RADAR SEMARANG 19 DESEMBER 2008

Page 3

EKONOMI BISNIS

Radar Semarang • Jumat 19 Desember 2008

3 Peluang Bisnis Elektronik Masih Terbuka Lebar Transaksi Mega Sale Mulai Marak

TYA/RASE

SANGAT RAMAI—Kondisi krisis global tidak mempengaruhi penjualan elektronik di Superstore GE Pasaraya Sri Ratu Pemuda.

Para Agen Membatasi Permintaan LPG 3 Kg

DESEMBER 2008 SEMARANG - SAMPIT KM. KIRANA III

RABU 24 DESEMBER

11.00

KM. KIRANA III

SENIN 29 DESEMBER

23.00

SEMARANG - KUMAI KM. DHARMA KENCANA II

SELASA 23 DESEMBER

16.00

KM. DHARMA KENCANA II

SELASA 30 DESEMBER

18.00

SEMARANG - PONTIANAK KM. DHARMA KENCANA II

JUMAT 19 DESEMBER

15.00

KM. DHARMA KENCANA II

JUMAT 26 DESEMBER

11.00

SEMARANG - KETAPANG KM. SATYA KENCANA I

SELASA 23 DESEMBER

KM. SATYA KENCANA I

MINGGU 28 DESEMBER 19.00

17.00

Jadwal sewaktu-waktu dapat berubah, untuk informasi lebihlanjut hubungi: Jl. Raden Patah 203-B Semarang, Telp. 024-3584600, Fax. 024-3569982 Layanan SMS 0811 379 379 Ketik: Jadwal (pelabuhan asal) (pelabuhan tujuan) contoh: Jadwal Semarang Pontianak atau website: dluonline.co.id

SEMARANG–Meski suplai gas LPG 3 kg di Stasiun Pengisian dan Pengangkutan Bluk Elpiji (SPPBE) sudah mulai normal, namun antrean panjang di tingkat agen masih berlangsung. Akibatnya, setiap pangkalan dan pengecer yang melakukan pembelian dibatasi jumlahnya. Pembatasan ini, menurut Ari, salah satu pemilik pangkalan di wilayah Semarang Timur yang ikut antre di agen PT Trical Jalan Barito Semarang dilakukan agar pembagian LPG merata. Setiap pengecer maupun pangkalan yang datang mendapat jatah 5 tabung. “Untuk kembali mendapatkan jatah LPG, pengecer harus antre lagi, esok harinya,” terang Ari. Secara terpisah, Heppy Wulansari, Asisten Manager Eksternal Relation PT Pertamina Pemasar BBM Region IV Jateng-DIJ di kantornya mengatakan

Penjualan Spesial Digelar di Mega Sale GEBYAR Elektronik Mega Sale digelar untuk konsumen elektronik di Jawa Tengah, Semarang dan sekitarnya. Hal ini seiring dengan peningkatan penjualan elektronik menjelang Hari Natal, Tahun Baru dan Imlek. Sebagai tanda terima kasih kepada pelanggan loyal, Superstore Global Elektronik sengaja menggelar program penjualan spesial ini hingga 8 Februari 2009 mendatang. (tya/bis/ida)

Tersedia Beragam Hadiah Undian KESEMPATAN mendapatkan hadiah di Gebyar Elektonik Mega Sale semakin besar. Pasalnya, dengan belanja Rp 20 ribu, konsumen bisa membawa pulang sepeda motor. Bahkan pada pameran ini, GE memberikan banyak hadiah dengan total Rp 125 juta di antaranya wisata ke Bali, handphone, kamera digital, handycam dan barang elektronik lainnya. (tya/bis/ida)

bahwa meski masih harus antre, penyaluran LPG di SPPBE sudah mulai normal. Sedangkan di tingkat agen ke pengecer antrean memang masih panjang. “Agar pengecer mendapatkan LPG, pemilik memang harus melakukan pembatasan agar merata,” ujarnya membenarkan langkah agen yang melakukan pembatasan. Diakuinya, dengan antrean yang panjang ini membuat beberapa pangkalan enggan ikut antre dan membiarkan stoknya kosong. Melihat kondisi ini, Pertamina akan meluncurkan beberapa unit mobil keliling yang siap memasok LPG 3 kg ke pangkalan yang mengalami kekosongan stok. “Mobil Keliling Tim Gas Domestik (Gasdom) Region III ini akan berkeliling ke pangkalan-pangkalan yang kosong untuk menyuplai gas LPG 3 kg.

Langkah ini diambil untuk mencegah kepanikan masyarakat,” terangnya. Sementara itu, sejak terjadi keterlambatan pasokan gas pada 9-13 Desember lalu, rata-rata pasokan tiap hari mencapai 950 matrik ton (MT). Pasokan terus ditambah bahkan mulai 14-17 Desember mencapai 1000 MT. Suplai gas ini masih dari Surabaya, Eretan dan Kilang Cilacap. “Meski perbaikan Kilang Balongan sudah selesai, sampai saat ini belum berproduksi. Kami berharap, Kilang Balongan secepatnya dapat beroperasi lagi,” ujarnya. Diakui Heppy, dengan adanya konversi gas dan ditariknya minyak tanah bersubsidi dari peredaran, konsumsi gas meningkat hampir 100 persen. Bahkan kebutuhan gas untuk wilayah Jateng-DIJ saat ini rata-rata mencapai 850 MT perhari. (tya/ida)

16 Perusahaan Ajukan Penangguhan UMK SEMARANG—Sebanyak 16 perusahaan di Jawa Tengah, resmi mengajukan penangguhan kenaikan Upah Minimun Kabupaten/ Kota (UMK) yang ditetapkan Gubernur Jateng 20 November lalu. Kenaikan dari Rp 754 ribu menjadi Rp 838.500 atau naik sekitar 17 persen tersebut, dirasa sangat memberatkan. Menurut Indartono, anggota Dewan Pengupahan Provinsi Jateng yang sekaligus Ketua Persatuan Buruh Demokrasi Jateng ini, batas waktu penangguhan bagi perusahaan yang keberatan akan keputusan ini, masih ditunggu hingga 21 Desember yang akan datang. Bagi perusahaan yang tidak mengajukan penangguhan hingga melewati waktu tersebut, dianggap setuju. “Ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi oleh perusahaan yang mengajukan penangguhan kenaikan UMK ini,” ungkap Indartono. Beberapa persyaratan tersebut, di antaranya perusahaan harus melaporkan neraca keuangan

selama 2 tahun terakhir, ada kesepakatan antara pekerja dan perusahaan dan disertai akta pendirian. “Persyaratan-persyaratan tersebut diperlukan, guna mengetahui kondisi perusahaan yang sebenarbenarnya,” jelasnya. Ditambahkan Indartono, berdasarkan data yang ada pada 2008 ini, ada sekitar 21,9 persen perusahaan di Jateng yang tidak melaksanakan UMK. Atau dari sample 210 perusahaan di Jateng, ada 45 perusahaan yang tidak melaksanakan UMK. Sayangnya mereka tidak pernah mengajukan penangguhan. “Kami sangat menyayangkan kondisi ini. Pasalnya perusahaanperusahaan ini, berani menggaji karyawannya tanpa melihat standar UMK. Hal ini, karena tidak adanya sanksi dari dinas tenaga kerja. Padahal jika merajuk UU 13/2003, perusahaan yang tidak melaksanakan UMK akan dikenai denda sebesar Rp 100 juta atau kurungan hukuman minimal 1 bu-

lan. Sanksi ini penting dilakukan, mengingat dapat sebagai shock terapi bagi perusahaan-perusahaan tersebut,” ungkapnya. Ditemui di tempat terpisah Ketua Kadin Jateng, Ir Solehadi mengatakan bahwa kenaikan UMK ini memang menjadi polemik bagi perusahaan. Sejak November lalu, terjadi krisis global yang mengakibatkan banyak perusahaan merugi akibat omzet menurun. “Pada kondisi perusahaan yang sedang sulit, dan mereka harus menaikkan UMK, makanya banyak perusahaan yang memilih perampingan,” jelasnya. Solehadi menambahkan, beberapa jenis bisnis yang masih bisa bertahan di 2009 mendatang adalah kuliner. Hal ini karena tidak membutuhkan transaksi dengan dolar. “Kalau bisnis mebel sepertinya akan lesu. Masalahnya sebagian besar pemasaran di ekspor ke luar negeri. Sedangkan Amerika dan Eropa sekarang sedang krisis,” terangnya. (eny/ida)

Perajin Tenun Keluhkan Harga Bahan Baku SEMARANG–Para perajin tenun mengeluhkan harga bahan baku yang terus merangkak naik sejak krisis global. Dan bila dipaksakan, sangat berpengaruh pada omzet yang dihasilkan. Antini, 35, perajin tenun dari Medoho Raya mengaku omzetnya pada Oktober lalu mencapai Rp 80 juta. Namun pada November lalu turun menjadi Rp 50 juta. “Sebagian besar masyarakat kesulitan dalam hal keuangan, sehingga mereka tidak sembarangan membelanjakan uangnya,” terang Antini. Berkurangnya permintaan masyarakat akan kerajinan tenun ini, imbuhnya, tidak hanya terjadi di Semarang dan sekitarnya. Melainkan juga dari luar Jawa. “Selama ini kami juga mengirim hasil industri ke luar Jawa, seperti Batang, Papua, Kalimantan, Belitung, Bangka, Medoho dan masih banyak lagi. Namun kondisinya sama saja sedang lesu,” ungkapnya. Meski permintaan tengah sepi, namun perajin tenun tidak dapat melepaskan diri dari keharusan menaikkan harga. “Kami se-

benarnya tidak ingin menaikkan harga, tetapi harus bagaimana lagi. Masalahnya bahan-bahan juga terus naik,” katanya. Saat ini, imbuhnya, harga kain tenun kualitas standar per meter dari Rp 11 ribu, berubah menjadi Rp 15 ribu. Sedangkan yang se-

REDAKTUR IDA N LAYLA • LAYOUTER AP

dikit berkualitas dari Rp 15 ribu naik menjadi Rp 35 ribu. “Tidak aneh jika kerajinan tenun berupa korden yang semula Rp 250 ribu, haganya berubah menjadi Rp 270 ribu. Dan seperangkat kurung bantal dari Rp 155 ribu menjadi Rp 200 ribu,” jelasnya. (eny/ida)

SEMARANG–Di tengah kondisi krisis global, penjualan elektronik tetap tumbuh positif. Artinya peluang bisnis elektronik yang masih terbuka luas. Apalagi dengan hadirnya produk-produk premium yang kini menjadi tren masyarakat. Untuk menyemarakkan pasar elektronik, kata Managing Director Superstore Global Electronics (GE), Gouw Andy Siswanto, GE berupaya melakukan inovasi dengan menggelar pameran Electronics Mega Sale di Superstore GE Pasaraya Sri Ratu Pemuda Semarang mulai 18 Desember 2008 hingga 8 Februari 2009. Pameran yang digelar sama dengan di mal ini tidak kalah menarik. Bahkan banyak program yang diberikan kepada konsumen. ”Hampir semua merek elektronik tersedia lengkap mulai TV

LCD, lemari es, mesin cuci, AC kesehatan dan lainnya. Semuanya dijual dengan special price,” tambahnya. Untuk meningkatkan daya beli masyarakat, GE juga menggandeng lembaga pembiayaan, vendor mobil Toyota dan Mercedes. Bagi konsumen yang melakukan aktivitas servis di dealer mobil Toyota, akan mendapatkan voucer belanja Rp 200 ribu. Sedangkan yang melakukan servis di dealer Mercedes akan mendapat voucher belanja Rp 500 ribu. “Selain itu, banyak program menarik dan hadiah langsung dari GE maupun vendor elektronik,” tandasnya. Selain itu, imbuhnya, GE juga menggandeng perbankan dan lembaga finance. ”Ke depan penjualan secara kredit akan semakin besar bahkan berimbang. Dengan membeli kredit, konsumen bisa lebih untung,” tambahnya di sela-sela pameran. (tya/kombis/ida)

INFO TELKOMSEL Telkomsel Area Jawa Bali 2009

Berkomitmen Berikan Layanan Terbaik TANGGUNG jawab dan upaya untuk menyelaraskan kecepatan ekspansi pembangunan jaringan dengan peningkatan kualitas layanan diemban oleh Telkomsel Area Jawa Bali (Jateng-DIJ, Jawa Timur, dan Bali-Nusa Tenggara). Apalagi dalam pelaksanaan selama 2008 ini, selain memperoleh berbagai pencapaian gemilang terkadang disertai pula dengan tantangan yang membuat Telkomsel makin memahami keinginan masyarakat serta berupaya untuk makin dekat lagi dengan stakeholders-nya. Saat ini Telkomsel di Area Jawa Bali telah menghadirkan lebih dari 118.289 titik pelayanan serta jaringan yang tersebar dalam GraPARI (15 buah), Service Outlet (4 buah), GeraiHALO (68 buah), KiosHALO (741 buah), Outlet Dealer Telkomsel (2.755 buah), M Kios (108.960 buah) dan Phsyical Sharing Outlet (18 buah), serta BTS (sebanyak 5.728 buah) yang tersebar mulai dari pulau Karimun Jawa di Jawa Tengah hingga pulau Wetar di pelosok NTT. Ribuan jumlah titik pelayanan yang terus tumbuh tersebut merupakan upaya Telkomsel untuk dapat menyeimbangkan diri mengingat cepatnya pula pegelaran jaringan di seluruh Area Jawa Bali yang pertumbuhannya dibandingkan tahun 2007 mencapai 122 persen per Oktober 2008. Komitmen untuk selalu dapat selaras antara pelayanan dengan jaringan yang ada bertujuan agar Telkomsel di Area Jawa Bali dapat selalu dekat dengan 15,5 juta pelanggannya saat ini termasuk juga jutaan masyarakat lain, baik langsung maupun yang tidak langsung menggantungkan hidupnya melalui operasional bisnis Telkomsel. Upaya Telkomsel untuk konsisten menghadirkan layanan prima melalui jaringan berkualitas di tengah suasana perang banting harga operator selular mendapat respon positif dari pelanggan dan calon pelanggan di Jawa Bali. Dimana hingga November 2008, terjadi peningkatan customer base sebesar 107 persen dari target pencapaian untuk 2008 atau mencapai 41 persen dibanding tahun 2007 silam. Persentase angka kenaikan tersebut setidaknya dapat menjelaskan kepada kita bahwa masyarakat kini makin pandai dalam memilih solusi layanan komunikasinya yang prima, namun dengan harga yang masuk akal. Tingginya kepercayaan pasar ini menurutnya lagi juga didukung dengan kemampuan Telkomsel dalam memenuhi 5 parameter kebutuhan pokok telekomunikasi, yakni: jaringan yang luas, jaringan berkualitas, fasilitas produk yang lengkap, kenyamanan pelayanan purna jual, serta tentunya tarif yang wajar. Selama kurun setahun ini beragam inovasi produk dan layanan dihadirkan oleh Telkomsel khususnya di Area Bali Nusra, misalnya saja simPATI Talkmania yang mendapat sambutan luar biasa dari pelanggan. “Sejak diluncurkan pada medio Juni lalu, program Talkmania mampu mengantarkan jumlah pelanggan simPATI di Area Jawa Bali melebihi target yang ditetapkan sejak awal tahun rata-rata mencapai 110 persen hingga November 2008 di kisaran 10 juta pelanggan. Begitu pula dengan Kartu As Fress yang pertumbuhannya di Area Jawa Bali cukup menggembirakan dimana sejak kali pertama dilepas di pasar September lalu, pertumbuhan pelanggannya per November mencapai 264% dengan didukung oleh program school community yang juga turut meningkat hingga 163% dalam periode yang sama. (advertorial) TITIK LAYANAN DAN JARINGAN TELKOMSEL AREA JAWA BALI GraPARI 15 Buah Service Outlet 4 Buah GeraiHALO 68 Buah KiosHALO 741 Buah Outlet Dealer Telkomsel 2.755 Buah M Kios 108.960 Buah Phsyical Sharing Outlet 18 Buah BTS 5.728 Buah TOTAL

118.289 BUAH


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.