Pontianak Post

Page 14

14 Agraria

Jangan Cari Kambing Hitam BUPATI Kubu Raya Muda Mahendrawan menilai tidak perlu lagi mencari siapa yang salah dalam penyelesaian sengketa tanah. Namun, yang terpenting, menurut dia adalah jalan keluarnya. “Caranya seperti cluster-kan (petakan, Red) dulu masalahnya, rembukan bersama para pihak terkait. Termasuk ketika bermasalah dengan investasi perkebunan atau antarperusahaan,” tutur Bupati. Bupati berharap penyelesaiannya dilakukan dengan cara yang wajar dan lebih mengedepankan musyawarah mufakat, tanpa langsung ke ranah hukum. Dengan membawa persoalan ke meja hijau, menurut Bupati, justru akan lebih banyak membuang tenaga, waktu, biaya, dan pikiran. “Prinsipnya penyelesaiannya yang berkeadilan,” ungkap dia. Lalu kerapnya kepala desa mengeluarkasn SKT? Bagi dia, ini hanya merupakan salah satu persoalan. Makanya, dijelaskan Bupati, Pemkab selalu meminta kepada para kepala desa agar memberdayakan RT/RW, ketika pengukuran terjadi, sehingga diketahui aparatur desa. “Libatkan seluruh kompenen. Ada beberapa soal konflik bisa diselesaikan dengan baik. Jangan kita mencari siapa salah. Kita akan terus berdebat. Problemnya tidak akan lepas. Yang penting kita menargetkan untuk mencari jalan keluar,” ujarnya. (den)

olahraga

Berdayakan yang Tradisional PEMKAB Kubu Raya melalui Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga (Disbudparpora) Kubu Raya terus memberdayakan dan menggali beragam potensi olahraga tradisional, yang merupakan warisan budaya bangsa, agar dikembangkan menjadi olahraga prestasi. “Kita harus menumbuhkan kembali olahraga tradisional yang selama ini menjadi warisan budaya bangsa yang baik untuk dikembangkan menjadi olahraga prestasi. Kami akan melacak olahraga-olahraga tradisional itu untuk dikembangkan kembali,” ungkap Kabid Pemuda dan Olahraga, Disbudparpora, Sukiman, kemarin di Sungai Raya. Menurut dia, wacana ini muncul setelah penyelenggaraan festival olahraga tradisional, di mana Kubu Raya turut serta pada beragam festival olahraga tradisional, dengan menampilkan nabuya. “Olahraga tradisional tersebut seperti permainan rakyat atau olahraga tradisonal yang merupakan aset budaya bangsa dan perlu dilestarikan, digali, dan ditumbuhkembangkan. Ini perlu dilestarikan karena selain merupakan olahraga atau permainan mengisi waktu luang, juga mempunyai potensi lebih dikembangkan sebagai olahraga meningkatkan kualitas jasmani bagi pelakunya,” ucapnya.(den)

kubu raya

Pontianak Post

l

Rabu 27 Juni 2012

Emiel: Konflik Tanah Bisa Tuntas SUNGAI RAYA – Kabupaten Kubu Raya merupakan daerah dengan peta konflik pertanahan yang tidak sedikit. Tidak heran persoalan tersebut membuat dampak luas. Tidak hanya di sosial masyarakat, tapi juga roda perekonomian. Makanya, BPN dan Pemkab berupaya menekan terjadinya sengketa tanah dengan tahap awal melakukan pemetaan. Kepala Kanwil BPN Provinsi Kalbar, Emiel AE Poluan, mengungkapkan begitu banyak faktor penyebab terjadinya tumpang tindih lahan yang berujung ke sengketa. “Misalnya kekurangan internal BPN hingga faktor lain,” kata dia. Ia kemudian mencontohkan bagaimana pemakaian koordinat lokal dulu dipakai dalam menetapkan lokasi tanah. Itu, menurut dia, sangat sulit memrediksi lokasi tanah dengan kondisi tanah sekarang. Kenapa sulit? Pasalnya, dijelaskan dia, pemilik tanah biasanya juga tidak mengetahui di mana sebetulnya pemilik lahannya. Apalagi, Kalbar, menurut dia, terhampar lahan gambut. “Sehingga menetapkan patok agak sulit. Tetapi seandainya dimanfaatkan, itu memperkecil konflik,” ujarnya. Selain itu, dijelaskan dia, subyek masih banyak yang tidak mengetahui lagi posisi dan kondisi obyek miliknya yaitu tanahnya. Ini, menurut dia, bisa disebabkan karena lama ditinggalkan atau ditelantarkan. Sementara faktor lainnya adalah dari pihak pemerintahan desa, yang disayangkan dia, tidak mengetahui asal usul kepemilikan tanah. “Dan yang terpenting lagi, apakah si pemohon benar-benar jujur mengaku DENY HAMDANI/PONTIANAK POST JAMBANGI DESA BEMBAN: Bupati Kubu Raya Muda Mahendrawan saat menghadiri peringatan isra mikraj di Desa Sungai memiliki tanah tersebut ketika mengajukan Bemban, Kubu, beberapa waktu lalu. permohonan sertifikat?” ungkapnya. Menyikapi berbagai persoalan tersebut, menurut dia, semua kembali kepada niat dan hati nurani masing-masing. Bagi dia, jika tanah itu bukan milik seseorang, maka seseorang tersebut jangan mengaku untuk menguasai. Namun, ditambahkan dia, jika benar sebagai miliknya, maka hendaknya SUNGAI RAYA – Emmiel Albert Evert Sementara itu, kepala Kantor Perta- Kegiatan itu dihadiri juga seluruh kepala memelihara dan mengelolanya dengan Poluan, kepala Kantor Wilayah BPN nahan Kubu Raya, Firdaus, menegaskan desa dan camat di Kubu Raya. Pada kes- baik. “Jadi, sangat kompleks penyebab Provinsi Kalbar, menuturkan salah satu bahwa pihaknya berkomitmen untuk empatan tersebut dilakukan sesi tanya terjadinya tumpang tindih tanah. Karena ini bentuk pelayanan Larasira merupa- menyelesaikan berbagai permasalahan jawab antara kades, camat, bersama banyak faktor dan indikasi penyebabnya. Sebab itu ketika obyek itu sudah ada kan kantor bergerak, hingga melayani agraria yang kerap terjadinya di kabu- pihak BPN. Banyak hal yang diutarakan ke pelosok pedalaman desa. Dengan pe- paten termuda di Kalbar ini. Salah satu kades dan camat dalam pertemuan itu, bukti kepemilikan atau sertifikat segera layanan tersebut, dia yakin akan mampu caranya, menurut dia, yakni dengan seputar permasalahan tanah. Karena dimanfaatkan untuk menanam. Minimal menekan persoalan pembiayaan. pengadaan mobil Larasita (Layan- itu, ditambahkan Firdaus, dengan ke- dipagar. Apalagi kondisi tanah di Kalbar “Itu tujuan diadakannya pelayanan an Rakyat untuk Sertifikat Tanah). beradaan mobil Larasita ini, bagaimana yang gambut sangat berbeda dengan pertanahan dengan mobil larasita ini,” Layanan tersebut mulai diluncurkan BPN mendekatkan pelayanan kepada daerah lainnya seperti di Sumatera. Dikatanya, Selasa (26/6). Menurut dia, pe- kembali pada Selasa (26/6) kemarin. masyarakat dengan pola jemput bola. mana patoknya mudah hilang,” ucapnya. layanan larasita sangat berbeda dengan “Dengan Larasita ini, kita berharap Dengan kata lain, dia berharap mobil lar- Lantas solusi penyelesaiannya, disarankan reformasi agraria. Kalau reformasi perta- dapat menyelesaikan berbagai per- asita layaknya kantor bergerak, sehingga dia, agar permasalahan itu diperbaiki, senahan, menurut dia, adalah bagaimana masalahan agraria di Kubu Raya. Sep- menjangkau langsung ke masyarakat. hingga ada titik terang bagi masyarakat tanah berlegalitas dimanfaatkan secara erti menghindari biaya-biaya yang “Ini salah satu komitmen pelayanan umum. Katanya, dalam penyelesaian optimal dan tidak dibiarkan begitu saja. mahal, menghindari terjadinya konflik kami kepada masyarakat, termasuk sengketa tanah hanya dua cara yakni Itu juga, ditambahkan dia, menjadi agraria, dan melaksanakan program dalam penyelesaian sengketa. Karena musyawarah atau hukum. “Akan tetapi tanda kemakmuran pemanfaatan tanah reforma agraria bagi masyarakat ke- petugas kami langsung melihat kon- bersama Pemkab kita secara perlahan dengan legalitas sertifikat. “Di situ ada cil yang tidak mampu,” kata Firdaus. disi di lapangan. Untuk itu kita inginkan mencari solusinya secara musyawarah dan kepastian hak, sehingga meminimnalisir Penjelasan itu disampaikan Firdaus usai dalam penyelesaian konflik agraria bertahap. Ini telah kita lakukan di kawasan konflik dan tanah bisa dimanfaatkan,” Sosialisasi Larasita dan Reforma Agraria diselesaikan secara bersama-sama Ampera terhadap lebih dari 300 an sertiujarnya. oleh Kantor Pertanahan Kubu Raya. melalui musyawarah,” katanya. (den) fikat,” tuturnya. (den)

Larasita, Layani Tanah Masyarakat

C

m

y

k


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.