIP Yogyakarta. Tiga puluh tahun lebih, raga dan hatinya masih di komunitas itu sebagai dosen pembina. Memadukan keahlian olah vokal, untuk capai prestasi gemilang di tingkat dunia bagi UNY! Oleh ILHAM DARY ATHALLAH

Antara gelap dan suram; Mencekam kenangan Negeri murungan; Dilanda nestapa

Namun, prestasinya ternyata tak main-main. Mereka berhasil menyabet Juara II Festival Paduan Suara Antar Mahasiswa yang digelar Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

epenggal lirik dari Bumiku Indonesia, lagu lawas ciptaan Lilik S, terlantun dari bibir Pujiwiyana. Ia menjadi solois (penyanyi utama), sembari sesekali menjadi chorus (pemain nada) di bagian tengah-tengah lagu. Nadanya sendu dengan lirik yang menandakan duka.

"(Saat itu) semua perguruan tinggi hebat-hebat turun semua. Ada Parahyangan, ITB, UI, ITS, yang sudah terkenal dengan paduan suaranya. Kami langsung ikut dan juara II. Ini IKIP lho," kenangnya sambil merujuk anggapan umum masyarakat bahwa IKIP kerap dianggap kampus kelas dua.

Padahal hari itu, di suatu siang perio 1987, langit cukup cerah. Begitupula suasana hati Pujiwiyana, atau biasa disapa Puji, yang pada saat itu tak sendiri. Ia bersama kurang lebih 20 rekannya di IKIP Yogyakarta.

Anggapan yang hingga tiga puluh kemudian dalam posisi Pujiwiyana selaku Pembina Swara Wardhana, terus ia patahkan bersama para mahasiswanya lewat prestasi gemilang di tingkat dunia.

S

Bagaimana tidak, Unit Kegiatan Mahasiswa paduan suara IKIP Yogyakarta waktu itu masih dianggap layaknya bocah ingusan. Baru saja diresmikan dalam Dies Natalis ke-33 sekitar Mei 1986 oleh Rektor IKIP Yogyakarta kala itu, Prof. Stefanus Vembriarto, dan disematkan nama "Swara Wardhana"

Marching Band dan Padus Paduan Suara bukan satu-satunya UKM yang Puji ikuti semasa mahasiswa. Lebih awal, tepatnya sejak masuk kuliah sebagai mahasiswa baru Pendidikan Seni Musik IKIP Yogyakarta angkatan 1986, Pujiwi­ yana telah bergabung sebagai anggota Marching Band UNY.

BERSMA PSM SWARAWARDHANA SEBAGAI JUARA UMUM GRAND PRIX HONGKONG 2019

Di tahun pertama itu juga, Pujiwiyana langsung menorehkan prestasi bersama tim UNY. Menyabet Juara Nasional Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Kategori B. Uniknya lagi dalam Marching Band, Puji jarang tak diberikan posisi tetap. Lebih sering menduduki bangku caangan. Bukan karena ia tak lihai, namun justru karena Pujiwiyana dapat memainkan beragam instrumen. Bahkan menjadi konduktor! Sehingga apabila ada rekannya yang lelah dan perlu digantikan, Puji langsung bertugas. "Kategori B itu kelompok di atas rata-rata. Kampus bagusbagus. Dan uniknya saya tidak pernah starting, disuruh menjadi pengganti segala jenis instrumen. Serba bisa katanya," kenang Puji sembari tertawa. Puji tak ingat betul bagaimana prosesnya ia bergabung ke Paduan Suara. Akan tetapi pada saat itu, UKM memang belum begitu terinstitusionalisasi secara rapi. Mereka yang bergabung pada umumunya, adalah teman dekat P E WA R A D I N A M I K A J U L I 2 0 1 9 41


dari mereka yang sudah bergabung lebih awal.

SOSOK PEMBIMBING PADUAN SUARA

Paduan suara IKIP Yogyakarta saat itu juga belum menjadi UKM dan belum memiliki nama. Barubaru saja pada Dies Natalis UNY ke33, Rektor meresmikan langsung paduan suara ini dan menyematkan nama Swarawardhana. Nama itu memiliki arti: suara penuh kasih. "(Awalnya) lebih seperti komunitas. Kalau suka, ya gabung aja, latihan aja. Bahkan saat lomba Paduan Suara kami pernah pakai seragam marching band, dan saat upacara di lapangan FBS saya pernah jadi konduktor paduan suara dan marching band sekaligus" demikian kenangnya atas suasana cair dunia UKM saat Puji masih duduk di bangku kuliah. Walaupun cair dan masih dalam proses merintis, Puji bersama rekan-rekannya mampu menjaga kondisi prima dan muncul sebagai salah satu jawara. Kehadirannya ditunggu-tunggu di setiap kompetisi paduan suara yang mereka ikuti. Festival Paduan Suara yang pertama mereka ikuti, di tahun 1987, berhasil menghantarkan IKIP Yogyakarta di podium kedua. Pada tahun 1989, karena kompetisi tersebut digelar dua tahun sekali, gelar tersebut berhasil dipertahankan oleh Puji dan kawan-kawan. Mengharumkan kampus Karangmalang. "Juara dua lagi! Jadi kami menang kemarin tidak beruntung. Seperti kata Bapak Wakil Rektor III saat ini (Prof. Sumaryanto) dalam membimbing mahasiswa kami, juara itu tidak dilahirkan. Tapi dilatih dan direncanakan dengan sungguh-sungguh," kenang Puji. Menjadi Dosen dan Pembina UKM Tahun 1992 Puji dinyatakan lulus dari IKIP Yogyakarta. Momen kelulusan itu sekaligus memberinya amanah besar untuk segera menjadi tenaga pengajar di IKIP Yogyakarta. Waktu itu, ujarnya, jurusan seolah percaya saja pada Puji dan memintanya segera bergabung di ruang kelas. Sampai akhirnya langung memproses SK pengangkatan PNS Puji di tahun 1993. Sejak penugasan tersebut, Puji banyak mengajar kelas-kelas yang terkait Perkusi, Manajemen Pertunjukan, dan Apresiasi Musik. 42 P E WA R A D I N A M I K A J U L I 2 0 1 9

DOK PRIBADI PUJIWIYANA

DUKUNGAN REKTOR UNY SAMPAI KE HONGKONG

Mirip dengan aktivitasnya selama mahasiswa yang mempraktekkan ilmu-ilmu musik tersebut dalam kegiatan lomba dan UKM. "Saya tidak pernah minta dan membayangkan jadi dosen. Tapi kalau disuruh, apalagi saya mahasiswa dan seni musik adalah bidang yang saya tekuni, kesempatan tidak datang dua kali itu," kenang Puji. Mengajar tepat setelah lulus, dan di jurusan yang sama dengan tempatnya belajar, membuat

Saya tidak pernah minta dan membayangkan jadi dosen. Tapi kalau disuruh, kesempatan tidak datang dua kali itu.

Puji cepat akrab dengan para mahasiswa. Tidak hanya pada mahasiswa di kelas-kelas yang ia ampu, pengurus dan aktivitas UKM juga menjalin komunikasi yang relatif cair dengan Puji. Itulah mengapa ungkapnya, kampus memberi amanah kepada Puji untuk membina berbagai macam UKM. UKM Musik "Sicma" jadi tempat pertama penugasannya. Disana, banyak mahasiswa pendidikan seni musik. Tak sedikit pula mahasiswa dari jurusan lain yang kebetulan berminat menekuni musik. Dalam pembinaannya, Puji menekankan institusionalisasi organisasi yang baik, namun tak kehilangan jati diri sebagai komunitas yang bersahabat. "Itu mulai tahun 1990an atau 2000an kalau tidak salah (menjadi


rutin. Lomba yang diadakan pada Juni-Agustus (sekitar musim panas di luar negeri), harus sudah disiapkan dan dipilih anggota timnya sejak September setahun sebelumnya.

SOSOK PEMBIMBING PADUAN SUARA

"Setelah terpilih, mereka berlatih tiap minggu. Juara itu dilatih dan diciptakan, bukan dilahirkan," kenang Puji. Dari situ, prestasi Swarawardhana meningkat setiap tahunnya. Pada Grand Prix Thailand di tahun 2017, UNY menyabet gelar juara pertama di dua kategori. Setahun kemudian dalam ajang Bali International Choir Festival 2018, posisi gelar yang sama mereka sabet. Juga dalam dua kategori dan nilai yang meningkat. Tahun 2019 dalam Grand Prix Hongkong, Swarawardhana mencapai tingkat Grand Prix (semacam grand final), dan meraih gelar sebagai juara umum (Grand Prize). Merebut 5 kategori juara yaitu juara 1 kategori Mix Choir, juara 1 kategori Folklore, The Best Conductor, Highest Score dan Musical Connection Grandprix (juara umum).

DOK PRIBADI INTAN

pembina UKM). Saya pingin UKM pembinaannya baik, tapi tetap jaga kekancan (persahabatan). UKM kan sejatinya tetap komunitas, tapi bareng-bareng berkegiatan dan berprestasi," kenang Puji. Kembali ke Swarawardhana 2017, amanah baru diterima Puji untuk membina ke UKM yang selama mahasiswa telah membesarkannya: Paduan Suara Swarawardhana. Walaupun secara historis telah akrab dengan UKM yang satu ini, Puji merasakan sudah ada perubahan konteks yang luar biasa di dalam Swarawardhana. Perubahan tersebut berasal dari dunia paduan suara secara keeluruhan. Saat Puji bersama rekan-rekannya membawakan lagu Bumiku Indonesia tiga puluh tahun lampau, para dewan juri memang sudah terpukau. Namun bila diulangi hari ini, lantunan Puji ia rasa sendiri tidak akan cukup.

"Karena kompetisi dan teknik paduan suara hari ini sudah sangat luar biasa. Ada kategori Mix Choir (paduan suara campuran, mengaransemen berbagai lagu), kategori Religious, Gospel, genre Pop-Jazz, ada semua. Tidak hanya lagu nasional kayak saya dulu. Semua terwadahi, lebih semarak, harus lebih kerja keras!," kenang Puji. Untuk menghadapi perkembangan tersebut, Puji bersama para mahasiswa di UKM menyusun jadwal perekrutan dan pelatihan

Harapan saya, mereka jadi doa untuk kita. Jaga level, kegiatan, strategi, matriks kerja, timeline, dan latihan sungguh-sungguh.

Dalam kejuaraan tersebut, Puji merasa beruntung karena para mahasiswanya tidak disana sendirian. Prof. Sutrisna Wibawa selaku Rektor juga turut membersamai mahasiswa sampai ke Hongkong. "Bapak Rektor hadir, dan latihan yang telah kami lakukan sejak November 2018 terbayar tuntas," kenang Puji. Atas pencapaian tersebut, Puji berharap PSM Swara Wadhana UNY selalu diberi kesempatan berkompetisi di level internasional. Ia juga memiliki impian bahwa PSM dengan prestasi dan predikat yang disandang, mulai menata diri menjadi paduan suara yang profesional. Dengan demikian, PSM tidak hanya tampil dan mempersiapkan kompetisi. Tapi juga ajang orkestra dan teater publik. "Karena kualitasnya sudah bagus, bahkan kalau ke luar negeri pasti dikira paduan suara profesional, mereka kecelik kalau kita skolastik (berbasis di kampus - scholar). Harapan saya, bayangan mereka jadi doa untuk kita. Jaga level, kegiatan, strategi, matriks kerja, timeline, dan latihan sungguhsungguh," pungkas Puji. P E WA R A D I N A M I K A J U L I 2 0 1 9 43


» Opini

Mempererat Persatuan Lewat Makanan SEBUAH TRADISI YANG TETAP LANGGENG Oleh SHELA KUSUMANINGTYAS Penulis, tinggal di Sendangguwo, Tembalang, Semarang

M

asih lekat betul di ingatanku tentang kehidupan bertetang­ ga semasa masih bertempat tinggal di Desa Cepiring, Kabu­ p­aten Kendal. Aku yang waktu itu masih duduk di bangku Taman KanakKanak (TK) dengan bebasnya masuk melalui pintu belakang ke rumah Mak Ru, tetangga depan rumahku. Pintu tersebut langsung menghubungkan ke bagian pawon atau da­ pur, ruang tempat makanan dan rasa diolah. Aku memang lebih suka bertandang ke rumah Mak Ru dengan menyelinap lewat dapur. Bukan melalui pintu depan yang me­ nyambungkan ke ruang tamu. Sebab, pikirku yang kala itu lebih disibukkan bermain di luar rumah, aku bukanlah orang asing atau tamu. Aku merasa menjadi bagian de­ kat dengan keluarga Mak Ru. Begitu pula dengan Mak Ru dan keluarganya yang bisa langsung memasuki rumahku. Karena zaman dulu, rumah orang-orang terbuka lebar. Tidak terkunci rapat seperti sekarang. Memori tersebut menancap kuat hingga sekarang. Aku langsung bergegas menghampiri Mak Ru yang tengah berjongkok sembari meniupkan angin melalui bambu berlubang untuk mengobarkan api lebih besar di tungku. Agar makanan yang dimasak di atas panci dengan api menyala lekas matang. Harum yang mulai menyeruak menandakan makanan siap diangkat dan dihidangkan. Sebuah sesi yang paling kutunggu-tunggu. Aku membantu Mak Ru mengambil piring saja lalu menatanya di atas meja makan. Bukan tanpa sebab aku mampir ke rumah

44 P E WA R A D I N A M I K A J U L I 2 0 1 9

Mak Ru. Karena aku mendapatkan mandat dari nenekku yang lebih akrab kupanggil Ibu. Kata Ibu, Mak Ru akan masak oblok-oblok terong. Tentu porsinya tidak kecil, apalagi keluarga Mak Ru cukup besar dengan anak yang lebih dari lima. Mak Ru pun menawari Ibu untuk mengambil masakannya nanti ketika sudah matang. Pesan itu diobrolkan keduanya saat sedang berbelanja di tukang sayur keliling yang berhenti untuk berjualan di ujung gang. Lalu, akulah yang disuruh untuk membawa masakan itu dari rumah Mak Ru ke rumahku. Namun, tak lupa Ibu juga membekaliku dengan aneka oleh-oleh yang dibeli ibu kandungku yang kupanggil Mama saat berpelesiran ke luar kota pada pekan sebelumnya. Jadi, ada barang yang dipertukarkan dan ceri­ ta yang mengiringinya. Begitulah kisahku bertetangga yang semakin akrab berkat makanan. Mak Ru dan Ibu memang sering saling berbagi masakan yang tengah mereka racik. Mungkin, mereka memegang prinsip, “jangan sampai tetanggamu hanya mencium aroma masakanmu. Namun juga harus mencicipi nikmatnya.” Namun, Ibuku bukanlah seorang muslim. Ini juga menunjukkan bukti toleransi yang nyata. Bahwa perbedaan kepercayaan tidak menghalangi antarwarga untuk menjalin hubungan silaturahmi. Mereka tidak meributkan agama yang dianut. Mak Ru tidak menolak kehadiran Ibu, begitupula Ibu yang senantiasa menjaga harmonisasi interaksi mereka. Keduanya begitu jago membuat jalinan pertemanan kedua­

nya tetap utuh. Rupanya, salah satu caranya adalah melalui makanan. Ibu dan Mak Ru sama-sama gemar memasak. Perempuan yang sama-sama telah dikaruniai cucu ini kebetulan juga memegang peranan penting di rumah, mengatur siklus kenyang bagi keluarganya. Ibu adalah koki andal yang bertugas memastikan aku, Mama, Papa, dan adik-adikku tidak kelaparan dan mendapatkan kelayakan gizi yang cukup lewat makanan yang dikonsumsi. Begitu pula Mak Ru. Sebab anakanak mereka sibuk bekerja. Apalagi tipikal keduanya bukanlah orang yang betah berdiam di rumah. Makanya mereka suka sekali mengisi waktu dengan memasak, menjajal aneka resep baru, dan saling memberi masukan atas masakan masing-masing. Mereka kerap saling meminta dan memberi bumbu dapur saat sewaktu-waktu kehabisan. Tinggal bergegas menyambangi rumah tetangga kesayangan. Makanan dan masakanlah yang kian memperat mereka. Meski keduanya telah berpulang ke Sang Pencipta, Mak Ru dan Ibu adalah teladan soal bagaimana membangkitkan persatuan dan kerukunan lewat hal-hal sederhana. Tidak usah muluk-muluk melalui topik yang berat. Cukup lewat masakan dan makanan. Makanan Kunci Persatuan Lalu kenangan itu terbawa hingga aku menginjak usia seperempat abad. Seiring waktu dan banyaknya momen yang aku lalui, memang benar adanya bahwa makanan adalah kunci untuk membuat Indonesia bersatu. Pernyataan ini jelas tergambar ketika aku mencoba mengulik beberapa tradisi dan kebiasaan yang melibatkan makanan dan warga dalam jumlah besar. Misalnya, di tempatku lahir dan besar, ada tradisi Weh-Wehan tiap kali menyambut Maulud Nabi. Ini adalah momen kami para tetangga saling berkunjung ke rumah masing-masing sambil membawakan makanan tertentu. Misalnya mem­berikan sumpil ke tetangga. Jajanan ini ben­tuknyya setiga, merupakan perlambang hubungan kita dengan Tuhan serta kita de­ ngan sesama manusia. Jadi tradisi ini sekaligus pengingat bahwa ibadah dan hidup tidak melulu menge-

Masyarakat Indonesia bakal reaktif jika menyangkut makanan dan pencapaian di kancah internasional, aksi klaim, rebut-mere­ but dengan bangsa lain.


jar hubungan yang transedental. Namun, bagaimana kita menyeleraskan juga kehidup­ an bersosial dan ibadah dengan Si Penguasa Jagat Raya. Kalau buatku, tradisi Weh-wehan ini juga menyenangkan. Pasalnya, aku bisa ngobrol dengan anak tetangga yang sebaya denganku yang mungkin jarang bertemu karena lain sekolah. Lalu kami bisa saling memamerkan makanan yang didapat dari para tetangga. Dari tradisi yang simpel ini, terlahir sebuah interaksi yang bisa jadi selama ini terhalang pintu yang kunci rapat serta tuntutan pekerjaan yang menghadang. Lalu ada pula tradisi tumpengan yang menandai sebuah perayaan besar dalam fase kehidupan manusia. Tumpeng yang berbentuk kerucut dengan ujung segitiga lancip, lagi-lagi juga menyelipkan makna tentang keselarasan kita dalam membangun hubungan vertikal dengan Tuhan dan hubungan horizontal dengan manusia. Makanan-makanan di Indonesia memang tidak melulu mengenyangkan tapi turut mengingatkan penting­ nya memupuk persatuan antarwarga karena kita sama-sama Indonesia. Tradisi menyantap makanan porsi besar secara massal juga berpengaruh dalam kerukunan bangsa ini. Misalnya, di Jawa masih lestari kebiasaan melahap bersama menu Liwetan atau bancakan. Liwetan atau bancakan ini umumnya digelar untuk memperingati agenda besar tertentu misalnya Dirgahayu Republik Indonesia atau Malam Satu Suro. Beralaskan daun pisang yang digelar di area lapang seperti lapangan atau jalan raya, ban­cakan atau liwetan menjadi momen yang mengundang banyak orang berkumpul. Tiap orang yang datang berkerumun dan bersiap menyuap nasi liwetan dan bacakan pakai jari. Tiap mereka menanggalkan identitas diri dan melebur jadi satu dengan warga yang juga ikut berebut nasi liwet. Melupakan sejenak status yang melekat lantaran nasi liwet sebaiknya dikudap lebih nikmat secara bersama-sama. Serta diselingi dengan sesi tanya jawab dan tukar gagasan. Didukung Modernitas Rupanya, modernitas turut mendukung tradisi jamuan makan bersama kolega untuk melobi persatuan, mempererat hubung­ an, serta membuat kita saling mengenal dengan lawan bicara. Karena obrolan yang dilangsungkan saat sedang makan bersama cenderung lebih cair. Barangkali, amarah dan emosi yang tertahan bisa terluapkan dan tersalurkan lewat makanan. Kemarahan bisa mereda lewat sepiring makanan lezat yang terhidang. Tak usah mengelak, ingatkah kita topik apa yang kita bahas saat pertemu seseorang yang asing untuk pertama kali? Kemudian, tema apa yang akan diobrolkan ketika bersua dengan kawan yang telah lama berpisah? Kebanyakan pasti pernah memasukkan topik makanan yang disuka untuk membuka obrolan yang berlanjut ke perbincangan hangat berikutnya. Pasalnya, makanan adalah topik aman dan tidak sensistif. Beberapa orang

MAKANKELILING.COM

tidak akan keberatan untuk terang-terangan bercerita soal makanan. Justru akan menggembirakan jika berujung kecocokan soal selera makanannya. Membicarakan selera makanan, warga Indonesia juga memiliki kesamaan soal urus­ an lidah. Kita tidak bisa berpaling dari kelezatan makanan terenak di dunia yang dinobatkan ke Rendang, makanan asli Suma­tera Barat. Jika untuk itu, tidak ada yang menolaknya. Rendang membuat persatuan kita sema­ kin awet dan rasa kebanggan terhadap Indonesia semakin membuncah. Kita lantas mengelu-elukan prestasi ini dan tidak ingin makanan ini sampai direbut oleh bangsa lain. Untuk mengupayakan itu, kita saling bahu-membahu meramaikan lini masa de­ngan konten tentang rendang yang merupakan aset kekayaan Indonesia. Ya, masyarakat Indonesia memang bakal reaktif jika sudah menyangkut makanan dan sebuah pencapaian di kancah internasional, aksi klaim, rebut-merebut dengan bangsa lain, dan tak kalah penting tentang segala sesuatu yang viral. Karena yang sedang trending akan terus dikulik dan dikupas. Bahkan kami rela bersatu untuk memburu makanan enak yang tengah digandrungi warganet. Sampai-sampai bermunculan akun media sosial tentang rekomendasi tempat makan enak yang mewadahi para pecinta makanan agar lebih produktif dan tidak membuang waktu percuma dengan kegiatan yang tidak pasti. Ya, cara mengisi waktunya dengan jelajah kuli­

ner berdasarkan panduan yang telah tersebar di media sosial. Dan ada satu makanan yang termasuk sejuta nikmat yang sayang untuk dilewatkan. Yakni nasi goreng. Di mana pun kita berpijak, nasi goreng selalu berevolusi dan memiliki aneka tambahan penyedap rasa yang lengkap. Namun bentuk dan cita rasanya selalu sama di tiap wilayah. Naik Kelas Diplomasi Makanan juga dijadikan taktik diplomasi. Seperti yang dicontohkan Joko Widodo yang bertemu dan membincang berbagai hal de­ngan Prabowo Subianto di tempat makan Sate Khas Senayan di FX Sudirman, Jakarta, beberapa waktu lalu. Ini seperti seolah ingin menyuguhkan ke publik bahwa tiada makanan tidak hanya melepas penat. Namun juga mendekatkan yang sempat regang. Membawa isu krusial menjadi ringan dibahas dan menemukan solusi yang diperbincangkan saat makan. Selain itu, makanan juga jadi isu mena­ rik di era teknologi digital sekarang. Ber­bagai macam Youtuber berlomba-lomba mengunggah vi­deo yang mengulas rekomendasi tempat makan untuk kita. Jika dilihat secara statistik, tema makanan memang paling banyak dipesan oleh para selebritis. Jadi bisa disimpulkan, makanan tetap bertengger dan akan selalu diminati banyak kalangan lintas gaya hidup. Begitulah sekelumit perjalanan makanan dalam mengemban misi untuk merekatkan persatuan dan menjaga kerukunan bangsa. P E WA R A D I N A M I K A J U L I 2 0 1 9 45


Resensi

MENGUAK TABIR INTELIJEN INDONESIA

K

isah kehebatan agen spionase (intelijen) Isramemaparkan fakta kegiatan intelijen di Indonesia el, Ha-Mossad le-Modiin ule-Tafkidim Meyupembaca akan mengetahui pengungkapan tuntas INTEL: MENGUAK TABIR INTELIJEN INDONESIA hadim, yang lebih dikenal dengan nama Moskasus rahasia dan latar-belakangnya, dari pelatihan Penulis: Ken Conboy ∫ Penerbit: sad, telah menjadi legenda. Operasi intelijen agen spy pertama hingga Komando Jihad, kasus penPustaka Primatama ∫ Cetakan: I, yang dilakukan Mossad terutama mengawaculikan, isu Timor Timur, uang palsu, hingga Jamaah 2007 ∫ Tebal: 294 halaman si organisasi dan bangsa Arab di dunia. KaIslamiyah. Sederet panjang pertanyaan menarik rena itu Mossad menjadi momok bagi du­nia yang akan dijawab tuntas dalam buku ini menunArab. Sepak terjangnya dalam mengacak-acak sejumlah ne­ jukkan kredibilitas dan kedekatan penulisnya dalam mengumpulgeri membuatnya diakui sebagai salah satu dinas intelijen kan data dan dokumen intelijen dari narasumbernya. Ia dikenal terbaik dan tersukses di dunia. Kehebatan Mossad dengan dekat dengan kalangan militer di Asia Tenggara. Dalam buku ini mottonya “Be’ein Tachbulot Yipol Am Veteshua Berov Yoetz” (simKen Conboy tidak mengoceh secara sumir seperti lazimnya terjapan semua yang engkau ketahui untuk dirimu sendiri) dapat dibdi dalam pengungkapan operasi spy. Ia menuliskan berbagai kasus uktikan antara lain dengan kisah sukses Eli Cohen (1924-1965). Ia dan peristiwa yang pernah terjadi dalam dunia intelijen Indonesia hampir terpilih sebagai Menteri Pertahanan Suriah dalam kabidalam uraiannya yang rinci-sistemik, logis, dan enak dibaca. Dalam net Presiden Hafez Assad. Ia menjalankan tugas spy dengan sankisah “Durna” misalnya, Ken Conboy bercerita tentang pertarung­ gat baik hingga mencapai kedudukan setara Deputy Minister of an perebutan kekuasaan dalam memanfaatkan intelijen. Karena Defense. Tak ada yang mengira Eli Cohen yang memakai nama saruang geraknya yang serba tertutup maka intelijen selalu memimaran Kamel Amin Tsa’abet ini sebagai “agen spy” Israel, hingga liki kecenderungan untuk merambah kemana-mana dan gampang kedoknya terbuka dan dihukum mati di tiang gantung di pusat Kodimanfaatkan oleh fihak-fihak yang berkepentingan. Kisah-kita Damascus. Namun hasil kerjanya tak sia-sia karena memberisah tentang intrik politik dengan memanfaatkan intelijen, kisah-kikan andil yang sangat besar pada Perang Enam Hari (1967) yang sah tentang bagaimana seorang kepala negara harus “menjinakdimenangkan oleh Israel. Tentu saja kan” intelijen agar selalu berfihak kisah sukses dan kehebatan agen spy pada kepentingannya, kisah-kisah ini akan lebih panjang jika menye“deception” dsb adalah kisah-kisah but dinas rahasia negara se­ perti intelijen yang menarik untuk dibaca. CIA (Central Intelligence Agency) Ken Conboy mendasarkan tulis­anAme­rika Serikat, KGB (Komitet Gotulisannya atas pemberitaan di media sudarstvennoy Bezopasnosti) Uni massa, atas wawancara dengan beberSoviet, dan M16 atau SIS (Secret Inapa mantan aparat intelijen atau de­ telligence Service) Inggris. Buku ngan mempelajari berkas-berkas di yang merekam dan mempublikasidinas intelijen yang karena perjalakan geliat dinas rahasia negara ini nan waktu sudah boleh diungkap telah banyak memenuhi rak-rak bukepada umum. Sebenarnya masih ku di perpustakaan. Ironisnya, kita ba­ nyak kisah-kisah intelijen Indosama sekali tidak tahu-menahu kenesia yang menarik untuk diuraigiatan intelijen negara di Tanah Air. kan dalam bentuk cerita. Tapi apa Buku karya Ken Conboy berju­ yang telah dilakukan oleh Ken Condul Intel: Menguak Tabir Dunia Inboy dalam bukunya yang berjudul telijen Indonesia ini merupakan “Intel” ini sudah merupakan sebuah bu­ ku pertama dalam bahasa Inlompatan besar. Buku ini tak kalah donesia yang memaparkan secara menarik dengan buku-buku penulis menyeluruh sejarah intelijen di In­a­sing­yang membahas CIA, KGB, atau donesia, sejak awal kemerdekaan RI Mossad. Ken Conboy telah membuktihingga kini. Conboy menyusun buku kan dirinya sebagai “pengamat intelipopuler ini berdasarkan wawancara jen” yang sebenarnya. Ia tidak sekelangsung dengan para pejabat intelidar “bercuap-cuap” di televisi tentang jen, dilengkapi dengan dokumen arsebuah teori konspirasi yang sumir. sip yang diperoleh secara langsung Dalam buku ini Ken Conboy telah dari narasumbernya. Melalui buku menulis kisah-kisah yang rinci, ru­ yang terbilang menarik dan unik ini nut dan masuk akal. DEDI HERDITO 46 P E WA R A D I N A M I K A J U L I 2019


Bina Rohani

MEMAKNAI KEMATIAN

S

etiap manusia pasti mengalami akhir kehidupan itu, yakni kematian. Banyak ayat Al-Quran yang menegaskan kepastian datangnya kematian. Al-Quran Surat Ali Imran Ayat 185 menegaskan: "Tiap-tiap yang ber­jiwa akan merasakan mati. Dan baru pada hari kiamatlah disempurnakan pahalamu. Barang siapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan." Lebih lanjut ditegaskan bahwa manusia tidak bisa bersembunyi atau lari untuk menghindar dari kematian. Dalam Surat An-Nisa: 78 "Di mana saja kamu berada, kematian akan men­da­patkanmu, kendatipun ka­ mu berada di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh." Dalam Surat Al-Jumu'ah: 8; "Katakanlah, se­ sungguhnya kematian yang kamu lari darinya, sungguh akan menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah) yang me­ngetahui yang gaib dan yang nyata, lalu dia memberitakan ke­padamu apa yang telah kamu kerjakan". Bagaimana sebenarnya pandangan Islam tentang kematian itu? Kematian merupakan sesu­­­­­ atu yang tidak perlu ditakuti, karena kematian itu merupakan jalan kembali kepada Tuhan yang menciptakan kita semua. Dahulu kita berada di sisi Allah kemudian kita diturunkan atau dilahirkan di muka bumi ini menjalani kehidupan sementara, kemudian kita mengakhirinya dengan kematian, yang sebenarnya kita kembali ke sisi Allah lagi. Dengan kata lain, kita dipanggil oleh Yang Maha Kuasa agar kembali kepada-Nya. Karena itu, kita sering mengatakan kepada orang yang meninggal dunia itu "berpulang ke rahmatullah" atau kita mengucapkan Innalillahi wainna ilaihi raji'un, yang artinya "sesungguhnya kita ini milik Allah dan kepada-Nyalah kita kembali". Pada dasarnya setiap manusia itu mengalami dua kali kematian dan dua kali kehidupan. Kematian yang pertama ialah

sebelum kita dihidupkan di muka bumi ini dan kematian kedua waktu kita mengakhiri kehidupan ini. Kehidupan pertama ialah waktu kita hidup di dunia ini yang bersifat sementara dan kehidupan kedua adalah waktu kita dibangkitkan di akhirat nanti. Allah Swt. menjelaskan hal itu dalam Surat Al-Baqarah: 28; "Mengapa kamu kafir kepada Allah, padahal kamu tadinya mati, lalu Allah menghidupkan kamu, kemudian kamu dimatikan-Nya, kemudian dihidupkan-Nya kembali, kemudian kepada-Nyalah kamu dikembalikan?" Kematian merupakan awal atau pintu gerbang menuju kehidupan abadi sesuai dengan ayat di atas. Oleh karena itu, dalam

al-Qur'an disebutkan bahwa sesungguh­­­­­­nya kematian itu sebenarnya kehidupan. Arti­ nya, jika seseorang ingin hidup terus me­ nerus, maka ia harus mengalami kematian terlebih dahulu. Tanpa kematian tidak akan ada kehidupan abadi. Dalam perspektif al-Qur'an, hidup dan mati merupakan ajang persaingan amal di antara manusia. Dalam hal ini dikhususkan kepada manusia, karena manusialah yang diberi beban untuk menjalankan segala aturan yang telah ditetapkan kepadanya. Dengan daya nalarnya manusia dapat memilah dan memisahkan antara yang baik dan yang buruk atau yang benar dan yang salah. Dengan begitu, Allah dapat mengevaluasi yang terbaik amalnya di kalangan manusia, sebagaimana ditegaskan Allah dalam FCSCAFEINE / GETTY IMAGES Surat Al-Mulk ayat 2: "Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun." Sementara itu, Rasulullah Saw. menggambarkan kehidupan du­ nia ini laksana ladang, addu­nya mazra'atul akhirah, ladang untuk menanam tanaman berdasarkan timbangan nalar manusia. Jika seseorang menanam kebaikan, maka akan memperoleh balasan kebaikan pula, yakni surga. Sebalik­­ nya, apabila menanam kejahatan, maka buahnya juga kejahatan, yakni neraka. Ada satu nasehat dari Rasulullah Saw. yang berbunyi “Muutu qabla an tamuutu” yang arti­ nya “matilah sebelum mati”. Mati pada hakikatnya adalah terbebas­ nya ruh (ruhani) dari jasad (jas­­ mani). Oleh karena itu, kita harus berupaya agar ruh (ruhani) tidak terkukung oleh jasmani atau hawa nafsu. Kita berupaya ruh (ruhani) mengendalikan hawa nafsu, bukan hawa nafsu yang mengendalikan ruh (ruhani) kita. Sebelum datang “kematian” yang sesungguhnya, kita harus “mematikan” segala hal yang dikendalikan oleh hawa nafsu. A. EFENDI Sumber: http://blog.re.or.id/kematian-merupakan-sunnatullah.htm dan https://mutiarazuhud.wordpress.com/tag/matilah-sebelum-mati/

P E WA R A D I N A M I K A J U L I 2019 4 7


Cerpen

Keluarga Umak

J Oleh NURILLAH ACHMAD Alumni TMI Putri Al-Amien Prenduan, Sumenep

JIKA keluarga ibarat sepeda, maka Umak tak hanya beralih wujud jadi mesin berpelumas oli. Ia menjelma setir, rem, kopling, dan tentu pengemudi itu sendiri. Saban pagi, Umak berjibaku dengan tungku berbara api. Menanak nasi barangkali rutinitas harian, tetapi bagi Umak, memasak apa yang hendak dimakan hari ini adalah gumpalan lava yang sanggup memecah kapan saja. Uwak –lelaki tua berwajah tak karuan itu- memiliki hobi mencak-mencak. Tak pagi tak malam seperti cacing kepanasan. Kopi terlalu pahit lha, lauk tak ada ikan, selalu jadi musabab pertengkaran berulang-ulang.

“Tulikah engkau, Rahma? Bertahun-tahun kita kawin, tak hafalkah engkau kalau aku tak suka kopi pahit?” “Engkau yang tak tahu diri, Sa’di. Tak pernah beri nafkah, seharian tak di rumah malah minta macam-macam. Butakah matamu itu, ha?”

“Kau ini istriku, Rahma. Haram melawan suami.” “Aku tak melawan. Aku minta apa yang harusnya jadi kewajiban.”

“Dasar istri durhaka. Mau aku racun?”

48 P E WA R A D I N A M I K A J U L I 2 0 1 9

Ini adalah adegan di mana aku bisa memastikan jika sebentar lagi Umak bakal sesegukan di sudut dapur sedangkan Uwak membanting pintu keras-keras. Mengambil ayam jagonya di kandang, memandikannya di tepi sungai. Begitulah rutinitas harian ini. Rasa-rasanya, saat aku baru mengenal dunia, keduanya telah mengajariku bagaimana cara mengadu katakata yang sanggup menciutkan sesiapa yang mendengar. Jika Umak berwujud mesin, maka aku tak ubahnya roda sepeda yang pasrah mengarah ke mana saja. Apa kata pengemudi, apa kata setir yang secara tak langsung mengarahkan kaki hendak ke mana tujuan menanti. Biasanya, lepas saling bersitegang itu, cepat-cepat Umak menyuruhku sekolah. Padahal hari masih didekap kabut. Banyak orang berselimut. Umak tak mau tahu. Katanya, orang sukses diawali bersekolah pagi. Padahal Wan Ali, lelaki penjual emas di pasar itu, tak pernah buka tokonya pagi-pagi. Tetap saja ibuibu memakai perhiasan yang menjuntai sampai kaki. Aku yang tak punya pilihan selain berangkat sekolah bersama para petani yang hendak ke sawah, terpaksa berjalan sembari menggerutu. Kadang aku berhenti di tepi sungai agar tak tiba di sekolah terlalu pagi. Sebetulnya aku ingin sekali bolos, tapi, kasihan Umak. Tak tega aku membohongi perempuan

paruh baya itu. Meski kuakui, kebiasaan ini lumrah terjadi dalam hubungan anak dan orang tua. Kalau tak percaya, mari kita lihat dalam diri, berapa kali membohongi ibu sendiri. Entah soal SPP tak dibayar sampai pura-pura ada iuran, semua disampaikan dengan mencari akal agar terdengar meyakinkan.

baru selesai mandi di sungai. “Ini pertandingan menarik. Uwakmu ditantang Cong Akrom.”

Ah, tentu ini bukan kesalahan aku saja. Ini bermuara pada Umak jua. Perempuan itu kerap kali mengeluarkan kalimatkalimat janggal, semisal, “Jangan main saat azan duhur. Banyak setan.” Ai, berarti setan keluar hanya siang dan tidur saat malam seperti manusia, begitu? Lain waktu Umak tak hanya merangkai kalimatkalimat bernuansa sakral, tapi mengeluarkan azimatazimat menakutkan. “Kalau kau berbohong sekali saja, rangong akan menangkap dan membawamu ke dasar sungai.”

“Ayo, cepat! Umakmu tak ada. Dia bersiap-siap ke ladang, kan?”

Aku begidik membayangkan rangong. Makhluk di bawah sungai yang berwujud separuh ular separuh ikan. Tiap tahun, kali Mayang rutin menelan korban. Bahkan Suli, tetangga sebelah rumah, sebulan lalu merasakan lilitan binatang itu. Beruntung dia mengucap takbir tiga kali. Dihempaskanlah tubuh lelaki itu ke tepi kali. “Har! Ehar! Uwakmu nyambung di dekat jembatan,” Sarip, kawan sekelasku menarik lengan. Belum mengenakan seragam, dan sepertinya

Cong Akrom? Lelaki yang malang-melintang di dunia perjudian? Ai, apa-apaan Uwak ini. Kalau Umak tahu, aku yakin perempuan itu mencak-mencak tak karuan.

Aku mengangguk. Lalu ikut berlari menuju bawah jembatan kali Mayang. Sebetulnya, aku merasa bersalah pada Umak, tetapi peristiwa yang terjadi kali ini adalah peristiwa langka. Selama ini, tak ada yang mau melawan Cong Akrom. Ayam jagonya terlalu kuat, dan konon berasal dari Alas Purwo. Semua lawan takluk dibuatnya. Sesampainya di bawah jembatan, aku begidik mendapati aliran sungai. Takut rangong tetiba muncul lalu membawaku ke dasar air. Beruntung pertandingan segera dimulai. Orang-orang yang hendak ke sawah atau selesai membersihkan badan di sungai ikut berkumpul. Mulanya, Pardi memasang tali sebagai arena pertarungan. Setelah dirasa cukup, ia menyatakan pertandingan dimulai. Cong Akrom terlebih dulu melempar ayamnya ke tengah area. Lalu disusul Uwak melempar ayam jagonya yang berjembul merah itu. Kedua ayam tak langsung


VISHAL / GLEZNA.COM

saling serang. Seakan saling mencari kelemahan lawan. Aku sengaja berada di baris kedua. Takut ketahuan Uwak. Aku penasaran saja, mengapa Uwak berani menerima tantangan Cok Akrom. Padahal ayam jago miliknya itu baru diterima seminggu lalu. Tentu air kembang tak cukup melatih kekuatan si ayam. Sayangnya, di tengah rasa penasaranku itu, tetiba ayam jago Uwak menyerang. Terus menyorcor lawan. Ayam Cong Akrom tak mau kalah, mencoba melawan. Tapi, ayam jago Uwak tampak perkasa. Tak memberi kesempatan, terus mematuk, mencabik-cabik sampai pertandingan dihentikan sebab ayam jago Cong Akrom terkapar. Orang-orang bergerutu. Pertandingan baru dimulai tapi Cong Akrom kalah lebih dulu. Aku lihat Uwak banyak mengumbar senyum. Bahkan sesekali bersiul. Beberapa lelaki juga menghampiri. Memberi ucapan selamat, dan ikut tertawa ketika Uwak menunjukkan sesuatu yang menjembul di saku celananya.

Aku cepat-cepat pulang. Agar tak ketahuan, aku purapura sakit perut. Tentu aku harus berbadan lemas, dan bermuka memelas agar tampak meyakinkan. Dan benar. Setiba di rumah, Umak bertanya sebentar, lalu menyodorkan air bercampur garam dan gula. Ai, sungguh tak enak berdusta itu. Kalau bukan rasa penasaran ayam jago Uwak yang baru saja menang itu, aku pasti sekolah meski telat.

Aku tak mau memberi makan Ehar uang haram. Uang hasil berjudi ayam. Kau pikir aku tak tahu, kau menyabung ayam dengan Cong Akrom? Kau pikir aku senang, kau membawa uang hasil berjudi untuk makan?”

Dan sekarang, aku ketar-ketir mengintip Uwak yang masih bersiul, lalu menyodorkan segepok uang pada Umak. Umak tak mau. Ditatapnya lelakinya itu. Baru kali ini aku melihat Umak melotot lebar begini. Sedangkan Uwak tak hanya marah. Ia mengambil kapak, dipukulkan berkali-kali ke atas meja. Raut wajahnya berbeda sekali saat berada di tepi sungai barusan.

Tapi aku takut melihat kapak yang digenggam Uwak. Lebih baik aku keluar lewat jendela saja. Sekali meloncat, aku berada di samping kandang ayam. Di sana, ayam jago Uwak diikat ke kaki kandang. Alangkah baiknya jika ayam ini kulepaskan. Bukankah ini yang menjadi persoalan? Cepat-cepat kubuka ikatan yang melilit kaki ayam, dan kebetulan Sarip yang ikut bolos sekolah melintas.

“Tadi kau meminta nafkah, sekarang setelah aku beri begini banyak kau tolak. Maumu apa, Rahma? Kenapa kau tak bisa menyenangkan suami, ha?”

“Rip, Sarip,” panggilku.

“Aduh, Sa’di. Sampai mati aku tak mau menerima uang ini.

“Ambillah. Kau sembelih, makanlah.”

Uwak tambah geram. Ia membanting kursi, meja, gelas dan piring. Umak ketakutan mendapati perilaku Uwak. Sebetulnya, aku ingin keluar kamar menghampiri Umak.

Sarip memasang mimik muka penasaran mendapatiku menyodorkan ayam Uwak.

“Ai, ini ayam uwakmu, Har. Kau bisa diamuk.” “Tak apa. Kau bercita-cita jadi tentara, bukan? Ayam ini terbukti mampu mengalahkan ayam Cong Akrom. Atas nama persahabatan, sembelihlah ayam ini. Niscaya tubuhmu akan kuat seperti prajuritprajurit negeri ini.” Sarip percaya. Matanya hingar bingar bahkan mengucap terima kasih berkali-kali menerima pemberianku ini. Setelah dibungkus karung goni, Sarip menyelinap pulang lewat ladang. Sementara aku kembali ke kamar, meloncat lewat jendela. Kupastikan sebentar lagi Uwak tak hanya mengamuk. Aku yakin ia bakal bertingkah seperti orang kesurupan. Mengeluarkan sumpah serapah, mengeluarkan bunyi-bunyi tak mengenakkan. Tak apa. Bukankah, jika diibaratkan sepeda, Uwak layaknya knalpot yang kerap mengeluarkan bunyi menyakitkan telinga? Bukankah, knalpot selalu mengeluarkan polusi udara yang mau tak mau kebera­ daannya harus diakui juga? P E WA R A D I N A M I K A J U L I 2 0 1 9 49


PUISI TEMBANG G E G U R I TA N

Dunia Seolah-Olah Dunia seolah-olah benar semua orang merasa benar tak pernah mau salah taunya hanyalah menyalahkan Dunia seolah-olah sendiri semua orang hanya memikirkan diri sediri tak lagi peduli orang mati disayat belati Dunia seolah-olah abadi semua orang terbuai duniawi tak pernah ingat kehidupan hakiki Dunia seolah-olah materi semua orang bernafsu ambisi tak pernah ingat siapa yang memiliki Dunia hanyalah tempat sekolah untuk akhirat. Siapa yang tak lulus, akan jadi apa di akhirat? Senja menancapkan sesuatu Di relung hatiku yang koyak Membiusku lewat pendaran warnanya Dan terang semburatnya Senja menyapu gusar yang bertengger Di mukaku Setelah muram yang kulalui Kini hatiku dihiasi senja yang Penuh lazuardi nan memikat 50 P E WA R A D I N A M I K A A P R I L 2 0 1 9

Malam Patah Hati Aku adalah malam yang tak pernah kau tulis dalam puisimu. Aku selalu iri pada senja yang selalu kau tulis di baris pertama puisimu. Kau selalu suka membaca puisi yang ditulis senja, tak taukah kau aku juga lihai membuat puisi? Setiap tidur selalu ku tempelkan puisiku di dinding mimpimu, aku senang saat kau mau membacanya, walau esok pagi kau pasti sudah lupa isinya. Saat purnama, pergilah ke bukit di belakang rumah, aku temani kau menulis puisi sampai kau tidur dalam mimpi yang sedang kutulis untukmu. Saat kau sedang tidur tak sengaja aku lihat puisi yang tadi kau tulis. Kubaca puisimu hanya sampai baris pertama. Ternyata masih saja ada nama senja di baris pertama puisimu.

* ANGGER GILANG PRADITAMA Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia UNY


#PamitPensiun #HajarParmadhi #Juli2019 #TBY FOTO-FOTO: NAWUNG ASMORO GIRINDRASWARI


Sedang dikerjakan

#kamibagian #UNY #Smart&Smile HERGITA SYI VADILLA (kiri) Mahasiswa Psikologi UNY (angkatan 2015) Diajeng Kota Jogja 2017 ROMANDHA EDWIN (kanan) Mahasiswa Akuntansi UNY (angkatan 2015) Dimas Kota Jogja 2017 FOTO: KALAM JAUHARI

W W W . U N Y . A C . I D


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.