Pontianak Post

Page 23

Tuntut APBD Bebas Siluman Sambungan dari halaman 17 bertemu ketua Ketua Badan Anggaran yang dijabat ketua DPRD Kalbar Minsen. Karena yang ditunggu tidak menemui mereka, hal ini memicu ketegangan demonstran dengan pihak aparat keamanan yang berjaga di gedung DPRD. Kelompok massa yang berunjuk rasa tersebut sempat memberi tenggat waktu agar seluruh panitia angaran turun menemui mereka. Merasa tidak digubris, masssa langsung melakukan sweeping ke ruang fraksi yang ada. Mereka mencari di mana ruangan tempat anggaran dibahas. Aksi kejar-kejaran dengan pihak polisi tak bisa dihindari. Namun usaha mereka untuk menuju ruang sidang di lantai II, gagal karena seluruh tangga menuju tempat tersebut telah dijaga aparat kepolisian berseragam dan berpakaian preman. Tidak ada celah bagi para demonstran yang berjumlah hanya

sembilan orang ini. Aparat kemanan yang disiagakan dari Polsek Selatan dan dibantu Poltabes ini sempat terpancing emosi sehingga adu mulut dengan pimpinan aksi tak terhindarkan. Tapi negosiasi polisi berhasil meghindari kericuhan. Dengan suara yang lantang Iska meneriakkan bahwa aksi ini semata-mata untuk masyarakat Bumi khatulistiwa. Menurutnya, usia pemprov yang telah tua seharusnya pembangunan menunjukkan kemajuan dan kesejahteraan masyarakat. Sebab, lemah dan bobroknya hukum di daerah ini bisa menjadi celah bagi penyusun APBD untuk melakukan pembahasan anggaran siluman. ”Praktik korupsi diawali dari kebijakan mengalokasikan APBD. Kita tidak ingin ini terjadi,” katanya. Iska menambahkan kinerja panitia anggaran yang lambat menetapkan APBD, baik legislatif maupun eksekutif, menurut-

Dua Siswa Dipecat nya menunjukkan bukti mereka tak bertanggung jawab kepada masyarakat Kalbar. Awang Sofyan Rozali, anggota Badan Anggaran DPRD Kalbar dari Fraksi Golkar serta beberapa Anggota DPRD Kalbar lainnya sempat menemui para pendemo. Akan tetapi, Solmadapar menolaknya karena menginginkan bertemu langsung dengan Ketua Badan Anggaran yang saat bersamaan tengah berada di Kantor Pemprov Kalbar. Akhirnya setelah membacakan tuntutan, elemen gerakan berjargon ’Oposisi Selamanya’ ini membubarkan diri dengan tertib, meski tidak ada satupun anggota dewan yang mendengar. Kerja maksimal Awang Sofian Rozali, kepada wartawan mengatakan bahwa pihaknya berupaya maksimal melakukan pembahasan anggaran dengan menyisir pos-pos yang dianggap mubazir dan pemborosan.

”Kita benar-benar nyisir. Kemarin (Kamis), kami membahas sampai larut malam,” katanya. Awang mengatakan, banyak mata anggaran yang dipangkas dan dialihkan untuk program yang bersentuhan langsung dengan masyarakat. ”Yang tidak efisien kita pangkas dan kita pulangkan lagi ke SKPD (Satuan Kerja Perangkat Saerah) yang bersangkutan. Seperti pembelian kendaraan dinas, banyak yang kita pangkas,” ujar Awang. Sayangnya dia lupa jumlah anggaran pembelian mobil dinas yang tidak disetujui dewan. Awang juga menegaskan bahwa ketok palu APBD 2010 dijadwalkan berlangsung pada Kamis, 4 Februari 2010. ”Hari ini (kemarin, Red) kita tinggal merapikan data. Artinya, ada beberapa program baru di beberapa SKPD yang tengah kita lakukan pengkajian. Insya Allah 4 Februari ketok palu. Itu sesuai komitmen kita,” ujar Awang. (zan/stm)

tianak karena penipuan dan penggelapan. Berawal ketika melakukan kerjasama dengan rekan bisnisnya pada 2007. Tertulis pada pemberitaan sebelumnya, Ctg adalah pemilik Restoran Pondok Kakap. Sebenarnya dia pemilik salah satu restoran di Sungai Kakap. Pemilik Restoran Pondok Kakap, Siauw Tong, yang akrab disapa Ahian membantahnya.

Dikatakannya tidak benar kalau Ctg pemilik restoran tersebut, bahkan tidak ada hubungannya dengan Pondok Kakap. “Ini cukup merepotkan saya, itu tidak benar. Dia bukan pemilik Restoran Pondok Kakap. Saya terkejut karena belum baca koran, banyak orang yang menghubungi saya. Mereka kira saya ditahan,” ungkapnya. (hen)

Pelaku Ajukan Penangguhan Sambungan dari halaman 17 mempertimbangkan segala aspek. Sebelum memutuskan akan melakukan gelar perkara. “Akan kita pertimbangkan dulu. Keputusannya mungkin setelah gelar perkara,” kata mantan Kasat Reskrim Polres Ketapang ini. Sebagai bahan pertimbangan, polisi akan meyakinkan

apakah Ctg tidak melarikan diri, menghilangkan barang bukti dan atau mengulangi tindak pidana yang sama jika ditangguhkan penahanannya. “Kalau yakin aspek tersebut tidak dilakukan tidak menutup kemungkinan kita tangguhkan,” tuturnya. Ctg ditahan sejak Kamis 28 Januari 2010. Dia ditetapkan tersangka oleh Poltabes Pon-

lakukan,” kata Maruki. Tahun 1987, ia mulai jadi pengojek. Empat tahun berikutnya ke Malaysia hingga 1993. “Saya kembali ke Pontianak jadi tukang besi. Tiga tahun setelah itu saya kembali jadi tukang ojek,” ujarnya. Menurut ayah empat anak ini, pendapatannya saat ini sangatlah berkurang. Hal itu disebabkan banyaknya kendaraan, karena bisa didapatkan dengan cara yang mudah dan harganya murah. Selain itu, majunya telekomunikasi juga memengaruhi, dengan maraknya handphone, juga dengan harga murah. Saat ini, hanya dengan harga Rp500 ribu, masyarakat sudah bisa mendapatkan sepeda motor. Handpone yang marak juga memudahkan orang komunikasi, sehingga tak perlu ketemuan langsung lagi sekarang. “Makanya pendapatan saya berkurang saat ini. untuk makan sehari-hari saja susah, jadi harus pandai mengatur keuangan,” keluh Maruki. Warga Tanjung Raya ini men-

gatakan, saat ini anaknya sudah menikah, terkecuali si bungsu yang masih sekolah. Biaya yang harus dikeluarkannya setiap bulan cukup besar. Selain untuk perawatan sepeda motor, Maruki juga harus membaya biaya sewa kendaraan yang dibawanya untuk mengojek tersebut sebesar Rp300 ribu per bulan di tambah dengan ongkos perawatan. Oleh karena itu, untuk biaya sekolah putranya tersebut bekerja membantu pamannya yang merupakan seorang pengusaha karet. “Kalau dia tidak bekerja, dan hanya mengharapkan pendapatan saya sebagai tukang ojek, mungkin dia tidak bisa sekolah,” ujar Maruki, tanpa mau menyebutkan penghasilan perbulannya. Hal senada diungkapkan Sudarmaji (55). Warga Jeruju Besar ini adalah tukang ojek yang biasa mengangkut penumpang di Jeruju Besar sampai Pasar Nipah Kuning. Pria yang sudah 15 tahun menjadi tukang ojek ini juga mengeluhkan kurangnya penumpang yang memakai jasa ojeknya. “Sekarang penumpang sedikit, tak seperti

dulu,” keluh Sudarmaji sambil menghisap sigaret di tangannya. Kurangnya jumlah penumpang dirasakan Sudarmaji semenjak tahun 2004. Penumpangnya berkurang diakibatkan maraknya kendaraan dan maraknya handphone saat ini. sehingga mereka tidak perlu lagi memakai jasa tukang ojek untuk memenuhi kebutuhan transportasi mereka. “Kalau dulu dalam satu hari, saya bisa mendapatkan penghasilan bersih di atas Rp100 ribu. Tapi sekarang, istilahnya mau cari uang rokok saja sudah susah. Tak hanya kami, supir opelet pun banyak yang gulung tikar,” keluhnya. Untuk menambah penghasilannya, Sudarmaji membuka usaha berupa warung kecil di rumahnya yang menjual sembako. Warung tersebut merupakan hasilnya pada saat menjadi TKI di Miri, Malaysia. Termasuk pula kendaraan bermotor yang saat ini dipakainya untuk mencari rezeki sebagai tukang ojek. “Kalau tak ada warung yang dijaga istri saya, mungkin kebutuhan kami tak akan cukup, saat ini pun sudah di perketat untuk

pengeluaran,” ungkap bapak dua anak ini. Jasimah (61), salah seorang penumpang saat, pada saat setelah berbelanja dan akan pulang memakai jasa ojek mengatakan, dirinya juga turut prihatin dengan nasib tukang ojek saat ini. Diceritakan Jasimah, kalau dulu, ojek merupakan jasa transportasi yang menjadi pilihan utama setiap orang. “Karena selain cepat juga bisa mengantar sampai ke depan rumah, tak seperti opelet, hanya di pinggir jalan saja. Jadi tidak perlu jalan kaki lagi,” kata Jasimah. Oleh karena itu, Jasimah tetap menggunakan jasa ojek sampai sekarang. Selain sudah terbiasa, dia juga merasa aman dengan menggunakan ojek. Disamping itu, juga dapat membantu nasib tukang ojek yang saat ini pendapatannya berkurang. “Abang ini adalah langganan saya dari dulu. Karena kenal, maka saya merasa aman. Maklumlah saat ini, di dalam opelet pun, orang bisa melakukan tindakan kriminal,” tandasnya.(*)

kerjasama, layanan ATM menggunakan KPE juga dapat diakses di mana-mana. “KPE dari DKI bisa mengambil ATM BPD Jayapura,” jelas dia. Pemanfaatan KPE juga menjadi salah satu upaya BKN dalam penggunaan teknologi informasi dan peningkatan pelayanan kepada PNS. “Kita ingin membantu memberikan

kemudahan-kemudahan. Sistem manual sudah harus ditinggalkan,” ujarnya. Gubernur Kalbar, Cornelis menyambut baik pemanfaatan KPE. Menurut dia, hal ini menunjukkan bahwa sistem kepegawaian di Indonesia telah mengalami modernisasi dan maju secara signifikan. “Ini adalah sebuah revolusi,” katanya.(rnl)

Terbuka Hijau. Namun, item tersebut dimasukan dalam revisi Perda Nomor 3 Tahun 2004 untuk menghindari kekosongan aturan, sebelum terbentuknya Perda Ruang Terbuka Hijau. ”Ada baiknya materi ini ditampung dulu dalam Perda yang ada. Mengingat ruang terbuka hijau merupakan bagian dari rencana tata ruang wilayah Kota Pontianak,” kata Sutar-

midji kemarin. Berdasarkan UU Nomor 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang, pada pasal 25 ayat 1 disebutkan penyusunan rencana tata ruang wilayah Kota Pontianak mengacu pada RTRW nasional dan propinsi. ”Jadi kita harus menunggu RTRW Kota. Memerlukan waktu cukup lama baru bisa menetapkan perda ruang terbuka hijau,” katanya. (uni)

but pun terus digencarkan. Sebagai catatan , ada lima desa di Kalbar yang berbatasan langsung dengan Kalteng yaitu Madya Raya dan Sayan di Melawi serta Sukaramai, Kudangan dan Serengkah di Kabupaten Ketapang. Setiap hari masyarakat Kalbar di desa-desa itu berhubungan dengan penduduk dari Kalteng. Untuk melakukan pengawasan, DPKH telah merekrut petugas dari penduduk desa. Penduduk itu dilatih dan dilengkapi dengan peralatan pendukung dalam menjalankan tugas. “Mereka kita tugaskan mengawasi keluar masuk hewan ternak, termasuk unggas. Mereka juga diberi honor Rp750 ribu sebulan,” ujarnya. Saat acara penyerahan sertifikat bebas flu burung, beberapa

hari lalu, Ketua Pelaksana Harian Komnas Flu Burung Indonesia, Bayu Krisnamurthi yang juga wakil menteri pertanian menyebutkan, sertifikat bebas rabies untuk Kalbar sudah diambang pintu. Hal ini berdasarkan hasil penelitian dan pemantauan selama beberapa tahun oleh tim yang menyatakan bahwa provinsi ini bebas dari penyakit tersebut. Apabila sertifikat itu sudah dikantongi Kalbar, dan ditambah lagi dengan sertifikat bebas flu burung, ada dampak positif yang akan dipetik oleh provinsi ini. Citra Kalbar akan baik di mata investor. Prospek perdagangan hewan asal Kalbar pun akan terbuka luas. “Dibandingkan daerah lain, Kalbar akan punya daya tarik yang lebih,” katanya. (rnl)

Mulai Terapkan KPE Sambungan dari halaman 17 KPE mempunyai banyak fungsi antara lain sebagai pengganti kartu pegawai, kartu asuransi kesehatan (Askes), tabungan pensiunan (Taspen), untuk mengambil pembayaran gaji, ATM dan transaksi jual beli. “Jika sudah ada kerjasama, pembayaran di supermarket

bisa menggunakan kartu ini,” katanya. KPE lebih sederhana dan efisien karena bisa digunakan semua PNS dan keluarganya. Dengan keluarnya KPE tersebut para PNS bisa mendapatkan kemudahan-kemudahan pelayanan. Mengingat BPD (Bank Pembangunan Daerah) seluruh Indonesia telah menjalin

Ruang Terbuka Hijau Sambungan dari halaman 17 memindahkan, membakar, menguasai atau menebang pohon pelindung dan tanaman penghijauan. Termasuk bibit tanaman yang baru ditanam di taman atau fasilitas umum. ”Sebaiknya dibuat tersendiri aturannya. Peraturan ini mendesak mengingat semakin pesatnya pertumbuhan daerah perkotaan,” kata Ardiansyah.

Peraturan khusus ruang terbuka hijau ini juga sudah dilakukan di beberapa daerah lain di Indonesia. ”Untuk sementara ini, perubahan peraturan ketertiban umum disesuaikan dengan kondisi saat ini,” katanya. Saat dikonfirmasi, Walikota Pontianak, Sutarmidji menghargai usul Fraksi PAN untuk memasukan pasal perubahan dalam materi Perda Ruang

Lima Tahun Tanpa Rabies Sambungan dari halaman 17 berjangkit selama delapan bulan. Lokasi penyebarannya yaitu di sekitar Kecamatan Kendawangan. Berdasarkan data DPKH, tercatat sebanyak 39 kasus gigitan rabies dan satu orang meninggal dunia. Ada dugaan bahwa penyakit tersebut masuk ke Kalbar dari Kalimantan Tengah. Menyikapi penularan itu, DPKH telah melakukan berbagai upaya untuk melokalisasi penularan dan upaya itu berhasil. Langkah utama yang dilaksanakan yakni menutup transportasi hewan penular rabies dari daerah tertular. Ada tiga jenis hewan yang dapat menularkan rabies yaitu anjing, kucing dank era. “90 persennya ditularkan oleh anjing, tetapi kucing dan kera

juga bisa,” ujar dia. Langkah lain yang juga dilaksanakan adalah dengan memusnahkan 100 persen anjing liar atau diliarkan di lokasi. Sementara untuk anjing peliharaan, dilakukan vaksinasi. “Alhamdulillah kita berhasil melokalisir penularan. Semua ini karena partisipasi masyarakat setempat,” katanya. Warga di kawasan tertular dinilai sangat mendukung upaya pemusnahan dan vaksinasi hewan. Bahkan sampai sekarang, vaksinasi pun masih terus dilakukan. Sementara di Kaltim, Kalteng dan Kalsel, penyebaran rabies terus meluas dan kasus gigitan juga bertambah. Mengingat Kalbar yang berbatasan langsung dengan daerah tertular, pengawasan terhadap lalu lintas hewan dari daerah terse-

Sambungan dari halaman 17 Kabar dikeluarkannya dua siswa bernama Hidayatullah dan Aditya ini mencuat setelah adanya grup disitus jejaring sosial, facebook. Semula, grup ini bernama 1.000 Facebookers Dukung Aditya-Hidayatullah Tidak di DO dan Bebas Tuntutan. Didirikan dua orang, yakni Hidayatullah dan Danur Wendho. Namun, Jumat (29/1) sekitar pukul 16.30, nama grup tersebut berubah menjadi Forum Diskusi Khusus Siswa SMAN 7 PTK. Anggotanya mencapai 200 orang. Pada dinding facebook grup tersebut, terdapat beberapa komentar dari para siswa. Diantaranya ada yang menyatakan guru tidak pintar berfikir. ”Sudah mau ujian kok malah di DO. Coba anak dia yang ada diposisi siswa itu. Bagaimana responnya,” tulis salah satu anggota dalam bahasa Melayu. Ketika Pontianak Post mendatangi SMAN 7 Pontianak kemari sore, untuk menelusuri kabar tersebut, sekolah tampak ramai. Namun, beberapa siswa yang ditanya, tampak enggan menceritakan kejadiannya. Namun, ketika ditanya tentang siswa kelas 3 yang bernama Hidayatullah, mereka mengaku pernah mendengar nama tersebut. ”Abang kelas. Yang dikeluarkan dari sekolah kan? Saya tahu tapi tidak kenal. Karena saya

kelas 2. Coba tanya dengan abang yang di sana. Dia kelas tiga,” ujar seorang siswi sekolah tersebut sambil menunjuk seorang siswa cowok yang berada di tengah lapangan basket. Saat ditemui, siswa yang enggan disebutkan namanya itu mengaku mengenal Hidayatullah. ”Saya beda jurusan dengan Hidayat. Tapi saya kenal. Kalau Aditya saya tidak kenal. Biasanya Hidayat nongkrong di warung dekat SMPN 3,” katanya. Ketika warung tersebut didatangi, tidak ada satu pun siswa SMAN 7 berada di sana. Hanya ada empat siswa SMP, dan tiga orang dewasa. ”Tadi selepas Jumat ada. Tapi saya tidak kenal dengan Hidayatullah,” kata pemilik warung. Namun, salah seorang pengunjung warung sempat berkata kepada temannya, ”Hidayat yang dikeluarkan dari sekolah kali ya.” Setelah ditelusuri, akhirnya berhasil ditemukan seorang siswa mau memberikan informasi tentang kabar tersebut. ”Tapi jangan sebutkan nama saya ya. Sebab, anggota yang mendukung grup facebook saja mau ditelusuri sama guru. Katanya orangtua siswa mau dipanggil,” kata seorang siswa. Ia menceritakan, kejadian bermula sekitar dua hari lalu. Ketika itu, siswa diminta membersihkan kelas, termasuk kelas 3 IPS 1. Ketika siswa lain sedang membersihkan kelas, Hidayatul-

lah dan Aditya sedang asyik mojok di belakang kelas. Ketika didatangi guru, ternyata mereka sedang menonton adegan asusila melalui telepon selular. ”Dia pun langsung dibawa ke kantor wakil kepala sekolah,” katanya. Kemudian pihak sekolah memanggil orangtua kedua siswa. Sekolah mengancam akan mengeluarkan siswa. Kamis (28/1) pagi, seluruh siswa IPS mendatangi ruang bimbingan konseling dan memohon kedua temannya tidak dikeluarkan dari sekolah. Namun tidak dipedulikan. ”Bahkan, ada yang mengancam mau demo ke Dinas Pendidikan. Tetapi kata pihak sekolah bilang ini sudah keputusan bersama Diknas,” ujar siswa tersebut. Kemudian, dua siswa yang dikeluarkan dari sekolah itu diminta mengucapkan salam perpisahan kepada teman-temannya. ”Teman-teman jurusan IPS dan sebagian bahasa banyak yang menangis. Mengapa sekolah bisa mengeluarkan padahal mau ujian. Ada kok video siswa menangis,” ujarnya. Jumat (29/1) sekitar pukul 07.30, sejumlah siswa berkumpul di depan gerbang sekolah. Mereka berencana demo atas tindakan sekolah. ”Tetapi diusir dari sekolah. Malahan guru sibuk buka facebook. Untuk melihat ada tidak siswa yang bergabung dengan grup terkait kejadian ini,” katanya. (uni)

Pertama Meraih MKK Sambungan dari halaman 24

Sekarang Cari Uang Rokok Saja Sudah Susah Sambungan dari halaman 17

23

Aneka

Pontianak Post l Sabtu 30 Januari 2010

adalah di Yogyakarta yaitu hanya 1,8. Gubernur Kalbar, Cornelis menyambut baik penghargaan yang diberikan. Menurut dia, keberhasilan ini adalah hasil kerjasama seluruh elemen terkait di tingkat kabupaten/kota hingga RT. “Jadi, bukan karena gubernur,” ujarnya. Program KB dinilai perlu untuk terus digencarkan karena menyangkut masalah pangan, pendidikan, kesehatan dan kesejahteraan masyarakat. Kepala BKKBN Kalbar,

Siti Fathonah menyebutkan, di tahun 2009, pencapaian peserta KB baru di provinsi ini mencapai 135 persen dari target 102.522 orang. Berdasarkan pemantauan, umumnya masyarakat Kalbar lebih memilih untuk menggunakan alat kontrasepsi pil atau suntik. Dua alat kontrasepsi itu lebih dikenal dan memasyarakat dibandingkan dengan yang lain. “Kalau vasektomi dan tubektomi masih dianggap baru,” katanya. Sedangkan IUD, penggunaannya cenderung lebih banyak di kawasan pedalaman

atau lokasi transmigrasi. Hal ini karena kebanyakan warga trans tersebut berasal dari Pulau Jawa yang sudah lebih mengenal program KB. Partisipasi KB pria di Kalbar pun masih tergolong kecil. Semua itu diakibatkan oleh penyebaran informasi yang belum merata. Dari 14 kabupaten/kota di Kalbar, daerah yang menduduki peringkat tertinggi dalam hal pencapaian target KB yaitu Kayong Utara, Melawi dan Sanggau. “Di Kayong Utara malah mencapai target 300 persen,” ujar dia.(rnl)

Lestarikan Budaya Lewat Kerja Organisasi Sambungan dari halaman 24 paddas KMKS, koki nya adalah mahasiswi-mahasiswi asal Sambas. “Anggota KMKS putri,” katanya. Pernyataan Beni dibenarkan ketua panitia pelaksana kegiatan diskusi rutin KMKS, Dede. Mahasiswa berdomisili asal kecamatan Sekuduk Kabupaten Sambas mengungkapkan, panitia sengaja memilih konsusmsi makanan khas daerah agar rasa kerinduan kampung halaman dapat terobati. “Kita kerahkan pengurus putri untuk membuat bubur paddas,” katanya. “Semua bahan tidak beli, pakis kita cari, bumbu buat sendiri, yang beli hanya kacang tanah dan kecap,” tutur Dede. Menurut dia, diskusi diadakan untuk melihat sejauh mana perkembangan Sambas dibawah kepemimpinan Burhanuddin – Djuliarti. “Diskusi tidak subjektif,” katanya. “Kami selalu mengundang pakar,”kata Dede. Dede menambahkan diskusi rutin ini, program kerja

organisasi kami. Sambil lesehan, seratus lima puluh peserta tampak antusias mendengar pemaparan pemateri. Dede menyatakan sengaja hidangan konsumsi memilih menu tradisional karena saatnya kita tidak bertindak reaksioner. Selaku generasi muda, ia memandang ketika ada produk budaya leluhur diklaim pihak asing, selalu disikapi demo. Dede mengatakan mulai sekarang diubah sikap demikian. Mengakrabkan diri dengan produk budaya akan lebih berarti dibanding berdemo. “Melestarikan lebih penting,” katanya. Meski sebenarnya, kata dia, membuat bubur paddas lebih ekstra kerjanya dibanding membeli gorengan. “Tapi kita coba lepas perilaku instan. Menjaga budaya memang perlu proses,” katanya. Rusmina, mahasiswi asal kecamatan Tekarang mengaku bangga bisa menyajikan bubur paddas untuk gawai KMKS ini. “Ilmu membuat bubur paddas, otodidak belajarnya,” kata dia

sambil mengatur mangkok yang akan diisi bubur yang telah masak. Rekannya Rusmina menjadi koki bubur paddas, Eli, menuturkan hal yang sama. “Ilmu ini tidak pernah belajar resmi,” katanya. Namun, menurut dia, ilmunya didapat karena pengalaman membantu ibunya saat bulan puasa di kampung jadi sekarang bukan perkara sulit baginya jika membuat bubur yang pernah diklaim Malaysia ini. “Meski dari pagi kerjanya. Tapi ada kepuasan tersendiri,” kata Eli saat menceritakan kesibukannya membuat bubur padda untuk diskusi KMKS. Hal lain diutarakanYuliansyah, SE, Pudir II Politeknik Terigas yang didaulat sebagai salah seorang pemateri diskusi, ia mengatakan ada semangat muncul berkumpul dengan mahasiswa. “Apresiasi untuk panitia. Apalagi, konsumsinya bubur paddas. Ingat serasa bulan Ramadhan,” kata mahasiswa magister ekonomi pembangunan ini. (*)

Golkar Usulkan Calon Bupati ke DPP Sambungan dari halaman 24 daerah kan memilih figur bukan partai,” jelasnya. Di semua daerah yang akan melaksanakan pemilukada, Partai Golkar dapat menjadi partai pengusung walaupun tanpa koalisi dengan partai lain. Hal ini karena perolehan suara partai ketika pemilu legislatif yang sudah memenuhi syarat. Meski demikian, menurutnya Partai Golkar juga tidak

menutup peluang akan adanya koalisi dengan partai lain. Kesempatan untuk itu pun dibuka seluas-luasnya. Hanya saja, sampai sekarang belum ada partai lain yang sudah menjalin komunikasi dengan DPD Partai Golkar untuk kepentingan tersebut. Penentuan koalisi ini, tambah Morkes, juga harus melalui persetujuan dari DPP. Bicara soal pemilukada, dalam rapat koordinasi dengan

bupati/wali kota serta para camat se-Kalbar kemarin, Gubernur Cornelis mengingatkan agar para kandidat bersaing secara sehat. “Silakan bertanding. Tetapi ibarat main bola, semua harus fair play,” pesannya. Para pembina parpol juga diminta untuk memberikan pemahaman serta pencerahan kepada kader-kadernya supaya tidak terjadi konflik. “Apabila nanti ada persoalan, sebaiknya tempuh jalur hukum,” tambah dia.(rnl)

Cocok Tanam Tebu Sambungan dari halaman 24 di Merauke, Papua. Sejumlah negara diantaranya Cina, Arab Saudi, dan Singapura sudah menyatakan minat investasi pengembangan proyek yang dikonsentrasikan untuk

tebu dan padi. Investor asing tersebut sudah menyatakan minat membuat pertanian, pabrik, dan industri dengan lahan sekitar 500 ribu hektare dan total potensi lahan 1,5 juta hektare. Menurut Thalib, pengem-

bangan Food Estate, ke depan juga bisa difokuskan di kawasan perbatasan. Apalagi, pemerintah telah menyelesaikan Peraturan Pemerintah tentang Penertiban Lahan Terlantar untuk menunjang penyelesaian proyek Food Estate tersebut. (zan)

Awasi Mamin Tiongkok Sambungan dari halaman 24 dalam negeri. Untuk menumbuhkan kecintaan itu, kata dia, pemerintah dan pengusaha harus membuat formulasi kekuatan menanamkan citra itu di benak masyarakat. ”Mutu dan harga produk da-

lam negeri juga harus disesuaikan. Bagaimana kalau kita bisa cinta produk dalam negeri jika barangnya tidak berkualitas dan mahal. Ini harus dibenahi,” katanya. Karena itu, pembenahan dan dukungan pemerintah untuk memperbaiki produk-produk

dalam negeri mesti dilakukan. ”Untuk itu saya berharap juga agar koperasi, usaha mikro, kecil dan menengah juga melakukan pembenahan produknya agar berdaya saing. Minimal merajai pasaran dalam negeri,” ujar Awang. (zan)


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.