RADAR SEMARANG | Kamis, 6 Agustus 2009

Page 6

6

KEDU

TNI GADUNGAN Modal Pistol Korek, Ngaku Anggota TNI KEBUMEN—Alex Saputro, 25, warga Desa Watu Kalibumi Kecamatan Butuh Purworejo terpaksa harus berurusan dengan pihak berwajib. Gara-garanya, pria berambut cepak bertubuh tegap itu mengaku-aku sebagai anggota Batalyon Infanteri 412 Raider Kostrad Purworejo berpangkat Sersan Dua (Serda). TNI gadungan ini ditangkap berikut barang bukti berupa pistol korek mainan, sepeda motor Kanzen nopol B 3831 KN dan satu buah borgol asli di depan Toserba Jadi Baru Kebumen, Rabu (5/8) siang. Uniknya, petugas juga menemukan beberapa jimat seperti bunga kamboja, sepotong kulit ular sanca, kain putih dan tali yang disimpan di dalam dompet kecil warna biru milik pelaku. Dihadapan petugas, bapak satu anak ini mengaku sebagai anggota TNI hanya untuk gagah-gagahan saja. “Teman-teman saya sudah banyak yang jadi tentara. Saya kepingin juga. Makanya saya pakai jaket doreng ini,” ujarnya. Informasi yang didapat, kasus ini berawal dari seringnya pelaku berkeliaran di wilayah Kebumen selama satu bulan terakhir ini. Kepada warga setempat, pelaku tadinya mengaku sebagai anggota reserse dari Polwil Kedu. Kebetulan pada Minggu (2/8) kemarin, pelaku bertemu dengan Serda Sudiono dan Serda Asrori, anggota Intel Kodim 0709 Kebumen. Kedua intel tersebut curiga melihat pelaku membawa senjata tajam berupa sebilah keris. Lebih curiga lagi saat dia mengaku punya informasi razia yang akan digelar polisi. Serda Asrori pun mengontak anggota reserse Polsek Kota Kebumen. Namun saat akan digerebek, pelaku berhasil kabur. Petugas tak putus asa. Dari penelusuran, didapat nomor ponsel pelaku. Kemudian Asrori menyaru sebagai perempuan bernama Atik, warga Kebumen. Beberapa kali SMS dengan “Atik”, pelaku ternyata mengaku anggota TNI berpangkat Serda di Batalyon Infanteri 412 Raider Kostrad Purworejo. Rencana penjebakan pun disiapkan. “Atik” menelpon pelaku dan minta ketemu di depan Toserba Jadi Baru. Tak ayal, ketika pelaku datang langsung disergap oleh anggota Intel Kodim dan Unit Reskrim Polsek Kota yang sudah menyanggonginya sejak pagi hari. Selanjutnya dibawa ke Makodim Kebumen untuk diperiksa. Tapi karena berstatus sebagai warga sipil, Kodim menyerahkan pelaku ke Polsek Kebumen untuk penyelidikan lebih lanjut. “Kita masih mendalami kasus ini. Untuk sementara kita kenakan pasal 278 KUHP tentang penipuan,” tandas Kapolres Kebumen AKBP Ahmad Haydar MM melalui Kapolsek Kota AKP Mardjono, kemarin sore. (has/jpnn/ton)

JPNN

HANYA KOREK—Petugas menunjukkan barang bukti korek berbentuk pistol milik Alex Saputro yang mengaku-aku sebagai anggota TNI.

KASUS BUKU AJAR Kantongi 3 Calon Tersangka WONOSOBO—Kejaksaan negeri (kejari) Wonosobo hari ini (6/8) kembali memanggil sejumlah saksi terkait pengusutan dugaan penyelewengan pengadaan buku ajar melalui APBD Kabupaten Wonosobo 2004-2005 yang merugikan negara sebesar Rp 7,351 miliar. Kali ini, giliran para pegawai dan pejabat dinas pendidikan yang saat itu menjabat akan dimintai keterangannya. Menurut Kepala Kejari Wonosobo Eddy Soetiyono melalui Kasi Pidsus Anto Widi mengungkapkan, para PNS yang DOK/RASE pada waktu kebijakan itu dilaksanakan Anto Widi akan dipanggil secara bergiliran. Mereka akan dimintai keterangan terkait alur dugaan penyelewengan buku ajar tersebut, terutama di internal dinas pendidikan. “Pemanggilan saksi kali ini, para PNS yang pada waktu kebijakan itu diambil serta dilaksanakan menjabat sebagai staf maupun pejabat dinas,” papar Anto Widi kepada Radar Semarang kemarin (5/8) Anto menambahkan, dalam pengusutan sementara sudah didapat 3 nama sebagai calon tersangka. Namun untuk merunut lebih jauh kasus ini, dimungkinkan akan muncul aktor lain yang terlibat. “Pemeriksaan kita lanjutkan terus, pemanggilan saksi juga terus kita lakukan,” katanya Seperti diberitakan sebelumnya, pengungkapan kasus ini berjalan cukup lama. Hasil audit Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKB) menunjukkan adanya selisih sebesar Rp 7,351 miliar antara nilai wajar dan yang dibayarkan. BPKB menemukan nilai wajar proyek ini hanya Rp 10,648 miliar, padahal dana yang dibayarkan hingga Rp 18 miliar. Namun, kejari mengungkapkan untuk mengusut kasus ini masih dibutuhkan pemeriksaan sejumlah barang bukti serta saksi. ”Kita masih butuh memeriksa sejumlah saksi, meskipun nama calon tersangka sudah ada,” katanya. (ali/ton)

v

Kamis 6 Agustus 2009

Giliran Warjito Divonis Setahun

SUMALI/RASE

JADI TONTONAN—Bus Tri Kusuma yang menabrak Kijang Innova di depan Pasar kertek Wonosobo. Diduga kecelakaan ini akibat rem bus blong.

Rem Blong, Bus Tabrak 2 Mobil WONOSOBO —Kecelakaan karambol terjadi di depan Pasar Kertek Wonosobo Rabu (5/8). Bus Tri Kusuma bernopol R 26 42 BA jurusan Semarang – Purwokerto yang diduga remnya blong menabrak 2 mobil, 1 motor, dokar, tiang listrik dan pedagang kaki lima. Tak ada korban jiwa dalam peristiwa ini, tapii seorang pedagang harus dilarikan ke rumah sakit karena luka cukup serius. Menurut saksi mata Sodiq, 30, warga Kertek, bus Tri Kusuma yang membawa 20 penumpang tersebut melaju kencang dari arah utara tepatnya dari arah Temanggung. Tiba-tiba bus menabrak pagar batas jalan di pertigaan Kertek. Sesudah itu, bus kembali melaju dan oleng ke arah kiri, masuk halaman parkir pasar. Bus tersebut kemudian menabrak mobil dan sepeda motor yang sedang parkir.

“Suaranya sangat keras mas saat menabrak, terus busnya lari lagi masuk pasar Kertek nabrak tiang listrik hingga roboh, terus nabrak mobil di parkiran,” katanya Sementara sopir bus Gunadi, 52, warga asal Temanggung didampingi kernet bus Saikun, 32, mengungkapkan, bus berangkat dari Semarang sekitar pukul 07.00. Sepanjang perjalanan rem dalam kondisi normal. Namun saat melewati turunan menjelang pasar Kertek saat ia akan menurunkan penumpang, rem tak berfungsi lagi. Bus tidak mampu dikendalikan. Ia kemudian mencoba menghentikan bus dengan menabrakkan pada pembatas jalan, tapi juga tak berhasil. Karena sulit dikendalikan, Gunadi kemudian membanting stir ke arah kiri dan masuk pasar Kertek serta menabrak tiang listrik dan beberapa

kendaraan yang sedang parkir. Menurut Kaur Bin Ops Satlantas Polres Wonosobo Iptu Widodo Budi Utomo, pihaknya masih menyelidiki penyebab kecelakaan. Hasil sementara, bus Tri Kusuma menabrak 2 mobil yakni, 1 mobil Toyota Kijang Innova warna silver bernopol AA 9009 CF, mobil Zebra bercat biru dengan nopol AA 85 65 DE, dan satu sepeda motor Supra Fit bernopol AA 5831 RF. Selain itu, bus juga menabrak tiang listrik hingga roboh, serta satu pedagang kaki lima yang mengalami luka serius dan dilarikan ke RSUD Wonosobo. “Untuk penumpang bus kondisinya cukup aman, hanya beberapa yang luka ringan dan sudah dilakukan perawatan,” katanya Meski tak ada korban jiwa, kecelakaan tersebut sempat memacetkan jalan hingga sekitar 3 jam lebih. (ali/ton)

Akan Pesta Putaw, 4 Pemuda Ditangkap TEMANGGUNG— Empat orang pemuda asal Temanggung harus berurusan dengan aparat kepolisian. Pasalnya mereka tertangkap tangan menyimpan narkotika jenis putaw di balik batere handphone. Keempat pemuda itu masingmasing, Rizki Hendrata, 28, Yora Nanda Pamungkas, 22, Supe Diantoro, 22, dan Joni Susanto, 27. Keempatnya merupakan warga Temanggung. Mereka ditangkap saat akan menggelar pesta putaw di sebuah tempat di daerah jalan Pahlawan Temanggung. Kepala Kepolisian Resor (Kapolres) Temanggung AKBP Muhammad Zari menjelaskan, keempat remaja itu di tangkap di kawasan Jalan Pahlawan Kota Temang-

gung. ”Namun sebelumnya kami telah memperoleh informasi terkait kebiasaan mereka mengonsumsi narkoba. Karenanya mereka menjadi target operasi kami,” kata Kapolres, kemarin,. Saat keempat pemuda itu melaju di kawasan Jalan Pahlawan menggunakan mobil, petugas mengikuti mereka. Tanpa kesulitan mereka pun diringkus bersama barang bukti putaw seberat 2 gram, 4 handphone dan alat suntik. Kini mereka mendekam di tahanan Polres setempat. ”Ternyata memang narkoba jenis putaw disimpan di balik batere handphone. Setelah dilakukan tes urine, ternyata memang mereka positif menggunakan narkoba,” ujar Zari.

Atas perbuatannya, keempat pemuda itu akan dijerat dengan undang-undang nomor.3 Tahun 2007 tentang penyalahgunaan narkotika, dengan ancaman hukuman maksimal 20 tahun penjara. Sementara itu, para pelaku mengakui semua perbuatannya tersebut. Namun, mereka mengatakan jika perbuatan itu, baru kali pertama dilakukan. ”Baru kali ini, dan hanya sekedar mencobacoba,” jelas Rizki. Saat ditanya dari mana mendapatkan barang haram tersebut, para pelaku tidak merinci secara pasti. Pasalnya, mereka mengaku mendapatkan barang itu dari seorang kurir. ”Saya gak tahu Mas, cuma sebelumnya sms dan telpon aja,” kilah Rizky. (vie/ton)

Petani Kembangkan Tepung Mocal

PERTANIAN Babi Hutan Serbu Ladang Petani TEMANGGUNG— Akibat panas yang menyengat dan sulitnya memperoleh air serta makanan, ratusan abi hutan dan kera mulai turun gunung dan menyerang ladang petani di kawasan lereng Gunung Sumbing, Kabupaten Temanggung. Warga Desa Kecepit dan Pagergunung, Kecamatan Bulu mengaku tidak mampu melawan ganasnya babi hutan yang menyerang tanaman sayuran mereka. Selain babi hutan, ratusan kera juga acapkali tampak turun gunung mencari air dan makanan. ”Dalam semalam ratusan tanaman kubis bisa habis dimakan babi hutan atau dirusak kera,” ujar Zuhroni, 48, warga Dukuh Seman, Kecepit. Kata Zuhroni, biasanya kawanan babi hutan menyerang sayuran yang di tanam di sela-sela tanaman tembakau pada sore hari. Sedangkan ratusan kera mulai muncul pagi hari. ”Selain tanaman sayuran, yang diserang juga kimpul (umbi talas) dan tales, ” katanya. Selain itu, tambah Zuhroni, kijang juga acapakali muncul di ladang petani. Bahkan, dua hari lalu dirinya bersama beberapa warga berhasil menangkap dua ekor kijang. Sedangkan harimau tutul yang masih hidup di kawasan Sumbing, katanya, hanya sesekali saja muncul dan mencuri ternak penduduk. Diyuk, 51, warga setempat juga menuturkan bahwa dalam waktu kurang dari tiga hari tanaman kubis miliknya di lahan sekitar setengah hektare dirusak babi hutan. ”Tidak hanya milik saya, tetapi juga milik warga lain mengalami hal yang sama. Yang paling menjengkelkan kalau binatang itu berguling-guling di ladang, puluhan bahkan ratusan tanaman tembakau siap panen ikut rusak,” katanya. Baik Diyuk maupun Zuhroni mengaku jera berupaya mengusir babi hutan yang menyerang ladang penduduk. Sebab, beberapa tahun lalu ada kejadian yang sampai saat ini tidak pernah terlupakan. Yaitu matinya seorang penduduk karena ’diseruduk’ babi hutan pada saat di ladang. ”Kejadian itu benar-benar tidak bisa terlupakan dan membuat warga tidak berani melawan babi hutan,” kata Zuhroni. (vie/ton)

Radar Semarang

SUMALI IBNU CHAMID/RASE

HARGA NAIK—Anggota KUB Wira Usaha menunjukkan tepung mocal hasil olahan ketela dalam Wonosobo Expo 2009 kemarin.

WONOSOBO— Ko n d i s i wilayah Kecamatan Sukoharjo Wonosobo menyimpan potensi besar untuk hasil pertanian jenis umbi-umbian, salah satunya ketela kayu (singkong). Selama ini, masyarakat setempat lebih senang menjual hasil panen dalam kondisi mentah ke luar kota dengan harga murah. Agar pendapatan petani ketela bisa meningkat, Kelompok Usaha Bersama (KUB) Wira Usaha Kecamatan Sukoharjo mengolahnya menjadi tepung mocal. Sehingga harga jualnya menjadi 3 kali lipat dari sebelumnya. Menurut Kimun, 33, salah satu anggota KUB Wira Usaha yang ditemui di stan Wonosobo Expo 2009, istilah tepung mocal adalah akronim dari modified cassava flour atau modifikasi tepung ketela. Tepung mocal

bisa berfungsi sebagai alternatif pengganti tepung terigu. “Dengan teknik olahan ini, pangsa pasar ketela lebih luas. Harganya pun naik, dibanding jual ketela mentah,” katanya. Dijelaskan dia, untuk memproses ketela kayu menjadi tepung membutuhkan beberapa tahapan. Meliputi pengelupasan kulit, setelah itu dicuci dan dikeringkan. Setelah kering langkah selanjutnya masuk pada proses pencacahan menggunakn mesin, kemudian difermentasi menggunakan kapur sirih atau enzim untuk menghilangkan bau apek serta rasa pahit. “Setelah selesai fermentasi, kita keringkan, baru dilakukan proses penepungan menggunakan mesin lagi,” katanya Kimun menambahkan, 1 kuintal ketela kayu mentah kalau sudah diolah akan menghasilkan tepung mocal 30 kilogram. Namun hasil REDAKTUR PRATONO • LAYOUTER NTW

dari penjualan produk yang dihasilkan lebih tinggi jika dijual dalam bentuk tepung mocal. Bahkan bisa sampai 3 kali lipat. “Selama ini ketela kayu kalau dijual mentah di pasaran hanya laku Rp 500 per kilogram. Namun, kalau sudah diolah menjadi tepung mocal dijual minimal Rp 5 ribu per kilogram,” jelas Kimun Selama setahun ini, lanjut Kimun, pihaknya cukup banyak menerima pesanan dari sejumlah perusahaan, termasuk dari Jepang. Namun ada masalah yang dihadapi KUB Wira Usaha untuk memenuhi pesanan. Cuaca Wonosobo yang dingin dan sering diguyur hujan membuat proses pengering butuh waktu lama dan sering menunda proses produksi. “Kalau pemasaran kita sudah banyak mas, karena tepung ini juga dapat diolah menjadi berbagai kue. Namun untuk produksi kita masih kesulitan karena belum mempunyai mesin sebagai alat pengering,” katanya. (ali/sct100/ton)

MUNGKID—Pengadilan negeri (PN) Kabupaten Magelang kembali menjatuhkan vonis untuk terdakwa kasus dugaan korupsi pengadaan tiga mobil dinas (Mobdin) di Badan Pengelolaa Keuangan dan Kekayaan Daerah (BPKKD). Setelah sebelumnya menjatuhkan vonis 15 bulan penjara untuk penyedia barang Buyung Tedjohartanto, kemarin giliran Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Warjito yang dijatuhi vonis penjara. Majelis hakim yang dipimpin Binsar Siregar memvonis setahun penjara potong masa tahanan. Karena Warjito sudah ditahan sejak 27 April yang lalu, maka yang bersangkutan tinggal menjalani masa hukuman kurang dari 9 bulan lagi. Vonis ini lebih rendah dari tuntutan jaksa yang meminta hakim menghukum terdakwa selama 1 tahun 3 bulan. Pada putusan kemarin, terdakwa dibebaskan dari kewajiban membayar denda yang dalam tuntutan jaksa disebutkan sebesar Rp 50 juta subsider 3 bulan penjara. ”Kami perintahkan supaya terdakwa tetap di tahan,” jelas Binsar. Terdakwa Warjito yang dalam kasus ini dianggap paling bertanggung jawab atas tindak pidana korupsi yang merugikan negara sebesar Rp 154 juta tersebut, terbebas dari dakwaan primer. Namun, yang bersangkutan secara sah dan meyakinkan telah terbukti bersalah sesuai dakwaan subsider. Yakni melanggar pasal 3 Undang-Undang Nomor 3 tahun 1999 sebagaimana diubah dan ditambah dengan UU No 20 tahun 2001 jo pasal 55 ayat 1 (1) KUHP jo pasal 18 a dan b UU 31 tahun 1999 sebagaimana diubah dan ditabah dengan UU 20 tahun 2001. Sesuai pasal dakwaan tersebut, terdakwa dinilai turut campur atau bersama-sama telah melakukan tindak pidana korup-

si. Pasalnya, dalam pengadaan dalam pengadaan tiga mobdin, masing--masing angkutan berat, dump truk dan pikap seharga seharga Rp 940 juta itu, terdakwa memberikan persetujuan meskipun dua mobil diantaranya tidak dilengkapi STNK dan BPKB (off the road). Majelis hakim menilai jika terdakwa terbukti melakukan tindak pidana korupsi, karena ada unsur penyalahgunaan wewenang dan tanggung jawab atau sarana dan prasarana yang melekat pada dirinya. ”Meski terdakwa terbukti tidak turut menikmati keuntungan tersebut, namun perbuatannya tetap merugikan keuangan negara, karena akibat perbuatannya timbul keuntungan bagi orang lain atau korporasi,” jelas Binsar. Dalam menyampaikan putusan tersebut, majelis juga memiliki beberapa pertimbangan. Yang memberatkan adalah, perbuatan terdakwa telah merugikan keuangan negara, juga menghambat pembangunan nasional. Sedangkan pertimbangan yang meringankan adalah jika terdakwa tidak menikmati keuntungan, berperilaku sopan selama persidangan, berstatus PNS, masih dibutuhkan keluarga dan menyatakan penyesalannya. Sementara itu, usai sidang, penasihat hukum terdakwa Yusmainar Chaniago mengaku masih butuh waktu untuk berpikir atas keputusan majelis hakim tersebut. Pasalnya, meski dibebaskan dari denda, ia menilai perbuatan kliennya tidak ada unsur kesengajaan. ”Kita masih akan pikir-pikir. Tadi majelis memberikan waktu tujuh hari kan, untuk menaggapi keputusan itu, jadi waktu itu akan kita manfaatkan betul,” jelasnya. Sedangkan JPU melalui Jojot Dwi Apriyanto juga menyatakan hal yang sama dengan terdakwa. (vie/ton)

Tenaga Honorer Mengadu ke Dewan MUNGKID—Meski terdaftar sebagai Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) sejak tahun 2005 lalu, sedikitnya 53 orang belum juga diangkat menjadi PNS hingga saat ini. Padahal mereka mengaku telah memenuhi semua persyaratan yang diwajibkan. Akibat nasibnya belum jelas, mereka mengadu ke DPRD Kabupaten Magelang dan meminta bantuan untuk menyelesaikan masalah tersebut. Puluhan tenaga honorer yang teranulir saat pengangkatan menjadi CPNS beberapa waktu lalu, akhirnya diterima oleh Ketua DPRD Ahmad Labib didampingi Wakil Ketua I Susilo serta anggota Komisi D. Selain itu juga ada beberapa perwakilan eksekutif dari Badan Kepegawaian Daerah (BKD), Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga (Disdikpora), RSUD Kabupaten Magelang dalam pertemuan di ruang sidang DPRD. Di hadapan para wakil rakyat, koordinator tenaga honorer teranulir Yulia Firdaus mengatakan, saat ini masih ada 53 orang tenaga honorer yang teranulir dari pengangkatan CPNS tahun 2005-2006. Meskipun dinyatakan lolos dan diangkat menjadi CPNS namun nama mereka tidak ada di daftar CPNS di Badan Kepegawaian Negara (BKN). ”Padahal kami telah dinyatakan lolos untuk pengangkatan, diminta melengkapi pemberkasan dan telah kami penuhi. Tapi nama kami tidak ada di daftar CPNS. Hingga tahun 2009 ini, kami dengan Pemkab Magelang mendapat alokasi 574 formasi terdiri 116 tenaga honorer, 27 Sekretaris Desa dan 431 pelamar umum, lalu di mana posisi kami?” paparnya. Menurutnya, mereka telah melakukan berbagai cara untuk memperjuangkan diri. Mulai dari

mendatangi BKD Kabupaten, Provinsi hingga Pusat, bahkan ke Presiden. Namun, katanya, persoalan itu selalu dilempar-lemparkan. ”Di daerah mendapatkan jawaban kewenangan ada di pusat sedang di pusat mendapatkan jawaban diserahkan ke daerah.” Mereka juga mengaku dijanjikan akan diikutkan pada pengangkatan tahun 2007, 2008 dan 2009. Namun janji itu tidak pernah terealisasi. Mereka menilai secara administrasi dan persyaratan, telah terpenuhi dan tidak ada ganjalan apapun. Menanggapi hal tersebut, ketua DPRD Ahmad Labib menyarankan agar BKD memasukkan ke 53 orang tersebut pada seleksi CPNS tahun ini. ”Sebaiknya BKD minta secara khusus ke pusat untuk merevisi formasi CPNS tahun 2009 ini dan mengakomodir tenaga honorer teranulir ini, sebab mereka telah melakukan berbagai upaya namun belum ada hasilnya,” ungkapnya. Sementara itu, Kasubid Jabatan BKD Umar Singgih mengungkapkan pihaknya akan melaksanakan saran dewan meski cara tersebut pernah dilakukan oleh BKD Kabupaten Pati dan mereka mendapatkan jawaban prosedur harus sesuai PP Nomor 48 tahun 2005 Tentang Pengangkatan Tenaga Honorer Menjadi Calon Pegawai Negeri Sipil. ”Di PP itu disebutkan bahwa pengangkatan tenaga di luar tenaga yang dibayar oleh APBD dan APBN dapat dilakukan setelah semua tenaga yang dibayar APBD dan APBN diangkat menjadi CPNS. Sementara di Kabupaten Magelang, tahun ini terakhir mengangkat tenaga honorer dari APBD menjadi CPNS,” paparnya. (vie/ton)

MUKHTAR LUTFI/RASE

MINTA DIANGKAT PNS—Sejumlah perwakilan tenaga honorer teranulir saat mengadu ke DPRD Kabupaten Magelang Rabu (5/8).


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.