TRIBUNKALTIM - 26 NOVEMBER 2009

Page 15

16

KAMIS 26 NOVEMBER 2009

tribun tenggarong

Disdik akan Panggil Kontraktor TENGGARONG, TRIBUN - Dinas Pendidikan Kutai Kartanegara (Disdik Kukar) akan memanggil kontraktor yang membangun Sekolah Dasar Negeri (SDN) 011 di Jalan Selenreng Kelurahan Loa Ipuh Kecamatan Tenggarong. Pemanggilan ini terkait hasil inspeksi mendadak

Pengawasan Disdik Lemah KETUA Komisi IV DPRD Kutai Kartanegara (kukar) Saipul Aduar menilai Dinas Pendidikan (Disdik) Kukar lemah dalam melakukan pengawasan. Lemahnya pengawasan ini mungkin disebabkan karena beban kerja Disdik yang berlebihan dan koordinasi internal mereka yang tidak jalan. Hal ini dikemukan Saipul Aduar ketika dimintai komentar seputar bangunan Sekolah Dasar Negeri (SDN) 011 Jalan Selenreng Kelurahan Loa Ipuh Kecamatan Tenggarong yang belum selesai. Padahal, kontrak kerja bangunan senilai Rp 1,9 miliar itu hingga Desember 2008. Kepala Bidang Sarana dan Prasarana Disdik Kukar Suriansyah mengatakan kalau bangunan itu selesai baru 70 persen. Disdik baru membayar kontraktor sekitar 30 persen. “Itu bukit kalau pengawasan Disdik terhadap proyekproyek pembangunan sekolah lemah sekali. Sehingga ada bangunan yang belum selesai sementara kontraktornya tak bisa dihubungi. (reo)

(sidak) Komisi IV DPRD Kukar di tiga sekolah, SDN 011, SDN 020 Kelurahan Mangkurawang dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) 1 Tenggarong, Selasa (24/11). Dari hasil sidak itu, Komisi IV DPRD Kukar menemukan ada dua bangunan sekolah yang mereka anggap tidak selesai, SDN 011 dan 020. Padahal, kontrak keduanya berakhir Desember 2008. “Setelah mendapat informasi kalau bangunan kedua sekolah itu dimuat dalam berita (hasil sidak di Tribun Kaltim), kami langsung memanggil kontraktor dan meminta klarifikasi. Dari klarifikasi itu, hanya satu sekolah yang belum selesai, yakni SDN 011. Sedangkan SDN 020 sudah selesai tepat waktunya,” kata Kepala Bidang (kabid) Sarana dan Prasarana Disdik Kukar Suriansyah, Rabu (25/11). Suriansyah menuturkan, pi-

haknya tidak bisa menghubungi kontraktor pelaksana SDN 011 Loa Ipuh. “Kontraktor itu baru mencairkan dananya sekitar 30 persen dari keseluruhan. Sementara, bangunan sekolah yang mereka bangun sudah 70 persen. Kami akan memanggilnya untuk meneruskan pekerjaan ini,” ucapnya. Nilai proyek di SDN 011 sebesar Rp 1,9 miliar. Ia juga menegaskan, kalau 6 ruangan, 1 kantor dan 1 toilet yang dibangun SDN 020 sudah selesai tepat dengan kontrak waktunya. Saat ini, bangunan senilai Rp 1,8 miliar itu masuk dalam tahap pemeliharaan. “Berita hari ini tidak benar. Bangunan di SDN 020 sudah selesai tepat waktunya. Bangunan yang digunakan untuk kegiatan belajar mengajar adalah bangunan yang lama. Pihak sekolah sendiri yang memintanya,” ujarnya. (reo)

Dinas Peternakan Periksa 418 Hewan ● Sakit Mata Dapat Diatasi Tiga Hari TENGGARONG, TRIBUNDinas Peternakan Kabupaten Kukar memeriksa 418 ekor sapi dan kambing yang diperdagangkan sebagai hewan kurban di wilayah Kukar. drh Gunawan Nanang dari Bidang Kesehatan Hewan Dinas Peternakan Kukar yang dikonfirmasi, Rabu (25/11), mengatakan, pemeriksaan telah dilakukan selama dua hari dengan menurunkan dua tim untuk 160 ekor sapi dan 258 ekor kambing. “Pemeriksaan kami lakukan

minggu lalu di wilayah Tenggarong sampai Loa Kulu dengan kurang lebih 10 sampai 12 lokasi penjualan hewan kurban,” ujarnya. Hasil pemeriksaan, tidak ditemukan penyakit yang menular ke manusia sehingga dinyatakan aman sebagai hewan kurban. Hanya saja, tim pemeriksa menemukan sejumlah hewan kurban jenis kambing yang menderita penyakit mata. “Setelah kami temukan, jumlahnya tidak banyak. Sekitar 1 sampai 2 persen dari total hewan kambing

yang kami periksa. Namun, tiga hari setelah kami memberikan obat, kambing yang sakit tersebut sembuh,” ujarnya. Ia menjelaskan, penyakit mata pada kambing yang mayoritas berasal dari Sulwesi dan Jawa itu disebabkan karena faktor cuaca yang tidak menentu dalam beberapa minggu terakhir. “Kemudian disebabkan juga karena perjalanan yang jauh dari tempat asal,” katanya. Untuk hewan kurban jenis sapi, Dinas Peternakan tidak men-

Harga Sapi Naik Rp 2 Juta

TRIBUN KALTIM/REONALDUS

INDAH DAN MEGAH - Atap Masjid Agung Tenggarong kini tengah dipugar, Rabu (25/11).Warna atap dengan kombinasi hijau tua dan muda disusun dengan corak tertentu membuat masjid ini tampak lebih megah.

DIBANDING tahun lalu, 2008, harga sapi kurban tahun 2009 naik sampai Rp 2 juta per ekor. Hal tersebut diakui seorang pedagang sapi kurban Luwarno. Pedagang yang menyimpan hewan piaraannya di bilangan jalan Pesut Tenggarong ini mengatakan, harga minimal seekor sapi kurban tahun lalu adalah Rp 6 juta. Sedangkan tahun ini, harga seekor sapi kurban rata-rata minimal dilepas dengan harga Rp 8 juta. “Kenaikannya karena nilai tukar uang, Mas,” ujarnya. Sehingga hewan kurban yang tahun lalu maksimal Rp 9 juta menjadi Rp 11 juta per ekor untuk ukuran sapi kurban yang paling besar. Kenaikan harga tidak lantas membuat penjualan sapi kurban milik Luwarno sepi. Bahkan sebaliknya. Penjualan di bulan sebelumnya yang hanya 15 sampai 20 ekor per bulan, naik tajam

Tips Memilih Hewan Kurban ● Umur diatas dua tahun ● Tidak cacat ● Bebas dari pe-

nyakit, termasuk penyakit kulit ● Memiliki surat keterangan kesehatan hewan dari Dinas Peternakan Kukar. Sumber: Dinas Peternakan (asi)

menjadi 63 ekor sapi di bulan berikutnya. “Di bulan mendekati hari raya ini, penjualan bisa sampai 63 ekor satu bulan,” ujarnya saat ditemui sedang menjaga dagangannya. Untuk merawat hewan kurban tetap sehat dan fit, Luwarno mengaku memberikan perlakukan khusus untuk makanan. Secara teratur, calon hewan kurban itu diberikan makan dedak setiap pagi. Siang diberi minuman dan garam. Serta sore diberikan rumput sampai malam hari. (asi)

dapatkan satupun hewan yang mengidap penyakit. Gunawan mengungkapkan, sapi kurban yang diperdagangkan di Kukar mayoritas berasal dari wilayah Kukar. Gunawan menjelaskan, pemeriksaan terhadap hewan kurban tidak berhenti sampai daging kurban diberikan kepada yang berhak menerima. Pada saat penyembelihan hewan kurban, Dinas Peternakan menurunkan petugas untuk memantau penyembelihan dan kualitas daging setelah disembelih. “Kalau ditemukan terjadi perbedaan kualitas daging hewan kurban setelah disembelih, maka bisa direkomendasikan agar daging tersebut tidak dibagikan kepada yang berhak karena bisa membahayakan kesehatan,” ujarnya. Soal penggunaan kantong plastik (kresek) berwarna untuk mengemas daging, tulang, dan jeroan disarankan tidak digunakan karena dikhawatirkan membahayakan kesehatan. Gunawan mengaku sepakat dan juga menyarankan agar panitia hewan kurban menggunakan kresek plastik bening untuk menghindari kontaminasi daging kurban dengan plastik berwarna yang merupakan hasil daur ulang. (asi)

DPRD Kukar Ultimatum Direktur PT MSJ TENGGARONG, TRIBUN - DPRD Kutai Kartanegara (Kukar) memberikan ultimatum kepada Direktur Utama perusahaan tambang batu bara PT Mahakam Sumber Jaya (MSJ). DPRD meminta agar orang nomor satu di perusahaan itu dapat hadir dalam pertemuan ketiga dengan kelompok tani di DPRD Kukar. Permintaan itu diutarakan Anggota Komisi I DPRD Kukar Isnaeni yang memimpin

rapat antara Kelompok Tani 24, Setiakawan, dan PT MSJ. Pertemuan ini adalah pertemuan yang kedua kalinya yang membahas masalah tuntutan ganti rugi lahan kelompok tani terhadap PT MSJ. “Saya meminta agar Direktur Utama atau pengambil keputusan di PT MSJ dapat hadir dalam pertemuan nanti. Sebab, kalau yang hadir seperti ini, perwakilan saja, per-

temuan akan berakhir percuma. Karena tak ada yang dapat mengambil keputusan dari pihak perusahaan,” kata Isnaeni di Ruang Rapat Panitia Musyawarah DPRD Kukar, Rabu (25/11). Dalam pertemuan itu, pihak perusahaan diwakili oleh mereka yang berada dalam divisi yang menangani ganti rugi lahan. Isnaeni menegaskan, jika pimpinan perusahan kem-

bali tidak hadir dan diwakilkan, maka DPRD akan mengambil langkah tegas. Misalnya menyarankan agar izin perusahaan tersebut tidak diperpanjang. Pertemuan yang berlangsung mulai pukul 11.00 hingga 12.45 itu tidak membuahkan hasil. Kelompok tani tetap ngotot menolak ganti rugi sebesar Rp 6,5 juta per ha dari pihak perusahaan. Sementara pihak perusahaan te-

tap ngotot dengan tawarannya itu. Perusahaan menyebut Rp 6,5 juta itu sebagai tali asih. Sebab, mereka mengklaim kalau sudah memberikan ganti rugi kepada kelompok tani yang lain. Dalam pertemuan itu, perusahaan memaparkan kelompok-kelompok yang telah diberikan bantuan di lahan seluas 400 ha itu. Lahan ini telah digunakan perusahaan untuk kegiatan eksploitasinya. (reo)


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.