Mandar Nol Kilometer

Page 96

beberapa teman dikenal nakal. Ya, nakal begitulah. Bolos sekolah, balap motor, menggoda cewek. Waktu saya kuliah di Yogya, saya tidak tahu aktivitasnya. Pada suatu waktu, Teater Flamboyan mengadakan pentas di Yogya. Cecep tergabung didalamnya. Dia sudah berubah, beda dengan masa SMU. Saya bangga menjadi temannya. Ternyata ada bakat yang belum terlihat di masa SMU. Selain aktif di Teater Flamboyan, Cecep juga aktif di beberapa lembaga kesenian di Mandar, misalnya Laba-laba Duda Hitam (permainan musik mereka di Makassar sering diputar Fajar TV). Cecep banyak perannya, musikus dan vokalis. Dia juga biasa membantu Sanggar Beru-beru, yang dibina Andi Nursami Masdar. Saat Cecep menghembuskan nafas terakhir, dia mengenakan kaos bersablon sanggar itu. Jarang seniman di Mandar yang multi talente. Cecep salah satunya yang memiliki. Selain yang telah saya sebut di atas, Cecep juga bisa melukis, sebagaimana keahlian kakaknya, Rahmat Panggung. Apa yang dimiliki adalah bakat alam. Dia tak pernah mengecap pendidikan formal dalam bidang musik, teater, vokal, dan melukis. Karena keahliannya yang banyak dalam berkesenian, Cecepdianggap‚ Äúmaestro‚ Äù di kalangan seniman Mandar. Cecep meninggal dunia 25 Mei 2009, dikelilingi puluhan sahabat dan kerabatnya. Dia terbaring di rumah sakit sekitar 2 hari. Tubuhnya yang memang kecil adanya, tambah kecil (dan kurus) karena sakitnya. Umurnya masih sangat muda, seumuran dengan saya, kira-kira 30 tahun. Ya, dia termasuk ‚ ”intelektual abortus”, seorang cerdas yang mati muda! Saya tidak tahu banyak tentang Cecep dibanding teman-teman yang berkesenian dengannya. Setiap saya bertanya ke teman-teman tentang karya-karya Cecep, yang terucap ‚”Banyak”. Begitu banyaknya, teman-teman tidak hafal karya-karyanya. Ya, Cecep bisa dikatakan super dalam berkarya (nb: menurut teman-teman, ada tatto superman di lengannya). Selamat jalan kawan! Mengenang Kanna Latif: Bukan Tokoh, Tapi Dia Nelayan Ulung Karena tidak mungkin lagi menemukan pangoli (nelayan yang menggunakan sandeq kecil) yang akan ke laut, saya manfaatkan waktu untuk menemui dengan Kanna Latief. Beliau salah seorang pelayar sandeq ulung di Kampung Pambusuang. Dia seorang punggawa posasiq yang perahunya sering memenangkan lomba perahu sandeq (sebelum era Sandeq Race). Kanna Latief nelayan tertua yang ikut Sandeq Race tahun 2002 lalu, juga merupakan lomba sandeq terakhir yang dia ikuti. Setelah itu ikut lagi karena sudah 83


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.