TRIBUNKALTIM - 29 JULI 2011

Page 15

16

JUMAT 29 JULI 2011

Warga Segel Gedung SDN 026 ! Desak Pemkab Kutai Kartanegara Lunasi Pembayaran Tukar Guling Lahan TENGGARONG, TRIBUN Sejumlah warga menyegel gedung Sekolah Dasar Negeri (SDN) 026 Loa Janan di Jalan Air Terjun, Loa Duri Ilir, Kecamatan Loa Janan, Kutai Kartanegara (Kukar), Kamis (28/7) sekitar pukul 09.00. Mereka yang mengatasnamakan pengurus Masjid AlIstiqomah ini menuntut pembayaran tukar guling lahan sekolah seluas sekitar 5.000 m2 yang belum beres. Beruntung aksi yang dilakukan warga ini tidak mengganggu proses belajar mengajar 300 murid SD karena penyegelan kemarin bersamaan dengan liburan sekolah selama sepekan menyambut Ramadhan. “Kami minta pemerintah segera membayar lahan yang diperuntukkan buat gedung SDN 026,” tutur Jurhani, salah seorang pengurus masjid AlIstiqomah ditemui kemarin. Dia menceritakan ihwal tukar guling lahan masjid dengan SDN 026. Sekitar tahun 1995, kata Jurhani, panitia masjid berencana membangun masjid AlIstiqomah. Bahkan, panitia bermaksud membangun masjid yang besar sehingga harus memanfaatkan lahan SDN 001 di Jalan Mulawarman. Untuk menyiasati ini, kemudian panitia masjid membeli lahan yang sekarang dibangun gedung SDN 026 seharga sekitar Rp 60 juta. Lahan ini diharapkan bisa diperuntukkan untuk SDN 001 nantinya. Jarak masjid dan gedung SDN 026 ini berkisar 150 meter. Dalam perjalanannya, gedung SDN 026 pun berdiri. Semula SDN 001 ini berstatus sekolah filial. Namun, jumlah

murid yang terus bertambah membuat SDN 001 berkembang menjadi sekolah negeri, begitupula SDN 026 terus kebanjiran murid baru. “Maka itu kami meminta kepada pihak pemerintah, dalam hal ini Disdik (Dinas Pendidikan), untuk segera melunasi pembayaran lahan SDN 026 yang belum beres,” tegas Jurhani seraya meminta pembayaran disesuaikan harga sekarang, yakni Rp 400 juta. Warga sempat mendatangi Disdik Kukar untuk membahas penyelesaian pembayaran lahan gedung SDN 026. Bahkan, kata dia, lahan sekolah sudah diukur. “Kami juga pernah diundang beberapa kali di Kantor Camat (Loa Janan) untuk membicarakan penyelesaian masalah pembayaran lahan tersebut. Tapi selama 3 tahun itu, pemerintah belum juga merealisasikan pembayaran lahan sekolah. Alasannya, lahan tersebut dimiliki yayasan (masjid) sehingga perlu proses yang lama,” ujarnya. Padahal, lanjut dia,

surat asal-usul tanah juga sudah dilampirkan. Dia berharap pemkab bisa melunasi pembayaran lahan SDN 026 senilai Rp 400 juta karena uang itu bakal dipakai untuk membangun menara Masjid Al-Istiqomah. Dia menegaskan, penyegelan akan terus dilakukan hingga pemkab melunasi pembayaran lahan sekolah tersebut. “Saya juga kasihan melihat anak-anak sekolah tidak bisa belajar. Tapi, kami juga meminta hak kami,” ujar dia. Ketua RT 21, Erhamsyah, mengaku pernah ikut menyaksikan pengukuran lahan SDN 026 oleh Badan Pertanahan. “Lahan SDN 026 ini juga tidak memiliki asal-usul lahan sengketa. Bahkan, kabarnya dana Rp 400 juta untuk pembayaran lahan sekolah sudah turun,” jelas Erhamsyah. Dia berharap sekali pemkab Kukar bisa segera menyelesaikan persoalan ini sehingga tidak mengganggu proses belajar mengajar murid SDN 026 ke depannya. (top)

Jangan Murid Jadi Korban GURU Kelas SDN 026, Beni, berharap persoalan pembayaran lahan sekolah bisa segera dituntaskan. Dia tidak ingin persoalan ini sampai berlarut-larut. “Jangan sampai anak-anak jadi korban dalam persoalan ini,” ujar Beni, Kamis (28/7). Dia mengatakan, saat ini SDN 026 memiliki 300 orang murid dengan 8 ruang kegiatan belajar dan satu ruang guru. Kendati demikian, Beni mengaku akan menyerahkan persoalan ini sepenuhnya kepada pihak pemerintah kabupaten Kukar untuk segera diselesaikan. “Kami hanya sebagai tenaga pengajar di sini. Biarlah pemerintah yang mengurusi masalah ini. Kami cuma berharap persoalan ini tidak sampai berlarut-larut,” tutur Beni. Sebelumnya, pihak sekolah juga diberitahu soal rencana penyegelan Gedung SDN 026. Namun 2 hari sebelumnya, kegiatan belajar terus berlangsung tidak terpengaruh rencana adanya penyegelan sekolah. “Kemarin (Rabu, 27/8), kami tetap mengajar seperti biasa. Kami tahunya mendidik murid-murid kami,” tambah Beni. (top)

Kubar Nilai Tujuh Posyandu " Pemenang akan ke Lomba Tingkat Provinsi Kaltim Nantinya diharapkan para pengurus posyandu baik dari pratama dan purnamadya bisa menjadi posyandu mandiri Dempin Murni Neri, Koordinator Pokja IV TP PKK Kubar

SENDAWAR, TRIBUN Kelompok Kerja (Pokja) IV Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Kutai Barat (Kubar) telah menilai tujuh posyandu yang ada di tujuh kecamatan yang masuk dalam lomba penilaian posyandu tingkat kabupaten.

Kemarin, posyandu yang dinilai yaitu Posyandu Rima Melati di Kampung Tanjung Haur Kecamatan Muara Pahu dan Posyandu Balita Jaya Kampung Tanjung Laong Ilir Kecamatan Muara Pahu. Koordinator Pokja IV TP PKK Kubar, Dempin Murni Neri, setelah menilai kedua posyandu tersebut mengatakan, penilaian ini juga dibarengi dengan kegiatan revitalisasi posyandu. Yang menjadi juara untuk tingkat kabupaten akan mewakili Kubar di tingkat provinsi. Ketujuh kecamatan yang dinilai antara lain Muara Pahu, Penyinggahan, Mook Manaar Bulatn, Barong Tongkok, Linggang Bigung, Tering dan

Sekolaq Darat. Dengan adanya lomba ini diharapkan membangkitkan semangat baik kader posyandu dan masyarakat setempat dalam mengalakkan kegiatan posyandu. Apalagi sejauh ini ada dukungan dari TP PKK Kubar berupa insentif dan dukungan pembinaan. Pada perlombaan kali ini, penilaian posyandu meliputi kinerja kader posyandu baik dari kesadaran dan keterampilan kader, pengetahuan dan semangat. “Nantinya diharapkan para pengurus posyandu ini baik dari pratama dan purnamadya bisa menjadi posyandu mandiri,” ujar Dempin.(lex)

TRIBUN KALTIM/TAUFIK

Warga menyegel gedung SDN 026 Loa Janan dan menuntut pembayaran lahan yang belum diselesaikan, Kamis (28/7).

UPTD Disdik Anggap Masalah Kecil KEPALA UPTD Dinas Pendidikan (Disdik) Cabang Loa Janan, Maman mengatakan, tindakan warga menyegel Gedung SDN 026 Loa Janan karena menuntut pembayaran lahan merupakan masalah kecil yang bisa dicarikan jalan keluarnya. Namun, kata dia, prosesnya memang panjang karena harus melewati jalur birokrasi yang melibatkan beberapa pihak terkait. “Ini masalah kecil, tetap ada jalan keluarnya. Dan saya katakan ini bukan penutupan karena anak-anak juga sedang libur sekolah,” kata

Maman kepada Tribun, Kamis (28/7). Dia menambahkan, pemerintah memiliki prosedur yang harus dijalani dalam penyelesaian masalah pembayaran lahan SDN 026. “Jangan sampai nanti salah bertindak, Tim Pemeriksa juga diturunkan untuk mengecek ke lapangan,” imbuhnya. Namun, dia tidak mau berkomentar bagaimana langkah ke depan apabila warga tetap menyegel gedung sekolah di saat murid SDN 026 mulai masuk sekolah kembali. “Kami bicara fakta

sekarang saja, saya tidak mau berandai-andai ke depan,” kata dia. Maman mengaku mendapatkan surat tembusan soal pemberitahuan penutupan SDN 026, Senin (25/7) lalu. Surat pemberitahuan ini juga dikirimkan warga ke Disdik Kukar. “Kami carikan solusi. Masalah pendidikan juga sangat penting. Karena masa depan bangsa tergantung pada anak didik kita sekarang,” tuturnya. Maman mengemukakan, Disdik juga berupaya menyelesaikan persoalan ini. Namun, lanjut dia,

prosesnya bukan hanya lewat satu pihak karena harus melibatkan instansi terkait, seperti Disdik, Badan Pertanahan dan Dinas Pertanian, menyangkut tanam tumbuh di atas lahan tersebut. Soal pembayaran lahan Rp 400 juta, Maman mengatakan, akan disesuaikan dengan Nilai Jual Objek Pajak (NJOP). “Nantinya ada tawarmenawar, pemerintah juga punya tabel harga sendiri. Harga tidak boleh semau masyarakat karena sudah ada aturannya,” tandasnya. (top)

Maling Gasak Rp 74,2 Juta " Brankas SMKN 1 dan SMKN 2 Dibongkar TENGGARONG, TRIBUN - Pencurian mulai marak di kawasan Tenggarong. Kamis (28/7) kemarin, pencurian berlangsung di tiga lokasi. Bahkan, uang senilai Rp 74,2 berhasil digasak maling dari brankas SMKN 1 dan SMKN 2 Tenggarong di Jalan KH Ahmad Dahlan. Aksi pencurian ini diperkirakan terjadi sekitar pukul 03.00. “ Di SMKN 1, pelaku berhasil mencuri uang tunai Rp 14,2 juta yang disimpan dalam brankas. Posisi brankas dalam ruang kepala sekolah,” kata AKBP Fadjar Abdillah, Kapolres Kukar melalui Kapolsek Tenggarong AKP Herbin Sianipar, Kamis (28/7). Hermin menjelaskan, kasus ini terungkap saat Enliwati, istri wakar (penjaga malam) di SMKN 1, hendak menunaikan salat subuh. Kebetulan sang suami, Eriansyah, tidak sedang jaga malam saat itu. “Saksi (Enliwati) kaget mendapati pintu kantor dan pintu tengah

terbuka. Dia juga melihat brankas dan lemari rusak. Saksi segera memberitahu suaminya. Lantas, Eriansyah melaporkan kejadian itu ke Polsek Tenggarong untuk dilakukan pemeriksaan,” jelas Herbin. Selang beberapa jam, pencurian juga terjadi di SMKN 2. Polisi memperkirakan pelakunya sama. Pelaku berhasil membawa kabur uang Rp 60 juta dari brankas sekolah. Abdul Sadir, wakar sekolah, mengaku sempat melakukan patroli sekitar pukul 20.00. Saat itu keadaan masih aman sehingga dia pun beristirahat. Sekitar pukul 07.00, Sadir mendapatkan kabar bahwa pintu kantor bagian belakang terbuka dan kuncinya dirusak. Ketika diceknya, Sadir mendapatkan brankas sekolah sudah hilang dan ditemukan di depan toilet siswa. Selain di dua sekolah, pencurian juga terjadi di gudang penyimpanan mesin

pompa air di bawah Jembatan Tenggarong, Jalan Wolter Monginsidi sekitar pukul 03.00. Mesin pompa vakum dan kabel dicuri maling. Pompa vakum ini digunakan untuk membersihkan air kolam bundar di bawah jembatan. “Pompa ini memang tidak ada yang menjaga kalau malam namun pintu masuk ke dalam gudang mesin dikunci dengan gembok,” kata Herbin. Kasus pencurian ini terungkap saat Rizal, seorang pekerja, hendak membersihkan kolam dan menyalakan mesin pompa. Pekerja itu mendapatkan pintu masuk gudang sudah terbuka. “Saksi segera melaporkan kepada pengawasnya, lalu pengawas meneruskan laporan ke Polsek Tenggarong sekitar pukul 15.00,” ujar Herbin. Saat ini polisi terus melakukan penyelidikan terhadap kasus pencurian di tiga lokasi tersebut. (top)


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.