6
Radar Semarang Minggu 12 Juni 2011
Berkunjung ke Museum Ronggowarsito, Kota Semarang
Bagai Kembali ke Masa Lalu Bermain Angklung
Patung Ganesha
Evolusi Manusia
Fosil Gading Gajah Purba FOTO-FOTO OLEH: RICKY FITRIYANTO/ RADAR SEMARANG REDAKTUR ISKANDAR • GRAFIS FALAKH
Jawa Tengah punya objek wisata yang lumayan lengkap. Mulai wisata alam, wisata buatan, hingga wisata sejarah dan budaya seperti museum. Cobalah sesekali berkunjung ke Museum Jawa Tengah Ronggowarsito di sisi bundaran Kalibanteng, Kota Semarang. Dengan koleksi beragam, pengunjung seolah diajak menjelajah ke masa lalu. MUSEUM Ronggowarsito merupakan salah satu objek andalan Jateng. Diambil dari nama pujangga Keraton Surakarta, Ronggowarsito, yang karya-karyanya akrab di telinga masyarakat Jawa, bangunan museum mudah dikenali dari bentuk joglo yang khas. Letak museum ini cukup strategis, di dekat Bandara Ahmad Yani dan dekat pusat kota. Museum yang berdiri pada 5 Juli 1989 ini, memiliki 59.814 koleksi. Namun, hanya 10 persen di antaranya yang dipamerkan di sejumlah ruang pamer. Koleksi lainnya disimpan di storage atau ruang penyimpanan, ruang karantina, selasar gedung, dan di dalam laboratorium perawatan koleksi Museum ini dibuka setiap hari, termasuk hari besar nasional dan keagamaan. Pada hari besar nasional seperti HUT Kemerdekaan RI dan hari besar keagamaan seperti Idul Fitri, pengelola museum menampilkan berbagai atraksi menarik. Di antaranya, Barongan, Kuntulan, serta Kuda Lumping. Berbagai koleksi itu ditampilkan di 4 gedung pamer utama yang ditata secara kronologis. Dimulai sejarah alam, zaman Hindu Budha, masa Islam, masa kolonial, sejarah perjuangan bangsa, hingga kesenian yang berkembang di Jateng. Dimulai dari gedung A 1 di lantai bawah yang berisi wahana geografi dan batuan. Wahana ini menampilkan lukisan sejarah terjadinya alam semesta, koleksi batuan dan evokatif gua stalaktit dan stalagmit. Gedung A2 di lantai atas menampilkan koleksi fosil hewan, tumbuhan, dan manusia yang sebagian besar ditemukan di daerah Sangiran, Sragen. Salah satu koleksi yang ada di ruang ini adalah fosil gading (stegodon) atau Gajah Purba yang ditemukan di situs Pati Ayam Kudus. Juga ada fosil kerangka tengkorak manusia dari situs Sangiran, Sragen, serta kerangka gajah koleksi kebun binatang Tinjomoyo yang direkonstruksi. Selanjutnya, di museum seluas 2 hektare itu, ada gedung B2 di lantai atas yang memamerkan wahana keramik dan batik. Ruang ini menampilkan koleksi keramik dari Tiongkok, Eropa, dan keramik lokal. Juga koleksi batik dari Lasem, Pekalongan, Semarang, Pati, Surakarta, serta Banyumas. Koleksi terbaru adalah 100 keramik Dinasti terakhir Tiongkok yang merupakan hibah dari Direktorat Peninggalan Bawah Air Jakarta. Keramik-keramik tersebut merupakan hasil pengangkatan di perairan Bangka Belitung. Selanjutnya, di museum yang menjadi UPT Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Dinbudpar) Jateng itu, dipamerkan koleksi dari masa peninggalan Islam dan masa kolonial di gedung B1. Di antaranya, situs pemujaan seperti Menhir, Dolmen, Punden berundak, arca perwujudan nenek moyang, nekara, dan alat upacara. Juga arca Hindu dari kompleks Candi Ngempon, Kecamatan Pringapus, Kabupaten Semarang. Beberapa di antaranya dalam keadaan utuh seperti Siwa, Durga, Agastya, Ganesha, prasasti, hiasan terakota, maket masjid Demak dan Kudus, juga kaligrafi. Selanjutnya, di Gedung C1, ada wahana perjuangan bangsa berupa diorama yang menampilkan adegan peristiwa bersejarah perjuangan bangsa dalam bentuk boneka kecil. Pengunjung juga dapat mendengarkan narasi dari setiap peristiwa melalui earphone di setiap diorama
Gedung Museum Wahana etnografi di gedung C2 menggambarkan kehidupan masyarakat Jateng sehari-hari dalam bidang teknologi mata pencaharian, teknologi industri, dan teknologi kerajinan. Di antaranya, evokatif teknologi industri Besalen (pande besi) bengkel pembuatan alat-alat pertanian dan pertukangan serta alat rumah tangga.
Di Gedung D2, ada wahana kesenian daerah yang berkembang di Jateng, baik berupa peralatan, jenis kesenian musik, pergelaran, maupun pertunjukan. Pun, Barongan, kuda lumping, yang merupakan seni pertunjukan berbau magis. Di Gedung D1 lantai bawah ada ruang pembangunan, ruang numismatika, ruang tradisi nu-
santara, ruang intisari, dan ruang hibah. Ruang hibah merupakan ruang khusus menyimpan berbagai koleksi dari penyerahan langsung dari masyarakat. Berasal dari perorangan maupun instansi seperti keris, dan tombak. Staf Seksi Pengkajian dan Pelestarian Museum, Laela Nurhidayati Dewi mengatakan,
19
KELUARGA LAMBANG KURNIAWAN, Gladagan, Salatiga
20
KELUARGA MOCH. HERRY ANSHORI, Ngaliyan, Semarang
21
KELUARGA SRI HANDAYANI, Gedonggulo, Semarang
22
KELUARGA EDY SISWOYO, Manyaran, Semarang
23
KELUARGA BAMBANG PRAYITNO, Beruang, Semarang
24
KELUARGA HUNUS HARYADI, Ngaliyan, Semarang
Kirim SMS dukungan Anda ke: 082 1374 79 545 Dengan cara ketik: Nama Anda <spasi> Alamat <spasi> Nama Keluarga Peserta yang Didukung
ATAU
Gunting & kirim kupon Asli ke : Radar Semarang, Gedung Graha Pena Lt.2 Jl. Perintis Kemerdekaan 77 Watugong Semarang
* 1 kupon Radar Semarang : 7 poin •
•
minat masyarakat menghibahkan koleksinya ke museum lumayan besar. “Bahkan ada yang sekali menghibahkan puluhan keris,” kata dia. Salah satu andalan museum adalah koleksi emas dari zaman klasik seperti gelang, kalung, kelat bahu, cincin stempel, keris yang ditemukan di Wonoboyo, Klaten (ricky fitriyanto/isk/ce1)
Kirim foto keluarga berpakaian batik ke kantor Radar Semarang Gedung Graha Pena lt. II Jalan Perintis Kemerdekaan 77 Watugong, Semarang, telp 024-7462255 atau email : editor@radarsemarang.com Foto Anda akan dimuat di Radar Semarang.
• • •
•
* 1 SMS : 1 poin Biaya pendaftaran Rp 15.000 Pendaftaran sampai 30 Juni 2011 20 peserta yang mendapat dukungan terbanyak akan tampil di grand final “Parade Keluarga Batik” di Balai Kota Semarang Berhadiah Uang Juta-an Rupiah & Trophy
K.U.P.O.N Tulis nama Keluarga Batik pilihan anda di bawah ini: Nama Keluarga yang dipilih : Nama Pengirim : Alamat No. KTP/SIM No. Telepon
: : :
Informasi hubungi : 024 746 22 55 (Wulan) FOTO PESERTA PARADE KELUARGA BATIK DITAMPILKAN 6 PESERTA SECARA BERURUTAN