Pewara Dinamika Agustus 2019

Page 1


Dirgahayu Republik Indonesia IKLAN LAYANAN INI DIPERSEMBAHKAN OLEH PEWARA DINAMIKA ∫ FOTO: HENDRA NURDIYANSYAH / ANTARA

IKLAN LAYANAN INI DIPERSEMBAHKAN OLEH PEWARA DINAMIKA • ILUSTRASI: 100TH KARTINII (REPRO: KALAM)


PEWA R A D I N A M I K A / AG U ST U S 2 0 1 9

T R A N S F O R M AT I F D A N PA R T I S I PAT I F

Pena Redaksi Pintu gerbang UNY kembali terbuka lebar untuk menyambut mahasiswa baru angkatan 2019. Mereka merupakan simbol Indonesia mini yang datang sekaligus membawa nama baik daerah masing-masing. Setelah mengarungi rangkaian seleksi ketat, mereka dipastikan siap mengukir prestasi di UNY.

AGUSTUS 2018

Pewara Dinamika edisi Agustus tahun lalu merangkum prestasi para mahasiswa UNY. Selain sebagai pengingat untuk selalu tetap menjaga kualitas prestasi, juga sebagai bahan lecut dan motivasi bagi mahasiswa yang baru menapaki jenjang universitas.

memetik ilmu langsung dari pokoknya.

UNY adalah kampus inklusif yang terbukti toleran bagi para pemuda bibit unggul bangsa. Demikian pengakuan Patricia dan Lala pada halaman Sosok. Duet maut ibu-anak tersebut sempat menggemparkan Kementerian Ristekdikti dan Pendidikan Luar Biasa atas hasil belajarnya di UNY.

Berbagai tantangan dunia pendidikan tinggi diuraikan Rudiantara, Menteri Komunikasi dan Informatika. Mahasiswa baru ditantang untuk adaptif terhadap perubahan yang hari ini makin cepat. Peralihan zaman berlangsung begitu lekas. Demikian pula kampus.

Majalah Pewara Dinamika edisi Agustus dipenuhi pekik juang mahasiswa baru selama PKKMB. Lewat Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru, ekosistem UNY diilustrasikan.

Semoga dapat menjadi cambukan supaya mahasiswa termotivasi menggali ilmu dan pengalaman selama mengenyam pendidikan di bangku UNY.

Pada salah satu Laporan Utama, melaporkan ajakan Agum Gumelar melalui gema lagu Berkibarlah Bendera Negeriku. Mahasiswa Afirmasi dari daerah 3T diajak bersenandung bersama di depan mimbar. Sambil bergandengan erat, seluruh elemen menyorakkan semangat Persatuan Indonesia. Bukan hanya tentang talenta akademik, ia mengajak mahasiswa baru mampu mengembangkan keterampilan lain soft skill.

Selain beroleh anggota keluarga baru, pada kesempatan ini hadir pula tamu istimewa penggerak pemuda Indonesia: Rudiantara dan Agum Gumelar. UNY sebagai salah satu institusi pendidikan menghadirkan para ahli supaya mahasiswa dapat

Kami turut menghidangkan rubrik-rubrik lain yang dapat membawa pembaca bernostalgia pada masa-masa OSPEK atau kini dikenal dengan nama PKKMB. Masih dalam kemeriahan sambutan awal tahun ajaran, Redaktur Pewara Dinamika mengucapkan: Selamat datang, Mahasiswa Baru Universitas Negeri Yogyakarta! ď Ž

SUSUNAN REDAKSI PENERBIT Universitas Negeri Yogyakarta IJIN TERBIT SK Rektor No. 321 Tahun 1999 ISSN 1693-1467 PENASEHAT Sutrisna Wibawa (Rektor UNY) PENGARAH Margana (Wakil Rektor I)

Edi Purwanta (Wakil Rektor II) Sumaryanto (Wakil Rektor III) Senam (Wakil Rektor IV) Setyo Budi Takarina (Kepala Biro UPK) Sukirdjo (Kepala Biro AKI)

PEMIMPIN REDAKSI Sismono La Ode

PIMPINAN UMUM Anwar Efendi

REDAKTUR PELAKSANA Budi Mulyono

PEMIMPIN PERUSAHAAN Riska

REDAKTUR ARTISTIK Kalam Jauhari

unyofficial

REDAKTUR SENIOR Basikin, Else Liliani, Lina Nur Hidayati, Sigit Sanyata SEKRETARIS REDAKSI Nunggal Seralati

@pewara_uny l @unyofficial

3

REDAKTUR Rony K. Pratama Ilham Dary Athallah Ratna Ekawati Dedi Herdito Khairani Faizah Febi Puspitasari FOTOGRAFI Prasetyo Noviriyanto, Taufik Fahrudin, Heri Purwanto REPORTER Anton Suyadi (FIP) Witono Nugroho (FMIPA) Nur Laily Tri Wulansari (FIS) @unyofficial

Satya Perdana (FIK) Haryo Aji Pambudi (FT) Pramushinta Putri D (PPS) Muhammad Fadli (FE) Dwi Budiyanto (FBS) Binar Winantaka (LPPMP) Agus Irfanto (LPPM) Tusti Handayani (Kampus Wates) ALAMAT REDAKSI Jl. Colombo No. 1 Kampus Karangmalang Universitas Negeri Yogyakarta 55281 Telp/Fax 0274 542185 E-mail: pewaradinamika@uny.ac.id Laman: www.uny.ac.id.

unyofficial


Daftarisi

WAWANCARA KHUSUS

Inilah yang harus dipahami mahasiswa. Ka­lian masa depan bangsa. Maka kalian harus bela NKRI, bela Pancasila. » 24-25

PRASETYO / HUMAS

Mahasiswa tak sekadar predikat fesyen. Mahasiswa mengemban tanggung jawab moral dan intelektual yang berat.

Pegenalan Kehidupan Kampus bagi Maha­ siswa Baru disemarak­ kan 9.406 anggota ke­ luarga baru UNY. Mereka terdiri atas 801 mahasiswa D4, 5.589 mahasiswa S1, 1.312 mahasiswa S2, dan 151 mahasiswa S3. Selain itu, UNY juga mengampu Pendidikan Profesi Guru Dalam Jabatan sebanyak 1.502 orang dan 51 orang Program Profesi Insinyur. Seluruhnya hadir dalam rangkaian studium generale. Pada kesempatan ini, hadir pula tamu istime­ wa Menteri Komuni­ kasi dan Informatika,

Rudiantara dan Anggo­ ta Dewan Pertimbang­ an Presiden, Agum Gu­ melar. UNY mendatangkan tokoh bereputasi nasi­ on­­al untuk setiap materi Studium Generale PKKMB. Mahasiswa baru dapat langsung belajar dari ahli yang sudah berpeng­alaman secara teori dan praktek. Mahasiswa baru harus segera menyesuaikan diri untuk belajar di universitas. Belajar dengan sungguhsungguh adalah cara terbaik bagi mahasiswa dalam mencintai Indonesia. Tidak hanya dalam perkuliahan, tapi juga melalui pusat kegiatan mahasiswa.

4 P E WA R A D I N A M I K A AG U S T U S 2 0 1 9

3

PENA REDAKSI

5

REKTOR MENYAPA Selamat datang di UNY, Mahasiswa Baru!

6

SURAT PEMBACA

29-35

BERITA Guru Besar Manajemen Pendidikan ∫ Robotika UNY Sabet 5 Penghargaan di Kancah Internasional

36-39

SOSOK Pejuang Anak Gifted

7

TIPS-TIPS

47

BINA ROHANI Pentingnya Beragama dan Bernegara

44-45

8-28

LAPORAN UTAMA Registrasi Online dan Penuhi Kewajiban ∫ Ajakan Menkominfo untuk Adaptif dan Berubah

42

RESENSI Cinta dan Perjuangan dalam "Bumi Manusia"

CERPEN Nenek dan Sepasang Tukang Kasur

40-41

OPINI Membatasi Masa Jabatan Legislator

46

PUISI Tuan Recehan


Rektor Menyapa Prof. Dr. SUTRISNA WIBAWA, M.Pd. Rektor Universitas Negeri Yogyakarta ¬ Guru Besar Bidang Pendidikan Bahasa Jawa dan Filsafat Jawa Fakultas Bahasa dan Seni UNY

Selamat datang di UNY, Mahasiswa Baru!

D

engan dada yang bergemuruh karena rasa bangga dan suka cita, bulan ini saya menyambut kedatangan keluarga baru UNY. Izin­kan saya mengucapkan “se­lamat datang” kepada 9.406 gene­ rasi muda Indone­sia yang terpilih untuk menjadi bagian dari kampus yang memiliki tra­disi Prestasi Tiada Henti. Generasi muda yang baru saja berga­ bung dengan kita ini adalah mahasiswa S.Ter. (D4), dan S1 dari dalam maupun luar negeri. Dari 34 provinsi Indonesia, inilah Indonesia mini yang berkumpul di UNY. UNY memiliki sejarah yang panjang. Anak-anak bangsa terbaik menyumbangkan dan mengembangkan UNY sedemikian rupa, hingga pada 2007 dinyatakan la­yak menjadi kampus kelas dunia (world class university). Dengan visi menjadi universitas kependidikan unggul, kreatif, dan inovatif berlandaskan ketaqwaan, kemandirian dan kecendekiaan pada tahun 2025, UNY memiliki misi --salah satunya-- menjadikan lulusannya sebagai manusia yang mandiri, takwa, dan cendekia. Penelitian dilakukan untuk menemukan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni yang menyejahterakan individu dan masyarakat, mendukung pembangunan daerah dan nasional, serta memberi sumbangan terhadap pemecahan masalah global. Pengabdian dan pemberdayaan masyarakat secara kreatif dan inovatif senantiasa dilakukan untuk mendorong pengembangan potensi manusia, masyarakat, dan alam untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat.

Dengan visi tersebut pula, keluarga besar UNY terus mewujudkan dalam bentuk program dan kegiatan yang riil. Perkembangan era digital di era Revolusi Industri 4.0 membuat wajah baru dalam masya­ rakat kita. Perkembangan TI me­nimbulkan dampak otomatisasi di seluruh bidang menggabungkan teknologi dan pendekatan baru secara nyata, digital, dan fundamental. Mahasiswa baru di era RI 4.0 juga tidak cukup hanya menjadi mahasiswa biasa. Jadilah mahasiswa unggul. Persaingan global telah terbuka sehingga para mahasiswa harus bersaing dalam kancah du­nia yang bersifat regional dan glo­bal. Dengan mempunyai keunggulan kompa­ratif, mahasiswa akan mempu­nyai nilai tambah dalam persaingan tersebut. Untuk mewujudkan itu, UNY memberikan kesempatam dan mendukung sepenuh­nya. Du­kungan memadai tidak hanya di waktu perkuliahan, tapi juga me­lalui pusat kegiatan mahasiswa, baik dalam kegiatan penalaran, olahraga, seni, dan bidang khusus lain. Di samping itu, dalam era RI 4.0 mahasiswa harus mewas­padai masuknya nilainilai budaya a­sing­yang mungkin kurang sesuai dengan nilai-nilai normatif masyarakat kita. Sebagai mahasiswa, Anda dituntut dapat menya­ring pe­ngaruh budaya dan nilai normatif tersebut. Oleh karena itu, Anda perlu memahami dan mengamalkan Pancasila sebagai landasan ideo­logis bangsa Indonesia dengan menilik kembali nilai normarif yang terkandung di dalamnya. Perkembangan era digital di Revolusi Industri 4.0 membuat wajah baru dalam masyarakat kita. Perkembangan teknologi

informasi menimbulkan dampak otomatisasi di seluruh bidang, menggabungkan teknologi dan pendekatan baru secara nyata, digital, dan fundamental. Di era society 5.0, kita akan dihadapkan kepada tantangan menyeimbangkan kemajuan ekonomi dengan penyelesaian masalah sosial melalui sistem yang sangat mengintegrasikan ruang maya dan ruang fisik. Kedatangan Anda di UNY adalah harap­ an baru bagi Indonesia. Kedatangan Anda di UNY adalah sebuah harapan akan bertambahnya aktor perubahan bagi Indonesia yang lebih maju dan gemilang. Kedatangan Anda di UNY adalah wujud doa dan harap­an orang-orang tua dari berba­ gai kalangan, dari berbagai sudut negeri, akan masa depan yang lebih baik dengan pendidikan. Saya mengajak Anda semua untuk mengarungi dunia tanpa rasa takut ataupun cemas. Kami akan menyiapkan Anda menjadi pribadi-pribadi yang matang de­ ngan mengasah soft skill maupun hard skill, mengembangkan keilmuan dengan penelitian, dan berdedikasi tinggi melalui pengabdian. Untuk negeri yang satu, Indonesia. Mulai hari ini dan seterusnya, Anda akan menjadi bagian dari kami. Tidak ada lagi engkau dan aku, tetapi kita. Kita yang bersama-sama memiliki keinginan untuk menjadi manusia Indonesia yang unggul secara intelektual, afektif, spiritual, dan sosial. Kita yang bersama-sama memiliki keinginan untuk menumbuhkan kreativi­ tas tanpa batas. Kita yang bersama-sama memiliki keinginan untuk menciptakan inovasi-inovasi tiada bertepi. May the force be with you! P E WA R A D I N A M I K A AG U S T U S 2 0 1 9 5


 S U R AT P E M B A C A

GREEN.UNY.AC.ID

Problematik Shuttle Bus Dimulainya tahun ajaran baru selalu diwarnai dengan hiruk pikuk kampus, mulai dari penyesuaian diri oleh mahasiswa baru, penyesuaian jadwal kuliah, berbagai kegiatan pasca-PKKMB, hingga jam operasional layanan fasilitas kampus. Oleh ANISKURLILLAH Mahasiswa PBSI UNY

Bagi kampus UNY yang memiliki layanan shuttle bus untuk menempuh kampus UNY Pusat dan kampus UNY Wates, kembali aktifnya kegiatan perkuliahan turut memberikan pengaruh terhadap jadwal operasional shuttle bus. Jadwal semula yang hanya beroperasi empat kali sehari ketika masa liburan dikembalikan ke jadwal normal, yakni delapan kali sehari. Di awal tahun ajaran 2019/2020 ini, fasilitas berupa shuttle bus menjadi trending issue di kalangan mahasiswa pengguna shuttle bus. Pasalnya, beberapa kali terjadi overload penumpang yang akhirnya menyebabkan beberapa mahasiswa terpaksa harus rela menunggu hingga

jadwal berikutnya atau memilih menggunakan taksi untuk kembali ke Wates. Masalah ini mengalami puncaknya ketika mahasiswa baru dari jenjang D4 harus mengikuti mata kuliah praktik di kampus pusat. Sore harinya, jadwal bus yang seharusnya berangkat pukul 16.15 WIB mengalami penundaan karena terlalu banyak penumpang yang tidak mungkin ditinggal. Permasalahan ini ditangani oleh banyak pihak. Seluruh mahasiswa yang akan kembali ke Wates akhirnya dapat terangkut dengan total empat kendaraan meliputi dua bus dan dua mobil ukuran besar. Permasalahan ini menuai banyak kritik, terutama dari mahasiswa pengguna layanan shuttle bus.

6 P E WA R A D I N A M I K A AG U S T U S 2 0 1 9

Jika memantau media sosial milik Pak Sutrisna Wibawa selaku Rektor UNY, banyak pesan masuk yang mengeluhkan terkait hal ini kepada beliau. Beberapa pesan disampaikan dengan baik dan sopan, tapi tak jarang juga pengirim yang menuliskan keluhan dengan bahasa yang saya kira kurang pantas. Di antara pesan-pesan masuk tersebut, sebagian besar mengeluhkan kurangnya jumlah bus atau kacaunya jadwal kuliah yang harus mengikuti kelas praktik dan kelas teori

di kampus yang berbeda. Hal yang disayangkan ketika permasalahan ini timbul, bukan saja efek yang harus dirasakan sejumlah mahasiswa pengguna layanan shuttle bus, tetapi juga bagaimana reaksi para mahasiswa dalam menyikapinya. Menyampaikan keluhan, kritik, dan saran seharusnya bisa tetap dilakukan dengan cara yang baik dan sopan. Di sisi lain, jika menilik dari sudut pandang kebijakan terkait penempatan kegiatan kuliah praktik dan teori yang terpisah sepertinya perlu dilakukan peninjauan ulang. Kesiapan fasilitas dapat dijadikan salah satu per­tim­bangan agar tidak lagi terjadi kekacauan yang akhirnya malah merepotkan pihak kampus sen­diri. Dengan demikian, semoga ke depan UNY dapat terus berkembang menjadi lebih baik dan se­makin baik lagi.

Redaksi menerima tulisan untuk rubrik Bina Rohani (panjang tulisan 500 kata), Cerpen (1000 kata), Opini (900 ka­ta), Puisi/Geguritan/Tembang (minimal dua judul), dan Resensi Media (500 kata). Tulisan harus dilengkapi de­ngan iden­ti­tas yang jelas, nomor yang bisa dihubungi, pasfoto (khusus Opini), serta keterangan dan sampul media (khu­sus Re­sen­si Media). Tulisan dikirim me­la­lui pewaradinamika@uny.ac.id atau langsung ke kan­tor Humas UNY. Bagi yang dimuat, ho­nor dapat diambil di kantor Humas Universitas Negeri Yogyakarta.


T I P S -T I P S

ď Š

FREEPIK.COM

Oleh KHAIRANI FAIZAH Staf Humas UNY

A

khir-akhir ini hampir semua orang tidak bisa terlepas dari yang namanya gadget atau gawai, seperti handphone (HP), laptop, kamera, tablet, iPad dan lainlain. Di manapun kita berada, entah itu di kampus, di pasar, di kantor, di swalayan, nyaris bisa dipastikan hampir semua orang sedang memegang gadget terutama HP. Di cafe-cafe pun sekarang bisa dipastikan hampir semua anak muda selain memegang HP juga memegang laptop karena hampir di semua cafe atau warung makan menyediakan layanan wifi gratis. Sisi positif atau negatif tentu saja ada dari kepemilikan gadget ini. Sisi positifnya yaitu komunikasi menjadi lebih lancar melalui HP dan menghemat waktu serta tenaga karena tidak harus bertemu atau bertatap muka jika memiliki janji dengan seseorang. Sedangkan sisi negatifnya, yaitu timbulnya sikap acuh tak acuh yang hampir terjadi pada semua orang karena masingmasing sudah sibuk dengan gadget-nya. Bahkan di dalam kendaraan umum pun, seperti bus atau kereta, hampir semua orang sibuk dengan gadget-nya sehingga terkesan tidak peduli

Terhindar Dari Kecanduan Gadget

pada orang lain serta keadaan sekitar. Di zaman sekarang pun, hampir semua hal diabadikan lewat kamera yang ada di gadget termasuk yang semestinya tidak layak untuk difoto, seperti korban kecelakaan, korban pelecehan, atau bahkan berfoto di makam. Ada beberapa cara agar kita atau keluarga kita sendiri terhindar dari kecanduan gadget antara lain sebagai berikut.

1

Milikilah beberapa kegiatan positif Agar Anda bisa terlepas sejenak dari gadget, Anda harus memiliki banyak kegiatan yang tentu saja positif misalnya berolahraga. Jika Anda tidak terbiasa berolahraga, tentu saja terasa berat untuk memulainya. Bukan berarti lantas tidak jadi melakukan olahraga. Anda bisa jogging di sekitar rumah di pagi hari sambil menghirup udara segar atau melakukan senam ringan di dalam rumah. Selain itu, Anda juga bisa membersihkan rumah atau memotong rumputrumput liar yang sudah mulai

tumbuh di kebun. Atau kesibukan apapun yang bisa dilakukan dan membuat perhatian sejenak teralihkan dari gadget.

2

Luangkan waktu untuk menonton televisi bersama keluarga Saat ini menonton televisi sudah jarang dilakukan karena hampir semua berita tentang kejadian di Indonesia ataupun di belahan dunia lain bisa diakses lewat berbagai macam situs berita online. Tidak ada salahnya sesekali Anda mencoba sejenak untuk bersantai menonton televisi bersama keluarga tercinta karena Anda pun butuh hiburan yang bisa didapatkan salah satunya melaui tayangantayangan televisi.

3

sangat indah dan banyak sekali yang bisa dikunjungi, bahkan bisa menyesuaikan dengan budget yang Anda miliki. Ada baiknya saat hari libur Anda piknik ke tempat baru, ketimbang hanya sibuk dengan HP Anda.

4

Perbanyak waktu berbincang dengan teman, tetangga, terutama keluarga. Dengan adanya HP, yang salah satu gunanya untuk memperlancar komunikasi, seperti yang sudah diuraikan, tentu saja banyak orang merasa tidak perlu lagi bertemu atau berbincang secara langsung karena bisa dilakukan lewat Whatsapp, SMS, atau saling menelpon. Tapi, itu tentu saja membuat hubungan antarsesama manusia menjadi renggang.

Piknik ke tempat yang belum pernah Anda kunjungi Untuk melepas lelah serta penat setelah terjebak pada aktivitas rutin, Anda pasti membutuhkan piknik ke tempat yang menjadi favorit. Bisa ke pantai, ke gunung, baik di dalam ataupun di luar negeri. Tetapi, saat ini objek wisata di dalam negeri pun sudah

Untuk merekatkan kembali, cobalah sesekali menyapa tetangga, sahabat, atau bahkan keluarga Anda sendiri secara langsung, lalu mengajak berbincang- bincang ringan. Pasti akan terasa akrab kembali dibandingkan hanya berkomunikasi melalui perantaraan HP.

P E WA R A D I N A M I K A AG U S T U S 2 0 1 9 7


Laporan Utama

PRASETYO 8 P E WA/ HUMAS RA DINAMIKA

AG U S T U S 2 0 1 9


Laporan Utama

GEMEBYAR SAMBUT MAHASISWA

S

Sambut-kenal mahasiswa baru menyiratkan harapan anyar. PKKMB dipersiapkan sedemikian matang, GOR UNY menjadi kenangan. Mereka bisa disebut cendekiawan muda. Datang dari tiap daerah di Nusantara untuk mengenyam pendidikan di kampus Karangmalang. Para mahasiswa baru itu telah melewati lapisan seleksi yang ketat, menyingkirkan ribuan kandidat. Kini mereka resmi menyabet status bukan lagi “siswa”, melainkan ketambahan prefiks “maha-”—suatu privilese yang tak jamak diperoleh sebagian besar masyarakat Indonesia.

Menjadi mahasiswa tak sekadar pencapaian predikat buat fesyen. Menjadi mahasiswa berarti mengemban tanggung jawab moral dan intelektual yang begitu berat. Selain memiliki modal simbolik di mata jamak orang, menjadi mahasiswa menandakan keteguhan pencarian dan penggalian dari pengetahuan ke ilmu. Belum lagi ilmu yang didapatkan atas pergumulan itu, kemudian dimanifestasikan menjadi laku. Serat Wulangreh, karya Sri Susuhunan Pakubuwana IV (1768-1820), mencatat, “Ngelmu iku kalakone kanthi laku, lekase lawan kas, tegese kas nyantosani, setya budya pangekese durangkara”. UNY secara geografis berada di jantung Kota Yogyakarta. Sebuah wilayah yang dikenal luas sebagai kota pelajar dan budaya memosisikan UNY menjadi tempat strategis dan kondusif untuk belajar bagi generasi muda dari belahan tempat mana pun. Dengan jargon yang diwacanakan Rektor UNY, Sutrisna Wibawa, Smart and Smile, UNY siap melayani mahasiswa baru untuk mendampingi mencapai prestasi akademik dan nonakademik. Keduanya bukan sesuatu yang terpisah. Sesungguhnya karena tanpa bekal akademik, seorang mahasiswa akan pincang mencapai nonakademik. Mengoptimalkan kesempatan belajar di UNY sama dengan menghargai waktu. Sesuatu yang mustahil terulang dan terus berjalan linier ke depan menyiratkan waktu merupakan anugerah terbesar bagi siapa pun. Hanya waktu yang juga akan membuktikan bagaimana ke depan seseorang mahasiswa itu. Apakah mencapai kesuksesan atau kegagalan. Namun, kembali ke masing-masing individu, sebab segala sesuatu tergantung pilihan. Hidup adalah pilihan. Demikian pula mengukir prestasi di universitas. RONY K. PRATAMA P E WA R A D I N A M I K A AG U S T U S 2 0 1 9 9


Laporan Utama

Registrasi Online dan Penuhi Kewajiban Diterima di UNY adalah awal perjuangan menuntut ilmu bagi mahasiswa baru. Sebelum masuk ke ruang kelas, ada kewajiban yang harus dipenuhi.

DOK. HUMAS UNY

Oleh ILHAM DARY ATHALLAH

S

abtu (20/07), menandakan telah tuntasnya seleksi penerimaan mahasiswa baru di UNY. Artinya, keluarga universitas ini sudah komplit. Mahasiswa dari beragam jalur: SNMPTN, SBMPTN, dan Seleksi Mandiri telah tergabung di fakultas dan program studi masing-masing. Walaupun sudah komplit, layaknya diungkapkan Sumaryanto selaku Wakil Rektor III, agenda masuk kelas masih menunggu bulan September. Ada kewajiban yang perlu dituntaskan lebih dulu bagi para peserta yang mendaftar dan lolos di UNY. Melakukan proses registrasi wajib dilaksanakan sebagaimana telah disampaikan melalui Surat Pengumuman Nomor: B/1932/UN34/ TU.01.02/2019. 10 P E WA R A D I N A M I K A AG U S T U S 2 0 1 9

Salah satu kewajiban tersebut, yang paling awal adalah registrasi online. Caranya? Isi data, dan bayar UKT. Pengisian Data Semua alur kewajiban tersebut dimulai dari pengisian data Uang Kuliah Tunggal (UKT). Para calon mahasiswa baru secara regulasi wajib mengisi data kondisi sosial ekonomi di laman ukt.uny.ac.id. Di dalam laman tersebut, akan ada menu yang wajib diisi untuk verifikasi kondisi mahasiswa tersebut. Misalnya, berapa penghasilan orang tua, berapa rumah, apakah punya kendaraan, dan lain-lain. Data tersebut akan dihimpun pihak universitas untuk menentukan UKT sesuai regulasi dan kemampuan mahasiswa tersebut. Sebagai Badan

Layanan Umum (BLU), UNY telah memiliki acuan berupa Peraturan Menteri Keuangan dalam mengatur biaya yang dibayarkan mahasiswa dengan kondisi ekonomi tertentu. "UKT di UNY ada enam golongan. Rinciannya sudah diatur di Permenkeu. Misal, gaji sama lima juta, itu masuk golongan empat atau lima. Tapi, bisa saja kalau dia empat bersaudara, kondisi ekonomi diidentifikasi lebih sulit, maka masuk golongan tiga atau empat. Semakin rendah golongan, UKT makin rendah," ungkap Sumaryanto. Penetapan UKT yang menilik kondisi sosial ekonomi tersebut, diungkapkan oleh Sutrisna Wibawa selaku Rektor, merupakan keniscayaan karena UNY peduli dengan mahasiswanya. Per tahun 2018, 29,7% mahasiswa UNY berasal dari golongan prasejahtera.


Laporan Utama Mereka menjadi bagian dari UNY dengan beasiswa Bidikmisi, UKT 1 (membayar 500.000 per semester), dan UKT 2 (membayar 1.000.000 per semester).

membayar UKT. Tidak perlu datang ke kampus, pembayaran dapat dilakukan melalui Bank Mandiri, BTN, BNI, hingga BPD DIY. Bisa melalui teller, ATM, bahkan internet banking dan mobile banking.

"Ini komitmen UNY untuk membantu masyarakat," ungkap Sutrisna.

"Tinggal menunjukkan nomor bukti pendaftaran. Atau apabila melalui ATM dan lainnya, menyesuaikan panduan penggunaan dari masingmasing bank," ungkap Sutrisna.

Membayar UKT Bagi yang tidak melakukan pengisian hingga tenggat waktu yang ditentukan, maka calon mahasiswa baru akan dikenakan UKT tertinggi. Informasi yang di-input nantinya akan diverifikasi oleh pihak kampus, dan pengumuman hasil verifikasi akan dikeluarkan pada 15 Juli 2019 melalui laman https://uny.ac.id. Setelah diverifikasi, kewajiban selanjutnya berlangsung yaitu

PKKMB ANGKATAN 2019 DI GOR UNY

Khusus bagi mahasiswa yang mengajukan Bidikmisi karena masuk dalam golongan prasejahtera, tidak pelu membayar UKT setelah diterima. Namun, bukan berarti UKTnya otomatis gratis, sebut Sutrisna. "Karena verifikasi Bidikmisi biasanya baru berakhir bulan September-Oktober, menunggu

arahan Kementerian Ristekdikti karena ini dana negara." "Bagi yang benar-benar prasejahtera, terverifikasi, dan masuk kuota Bidikmisi, maka gratis. Bagi yang memalsukan Bidikmisi, bisa kena sanksi administratif," imbuhnya. Setelah UKT terbayar, registrasi online dapat kembali dilanjutkan di laman registrasi.uny.ac.id. Kali ini data yang dimasukkan adalah dokumen untuk verifikasi. Diantaranya ijazah, Kartu Tanda Penduduk, Kartu Keluarga, Surat Keterangan Sehat, Tidak Buta Warna, dan Bebas Narkoba. "Di-scan saja. Langsung di website dan digital. Biar cepat dan tidak hilang," pungkas Sutrisna. 

P E WA R A D I N A M I K A AG U S T UDOK. S 2HUMAS 0 1 9 UNY 11


Laporan Utama

Studium Generale untuk Petik Ilmu dari Ahlinya UNY mendatangkan tokoh berepurtasi nasional untuk setiap materi Studium Generale PKKMB. Harapannya, mahasiswa baru dapat langsung belajar dari ahli yang sudah berpengalaman secara teori dan praktek.

"Pak Ismu juga jenderal, beda tugas saja," seloroh Agum kepada Pewara Dinamika menanggapi kehadiran Ismunandar dan para tokoh penting nasional lainnya dalam PKKMB UNY. Kehadiran para tokoh tersebut bukan tanpa alasan. Sutrisna Wibawa selaku Rektor UNY menghendaki agar mahasiswa baru tidak hanya mengenali kehidupan kampus yang biasa-biasa saja. Apalagi didominasi satu perspektif saja.

DOK. HUMAS UNY

B

Oleh ILHAM DARY ATHALLAH

ertema "Penguatan Wawasan Teknologi", studium generale yang digelar UNY pada Senin (08/09) mendatangkan langsung Rudiantara. Tokoh kaliber di bidang TIK yang telah melalangbuana sebagai Direktur Telkom, dan kini sebagai Menteri Komunikasi dan Informatika. Hanya berselang satu hari, PKKMB kembali mempersembakan studium generale. Kali ini bertema kebangsaan. Jenderal (Purn.) Agum Gumelar yang kini menjabat sebagai Anggota Dewan Pertimbangan Presiden turun gunung untuk menekankan pentingnya empat pilar 12 P E WA R A D I N A M I K A AG U S T U S 2 0 1 9

dan cinta tanah air agar diresapi para mahasiswa baru. Orasi sang Jenderal kemudian dilengkapi dengan kajian akademis dari Ismunandar selaku Direktur Jenderal Belmawa Kemristekditi.

PENGENAAN ALMAMATER UNY SIMBOL DITERIMANYA MAHASISWA BARU 2019

UNY menghendaki mahasiswa baru tidak hanya mengenali kehidupan kampus yang biasabiasa saja. Apalagi didominasi satu perspektif saja.

"Mahasiswa harus memahami dinamika hidup berbangsa. Para ahli inilah yang bisa jadi jembatan kita mengenali. Saya atas nama UNY mengucapkan terima kasih atas kehadiran Bapak sekalian," ungkap Sutrisna di sela-sela agea, menegaskan banyaknya ilmu yang dapat dipetik mahasiswa baru dari para ahli. Peran Teknologi Informasi Ilmu yang dipentik dari Rudiantara, antara lain seputar cepatnya perubahan teknologi di era revolusi industri 4.0 erbagai keterampilan baru yang dibutuhkan era ini terutama dalam hal internet of things dan sensor artificial intelligent. Di masa depan lebih banyak dibutuhkan guru atau dosen yang interaktif, yang lebih banyak bersifat konseling atau mentoring bukan hanya mengajarkan satu arah. "Jika tidak memiliki nilai tambah yang applicable maka kita akan kalah," ungkap Rudiantara kepada 9.406 orang mahasiswa. Mereka terdiri atas 801 mahasiswa D4, 5.589 mahasiswa S1, 1.312 mahasiswa S2 dan 151 mahasiswa


Laporan Utama

ARIF / HUMAS

DOK. HUMAS UNY

S3. Selain itu UNY juga mengampu PPG Dalam Jabatan sebanyak 1.502 orang dan 51 orang Program Profesi Insinyur. Seluruhnya hadir dalam rangkaian studium generale. Kepada 9.406 mahasiswa tersebut, Rudiantara berpesan bahwa mahasiswa harus beradaptasi. Mengisi masa depan Indonesia dan perlu sumber daya manusia berbasis digital talent. Mahasiswa juga harus merebut kesempatan digital seperti membuat perusahaan start-up. "Kita harus menjadi bagian yang cepat dan adaptif terhadap perubahan agar kita bisa menundukkan perubahan itu sendiri," tegas Rudiantara. Paparan tersebut menurut Sutrisna, penting untuk didengarkan karena menjadi harapan baru

RUDIANTARA PADA STUDIUM GENERALE PKKMB UNY 2019 HARI PERTAMA

bagi Indonesia. Rektor mengajak mahasiswa baru untuk mengarungi dunia tanpa rasa takut ataupun cemas. UNY akan menyiapkan para mahasiswa menjadi pribadipribadi yang matang dengan mengasah soft skill maupun hard skill, mengembangkan keilmuan dengan penelitian, dan berdedikasi tinggi melalui pengabdian.

Kita harus menjadi bagian yang cepat dan adaptif terhadap perubahan agar kita bisa menundukkan perubahan itu sendiri.

Mencintai Indonesia Agum membawakan pesan yang tak kalah tegas. Sembari menyelipkan lagu "Berkibarlah Bendera Negeriku" yang ia bawakan bersama Sutrisna, Agum mengajak mengajak mahasiswa baru menelusuri kembali tonggak sejarah negeri Indonesia, mulai dari berdirinya Boedi Oetomo hingga Kemerdekaan Indonesia, 17 Agustus 1945. “Mahasiswa haruslah mengerti sejarah bangsanya dan bangsa yang besar adalah yang menghargai jasa pahlawannya,� kata Agum Gumelar. Menurutnya, bangsa Indonesia akan menjadi bangsa yang besar apabila bisa melakukan pembangunan di semua sektor kehidupan dengan tiga syarat, yaitu ada jiwa nasionalisme, daya saing dengan kunci pada sumber daya manusia, dan disiplin. P E WA R A D I N A M I K A AG U S T U S 2 0 1 9 13


Laporan Utama

DOK. HUMAS UNY

Ia juga berpesan bahwa generasi muda harus punya idealisme yang berwujud sikap mengkoreksi segala sesuatu yang tidak benar, juga konsekuen dengan tidak melakukannya.

keras, maka mahasiswa dapat mencapai apapun keinginannya. Karena sejarah telah membuktikan bahwa pendidikan tinggi merupakan elevator paling cepat dalam meningkatkan derajat manusia.

Ismunandar menyatakan sepakat dengan poin Agum. Belajar dengan sungguh-sungguh adalah cara terbaik bagi mahasiswa dalam mencintai Indonesia. Untuk itu, para mahasiswa baru harus segera menyesuaikan diri untuk belajar di universitas. Dosen pun bertanggung jawab untuk menginspirasi mahasiswa, memberi tantangan, dan mendorong untuk terus belajar dan terus maju.

Terlebih di era Revolusi Industri 4.0 yang secara intens mengadu kompetensi dan skill setiap masyarakat.

"Tanggung jawab mahasiswa adalah belajar dengan giat dan bekerja keras untuk meraih kesuksesan belajar. Kesuksesan bergantung pada passion dan ketekunan. Tugas mahasiswa baru adalah menemukan apa passion-nya masing-masing," ungkap Ismunandar. Dengan belajar tekun dan bekerja 14 P E WA R A D I N A M I K A AG U S T U S 2 0 1 9

ISMUNANDAR MEMBERIKAN MATERI STUDIUM GENERALE PKKMB UNY 2019

"Kini eranya big data, artificial intelligent, robotics dan internet of thing oleh karenanya mahasiswa

Belajar dengan bersungguhsungguh adalah cara terbaik mahasiswa dalam mencintai Indonesia. Untuk itu, mahasiswa harus segera menyesuaikan diri belajar di universitas.

harus menguasai literasi baru seperti literasi data, teknologi, dan kemanusiaan agar ketika lulus akan semakin kompetitif dan adaptabel dengan perkembangan zaman. Juga harus menjadi pembelajar sepanjang hayat agar tidak tergantikan oleh robot atau mesin," tukas Ismunandar. Seluruh pesan tersebut, diharapkan Sutrisna dapat membawa mahasiswa di era industri 4.0 haruslah menjadi mahasiswa unggul untuk memenangkan persaingan di dunia kerja regional dan global. “Dengan mempunyai keunggulan komparatif Anda akan mempunyai nilai tambah dalam persaingan tersebutâ€? kata Sutrisna Wibawa. Untuk mewujudkan hal itu UNY memberi kesempatan dan dukungan yang memadai tidak hanya melalui perkuliahan. Tetapi juga melalui pusat-pusat kegiatan mahasiswa baik dalam bidang penalaran, olah raga, seni dan bidang khusus lain. "Termasuk informasi A1 dari para tokoh seperti ini untuk memperluas perspektif," pungkas Sutrisna.


Laporan Utama

Cakap Bahasa Inggris lewat Tutorial dan Tes ProTEFL Dunia akademik kini terhubung seakan tanpa sekat batas negara. Riset kolaboratif hingga rujukan jurnal dan buku teks asing menjadi makanan sehari-hari. Itulah mengapa kemampuan bahasa Inggris wajib diuji dan dikenalkan sejak berstatus mahasiswa baru. Oleh ILHAM DARY ATHALLAH

mahasiswa Fakultas Teknik, 132 orang mahasiswa Fakultas Ilmu Keolahragaan dan 149 mahasiswa Fakultas Ekonomi.

K

omunikasi bahasa Inggris mutlak perlu dikuasai civi­tas akademika. Pernyataan ini ditegaskan Margana selaku Wakil Rektor I UNY kepada para mahasiswa baru jalur SNMPTN di Auditorium, pada Selasa (09/07). Bukan semata ka­rena dirinya merupakan dosen baha­sa Inggris. Tapi murni karena kebutuhan zaman, di mana bahasa Inggris dijadikan parameter untuk penca­paian akademik dan karir. Belajar ke luar negeri, misalnya, perlu bahasa Ing­gris. Membagikan pemikiran dan mengembangkan ilmu pengetahuan, serta menulis artikel jurnal saat ini juga perlu menggybajab bahasa Inggris. Begitupula dalam mencari pekerjaan atau menda­patkan visa. "Ingin sukses dalam karir Anda? Harus mahir bahasa Inggris. Ini keniscayaan dalam revolusi industri 4.0," ungkap Margana seraya mewanti-wanti mahasiswa UNY supaya meningkatkan kemampuan berbahasa Inggris yang saat ini penting untuk dikuasai. Oleh karena itu, dalam rangkaian Pembinaan Soft Skill bagi mahasiswa baru, tutorial bahasa Inggris menjadi salah satu agenda. Harapannya, mahasiswa dapat memenuhi target yang telah ditetapkan universitas, yaitu skor minimal 425 untuk mahasiwa bukan prodi bahasa Inggris dan skor 500 untuk prodi bahasa Inggris. Skor tersebut bersifat wajib dicapai mahasiswa UNY sebagai prasyarat yudisium karena tercantum dalam Peraturan Akademik UNY. "Kalau bahasa Inggris belum bisa, akan ada rintangan dalam kegiatan pembelajaran. Ini perlu segera kita latih. Dan oleh karenanya, menjadi peraturan akademik universitas," imbuh Margana.

"Sisanya sudah minggu lalu, atau menyusul besok Kamis (11/07) dan minggu depan," ungkap Sumaryanto selaku Wakil Rektor III UNY. Agenda tutorial tersebut menjadi rangkaian kewajiban mahasiswa baru dalam Tes ProTEFL. Tes tersebut merupakan semacam Tes TOEFL yang diciptakan secara mandiri oleh UNY. Untuk mendukung pembelajaran, materi ProTEFL disediakan secara daring. PRASETYO / HUMAS

PENGISI TUTORIAL DAN TES PROTEFL

Agenda Pelatihan dan Tes Salah satu peserta di hari Selasa (09/07), Adila Khairunisa dari Prodi Manajemen Fakultas Ekonomi, mengatakan bahwa kegiatan ini sangat bermanfaat bagi mahasiswa baru untuk mengetahui kemampuan berbahasa Inggrisnya. Namun, belum seluruh mahasiswa memperoleh pelatihan tersebut. Layaknya agenda soft skill yang lain, UNY membagi mahasiswa dalam gelombang-gelombang pelatihan secara bertahap. Kegiatan tutorial pada hari itu diikuti oleh 518 mahasiswa yang terbagi dari 237

Margana menuturkan jika ingin sukses dalam karir, mahasiswa harus mahir bahasa Inggris. Ini keniscayaan dalam revolusi industri 4.0.

"Jadi di rumah juga bisa dipelajari. Karena belajar bahasa tidak bisa sekali ikut kelas langsung bisa," imbuh Sumaryanto. Di dalam pelatihan, dikenalkan terlebih dahulu seputar organisasi Pusat Pelayanan dan Pengembangan Bahasa (P3B) UNY, lengkap dengan penekanan atas mengapa bahasa Inggris perlu dikuasai mahasiswa. Tuntas pengenalan, materi dilanjutkan dengan pembelajaran yang lebih teknis. Mulai dari grammar, reading, sampai tips mengerjakan Listening Section. Selepas pelatihan tuntas, maka tes ProTEFL diselenggarakan UNY secara bertahap. Akan ada pemberitahuan dari P3B terkait agenda tes. Setiap mahasiswa memiliki jatah sekali mengikuti tes secara gratis dan hasilnya akan dibuatkan sertifikat resmi. "Jadi diajari komplit menulis, membaca, dan mendengarkan bahasa Inggris. Setelah itu ikut tes. Harapannya, bahasa Inggris segera dikuasai para mahasiswa," pungkas Yuyun Yulia, Dosen Universits Sanata Dharma yang menjadi pengisi tutorial bahasa Inggris. P E WA R A D I N A M I K A AG U S T U S 2 0 1 9 15


Laporan Utama

Ajakan Menkominfo untuk Adaptif dan Berubah Studium Generale PKKMB UNY kedatangan tamu spesial dalam sosok Menkominfo Rudiantara. Di tengah perkembangan teknologi, komunikasi, dan informasi yang begitu cepat, ia mengajak mahasiswa baru segera berubah sejak hari pertama kuliah. Kuasai Revolusi Industri Keempat dalam dunia pendidikan. adaptif terhadap perubahan yang terjadi.

S

Oleh ILHAM DARY ATHALLAH

etengah bercanda dan setengah serius. Itulah yang tercermin dalam pa­ paran Menteri Komukasi dan Informatika, Rudi­ antara, dalam Studium Generale UNY yang bertajuk “Peran Teknologi Informasi dalam Meng­hasilkan Lulusan Unggul untuk Indonesia”.

Menteri Kominfo memaparkan potensi teknologi pengganti peran guru dan dosen. "Artificial Intelegence akan bisa menggantikan peran guru dan dosen. Peran guru, peran dosen apa yang bisa digantikan kalau gurunya atau dosennya hanya menuangkan kembali memberikan dari buku-bukunya dicatat literatur­ nya dicatat disampaikan dengan cara monoton kepada murid?" jelasnya.

Disebut bercanda, karena Rudiantara menyebut seminar semacam ini biasanya digelar dan diikuti mahasiswa tua--sebuah adagium yang merujuk pada mahasiswa senior dengan semester dua digit. Namun dalam kesempatan di GOR UNY pada Senin (19/08), mahasiswa baru diajak untuk memikirkan dirinya sebagai lulusan unggul. Sebuah diskusi yang tidak bisa ditanggapi dengan guyonan karena tantangan zaman yang makin ketat. "Sudah beberapa tahun terakhir, perusahaan-perusahaan papan atas tidak mensyaratkan ijazah dan gelar kesarjanaan untuk kepentingan seleksi karyawan. Kalau bekerja di perusahaan tersebut, sudah tidak diperlukan gelar kesarjanaan. Jadi pertanyaannya, Anda siap tidak untuk adaptif dan berubah?," tegas Rudiantara sembari mengajak para mahasiswa merenung. Dari situ, ia mengajak mahasiswa untuk segera memahami realita. Lalu bekerja keras dalam beradaptasi serta berubah. Perubahan Begitu Cepat Perubahan akibat teknologi akibat digitalisasi saat ini berlangsung 16 P E WA R A D I N A M I K A AG U S T U S 2 0 1 9

PRASETYO / HUMAS

begitu cepat. Oleh karena itu, Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara mengajak akademisi untuk senantiasa bersikap

RUDIANTARA MEMBERIKAN STUDIUM GENERALE TIK

Beberapa perusahaan papan atas tidak memerlukan gelar sarjana. Jadi pertanyaannya, Anda siap tidak untuk adaptif dan berubah?

Oleh karena itu, Menteri Rudiantara mendorong agar tidak sekadar mengajar satu arah. Bahkan menyarankan agar lebih menjadi mentor. "Lebih banyak interaktif yang lebih banyak bersifat konseling yang lebih banyak yang bersifat mentoring. Kalau dosennya hanya mengajarkan satu arah dari literatur yang ada, hanya masalah waktu guru dosen tersebut akan digantikan oleh yang namanya chatbot," tuturnya. Menteri Kominfo juga mengingatkan bahwa saat ini di seluruh dunia makin borderless. Artinya, tidak mempunyai batas yang jelas. Dalam bidang ketenagakerjaan, akan terjadi arus bebas pertukaran tenaga kerja. Namun demikian, ia menyatakan satu hal yang membuat setiap mahasiswa bisa berkompetisi adalah kepemilikan sertifikasi. "Free flow dari pekerja-pekerja dari Indonesia yang bersertifikat mempunyai hak untuk bekerja di kawasan di negara lain, juga di Indonesia. Jadi kalau kita tidak


Laporan Utama

ARIF / HUMAS

PRASETYO / HUMAS

mempersiapkan diri kita untuk meningkatkan kemampuan, niscaya lapangan pekerjaan di Indonesia itu akan diambil oleh pencari kerja atau pekerja dari negara-negara lain terutama dari negara ASEAN," tandasnya. Kehadiran Rudiantara Momentum Tepat Pesan sekaligus kehadiran Rudiantara di tengah-tengah mahasiswa baru, diapresiasi oleh Sutrisna Wibawa selaku Rektor UNY. Terlebih lagi, perkembangan era digital di era Revolusi Industri 4.0 disebut Sutrisna telah membuat wajah baru dalam masyarakat Indonesia. Perkembangan teknologi informasi juga telah menimbulkan dampak otomatisasi di seluruh bidang, menggabungkan teknologi dan pendekatan baru secara nyata, digital, dan fundamental.

UNY MEMBERIKAN CINDERAMATA UNTUK RUDIANTARA

"Kita akan dihadapkan kepada tantangan untuk menyeimbangkan kemajuan ekonomi dengan penyelesaian masalah sosial melalui sistem yang sangat mengintegrasikan ruang maya dan ruang fisik," ungkap Sutrisna.

baru yang matang dengan mengasah soft skill maupun hard skill, mengembangkan keilmuan dengan penelitian, dan berdedikasi tinggi melalui pengabdian. "Tak lain dan tak bukan, ilmu kita untuk negeri yang satu: Indonesia," tegas Sutrisna.

Oleh karena itu, pesan dari Rudian­ tara disebut Sutrisna menjadi bekal kuat dalam menyiapkan mahasiswa

Kehadiran Rudiantara tersebut merupakan tindak lanjut atas undangan yang disampaikan lang­ sung oleh Sutrisna di Kemkom­info, Senayan, Jakarta. Dalam pertemuan yang diselenggarakan pada Jum'at (09/08) itu, Sutrisna dijanjikan bahwa Rudiantara akan membawa kejutan bagi para mahasiswa UNY.

Perkembangan TIK menimbulkan otomatisasi di seluruh bidang, menggabungkan teknologi dan pendekatan baru secara nyata, digital, dan fundamental.

"Kejutan itu kita saksikan ternyata berupa kesediaan Bapak Menteri menyanyi bersama para mahasiswa. Soldier of Fortune, lagu zaman saya itu," kenang Sumaryanto selaku Wakil Rektor III dan pengarah rangkaian agenda PKKMB. P E WA R A D I N A M I K A AG U S T U S 2 0 1 9 17


Laporan Utama

Mengurai Radikalisme, Menumbuhkan Daya Kritis Maba Makna kata selalu tak stabil, tergantung wacana politik mana yang dominan. Itu kenapa tak mengherankan kalau radikalisme sebagai kata sering kali dikutuk, apalagai diperkelindankan dengan agama atau kepercayaan tertentu yang inklusif

saling menebar kecurigaan satu sama lain. Bukan berarti sekian dekade silam kita belum masuk era itu, tetapi berkat kecanggihan teknologi, informasi, dan kominikasi mutakhir, kegenderungan demikian makin masif. Tak ada lagi jarak antarindividu sebab mereka terrapatkan oleh layar digital. Kecenderungan masyarakat prosumer—produsen sekaligus konsumen— (lihat McLuhan, 1972) atas informasi meniscayakan paham atas term radikalisme berkembang sedemikian rupa.

J

Oleh RONY K. PRATAMA

amak media massa cetak maupun daring mendiseminasikan penelitian dari SETARA Institute baru-baru ini. Riset itu mendaftar secara berurutan sepuluh perguruan tinggi yang terinfiltrasi “paham radikalisme” dengan Islam sebagai objek kajian. Survei tersebut membuka mata banyak orang, bahkan tak diduga sebelumnya beberapa pimpinan kampus. Radikalisme—tentu saja direferensialkan dari dan melalui Islam—sebetulnya bukan term baru dan tak seseram pemaknaan literalnya. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) mendefinisikan radikalisme [kata benda] dalam tiga perspektif, antara lain (a) paham atau aliran yang radikal dalam politik, (b) paham atau aliran yang menginginkan perubahan atau pembaharuan sosial dan politik dengan cara kekerasan atau drastis, dan (c) sikap ekstrem dalam aliran politik. Makna istilah ini tentu saja tak bebas nilai. Ia terikat nilai politik bahasa yang sengaja dikonstruksi sekaligus dilegitimasi oleh pihak yang berkonvensi dalam menyusun kamus. Rujukan makna kata yang kerap kali beredar dalam wacana publik bisa jadi menginduk pada kamus. Namun, tak sepenuhnya demikian karena interpretasi atas kata yang kemudian memproduksi sikap hingga praksis dapat mengaret. Di situ kita tahu bagaimana multitafsir sebuah kata 18 P E WA R A D I N A M I K A AG U S T U S 2 0 1 9

DOK. HUMAS UNY

beroperasi. Yang terakhir inilah yang kerap terjadi dalam percakapan publik kita dewasa ini. Radikalisasi Kata Kita sekarang hidup pada suatu masa di mana tiap individu

Radikal­isme bukan berarti setarikan napas dengan tindakan destruktif. Ditam­bah pula tak semata-mata dari pengaruh Islam.

Pola semacam itulah yang membuat kenapa pemahaman atas istilah radikalisme begitu cair dan dinamis. Makna kata selalu tak stabil, tergantung wacana politik mana yang dominan. Itu kenapa tak mengherankan kalau radikalisme sebagai kata sering kali dikutuk, apalagai diperkelindankan dengan agama atau kepercayaan tertentu yang inklusif. Orang mencibir kata itu sebagai biang kerok permusuhan sektoral dan berakibat pada keretakan kohesi sosial. Kecencerungan psikis macam apa sehingga seseorang begitu membenci tindakan radikal? Dugaan saya bukan sekonyong-konyong karena kata, melainkan ekspresi praksis yang dianggap koersif. Praktik kekerasan tentu saja mesti dimejahijaukan karena Indonesia merupakan negara yang menjunjung tinggi supremasi hukum. Kendati demikian, radikal­ isme bukan berarti setarikan napas dengan tindakan destruktif. Ditam­ bah pula tak semata-mata dari pengaruh Islam.


Laporan Utama Pada aras demikian, kita mesti membedakan dua hal. Pertama, radikalisme sebagai ekspresi yang begitu mengakar secara internal terhadap pemaknaan teologis. Sela­ma ia tak dimaksudkan seka­ ligus disampaikan dalam bentuk pemaksaan represif, tetapi justru diper­dialogkan dengan rasa hormat dan rendah hati, saya kira sah-sah saja. Pandangan internal begitu berlaku pula dalam konteks “radikal” lain. Bukankah segala kegiatan atau kepercayaan mesti ditandaskan secara “radikal” sebagai bentuk totalitas maupun kesungguhan privat? Demikian pula dalam hal belajar; kita harus “radikal” dalam belajar sebagai bentuk militansi— ketangguhan dalam berjuang.

ARIF / HUMAS

Kedua, radikalisme sebagai term yang sudah terlanjur dipeyorasikan secara serampangan akibat wacana politik yang dominan tak menutup kemungkinan untuk dikritisi. Sebagai pembaca kita perlu “literat” (melek literasi) atas kata radikal, radikalisme, maupun radikalisasi. Menerima makna kata yang beredar begitu saja (taken for granted) justru akan melanggengkan viralnya politik bahasa itu. Upaya mengkritisi makna istilah, dengan demikian, menegaskan daya resisten kita terhadap pandangan arus utama. Di situlah akal sehat beroperasi. Kembali ke persoalan apakah kampus-kampus yang terjangkit paham radikal itu mesti didisiplinkan dan bagaimana seharusnya kita menyikapi? Jawaban saya sederhana, yakni sejauh mereka tak melakukan destruksi sosial atau tindakan yang membahayakan secara fisik, mereka betapapun tetap harus dilindungi secara hukum. Mereka adalah bagian dari warga Indonesia. Bukankah payung hukum kita tak memihak hanya berdasarkan perbedaan politik, agama, maupun kepercayaan tertentu? Bukankah ia universal? Dengan demikian, penting sekali memiliki kecakapan literasi secara radikal. Implikasi praktisnya tak menjadi pribadi yang kagetan, gumunan, dan dumeh. Khususnya menyikapi persoalan radikalisme belakangan. Kecenderungan kita di abad digital ini ironinya makin latah terhadap apa-apa yang bernuansa viral. Sesuatu yang mengemuka dan menjadi buah bibir dalam

DOK. HUMAS UNY

REKTOR UNY MENGAJAK MAHASISWA BERPIKIR KRITIS

percakapan media sosial kita seakan-akan dipercaya, kemudian dipersebarkan atas dasar tren, popularitas, atau pun membeo. Saya kira friksi sosial yang diproyeksikan media sosial dewasa ini lebih diakibatkan pada terbukanya katup-katup sektoral: kebencian atas dasar perbedaan preferensi politik. Terkadang apa yang diucapkan tak begitu dihiraukan bila yang menuturkan

memiliki kecenderungan politik berbeda. Demikian pula sebaliknya. Kefiguran mendapat hati di banyak orang meski substansi tuturan mengandung kebencian. Di sini kita tahu betapa “takild buta” ternyata masih mengakar kuat di dalam tradisi bermedia sosial kebanyakan warganet. Itu kenapa kita terkadang perlu demitologisasi kesempitan berpikir kita terhadap sesuatu melalui pembacaan kritisemansipatoris.

Penting sekali memiliki kecakapan literasi secara radikal. Implikasi praktisnya tak menjadi pribadi yang kagetan, gumunan, dan dumeh. Khususnya menyikapi persoalan radikalisme belakangan. P E WA R A D I N A M I K A AG U S T U S 2 0 1 9 19


Laporan Utama

WAWANCARA KHUSUS RUDIANTARA, S.Stat., M.B.A MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA

Program Studi Harus Berubah! Perubahan zaman berlangsung begitu cepat. Kampus juga harus demikian. Rudiantara mengajak UNY untuk mentransformasi dunia kependidikan. Bahkan bila perlu, menghapus prodi yang tak sesuai konteks kekinian!

tu cepat. Tiba-tiba saja muncul disiplin ilmu baru, keterampilan baru, dan lapangan kerja baru dengan kualifikasi serba baru yang sebelumnya tidak kita kenal.

KEPADA Sekretaris Redaksi Pewara Dinamika, Maria Purbandari Perdana, Rudiantara menjelaskan apa bentuk perubahan zaman yang kini sedang dihadapi Indonesia. Sekaligus di sela-sela Studium Generale PKKMB UNY pada Senin (19/08), membagikan pandangannya atas bagaimana perubahan zaman tersebut harus disikapi dengan kemauan untuk berubah.

Kita harus dapat bersikap antisipatif dan adaptif pada perubahan tersebut. Karena, bayangkan, program studi yang tidak relevan dan tidak dihapus, itu akan membebani PT (Perguruan Tinggi) lho.

Datang ke UNY untuk pertama kalinya, apa kesan Bapak? Kampus bukan tempat asing bagi saya. Kebetulan saya Ketua Majelis Wali Amanat di salah satu PTNBH: Universitas Padjajaran, Bandung. Dan walaupun saya warga Bogor, warga Bandung yang besar di dunia Sunda, Jogja juga punya tempat spesial di hati saya. Saya kira Jogja punya tempat spesial di hati banyak orang. Tidak hanya saya saja.

Beban itu hadir secara ekonomi makro. Ar­ tinya, jika prodi itu terus dilangsungkan sampai 5 tahun lagi padahal pasarnya tidak ada atau dosennya sedikit dan lain sebagainya, ongkos 5 tahun itu berapa. Harusnya kan beban ekonomi itu bisa dihemat. Dialokasikan insentif termasuk untuk dosen-dosennya. Belajar ilmu baru. Meneliti "the next big thing (inovasi baru)".

Jadilah saat saya datang ke Jogja, ke Universitas Negeri-nya Jogja. Feeling nya selalu adem. Senang. Karena UNY ini kampus pendidikan, saya juga teringat sebagaimana dituliskan oleh Ki Hajar Dewantara "Dengan ilmu membuat kita menjadi mudah". Di sini (UNY), diajarkan ilmu, dan digodok ilmu-ilmu kependidikan untuk diajarkan.

KAMA.ID

Itulah kenapa ketika saya datang, saya langsung tanya ke seorang profesor di UNY ini pertanyaan tegas. Agar jangan sampai kemudahan ilmu, dan juga perubahan teknologi yang saat ini begitu mudahnya kita akses dalam genggaman, melenakan kita.

yata tak ada jawaban. Entah belum dihitung, atau memang tidak ada.

Pertanyaan tegas kepada profesor UNY, bisa dijelaskan Bapak? Tadi saya sempat tanya pada seorang profesor di UNY ini, “Berapa prodi yang ada?”

Mengapa prodi lama masih dipertahankan padahal kebutuhan industri, lapangan pe­ kerjaan, dan kebutuhan dari masyarakat sudah tidak ada lagi?

Dijawablah. Ada 102 sejak berdiri dari 55 tahun yang lalu. Lalu saya tanya kembali, “Sudah berapa prodi yang dihapus?" Tapi tern-

Apa urgensi menghapus program studi? Perubahan teknologi yang dibela oleh digitalisasi di sekitar kita berlangsung dengan begi-

20 P E WA R A D I N A M I K A AG U S T U S 2 0 1 9

Padahal, prodi yang tidak lagi sesuai dengan jaman sekarang secara nalar dapat kita jadikan intropeksi. Mengapa dipertahankan?

Beban juga datang secara moral. Bayangkan orang tua murid anda mengeluarkan sumber daya yang besar untuk menyekolahkan. Eh, ternyata tidak sesuai kebutuhan itu tadi. Padahal harapan diletakkan di pundak anak itu. Kita harus berani melakukan terobosan. Memangkas satu hal yang tidak diperlukan lagi, memangkas satu proses yang tidak efisien. Apa yang harus dipertimbangkan dalam meru­ bah ataupun menghapus program studi? Bentuk-bentuk perubahan zaman yang kini sedang kita hadapi, harus kita pahami. Tidak bisa lagi tutup mata. Dalam dunia ketenagakerjaan, sudah beberapa tahun terakhir perusahaan-perusahaan papan atas di dunia tidak lagi mempersyaratkan ijazah dan gelar kesarjanaan untuk kepentingan seleksi karyawan. Google, Apple, IBM, sudah drops college degree requirement.


Laporan Utama

SKYEGRID.ID

Artinya, mereka tidak memerlukan lagi (gelar sarjana). Kalau bekerja di perusahaan tersebut tidak lagi memerlukan gelar kesarjanaan. Tentu ini bukan untuk membuat gundah. Artinya, bukan kalau begitu buat apa kita kuliah. Tapi, kuliah saja dan datang ke kelas lalu diam saja tidak cukup. Harus belajar skill! Kampus harus menyediakan skill itu. Kete­ ramplan baru yang dibutuhkan pada era Industri 4.0 harus dielaborasikan dalam program studi agar relevan. Terutama adalah dalam hal Internet of Things (IoT), sensor, dan Artificial Intelegent (AI). Dunia kompetisi juga penting. Di negara ASEAN terjadi free flow dari pekerja. Pekerja dari Indonesia yang bersertifikat punya hak untuk bekerja di kawasan negara lain di ASEAN. Begitu pun sebaliknya, pekerja di negara ASEAN lain yang bersertifikat berhak juga untuk bekerja di Indonesia. Jadi, kalau kita tidak mempersiapkan diri kita untuk meningkatkan kemampuan kita, niscaya lapangan perkejaan di Indonesia akan diambil oleh oekerja negara lain terutama ASEAN. Debat besar yang sering terjadi di dunia akademik mempertanyakan apakah pengembangan ilmu harus selalu mengikuti permintaan pasar. Bagaimana pandangan Bapak? Orang ekonomi saya kira sepakat bahwa

pasar itu bukan menyimbolkan uang, tapi tren dan keinginan masyarakat. Saat ini, trennya adalah revolusi industri keempat. Melanjutkan tiga revolusi sebelumnya yang sudah kita pernah hadapi dan kali ini basisnya digital. Apakah kita siap? Kalau tidak siap, kita sendiri yang akan tergantikan. Bahkan guru dan dosen suatu saat bisa digantikan AI kalau kita tidak menjaga relevansi ilmu dan skill. Punya nilai tambah yang applicable, karena revolusi industri keempat dalam dunia pendidikan itu nyata. Harus lebih banyak interaktif, konseling, mentoring, bukan hanya mengajar satu arah apalagi dari literatur yang ada. Kalau masih seperti itu (satu arah), hanya masalah waktu guru dan dosen digantikan oleh chatbot. Kalau gurunya atau dosen hanya menuangkan kembali, memberikan dari buku, bukunya dicatat, literaturnya dicatat, disampaikan dengan cara monoton kepada murid atau mahasiswanya, itu robot juga bisa. Yang menerima, para mahasiswanya, pun tidak lagi ingin dijadikan semacam robot yang hanya menerima dari satu arah. Mahasiswa ini juga driving force of the market (kekuatan pasar). Lama-lama mereka tidak akan kuliah kalau kampus tidak relevan bagi mereka.

Apa pesan bapak untuk UNY? Harus berubah! Program studinya, dan kurikulum harus relevan. Saya berkeinginan anak SMP, tidak lagi dikasih pelajaran hanya dari textbook. Tapi dikasih soal/kasus, beri mereka satu kelompok untuk diskusi, saling berargumentasi mencari opsi solusi. Yang penting bukan solusinya, tapi proses dari belajarnya. Sekarang internet dipakai di sekolah untuk UNBK, dipakainya di akhir proses belajar mengajar. Kita tidak bisa lagi menggunakan internet di akhir, kita harus menggunakan selama proses kegiatan belajar mengajar. Biarkan anak-anak belajar dari internet. Memang awalnya susah (menggunakan internet di sekolah). Karena di internet banyak konten negatif. Tapi kalau pendidikan litera­ si kita ajarkan sejak kecil, karena hoaks itu ada terus, sitsnyabukan di-block/ditutup, tapi anak diajari menyikapi. Kalau ini bisa kita lakukan, kita akan menjadi bangsa yang bisa menyikapi informasi, kita tidak termakan hoaks. Siapa yang bisa memulai itu semua? Kampus seperti UNY. Yang mendidik mahasiswa calon guru supaya cerdas dalam mengajar. Yang merubah prodi dan kurikulumnya agar sesuai perkembangan zaman. P E WA R A D I N A M I K A AG U S T U S 2 0 1 9 21


Laporan Utama

WAWANCARA KHUSUS Jenderal (Purn) AGUM GUMELAR, M.Sc. ANGGOTA DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN

Pertahankan Kerapian, Kebersihan, dan Keberagaman! Hadir di tengah-tengah civitas UNY, Agum mengaku terkesan dengan kerapian, kebersihan, dan keragaman yang ada di kampus ini. Hal-hal yang menurutnya memang harus ada, dan dipertahankan untuk kemajuan pendidikan.

isme mau kemana bangsa ini ke depan kalau generasinya apatis.

KEPADA Redaktur Pewara Dinamika, Ilham Dary Athallah, Jenderal (Purn.) Agum Gumelar bercerita tentang pandangannya atas UNY dan dunia pendidikan. Sekaligus merefleksikan sejarah dan masa depan bangsa, untuk dititipkan ke para mahasiswa yang kelak akan jadi para pemimpin bangsa.

Wujud idealisme adalah satu sikap mengo­ reksi, megkritik segala sesuatu yang tidak benar. Kalau kalian melihat sesuatu yang tidak sesuai idealisme maka mengkritisi bahkan demo itu bagus. Tapi kaliah harus konsekuen, konsisten pada idealisme. Ka­ lau sekarang kalian menentang yang tidak benar, kalian jangan lakukan waktu jadi pejabat. Jangan sekarang kalian teriak dan caci maki ketidakbenaran, ketika duduk di sana kalian melakukan yang lebih tidak benar.

Dalam seminar di GOR UNY (menyambut ma­ hasiswa baru), Bapak menyebut kompleks UNY serba rapi dan serba bersih. Bisa dijelaskan kepada para pembaca Pewara Dinamika? Ya, itu kesan saya. Pertama ketika saya masuk ke kompleks UNY, yang saya lihat: serba rapi dan serba bersih.

Ada yang tidak menjaga kebersihan, ya dikoreksi. Tapi kita juga harus jaga attitude: bu­ ang sampah di tempatnya mulai dari diri sendiri. Itu contoh sederhananya.

Jadi, saya sangat terkesan dan mudah-mu­ dah­an terus bisa dipelihara oleh seluruh mahasiswa UNY karena di satu tempat yang kumuh, kotor, gersang, dan panas, di tempat seperti itu biasanya masyarakat pun gampang panas; senggol dikit berantem. Tapi, di satu tempat yang bersih, sejuk, teduh, hijau, berbunga di situ sifat masyarakatnya sangat bersahabat. Jadi, tolong dipelihara ini (kerapian dan kebersihan). Yang saya lihat di kompleks UNY juga adalah keberagaman. Saya bernyanyi (lagu Ber­ kibarlah Bendera Negeriku) bersama Pak Rektor dan para mahasiswa. Ada mahasiswa Papua, ada mahasiswa afirmasi dari dae­ rah terluar lain, berbaur dengan anak Jogja. Keberagaman melengkapi keindahan UNY. Saya tadi tanya singkat: siapa kita? Berha­sil dijawab dengan suara keras, patah-patah, namun kompak. Kita Indonesia! Bagaimana tips dari Bapak agar UNY dapat mem­pertahankan tiga hal tersebut? Saya kira pembangunan kalau sekelas bang­ sa itu namanya nation-building, ka­lau di kam22 P E WA R A D I N A M I K A AG U S T U S 2 0 1 9

POTRETTANGERANG.ID

pus mungkin bisa disebut campus-building, pembangunan akan berhasil ketika dilaksanakan di tengah masyarakat yang disiplin. Disiplin adalah kepatuhan setiap rakyat kepada peraturan, perundangan, hukum yang berlaku (law abiding citizen, law abiding society). Tapi, disiplin dan patuhnya bukan disiplin biasa. Generasi muda sebagai masa depan bangsa harus punya idealisme. Tanpa ideal-

Dalam paparan (kepada mahasiswa baru), Ba­ pak tadi juga menjelaskan implementasi empat pilar. Kenapa empat pilar? Mahasiswa harus kenal Empat Pilar. Sarjana bukan hanya tentang IPTEK, menurut saya. Takwa pada Tuhan Yang Maha Esa itu pen­ ting. Nasionalisme tinggi juga tak kalah pen­ ting. Itulah kenapa empat pilar kebangsaan harus diimplementasikan. Saya memberikan penekanan pada mahasiswa semua (atas materi empat pilar), karena future belongs to you all (masa depan ada di tangan mahasiswa). Ketika kemerdekaan diproklamirkan, maka keesokan harinya (18 Agustus 1945) para pejuang berkumpul menentukan apa yang ha­rus dilakukan setelah merdeka. Dengan pertimbangan matang, mempertimbangkan faktor geografis (negara kita kepulauan) dan demografis (negera kita heterogen); multi­ etnis, multibahasa, multiadat, multiagama.


Laporan Utama Dengan pertimbangan 2 faktor ini, pejuang kemerdekaan bertekat membentuk NKRI dan mempersatukan bangsa majemuk ini, manjadikan Pancasila sebagai pemersatu­ nya/falsafah bangsa/ideologi negaranya. Ini adalah hasil perjuangan para pejuang kita, dengan darah, nyawa. Jadi, kalau detik ini ada kekuatan yang i­ngin mengganti NKRI, Pancasila, itu adalah musuh negara, musuh kita bersama. Jadi kita ingin mahasiswa mengenali sejarah bangsanya. Bangsa yang besar juga yang menghormati jasa pahlawannya. Inilah yang harus dipahami mahasiswa. Ka­ lian masa depan bangsa. Maka kalian harus bela NKRI, bela Pancasila. Terkait nasionalisme, tantangan apa yang ha­ rus dihadapi mahasiswa? Sekarang, bangsa Indonesia sedang masa transisi. Pertanyaanya: kita mau jadi bangsa yang besarkah. Atau justru jadi bangsa yang bubarkah? Kalau itu pertanyaanya, kalian harus berada pada garda paling depan menjawab pertanyaan ini. Kita tidak ingin menjadi bangsa yang bubar, kita ingin menjadi bangsa yang besar, itu jawabannya. Untuk itu, tekadkan kita semua untuk dapat melewati masa transisi yang rawan ini dengan selamat dan berhasil. Mengapa dikatakan rawan? Kita lihat kenyataan. Ada hal yang menyebabkan. Yang membubarkan itu, ideologi komunis­me? (komunisme sempat dibahas dalam paparan) Mengenai komunis ini, saya malah tidak khawatir akan bangkit kembali. Apalagi melihat komunis internasional, China, sejak Deng Xiaoping penjadi PM dengan filosofi “Tidak peduli kucing itu warnanya hitam kah, putih kah, kuning kah yang penting kucing itu bisa menangkap tikus”. Dengan falsafah itu, ia berusaha mensejahterakan rakyatnya dengan sepenuhnya mengadopsi sistem kapitalis dan China sekarang menjadi negara kapitalis terbesar di dunia. Jadi, sudah ditinggalkan nilai-nilai paham komunis di satu sisi. Rusia, Puttin juga seperti itu. Yang masih kukuh adalah Kim Jong Un, Korea Utara. Tapi dilihat dari bahasa tubuhnya, ia sudah mulai tertarik dengan kehidupan di alam modern ini. Jadi kita tidak perlu khawatir akan bangkitnya, walau pun tetap kita waspadai. Nyatanya secara alami, terjadi rekonsiliasi. Tidak ada lagi anak-cucu komunis, mereka sudah bisa bekerja dimana saja. Kebesaran jiwa sudah dan memang harus kita buka: komunis tidak cocok di bumi kita. Mengenai komunis lagi, pesan saya justru aparat pun jangan terlalu curiga mendalam pada mereka (orang yang dikhawatirkan memiliki atau menyebarkan ideologi komu­ nisme). Karena yang terjadi (dari kecuri-

LENSAINDONESIA.COM

gaan berlebihan kepada komunisme) justru mewariskan sesuatu yang tidak sehat untuk anak-cucu: perpecahan. Sudahlah, fokus pada masa transisi bangsa. Fokus pada perbaikan bangsa di era reformasi. Fokus memanfaatkan kebebasan ber­ ekspresi yang terkendali dan produktif. Fo­ kus dengan perkembangan IPTEK. Kaitannya perkembangan IPTEK dengan na­ sionalisme? Papua. Fenomena Papua. Saya sering bertugas di tanah Papua dan saya jatuh hati. Kawan saya banyak dari Papua. Karena saya sempat menjadi Ketua Umum di PSSI, yang nama­nya Ruli Sinere (pemain Timnas Indonesia) sudah seperti saudara saya. Boas Salosa (juga pemain Timnas), saudara saya. Saya terlalu mencintai Persipura. Pada saat Martin Tabo di Jakarta mengalami sakit, beberapa tahun lalu, sampai meninggal saya ikut urus karena kecintaan saya pada tanah Papua.

Terjadi kejadian seperti ini (rusuh di Papua), saya menangis, sedih, prihatin. Tapi saya punya keyakinan, itu hanya dilakukan sekelompok yang terkena provokasi. Saya yakin, mereka (mahasiswa asal Papua) yang berada di UNY tidak seperti itu, mereka mencintai UNY. Kenapa bisa begitu? Karena berkembang­ nya IPTEK. Dunia maya menjadi dunia baru yang sangat rawan. Rawan hoax, rawan paham radikal. Oleh karena itu pada UNY, ada dua harapan yang ingin saya sampaikan. Yang pertama, mahasiswa UNY, jadilah kalian ujung tombak untuk mempelopori upaya supaya bangsa ini selamat menuju tujuan reformasi. Yang kedua, jadilah SDM bermutu. Punya jiwa semangat nasionalisme, kompetitif, disiplin, dan idealis! P E WA R A D I N A M I K A AG U S T U S 2 0 1 9 23


Laporan Utama

Mahir Teknologi lewat Pelatihan Teknologi Informasi dan Komputer Dikenalkan sejak mahasiswa baru, pelatihan TIK menjadi syarat menempuh studi dan yudisium. Penekanan kuat UNY agar teknologi dikuasai semua mahasiswa tanpa kecuali.

Arahan tersebut menjadi inspirasi Herman dalam merintis e-learning. Dimana harapannya bahwa fasilitas TIK yang ada bisa menjadikan mahasiswa UNY jadi smart. Sejak saat itulah, nama be-smart tercetus. Sebuah portal TIK yang menghendaki mahasiswa UNY menjadi lebih cerdas dengan cara menguasai teknologi. "Pelatihan TIK kemudian jadi bagian tak terpisahkan dalam upaya menjadikan UNY be-smart," tukas Herman merefleksikan diselenggarakannya pelatihan TIK pada mahasiswa baru. Baik dalam Soft Skill, PKKMB, serta secara berkelanjutan sampai menjadi syarat yudisium.

PRASETYO / HUMAS

Oleh ILHAM DARY ATHALLAH

P

ortal daring pembelajaran elektronik UNY, tidak kebetulan begitu saja dijuluki sebagai "BeSmart". UNY pada tahun 2006 di bawah kepemimpinan Rektor Prof. Sugeng Mardiyono (Alm.), sudah memiliki infrastuktur internet dan komputasi yang lumayan. Tapi layaknya dikisahkan Prof. Herman Dwi Surjono selaku Kepala UPT Pusat Komputer UNY (20062016), pembelajaran berbasis TIK masih nihil. Saat itulah UNY memandang bahwa potensi yang luar biasa ini tidak boleh dibiarkan 24 P E WA R A D I N A M I K A AG U S T U S 2 0 1 9

sia-sia. "Pak Rektor bilang, harus dimanfaatkan lah apa yang kita miliki ini, kan mahal tuh bayar internet," imbuh Herman.

PELATIHAN SOFT SKILL BAGI MAHASISWA BARU UNY2019

Mahasiswa baru dapat memanfaatkan TIK untuk mendukung aktivitas akademik untuk menunjang keberhasilan belajarnya.

Pelaksanaan Pelatihan Sebagai langkah awal pengem­ bangan SDM, setiap mahasiswa baru UNY diberikan pembekalan TIK termasuk pengenalan sistem informasi akademik dan e-learning. Kemampuan tersebut diungkapkan oleh Siti Amironah selaku Mantan Kepala Bagian Informasi UNY, perlu diberikan kepada mahasiswa baru dengan harapan sejak awal mahasiswa dapat memanfaatkan TIK untuk mendukung segenap aktivitas akademik untuk menunjang keberhasilan belajarnya. Terlebih UNY saat ini secara sungguh-sungguh sedang berupaya menuju kampus dengan layanan digital. Dalam rangka mewujudkan kampus dengan layanan digital tersebut, UNY telah menerapkan berbagai layanan administrasi dan akademik secara online.


Laporan Utama

ARIF / HUMAS

PRASETYO / HUMAS

"Ini kan sesuai dengan program UNY menjadi Universitas Kependidikan Kelas Dunia (UKKD). Kita sediakan fasilitasnya, kita ajarkan cara pakainya," ungkap Siti. Pelatihan TIK diimbuhkan Rahmatul Irfan selaku Kepala Divisi Pelatihan TIK UNY, kemudian bertujuan untuk membekali mahasiswa dengan pengetahuan dan keterampilan teknologi. Oleh karena itu, ada tiga bagian utama yang men­jadi fokus dalam pelatihan, yaitu ten­tang Layanan TIK UNY, Etika TIK dan Penulisan Karya Ilmiah, dan Layan­an Perpustakaan UNY Berbasis TIK. "Materi ditekankan pada penggunaan aplikasi internet sebagai media pembelajaran online dan sistem informasi pendukung pembelajaran. Tanpa meninggalkan aspek-aspek peraturan akademik yang harus dipahami oleh mahasiswa baru," ungkap Rahmatul di Laboratorium Komputer Basement Digital Library, Selasa (03/09).

Pelatihan dimulai lewat pembinaan TIK secara daring. Saat ini sampai dengan hari H praktik dan ujian pelatihan di laboratorium, yang mana akan dimulai pada Sabtu (07/09), mahasiswa diarahkan untuk mempelajari materi di portal daring Be-Smart. Di dalam portal tersebut, sudah ada kuliah online seputar pelatihan TIK UNY.

ke lokasi pembekalan yaitu LIMUNY, Digital Library, Laboratorium Admisi, dan Lab Fisnet, dengan pertanyaan Laboratorium dan tugas yang telah dikerjakan. "Ada video dosen dan proktor menjelaskan. Tinggal klik saja dan kerjakan tugasnya," imbuh Dr. Siswanto selaku Staf Ahli Wakil Rektor I UNY.

Harapannya ketika hari H pelaksanaan, mahasiswa sudah memiliki bekal dasar. Tinggal datang

Diselipkan dalam Studium General Pembekalan teori TIK juga telah disisipkan dalam rangkaian PKKMB. Tepatnya pada hari pertama lewat ceramah langsung oleh Margana selaku Wakil Rektor I bersama dengan Prof. Herman Dwi Surjono.

Ini kan sesuai dengan program UNY menjadi Universitas Kependidikan Kelas Dunia (UKKD). Kita sediakan fasilitasnya, kita ajarkan cara pakainya

"Jadi mulai 7 September tinggal praktik dan pelatihan," imbuh Siswanto. Materi yang dikenalkan dalam teori TIK tidak selalu berupa pengetahuan berat dan rumit. Informasi praktis yang dibutuhkan mahasiswa juga disajikan. P E WA R A D I N A M I K A AG U S T U S 2 0 1 9 25


Laporan Utama

PRASETYO / HUMAS

Salah satu informasi praktis tersebut, adalah jangkauan dan titik hotspot wifi UNY. Pembekalan teori dan buku panduan yang disediakan universitas pada mahasiswa baru telah memuat ada berapa titik hotspot dan di mana saja mereka berada. "Total ada 181 titik strategis, kotak wifi nya itu disitu. Coverage 100% wilayah kampus bisa akses wifi. Lokasi titiknya juga kita cantumkan dalam buku dan sampaikan di pembekalan. Misal di FIS, itu ada 10 titik wifi. Makin dekat, sinyal makin kuat dan kencang kan. Ini info dibutuhkan banget sama mahasiswa," ungkap Siswanto. Cara login wifi dan menggunakan email universitas juga dijelaskan dalam materi TIK. "Itu hanya sampel. Masih banyak lagi yang diajarkan dalam panduan TIK. Sampai yang agak serius seperti cara mengakses Sistem Informasi Akademik (Siakad), cara yudisium juga disediakan," imbuh Siswanto. Etika Pemanfaatan TIK Etika dan budaya akademik di perguruan tinggi selalu dijunjung tinggi, khususnya dalam penggunaan perangkat TIK. Oleh karena itu, 26 P E WA R A D I N A M I K A AG U S T U S 2 0 1 9

berkirim pesan melalui Whatsapp atau pun Email, juga menjadi materi yang diajarkan dalam pelatihan TIK. "Fenomena saat ini, di masyarakat berlangsung berbagai kasus pemanfaatan TIK secara serampangan dengan tidak memperhatikan kaidah dan norma yang ada, seperti maraknya plagiasi, upload gambar/video/ informasi yang tidak beretika, short message service (SMS) dengan kata-kata yang kurang sopan, pesan yang tidak benar, dan lain sebagainya. Oleh karena itu etika perlu juga dikenalkan," ujar Siswanto.

SUASANA PELATIHAN SOFT SKILL DI LIMUNY

Dalam pembekalan TIK pada Senin (27/08), Herman menjelaskan bahwa

Pengetahuan penggunaan teknologi misalnya memulai pesan dengan sapaan salam, mengenalkan identitas, dan menuliskan keperluan dengan singkat dan jelas.

Seringkali mahasiswa mengirimkan SMS kepada dosen dengan bahasa yang kurang sopan. Misalnya menggunakan bahasa "alay" yang seringkali digunakan remaja jaman sekarang. Atau menggunakan singkatan yang tidak lazim "Disingkat dengan coz, Iya disingkat dengan y saja, btw, otw dll. Sering itu," ungkap Herman. Beberapa masalah lain juga SMS dengan bahasa memerintah ataupun tanpa identitas. "Misalnya: bu... saya sudah dikampus, mau minta tanda tangan ibu.. atau bapak bisa menemui saya di jurusan sekarang. Saya pernah lho dapat pesan begitu," kenang Herman. Dengan penyampaian kesalahan dalam pengiriman pesan tersebut, Herman sekaligus menyelipkan pengetahuan atas apa yang perlu diperhatikan dalam menggunakan teknologi. Misalnya, memulai pesan dengan sapaan salam, mengenalkan identitas, dan menuliskan keperluan dengan singkat dan jelas. "Sehingga, kemahiran teknologi civitas UNY komplit. Teknisnya mahir, etikanya juga oke," pungkas Herman.


Laporan Utama

Kenalkan Kampus lewat Program Soft Skill Sebelum PKKMB, UNY punya program soft skill. Mengenalkan mahasiswa baru tentang keahlian dan kecakapan yang diperlukan dalam berkuliah.

Oleh RONY K. PRATAMA

M

asuk kuliah, layaknya diungkapkan Wakil Rektor III UNY Prof. Sumaryanto, bisa jadi sangat mengejutkan untuk sebagian orang. Jika ketika duduk di bangku SD hingga SMA siswa dilatih disiplin masuk sekolah pukul tujuh, kuliah punya jadwal yang lebih leluasa. "Jadwal terpagi di beberapa jurusan dan fakultas saja bisa jam 7.30, atau jam 8. Banyak juga yang tidak punya kelas pagi, masuk siang terus," imbuh Sumaryanto dalam ceramah pembinaan soft skill kelompok pertama SNMPTN di Auditorium UNY, Senin (08/07). Keleluasaan tersebut di satu sisi memberi ruang bagi mahasiswa untuk mengeksplorasi diri. Menya­ lurkan minat dan bakat dalam me­ne­liti, ikut kegiatan kemaha­ siswaan, maupun pengabdian kepada masyarakat.

Seminggu berselang, soft skill gelombang kedua digelar untuk mahasiswa dari jalur SNMPTN. Diikuti lebih semarak lagi dengan total 1.589 mahasiswa baru jalur SNMPTN dari seluruh fakultas di UNY. Rinciannya layaknya disebut Nurtanio Agus Purwanto selaku Ketua Pelaksana Pembinaan Soft Skill UNY; 279 dari Ilmu Pendidikan, 301 Bahasa dan Seni, 305 MIPA, 213 Ilmu Sosial, 226 Teknik, 152 Keolahragaan, dan 113 Ekonomi. Selain ceramah di Auditorium, para mahasiswa baru dalam rangkaian soft skill juga diwajibkan mengikuti pembinaan di unit fakultas masing masing. Dalam rangkaian tersebut, mahasiswa juga akan diberi materi yang bersifat praktek dengan pemateri pimpinan UNY tingkat fakultas, jurusan dan program studi.

Namun apabila tidak disikapi dengan bijak, ruang tersebut justru dapat menjadi celah bagi mahasiswa bermalas-malasan. Itulah mengapa sikap disiplin harus terus dijaga. Soft skill dihadirkan kepada mahasiswa baru, sebagai upaya menjaga bara kedisiplinan itu tetap terjaga.

Beberapa materi yang disampaikan dalam Pembinaan Soft Skill ini contohnya manajemen waktu, etika perilaku mahasiswa dan pengembangan karakter mahasiswa berbasis budaya lokal Indonesia. Selain itu ada pula materi yang berfokus akademik layaknya kebijakan UNY menuju keunggulan, transformasi kehidupan kampus, pembinaan prestasi mahasiswa, peningkatan kesejahteraan mental mahasiswa, etika perilaku mahasis­ wa, dan pengembangan karir.

"Tidak hanya kedisiplinan. Soft skill mengenalkan banyak keahlian dan kecakapan yang diperlukan dalam berkuliah. Kami harap adik-adik dapat memetik manfaat dari sini," ujar Sumaryanto seraya menegaskan tujuan diselenggarakannya agenda tersebut.

Rektor UNY, Sutrisna Wibawa mengatakan program pokok di UNY untuk mahasiswa baru adalah Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB) yang akan dimulai pada awal tahun akademik. Pembinaan akan dilakukan tiga gelombang.

Banyak Agenda Sumaryanto menyebutkan bahwa bahwa soft skill gelombang pertama diikuti oleh mahasiswa baru jalur SNMPTN sejumlah 793 mahasiswa. Terdiri dari FIP 268 orang, FBS 300 orang dan FMIPA 225 orang.

Gelombang pertama, untuk mahasiswa yang lolos melalui jalur SNMPTN, digelar pada awal Juli. Menyusul pada gelombang kedua adalah mahasiswa baru jalur SBMPTN dilaksanakan 23-28 Juli 2019. Sedangkan, untuk pembinaan

dan jalur Seleksi Mandiri pada 6-11 Agustus 2019. Salah satu peserta, Ika Retno Wulandari dari prodi Psikologi merasa gembira dapat dierima sebagai mahasiswa baru UNY lewat jalur SNMPTN. Alumni SMAN 1 Banguntapan Bantul tersebut berharap agar apa yang didapat dalam pelatihan soft skill ini dapat membuatnya lebih mengetahui tentang kehidupan bermahasiswa dan belajar tentang leadership. Harapan Sutrisna mengungapkan bahwa program soft skill merupakan program pra-mahasiswa untuk menyiapkan para calon mahasiswa untuk memasuki dunia baru perguruan tinggi. "Selain PKKMB juga ada kuliah umum menghadapi era digital. Dalam masa penyiapan ini juga akan dipaparkan bagaimana UNY ke depan, hingga sampai hal-hal teknis seperti memanfaatkan waktu atau persiapan menghadapi dunia baru yang berbeda dengan masa SMA," katanya Ia menaruh harapan bahwa PKKMB dapat menyiapkan calon mahasiswa untuk memasuki dunia baru perguruan tinggi. Ia sebut sebagai dunia baru, karena memang saat ini sedang berlangsung perubahan zaman dan teknologi. Oleh karena itu, mahasiswa harus berubah,termasuk mampu dan cakap berdampingan dengan teknologi maupun memanfaatkan berbagai sarana yang disediaka UNY. "Pendekatan belajar usia dewasa umur 18-23 tahun berbeda sangatlah berbeda dengan usia dibawahnya. Akan lebih banyak pada student oriented atau learner oriented sehingga pembelajar sebagai subyeknya. Tugas dosen lebih banyak mengarahkan dan membangkitkan," jelasnya. P E WA R A D I N A M I K A AG U S T U S 2 0 1 9 27


Laporan Utama

Semarak PKKMB Kampus UNY GOR UNY menjadi saksi bisu ribuan mahasiswa berjas biru itu. Mereka dibedakan atas program studi, namun di sana nyawiji.

satu pintu, masih terdapat pintu lain. Kalau ketiganya tak lolos, setidaknya masih punya kesempatan lain. Baik menunggu tahun berikutnya maupun pindah halauan perguruan tinggi alternatif.

Oleh RONY K. PRATAMA

Y

el-yel tiap fakultas dilagukan, saling bersahutan, sampai membikin gema di Gedung Olahraga (GOR) itu. Mahasiswa baru angkatan 2019 terbawa euforia pengenalan kampus hari pertama. Mereka mengenakan seragam sama, jas almamater kebanggaan berwarna biru. Yang membedakan hanya artribut kepala tapi dipertautkan oleh spirit kesamaan aneka warna. Masingmasing sudut tribun penuh sesak, sebagian kecil mahasiswa duduk di bawah. Pada 22 Agustus 2019, lima hari setelah perayaan Proklamasi, tempat itu menjadi sejarah bagi mereka. Meski dari beragam daerah, mereka kini sedarah perjuangan. Tahun ini PKKMB UNY mengusung tema Generasi Unggul untuk Indonesia Berdaya. Sebuah tema yang jelas menyiratkan harapan cerah di pundak mahasiswa bagi negara di hari depan. Setelah seleksi sangat ketat, baik dari SNMPTN, SBMPTN, dan SM, UNY menerima 7754 mahasiswa: sebanyak 801 (D4), 5589 (S1), 1312 (S2), dan 151 (S3). Sutrisna Wibawa, Rektor UNY, bangga atas terpilihnya putri-putra terbaik tiap daerah itu. Mereka dikatakannya orang pilihan yang telah melalui mekanisme ujian yang tak mudah, sehingga menjadi bagian keluarga besar UNY patut disyukuri. “Gunakan kesempatan kuliah dan berkarya di sini sebaik-baiknya. Harumkan nama baik diri, keluarga, dan negara untuk mencapai kesuksesan,” pesannya. Jamak ekspresi bungah terlihat dari raut wajah para cendekiawan muda UNY itu. Selain mengikuti protokoler PKKMB yang terasa resmi, mereka masih menikmati sajian musik, pertunjukan sandiwara, dan karoke 28 P E WA R A D I N A M I K A AG U S T U S 2 0 1 9

DOK. HUMAS UNY

massal. PKKMB serupa acara pengenalan tapi sekaligus juga peleburan. Saat musik dimainkan, kor memandu lagu Dari Sabang sampai Merauke, sontak seluruh mahasiswa terbawa khidmat. Mahasiswa Papua di UNY diajak ke depan panggung untuk memandu. Semua menyatu. PKKMB memang sekilas. Tak genap satu pekan. Tapi kenangannya abadi. Tiap mahasiswa baru memiliki impresi unik sendiri-sendiri. Yang sering diucapkan, “Terima kasih kakak-kakak. Terima kasih paniia. PKKMB ini luar biasa,” ucap Puji Nur, maba kelahiran Grobogan, Jawa Tengah. Namun, terdapat kesan jujur nan lucu lain, seperti komentar Wiwi, mahasiswi FBS, “Seru sekali. Tapi semakin hari porsi makan siangnya berkurang. Hari pertama ayamnya besar, lalu semakin mengecil sampai terakhir. Tapi tetap seru sekali, sangat amat seru sekali, terima kasih panitia acaranya sangat seru sekali.” Kilas Balik Sebelum PKKMB digelar, puluhan ribu calon mahasiswa bersaing. Mereka bekerja keras mempersiapkan diri. Dari jalur seleksi SNMPTN, SBMPTN, hingga Seleksi Mandiri, terungkap harap sekaligus haru. Yang tak diterima

DISPLAY UKM PADA PKKMB UNY 2019

Perjuangan selalu menyiratkan dua hal: bahagia dan kecewa. Keduanya niscaya dirasakan peserta PKKMB. Dilansir dari data PMB UNY, total pendaftar dari ketiga jalur seleksi tahun ini mencapai 5000 calon. Jumlah terbanyak dari jalur SBMPTN mencapai 2012, sedangkan SM 1500, dan SNMPTN 1488. Tahun lalu animo totalnya sebesar 163112. Angka-angka tersebut bukan sebatas menandakan muatan numerik, melainkan juga menyiratkan persaingan. Yang diterima tentu saja lebih sedikit ketimbang pendaftar secara keseluruhan. Sisanya lari ke alternatif lain. UNY juga membuka luas bagi calon mahasiswa internasional. Keran terbuka besar bagi mereka. Makin banyak mahasiswa internasional maka makin berpeluang peningkatan Universitas Kelas Dunia. “Untuk itu kita harus mencari peluang masukan mahasiswa yang baik sehingga pada akhirnya menghasilkan lulusan yang baik pula,” tutur Sutrisna. Kebijakan ini Sutrisna tegaskan selain juga terus mengindahkan calon mahasiswa tiap daerah. Tentu saja ia dalam rangka pemerataan. Margana, Wakil Rektor I Bidang Akademik, menambahkan dalam acara Diskusi Kelompok Terpumpun, Evaluasi PMB 2019, 13-15 September silam. Secara umum jumlah animo, diterima, dan registrasi calon mahasiswa baru UNY tahun ini mengalami kenaikan signifikan ketimbang dua tahun sebelumnya. “Sementara mortalitasnya turun, namun ini dapat diminimalisir,” ujarnya. Menurutnya, evaluasi ini penting agar PMB tahun 2020 dapat dipersiapkan secara maksimal lagi.


B E R I TA S i v i ta s a k a d e m i k a

HUMAS UNY

GURU BESAR MANAJEMEN PENDIDIKAN Arus globalisasi meru­ pakan sebuah tantangan yang harus dihadapi. Pada era digital semua informasi dapat diakses dengan mudah, kapan dan dimana saja. Revolusi Industri 4.0 yang dibarengi era disrupsi dan Society 5.0 diper­ kenalkan oleh pemerintah Jepang. Society 5.0 merupakan gambaran masyarakat yang bisa menyelesaikan berbagai tantangan dan permasalahan sosial dengan memanfaatkan inovasi yang lahir dari Revolusi Industri 4.0, seperti internet of things, big data, Artificial Intelligence, robot canggih,

dan berbagai mesin canggih. Demikian diungkapkan Prof. Dr. Lantip Diat Prasojo, M.Pd. dalam pidato pengukuhannya sebagai Guru Besar dalam Bidang Ilmu Manajemen Pendidikan pada Fakultas Ilmu Pendidikan UNY. Pidato berjudul ‘Sistem Pakar Dalam Revolusi Manajemen Pen­ didikan’ itu dibacakan di ha­dapan rapat terbuka Senat di Ruang Sidang Utama Rektorat UNY Rabu (21/8). Lantip Diat Prasojo adalah guru besar UNY ke-142. Pria kelahiran Magetan, 25 April 1974 itu mengatakan, peradaban canggih tersebut

Berita-berita lain dapat diakses pada laman www.uny.ac.id

secara otomatis juga merambah dalam dunia pendidikan, sehingga insan pendidikan harus secepat mungkin memahami dan mengaplikasikan peradaban canggih tersebut. Informasi dari berbagai belahan dunia dengan mudah dapat diakses dan tidak membutuhkan waktu yang lama. Insan pendidikan dihadapkan pada situasi yang selalu berpikir dan bergerak cepat sehingga insan pendidikan diharuskan untuk selalu cepat dan tepat mengikuti perkembangan yang ada untuk dapat menangkap peluang dan mengelola tantangan yang

datang dan pergi sangat cepat. “Berdasarkan kondisi di atas, maka perlu revolusi di bidang pendidikan termasuk di dalamnya Manajemen Pendidikan” kata Lantip “Salah satu tawaran solusinya adalah Sistem Pakar dalam Revolusi Manajemen Pendidikan”. Doktor Manajemen Pendidikan UPI Bandung tersebut menjelaskan, sistem pakar dalam revolusi manajemen pendidikan sendiri merupakan suatu sistem pakar yang terdiri dari para ahli dalam bidang manajemen pendidikan. HUMAS FIP P E WA R A D I N A M I K A AG U S T U S 2 0 1 9 29


Berita

CUTLE-MACHINE: MENINGKATKAN EFISIENSI PENGOLAHAN IKAN LELE HUMAS FIP

ORASI ILMIAH PUNCAK DIES NATALIS KE-69 FIP UNY

HUMAS FMIPA

Usaha budidaya lele memiliki prospek usaha yang luas untuk dikembangkan. Salah satunya ialah produksi lele di daerah Klaten oleh Bapak Agung dengan nama usaha “Lala Lele Sehat”. Usaha Lala Lele Sehat yang dikelola memiliki 9 kolam, setiap kolamnya menghasilkan kurang lebih 1 kwintal lele dalam tiap panennya. Teknik pemotongan dan pembersihan ikan lele secara konvensional dengan pisau, untuk 50 kg ekor ikan lele dilakukan oleh 2 orang membutuhkan waktu sekitar 4 jam. Dimana teknik tersebut kurang efektif karena memakan waktu yang lama dan juga tangan seringkali terluka akibat terkena patil yang ada pada lele. Dari hal tersebut para mahasiswa yang terdiri dari Muhammad Faqihul Imam, Lilis Riyanti (Fisika), Hestiana (Pendidikan IPA) , Ardi Jati Nugroho Putro (Pendidikan Teknik Mesin), Yuda Aldeika (Pendidikan Teknik Elektro) dengan pembimbing Dyah Kurniawati Agustika, M.Sc pada penelitiannya membuat terobosan yaitu Cutter and Cleanser Catfish Machine (CUTLE-MACHINE ) Meningkatkan Efisiensi Pengolahan Ikan Lele, yang bertujuan untuk meningkatkan efisiensi waktu pengolahan ikan lele di “Lala Lele Sehat”. Imam menerangkan, Cutle-Machine merupakan alat pemotong dan pembersih yang diterapkan untuk mempermudah pengelolahan ikan lele. Dengan menggunakan Cutle- Machine, mitra dapat memotong lele 5x lebih cepat daripada cara konvensional. Selain itu, tangan mitra juga lebih aman dari patil lele ataupun pisau saat memotong. Implementasi penggunaan alat ini, untuk memotong 100 ekor lele secara konvensional menggunakan pisau membutuhkan waktu selama 10 menit. Sedangkan setelah menggunakan alat ini waktu yang digunakan cukup hanya 2 menit saja. Selain itu untuk frekuensi terkena patil, yang secara konvensional terkena 13 kali, sedangkan yang menggunakan alat tanpa pernah terkena patil lele. “Alat Cutter and Cleanser Catfish Machine (Cutle- Machine) merupakan alat yang baru di bidang perikanan yang berfungsi untuk meningkatkan efisiensi waktu pengelolahan ikan lele. Berdasarkan hasil implementasi menjelaskan bahwa hasil penerapan cukup memuaskan, sehingga kedepannya ada kemungkinan alat tersebut dikomersialisasikan,” tambahnya. WITONO 30 P E WA R A D I N A M I K A AG U S T U S 2 0 1 9

Rabu (14/8) FIP UNY melangsungkan Upacara Dies yang menandai acara puncak Dies Natalis ke-69 FIP. Upacara Dies tersebut diisi dengan Orasi Ilmiah yang menghadirkan Prof. Dr. Suminto A. Suyuti, guru besar Fakultas Bahasa dan Seni UNY, yang sekaligus sebagai pemerhati budaya. Dalam orasi ilmiah bertajuk “Implementasi Pendidikan Bermakna Berbasis Kearifan Lokal”, Suminto menyampaikan bahwa kearifan lokal penting untuk dipertimbangkan dalam implikasi pendidikan bermakna, terlebih jika pendidikan diarahkan pada lokalisasi, nasionalisasi, sekaligus globalisasi. Oleh karena itu, proses pendidikan harus diorientasikan pada pengembangan kemampuan belajar, kreatifitas, logika berpikir; kritis, dialogis, dan partisipatif.” Sebelum acara puncak, berbagai agenda baik akademik maupun non akademik bernuansa lokal telah sukses digelar sebagai rangkaian kegiatan dies natalis FIP. Agenda tersebut antara lain; pencanangan dies natalis yang secara simbolik ditandai dengan senam bersama, lomba poster ilmiah, lomba membuat minuman lokal, lomba pidato berbahasa jawa, lomba olahraga, bakti sosial, dan terakhir family day, yang diisi dengan jalan sehat, pembagian hadiah serta doorprize.

Memasuki usianya yang ke69, FIP UNY telah banyak menorehkan berbagai prestasi. Tahun ini, tiga program studi (MP, BK, TP) di FIP telah berhasil terakreditasi ASIC (Accreditation Service for International Schools, Colleges, and Universities) dengan predikat “premier”. Selain akreditasi ASIC, FIP yang terdiri atas 9 program studi, 7 di antaranya telah terakreditasi A oleh BAN-PT, 1 prodi akan menjalani proses asesmen lapangan, sedang 1 prodi lainnya masih menanti proses reakreditasi. Di samping pencapaian secara kelembagaan, bidang kemahasiswaan FIP UNY juga berhasil menorehkan prestasi yang cukup menggembirakan. Pada tahun 2018 salah satu tim mahasiswa yang beranggotakan Lintang Rabbani, Muhammad Nur Chozin dan Andri Muhyidin berhasil membawa pulang medali emas dan perak dalam PIMNAS 2018 melalui karya yang berujudul “Pengembangan Media Komunikasi Konselor-ku sebagai Langkah Kuratif Bullying di Kalangan Siswa Sekolah Menengah Atas”, di bawah bimbingan Ibu Siti Aminah, M.Pd. Prestasi gemilang tersebut terus diupayakan agar berulang di tahun ini, yang diawali dengan pencapaian FIP UNY yang telah menyumbangkan 3 judul PKM untuk mengikuti PIMNAS tahun 2019 di Bali. PAN


Berita

HUMAS FBS

ROBOTIKA UNY SABET 5 PENGHARGAAN DI KANCAH INTERNASIONAL Pada 12 – 16 Agustus 2019 Robotika UNY mengikuti Federation of Internasional RobotSports Association (FIRA) di kota Changwon, Korea Selatan. Acara ini diikuti oleh beberapa negara besar diantaranya China, Kanada, Korea Selatan, dan Russia. FIRA merupakan kompetisi robot sport meliputi FIRA Robosot, FIRA Hurocup,FIRA Androsot, FIRA Air, dan FIRA Challenge

yang sudah dikenal di kanca internasional. Robotika UNY mengirimkam dua tim untuk mengikuti kategori Robosot dan Hurocup. Tim Mobo-evo dan Aros merupakan delegasi UNY untuk mengikuti kategori Robosot dan Hurocup. Pada kategori Robosot tim Mobo-evo mendapatkan juara 1 Robosot Soccer Competition dengan skor 6 untuk Moboevo dan skor 4 untuk TKU dari Taiwan, juara 1 Localization

Challenge dan juara 3 Passing Challenge. Kategori Hurocup mendapatkan juara 2 Triple Jump dengan jarak 73 cm dan juara 2 Sprint Hurocup. “Saya tidak menyangka, pertama kali ikut serta dapat mendapatkan juara” ungkap Jacky Baltes selaku Presiden FIRA (16/8). Walaupun pulang dengan membawa 5 penghargaan sekaligus tim Robotika UNY sempat mengalami kendala yang cukup sulit terutama dari tim robosot Mobo-evo. Dimana bola yang disediakan panitia lebih besar dan berbeda dari bola yang kita siap kan

sebelumnya, namun dapat teratasi dengan baik. Untuk Aros Sendiri, Chrisna Selaku Ketua Tim AROS Mengakui banyak kendala yang dihadapi terutama pada lapangan yang tidak rata pada line sprint dan Robot yang sering mengalami eror. Walaupun 1begitu diharapkan dapat memberikan pengalaman dan masukan untuk Tim Robotika UNY kedepannya dan dapat mengikuti ajang kompetisi internasional lainnya. “Lima penghargaan yang diraih tim Robotika UNY dipersembahkan Untuk Dirgahayu Republik Indonesia ke74” tutur Julizar Sebagai Ketua umum Robotika UNY. HUMAS FT P E WA R A D I N A M I K A AG U S T U S 2 0 1 9 31


Berita

MAHASISWA UKM MALAYSIA DI FIS UNY

HUMAS PASCASARJANA

ICOBL 2019

HUMAS FIS

Tiga belas mahasiswa Jurusan Sosiologi-Antropologi Universiti Kebangsaan Malaysia (UKM) ikuti short course di Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta (FIS UNY) yang berlangsung pada tanggal 29/7-5/8/2019. Kepala Divisi Kerjasama Internasional, Unit Urusan Internasional dan Kerjasama (U2IK) FIS UNY, Dr. Nurul Khotimah, M.Si., membeberkan bahwa awalnya UKM mengajukan permohonan kunjungan ke FIS UNY, akan tetapi U2IK FIS mencoba menegosiasi UKM dengan menawarkan kegiatan short course karena kegiatan short course memiliki manfaat yang lebih besar dan akhirnya disetujui sehingga kegiatan short course ini terlaksana di FIS. Kegiatan short course dikemas sedemikian rupa oleh tim U2IK. Salah satu kegiatannya adalah serial perkuliahan yang diampu oleh beberapa dosen FIS diantaranya, Dr. Nurul Khotimah, M.Si. (Pendidikan Geografi), Saefur Rochmat, Ph.D.(Pendidikan Sejarah), Utami Dewi, M.PP. (Administrasi Publik), dan Gilang Jiwana Adikara, MA. (Ilmu Komunikasi). Adapun materi yang disampaikan yaitu Filmology: Indonesia dan Malaysia; Islam and Indonesian Historical Cultrure; Comparative Social System: Indonesia dan Malaysia; dan Integrated Social Laboratory. Nurul Khotimah menambahkan, selain mengikuti perkuliahan mahasiswa UKM juga dikenalkan dengan UNY dalam sesi campus tour. “Pada sesi ini mahasiswa UKM diajak mengunjungi Museum Pendidikan Indonesia (MPI), Digital Library, Lab. Karawitan FBS UNY, dan Plaza UNY. Sesi ini bermanfaat mempromosikan UNY kepada mahasiswa asing sehingga diharapkan mahasiswa UKM dapat tertarik untuk studi S2 atau melakukan kegiatan akademik lainnya di UNY” ungkap dosen Pendidikan Geografi tersebut. Dalam rangkaian kegiatan short course, lanjut Nurul Khotimah, mahasiswa UKM juga mengikuti kuliah lapangan dengan didampingi oleh mahasiswa FIS UNY. Adapun kuliah lapangan dilaksanakan di beberapa objek wisata seperti Candi Borobudur, Candi Ijo, Kraton, dan Tamansari. “Objek wisata tersebut sangat relevan menjadi destinasi kegiatan kuliah lapangan karena mengandung nilai-nilai sejarah yang dapat menambah pengetahuan mahasiswa tentang sejarah, kondisi geografis dan kondisi sosial masyarakat disekitarnya” imbuhnya Melalui kegiatan short course ini, Nurul Khotimah berharap dapat memperkuat jalinan kerjasama antara FIS UNY dengan UKM sehingga kegiatan kerjasama akademik lainnya dapat dijalankan di waktu-waktu yang akan datang. “Semoga kegiatan ini dapat dilanjutkan dengan kegiatan-kegiatan akademik lainnya antara FIS dan UKM Malaysia” tutupnya. EKO 32 P E WA R A D I N A M I K A AG U S T U S 2 0 1 9

International Conference on Online and Blended Learning (ICOBL) 2019 yang di diselenggarakan oleh PPs UNY berkolaborasi dengan National Central University Taiwan ini bertujuan untuk mengumpulkan peneliti, ilmuwan, cendekiawan dan pembelajar untuk bertukar pikiran dan berbagi pengalaman dan pemikiran baru mengenai segala aspek mengenai Online dan Blended Learning. Kegiatan ini Menghadirkan 6 keynote speaker antara lain Prof. Dr. David Stein dari Ohio State University, Prof. Tian Belawati, Ph.D., dari Universitas Terbuka Indonesia, Prof. Dr. Zoraini Wati Abas dari Universitas Terbuka Wawasan Malaysia, Dr. Elizabeth Hartnell dari Young University of Melbourne Australia, Prof. Dr. Wu-Yuin Hwang dari National Central University, Taiwan dan Nurkhamid, Ph.D. dari UNY. Kegiatan dibuka langsung oleh Wakil Direktur I PPs UNY, Dr. Sugito, M.A dan ketua penyelenggara ICOBL 2019, Prof. Herman Dwi Surjono, Ph.D. Dengan mengusung tema “Innovation in Online-Blended Learning: Implementation, Implication, and Emerging Technology” Herman menjelaskan bahwa Blended learning adalah sebuah kemudahan pembelajaran yang menggabungkan berbagai cara penyampaian, model pengajaran, dan

gaya pembelajaran, memperkenalkan berbagai pilihan media dialog antara fasilitator dengan orang yang mendapat pengajaran. Blended learning juga sebagai sebuah kombinasi pengajaran langsung (face-to-face) dan pengajaran online, tapi lebih daripada itu sebagai elemen dari interaksi sosial. “Manfaat dari penggunaan e-learning dan juga blended learning dalam dunia pendidikan saat ini adalah e-learning memberikan fleksibilitas dalam memilih waktu dan tempat untuk mengakses pelajaran. mahasiswa tidak perlu mengadakan perjalanan menuju tempat pelajaran disampaikan, e-learning bisa dilakukan dari mana saja baik yang memiliki akses ke Internet ataupun tidak”, Tambah Herman lagi Hal ini diamini pula oleh Wadir I Dr. Sugito, M.A yang menjelaskan bahwa E-learning memberikan kesempatan bagi mahasiswa secara mandiri memegang kendali atas keberhasilan belajar. “Pembelajar bebas menentukan kapan akan mulai, kapan akan menyelesaikan, dan bagian mana dalam satu modul yang ingin dipelajarinya terlebih dulu. Seandainya, setelah diulang masih ada hal yang belum ia pahami, pembelajar bisa menghubungi instruktur, nara sumber melalui email, chat atau ikut dialog interaktif pada waktu-waktu tertentu” tambah Sugito lagi. ANT


Berita

MAHASISWA UNY JUARA 1 MTQMN XVI TAHUN 2019 Mahasiswa Jurusan Matematika, Anifatuz Zahroh berhasil meraih Juara 1 Musabaqoh Khaththil Qur’an golongan Dekorasi Putri pada Musabaqah Tilawatil Qur’an Mahasiswa Nasional (MTQMN) XVI tahun 2019 di Universitas Syiah Kuala Banda Aceh. MTQMN XVI yang diselenggarakan pada 28/7 – 4/8/19 oleh Ristekdikti ini diikuti oleh PTN dan PTS diseluruh Indonesia dengan jumlah peserta 2.484 orang. Kegiatan tersebut bertemakan “MTQMN sebagai penguat Ukhuwah Islamiyah dalam membentuk Generasi Muda Qur’ani menuju Indonesia Baldatun Thoyyibatun Wa Rabbun Ghafur”. Anifa menerangkan, kompetisi yang dinilai oleh 9 Dewan Hakim atau Juri terdiri dari 2 tahapan yang harus dilalui. Tahap pertama babak penyisihan, diikuti oleh seluruh peserta perwakilan dari PTN dan PTS seluruh Indonesia dengan waktu perlombaan 8 jam. Anifa mendapatkan nilai tertinggi atau di peringkat 1 sehingga lolos ke babak final. Di babak final, Anifatuz Zahroh memperoleh nilai sebesar 222 dan menjadi terbaik 1. Penilaian juri berdasarkan kebenaran kaidah, keindahan khat dan keindahan hiasan. Pada ajang tersebut tim dari UNY berada diperingkat 8 dengan memperoleh 1 emas, 1 perunggu, dan Juara Harapan. Emas dipersembahkan oleh Anifatuz Zahroh dari prodi Matematika untuk cabang Khaththil Qur’an Deko­ rasi, Perunggu oleh tim Dinnatul Lailiyah (Sastra Indonesia), Tri May­ zura (Kimia), Nurma Anggi S (PLB) cabang Syahrhil Qur’an. WITONO

PENGALAMAN BELAJAR METODE MASASE TERAPI mampu menambah jumlah mahasiswa asing yang belajar di FIK UNY. Lebih dari itu, peluang FIK UNY dan NTUNHS dalam kerjasama kelembagaan dapat dikembangkan dalam berbagai hal seperti joint research, beasiswa S-2 NTUNHS, dan PPM, demikian disampaikan Dekan FIK, Prof. Dr. Wawan S. Suherman.

“Magic hands”, begitulah istilah yang diberikan Huang Wen Ching, Ph.D., dosen sekaligus pendamping kegiatan Internship Program National Taipei University of Nursing and Health Sciences (NTUNHS), Taiwan ketika berhasil melakukan terapi cedera pada salah satu peserta intership. Tahun ini Fakultas Ilmu Keolahragaan UNY kembali menerima seorang dosen dan sembilan mahasiswa peserta internship program dari NTUNHS Taiwan. Program tersebut merupakan implementasi MoU antara UNY dan NTUNHS sejak tahun 2016. Sama seperti materi internship dua tahun lalu, kali ini para peserta diberikan pelatihan fitness/ sport massage dan therapy massage. “Merupakan suatu kehormatan dan kebahagiaan tersendiri kami diizinkan melakukan program ini untuk kedua kalinya, kami

berharap mahasiswa kami tidak hanya mendapatkan ilmu dan pengalaman, tetapi juga mempelajari budaya dan masyarakat Yogyakarta pada khususnya dan Indonesia pada umumnya”, ungkap Huang. Internship program dengan materi pembelajaran sport massage dan therapy massage menjadi daya tarik yang lebih bagi dosen dan mahasiswa asing. Di bawah bimbingan Dr. Ali Satia Graha

dan Dr. Bambang Priyonoadi, FIK UNY memiliki reputasi nasional dan internasional dalam hal massase. Seluruh peserta diharapkan mampu mendapatkan pengetahuan dan wawasan baru tentang terapi kebugaran dan terapi cedera Metode Ali Satia Graha. Selain sebagai sarana penyebarluasan ilmu pengetahuan, program tersebut sangat diminati mahasiswa asing sehingga

Materi internship mencakup pengenalan kampus, pembelajaran teori di kelas, observasi di Klinik Terapi FISIK FIK, dan ujian akhir berupa presentasi dan praktikum penanganan pasien klinik. Seluruh peserta tampak penasaran dan tertarik mengikuti setiap sesi yang diberikan sejak 8 Juli hingga awal Agustus ini. “Setelah mengikuti pembelajaran teori di kelas, seluruh mahasiswa melakukan observasi dan penanganan di klinik terapi didampingi terapis yang sudah berpengalaman”, ungkap Dr. Ali Satia Graha. SP27 P E WA R A D I N A M I K A AG U S T U S 2 0 1 9 33


Berita

HUMAS UNY

HUMAS FIP

MAHASISWA BARU UNY HARUS MENGIKUTI UKM Sebagai rangkaian dalam PKKMB (Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru), para mahasiswa baru Universitas Negeri Yogyakarta mengikuti Display Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) pada Rabu (21/8). Display UKM yang digelar di GOR UNY tersebut diikuti oleh 38 UKM yang terbagi dalam 4 bidang yaitu bidang penalaran, bidang seni, bidang olah raga serta bidang kesejahteraan/minat khusus. Display UKM diadakan untuk mengenalkan dan mengajak mahasiswa baru ikut serta dan aktif berkegiatan di UKM UNY. Dengan demikian mereka 34 P E WA R A D I N A M I K A AG U S T U S 2 0 1 9

mendapat ilmu dan softskill baru yang tidak mereka dapat selama perkuliahan di kelas.

sangat penting karena akan memberi nilai tambah dari studi pokok mahasiswa.

Acara dibuka oleh Rektor UNY, Sutrisna Wibawa. Dalam sambutannya Rektor mengatakan bahwa pada display UKM akan tampil UKM olahraga, seni, minat khusus dan kesejahteraan kerohanian. “Amati dengan baik UKM yang tampil, mahasiswa baru harus mengikuti minimal satu UKM” tegas Sutrisna Wibawa.

Disini bisa berlatih tentang leadership dan menimba pengetahuan serta ketrampilan lain diluar program studi sehingga ketika lulus diharapkan memiliki kemampuan lebih karena tidak hanya sebagai sarjana program studi tapi juga memiliki pengalaman yang baik dalam unit kegiatan mahasiswa dan organisasi kemahasiswaan.

Rektor mengharapkan para pengurus UKM untuk memanfaatkan momen ini untuk bersosialisasi dan membuka pendaftaran calon anggota baru. Menurut Rektor UKM merupakan salah satu unit kegiatan yang

Menurut Ketua Panitia Display UKM UNY Deden Shuhud Komara, penyaluran bakat dan minat mahasiswa salah satunya disalurkan lewat unit kegiatan mahasiswa. “Saat ini UNY membina 40 organisasi

kemahasiswaan diantaranya BEM, DPM dan UKM” kata Dimas Banda Sugiarta. Mahasiswa prodi Pendidikan Kepelatihan Olahraga Fakultas Ilmu Keolahragaan UNY tersebut berharap bahwa kegiatan ini dapat mengenalkan dan mengajak mahasiswa baru untuk bisa ikut terlibat dalam menuangkan bakat, karya dan talentanya. Salah satu mahasiswa baru, Eka Tia Wardani dari prodi ilmu sejarah Fakultas Ilmu Sosial mengatakan bahwa kegiatan ini sangat bermanfaat bagi mahasiswa karena bisa memilih kegiatan yang cocok dengan minat dan bakatnya. “UKM telah menampilkan yang terbaik, sehingga kami dapat tahu kegiatan yang ada di UNY” tutup alumni SMAN 1 Sambit Ponorogo tersebut. HUMAS UNY


Berita

KEMBANGKAN DESA WISATA BLABURAN

KOMPETISI SEBAGAI TOLOK UKUR KOMPETENSI

HUMAS FT

Fakultas Teknik menempatkan salah satu wakilnya dari Program Studi Tata Rias dan Kecantikan, Vania Isnaini Salsabila, dalam Lomba Kompetensi Peserta Didik Kursus Bidang Spa Tingkat Nasional 2019 yang digelar oleh Asosiasi Spa Terapis Indonesia (ASTI) bekerjasama dengan Direktorat Jenderal Pendidikan dan Kebudayaan Kementerian Pendidikan Republik Indonesia di Aula Gedung Nyi Ageng Serang, Setiabudi, Jakarta Selatan pada Kamis (8/8/2019). Lomba kali ini diikuti sebanyak 32 orang terapis yang berasal dari 16 provinsi di seluruh Indonesia. Mereka diseleksi dari tingkat kota hingga dinyatakan lolos sebagai perwakilan terapis di masing-masing provinsi. Daya juang tinggi telah ditunjukkan oleh Vania meski pintu rezeki juara belum berpihak. “Tapi semangat terus berkobar untuk terus gigih mengasah kompetensi agar dapat mengikuti lomba-lomba lain di kemudian hari,” ujar Vania yang legowo menerima hasil akhir lomba Sementara itu, Elok Novita, M.Pd, selaku dosen pembimbing menegaskan petingnya mengikuti ajang kompetisi bagi mahasiswa sebagai tolok ukur kompetensi sesuai bidang keahlian. “Kompetensi tersebut lah yang akan menjadi bekal mahasiswa untuk menuju dunia kerja, berbagai ilmu yang sudah diserap dalam perkuliahan tentunya lebih bermakna bila kemudian diterapkan dalam suatu ajang lomba,” lanjutnya.

Universitas Negeri Yogyakarta melakukan kerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Magelang dalam bidang pendidikan, penelitian, pengabdian pada masyarakat serta kuliah kerja nyata. Untuk itu Rektor UNY dan Bupati Magelang menandatangani kesepakatan kerjasama yang dilaksanakan di Blaburan, Bligo, Ngluwar, Magelang pada Minggu (18/8). Kegiatan ini juga sekaligus meresmikan Kampung Wisata Air Titik 0 Km Jawa Tengah. Bupati Magelang yang diwakili Asisten I Pemerintah Kabupaten Magelang Iwan Sutiarso mengapresiasi UNY yang telah meresmikan desa binaan Kampung Wisata Air Blaburan, Bligo, Ngluwar, Magelang serta telah banyak memberikan bantuan baik berupa anggaran, pelatihan maupun fasilitas lainnya. “Pembangunan dan pengembangan pariwisata diarahkan untuk mendorong kesempatan berusaha dan

mampu memposisikan diri seusi potensi yang ada dengan diimbangi perencanaan yang matang serta peningkatan sumber daya berkualitas. Magelang telah mengembangkan pariwisata berbasis budaya lokal yang memiliki ciri khas tersendiri. Harapannya desa wisata air Blaburan dapat menjadi satu destinasi kunjungan wisata yang dapat dibanggakan.

memperoleh manfaat serta mampu mengikuti tantangan perubahan kehidupan lokal, nasional maupun global” kata Iwan Sutiarto. Menurutnya pariwisata merupakan salah satu sektor yang dikembangkan pemerintah, untuk itu pariwisata harus berfokus lebih tajam dan

pusat kegiatan seperti joglo yang selain merupakan ciri khas Jawa juga merupakan tempat berkumpul warga dalam bermusyawarah. Rektor mengingatkan bahwa dalam berwisata pasti orang akan mencari makanan khas dan oleh-oleh dari daerah tersebut. HUMAS

Rektor UNY Sutrisna Wibawa mengapresiasi Pemkab Magelang karena telah bersinergi dengan UNY untuk mengembangkan desa wisata di Blaburan. “Tim mahasiswa KKN dan tim LPPM UNY telah bisa mengembangkan potensi desa untuk diangkat menjadi desa wisata” kata Sutrisna Wibawa. Menurutnya brand titik nol akan menarik wisatawan berkunjung sebagaimana brand titik nol Indonesia di Sabang, Aceh atau di Merauke, Papua. Rektor mengusulkan agar ada suatu tempat yang difasilitasi dusun atau desa sebagai

“Program Studi Tata Rias dan Kecantikan selalu berusaha untuk terus aktif mendorong mahasiswa untuk mengikuti berbagai kejuaraan tingkat lokal, nasional, regional Asean dan Asia hingga dunia. Bidang lomba yang selalu di ikuti antara lain make up, beauty therapy, spa, rias pengantin, pangkas dan penataan rambut,” bebernya. Sementara itu Ketua Umum ASTI, Kusumadewi Sutanto dalam keterangan pers nya menyebutkan Lomba Kompetensi Peserta Didik Kursus Bidang Spa Tingkat Nasional 2019 ini terdapat sejumlah penilaian yang menentukan kemenangan, antara lain teknik dan herbal yang digunakan serta sikap para terapis ketika memberikan perawatan kepada seseorang. "Lombanya itu lomba perawatan spa, tapi yang mengandung unsur-unsur kearifan lokal. Jadi bukan hanya (teknik spa) orang barat saja, tapi juga keistimewaan yang dimiliki Indonesia.,Misalnya teknik-teknik pijat perawatan setelah melahirkan, perawatan pijat dengan bambu, pijat dengan herbal, pijat dengan batu itu kami kembangkan," jelasnya. HRYO

P E WA R A D I N A M I K A AG U S T U S 2 0 1 9 35


MARIA CLARA YUBILEA SIDHARTA PATRICIA LESTARI TASLIM

PEJUANG ANAK GIFTED

36 P E WA R A D I N A M I K A AG U S U T U S 2 0 1 9

KALAM / PEWARA


SOSOK BERKEBUTUHAN KHUSUS

DOK PRIBADI MARIA

Kebutuhan khusus umumnya jadi musibah. Sempat terjebak dalam pola pikir yang sama, Lala dan Patricia berhasil memetik hikmah dan potensi dari kebutuhan tersebut. Menjadikan sang putri berkebutuhan khusus, sesosok anak genius yang karya dan prestasinya membanggakan UNY. Oleh ILHAM DARY ATHALLAH

1

9 TAHUN umumnya jadi usia para mahasiswa saat awal menginjakkan kaki di kampus. Namun berbeda dengan rekan sebayanya yang baru saja mengikuti OSPEK, Maria Clara Yubilea atau biasa disapa Lala, justru hendak menyabet gelar sarjananya dengan predikat Cum laude pada Sabtu (31/08) dengan IPK 3,76. Pencapaian itu menjadi sangat spesial baginya karena Lala bukanlah anak dan mahasiswa biasa. Divonis oleh dokter sebagai anak berkebutuhan khusus “Gifted Normal Atas”, Lala memperoleh tantangan berupa kesulitan dalam berkomunikasi. Namun, tantangan itu juga hadir dengan berkah tersendiri. Yaitu menjadi anak genius dengan IQ 145. Dengan bimbingan Patricia Lestari Taslim yang mengambil S2 Pendidikan Luar Biasa di UNY demi memperoleh pengetahuan tentang cara mendidik sang anak, Lala berhasil menyabet prestasi di dalam maupun luar kelas. Hal tersebut ia buktikan lewat kebolehan mewakili UNY dalam

pertukaran pelajar ke Jerman dan menulis buku terkait anak berkebutuhan khusus. “Mama sering bilang, vonis (sebagai gifted) dan Tes IQ itulah awal musibah (karena semakin tinggi IQ umumnya menambah masalah komunikasi). Tapi ternyata dari penemuan dan bimbingan Mama, musibah ini punya banyak potensi. Potensi yang Puji Tuhan dapat Lala maksimalkan,” ungkap Lala dalam taklimat media UNY. *Awalnya Dianggap Anak Nakal* Lala diketahui sebagai anak gifted saat bergabung di sekolah dasar. Mulanya, Lala sulit diatur oleh guru dan disebut sebagai trouble maker. Predikat nakal tersebut membuat Lala sampai harus berpindahpindah sekolah sejak kelas 2 SD. Tercatat hingga akhir jenjang SD, Lala sudah lima kali pindah sekolah. Pada saat itu, Patricia selaku Ibu mengaku belum paham bahwa apa yang dihadapi putri semata wayangnya tersebut adalah kebutuhan khusus.

MARIA CLARA YUBILEA BERSAMA TEMAN-TEMANNYA

“Yang saya tahu (saat itu), Lala itu trouble maker. Saya memaksakan dia harus sekolah umum dan sekolah negeri. Namanya juga ibu, saya jujur saja waktu itu otoriter ingin anak saya sekolah. Apalagi saya mantan guru, dan suami saya (Rahardjo Sidharta) berprofesi sebagai dosen (Teknobiologi UAJY),” kenang Patricia. Pengetahuan Patricia waktu itu terbuka ketika Lala mogok sekolah menjelang ujian nasional. Mulanya, dia tidak mau lagi masuk sekolah karena merasa tidak nyaman dengan kegiatan belajar di sekolah dalam mempersiapkan ujian. Namun setelah dipaksa, Lala akhirnya berkenan untuk menuntaskan Ujian Nasional sebagai kewajibannya guna lulus dari sekolah tersebut. Ajaibnya, dengan terpaksa dan tanpa persiapan ujian, Lala lulus dengan nilai yang sangat memuaskan. “Nilainya bagus-bagus. Saat itulah saya mulai memahami, bahwa kita harus ekstra tenaga mendampingi karena kebutuhan dia berbeda. Kita konsultasi ke dokter dan tes IQ pada 2013. IQnya pada saat itu P E WA R A D I N A M I K A A P R I L 2 0 1 9 37


131, dan selalu naik setiap kami melakukan tes dua tahun sekali,” ungkap Patricia yang mendapati bahwa pada tahun 2017, Lala mencatatkan nilai 145 dalam tes IQ.

SOSOK BERKEBUTUHAN KHUSUS

*Pendidikan Inklusif di UNY* Sejak diketahui sebagai anak berkebutuhan khusus, pilihan dijatuhkan Lala dan orang tua untuk belajar secara homeschooling. Dibimbing oleh Patricia, lala menggunakan buku bekas milik kakak sepupunya. Bersekolah di rumah juga enggak membuat Lala tidak memiliki teman. Buktinya, dia aktif di berbagai komunitas seperti Komunitas Sesama Homeschoolers, komunitas menari, dan komunitas musik. Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) dan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) menjadi tempatnya menghabiskan waktu bersama kawan-kawan. “Saat itu, saya juga suka menulis di blog," tutur dara kelahiran Sleman, 13 Mei 2000 tersebut. Karena cepat belajar, Lala berhasil menuntaskan ujian Kejar Paket B (setara SMP) dan Kejar Paket C (setara SMA) di tahun 2013 dan 2015. Nilai ujiannya pun bagus. Selain itu, Lala juga telah menguasai Bahasa Inggris, Perancis, dan Jepang. Ia belajar bahasa dari percakapan sehari-hari dan berselancar di dunia maya. Tiba-tiba saja selepas ujian kejar paket dan bertemu kawankawannya, Lala meminta ke orang tua untuk berkuliah. Kembali bergabung dengan teman temannya yang tidak berkebutuhan khusus. “Kami kemudian berpikir. Ada baiknya memang dia kuliah. Saran dari hasil tes IQ, mengambil jurusan bahasa. Akhirnya, diambillah bahasa yang belum ia kuasai, yaitu Pendidikan Bahasa Jerman,” ungkap Patricia sembari menyebutkan bahwa jurusan tersebut memang hanya tersedia di UNY. Selama perkuliahan, dosen dan teman-teman Lala sangat suportif membantunya belajar. Bahkan Lala kerap dijadikan rebutan apabila terdapat tugas beregu ataupun dalam pembentukan kelompok. “Jadi lingkungan di UNY inklusif. Ada dua alasan sebenarnya. Pertama karena Lala masih imut, anak usia 15 tahun, dan kedua 38 P E WA R A D I N A M I K A A P R I L 2 0 1 9

DOK PRIBADI PATRICIA

LALA DAN PATRICIA BERHASIL WISUDA BERSAMA PERIODE AGUSTUS 2019

karena Lala cepat belajarnya. Setahun belajar Jerman, dia sudah fasih,” kenang Patricia.

lagi, kebutuhan khusus Lala terus berkembang seiring bertambahnya usia.

*Ibu Kuliah Lagi di UNY* Untuk mendukung kegiatan belajar putrinya, Patricia sejak awal perkuliahan selalu mengantar jemput Lala. Maklum saja ujarnya, saat awal masuk kuliah Lala masih usia 15 tahun dan membutuhkan kasih sayang orang tua.

“Saya merasa tidak cukup bekal untuk membantu (Lala). Sudah bikin sakit kepala ini. Sehingga seizin suami saya ingin kuliah lagi, agar punya ilmu yang bermanfaat dalam mendidik Lala ataupun anak-anak gifted lainnya,” ungkap Patricia atas pergolakan batin yang terjadi saat itu.

Namun setahun berjalan, Patricia merasa bosan jika hanya datang ke UNY untuk antar jemput. Terlebih

Setelah rutin tes dua tahun sekali, Patricia mendapati pada tahun 2017 Lala mencatatkan nilai 145 dalam tes IQ.

Akhirnya setahun setelah Lala mulai kuliah, Patricia mendaftar dan dinyatakan diterima di S2 Pendidikan Luar Biasa UNY angkatan 2016. Pada saat itu, Patricia merupakan satu-satunya mahasiswa yang tidak berlatar belakang pendidikan luar biasa di jenjang S1 nya. “Saya guru seni musik. Lainnya teman saya, guru di SLB, dan anakanak lulusan PLB. Alih jurusan bukan hal yang mudah ternyata


belum sempurna karena tugasnya di kampus belum selesai. Lala, putri semata wayangnya, sedang menuntaskan bab-bab terakhir dalam skripsinya.

SOSOK BERKEBUTUHAN KHUSUS

Akhirnya Patricia memutuskan untuk berkirim surat kepada wisuda kepada Rektor dan Direktur Pascasarjana UNY. Isinya sederhana: meminta Patricia diizinkan untuk wisuda Agustus. “Saya punya keyakinan kalau tidak lama lagi Lala akan wisuda. Toh tinggal bab akhir. Sambil menunggu Lala, saya bisa cari ilmu lagi sekaligus antar jemput,” kenang Patricia. Tebakannya tak meleset. 31 Juli 2019, tepat ulang tahun Patricia ke48, Lala menuntaskan yudisium skripsinya. *Terus Berkontribusi bagi Anak Berkebutuhan Khusus* Skripsi dan tesis tak menjadi karya terakhir keduanya di UNY. Selepas kuliah, Lala berencana melamar beasiswa tentang pendidikan khusus maupun psikologi di kampus-kampus negeri Paman Sam Akhir bulan ini, Lala bersama Patricia dan komunitas orang tua anak gifted di Yogyakarta juga hendak merilis buku bunga rampai bertajuk “Menyongsong Pagi”. DOK PRIBADI MARIA

karena saya belajar teori dari awal,” kenang Patricia. Perjalanan Patricia menempuh studi tidak mudah. Beberapa kolega menjadikannya bahan bercanda karena hendak menjadikan putrinya sebagai kelinci percobaan atas teori Pendidikan Luar Biasa yang diperolehnya di dalam ruang kuliah. Patricia tak bergeming dengan tuduhan tersebut. Untuk mendukung studinya, Patricia juga harus mengejar ketertinggalan ilmu dengan menumpang belajar di SLB Marganingsih Tajem. Disana ia memperoleh teori terkait pendidikan luar biasa sekaligus mempraktikkannya secara langsung. “Setiap kamis dan Jum’at saya ke sana. Membantu mengajar, dan belajar teori-teori PLB. Tidak dibayar, karena saya yang membutuhkan,” kenang Patricia.

*Menunda Wisuda demi Lala* Pada 13 Mei 2019, tesis Patricia telah disetujui oleh Dosen Pembimbing. Menandakan ketuntasan kewajibannya dalam menempuh studi jenjang S2.

PENAMPILAN LALA DI KOMUNITAS MENARI

Hari itu tepat Lala berulang tahun ke-19. Kelulusan Patricia menjadi hadiah tiada terkira bagi sang putri. “Karena Mei sudah selesai, saya seharusnya diwisuda Bulan Juni,” kenang Patricia. Akan tetapi, hadiah kelulusan tersebut ia rasa

Tidak banyak yang seberuntung kami mengenal ilmu pendidikan luar biasa di UNY. Kami ingin ilmu ini membumi.

Buku ini mengisahkan best practice pengalaman mereka mengasuh dan mengalami sendiri kehidupan sebagai anak gifted. Lala menjadi satu-satunya anak gifted yang ikut menulis buku tersebut, sekaligus sebagai penulis yang termuda. “Ada dosen PLB UNY yang juga ikut menulis. Dalam kesempatan yang sama kita menggelar seminar bertema Pendidikan Anak Gifted.” Melalui buku dan seminar terse­ but, Patricia dan Lala berharap peng­alaman sekaligus ilmu ter­kait anak berkebutuhan khusus ti­dak hanya berhenti di diri sendiri. Namun, juga dapat membantu masyarakat luas, sehingga pendidikan inklusif dapat dirasakan lebih banyak lagi masyarakat. “Saya tahu, banyak orang tua di luar sana yang bingung anak berkebutuhan khusus ini diapakan. Tidak banyak yang seberuntung kami mengenal ilmu pendidikan luar biasa di UNY. Kami ingin ilmu ini membumi,” pungkas Patricia. P E WA R A D I N A M I K A A P R I L 2 0 1 9 39


» Opini

Membatasi Masa Jabatan Legislator Oleh IRHAM WIBOWO Mahasiswa Magister Hukum Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Tergabung dalam kelompok Heritage Muhammadiyah Yogyakarta.

S

istem demokrasi meniscayakan pelibatan langsung rakyat dalam pro­ ses politik dan pemerintah­an, sebab politik dan pemerintah­an yang terlembagakan secara demokratis pada dasarnya merupakan politik dan pemerintahan perwakilan. Sebagai ekspresi da­ri keniscayaan ini tidak diragukan lagi capaian-capaian fenomenal yang telah mereformasi kaidah-kaidah fundamental dalam ketatanegaraan di Indonesia. Kini hampir semua jabatan publik dalam tata pemerintahan Indonesia tidak lagi diisi oleh orang-orang yang ditunjuk atau diangkat oleh otoritas politik tertinggi. Mereka (para calon pejabat) harus melalui pemilihan secara umum atau dise­ leksi melalui panitia ad hoc. Istilah legislatif atau legislature mencerminkan salah satu fungsi lembaga yaitu membuat produk hukum berupa peraturan perundang-undangan. Nama lain yang sering dipakai adalah assembly yang mengutamakan unsur “berkumpul” untuk membicara­ kan masalah-masalah publik. Nama lain­nya lagi adalah parliament, suatu istilah yang menekankan unsur “bicara” (parler) dan perun­ dingan. Ada pula sebutan lain yang mengutamakan representasi atau keterwakilan ang­gota-anggotanya (people representative body). Parlemen pada mulanya lahir sebagai wujud dari doktrin kedaulatan rakyat. Kedaulatan dimaknai sebagai sifat khusus suatu negara yang membedakannya dengan unit per­kumpulan lain. Kedaulatan tersebut diwujudkan dalam bentuk kekuasaan untuk

40 P E WA R A D I N A M I K A AG U S T U S 2 0 1 9

membuat dan melaksanakan undang-undang dengan segala macam cara pemaksaan yang diperlukan. Indonesia telah empat kali mengamandemen konstitusinya yang kemudian menyebabkan pergeseran bahwa tata kelola sistem pemerintahan menganut doktrin pemisahana kekuasaan secara nyata dibuktikan dengan beralihnya kekuasaan absolut presiden ke lembaga perwakilan atau DPR. Bandingkan pasal 5 ayat (1) sebelum perubahan dengan pasal 20 ayat (1) UUD 1945 setelah perubahan, nampak perpindahan kekuasaan pembentuk undang-undang yang tadinya berada di tangan presiden sekarang beralih ke parlemen. Untuk pencalonan pada badan legislatif dan eksekutif di tingkat daerah dan na-

sional, semuanya dipilih melalui pemilihan umum secara langsung oleh rakyat. Tak ayal 20.528 kursi parlemen (DPR, DPD, serta DPRD) dikontestasikan kepada puluhan ribu calon legislatif yang tersebar di 80 daerah pemilihan. Meriahnya perhelatan demokrasi lima tahunan ini lantas tidak berarti membuat capaian dan kemajuan yang substantif. Lagi-lagi produk hukum yang menjadi dasar pedoman pelaksanaan dalam pemilihan umum selalu bergonta-ganti setiap rezim penguasa. Keti­ dakadilan hukum dalam pemilihan umum tergambar sejak tahun 1955 hingga 1997 dimana kekuasaan legislatif dan ekseku­tif hanya didominasi oleh wajah-wajah lama dan go­ long­ an tertentu, lebih-lebih mereka yang dekat dengan penguasa. Selama 40 tahun le­ bih lembaga perwakilan dan kepresidenan di Indonesia dihuni oleh tokoh-tokoh senior. Meski konfigurasi politik tanah air sema­ kin hari mengarah pada tatanan yang lebih demokratis, namun semangat restorasi tersebut hanya sebatas pada pembatasan kekuasaan di lembaga eksekutif (presiden-wakil presiden dan kepala daerah). Terbukti saat proses amandemen konstitusi di tahun 1999 sampai 2002 sama sekali tidak menyentuh perihal pengaturan masa jabatan di lembaga legislatif. Partai politik sebagai kendaraan resmi bagi para caleg mau tak mau menempatkan kader-kader terbaiknya dari segi penga­laman dan suplai pendanaan di nomor urut atas supaya mengamankan kursi partai mereka di parlemen. Namun di sisi lain, cara semacam itu dapat menimbulkan kesan tak berdaya ketika para caleg pendatang baru yang minim dana dan miskin pengalaman harus berhadapan dengan kekuatan dan kharisma tokoh-tokoh sentral dalam partainya. Awetnya jabatan yang diemban oleh ang­ gota dewan hingga berpuluh-puluh tahun dapat menimbulkan preseden buruk di mata caleg-caleg junior. Akan tetapi jika dilihat dari sisi elektabilitas, rakyat sendirilah yang memberi legitimasi kepada peserta pemilu (dengan mencoblos gambar partai politik atau nama caleg), bahwa mereka masih mempercayakan harapan dan masa depannya kepada tokoh-tokoh yang dianggap mumpuni dan berpengalaman.

Awetnya jabatan yang diemban oleh ang­gota dewan hingga berpuluh-puluh tahun dapat menimbulkan preseden buruk di mata caleg-caleg junior. Akan tetapi jika dilihat dari sisi elektabilitas, rakyat sendirilah yang memberi legitimasi kepada peserta pemilu (dengan mencoblos gambar partai politik atau nama caleg).


NEWS.DETIK.COM

Untuk menentukan orang-orang yang akan duduk di kursi DPR, DPD, dan DPRD, rakyat sendirilah yang akan menentukan pi­lihannya secara langsung (direct democracy). Penentuan calon anggota legislatif terpilih merujuk pada perolehan suara terbanyak di daerah pemilihan masing-masing. Dengan demikian, calon anggota legislatif yang mendapatkan nomor urut bawah, tidak menutup peluangnya untuk lolos ke parlemen jika memperoleh suara yang banyak. Praktik semacam itu menjadikan rakyat atau pemilih sebagai subyek utama yang bisa menentukan terpilihnya anggota dewan perwakilan. Namun, peran partai politik justru makin tereliminir, karena keberadaannya sebatas merekrut dan memberikan nominasi kepada kandidat calon anggota legislatif. Akhirnya mulai tampak sikap ambiguitas partai politik karena di satu sisi mereka ingin mengamankan perolehan kursinya di

Melimitasi masa jabatan bagi anggota le­gislatif bisa saja dilakukan, dan hal itu tidak melanggar hak asasi.

par­lemen, di sisi lain juga membutuhkan orang-orang yang militan dan bermodal besar untuk bertempur dan membiayai dirinya bersaing dengan kandidat dari partai lain dan rekan dari satu partai. Khusus pada cabang kekuasaan legislatif, baik di dalam konstitusi maupun peraturan perundang-undangan turunannya sama sekali tidak diatur mengenai pembatasan masa jabatan. Keberadaan para anggota legislatif di parlemen mengikuti periodisasi pelaksanaan pemilihan umum setiap lima tahun sekali. Kekuasaan legislatif di Indonesia memberikan angin segar bagi para anggotanya untuk berkuasa lama tanpa harus khawatir dibatasi periodisasi masa jabatan. Akibat yang nampak, wakil-wakil rakyat di tingkat pusat dan daerah selalu diisi oleh wajah-wajah lama. Urgensi perlunya pembatasan masa jabatan didasarkan atas pertimbangan praktis dan ideologis. Secara praktis pemangku ke­ kuasaan yang terlalu lama menjabat dapat mendorong ke arah konservatisme, antiperubahan, dan cenderung akan mengarah pada terjadinya power tends to corrupt. Secara ideologis pembatasan masa jabatan berkaitan erat dengan prinsip republik, paham demokrasi, dan konsep negara hukum Secara normatif, sistem proporsio­ nal dengan daftar calon terbuka dimaksudkan untuk mencetak calon anggota legislatif yang amanah dan akuntabel. Sayangnya, tujuan mulia tersebut faktanya jauh panggang daripada api, karena masing-masing calon dapat menggunakan segala cara untuk menjatuhkan kompetitornya. Tak ayal money pol-

itics, candidacy buying, negative campaign, dan black campaign menjadi hal yang lumrah akibat mahalnya ongkos politik. Munculnya gejala krisis demokrasi berujung pada penggerusan kepercayaan publik terhadap lembaga perwakilan. Melimitasi masa jabatan bagi anggota le­ gislatif bisa saja dilakukan, dan hal itu tidak melanggar hak asasi. Limitasi atau pembatasan masa jabatan dalam konstitusi Indonesia diatur secara eksplisit bagi kekuasaan eksekutif. Menurut Nihal Jayawickrama, pemba­ tasan pelaksanaan hak dilindungi hukum, ditentukan oleh hukum, atau menjadi sesuai dengan hukum. Ungkapan sesuai dengan hukum mengacu pada tindakan administratif yang sah, se­perti prosedur otorisasi yang berkaitan de­ngan waktu, cara, dan tempat yang mungkin diperlukan untuk memastikan sifat damai dari prosesi. Jayawickrama menegaskan bahwa limitasi atau pembatasan bisa dilakukan jika didasarkan atas legitimasi aturan hukum atau peraturan perundang-undangan. Advis Ja­ ya­ wickrama tersebut berkelindan dengan amanat konstitusi di pasal 28D ayat (3) untuk memberikan kesempatan yang sama dalam pemerintahan bagi setiap WNI. Memang belum tentu dalam waktu dekat para anggota dewan di DPR bersedia untuk merevisi pasal 240 dan pasal 258 UU Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum de­ ngan menambahkan klausul ‘sekian kali masa jabatan’. Sekarang harapan untuk terwujudnya masa jabatan bagi anggota legislatif bertumpu pada masing-masing partai politik. P E WA R A D I N A M I K A AG U S T U S 2 0 1 9 41


Resensi

CINTA DAN PERJUANGAN DALAM "BUMI MANUSIA"

A

Gagal Membawakan Pesan "Anti Kolonialisme" dalah Minke, pribumi yang sempat jatuh Film yang memiliki durasi tiga jam ini, sudah cinta pada Annelies, gadis cantik yang keka“BUMI MANUSIA” Sutradara: Hanung Bramantyo ∫ tampil sejak awal Agustus 2019. Ceritanya relatif nak-kanakan keturunan Belanda. Orang Pemeran: Iqbaal Ramadhan dkk. ringan dan dominan percakapan. Cerita ringan ini awam di masa itu mungkin mempertanyakan ∫ Produksi: Falcon Pictures, di satu sisi menarik bagi audiens umum. Utamanya ba­gaimana bisa seorang Pribumi mencintai 2009 ∫ Durasi: 181 menit kelompok muda atau keluarga. ga­dis Belanda. Namun cerita ringan di satu sisi juga punya keleTapi Minke digambarkan bukanlah orang mahannya. Karena tak menonjolkan gejolak batin. Film ini menbiasa. Ia satu-satunya pribumi yang bisa bersekolah di HBS jadi seperti opera sabun atau FTV pada umumnya, karena seakan (Hogere Burger School), alias sekolah menengah umum unsemua tokoh bersifat hitam-putih. Baik dan jahat. tuk kaum Belanda dan para priyayi. Sebuah keberuntung­an Padahal Bumi Manusia, yang disadur dari salah satu seri tetra­ yang diperoleh karena piaai menulis, walau tak datang dari kelomlogi milik pujangga ternama negeri ini Pramudya Ananda Toer, pok ningrat. punya kompleksitas masalah, adegan, dan kisah tokoh yang meNamun dari apa yang mulanya kisah cinta, Minke mulai meranarik untuk diselami. Kompleksitas itu dilepaskan dari penggamba sekian banyak permasalahan sosial dan ketidakadilan di masa baran di filmnya. Polemik demi polemik juga hanya sekadar hadir penjajahan Belanda. Fase ketika kesadaran Minke terhadap rasa demi kelengkapan, tapi tidak jauh masuk ke dalam pergulatan bakebangsaan dan kemanusiaannya justru bangkit lewat pertemuan tin masing-masing karakter. Kisah pun lebih banyak berpusat padan benturan dengan berbagai sosok, termasuk Annelies. da Nyai, Minke, dan Annelies. Dari Annelies, dia mengenal dan mendapat kisah menyayat hati Padahal, nyawa dari pergolakan batin dalam Bumi Manusia dari Nyai Ontosoroh , ibu Annelies yang sebenarnya terpaksa menadalah kebencian terhadap diskriminasi dan penjajahan. Tuan Meljadi istri simpanan Tuan Mellema yang seorang Belanda. A ­ lih-alih lema hanya satu pion dari kekerasan sistemik yang telah dilakukan dihormati dan didukung, Nyai Ontosoroh justru dikucilkan, diBelanda selama ratusan tahun. Pesan ini tidak nampak dalam film, anggap sebagai perempuan yang tidak terhormat, tidak memilisehingga mereduksi amanat yang ingin disampaikan Pramoedya. ki martabat, tidak diperbolehkan mempunyai hak asasi yang se­ Selain itu, banyak gejolak dan kisah hidup Nyai Ontosoroh tak pantasnya dia dapatkan. diceritakan lebih dalam. Misalnya, saat Nyai begitu membenci sang Dari kebersamaannya dengan Annelies pula, ia mengenal betaayah karena menjualnya kepada seorang pengusaha demi jabatpa nyata diskriminasi terhadap pribumi, hingga perlawanan di an. Juga sang ibu yang dia anggap tak berupaya keras membela pengadilan kulit putih. dirinya. Betapa pergolakan itu sebenarnya memiliki korelasi emOleh karena itu, Minke tergerak melawan, memberontak, dan osi yang begitu besar dengan adegan penutup, ketika mereka ka­ melawan apa yang dianggapnya tidak adil jua. lah dalam pengadilan dan harus melepas Annelies ke Belanda. Alih-alih fokus pada kekerasan sistemik dari penjajahan, Iqbaal Ramadhan selaku pemeran Minke, dan Hanung Bramantya selaku sutradara, alur film justru sekedar menggambarkan betapa jahatnya ibu, ayah, dan Tuan Mellema. Padahal sejatinya, buku Pramoedya hendak menekankan bahwa mereka jahat karena keadaan. Keadaan yang sengaja dibuat Belanda untuk melanggengkan penjajahannya, melalui pendekatan adu domba (divide et impera). Apabila anda sekedar mencari film untuk bersantai dengan keluarga dan orang terdekat di akhir pekan, Bumi Manusia menjadi jujugan yang cocok. Alur cinta dan perjuangan akan sangat menghibur. Namun apabila pesan anti kolonialisme dan pemahaman konflik batin yang lebih kompleks menjadi hal yang anda cari, sebaiknya langsung merujuk saja pada novel asli­ nya saja. ILHAM DARY ATHALLAH

42 P E WA R A D I N A M I K A AG U S T U S 2019


Bina Rohani

PENTINGNYA BERAGAMA DAN BERNEGARA

M

anusia beragama dan bernegara merupakan dua hal yang tidak bisa dipisahkan, karena pada ha­ kikatnya kedua hal ini menjadi kebutuhan asasi bagi setiap manusia. Karena itu, beragama dan bernegara bagi setiap manusia sama pentingnya. Artinya manusia beragama berarti manusia berketuhanan (teosentris) dan manusia bernegara (antroposentris) berarti manusia berbangsa, berperadaban, dan berbudaya sebagai bagian dari sunnatullah (hukum alam). Ketika manusia beragama sumber ajarannya adalah wahyu Tuhan YME, sedangkan manusia bernegara

Indonesia melalui proses sangat panjang dan perjuangan hebat para pendahulu bangsa sebagai pelaku pejuangan kemerdekaan, yang gugur menjadi pahlawan, syuhada, dan salihin yang telah mendahulului “Indonesia” sumbernya sunnatullah. kita semua. Bangsa Indonesia saat ini dan Dari sumber sunnatullah dapat dijelasseterusnya menjadi penerus, pengisi, dan kan bahwa manusia memiliki sifat kodrati, penjaga serta pejuang kelangsungan dan sebagai makhluk sosial dengan ciri manukeutuhan NKRI ini. sia berkelompok, zoon politicon, berbangsa, Di dalam pembukaan UUD 1945 diseberperadaban, dan berbudaya. Sifat kodrabutkan “Atas berkat rahmat Allah Yang ti manusia, bagian dari sunnatullah sehingMaha Kuasa dan dengan didorongkan oleh ga manusia Indonesia melahirkan Negara keinginan luhur supaya berkehidupan keIndonesia secara konstitusional. Oleh kabangsaan yang bebas, maka rakyat Indonerena itu, bernegara bagi bangsa Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaansia dipahami sebagai sunnatullah. Hal itu nya”. Pernyataan tersebut menunjukkan dikarenakan secara historis terbentuknya secara sadar adanya kepercayaan iman para pendiri bangsa. Para pejuang kemerdekaan Indonesia benar-benar mendapatkan rahmat Allah YME dan atas doa, usaha, ikhtiar dan perjuangan para pendahulu bangsa Indonesia untuk mewujudkan kemerdekaan Indonesia. Karena itu, dipahami bahwa kemerdekaan Indonesia sebagai bukti konkret bersumber sunnatullah, manusia yang merencanakan dan Tuhan yang menentukan. Tafsir ilmu menyebutkan ke­ tentuan Tuhan YME ada dua, yaitu agama dan sunnatullah. Agama yaitu hukum dan ketentuan Allah bagi manusia yang mengharapkan kebahagiaan dunia dan akhirat. Sumber agama adalah wahyu. Agama hanya diperuntukkan bagi manusia. Manusia dapat memilih untuk taat atau tidak, tidak ada paksaan memeluk agama, mereka yang taat akan memperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat, dan yang tidak, akan mendapatkan akibat di dunia dan akhirat. Sunna­ tullāh, yaitu hukum dan ketentuan Allah yang berlaku pada seluruh alam dan makhluk-Nya sering disebut hukum alam. Semua makhluk, baik manusia, binatang, tumbuhan, dan benda anorganik, tunduk dan patuh pada hukum alam yang telah ditetapkan-Nya. Pada hukum alam atau sunnatullāh semua makhluk tidak ada pilihan kecuali harus tunduk dan patuh. Dengan kata lain sunnatullah menjadi sumber sains dan peradaban ISTIMEWA bagi manusia.  ISTIMEWA Oleh Maksudin Dosen Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga

P E WA R A D I N A M I K A AG U S T U S 2019 4 3


Cerpen

Nenek dan Sepasang Tukang Kasur

N Oleh LATIF PUNGKASNIAR Penulis novel, alumni mahasiswa Bahasa dan Sastra Indonesia UNY

NENEKKU bersahabat dengan dua sejoli pembuat kasur kapuk. Dua sejoli yang tak kalah renta dengan nenekku, dua sejoli yang membawa dua karung kapuk dan tas goni berisi benang dan jarum itu melintasi jalanan desa, menawarkan jasa memperbaiki atau membuat pesanan kasur. Setiap hari Kamis Legi mereka melintasi jalan desaku, setiap Kamis Legi juga mereka singgah dirumah Nenekku.

“Suuurrr, kasuuuuuurrr!” suara Suami membelah jalanan yang hening, memang si Lelaki yang bertugas berteriak, karena suaranya lebih lantang. Pantas saja jika suaranya sampai ke telingga Nenekku yang sudah agak sudho rungon. “Hei kalian! Mampir sini!” teriak Nenekku setelah beranjak dari tempat tidurnya dan mendongakkan kepala keluar, dia tampak bersemangat ketika melihat sepasang sahabatnya yang melintas. Sepintas kulihat ketiganya bertukar senyum. Lalu, sejoli pembuat kasur itu menghampiri Nenekku. Seperti kebiasaan yang sudah-sudah. Kedua sejoli ini tampak lusuh dan berpeluh. Tidak heran karena mereka memang telah berjalan kaki cukup jauh untuk sampai ke desa kami, mungkin memakan waktu setengah hari. Karena desa pembuat kasur itu terletak di puncak bukit yang terlihat biru, jika dilihat

dari depan rumah. Warna biru adalah warna terjauh yang bisa dijangkau oleh mata, begitu kata guru seni rupaku. Itulah kenapa gunung yang penuh pohon, warna aslinya hijau akan menjadi biru jika dilihat dari kejauhan. Tanpa disuruh oleh Nenek, aku sudah tahu apa yang harus kulakukan. Segera aku menuju dapur, membuat teh sekaligus menggoreng criping untuk teman mereka minum. Ini sudah menjadi rutinitasku setiap hari kedatangan kedua sahabat Nenek. Jika ada tamu, pesan Nenek harus ada suguhan yang tersedia di atas meja. Pernah suatu waktu aku menanyakan kepada Nenekku kenapa senang sekali jika kedatangan tamu dua orang tersebut. Nenekku lalu menjawab, “Aku suka karena mereka mencintai pekerjaannya. Dengan hasil seadanya mereka pergunakan penghasilan mereka untuk bertahan hidup. Apakah kau pernah membayangkan jika hidup di dunia tanpa sebuah kasur? Pasti tidur kita tidak akan senyenyak tidur pada malam-malam ini,” Nenekku menjawab diakhiri dengan senyum seperti jika aku menanyakan hal-hal yang lain, “Kakekmu suwargi juga sangat mencintai pekerjaannya.”

suka ngrokok klobot.” Klobot adalah kulit jagung, biasanya orang Jawa pada jaman dulu mengunakan klobot untuk membungkus tembakau dan cengkeh; kadang juga dicampur menyan atau klembak. “Rokok klobot itu harum, dan tidak ada peringatan pemerintahnya. Jadi, pasti sehat hehehe,” Nenekku berujar seraya terkekeh. Mulai saat itu, aku menyimpulkan bahwa ada dua hal yang setidaknya membuat Nenekku senang bersahabat dengan sejoli pembuat kasur itu. “Ada kasur yang harus kalian benahi. Gus, bawa keluar kasur yang ada di kamar tengah,” ujar Nenekku kepadaku dan tukang kasur sekaligus.

“Cuma itu?”

Aku mengangkat kasur yang sebenarnya belum rusak, masih layak pakai. Aku maklum karena Nenek memang hanya berniat memberi kedua sahabatnya itu pekerjaan. Aku mulai sadar ketika tiap kali kedua sahabatnya datang Nenek seringkali menyuruhku mengeluarkan kasur, kupikir Nenek tak enak hati jika harus memberi uang tanpa mempekerjakan mereka. Meskipun jika terkadang mereka singgah dan tidak mengerjakan apapun, terkadang Nenek menyiapkan oleh-oleh untuk dibawa pulang.

“Ada lagi, karena si Lelaki pembuat kasur itu merokok klobot. Aku suka dengan bau yang menguar dari klobot. Kakekmu suwargi, dulu juga

Dengan cekatan kedua sejoli itu mulai membongkar kasur. Memang seperti itu cara kerja mereka, membongkar kasur lalu memasukkan kapuk yang

44 P E WA R A D I N A M I K A AG U S T U S 2 0 1 9

baru. Kapuk akan diganti jika sudah aus tapi hanya akan ditambah ketika masih layak pakai, jadi untuk kasus kasur kamar tengah hanya akan ditambah kapuk saja. “Gus, coba lihat mereka bekerja, mesra sekali,” Nenek setengah berbisik senang kepadaku, telunjukknya mengarah kepada kedua sahabatnya yang membongkar kasur. “Aku jadi teringat Kakekmu suwargi.” Kulihat tukang kasur, meski sambil bekerja kulihat raut mereka tenang. Kadang saling pandang lalu tertunduk malumalu, padahal mereka suami istri. Mungkin itu definisi mesra menurut Nenek, aku kurang tahu dimana letak kemesraan yang ditangkap oleh mata Nenekku. “Eh, tehnya kok gak di-sambi?” tegur Nenek setengah berteriak, karena jarak kami yang agak jauh, kami memang sengaja mengambil jarak, karena debu yang dihasilkan kapuk jika tersedot oleh paru-paru akan membuat dada sesak. Sang istri mengangguk seraya tersenyum, kemudian beringsut menuju meja tempat aku menghidangkan teh dan criping. Si istri mengambilkan teh untuk suaminya, menempatkan teh tepat di sisi suaminya, kulihat wanita itu komat-kamit. Seperti menyilahkan suaminya untuk minum. Suaranya lirih, tak terdengar oleh kupingku. “Dulu Kakekmu suwargi yang biasa membuatkanku teh, Gus. Ah, kakekmu itu yang merawat


SOTHEBYS.COM

aku pada saat aku sakit-sakitan, tapi beliau malah sedho duluan. Kamu sudah tak punya kakek sekarang, Gus.” Raut sedih tergambar dari wajah Nenek yang berkerut karena usia. “Tapi pasti sekarang beliau sudah seneng disana ya?” Nenek bertanya, wajahnya seperti berharap ada sebuah persetujuan dariku. “Iya Nek, Kakek orang yang baik. Tak punya musuh, pasti sekarang beliau sudah tenang.” Nenek tersenyum senang, lalu matanya kembali menatap kedua sahabatnya yang belum rampung mereparasi kasur. “Kau tau, Gus, kalau aku salut dengan istri pembuat kasur itu?” Nenekku membuka pertanyaan baru, dan ini bukan tentang kakek. “Kenapa, Nek?” “Ah, kau tak lihat Gus?” “Lihat apa Nek?” “Coba kau perhatikan, paras wanita itu! Tidakkah kau masih menemukan sisa paras yang rupawan? Lihat, dan bayangkan dia 35 tahun yang lalu seperti apa!” Kuperhatikan dengan seksama wajah istri tukang kasur itu dan benar meskipun

dari jarak yang agak jauh aku tetap bisa melihat sisa-sisa kecantikan wanita itu di masa muda. “Jangankan untuk jadi istri mandor, untuk jadi istri camat saja dia pasti pantas!” “Tapi kenapa dia memilih suami tukang kasur?” “Itu dia yang kusalutkan, Gus. Pasti cinta yang bicara. Tapi tak usah bicara cinta, kau ini belum cukup umur untuk mengerti cinta. Kadang cinta memang aneh dan tak masuk diakal, Gus, kau tahu aku dan kakekmu dulu? Kakekmu itu dijodohkan oleh Eyang Buyutmu, ya dengan Nenekmu ini. Karena saking cintanya sama orang tuanya, dia mau saja nikah dengan seorang gadis yang tidak dia kenal sebelumnya, witing tresno jalaran soko kulino, kata Kakekmu dulu. Seperti tidak masuk diakal kan? Tapi itu benar terjadi dalam sejarah kehidupan kakek-nenekmu ini, dan itulah jika cinta yang bicara Gus. Ah sudah, kau pasti tak paham cinta.” Dua sejoli pembuat kasur telah selesai, mereka berdua beranjak menuju tempat aku dan Nenek duduk. “Sampun, Mbak,” ujar istri pembuat kasur. Memang

mereka tidak terpaut jauh, sudah sama-sama renta, jadi wajar jika wanita itu memanggil nenekku dengan sebutan mbak. “Oh matur nuwun ya, sinisini duduk-duduk sini dulu.” Aku yakin inilah saat yang paling ditunggu Nenek. Duduk bercerita dengan sahabatsahabatnya.

ada sahabatnya lewat. Tapi setiap dia melongok ke arah jalan, hanya jalanan kosong tanpa kedua sahabatnya, air mukanya langsung berubah jadi murung. Usia senja telah menjadikannya sepi, meskipun ada aku, tetap saja Nenek membutuhkan teman bercerita yang sebaya, yang mengerti jalan pikirannya. Sebenarnya aku mulai sangsi dengan kata “sahabat” yang disematkan kepada dua tukang kasur itu. Di mana sekarang mereka saat Nenek kesepian dan butuh dijenguk? Nenek tidak mungkin mengunjungi mereka, Nenek sudah sakit-sakitan sejak sebelum Kakek meninggal, dan lagi dia tidak tahu rumah tukang kasur itu. Aku pun sangsi terhadap kerinduan Nenek, sebenarnya dia rindu untuk bertemu kedua temannya atau hanya ingin mengingat Kakek dengan melihat kedua sejoli itu.

Aku mendengar Nenek bercerita, tentang masa lalunya, tentang kehidupannya sekarang, tentang orang tuaku yang merantau ke Jakarta, tentang aku. Tapi paling dominan dalam cerita Nenek adalah cerita tentang Kakek. Lalu, aku beringsut pergi untuk membiarkan ketiga sahabat ini berbagi cerita. Dari dua alasan yang kudapat dari Nenek mengapa Nenek menyukai tukang kasur ini sekarang bertambah, jadi banyak. Tapi sebenarnya ada hal yang menghubungkan itu semua. Kakek. *** Sudah lama tukang kasur tidak melintas di jalan desa. Nenek mulai gelisah. Setiap ada kesempatan bangun dari tempat tidur, dia melongok ke arah jalan, memeriksa kalau-kalau

Jaman terus berjalan, kasur kapuk pelan-pelan mulai tergusur oleh kasur busa atau springbed. Nenek menolak mengunakan kasur busa, menunggu si tukang kasur katanya. Tapi tukang kasur tak kunjung datang, pun pada hari berpulangnya Nenek.

P E WA R A D I N A M I K A AG U S T U S 2 0 1 9 45


PUISI TEMBANG G E G U R I TA N

Tuan Recehan Kau dewa penolong, Tuan… Di ujung bulan Buat beli nasi warteg Sumringah raut si Mbak “Buat kembalian” Manis senyumnya Di awal bulan Kau dewa penolong…Ah… tidak! Kau diabaikan Dikumpul di kaleng Krompyang… krompyeng… Di ujung bulan… Ah! Kau dewa penolong Kenapa? repot… beban tambah berat, krompyang krompyeng, lama dihitung… bosan, Bukankah, nilainya sama saja Nasibmu, Tuan… Dipandang sebelah mata Tak beda dengan, segelintir manusia menghakimi, pada kesan pertama Bantul, 7 September 2019 * AFIFAH MELIANA WATI Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia UNY

46 P E WA R A D I N A M I K A A P R I L 2 0 1 9


#PKKMBUNY #2019 FOTO-FOTO: PRASETYO NOVIRIYANTO


Sedang dikerjakan

#kamibagian #UNY #Smart&Smile HERGITA SYI VADILLA (kiri) Mahasiswa Psikologi UNY (angkatan 2015) Diajeng Kota Jogja 2017 ROMANDHA EDWIN (kanan) Mahasiswa Akuntansi UNY (angkatan 2015) Dimas Kota Jogja 2017 FOTO: KALAM JAUHARI

W W W . U N Y . A C . I D


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.