Pewara Dinamika Juli 2018

Page 1

ISSN 1693-1467

Volume 17 Nomor 118 Juli 2018

GOLD WINNER The Best University inhouse Magazine 2013

Mudik

inhouse Magazine 2013 inhouse Magazine 2013 9 771693 146009 inhouse Magazine 2013

Lebaran 2018


BIJAK BERKENDARA, AMAN SAMPAI TUJUAN. IKLAN LAYANAN INI DIPERSEMBAHKAN OLEH PEWARA DINAMIKA

DAULAT.CO


P E WA RA D I N A M I K A / J U L I 2 0 1 8

T R A N S F O R M AT I F D A N PA R T I S I PAT I F

Pena Redaksi

Majalah ini dapat diakses pada laman issuu.com/unyofficial

JULI 2017

Pewara Dinamika edisi bulan Juli tahun lalu mengulas program besar UNY dari masa ke masa. Tiga rektor memperjuangkannya dengan kerasn kini, perjuangan tersebut nyaris tuntas dalam empat belas bulan kedepan. Perjuangan yang akan menghadirkan 13 gedung berkualitas di penjuru kampus UNY Karangmalang, dalam bingkai kerjasama internasional melalui IDB.

TAQABBALALLAAHU MINNAA WA MINKUM, taqabbal yaa kariim. Salam sejahtera dari kami punggawa redaksi Pewara Dinamika bagi para pembaca yang budiman. Idul Fitri memang sudah lama berlalu, tetapi, dengan semangat kemenangan, perkenankanlah segenap redaksi kami mengucapkan mohon maaf lahir batin kepada Anda sekalian.

memecut tiap budak korporat yang kerap memeras keringat lebih keras guna meraup kesempatan berkumpul bersama keluarga lebih lekas. Cuti-cuti dikeluarkan dari tabungan. Dan bagi mereka yang memang orang asli daerah tempatnya bermukim sekarang, akan menikmati budaya mudik dengan menyambut sanak saudara yang datang dari jauh.

Bergesernya simbolisme bulan suci Ramadhan ke atribut kebesaran momen kemenangan umat muslim, sebagai pemeluk agama mayoritas di Indonesia, menandakan sebuah ciri khas yang momentumnya selalu menggeliat dari tahun ke tahun. Pilihan waktunya kerap kali sama, jarang berbeda, kadangkadang bergeser satu dua hari tapi tak pernah melebihi hitungan minggu. Jalanan kota-kota kecil bakal disulap padat seketika, sedangkan yang di kota-kota besar justru malah lengang tak biasanya. Mudik atau pulang kampung menjadi tradisi Idul Fitri, atau yang dikenal jamak oleh masyarakat kita sebagai Lebaran. Semangatnya

Spirit mudik tidak hanya terlecut dari gedung-gedung tinggi nan masif perkantoran, tetapi juga dari rumah-rumah pendidikan, seperti universitas. Universitas Negeri Yogyakarta, misalnya, menggenapi perayaan kemenangan umat muslim ini dengan meliburkan civitas akademikanya ketika tanggal pada kalender akademik berubah merah. Mahasiswa, dosen, staf, akan lantas pulang menyantap hidangan khas Lebaran di kampung halaman.

ancang-ancang untuk memulai kembali masa perkuliahan aktif serampungnya liburan. Lewat lensa lapisan civitas akademika UNY, kami menyoroti mudik Lebaran khusus disajikan bagi para pembaca sekalian. Di samping tuturan cerita mengenai terlelapnya masa perkuliahan, kami juga menyuguhkan beragam rubrik yang harapannya mampu menggugah hasrat dialektika pembaca. Rubrik Opini, Resensi, dan Bina Rohani digarap secara partikular untuk menyemai benih didaktika yang semoga tak akan ikut terlelap bersamaan dengan rehatnya proses belajar mengajar. Cerpen, Puisi, serta Pojok Gelitik dihadirkan guna mendorong apresiasi artistik dari pembaca. Akhir kata, selamat menikmati sajian dari dapur Pewara Dinamika yang kini tak sibuk mengolah tulisan, tetapi juga haturan permohonan maaf serta lezatnya sayur opor. Semoga kita diberkahi keselamatan dalam perjalanan mudik. Tabik. ď Ž

Kebahagiaan dalam kebersamaan inilah yang hendak kami tuangkan dalam edisi bulan Juli; bagaimana UNY merangkul libur Lebaran sekaligus mempersiapkan

SUSUNAN REDAKSI PENERBIT Universitas Negeri Yogyakarta IJIN TERBIT SK Rektor No. 321 Tahun 1999 ISSN 1693-1467 PENASEHAT Sutrisna Wibawa (Rektor UNY) PENGARAH Margana (Wakil Rektor I)

Edi Purwanta (Wakil Rektor II) Sumaryanto (Wakil Rektor III) Senam (Wakil Rektor IV) Setyo Budi Takarina (Kepala Biro UPK) Sukirdjo (Kepala Biro AKI)

PEMIMPIN REDAKSI Sismono La Ode

PIMPINAN UMUM Anwar Efendi

REDAKTUR PELAKSANA Budi Mulyono

PEMIMPIN PERUSAHAAN Riska

REDAKTUR ARTISTIK Kalam Jauhari

unyofficial

REDAKTUR SENIOR Basikin, Else Liliani, Lina Nur Hidayati, Sigit Sanyata SEKRETARIS REDAKSI Nunggal Seralati

@pewara_uny l @unyofficial

3

Satya Perdana (FIK) Haryo Aji Pambudi (FT) Pramushinta Putri D (PPS) Muhammad Fadli (FE) Dwi Budiyanto (FBS) Binar Winantaka (LPPMP) Agus Irfanto (LPPM) Tusti Handayani (Kampus Wates)

REDAKTUR Rony K. Pratama Ilham Dary Athallah Ratna Ekawati Dedi Herdito Khairani Faizah Febi Puspitasari FOTOGRAFI M Arif Budiman, Prasetyo Maulana, Heri Purwanto REPORTER Anton Suyadi (FIP) Witono Nugroho (FMIPA) Nur Laily Tri Wulansari (FIS) @unyofficial

ALAMAT REDAKSI Jl. Colombo No. 1 Kampus Karangmalang Universitas Negeri Yogyakarta 55281 Telp/Fax 0274 542185 E-mail: pewaradinamika@uny.ac.id Laman: www.uny.ac.id.

unyofficial


Daftarisi

WAWANCARA KHUSUS

Menempa para penerus bangsa sebagai insan kamil lewat introspeksi dan refleksi diri, serta pengkajian Al-Qur'an. » 26-27

ANTARA

Dalam rangka kembali fitri bersama keluarga, mudik berubah menjadi fenomena tahunan yang hingar-bingarnya kian semarak.

3

PENA REDAKSI

5

REKTOR MENYAPA Ketupat Lebaran MUDIK KINI BUKAN LAGI SELEBRASI TAHUNAN, tetapi telah berubah muka menjadi tradisi masyarakat jamak yang mengiringi perayaan Idul Fitri atau Lebaran, baik oleh umat yang merayakannya maupun tidak. Menjalankan Hari Kemenangan setelah sebelumnya rampung menunaikan ibadah puasa Ramadhan sebulan penuh seakan-akan menjadi semi mutlak. Orangorang berbondongbondong pulang kampung, menyisakan kota-kota besar kembali lengang, dan menyulap kota kecil menjadi sesak seketika. Gegap gempitanya selalu 4 P E WA R A D I N A M I K A J U L I 2 0 1 8

bersambut hangat. Apalagi jika sudah menyenggol perkara pesangon yang dimasukkan dalam amplop. Mahasiswa bia­ sanya menunggu momen semacam ini, kendati, barangkali, jajaran birokrat universitas, misalnya, tidak terlalu. Mudik juga turut menyapu civitas akademika untuk urun pulang, bertemu sanak famili di rumah. Imbasnya, universitas pun jadi sepi. Segala kegiatan terlelap sementara. Hal ini yang lantas jadi pertanyaan. Menjadi apakah gedunggedung perkuliahan yang ditinggalkan penghuninya tersebut?

6

SURAT PEMBACA

29-39

BERITA London Jadi Saksi Kehebatan Tim UNY ∫ Ujian Tulis Seleksi Mandiri UNY Diikuti 20 Ribu Orang ∫ Pemilihan Duta GenRe Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2018 ∫ Kenalkan Budaya Melalui Buku

8-28

LAPORAN UTAMA Hiruk-Pikuk Lebaran, Antara Ramai dan Sepi ∫ "Penunggu" yang Mengamankan UNY Kala Lebaran

40-44

SOSOK Fauzi Achmad P. Penunggang Garuda

46

RESENSI Garansi Sabda Polifoni Romo Mangunwijaya

47 BINA ROHANI Membumikan Kepemimpinan Rasululloh

48-49

CERPEN Prajurit yang Berniat Jahat

42-46 Opini Menggali Makna Mudik

50

PUISI ∫ POJOK GELITIK


Rektor Menyapa Prof. Dr. SUTRISNA WIBAWA, M.Pd. Rektor Universitas Negeri Yogyakarta ¬ Guru Besar Bidang Pendidikan Bahasa Jawa dan Filsafat Jawa Fakultas Bahasa dan Seni UNY

Ketupat Lebaran

P

ada saat Lebaran, selalu kita jum­­ pai sajian makanan yang dise­but ketupat. Di balik sajian ma­kanan ketupat, terdapat makna filosofi ketupat dan leba­ ran. Dalam filosofi Jawa, ketupat mengan­ dung berbagai makna. Ketupat atau kupat dalam bahasa Jawa merupakan kepen­dek­ an dari ngaku lepat (ku-ngaku dan pat-le­ pat). Ngaku lepat artinya mengakui kesalahan. Dalam masyarakat Jawa, terdapat tradisi sungkeman yang merupakan implementasi ngaku lepat (mengakui kesalahan). Sungkeman merupakan implementasi dari ajaran hormat kepada orang tua, dengan bersikap rendah hati, memohon keikhlasan dan ampunan. Dalam etika Jawa, Frans Magnis Suseno menyatakan bahwa sikap hormat merupakan salah satu etika Jawa yang utama, sebagai pandangan hidup orang Jawa, bahwa orang hidup ha­ rus tepa selira dan menerapkan unggah-ungguh (tata krama dan sopan santun). Bentuk ketupat persegi empat mencerminkan prinsip “kiblat papat lima pancer”­, yang bermakna ke mana pun manusia menuju, pasti selalu kembali kepada Allah. Kiblat papat diartikan sebagai empat macam nafsu manusia, yaitu amarah nafsu emosional, aluamah nafsu memuaskan rasa lapar, supiah nafsu memiliki sesuatu yang indah, dan mutmainah nafsu untuk memaksa diri. Keempat nafsu ini ditaklukkan dengan berpuasa, lima pancer. Makna lain

ketupat tergambar dalam struktur ketupat yang kompleks, yang mencerminkan beragam kesalahan manusia lebur pada hari lebaran. Ketupat dibuat dari janur yang berarti sejatine nur (cahaya) yang melambangkan kondisi manusia dalam keadaan suci setelah mendapatkan pencerahan (cahaya) selama bulan Ramadhan. Setelah ketupat dibuka, akan terlihat nasi putih yang mencerminkan kebersihan dan kesucian hati setelah memohon ampunan dari segala kesalahan. Ketupat biasanya disajikan de­ ngan kuah bersantan, yang dalam sastra Jawa dijadikan pantun atau parikan, “Kupat duduhe santen, menawi lepat nyuwun pangapunten” (ketupat kuahnya santan, kalau ada kesalahan mohon dimaafkan). Sementara itu, istilah lebaran merujuk pada tradisi dalam masyarakat Jawa yang menyebut Hari Raya Idul Fitri dengan Lebaran. Penggunaan istilah lebaran menunjukkan bahwa dalam masyarakat Jawa mengenal kata yang terkait dengan lebaran, yaitu luberan, leburan, dan labur­ an. Lebaran bermakna usai atau selesai, menandakan selesainya waktu puasa dan menginjak hari Raya Idul Fitri. Orang Jawa menyebut dengan kata “Riyaya”, maksudnya adalah hari besar, hari kemenangan umat Islam setelah menahan hawa nafsu dengan menunaikan ibadah puasa. Selain itu, orang Jawa juga menggunakan kata “ba’da” yang bermakna sesudah atau tahapan setelah menjalankan ibadah pua-

sa. Kata luberan bermakna meluber atau melimpah, sebagai simbol ajaran sodaqoh atau bersedekah untuk kaum yang kurang mampu. Pengeluaran zakat fitrah menje­ lang lebaran pun selain menjadi ritual yang wajib yang dilakukan umat Islam, juga­menjadi wujud kepedulian kepada sesama manusia yang membutuhkan. Kata leburan bermakna habis dan lebur, maksudnya pada hari lebaran, dosa dan kesalahan kita dilebur dengan saling bersilahturahim dan saling meminta maaf. Kata laburan berasal dari kata labur atau kapur, yang biasa digunakan untuk penjernih air maupun pemutih dinding, maksudnya supaya manusia selalu menjaga kesucian lahir dan batin. Ketupat dan lebaran tidak lepas dari makna utama Idul Fitri, yaitu kembali ke kesucian, sebagaimana bayi yang baru lahir tanpa kesalahan. Kembali fitri karena dosa-dosanya yang lalu telah diampuni oleh Allah SWT dengan menjalankan ibadah puasa Ramadhan beserta ibadah sunahnya. Demikian juga dosa kepada sesama juga telah dilebur dengan saling meminta maaf. Tradisi penyajian makanan ketupat, konon digunakan Sunan Kalijaga dalam mensyiarkan ajaran Islam di Pulau Jawa yang pada waktu itu masih banyak yang meyakini kesakralan kupat. Asilmilasi budaya dan keyakinan ini akhir­nya mampu menggeser kesakralan ketupat menjadi tradisi Islam, ketika ketupat menjadi makanan yang selalu ada pada lebaran.  P E WA R A D I N A M I K A J U L I 2 0 1 8 5


 S U R AT P E M B A C A

DOK. UPT LBK UNY

Sebagai mahasiswa saya termasuk penasaran dengan seluk beluk Universitas. Bermula ketika berselancar di website UNY, saya penasaran dengan unit pelaksana teknis layanan bimbingan dan konseling. Penasaran dengan layanannya saya mencoba berkunjung ke UPT LBK. Ternyata tempatnya cukup sulit dijangkau jika itu sebagai sebuah akses untuk layanan bagi mahasiswa, tepatnya di sebelah belakang gedung LPPM atau bersisihan dengan PUSKOM. Layanan bimbingan dan konseling menempati ruang yang cukup memadai jika didatangi oleh para mahasiswa. Oleh WILCO ALFARISI Pembaca Pewara Dinamika

Sebenarnya konsep layanan cukup beragam, dari layanan bersifat individual maupun kelompok. Jika ingin mengetahui tentang IQ, ada psikolog yang siap melayani sekaligus berkonsultasi. Dari petugas, juga diberi informasi kalau ingin menyelesaikan problem yang sedang dihadapi bisa datang untuk mendapatkan layanan konseling. Ternyata layanan ini tidak hanya untuk mahasiswa tetapi seluruh civitas akademika universitas, bahkan masyarakat umum dapat menggunakan 6 P E WA R A D I N A M I K A J U L I 2 0 1 8

fasilitas ini. Ada istilah yang menurut saya berbeda dengan ahli lain jika menyebut para dosen yang tergabung dalam layanan ini yaitu konselor. Konselor merupakan bapak/ibu dosen yang bertanggung jawab dalam memberikan layanan di unit pelaksana teknis layanan bimbingan dan konseling. Dosen yang memiliki keahlian dalam bidang bimbingan dan konseling serta psikolog merupakan ujung tombak dalam layanan pada mahasiswa. Melihat sepintas tentang layanan bimbingan dan konseling, terbersit harapan

bahwa universitas kita dapat mewujudkan generasi yang berkarakter karena layanan akademik dan non akademik cukup menjadi perhatian. Namun demikian khususnya layanan bimbingan dan konseling perlu memperoleh perhatian agar mahasiswa mendapatkan kecukupan fasilitas psikologis.

Akses untuk menuju UPT LBK perlu menjadi bahan pertimbangan, Artinya tempat strategis dan mudah dijangkau oleh mahasiswa akan menjadi salah satu daya tarik untuk sekedar berkunjung ataupun memperoleh layanan. Di samping itu, ada kecenderungan orang yang memerlukan layanan psikologis, dipengaruhi oleh kesehatan fisik sehingga perlu dekat dengan poliklinik. Saya cukup berbangga bahwa universitas sedang membangun fasilitas laboratorium di setiap fakultas dan pengembangan gedung program pasca sarjana, tentunya akan berdampak pula pada pengembangan layanan bimbingan dan konseling. Tampaknya kebijakan universitas untuk memindah layanan BK sudah ada. Terbukti dari informasi petugas, bahwa layanan bimbingan dan konseling akan menempati gedung pasca lama, dan semoga semakin mendekatkandengan kepentingan mahasiswa.

Redaksi menerima tulisan untuk rubrik Bina Rohani (panjang tulisan 500 kata), Cerpen (1000 kata), Opini (900 ka­ta), Puisi/Geguritan/Tembang (minimal dua judul), dan Resensi Media (500 kata). Tulisan harus dilengkapi de­ngan iden­ti­tas yang jelas, nomor yang bisa dihubungi, pasfoto (khusus Opini), serta keterangan dan sampul media (khu­sus Re­sen­si Media). Tulisan dikirim me­la­lui pewaradinamika@uny.ac.id atau langsung ke kan­tor Humas UNY. Bagi yang dimuat, ho­nor dapat diambil di kantor Humas Universitas Negeri Yogyakarta.


T I P S -T I P S

ď Š

UANGONLINE.COM

Oleh IGNATIUS WILCO AR-RAZAK Aktivis Mahasiswa

M

udik telah lama menjadi salah satu tradisi khas lebaran di Indonesia. Animonya merangkak dimulai dari sebelum puasa, bahkan sampai jelang sehari sebelum takbir berkumandang. Jalanan penuh sesak merupakan ciri tak terelakkan. Trafik transportasi pun meningkat di saat-saat ini. Namun, mudik tak melulu harus disandingkan dengan beragam kejadian nahas di jalanan, terutama bagi yang membawa kendaraan pribadi. Berikut halhal yang dapat dipersiapkan supaya para pembaca sekalian bisa aman berkendara di jalan saat mudik.

1

Periksa Kondisi Tubuh Jangan cuma memeriksa kondisi kendaraan saja, tetapi mengabaikan kesehatan tubuh pengendaranya sendiri. Berkendara dengan kondisi kurang fit dapat memperbesar terjadinya kecelakaan akibat menurunnya konsentrasi. Sebelum bepergian jauh, ada baiknya perbanyak minum air putih dan senantiasa menyediakan suplemen multivitamin.

Tips Aman Berkendara Saat Mudik 2

Cek Kendaraan Anda Elemen penting dalam menyiapkan mudik lebaran adalah memeriksa kendaraan lebih dulu sebelum turun ke jalan. Banyak yang seringkali alpa mengecek ulang keadaan kendaraan sehingga tidak sedikit yang mengalami problem di tengah perjalanan. Cek kendaraan Anda ke bengkel terdekat. Keadaan kendaraan berpengaruh terhadap keselamatan Anda dan keluarga. Usahakan periksa mesin, rem, oli, roda, dan kecukupan bensin.

3

Hindari Mengangkut Penumpang Melebihi Batas Kendaraan Mengangkut orang atau beban yang melebihi kapasitas kendaraan berpotensi mempengaruhi keselamatan sekaligus kenyamanan ketika mudik. Bawalah barang yang penting-penting saja. Tidak perlu membuat kabin tambahan guna menambah jumlah muatan, terutama bagi para pengendara sepeda motor. Hal tersebut akan membuat motor menjadi semakin berat dan

kehilangan keseimbangan. Demi keselamatan dan kenyamanan mudik, hendaklah poin ini tidak disepelekan.

4

Ajak Teman Bila Anda merupakan tipe pengendara yang mudah mengantuk, mengajak seorang teman bisa menjadi solusi. Teman akan membuat perjalanan lebih hidup. Saat berkendara sendiri, acapkali yang menjadi pengisi jeda hanya suara bising jalanan, suara angin, atau lagu di radio bagi pengendara mobil. Keberadaan teman akan menghidupkan suasana dan menghilangkan rasa kantuk. Bahkan, keberadaan teman bisa sangat membantu saat terjadi hal tak terduga seperti ban bocor atau kehabisan bensin.

5

Hindari Rute Alternatif yang Kelewat Sepi Rute alternatif seringkali jadi pilihan para pengendara. Lebih cepat dan anti macet merupakan salah satu alasan mengapa banyak rute alternatif bermunculan ketika mudik

berlangsung. Namun, ada baiknya menghindari rute alternatif yang sepi apabila berkendara di malam hari. Banyak kejadian kejahatan semacam begal yang marak muncul ketika hari sudah gelap. Apabila tidak ada alternatif jalan lain, maka tingkatkanlah kewaspadaan. Selalu awasi sekitar, terutama bagian belakang melalui spion. Anda juga bisa mengakali problem ban bocor mendadak akibat medan asing dengan membawa ban cadangan atau menggunakan ban tubeless supaya lebih aman.

6

Bijaklah dalam Berkendara dan Utamakan Keselamatan Kecelakaan yang terjadi selama mudik kebanyakan disebabkan oleh kelalaian pengendara. Untuk menghindari hal yang tidak diinginkan selama perjalanan, sebaiknya Anda mengutamakan keselamatan, tidak perlu egois saat berkendara di jalan, dan gunakan atribut lalu lintas yang sesuai dengan peraturan yang berlaku, misalnya menggunakan lampu kendaraan dengan warna standar. Tetap waspada dan berkendaralah sesuai aturan. P E WA R A D I N A M I K A J U L I 2 0 1 8 7


Laporan Utama

Ketika Karangmalang dan Mrican, Kembali ke Fitrah Kembali ke Fitrah, bagi Karangmalang dan Mrican tak hanya sekadar saling memaafkan dan berdoa kebaikan. Ia menjadi momen mengenang, betapa lengangnya daerah itu tanpa hiruk pikuk mahasiswa. Momentum warga atas pendatang yang kadang dirisaukan, namun juga tak jarang dirindukan. Oleh ILHAM DARY ATHALLAH Editor BUDI MULYONO

J

ejak hutan lamtoro di timur rektorat UNY, laksana terkisah dalam Pewara Dinamika edisi Maret 2016, telah dikenang selama hampir dua dekade. Pada awal 80an, tatkala UNY bernama IKIP Negeri Yogyakarta, para pemangku jabatan masa itu memilih tanaman jenis perdu sebagai bakal lahan hijau kampus. Dilansir dari ICRAF Agroforestry Tree Database, tanaman lamtoro masuk ke dalam suku Fabaveae atau polong-polongan. Selain penghijauan, tanaman itu dipercaya mencegah erosi. Secara fisik, lamtoro memiliki jenis daun majemuk yang berbentuk sirip-rangkap. Biasanya, sirip lamtoro berjumlah 3-10 pasang. Poros sirip daun terletak sebelum sirip terbawah. Tiap sirip memiliki anak daun sebanyak 5-20 pasang yang berhadapan dan memanjang. Ia memiliki ujung runcing dan pangkap miring dengan permukaan yang halus dan berjumbai. Lamtoro juga memiliki bunga majemuk yang berupa bongkol bertangkai. Uniknya, tangkainya panjang dan berkumpul dalam satu malai yang berisi 2-6 bongkol. Pada tiap bongkol, tersusun berdasarkan 100-180 kuntum bunga yang membentuk bola berwarna putih. Selain itu, buah lamtoro mengandung sekitar 15-30 biji yang terlentang melintang pada tiap polongan. Bentuknya unik seperti telur sungsang. Dengan warna buah coklat tua mengkilap, biji lamtoro acap kali disamakan dengan biji petai. Meskipun demikian, secara ukuran biji lamtoro terbilang lebih kecil daripada petai. 8 P E WA R A D I N A M I K A J U L I 2 0 1 8

Keunikan lamtoro inilah yang membuat khalayak jatuh hati padanya. Tak terkecuali bagi bocah berusia lima sampai sepuluh tahun. Sebelum hutan lamtoro digunduli, bocah yang berasal dari dusun Mrican maupun Karangmalang tak absen beramain di sana. Biasanya, tatkala bulan puasa, khusus bakda subuh, suara riuh-rendah para bocah terdengar di sekitar rektorat. Mereka bermain bersama dengan girang di bawah lindungan hutan lamtoro. Suasana masih sepi, dan hanya pekikan mereka yang mengisi kegaduhan Mrican pada tiap senja tiba. Kenangan itu dituturkan oleh Ida, mahasiswi Pendidikan Tata Boga, 22 tahun, yang menjadi saksi historis masa kanak-kanaknya di hutan lamtoro itu. “Dulu saya santriwati di Masjid Baiturrahmat, Mrican, Pringgondani, yang sempat menikmati hutan lamtoro pada 2002. Saat itu sudah menjadi kebiasaan anak-anak di sekitar Karangmalang dan Mrican setelah subuhan untuk bermain di IKIP. Menurut kami kala itu, hutan di dekat rektorat tersebut sangat rindang, bahkan sangat nyaman untuk tiduran di sana,” tuturnya. Menurut Ida, sewaktu itu nama “IKIP” cenderung lebih familier di mata masyarakat sekitar. Kini, hutan itu telah tiada seiring

Saya tertegun. Saya orang Mrican, tapi cepat sekali bertumbuh dan berubah. Momenmomen sepi seperti ini, membuat saya berkilas balik."

dengan berdiri kokohnya Gedung Pascasarjana Baru. Tepat di utaranya, rumah dinas berarsitektur tua dan kecil khas kediaman di masa lampau, termasuk satu rumah yang pernah dihuni Prof. Lafran Pane layaknya ditukil Pewara Dinamika edisi November 2017, juga telah sirna. Tempat itu telah berubah menjadi Plaza UNY dan gedung-gedung kokoh penyokong fasilitas mahasiswa. Sedangkan suara Ida dan kawankawan, telah terganti dengan deru kendaraan yang selalu memadati Jalan Affandi, dulu Jalan Gejayan, kala jam pulang kerja. “Saya tertegun. Saya orang Mrican, tapi cepat sekali bertumbuh dan berubah. Momen-momen sepi seperti ini, membuat saya berkilas balik,” ujar Sarono, Ketua RW 09 Mrican. Koefisien hijau, dimana jumlah pohon dan ruang terbuka suatu lahan, memang tetap dijaga UNY. Namun ketiadaan kontur laksana di masa lampau, membuat orang-orang bernostalgik. Terlebih ketika mereka yang menjadi penghuni gedunggedung baru itu, sedang berpulang ke kampung halamannya masingmasing. Tak hanya membuat kampus-kampus di daerah ini, layaknya UNY dan Universitas Sanata Dharma, menjadi lengang. Tapi juga kos yang mereka tempati, jalanan yang ia singgahi, hingga warung makan yang kerap dijabani mahasiswa. Sarono mengungapkan, bahwa mahasiswa dan segala kegaduhannya, memang tak jarang dirisaukan. Tapi ketika mereka sedang kembali ke dekapan kampung asalnya masing-masing, warga Mrican tak hanya berkilas balik. Mereka juga merindukan Mrican, dengan segala dinamika kesehariannya.


Laporan Utama

ARIF / HUMAS

“Jadi ya, ini momentum bukan hanya kita kembali ke fitrah. Tapi juga kampung kita, kembali ke fitrah. Desa sepi, kita rindu mahasiswa. Desa rame, kita rindu sepi. Intinya sejenak, dengan kesepian ini, kita kembali ke sediakala. Kembali ke fitrah,” ujar Nur Prayitno, salah satu pengurus RW 04 Mrican.

ini mulai ia rasakan sejak Senin (11/06/2018) kemarin.

Lengangnya “Burjo” Memasuki musim mudik yang berarti juga musim liburan bagi para mahasiswa, beberapa warung Burjo yang berada disekitar kampus juga terimbas menjadi sepi pembeli. Tak terkecuali pada warung Burjo yang berada di sekitar kampus UGM dan UNY misalnya, di daerah Karangmalang. Asep (27), salah satu pemilik burjo, menuturkan jika musim libur seperti ini warung miliknya sepi pembeli.

Asep menambahkan, di hari biasa saja pembeli yang datang sampai

Ia mengatakan, sepinya pembeli

“Biasanya ramai. Kalau libur gini sepi, paling siang aja. Kalau hari biasa malam itu ramai sekali. Kalau 25 motor yang parkir ada kalau hari biasa,” tutur warga asal Kuningan ini.

Jauh banget omzetnya turun. Ada kalo sampai 70%. Tapi semua itu disyukuri sajalah gimana. Kalau pas masuk wah alhamdulillah."

duduk lesehan di seberang jalan karena ramainya pembeli. Dirinya menuturkan, rata-rata pelanggannya merupakan mahasiswa rantau asli luar daerah. Sehingga jika musim libur seperti ini mahasiswa kembali ke kampung halamannya. “Jauh banget omzetnya turun. Ada kalo sampai 70%. Tapi semua itu disyukuri sajalah gimana. Kalau pas masuk wah alhamdulillah,” kata Asep. Ia mengaku pendapatan dari Burjo selama musim liburan menurun. Namun bukan berarti semua Burjo mengalami penurunan omzet. Karena kebanyakan Burjo, justru memilih tutup saat lebaran guna turut pulang kampung ke penjuru Jawa Barat yang notabene menjadi tempat tinggal asal mereka. Pemilik dan para pedagang burjo, layaknya dikutip Tribunnews pada P E WA R A D I N A M I K A J U L I 2 0 1 8 9


Laporan Utama

(28/12/2017), kerap ikut mudik gratis yang digelar oleh perusahaan mie instan atau minuman instan yang dijual di Burjo. Kepulangan 1.650 pedagang warung makan Indomie (Warmindo) DI Jogjakarta ke daerah asalnya di Kabupaten Kuningan, Jawa Barat dan sekitarnya selama dua minggu, mulai Senin (11/6) hingga sekitar akhir bulan Juni diperkirakan terjadi perhentian perputaran keuangan di warung burjo tersebut sebesar Rp 10,5 miliar. Ketua Paguyuban Pengusaha Warga Kuningan (PPWK) DI Jogjakarta, Andi Waruga mengatakan, mudik gratis ini merupakan agenda tahunan hasil kerja sama dengan Indofood. Pada tahun 2018, tercatat 1.650 pedagang Warmindo dan keluarganya yang ikut serta. “Jumlah peserta mudik gratis naik 150 orang dibandingkan tahuh lalu yang hanya 1.500 orang,� jelas Andi sebelum pemberangkatan mudik. Branch Manager PT Indofood CBP Sukses Makmur area DI Jogjakarta dan Semarang, Devie Permana menjelaskan, kegiatan mudik 10 P E WA R A D I N A M I K A J U L I 2 0 1 8

bareng tahun ini sudah yang ke 23 kalinya, sebagai bentuk terima kasih perusahaan kepada mitra kerja. Kegiatan mudik bareng dengan angkutan bus, kali pertama dilaksanakan pada 1994. Selain digelar di Yogyakarta, mudik bareng Warmindo juga dilaksanakan di Semarang dan Solo.

REKTORAT UNY TAMPAK LENGANG

Kembali Ramai di Akhir Bulan Identik dengan predikat kota pelajar, sentra mahasiswa di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) diproyeksikan akan kembali ramai menjelang masa daftar ulang ataupun penerimaan mahasiswa baru layaknya tes seleksi masuk dan OSPEK. Menjelang tahun ajaran

Kegiatan mudik bareng dengan angkutan bus, kali pertama dilaksanakan pada 1994. Selain digelar di Yogyakarta, mudik bareng juga dilaksanakan di Semarang dan Solo.

baru, calon siswa atau mahasiswa memang kerap disibukkan dengan mencari tempat kos atau kontrakan. Akhir bulan diproyeksikan menjadi waktu keramaian tersebut akan terjadi. Salah satu lokasi yang menjamur bisnis kos-kosan di wilayah Karangmalang, Desa Caturtunggal, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, DIY. Di wilayah tersebut berdiri kampus negeri ternama, Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) dan Universitas Gadjah Mada (UGM). Hal itu yang mendasari banyaknya tempat kos di sekitar wilayah itu. Biaya kos yang ditawarkan bervariatif, ada yang bisa disewa harian, bulanan hingga per tahun. Fasilitasnya pun menyesuaikan dengan harga sewa. Untuk kos paket hemat, Jayadi sebagai salah satu pemilik kos daerah Karangmalang menyatakan harga yang ia tawarkan sebesar per bulan sekitar Rp 459 ribu. Fasilitasnya kamar ukuran 2,5x3 meter, dan sudah termasuk biaya listrik dan air. “Tapi kalau di tempat saya minimal satu tahun sewa, Rp 5,5 juta per


Laporan Utama

BAG. INFORMASI UNY

tahun,” kata Bu Jayadi, seorang pemilik kos yang berada tepat di belakang kampus UNY, Senin (9/7/2018). Menurutnya, rata-rata kos di wilayah Karangmalang biaya sewanya standar seperti yang dia pasang. Koskosan itu ada yang jadi satu dengan induk semang, ada yang berdiri terpisah dengan rumah pemilik kos. “Ini jadi satu dengan rumah saya, jadi keamanan cukup terjamin. Jam tamu berkunjung juga dibatasi, termasuk tamu lawan jenis ada aturan dilarang masuk kamar,” jelasnya. Sementara bagi yang ingin kos di kos-kosan eksklusif, di wilayah Karangmalang ada yang menawarkan dengan biaya sewa Rp 2,8 juta per bulan. Fasilitas yang ditawarkan bak menginap di hotel. Ada fasilitas parkir mobil dan motor di dalam, wifi, tv kabel, full perabotan di dalam kamar, kamar mandi di setiap kamar, laundry, mandi air panas, dan pengamanan sekuriti serta kamera CCTV 24 jam. “Kalau harian Senin-Kamis Rp 200 ribu, Jumat-Minggu Rp 225 ribu,” kata Didik, seorang pengelola kos

eksklusif yang terletak di antara kampus UNY dengan UGM itu. Pada Minggu pagi, (08/07/2018), dan dua minggu setelahnya, (22/07/2018), keramaian mencari kos tersebut bertumbukan dengan agenda ujian seleksi mandiri yang digelar UGM dan UNY secara berurutan. Bagi UGM sendiri, layaknya dikutip portal ugm.ac.id, peserta Ujian Tulis UGM tahun ini mencapai 60,571 peserta. “Ini meningkat dari tahun sebelumnya yang mencapai 47,306 peserta,” kata Panut dalam jumpa pers di Ruang Sidang Rektor UGM pada (08/07/2018). Sedangkan Seleksi Mandiri (SM) Ujian Tulis di Universitas Negeri

Jumlah peserta ujian tulis mengalami kenaikan sebesar 12 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang diminati 18.041 orang.

Yogyakarta (UNY) tahun 2018 yang digelar dua minggu setelahnya, diikuti 20.157 peserta. Menurut keterangan tertulis Setyo Budi Takarina, Kepala Biro Akademik Kemahasiswaan dan Informasi UNY, peserta SM terbagi atas 19.486 peserta ujian tulis dan 671 orang peserta CBT (Computer Based Test). Jumlah peserta ujian tulis mengalami kenaikan sebesar 12 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang diminati 18.041 orang. Jumlah pendaftar rumpun Sains dan Teknologi sebanyak 5.938 peserta, Sosial Humaniora sebanyak 12.816 peserta, dan Campuran sebanyak 1.403 peserta. “Selama pelaksanaan ujian tulis seleksi mandiri berlangsung, pengguna jalan diimbau agar menghindari ruas Jalan Colombo, Yogyakarta dan sekitarnya untuk mengantisipasi kemacetan. Walaupun, kegiatan di UNY juga telah berlangsung sejak usai libur lebaran. Kegiatan sofstkill untuk mahasiswa baru, misalnya,” ujar Prof. Sutrisna Wibawa, Rektor UNY. Menandakan daerah Karangmalang dan Mrican, akan kembali lagi ke fitrahnya di masa kini: sebagai salah satu pusat pencerdasan bangsa. P E WA R A D I N A M I K A J U L I 2 0 1 8 11


Laporan Utama

"Penunggu" yang Mengamankan UNY Kala Lebaran

UNY punya penunggu hebat. Keberadaannya menjaga keamanan kampus dari tangan-tangan culas maupun yang usil. Keamanan itu hadir bukan dengan kekuatan mistis. Tapi lewat semangat pengabdian para satpam, yang tetap hadir secara jiwa raga di kala cuti lebaran. Oleh ILHAM DARY ATHALLAH Editor BUDI MULYONO

H

endratno, salah satu satpam di Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) UNY, masih ingat ketika ia bersua dengan sanak familinya kala hari kemenangan tiba. Silaturahim yang dilakukannya bersama para tetangga dan sanak famili, terkesan terbirit-birit. Sungkem, ngobrol sebentar, lalu hengkang secepat kilat dari Kotagede yang menjadi kampung tempatnya tinggal. Secara rata-rata, Hendratno mengungapkan bahwa ia hanya menghabiskan sepuluh hingga tiga puluh menit di tiap rumah yang disambanginya. Bisa lebih lama, ungkapnya jika dipaksa menyantap hidangan yang telah disajikan sang empu rumah. Tapi semua agenda berkeliling itu, telah berakhir kira-kira kala adzan dhuhur berkumandang. “Tapi kalau tidak disuruh, ngobrol bentar, terus ya ngacir (segera meninggalkan rumah) saja,” kenang Hendratno sambil terkekeh. Tujuan Hendratno kala bergegas waktu lebaran itu, selorohnya bercanda, untuk kembali menjadi penunggu FIP. Ia tak segan dan justru bangga ditugaskan turut serta mengabdi dalam mengamankan UNY kala lebaran. Bersama rekanrekan pengamanan di FIP, maupun di seluruh UNY sesuai penugasan yang diberikan oleh Subbag Rumah Tangga. Kenyamanan bekerja, dan kuatnya rasa persaudaraan dengan sesama 12 P E WA R A D I N A M I K A J U L I 2 0 1 8

civitas hingga para mahasiswa, membuat pekerjaan begitu nikmat dan ikhlas ditunaikan. “Pokoke seneng niku berlanjut penak lan tentreming ati (Intinya, suasana kerja yang menyenangkan berujung pada pekerjaan dapat ditunaikan dengan nyaman dan menentramkan hati). Bahkan hingga dengan Pak Rektor dan Pak Wakil Rektor III, kami woo jan gojegan iku koyo ketemu koncone lawas (seperti bersenda gurau dengan kawan lama),” ungkap Hendratno yang menyatakan kebanggaannya bersama rekan sejawat, menjadi “penunggu” UNY di kala civitas lain sedang tak bekerja. Direncanakan Jauh-Jauh Hari Untuk mengintesifkan kerja-kerja keamanan tersebut, perencanaan sudah dicetuskan sejak akhir bulan Mei 2018 seiring dengan surat edaran dari Kemristekdikti, peraturan rektor, serta surat edaran Rektor nomor 03/SE/2018 tentang Perubahan Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama UNY Tahun 2018. Keputusan Rektor kemudian meresmikan digelarnya panitia bukan hanya untuk pengamanan, namun sekaligus pemantauan dan kebersihan Kampus Universitas Negeri Yogyakarta pada cuti

Keputusan Rektor kemudian meresmikan pemantauan dan kebersihan Kampus Universitas Negeri Yogyakarta pada cuti lebaran 1439H.

lebaran 1439H. Prof. Edi Purwanta selaku Wakil Rektor II, dalam menerbitkan panduan dan tata kelola pengamanan lebaran, menyatakan pihaknya memiliki tiga tujuan utama dalam menggelar kegiatan tersebut. Yang pertama, adalah menjaga keamanan sarana dan prasarana kampus. Pengamanan yang selama ini telah digelar kampus setiap cuti panjang tiba oleh satpam serta staf-staf tertentu, dipandang mampu melaksanakan tugas pengamanan. Termasuk, menghadirkan tim pemantau sebagai bentuk pengawasan dan evaluasi untuk mengendalikan jalannya pengamanan. “Bahwa dalam rangka menjaga sarana dan prasarana pada hari libur hari raya idul fitri 1439 H tahun 2018 Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta, perlu dilakukan pengamanan kampus selama 24 jam selama libur hari raya dan cuti bersama yaitu dari shif II tanggal 10 Juni 2018 s.d. shif III tanggal 20 Juni 2018,” ujar Edi. Selain itu, tujuan kedua dari kegiatan pengamanan, pemantauan, dan kebersihan kampus, adalah untuk memastikan proses pengamanan dan kebersihan kampus berjalan dengan baik dan benar. Kampus sebagai aset negara yang peruntukannya vital bagi masyarakat, dalam pandangan Edi penting untuk dijaga kondisinya secara prima. Karena jika rusak, ataupun tidak memenuhi poin tujuan ketiga dari kegiatan ini berupa terjaganya kebersihan Gedung dan lingkungan kampus guna menjamin proses belajar mengajar setelah libur dapat segera berjalan dengan lancar, maka


Laporan Utama

ARIF / HUMAS

mahasiswa dan masyarakatlah yang akan dirugikan. Padahal, fasilitas kampus hadir karena ada sumbangan masyarakat dan uang pajak mereka. “Bagi kami, kalau ada fasilitas yang rusak, atau tidak prima, diperbaiki atau dicat dan pengadaan lagi, itu kan ragad maneh (mengeluarkan biaya lagi). Jadi sayang uang mahasiswa dan uang masyarakat jika harus dikeluarkan hanya karena fasilitas yang tidak teramankan,” imbuh Ganjar Triyono, Kasubbag Rumah Tangga UNY. Tantangan Berat di Setiap “Medan” Dari perumusan tujuan-tujuan tersebut, tugas pengamanan dilakukan secara intensif dengan membagi zona-zona yang dipimpin oleh Bagian Rumah Tangga atau satuan pengamanan di masingmasing zona. Setiap fakultas misalnya, menjadi zona masingmasing dan diberi otoritas untuk membentuk tim pengamanan secara proporsional. Begitupula dengan zona-zona non fakultas layaknya rektorat, Plaza UNY, PerpustakaanDigital Library-Museum,

PARA PUNGGAWA KEAMANAN UNY YANG SELALU SIAGA

Auditorium-Rumah Dinas, LPPM, LPPMP, Puskom, dan LIMUNY. Semua zona tersebut dijadwalkan memiliki penjagaan dengan sistem bekerja tiga shift dalam sehari. Masing-masing berlangsung selama delapan jam, antara pukul 07-15, 15-23, dan 23-7. Pembagian shift ini berlangsung secara rutin bagi petugas keamanan. Namun diungkapkan oleh Winarso, Kasubbag Umum Kepegawaian dan Perlengkapan FIP, khusus pada hari H Idul Fitri pengamanan pada shift pagi diberikan khusus kepada petugas pengamanan yang beragama non-muslim.

Tugas pengamanan dilakukan secara intensif dengan membagi zona yang dipimpin Bagian Rumah Tangga atau satuan pengamanan di masing-masing zona.

“Itu berlangsung secara musyawarah, ada rembugan, menentukan tanggal. Toleransi hadir di FIP, yang muslim diberikan kesempatan untuk tidak shift waktu pagi lebaran guna menunaikan sholat ied,” kenang Winarso. Dalam satu shift tersebut, pada umumnya dijaga setidak-tidaknya dua orang petugas pengamanan. Dengan demikian, pengamanan dapat berlangsung optimal karena masing-masing zona memiliki cakupan luas yang variatif. Petugas kebersihan, tidak terlibat dalam shift ini karena hanya ditugaskan setiap dua hari sekali. “Ada yang sangat kecil, sebut saja auditorium dan rumah dinas, atau perpustakaan dan Museum UNY. Tapi ada juga yang sangat luas, seperti zona rektorat. Karena dari pintu masuk sampai gedung rektorat. Setiap hari, ada monitoring dan pejabat struktural dibagi sampai zona tersebut,” ungkap Ganjar. Walaupun demikian, tantangan dalam keamanan menurut Ganjar tak hanya tergantung dari cakupan luas P E WA R A D I N A M I K A J U L I 2 0 1 8 13


Laporan Utama

BAG. INFORMASI UNY

wilayah suatu zona. Aset yang ada di dalam setiap zona, juga menambah kerumitan tersendiri. Perpustakaan misalnya, walaupun kecil, namun menyimpan ratusan komputer termasuk “kebun apel” yang telah dikisahkan dalam Pewara Dinamika edisi April 2018. Penjebolan laboratorium komputer oleh sindikat kriminal layaknya dikisahkan pemberitaan-pemberitaan di masa lampau, menjadi perhatian tersendiri bagi tim keamanan untuk memastikan bahwa hal serupa tidak terjadi di kampus ini. “Terlepas dari perampokan seperti itu sudah jarang, tapi adanya pengalaman seperti itu tetap harus membuat kita waspada. Seperti kata Bang Napi (tokoh pembawa acara berita kriminal di salah satu stasiun TV swasta), kejahatan terjadi bukan hanya karena ada niat pelakunya, tapi juga karena ada kesempatan,” ujarnya. Selain itu, lokasi dari setiap zona juga menimbulkan tantangan yang variatif. Fakultas Ilmu Pendidikan, diungkapkan oleh Winarso, memiliki akses tembus ke Program Pascasarjana dan Plaza UNY yang dapat dilalui lewat jalan setapak. Bagi Wahana Yudha dan Heri 14 P E WA R A D I N A M I K A J U L I 2 0 1 8

Herlambang, satpam Rektorat UNY, mengamankan zona rektorat juga tak kalah menantangnya dari zona lain karena terkait dengan keberadaan gedung rektorat sebagai simbol sekaligus lokasi perkantoran yang sifatnya menyerupai VIP.

KELENGANGAN REKTORAT UNY KALA LIBUR

“Kampus Mandala dan UPP UNY di lokasi kampus lain, saya juga pernah jaga. Aman terkendali. Intinya kita sudah terbiasa, lillahi taala karena kita menjaga aset negara dan melayani ketika yang lain berlibur,” ungkap Heri yang berasal dari Manado, Sulawesi Utara, dan tidak dapat menunaikan ritual mudik demi pengabdiannya kepada UNY. Di lain tempat, Fakultas Ekonomi, ungkap Ganjar, menjadi lokasi

Mengamankan zona rektorat juga tak kalah menantangnya terkait dengan keberadaan gedung rektorat sebagai simbol sekaligus lokasi perkantoran yang sifatnya menyerupai VIP.

yang juga cukup menantang karena adanya pagar yang menghadap akses jalan umum. Lalu lalang setiap kendaraan di jalan tersebut, tentu tak bisa sepenuhnya dipantau oleh satpam secara langsung. Sehingga sempat terjadi, adanya vandalisme berupa corat-coret yang dilakukan oleh oknum mahasiswa secara kucing-kucingan. Ketika para Satpam baru saja selesai berkeliling, mereka datang menggunakan motor lalu mencoretcoret tembok untuk menyuarakan aspirasinya. “Waktu itu ada aspirasi terkait uang pangkal. Memang ada yang masih berbeda pendapat. Ini seharusnya disampaikan langsung ke jalur yang formal, kepada pihak pimpinan langsung sampaikan. Karena keluarga dewe, paling ya mung kita ingatkan. Padahal orang luar bisa dipidana. Kalau dicoret-coret, lalu di cat lagi, kan biaya lagi,” tutur Ganjar seraya mengungapkan kekecewaannya atas kejadian vandalisme tersebut. Sembari berharap bahwa kedepan, seluruh civitas dapat berkontribusi lewat perannya masing-masing guna mendukung berlangsungnya keamanan dan penjagaan fasilitas. 


Laporan Utama

Ke Alam Abadi, Manusia Mudik Mudik tak hanya perpindahan fisik. Dari kota ke desa. Tapi mudik juga sarana kontemplatif. Perenungan asal-muasal. Dari Tuhan kembali ke Tuhan Oleh RONY K. PRATAMA Editor BUDI MULYONO

M

BRILIO

udik tak hanya perpindahan fisik. Dari kota ke desa. Tapi mudik juga sarana kontemplatif. Perenungan asal-muasal. Dari Tuhan kembali ke Tuhan. Berbondong-bondong orang mudik ke dusun tempat kelahiran. Membangun percakapan kepada sanak-saudara, mereka rela meluangkan waktu bersua di tengah kesibukan kerja. Mudik membawa berkah persaudaraan. Abdul Malik Usman memperdalam makna mudik. Ternyata mudik tak melulu soal pindah tempat, tetapi kesadaran transendental. “Kembali ke tempat asal itu sebetulnya bisa diletakan ke dalam latihan atau prakondisi. Kita bisa ambil ibrahnya (pesan moral), bahwa kelak kita akan mudik ke kampung halaman abadi,” katanya. Abdul mendasarkan ucapannya itu dari terminologi innalillahi wa innailaihi rajiun. Mudik ke alam abadi juga harus membawa bekal. Menurutnya, bekal itu antara lain, iman dan amal saleh. Mudik tiap tahun bisa menjadi momentum reflektif. “Sesungguhnya kita akan kembali ke Allah,” imbuh Abdul. Jamak orang, menurut ahli tasawuf itu, luput memaknai mudik ke titik akhirat. Mudik sebatas dipahami secara fisik, yakni perpindahan tempat satu ke tempat lain. Padahal, bagi Abdul, mudik mempunyai arti lebih luas dan tak sekadar mobilitas fisik. Cak Nur, cendekiawan muslim, pernah menandaskan pengertian mudik dalam sudut pandang yang berbeda. Abdul mengutip kalimat pemilik nama lengkap Nurcholish Madjid itu. “Mudik itu tidak sekadar

asal-usulnya. Mudik itu menandakan komitmen batin manusia terhadap sangkan-paran dirinya.” Ada kesinambungan jelas antara mudik dan kesadaran vertikal terhadap Tuhan. Keduanya dipertautkan oleh kehendak untuk kembali. Yang satu ke suatu tempat fisik, sedangkan yang kedua ke ruang batin menuju pencipta. Pada aras demikian, mudik, seperti penjelasan Abdul, Cak Nur, dan Cak Nun, mempunyai kerangka sama, sekalipun memiliki komponen subtil: mudik dapat dimaknai kembali ke tempat keabadian setelah wafat.

pergerakan manusia atau orangorang kota kembali ke desa asal. Mudik sesungguhnya merefleksikan perjalanan anak manusia kembali ke akar eksistensialnya,” kutipnya. Kata eksistensial diperjelas Abdul. Menurutnya, akar eksistensial tiada lain ialah Idul Fitri. Salah satu makna fitrah Idul Fitri, jelas Abdul, adalah kejadian. Titik berangkatnya didasarkan atas konsep manusia, selain makhluk jasmani, juga merupakan makhluk rohani. “Roh ini sebetulnya rindu ke tempat asal. Hakikatnya begitu,” ujarnya. Setarikan napas dengan Cak Nur soal definisi “lain” mudik, Muhammad Ainun Nadjib, panggilan akrab Cak Nun, dalam esai terkenalnya bertajuk Budaya Mudik dan Kesadaran Sangkan Paran (2015), menulis, “Orang beramai-ramai mudik itu sebenarnya sedang setia pada tuntutan sukmanya untuk bertemu dan berakrab-akrab kembali dengan

Menurutnya, akar eksistensial tiada lain ialah Idul Fitri. Salah satu makna fitrahnya adalah kejadian.

*** Filsuf Ren Descartes mengatakan cogito ergo sum—aku berpikir maka aku ada. Oleh Abdul dikonstruksi menjadi mudiko ergo sum. Maknanya kemudian menjadi, “Aku mudik untuk menyatakan aku ada. Aku mudik untuk menyatakan makna eksistensial.” Penegasan ini memotret gejala sosiologis pemudik di kampung halaman. Ia mudik untuk menegaskan kepada liyan bahwa dirinya masih ada. Eksplanasi ciamik Abdul memberi bentangan luas kalau orang kota melakukan mudik maka ia mene­ gaskan keberadaannya. “Bahwa mere­­ka di kota tapi masih pulang ke desa,” tuturnya. Pulang ke kampung halam­an tegas digeliatkan pemudik. Abdul menganalisis fenomena itu karena pemudik merindukan nilaini­lai primordial dan kasih sayang yang bersemayam di kehidupan desa. Nilai itu hampir luput di kehidupan kota. Nilai luhur mudik, jarang diketahui mayoritas orang. “Kalau mudik hanya dimengerti sebatas rutinitas, ya itu persitiwa mekanik juga. Harusnya mudik dipahami pula sebagai mudiko ergo sum untuk menyatakan bahwa aku ada secara kultural dan nasab,” tutupnya. P E WA R A D I N A M I K A J U L I 2 0 1 8 15


Laporan Utama

Hiruk-Pikuk Lebaran, Antara Ramai dan Sepi Analekta pengalaman menjelang lebaran ala mahasiswa menyiratkan suasana ramai dan sepi. Yang senang bukan kepalang, yang sedih lekas bangkit. Oleh RONY K. PRATAMA Editor BUDI MULYONO

organisasi. Jadi, tidak hanya kuliah saja,” ucapnya.

klan sirup perlahan meredup dan berangsur digeser tayangan kesalehan simbolik. Baju koko, ketupat, peci, serta ekspresi khusyuk jabat tangan kian dipertontonkan di televisi. Simbol-simbol visual itu menandakan hari lebaran tinggal menghitung hari. Stasiun televisi, baik negeri maupun swasta, senada memampangkan iklan ala lebaran islami di Indonesia. Lebaran segera tiba, jamak orang suka cita.

Pertanyaan bernada investigatif acap ditemui manakala keluarga besar berkumpul. Andre belum masuk semester akhir. Tipe pertanyaan yang lazim ditemukan tak menyasar pada kapan lulus atau kapan nikah. Tapi pertanyaan bernuansa akademik seperti tuturan Andre, sebagaimana pengalamanpengalaman lebaran sebelumnya. Andre merasakan selebrasi pralebaran walau masih di kampus yang suasananya relatif sepi.

I

Andre, mahasiswa PGSD angkatan 2016 UNY Kampus Jalan Bantul, girang menyambut hari fitri umat Islam itu. Lebaran ibarat kumpul dengan keluarga. Sanak-saudara bersemuka dengan pertautan cinta karena rindu tak lama bersua. Seminggu menjelang Idul Fitri, aktivis mahasiswa di bidang ilmiah itu, masih bertahan di Yogya. Ia baru pulang kampung tiga hari lagi. Kerabatnya dari organisasi mahasiswa sudah mudik. Andre, bersama tiga orang sahabatnya, bercengkerama di sekretariat himpunan mahasiswa. Cara itu ia lakukan untuk mencairkan kepenatan setelah rapat menjelang Pengenalan Kehidupan Kampus Bagi Mahasiswa Baru (PKKMB). “Mudik, bagi saya, ya sesuatu yang diharapkan tapi yang tidak kalah penting juga ketemuan dengan teman-teman di perantauan. Soalnya kan sebelum mudik banyak teman senasib yang masih tinggal,” katanya. Lelaki berkacamata minus dua itu tak pernah tak melewatkan momen mudik. Tiap tahun ia pulang ke Cilacap. Di kota bagian paling barat di Jawa Tengah itu Andre lahir dan tumbuh. “Mudik di sana ya 16 P E WA R A D I N A M I K A J U L I 2 0 1 8

DAGELAN.CO

*** biasa-biasa saja. Acaranya seperti di banyak tempat. Yang paling mengesankan ya syawalan dengan keluarga,” tuturnya. Bagi anak pertama di keluarganya, ritual khusyuk semacam itu, menjadi arena peleburan dosa. Tak banyak persiapan menjelang lebaran. Andre hanya membawa keperluan primer seperti pakaian dan sedikit oleh-oleh khas Yogya untuk keluarga. Yang membuat Andre ketar-ketir adalah lontaran pertanyaan keluarga besar soal kegiatan di kampus. Untungnya ia punya jurus jitu sebagai jawaban ciamik. “Biasanya ditanya gimana kuliahnya dan kegiatan-kegiatan di kampus. Kebetulan saya aktif di dua

Sebenarnya komitmen saja kenapa tahun ini aku tidak mudik. Soalnya mengejar pendadaran dan wisuda periode depan."

Diana, mahasiswi semester akhir FBS, boleh merasa iri pada teman seperjuangannya. Momen mudik tahun ini tak semulus sebelumnya. Ia harus menghabiskan detik demi detik menjelang lebaran dengan laptop hitamnya. Diana pantang pulang kampung sebelum skripsinya tuntas. Kini ia sedang menganalisis dan menarasikan data di BAB IV. Sepanjang hari mengetik, merujuk pustaka, dan sesekali istirahat ketika dirundung lelah. “Sebenarnya komitmen saja kenapa tahun ini aku tidak mudik. Soalnya mengejar pendadaran dan wisuda periode depan,” ujarnya ketika ditemui di Ruang Jurnal, Perpustakaan UNY. Bagi Diana, lulus di waktu yang tepat ialah kewajiban. Ia merelakan kesempatan mudiknya ke Banyuwangi batal. Padahal, Diana sempat mengecek tiket kereta di gawai pintarnya. Kursi kosong masih ada. Alih-alih memesan, ia malah mengalihkan pandangan ke tugas akhir. Gadis berkerudung cokelat itu merasa sepi. Tapi kesepian tampaknya tak menekuk semangatnya. Mengatakan kalau


Laporan Utama

WIKIPEDIA

usaha totalnya itu buat orang tua, Diana acap kali menghibur diri dengan membaca buku dan menonton film. “Sedih dan merasa sepi pasti. Kalau lagi begitu aku nonton film. Kalau tidak ya menyelesaikan novel. Aku lagi baca Raden Mandasia Si Pencuri Daging Sapi karya Yusi Avianto Pareanom,” ungkapnya. Diana menyiasati momen syawalan dengan komunikasi jarak jauh. Ia menggunakan apilikasi telepon visual di WhatsApp. Seperti bulanbulan sebelumnya, manakala kangen rumah, Diana pakai aplikasi itu. “Bukan hal baru sih. Bedanya kan kalau pas waktu lebaran bisa mohon maaf dengan orang tua pakai Video Call,” jelasnya. Layanan telepon pintar, seperti digunakan Diana, adalah cara alternatif merayakan lebaran dan syawalan jarak jauh.

Tubuh tak hadir tapi potret visual tersampaikan secara digital. Lain Andre dan Diana, lain Rektor UNY, Sutrisna Wibawa. Orang nomor satu di universitas itu merayakan lebaran bersama keluarga di Gunungkidul. “Di rumah saja. Tidak ada agenda lain. Agendanya silaturahmi,” katanya. Sutrisna memaknai Idul Fitri sebagai

Sutrisna memaknai Idul Fitri sebagai amanah. Menurutnya, tugas yang diamanahkan kepadanya mesti dilakukan secara fokus.

amanah. Menurutnya, tugas yang diamanahkan kepadanya mesti dilakukan secara fokus. “Sesuatu yang kita fokuskan itu memiliki kekuatan yang tersentral. Otomatis akan berhasil jika kita fokus. Jika ingin meraih sesuatu itu kan kita konsentrasi pada apa yang mau diraih. Nah, momen lebaran di hari fitri ini kita segarkan lagi fokus utama amanah yang diberikan kepada kita,” urainya. Kepada civitas akademia UNY, Sutrisna berpesan dalam rangka momen lebaran, yakni agar saling membahu dalam persatuan. “Saling memaafkan untuk memulai hidup yang lebih meningkat. Ini kan bulan syawal. Esensinya peningkatan. Prinsip kerukunan, rasa hormat, dan keselarasan itu bagian yang kita junjung tinggi.” P E WA R A D I N A M I K A J U L I 2 0 1 8 17


Laporan Utama

Senang, Riang, Kembali ke Sekolah!

Bagi civitas dan warga sekitar Karangmalang, kembalinya hari-hari di kampus begitu menggembirakan. Terlebih bagi mahasiswa dengan hati yang rindu pada sang almamater, karena sejenak dipisahkan oleh libur panjang lebaran. Oleh ILHAM DARY ATHALLAH Editor BUDI MULYONO

R

adio kawak milik Sandi, salah seorang pedagang Batagor di Taman Kuliner Karangmalang, sedang memutarkan lagu Kembali ke Sekolah. Jeni Malinda, salah satu penjual minuman di daerah itu, bersama dengan Edi yang sedang menjajakan bakwan kawi, menggoyang-goyangkan kepalanya tanda turut menikmati irama. Lagu itu telah dibawakan Sherina Munaf lebih dari dua dekade lalu. Tepatnya, di tahun 1999. Tapi entah bagaimana, Sandi merasa bahwa lagu itu benar-benar menggambarkan harinya. Padahal, ia sedang berdagang di bawah panas terik hari Senin (23/07/2018). Matahari siang itu memang bersinar terang. Seiring dengan cerahnya wajah para mahasiswa yang sedang berlalu lalang. Walau tiada lonceng yang berbunyi di pagi itu, tapi tetap saja, sorak riang seakan terdengar samar layaknya didendangkan Sherina. Begitupula paras Sandi dan rekan sejawatnya, yang menyimpan simpul senyum malu-malu karena dagangannya mulai ramai. Semuanya bahagia. Sebabnya, ini adalah hari yang dinantikan segenap civitas dan warga sekitar Karangmalang. Hari itu, UNY sedang memulai pembinaan soft skills khusus bagi mahasiswa baru jalur SBMPTN. Kegiatan softskill tersebut disebutkan oleh Kristiyono, Kabag Kemahasiswaan UNY, akan berlangsung hingga 27 Juli 2018. Bagi mahasiswa baru jalur SBMPTN, ini hari mereka pertama kalinya menginjakkan kaki di kampus dambaannya untuk menerima ilmu sejak turut serta dalam seleksi. Mengawali hari-hari dimulainya mencari ilmu setinggi awan. 18 P E WA R A D I N A M I K A J U L I 2 0 1 8

Sedangkan bagi para pedagang, Senin itu mengawali hari penuh rizki. “Saya memang dengar dari orangorang, hari ini sudah ada kegiatan kuliah. Akhir-akhir ini, utamanya kalau liburan dan ramadhan, kondisi Taman Kuliner Karangmalang memang sepi. Jadi hari ini, bukan hanya wajah mahasiswa yang senang. Kami juga,” ucap Sandi, atau lebih akrab disapa Gingin. Menyiapkan Masuk Kuliah Layaknya tercantum dalam Keputusan Rektor UNY nomor 1.8/UN34/VI/2018 tanggal 8 Juni 2017 tentang Kalender Akademik Universitas Negeri Yogyakarta, kuliah dan praktikum sebagai bagian dari kegiatan akademik reguler kampus baru mulai dilangsungkan pada 3 September 2018. Namun Kepala Biro Akademik Kemahasiswaan dan Informasi Setyo Budi Takarina mengungapkan, bahwa kegiatan untuk persiapan perkuliahan sudah berlangsung secara bertahap. Itulah mengapa, daerah Karangmalang sudah relatif lebih ramai dibanding ketika cuti bersama idul fitri. “Mahasiswa sudah ada kegiatan di kampus. Baik itu daftar ulang, registrasi ulang, softskill, kegiatan keorganisasian, dan lain-lain,” ungkap Setyo. Dalam mulai menggeliatnya aktivitas di UNY tersebut, Setyo

Kuliah dan praktikum sebagai bagian kegiatan akademik reguler kampus mulai dilangsungkan pada 3 September 2018

berharap bahwa setiap mahasiswa memerhatikan informasi serta persyaratan administrasi teknis yang dibutuhkan untuk menyambut kegiatan perkuliahan. Segala informasi, ungkapnya, selalu diunggah dan dibagikan dalam kanal resmi universitas yang sifatnya daring. Misalnya website, media sosial, hingga jarkom yang biasa disebarkan melalui jejaring chat antar civitas. “Jadi Adik-adik mahasiswa mohon selalu update informasi perkuliahan dan kegiatan yg terkait. Jangan sampai berlibur lalu melupakan kegiatan perkuliahan,” ujar Setyo dalam keterangan tertulis kepada Pewara Dinamika. Salah satu hal yang harus disiapkan bagi mahasiswa untuk menyambut kegiatan perkuliahan, adalah melakukan registrasi. Ada prosedur dan tahapan jadwal yang berbeda bagi mahasiswa baru dan mahasiswa lama. Untuk mahasiswa baru, Setya Raharjo selaku Kepala Admisi UNY menjabarkan setiap mahasiswa yang masuk lewat jalur apapun wajib mengikuti prosedur dan tanggal registrasi sesuai jalur masuk. Kesesuaian tersebut ditunjukkan dengan perbedaan tanggal dari tiaptiap jalur masuk dalam menjalani tahapan registrasi. Walaupun demikian, prosedur yang harus dijalani relatif serupa dan akan diberitahukan melalui kanal resmi UNY dan laman pemberitahuan masing-masing jalur masuk. Mereka yang lolos jalur SNMPTN misalnya, akan mendapati pemberitahuan seputar prosedur dan jadwal daftar ulang di website SNMPTN kala menilik pengumuman lolos tidaknya siswa tersebut. Begitupula dengan mereka yang lolos SBMPTN dan beragam jalur seleksi mandiri, maka akan memperoleh informasi dari kanal-kanal tersebut.


Laporan Utama

BAG. INFORMASI UNY

“Jadi tinggal ikuti prosedur dan tanggal registrasi sesuai jalur masuk, informasi sudah tersaji,” papar Setyo. Selepas mengikuti prosedur, para mahasiswa baru akan diarahkan untuk membayar Uang Kuliah Tunggal (UKT) sesuai dengan penetapan golongannya berdasarkan pertimbangan universitas. Terkhusus bagi mahasiswa Seleksi Mandiri yang memilih untuk membayar Uang Pangkal Pengembangan Akademik (UPPA), juga akan diberi panduan untuk menyetorkan uang ke bank sesuai dengan jadwal dan syarat teknis yang telah ditetapkan. Sesuai dengan standar penetapan yang ditetapkan universitas dengan mengacu kepada kebijakan Kemristekdikti dan Kemenkeu, UNY sebagai Badan Layanan Umum (BLU)

KEGIATAN MAHASISWA UNY DI TAMAN PANCASILA

menetapkan UKT sesuai dengan jangkauan pendapatan kedua orang tua dan data-data administratif pendukung lainnya yang diunggah kala mendaftar. Terkhusus untuk UPPA, Kepala Subbag Rumah Tangga UNY Ganjar Triyono juga menambahkan bahwa angka yang harus dibayarkan sesuai dengan pilihan mahasiswa kala awal

SK Rektor juga telah menyebutkan bahwa angka tersebut tidak dijadikan pertimbangan diterima tidaknya pendaftar sebagai mahasiswa UNY.

mengisi data pendaftaran. UPPA digunakan untuk pengembangan laboratorium dan sarana prasarana akademik demi meningkatkan kualitas pendidikan. Namun, UPPA bisa diisi nol rupiah. SK Rektor juga telah menyebutkan bahwa angka tersebut tidak dijadikan pertimbangan diterima tidaknya pendaftar sebagai mahasiswa UNY. “Bahkan untuk pendaftar bidikmisi, tidak perlu membayar. Selepas masing-masing siswa memenuhi kewajibannya, nanti akan mendapatkan PIN sebagai bukti bayar untuk melakukan registrasi online. Pengenaan UPPA telah sesuai dengan Permenristekdikti.,” ujar Ganjar. Selepas membayar kewajibannya, para mahasiswa baru dapat melakukan registrasi online dan P E WA R A D I N A M I K A J U L I 2 0 1 8 19


Laporan Utama membuat Kartu Tanda Mahasiswa (KTM) di Subbag Registrasi dan Statistik BAKI. Pengisian Kartu Rencana Studi (KRS) maupun tes ProTEFL, juga sudah langsung dilakukan dengan menyesuaikan jadwal di masing-masing fakultas atau jurusan. Termasuk mengikuti softskill dengan jadwal yang berbedabeda sesuai jalur masuknya, dan Pengenalan Kehidupan Kampus Bagi Mahasiswa Baru (PKKMB) yang digelar serentak pada 14 hingga 17 Agustus 2018 untuk tingkat universitas, display UKM, dan tingkat fakultas. “Setelah itu siap menjadi mahasiswa baru. Tidak ada yang perlu disiapkan secara spesifik oleh mahasiswa. Yang penting mahasiswa siap berubah. Dari kebiasaan sebagai siswa sekolah, menjadi mahasiswa dengan lingkungan yang lebih luas. Termasuk mengawali pada kehidupan yang lebih dewasa,” tukas Setyo. Registrasi Ulang Disamping semua persiapan untuk mahasiswa baru tersebut, Setyo juga mengingatkan agar mahasiswa lama tak kalah sigap menyiapkan diri menyambut perkuliahan. Selain melakukan kewajiban membayar UKT layaknya mahasiswa baru, para mahasiswa lama juga harus melakukan registrasi dan perwalian dengan masing-masing dosen pembimbing. Biasanya, akan ada sesi konsultasi untuk mempersiapkan para mahasiswa mengambil isian rencana studi (IRS) atas mata kuliah di semester berikutnya. Pertimbangan berupa kapasitas dan kapabilitas mahasiswa, disertai pengecekan daftar hasil studi (DHS) semester-semester sebelumnya, dijadikan dasar rujukan bagi dosen memberikan persetujuan ataupun pertimbangan. Semua informasi tersebut, telah disediakan UNY secara daring seiring dengan digitalisasi di berbagai lini.

FREEPIK.COM

jangka waktu yang ditetapkan. Padahal, kealpaannya tersebut murni karena tak memperhatikan jadwal. Alih-alih kesulitan ekonomi, yang dapat disiasati lewat melapor ke universitas ataupun mengajukan banding/keringanan jika ada musibah atau kejadian tertentu yang sesuai dengan peraturan berlaku.

“Beberapa dosen juga memiliki grup whatsapp dengan mahasiswa bimbingannya. Ada nasihat dan komunikasi rutin,” ujar Setyo. Kepada para mahasiswa lama, Setyo juga berharap mahasiswa lama memperhatikan informasi yang telah dipublikasikan UNY secara resmi layaknya para mahasiswa baru. Sering terjadi ungkapnya, mahasiswa lama melapor terlupa membayar UKT sesuai dengan 20 P E WA R A D I N A M I K A J U L I 2 0 1 8

Sekarang bayar UKT sambil tidurpun, lewat mobile banking, sudah bisa. Kita terbuka jika ada berbagai permasalahan atau kerisauan hati."

Angka mahasiswa yang lupa membayar kewajibannya tersebut disinyalir Setyo jauh lebih banyak diantara mahasiswa lama dibanding mahasiswa baru. Padahal, sistem pembayaran sudah berlangsung secara online dan masa registrasi sudah tutup. Sistem yang sudah berbasis komputer dan terdigitalisasi, akan menyulitkan mahasiswa sekaligus pihak akademik universitas jika terjadi keterlambatan. Rektor UNY Prof. Sutrisna Wibawa menambahkan, bahwa ia berharap hal-hal demikian tak perlu terjadi lagi. “Sekarang bayar UKT sambil tidurpun, lewat mobile banking, sudah bisa. Kita terbuka jika ada berbagai permasalahan atau kerisauan hati. Silakan dikomunikasikan,” pungkas Sutrisna.


Laporan Utama

Sepercik Rindu Kampung Halaman Mudik makin menggurita pada tiap zaman dan tiap generasi. Tua dan muda tanpa perbedaan status sosial memiliki ekspresi beraneka rupa. Yang menyamakan mereka hanya dorongan kuat melepas kangen di kampung halaman Oleh RONY K. PRATAMA Editor BUDI MULYONO

T

radisi mudik tak jatuh dari langit. Mudik justru mengemuka dari bumi. Sisi historisnya melompat ke masa kerajaan Majapahit. Pulau Jawa ditengarai sebagai lokasi pertama kenapa mudik ditradisikan turun-temurun. Abdul Malik Usman, Dosen Filsafat UGM dan UIN, menarasikan musabab mudik secara bernas. Ia memulai sejarah mudik dari dorongan internal orang kota untuk kembali ke kampung halaman. Niatnya berziarah ke tanah leluhur. Pengaruh animisme masih kuat. Mudik, di Jawa, terutama, pada masa silam tak absen dari sisi kearifan lokal itu. “Zaman dulu orang-orang ke makam. Bersihbersih. Tapi tujuannya sebetulnya untuk memperoleh keselamatan. Ini berkaitan dengan kepercayaan dengan roh-roh halus,” ucapnya. Selain keselamatan, menurut Abdul, terdapat dua poin lain, yakni kelapangan dan kemurahan rezeki. Senada dengan Abdul, Silverio Raden L. A. S., Dosen Sejarah Universitas Sanata Dharma, menuturkan kalau tradisi mudik sudah ada sejak era Majapahit. Bahkan, menurutnya, tradisi itu kian mengalami sinkretisasi pada masa Mataram Islam. “Kapan awal mula mudik tidak diketahui tepat tanggalnya. Tapi ada yang mengatakan kalau tradisi mudik sudah populer ketika masa Majapahit dan Mataram Islam,” ucapnya, seperti dilansir kompas. com. Silverio melanjutkan, wilayah kekuasaan Majapahit mencapai teritori yang kini disebut Sri Langka dan Semanjung Malaya. Ketika para perwakilan Majapahit di tempatkan ke titik-titik itu maka mereka niscaya punya dorongan untuk kembali.

Ditugaskan ke tepi perbatasan yang jauh membuat representasi Majapahit itu dirundung rindu. Kehendak pulang kampung itulah yang diduga merupakan sejarah mudik. Tradisi mudik sempat vakum. Menurut Abdul, sekitar dua sampai tiga generasi, jamak orang tak melanjutkan mudik. Penyebabnya dianggap masih kabur. Muncul lagi saat kerajaan Islam berdiri. Lewat islamisasi pada tiap ranah, “Lalu muncul momen Idul Fitri. Di situ tradisi mudik menemukan momentumnya,” tuturnya. Istilah silaturahmi kemudian dikenal luas seiring dengan spirit mudik. Menjelang hingga sesudah Idul Fitri, mudik, baik di masa silam maupun sekarang, makin bervariasi ekspresi budayanya. Tiap kota punya kekhasan tersendiri. Mudik serupa es yang mencair perlahan hingga membasahi apa pun saja. Bagi Abdul, mudik yang dinamis semacam itu, ialah ejawantah dan hasil kreativitas dari keanekaragaman bangsa Nusantara. “Itu kenapa mudik masih dipertahankan hingga sekarang.” *** Keunikan mudik, selain hanya terjadi di Indonesia, juga bukan semata potret sosiologis. Bukan pula pergerakan masif dari kota ke desa. Abdul mengatakan dimensi

Kapan awal mula mudik tidak diketahui tepat tanggalnya. Tapi ada yang mengatakan kalau tradisi mudik sudah populer ketika masa Majapahit dan Mataram Islam."

nilai yang melatarbelakangi mudik menarik ditelusuri. “Bisa Anda bayangkan, di tengah zaman yang canggih dengan komunikasi jarak jauh, kenapa orang masih melakukan mudik? Ini fenomena menarik,” jelasnya. Abdul menduga kalau kecenderungan orang Indonesia itu masih kental ikatan batin, emosional, dan primordial. Kepribadian tersebut mengakar kuat di dalam DNA orang Indonesia. Kalender terus berganti, teknologi mutakhir makin fantastis, tetapi karakteristik bawaan tak kenal perubahan. Nilai menjadi faktor determinan di sana. Menganalisis gejala unik mudik, Abdul mengomparasikan kehidupan kota dan desa. Di kota orang diperkerjakan secara mekanik. Tiap hari berada di situasi yang sama, pekerjaan yang serupa. Orang bekerja tak ubahnya seperti robot. Ia dikendalikan dan diperas tenaganya tanpa bebas mengatur jadwal seharihari. Aktivitas monoton manusia di kota akhirnya melahirkan sepercik rindu kampung halaman. “Sadar atau tidak ada sesuatu yang hilang. Yang hilang itu rasa,” tegas Abdul. Rasa sukar subur di wilayah dengan jenis tanah mekanis dan industrial. Mati rasa, menurut Abdul, harus diobati oleh penawar cespleng, yakni kembali ke tempat kelahiran. Kota sebagai kawasan mesin industrial hanya mensubordinatkan manusia layaknya sekrup dan onderdil produksi. Keadaan ini membonsai manusia individualistik. “Maka tidak mengherankan kalau orang kota terkena perasaan asing,” ungkapnya. Mudik menjadi penting untuk menyembuhkan luka manusia. Dengan menghirup atmosfer desa, ia tersegarkan kembali dan menjadi manusia baru. Menjadi manusia kudus. P E WA R A D I N A M I K A J U L I 2 0 1 8 21


Laporan Utama

WAWANCARA KHUSUS ABDUL MALIK USMAN

Mudik Harus Membawa Berkah Mudik bukan cuma tradisi, suatu kegiatan yang sering dilaksanakan setahun sekali. Mudik juga merupakan bentuk tindakan asih oleh-oleh terhadap yang terkasih di rumah lewat berbagai prestasi, maupun pembelajaran positif, terutama dari mahasiswa.

ISTIMEWA

ABDUL MALK USMAN DALAM SALAH SATU KEGIATANNYA, SELAIN MENGAJAR DI KELAS-KELAS LEWAT DIKTAT KULIAH

Reporter Pewara Dinamika, Rony K. Pratama, mewawancarai Abdul Malik Usman, Dosen Filsafat UGM dan UIN yang juga mengajar mata kuliah umum Agama Islam di UNY. Pada kesempatan itu Abdul mengisahkan kenangan mudik tahun 80-an. Kala itu ia mahasiswa asal NTT yang studi di kota Gudeg. Hidup di perantauan membuat Abdul, pada masa awal perkuliahan, harus menahan rindu untuk pulang kampung halaman. Baru tiga tahun kemudian ia mudik. Itupun dilewatinya dengan naik perahu dari Surabaya. Kapan tepatnya Bapak mulai merantau? Saya merantau ke Yogya tahun 1981. Tahun 1983 baru pulang sekali. Saat itu Yogya dan masyarakat Yogya beda sekali dengan seka22 P E WA R A D I N A M I K A J U L I 2 0 1 8

rang. Komunikasi sangat terbatas. Jadi, saat mau pulang ke Flores Timur, saya kalau mau pulang harus ke Surabaya dulu. Untuk sampai ke Flores, kendaraan apa yang dipakai saat itu? Ya, ke Surabaya naik bus atau kereta. Di Su­ rabaya tidak bisa langsung berangkat. Bisa menunggu sekitar tiga sampai empat hari. Soalnya harus menunggu jadwal kapal. Kalau naik kapal feri bisa sampai sepuluh hari atau lebih. Harus tinggal di Surabaya. Tapi ada famili di sana. Bisa transit. Apakah kapalnya sesuai jadwal? Kadang tidak sesuai. Pas mudik pertama kali, saya nunggu semingguan. Akhirnya

naik kapal kayu. Kapal yang pemiliknya orang kampung. Biasanya kapal itu ke Surabaya untuk belanja bahan-bahan kebutuh­ an pokok. Jadinya kapal itu akan kembali ke NTT. Makanya saya ikut. Tidak ada transit kecuali ambil air di Lombok. Berapa lama perjalanan naik kapal? Empat hari saya di perairan. Gelombangnya hebat sekali. Sampai tahun berapa mudik pakai kapal? Tahun 1987. Tahun-tahun setelahnya, 1988, biasa pakai pesawat hingga sekarang. Tapi, ada pengalaman unik pada tahun 1985. Kapal yang saya naiki itu kan kembali ke Surabaya. Pas perjalanan balik tenggelam. Tidak


Laporan Utama ditemukan hingga sekarang. Tenggelam Sekitar perairan antara Lombok dan Sumbawa. Di kawasan itu kan gelombangnya besar. Gelombang samudera soalnya. Pertemuan tiga titik aliran laut. Berapa kali pulang ke NTT dalam setahun? Kadang-kadang dua sampai tiga tahun. Tergantung momen di NTT. Biasanya dapat undangan manten dari famili. Juga undang­ an-undangan untuk mengisi acara terkait dengan keagamaan.

Tentu modalnya juga kuat. Apalagi membawa keluarga. Tidak hanya mudik sebetulnya. Karena di kampung halaman juga membawa keberkahan bagi orang lain.

karta. Sedangkan kalau kami yang muslim masih sedikit. Namun, beberapa tahun terakhir mengalami lompatan (jumlah) yang lumayan.

Apa yang bapak lakukan untuk membawa keberkahan ke masyarakat di sana dalam rangka mudik? Saya kalau mudik punya sebuah misi. Utamanya ke sekolah. Di sana ada se­buah sekolah yang tahun lalu baru dinege­rikan oleh Kementerian Agama, yaitu Madrasah Ibtidaiyah (MI). Saya murid pertamanya.

Terakhir, apa pesan bapak mengenai momen mudik? Saya selalu mengatakan kepada mahasiswa-mahasiswi saya. Terutama ketika masuk momen Ramadhan. Yang pertama, Anda tahu bahwa Anda ke sini itu untuk belajar. Untuk sekolah. Merantau untuk mencari ilmu. Kalau mudik, sampaikan ke orang di kam-

RONY / PEWARA

Tahun ini mengisi juga? Iya. Tahun ini saya mengisi di Kupang. Tahun lalu safari di Alor dan mengisi di kepulauan Baranusa. Karena itu, saya bisa ke kampung. Kira-kira sekitar tujuh jam. Naik kendaraan apa untuk sampai ke kampung? Naik kapal kecil. Menyeberang sekitar tiga jam. Gelombangnya besar juga. Tapi saya kan orang laut. Jadi udah biasa. Kalau naik jalur darat bisa tiga jam. Menyeberang lagi sekitar dua setengah jam. Apakah keluarga ikut serta mudik ke Flores? Iya, saya bawa anak dan istri saya ke sana. Soalnya sampai sana banyak silaturahmi.

Semacam menginspirasi ke peserta didik di sana, ya? Saya kalau ke sekolah itu, saya selalu memotivasi. Agar jangan menyerah di tengah kea­ daan. Sebab sekolah itu adalah sekolah yang melahirkan alumnus seperti saya. Motivasi saya, terutama, soal kelanjutan studi. Alhamdulillah, sekarang sudah lumayan. Ada lebih dari sembilan orang sekolah ke Jogja. Kan ada orang NTT yang juga merantau sekolah seperti Ignas Kleden Itu angkatan atas saya. Memang latar belakangnya sudah punya tradisi literasi yang baik. Sejak kecil sudah dibangun tradisi itu. Soalnya sejak kecil belajar di seminari. Tokoh-tokoh seperti dia banyak di Jogja dan Ja-

pung. Bahwa belajar itu kebutuhan. Belajar itu penting. Belajar untuk sebuah ikhtiar perubahan yang lebih baik. Belajar untuk memaknai kehidupan. Yang kedua, selalu saya sampaikan, bahwa Anda adalah orang yang lebih tercerahkan karena pelajar. Jadi, Anda harus memberi contoh. Sebuah bukti. Sesuatu yang positif sebagai oleh-oleh untuk orang kampung. Ja­ ngan sampai kita orang terdidik tapi pulang tidak seperti orang terdidik. Pada akhirnya, mudik tidak cuma urusan pulang, melepas kangen, makan masakan rumah, tetapi juga tetap menjadi proses belajar yang kontinyu.  P E WA R A D I N A M I K A J U L I 2 0 1 8 23


Laporan Utama

WAWANCARA KHUSUS Prof. AJAT SUDRAJAT

Mudik, Kembali ke "Udik" Mudik berarti mengampung. Menuju kampung halaman, tempat hati tiap insan urban bertambat. Lebaran kemudian menjadi momentum. Mengokohkan ikatan pada sejarah, dan saudara sedarah yang telah membesarkannya.

KEPADA Redaktur Pewara Dinamika, Ilham Dary Athallah, Dekan Fakultas Ilmu Sosial Prof. Ajat Sudrajat kemudian bertutur atas kontemplasinya berkenaan filosofi mudik. Bagaimana ia dilakukan dalam variasi temporal yang suci, idul fitri, juga terefleksikan lewat penguatan ukhuwah, silaturahim, sekaligus menjadi momentum pemerataan ekonomi kebangsaan yang berkeadilan. Secara historis, bagaimana fenomena “mudik” ini sebenarnya muncul? Dalam bahasa Melayu ada kata ‘udik’. Kadang-kadang ada olok-olok yang dilontarkan seseorang dengan menggunakan kata tersebut. Misal dalam bahasa Sunda: ‘sia mah udik pisan’, artinya “kamu itu kampungan sekali’. Padahal, kata udik ini seyogyanya bukan olok-olok. Frasa kata bersifat netral. Kita saja, yang kerap mengasosiakannya dengan makna secara subjektif. Jadi istilah ‘mudik’, dengan tambahan huruf ‘m’, bisa diartikan seseorang atau sekelompok orang yang ‘mengampung’. Atau secara umum ‘seseorang atau sekelompok orang yang kembali atau menuju kampung halaman’. Tradisi mudik ini merupakan akibat dari mobilisasi orang-orang ‘udik’ (kampung) ke tempat lain di luar kampung aslinya. Mobilisasi bisa dikarenakan banyak hal, dan ke tempat manapun. Bisa saja sebenarnya, ke kampung lain. Namun secara filosofis, ia berpindah. Tercerabut raganya dari tempat asal, namun hati tetap tertambat disana. Itulah yang dikokohkan kembali lewat fenomena mudik. Sejak kapan, fenomena mudik muncul? Ada catatan historis pasti untuk itu. Tapi yang pasti, manusia sebagai makhluk sosial 24 P E WA R A D I N A M I K A J U L I 2 0 1 8

adalah makhluk yang mobile. Manusia pertama di bumi ini, Adam dan Hawa yang diturunkan di surga, juga awalnya berkelana hingga bersua di Jabal Rahmah. Keturunannya menyebar ke penjuru dunia. Sedang­ kan bangsa kita sendiri, telah termasyhur sebagai bangsa pelaut. Dalam kaitannya dengan kebahasaan tadi, Dalam pergaulan masyarakat Betawi terdapat kata “mudik” yang berlawanan dengan kata “milir”. Bila mudik berarti pulang, maka milir berarti pergi. Kata “milir” merupakan turunan dari “belilir” yang berarti: pergi ke Utara. Dulu, tempat usaha banyak berada di wilayah Utara - lihat sejarah Batavia dan Sunda Kelapa. Ada pula pendapat mengatakan mudik merupakan tradisi primordial masyarakat petani Jawa. Mereka sudah mengenal tradisi ini bahkan jauh sebelum Kerajaan Majapahit berdiri. Biasanya tujuan pulang kampung untuk membersihkan pekuburan dan doa bersama kepada dewa-dewa di kahyangan untuk memohon keselamatan kampung halaman­ nya yang rutin dilakukan sekali dalam setahun. Tradisi ‘nyekar’ masih terlihat hingga kini. Kebiasaan membersihkan dan ber­doa bersama di pekuburan sanak keluar­ ga sewaktu pulang kampung masih banyak ditemukan di daerah Jawa. Karena itulah kata “mudik” bermakna: Selatan. Semua latar belakang pengartian tersebut dapat kita refleksikan, bahwa mudik sudah ada sejak zaman lampau. Tercermin dari bagaimana bahasa kita telah menyimbolkan dan penyebutannya. Apa yang menjadi penyebab mudik terjadi? Dalam scope yang lebih kecil, perkawinan

dengan orang di luar kampung dan daerahnya, bisa menjadi contoh. Juga, karena mencari pekerjaan, sehingga mengharuskan pindah dari tempat kelahirannya. Masih ada sejumlah penyebab lain, sehingga seseorang harus meninggalkan kampung halamannya. Oleh karena itu, mudik menjadi fenomena dan budaya massal. Pihak lain, mungkin merasakan hal yang berbeda sebagai penyebab perpindahan. Ada alasan pernikahan antar suku, antar wi­ layah, kan sudah sering terjadi. Jawa-sunda, jawa-sumatera, terlepas dari latar belakang historis maupun perbedaan geografis, juga kerap kita saksikan. Lalu, kenapa mudik terkesan lebih masif baru-baru ini? Sudah sejak lama ada kebiasaan untuk bertempat aslinya yang disebut udik itu keluar dari kampung. Hanya saja sifat massal, dan baru kelihatan sekarang secara lebih besar, karena tingkat perekonomian yang makin maju. Sehingga siapapun ingin bekerja di kota besar. Kantong-kantong perekonomian juga makin banyak, sekaligus makin terpusat. Untuk urusan sekolah, juga kerap demikian. Banyak sekarang dengan meningkatnya kemampuan ekonomi sekaligus semangat sekolah, anak berani merantau. Bukan hanya semasa kuliah, tapi setingkat SLTP (SMP) dan SLTA (SMA), juga banyak kita saksikan anakanak bersekolah misalnya ke Jogja. Ka­la­u zaman saya dulu, masih jarang seperti itu. Walaupun saya orang kampung, lahir dan menempuh SMA Ciamis, juga sudah berani nekat untuk sekolah keluar kota. Sekolah perguruan tinggi di Jogja, dan tidak pulang lagi. Istripun dibawa ke Jogja, sembari cari rezeki dan mengabdi disini. Makanya seka-


Laporan Utama rang sudah massal karena mobilitas tinggi dari satu tempat ke tempat lain sehingga ada keperluan. Kembali ke kampung sekaligus mengingkatkan hubungan persaudaraan di antara sekian banyak keluarga kembali ke tempat realitf singkat. Hubungan kekelu-

sekaligus silaturahim, terjaga lewat momen ini. Apakah mudik selalu dilakukan masyarakat sejak dahulu pada momen idul fitri? Inilah uniknya Indonesia, dimana perjalan­

Wahab Chasbullah dengan alasan; Pertama “thalabu halal bi thariqin halal” yaitu mencari penyelesaian masalah atau mencari keharmonisan hubungan dengan cara mengampuni kesalahan. Ke-dua “halal yujza’u bi halal” yaitu pembebasan kesalahan dibalas pula dengan pembebasan kesalahan dengan cara saling memaafkan. Meminta maaf pada hari-hari biasa, dirasakan berat atau aneh oleh sebagian orang, baik karena rasa gengsi atau khawatir menimbulkan sinisme dari orang lain. Forum lebaran mendekonstruksi itu semua, bahwa secara tra­disi semua orang harus meminta maaf sekaligus memafkan kesalahan orang lain. Yang tidak melakukan perbuatan meminta maaf dan memaafkan justru dianggap deviant behavior (perilaku menyimpang) atau aneh oleh masyarakat.

Pendidikan: S1 Perbandingan Agama IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 1988 • S2 Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 1995 • S3 Pascasarja UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2009 • Karir: Dosen Prodi Sejarah FIS UNY, 1990-sekarang • Dosen Pascasarjana UNY, 2009-sekarang • Guru Besar Pendidikan Agama Islam UNY, 2011-sekarang • Dekan FIS UNY, 2015-sekarang

Halal bihalal dengan mengundang kerabat atau extended families pada waktu dan tempat yang sama dalam masyarakat Jawa juga biasa diadakan dalam momen mudik le­ baran. Kekerabatan pada masyarakat Jawa da­ pat menjadi media untuk membangun atau mem­perkokoh identitas anggota-anggotanya. Termasuk, memperkokoh ekonomi bangsa lewat distribusi uang ke daerah. Caranya? Aktivitas mikroekonomi tiap rumah tangga itu dalam melakukan konsumsi. Niatnya memang banyak keluarga sekalian piknik semisal. Karena momennya tepat. Silaturahmi sudah terlaksana baik. Ada kebersamaan di antara mereka. Yuk sekalian jalan. Kita barangkali jarang. Momen kebersamaan sehinga bisa refreshing bersama, yang selama ini penat di kerjaan.Ada kebersamaan yang kuat di antara keluarga besar. Tapi hasil dari penguatan kebersamaan tersebut, kita berwisata ke suatu tempat, berujung pada pendapatan bagi penyedia jasa wisata, makanan, dan lain sebagainya. Di sini laissez faire ala ilmu ekonomi dapat direfleksikan. Transaksi berbasis keuntungan individu, hasilnya dinikmati sebagai kenikmatan kolektif. Momentum pemera­ taan ekonomi kebangsaan yang berkeadil­an melalui momentum redistribusi penda­patan yang selama ini hanya terpusat di kota-kota besar. DOK. UNY

argaan dikuatkan dengan saudara-saudara yang barangkali jauh dari tempat tinggal­nya, kembali ke kampung. Sehingga tradisi itu kan sudah terjadi sejak lama. Dan kemudian saat tertentu, kembali menengok kampung. Lebaran kemudian jadi waktu cocok untuk menengok. Ukhuwah

an asimilasi budaya dan agama kemudian menempatkan mudik dalam variasi temporal hari umat suci Islam tersebut. Ini bisa kita tilik lagi secara variasi spasial, karena walaupun mengadopsi bahasa Arab, namun event “halal bihalal” hanya popular di Indonesia. Menurut Masdar Farid Mas’udi, tahun 1948 “halal bil halal” ini diinisiasi oleh KH.

Apa hikmah yang dapat dipetik warga UNY dari pengalamannya mudik? Sudah refreshing, sudah bersua keluarga, dan sudah kembali ke fitri. Sehingga ketika kembali dengan semangat baru, sesuai juga dengan kondisi kita ketika masuk di bulan syawal. Semangat baru, orientasi baru, prestasi baru. Dengan kata lain, ada gairah, energi yang bisa memperbaharui UNY se­suai de­ ngan cita-cita yang ingin kita bangun bersama-sama. Jangan lupakan cita-cita bersama demi menuju UNY yang lebih baik dan menjadikan institusi kebanggaan kita sebagai world class university.  P E WA R A D I N A M I K A J U L I 2 0 1 8 25


Laporan Utama

WAWANCARA KHUSUS Prof. MOHAMAD NASIR

Mengaji Al Qur'an, Mengkaji Prestasi Peningkatan kompetensi dan prestasi tiap insan mahasiswa menjadi hal mutlak. Introspeksi dan refleksi diri, digemakan syahdu oleh Kemristekdikti bersama dengan kajian Al Qur'an. Harapannya, menempa para penerus bangsa sebagai insan kamil.

KEPADA Redaktur Pewara Dinamika, Ilham Dary Athallah, di sela-sela rangkaian Nusantara Mengaji yang digelar di UNY pada Kamis (12/07/2018), Menteri Riset , Teknologi, dan Perguruan Tinggi Prof. Mohamad Nasir berkisah tentang beban dan tugas kecendekiaan apa saja yang kini diemban mahasiswa pada usia kemerdekaan Indonesia yang ke-73. Serta bagaimana karakter yang hadir dari mengaji, dapat menjadi landasan. Bagi Kemristekdikti, apa tantangan mahasiswa hari ini? Ada data makro, dan pendekatan mikro. Se­cara besar jika kita bicara dan menaruh perhatian pada pendidikan bagi mahasiswa yang kerap disebut penerus bangsa, angka Partisipasi Kasar (APK) Indonesia ini sa­ngat aneh. Dengan jumlah Perguruan Tinggi pada angka 4.529, APK Indonesia berada pada angka 31,5% yang sudah digabung antara Kemristekdikti dengan Kementerian Agama. Jauh tertinggal dari Thailand 51,2%, Singapura 82,7% bahkan Korea dengan APK 98,4%. Padahal jumlah Perguruan Tinggi di negara-negara itu, mungkin lebih sedikit diban­ ding Indonesia. Dan ini baru sekedar menghitung berapa besar angka warga negara Indonesia berusia kuliah, yang sedang menempuh kuliah. Belum menghitung prestasi serta kontribusi kepada negara sesuai de­ ngan bidangnya masing-masing. Terlebih karena pendidikan tinggi Indonesia masih mengalami banyak tantangan. Mulai dari daya saing, kualifikasi dan kompetensi dosen, peningkatan infrastruktur pendidik­ an, technology readiness dan lain sebagainya. Dan dengan dampak revolusi industri 4.0 ini, perguruan tinggi harus menyesuaikan. Dan beberapa masalah seperti rasio dosen ke depan akan tidak menjadi masalah, karena kita mulai berpindah ke online. Tapi infrastruktur online-nya di perguruan tinggi harus jelas dan memadai, dan perbanyak juga prodi yang berhubungan dengan revolusi industri 4.0 26 P E WA R A D I N A M I K A J U L I 2 0 1 8

yang esensial untuk mendukung pengembangan kompetensi tersebut. Bagaimana mengaji bisa berkontribusi pada peningkatan kapasitas mahasiswa? Layaknya yang telah saya sampaikan dalam Mauidloh Hasanah (nasihat kebajikan dalam acara pengajian Islam), apabila ada suatu kaum/masyarakat yang sedang berkumpul untuk dzikir /mengingat kepada Allah, salah satunya adalah membaca Al Qur’an maka Allah akan menjanjikan empat perkara yaitu Allah akan menurunkan rahmat untuk kita semua, para Malaikat akan melindungi mereka, akan diberikan suatu ketenangan, Allah menyebut mereka kepada makhlukmakhluk yang ada di sisi-Nya.

ARIF / HUMAS

Di samping hal-hal makro tersebut, secara mikro, keputusan anak untuk menempuh kuliah atau tidak juga tergantung pada akses literasi, edukasi, bahkan tingkat ekonomi. Program Bidikmisi di Indonesia sudah berjalan dengan baik. Sekarang mahasiswa Indonesia yang kurang mampu secara ekonomi, tidak ada kata berhenti kuliah, semua tetap terus kuliah sampai selesai. Walaupun kita tidak bisa memungkiri, tetap ada yang tidak berkuliah dan tiak berprestasi karena batasan-batasan tersebut. Sehingga menjadi penting agar mahasiswa selalu tingkatkan kompetensinya sebagai mahasiswa, di tengah tantangan, peluang, sekaligus lika-liku rintangan yang kita miliki. Mengaji Al Qur’an, bagi mahasiswa beraga­ ma muslim, menjadi salah satu landasan

Bagi Kemristekdikti, Menjadi hal yang sangat penting seputar bagaimana selalu berjuang menciptakan kedamaian, dengan ber­ dzikir kepada Allah, dan dengan mambaca Al Qur’an kita bisa diberikan ketenangan/ kedamaian. Kehidupan kita sebagai manusia tujuan utama kita mencari keridhoan Allah, se­ hingga mencari kedamaian menjadi sangat penting. Hal yang sama, juga demikian bagi para mahasiswa. Bahwa kuliah itu, mencari ilmu. Sehingga mengikuti proses, dan melandaskannya pada niat serta ridho lillahi ta’ala, menjadi mutlak. Terlebih karena era kita adalah era kompetitif, dan sudah tidak bisa menghindar lagi. Sehingga perlu persi­ ap­an dan kerja keras, dan berkah dari Allah SWT karena karakter luhur yang senantiasa kita junjung. Apa karakter luhur yang bisa diwujudkan mahasiswa lewat mengaji? Melalui dzikir kepada Allah, dengan mambaca Al Qur’an kita bisa diberikan ketenangan dan kedamaian. Hidup didunia ini sebenarnya adalah untuk mencari ibadah, namun tidak sekadar itu harus diperhatikan syariatnya seperti apa dan tuntunannya bagaimana. Bahkan, kehidupan kita sebagai manusia


Laporan Utama tujuan utama kita mencari keridhoan Allah, sehingga mencari kedamaian menjadi sangat penting.

dan An-Nas sekali, itu sudah khatam. Tapi sejatinya, dalam Al Qur’an sudah disa­rikan dalam surat yaitu surat Al-Fatihah.

Itulah mengapa misalnya, jangan sampai Perguruan Tinggi menjadi provokator, jangan sampai Perguruan Tinggi sebagaIi pencetak tipuan, jangan sampai menciptakan permusuhan, jangan sampai menjadi provokator dan pencetak hoax. Tugas Perguruan Tinggi adalah menciptakan penerus masa

Ada sifat-sifat Allah, Asmaul Husna, ada Ar-Rahman dan Ar-Rahim. Sigat rohman, pengasih, dan rohim, penyayang, yang bisa kita teladani, bukan cuma pelajari, hafal, lalu sudah. Secara Sulasi Mujarra (kajian kata dasar bahasa arab), ada makna kepasrah­ an dan menyerahkan diri. Cinta dan kasih.

mudahan dengan membaca Al Quran, kita mendapatkan syafaat untuk memberikan kedamaian untuk bangsa Indonesia. Tidak hanya untuk dan sekadar bagi umat Islam, tapi selurah umat di Indonesia sebagai satu kesatuan bangsa. Apa hikmah yang bisa dipetik para mahasiswa, dari gelaran Nusantara Mengaji? Intinya dari menyelenggarakan Nusantara Mengaji, mudah-mudahan dalam rangka

ISTIMEWA

LIPUNTAN 6

depan bangsa, menciptakan kader intelektual masa depan. Tak sekadar sebagai agen perubahan, tapi agen perubahan menuju hal yang lebih baik. Maka dari itu kita harus selalu jaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Saya yakin, dengan mengkhatamkan Alquran, dapat memperkuat mental mahasiswa serta meminimalkan gerakan radikalisme di kampus. Termasuk, karakter kebaikan dalam mahasiswa dalam bersikap.

Kalau di dalam dirinya mengatakan dia orang Islam, tapi selalu membuat kerusak­ an, maka suri tauladan yang bisa mahasiswa petik dari makna sifat tersebut ya, dia bukan cerminan Islam. Bukan cerminan sifat sebagai insan muslim, dan bukan sebagai cendekia muslim yang seharusnya berkontribusi pada peradaban. Maka sering diucapkan dalam kalimat takbir “Allahuakbar,” kita serahkan diri kita.

Contoh karakter kebaikan yang dapat dipetik mahasiswa? Kita kembali kepada filosofis kembali, me­ ngapa kita mengkhatamkan Al Qur’an. Hadist riwayat Bukhari misalnya, menyebut membaca Al-Ikhlas sebanding dengan se­ per­tiga Quran. Ada yang mengatakan, kalau membaca Al-Ikhlas tiga kali, Al-Falaq sekali,

Ini adalah pertanda berpasrah diri. Bukan dan jangan, Allahuakbar tapi mengangkat golok. Maka dalam Islam diajarkan Islam rahmatan lil amin, kerahmatan alam, manusia dan lingkungan. Mudah-mudahan, dengan kita membaca Al Quran, kita mendapat syafaat dari Al Quran tersebut. Nusantara Me­ ngaji yang kita jalankan sebagai misi, mudah

Dies Natalis UNY makin maju makin berkembang. Dan kami harapkan bukan hanya mahasiswa yang makin baik, tapi para dosen yang sudah doktor segera ngurus guru besarnya. Dosen yang sedang sekolah, ya segera selesaikan. Yang belum, untuk melengkapi landasan karakter lewat pemupukan aqidah, kapasitas keilmuan juga perlu. Sehingga dosen itu minimal ya doktor lah, dan meningkatkan kualitasnya selalu se­ hingga syukur-syukur secara institusi bisa menjadi PTNBH. Kemandirian makin baik, pergerakan makin cepat sesuai kapasitas dan kualitas yang dimilikinya. Ujungnya, mudah mudahan Anda ke depan akan menjadi calon pemimpin yang mampu menjadikan negri ini lebih baik.  P E WA R A D I N A M I K A J U L I 2 0 1 8 27


Laporan Utama

Mudik Berakhir, Seleksi Mandiri Baru Saja Dimulai Selepas libur mudik, UNY bekerja keras. Libur dan agenda rutin mudik boleh berakhir. Begitupula seleksi mahasiswa baru jalur SNMPTN dan SBMPTN. Tapi Seleksi Mandiri, baru saja akan dimulai.

Oleh ILHAM DARY ATHALLAH Editor BUDI MULYONO

D

alam rangka memberikan kelancaran arus lalu lintas dipagi hari, seluruh anggota Polres dan Polsek jajaran Polres Sleman melakukan kegiatan pengaturan pagi di beberapa penggal jalan diwilayah Sleman. Bagi Kapolsek Bulaksumur Kompol Suhardi, penguraian kemacetan yang ada di wilayah kepemimpinannya dilakukan dengan cara memerintahkan anggotanya untuk melakukan pengaturan di persimpangan. Di antaranya pada pos Gama Selokan Mataram, Pos Purna Budaya UGM, Pos Bundaran UGM, Pos Perempatan Sagan Condongcatur, Pos Depan SDN Samirono, dan Pos Perempatan Fakultas Teknik UNY. Menurut Kapolsek, kegiatan pengaturan ini perlu dilakukan mengingat banyaknya aktifitas pagi para pengendara yang hendak berpergian dan mengantisipasi kemacetan arus lalu lintas. Selain pengaturan jalan, para petugas juga membantu menyeberangkan warga yang hendak menyebrangi tempat tersebut. Namun, pada libur lebaran kemarin suasana persimpanganpersimpangan yang menjadi lokasi dan fokus pengawasan pos-pos tersebut relatif sepi. Keturutsertaan warga termasuk mahasiswa dalam ritual mudik lebaran ke masingmasing kampung halamannya, ditengarai menjadi penyebab. “Tapi tetap ada pengaturan pagi ini dilakukan oleh anggota sabhara dan lalu lintas yang naik piket. Adapun waktunya dilakukan setiap hari kerja mulai hari Senin sampai Sabtu. Harapannya para pengendara yang beraktifitas pagi tidak terjebak macet 28 P E WA R A D I N A M I K A J U L I 2 0 1 8

dan memudahkan para pelajar yang hendak menyeberang berangkat ke sekolah,” ungkap sang Kapolsek. Suasana jalan yang relatif lengang tersebut, diproyeksikan oleh Rektor UNY Prof. Sutrisna Wibawa akan sedikit berubah kala gelaran Seleksi Mandiri Ujian Tulis akan digelar. Dilaksanakan pada Minggu (22/7/2018) di 48 lokasi yang terdiri dari 18 lokasi di kampus UNY dan 29 lokasi di sekolah mitra, seleksi mandiri akan jadi hajatan besar di daerah seputaran Karangmalang. Mudik memang sudah berakhir. Tapi keramaian dan lalu lalang kendaraan, baru hendak menghampiri Karangmalang seiring dimulainya tahapan seleksi mandiri. Pasalnya, seleksi tersebut akan diikuti 20.157 peserta. Naik 12 persen dibandingkan tahun sebelumnya. “Oleh karena itu, selama pelaksanaan ujian tulis seleksi mandiri berlangsung, pengguna jalan diimbau agar menghindari ruas Jalan Colombo, Yogyakarta dan sekitarnya untuk mengantisipasi kemacetan,” tutur Sutrisna. Sudah Dipersiapkan Lonjakan keturutsertaan dan keramaian yang akan melingkupi UNY tersebut, diungkapkan oleh Kepala Biro Akademik, Kemahasiswaan, dan Informasi (BAKI) UNY Setyo Budi Takarino sudah dipersiapkan dan direncanakan dengan matang. Jauh sebelum libur lebaran, tepatnya pada 7 Mei 2018, jalur SM Ujian Tulis sudah dipublikasikan kepada khalayak luas. Selain itu, masyarakat yang berminat juga dapat langsung mendaftarkan dirinya secara daring. “Termasuk, membayar biaya seleksi melalui online. Sudah langsung bisa dilakukan,” tukas Setyo.

Perencanaan tersebut didasari atas pemberian wewenang dari Kementerian Riset Teknologi dan Perguruan Tinggi (Kemristekdikti), bagi universitas untuk menggelar seleksi mandiri. Secara umum, kuota penerimaan mahasiswa baru dibagi untuk jalur SNMPTN sebesar 35%, SBMPTN sebesar 35%, dan seleksi mandiri sebesar 30%. Dalam memanfaatkan kuota seleksi mandiri, UNY memiliki tiga jalur yang masing-masing dibagi dengan kuota sama rata. Ketiganya adalah Seleksi Mandiri Prestasi, Seleksi Mandiri SBMPTN, dan Seleksi Mandiri Ujian Tulis. Sukirjo sebagai Kepala Biro Umum Perencanaan dan Keuangan (BUPK) UNY menjabarkan bahwa perbedaan dari masing-masing jalur seleksi mandiri, adalah basis penilaian yang digunakan. Seleksi Mandiri Prestasi, mempertimbangkan pencapaian calon mahasiswa dari sertifikat dan kompetensi yang telah ia dapatkan di jenjang pendidikan sebelumnya. Termasuk, penghargaan atas kompetisi yang pernah dimenangkan. Jalur seleksi mandiri yang kedua, adalah seleksi mandiri SBMPTN. Jalur seleksi ini bersifat nontes dan memanfaatkan skor SBMPTN tahun 2018 yang telah diikuti para mahasiswa sebelumnya. Dalam melakukan registrasi online, pendaftar perlu memasukkan nomor peserta SBMPTN. Hasil tes SBMPTN mahasiswa bersangkutan yang telah tersimpan di database sekretariat pusat SBMPTN, nantinya akan terhubung dengan database UNY untuk diolah lebih lanjut. Barulah di jalur seleksi mandiri yang ketiga, seleksi mandiri ujian tulis, para pendaftar diadu secara kognitif intelektual di tempat melalui tes. 


B E R I TA S i v i ta s a k a d e m i k a

DOK. HUMAS UNY

LONDON JADI SAKSI KEHEBATAN TIM UNY KIAN pesatnya teknologi memicu munculnya berbagi inovasi terus dan hal ini juga terjadi di ranah pendidikan tinggi dimana mahasiswa terus melakukan terobosan baru bahkan mampu bersaing di kancah internasional. Seperti mahasiswa dari Universitas Negeri Yogyakarta, Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta dan nstitut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) yang menciptakan mobil hemat energi untuk berlaga di kompetensi Driver’s World Championship (DWC) tingkat dunia di London sebagai wakil dari Asia (08/07/2018). Dalam kejuaraan ini tim

Indonesia sukses besar dimana ITS meraih juara I dan dua perwakilan lainnya UGM dan UNY juga masuk 10 besar. Seperti dilansir dari www. beritasatu.com, President Director & Country Chairman PT Shell Indonesia, Darwin Silalahi, menyampaikan, pihaknya merasa bangga dan bahagia atas perjuangan dan pencapaian tim mahasiswa Indonesia pada gelaran inovasi tingkat dunia Make the Future Live di London. "Selamat untuk keberhasilan tim mahasiswa Indonesia yang berhasil memborong dua penghargaan yang diperebutkan

Berita-berita lain dapat diakses pada laman www.uny.ac.id

di kompetisi inovasi tingkat dunia. Sungguh pencapaian sempurna, yang membuktikan keunggulan tim Indonesia telah teruji dan mempunyai daya saing yang diakui di tingkat dunia. Saya berharap, mereka mampu menjadi pionir bagi pemudapemuda lain dalam bergerak, menjadi agent of change, pembawa perubahan yang akan membawa bangsa ini lebih maju," kata Darwin. Tak hanya kepada tim pemenang, Darwin pun memberikan apresiasi kepada dua tim mahasiswa Indonesia lainnya yang juga telah berhasil ikut

berkompetisi di ajang SEM DWC Grand Final 2018. "Ketangguhan dan semangat pantang menyerah yang ditunjukkan oleh kedua tim tersebut telah berhasil menghantarkan mereka hingga dapat tampil di kompetisi tingkat dunia ini," tandasnya. Pres­tasi yang dicapai tim mahasiswa Indonesia di ajang SEM DWC Grand Final 2018, sema­kin mengukuhkan posisi Indonesia sebagai tim yang se­ nan­tiasa diperhitungkan dalam ajang kompetisi mendesain, men­­ciptakan dan mengendarai mobil paling hemat energi di ting­ kat regional maupun dunia. HRYO P E WA R A D I N A M I K A J U L I 2 0 1 8 29


Berita

UJIAN TULIS SELEKSI MANDIRI UNY DIIKUTI 20 RIBU ORANG

HUMAS UNY

1.992 MAHASISWA JALUR SBMPTN

HUMAS UNY

Lebih dari dua puluh ribu calon mahasiswa mengikuti ujian tulis Seleksi Mandiri UNY (SM UNY) yang dilaksanakan pada Minggu, (22/7). Sebanyak 20.157 peserta yang terbagi atas 19.486 orang peserta ujian tulis dan 671 orang peserta CBT menjalani tes sejak pagi hingga sore hari. Jumlah peserta ujian tulis mengalami kenaikan sebesar 12% dari ujian Seleksi Mandiri tahun 2017 yang diminati 18.041 orang. Jumlah pendaftar rumpun Sains dan Teknologi sebanyak 5.938 peserta, Sosial Humaniora sebanyak 12.816 peserta, dan Campuran sebanyak 1.403 peserta. Lokasi ujian tulis menggunakan total 48 lokasi yang terdiri dari 18 lokasi di kampus UNY dan 29 lokasi di sekolah mitra. Untuk CBT menggunakan 27 ruang yang seluruhnya berada di UNY. Jumlah pengawas ujian tulis melibatkan 1.045 orang yang terdiri dari 724 dosen, 222 tendik, 634 guru serta 6 pengawas anak berkebutuhan khusus. Sedangkan pengawas CBT melibatkan 27 orang yang dibantu 27 orang teknisi. Dalam ujian kali ini terdapat 20 siswa berkebutuhan khusus yang terdiri dari 6 siswa tuna netra, 5 siswa tuna daksa, 1 siswa tuna laras dan 8 siswa tuna rungu. Pada Senin 23 Juli, peserta ujian seleksi mandiri yang memilih program studi di Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK) dan Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) diwajibkan mengikuti ujian ketrampilan yang akan dilaksanakan di fakultas masing-masing sejak pukul 06.00 WIB. Dari data yang tercatat, peserta yang harus mengikuti ujian ketrampilan sebanyak 1.295 orang meliputi olahraga 849 orang, seni rupa 194 orang, seni tari 75 orang dan seni musik 177 orang. Lokasi ujian tulis SM UNY menggunakan sejumlah lokasi yang tersebar di seluruh fakultas di lingkungan UNY. Sedangkan sekolah yang digunakan diantaranya SMKN 6, SMAN 11 dan SMPN 5 yang semuanya berada di kota Yogyakarta. Panitia Seleksi Mandiri mempersiapkan para pengawas di mana selain mengawasi ujian, pengawas juga melakukan verifikasi kelengkapan peserta. Rektor UNY Sutrisna Wibawa mengatakan bahwa kegiatan ujian tulis berjalan dengan lancar dan baik. “Terimakasih pada sekolah mitra yang telah menyediakan tempat untuk tes” kata Sutrisna Wibawa “Kami berharap dengan ujian tulis ini bisa mendapatkan calon mahasiswa terbaik”. Salah satu peserta tes Silvia Reva Anindya dari Wates berharap dapat diterima pada salah satu jurusan di UNY, pilihannya adalah pendidikan fisika. DEDY 30 P E WA R A D I N A M I K A J U L I 2 0 1 8

Penetapan hasil Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) Tahun 2018 diumumkan secara online pada Selasa, (3/7). Panitia Pusat SBMPTN 2018 telah menetapkan sebanyak 165.831 peserta dinyatakan lulus Jumlah tersebut merupakan hasil seleksi dari 860.001 peserta pendaftar dan telah mengikuti ujian tertulis baik Ujian Tulis Berbasis Cetak (UTBC), maupun Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) yang dilaksanakan secara nasional pada 8 Mei 2018 dan ujian ketrampilan pada 9 dan/atau 11 Mei 2018.

Tulis Berbasis Komputer (UTBK) diterima sebanyak 5.053 peserta. Selanjutnya perincian peserta diterima menurut kelompok ujian yaitu, kelompok Saintek diterima sebanyak 68.333 peserta, kelompok Soshum diterima sebanyak 64.882 peserta, dan kelompok Campuran diterima sebanyak 32.616 peserta.

Berdasarkan jumlah peserta pendaftar tersebut, persentase peserta yang dinyatakan lulus SBMPTN 2018 sebesar 19,28% dan akan segera melakukan registrasi atau pendaftaran ulang sebagai calon mahasiswa baru pada 85 PTN.

Kepala Admisi UNY Setya Raharja mengatakan, tingkat keketatan prodi di UNY masih dipegang oleh prodi Manajemen Fakultas Ekonomi, dengan peminat 4.661 orang dan hanya diterima 30 orang. “Prodi favorit soshum dipegang oleh Manajemen dengan animo 4.661 orang dan prodi favorit saintek dipegang Pendidikan Teknik Informatika dengan animo 2.014 orang” katanya. Setya menginformasikan bagi calon mahasiswa yang belum diterima lewat jalur SBMPTN masih punya kesempatan mendaftar UNY melalui jalur Seleksi Mandiri Ujian Tulis (SM UTUL) dan SMSBMPTN. DEDY

Sebagai perincian, peserta kelompok Non-Bidikmisi diterima sebanyak 122.558 peserta, dan peserta berpotensi menjadi penerima Bidikmisi diterima sebanyak 43.273 peserta. Kemudian, berdasarkan jenis ujian yang diikuti, peserta Ujian Tulis Berbasis Cetak (UTBC) diterima sebanyak 160.778 peserta, peserta Ujian

UNY pada SBMPTN 2018 menerima 1.992 peserta. Wakil Rektor I UNY Margana mengatakan, pendaftar SBMPTN UNY tahun 2018 sebanyak 63.615 orang, sedangkan tahun 2017 sebanyak 57.571 atau ada peningkatan 10,5%.


Berita

PEMILIHAN DUTA GENRE DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN 2018

Syifa Mutiara Rahma merupakan mahasiswa Prodi Bimbingan dan Konseling UNY angkatan 2016 yang berhasil meraih juara 2 dalam ajang Pemilihan Duta GenRe DIY Jalur Masyarakat Tahun 2018. Pemilihan Duta GenRe DIY sudah menjadi ajang tahunan yang diadakan oleh BKKBN DIY. Pemilihan Duta GenRe DIY dibagi menjadi 2 jalur yaitu Jalur Pendidikan dimana peserta merupakan perwakilan dariPIKRemaja yang berada Institusi Sekolah maupun Universitas dan Jalur Masyarakat yang peserta berasal dari perwakilan PIK-Remaja di lingkungan masyarakat. Pemilihan Duta GenRe ini dilakukan untuk mencari para remaja yang siap menjadi Role Model yang mengkampanyekan Program GenRe. GenRe merupakan singkatan dari Generasi Berencana, maksud dari BKKBN Nasional membentuk GenRe adalah untuk memberikan pembekalan pada remaja untuk mempersiapkan dan merencanakan kehidupan masa depan termasuk dalam pembentukan keluarga. Proses yang dilalui untuk mengikuti Ajang Pemilihan Duta GenRe DIY ini tidak mudah dan membutuhkan waktu yang cukup lama. Tahap pertama yang dilakukan peserta adalah membuat buku profil diri dan video singkat yang menjelaskan kiprahnya di masyarakat. Lalu setelah melalui tahap ini dipilihlah beberapa finalis yang akan maju pada tahap selanjutnya. Di tahap kedua finalis melalui proses

DOK. HUMAS UNY

penampilan bakat dan presentasi kiprah di PIK-Remaja yang di saksikan seluruh finalis beserta dewan juri. Selanjutnya di tahap ketiga seluruh finalis melakukan pengabdian masyarakat di setiap Kampung KB yang berada di wilayah Kota Yogyakarta. Finalis di bagi menjadi beberapa kelompok yang nantinya terjun ke Kampung KB dan melakukan “Bakti GenRe�. Setiap kelompok bebas menentukan apa saja agenda

yang akan diberikan oleh kampung tersebut. Tahap terakhir dalam pemilihan Duta GenRe DIY ini yaitu acara grand final yang diadakan pada Minggu, 1 Juli 2018 pukul 09.00 WIB di Ramayana Ballet Purawisata. Di acara grand final seluruh finalis menunjukkan bakat di hadapan semua penonto yang hadir, lalu di pilih 15 besar finalis dari jalur pendidikan maupun masyarakat untuk menjadpatkan pertanyaan langsung dari dewan juri. Dengan adanya pemilihan Duta GenRe DIY ini di harapkan para Duta yang terpilih dapat merangkul seluruh remaja

yang berada di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta untuk bisa mengikuti program dari pemerintah khususnya dari bagian BKKBN. Remaja diharapkan bisa memenuhi 4 Substansi GenRe dan menghindari TRIAD KRR. Remaja dapat bergerak pada kegiatan positif yang dapat menunjang kehidupan dimasa depan. Dan dengan perencanaan hidup kedepan yang dilakukan sejak masa remaja, maka di masa mendatang akan terbentuk keluarga-keluarga di Indonesia yang bahagia dan sejahtera sehingga dari keluarga bisa membentuk generasi unggul yang dapat memajukan Indonesia. MIM/ANT P E WA R A D I N A M I K A J U L I 2 0 1 8 31


Berita

DAUN BAMBU UNTUK PENGEMBANGAN SEDIAAN VITAMIN C Bambu, merupakan salah satu jenis rumput – rumputan yang termasuk ke dalam family Graminae dan masih banyak terdapat disekitar kita terutama daerah pedesaan. Bambu biasanya dimanfaatkan untuk bahan konstruksi rumah seperti dinding, tiang dan atap. Tapi daun belum banyak dimanfaatkan,

setiap hari. Pengembangan sediaan lepas lambat sangat dibutuhkan dalam menambah frekuensi menjadi lepas obat ke dalam tubuh yang secara perlahan sehingga pelepasannya lebih lama dan memperpanjang kerja obat. Salah satu obat yang dapat diaplikasikan sebagai obat lepas

Kreativitas Mahasiswa Penelitian (PKMP) melakukan penelitian tentang Pengembangan Sediaan Vitamin C Lepas Lambat dengan Pemanfaatan Material Nanosilika Daun Bambu (Bambusa Sp.). Para mahasiswa tersebut terdiri dari Zamhariroh Marsa Fajarwati, Rama Chrismara, Asmi Aris dengan pembimbing Dr. Kun Sri Budiasih, M.Si. Marsa Fajarwati menjelaskan, daun bambu yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun bamboo petung. Proses penelitian meliputi sintesis nanosilika daun bambu. Pada proses ini daun bambu dicuci dengan air, dilanjutkan dengan proses pengeringan dibawah

nanosilika. Tablet vitamin C generik dimasukkan dalam mortar, dan dihaluskan. Selanjutnya diayak dengan ayakan mesh 12. Kemudian dicampur dengan material nano silika dan diayak dengan pengayak mesh 60. NSC(Nanosilika vitamin C) yang terbentuk dikeringkan dalam lemari pengering bersuhu 60ÂşC selama 3 jam. NSC(Nanosilika vitamin C) kering diayak dengan pengayak mesh 80. Lalu dikempa dan dicetak dengan mesin tablet. Setelah itu dilakukan pengujian sediaan lepas lambat dengan uji in-vitro. Dari uji karakteristik tablet, hasil sifat fisik tablet lepas lambat

HUMAS MIPA

padahal kandungan abu daun bambu dari daun bambu sebesar 20% dengan kandungan silika sebesar 75.90 - 82.86%. Sedangkan kandungan silika abu daun bambu ini merupakan yang terbesar kedua setelah abu sekam padi yaitu sebesar 93.2%. Sementara itu, Seiring dengan padatnya kegiatan manusia membuat tidak sedikit orang yang mengomsumsi obat untuk meningkatkan stamina tubuh. Namun dengan frekuensi dan dosis yang masih tinggi dalam system kerja obat dalam tubuh, membuat harus mengomsumsi dalam skala frekuensi lebih kecil 32 P E WA R A D I N A M I K A J U L I 2 0 1 8

lambat adalah vitamin C. Vitamin C yang merupakan obat bebas pada umumnya berupa suplemen yang sering dikonsumsi. Salah satu cara untuk meningkatkan efektivitas kinerja vitamin C adalah dengan mengembangkan material nanosilika. Penggunaan sediaan lepas lambat pada vitamin C yang berpendukung nanosilika akan memberikan manfaat untuk memperpanjang waktu paruh vitamin C dalam tubuh. Berdasarkan hal tersebut mahasiswa Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA UNY yang tergabung dalam tim Program

sinar matahari selama 2 hari dan dibakar. Abu yang diperoleh kemudian di kalsinasi dengan furnace pada temperatur 8000C selama 6 jam dan dicuci menggunakan HCl 0,1 M, dan seterusnya. Tahap selanjutnya, lanjut Marsa, adalah pembuatan sediaan vitamin C berpendukung

yaitu pada bobot 170,28 mg, diameter 0.72 cm, kekerasan 0.676 kg/cm2, dan waktu hancur 1.4%. “Diharapkan, penelitian ini bias memberikan solusi mengenai pengembangan sediaan obat dengan pemanfaatan material nanosilika dalam bidang medis�, tambah Marsa.. WITONO


Berita

FE BORONG GELAR DEBAT “SECRETARY DAY” UNY me­ngirim 2 tim debat yang terdiri dari 4 orang, dengan 2 orang mahasiswa dari Program Studi Admi­ nis­trasi Per­kantoran dan 2 orang Program Studi D3 Se­kre­tari, bidang yang dilombakan dalam kompetisi “Secretary Day” untuk Debat Bahasa Inggris.

DOK. HUMAS FE UNY

Jurusan Pendidikan Administrasi Fakultas Ekonomi (FE) UNY sukses meraih juara 2 dan 3 dalam lomba Secretary Day yang diselenggarakan di ASMI Santa Maria dalam memperingati hari Sekretaris Internasional. Kompetensi Secretary Day diikuti oleh SMA dan universitas dari prodi perkantoran dan sekretaris di DIY.

Sesi pertama dalam kegiatan ini adalah Seminar Nasional dengan tema “Secretary di Era Digital 4.0”, kemudian dilanjutkan dengan lomba debat bahasa inggris. Tim dari UNY telah melaksanakan persiapan dan pelatihan dengan dosen pembimbing. Hasil dari kerja keras yang telah dilakukan akhirnya berbuah baik. UNY dapat meraih 2 penghargaan dengan peringkat lomba Tim 1 dari program studi S1 Pendidikan administrasi yang diwakili oleh Andrian Eko Susanto dan Teguh Wicaksono meraih juara 2 lomba debat Bahasa Inggris dan tim 2 dari D3 Sekretari meraih juara 3 yang diwakili oleh Hanif Masitoh dan Michel Ike Permatasari.

“Ini adalah pertama kalinya saya mengikuti debat bahasa Inggris, bagi saya kompetisi ini untuk mengasah kemampuan Bahasa Inggris saya selain melalui public speaking,” ujar Michel. “ Teguh menambahkan. Akhir dari serangkaian lomba Secretary Day pada tahun 2018 adalah pengumuman dan pemberian doorprize. EKW/CS

PELATIHAN E-GOVERNMENT UNTUK APARAT DESA Revolusi industri 4.0 telah merambah disetiap lini bidang salah satunya pelayanan publik. Pada umumnya yang menjadi sorotan adalah pelayanan publik di kelurahan dengan kinerja pemerintah desa yang kurang produktif dan efisien sehingga waktu yang digunakan untuk mengatasi suatu permasalahan tergolong lambat. Padahal segala sesuatu bisa lebih dipermudah dengan menggunakan teknologi. Melihat peluang tersebut pemerintah melalui Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) berupaya meluncurkan program e-government secara masif, terstruktur, dan sistematis ini tentunya dengan membawa harapan supaya kinerja birokrasi pemerintahan semakin baik. Untuk mewujudkan harapan Kementerian PANRB tersebut mahasiswa UNY mengadakan implementasi program e-goverment melalui sistem manajemen kearsipan

& informasi desa. Nuning Siwi Utami dan Yulia Dewi Nuprita prodi Pendidikan Administrasi Perkantoran, Andri Muhyidin prodi

Pendidikan Teknik Informatika, Retno Wulan Juminarsih prodi Manajemen Pendidikan serta Nina Yusliana Agustya Ningrum prodi Pendidikan Sosiologi mengadakan pelatihan e-government di Desa Jatimulyo Kecamatan Dlingo Kabupaten Bantul. Menurut ketua kelompok Nuning Siwi Utami, melalui

program ini akan membantu nawacita pemerintah dalam menerapkan e-government di tingkat desa. “Seperti membantu menyediakan sistem manajemen kearsiapan dan informasi desa” kata

Nuning “Juga mensosialisasikan dan memberikan pendampingan intensif kepada perangkat dan masyarakat desa supaya dapat mengoptimalkan layanan yang disebut e-government ini di tingkat desa”. Harapannya dengan

pelatihan e-government ini dapat mewujudkan pemerintahan desa dengan layanan publik yang lebih produktif, transparan, akuntabel, dan demokratis. Nina Yusliana Agustya Ningrum menjelaskan, salah satu proses penting pelatihan e-government ini adalah workshop bagi aparatur desa sebagai persiapan sebelum melayani warga masyarakat desa setempat. “Pelatihan berupa Sistem Informasi Desa utk admin dan mana­ jemen kearsipan” kata Nina. Manajemen kearsipan yang diberikan pelatihan berupa digital dan manual. Untuk versi digital berwujud filling cabinet, dan manual berupa sistem nomor secara desentralisasi. Pendampingan selama 3 bulan ini berupa bantuan teknis dalam meng­gu­nakan sistem ini. Kegi­atan ini berhasil meraih dana Dikti dalam Program Kreativi­tas Ma­ hasiswa bidang Pengab­dian Masyarakat tahun 2018. DEDY P E WA R A D I N A M I K A J U L I 2 0 1 8 33


Berita

DOK. HUMAS FIS

TUMBUHKAN RASA PERCAYA DIRI ANAK DIFABEL MELALUI ANTOLOGI PUISI Ketidaksempurnaan pada diri seseorang tidak dapat dihindari karena semua kekurangan dan kelebihan adalah anugerah Tuhan Yang Maha Esa. Salah satu contohnya adalah penyandang difabel yaitu seseorang yang memiliki kekurangan atau keterbatasan yang ditandai dengan adanya gangguan dalam hal komunikasi, interaksi sosial, gangguan indirawi, pola bermain, dan perilaku emosi. Data dari dinas sosial DIY tahun 34 P E WA R A D I N A M I K A J U L I 2 0 1 8

2015 menyebutkan bahwa terdapat 2.388 anak difabel yang menuntut ilmu di sekolah berkebutuhan khusus. Setelah melakukan observasi kegiatan para siswa penyandang difabel di SLBN 1 Bantul, mahasiswa program studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta (FIS UNY) yang terdiri dari Ahmad Abruron Baharsyah, Ayunita Klarasari Noryana, Dewi Wulandari Cahyaningrum, Muhammad Harry Prayoga terdorong

untuk melakukan pengabdian kepada masyarakat untuk para penyandang difabel. “Para siswa penyandang difabel khususnya di SLBN 1 Bantul mempunyai kemampuan yang luar biasa. Mereka memiliki bakat seni, kemampuan akademik, dan kerampilan yang di luar dugaan kami. Awalnya kami mengambil sampel khusus anak autis saja. Namun, setelah melalui berbagai pertimbangan, akhirnya kami memutuskan mengambil semua kelompok dari tingkat SD hingga SMA” jelas Harry Harry menambahkan bahwa dalam kegiatan pengabdian tersebut, mahasiswa Ilmu komunikasi FIS UNY memberikan pelatihan menulis puisi. Pelatihan mampu membuat anak difabel menjadi lebih percaya diri dalam mengekpresikan dirinya melalui sebuah puisi. Dengan

menulis puisi, mereka dapat membuktikan kepada orang lain bahwa mereka juga dapat menghasilkan karya dengan segala keterbatasannya. Ketua kelompok kegiatan, Ahmad Abruron Baharsyah, menambahkan bahwa selain memberikan pelatihan, mahasiswa ilmu komunikasi juga memberi kesempatan kepada para penyandang difabel untuk mementaskan puisi yang mereka tulis. Dengan demikian, kepercayaan diri mereka menjadi meningkat. “Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini juga menghasilkan sebuah buku yang berisi kumpulan karya penyandang difabel yang dijual secara luas. Selain itu, kegiatan ini berkontribusi dalam pembelajaran anak difabel dengan menghasilkan modul pembelajaran untuk kaum difabel” tambahnya. EKO


Berita

KENALKAN BUDAYA MELALUI BUKU

PADUAN SUARA “SWARA WADHANA” GOES TO BALI

DOK. HUMAS UNY

Minggu (22/7), PSM Swara Wadhana UNY bertolak menuju Pulau Dewata untuk megikuti perlombaan paduan suara tingkat internasional. Keberangkatan PSM “SW”UNY ini dilepas oleh Rektor UNY Prof. Dr. Sutrisna Wibawa, M.Pd dan WR III Prof. Dr. Sumaryanto, M. Kes. Pada kesempatan kali ini, PSM “Swara Wadhana” Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) sebagai salah satu Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) yang bergerak di bidang seni suara merasa sangat bersyukur, untuk kali ketiga mendapat kesempatan mengikuti salah satu perlombaan paduan suara bergengsi di tingkat Internasional,yakni Bali International Choir Festival (BICF). Bali International Choir Festival (BICF) merupakan salah satu kompetisi paduan suara internasional yang rutin dilaksanakan setiap tahunnya di Bali. Pada tahun ini BICF diadakan untuk ketujuh kalinya, dengan bertajuk 7th Bali International Choir Festival. Kompetisi ini menjadi salah satu ajang bergengsi bagi banyak paduan suara untuk meningkatkan skill, prestasi, dan eksistensinya. Demikian pula dengan PSM “Swara Wadhana”, sebagai sebuah kelompok paduan suara, tentunya memiliki keinginan untuk meningkatkan kemampuan, prestasi, dan eksistensi di dunia paduan suara. Ajang ini menjadi tolok ukur kemampuan PSM “Swara Wadhana” untuk melihat sampai di mana kemampuan yang dimilliki. Dengan demikian, PSM “Swara Wadhana” dapat lebih berkembang dan meningkat kemampuannya. Pada perlombaan kali ini, PSM “Swara Wadhana” mengirimkan satu kontingen yang nantinya akan mengikuti dua kategori perlombaan yakni Mixed Choir dan Folkore dalam 7th Bali International Choir Festival. Satu kontingen yang akan berangkat terdiri dari 33 orang penyanyi, 6 official, 2 dosen pendamping, dan 1 pelatih sekaligus conductor sehingga total seluruhnya berjumlah 42 orang. 7th Bali International Choir Festival akan diselenggarakan di Prime Plaza Hotel and Suites Sanur Bali pada 24-28 Juli 2018. CREW

Dewasa ini, budaya lokal seakan-akan menjadi hal yang terlupakan bagi para generasi muda. Termasuk kearifan lokal (local wisdom) yang lambat laun mulai luntur akibat dari adanya pengaruh negatif globalisasi. Salah satunya yaitu kebudayaan luar masuk ke Indonesia. Fenomena saat ini yang banyak terlihat pada perubahan aktivitas bermain anak yaitu lebih seringnya anak bermain permainan dengan teknologi seperti game online. Pengenalan budaya lokal perlu dilakukan sejak awal anak usia dini, termasuk sejak usia sekolah dasar. Budaya lokal menjadi informasi yang mampu dikenali oleh siswa secara mendalam karena lingkungan asal informasi terkait dekat dengan siswa. Untuk itu perlu adanya buku penunjang

HUMAS FIS

sebagai bahan ajar untuk memperkenalkan budaya Yogyakarta bagi siswa sekolah. Mahasiswa PGSD FIP UNY Nafi’atul Latifah, Meuthia Damayanti Kusuma Devi dan Latif Pertiwi merancang buku sebagai bahan ajar untuk memperkenalkan budaya lokal

Yogyakarta pada siswa sekolah dasar. Menurut Nafi’atul Latifah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki potensi budaya dalam bentuk kearifan lokal yang sangat banyak dan juga beragam, hanya saja bahan ajar yang disediakan dan dipergunakan pada sekolahsekolah di lingkungan Daerah Istimewa Yogyakarta pun belum berbasis budaya lokal. “Oleh karena itu kami kembangkan bahan ajar ini untuk memperkenalkan kembali budaya lokal dengan mengkaitkannya pada mata pelajaran siswa sekolah dasar” ungkap Nafi’atul Latifah. Meuthia Damayanti Kusuma Devi menambahkan, buku ini diberi nama Buku Tematik Budaya Yogyakarta (Butik Buyog), dimana bahan ajarnya disesuaikan dengan beragam kearifan lokal mencakup mulai dari tarian, seni teater, wayang, permainan tradisional, festival Yogyakarta. “Buku yang kami buat mengedepankan permainan tradisionalnya sesuai dengan sifat siswa sekolah dasar yang suka bermain” katanya. Menurut Latif Pertiwi ada beberapa permainan tradisional yang menjadi bahan ajar dalam Butik Buyog, diantaranya nglarak blarak, jemparingan dan gobag sodor. “Dalam buku ini siswa diajak mengenali olahraga tradisional, permainan tradisional dan pelestariannya” ungkap Latif. Butik Buyog terdiri dari tiga subtema dan satu kegiatan berbasis proyek. Struktur penulisan buku diusahakan memfasilitasi pengalaman belajar: Ayo Mengamati, Ayo Bermain Peran, Ayo Berlatih, Ayo Bercerita, Ayo Berkreasi, Ayo Menulis, Ayo Membaca, Ayo Bernyanyi, Ayo Beraktivitas, Ayo Berdiskusi, Ayo Menanya, dan Kegiatan Bersama Orang Tua. DEDY P E WA R A D I N A M I K A J U L I 2 0 1 8 35


Berita

ROSEMERY, ROBOT CANTIK NAN LIHAI MENARI

HUMAS UNY

PENERIMAN KKN UNY DI TEMANGGUNG

HUMAS UNY

Perhelatan akbar Kontes Robot Indonesia (KRI) Tingkat Nasional tahun 2018 telah dilaksanakan di Sportorium Universitas Muhammadiyah Yogyakarta pada tanggal 11 – 13 Juli 2018. Sebanyak 91 Tim dari berbagai Perguruan Tinggi di Indonesia unjuk kebolehan dan adu robot pada kontes ini. UNY mengirimkan lima tim di kontes ini, diantaranya Tim Maestro_Evo dalam Kontes Robot ABU Indonesia, Tim Mobo-Evo dalam Kontes Robot Sepak bola Beroda Indonesia, Tim Gareng Punk dalam Kontes Robot Pemadam Api Indonesia, Tim Al‘Aadiyaat dalam Kontes Robot Sepak Bola Humanoid Indonesia, dan Tim Rosemery dalam Kontes Robot Seni Indonesia. Tim Rosemery terdiri dari dua buah robot kembar yang lihai menari sesuai dengan tema Kontes Robot Seni Tari Indonesia (KRSTI) tahun ini, yaitu Tari Remo yang berasal dari Jawa Timur. Perjuangan yang dihadapi Rosemery selama kontes berlangsung tidaklah mudah dan lancar sesuai dengan yang diharapkan. Masalah-masalah beruntun tersebut dihadapi ketika Rosemery berada pada babak penyisihan yang dilaksanakan sebanyak tiga kali, seperti kurang serasinya gerakan, terjatuhnya robot, hingga masalah hardware yang tiada ujungnya. Sedangkan tim dari beberapa Perguruan Tinggi lainnya berusaha untuk menampilkan yang terbaik, seperti UGM, PENS, UB, ITS yang difavoritkan juara. Rahmad Prasetyo selaku Ketua Tim Rosemery mengatakan “Perjalanan kami menuju hari H perlombaan tidak mulus seperti jalan tol, banyak tikungan, tanjakan dan turunan yang harus kami hadapi selama 1 tahun ini. Terutama seringnya robot kami mengalami error pada saat latihan hingga babak penyisihan berlangsung”. Setelah melalui perjalanan yang cukup berat akhirnya semua kendala yang terjadi dapat teratasi dengan baik, semua itu berkat kekuatan tim dan do’a dari semua pendukung termasuk civitas akademika UNY. Rosemery berhasil mendapatkan Juara I dalam Kontes Robot Seni Tari Indonesia (KRSTI) tahun 2018 yang artinya Tim Robot dapat mempertahankan Juara dan membawa harum nama UNY di kancah Nasional. “Alhamdulillah tahun ini kami berhasil mempertahankan Juara. Dengan begini tantangan untuk tahun-tahun berikutnya akan semakin berat. Harapannya generasi penerus Robotika UNY tetap berusaha dan jangan terlena dengan kemenangan yang kita dapat ditahun ini”, pungkas Rahmad. GTO/PER/VGA 36 P E WA R A D I N A M I K A J U L I 2 0 1 8

Selama menempuh KKN mahasiswa dapat belajar tentang desa pada masyarakat yang bisa dikembangkan lagi kedepan. Adanya mahasiswa KKN merupakan salah satu strategi mengembangkan desa, selain dengan bekerjasama dengan perguruan tinggi. Bapeda juga menginisiasi penguatan potensi desa. Demikian dikatakan Dr. Danang Purwanto, Kabid Litbang Bappeda Temanggung dalam Penerimaan KKN Tematik UNY di Bappeda Temanggung, Selasa (17/7). Danang mengatakan berdasarkan UU No 6/2014 tentang desa memberkan peluang bagi tumbuhnya desa. Dalam hal ini desa-desa itu membutuhkan pendampingan dan support dari semua pihak dalam penyusunan, perencanaan dan pelaksanaan program agar pembangunan dapat berjalan efektif dan efisien. Pendampingan tersebut adalah dari akademisi, komunitas dan masyarakat sedangkan dari sisi birokrasi perlu pendampingan dari pemerintah kabupaten, Provinsi dan Pusat. “Penting untuk memanage potensi desa, untuk itu kerjasama dengan UNY perlu

ditindaklanjuti,” katanya. Sebanyak 80 mahassiwa UNY melaksanakan kegiatan KKN di Kabupaten Temanggung dengan penempatan di Desa Tlahap dan Tegowanu sejak (13/7) hingga (30/8). Sekretaris LPPM UNY Prof. Siswantoyo mengatakan bahwa tahun ini merupakan tahun kedua KKN UNY di Temanggung. Menurutnya KKN Identik dengan kerjasama lintas kementerian. “Sesuai dengan program Perguruan Tinggi Untuk Desa (Pertides) dari Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi dimana UNY menjadi bagian darinya,” kata Siswantoyo. Guru besar FIK UNY tersebut berharap agar warga Temanggung dapat menerima KKN UNY yang sedang mendarmabaktikan ilmu yang mereka terima di bangku kuliah untuk mensukseskan program Kabupaten Temanggung. Siswantoyo berpesan pada mahasiswa KKN UNY untuk dapat bersinergi dan beradaptasi dengan masyarakat. Harapannya dengan KKN ini dapat lebih mempererat kerjasama dengan Kabupaten Temang­ gung dan tahun depan bisa lebih diintensifkan lagi. DEDY


Berita

COKLAT HERBAL INDONESIA, COKLAT SEHAT OLAHAN DARI PRODUK PETANI LOKAL Luas lahan potensial untuk pengembangan kakao di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) sebesar 4.500 ha, dengan jumlah produksi terbesar di Gunung Kidul dan Kulonprogo akan tetapi para petani belum dapat mengolah buah kakao sehingga mereka memilih untuk menjual buah kakao mentah dengan harga yang relatif murah kepada para pengepul untuk diekspor ke luar negeri. Olahan coklat tersebut pada akhirnya dijual kembali ke dalam negeri dengan harga yang lebih tinggi. Banyak produk olahan coklat yang kurang mempedulikan kesehatan konsumennya. Melihat kondisi ini, mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta (FIS UNY) yang terdiri dari Dayinta Ratna Andaru (Ilmu Administrasi Negara), Nia Aldina Hapsari (Ilmu Administrasi Negara), Ika Fatmasari (Ilmu Administrasi Negara), Dika Ananda Putri (Pendidikan Geografi), Laras Andar Susanti (Pendidikan Geografi) terdorong membuat terobosan baru produk olahan coklat dengan memperhatikan kesehatan tubuh yaitu COBAIN (Coklat Herbal Indonesia). Dayinta menjelaskan bahwa COBAIN merupakan coklat yang diolah dengan menggunakan rempah-rempah alami. Bahan baku utama dari COBAIN adalah bubuk kakao, jahe emprit, gula semut, dan gula pasir yang berasal dari para petani atau produsen lokal, sebagai bentuk kegiatan sosial dalam rangka mewujudkan petani yang sejahtera. Persiapan bahan baku meliputi survei supplier untuk

DOK. HUMAS UNY

mendapatkan dengan harga termurah dan kualitas yang sesuai bagi konsumen. Produk ini diharapkan dapat menjadi alternatif minuman sehat bagi masyarakat dan berdampak positif bagi keberlangsungan perekonomian petani atau produsen lokal di Daerah Istimewa Yogyakarta. Mahasiswa Ilmu Administrasi Negara tersebut menambahkan kegiatan ini merupakan bagian dari Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) bidang Kewirausahaan. Usaha ini menghasilkan produk COBAIN dalam kemasan kaleng dengan harga Rp 40.000,00 per 250 gram dan grosir dalam kemasan alumunium foil dengan harga Rp 85.000,00 per 1 kilogram.

Harga tersebut berlaku untuk dua varian rasa yaitu rasa original dan jahe. “Pada kemasan produk tercantum data komposisi dimana seluruh bahan yang dipakai bersifat alami. Hal itu men­jadi keunggulan karena coklat herbal ini merupakan satu-satunya produk coklat bu­ buk yang berbahan baku 100% alami, ditambah adanya varian rasa rempah jahe dan kemasan kaleng yang eksklusif sehingga konsumen tertarik” imbuhnya Lanjut Dayinta, cara pengolahan coklat herbal ini dilakukan dengan mencampurkan seluruh bahan, terdiri dari bubuk kakao, gula, dan ekstrak jahe. Pembuatan ekstrak jahe dilakukan dengan cara menghaluskan jahe yang telah dipotong berbentuk dadu bersama air mineral, kemudian lumatan jahe tersebut disaring dan airnya dituang ke dalam gula

yang sedang dipanaskan di atas kompor. Ekstrak jahe tersebut akan diikat oleh gula selama proses pemanasan. Setelah bubuk kakao dan bahan lainnya dicampur, adonan tersebut ditimbang dan dikemas ke dalam kemasan. “Survei pasar pada usaha ini dilakukan melalui media sosial facebook pada halaman wawasan pemirsa dimana peminat minuman coklat paling tinggi adalah kaum perempuan yaitu sebanyak 84% yang cenderung berusia 18-24 tahun. Selain itu, pemasaran usaha juga memanfaatkan media sosial yaitu facebook, instagram, dan blog website. Usaha ini menjalin mitra dengan toko Indomaret dan dipasarkan di 46 cabang Indomaret wilayah Yogyakarta. Promosi dilakukan sejak Bulan April 2017. Pada bulan tersebut juga dilakukan tes pasar dan terdapat masalah produksi.” paparnya. EKO P E WA R A D I N A M I K A J U L I 2 0 1 8 37


KALAM / PEWARA

Fauzi Achmad Prapsita PENUNGGANG GARUDA 38 P E WA R A D I N A M I K A J U L I 2 0 1 8


SOSOK PEMBALAP

DOK. TIM GARUDA

Berawal dari kegigihan dan usaha yang tidak pernah putus, Ghea Indrawari menapaki hal yang ia sukai untuk lantas memintalnya menjadi mimpi yang berubah kenyataan. Berbekal suaranya yang khas, mahasiswi jurusan Pendidikan Seni Musik tersebut finish di lima besar salah satu ajang menyanyi paling bergengsi, Indonesian Idol.

D

Oleh ILHAM DARY ATHALLAH

i penjuru nusa, Garuda muncul dalam berbagai kisah mitologi kuno. Relief Prambanan, layaknya dikisahkan Sultan Hamid II sebagai perancang lambang negara tersebut, adalah salah satu yang menautkan kisah sang burung sebagai kendaraan Wisnu. Melambangkan kebajikan, pengetahuan, kekuatan, keberanian, kesetiaan, hingga kedisiplinan. Selepas negeri ini merdeka, ia ditautkan perisai yang menggaungkan lima landasan sekaligus cita-cita kita bersama. 73 tahun Indonesia merdeka, buih semangat cita-cita itu tak pernah diharapkan usai oleh segenap bangsa. Sehingga ketika knalpot mobil tipe Urban milik Garuda UNY berderu kencang di penjuru Queen Elizabeth Olympic Park Stratford, London, Fauzi bersama timnya berharap bahwa perjuangannya menggemakan hal yang sama. Tunggangannya boleh jadi tak terbang. Tapi Fauzi, tetap semangat menunggangi besi bermotor dengan empat roda

itu dari balik kemudi. Sembari tetap membumbungkan tinggi harapan, agar membanggakan setiap pendukungnya. Pendukung yang ia maksud, bukan hanya segenap suporter maupun orang tua yang ada di rumah. Namun juga seluruh universitas yang sedang dan telah mendoakannya, serta panji-panji bangsa yang hendak dikibarkannya.

GARUDA UNY RACING TEAM MEMBOPONG TROFI KEMENANGAN

“Semua perjalanan panjang, sejak kompetisi di tingkat Nasional dan Regional Asia, dan akhirnya berhasil mendapatkan tiket bertanding di Drivers’ World Championship di London, ini untuk UNY. Juga untuk nama “Garuda” yang kita bawa dan kita banggakan,” pungkas Fauzi mantap.

Sejak kompetisi di tingkat Nasional dan Regional Asia, dan akhirnya mendapatkan tiket bertanding di Drivers’ World Championship di London, ini untuk UNY."

Awalnya dari Tumasek Jika Patih Gadjah Mada dulu bersumpah untuk menaklukkan Tumasek sebagai bagian dari perjuangannya menyatukan Nusantara, Fauzi berkisah bahwa ia bersama tim pada awalnya harus menaklukkan Singapura untuk mengibarkan panji-panji Garuda lebih jauh lagi. Shell Eco-marathon Asia (SEMA) 2018 yang diadakan di Changi Exhibition Center, Singapura, menjadi ajangnya. Kompetisi tersebut berlangsung selama 5 hari, terhitung sejak hari pertama, Rabu (07/03/2018) hingga Minggu (11/03/2018). Gelaran tersebut merupakan tahun kedua Garuda UNY Racing Team, kerap dijuluki sebagai GURT, berpartisipasi dalam kompetisi tersebut. Pada tahun pertama, GURT berhasil menyabet gelar juara 3 untuk kategori Urban Concept ICE (Internal Combustion Engine) dengan hasil 221 km/L. Guna mempertahankan prestasi yang sama, Fauzi berkisah bahwa universitas pada tahun ini mengirimkan 16 orang delegasi dengan didampingi seorang advisor yang menjadi bagian dari tim. Mobil yang mereka bawa, P E WA R A D I N A M I K A J U L I 2 0 1 8 39


dijuluki “Urban Garuda 18” (UG – 18). Pada awalnya, target yang ditetapkan tak muluk-muluk amat. Pokoknya, ujar Fauzi, wajib memperoleh hasil yang lebih baik lagi dari tahun sebelumnya.

SOSOK PEMBALAP

“Bila sebelumnya menduduki posisi ketiga, tim berharap pada ajang tersebut bisa meningkat. Kami juga berharap bisa lolos ke DWC (Drivers’ World Championship) di London bulan Juli nanti,” tutur Ilham Nofi Yoga, selaku team manager pada kala pertandingan di Singapura. GURT telah selesai melaksanakan hari pertama kompetisi yang dimulai pukul 08.30 waktu setempat. Tim tiba di Changi Exhibition Centre pada pukul 11.00. Setibanya di venue, tim langsung melakukan check-in yang kemudian segera disusul pelaksanaan technical inspection (TI). Sebelum check-in, tim terlebih dahulu menyiapkan dokumendokumen sejak pagi hari. Begitu check-in selesai, tim langsung membuka kargo mobil untuk kemudian di-repair bagianbagian yang kurang sempurna. TI di hari pertama berlangsung selama 6 jam yang dimulai pada pukul 13.00 sampai dengan 19.00. Proses pengecekan kendaraan yang kemudian dilanjutkan hingga pukul 21.45 tersebut berhasil dilalui tim dengan melakukan pengecekan pada fuel line. Namun dikarenakan waktu TI hari pertama sudah usai, tim diminta untuk melanjutkan TI di hari esok yang akan dimulai pada pukul 07.30. Untuk TI hari kedua, tim akan dihadapkan dengan pengecekan komponen lain pada kendaraan UG-18. Hari selanjutnya, ajang menjadi mobil paling irit sesuai dengan tajuk kompetisi “urban” yang dipertandingkannya, dimulai. Keunikan dari kompetisi ini, ungkap Fauzi, adalah kewajiban tiap tim untuk memastikan bahwa kendaraan yang mereka bawa dan tunggangi bisa menyelesaikan 9 lap sejauh 10 kilometer, dengan bahan bakar dan kecepatan yang dibatasi panitia. Mereka yang menghabiskan bahan bakar dengan takaran kilometer per liter paling tinggi, atau dapat disebut sebagai kendaraan yang paling efisien menggunakan bahan bakar, akan menjadi pemenang ketika menembus garis finish terlebih dahulu “Terus kerja keras, dan intinya kita 40 P E WA R A D I N A M I K A J U L I 2 0 1 8

DOK. TIM GARUDA

MOBIL GARUDA RACING TEAM UNY DI SIRKUIT TANDING DI LONDON

lomba irit-iritan. Walaupun tantangannya menarik, karena mobil tipe urban itu secara desain diciptakan sebagai mobil hemat, tapi dalam praktiknya kita jadikan mobil balap sesama mobil hemat,” ungkap Fauzi. Perjuangan tersebut kemudian berbuah manis. Tak hanya berhasil menduduki posisi ketiga dalam perlombaan tersebut, Festival Make The Future Asia di Singapura yang menjadi penutupan ajang kompetisi, meneguhkan tiga perwakilan Indonesia untuk menyapu bersih gelar pengemudi tercepat dan hemat energi di Asia bagi tiga kampus di Indonesia. Selain Garuda UNY Eco Team, nama resmi GURT dalam kompetisi ini, meraih podium ketiga, tempat pertama disabet oleh tim Semar Urban UGM dan tempat kedua diduduki oleh ITS Team 2. Ketiga tim tersebut siap bersaing dengan tim-tim dari

Sementara itu, Garuda UNY ECO TEAM juga mendapat penghargaan Off-track untuk kategori Safety (keselamatan) untuk desain kendaraan UrbanConcept-nya.

Amerika dan Eropa di kompetisi adu cepat mobil hemat energi di Drivers’ World Championship Final di London pada bulan Juli selanjutnya. Sementara itu, Garuda UNY ECO TEAM juga mendapat penghargaan Off-track untuk kategori Safety (keselamatan) untuk desain kendaraan UrbanConcept-nya. “Selanjutnya ketiga tim pemenang akan berhadapan dengan timtim UrbanConcept terbaik dari kawasan Amerika dan Eropa dalam putaran Grand Final yang digelar di ajang Make the Future Live di London, Inggris pada 8 Juli 2018. Ini yang jadi pengalaman kita kala di London,” kenang Fauzi. Terus Berlatih walau Puasa Kemenangan pada bulan Maret, menurut Fauzi bukan akhir dari perjalanan. Agenda rutin latihan yang dilakoninya bersama kawankawan sejak persiapan lomba menuju ke SIngapura, justru berlangsung lebih intens. Mobil baru tiba di Indonesia selepas perjalanan kargo sekitar awal Mei. Menginjak awal puasa, Fauzi dan kawan-kawan tak terhalang untuk latihan kembali. “Jadi puasa kami tetap berlatih. Walaupun jika dihitung-hitung, hanya 10 hari latihan. Karena setelah itu, mobil dikirim kembali ke London. Harus dikirim agak lama, karena kargo,” kenang Fauzi. Saat lebaran, Fauzi mengungapkan bahwa ia sebagai


adalah kunci utama, harus dijaga betul. Allah akan membimbing. Target utama kita adalah juara di samping dikenal dunia. Adikadik bisa dikenal dunia sehingga nama universitas makin naik. Menjadi mahasiswa UNY tidak perlu minder. Adik-adik sedang mewujudkan hal itu,” ujarnya saat acara pelepasan delegasi.

SOSOK PEMBALAP

Tanpa berleha-leha, begitu tiba di London, Fauzi dan tim langsung bergegas membongkar kargo dan menyeting kendaraan di venue yang bertempat di Queen Elizabeth Olympic Park, London. Panitia kompetisi sangat antusias menyambut tim dan langsung memberi arahan kepada tim-tim yang akan bertanding dengan mengadakan mandatory briefing pada pagi hari sebelum acara dibuka.

KALAM / PEWARA

driver hanya ditugaskan menjaga kebugaran tubuh. Hal tersebut tetap dilakoninya di sela-sela libur lebaran, kala berkunjung ke rumah keluarga dan saudara di Gunungkidul dan Klaten.

sepeda. Sehingga saya telah lama akrab dengan sepeda,” kenang Fauzi yand diterima sebagai mahasiswa Pendidikan Teknik Otomotif UNY lewat jalur SNMPTN

Stadion Maguwoharjo dan Stadion Sultan Agung, kala berlatih menjadi pilihan tim GURT untuk menjajal mobil urban tersebut. Kemampuan manuver kala berbelok hingga menjaga stabil kecepatan kendaraan, terus dipupuk dalam diri Fauzi. Sama sekali tak ada rasa debar dalam dada, kala pertandingan maupun berlatih. Tak terkecuali di Singapura, dan juga di London pada akhirnya. Menunjukkan keberanian, hingga jam terbang yang tinggi.

Semua hasil latihan tersebut, kemudian dilengkapi dengan pesan dan dukungan langsung dari lapangan yang diberikan Rektor UNY, Prof Sutrisna Wibawa, kepada Fauzi dan seluruh delegasi, untuk menjaga kesehatan selama berkompetisi. Wakil Rektor I UNY, Prof. Dr. Margana, M.A. juga berpesan kepada tim untuk menjaga semangat dan sportivitas selama bertanding. “Hasil akhir telah ditentukan oleh Yang Maha Kuasa. Kita sebagai umat hanya dapat melakukan yang terbaik,” pesan beliau.

“Awalnya tentu, tetap pernah grogi. Terlebih waktu pertandingan pertama kali di Kenjeran Surabaya (KMWE 2017), dimana saya didapuk sebagai driver. Tapi saya sudah lama ikut GURT, dan waktu SMK juga ambil Teknik Otomotif. Hobi masa kecil juga memodifikasi

Tak hanya itu, pesan dan nasihat turut disampaikan oleh Wakil Rektor II UNY, Prof. Dr. Edi Purwanta, M.Pd. “Kepercayaan diri dan doa

DWC bukanlah satu-satunya kompetisi yang tengah diadakan. Kompetisi adu inovasi untuk teknologi masa depan yaitu Shell Eco-marathon Eropa 2018 juga telah lebih dulu berlangsung sebelum DWC. Kompetisi tersebut lagi-lagi mengundang tim-tim terbaik Eropa untuk membuktikan kekuatan dan kehematan kendaraan buatan mereka di hadapan khalayak umum. Kesempatan bertandang ke Eropa terlebih sebagai perwakilan dari Asia tentu saja membuat Garuda UNY patut berbangga. Tim dapat berbagi pikiran dengan dunia luas sehingga menambah pengalaman bagi delegasi. Diiringi dengan doa dan restu seluruh civitas akademika UNY dan masyarakat umum, delegasi Garuda UNY mengikuti kompetisi dengan bersemangat yang nampak saat tim melakukan penyetingan kendaraan yang dibawa, Garuda Urban Gasoline-18 (UG-18). Kendaraan diatur sedemikian rupa hanya dalam waktu 1 hari saja. Pada hari pertama kompetisi, UG-18 telah siap untuk diadu dalam technical inspection (TI) atau pemeriksaan teknis. Dengan berbekal persiapan yang matang, tim yakin akan lolos dan langsung mendapat kunci acara yang ditunggu-tunggu yaitu Grand Final 2018 Drivers’ World Championship.

KALAM / PEWARA

“Langsung briefing, practice, dan alhamdulillah dalam pertandingan final kita bisa menyelesaikan pertandingan. Walaupun belum maksimal, di mana UNY belum mampu mengibarkan panjinya sebagai jawara, ini jadi pelajaran dan pengembangan diri bagi saya dan kita semua,” tukas Fauzi.  P E WA R A D I N A M I K A J U L I 2 0 1 8 41


» Opini

Mudik Lebaran Oleh YUDI LATIF, Ph.D. Dosen Universitas Negeri Yogyakarta

A

dakah saat yang paling dirindukan para pengembara selain menemukan momen kepulangan? Fakta keterlemparan manusia dari “la­ ngit suci” dan kebertualangan dari asal tum­ pah darah membuat sukmanya senantiasa resah-gelisah, merindukan luang berpulang ke rahim Ilahi dan kampung halaman. Kesibukan mengejar kebutuhan dan ke­ senangan duniawi bisa membuat orang lupa diri sebagai perantau. Al-Ghazali mengibaratkan “materi” itu laksana kuda tunggangan bagi jiwa dalam pengembaraan jati diri­nya. Sang jiwa harus memenuhi kebutuhan tunggangannya agar bisa mencapai tujuan. Namun, jika terlalu banyak menyita masa untuk memberi makan dan mengaguminya, sang jiwa mengantuk, tercecer di perjalanan, tak mencapai tujuan kepulangan. Jeda puasa diharapkan bisa membuat sang jiwa siuman kembali. Buah dari kekhusyukan ibadah dan amal saleh adalah membersihkan kembali cermin hati, alat pemancar roh Ilahi. Hati yang bersih bisa memantulkan kembali cahaya Tuhan dan tumpuan manusia me­ ngaca diri. Dengan mengaca diri, manusia bisa mengenali siapa dirinya; dari mana berasal dan ke mana berpulang. Demikianlah, sepanjang tahun para perantau bergelut mengejar nikmat, berkah langit yang turun bak air hujan. Lewat pe­ nyadaran puasa, kedatangan Idul Fitri menjemput mereka kembali ke kelampauan asal spiritual dan sosial, seperti akar yang meneruskan air hujan ke sungai, lantas mengalirkannya hingga ufuk terjauh.Seperti burung

42 P E WA R A D I N A M I K A J U L I 2 0 1 8

yang riang pulang ke sarang, kita rayakan kepulangan ke rahim fitri dengan sukacita. Kepulangan ini terasa lebih syahdu de­ngan senandung gema kebesaran Tuhan serta bingkisan bagi handai tolan. Setelah setahun menyerap hujan berkah langit, saatnya pengembara merembeskan air kebahagiaan bagi warga bumi agar akar rumput di segala pelosok negeri bangkit kembali dari kekeringannya. Kebahagiaan terasa sempurna ketika kesuburan bumi terjaga berkat kerelaan berbagi. Al Quran melukiskan nafkah yang dibagikan ibarat sebutir benih yang menumbuhkan

tujuh bulir, dan setiap bulir berbuah seratus biji (QS. 2:261). Semakin banyak memberi, semakin banyak menerima, sehingga kesuburan dan kesejahteraan negeri bertambah. Semangat saling mengasihi, saling meng­ asah, dan saling mengasuh ini terasa kian penting saat kehidupan negeri dilanda ba­ nyak cobaan. Krisis multidimensional terentang mulai dati kelesuan perekonomian hingga dekadensi politik dan kesusilaan, yang membuat langit kejiwaan bangsa ini diselimuti mendung pesimisme. Menghadapi kemungkinan musim paceklik berkepanjangan, yang kita perlukan bukanlah pesimisme atau optimisme yang buta. Kita harus bisa menggunakan pesimisme untuk menumbuhkan rasa keterpautan dengan realitas karena kesanggupannya untuk melihat situasi secara lebih akurat. Meski demikian, kita tak perlu hanyut dalam bayang-bayang kegelapan yang akan membuat kita terpenjara dalam ketidakberdayaan. Lebaran harus menghadirkan optimisme mata terbuka bahwa tiap krisis mengandung peluang pembelajaran dan penyelesaian. Pe­ nyair Arab mengatakan, “Betapa banyak jalan keluar yang datang setelah kepahitan, dan betapa banyak kegembiraan datang setelah kesusahan. Siapa yang berbaik sangka kepada Pemilik Arasy, akan memetik ma­nisnya buah yang dipetik dari pohon berduri.” Optimisme hendaklah bersifat realistis bahwa kegembiraan tidaklah datang dengan sendirinya tanpa dijemput, tanpa diusahakan dengan pengorbanan. Dalam gunungan sampah persoalan yang dihadapi bangsa saat ini, diperlukan persenyawaan jutaan titik embun untuk bisa menjadi gelombang kesucian yang bisa menyucikan najis kekotoran yang melumuri jiwa kenegaraan. Dengan Idul Fitri, manusia mestinya bertobat (kembali) ke jalan fitrah (kemurni­ an asal kita sebagai manusia dan bangsa). De­ngan hati suci yang bertaut dengan gelombang pertobatan kolektif, kita hadapi hadangan krisis dengan menguatkan integritas, etoskerja, dan semangat gotong royong.

Jeda puasa diharapkan bisa membuat sang jiwa siuman kembali. Buah dari kekhusyukan ibadah dan amal saleh adalah membersihkan kembali cermin hati, alat pemancar roh Ilahi. Hati yang bersih bisa memantulkan kembali cahaya Tuhan dan tumpuan manusia me­ ngaca diri. Dengan mengaca diri, manusia bisa mengenali siapa dirinya; dari mana berasal dan ke mana berpulang.


Tanpa adanya kesetaraan pelayanan terkait adminduk, para penghayat kepercayaan ke­sulitan atau bahkan terdiskriminasi dalam usaha pemenuhan hak-hak hidup lainnya. Faktanya, tidak sedikit dari mereka yang ditolak ketika sedang mencari pekerjaan karena kekosongan identitas dalam kolom agamanya. ANTARA P E WA R A D I N A M I K AOKY J ULUKMANSYAH N I 2 0 1 8 /43


» Opini

Menggali Makna Mudik Oleh BENNI SETIAWAN Dosen Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan P-MKU Universitas Negeri Yogyakarta, Peneliti Maarif Institute.

R

itual mudik kembali menyapa. Masyarakat berbondong menuju desa. Seraya ingin melepas lelah mereka ingin kembali ke kampung halaman. Kampung halaman seakan men­jadi tempat persinggahan yang menyenangkan bagi mereka. Kampung akan kembali menguatkan nalar kehidupan yang se­ ringkali luntur digilas laju modernisasi kota. Kampung pun menjadi tempat bercerita yang indah. Sebagaimana cerita kehidupan penuh makna ala Pramoedya Ananta Toer. Pram dalam buku Bukan Pasar Malam (Yayasan Kebudayaan Sadar, Tjetakan ke-III 1964. rentjana sampeol & ilustrasi2, Wen Poer), mengisahkan perjalanan pulang mudik. Mudik ala Pram tidak sekadar mengisahkan kondisi sakitnya orang miskin. Namun, ia mengisahkan perjalanan pulang yang se­ sungguhnya. Yaitu pulang menuju Kuasa Tuhan.

Kereta Api dan Mobil Perjalanan pulang itu dimulai dari cerita tentang arus lalu lintas di era kemerdekaan. Pram menulis, ‘Subuh-subuh kami telah pergi kesetasiun. Antre beli kartjis. Dan kereta berdjalan memantai laut Djawa. Kadang-kadang kereta kami berpatju dengan mobil, dan kami memperhatikan tamasa itu dengan hati gemas. Debu jang ditiupkan oleh mobil--debu jang bertjampur dengan berbagai matjam tahi kuda, tahi manusia, reaknja, ludah­nja-mengepul dan menghinggapi kulit kami. Kadang-kadang kami dapati anak-anak ke­tjil bersorak-sorak sambil mengulurkan topi­ nja--mengemis. Dan keadaan ini berlaku se­ djak djalan kereta-api dibuka dan kereta-api meluntjur diatas relnja. Bila orang melempar-Iemparkan sisa-sisa makanan, mereka berebutan”. Di tahun itu, Pram sudah memotret secara jernih betapa jalur mudik sudah sangat pa-

dat. Kepadatan itu ditandai dengan antrean tiket Kereta Api (KA) dan lalu lalang mobil. Pram dengan gemas mengkritik mobil yang banyak membakar bahan bakar. Mereka me­laju dengan keangkuhan. Pasalnya, mobil-mobil telah mengotori udara segar. Debu mengepul akibat gesakan ban dengan badan jalan. Knalpot mobil pun menjulurkan asap hitam yang seringkali mengotori pengguna jalan lainnya. Di masa itu, Pram telah mengambarkan dengan baik betapa orang kaya telah “menyusahkan” orang lain. Pram dengan bahasa yang cerdas menggambarkan perbedaan strata sosial. Masyarakat biasa (miskin) rela berdesak­ an guna mendapatkan tiket KA. Sedangkan orang kaya dengan segala kepunyaannya menunggangi mobil memenuhi badan jalan menuju kampung halaman. Kondisi itu ternyata belum berubah hing­ga sekarang. Orang kaya dengan tenang

Pram dalam buku Bukan Pasar Malam (Yayasan Kebudayaan Sadar, Tjetakan ke-III 1964. rentjana sampeol & ilustrasi2, Wen Poer), mengisahkan perjalanan pulang mudik. Mudik ala Pram tidak sekadar mengisahkan kondisi sakitnya orang miskin. Namun, ia mengisahkan perjalanan pulang yang se­sungguhnya. Yaitu pulang menuju Kuasa Tuhan. 44 P E WA R A D I N A M I K A J U L I 2 0 1 8


ISTIMEWA

melintasi tol dengan cuma-cuma. Pemerintah memberi tiket gratis untuk beberapa ruas tol. Padahal pembangunan tol telah banyak menggusur tanah orang miskin. Rumah Perjalanan mudik alam Pram pun akhir­ nya sampai kampung halaman. Pram dengan kerendahan hati mengkritik dirinya sendiri. Pram menulis, “rumah dan sumur itu mengisi kepalaku sekarang. Rumah rusak. dan orang­ njapun rusak”. Pram menggambarkan betapa rumah menjadi embrio berpikir. Rumah menjadi persemaian intelektual. Rumah adalah tempat merangkai dan menularkan ide. Saat rumah rusak, maka cita mulia itu akan musnah. Pasalnya, pokok kehidupan manusia (berpikir), tak mampu dilakukan oleh penghuni. Ironisnya, kini perantau saat pulang kampung hanya membangun rumah secara fisik.

Mereka lupa bahwa membangun ranah nonfisik menjadi tiang utama keutuhan rumah. Membangun fisik hanya akan menyisakan ketimpangan kelas. Pasalnya, keberhasilan merantau hanya dilihat dari aspek material. Sedangkan aspek non material terlupakan. Transformasi identitas keilmuan dan penga­laman dari kota tak mampu menumbuhkan semangat orang kampung untuk berdikari—meminjam istilah Sukarno. Rumah-rumah megah di desa pun akhir kosong, saat mereka kembali ke kota. Tak ada kebajikan yang dapat dibagi kepada yang lain. Padahal waktu terus berjalan dan umur manusia pun kian tergerus. Masalah pun seakan terus menderus bersama waktu. “Detik demi detik lenjap ditelan malam, Dan dengan tiada terasa umur manusiapun lenjap sedetik demi sedetik dltelan malam dan siang. Tapi masalah-masalah manusia

Kehadiran manusia di bumi pada dasar­nya akan kembali mudik ke kampung asal. Seiring pergantian malam dan siang, kepulangan ke kampung asal tinggal menunggu saatnya tiba. Pram mengajak kita memahami makna mudik dengan caranya yang unik.

tetap muda seperti waktu. Di manapun djuga dia menampakkan diri­nja. Dimanapun djuga dia menjerbu kedalam kepala dan dada manusia, dan kadang-kadang ia pergi lagi dan ditinggalkannja kepala dan dada itu kosong seperti langit”, tulis Pram. Kampung Asal Pram di akhir buku menyuguhkan peng­ alaman spiritual dan menguratkan kisah hakiki tentang mudik. Mudik adalah wahana spiritual dan eksistensial menuju penghambaan. Penghambaan mengenal diri dan Tuhan yang kemudian menjadi laku kebajik­an bagi sesama hidup (seluruh alam, rahmatan lil alamin). “Kemudian ia pergi. Kuantarkan ia sampai dipagar. Dan dengan tiada terduga-duga malam tjepat-tjepat datang. Dan didunia ini, manusia bukan berdujun-dujun lahir didunia dan berdujun-dujun pula kembali pulang. Seorang-seorang mereka datang. Seorang-seorang mereka pergi. Dan jang belum pergi dengan tjemas-tjemas menunggu saat, njawanja terbang entah kemana …” Kehadiran manusia di bumi pada dasar­ nya akan kembali mudik ke kampung asal. Seiring pergantian malam dan siang, kepulangan ke kampung asal tinggal menunggu saatnya tiba. Pram mengajak kita memahami makna mudik dengan caranya yang unik dan mengesankan. Mudik ke kampung adalah wahana kita menemukan jati diri dan “sangu untuk kembali” (sangkan paraning dumadi). Mudik ke “rumah” abadi. P E WA R A D I N A M I K A J U L I 2 0 1 8 45


Resensi

GARANSI SABDA POLIFONI ROMO MANGUNWIJAYA “Banyak godaan dan ujian mengelilingi kita. Kita harus bertarung mempertahankan diri untuk berada dalam nilai-nilai baik dan berjalan dengan kebenaran. Itulah kunci kemenangan hidup manusia. Dunia ini pertarungan.” (hlm. 301)

P

radab etnis Tionghoa. Mereka mendamparkan diri di ICU, Glen Eagles, Singapura (hlm. 11). Berakhir maut, tamat di ruang khusus RS Bethesda, Yogyakarta. Liliawati koma karena sirosis (pengerasan hati) akut. Wim berjaga hingga Lili menutup mata selamanya (hlm. 407). Dalam bingkai utama inilah protagonis Wim memuntir memori. Bak pendekar kehidupan, Wim gaduh bertarung melawan kerasnya kehidupan, bengisnya tabiat setiap umat yang mengaku punya iman. Wim dibesarkan dalam keluarga serbamiskin di Sidoarjo. Wim sulung yang beradik Tiong, John, dan Silvi. Ibunya bakul rengginang. Ayahnya sopir oplet. Prinsip hidupnya, biarlah orang tua supermiskin, tetapi anak-anak wajib menjadi orang sukses. Dengan jibaku gencetan fulus, Wim dan ketiga adiknya nekat menggelandang ke sekolah favorit (Yogyakarta-Malang-Surabaya). Hingga mengantarnya meraih tampuk jabatan dan kerja. Wim menjadi petarung tangguh karena ditempa bengisnya hidup. Kuliah bertualang di UGM dan Atmajaya. Wim rela makelaran rongsok demi menyambung hidup. Wim berani menikahi Liliawati dengan modal nyali cinta tulus dan iman mendalam (hlm. 265). Sembari kuliah Wim menjadi asisten dosen dan memangku jabatan di bagian administrasi rektorat. Hebatnya, Wim tetap makelaran rongsok. Bolehlah mental kere, tetapi nyali bos. Lili menjadi pendoa ulung, pelayan umat, penderma, jago kuliner, setia mendampingi Wim. Wim sukses. Wim mampu mendirikan usaha cetak CV Andi Offset yang merekrut ratusan karyawan. Wim pun mampu mendirikan Hotel Phoenix di pusaran Malioboro. Sukses materi ini disyukuri Wim dengan mendirikan rumah doa Imelda di kawasan Kaliurang. Di balik sukses keluarga Wim-Lili, muncullah badai menghajar. Krisis moneter yang melanda tahun 1997/1998 menjadi titik balik. Wim terjerat piutang. Wim dihujat rekanan kerja, karyawan, bahkan karib seiman. Wim tandas. Telak terjungkal. Nyaris tak bermartabat. Benar-benar Wim sakaratul maut. Terpaksa, Wim menjual aset vital, hotel Phoenix, demi kepul asa hidup baru. Kini kembali Wim merangkaki hidup. Hidup dari nol dan kudu mengais rongsokan lagi. Namun, Tuhan berkarya. Usaha percetakan-mini memulihkan luka hidup Wim. Andi-mini semakin membubung besar menjadi CV Andi hingga unjuk gigi menjadi Andi Offset, hotel di Kaliurang hidup, rumah doa Imelda berkumandang. Saat indah mengepung inilah sirosis Lili kambuh lalu koma. Novel ini juga mengisahkan mukjizat Allah. Sirosis Lili yang sudah stadium empat, pernah sembuh total karena kuasa cinta, doa, iman, dan harapan (hlm. 250). Tetapi, suratan takdir harus diterima. Lili menutup mata selamanya ketika keluarga dan anak-anak telah mampu mensyukuri anugerah-Nya. Secara tidak langsung, tetapi justru tersurat bahwa novel tebal ini seakan menjadi primbon pembaca untuk meraih sukses manakala menggauli bisnis. Kaya harta, kaya hati, kaya iman yang bertumbuh untuk melayani sesama tanpa pandang bulu melampaui ras, suku bangsa, dan agama yang sekadar baju rombeng belaka. ANTON SUPARYANTA

CAHAYA DI PENJURU HATI Penulis: Alberthiene Endah ∫ Penerbit: Andi Offset, Yogyakarta, I, Mei, 2017 ∫ Tebal: x + 438 hlm

rolog novel gembur ini menyeretku ke persimpangan. Prolog novel ini tidak menawarkan suspense yang menelikung. Cerita awal stereotipe, datar. Tetapi ketika terjadi amuk obrak-abrik sibernetika, terbukalah inspirasi. Terpampanglah promosi booming dan launching yang superbonafide. Apa biang cerita novel ini?

Reputasi Alberthiene Endah Memang Moncer Ini taji pasar taruhannya. Alberthiene Endah diiming-imingi si empunya cerita. Muasalnya, Alberthiene menampik ceritanya. Alberthiene bergeming. Ceritanya monoton, tidak menantang, apalagi eksperimental. Logika cerita kikuk, sangat struktural prosais. Lugu untuk bersaing di level marketing novel-novel polifonis. Lalu mengapa Alberthiene tetep nekat menuliskannya menjadi novel gembur ini? Satu titik ledaknya bahwa cerita dicekam dalam pusar religiositas yang mendalam. Garansinya dicukil-cukil dari sabda YB Mangunwijaya yang monolit dalam kitab empu Sastra dan Religiositas. Itung-itungan kasar bermain domino, Romo Mangun berani menyelingkungkannya dalam biara komunitas novel religius yang andal. Tangkapannya sederhana. Ranah religiositas novel ini memain-mainkan kontekstualitas storge (cinta keluarga), eros (cinta nafsu), philia (cinta sesama), dan agape (cinta-kasih Tuhan). Keempat ranah ini berbicara tentang cinta. Bahkan, terbilang remah-remah cinta. Berkat rahim religiositas tersebut Alberthiene Endah bertekuk lutut. Alberthiene takluk. Tamsil hidupnya dibenturkan oleh simpati dan empati protagonis (tokoh bapak) yang berlutut, bertelut dalam doa, berkaca air mata di samping tokoh istri yang sakaratul maut. Cinta sejati tak cukup. Cinta pun justru bikin pepes dan apes. “Bildungsroman,” bisikku menggenapi remah-remah cinta. Istilah pas menginisiasi novel ini. Edukatif. Novel pendidikan penuh bius sekaligus racun, tetapi jelas menghardik jauh derai picisan. Cerita inspiratif memaknai hidup. Kucur air mata sengaja dibuat garing. Lakon hidup diberi nyawa amanah dan mandat supaya tidak cengeng dibantai badai hidup. Sebab kemenangan hidup-jati seseorang adalah penderitaan (siksa-diri) demi kesadaran merayakan syukur. Syukur atas pelayanan kepada semua umat manusia. Tanpa pandang bulu. Oleh karena itu, dewasalah semua tokoh novel karena asa, cinta, dan iman yang mendalam. Kisahan cerita diunggah dari saksi hidup (witness). Tak banyak gaya penceritaan yang dipakai Alberthiene Endah. Back tracking (kilas balik yang superpanjang) menjadi andalannya. Bisa dikulik, berkat pamer alur genial ini jua novel Alberthiene bernyawa ganda. Novel ini segaya cerita berbingkai. Bingkai utamanya sepasang tokoh suami-istri (Wim Gondowijoyo dan Liliawati). Mereka be-

4 6 P E WA R A D I N A M I K A J U L I 2018


Bina Rohani

Membumikan Kepemimpinan Rasululloh

K

epemimpinan adalah proses mengarahkan orang dan mempengaruhi aktivitas-aktivitas yang berhubungan dengan tugas dari anggota-anggota kelompok untuk mencapai suatu tujuan. Untuk menjadi seorang pemimpin yang efektif, seorang pemimpin harus dapat memengaruhi seluruh yang dipimpinnya melalui cara-cara yang positif. Semua orang adalah pemimpin, “Masing-masing kalian adalah pemimpin dan akan ditanya tentang kepemimpinannya. Seorang imam (kepala negara) adalah pemimpin dan akan ditanyai tentang kepemimpinannya. Seorang laki-laki adalah pemimpin dalam keluarganya dan akan ditanyai tentang kepemimpinannya. Setiap perempuan adalah pemimpin di rumah suaminya dan akan ditanyai tentang kepemimpinannya. Seti­ ap asisten rumah tangga adalah pemimpin pada harta majikannya dan akan ditanyai tentang kepemimpinannya. Setiap laki-laki juga pemimpin pada harta orang tua­ nya dan akan ditanya tentang kepemim­ pinannya. Setiap kalian adalah pemimpin dan akan ditanya tentang kepemimpinannya" (HR al-Bukhari dan Muslim). Para pemimpin dalam kelompok pada jenis dan tingkat apa pun pastilah akan mengajak yang dipimpinnya ke suatu tujuan tertentu yang baik. “Pemimpin bukan administrator yang suka mengatur orang lain, tetapi yang membawa air bagi pengikutnya supaya mereka dapat melanjutkan pekerjaan mereka” (Robert Townsend). Pemimpin yang berhasil haruslah seorang pribadi yang baik dan menerapkan kepempinannya dengan baik pula. Firman Allah, “Sesungguh­ nya telah ada pada diri Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu, yaitu bagi orang yang mengharap rahmat Allah dan kedatangan hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah,” (Q.S. Al Ahzab: 21). Rasulullah SAW mencontohkan, minimal empat hal yang harus ada dan melekat pada diri seorang pemimpin, yaitu: siddiq, amanah, tabligh dan fathonah. Siddiq mengharuskan seorang pemimpin bertindak secara benar dan berpihak pada kebenaran, kejujuran, dan keadilan.

Oleh SUTRISNA WIBAWA Dosen Jurusan Pendidikan Bahasa Daerah FBS UNY

Amanah memiliki arti benar-benar dapat dipercaya. Rasulullah dijuluki gelar ‘Al– Amin’, karena beliau selalu mengerjakan dengan sebaik-baiknya apa yang menjadi tanggung jawabnya. Tabligh berarti menyampaikan. Menyampaikan segala sesuatu yang telah diamanahkan kepadanya. Seseorang pemimpin harus menyampaikan kepada yang dipimpinnya sesuatu yang benar dan baik, meskipun terkadang pahit. Fathonah berarti cerdas, pintar, berwawasan maju, punya motivasi yang tinggi, selalu berinovasi untuk kemajuan, serta punya pemikiran cemerlang untuk memajukan dan menyejahterakan yang dipimpinnya. Selanjutnya tentang model kepemimpinan, teori kepemimpinan Barat mengenal lima model, yaitu otokratis, militeristis, paternalistis, kharismatik, dan demokratis. Rasulullah SAW mampu mengombinasikan kelima model kepemimpinan menjadi model kepemimpinan yang sempurna, dengan mengkombinasikan akhlakul karimah. Dengan kekuatan akhlakul karimah, Rasu-

lullah mampu menciptakan kekuatan baru untuk menegakkan dan menyebarkan ajarannya keseluruh penjuru dunia. Selain karakter dan model kepemim­ pinan yang istimewa, kepemimpinan Rasulullah SAW selalu mengimplementasikan prinsip-prinsip kepemimpinan yang baik, antara lain, dalam memimpin selalu menggunakan sistem musyawarah, menghargai orang lain baik lawan maupun kawan, sifat ramah, selalu menunjukkan kelembut­ an, lebih mementingkan umat daripada diri sendiri, cepat menguasai situasi dan kon­disi, pemersatu umat, mengembangkan dasar-dasar perdamaian, pembawa rah­mat bagi seluruh alam, serta konsisten tidak pandang bulu dan tidak pilih kasih. Pada sumber lain menerangkan bahwa kunci kesuksesan kepemimpinan Rasulullah, terdapat pada empat kekuatan kepemimpinannya, yaitu inspiratif, motivatif, solutif, dan prediktif. Di samping itu, Rasulullah sangat dekat dengan orangorang yang dipimpinnya dengan sebutan “sahabat”, suatu sebutan yang menunjukkan kedekatan pemimpin dengan yang di­ pimpinnya, yang secara emosional memiliki kekuatan saling percaya yang tinggi.

VIVA.CO.ID

ISTIMEWA

P E WA R A D I N A M I K A J U L I 2018 4 7


Cerpen

Prajurit yang Berniat Jahat

I

Oleh EKO TRIONO Pemenang III pada Unnes International Novel Writing Contest. Novel pertamanya, Para Penjahat dan Kesunyiannya Masing-masing (Gramedia)

IA menunggang kuda dalam gelombang menjelang cahaya pagi. Ia menanggung panas cuaca. Ia sampai setelah dua setengah jam, lelah. Ia mengeluarkan raja, pangeran, puteri, tiga orang penipu, dan seekor katak yang meloncat; bersiap memainkan sebuah peran panjang. Si Penunggang Kuda mengipasngipasi diri dengan topi rotan; bersandar pada dangau di sudut dusun. Gadis Berkepang Dua malumalu mengulurkan nampan seng bermotif anggrek ungu. Ia menyuguhkan kopi hitam panas dalam gelas kaca. Ada pisang goreng yang hangat. Ada rajangan tembakau. Ada cengkih dan kelobot jagung kering. Ada korek api. Kepala Dusun mengucapkan terima kasih, kemudian mengajak menikmati. Ada ringkik kuda. Seorang Tua datang membawa rumput-rumput setengah kering dan larutan gula aren. Seekor kuda lain mulai meringkik di padang-padang lain, di jalan-jalan lain. Kudakuda itu sedang menarik kereta kencana. Seorang Raja memamerkan jubah agungnya kepada rakyat. Tiga Orang Penipu telah 48 P E WA R A D I N A M I K A J U L I 2 0 1 8

membuat jubah ajaib itu khusus bagi keagungan Sang Raja. Raja yang tidak adil. Tiga Orang Penipu diam-diam telah kabur sejauh-jauhnya. Semua petinggi menampilkan sikap terpesona. Rakyat yang takut, juga demikian. Kecuali seorang anak. Anak itu melihat Sang Raja yang sebenarnya berdiri gagah telanjang. Jubah ajaib itu, palsu. Anak itu tertawa terpingkalpingkal. Anak-anak lain penasaran dan bertanya apa yang terjadi. Anak itu, dengan semangat, mengisahkan ulang perihal raja yang ditemuinya. Yang lain penuh perhatian. Mereka mulai memiliki kuda mereka masing-masing, raja mereka masing-masing, dan rakyat mereka masing-masing. Kelak, ketika malam turun, dan pelita-pelita mulai dinyalakan dalam rumah-rumah bambu beratap rumbia, seorang anak yang sepanjang hari pura-pura mengerti, akan berbisik pada ibunya. “Bu, raja itu apa? Rakyat itu apa?” Namun, malam masih jauh. Siang terus mendaki suhu udara. Kini mereka ketakutan. Pesawat tempur datang berdesing membombardir keadaan. Keadaan menjadi berasap dan berapi. Orang-orang mati di sisi-sisi jalan, di parit-parit dalam. Bambu runcing ada di pelukan mereka. Tank-tank tempur

berderap menyergap. Deru dan debu bercampur bau mesiu. Pasukan penjajah membawa senjata lengkap. Para tokoh sedang sibuk berunding dalam keadaan genting. Seorang Ibu datang dengan sabit dan keranjang bambu. Ia berkata ke arah tokoh itu, “Sudah lingsir, cari daun buat makan kambing-kambing dulu.” Tokoh-tokoh terperanjat dan menghentikan rapat. Kepala Dusun berkata bahwa benar besok lagi, sekarang saatnya cari makanan kambing. Si Penunggang Kuda tersenyum mendukung. Si Anak, kini, dengan berat hati meninggalkan medan perang. Ia meninggalkan para tokoh, rapat, tank, rencana perebutan senjata api, pesawat tempur, dan kota yang sedang hancur di tangan penjajah. Ia membawa sabit dan keranjang bambu, mendaki bukit, mencari daun-daun atau rumput yang masih mungkin buat kambing-kambingnya yang lapar. Teman-temannya juga kecewa. Ia yang mengambil peran penting. Tapi seorang teman lain juga harus membantu mengambil air dan seorang lain mencari kayu bakar. Ia pergi dari kota pertempuran ke ladang gersang, seperti gerilya, ke sisi-sisi bukit pula. Tidak mau tertinggal, ia bersegera. Ia bahkan menebas daundaun pisang, menyumpalnya ke keranjang. Pelepahnya,

ia jadikan senapan mesin. Ujungnya bersisa daun, ia jadikan bendera perlawanan. Sudah penuh, setengah berlari ia menuju dusun. Sore sudah menjelang dan pertempuran mungkin akan memasuki malam. Tapi teman-teman perjuangannya sudah tidak ada. Si Penunggang Kuda dan Si Kepala Dusun juga tidak ada. Ia berpikir ada banyak pengkhianat di antara bangsa. Ia meletakkan senapan rakitan. Ia memberi makan dan minum kambing-kambingnya. Ia sedang membakar sisa-sisa rumput serta daun kering di bawah kandang, ketika serangan mendadak datang. “Angkat tangan! Jangan bergerak!” Ia mengangkat tangan. Ketika memastikan, ia mendapati teman-teman pejuangnya sama-sama mengokang senjata. Mereka ketawa. Bercanda yang kelewatan, katanya. Dan kini, ia bergabung menuju gelanggang. Ia membagi, ada yang bertempur dan ada yang beretugas rapat. Sialnya, tidak ada yang mau rapat. “Kalian nanti yang rapat, yang hidup, dan jadi pahlawan di gambar uang kertas,” ia menjelaskan. “Yang betempur ini nanti mati di pinggir-pinggir jalan.” Tetap tidak ada yang mau.


Juga tidak ada yang mau mengendarai tank-tank tempur dan tampil sebagai penjajah. Keburu sore menjadijadi, akhirnya penjajah itu disepakati ada dalam bayangan mereka bersama. Pertempuran dimulai. Pasukan bergerak menyebar. Sekelompok batalion bersembunyi di balik pagar sumur. Tiga pasukan menyerang dari kandang sapi.

mengambil kerupuk lebih banyak, biar merata. Prajurit itu ragu. “Itu kerupuk buat kenduri nanti malam, Komandan,” katanya. “Kalau begitu,” kata Komandan. “Ambil jajanan di rumah masing-masing saja, atau memetik buah sebagai bekal pertempuran, grak!” Sesaat kemudian, desing peluru kembali terdengar. Ledakan.

“Dasar para pengecut!” umpat Komandan. Kata kasar Komandan dibalas dengan lemparan daun-daun masak-masakan buat puteri raja, roti-roti dari tanah yang dikepal, dan dengan kereta kencana dari sisa kayu almari. Merasa tidak mendapat dukungan, Komandan mengarahkan pasukan untuk bergerilya ke parit-parit di sisi dusun dekat pemakaman.

pikirnya, apa daya. Lagi pula, ia juga belum tahu persis bagaimana mestinya kelanjutan pertempuran ini. Si Penunggang Kuda sudah ke rumah Kepala Dusun untuk menginap, kemudian esok di pagi buta pergi ke dusun lain di sisi bukit yang lain. Ia baru akan datang ke dusun ini pekan depan membawa tank-tank tempur, tokoh yang rapat, pesawat, pejuang, dan pertempuran dengan para penjajah. Ketika malam mulai surut, para prajurit diteriaki orang tuanya untuk segera mandi. Mereka bergegas menyimpan senjata dan sisa arang di tempat rahasia. Mereka berjanji dalam bisik akan melalukan penyerangan malam, sebab nanti purnama akan cemerlang. Lebih dari itu, besok libur. Di antara pejuang, hanya dua orang yang sekolah di balik bukit. Mereka berangkat pagi ikut naik pedati sapi yang bawa sayur. Setelah itu berjalan selama setengah jam. Sekolah dasar itu berpapan anyaman bambu juga. Komandan baru kelas empat dan paling lancar membaca dibanding teman-teman lainnya. Temantemannya, bahkan yang lebih besar, harus membantu FREEPIK.COM menghidupi keluarga. Mereka berkebun, beternak, dan membuat kayu bakar.

TOTAL WAR

Seorang prajurit datang dari dapur membawa kerupuk dan arang sisa pembakaran. Ia menjelaskan kesaksiannya tentang wajah-wajah prajurit yang dibawa si Penunggang Kuda. Komandan mengumpulkan dan membenarkan: prajurit harus dicorat-coret hitam wajahnya. Juga memakai daun-daunan di kepala. Ia mengusulkan pada si prajurit barusan agar

Jerit. Dan kematian. Semua bercampur-baur, keluar dari mulut yang sama. Tak jauh dari situ, para perempuan tidak mau bergabung menjadi dokter perang. Pasukan kesal. Perempuan-perempuan kecil itu malah sudah mandi wangi dan sedang melayani seorang putri yang tidur panjang menunggu ciuman keajaiban. Di sana, juga ada lelaki yang memerankan jadi pangeran bersisir rapi dan bau bedak.

Seorang prajurit berkata bahwa di sana bukan hanya ada penjajah, tetapi ada hantunya, apalagi ini sudah hampir petang. Prajurit lain merinding, “Lebih baik kita cari penjajah yang dekat dengan rumah saja,” katanya kemudian. Komandan menunduk malu. Ia kecewa pada bangsa dan negara ini, karena memiliki prajurit para pengecut. Tapi,

“Izin usul, Komandan,” ujar seorang prajurit ketika serangan malam akan dimulai. “Bagaimana kalau si Penunggang Kuda kita serang, kita tangkap. Agar dia tetap tinggal di dusun kita dan tidak membawa pergi raja, pangeran, puteri, tiga orang penipu, juga katak ajaib?” “Bagaimana caranya?” Komandan terlibat penasaran. “Siap. Kita curi kudanya,” jawab prajurit tegas. “Kita ikat di hutan, Komandan.” “Kamu ini, prajurit tetapi berniat mencuri,” Komandan marah. “Prajurit apa kamu namanya, heh?!” “Siap. Namanya prajurit yang berniat jahat, Komandan.” (2018) P E WA R A D I N A M I K A J U L I 2 0 1 8 49


PUISI TEMBANG G E G U R I TA N

Mari Membangun Rumah Cinta Jarak rumahku dan rumahmu adalah jarak dua jantung yang berdetak bersama-sama. Ketika aku pun sampan yang melaju menujumu, engkaupun selalu dermaga yang terbuka di tepian menyambutku setelah selat demi selat dan debur ombak pun menautkan hati kita walau dalam jarak. Kita hirup udara dengan tingkat polusi yang setara. Kita garamkan kehidupan dengan asin yang sama. Kita bakar kehidupan dengan matahari yang tidak berbeda. Kita timbun luka dan derita dalam bumi yang serupa. Kita pun anak-anak khatulistiwa, mari kita bangun rumah cinta dengan pintu dan jendela terbuka. Siap menerima siapa saja. Dengan arah hadap kemana pun kita suka. Dengan atap rumbia patahan mega,

dengan fondasi agama dan keyakinan diri menghujam tertancap di pekat bumi pertiwi. Dengan tiang keragaman budaya, huruf dan kata menjadi ornament dinding, kalimat dan wacana menjadi pagar keliling kita merumahkan diri lewat lintasan lintasan sunyi tapi abadi. Mari kita bangun rumah cinta tempat kita berbagi suka dan duka. Tempat kita saling memberi dan menerima menuju kemakmuran semesta, menuju bahasa sabda menuju bahasa sabda [PERNAH DIBACAKAN DALAM FESTIVAL PANCASILA]

* SUMINTO A SAYUTI Guru Besar Fakultas Bahasa dan Seni UNY

POJOK GELITIK

Pulkam-Puldes-Pulda Umarmadi: Di, apa yang menarik dari prosesi Idul Fitri di Indonesia : Mudik! Umarmoyo: Mudik ... apa itu? Umarmadi: Pulkam, pulang kampung. Menjelang Idul Fitri orang-orang yang tinggal di kotakota, yang bekerja di kota-kota, mereka pulang ke kampung halamannya untuk merayakan Idul Fitri. Umarmoyo: Pulda, pulang ke daerahnya masing-masing. Puldes, pulang ke desanya masingmasing untuk merayakan Idul Fitri. Umarmadi: Aneh? Umarmoyo: Kan bisa 50 P E WA R A D I N A M I K A J U L I 2 0 1 8

merayakan di tempat masingmasing tanpa harus mudik. Umarmadi: Ribed? Umarmoyo: Ya iyalah! Jarak dari kota besar sampai kampung, desa, daerah, teramat jauh. Perjalanan jauh bikin capek. Untuk kepentingan itu harus banyak keluar biaya, dan seterusnya. Umarmadi: Itu dilihat secara fisik, jasmaniah. Tapi, lihatlah secara batiniah, secara tata batin. Umarmoyo: Maksudnya? Umarmadi: Silaturahmi, silaturahim! Ngelmu sangkan paran! Umarmoyo: Silaturahmi atawa silaturahim ...

maksudnya? Umarmadi: Pulkam, puldes, pulda untuk bersilaturahmi dengan orang tua, dengan orang yang lebih tua, dengan sa­nak saudara, dengan tetangga, dengan masyarakat sekitar, dengan guru-gurunya, dan seterusnya. Bersilaturahmi sekaligus mengu­ capkan selamat Idul Fitri, menyam­ paikan permo­ hon­an maaf atas semua kesalah­ annya, dan mohon doa restu. Begitu mu­lianya, itu dira­ sakan tidak afdol kalau ha­nya dilakukan me­lalui SMS, WA, IG, dst. Umarmoyo: Ngelmu sangkan paran ... maksudnya? Umarmadi: Ekspresi sa-

dar diri bahwa kita asalnya dari Allah swt, menjadi ada di alam keramaian ini dengan peran­taraan orang tua, terlahir, ke­ cil, remaja, mungkin dibesarkan di tempat itu juga. Sehing­ga, pulkam, puldes, pulda adalah prosesi napak tilas dalam rangka mengagungkan asma Allah, mensyukuri nikmatNya, memuliakan orang tua, membahagiakan orang tua, menghargai tanah tumpah darah, dan seterus­ nya. Umarmoyo: Oooo....begitu ya? Umarmadi: Belum lagi ditinjau dari dimensi ekonomi, Yo! Umarmoyo: Nah, bagaimana itu ceritanya, Di? Umarmadi: To be continued! Umarmoyo: ............??? EMA R '18


#PeresmianDigilib #NusantaraMengaji #JalanSehat #PelepasanKKN FOTO-FOTO: M ARIF BUDIMAN


Sedang dikerjakan

#kamibagian #UNY #Smart&Smile HERGITA SYI VADILLA (kiri) Mahasiswa Psikologi UNY (angkatan 2015) Diajeng Kota Jogja 2017

Selamat atas keberhasilan tim garuda di london

ROMANDHA EDWIN (kanan) Mahasiswa Akuntansi UNY (angkatan 2015) Dimas Kota Jogja 2017 FOTO: KALAM JAUHARI

W W W . U N Y . A C . I D


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.