radar minggu 00 edisi 504

Page 1

Radar Minggu SURAT KABAR MINGGUAN

C E R D A S I T A J A M I A K T U A L TERBIT : 12 HALAMAN

EDISI 504, TAHUN XII, JANUARI 2014

HARGA : Rp. 5.000,-

LUAR JAWA : Rp. 7.000,-

ISSN : 2085-5915

SBY Gerah Diserang Fitnah Gara-gara sebuah artikel dalam lapak jejaring sosial, Presiden SBY gerah. Artikel berjudul “Anas : Kejarlah Daku, Kau Terungkap” yang diunggah Sri Mulyono, dinilai bermuatan fitnah. Pengacara keluarga SBY, Palmer Situmorang, melayangkan somasi kepada si penulis untuk membuktikan. Celakanya, somasi itu tak digubris. Malahan loyalis Anas Urbaningrum itu membuat lagi artikel senada yang lebih berani dan lebih menggoda. JAKARTA(RM) Seiring penahanan Anas Urbaningrum oleh KPK, nama Sri Mulyono meroket. Bak sebuah meteor melesat ke angkasa, penulis sebuah akun jejaring sosial itu mampu membetot perhatian banyak kalangan, utamanya komunitas penulis lepas yang hobby berselancar di dunia maya (internet-RED). Sebuah artikelnya berjudul “Anas: Kejarlah daku, Kau kuungkap”, yang diunggah Sri Mulyono pada Kompasiana 14 Desember 2013 lalu, membuat Presiden SBY gerah. Karena, buah olah pikir yang diposting pada rubrik “warga biasa” itu dinilai bermuatan fitnah. Untuk itu, SBY menunjuk pengacara Palmer Situmorang dari Kantor Palmer Situmorang & Partners, untuk menghadapi seranganserangan yang mengarah ke fitnah berbalut karya ilmiah tersebut. Palmer mewakili keluarga SBY - bukan sebagai Presiden RI- melayangkan surat somasi kepada Sri Mulyono, menyoal kata “memerintahkan” yang ditulis Sri Mulyono pada paragraph ketiga dalam artikelnya. Meski kata “memerintahkan” yang digunakan Sri Mulyono dalam artikelnya diapit tanda petik, agaknya, Palmer Situmorang memaknainya secara denotative, secara saklek, yang

menunjukkan pengertian sebenarnya. Bukan kata bersayap yang bercampur nilai rasa, atau kiasan. Palmer Situmorang, memaknai kata “memerintahkan” sebagai perbuatan menyuruh orang lain untuk melakukan sesuatu. Dari kacamata hukum, Palmer berpendapat bahwa kata “memerintahkan” dalam artikel berlabel “Anas: Kejarlah Daku, Kau Terungkap” sarat bermuatan fitnah yang, tentu, ada konsekuensi hukumnya. Sejumlah pakar hukum berpendapat, sebenarnya somasi bukanlah suatu tindakan hukum aktif yang berdiri sendiri, dan biasanya somasi itu lebih banyak digunakan dalam wilayah hukum

uBACA SBY... HAL 11

Sri Mulyono D Menjawab :

an sungguh luar biasa, ternyata Bapak Presiden RI dan Keluarga cukup rigit memberikan perhatianya terhadap tulisan saya, terbukti dengan “di-somasi-nya” tulisan saya berjudul “Anas: Kejarlah Daku Kau Terungkap”. Ketika saya bertemu dengan Palmer Situmorang & Partners, pengacara “Presiden

5 Pemikiran Gus Dur

Kriminal

RI dan Keluarga” dalam acara di Metro TV hari Selasa, 24 Des . 2013, beliau mengatakan bahwa 27 Tulisan saya mendapat perhatian khusus, dan untuk itu sang pengacara melayangkan somasi sampai dua kali. Saya adalah orang pertama yang mendapatkan somasi dari Presiden RI. Tentunya saya merasa tersanjung dan sangat

LIPUTAN KHUSUS HAUL GUS DUR

uBACA HAUL... HAL 11

Ayu Ting-Ting. Sebagai penulis, saya siap mempertanggungjawabkan hasil karya Tulisan saya sampai kemanapun dan kapanpun, serta harus berhadapan dengan siapapun termasuk Presiden RI. Tentunya yang saya inginkan pertama kali adalah debat ilmiah walaupun saya juga siap jika “dimeja hijaukan”. (tim)

Dua Bulan Buron, Dua Kali Didor LAMONGAN (RM) Pelarian Agus Setyobudi (35) berakhir. Tersangka pembunuhan asal Kedungsolo, Kecamatan Porong, Kabupaten Sidoarjo itu terpaksa “dihadiahi” dua timah panas di kakinya karena berusaha kabur setelah ditangkap di tempat persembunyinya, di Bekasi Jawa Barat. Agus dan Yusuf (30) -masih buron, menghabisi nyawa Anton Susanto, pemuda Desa Balun, Rabu, 30 Oktober 2013. Jasad korban dibuang di bantaran anak Sungai Balun, dan sebuah sepeda motor

JOMBANG (RM) L i m a Presiden Gus Dur itu, Bambang memberikan wafatnya) Pesantren Jawa awal

pemikiran fundamental mantan Abdurrahman Wahid alias dipaparkan Presiden Susilo Yudhoyono (SBY) saat sambutan haul (peringatan ke-4 Gus Dur di Pondok Tebuireng, Jombang, Timur, Jumat malam, Januari lalu. Menurut SBY, 5lima pemikiran Gus Dur tersebut merupakan intisari dari pembicaraannya secara pribadi dengan Gus D u r . Pembicaraan pribadi itu berlangsung saat SBY menjadi menteri era Gus Dur. Pertama, menurut SBY, Gus Dur menginginkan agar Indonesia menjadi negara majemuk yang rukun. Kedua, Beliau sangat gigih dan bahkan mengawali era kepresiden untuk menghilangkan diskriminasi dengan alasan apa pun. “Saya sekarang melanjutkan apa yang dicita-citakan, ini sangat penting,” kata SBY. Ke tiga, Gus Dur mengharapkan peran masyarakat yang partisipatif dan mengurangi peran negara yang dominan. Menurut SBY, saat ini memang sudah tidak lagi berada dalam sistem otoritarian. Namun, sayangnya masih terdapat pola pikir otoriter dalam masyarakat. Untuk itu, perlu terus mendorong masyarakat yang partisipatif. Pemikiran Gus Dur yang ke empat, tambah SBY, negara tidak boleh mengontrol pikiran rakyatnya. “Bagi masyarakat

bangga Tulisan saya dibaca dan dicermati oleh Bapak Presiden SBY dan keluarga. Sayangnya, Pengacara Palmer, tidak menyertakan surat kuasa dari Presiden RI atau surat kuasa dari DR.H. Susilo Bambang Yudhoyono dalam surat somasinya. Akhirnya saya anggap itu surat cinta yang kesasar , “Alamat Palsu” kata

Honda Supra 125 milik korban dibawa kabur. Saat kejadian, muncul spekulasi bahwa korban meninggal karena perkelahian antar perguruan silat. Polisi sudah mengantongi identitas dua pelaku. Namun, alat bukti yang dapat dijadikan petunjuk sangat minim. Meski demikian, petugas Satreskrim Polres Lamongan tak patah arang memburu jejak pelaku. Tersangka Agus dan Yusuf selalu berpindah-pindah tempat uBACA DOR.... HAL 11

Geliat Pasar Agrobis Semando Babat (II)

Kota Perdagangan “Segitiga Emas” Kendati cuma kota kecamatan, Babat namanya cukup kondang. Sebab, merupakan satu-satunya penghasil wingko paling gurih, manis dan kenyal : wingko babat. Juga, dikenal sebagai kota perdagangan “segitiga emas”, berada pada posisi silang antara Lamongan-Jombang-Bojonegoro dan Tuban. Tak pelak lagi, Babat menjadi primadona Kabupaten Lamongan. Terlebih dengan hadirnya Pasar Modern Agrobis Semando, praktis denyut nadi perekonomian makin menggeliat. Apa keistimewaannya ? Berikut penelusuran wartawan Radar Minggu Biro Lamongan Faisol Ahmad dan Heru Kuswandi, dirangkum Redaktur Senior Sugeng Rahmad Ardiansyah LAMONGAN, RM PASAR modern Agrobis Semando mudah dijangkau. Terletak di kawasan Semando Timur, jalur Babat-LamonganSurabaya. Memiliki sebanyak 955 stand dan sudah dihuni 415 pedagang. Areal bongkar muat barang pun luas, sehingga memberi kemudahan dan kenyamanan para pembeli dan pedagang. Pasar Agrobis Semando menjadi pusat perdagangan komoditi aneka bahan kebutuhan pokok, barang kelontong

dan pakaian. Juga, menjanjikan berbagai kenikmatan wisata kuliner tradisional pusat jajan serba ada yang buka mulai jam empat sore hingga jam lima pagi. Karena itu, tak aneh bila malam hari –utamanya malam Minggu atau malam liburan- areal parkir Pasar Agrobis Semando nampak selalu dipenuhi beragam kendaraan bermotor dari golongan masyarakat menengah ke bawah. Bahkan, tak jarang, sampai meluber di bibir jalan uBACA AGRO... HAL 11


2

O pini Opini

Radar Minggu Edisi 504 Tahun XII Januari 2014

Tajuk Rencana

Menerabas Popularitas

P

EMILU 2014 tinggal selangkah. Bak sebuah lomba lari maraton, hampir semua peserta berusaha “mencuri start”. Menerabas segala cara, demi meraih simpati rakyat pemilik suara. Peraturan KPU Nomor 15 tahun 2013, tentang zonasi pemasangan alat peraga partai politik (parpol) dan calon legislatif (caleg), juga ditepiskan. Akibatnya, “wajah” negeri ini menjadi coreng-moreng dijejali aneka atribut kampanye kontestan pemilu. Hampir semua sudut desa, kota, bahkan di daerah bencana “tumbuh” spanduk, baliho, flyers, stiker dan media outdoor lain milik kontestan pemilu. Belum lagi, yang menggunakan media cetak, media online maupun media elektronik. Tujuan para caleg cuma satu, yakni untuk mendongkrak elektabilitas, yang pada gilirannya berharap dapat terpilih menjadi wakil rakyat yang terhormat. Fenomena massifnya iklan caleg melalui berbagai media itu, agaknya, dipicu makin beratnya pertarungan antar legislator pada Pemilu Legislatif (pileg) 2014. Bukan hanya caleg pendatang baru saja yang harus fight, caleg yang ingin mengulang sukses duduk di parlemen pun harus ekstra keras berjuang melakukan sosialisasi, meski tak menjamin akan dipilih rakyat. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi ketatnya pertarungan antar legislator. Pertama, jumlah kontestan pemilu 2014 hanya diikuti 12 parpol. Jauh lebih sedikit dibanding pemilu 2009, yang diikuti 34 parpol. Menciutnya jumlah parpol menjadikan angka Bilangan Pembagi Pemilih (BPP), atau nilai satu kursi dewan melonjak dua kali lipat lebih. Artinya, jumlah suara pemilih yang harus diraup para caleg agar bisa menjadi anggota parlemen jauh lebih banyak. Menurut catatan, pada pemilu 2009 nilai satu kursi DPRRI hanya di kisaran 50 ribu – 100 ribu suara. Malahan, caleg “bejo”, pemilik raupan suara paling rendah: 22,5 ribu suara, dari daerah pemilihan (dapil) Jawa Timur berhasil melenggang ke Senayan lantaran mendapat limpahan suara bagi habis. Pada pemilu 2009, jumlah kontestan memang banyak, sementara parpol yang tidak lolos di ambang batas Parliamentary Threshold (PT) juga banyak. Rata-rata, 40 persen suara kandas di tengah jalan. Sehingga, angka BPP menjadi kecil, dan nilai satu kursi dewan pun menjadi tipis. Namun, pada Pileg 2014 nilai satu kursi DPR-RI diprediksi melonjak di kisaran 250 ribu- 300 ribu suara. Penyebabnya, kebalikan dari Pileg 2009 di atas. Jumlah parpol peserta pemilu sedikit, jumlah suara yang tersisih karena PT pun otomatis sedikit. Ditaksir tak lebih 10 persen. Meski angka goloput konstan, atau taruhlah meningkat, tetap tidak akan sebanding dengan faktor PT tersebut. Faktor kedua, munculnya fenomena baru.Yakni, jatuhnya citra partai-partai besar yang berjaya pada pemilu 2009, yang tergerus berbagai kasus korupsi kadernya. Mulai kasus mega proyek sport centre Hambalang, pengadaan Al-Qur’an, SKK Migas, sampai kasus kuota sapi “berjenggot”. Sehingga, dominasi kekuatan partai-partai besar dipastikan bakal melorot tajam. Sementara hadirnya sebuah partai baru yang mengusung slogan restorasi, dan naiknya pamor ketua dewan pembina partai “kuda hitam” yang diindentikan dengan sosok nasionalis sejati, berani, teguh dan tegas -sosok pemimpin impian rakyat- berpeluang merubah peta dominasi kekuatan baru. Partai-partai besar berbasis pendukung tradisional, diprediksi “jalan di tempat”. Melihat fenomena tersebut, pada pileg 2014 mendatang bakal terjadi pertarungan ketat antar caleg satu partai maupun lintas partai. Kekuatan partai tak lagi bisa dihandalkan untuk meraup suara. Maka, hanya caleg yang memiliki modal kedekatan dengan rakyatlah yang bakal mampu menerabas dominasi popularitas personal, dan jadi pemenangnya. REDAKSI

Catatan Kecil Lebih Baik Mempunyai Banyak Pohon Kecil di Tanah Lapang Daripada Mempunyai Pohon Besar di Dalam Hutan Henhaka Poetra

Guru dan Kurikulum 2013 Oleh Arifah Suryaningsih

H

asrat besar Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) untuk melaksanakan Kurikulum 2013 (K-13) secara menyeluruh sudah di depan mata. Sebanyak 208.000 sekolah dengan 31 juta siswa akan menggunakan K-13 secara serentak mulai tahun ajaran 2014/2015 mendatang. Keputusan Kemdikbud ini berangkat dari hasil monitoring dan evaluasi atas pelaksanaan K-13 di beberapa sekolah melalui metode sensus beberapa waktu lalu. Hasil sensus menyebutkan bahwa K-13 terbukti mampu meningkatkan daya nalar siswa, hasrat membaca, semangat belajar dan juga mendorong anak lebih inovatif. Linier dengan hasil sensus tersebut, guru sebagai ujung tombak pelaksana tentu saja minimal harus memiliki kompetensi yang selaras dengan tujuan K-13 tersebut. Tidak ada yang meragukan konsep yang diusung kurikulum baru ini menyongsong era globalisasi yang ditandai dengan semakin lajunya tuntutan masyarakat konsumen terhadap kualitas produksi yang tinggi dan layanan prima di segala bidang. Termasuk tentunya bidang pendidikan. Investasi bidang ini sangat disadari oleh sebagian besar masyarakat sebagai tonggak majunya suatu peradaban dengan terbentuknya generasi penerus bangsa yang handal. Yaitu, bukan saja dalam penguasaan ilmu pengetahuan namun juga keterampilan menghadapi persaingan dunia. Tilaar (2012), mengatakan bahwa legitimasi dari suatu pekerjaan atau jabatan dalam masyarakat abad ke-21 tidak lagi didasarkan pada amatirisme, tetapi berdasarkan pada kemampuan yang diperoleh secara sadar dan terarah dalam menguasai berbagai jenis ilmu pengetahuan dan ketrampilan. Maka, profesionalisme guru menjadi syarat mutlak untuk mengantarkan generasi muda memasuki era global ini. Namun sayangnya profesionalisme guru sendiri tidak seindah yang tertulis di atas kertas. Data menunjukkan bahwa tunjangan profesional yang telah dikucurkan untuk mendongkrak kinerja guru masih jauh dari harapan. Hasil penelitian Bank Dunia pada 14 Maret 2013 mengejutkan banyak pihak. Guru yang telah memperoleh tunjangan sertifikasi dan belum, menunjukkan prestasi yang relatif sama. Artinya perbaikan mutu pendidikan nasional setelah program sertifikasi tidak berdampak secara signifikan. Penelitian tersebut dilakukan sejak 2009 di 240 SD negeri dan 120 SMP di seluruh Indonesia, melibatkan 39.531 siswa. Hasil tes

antara siswa yang diajar guru yang bersertifikasi dan tidak, untuk mata pelajaran Matematika, Bahasa Indonesia, IPA dan Bahasa Inggeris, tidak terdapat pengaruh program sertifikasi guru terhadap hasil belajar siswa, baik di SD maupun SMP, (Kompas, 12 Juni 2013). Seperti diungkapkan Sumardianta (2013), permasalahan guru kini bukan lagi soal kesejahteraan, melainkan spirit dan keteladanan. Banyak guru yang sudah memiliki sertifikat pendidik dan memperoleh tunjangan. Namun, perubahan yang dialami oleh sebagian besar guru, baru sebatas bergeser dari mediocre teacher menjadi superior teacher. Dari guru yang kerjanya sepanjang hari ngomong di depan kelas menjadi guru yang kerjanya mendemonstrasikan kewibawaan dan otoritasnya di hadapan murid. Tipe guru yang lain yaitu good teacher dan great teacher seperti yang dicita-citakan undang-undang tentang profesionalisme harus terus diperjuangkan. Sehingga, guru benar-benar sanggup membawa misi besar K-13 secara riil di lapangan, yaitu mengantarkan anak didik menjadi generasi yang tangguh. Pelatihan guru seperti yang dijanjikan pemerintah memasuki awal tahun ini, akan menjadi

sebuah angin segar bagi 2,8 jutaan guru di seluruh penjuru negeri. Guru boleh berharap bahwa pelatihan kali ini seharusnya berbeda, bukan seperti pelatihan-pelatihan yang digelar hanya sekedar legitimasi pelaksanaan program dengan metode ceramah dan tanpa melibatkan peran aktif guru. Sehingga yang terjadi guru hanya datang, duduk, dengar, kemudian (mendengkur, karena kebosanan mengikuti acara. Metode paralel dan konsep master teacher (satu guru akan melatih sekian guru lainnya) yang hendak diusung jangan sampai sekedar kejar tayang, alias cepat kelar. Karena, apa yang mampu diserap guru dalam pelatihan tersebut akan menentukan nasib guru yang lain. Selepas mengikuti pelatihan, guru harus memberikan pengetahuan yang sama kepada rekannya. Sementara laporan hasil studi Jacques Delors (UNESCO) sejak 16 tahun lalu (1996), telah merekomendasikan empat soko guru pendidikan di abad XXI yaitu penguasaan pengetahuan (learning to know), kemampuan bekerja (learning to do), kemampuan mencapai tingkatan kepribadian yang mantap dan mandiri (learning to be) dan kemampuan hidup dalam bekerja sama (learning to live together). Ironisnya sistem pendidikan dan latihan yang

selama ini dilaksanakan masih berkutat pada soko guru pertama, yaitu learning to know. Inilah tantangan besar bagi pemerintah. Kemendikbud harus mencari metode yang tepat untuk melatih para guru menuju kesiapan mereka terhadap pelaksanaan K-13 ini, karena inti dari pelatihan adalah perubahan. Pelatihan ini setidaknya memungkinkan guru untuk melakukan sendiri kegiatan inkuiri (pembelajaran yang mengedepankan observasi, bertanya menyimpulkan dan mengkomunikasikan) dan mendapatkan pengalaman langsung bagaimana pembelajaran terjadi (how people learn). Sehingga pola pikir guru akan lebih mudah berubah. Lebih dari itu, kesinambungan terhadap apa yang telah diperoleh guru dari pelatihan harus terus berjalan. Melalui program pelatihan lanjutan yang dilakukan secara berkala, dengan tetap memperhatikan keberagaman budaya lokal yang dimiliki guru yang berasal dari berbagai daerah. Sehingga, pelaksanaan kurikulum tidak akan seragam dan kaku yang menganut satu atau dua model saja. Namun, penuh warna dengan tetap mempertahankan local wisdom. *** Penulis adalah pendidik, alumni Manajemen Kepengawasan Pendidikan, MM UGM.

Radar Minggu

Dewan Pendiri : Alm. H. Nanang H. Kaharuddin, Alm. Agus Rangin, Brian Hadi Eko S, S. Hadi Eko Supriyo, Pemimpin Umum: Briand Hadi Soesilo Pemimpin Redaksi: H.Samsul Hadi Eko Supriyo Redaktur Pelaksana: Yunan Natsir Fahruddin Dewan Redaksi: Briand Hadi Susilo, C E R D A S • TA J A M • A K T U A L H.Samsul Hadi Eko Supriyo, Yunan Natsir Fahruddin Staf Redaksi : Yunan N Fahruddin, Abubakar , Indri, Heru Kuswandi, SS, Sekretaris Redaksi: Dwi Retno Suyanti Redaktur Khusus : Drs. Suyoto, MSi, Drs. Hajrianto YT, MA, Ir. Muh. Najib, MT, LITBANG : Drs. Hendy Widyawan, MSc, Drs. Thamrin Bey, MSc, Drs. Firman Syah, MPd, M. Imron Rosyid, Didiek Danuatmadja, Muzamil S.A,dr. Dina Arieska, R Andi Hakim, SE Konsultan Hukum : Patrialis Akbar, SH., Sholeh Djamal, SH., Gundi Sintara, SH., Kasful Hidayat, SH, Benny Suwandono, SH.MH, DR. R. Otto Karnoto Adikusumo, SH.MH, RM. Arief Muktiwibowo, SJ.MH Pemimpin Perusahaan: Drs. Sugeng Rahmad Ardiansyah, Mm Manager: H.Samsul Hadi Eko Supriyo Keuangan: Dwi Retno Suyanti Layout: Yunan NF ( TMG LD ) Alamat Redaksi,Iklan & Sirkulasi: Jl.Kapten Tendehan III/5 Jombang, Jawa Timur Telp. 0321-733 450 3 088 217 530 130 Kantor Pusat ; Griya mapan santosa Blok II/FB No. 48 Jl. raya Sedati Juanda. Cokroaminoto34@gmail.com Rekening Bank: Bank BRI No.004 1010 479 16507 a/n Heppy Rina Eka M Diterbitkan Berdasarkan UU No. 40/99 Tentang Pers oleh PT. Jawhara Putra Al-Hadi ISSN : 2085-5915 Biro Radar Minggu Koordinator Liputan : Abu Bakar Jakarta: Syarifuddin, M.Harun Bekasi: Izul Anis Mahsunah Bandung:Jonathan Kudus Keren Khoirudin, Andi Abubakar, Grobogan: M.Sugiono Sragen: Ambyar S Magetan:Arik Kusbiyantoro Pacitan: Heri Bahtiar Madiun: Hari Yadianto, Wahyudianto, Ngawi: Mohammad Affandi Nganjuk: M.Subeki Jombang: Abubakar, Mojokerto: D.Retnowati, Thohari Kediri : Heru Susanto Tulungagung: Catur Santoso Blitar: F.Nuryadi Malang: Heri Pitono Gresik: Alex Sugiarto, Sulis Rahmadi Lamongan: Heru Kuswandi, SS ( Kepala Biro ), Faisol Ahmad, Nanang Khosim Bojonegoro& Blora Moh. Zainuri ,Dwi Rahayu, Yuli Budiono Tuban ; Sudar , SE, Edi Kuswanto Sidoarjo : Krida Jaya Surabaya: M Farry Pahlevi, Agus Pras, M. Saharuddin Sampang: Khoirul Fattah Sumenep:Slamet Reno Pamekasan: Muhlis Sholihin Situbondo: Sunawi, Alhidayat Bondowoso: Kirmanto Jember: Sutrisno, Gangsar Widodo Banyuwangi: Supranoto, Blegeng, Ridwan, Denpasar: Liyana Muhardini WARTAWAN RADAR MINGGU DILENGKAPI KARTU IDENTITAS DAN NAMANYA TERTERA DALAM BOKS SUSUNAN REDAKSI www.radarminggu.com


Radar Minggu

Jombang Bupati Jombang

Buka Muscab III dan Resmikan Gedung AKLI

Jombang(RM) Bertempat di Ballroom Hotel Yusro pada Sabtu (18/1/14) di selenggarakan Musyawarah cabang ke 3 Asosiasi Kontraktor dan Mekanikal Listrik Indonesia (AKLI) Cabang Jombang serta peresmian gedung baru AKLI Jombang. Joni Lionodinata ketua panitia acara menyampaikan terima kasih kepada Bupati Jombang bersama dengan rombongan Forpimda yang juga turut hadir dalam muscab tersebut. Sehingga hal tersebut dapat menjadi motivasi bagi AKLI Jombang untuk dapat menjadi lebih baik dimasa yang akan datang. “dan kami bersyukur karena saat ini AKLI Jombang sudah memiliki gedung sendiri dan hal itu menunjukkan bukti bahwa AKLI Jombang ingin menjadi lebih maju dan lebih baik di masa yang akan datang,”ujar Joni. Sementara itu Drs Ec Nyono Suharli Wihandoko Bupati Jombang dalam sambutannya memberikan apresiasi positip terhadap muscab tersebut. Dan berharap agar apapun hasil yang telah dicapai dalam muscab tersebut dapat membawa AKLI Jombang lebih baik dimasa yang akan datang. Dan dengan adanya gedung baru tersebut maka diharapkan agar gedung tersebut dapat dimanfaatkan dengan sebaik baiknya. Nyono Suharli Bupati Jombang juga meminta agar AKLI Jombang selalu bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Jombang dalam mengatasi permasalahan utamanya masalah listrik yang ada di Kabupaten Jombang. Karena diakui memang di Kabupaten Jombang masih ada beberapa desa yang belum dapat teraliri listrik karena adanya beberapa permasalahan. “Dan tahun ini kami sudah mengalokasikan anggaran untuk desa tersebut, oleh karena itu kami memerlukan bantuan dari AKLI Jombang untuk mengatasi masalah tersebut. Dan tahun ini semoga semua desa di Jombang sudah dapat teraliri listrik,”harap Nyono Suharli Bupati Jombang. Muscab III AKLI Jombang kali ini juga di hadiri oleh Ketua AKLI Jawatimur, Manager PT PLN Area Mojokerto,Ketua APTRI, Ketua Kadin Jombang serta anggota AKLI Jombang. (nan/ek/bu)

Tingkatkan Kapasitas PNPM-Mandiri Pedesaan

Se Kabupaten Jombang Jombang (RM ) Melalui Pelatihan BKMm/LKM Se Kabupaten Jombang Kita Wujudkan Tridaya Menuju Pembangunan Desa Ya n g Sejahtera Untuk Semua. Itulah tema pelatihan PNPM yang diikuti 226 BKM dari 7 kecamatan yang ada di Kabupaten Jombang yang digelar pada (22/1/2014) di villa Kebon Pakis Pacet Mojokerto. Semenjak masuknya Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat-Mandiri Pedesaan (PNPM-MP) ke desa-desa, pembangunan sarana fisik dan infrastruktur desa kian hari kian menampilkan perubahan. Bangunan sekolah, jalan rabat, irigasi, jembatan, posyandu, tembok penahan tanah dan serangkain program lainnya seringkali membantu membantu masyarakat keluar dari masalah. Hanya saja apapun program yang hendak diterapkan selalu perlu dibarengi dengan peningkatan kapasitas para pelaksana progam. Kegiatan ini dalam rangka peningkatan kapasitas atau kemampuan para pelaksana program di lapangan, PNPM-MP melakukan pelatihan bagi kader untuk FK-BKM di 7 kecamatan dan masing masing dari 113 desa mengirimkan 2 orang wakilnya, tutur Sumarlik. Tujuan dari kegiatan pelatihan atau penguatan kapasitas yang berlangsung 2 hari ini adalah memberikan pengetahuan praktis-teknis tentang kegiatan fisik penyuluhan, survey, sampai dengan pembuatan RAB ( Rancangan Angaran Biaya) dan design bagi melakukan kader teknik Desa/kelurahan. Wakil Bupati Jombang Hj. Mundjidah Wahab yang membuka acara tersebut dalam sambutannya berharap dengan pelatihan ini, akan semakin memperkuat kapasitas untuk menjadi ujung tombak kader desa yang harus dibekali dengan ilmu, semangat, dan pada akhirnya bermanfaat bagi kesejahteraan masyarakat Kabupaten Jombang. “ Apresiasi luar biasa telah diraih oleh BKM kecamatan Peterongan, yang berhasil menjadi demi BKM terbaik se Jatim, ini dapat menjadi modal dan harus diikuti BKM lainnya”, tandas Hj. Mundjidah Wahab. P e s a n Wa b u p H j . M u n d j i d a h , , a n g k a p e n g e n t a s a n kemiskinan harus semakin turun. Program-program pemerintah Kabupaten yang dipaparkan oleh Bappeda harus dapat bersinergi dengan program PNPM. Begitu juga harus singkron dan sinergi dengan program nasional, provinsi dan kabupaten. Forum Komunikasi Antar Badan Keswadayaan Masyarakat ini juga diharapkan dapat menjadi forum kebersamaan. Pelatihan PNPM-MP antara lain disampaikan Review Pemahaman Dan Peran Fungsi LKM. Serta bagaimana membangun Forum LKM. Diantaranya mendorong perubahan melalui forum LKM; Pengorganisasian Masayarakat; Kerjasama LKM sebagai modal sert Mendiagnosis Kondisi Forum.(nan/ek/ab)

Edisi 504 Tahun XII Januari 2014

3

Haul Gus Dur Ke- 4

Meriah, Tertib dan Hikmat

JOMBANG (RM) Acara puncak peringatan wafatnya mantan Presiden RI Abdurrahman Wahid (Gus Dur) ke empat, awal bulan lalu, berlangsung meriah,tertib dan hikmat. Dihadiri Presiden SBY dan ibu Negara Ani Yudhoyono, disambut KH Solahuddin Wahid, adik kandung Gus Dur yang juga pengasuh Tebuireng, bersama Ibu Shinta Nuriyah Abddurrahman Wahid. Dalam acara doa dan tahlil dipimpin KH Masduqi Al Hafidz itu tampak hadir pula Menteri Agama (Menag) Suryadharma Ali, Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Roy Suryo, Menteri

Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Djoko Suyanto. Adapun tokoh Nahdlatul Ulama (NU) yang hadir, antara lain KH A. Waris Illyas dari Ponpes An Nuqayah Sumenep, KH Ubaidillah Faqih Ponpes Langitan Tuban, KH Anwar Manshur Ponpes Lirboyo Kediri, KH Maimun Zubair Ponpes Sarang Rembang, KH Nurul Huda Djazuli Ponpes Ploso Kediri, KH Dimyati Romly Ponpes Darul Ulum Jombang, KH Imam Haromain Ponpes Denanyar Jombang, dan KH Hasib Wahab Ponpes Tambakberas Jombang. Ribuan warga berjubel dari luar

pintu hingga di dalam Pondok Tebuireng. Di luar pondok, masyarakat berjubel di pinggir jalan, sementara aparat kepolisian membuat barisan pengamanan. Kapolda Jawa Timur Irjend Pol Unggung Cahyono mengatakan, pihaknya menjamin keamanan dan ketertiban dalam perhelatan acara tersebut dengan melibatkan aparat kepolisian dari Polres Jombang sebanyak 400 polisi dibantu satuan setingkat kompi (SSK) Brigade Mobil (Brimob) dan Pengendalian Massa (Dalmas). “Kita tambah dari Polda Jawa Timur, jadi kita ada empat SSK Brimob dan dua SSK Dalmas,” kata Unggung.

Pangdam V Brawijaya Mayjend TNI Ediwan Prabowo menyatakan keamanan terkendali. Namun ia menyanyangkan adanya pemberitaan televisi yang membuat persepsi seolah-olah ada unjuk rasa besar-besaran untuk menolak Presiden Yudhoyono menghadiri haul Gus Dur di Jombang. Ia menyampaikan, ribuan masyarakat dan warga Jombang sangat senang atas kedatangan Presiden Yudhoyono. Hal ini tampak dari antusiasme warga untuk melihat langsung iring-iringan kendaraan rombongan Presiden Yudhoyono yang diundang sebagai tamu kehormatan oleh pihak keluarga Gus Dur tersebut. (Ant/nan/bu/ek)

Dari Program Emas :

Kualitas Bayi Sebagai SDM Masa Depan Harus Menjadi Perhatian

Jombang(RM) Berbagai upaya Penurunan Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Ibu (AKI) semakin gencar dilakukan dalam upaya peningkatan kualitas kesehatan di Indonesia dan upaya pencapaian komitmen Global Millenium Development Goals (MDGs) tahun 2015. Salah satu program yang dilakukan untuk menurunkan AKI dan AKB adalah adanya Program EMAS (Expanding Maternal dan Neonatal Survival), yang salah satunya dilakukan di Kabupaten Jombang, Provinsi Jawa Timur. Upaya untuk menurunkan angka kematian Ibu dan Bayi di Kabupaten Jombang telah dilakukan pihak

Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang. Salah satunya dengan melakukan pendampingan klinis terhadap puskemas dan rumah sakit (RS) dalam program Expanding Maternal and Neonatal Survival (EMAS). "Kelompok kerja yang mendukung program EMAS ini terdiri dari berbagai unsur kesehatan baik yang terlibat langsung dalam hal penanganan ibu dan bayi seperti halnya dokter, bidan dan perawat ataupun unsur-unsur pendukung lainnya seperti halnya dari organisasi kemasyarakatan", ungkap dr. Heri Wibowo MKes. Program tersebut diapresiasi oleh Bupati Jombang Drs. Ec. H. Nyono

Suharli Wihandoko saat acara Workshop Pasca Pendampingan Klinis Gerakan Penyelamatan Ibu Dan Bayi Baru Lahir Pertama (Pendampingan Pertama Program Emas) pada Sabtu (25 Januari 2014) bertempat di ruang Bung Tomo kantor Pemkab Jombang. Dalam mencapai programnya, EMAS melakukan pendekatan Vanguard atau dapat diartikan dengan istilah Garda Depan, yaitu dengan melakukan: Penerapan tata kelola yang baik terkait kelangsungan hidup bayi dan ibu baru lahir yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas pelayanan kegawatdaruratan kesehatan ibu dan bayi baru lahir di fasilitas

kesehatan; Pemanfaatan teknologi informasi mutakhir (SMS, hotline, media sosial) dalam hal meningkatkan efektifitas dan efisiensi dalam pelayanan kegawatdaruratan yang dilakukan untuk peningkatan sistem rujukan yang efektif, efisien berkualitas dan aman dalam kegawatdaruratan kesehatan ibu dan bayi baru lahir. Pada kesempatan tersebut, Ketua Koordinator Tim Pendamping Kabupaten Sidoarjo dr. Setyo Budi Pamungkas Sp.OG, Spesialis Obstetri & Ginekologi (Kebidanan dan Kandungan) menyampaikan evaluasi hasil pendampingan dan uBACA EMAS... HAL 10 www.radarminggu.com


4

Utama

Radar Minggu

Ragam

Edisi 504 Tahun XII Januari 2014

Crime Spot Tidur Pulas, Dompet Amblas LUMAJANG (RM) Waspadalah, waspadalah, waspadalah ! Itulah emergency massage bagi siapa saja yang masuk kawasan “bronk” Terminal Bus antar kota Kabupaten Lumajang. Lengah sedikit saja, barang milik anda bakal berpindah tangan. Seperti yang dialami Hari, asal Surabaya. Ia hendak silaturahmi ke saudaranya di Pasirian. Karena tiba di terminal Lumajang sudah larut malam, ia memilih leyeh-leyeh di ruang tunggu terminal menunggu pagi.

“Si Hitam” Jadi Rebutan LUMAJANG (RM) Kabupaten Lumajang memiliki kekayaan alam yang tiada duanya. Boleh jadi, satusatunya Kabupaten di negeri ini yang sebagian besar wilayahnya dipenuhi hamparan pasir besi yang tak ternilai harganya. Membentang dari Selatan sampai Utara kawasan pantai Selatan Bamban hingga Watugalih. Sejauh mata memandang, di kawasan Tempursari nampak pemandangan pantai perawan dan hamparan pasir berlapis-la-

pis bagai anyaman bamboo yang disebut Watugedek “Si Hitam” yang disebutsebut memiliki kandungan besi super itu, menarik para pengusaha dari dalam negeri maupun manca Negara. Bahkan, investor dari Korea dan Singapura telah mengeksploitasi untuk diolah menjadi biji besi. Mereka mengeruk hamparan pasir besidikawasan Tlepuk, Dampar, Kelurahan Gondosuro, Kali Regoyo, Sari dan Selok Awarawar, Kelurahan Selok.

Sebagaimana penambangan pasir biasa, para investor asing itu mengeksploitasi secara besar-besaran tanpa memperhatikan dampak lingkungan. Akibatnya, hampir semua jalan menuju kawasan penambangan itu rusak parah. Kalau musim penghujan jalan-jalan desa yang dilalui truk pasir, berubah seperti sawah. Bila musim kemarau seperti tepung, berdebu berat menyesakkan dada. “Kalau mau protes kemana ? Aparat terkait sepertinya diam saja,” kata

sejumlah warga di kawasan penambangan pasir besi. Menurut keterangan, para investor selama ini tak memberikan kompensasi apa pun kepada warga di kawasan berdampak penambangan pasir itu. Bahkan, tak ada reklamasi bekas areal penambangan. Sehingga, dikhawatirkan akan merusak ekosistem. Setelah kekayaan alam disedot habis, lingkungan hancur, lalu ditinggal kabur. Kemana restribusinya ? Siapa yang bertanggung jawab ? Wallahua’lam bisawab. (tri)

Fenomena Cabe-Cabean: Piala Bergilir Pedas di Balapan Liar Sekitar tahun 2000an di wilayah sekitar jakarta dan sekitarnya sempat marak panggilan Garbul, remaja putri yang suka mabuk, nongkrong nonton balap liar, dan bisa di “ ehem “ siapa saja ini sudah menjadi bagian di dunia malam saat itu. Nah, belakangan muncul yang lebih ekstrim lagi, disebut Cabe-cabean. Istilah yang artinya sama ini tengah menjadi tren belakangan. Bukan merujuk pada apa pun, melainkan pada ABG putri berusia sekitar 13-16 tahun yang sering nongkong di arena balapan liar; dan menjadi sasaran pelampiasan nafsu para pelaku balap liar tersebut. Bahkan, konon, dalam beberapa kasus, cabe-cabean ini dijadikan taruhan, layaknya piala bergilir.

Saking capeknya Hari tertidur pulas sampai subuh. Begitu bangun diketahui dompetnya sudah tidak ada di saku celana. Aduh, mak ! gerutu Hari sembari tangannya berulangkali merogoh semua saku bajunya seperti tak percaya. Pusing, padahal uang saku dan surat-surat penting ada di dompet. Diperoleh keterangan, terminal Lumajang memang rawan copet. Mereka biasanya “menggarap” korban yang lagi istirahat sehabis menempuh perjalanan jauh. Maka, waspadalah! (tri)

Bambang Adi Sungkowo

Kepala Desa Tempursari

LUMAJANG (RM) Pesta demokrasi pemilihan kepala desa serentak di Kabupaten Lumajang telah usai. Bambang Adi Sungkowo, terpilih sebagai Kepala Desa Tempursari. Dan akhir bulan lalu, ia bersama sejumlah kades terpilih dilantik Bupati Lumajang, H Syahrazad Masdar,MA. Tantangan pengabdian pun menunggu. Bambang Adi Sungkowo mahfum, bahwa menjadi kepala desa bukan pilihan enak. Karena siapa pun yang dipilih rakyat untuk memimpin Desa Tempursari, niscaya akan menghadapi tugas yang maha berat. Banyak “PR” tinggalan pejabat lama yang harus diselesaikan. Mulai dari program desa yang mandeg sampai soal PNPM Mandiri yang hingga kini belum terurai. Belum lagi mengamankan program pemerintah yang bakal mengucurkan dana bantuan pembangunan desa sebesar Rp 750 juta, tentu, lebih ekstra hati-hati kalau tak mau masuk bui terjerat korupsi. Bagi sebagian orang, rasanya tidak percaya menyaksikan Bambang Adi Sungkowo terpilih sebagai kepala desa hanya bermodal kedekatan dengan rakyat. Bukan dengan modal fulus. Karena itu pula, Kades Bambang pun fasih bertutur tentang kesulitan yang menghimpit wong cilik, serta beraneka problem riil warganya selama ini. “Kondisi ini harus segera diakhiri. Kita harus bersama-sama bangkit dan membangun kembali Desa Tempursari yang sejahtera,” katanya kepada Radar Minggu. Pengabdian memang tak mengenal ruang dan waktu. Yang penting, bagi Kades Bambang, pengabdian harus dilandasi komitmen dan kesungguhan untuk menjadi yang terbaik, yang berguna bagi seluruh warga desa.(tri)

Melihat Kedalam “Cabe”-nya Masih Segar

M

alam minggu di jalan bekas “ terminal pesawat “ daerah ibu kota.

F

enomena cabe-cabean sendiri, disinyalir makin marak dari hari ke hari. Remaja putri yang kurang mendapatkan perhatian orang tua, butuh pengakuan eksistensi diri, dan salah memilih kawan bergaul, bisabisa terjerembab dalam ‘dunia malam yang tak biasa’

ini. “Itu perubahan perilaku. Suatu bentuk kefrustasian remaja perempuan. Artinya pengawasan orangtua lepas, tanggung jawab abai. Anak keluar sampai malam itu tindakan yang kurang pengawasan dari orang tua. Fungsi pengawasan lemah,”

kata Aries Merdeka Sirait, Ketua Komnas Perlindungan Anak (Komnas PA) kepada detik. Para ‘cabe’ tidak sekadar datang dan menikmati ajang balap liar. Tetapi, sebagai ‘gula pemanis’. Dalam penelusuran detik dan JPNN, disebutkan ada kalanya

‘cabe-cabean’ dijadikan sebagai taruhan layaknya piala bergilir. Dalam kasus tertentu, para pembalap liar membawa ‘cabe-cabean’ tersebut. Kemudian, sang pemenang berhak untuk memperoleh kepuasan uBACA CABE... HAL 10

"gimana, berani cetiau ( 1 Juta ) gak?, itung-itung ganti oli" kata salah satu pemuda sambil mempersiapkan motornya. "Ada bonusnya kagak?,". "Ada lah, itu cabe-cabean gue," ujarnya seraya menunjuk sesosok gadis belia dengan rok mini. "Mana cabe-cabean loe? "Yang itu cabe-cabean gue, mantap deh. masih seger, Kalo loe menang lawan gue, dia jadi milik loe malam ini..." ujarnya merujuk gadis belasan tahun yang tengah duduk santai diatas jok sepeda motor sport. Sebut saja bunga, Ia baru saja duduk di bangku SMA, tengah mekar-mekarnya. Ia tampak sudah terbiasa di tengah-tengah balapan liar jelang dinihari itu. Seperti mengejek dinginya malam, Ia santai saja dengan rok mini dan tank top ketat yang memamerkan dadanya yang mekar itu. Sebatang rokok terselip dibibirnya. Asap putih pun membumbung dari bibirnya yang disapu gincu merah. Dan tentu saja 'piala' istimewa itu. Tugasnya adalah memuaskan syahwat joki pemenang balapan liar. Saat pemenang berganti, cabe-cabean pun layaknya sebuah 'piala bergilir'. Deal!, kedua insan manusia ini memacu motornya ke arah tempat start, sambil menunggu giliran, entah apa yang mereka fikirkan, yang jelas, saat menang nanti bukan hanya uang yang didapat, tapi juga cabe segar yang menambah semangat dan memacu adrenalin untuk memenangkan balapan. Saat tiba giliran mereka, buang gas, naikkan RPM, dan .... Siapapun pemenangnya, yang jelas, cabe segarnya sudah menunggu di garis finish....tan/nan www.radarminggu.com


5 Radar Minggu Edisi 504 Tahun XII Januari 2014

Baru 13 SKPD

Yang Memiliki SPIP LAMONGAN(RM) Tahun 2013 lalu ditutup Inspektorat Lamongan dengan kegiatan Gelar Pengawasan Daerah (Larwasda) Hasil Pengawasan Inspektorat Kabupaten Lamongan Tahun 2013 di Hotel Grand Mahkota. Kegiatan yang diikuti oleh seluruh Pimpinan SKPD di Jajaran Pemerintah Kabupaten Lamongan ini, dimaksudkan untuk memberikan gambaran pelaksanaan semua kegiatan yang dilaksanakan oleh SKPD selama satu tahun. Inspektur Kabupaten Lamongan, Ismunawan menyatakan, bahwa hasil pengawasan oleh Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) Tahun 2013 secara kumulatif adalah sebanyak 1.468 temuan. Diharapkan di tahun berikutnya Pimpinan SKPD memperoleh informasi untuk mengevaluasi, mengidentifikasi, dan menindaklanjuti hasil pemeriksaan. “Diharapkan setelah kegiatan ini Pimpinan SKPD memperoleh hal positif maupun negatif dari semua kegiatan SKPD berdasarkan hasil temuan pemeriksaan. Serta mengevaluasi dan mengidentifikasi masalah atau hambatan atas lambannya penanganan tindak lanjut hasil pemeriksaan. Dan kemudian mendapatkan pedoman guna menindaklanjutinya”, ungkapnya. Dia juga mengungkapkan bahwa dari seluruh SKPD di Kabupaten Lamongan di tahun 2013 baru 13 Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang memiliki Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP). Untuk memenuhi target Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) tahun 2014 mendatang, Pemkab Lamongan harus meningkatkan SKPD yang memiliki SPIP hingga menjadi sebanyak 49 SKPD, atau 60 persen. Bupati Lamongan, Fadeli yang hadir dalam acara tersebut juga menyampaikan agar kegiatan ini tidak hanya menjadi acara seremonial saja tetapi harus dicarikan solusi. “Acara ini diharapkan tidak hanya menjadi acara seremonial saja tetapi juga dijadikan ajang untuk mencari solusi dan instropeksi tugas masingmasing SKPD. Mengetahui dimana letak kesalahan dan mempersiapkan dengan baik perencanaan kegiatan dan anggaran, pelaksanaan kegiatan, pertanggungjawaban maupun pengawasannya, “ pesan Bupati Fadeli. (fai/her/geng)

Tiga Hari

Wajib Berseragam Batik

LAMONGAN(RM) Pegawai di Pemkab Lamongan mulai kini diwajibkan mengenakan seragam baju batik selama tiga hari. Sebelumnya, dalam lima hari kerja di Lamongan, mereka hanya wajib mengenakan seragam baju batik selama dua hari. Penambahan jadwal penggunaan seragam batik tersebut sudah disosialisaikan kepada seluruh SKPD di Lamongan sejak kemarin. Sebagaimna tertuang dalam surat penggunaan pakaian dinas pegawai dan pejabat yang ditandatangani Sekkab Yuhronur Efendi. uBACA BATIK... HAL 11

Tiap Kecamatan

Punya Perwakilan PWRI

188 Pejabat “Diputar”

LAMONGAN (RM) Pemkab Lamongan, selama kepemimpinan Bupati Fadeli tercatat sudah kali kelima melakukan penyegaran, mutasi pengisian jabatan struktural. Kali ini, yang berlangsung di Pendopo Lokatantra, Selasa (31/12) melibatkan 188 jabatan struktural. “Dalam mutasi ini tentu ada pergeseran dan ada pejabat yang baru (promosi). Kegiatan ini untuk mengisi kekosongan jabatan juga untuk penyegaran demi peningkatan kinerja aparatur, “ ujar Fadeli seusai melantik 188 pejabat. Fadeli juga menyebut tahun ini ada peningkatan kinerja luar biasa dari semua SKPD terkait pemberian pelayanan kepada masyarakat. Indikatornya, kata Fadeli, adalah begitu banyaknya prestasi baik regional maupun nasional yang diraih Lamongan di tahun 2013. “Mutasi yang dilaksanakan di penghujung tahun ini prestasi ini tepat sekali. Karena ini akan menjadi tantangan baik pada

pejabat lama maupun baru untuk mempertahankan, bahkan untuk meningkatkan prestasi, “ tegas dia. Diakhir pengarahannya, Bupati Fadeli mengkritisi banyaknya kegiatan yang dilaksanakan di akhir tahun sehingga menumpuk. “Penumpukan kegiatan di akhir tahun adalah kebiasaan yang tidak baik. Sehingga dengan adanya mutasi ini agar ada babak baru di 2014. Mari introspeksi kinerja pelayanan kita di tahun 2013, dan songsong tahun 2014 dengan peningkatan kinerja demi sejahteranya masyarakat Lamongan, “ pungkas dia. Mutasi kali ini melibatkan 188 jabatan struktural yang terdiri 90 jabatan adalah mutasi dan 98 jabatan adalah promosi. Kemudian pejabat eselon II.b yang dilantik ada 10 orang, eselon II.a ada 19 orang, II.b ada 26 orang, IV.a ada 111 orang dan pejabat eselon IV.b sebanyak 22 orang. Diantara pejabat eselon II.b yang dilantik berdasar SK Bupati Lamongan Nomor 821/481/ 413.203/KEP/2013 tentang

Pengangkatan/Pemindahan PNS Dalam Jabatan Struktural tersebut adalah Aris Wibawa yang sebelumnya Kepala Dinas Koperasi Industri dan Perdagangan kini menjabat Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah. Sementara Mantan Asisten Tata Praja, Rusgianto, kini menjabat sebagai Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil. Selanjutnya Supandi yang sebelumnya menjadi kepala di Dinas PU Bina Marga kini menjabat sebagai Kepala Dinas PU Pengairan. Dan posisi Kepala Dinas PU Bina Marga kini diisi mantan Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat (Bapemas), MS. Heru Widi. Sedangkan Kepala kini dijabat Mohammad Nalikan yang sebelumnya menjabat Kepala Bagian Pemerintahan Desa. Kemudian Mursyid yang sebelumnya Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil menduduki pos SKPD baru, Dinas Pendapatan Daerah dan

mantan Kabag Pembangunan Eko Priyono kini menjabat sebagai Kepala Dinas Kebudayaan dan Parwisata yang lowong. Dan A. Farikh yang sebelumnya menjabat Kabag Hukum kini menduduki pos yang ditinggalkan Rusgianto, yakni Asisten Tata Praja. Mutasi pertama di era Bupati Fadeli terjadi pada 27 Agustus 2010 melibatkan 32 jabatan struktural. Kemudian mutasi kedua dilangsungkan dua bulan berselang pada 14 Oktober dengan melantik 170 pejabat. Sedangkan mutasi ketiga dilaksanakan pada 20 Januari 2011 dengan mengambil sumpah sebanyak 204 pejabat struktural. Sementara mutasi keempat 7 Februari 2012 melibatkan 11 pejabat eselon II b, 28 pejabat eselon IIIa, pejabat eselon IIIb sebanyak 20 orang dan 89 eselon IVa serta 13 pejabat eselon IVb. Sedangkan mutasi kelima pada 29 maret 2013 melibatkan 183 orang yang terdiri dari 7 eselon II, 55 eselon III, dan sisannya eselon I. (fai/her/geng)

10 Ponpes Terima Bantuan Pembangunan Asrama LAMONGAN (RM) Memperingati berdirinya Kementerian Agama 68 tahun silam, tepatnya pada 3 Januari 1946, Jumat, pekan lalu, dilaksanakan Upacara Amal Bhakti ke 68 Kementerian Agama Republik Indonesia

Tahun 2014, di Alun-Alun Kota Lamongan. Dalam upacara tersebut, Bupati Lamongan, Fadeli bertindak sebagai Inspektur Upacara dan membacakan sambutan Menteri Agama Republik Indonesia.

Bupati Fadeli dalam sambutannya menjelaskan, bahwa Indonesia adalah Negara pertama di dunia yang memiliki kementerian tersendiri yang menangani urusan agama. “Keberadaan Kementerian Agama memperkuat bangunan

ideologis negara kita sebagai negara ber-Ketuhanan Yang Maha Esa, yang wajib melindungi rakyatnya dalam beragama sesuai dengan normanorma konstitusi,” lanjutnya. uBACA PONPES... HAL 10

Mata Pena

200 Pemohon P3T Dipungli

LAMONGAN (RM) Persatuan Wredatama Republik Indonesia (PWRI) cabang Lamongan, kini memiliki cabang di 27 Kecamatan, di Kabupaten Lamongan. PWRI yang merupakan wadah perjuangan para wredatama dalam pengabdian kepada nusa, bangsa, dan negara serta wadah perjuangan untuk meningkatkan kesejahteraan para anggotanya, telah uBACA PWRI... HAL 11

BOJONEGORO(RM) Pelaksanaan Proyek Percepatan Pendaftaran Tanah (P3T) di Desa Kandangan, Kecamatan Trucuk, Kabupaten Bojonegoro diwarnai pungutan liar (pungli). Sebanyak 200 pemohon P3T, yang lebih dikenal dengan proyek pensertifikatan tanah massal (Prona), itu disebut-sebut dikenai biaya sebesar Rp 500 ribu – Rp 1 juta. Alasannya, untuk biaya pendaftaran, biaya pemeriksaan tanah, dan biaya pengukuran tanah. Padahal, seharusnya pemohon P3T tidak dibebani biaya sama sekali, karena biayanya sudah ditanggung pemerintah yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), yang dialokasikan dalam Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran

(DIPA) Badan Pertanahan Nasional (BTN) Kabupaten. Kepala Desa Kandangan, Tamban, membenarkan soal pungli 200 pemohon P3T tahun 2011, besarnya antara Rp 500 ribu – Rp 650 ribu. Biaya yang dikenakan kepada setiap pemohon itu, menurutnya, yang Rp 200 ribu dianggarkan untuk Camat sebagai biaya PPAT dan blanko D. Total Rp 40 juta disetorkan kepada Camat. Selebihnya untuk panitia pemberkasan. Sementara, Ketua Panitia Pemberkasan, Suyitno dikonfirmasi Radar Minggu via telepon, juga membenarkan kasus dugaan penyimpangan pelaksanaan program P3T itu. Namun, ia mengaku tidak tahu sama sekali soal penggunaan uang yang dihimpun

dari para pemohon P3T. “Masalah keuangan semua mengatur Kades Tamban,” katanya. Kasus dugaan penyimpangan pelaksanaan program P3T ini, hingga kini masih menjadi buah bibir masyarakat Bojonegoro. Utamanya, warga Desa Kandangan, Kecamatan Trucuk. Mereka berharap, agar kasus dugaan tindak pidana korupsi dalam proyek pensertifikatan tanah massal ini segera diambil langkah hukum, seperti kasus P3T tahun 2010 Desa Nglampin, Kecamatan Ngambon yang menjerat Kades Nglampin, Ruspan sebagai terpidana korupsi. Dalam pelaksanaan program P3T tahun 2010 di Desa Nglampin, sumber di Kejaksaan Negeri Bojonegoro mengemukakan bahwa Ruspan tidak pernah membentuk

panitia tingkat desa. Dan karena kekuasaan dan kewenangannya, tanpa dasar hukum yang jelas Ruspan memungut biaya atas 200 bidang tanah pemohon sebesar masing-masing Rp 1 juta. Dibantu saksi Koheri dan semua perangkat desa, termasuk RT dan RW di Desa Nglampin. Dari penarikan biaya para pemohon P3T terkumpul sebanyak Rp 182 juta, dipegang saksi Koheri, penggunaannya atas perintah Ruspan. Diantaranya, disetor kepada Camat Rp 10 juta, untuk pendataan tanah Rp 650 ribu, untuk cek berkas Rp 5,5 juta, saksi hutan Rp 4 juta, dan saksi batas Rp 12 juta. Ruspan dinyatakan terbukti melakukan tindak pidana menyalahgunakan kewenangan dan kekuasaan untuk memperkaya diri. (zen) www.radarminggu.com


06

Madiun

Radar Minggu Edisi 504 Tahun XII Januari 2014

54 Pasar Tradisional

Segera Direnovasi

MADIUN (RM) Sebanyak 54 Pasar tradisional di Kabupaten Madiun, kini, kondisinya memprihatinkan. Pusat perdagangan rakyat yang tersebar di 15 Kecamatan itu, hampir semua bangunannya sudah dimakan usia, dan tidak pernah tersentuh perbaikan sama sekali. Kondisi ini, tentu, membuat kurang nyaman bagi para pedagang dan pembeli di pasar tradisional tersebut. Empat diantaranya, mendapat perhatian serius dari Pemkab Madiun dan segera dilakukan revitalisasi, lantaran dinilai jauh dari standar sebagai pasar tradisional. Yakni, Pasar Singgahan Kecamatan Kebonsari, Pasar Barakan di Desa Dempelan Kecamatan Madiun, Pasar Kenongorejo Kecamatan , dan Pasar Kare di Kecamatan Kare. Kepala Bidang Perdagangan Dinas Koperasi Perindustrian dan Pariwisata (Dinkoperindagpar) Kabupaten Madiun, Agus Suyudi menjelaskan, data dari hasil survey Tim gabungan belum lama ini ditemukan sebanyak 54 pasar tradisional di Kabupaten Madiun sudah tidak layak. Baik sarana maupun intrastrukturnya. Sebanyak empat pasar tradisional diantaranya kondisinya sangat tidak layak, sehingga Pemkab segera melakukan revitalisasi. Selebihnya menyusul secara bertahap. “Estimasi saya untuk merevitalisasi pasar tersebut dibutuhkan dana sebesar Rp 250 juta-an per pasar,” katanya. Bisa diambilkan dari dana APBD Kabupaten Madiun maupun APBN. (dian)

Remang

Kerja Tiga Bulan Tiliep Uang Jutaan MADIUN (RM) Kurniawan Pratama (29 tahun), warga Jalan NakulaSadewa, Kecamatan/Kabupaten Magetan, Jawa Timur, dicokok polisi karena diduga menggelapkan uang milik perusahaan tempatnya bekerja sebesar Rp36,7 juta. Padahal, Kurniawan baru bekerja selama tiga bulan di UD Sinar Mentari yang bergerak di bidang distribusi makanan dan minuman, di Kelurahan Josenan, Kecamatan Taman, Kota Madiun. Kurniawan baru bekerja di tempat ini terhitung sejak Desember 2012 hingga Maret lalu.

Semalam 15 Hidung Belang MADIUN, RM Penampilannya nggak dayani. Lemah lembut, tutur katanya halus medok madiunan, dan parasnya standar. Dandanannya tidak menor, minimalis ala bakul bayam. Namun, Tiwuk, sebut saja begitu namanya (35 tahun), pramusahwat jalanan yang biasa “merumput” di lapangan hijau belakang Kantor Pos Jiwan, Desa Jiwan, Kecamatan Jiwan, Kabupaten Madiun, punya catatan yang –maafpantas masuk buku rekor. Pasalnya, jangan kaget, Tiwuk terus terang mengaku setiap malam - di luar off- rata-rata melayani minimal 15 pria hidung belang. “Paling sepi 10 orang,” kata perempuan bertubuh sintal itu enteng sembari menghisap sebatang rokok dalam-dalam. “Mau coba, he-.,he..he.. dijamin enteng,” sambungnya menggoda. Profesi peluh yang terpaksa digeluti selepas ditinggal kawin lagi suaminya itu berlangsung lebih tiga tahun. Siang hari, perempuan asal Ponorogo ini kost di bilangan Jalan Merpati, Kelurahan Nambangan Kidul, Kecamatan Manguharjo, Kota Madiun. “Kalau siang tidak buka praktek, tapi kalau nyulik alias maknyuk langsung balik, siaap,” kelakar Tiwuk. Meski praktik beralaskan rumput, beratap langit, full angin dan nyamuk, pelanggan Tiwuk relatif banyak. Utamanya, para pria hidung belang pekerja proyek yang jauh dari keluarga dan sopir angkutan barang antar kota luar provinsi yang iseng melepas jenuh menatap aspal jalanan. Dari hasil “merumput” Tiwuk mengaku setiap malam mampu mengantongi fulus Rp 200 ribu – Rp 300 ribu bersih. Dipotong jamu dan obat “anti gores” bisa disisihkan lumayan untuk pulang kampung karena Tiwuk mengaku pamit pergi dari rumah untuk bekerja di pabrik. Terus terang Tiwuk mengaku, karena parasnya paspasan, untuk bersaing dengan teman seprofesi dalam mengail pelanggan biar lengket seperti permen karet ia menggunakan jasa dukun pellet. Sehingga, bagi pria yang lemah iman pasti terperet-peret lantaran ia dilihatnya cantik seperti ratu dunia terbaring di atas catwalk. Padahal, ya ampun, hanya di atas rumput. Untuk itu, setiap malam Jum’at legi dirinya menjalankan lalaku di di Sendang Tundung Madiun, yang terletak di Jalan Sendang Raya, Kelurahan Kuncen, Kecamatan Taman, Kota Madiun. Untuk megelabui “setan belang” minta bantuan setan beneran. “Kalau tidak demikian, ya saya kalah sama teman-teman yang masih muda dan cantik, om”, ujar Tiwuk sembari menebar senyum. Ditanya usia sebenarnya, meniru sebuah iklan layar kaca Tiwuk menjawab “beda tipis, lah”. Untuk meningkatkan omzet pelanggan, ia mengaku terkadang pasang tarif obral. Berapa ? “ Tak lebih harga dua bungkus rokok kretek terkenal berbungkus kuning, lah,” katanya. Tak takut kena AIDS, ia mengaku tak mengerti. Tiwuk mengaku cuma tahu penyakit kotor yang bisa disembuhkan dengan antibiotic saja. Bahkan, ia menganggap AIDS adalah jenis penyakit punya orang luar negeri, atau penyakit orang yang biasa ke luar negeri. Ironi memang. (nan)

membayar yang disertai bukti bukti kuitansi,” jelas Aiptu Abdul Rohim. Berdasakan bukti-bukti itulah Kurniawan ditetapkan sebagai tersangka. Sebenarnya pihak perusahaan telah melakuakn pendeketan secara kekeluargaan. Namun, sampai batas waktu yang ditentukan tidak mampu m e n g e m b a l i k a n uangperusahaan sejumlah uang yang disangkakan itu, Kurniawan dilaporkan polisi. Dari keterangan tersangka diakui ia terpaksa memakai uang perusahaan untuk keperluan persalinan istrinya sebesar Rp 6 juta, untuk membiayai kuliah adiknya Rp 10 juta dan sisanya

untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. “Saya terpaksa menggunakan uang perusahaan. Tapi tidak saya habiskan sendiri, melainkan untuk biaya persalinan istri dan membayar uang kuliah adik,” tutur Kurniawan. Atas perbuatannya, tersangka dijerat dengan pasal 374 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) tentang Penggelapan yang dilakukan oleh orang yang penguasaannya ada hubungan kerja atau karena pencariannya atau karena mendapat upah untuk itu, dengan ancaman pidana penjara paling lama 5 tahun penjara. (nan).

Pengidap HIV Meninggal Tak Dimandikan NGAWI (RM) Tragis benar nasib KM (29 tahun), warga Desa Kandangan, Kecamatan/Kabupaten Ngawi, Jawa Timur. Penderita HIV/AIDS (Human Immunodeficiency Virus/Acquired Immuno Deficiency Syndrome). Pasalnya, karena minimnya informasi tentang virus HIV/AIDS, saat meninggal Jumat beberapa pekan lalu, tak seorangpun tetangga yang mau memandikan jenazahnya, termasuk mengkafani. Alasan warga, karena takut tertular. Menurut sejumlah tetangga, karena tak seorangpun warga yang mau merawat jenazah KM,

akhirnya oleh pihak keluarga, jenazahnya dikirim ke RSUD Soeroto Ngawi untuk dimandikan sekaligus dikafani. “Ya bagaimana lagi, warga takut tertular. Akhirnya sama pihak keluarganya, jenazahnya dikirim ke rumah sakit untuk dimandikan sekaligus dikafani”, katanya kepada wartawan Menurut para tetangga, virus HIV/AIDS yang menggerogoti KM, diketahui sejak bekerja di Surabaya. Bahkan saat diperiksa di RSUD Soeroto Ngawi, istri KM, WK (30 tahun), juga dinyatakan positif terjangkit virus mematikan tersebut. Karena positif mengidap virus HIV

AIDS, kemudian oleh pihak RSUD Soeroto Ngawi, KM dikirim ke RSUP DR.Soetomo Surabaya untuk menjalani karantina. Namun ia tidak betah dan minta pulang. Selang satu bulan di rumah, KM meninggal. “KM dirawat selama tiga bulan di Surabaya. Setelah merasa tidak kuat dikarantina di RSUP Dr Soetomo Surabaya, ia minta pulang. Tapi belum ada satu bulan di rumah, meninggal”, pungkas mereka. Dari data Dinas Kesehatan Ngawi, hingga tahun 2013 ini tercatatt 141 penderita virus HIV/AIDS yang terdiri dari 72 pria dan 69 wanita. Jumlah itu,

tersebar di beberapa wilayah kecamatan. Dari jumlah tersebut, hingga bulan ini tercatat 63 orang meninggal dunia. Dari 24 Puskesmas yang ada di wilayah Ngawi, angka tertinggi penderita ditemukan di wilayah kerja Puskesmas Padas, jumlahnya mencapai 14 orang. Namun tujuh penderita sudah meninggal. Disusul Puskesmas Kasreman dengan jumlah penderita mencapai 12 orang. Dari jumlah itu, enam diantaranya sudah meninggal. Sedangkan sisanya, tersebar di beberapa wilayah kerja Puskesmas lain. (nan).

Tak Pakai Helm

Malam

Pramusahwat Jalanan,

“Laporan yang ditunjang sejumlah barang bukti menyatakan, selama tiga bulan tersangka bekerja telah memakai uang perusahaan yang mencapai Rp.36,7 juta”, jelas Kasi Humas Polsekta Taman Aiptu Abdul Rohim. Menurutnya, setelah tiga bulan bekerja Kurniawan mengundurkan diri. Setelah tersangka keluar dari UD Sinar Mentari, perusahaan melakukan audit. Dari hasil audit ditemukan selisih kekurangan uang setoran hasil penjualan sebesar Rp 36,7 juta. “Setelah dilakukan crosscek kepada toko-toko pembeli, ternyata pihak toko sudah

ABG Dihajar Polisi

MADIUN,RM Bak menggoda harimau tidur, Ridwan Saidi (14 tahun), Minggu pekan lalu, mengendarai motor

tanpa mengenakan helm pengaman. Menyeberang jalan raya lumayan kencang, karena takut kena tilang. Namun, Bripka

Marjianto yang lagi bertugas di Pos 908 Baluk, Karangrejo, Magetan dengan sigap langsung melakukan pengejaran. Dalam

waktu relatif cepat, anak baru gede (ABG) warga Desa Maron, uBACA HAJAR... HAL 10

Rekam Mesum, Dicokok Polisi MADIUN, RM Oentiono alias Aldo, boleh dibilang edan nggak ketulungan. Warga Jalan Puntuk, Kelurahan Kejuron, Kecamatan Taman, Kota Madiun, dicokok polisi karena “makan” seorang siswi sebuah SMP di Ponorogo, Jawa Timur, dan merekam dengan perangkat video handphoen, di sebuah hotel di Kota Madiun. Perbuatan Oentiono yang juga aktivis sebuah partai politik (Parpol) ini, terendus petugas setelah ibu korban asal

Kabupaten Ponorogo, melapor ke Polsek Manguharjo, Kota Madiun, bahwa putrinya dibawa seorang seorang pria dan diduga kuat dibawa ke sebuah hotel. Atas laporan itu, petugas Polsekta Manguharjo langsung melakukan penyisiran di sejumlah hotel yang masuk wilayah hukumnya. Setelah menyisir beberapa hotel bersama pelapor, korban ditemukan di salah satu hotel dengan Oentiono. “Dalam pemeriksaan, di luar dugaan petugas menemukan

dua gambar dan dua video panas dengan pemeran pelaku dan korban dalam kamera saku,” jelas Kapolsekta Mangunharjo, Kompol Agus Suhartono, dua pekan lalu. Dari hasil pemeriksaan, menurut Agus, diperoleh keterangan perkenalan pelaku dengan korban berlangsung kilat. Hanya dua hari, kemudian langsung janjian kencan. Korban dijanjikan suatu hal hingga menurut diajak pelaku melakukan hubungan intim selama dua hari berturut-turut di

sebuah hotel. Gilanya lagi, entah karena apa, pelaku mengaku korban tidak menolak ketika semua adegannya direkam dengan perangkat video handphone. Atas perbuatan itu, karena korban masih di bawah umur, Oentiono dijerat dengan pasal 81 ayat (2) dan pasal 82 UndangUndang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, dengan ancaman minimal 3 tahun dan maksimal 15 tahun penjara, denda minimal Rp.0 juta maksimal Rp.300 juta. (nan) www.radarminggu.com


Pariwara

Radar Minggu Edisi 504 Tahun XII Januari 2014

7

www.radarminggu.com


8

Radar Minggu

Mewujudkan Pemerintahan Yang Baik Tanpa Korupsi

Edisi 504 Tahun XII Januari 2014

BUPATI JEMBER SAMBUTAN Assalamu’alaikum Wr. Wb. Alhamdulillah kita panjatkan puji syukur ke hadlirat Allah SWT, karena pada tanggal 17 Desember 2013 Pemerintah Kabupaten Jember bersama dengan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Jember telah menetapkan Peraturan Daerah Kabupaten Jember tentang Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Jember Tahun Anggaran 2014.Dengan ditetapkannya peraturan daerah tersebut maka Pemerintah Kabupaten Jember memiliki pedoman operasional dalam melaksanakan program dan kegiatan dalam kerangka jalannya pemerintahan, pembangunan dan pelayanan kepada masyarakat. Sebagai salah satu wujud transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 Tentang Keterbukaan Informasi Publik, maka Pemerintah Kabupaten Jember mempublikasikan Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah Kabupaten Jember Tahun Anggaran 2014 melalui surat kabar, website, serta media informasi lainnya. Saya berharap semoga publikasi ini dapat menjadi sarana informasi bagi masyarakat luassehingga dapat mendorong serta meningkatkan peran aktif dan partisipasi masyarakat dalam proses pembangunan di Kabupaten Jember. Wassalamu’alaikum Wr. Wb. Jember, Januari 2014 BUPATI JEMBER MZA DJALAL

Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah Kabupaten Jember Tahun Anggaran 2014

B

erdasarkan Kebijakan Umum APBD (KUA) Tahun Anggaran 2014, maka APBD Tahun Anggaran 2014 diarahkan pada pemerataan pendapatan dan pengentasan kemiskinan yang ditujukan untuk menciptakan lingkungan kondusif bagi kegiatan ekonomi, untuk memperluas kesempatan kerja, stabilitas harga, dan pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi yang berkualitas diupayakan dengan memperkuat daya tahan ekonomi yang didukung oleh pembangunan pertanian, infrastruktur dan terjaganya stabilitas ekonomi, sehingga implementasi program dan kegiatan secara simultan diharapkan mampu mendorong pertumbuhan ekonomi secara makro. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Jember Tahun Anggaran 2014 memiliki komposisi sebagaimana berikut:

I.PENDAPATAN Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Jember Tahun Anggaran 2014 menargetkan Pendapatan sebesar Rp 2.667.046.916.473,00 Pendapatan ini direncanakan diperoleh dari: a. Pendapatan Asli Daerah Rp. 460.926.574.249,00 b. Dana Perimbangan Rp. 1.723.835.551.084,00 c. Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah Rp. 482.284.791.140,00 Jumlah Rp 2.667.046.916.473,00 Secara komposisi, rencana pendapatan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Jember Tahun Anggaran 2014 digambarkan sebagai berikut:

A. Pendapatan Asli Daerah Pendapatan Asli Daerah direncanakan sebesar Rp 460.926.574.249,00 yang bersumber dari: a. Pajak Daerah Rp 129.300.000.000,00 b. Retribusi Daerah Rp 1.723.835.551.084,00 c. Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan Rp 7.922.800.249,00 274.828.745.000,00 d. Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah Rp Jumlah Rp 460.926.574.249,00 Secara komposisi, rencana Pendapatan Asli Daerah pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Jember Tahun Anggaran 2014 digambarkan sebagai berikut:

II.BELANJA Anggaran Belanja Daerah Kabupaten Jember pada Tahun 2014 difokuskan untuk meningkatkan kualitas belanja daerah, yang meliputi; (1) Perencanaan yang tepat, (2) Penggunaan anggaran pada kebutuhan yang prioritas, (3) Pelaksanaan anggaran yang transparan, hati-hati dan akuntabel, (4) Pengawasan dan pengendalian anggaran yang efektif, (5) Pelaksanaan dan pelaporan anggaran yang disiplin. Sedangkan arah kebijakan Belanja Daerah Kabupaten Jember tahun 2014 adalah pada: (1) Memenuhi kebutuhan pelayanan dasar masyarakat, khususnya bidang pendidikan dan kesehatan, Dalam wujud fasilitasi belanja penanganan kemiskinan dan pelayanan dasar pendidikan dan kesehatan serta layanan sosial dasar lainnya. (2) Menguatkan program–program penanggulangan kemiskinan serta pemberdayaan masyarakat yang berkelanjutan, (3) Memfasilitasi dan memberikan stimulan pada sektor riil melalui bantuan modal dan pembinaan/pendampingan kepada usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM), juga melalui stimulasi pembangunan ekonomi baik di sektor produktif maupun saranan dan prasarana wilayah. (4) Fasilitasi belanja tak terduga untuk kegiatan mendesak termasuk untuk penanganan bencana alam. (5) Mengacu pada sinkronisasi kebijakan antara Pemerintah Pusat, Provinsi dan Kabupaten/Kota. Kebijakan belanja daerah tersebut diupayakan dengan pengaturan pola pembelanjaan yang proposional, efisien dan efektif. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Jember Tahun Anggaran 2014 merencanakan anggaran Belanja Daerah sebesar Rp 2.760.336.916.473,00 yang terdiri dari: a. Belanja Tidak Langsung Rp 1.604.656.040.608,00 b. Belanja Langsung Rp 1.155.680.875.865,00 Jumlah Rp 2.760.336.916.473,00 Secara persentase, komposisi rencana Belanja Daerah pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Jember Tahun Anggaran 2014 digambarkan sebagai berikut:

A. Belanja Tidak Langsung Belanja Tidak Langsung dianggarkan sebesar Rp 1.604.656.040.608,00 yang terdiri dari: a. Belanja Pegawai Rp 1.366.450.405.534,00 b. Belanja Bunga Rp 36.717.303,00 c. Belanja Hibah Rp 74.577.223.000,00 d. Belanja Bantuan Sosial Rp 50.170.900.000,00 e. Belanja Bagi Hasil kepada Provinsi/ Kabupaten/Kota/dan Pemerintah Desa Rp 886.584.593,00 f. Belanja Bantuan Keuangan kepada Provinsi/Kabupaten/Kota dan Pemerintah Desa Rp 107.534.210.178,00 g. Belanja Tidak Terduga Rp 5.000.000.000,00 Jumlah Rp 1.604.656.040.608,00 Secara persentase, komposisi rencana Belanja Tidak Langsung pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Jember Tahun Anggaran 2014 digambarkan sebagai berikut:

B. Dana Perimbangan Dana Perimbangan direncanakan sebesar Rp 1.723.835.551.084,00yang bersumber dari: a. Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak Rp 96.161.953.084,00 b. DanaAlokasi Umum Rp 1.539.722.508.000,00 Rp 87.951.090.000,00 c. Dana Alokasi Khusus Jumlah Rp 1.723.835.551.084,00 Secara komposisi, rencana Dana Perimbangan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Jember Tahun Anggaran 2014 digambarkan sebagai berikut:

B. Belanja Langsung Belanja Langsung dianggarkan sebesar Rp 1.155.680.875.865,00yang terdiri dari: a. Belanja Pegawai Rp 96.183.461.200,00 b. Belanja Barang dan Jasa Rp 501.708.878.827,00 Rp 557.788.535.838,00 c. Belanja Modal Jumlah Rp 1.155.680.875.865,00 Secara persentase, komposisi rencana Belanja Langsung pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Jember Tahun Anggaran 2014 digambarkan sebagai berikut:

C. Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah direncanakan sebesar Rp 482.284.791.140,00 yang bersumber dari: a. Pendapatan Hibah Rp 1.101.880.000,00 b. Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintah Daerah Lainnya Rp 109.393.899.620,00 b. Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus Rp 349.066.002.828,00 c. Bantuan Keuangan dari Provinsi/ Kabupaten/Kota Lainnya Rp 22.555.520.000,00 Rp 167.488.692,00 d. Dana Bagi Hasil Retribusi Jumlah Rp 482.284.791.140,00 Secara komposisi, rencana Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Jember Tahun Anggaran 2014 digambarkan sebagai berikut:

III.PEMBIAYAAN Sebagaimana diketahui bahwa struktur APBD merupakan suatu kesatuan yang terdiri dari Pendapatan Daerah, Belanja Daerah dan Pembiayaan. Pengertian dari pembiayaan adalah transaksi dari keuangan daerah yang dimaksudkan untuk menutup selisih antara Pendapatan Daerah dan Belanja Daerah. Oleh karena itu, struktur pembiayaan dirinci menurut sumber pembiayaan yang merupakan penerimaan daerah dan pengeluaran daerah. Dari seluruh perhitungan antara Pendapatan dan Belanja maka diperoleh rincian Pembiayaan sebagai berikut: 1. Penerimaan Pembiayaan Daerah Rp 94.181.895.087,00 a. Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Sebelumnya Rp 94.181.895.087,00 2. Pengeluaran Pembiayaan Daerah Rp 891.895.087,00 a. Pembayaran Pokok Utang Rp 58.729.087,00 b. Pembayaran Kewajiban kepada Pihak Ketiga Rp 833.166.000,00 Pembiayaan Netto Rp 93.290.000.000,00 www.radarminggu.com


Jember Jember Penuh Warna Dalam Berita

Di Jember

25.720 Pemilih Tanpa NIK JEMBER (RM) Sebanyak 25.720 pemilih yang tercatat dalam daftar pemilih tetap (DPT) di Kabupaten Jember, Jawa Timur, tidak memiliki Nomor Induk Kependudukan (NIK). Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jember, Habib M. Rohan, Senin, mengatakan jumlah daftar pemilih tetap (DPT) Pemilu Legislatif 2014 di Kabupaten Jember sebanyak 1.733.685 orang, namun jumlah pemilih yang

Banjir

Pemkab Kerahkan Alat Berat JEMBER(RM) Dinas Pengairan Pemkab Jember berupaya keras untuk menahan banjir di Desa Kraton. Sedikitnya enam alat berat, seperti eskavator dan bego di terjunkan diwilayah itu. Hal itu untuk membendung sementara tanggul yang jebol. Selain itu mendatangkan bantuan tiang pancang penahan banjir dari provinsi, sehingga banjir dipastikan akan cepat diminimalisir. Kepala UPT Pengairan Kencong Susmiadi menjelaskan, bencana Banjir yang terjadi saat ini merupakan bencana banjir terhebat semenjak 8 tahun terakhir. Pasalnya banjir yang terjadi saat ini berada di awal musim penghujan. Sehingga antisipasinya lebih menyulitkan. Atas banjir yang kembali terjadi kemarin ini, Susmiadi menegaskan, pihaknya hari ini telah menerjunkan 6 alat uBACA ALAT... HAL 10

Kencong Banjir , Ratusan Rumah Tergenang

JEMBER (RM) Akibat derasnya arus sungai, tangkis Sungai Tanggul jembol lagi, kembali menggenangi rumah warga di Desa Kraton Kecamatan Kencong. Dilaporkan 314 rumah warga tergenang luapan air dari sungai yang bermuara di Gunung Argopuro tersebut. Walaupun saat ini kondisinya semakin surut, namun jika kembali ada kiriman air dari Tanggul dan Sumberbaru, maka tak pelak kejadian beberapa waktu lalu tiga desa tergenang banjir akan kembali terjadi. Kabid kedaruratan BPBD Pemkab Jember Heru Widagdo menjelaskan, pada hari Selasa Malam tadi sekitar pukul 20.00 WIB tangkis sungai tanggul kembali jebol. Tangkis yang sementara di buat oleh masyarakat dengan dibantu uBACA KENCONG... HAL 10

bermasalah sebanyak 95.000 orang. ”Setelah dilakukan verifikasi faktual dan validasi data, jumlah pemilih bermasalah berkurang menjadi 62.551 pemilih dan hingga kini tercatat jumlah pemilih yang tidak memiliki NIK sebanyak 25.720 orang,” tuturnya di Kantor KPU Jember. Menurut dia, ada beberapa faktor yang menjadi penyebab pemilih bermasalah antara lain tidak memiliki NIK, meninggal

dunia tetapi masih tercatat sebagai pemilih, tidak memiliki kartu keluarga (KK), dan memiliki NIK ganda. “Mereka yang tidak memiliki NIK yang tercantum dalam KTP dan KK harus membuat surat pernyataan, sehingga mereka tetap tercatat dalam DPT. Sedangkan pemilih yang sudah meninggal, langsung dicoret dari DPT,” paparnya. uBACA NIK... HAL 10

Radar Minggu Edisi 504 Tahun XII Januari 2014

9

11 Puskesmas Belum Siap BPJS JEMBER (RM) Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan sudah mulai diberlakukan per 1 januari 2014.Tujuannya, untuk mensejahterakan masyarakat Indonesia. Namun, ternyata tidak semua lembaga atau layanan kesehatan sudah siap untuk melayani pasien yang terdaftar BPJS. Menurut data Dinas Kesehatan, masih ada 11 puskesmas yang belum memenuhi syarat sebagai pelayan BPJS secara utuh. Hal tersebut diungkapkan oleh Yumarlis, Humas Dinkes Jember yang ditemui beberapa waktu yang lalu. Yumarlis mengungkapkan untuk Puskesmas yang disyaratkan oleh BPJS Kesehatan harus memenuhi unsur minimal memiliki rawat

inap. “Sedangkan di Jember baru 38 puskesmas yang memiliki rawat inap. Jadi masih ada 11 puskesmas dari 49 puskesmas di Jember yang belum memiliki rawat inap,” ujar Yumarlis. Yumarlis juga mengungkapkan beberapa puskesmas tersebut juga harus ditingkatkan lagi baik dari tenaga kesehatan dan juga sarana prasarana, termasuk kelengkapan Instalasi Gawat Darurat (IGD) dan poli pendukung. Yumarlis menegaskan, pihaknya akan terus melakukan peningkatan terhadap beberapa puskesmas dan pelayann kesehatan itu untuk bisa memenuhi persyaratan BPJS. “Dengan BPJS, tidak semua penyakit ujug-ujug dibawa ke rujukan yang lebih tinggi

misalnya rumah sakit,” imbuhnya. Pasalnya, ada sekitar 144 penyakit yang harus bisa selesai ditangani di tingkat puskesmas. Hal ini tentu menjadi permasalahan tersendiri bagi pihaknya selaku penyedia layanan kesehatan primer. “Ini untuk menghindari membludaknya rujukan puskesmas ke rumah sakit,” jelas Yumarlis. Namun, diakui Yumarlis ada sejumlah penyakit yang memang dirasa penyakit berat untuk ditangani di tingkat puskesmas. Seperti Diabetes Mellitus tipe 1 dan 2, Demam Berdarah Dengue, Thypus, Hepatitis A danHIV AIDS tanpa komplikasi. “Padahal tidak semua puskesuBACA BPJS... HAL 10

Eks Lokalisasi Besini Dibangun Masjid

JEMBER (RM) Warga eks lokalisasi Besini dan Muspika Puger beserta tokoh agama, awal bulan lalu, melakukan peletakan batu bata

pertama untuk pembangunan masjid yang dinamakan Nurul Hidayah, di Dusun Puger Kulon Desa/Kecamatan Puger. Dengan dibangunnya masjid baru

tersebut warga beserta tokoh masyarakat berharap eks lokalisasi yang dihuni 150 KK itupun ambil bagian dalam hal perbaikan citra Puger di mata

masyarakat yang selama ini dinilai Puger adalah basis tempat lokalisasi. KH.Hasyim Wafir pemuka agama dan juga sebagai pemilik

Pondok Pesantren Nurul Hikmah Desa Kasiyan yang ikut andil dalam pembangunan dan uBACA BESINI... HAL 10

Pengedar Sabu Dicokok Polisi Kata Kuota Jamkesda Tumpang Tindih JEMBER (RM) Mereka JEMBER (RM) mengatakan pekan depan Polres Jember berhasil menangkap Alfan Hidayat (22), pengedar Alokasi anggaran Jamkesda non kuota senilai Rp13,5 milyar rupiah dalam APBD Jember tahun 2014, diperkirakan akan dipending penggunaannya, menyusul diberlakukannya Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) untuk seluruh masyarakat Indonesia, yang dikelola oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) yang dulu bernama PT. Askes. Ketua komisi D DPRD Jember, Ayub Junaidi,

Komisi D akan memanggil Dinas Kesehatan, Direktur 3 Rumah Sakit Pemerintah dan BPJS Perwakilan Jember. Pertemuan ini bertujuan untuk memperjelas mekanisme JKN, agar tidak terjadi tumpang tindih anggaran. Jika memang benar seperti instruksi Presiden, bahwa seluruh masyaraat Indonesia akan tercover dalam JKN BPJS, maka Komisi D akan meminta uBACA KUOTA... HAL 10

Dua “Raja Tega” Sembunyi di Ponpes JEMBER (RM) Dua tersangka pelaku tindak pidana pencurian dengan kekerasan berhasil diringkus tim gabungan yang terdiri dari Subdit Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya, Polsek Sawah Polrestro Jakpus dan tim Intelkam Polres Jember. “Raja tega” yang dalam aksinya dikenal suka menghabisi korbannya itu, dibekuk petugas saat bersembunyi di Pondok Pesantren Al Qodiri Pimpinan Kyai Muzakki Syah, Kelurahan Gebang, Kecamatan Patrang. Kabag Humas Polres Jember, AKP Edy Sudarto, SH menerangkan, tersangka adalah pasangan suami istri Jelly Rialita (18) dan Angga Kurniawa (26), warga Kelurahan Tugu, Kecamatan Koja, Jakarta Utara.

Dua tersangka ditangkap saat bersembunyi di sebuah kamar Pondok Pesantren Al-Qodiri. Tersangka Angga Kurniawan pernah menjadi santri di Ponpes asuhan kiai Muzaki itu pada tahun 2011 hingga2012. Korbannya, Komariah alias Ira yang terjadi di Jl. Kelinci 2, Sawah Besar, Jakarta Pusa.t Setelah melakukan pencurian dengan kekerasan, tersangka Angga mengajak istrinya menemui mantan Gurunya di Ponpes itu untuk meminta dipinjamkan satu kamar untuk menginap dengan alasan istri tersangka memerlukan pengobatan alternatif dari mantan Gurunya. Berdaarkan hasil interogasi sementara, motif pelaku melakukan Curas adalah, kedua

sabu asal Surabaya. Warga Jemur Gayungan, Surabaya, Jawa Timur itu ditangkap Polisi Satreskoba, dua pekan lalu, di sekitar Alunalun Kecamatan Tanggul, Jember “Kami sudah melakukan penyelidikan sekitar satu bulan, sebelum melakukan penangkapan terhadap pelaku,” kata Kepala Satreskoba Polres Jember, Ajun Komisaris Sukari. Sukari menambahkan, modus pelaku menjual sabu dengan sistem pembayaran via transfer. Pelaku akan mengantar langsung barang haram tersebut kepada pembeli setelah uang pembelian ditransfer. Dari tangan pelaku, polisi mengamankan barang bukti satu poket sabu seberat 1 gram. “Saat ini pelaku dan barang bukti sudah kita amankan untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut. Sebab besar kemungkinan tersangka tidak sendirian dalam melakukan aksinya,” pungkas dia.(sut)

Tiga Pelaku Aborsi Digelandang Polisi

pelaku sakit hati karena ketika meminta uang kepada korban, korban tidak mau memberikan uang. Kedua pelaku sempat menginap satu hari di tempat kos korban, yakni pada 1 Desember 2013 silam. Sekitar pukul 20.00 WIB, kedua pelaku diusir bahkan dengan menerima hinaan dari korban yang meyebutkan jika pelaku adalah orang yang mengaku kaya tapi tidak punya tempat tinggal. Pada saat itu rumah tangga kedua pelaku memang sedang mengalami kesulitan keuangan. Oleh karena itu, pd tgl 2 Desember 2013, sekitar jam 10.00 WIB ketika korban sedang menonton TV, tersangka Agga Kurniawan mematikan TV tsb

JEMBER (RM) Tiga terduga pelaku Aborsi, warga Kecamatan Jenggawah dan Gumukmas, belum lamaini, digelandang tim anggota satuan Resmob Barat Mapolres Jember. Ketiganya ditangkap secara terpisah dari rumah masing-masing. Keberhasilan kembali diraih oleh tim satuan Resmob barat karena berhasil mengungkap kasus praktek aborsi yang terjadi di Desa Seruni kecamatan Jenggawah. Tiga orang berhasil di tangkap terkait kasus tersebut. Kapolres Jember, Awang Joko Rumitro, kepada wartawan hari Kamis pagi (26/12) menerangkan, Satuan Reserse dan Kriminal Polres Jember hari ini telah berhasil mengungkap sekaligus menangkap tiga orang pelaku kasus tindakan aborsi yang terjadi di Desa seruni kecamatan Jenggawah, tiga hari yang lalu. Tiga orang tersangka dalam kasus tersebut adalah Misnati alias bu Sumar,(50) warga Desa Seruni kecamatan jenggawah yang berperan sebagai dukun. Mitha, (24) tahun warga Desa Jatiagung, kecamatan Gumukmas, sebagai pelaku aborsi dan Zuhri, 40 tahun warga Desa Jatiagung kecamatan Jenggawah yang berperan sebagai orang yang

uBACA RAJA... HAL 10

uBACA ABORSI... HAL 10 www.radarminggu.com


10

Ragam

Radar Minggu Edisi 504 Tahun XII Januari 2014

PONPES... DARI HAL 05 “Melalui peringatan hari amal bakti ke-68, Kementerian Agama kali ini mengambil tema mengabdi dengan profesionalitas dan amanah. Tema tersebut hendaknya tidak hanya sekedar slogan, tapi harus kita implementasikan di dunia nyata. Profesionalitas berkaitan dengan komitmen dan kemampuan melaksanakan tugas sesuai dengan kompetensi yang dimiliki, sedangkan amanah berkaitan dengan sikap mental, moral dan karakter, “ urai dia Dalam kesempatan yang sama, juga diserahkan tali asih bagi PNS purna tugas Kantor Kemenag Kabupaten Lamongan Tahun 2013 dan Piagam Penghargaan Lomba Tingkat Nasional dan Tingkat I Jawa

NIK... DARI HAL 09 Ia menjelaskan petugas terus melakukan verifikasi faktual terhadap pemilih yang diduga bermasalah, sehingga jumlah pemilih bermasalah di Jember diprediksi akan terus berkurang. “Kami akan berkoordinasi dengan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Dispenduk Capil), agar pemilih yang tidak memiliki KTP dan KK ditindaklanjuti dengan membuatkan mereka dokumen tersebut,” katanya. Selain itu, kata dia, persoalan daftar pemilih bermasalah yang berkaitan dengan NIK ganda atau pemilih yang tidak memiliki KK bukan tanggung jawab penyelenggara pemilu karena sistem dan data tersebut di

BESINI... DARI HAL 09 juga peletakan batu pertama di bekas lokalisasi besini itupun sangat bersyukur, pihaknya dan juga tokoh agama lain akan senantiasa memberikan dukungan mental dan memberi wejangan kepada warga masyarkat yang ingin belajar agama lebih baik. Nur Hasan Kepala Desa Puger Kulon menegaskan”kami dan warga akan bersama-sama membangun

KENCONG... DARI HAL 09 oleh TNI dan Polri itu, ternyata tidak mampu membendung derasnya air dari sungai tanggul. Sedikitnya menurut Heru, 314 rumah di Desa Kraton kembali tergenang luapan banjir itu. Sementara itu di Desa Paseban Banjir masih terjadi di lahan persawahan saja. Akibat bencana ini, BPBD telah kembali membuat Posko di daerah tersebut. Heru menegaskan,

Timur Tahun 2013. Prestasi itu, diantaranya Juara II Nasional Madrasah Award Bidang Madrasah Research, Juara I Nasional Olimpiade Sosiologi SMA/MA se-Indonesia Jurusan Sosiologi dan Antropologi dan Juara II Jatim Guru Berprestasi Tahun 2013.Kemudian Juara II Nasional Lomba Atlet Lari POSPENAS V di Gorontalo Tahun 2013, Juara I Jatim Musabaqoh Qiroatul Kutub Bidang Fiqih, Juara I Jatim Musabaqoh Qiroatul Kutub Bidang Akhlaq, Juara III MQK Bidang Tarikh, dan Juara III Jatim MQK Bidang Hadist. Tak hanya itu, juga diserahkan bantuan pembangunan asrama 10 pondok pesantren senilai masing-masing Rp 50 juta. Juga bantuan peningkatan kualitas sanitasi pondok pesantren Tahun Anggaran 2013 senilai Rp 40 juta. (fai/her/ geng) Dispenduk Capil yang berada dalam naungan Kementerian Dalam Negeri. KPU Jember, lanjut dia, akan berkoordinasi dan menggelar rapat dengan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jember terkait daftar pemilih yang bermasalah tersebut pada Selasa (26/11) di Kantor Pemkab Jember. “KPU sudah berkirim surat langsung kepada Bupati Jember MZA Djalal terkait pemilih bermasalah karena persoalan itu menjadi fokus perhatian dari penyelenggara pemilu di tingkat pusat dan daerah,” ujarnya. Habib berharap ada kebijakan dan solusi dari Pemkab Jember atas carut marutnya persoalan pemilih terkait dengan administrasi kependudukan, sehingga jumlah pemilih yang tercatat di DPT benar-benar valid dan tidak menuai masalah lagi. (st)

masjid di eks lokalisasi ini agar warga bekas Eks lokalisasi besini khususnya bias, lambat laun berubah dengan meningalkan pekerjaan yang selama ini digeluti mereka. Johan salah satu pengelola dan tokoh warga sks lokalisasi berharap agar tokoh agama yang ditunjuk untuk merubah warga itu bisa benar mengayomi dan juga menuntun kami,jangan sampai tokoh agama yang menjadi tuntunan menjadi tontonan,” pungkas Johan. (sut) pihaknya masih berkoordinasi dengan beberapa pihak untuk secepatnya melakukan perbaikan dari sumber bencana ini yaitu pembuatan tangkis. Sebelumnya tangkis sungai tanggul beberapa waktu lalu juga telah jebol. Akibat jebolnya tangkis itu ribuan rumah di 3 desa yaitu Cakru, Kraton dan Paseban tergenang banjir. Namun hal itu dapat diatasi setelah masyarakat membuat tangkis sementara di lokasi jobol tersebut. (gs/st)

HAJAR... DARI HAL 06 Kecamatan Karangrejo, Kabupaten Magetan itu berhasil dihentikan. Tanpa memberitahu “dosanya” ABG itu langsung dihadiahi “ketupat Bengkulu”, prok..prok…prok Adegan seperti sinetron laga itu berhasil dihentikan warga sekitar kejadian hingga korban tidak sampai mengalami luka parah. Tak lama kemudian, ratusan warga Desa Maron mendatangi Pos Polisi Lalulintas 908 Beluk mencari Bripka Marjianto. Namun bisa diredam anggota TNI dan Polri. Sehingga tidak sampai terjadi aksi amuk massa. Menurut saksi mata, peristiwa

BPJS... DARI HAL 09 mas memiliki kemampuan untuk menyelesaikan penyakit itu,” jelas Yumarlis. Misalnya, sejumlah puskesmas tidak memiliki tenaga laboratorium. Padahal, sejumlah penyakit itu teridentifikasi dengan hasil lab. Begitu juga perkembangan setiap harinya. Yang jelas, pihaknya akan berusaha untuk memenuhi kelengkapan itu sehingga semua rumah sakit bisa memenuhi kebutuhan BPJS kesehatan. Sementara itu, M. Ismail Marzuki, Kepala Cabang BPJS Jember mengakui jika memang tidak semua pelayanan kesehatan primer baik puskesmas dan klinik kesehatan mampu menangani 144 penyakit itu. “Karena itu, untuk tahap awal ini kita berikan

EMAS... DARI HAL 03 rekomendasi serta materi Tantangan Dan Peluang. “Integrasi dan sinergitas menjadi penting guna mengembangkan RSSIB akreditasi dengan program Emas, karena dapat menghemat waktu, biaya dan tenaga untuk menyelamatkan Ibu dan Bayi, Tapi ada yang lebih penting dari hanya sekedar melihat bayi mati atau tidak, yaitu bagaimana menyiapkan kualitas bayi sebagai SDM masa depan ini juga jauh lebih penting”, tandas dr. Setyo Budi Pamungkas Sp.OG. Bupati Jombang, Drs. Ec. H. Nyono Suharli Wihandoko sangat merespon dan akan memperhatikan rekomendasi yang disampaikan oleh pendamping, termasuk penyediaan ambulans dll. Menurut Bupati untuk menjaga kualitas bayi, hendaknya sebelum menikah ada surat rekomendasi dari dokter yang menyatakan hasil kesehatan atau tes yang akurat dari si pasangan calon suami dan istri. Bupati berharap kepada RSUD untuk memberikan perhatian penuh terhadap pelayanan BPJS, serta obat-obatannya sehingga berjalan tanpa ada masalah , serta memberikan saran agar ada pemisahan pasien rawat inap sesuai jenis kelamin. ”Kami mohon kalau ada yang kurang pas, bisa dibicarakan dengan pemerintah

ini bermula saat usai konvoi massa dari perguruan silat SH Winongo yang mengikuti Suran Agung di Kota Madiun, melintas di jalan tersebut. Saat itu, korban yang melintas di belakang konvoi, berniat menyeberang dengan mengendarai motor. Karena tidak memakai helm, korban dihentikan oleh Bripka Marjianto. Namun tidak untuk ditilang. Begitu berhenti, korban langsung ditonjoki. Karena mengalami memar pada wajah, kelopak mata dan bibir, korban kemudian divisum di Puskesmas Karangrejo. “Jika karena tidak pakai helm, bukan begitu cara melakukan tindakan yang mendidik. Bukan langsung cabut kunci, dibentakbentak, ditilang dan dihajar. Karena itu, keluarga minta agar polisi brutal itu ditindak sesuai kelonggaran,” jelas Ismail. Untuk beberapa kasus, pihaknya masih memberikan kesempatan kepada pihak puskesmas untuk merujuk kasus itu ke rumah sakit, terutama dalam hal gawat darurat. Yang dimaksud gawat darurat adalah kondisi yang menyebabkan kecacatan, kematian seperti tabrakan dan sebagainya. Itu bisa dibawa langsung ke pelayanan sekunder yakni rumah sakit. “Baik di rumah sakit tipe A, B dan C,” terangnya. Saat ini, ada sejumlah rumah sakit di Jember dan Lumajang yang sudah bekerja sama dengan pihak BPJS Kesehatan Cabang Jember. Untuk Jember, dari rumah sakit pemerintah ada RSD dr. Soebandi Jember, RSD balung dan RSD Kalisat. Untuk Swasta ada RS DKT, Jember Klinik, RSU Kaliwates, Citra Husada hingga Bina Sehat. (sut/gs) daerah, dan kepada tim pendamping , USAID, pokja Emas atas nama pemerintah daerah saya sampaikan terima kasih, dan untuk tindak lanjutnya akan segera kita lakukan”, pungkas Bupati Nyono Suharli. Workshop dihadiri juga oleh Wakil Bupati Hj. Mundjidah Wahab, Plt. Sekda, Ketua Tim Penggerak PKK, Kepala SKPD terkait, Tim Pokja Emas Sidoarjo, Direktur RSUD Jombang dan RS. Swasta, Kepala Dinas Kesehatan, dan jajarannya, organisasi kemasyarakatan.Selain ada diskusi dan tanya jawab, dalam acara tersebut disampaikan pula hasil kegiatan pendampingan klinis dan rencana tindak lanjut perwakilan dari puskesmas, RSUD dan Dinas Kesehatan. Program EMAS yang dilakukan selama 5 tahun mendatang (20122016) mempunyai target menurunkan Angka Kematian Ibu dan Bayi baru lahir sebanyak 25%. Dalam pelaksanaan programnya program Emas ini bukanlah program yang ekslusif dalam hal menurunkan AKI dan AKB. Akan tetapi keberhasilan program EMAS dan program penurunkanAKI danAKB harus diilakukan dalam berbagai kerjasama berbagai pihak dan program baik dari pihak pemerintah, lembaga Swadaya masyarakat ataupun dalam hal tingkatan pemerintahan sendiri dalam era desentralisasi yaitu pemerintah pusat dan daerah. ( nan/ek/bu )

CABE... DARI HAL 04

seksual dari sang ‘cabe’. KPAI (Komisi Perlindungan Anak) bukannya tidak tanggap. Melihat fenomena ‘cabe-cabean’ yang makin meresahkan, mereka juga mempertanyakan kembali program jam belajar masyarakat yang pernah didengungkan oleh Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo. Bukan tanpa sebab. Ratarata remaja putri yang menjadi ‘cabe’ ini adalah mereka yang duduk di bangku SMA atau SMK. Dengan mengoptimalkan jam belajar masyarakat, tentu diharapkan remaja, terutama remaja putri, tidak ‘memiliki kesempatan’ untuk bergabung ke komunitas yang sebenarnya merendahkan martabat mereka sendiri itu.

“Karena itu pemprov harus lebih maksimal dalam menerapkan jam wajib belajar supaya tidak ada siswa yang nongkrong tengah malam,” kata Ihsan, Ketua Satgas Perlindungan KPAI seperti dikutip JPNN. Istilah ‘cabe-cabean’

sendiri, merupakan singkatan. ‘Cabe’ terbentuk dari frasa ‘cewek alay bisa di#w#k’. Menyesal Fenomena gadis cabecabean yang muncul sejak tiga tahun terakhir identik dengan dunia balap motor liar. Di arena balapan liar, mereka

berkeliaran sebagai barang taruhan para joki. Seperti gadis cabe-cabean pada umumnya, gadis Jakarta ini pernah menjadi barang taruhan yang kini membuatnya merasa lelah. Kenapa? “Karena ya enggak mau

hukum yang berlaku. Apalagi yang menjadi korban anak-anak yang semestinya dilindungi, diayomi dan dilakukan pendekatan mendidik. Bukan dengan cara kekerasan seperti ini”, terang Robiatun, ibu korban. Untuk menghindari reaksi lebih keras dari warga, kemudian dilakukan perdamaian di balai Desa Maron, Kecamatan Karangrejo. Hadir dalam perdamaian itu, Kapolsek Karangrejo, Komandan Koramil, Kasat Lantas, Kanit Pos 908 Baluk, Kepala Desa Maron dan perwakilan warga serta keluarga korban. Dalam pedamaian ini, atasan pelaku juga mengakui jika cara yang dilakukan anggotanya dalam menindak pelanggar lalulintas, keluar dari koridor. Kasatlantas berjanji akan memindahkan Bripka

ALAT... DARI HAL 09 berat yang dimiliki Dinas Pengairan kabupaten Jember. Alat berat itu berupa eskafator dan bego, yang hari ini sudah beroperasi untuk membendung tangkis yang jebol tersebut. Tidak hanya itu untuk mempercepat pemulihan banjir ini, besok sejumlah alat yaitu tiang

KUOTA... DARI HAL 09 Dinas Kesehatan menunda penggunaan dana Jamkesda Nonkuota senilai 13,5 milyar rupiah yang sudah dianggarkan dalam APBD 2014. Dana tersebut nantinya bisa dimasukkan lagi dalam Kas daerah, untuk kegiatan lain melalui perubahan APBD mendatang. Sebelumnya Presiden SBY Selasa 2 Januari lalu bertempat di Istana Bogor, secara resmi meluncurkan Progam Jaminan

RAJA... DARI HAL 09 dan selanjutnya menutup wajah korban dengan bantal dengan dibantu istrinya Jelly Realita , Tersangka Angga juga menusuk perut korban hingga beberapa kali menggunakan sebilah pisau yang dibeli sebelumya di Pasar Baru. Setelah korban tewas, kedua pelaku mengambil barangbarang milik korban berupa 2 unit HP milik korban Iphone dan

Marjianto dari Pos 908 Baluk serta menindaknya sesuai kesalahannya. Selain itu, polisi juga akan bertanggungjawab dengan menanggung biaya korban. Tak hanya itu, pelaku juga dituntut meminta maaf kepada kelurga dan korban. Kapolres Magetan, AKBP Riky Haznul, mengatakan, pihaknya telah mengamankan anggota yang terlibat aksi kekerasan terhadap warga Desa Maron. Menurutnya, Aksi pemukulan yang dilakukan anggotanya, karena saat dihentikan, korban mengumpat. Karena itu, korban kemudian dipukuli. ”Tapi, apapun alasannya, kami tetap akan memberikan sanksi kepada yang bersangkutan”, kata Kapolres Riky Hasnul, (nan) pancang pembendung banjir akan dating. Hal itu merupakan bantuan dari pemprof jatim supaya banjir secepatnya terselesaikan. Lebih jauh menurut Susmiadi, pihaknya saat ini telah bekerja keras untuk melakukan pembendungan kembali tangkis yang jebol, dia berharap sampai dua hari ini tidak ada kiriman hujan dari daerah tanggul dan Sumberbaru. (gs/st) Kesehatan Nasional yang dikelola oleh BPJS. Seluruh masyarakat Indonesia wajib mengikuti progam ini, sehingga seluruh biaya pengobatan akan ditanggung oleh BPJS. Untuk masyarakat miskin baik yang sebelumnya tercover dalam Jamkesmas maupun Jamkesda, biaya premi sepenuhnya akan ditanggung oleh Pemerintah. Sementara untuk pegawai perusahaan premi akan dibayar oleh masing-masing perusahaan, sedangkan untuk masyarakat umum yang bukan kategori miskin, biaya premi dibebankan kepada masingmasing.(gs/st) Blackberry,uang Rp. 500.000,dan KTP atas nama korban. Setelah itu, kedua pelaku membuang pisau dan KTP ke tempat sampah di dekat tempat jual beli HP kaki lima di Muara Angke dan sekaligus menjual 2 unit HP milik korban kpd seseorang pedagang HP kaki lima di tempat itu seharga Rp 1 350.000. Edy menambahkan, untuk saat ini kedua tersangka curas tersebut telah di bawa ke Polda Metro jaya untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut .(gs/st)

menghubungkan pelaku Mitha dengan sang dukun. Ketiganya ditangkap secara terpisah oleh satuan tim dari Resmob Barat. Mitha ditangkap pada hari rabu malam pukul 09.00 WIB di rumah kerabat Zuhri di Desa Jatiagung, Gumukmas. Sumar ditangkap dirumahnya di Desa seruni jenggawah dini hari tadi pukul 03.00 WIB dan yang terakhir adalah Zuhri yang ditangkap di pertigaan jalan tak jauh dari rumahnya pada pukul 05.00 WIB pagi tadi. Menurut Awang, kasus tersebut terungkap awalnya berdasarkan dari laporan warga yang mencurigai kegiatan yang

dilakukan Sumar yang tidak saja berperan sebagai dukun yang menolong kelahiran bayi tapi juga melakukan praktek aborsi. Sekitar tiga hari yang lalu ia kedatangan Dua orang tamu yang mencurigakan dan setelah di lakukan penyelidikan ternyata kedatangan kedua orang tersebut adalah untuk melakukan aborsi. Awang menambahkan, saat ini sedang dilakukan penyelidikan terhadap ketiga pelaku di Mapolres Jember. ketiganya ditetapkan sebagai tersangka. Untuk pelaku Mitha akan dijerat dengan pasal 346 KUHP tentang aborsi dengan ancaman hukuman 6 tahun penjara. Sedangkan Sumar dan Zuhri akan dijerat dengan pasal 348 KUHP. (sut)

dilecehin banget. Cabe-cabean memang kerjaannya senang dengan balap motor, tapi enggak buat taruhan lah,” kata Mawar (bukan nama sebenarnya) dalam sebuah wawancara yang ditayangkan dalam Sudut Pandang Bersama Fifi Aleyda Yahya yang ditayangkan Metro TV, Sabtu (18/1/2014). Mawar yang kini berusia 16 tahun juga mengaku mengenal gadis-gadis seusianya yang sering dipakai sebagai taruhan oleh para joki balap motor liar. Ada banyak cewek yang menjalani kehidupan seperti itu. Meski dulu pernah tenar di kalangan anak motor jadi makanan para joki, Mawar kini

mengaku lelah menjalani kehidupan malam. “Kalau dulu bangga dan cuek dengan pandangan negatif orang-orang. Ternyata memang tenar, tapi itu jelek banget di mata masyarakat. Awalnya enggak peduli, tapi lama-lama sih kemakan omongan banyak orang. Lama-lama gimana gitu,” tutur Mawar. Gara-gara terlena menjalani kehidupan malam sebagai gadis cabe-cabean, Mawar kini tidak lagi bersekolah. Ya, kini dia sudah putus sekolah padahal sebelumnya dia sudah duduk di kelas XII SMK alias tinggal menghitung bulan untuk mendapatkan ijazah.tan/nan

ABORSI... DARI HAL 09

www.radarminggu.com


Ragam SBY... DARI HAL 01 perdata. Namun, dalam praktek juga digunakan dalam wilayah hukum pidana. “Somasi itu adalah langkah hukum yang bersifat reaktif atas suatu keadaan tertentu. Seperti dalam kasus Sri Mulyono ini, dimana pihak SBY tidak dapat menerima isi tulisan Sri Mulyono dalam lapak jejaring sosial yang berjudul ” Kejarlah Daku Kau Terungkap,” jelas Sholeh Djamal, SH, pengacara di Lamongan.. Menurutnya, pihak SBY melalui pengacaranya, Palmer Situmorang, mungkin menilai bahwa tulisan Sri Mulyono itu sudah “kelewat batas”, “tak terukur”, dan tidak sesuai fakta. Maka, pihak SBY pun menempuh cara elegant dengan melakukan somasi terhadap Sri Mulyono. Langkah ini, menunjukkan adanya niat baik SBY untuk memberitahukan masalahnya yang dianggap bermuatan fitnah, dan memberitahu posisioning yang diambil pihak SBY terhadap isi artikel yang dibuat penulisnya. Memang, somasi juga berisi ancaman. Bila diantara para pihak tidak ditemukan solusinya, maka kasus ini akan berlanjut ke Pengadilan. “Disini terlihat niat baik Pak SBY, bisa saja ia langsung menyeret Sri Mulyono ke Pengadilan dengan sangkaan penistaan atau fitnah, tanpa terlebih dahulu mengirim somasi ke Sri Mulyono,” tutur Kasful Hidayat,SH, dari Kantor Pengacara Kasful Hidayat & Partners di Jombang, Jawa Timur. Selama ini, SBY sering merasa mendapat serangan-serangan yang mengarah ke fitnah, baik melalui media massa maupun media sosial yang tak terbatas jarak, ruang dan waktu. “Di ‘Land of Twitter’ ini saya telah menerima banyak masukan dan saran, dan juga kritik. Tidak jarang saya di”bully”, ungkap SBY lewat akun Facebook-nya. Meski demikian, sejumlah kalangan menilai SBY senantiasa menyikapinya dengan sangat bijak. Namun, kali ini, serangan fitnah berbalut artikel ilmiah yang diunggah Sri Mulyono melalui jejaring social, toh, mengusik kesabarannya. Untuk menangkal serangan-serangan fitnah itu, SBY pun membentuk Satgas Anti Fitnah yang diketuai Palmer Situmorang dari Kantor Palmer Situmorang & Partners. Sri Mulyono, adalah yang pertama kali dan satu-satu penulis yang menerima somasi dari Presiden RI. Bahkan, sebelum melayangkan dua kali somasinya, dalam pertemuan Palmer Situmorang dengan Sri Mulyono pada acara talk show sebuah stasiun televisi, terungkap sebanyak 27 artikel Sri Mulyono yang ditayangkan lewat media sosial telah mendapat perhatian khusus dari Presiden. Padahal, menurut sejumlah penulis Kompasiana, artikel Sri Mulyono dinilai biasa-biasa saja. Bahkan, tak sedikit yang

DOR... DARI HAL 01 persembunyian. Licin bagai belut. Cepat pindah dan kadang berpencar satu sama lainnya, sehingga petugas sulit mendeteksi. Pernah di Semarang, dan beberapa daerah lain di Jawa Tengah dan JawaBarat. Kasat Reskrim, AKP Efendi Lubis menjelaskan, informasi terakhir tersangka Agus

BATIK.. DARI HAL 05 Disampaikan Yuhronur Efendi, melalui Kabag Humas dan Infokom Mohammad Zamroni,penambahan jadwal itu untuk mewujudkan kebanggan terhadap batik yang bahkan telah diakuiUnited Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization (UNESCO) sebagai salah satu intangible culture heritage, warisan budaya dunia pada 2 Oktober 2009 silam. “Penggunaan jadwal baru pakainan dinas baru ini, juga sesuai dengan surat edaran dari Gubernur

Radar Minggu Edisi 504 Tahun XII Januari 2014 mengklaim tulisan kritiknya terhadap SBY atas Pidato SBY dari Jeddah tentang status Anas Urbaningrum -yang saat itu masih menjadi Ketua Umum Partai Demokrat -jauh lebih pedas. Hanya saja, masih menurut tanggapan beberapa penulis di blog keroyokan itu, jurus yang dipakai benar-benar kritik, bukan Fitnah membabi buta. Dan beda tafsir sebuah kata atau kalimat di kalangan penulis warga biasa kerap terjadi, bahkan menimbulkan silang pendapat yang berkepanjangan dan melibatkan banyak akun. Demikian halnya dengan kata “memerintahkan” yang digunakan pada artikel Sri Mulyono, yang disoal pengacara SBY, pun memunculkan multi tafsir. Tergantung dari sudut pandang mana dilihatnya, dan dengan kacamata apa memaknai atau mengulasnya. Ada yang mendukung Sri Mulyono, ada yang menentang, tak sedikit pula yang apatis dan netral. Belakangan, setelah silang pendapat terkait artikelnya yang mendapat somasi Presiden SBY berhamburan di jejaring sosial dan media massa, Sri Mulyono bukan malah diam, melainkan terkesan malah melawan. Nyalinya lebih berkobar bagaikan api ketemu bensin. Seperti mendapat energi baru, membuatnya lebih semangat untuk menulis dan mengkritik lebih menohok lagi. Terakhir, ia menurunkan tulisan berjudul : “Opini Pidato Presiden RI dari Jeddah, Saatnya Rakyat Berpidato…???”. Dan tujuannya makin terang benderang, yakni ingin menunjukkan dirinya lebih eksis sebagai penulis, dan terus mengganggu kredibitas SBY. Mengapa Sri Mulyono nekat ? Sejumlah penulis menyebut, ternyata Sri Mulyono adalah loyalis Anas Urbaningrum, aktivis Ormas PPI. Sehingga, agenda artikelnya menjadikan “lawan” kubu yang menjatuhkan Anas dari Kursi Ketua Umum Partai Demokrat. “Bisa jadi melalui artikelnya ingin ‘menggoda’ SBY sebagai Ketua Umum Baru, atau sebagai Presiden, atau untuk ‘ngrusuhi’ Partai Demokrat itu Sendiri,” katanya. Boleh jadi pula, Sri Mulyono berpikir bahwa Anas Urbaningrum tidak bersalah yang dipaksakan untuk “dipidanakan”, sehingga meski lebih 10 bulan ditetapkan sebagai tersangka tidak ada proses kelanjutannya. Namun, seperti menepuk air didulang kena muka sendiri, hamper bersamaan gegernya artikel Sri yang disomasi, Anas Urbaningrum dijebloskan ke rutan KPK tanpa ada “alenea” berikutnya sebagaimana sering disampaikan ke publik untuk membuat ciut nyali lawan politiknya. Sementara, sejumlah pihak berpendapat, somasi SBY sebenarnya justru malah menguntungkan Sri Mulyono. Selain menjadi terkenal dengan kampanye gratis, posisi SBY juga bisa menjadi blunder, bisa dianggap kurang bijak di mata rakyat.

Kata “memerintahkan”, dipilih Sri Mulyono sebagai interpretasi dari pernyataan yang disampaikan SBY di Jeddah, Arab Saudi pada 4 Februari 2013. Tanda petik pada kata “memerintahkan” digunakan Sri Mulyono sebagai penegasan bila kata tersebut bermakna konotatif yang memiliki makna kiasan. Pilihan kata tersebut, pastinya juga dilandasi pada “suasana kebatinan” (baca: kegalauan hati) yang melingkupi Partai Demokrat sebelumnya. Hal ini tercermin dari konferensi pers Sekretaris Majelis Tinggi Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrat Jero Wacik yang mengungkapkan hasil analisis beberapa tokoh senior di Partai Demokrat mengenai penyebab utama jebloknya suara Demokrat. Jero mengatakan, jebloknya elektabilitas Demokrat lantaran sejumlah kasus korupsi yang menjerat tokoh-tokoh partai ini. Karenanya, Jero meminta SBY segera turun tangan. “Hasil survei partai terus turun dari waktu ke waktu. Kami tak ingin akhirnya benar-benar jeblok. Sudah saatnya Ketua Dewan Pembina turun tangan,” kata Jero di Jakarta, Minggu (3/2/2013). Tidak hanya itu, sejumlah media pun menafsirkan pernyataan SBY tersebut sebagai “desakan” atau “permintaan”. Misalnya, Sindonews.com menurunkan berita dengan judul Mendesak penetapan tersangka, SBY langgar etika hukum. Sementara, Detik.com menurunkan berita SBY Minta KPK Segera Tuntaskan Kasus Anas Urbaningrum. Bahkan, Kompas.com menggunakan kata “intervensi” saat memublikasikan tanggapan Anas atas pernyataan SBY tersebut. Apa pun makna di balik kata, yang pasti kata “memerintahkan” milik Sri Mulyono lah yang mendapat somasi dari orang nomor satu di negeri ini, dan kata itu pula yang melahirkan argumentasi pro-kontra. Tentu saja, baik yang menolak maupun yang mendukung memiliki argumentasi sesuai muatan kepentingan masing-masing. Bagi para penulis media sosial lainnya, kasus Sri Mulyono ini, tentu, ada hikmahnya sebagai bahan pembelajaran. Dalam alam demokrasi seperti negara yang kita cintai ini, kita boleh dan punyak hak untuk mengemukakan pendapat, opini , tulisan, tetapi dalam koridor hak hak azazi manusia. Kita boleh beropini dan menulis sepanjang tidak melanggar hak orang lain. Tapi perlu diingat, menyampaikan buah olah pikir, apa pun medianya, harus siap dengan segala konsekuensinya. Mulai dari cibiran, perdebatan, bahkan ancaman pemidanaan. Reaksi tersebut, pastinya bukan hanya karena perbedaan makna, melainkan lebih disebabkan oleh perbedaan cara pandang, keberpihakan, dan juga kepentingan. Tanpa kecuali pengunggah tulisan di media online, harus siap menanggung resiko atas hasil olah pikirnya. (eko)

Setyobudi terdeteksi di Bekasi, Jawa Barat itulah kemudian baru berhasil ditangkap. Saat ditangkap, tersangka tidak berkutik dan tidak melakukan perlawanan sedikitpun. Tersangka langsung dibawa ke Lamongan dengan mengunakan pesawat terbang. Naah, saat tiba di Lamongan itulah tersangka terpaksa ditembak kakinya lantaran berusaha kabur lagi. Semula petugas memberi tembakan peringatan. Karena

tak diindahkan, terpaksa petugas memuntahkan dua timah panas ke kaki kanannya. Dalam pemeriksaan, tersangka mengaku hanya ingin merampas sepeda motor Honda Supra 125 milik korban. Korban dan pelaku berboncengan dengan alasan menumpang dengan teman tersangka. Sampai di tempat yang sepi, tersangka beralasan sandalnya terjatuh hingga menyuruh korban untuk berhenti. “ Berhenti sandalku jatuh,” ucap

Jatim. Diutamakan agar menggunakan batik produk lokal sebagai seragam kerja di Pemkab Lamongan sehingga turut menumbuhkan industry batik Lamongan, “ kata dia. Sesuai dengan surat tersebut, pakaian seragam di Pemkab Lamongan mulai 20 Januari adalah Pakaian Dinas Harian (PDH) warna khaki dipakai Senin dan Selasa. Kemudian batik dipakai pada Hari Rabu, Kamis dan Jum’at atau pada hari-hari tertentu sesuai kebutuhan. “Ada pengecualian bagi pejabat eselon I dan eselon II. Pada acara tertentu dapat menggunakan pakaian sipil harian atau PSH warna lain, “ pungkas dia. (fai/her/geng)

PWRI.. DARI HAL 05 dapat menunjukkan diri sebagai suatu organisasi yang matang dan mantap dari tahun ke tahun. Bertempat di Pendopo Lokatantra, belum lama ini, diselenggarakan Musyawarah Cabang PWRI Kabupaten Lamongan ke 7 untuk melakukan penilaian terhadap laporan pertanggungjawaban Pengurus Cabang PWRI selama kurun waktu 2008-2013. Dalam acara yang

11

menyadari batas-batas kebebasannya. Kendati demikian, pada masa transisi, selalu ada ekses dalam mengekspresikan kebebasannya. Sementara, pemikiran ke lima, Gus Dur menginginkan hubungan sipil dan militer yang sehat. “Masing-masing mengerti di mana domainnya,” ujar SBY. Ini berarti militer tidak boleh mendominasi sipil. Namun

sipil juga harus mengetahui batas-batas wilayahnya. SBY mencontohkan militer tidak boleh memaklumatkan perang. Perang hanya boleh dinyatakan oleh Presiden dan dengan persetujuan DPR. Namun, pada saat perang, militerlah yang melakukan operasi perencanaan dan serangan, sipil tidak boleh mencampuri. (Ant/nan/bu/ek)

raya. Mereka sengaja datang untuk berbelanja bahan kebutuhan pokok, sekaligus untuk memanjakan lidah menikmati aneka kudapan dengan harga yang relatif ringan. Kalau tak mau bersabar antri mendapatkan tempat parkir yang lebih nyaman dan aman, atau tidak ingin berbelanja sampai larut malam, tak sedikit masyarakat terpaksa memilih datang lebih awal menjelang malam. Soalnya, hampir setiap malam Pasar Agrobis Semando senantiasa diselimuti luberan pengunjung dari dalam dan luar kota Babat. Praktis, pasar malam tradisional modern itu seolah tak pernah tidur. PT KARSA BAYU BANGUN PERKASA, pengelola Pasar Agrobis Semando, memang menjanjikan sejumlah keindahan, kesegaran dan kesejukan bagi pedagang dan pembeli dengan menciptakan kawasan pasar yang rapi dan nyaman. Tak aneh bila awal kahadirannya sempat ditentang sejumlah kalangan, kini justru menjadi incaran para pedagang yang ingin mengembangbiakkan dagangannya untuk meraup keuntungan. Naluri bisnis pedagang memang tak salah memilih Pasar Agribis Semando, sehingga Kepala UPT Pasar Babat, Suhartono, menjelaskan bahwa Pasar Agrobis Semando Babat kini mulai berkembang pesat dan menggeliat. Karena itu, banyak pedagang pasar tradisional lama yang memilih beralih ke pasar tradisional modern itu. “Alasannya, selain didukung fasilitas perdagangan lebih lengkap, yakni tempat bongkar muat barang lebih luas, kawasan pasar juga lebih tertata rapi dan nyaman bagi pedagang maupun pembeli,” jelas Suhartono. Dengan adanya Pasar Agrobis Semando Babat, diharapkan kota Lamongan ke depan bisa menjadi pengendali perdagangan, atau motor penggerak perekonomian. Sangat prospektif. Sebab, dengan pemasaran yang terintegrasi, para petani, peternak dan pedagang akan semakin mudah dalam meningkatkan penjualan hasil produksinya. Sementara, Camat Kepala Wilayah Kecamatan Babat, Jarwito, menyebut kehadiran

Pasar Agrobis Semando Babat bisa menjadi pilihan tepat bagi masyarakat, sekaligus menjadi kompetiter dan proteksi menjamurnya pusat perbelanjaan dan hiburan modern. Soalnya, selain barang dagangannya lengkap, berkualitas, kawasan pasar tertata rapi, nyaman dan aman, harganya lebih terjangkau. “Pasar Agrobis Semando Babat menghadirkan sesuatu yang baru ke tengah masyarakat, khususnya masyarakat menengah ke bawah,” kata Jarwito sembari mengatakan bahwa Pasar Agrobis Semando Babat bisa disebut sebagai pasar malam tradisional modern. Artinya, sebagai pusat perbelanjaan dan hiburan beraroma modern dengan tis tradisional. Sejalan dengan terus menggeliatnya pasar harapan tersebut, Camat Jarwito mengingatkan kepada para pedagang dan pembeli agar tetap menjaga kebersihan dan ketertiban.. Utamanya, para pedagang yang lapak dagangannya sampai ke pinggir jalan sampai dini hari, agar tidak memakan bahu jalan dan mengganggu pengguna jalan yang lain. Kebiasaan kurang baik pedagang memang terkadang tak mau berpikir tentang akibat yang bakal timbul akibat ulahnya. Sehingga, bila tidak diingatkan sejak dini bisa-bisa bahu jalan dilahap habis untuk lapak tanpa sisa. Akibatnya menjadi semrawut,dan ujung-ujungnya membuat pedagang enggan datang untuk berbelanja. Pasar Agrobis Semando Babat, hadir sebagai pasar untuk aneka komoditas terbesar di Lamongan yang memasarkan berbagai kebutuhan pokok, mulai beras, palawija, hasil perkebunan, daging segar hingga alat-alat rumah tangga. Merupakan representasi Pemerintah Kabupaten Lamongan kepada pedagang seperti stand yang memadai dan akses jalan yang lancar. Rencana ke depan, akan menghidupkan kawasan Timur melalui promosi, agar Pasar Agrobis Babat akan menjadi pusat perdagangan yang lebih handal menghadapi perkembangan Zaman. Kota Perdagangan Tertua Konon, Babat dikenal sebagai kota perdagangan sejak zaman ada peradaban, sebelum kerajaan Airlangga. Syahdan, dalam prasasti Terep tahun 954 Saka 21 oktober 1032 Masehi terungkap, Prabu Airlangga pernah menjadikan Babat,

tepatnya Desa Patakan, sebagai ibukota sementara dalam pelarian karena kekalahan perang. Sang Prabu terpaksa harus meninggalkan Kerajaan Airlangga melalui aliran sungai, dan berhenti di desa Bubat atau Babat menuju ke Desa Patakan. Peristiwa sejarah tersebut dikuatkan dengan adanya Prasasti Sendangrejo ( dulu bernama pasar legi) 965 Saka atau 1043 Masehi. Bukan hanya Prabu Airlangga yang menorehkan sejarah kebesaran kota Babat. Patih Majapahit, Gajah Mada, juga lahir di Desa Modo, Babat. Patih kondang kaloka sekti mondroguno yang dikenal dengan sumpah palapanya itu, berhasil menyelamatkan Kerajaan Jaya Negara dari pemberontak Rakuti dan membawa Raja Jaya Negara ke Lamongan. Di tangan Patih Gajah Mada berhasil menguasai nusantara, dan membawanya pada zaman keemasan. Perdagangan berkembang pesat, mulai zaman transaksi jual beli dengan cara barter sampai zaman menggunakan alat tukar uang logam. Pesatnya perdagangan di kota Babat pada zaman itu, ditunjang oleh keberadaan aliran sungai Bengawan Solo sebagai jalur transportasi perdagangan dari dalam dan luar kota, dari laut ke darat dan sebaliknya. Menurut Prio, seorang ahli sejarah di Lamongan, kebesaran sejarah Lamongan itu dibuktikan dengan adanya prasasti –prasasti yang ditemukan oleh hasil penelitian para Arkeolog di sekitar Jombang dan Lamongan. Yakni, membujur dari sekitar kawasan Ploso, Kabupaten Jombang yang berada ditepian Sungai Brantas, di daerah Sambeng, Ngimbang, Modo dan Babat disekitar aliran sungai Bengawan Solo. “Lamongan menyimpan kekayaan sejarah yang luar biasa,” jelas Prio. Salah satu kebesaran sejarah yang sampai kini terpatri erat, adalah kegiatan perdagangan di kota Babat pada area pasar yang dikelola Pemerintah Kabupaten Lamongan. Lebih tertata, bersih, aman dan nyaman bagi pedagang dan siapa saja yang datang untuk berbelanja, atau sekadar untuk “cuci mata”. **

tersangka. Begitu korban turun langsung ditikam dari belakang dengansebilah pisau terhunus. Karena korban berteriak maling, maling, Agus panik. Tanpa berpikir panjang lalu kembali mengayunkan pisau yang masih berlumuran darah ke bagian perut korban hingga tersungkur meregang nyawa. Setelah korban benar-benar tak berdaya, jasadnya dilempar ke semak belukar di bantaran anak sungai Balun.”Biar tidak dilihat orang yang melintas di

jalur jalan desa,”katanya. Usai membunuh korban, tersangka membawa sepeda motor rampasannya ke Surabaya. Sehari kemudian tersangka mencoba datang lagi ke Lamongan sembari ingin mengetahui perkembangan di wilayah Lamongan terkait aksi yang dilakukannya. Saat tersangka datang kali kedua ke Lamongan, sempat menyewa VCD dengan menggunakan KTP milik korban yang dirampasnya saat kejadian.

Tersangka kemudian kembali ke Sidoarjo dan menjual sepeda motor. Tersangka Agus Setyobudi, kini dijebloskan ke hotel prodeo Polres Lamongan untuk mempertanggung jawabkan perbuatannya, berikut barang bukti tas, kunci T dan sebilah pisau yang digunakan untuk menghabisi korban. Sementara temannya,Yusuf masih dalam pengejaran polisi. (fai)

dilaksanakan rutin setiap lima tahun ini juga akan dilakukan pemilihan Pengurus Cabang PWRI baru untuk masa bakti 2013-2018 dan penyusunan Program Kerja selama 5 tahun mendatang. Menurut Ketua Cabang PWRI Kabupaten Lamongan, H. Sudjiman, telah ada lima Primkoptama dan hampir semua Ranting PWRI merupakan Usaha Simpan Pinjam (Uspin). Jumlah anggota Cabang Kabupaten Lamongan yang pada tahun 2008 dari 23 Ranting terdapat 896 anggota dan pada tahun 2013 ini menjadi sebanyak

27 Ranting dengan jumlah anggota 1.969 anggota. ”Untuk kelanggengan dan kelangsungan organisasi PWRI ini hendaknya dalam pemilihan pengurus dipilih orang-orang yang masih sehat, mampu dan mau mengabdi sehingga kelangsungan organisasi ini terus berjalan”, ungkap Pengurus Daerah PWRI Provinsi Jawa Timur, Handoko Supardi. Bupati Fadeli yang juga merupakan anggota PWRI tampak hadir mengenakan baju PWRI dalam pembukaan acara tersebut. Dia menyatakan terimakasih

kepada anggota PWRI karena telah membangun pondasi pemerintahan di Kabupaten Lamongan. “Kami mengucapkan terimakasih kepada Bapak dan Ibu anggota PWRI karena telah membangun pondasi pemerintahan di Kabupaten Lamongan, kita yang masih aktif di pemerintahan tinggal melanjutkan pembangunan yang dulu sudah dirintis dan melanjutkan program-program yang mengantar Kabupaten Lamongan semakin hari semakin baik”, katanya. (fai/her/geng)

HAUL... DARI HAL 01 yang sudah matang dan arif menggunakan haknya, negara memberikan ruang kepada mereka, karena masyarakat sudah matang,” tutur SBY. Dijelaskan, dalam masyarakat yang telah matang, warga negara

AGRO... DARI HAL 01

www.radarminggu.com


Radar Minggu Edisi 504 Tahun XII Januari 2014

www.radarminggu.com


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.