TRIBUN KALTIM 27 MEI 2011

Page 25

Bisnis I N S P I R A S I

32

JUMAT 27 MEI 2011

TRIBUN KALTIM/SYAIFUL

Samsuddin sedang memanen kepiting soka.

Dipasarkan ke Luar Negeri PENGEMBANGAN budi daya kepiting soka milik Samsuddin dibangun dengan sistem kemitraan. Menurutnya, setiap hari ia membeli bibit dari seorang pengusaha bernama Rudi di Manggar. Pengusaha tersebut menyediakan bibit sekaligus membeli hasil jadi kepiting soka milik petambak. Kebutuhan bibit per hari tergantung dari stok yang tersedia. Apalagi, bibit semakin berkurang lantaran penangkapan kepiting tak pernah berhenti. Samsuddin membeli bibit dari Rudi seharga Rp 15 ribu perkilonya. Rata-rata ia membeli bibit berkisar 100-200 kilo. Bibit-bibit tersebut diperoleh Rudi dari Muara Badak, Muara Jawa, Babulu, dan daerah sekitarnya di Kaltim. Meski demikian, tak semua bibit yang dibeli jadi. Pasalnya, dibutuhkan kejelian dan ketelatenan untuk hasil yang maksimal. “Tidak semua jadi, paling yang jadi hanya 50 persen saja. Ya itu tergantung dari yang melihara, kalau dia telaten dan rajin pasti hasilnya juga bisa lebih bagus,” ujar Samsuddin. Kepiting soka yang telah jadi kemudian dijual kembali kepada Rudi selaku pengepul. Harganya mencapai Rp 40 ribu perkilo. Dalam sehari, Samsuddin bisa memanen hingga 75 kg, kalau dirupiahkan sama dengan Rp 3 juta. Jadi dalam perbulan panen bisa mencapai sekitar 3 ton, bahkan Samsuddin mengaku pernah memanen sampai 5 ton dengan keuntungan puluhan juta. Penghasilannya perbulan juga dialokasikan untuk membayar gaji karyawan yang berjumlah 4 orang. Mereka digaji dengan tarif Rp 1,5 juta per bulan. Selain itu, Samsuddin juga menggaji tenaga harian berjumlah 3 orang yang bertugas mengerjakan pengolahan lahan tambak. Ketiganya digaji Rp 70 ribu perharinya. Ia juga harus menyisihkan penghasilan tersebut untuk membeli bensin yang digunakan sebagai bahan bakar penerangan tambak di malam hari. Dalam semalam, kebutuhan bensin bisa mencapai 3 liter. Belum lagi kebutuhan untuk pembelian pakan kepiting soka. Pemberiannya pakan dilakukan 2 hari sekali yang dimasukkan ke dalam kolam baterai keramba. Butuh sedikitnya 60 kg pakan, yang digunakan untuk jatah satu kali makan. Pakan yang berupa ikan Tembang tersebut dibeli dengan harga Rp 2 ribu perkilonya dari nelayan. Menurut Samsuddin, proses distribusi kepiting miliknya hanya berhenti sampai di tangan Rudi. Selanjutnya, kepiting-kepiting tersebut dikirim oleh Rudi ke Jakarta, Semarang, Surabaya, Medan, dan Bogor. Bahkan pasarannya kini sudah sampai ke luar negeri. Kepiting tersebut rata-rata diolah menjadi abon, amplang, kerupuk, bakso, dan disajikan sebagai makanan khas di restoran-restotan akuatik. (ful)

TRIBUN KALTIM/SYAIFUL

Capit dan jari-jari kepiting yang sudah dikumpulkan.

Capit juga Bernilai Rupiah

TRIBUN KALTIM/SYAIFUL

Hasil panen kepiting soka. Permintaan kepiting soka terus melonjak meski harganya cukup tinggi, sayang pasokannya masih rendah karena usaha budidayanya belum berkembang.

Membedah Budidaya Kepiting Soka di Teritip

Sehari Dipanen Tiga Kali KEPITING soka, nampaknya bukan hal asing bagi penyuka hewan bercapit ini. Kepiting ini semua bagian tubuhnya lunak sehingga bisa dimakan, termasuk cangkangnya. Permintaan kepiting soka terus melonjak meski harganya cukup tinggi, sayang pasokannya masih rendah karena usaha budidayanya belum berkembang. Padahal budidaya kepiting soka menyimpan peluang besar. Adalah Samsuddin, lelaki setengah baya yang kini tinggal di Jalan Handil Marga RT 24 Kelurahan Teritip Balikpapan Timur, telah membuktikannya. Keberanian dalam merintis usaha budidaya kepiting soka, menurutnya harus disertai dengan ketelatenan. Sejak tahun 2007 silam, ia sudah memulai usaha tersebut di Teritip. Idenya muncul setelah Samsuddin melihat langsung proses budi daya soka di lahan miliknya. Dulunya, lahan tambak seluas 2,5 Hektare disewa oleh PT Toba Soremi Industries (TSI), yaitu salah satu perusahaan di Medan yang bergerak di

bidang pengawetan dan produksi hasil laut. Lahan Samsuddin disewa Rp 25 juta per tahun untuk usaha budidaya soka. Tanpa pikir panjang, Samsuddin menyewakan lahan tersebut mengingat biaya sewa cukup masuk akal. Selama beroperasi, Samsuddin pun tak mau melewatkan untuk mengintip proses budi daya soka tersebut. Apalagi hal itu termasuk asing baginya. Sayangnya, usaha PT TSI hanya bertahan selama 6 bulan. Pasalnya, hasil panennya tak mampu memenuhi target permintaan sebanyak 300 kg perhari. “Cuma tahan 6 bulan, katanya tidak bisa memenuhi target permintaan. Jadi tanpa pikir panjang, saya coba-coba melanjutkan,” ujar Syamsuddin. Gayung pun bersambut, melihat lahannya ditinggal kosong, Samsuddin akhirnya mencoba meneruskan budidaya kepiting soka. “Modal saya hanya sering lihat-lihat saja, tapi kalau diajari itu ndak pernah,”

TAK hanya kepitingnya yang menghasilkan uang, capit dan jari-jari kepiting yang dilepas juga dijual oleh Samsuddin, pengusaha Kepiting Soka. Capit dan jari-jari kepiting tersebut juga dibeli oleh seorang pengepul dengan harga Rp 5 ribu perkilonya. Kumpulan capit dan jari kepiting lalu dikukus dan dibuang kulitnya, hingga yang tersisa hanya dagingnya. Proses pengukusan dan pelepasan kulit dikerjakan oleh ibu-ibu rumah tangga yang tinggal di sekitar kawasan tersebut. Mereka diupah oleh pengepul dengan bayaran Rp 7 ribu perkilo untuk daging yang terkumpul. Selanjutnya, dagingnya juga ikut dikirim ke luar daerah untuk diolah menjadi berbagai makanan. “Yang ngambil pak Rudi juga, lalu dia kirim ke luar daerah. Hasilnya biasanya diolah menjadi bakso, krupuk, abon, atau bahan makanan lainnya,” ujar Samsuddin. (ful)

analisa bisnis

Gunawan Ardiyanto Konsultan di A.603N Consult 081254821988

Tujuan Wisata Kuliner BISNIS kuliner adalah salah satu bisnis yang mempunyai prospek yang bagus sepanjang jaman. Tinggal kita memilih akan bermain di bagian mana? Di bidang penyediaan bahan bakunya, alat produksinya, di bidang produksi, pengemasan atau di bidang distribusinya. Usaha di bidang budi daya kepiting soka ini mempunyai

prospek yang cukup bagus untuk kota Balikpapan, karena salah satu tujuan wisata kuliner di Balikpapan adalah masakan berbahan baku Kepiting. Berikut saran saya untuk usaha bidang budi daya kepiting : 1. Perlu ketelitian dalam pemilihan bibit kepiting yang akan mempengaruhi kualitas kepiting

TRIBUN KALTIM/SYAIFUL

Lahan tambak pembudidayaan milik Samsuddin di Jalan Handil Marga RT 24 Kelurahan Teritip.

terangnya. Awal memulai usahanya, Samsuddin membeli bibit 135 kg. Bibit kepiting dibeli dari nelayan dengan harga sekitar Rp 15 ribu per kg. Bibit itu lalu disortir terlebih dahulu. Dalam proses pensortiran, dibutuhkan kejelian untuk bisa memilih mana bibit yang sakit, mana yang terlalu tua, dan mana yang terlalu muda. Pasalnya, ketiga bibit itu tidak bisa untuk dikembangkan. Bibit diperoleh dari kepiting biasa. Untuk kepiting betina berat bibitnya bisa 80140 gram per ekor. Pengembangan budidaya kepiting soka menggunakan sistem keramba apung. “Kita buat seperti keranjang apung dengan membuat kotakan-kotakan kecil untuk menaruh kepiting atau biasa disebut kolam baterai,” katanya. Masing-masing keramba, lanjutnya, digantungkan pada jalur tali tambang yang dibuat memanjang sesuai dengan ukuran tambak. Posisi

soka dan tentu saja berpengaruh terhadap kuantitas hasil produksi. Diperlukan standard operating procedure untuk tahap pemilihan bibit kepiting ini (dari sisi berat, sehat/tidaknya dan umur kepiting) dan tersedianya orang-orang yang terlatih dalam pemilihan bibit kepiting soka ini. 2. Mengontrol kualitas air, menghindari limbah untuk menjaga kualitas dan kesehatan kepiting soka 3. Untuk pengadaan bibit, tidak

keramba sejajar dengan permukaan air. Kedalaman air tambak yang ideal sekitar 1 meter. Keramba dibuat dari bambu yang diikat dengan tali tambang dengan sekatan menggunakan jaring. Ukuran keranjang adalah panjang 1 meter dan lebar 50 cm, dengan kedalaman 15 cm. Satu keramba disekat menjadi 96 petak dengan masingmasing petak berukuran panjang, lebar dan dalam 15 cm. Satu petakan muat untuk memelihara seekor kepiting dengan kedalaman air 10 cm. Menurut Samsuddin, pola pemeliharaan sistem sekatan ini cukup efektif, mengingat kepiting punya sifat kanibalisme yang cukup tinggi. Sebelum mulai dipelihara dalam keramba, terlebih dahulu dilakukan pemotongan bagian tubuh kepiting yaitu dengan melepas sepasang capit dan 3 pasang kaki jalan. Rekayasa tersebut dilakukan untuk merangsang terjadinya proses molting atau pergantian kulit, jelas Samsuddin. Dalam pengembangannya, kepiting soka diberi pakan berupa ikan

tergantung pada satu supplier saja, sehingga ketersediaan bibit tetap terjaga setiap harinya. Bisa bekerja sama dengan kelompok petani atau kelompok nelayan di sekitar lahan budi daya kepiting soka. 4. Melibatkan dan membina penduduk sekitar untuk pemberdayaan kepiting soka tersebut menjadi aneka makanan yang mempunyai nilai ekonomis lebih tinggi, misalnya dijadikan abon, kerupuk, nugget, bakso,

Tembang. Pemberian pakan dilakukan 2 hari sekali yang dimasukkan ke dalam kolam baterai keramba. Butuh sedikitnya 60 kg pakan, yang digunakan untuk jatah satu kali makan. Dengan ukuran lahan yang digunakan seluas 1 Ha, bisa memuat sekitar 300 keramba. Artinya, dengan tambak seluas itu bisa memelihara tidak kurang dari 28 ribu ekor kepiting. Biaya membuat satu keramba sekitar Rp 60 ribu. Rata-rata kepiting yang dipelihara berukuran 100 gram per ekor. Tak sia-sia, hanya dalam kurun 3 minggu kepiting sudah bisa dipanen. Dalam sehari, Samsuddin bisa memanen sampai tiga kali, yaitu di waktu pagi, sore dan malam hari. Hasil panen pun bervariatif, untuk pagi hari bisa memanen rata-rata 20-25 kg, sore 5-10 kilo, dan malam 40 kg. Hasil panen selanjutnya dijual kepada pengepul dengan harga Rp 40 ribu per kg. Dalam satu bulan, Samsuddin bisa memanen kurang lebih 2,5 ton kepiting soka. Dan kalau dirupiahkan berkisar Rp 29 juta per bulan. (ful)

pempek soka, pepes soka, otak-otak soka, atau soka siap saji Soka Goreng Tepung atau “Balikpapan Fried Soka”, dan sebagainya. 5. Memanfaatkan limbah capit dan kaki kepiting untuk diolah menjadi tepung bahan pakan ternak atau diolah menjadi bahan baku pembuatan pupuk cair organik. 6. Mengembangkan areal tambak kepiting Soka sebagai obyek Agrowisata atau Wisata Edukasi untuk para pelajar dan mahasiswa. (aka)


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.