tamanplaza hal 6

Page 1

6

Inspirasi SOSOK

AYUNI PUSPITA FIBRIA

`Saya Suka Basket`

P

enampilannya cantik dan anggun. Wajar saja jika mahasiswa Jurusan Administrasi Publik FISIP UNDIP Semarang ini, mulai merambah dunia modelling. Padahal, semasa masih SMA dulu, Ayu - panggilan akrabnya adalah gadis pendiam. Kalau ke mana-mana harus di antar orang tuanya. Kini sejak masuk sekolah model di Arumsari Modelling Wonosobo, kepercayaan dirinya mulai tumbuh. Gadis ayu kelahiran Wonosobo 24 Februari 1992 ini, bahkan pernah dinobatkan sebagai juara I Top Model Batik Nusantara 2011 di Wonosobo. Saat berlenggak-lenggok di atas catwalk dia nampak cantik, luwes dan apik. Terakhir, Ayu merebut juara Top Model Kharisma Ungu dalam gelaran pemilihan Top Model Kharisma Ungu yang digeber Sanggar Arumsari Modelling and Production di Resto Ongklok Bugangan Wonosobo, baru-baru ini. Sejak terjun di dunia modelling, penghobi olah raga basket ini, beberapa kali ikut peragaan modelling di kotanya. Dia menjajal beberapa mode, seperti batik, kasual dan busana muslim. Ke depan sembari kuliah dia akan tetap menekuni dunia modelling. Putri pasangan Agus Purnomo dan Eny Wulandari ini mengaku dunia model sangat membantu dalam mengembangkan kepribadian dan kepercayaan diri di depan publik. Ke depan dia berencana akan mengembangkan diri untuk menggapai cita-cita menjadi penyiar televisi. Alumnus SDN 6 dan SMP-SMA Muhammadiyah Wonosobo ini, kini tinggal bersama orang tuanya di Jl. Veteran No. 30 Wonosobo. Sedang di Semarang dia indekos di wilayah Banjarsari Tembalang. "Di kampus saya aktif di olag raga Basket", katanya. ( Muharno )

Edy WS

Makin Asri Dengan Cendani

Gardener & Decorator aat ini bambu cendani jamak digunakan untuk berbagai kerajinan dan dekorasi taman, sayangnya tanaman yang dikenal dengan pringgondani ini belum banyak dilirik pengrajin Wonosobo, baru sebatas untuk gagang sapu. Padahal kesediaan bahan baku cukup memadai, belum lagi letak geografis Wonosobo sebagai daerah pegunungan dengan suhu udara rendah, memungkinkan bambu ini tumbuh dengan sangat baik. Cendani memang jenis bambu yang tumbuh di daerah pegunungan tropis, bambu cendani berdiameter kecil hanya 1-4 cm, bisa tumbuh mencapai ketinggian 4 hingga 6 meter. Adalah Edy SW, penata taman yang juga seniman ini menyayangkan minimnya pengolahan bambu cendani untuk produk-produk yang lebih bernilai, mulai dari produk furniture; kursi; meja; almari, produk kerajinan seperti gagang payung; gagang pancing; dan aneka aksesoris, serta pemanfaatan untuk penghias taman. Menurut pria asli Rowopeni Kalianget ini, potensi bahan baku cendani cukup besar, antara lain terdapat di kawasan lereng Sindoro, kawasan Dieng, Tambi Kejajar, serta beberapa kawasan di Kecamatan Garung. “Karena belum diolah, maka cendani hanya dihargai Rp. 1500 perbatang oleh pengrajin luar kota, beda kalau misalnya sudah dibuat gagang pancing, bisa mencapai Rp. 50.000 perbatang,” terang Edy. Pria yang lihai bernyanyi dan mencipta lagu ini berharap pengrajin Wonoosbo lebih serius menggarap bambu cendani agar berdaya guna dan berdaya jual tinggi, jika investasi terhadap sektor ini dilakukan, ia yakin cendani bakal menjadi primadona Wonosobo. Lebih jauh, Edy berharap pemerintah Wonosobo mau melakukan cendanisasi pada pertamanan yang tersebar di sudut-sudut kota. “Dengan cendani, Wonosobo makin asri,” tukasnya. (Husni)

S

PERMADI `OM JING` Guru Tenis Wonosobo

B

agi yang senang dengan olah raga tenis di Wonosobo pasti tidak ada yang tidak kenal dengan salah satu legenda tenis di Wonosobo ini. Beliau adalah Bapak Permadi (70), murid-muridnya lebih senang memanggilnya Om Jing kepada sosok yang tidak kenal lelah membina olah raga tenis ini. Pagi sebelum subuh dia sudah berangkat ke lapangan tenis indoor di sebelah kantor PDAM Wonosobo untuk melatih murid-murid yang berprestasi, dan berlanjut sampai jam 9 pagi melatih para penggemar tenis, dan itu belum selesai karena jam 1 siang sampai jam 5 sore dia melatih lagi anak-anak usia sekolah. Begitu hari-hari dilaluinya demi cita-citanya munculnya olahragawan tenis dari Wonosobo, dan jerih payahnya sedikit terbayar ketika salah satu anak didiknya Maya Rosa Stefani (25) bisa malang melintang didunia tenis mengharumkan nama Indonesia dan terakhir mendapat 2 medali emas dan 1 medali perak pada SEA Games 2011 di Palembang beberapa waktu yang lalu. Selain oleh raga tenis, beliau sekarang juga mengembangkan olah raga catur yang tempat berlatih muridmuridnya diadakan di rumahnya Rowopeni, Wonosobo. Hebatnya murid-murinya yang saat ini sudah berjumlah sekitar 30-an anak-anak tidak dipungut biaya sepeserpun, bahkan seringkali dia harus mengantar dan menjemput dan memberi uang saku kepada murid-muridnya tersebut, “Hidup ini hanya sekali, maka kita harus melakukan yang kita bisa dan berarti kepada sesama” begitu ungkapnya. Saat ini murid-murid caturnya juga sudah banyak mengharumkan nama Wonosobo di beberapa kejuaraan catur, maka alangkah baiknya apabila Pemda dan KONI juga memberikan perhatian yang memadai kepada orang-orang yang mempunyai dedikasi tinggi kepada olah raga seperti ini. (Nc)


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.