TRIBUNKALTIM - 15 NOVEMBER 2011

Page 14

CMYK

16

SELASA 15 NOVEMBER 2011

Oknum Satpol PP Diringkus ● Terlibat Kasus Pencabulan Anak di Bawah Umur TENGGARONG, TRIBUN Deni Iskandar (27), oknum Satpol PP Kukar yang dilaporkan mencabuli ponakannya, Melati (nama samaran) (14), diringkus aparat kepolisian Polres Kukar, Senin (14/11) sekitar pukul 09.00. Deni langsung digiring ke Mapolres Kukar untuk menjalani proses pemeriksaan. “Pelaku ditangkap oleh Propam Satpol PP, lalu diserahkan kepada kami,” kata AKBP I Gusti Kade Budhi Harryarsana, Kapolres Kukar didampingi Kasat Reskrim AKP Safi’I Nafsikin melalui Kasubag Humas AKP I Nyoman Subrata, Senin (14/ 11). Dari hasil pemeriksaan kemarin, pelaku mengaku menyetubuhi ponakannya sekali di Gedung Beladiri, Stadion Aji Imbut, Sabtu (5/11) lalu. Saat diwawancarai kemarin, Deni mengaku menyesal melakukan tindakan asusila itu. Tersangka yang berprofesi sebagai pelatih silat

TRIBUN KALTIM/TAUFIK

Deni, tersangka kasus pencabulan anak di bawah umur, diperiksa aparat dari Polres Kukar, kemarin.

tapak suci itu mendatangi rumah keponakannya yang hanya terpisah empat rumah dari kediamannya. “Saya mengajak dia ke gedung beladiri untuk membawakan termos air minum untuk

Terancam Diberhentikan KEPALA Satpol PP Kukar Fida Hurasani menegaskan, oknum satpol PP yang melanggar hukum bakal ditindak tegas. Dia bakal memberhentikan secara tidak hormat terhadap oknum satpol PP yang terbukti mencabuli anak di bawah umur. “Hari ini (kemarin) sekitar pukul 09.00, kami membantu aparat kepolisian menangkap tersangka kasus pencabulan di rumah mertuanya. Seorang provost dari Satpol PP menjemput tersangka di sana,” kata Fida ditemui Senin (14/11). Dia menyebutkan, tersangka merupakan anggota Satpol PP yang berstatus Tenaga Harian Lepas (THL). Sehari-hari tersangka bertugas di Gedung DPRD Kukar. “Kami tidak akan mentolelir anggota kami yang terlibat kasus pelanggaran hukum. Untuk tersangka pencabulan yang berstatus THL ini, saya tidak akan menandatangani perpanjangan kontraknya per tiga bulan,” tegas Fida. Dengan kata lain, lanjut dia, tersangka bakal diberhentikan dari jabatannya.

Selama kepemimpinan Fida, wajah Satpol PP tercoreng dua kali. Sebelumnya, dua oknum Satpol PP diringkus aparat Satuan Reserse Narkoba (Satreskoba) Polres Kukar lantaran terlibat kasus narkoba, Senin (19/9) lalu. Selama ini dia mengaku sudah optimal mengawasi seluruh bawahannya. Setiap kali dia mengontrol seluruh anak buahnya melalui radio. Selain itu, dia juga kerap turun ke lapangan untuk mengawasi anak buahnya secara langsung. Menurut dia, dua kasus pelanggaran hukum yang menimpa institusinya dilakukan di luar jam dinas sehingga sulit mengawasinya. “Ini kembali pada masingmasing personelnya, terlebih mereka juga tak bisa lepas sebagai makhluk sosial,” ujarnya. Upaya ke depan, Fida bakal lebih sering ke lapangan untuk mengontrol bawahannya. “Tiap Senin, kami sering memberikan masukan dalam apel pagi. Karena sebagai pamong, kita mesti memberi contoh yang baik kepada masyarakat,” ujarnya. (top)

keperluan latihan silat tapak suci,” kata pria yang sudah menikah dan memiliki dua anak ini. Selama perjalanan menuju ke stadion, hujan sempat turun dan membasahi keduanya. Pakaian mereka pun basah. Kemudian, keduanya masuk ke gedung beladiri. “Baju kami pun basah. Saya pun tergoda melihat pakaiannya yang ketat dan basah,” tuturnya. Dia pun menyetubuhi gadis di bawah umur itu. Kebetulan, kata Deni, suasana gedung tampak sepi karena cuaca sedang hujan. Usai melaksanakan aksi bejatnya itu, Deni mengantar keponakannnya itu ke rumahnya. Saat itu hujan juga sudah reda. Terpisah Melati saat ditemui di Polres Kukar mengaku dipaksa pamannya untuk melayani aksi bejatnya. “Saya dipaksa sama dia untuk membuka celana saya,” ucapnya lesu. Saat ini Deni sudah ditetapkan sebagai tersangka dan akan menjalani hukuman. Dia juga terancam dicopot dari jabatannya sebagai Tenaga Harian Lepas (THL) Satpol PP. Deni mengaku ditempatkan di Satpol PP sejak 2006 lalu lantaran prestasinya sebagai atlet beladiri dari cabang silat. Atas perbuatan asusila yang dilakukannya, Deni bakal dijerat pasal 82 UndangUndang Nomor 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak dengan ancaman hukuman minimal 5 tahun dan maksimal 15 tahun penjara. (top)

10 Sekolah Direkomendasi Jadi RSBI SENDAWAR, TRIBUN - Sebanyak 10 sekolah yang ada di seputaran Kota Sendawar yaitu Kecamatan Melak, Barong Tongkok, dan Sekolaq Darat dipersiapkan menjadi sekolah Rintisan Sekolah Berbasis Internasional (RSBI) pada 2012. Terkait dengan hal itu beberapa waktu lalu, 20 orang yang terdiri dari guru dan kepala sekolah dikirim ke Yogyakarta ke SMKN 6 dan beberapa sekolah SD, SMP, dan SMA di wilayah Yogyakarta. Kadis Pendidikan Kubar Ayonius menjelaskan, Kubar belum memiliki sekolah RSBI ditambah lagi dari intruksi Disdik Provinsi Kaltim untuk segera

membentuk sekolah RSBI di wilayah Kubar. Untuk mempersiapkan RSBI, Disdik Kubar segera mengirimkan 10 kepala sekolah dan 10 guru dari 10 sekolah yang telah diseleksi Disdik yang dipersiapkan menjadi sekolah berbasis RSBI. Selama di sana mereka mengikuti workshop, pelatihan, dan praktik serta menyerap informasi yang dijalankan di sekolah RSBI dan diharapkan dapat diterapkan di Kutai Barat. Yang melatarbelakangi dipilihnya Yogyakarta karena kondisinya tidak jauh berbeda dengan Kubar yaitu memiliki kemiripan yaitu masyarakatnya yang sangat gotong-

royong, masih kental dengan kebudayaan dan kota pelajar. “Hal itulah yang mendorong Kubar memilih Yogyakarta sebagai pusat studi banding dan pengembangan sekolah RSBI di Kubar,” tandasnya. Lebih jauh dikatakannya, saat ini 10 kepala sekolah dan 10 guru sudah mempraktikkan di sekolahnya masingmasing. Setelah berjalan beberapa bulan nantinya mereka membuat laporan keberhasilan dan kendala yang dihadapi disetiap sekolah dan itu diserahkan ke Disdik Kubar. Nantinya itu yang akan menjadi sumber informasi bagi Disdik dalam membangun sekolah RSBI. (lex)

Hari Ini Vonis 14 Mantan Anggota DPRD Kukar TENGGARONG, TRIBUN Kasus dugaan korupsi dana operasional DPRD Kukar tahun 2005 senilai Rp 2,6 miliar yang menyeret 14 mantan anggota DPRD Kukar periode 2004-2009 memasuki babak akhir. Mereka bakal menjalani sidang putusan di Pengadilan Negeri (PN) Tenggarong hari ini, Selasa (15/11). “Rencananya, kami akan menggelar sidang putusan terhadap 14 mantan anggota DPRD Kukar besok (hari ini),” kata Zulkifli Sultan, Kepala Humas PN Tenggarong kepada wartawan, Senin (14/ 11). Dari 14 mantan anggota dewan yang bakal divonis itu, ujar Zulkifli, seorang terdakwa, I Made Sarwa

dalam kondisi kurang fit atau sakit, sehingga vonisnya bakal menyusul. “Dalam sidang putusan nanti, tidak semua dari 14 mantan anggota dewan dapat dibacakan vonisnya. Seorang terdakwa, I Made Sarwa belum bisa dibacakan vonisnya karena sedang sakit. Kemungkinan setelah sembuh, pembacaan vonisnya bakal menyusul,” imbuhnya. Dia mengatakan, semua terdakwa telah melewati seluruh rangkaian dalam persidangan namun terkendala dalam segi waktu. Dalam satu kasus, lanjut dia, berkas terdakwa dipisah-pisah sehingga agenda vonis hari ini akan memakan waktu. “Kami akan membacakan vonis satu

per satu. Ini akan memakan waktu dan menghambat agenda sidang lainnya,” ucap Zulkifli. Dalam sidang sebelumnya, Jaksa Penuntut Umum (JPU) menuntut 1 tahun 6 bulan (1,5 tahun) terhadap 14 orang mantan anggota DPRD Kukar tersebut. Mereka juga dituntut membayar denda sebesar Rp 50 juta, serta uang pengganti yang nilainya berbeda tiaptiap terdakwa. Kepada 5 orang mantan anggota DPRD, yakni M Yusuf, Rahmat Santoso, Muhammad Irham, Edy Mulawarman dan Wahid Katung, jaksa menuntut mereka dengan hukuman 1,5 tahun penjara, serta

denda Rp 50 juta, termasuk uang pengganti. “Uang pengganti kelima orang terdakwa ini bervariasi. Rahmat Santoso, Irham dan Edy Mulawarman dituntut membayar uang pengganti sebesar Rp 7 juta. Sedangkan M Yusuf membayar uang pengganti Rp 6,5 juta dan Wahid Katung Rp 4,5 juta,” ujar Sofyan Latoriri, jaksa penuntut umum dalam kasus itu. Alasan besaran pembayaran uang pengganti yang berbeda kepada 5 orang terdakwa ini, menurut Sofyan, disesuaikan dengan yang diterima mantan anggota dewan, yakni mulai Rp 75 juta hingga Rp 82 juta. (top)

25 Km Jalan Poros Tenggarong-Kota Bangun Rusak Parah (1)

Waktu Tempuh Lebih Lama di Jahab JIKA hendak bepergian jalan darat dari Tenggarong ke Kota Bangun, para pengendara roda dua dan empat harus melalui perjuangan berat. Tak seperti jalan dalam Kota Tenggarong yang mulus dan nyaris sempurna, jalan menuju Kota Bangun yang melintasi di Kelurahan Jahab masih wilayah Kecamatan Tenggarong ternyata ditemui jalan rusak penuh berlubang dan debu. M YAMIN

TRIBUN KALTIM/M YAMIN

Bus tujuan Kubar menghindari jalan rusak berlubang di Jahab.

PANTAUAN Tribun, Minggu (14/11) , jalan rusak mulai ditemui ketika masuk ke jalan poros raya Tenggarong-Kota Bangun. Jalan aspal berstatus jalan provinsi kondisinya longsor dan berlubang, dibiarkan saja. Ada pula lubang yang digali sisa pekerjaan proyek ditinggalkan tanpa diaspal. Selain itu, lubang yang diisi batu koral ukuran kepalan tangan dewasa juga tak sedikit. Hingga di RT 04 Jahab, kondisi jalan sepanjang 500 meter penuh gelombang dan lubang mirip kubangan. Para pengemudi mobil dan pengendara sepeda motor sudah mafhum dengan kondisi jalan rusak. Setiap kendaraan kini tak lagi beraturan jalan lurus sesuai

CMYK

jalurnya. Namun, berkelokkelok tidak tentu arah menghindari lubang. Belum lagi, truk pengangkut Tandan Buah Segar (TBS) sawit yang hilir mudik melintas, semakin menambah kepadatan arus kendaraan di jalan tersebut. Truk pengangkut sawit membawa lebih berat kapasitas angkutan sampai 10 ton yang seharusnya batasnya 5-6 ton. Dengan beban yang tinggi itu, truk sawit kerap berjalan pelan memilih jalan mulus memaksa pengendara lainnya harus mengalah. Ini ketimbang terjadi peristiwa truk sawit terbalik di jalan berlubang. Bukan tak ada perbaikan jalan poros Tenggarong-Kota Bangun. Ketika melintas tak

jauh dari kantor Lurah Jahab dan Jembatan, terdapat proyek pengerasan jalan semenisasi yang belum sepenuhnya rampung. Jalan dengan panjang 500 meter itu saat ini hanya bisa digunakan satu jalur bergantian. Warga menyebut, lokasi pengecoran semenisasi itu dahulu langganan terjadi kecelakaan. Truk pengangkut sawit kerap terbalik. Diceritakan pula, perbaikan jalan di Jahab terakhir pada ajang Pekan Olahraga Nasional (PON) tahun 2008. Pemerintah membuat mulus jalan sepanjang 25 kilometer dari Bukit Biru Tenggarong hingga simpang Senoni. Lepas dari jalan tersebut, kerusakan jalan berlubang lainnya dibiarkan.

“Jalan juga sempat mulus, ketika Bupati meresmikan PLN di Senoni. Ketika itu, PU membuat jalan mulus dengan tambal jalan yang rusak berlubang. Entah, apa materialnya tanah padat dan batu koral diisi. Tahunya, jalan berlubang dan rusak sempat mulus sebentar kembali rusak,” kata Uus, guru honorer satu Sekolah Dasar di Desa Bahulak, Kecamatan Muara Kaman. Lepas dari jalan rusak sekitar pemukiman di Jahab, jalan rusak masih ditemui hingga simpang Jonggon. Meski, jalan poros ini diapit lokasi perusahaan tambang batubara, namun jalan yang rusak tak ada yang perhatikan atau melakukan perbaikan. Terdapat pula lubang-lubang jalan rusak di kawasan kebun karet dan hutan produksi sudah lebih setahun tidak diperbaiki. Dari perhitungan setiap daearah titik lubang jalan, Tribun menghitungnya ada sekitar 158 titik daerah jalan rusak yang harus diperbaiki dengan panjang 25 kilometer dari Bukit Biru Tenggarong. Setiap titik daerah lubang jalan itu terdapat dua atau lebih lubang-lubang yang bisa memutus jalan aspal. Warga Kecamatan Muara Weis Kukar Suryadi menilai jalan yang menghambat menuju Kota Bangun adalah jalan rusak berada di Jahab. (*)


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.