RADAR SEMARANG 7 JANUARI 2009

Page 8

8

SPORTIVO

Rabu 7 Januari 2009

Radar Semarang

PASRAH

SEMARANG—Manajemen PSIS tak bisa berbuat banyak atas tersendatnya legalitas status dua calon pemain asingnya asal Arema Malang, Aaron Nguimbat dan Esaiah Pello Benson. PSIS hanya berharap Arema punya itikad baik untuk tidak menghambat kepindahan dua pemain ke PSIS. Manajer Teknik PSIS Setyo Agung Nugroho kemarin mengatakan, keputusan PSIS menampung dua pemain ini karena baik Aaron maupun Benson memang sudah dilepas atau dicoret dari Arema. Karena itu, sangat tidak pas menurut Agung, kalau PSIS harus mengeluarkan biaya transfer untuk menarik dua pemain tersebut ke Semarang. Bila memang aturan dari BLI mengharuskan penggunaan pemain yang dicoret oleh tim lama di paro musim harus menggunakan mekanisme transfer, Agung berpendapat bahwa seharusnya transfer

tersebut tak lebih hanya persoalan formalitas. ”Sebab kalau harus transfer sesuai kemauan Arema, PSIS jelas tidak punya uang. Kita dulu menampung Aaron dan Benson, karena kita tahunya kedua pemain ini sudah dicoret Arema. Jadi kita tidak berfikir akan mengeluarkan biaya transfer lagi,” tegas Agung. Meski demikian, PSIS dengan segala keterbatasan dana, masih mencoba untuk tetap bisa menggunakan tenaga dua pemain rekomendasi pelatih Bambang Nurdiansyah tersebut. Manajemen PSIS memberi mandat pada Manajer Operasional Ari Wibowo untuk bernegosiasi dengan pihak Arema. Opsi yang diberikan Ari, PSIS bersedia mengeluarkan biaya transfer untuk Benson dengan harga Rp 50 juta. Sebab Benson memang belum mendapatkan surat keluar dari Arema karena persoalan alotnya soal kompensasi. Sementara untuk Aaron Nguimbat, PSIS minta Arema mau melepasnya dengan biaya transfer

Rp0 alias bebas transfer. Penyebabnya, Aaron sudah tidak ada masalah keuangan dengan Arema dan sudah dapat surat keluar resmi. ”PSIS tidak punya uang. Itu kemampuan maksimal kita. Kalau Arema menolak, Kita akan lepas Aaron serta Benson dan cari pemain lain,” tegas Ari. Jawaban Arema ditunggu sampai sore ini, kalau memang Arema menolak, PSIS akan resmi melepas keduanya. (smu/dm)

Aaron Rp 109 Juta, Benson Rp 135,5 Juta

Aaron

SEMARANG–Arema, klub lama Benson dan Aaron Nguimbat, ternyata meminta biaya transfer ke PSIS dengan angka yang cukup mencengangkan, untuk dua pemain asingnya yang sudah dicoret. Aaron Nguimbat dipatok harga Rp109 juta, sementara Benson Rp135,5 juta. Angka yang sangat tak terjangkau bagi PSIS yang tahun ini berlaga mandiri, tanpa sepeserpun dana APBD. ”Nilai itu jelas tak mungkin kita jangkau. Untuk bisa membayar gaji keduanya tiap bulan saja sebenarnya Nguimbat sudah berat bagi kami, apalagi harus ditambah transfer,” tandas Ari Wibowo, Manajer Operasional PSIS. Tapi karena ingin menggunakan tenaga keduanya untuk mengangkat performa PSIS di putaran kedua DISL 2008/2009, apalagi 15 Januari nanti PSIS sudah harus berlaga di babak 24 besar Copa Dji Sam Soe melawan Persitara, manajemen mencoba melakukan penawaran. Hingga semalam, Arema bergeming dengan

angka tawaran PSIS. Menurut Manajer Arema Ekojono, dasar Arema memberikan nilai transfer sebesar itu karena kontrak sudah dibayar Arema, sementara kedua pemain ini belum menjalani nilai kontrak tersebut karena sudah dicoret sejak paro musim lalu. ”Nilai yang ditawarkan PSIS belum bisa mengembalikan uang yang diberikan Arema pada Aaron dan Benson. Nego masih tetap terbuka, asal menguntungkan Arema maupun PSIS,” ujar Ekojono. Namun tampaknya PSIS sudah tidak bisa lagi menaikkan tawarannya. ”Lebih baik cari pemain baru lagi, toh masih ada waktu. PSIS saja melepas empat pemain asing tanpa embel-embel apapun. Itu karena kita mencoret mereka, berbeda masalahnya kalau mereka minta keluar. Pokoknya kita tunggu itikad baik Arema sajalah,” ujar Manajer Teknik PSIS, Setyo Agung Nugroho. (smu/dm)

DITE SURENDRA/RASE

DITE SURENDRA/RASE

Kepengurusan KONI Diumumkan 12 Januari Komposisi Sedikit Lebih Gemuk SEMARANG–Soediro Atmoprawiro memenuhi janjinya untuk menyelesaikan pembentukan kepengurusan dalam waktu tak lebih dari sebulan, setelah dirinya terpilih Ketua Umum KONI Jawa Tengah terpilih 13 Desember 2008 lalu. Ia berjanji akan mengumumkan kepengurusan KONI Jawa Tengah periode 2009-2013, Senin (12/1) pekan depan. Jabatan kepengurusan sudah 75 persen terisi, mulai dari Wakil Ketua hingga tingkat Komisi. Sisanya, akan segera diiisi dalam pekan ini. Ditemui kemarin, Soediro memaparkan, kepengurusan KONI Jateng yang dipilihnya bersama anggota formatur Sukahar dan Sukardi ini berjumlah sekitar 38 orang. Artinya, sedikit lebih ”gemuk” dibanding kepengurusan yang sebelumnya yakni 32 orang. ”Saya sebenarnya ingin kepengurusan yang efisien, efektif dan seminimal mungkin. Tapi berhubung tugas KONI Jateng

DOK/RASE

Soediro Atmoprawiro

cukup berat dan banyak even yang harus dilaksanakan maka akhirnya kita bentuk kepengurusan yang sedikit lebih gemuk. Meski begitu saya usahakan tidak lebih dari 40 orang,” tegas Soediro. Dengan kepengurusan yang lebih banyak ini, Soediro berharap kinerja akan meningkat dan hasil yang diperoleh akan lebih baik dibanding kepengurusan periode yang sebelumnya. Untuk struktur kepengurusan, Soediro menegaskan, tidak berbeda jauh dengan struktur

kepengurusan periode yang sebelumnya. Namun semua tetap mengacu pada AD/ART KONI. ”Seperti jabatan Ketua Harian, dalam AD/ART disebutkan dijabat oleh salah satu Wakil Ketua. Semua akan mengacu pada aturan,” tambahnya. Soediro menambahkan, tidak menemui kendala berarti dalam pembentukan kepengurusan ini. Hanya di awal pembentukan, dirinya memang sempat dipusingkan dengan banyaknya animo dari para tokoh yang berminat menjadi pengurus KONI Jateng di bawah kepemimpinannya. ”Saya berterima kasih pada siapa saja yang ingin membantu saya mengurus olahraga di Jateng ini. Tapi, berhubung tempat terbatas maka mohon maaf tidak semuanya tertampung,” ujarnya. Soediro masih menyimpan rapat siapa saja nama-nama pengurus tersebut. Ia berjanji akan mengumumkan Senin (12/1) mendatang. Sebelumnya, Jumat (9/1) lusa dirinya akan membawa hasil kerja tim formatur ini untuk dilaporkan ke KONI Pusat. (smu/dm)

Wing: Saya tidak Nyalon, Tapi Dicalonkan SEMARANG—Ketua Umum Pengprov IMI Jateng akhirnya buka suara, soal polemik pencalonannya kembali menjadi orang pertama di organisasi otomotif ini, dalam Musprov IMI Jateng akhir Januari nanti. Menurutnya, ia tidak mencalonkan dirinya karena dalam AD/ART IMI memang tidak boleh Ketua Umum yang sudah dua periode menjabat kemudian maju lagi dalam pencalonan. Tapi Wing mengaku tak sedikit klub, event organizer otomotif, serta FOBM yang memintanya untuk kembali menduduki kursi Ketua Umum IMI Jateng periode 2009-2013 mendatang. “Saya mengerti, kalau dalam AD/ART tidak punya kesempatan lagi untuk mencalonkan diri karena sudah dua periode menjabat. Tapi sepanjang saya diminta dan klub serta FOBM bulat memilih saya, maka saya bisa menjadi Ketua Umum IMI Jateng lagi. Nyatanya banyak klub atau EO yang datang dan meminta saya untuk mau dicalonkan lagi,” ujar Wing saat ditemui kemarin. Wing mengaku tidak punya am-

Esaiah Pello Benson

DOK/RASE

HR Wing Wibisono

bisi, target atau kepentingan apapun dalam Musprov 31 Januari nanti. Tapi ia mengakui sangat sedih bila IMI Jateng yang sudah besar dan berkembang sekarang ini, tak terurus nantinya. ”Kalau memang ada yang mau dan mampu tidak masalah. Harus bisa tiap hari menyempatkan waktu datang ke kantor IMI untuk memberikan pelayanan, dan yang terpenting membawa organisasi ini lebih maju dari sebelumnya minimal mempertahankan,” jelas Wing. Ketua Umum IMI Jateng, la-

njut Wing, juga harus mau mengurus berbagai even secara total, menyelami aktifitas otomotif sampai ke akar bawah. ”Saya tiap hari Minggu berkeliling ke kota-kota di seluruh Jateng untuk memantau berbagai even otomotif. Waktu untuk keluarga dikorbankan,” jelasnya. IMI Jateng selama ini menurut Wing sudah besar dan berkembang pesat. Saat dirinya terpilih menjadi Ketum 2004 silam, kas yang dipunyai masih Rp24 juta. Tapi saat ini berkembang menjadi Rp300 juta. Belum termasuk asset yang dimilikinya yakni gedung sekretariat permanen senilai Rp600 juta. Itu karena organisasi berkembang dan dikelola secara baik. Saat ini, Wing juga sudah merintis pembangunan sirkuit multifungsi di daerah Mijen, Semarang. ”Sirkuit kebanggaan Jateng itu sudah di depan mata. Konsepnya sudah matang dan Gubernur sudah memberikan dukungan. Tapi akan saya cancel dulu dan menunggu hasil Musprov nanti,” ujar Wing. (smu/dm) REDAKTUR DIDIK DAIM • LAYOUTER ARIF SINA


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.