TRIBUNKALTIM - 04 JUNI 2009

Page 9

tribun line Sujud Syukur di Halaman Penjara ● Sambungan Hal 1

hanya mendapat informasi proses pembebasan Prita dikawal khusus oleh Ketua Komisi III DPR Trimedya Panjaitan, yang juga kader PDI Perjuangan. “Yang saya tahu seperti itu. Pengalihan status ini juga berkat rekan-rekan wartawan yang te rus menulis tentang kasus ini,” ungkap Arti. Usai bertemu Prita, Megawati mengaku telah meminta kepada Trimedya untuk membantu membebaskan perempuan itu dari tahanan. “Saya tadi sudah menginstruksikan kepada Pak Trimedya. Saya minta untuk supaya membantu agar

Kejagung Pidanakan Jaksa ● Sambungan Hal 1

ti) Banten. ‘’(Eksaminasi terhadap) segala sesuatu yang menyangkut proses perkara. Dasarnya, adanya keluhan masyarakat,’’ ujarnya ketika ditemui di Kejagung, Rabu (3/6) malam. Bila dalam eksaminasi ditemukan adanya unsur penyuapan ataupun pemerasan oleh jaksa, maka akan dijerat KUHP selain sanksi internal. “Kalau terbukti ada suap atau pemerasan, kita pidanakan dia (jaksanya),” tegas Ritonga. Sementara dalam situs resmi kejaksaan.go.id, Jaksa Agung Hendarman Supandji yang sedang melakukan kunjungan kerja di Riau secara tegas me-

Korban Neolib ● Sambungan Hal 1 “Saya bisa mengatakan, ini adalah dampak dari neoliberalisasi. Di mana, mereka dapat dengan mudah menggunakan hukum seperti UU 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE). UU itu dibuat untuk memuluskan kepentingan neoliberal dengan mengalahkan kepentingan asasi (berekspresi). Kepentingan rakyat kecil yang tampaknya di era pasar bebas ini, seakan menjadi sulit untuk tuan rumah di negeri sendiri,” tegas Megawati dalam siaran pers di Kantor BP Presiden, Jalan Cik Ditiro, Rabu (3/6). Ditambahkan Mega, kasus Prita merupakan pelanggaran atas hak-hak kebebasan informasi dan hak untuk menyatakan pendapat yang merupakan hak asasi paling mendasar yang seharusnya dilindungi oleh konstitusi, UU HAM dan berbagai ratifikasi konvensi internasional. “Kasus Prita ini merupakan preseden buruk bagi penegakan HAM dan demokrasi di Indonesia. Peristiwa yang dialami Prita yang tidak diizinkan menyusui anaknya juga menjadi bukti lemahnya perlindungan negara terhadap perempuan, juga khususnya terhadap reproduksi perempuan. Kejadian Prita, menjadi bukti kasat mata dampak dari neoliberalisme, sekaligus pelanggaran atas hak-hak kebebasan masyarakat dalam menyatakan pendapat,” tandas Megawati. Sementara itu, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mencari tahu penanganan kasus Prita Mulyasari kepada Kapolri Jenderal Bambang Hendarso Danuri dan Jaksa Agung Hendarman Supandji. SBY minta jajaran penegak hukum memperhatikan rasa keadilan dalam masyarakat. Di dalam rapat koordinasi yang berakhir Rabu (3/6) sore, SBY meminta penjelasan tentang proses hukum kasus Prita Mulyasari kepada

Mbak Prita bisa segera dilepaskan. Hal-hal seperti ini saya kira jangan sampai terjadi lagi. Boleh saja ada orang tidak nyaman dan menuntut tapi jangan langsung dibawa ke suatu tempat penahanan,” kata Megawati. Andri Nugroho, suami Prita, pernah mengajukan permohonan penangguhan penahanan, 19 Mei lalu ke Kejaksaan Negeri Tangerang. Permohonan yang sama juga diajukan ke Pengadilan Negeri Tangerang, Kamis (28/6) lalu. Namun semua tak pernah ditanggapi. “Dua anak saya tidak tahu ibunya ada di sini (LP Wanita). Mereka tahunya, ibu mereka sakit dan dirawat di rumah sakit,” kata Andri. Begitu tiba di rumahnya, Prita langsung memeluk dan menggendong anaknya, sambil berlinangan air mata. Prita juga langsung dikerubuti para

tetangga dan keluarganya. Kedua anak Prita tampak tersenyum bahagia. Prita kemudian membawa kedua anaknya masuk ke dalam sebuah ruangan di rumahnya. Tepuk tangan membahana dari kediaman Prita. Kebahagiaan Prita menjadijadi setelah mendapatkan sebuah bingkisan dari anak pertamanya, Khairan Anton Nugroho (3). Bingkisan tersebut dibungkus kertas warna biru. Setelah berkumpul lagi dengan keluarga, Prita berjanji akan mengembalikan keceriaan putra-putrinya dan berusaha mengembalikan mental mereka agar tidak terganggu. “Saya mau ajak dia (Khairan) bicara lagi. Jangan sampai ketakutan secara mental. Lagian juga dia sudah ngerti apa yang terjadi di sekitarnya,” kata Prita. (persda network/mun)

ngatakan akan menindak siapapun jaksa yang terbukti bersalah dalam melakukan penuntutan perkara Prita. ‘’Siapapun jaksa yang terlibat, kita tindak tegas,’’ janji Hendarman. Menurut keterangan Kepala seksi pidana Umum Kejari Tangerang Irfan Jaya, penahanan Prita didasarkan pada surat Kepala Kejaksaan Tinggi (Kajati) Banten Dondy K Soedirman yang memerintahkan agar Prita harus ditahan Prita disidik polisi karena menyebarluaskan e-mail mengenai keluhannya terhadap pelayanan RS Omni Internasional Alam Sutra. Karena merasa keluhan Prita tidak benar sehingga dianggap mencemarkan nama baik, pihak rumah sakit kemudian melayangkan somasi dan melaporkan kasus tersebut ke polisi. Atas laporan itu, Prita dijerat pasal 310 dan 311 KUHP serta 27

juncto 45 UU Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE), dengan ancaman hukuman maksimal enam tahun penjara. Ketika disidik, ibu dua anak itu tidak ditahan. Namun ketika dilimpahkan ke Kejaksaan Negeri (Kejari) Tangerang, Prita kemudian ditahan terhitung sejak 13 Mei. Hari Kamis (4/6) ini, Prita akan mulai diadili di PN Tangerang. Ritonga menuturkan, pengadilan memutuskan mengalihkan penahanan Prita dari tahanan rumah tahanan menjadi tahanan kota, terhitung sejak kemarin. Mengenai penggunaan UU ITE, lanjut dia, merupakan petunjuk jaksa (P19) yang diberikan kepada penyidik Polri. Sehingga, dalam berkas penyidikan Polri, pengenaan UU ITE telah dilakukan. ‘’Jadi tidak ada yang liar (pengenaan pasal),’’ tuturnya. (persda network/yls)

Kapolri. Sedangkan Hendarman Supandji yang sedang melakukan kunjungan dinas di Provinsi Kepri, dihubungi SBY melalui telepon. Secara bergantian Kapolri dan Jaksa Agung menjelaskan proses hukum serta undang-undang apa saja yang digunakan. Kepada dua pejabat tinggi negara tersebut, Presiden SBY minta agar ada solusi yang terbaik. “Presiden minta Jaksa Agung dan Kapolri melihat kasus ini dengan baik sehingga bisa mendapatkan solusi terbaik,” tutur Jubir Kepresidenan Andi Mallarangeng. Dikatakan, pesan SBY tersebut bukan intervensi. “Jika ada kasus yang menjadi isu publik maka wajar Presiden menanyakan kepada pembantu-pembantunya yang terkait dengan kasus ini,” kata Andi. Kapolri mengatakan, kasus Prita telah diserahterimakan jajaran kepolisian kepada pihak kejaksaan. Itu berarti sejak penahanan 13 Mei lalu merupakan wewenang penuh kejaksaan. “Jadi kepolisian tidak menahan. Setelah dilimpahkan ke kejaksaan, apakah ini ditahan atau tidak, bukan otoritas kami,” jelas Bambang.

Kapolri menyatakan, pihaknya akan mengevaluasi proses penanganan perkara menghebohkan itu. “Kajian internal itu dilakukan sebagai bahan evaluasi tanpa kepentingan apapun lainnya,” ujar Kapolri. Ketua DPP Partai Demokrat Bidang Politik yang juga anggota tim sukses SBY-Boediono Anas Urbaningrum kepada Tribun menyatakan, proses hukum terhadap Prita Mulyasari, haruslah didasari atas spirit penegakkan hukum yang berkeadilan. Hukum, kata Anas, bukan hanya tegak, akan tetapi bisa tegak secara adil. “Oleh karena itu, kami berharap agar para hakim yang menangani perkara Prita dapat mengadili kasus ini untuk tegaknya keadilan. Tanpa bermaksud mengintervensi putusan hakim, kami berharap Prita bisa diputus bebas, atas nama keadilan,” kata Anas. “Hal ini akan menjadi preseden baik bagi dunia hukum di Indonesia. Hukum harus dijauhkan dari preseden buruk yang menjauhkan dan memisahkan keadilan dari proses penegakkan hukum,” katanya lagi. (persda network/ mun/yat/ade)

Kronologi Kasus

(lengkap) berkas pemeriksaan Prita sempat dua kali bolak-balik dari polisi dan kejaksaan.

● Sambungan Hal 1 ■ 5 September 2008: Prita diadukan oleh dr Hengky yang bertugas di Rumah Sakit Omni ke Polda Metro Jaya. Ia disangka melakukan pencemaran nama baik terhadap Rumah Sakit Omni. Prita digugat secara perdata oleh RS Omni melalui dr Hengky dan dr Grace. Secara bersamaan, Prita juga diadukan pidana oleh dr Hengky dan dr Grace. ■ 22 September 2008: Prita mulai disidik oleh penyidik di Satuan Remaja Anak dan Wanita (Renakta) Polda Metro Jaya. Polisi menjerat Prita dengan pasal 310, 311 KUHP. Serta Pasal 45 jo 27 Undang-undang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE). Selama disidik, Prita tidak ditahan polisi. ■ 30 April 2009: Berkas perkara pidana diserahkan ke Kejaksaan Negeri Tangerang. Sebelum berkasnya dinyatakan P21

■ 11 Mei 2009: Pengadilan Negeri (PN) Tangerang memenangkan gugatan perdata RS Omni. Prita dihukum membayar kerugian materiil sebesar Rp 161 juta sebagai pengganti klarifikasi di koran nasional dan Rp 100 juta untuk kerugian imateriil. ■ 13 Mei 2009: Prita ditahan di LP Wanita Tangerang karena diduga melakukan pencemaran nama baik kepada RS Omni melalui internet. ■ 3 Juni 2009: 2009 Prita akhirnya dibebaskan dari LP Wanita setelah dukungan baginya terus mengalir. Antara lain dari Blogger Indonesia, Dewan Pers, pengguna Facebook, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Megawati Sukarnoputri bahkan hingga jaminan dari Jusuf Kalla, dengan mengalihkan status tahanannya dari tahanan rutan menjadi tahanan kota. ■ 4 Juni: Sidang pertama Prita rencana digelar di PN Tangerang. (persda network/cr1)

Capres Berlomba Bebaskan Prita ● Sambungan Hal 1

tahanan kota sehingga ia bisa menghirup udara bebas di luar sel. Megawati datang ke LP Tangerang, sekitar pukul 15.00 WIB, didampingi putrinya, Puan Maharani, Sekjen PDI Perjuangan Pramono Anung dan Ketua FPDIP DPR Tjahjo Kumolo. Calon presiden dari PDIP dan Gerindra tersebut sempat mengusap bahu Prita, sebelum melakukan pertemuan tertutup selama 30 menit di ruang tamu LP. Megawati mengaku merasa terpanggil hatinya atas penahanan Prita Mulyasari terkait tuduhan melakukan pencemaran nama baik RS Omni International lewat internet. “Saya ke sini karena mendapat laporan tentang nasib seorang perempuan yang mendapatkan perlakuan kurang pantas. Saya merasa kasus ini cukup aneh. Ini menjadi gambaran hukum di Indonesia,” ujar Megawati. Ia menampik anggapan kedatangannya menjenguk Prita untuk berkampanye. “Tapi untuk mendukung hal-hal yang tidak pernah saya rasakan. Meskipun dengan satu sisi yang berbeda,” kata putri mantan Presiden Soekarno itu. Menurutnya, setiap warga negara yang mendapatkan perlakuan kurang pantas tidak bisa dibiarkan begitu saja. Prita sendiri mengaku kepada Mega tidak tahu mengapa keluhan mengenai pelayanan RS Ommi Internasional tersebar ke ruang publik dunia maya. “Mbak Prita sendiri tidak mengetahui mengapa keluhannya di internet bisa me-

Hasil Lab Fiktif ● Sambungan Hal 1

mi kejadian ini di RS Omni International. Tepatnya tanggal 7 Agustus 2008 jam 20.30 WIB. Saya dengan kondisi panas tinggi dan pusing kepala datang ke RS OMNI Internasional dengan percaya bahwa RS tersebut berstandard International, yang tentunya pasti mempunyai ahli kedokteran dan manajemen yang bagus. Saya diminta ke UGD dan mulai diperiksa suhu badan saya dan hasilnya 39 derajat. Setelah itu dilakukan pemeriksaan darah dan hasilnya adalah thrombosit saya 27.000 dengan kondisi normalnya adalah 200.000. Saya diinformasikan dan ditangani oleh dr Indah (umum) dan dinyatakan saya wajib rawat inap. dr I melakukan pemeriksaan lab ulang dengan sample darah saya yang sama dan hasilnya dinyatakan masih sama yaitu thrombosit 27.000. Dokter I menanyakan dokter specialist mana yang akan saya gunakan. Tapi, saya meminta referensi darinya karena saya sama sekali buta dengan RS ini. Lalu referensi dr I adalah dr H. Dokter H memeriksa kondisi saya dan saya menanyakan saya sakit apa dan dijelaskan bahwa ini sudah positif demam berdarah. Mulai malam itu saya diinfus dan diberi suntikan tanpa penjelasan atau izin pasien atau keluarga pasien suntikan tersebut untuk apa. Keesokan pagi, dr H visit saya dan menginfor-

RS Omni Klarifikasi ● Sambungan Hal 1

dilakukan sudah sesuai dengan standar operasional prosedur dan Komite Etik telah menyatakan tidak adanya pelanggaran etik kedokteran. Tentang kronologi kejadian, dr Bina menjelaskan, Prita datang ke UGD pada 7 Agustus 2008 sekitar pukul 20.30 dengan keluhan panas selama tiga hari, sakit kepala berat, mual dan muntah, sakit tenggorokan, tidak BAB selama tiga hari, dan tidak nafsu makan. Menurutnya,

Kaltim KAMIS 4 JUNI 2009

nyebar. Mungkin ini ada pihak-pihak yang bertanggung jawab dan sengaja memanfaatkan,” kata Mega. Sedang tim sukses Jusuk Kalla (JK)-Wiranto juga berniat mengunjungi Prita. “Kami akan datang untuk tawarkan advokasi,” ujar Indra Piliang, Juru Bicara JK-Wiranto. Kalla sendiri mengungkapkan kekecewaan terkait penahanan Prita. “Seharusnya diperiksa dulu, harus tahu masalahnya jangan langsung ditahan,” ujarnya. Ia mempertanyakan, mengapa Prita yang tengah menyusui bayinya ditahan. Selain itu, Kalla juga keberatan alasan penahanan. “Masak hanya nulis email saja dilarang,” kritiknya. Calon presiden dari Partai Golkar dan Hanura itu berjanji menghubungi petinggi kepolisian terkait kasus ini. Menurutnya, apabila kasus ini tidak benar, ia akan mendesak agar Prita dibebaskan. “Segera kami urus. Ya, kalau kasusnya tidak benar, ini perintah,” tegasnya. Penahanan dilakukan Kejaksaan Negeri Tangerang dengan tuduhan melakukan pencemaran nama baik terhadap RS Omni lewat internet. Kasus yang menimpa Prita ini berawal dari e-mail yang dia kirim kepada teman-temannya seputar keluhannya terhadap RS Omni. E-mail tersebut kemudian menyebar ke publik lewat milis-milis. Alasan Kemanusiaan Dalam e-mail-nya, Prita merasa dibohongi oleh diagnosa dokter ketika dirawat di RS tersebut pada Agustus 2008. Dokter semula memvonis Prita menderita demam berdarah, namun kemudian menyatakan dia terkena virus udara. Tak hanya itu, dokter memberikan berbagai macam suntikan dengan dosis tinggi, sehingga Prita mengalami sesak nafas.

9

Saat hendak pindah ke RS lainnya, Prita mengajukan keluhan karena kesulitan mendapatkan hasil laboratorium medis. Namun, keluhannya kepada RS Omni itu tidak pernah ditanggapi, sehingga dia mengungkapkan kronologi peristiwa yang menimpanya kepada teman-temannya melalui e-mail dan berharap agar hanya ia saja yang mengalami hal serupa. Sebelum Megawati, tiga utusan Dewan Pers mengunjungi Prita, untuk mendengar secara langsung kasus delik UU Informasi dan Teknologi (ITE) dikenakan kepada Prita. Rombongan Dewan Pers itu terdiri dari Wakil Ketua Sabam Leo Batubara, Komisi Pengaduan Bekti Nugroho, dan Poksa Hukum Wikrama, tiba di LP sekitar pukul 11.15. Pertemuan Dewan Pers dan Prita berlangsung sekitar 45 menit. Kejaksaan Agung menyatakan perubahan status penahan Prita mempertimbangkan alasan kemanusiaan dan keadilan. “Alasannya kemanusiaan dan keadilan sesuai pesan Jaksa Agung agar jaksa peka terhadap keadilan,” kata Kapuspenkum Kejaksaan Agung M Jasman Pandjaitan. Menurutnya, tim dari Jaksa Agung Muda Pengawasan (JAM Was) dan Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Umum (JAM Pidum), kini tengah diturunkan untuk melakukan pemeriksaan. “JAM Was sebagai pengawasan fungsional dan JAM Pidum sebagai pengawasan melekat,” katanya. Jasman melanjutkan, tim dari Kejaksaan Agung sudah berada di Kejaksaan Tinggi (Kejati) Banten. “Tim nanti juga akan mempertanyakan soal kasus ini, bagaimana adanya penambahan pasal (penambahan pasal dalam surat dakwaan) itu,” terangnya. (persda network/mun/ade/yls)

masikan bahwa ada revisi hasil lab semalam. Bukan 27.000 tapi 181.000 (hasil lab bisa dilakukan revisi?). Saya kaget tapi dr H terus memberikan instruksi ke suster perawat supaya diberikan berbagai macam suntikan yang saya tidak tahu dan tanpa izin pasien atau keluarga pasien. Saya tanya kembali jadi saya sakit apa sebenarnya dan tetap masih sama dengan jawaban semalam bahwa saya kena demam berdarah. Saya sangat khawatir karena di rumah saya memiliki 2 anak yang masih balita. Jadi saya lebih memilih berpikir positif tentang RS dan dokter ini supaya saya cepat sembuh dan saya percaya saya ditangani oleh dokter profesional standard International. Mulai Jumat terebut saya diberikan berbagai macam suntikan yang setiap suntik tidak ada keterangan apa pun dari suster perawat, dan setiap saya meminta keterangan tidak mendapatkan jawaban yang memuaskan. Lebih terkesan suster hanya menjalankan perintah dokter dan pasien harus menerimanya. Satu boks lemari pasien penuh dengan infus dan suntikan disertai banyak ampul. Tangan kiri saya mulai membengkak. Saya minta dihentikan infus dan suntikan dan minta ketemu dengan dr H. Namun, dokter tidak datang sampai saya dipindahkan ke ruangan. Lama kelamaan suhu badan saya makin naik kembali ke 39 derajat dan datang dokter pengganti yang saya juga tidak tahu dok-

ter apa. Setelah dicek dokter tersebut hanya mengatakan akan menunggu dr H saja. Esoknya dr H datang sore hari dengan hanya menjelaskan ke suster untuk memberikan obat berupa suntikan lagi. Saya tanyakan ke dokter tersebut saya sakit apa sebenarnya dan dijelaskan saya kena virus udara. Saya tanyakan berarti bukan kena demam berdarah. Tapi, dr H tetap menjelaskan bahwa demam berdarah tetap virus udara. Saya dipasangkan kembali infus sebelah kanan dan kembali diberikan suntikan yang sakit sekali. Malamnyasayadiberikansuntikan 2 ampul sekaligus dan saya terserang sesak napas selama 15 menit dan diberikan oxygen. Dokter jaga datang namun hanya berkata menunggu dr H saja. Jadi malam itu saya masih dalam kondisi infus. Padahal tangan kanan saya pun mengalami pembengkakan seperti tangan kiri saya. Saya minta dengan paksa untuk diberhentikan infusnya dan menolak dilakukan suntikan dan obat-obatan. Esoknya saya dan keluarga menuntut dr H untuk ketemu dengan kami. Namun, janji selalu diulur-ulur dan baru datang malam hari. Suami dan kakak-kakak saya menuntut penjelasan dr H mengenai sakit saya, suntikan, hasil lab awal yang 27.000 menjadi revisi 181.000 dan serangan sesak napas yang dalam riwayat hidup saya belum pernah terjadi. Kondisi saya makin parah dengan membengkaknya leher kiri dan mata kiri.

Dokter H tidak memberikan penjelasan memuaskan. Dokter tersebut malah mulai memberikan instruksi ke suster untuk diberikan obat-obatan kembali dan menyuruh tidak digunakan infus kembali. Kami berdebat mengenai kondisi saya dan meminta dr H bertanggung jawab mengenai ini dari hasil lab yang pertama yang seharusnya saya bisa rawat jalan saja. Dokter H menyalahkan bagian lab dan tidak bisa memberikan keterangan memuaskan. Keesokannya kondisi saya makin parah dengan leher kanan saya juga mulai membengkak dan panas kembali menjadi 39 derajat. Namun, saya tetap tidak mau dirawat di RS ini lagi dan mau pindah ke RS lain. Tapi, saya membutuhkan data medis yang lengkap dan lagi-lagi saya dipermainkan dengan diberikan data medis fiktif. (Selanjutnya Prita menjelaskan panjang lebar upayanya mendapatkan rekam medis dan dokumen yang diperlukan, termasuk sikap tidak simpatik manajemen RS Omni International.) Syukur Alhamdulilah saya mulai membaik namun ada kondisi mata saya yang selaput atasnya robek dan terkena virus sehingga penglihatan saya tidak jelas dan apabila terkena sinar saya tidak tahan dan ini membutuhkan waktu yang cukup untuk menyembuhkan. Salam, Prita Mulyasari, Alam Sutera, prita.mulyasari@yahoo.com 081513100600

itu merupakan gejala DBD atau tifus. Ia mengatakan, berdasarkan keluhan tersebut, kemudian dilakukan pemeriksaan umum dan pemeriksaan darah. Dari hasil pemeriksaan darah awal, trombosit tidak layak baca karena banyak gumpalan darah sehingga diperlukan pengambilan darah ulang. “Kami meminta persetujuan kepada Prita untuk pemeriksaan darah ulang dan dia setuju,” katanya. Selanjutnya, kata dr Bina, karena kondisi Prita yang lemah, pihak RS menyarankan untuk dirawat dan kemudian dipasangi cairan infus. “Keesokan harinya, hasil tes

darah kedua keluar yang menunjukkan jumlah trombosit 181.000/ul dan kemudian dilakukan terapi,” ucapnya. Kemudian, sekitar empat hari dirawat dan dilakukan terapi, gejala awal yang dikeluhkan sudah berkurang, tetapi ditemukan sejenis virus gondongan yang menyebabkan terlihat membengkak pada leher. “Setelah diketahui adanya penyakit gondongan tersebut, tanggal 12 Agustus, Prita malah izin pulang dan sebelum pulang dia mengisi formulir suggestion (saran) karena tidak puas dengan pelayanan rumah sakit,” kata Bina. Ia menambahkan, Prita bu-

kan hanya mengisi formulir suggestion, tetapi juga membuat surat lewat e-mail (surat elektronik) dan situs dengan judul “Penipuan OMNI Internasional Hospital Alam Sutera Tanggerang”, yang kemudian disebarluaskan ke berbagai alamat email. “Itu sangat merugikan kami,” ungkapnya. Soal tuduhan Prita bahwa RS Omni tidak mau mengeluarkan hasil tes darah yang pertama, pihak OMNI berdalih hal tersebut tidak diperkenankan karena hasilnya memang tidak valid. RS OMNI hanya bersedia memberikan hasil lab kedua yang menjadi dasar penanganan keluhan Prita. (kompas.com)

Tak Pernah Loyo Meski Tak Minum Suplemen Sejak beberapa bulan darah di Klinik Prodia. belakangan kolesterol Kolesterol total turun darah pensiunan pegawai jadi 230, trigliserida jadi 212, dan kolesterol Lembaga Penerbangan dan baiknya naik jadi 39,” Antariksa Nasional ujar ayah tiga anak ini (LAPAN), yang berkantor sambil memperlihatkan di Serpong, Banten, ini tinggi. Dari hasil angka-angka hasil tes itu. pemeriksaan, diketahui Tapi, selama bulan kadar kolesterol total puasa, kakek seorang perajin roket ini pernah cucu ini mengaku hanya Iswahyudi sekali meminum Zena273. Lalu, dengan menjalankan diet kadarnya turun jadi 600 dalam sehari, yakni di saat sahur. 253, trigliseridanya 305, dan HDL “Meski belum cek darah lagi, dari kondisi (kolesterol baik) 38. Dua bulan fisik yang saya rasakan, saya yakin sebelum wawancara ini berlangsung, kandungan darah saya sudah mendekati lelaki 57 tahun bernama Iswahyudi normal. Buktinya, pada puasa-puasa Arianto ini rutin mengkonsumsi Zena- Ramadan sebelumnya saya selalu 600 dua kali sehari, setelah ada yang mengkonsumsi suplemen supaya tidak menawarkan produk itu padanya. loyo. Sedangkan pada puasa yang baru “Satu bulan meminumnya, saya cek lalu, saya mengganti suplemen tersebut

dengan sari bubuk kacang hijau dan kedelai produksi PT Zena Nirmala Sentosa, Cianjur, Jawa Barat, itu. Dan ternyata, kebugaran badan saya tetap terjaga. Padahal, pola makan saya tidak terlalu saya jaga lho,” lanjutnya saat ditemui di rumahnya pada pekan ketiga bulan Oktober 2008 yang lalu. Kadar kolesterol dan trigliserida yang tinggi biasanya disebabkan pola makan dan pola hidup tak sehat. Kebiasaan makan malam dengan porsi yang banyak serat menu yang berlemak sering menjadi pemicunya. Dan meningkatnya kadar kolesterol serta trigliserida bisa disebabkan kelebihan karbohidrat atau lipid hingga menumpuk pada pembuluh darah. Tentu metabolisme, baik metabolisme lipid maupun metabolisme karbohidrat akan terganggu. Inilah barangkali yang

membuat badan sering pegal, dingin, lemas, dan kepala sakit. Ini bisa menyebabkan munculnya berbagai gejala penyakit, seperti diabetes, hipertensi, ataupun jantung. Steinberg, peneliti Barat, pada 1991 menyatakan tingginya kadar LDL (kolesterol jahat) bisa menyebabkan terjadinya atherosklerosis apabila dibiarkan sampai kronis. Menurut Steinberg, semakin tinggi kadar LDL, makin banyak ia terinfiltrasi ke dalam arteri. Terjadilah penumpukan LDL pada pembuluh darah tersebut. Bila ini dibiarkan terus-menerus, tidak mustahil akan terjadi serangan jantung koroner, meskipun hal ini banyak terjadi pada pria lanjut usia dan berbadan gemuk. Ini diperkuat oleh Prof. Dr. dr. Dede Kusmana, Sp. J., spesialis penyakit jantung dari Rumah Sakit Jantung Harapan Kita, Jakarta. Orang yang

punya kadar kolesterol tinggi sangat cocok mengkonsumsi kacang hijau karena lemak kacang hijau merupakan lemak tak jenuh yang takkan menambah kadar kolesterol jahat. Ini penting untuk memelihara kesehatan jantung. Meski demikian, menerapkan pola hidup sehat lebih penting untuk dilakukan, seperti berolahraga dengan teratur, mengkonsumsi air putih dengan cukup, beristirahat dengan cukup, dan lainlain.Kendati belum lama beredar, Zena600 sudah laku di seluruh wilayah pemasarannya. Hal itu tak lepas dari manfaatnya yang nyata dan produknya yang diolah higienis serta merupakan penyempurnaan dari kedelai bubuk yang selama ini banyak beredar di pasaran. Dan ini amat ditunjang oleh mulai sadarnya masyarakat untuk beralih ke bahanbahan nabati alami dalam memelihara

kesehatan. Tapi, produk ini bukanlah obat melainkan makanan kesehatan untuk memelihara kondisi tubuh. Konsultasi medis kunjungi purwatis@centrin.net.id atau telepon / sms (021) 70288540. Distributor Kaltim (0542) 7027163. Sub distributor: Balikpapan (0542) 7207546, 7153198; Bontang 081513677775; Samarinda 08125359192; Melak: 081350726537, Toko Devi-Tering 081350194422, Toko Obat Sumber Sahat-Bigung 081346421052, Klinik Elanda_Purworejo 085240264026, Michail - Damai 08125271756, Toko Aneka Raya - Melak 0545-41428 ; Sangata 08195434770, Tarakan (0551) 5528404 Berau: Apotek Berau Farma, Produksi ini tersedia di apotik dan toko obat. Dicari agen untuk wilayah lain di Kaltim. [Adv]


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.