RADAR SEMARANG 7 JANUARI 2009

Page 6

6

MENUJU PEMILU 2009

SOSIALISASI Surat Suara Sulitkan Sosialisasi SALATIGA—Banyaknya calon legislatif (caleg) yang maju dalam pemilu mendatang berdampak pada besarnya ukuran surat suara. Akibatnya banyak caleg yang kesulitan menyosialisasikan pada kadernya. Apalagi tak ada foto calon. Septa Maya Hidayati, caleg dapil IV Sidorejo saat bertemu wartawan mengatakan, contoh surat suara yang diperoleh ukurannya sangat lebar. Selain itu tak ada foto calon. Karenanya perlu sosialisasi lebih gencar dan tepat kepada kader, utamanya yang berusia lanjut,” tutur perempuan asal Pungkusari ini. Dijelaskan, informasi ukuran surat suara 54 cm x 84 cm. Karenanya tulisan nama caleg sangat kecil dan sulit mencarinya. ”Saya sudah menambah upaya dengan memberikan sosialisasi lebih kepada pemilih,” tutur putri sulung H. Zuhri Nasocha ini. Beberapa sosialisasi yang diagendakan kepada pemilih pemula. Anggota KPUD Salatiga Husono Wiyatmo mengatakan, soal ukuran surat suara sudah diantisipasi. Ukurannya 54 cm. Artinya lebih kecil dibanding lebar bilik suara, yakni 70 cm. Dengan adanya ketentuan mencentang, pemilih akan kesulitan di bilik suara. ”Surat suara memang besar, tetapi petugas akan memberikan bantuan. Yang pasti, untuk pemilu nanti dicentang. Apabila dicoblos bisa, tetapi kita tidak menyediakan alat coblos,” terang Husodo Wiyatmo didampingi anggota KPUD lainnya. Jumlah kotak dan bilik suara sebanyak 2.104 unit. Dalam satu TPS, akan ada empat kotak dan bilik suara di 526 tempat. (sas/is)

Radar Semarang

Rabu 7 Januari 2009

KPU Diminta Segera Bentuk DK SEMARANG—Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) Jateng mendesak KPU Jateng agar segera membentuk dewan kehormatan (DK). Sebab keberadaan DK sangat penting untuk menindaklanjuti laporan dan memeriksa kinerja penyelenggara pemilu (KPU maupun Panwaslu) yang dinilai telah melanggar kode etik. “Ini yang kita pertanyakan. Dalam hal ini Panwaslu Jateng berfungsi mengawal rekomendasi yang dikeluarkan Bawaslu,” ujar Ketua Panwaslu Jateng Abhan Misbah. Abhan menjelaskan, keberadaan DK sangat mendesak mengingat ada kasus dugaan pelanggaran kode etik yang dilakukan KPU Banyumas. Menurutnya, KPU Banyumas melakukan pelang-

garan kode etik dalam penetapan Daftar Calon Tetap (DCT) DPRD Banyumas karena menerima caleg dari PDIP meski telah melewati batas waktu pendaftaran. Penetapan DCT tersebut dinilai telah melanggar peraturan KPU No 31/2008 tentang kode etik penyelenggara pemilu. Terkait pelanggaran ini, Panwaslu Banyumas pun langsung menyurati Bawaslu pusat. Lalu pada 28 November 2008 Bawaslu membuat surat rekomendasi ke KPU Provinsi Jateng agar segera membentuk DK untuk memeriksa dugaan pelanggaran tersebut. Selain soal lambatnya pembentukan DK, kata Abhan Panwaslu juga menyoroti komposisi keanggotaan dalam tubuh DK tersebut. Sebab berdasar aturan DK diisi

DOK/RASE

DOK/RASE

Abhan Misbah

Ida Budhiati

oleh dua orang anggota KPU Jateng dan satu orang akademisi. Abhan menilai komposisi keanggotaan seperti ini rawan manipulasi. Dikhawatirkan anggota KPU yang masuk dalam

tubuh DK tersebut tidak mampu bertindak profesional saat menindak anggotanya sendiri. Sementara itu, KPU Jateng akan segera membahas pembentukan DK sesuai rekomen-

dasi dari bawaslu terkait dugaan pelanggaran kode etik yang dilakukan KPU Banyumas. ”Saya baru menerima Peraturan KPU Nomor 38 Tahun 2008 tentang Tata Kerja Dewan Kehormatan hari ini (kemarin, red). Jadi kami jadwalkan rapat pleno membahas hal tersebut Rabu (7/1),” kata Ketua KPU Jateng Ida Budhiati Selasa (6/1). Pembentukan Dewan Kehormatan KPU provinsi ditetapkan lebih lanjut dengan keputusan KPU provinsi, berjumlah tiga orang yang terdiri atas dua orang anggota KPU provinsi dan satu orang dari luar anggota KPU provinsi. ”Satu orang dari luar anggota KPU provinsi bisa saja tokoh agama atau akademisi. Syaratnya memiliki integritas dan nonpartisan,” katanya. (ton)

JATENG KAMPUS Teater STAIN Gelar Pementasan

Kelebihan Muatan, Truk Terperosok

SALATIGA—Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Gerakan Teater Rakyat (Getar) Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri STAIN Salatiga menggelar pementasan selama tiga hari, sejak Senin - Rabu (5-7/1). Tempatnya di Auditorium Kampus I STAIN. Pementasan gratis dimulai sejak pukul 15.00 hingga 22.00. Hari pertama tampil teater Getar, teater Gedhek, Teater Jiwo dan teater Kronis. Hari kedua tampil musik dari Kasav Band, Komunitas Musik Gamir dan Teater dari SMK II Salatiga. Juga teater Ilustrasi Ponorogo dan teater Raksa Kampoeng Wonosegoro. Hari terakhir, tampil teater K2 dari Malang, teater Ketoleng Boyolali, Puisi Mas Candra Harjanto, tembang klonengan teater Getar dan penutup sarasehan bersama dengan para seniman. Ketua panitia Sofian mengatakan, even ini merupakan bentuk apresiasi teater Salatiga dan sekitarnya. (sas/is)

PENIPUAN Ditipu Travel Wisata, Puluhan Siswa Gagal ke Bali UNGARAN—Merasa ditipu oleh salah satu agen travel wisata, para orang tua dan pihak SMK Kanisius Ungaran lapor polisi. Hal itu berkaitan dengan gagalnya para siswa untuk berangkat ke Bali dalam rangkah studi tur liburan sekolah. Menurut data yang berhasil dihimpun, beberapa waktu lalu sebelum masa liburan tiba SMK Kanisius didatangi oleh seseoarang yang mengatasanamakan salah satu agen travel wisata. Dalam pertemuan antar perwakilan sekolah dengan agen travel wisata itu dibicarakan masalah rencana studi tur yang akan diselenggarakan pihak sekolah 3 Januari 2009. Dalam pembicaraan kedua perwakilan itu, harga disepakati dan jumlah yang akan digunakan 1 bus wisata. Bahkan saat itu pula, pihak sekolah sudah memberikan panjar (DP) sebesar Rp 15 juta. Menurut salah seorang guru sekolah tersebut yang enggan menyebutkan namanya. Pada hari Sabtu (3/1) lalu itu para siswa SMK Kanisius cukup terpukul. Hal itu dikarenakan sejak pukul 08.00, mereka pada kumpul di halaman sekolah untuk menunggu kedatangan bus. Namun hingga siang bus yang ditunggu itu tidak kunjung datang. Apalagi setelah ada kabar bahwa mereka gagal tur ke Bali karena agen travel wisata yang disewa SMK Kanisius tidak jelas keberadaannya. Hal itu dibuktikan dengan berkali-kali pihak sekolah menelpon ke alamat kantor agen travel wisata itu, namun tidak jawaban. Tidak heran jika teriakan histeris dan tangisan dari paras siswa meledak saat itu. Beberapa siswa yang kecewa pun kemudian menelpon orang mereka, dan malporkan kejadianyang sebenarnya Pihak sekolah juga melaporkan kejadian yang sama pada Mapolres Semarang. Bahkan pihak SMK Kanisius kemarin berkunjung ke rumah orang tua siswa untuk minta maaf atas kejadian tersebut. ”Karena ada beberapa siswa yang bilang kalau gurunya menipu mereka” tambah guru tersebut. Menurut Kapolres Semarang AKBP Abdul Hafidh Yuhaz melalui Kasatreskrim AKP Marsudi Raharja, pihaknya membenarkan dan sudah menerima laporan tersebut. Untuk itu Polres akan menindak lanjuti laporan pihak SMK Kanisius itu. (dm)

PEMERINTAHAN PNS Keluhkan SOTK SALATIGA—Sejumlah PNS mengeluhkan penataan kepegawaian yang baru. Mereka mengaku bingung karena belum memiliki tempat dan ruang kerja di instansinya yang baru. Seperti diketahui, pemkot melakukan struktur organisasi tata kepemerintahan (SOTK) baru mulai awal Januari 2009. Puluhan PNS harus beradaptasi karena menduduki posisi di instansi baru. “Bagaimana kami harus bekerja di tempat baru tidak proprosional dan masih perlu penataan ulang. SOTK baru yang diterapkan hanya sekadarnya dan ibarat bedol desa,” keluh sejumlah PNS di lingkungan pemkot kepada wartawan, Selasa (6/1). DOK/RASE Salah satunya bekas kantor John Manuel Manoppo Informasi dan Komuniksi (Infokom) yang digabung dan dijadikan Bagian Humas di bawah naungan Dinas Perhubungan, Telekomunikasi Salatiga. Sejumlah pegawai yang terkena mutasi masih bekerja keras menyelesaikan sisa tugasnya. Satu sisi, prosedur administrasi di kantor Infokom Salatiga, sejumlah PNS masih meminta tanda tangan kepada mantan Kepala infokom Salatiga, Suroso Kuncoro di kantor baru. Sebab yang bersangkutan sudah dimutasi menjadi Kepala Kantor Lingkungan Hidup (LH). “Kami harus menyelesaikan tanggung jawab pekerjaan. Meski pimpinan sudah berangkat pindah,” ujar Haryanti, Bagian Keuangan Infokom Selasa (6/1) kemarin. Kabag Humas Dinas Perhubungan dan Telekomunikasi Salatiga Valentino Haribowo yang sebelumnya menjabat Kakankesbanglinmas mendatangi Bagian Humas sekadar bersilaturahmi. “Kami ingin bekerja sama dengan baik bersama teman-teman wartawan.” Menyikapi belum siapnya penataan SOTK baru, Wali Kota John Manuel Manoppo meminta sekretaris daerah untuk segera melakukan pembenahan. “Seharusnya sudah siap, tugas saya sebagai wali kota tidak menata SOTK. Itu merupakan tanggung jawab sekda,” tandas John. (sas/is)

OH/JPNN

TERLALU BERAT—Truk yang terperosok karena kelebihan muatan.

Oknum Polisi Tewas di Rutan BOYOLALI—Oknum anggota Polda Jateng bernama Teguh Widodo tewas di rumah tahanan (rutan) Boyolali kemarin (6/1). Oknum polisi berpangkat Aiptu ini di ditahan lantaran kesandung dugaan pemerasan. Sebelum tewas, status pria berusia 46 tahun ini masih tahanan Polres Boyolali. Informasi yang dihimpun wartawan menyebutkan, sekitar pukul 09.00, Teguh dipindah dari tahanan mapolres ke rutan dalam kondisi sehat bugar. Sebelum masuk rutan, kondisi fisik suami Sri Paryanti, 45 ini pun juga sudah di periksa oleh tim medis rutan. Hasil pemeriksaan tidak ada tanda-tanda sakit di tubuh Teguh. Lantaran sudah menyerahkan Teguh ke petugas rutan, anggota polres yang mengantar, kembali ke mapolres. Sekitar pukul 10.50, mapolres mendapat informasi kalau Teguh tewas di dalam rutan. ”Anggota langsung diterjunkan untuk mengantar tersangka ke Klinik Polres,” terang Kapolres AKBP Agus Suryo Nugroho saat ditemui kemarin. Hasil pemeriksaan, dugaan sementara Teguh tewas karena terserang asma. Dari pemeriksaan dilakukan juga tidak ada tanda-tanda benda tumpul di tubuh Teguh. Dugaan penyakit asmanya kambuh, lantaran Sri Paryanti (istri Teguh) sempat bercerita kepada polisi kalau Teguh memang memiliki pe-

nyakit bawaan, yakni asma. Untuk memastikan semua itu, jasad Teguh kini dibawa ke laboratorium forensik (labfor) UNS. Menurut Kapolres, Teguh tertangkap diduga kuat melakukan tindak pemerasan kepada warga di daerah Wonosegoro sekitar sepekan lalu. Lantaran mendapat laporan warga, akhirnya Teguh ditangkap untuk diminta keterangan yang telah dilakukannya. ”Sebetulnya hingga kini masih menjalani pemeriksaan,” terangnya. Terkait dengan pemakaman warga Suko RT 10 RW 3, Jenengan, Sawit ini, Kapolres masih melakukan koordinasi dengan pihak keluarga. Koordinasi dilakukan lantaran status

pria ini masih sebagai anggota polisi dan memiliki kasus yang diduga melanggar tentang pencitraan polri. ”Belum bisa kami utarakan apakah dilaksanakan secara pemakaman polri atau biasa. Kami masih koordinasi dengan pihak keluarga,” tandasnya. Sementara itu, Suroso, Kepala Dusun (Kadus) II Desa Jenengan mengatakan, otopsi terhadap salah satu warganya itu akan dilakukan pada pukul 19.00. Sehingga pemakaman dilaksanakan pada besok (hari ini, Red). ”Kalau diteruskan pada malam hari tidak mungkin Mas,” tuturnya yang mendampingi keluarga mengantar jasad Teguh ke labfor UNS. (un/jpnn/ton)

JPNN

SAKIT ASMA—Jenasah oknum polisi yang tewas di rutan Boyolali

Disoal, Pemilihan Wawali SALATIGA—Belasan tokoh masyarakat yang tergabung Forum Lintas Masyarakat Salatiga (Mlintas Raga) kemarin mendatangi DPRD setempat. Mereka mempersoalkan mekanisme pemilihan wakil wali kota (wawali) yang dihelat pada 18 Desember 2008 silam. Warga menduga proses pelaksanaan pemilihan menyalahi tata tertib (tatib) dan sarat aroma politik uang. Karenanya warga meminta pemilihan harus diulang. “Kami minta pemilihan wawali diulang. Sebab wawali terpilih tidak memenuhi persyaratan yang ada pada pasal 5 huruf h jo pasal 6 ayat (1) huruf h keputusan DPRD Kota Salatiga Nomor 33 Tahun 2008. Yakni tentang tata tertib pe-

milihan wakil wali kota Salatiga masa bakti 2006-2011,” kata juru bicara Mlintas Raga, PY Parito, kemarin. Anggota Mlintas Raga ditemui sejumlah anggota dewan. Yakni Ahmadi, Muh Haris, Fathur Rohman, Budi Santosa, Suhada, dan Arif Budiyanto. Parito mengaku kecewa dengan hasil pemilihan wawali. Mereka menuding anggota dewan tak menggunakan hati nurani saat memilih. Itu terlihat dari pelanggaran tatib yang dibuat anggota DPRD. “Dalam tatib disebutkan pasal 6 keputusan DPRD Nomor 33 Tahun 2008 bahwa calon wawali adalah warga negara Republik Indonesia yang memenuhi beberapa syarat. Di antaranya

mengenal Salatiga dan dikenal oleh masyarakat,” katanya. Ungkapan senada dikemukakan tokoh masyarakat lainnya, Yakub Adi Kristanto. Dalam pernyataan sikapnya, ia mengaku sulit membuktikan politik uang dalam pemilihan wawali. Namun aromanya sangat terasa. Atas dasar itu, ia meminta DPRD mengulang pemilihan wawali. “Permintaan ini murni berasal dari masyarakat dan sama sekali tidak ada unsur politisnya.” Menanggapi desakan warga, Sekretaris Fraksi PKS DPRD Salatiga Fatur Rohman menyatakan, secara kelembagaan DPRD belum bisa bersikap. Meski begitu pihaknya berjanji membahas tuntutan tersebut. (sas/is)

REDAKTUR ISKANDAR & PRATONO • LAYOUTER BRAM

KLATEN— Kecelakaan tunggal terjadi di jalan Pemuda Klaten Kota. Nasib apes kali ini dialami Jeniyan Arifin, 22. warga Tanggamus, Tengaron, Lampung. Saat mengemudikan truk dengan nomor polisi BE 6346 LC roda belakang truk tersebut terperosok di kubangan jalan. Diduga truk ini terperosok karena muatan yang dibawa melebihi kemampuan jalan yang dilewati. Informasi yang dihimpun wartawan, truk yang bermuatan tepung itu melaju dari arah Solo untuk mengantar tepung ke toko di sekitar alun-alun Klaten. Sampai di tempat kejadian perkara (TKP) sekitar pukul 04.00 Selasa (6/1) dinihari. Saat itu, truk tiba-tiba terhenti karena ban belakangnya terperosok sebuah lubang di pinggir jalan. Kasat Lantas AKP Juang Andi melalui Kanit Dikyasa Iptu Wahyu Endrajaya menjelaskan, roda truk ambles tepat di atas gorong-gorong. “Jalan protokol ini seharusnya tidak boleh dilewati truk dengan tonase sebesar ini. Karena kapasitas jalan tidak sesuai dengan beban yang dibawa kendaraan,” ujarnya. (oh/jpnn/ton)

Makan Jagung, 29 Santriwati Keracunan WONOGIRI—Ketenangan Pondok Pesantren (ponpes) Gani Tirtasari, Desa Cangkring, Kecamatan Tirtomoyo, Wonogiri, mendadak pecah. Dua puluh sembilan santriwati keracunan, Selasa (6/1) dinihari kemarin. Diduga, ke-29 santriwati ini keracunan jagung rebus yang mereka makan beberapa jam sebelumnya. Hingga kemarin siang, 26 santriwati masih dirawat secara intensif di Instalasi Rawat Inap Puskesmas Baturetno,Wonogiri. Tiga santriwati lain diizinkan pulang. H Muksin, pengasuh ponpes menerangkan keracunan massal itu diketahui sekitar pukul 03.00 kemarin. Saat itu, tiga orang santriwati yang tidur dalam satu asrama mengeluh pusing serta mualmual. Bahkan kemudian, ketiganya muntah-muntah. Selang sesaat berikutnya, pusing serta mual yang disusul muntah juga mendera belasan santriwati lain di ruang tidur itu. Muksin dan pengasuh pondok pesantren lainnya langsung melaporkan ke puskesmas setempat. Santriwati ini langsung dirujuk ke Rawat Inap Puskesmas Baturetno untuk mendapat penanganan yang lebih serius. ”Karena tandatandanya seperti orang keracunan,

mereka kemudian serentak kami usung dengan beberapa mobil,” ujar Camat Tirtomoyo Tarjo Harsono yang kemarin didampingi dr Sustiyadi, kepala Puskesmas Tirtomoyo. Tarjo mendapat keterangan sebelum kejadian, santriwati itu menyantap jagung rebus oleholeh dari orang tua santriwati asal Tirtomoyo. Dugaan keracunan massal tersebut dipicu oleh jagung rebus semakin menguat saat santri pria serta santriwati lain di asrama tidak mengalami keracunan karena tak menyantap jagung rebus itu. ”Kalau makan sore sebelumnya menunya sama yakni sayur rebung. Tapi, di salah satu asrama putri, ada yang ramai-ramai makan jagung rebus oleh-oleh salah satu wali santri. Dan semua santriwati yang makan jagung itu keracunan,” tambah Sustiyadi. Sementara itu, dr. Tuti Darsari, pengelola Rawat Inap Puskesmas Baturetno, mengatakan kondisi sebagian besar korban dugaan keracunan stabil. Hanya ada seorang saja yang mengkhawatirkan. Korban itu adalah Tatik Suhesti. ”Kondisinya masih lemah. Dia diobservasi serius. Kalau yang lain cenderung stabil,” katanya di rawat Inap Baturetno. (aw/nan/jpnn/ton)

Curi HP, Diringkus UNGARAN—Haryono, 26, warga Desa Gambir, Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang, kemarin ditangkap petugas Polsek Pabelan. Ia ketahuan mencuri handphone milik tetangganya. Beruntung tersangka terhindar dari amukan massa. Tersangka kini diamankan beserta barang bukti 2 handphone hasil curian. Keterangan dari Polsek Pabelan menyebut, sekitar dua pekan lalu, Heru, warga Desa Gambir kehilangan dua handphone Nokia di dalam rumah. Pelaku pencurian masuk rumah korban melalui pintu belakang. Satu minggu setelah kejadi-

an, Heru menghubungi nomor handphonenya yang hilang. Ternyata tersambung. Korban lantas mencurigai Haryono yang sering main ke rumahnya. Karena belum yakin, korban menyelidiki ke sejumlah tempat. Korban mendapat informasi dari seseorang bahwa Haryono pernah mengisi pulsa yang nomornya sama seperti milik Heru yang hilang. Haryono mengaku terpaksa mencuri untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya. Tersangka dijerat pasal 363 KUHP tentang pencurian dengan ancaman hukuman maksimal 5 tahun penjara. (sas/is)


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.