solidaritas

Page 3

catatan

kabar

Kampus Hijau Tertibkan Mahasiswa 10

Buletin Solidaritas 2013

Menuju ajaran baru, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran� Jakarta (UPNVJ) sering kali mengadakan Inspeksi Mendadak (Sidak). Sidak dilakukan oleh Bambang B Sulistiyono selaku Warek 3 yang mengurus bidang kemahasiswaan, beliau memimpin jalannya sidak. Adapula Kepala Biro Kerjasama dan Kemahasiswaan, pembina ukm dan jajarannya serta satpam. Terkadang Kepala Biro Umum dan Warek 2 juga ikut, namun hanya sesekali saja. Beberapa lokasi seperi area ukm dan fakultas menjadi salah satu sasarannya. Berawal dari ruang ormawa fakultas dan seluruh ukm didatangi dan di foto. Tak lama kemudian muncul banner berisi peraturan-peraturan baru yang dipasang di setiap fakultas, dekat ukm dan di pintu masuk menuju parkiran. Peraturan itu diantaranya besisi mengenai jam malam yang hanya sampai pukul 22.00. Jika mahasiswa ada yang masih berkeliaran lewat jam yang telah ditentukan, maka akan diusir. Adapula peraturan mengenai melarang mahasiswa kekampus bila tak ada kegiatan. Jika pun ada harus memakai surat dan diketahui rektorat dan satpam. Serta ada beberapa peraturan cara berpakaian, pencurian dan area bebas rokok. Untuk pakaian, mahasiswa diwajibkan memakai kemeja. Namun, masih ada mahasiswa yang bandel dan tetap memakai baju tak berkerah itu. Menindak lanjuti hal tersebut, warek 3 beserta jajaran dan satpam mencatat nama mahasiswa yang memakai kaos dan diberi surat. Isi surat tersebut mengenai pemanggilan mahasiswa untuk dikumpulkan pada keesokan harinya. Dikumpulkannya mahasiswa yang tak tertib peraturan itu untuk memberitahu bahwa mulai hari ini dan seterusnya dilarang memakai kaos di area kampus hijau. Wajib berpakaian rapi, bersepatu dan tak boleh berambut gondrong. Saat ini mahasiswa was-was dengan tata tertib yang sudah berjalan sedemikian ketat ini. Terlebih lagi mahasiswa yang pernah mendapat masalah-masalah dikampus seperti pencurian atau sering menginap dikampus, mereka pasti akan lebih waspada. Seperti yang diketahui bahwa sidak ini akan dilakukan hingga 3 bulan kedepan. Maka, bulanbulan ini disebut bulan tertib UPNVJ. Lailani Sabila LPM Aspirasi UPNV

Juragan Kampus, Makelar Buruh

S

ebentar lagi tahun ajaran baru akan dimulai, peserta didik tingkat menengah akan melaksanakan UjianNasional. Universitas, Akademi, Institut, dan Sekolah Tinggi Negeri pun Swasta akan mulai tebar pesona. Katalog mereka, akan berisikan gambar paling menarik, dan akan menutupi sisi paling representative dari segala kebobrokan internalnya masing-masing. Calon mahasiswa dan orang tua mereka akan dengan lugu menimbang kampus mana yang akan membawa masa depan mereka. Bicara masa depan, rasanya selalu ada yang luput dari mereka-mungkin karena keluguannya tadi. Ada instrument spesifik justru di Universalisasikan dalam membangun asumsi mereka memandang masadepan. Profesi apa yang akan dijalani nantinya, berapa upah yang akan diterima, dan pendidikan tinggi dianggap akan menjadi jaminan atau sebuah investasi yang sangat individual. Peminat dan penyelenggara pendidikan tinggi seolah lupa pada kodratnya. Kodrat saat mereka disebut sebagai sivitas akademika. Beruntunglah, masih ada perguruan tinggi yang dihuni dengan dosen-dosen produktif secara fungsional. Maksud saya, dosen yang menerima panggilannya menjadi dosen yang sepenuhnya mengerti posisi dan tanggung jawabnya. Dalam undang-undang republic Indonesia nomor 12 tahun 2012 tentang pendidikan tinggi telah diatur di dalamnya mengenai kedudukan dan peran dosen sebagai ilmuwan memiliki tugas mengembangkan suatu cabang ilmu pengetahuan dan/atau teknologi melalui penalaran dan penelitian serta menyebarluaskannya.� Bila fenomena local di Universitas Mercu Buana, tempat saya bernaung, maka dosen hanyalah format tetapdari system yang tidak berkembang. Di luar dari pada metode pengajaran, dosen sebagai refleksi mahasiswa sebagai calon ilmuwan-mengingat jenis pendidikan UMB adalah keakademikan-maka dosen haruslah representative dari ilmu pengetahuan. Fenomena yang terjadi, dosen dan kurikulum pengajarannya seperti Trainer yang memposisikan

ilmu pengetahuan sebagai ilmu terapan bukan pengembangan selayaknya ilmuwan. Hal ini yang membuat pandangan mahasiswa dan gagasannya kerdil itu. Kurikulum yang amat teknis membuat asumsi akan keilmuwan tak kalah dangkalnya, sementara itu perguruan tinggi yang amat teknislah yang justru mampu menopang perekonomian negara dengan menciptakan lulusan yang profesional. Hal inilah tadi yang saya maksud di universialisasikan oleh banyak kalangan. Karena sesungguhnya, pembagian peran perguruan tinggi sudah diatur secara spesifik. Kekeliruan interpretasi inilah yang pada akhirnya membuat siklus kebutuhan masyarakat terhadap ilmu pengetahuan tidak lagi berada pada fungsionalitas kelimuwan melainkan penerapan praksis sehingga pragmatism pendidikan semakin berurat dan berakar, bahkan bercabang, hingga membuahkan hasil yang tidak sama sekali kontekstual menjawab kebutuhan lingkungannya. Hari ini kita tidak bisa lagi berharap pada pendidikan sebagai jalan keluar dari segala keterkungkungan system dan pemunculan gagasan yang mampu mendobrak peradaban, atau setidaknya selaras dalam menanggapi perkembangan peradaban. Karena mengkuti perkembangan peradaban haruslah melihat aspek-aspek spesifik yang jelas berbicara akan fungsi ilmu sebagai ilmu bukan ilmu sebagai terapan. Bila paradigma yang didukung oleh sistem yang mapan seperti ini tetap berkelanjutan, maka pragmatism akan menjangkit pada tataran yang lebih luas. Dosen dan mahasiswa akan bertatap muka sebagai formalitas, yang bahkan tidak akan menghasilkan kedunguan yang sama. Belum lagi bila kita melihat realitas pada penerapan keilmuwan secara teknis pun tidak selesai, dana akhirnya memaksa sarjana berorientasi pada penghasilan provit tanpa mempedulikan konteks keilmuwannya. Karena dedikasi terhadap ilmu pengetahuan mengalami pernggarapan yang serba instan dan tak usai. Dimas Aditya LPM Orientasi Univ. Mercu Buana

Buletin Solidaritas 2013

3


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.