Pontianak Post

Page 8

KALBAR

8

Pontianak Post

SANGGAU

DPT Siluman di TPS PT ED

Mana Tunjangan Guru Perbatasan MENJALANKAN tugas sebagai guru di daerah perbatasan memang banyak suka dan dukanya. Adanya perhatian pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan bagi guru yang ada di perbatasan khususnya sudah tentu merupakan angin segar. “Namun tunjangan guru perbatasan yang diIbrahim anggarkan tahun 2007 sampai saat ini belum kami terima. Sementara rekan-rekan guru SD yang berada di daerah lain sudah mendapatkan tunjangan tersebut. Apa bedanya dengan sekolah kami,” Ungkap Ibrahim salah satu guru yang mengeluhkan tunjangan untuk guru perbatasan yang sampai kini tidak kunjung mereka dapatkan. Sekolah tempat dia mengajar berada di daerah perbatasan, tepatnya SDN 12 Entikong. “Begitu mendengar tunjangan untuk guru SD yang ada di perbatasan akan cair kita sangat bersyukur. Namun sampai sekarang keberadaan tunjangan tersebut tidak jelas apakah akan diberikan atau tidak. Walaupun hingga kini tunjangan guru perbatasan tidak diterima baik di SD Entikong, SD Semanget dan SD Sontas, tidak membuat proses belajar dan mengajar menjadi terganggu,” kata Ibrahim kemarin. (ags)

Buta Huruf di Pedalaman MASIH banyak masyarakat di pedalaman perbatasan yang buta huruf alias tidak bisa baca tulis. Ini menjadi indikator bahwa pembangunan bidang pendidikan masih belum maksimal dilakukan. Tentunya itu harus jadi perhatian serius pemerintah. Tidak hanya di daerah provinsi di daerahdaerah kabupaten, apalagi di pedalaman perbatasan memang masih kurang tersentuh pembangunan bidang pendidikan. Selain itu masih ada anak usia dini yang belum mendapatkan pelayanan pendidikan, kendati USB sudah dibangun di daerah perbatasan. Demikian disampaikan Senaman tokoh masyarakat Desa Pengadang. Dia mengatakan masyarakat di pedalaman masih banyak yang tidak bisa baca tulis, ini sangat memprihatinkan dan menyedihkan. Untuk mengatasi angka buta aksara tersebut, pemerintah katanya bisa saja membuka berbagai kursus, dengan dana yang sudah disediakan pemerintah yang mencapai ratusan miliar rupiah. Kegiatan kursus tersebut dapat berupa Kelompok Belajar Mengajar (KBM) di tiap tiap Kabupaten di Kalbar ini.(ags)

Sabtu 18 April 2009

14 TPS Dilaporkan, Tapi Kadaluarsa SANGGAU–Beberapa Tempat Pemungutan Suara (TPS) di PT ED diinndikasikan menggunakan DPT siluman. Itu diketahui, setelah diteliti dan dicocokan dengan DPT yang telah dikeluarkan KPU. Sayang, kasus ini tak bisa diproses lantaran dianggap telah kadaluarsa. Edi Kruniawan, salah seorang tokoh masyarakat di Dusun Kayu Tunu mengatakan kecurangan ini tidak bisa dibiarkan. Bagaimana mungkin TPS ATEL/KAPUAS POST bisa seenaknya saja membuat DPT FIKTIF: DPT yang dikeluarkan KPU dan DPT siluman yang ditemukan di PT ED.(as) berbeda dengan yang telah dikeluarkan KPU. “Saya sudah melaporkan hal ini ke Panwaslu. Tidak tahu apakah sudah diproses atau tidak. Yang penting sudah saya laporkan,” demikian kecamatan dengan jumlah TPS dan bicaraan singkat dengan Danu ujarnya berapi-api. TPS yang menjadi sampel yang pemilih yang paling besar diantara Susilo, ketua DPD PKS Kabupaten ditunjukkan Edi adalah TPS 17. Ia kecamatan-kecamatan lain masih Sanggau mengaku bahwa hal SANGGAU–Hampir seluruh belum menyelesaikan setengah tersebut sah-sah saja. Hanya saja bahkan memberikan kopian berita acara serta DPT asli dari KPU serta PPK di 15 kecamatan yang ada di dari jumlah TPS yang ada. Jumlah saksinya perlu ditambah. “Kalau perlu para caleg saja DPT siluman yang telah dibuat oleh Kabupaten Sanggau telah menye- 211 TPS dengan jumlah pemilih lesaikan perhitungannya. Ter- yang mencapai 50 ribu jiwa lebih yang diikutsertakan jadi saksi. PPS di sana. Dari perbandingan kedua masuk Meliau yang merupakan tentu merupakan sebuah per- Kebanyakan alasan partai tidak DPT tersebut memang terdapat wilayah dengan jumlah TPS masalahan yang cukup besar jika mau menambah saksikan karena beberapa nama yang berbeda antara terbanyak kedua di Kabupaten ini. tidak dicarikan solusinya. Selama biaya. Nah bagaimana kalau DPT yang dikeluarkan KPU dengan Sementara PPK Kapuas hingga satu hari, rata-rata PPK hanya calegnya saja yang dijadikan DPT yang dibuat PPS setempat. “Bahkan semua TPS menggunakan kemarin masih dalam proses. sanggup menyelesaikan per- saksi?” gagas Danu. Sementara menurut Heri Suhae- DPT ini (DPT siluman,red). Saya “Hampir semuanya sudah menye- hitungan 10-15 TPS saja. Ketua KPU mengaku pihaknya ri SH, Ketua Bapilu Partai Golkar hanya membawa sampel yang bisa lesaikan perhitungan. Namun beberapa masih dalam proses,” ujar saat ini sebenarnya memiliki solusi Sanggau, sebenarnya permasa- saya peroleh saja,” ujarnya lagi. Mugiono Pramono, Ketua KPU terbaik yaitu memecah kelompok lahan perhitungan itu bukanlah perhitungan menjadi 4 atau lima permasalahan yang terlalu prinsip. Sanggau. Menurut Pram, demikian ia kelompok. Hanya saja hal tersebut Hanya terkait masalah tekhnis saja. biasa disapa, pihaknya sudah perlu dibicarakan dengan seluruh Karena memang yang menjadi berusaha semaksimal mungkin komponen seperti PPK, saksi-saksi masalah adalah perhitungan mengatur agar perhitungan suara dan sebagainya. “Kalau boleh manual. Usaha apapun menubisa cepat selesai. Beberapa PPK hanya kami yang mengambil rutnya sah-sah saja asal melalui tampak antusias, terutama PPK keputusan, tentu itu sudah kami kesepakatan. Apalagi ini terkait yang memiliki jumlah TPS yang lakukan sejak lama. Namun ini kepentingan Pemilu,yaitu utnuk SINTANG-Pemerintah kabupaten tidak terlalu banyak. Mereka bisa tentu harus disepakati bersama mengejar target Pleno yang sudah Sintang diharapkan menginventarisir menyelesaikan perhitungan sebe- karena melibatkan para pihak,” ditentukan waktunya. keberadaan pedagang kaki lima (PKL) “Kami siap kalau memang harus yang telah menempati berbagai tempat lum target pelaksanaan pleno yang tegas Pram. Ia dan beberapa orang ang- menambah saksi. Hanya saja berjualan. Belakangan ini, ada kabar lokasi direncanakan pada hari Senin, 20 gotanya kemudian mendatangi pengambilan keputusan harus PKL di kawasan pasar Inpres melingkar April nanti. “Untuk saat ini beberapa PPK Kapuas untuk menawarkan disepakati terlebih dahulu oleh para sebelumnya sempat dilarang berjualan kecamatan seperti Toba, Tayan solusi tersebut. Namun belum saksi partai yang ada di PPK bisa ditempati kembali. Hilir, Balai Batang Tarang, diketahui hasil dan kesediaan dari tersebut,” terangnya. Ketua Forum Kajian Percepatan Ia juga menekankan jika me- Pemekaran Pembangunan Kawasan Entikong, Bonti dan Mukok sudah PPK Kapuas dan para saksi terkait menyelesaikan perhitungan. Se- rencana tersebut. Hingga berita mang perhitungan harus dipecah Timur Kalimantan Barat (FK-3P), Syech mentara beberapa kecamatan lain diturunkan, pihak KPU masih menjadi beberapa kelompok untuk Mukarram Bansir mempertanyakan sebagian juga sudah, hanya tinggal melakukan lobi-lobi terkait solusi mempercepat dan memudahkan komitmen pemerintah Kabupaten Sintang perhitungan, maka pelaksana- dalam membina para PKL. “Kita dengar perapian berkas (BA) saja,” yang hendak mereka tawarkan. Terkait solusi KPU tersebut, annya juga harus sesuai aturan. lokasi PKL yang sebelumnya sempat lanjutnya. Namun bukan berarti kondisi beberapa partai mengaku tidak Dimana perhitungan harus masih dilarang mau diberikan izin oleh sudah bisa teratasi semua. Keca- keberatan. Partai Keadilan Sejah- dilakukan dalam areal yang pemerintah kabupaten,” bebernya. matan Kapuas sebagai salah satu tera (PKS) misalnya. Dari pem- sama.(as) Padahal, menurut dia, pemerintah

Hampir Seluruh PPK Selesaikan Perhitungan

Kapuas Dalam Proses

Saat dikonfirmasi, anggota Panwaslu Sanggau, Tony Kusmiran membenarkan ada Laporan kecurangan yang berprospek terjadinya penggelembungan suara. Laporan tersebut mereka terima Kamis (16/4) lalu. Namun, laporan tersebut sudah lewat dari 3 hari sejak kejadian ini ditemukan, pihaknya tidak memroses karena terganjal dengan aturan penanganan pelanggaran Pemilu yang sudah ditetapkan undang-undang. “Ini sebenarnya pelanggaran berat. Namun sekali lagi kami tidak bisa berbuat apa-apa karena terganjal dengan aturan yang sduah ada,” jelasnya. Ia mengatakan panwaslu pada dasarnya ingin sekali memroses kasus ini. Namun waktu yang ditetapkan undang-undang menyulitkan mereka. Karena itu, ia sedikit mengkritik aturan tersebut karena menghambat penanganan pelanggaran yang terjadi. Setiap pelanggaran akan dapat dengan mudah dibiarkan seandainya waktu sudah lewat dari tiga hari. “Ini baru di PT Erna. Coba kalau pelanggaran terjadi di daerah-daerah yang sulit dijangkau. Dengan waktu segitu tentu tidak akan cukup,” kesalnya. Selaras pernah dilontarkan Kajari Sanggau, Bambang Hariyanto. Menurut Bambang, waktu yang disediakan untuk memroses kasus pelanggaran pemilu terlalu sempit. Sehingga bisa menyulitkan para penegak hukum untuk memroses laporan yang diterima.(as)

FK3P Pertanyakan Komitmen Bina PKL bersama para PKL sudah pernah menyepakati bersama tempat PKL berjualan sementara di halaman parkir kawasan pasar Inpres melingkar yang sudah dibagikan kepada masing-masing pedagang. Ia menegaskan jika memang benar izin diberikan pemerintah kiranya memprioritaskan PKL penduduk lokal yang sebelumnya sudah pernah menempati lokasi dimaksud. Karena dilarang saat itu, cerita dia, membuat PKL penduduk lokal pindah tempat. Apabila pemerintah tidak memberikan izin, dia mengharapkan ketegasan pemerintah terhadap para PKL yang telah menempati lokasi tersebut. Karena itu, lanjut dia, perlu ketegasan dan kejelasan dari pemerintah kabupaten. (far)

Lawan Terberat, Bersaing dengan Profesor Mantan Dosen Sambungan dari halaman 1

Setelah melalui serangkaian tes tersebut, panitia memeringkat dan memilih tiga besar terbaik. Salah satunya adalah Firmanzah. Dia berhasil mengantongi skor tertinggi, sehingga menempatkan dirinya pada peringkat pertama. Setelah terpilih tiga besar, keputusan selanjutnya ada di tangan rektor. Dari tiga kandidat terkuat itu, boleh dibilang saingan yang harus dihadapi cukup berat. Salah seorang yang dianggap paling berat adalah Wakil Dekan FE UI Prof Sidhar Utama, 45, dari jurusan akuntansi. Dianggap paling berat karena Sidhar adalah mantan dosen Firman. Lawan Firman lainnya adalah Dr Arinda, 51, dari ilmu ekonomi. Meski demikian, Firman tak minder. Dia tetap percaya diri. Dari tiga kandidat yang terpilih itu, lantas dilakukan fit and proper test dan presentasi terbuka. Lagi-lagi presentasi dilakukan di depan para mahasiswa, alumni, dosen, serta staf peneliti. Pengujinya adalah rektor UI bersama wakil rektor I, II, dan III. Ketika detik-detik mene-

gangkan itu akhirnya tiba, Firman mengaku terkejut ketika rektor mengumumkan bahwa dialah yang berhak memimpin fakultas bergengsi itu. Firman berhasil mencetak sejarah baru. Yakni, menjadi dekan termuda sepanjang sejarah UI. ’’Saya begitu terkejut. Apalagi, kandidat lain sudah berpengalaman. Ini semua berkat dukungan teman-teman, dosen, dan staf fakultas ekonomi,’’ ujar anak ke-8 di antara sembilan bersaudara itu. Memimpin fakultas bergengsi dalam usia muda tak membuat dirinya minder. Maklum, sebelumnya Firman memiliki track record memimpin beberapa departemen di UI. Sebelumnya, dia dipercaya menjadi sekretaris Program Departemen Manajemen FE UI. Karirnya berlanjut saat dirinya kembali dipercaya menjabat deputi direktur Program Pascasarjana Ilmu Manajemen FE UI. Dia juga pernah dipercaya menjadi direktur Kantor Komunikasi UI pada tahun lalu. Pengalaman akademik Firman juga cukup meyakinkan. Setelah lulus menyabet gelar sarjana jurusan ekonomi UI pada

1994, dia kembali melanjutkan studi ke luar negeri. Dia berhasil mendapatkan beasiswa program S-2 di Universite de Science et Technologie de Lille, Prancis. Studi yang dia pilih adalah manajemen strategi. Di universitas itu, dia berhasil merampungkan studinya selama setahun. Lima tahun kemudian, Firman melanjutkan studi S-3 di University of Pau et Pays der I’Adour. Lagi-lagi studi yang diambil sama, yaitu manajemen strategi. Dia menyatakan bukan tanpa alasan memilih jurusan itu. Alumnus SMAN 2 Surabaya tersebut sejak duduk di bangku SMA mulai tertarik pada bidang itu. Firman mengaku memiliki ketertarikan yang lebih dalam mengamati pola perilaku individu, kelompok, maupun organisasi. ’’Saya suka membuat analisis-analisis,’’ ungkapnya. Saat ini, dirinya sedang menunggu proses guru besarnya di UI. Firman juga tengah menunggu proses meraih gelar setara guru besar di Paris 10, Nantere, Prancis. Berbekal kemampuan akademik itu, Firman juga memiliki prestasi yang boleh

dibilang luar biasa. Pada usianya yang tergolong masih muda itu, dia pernah mengajar di beberapa universitas di luar negeri. Di antaranya, mengajar strategi marketing di University of Pau et Pays der I’Adour pada 20042005. Di negara yang sama, dia mengajar di Universite de Science et Technologie de Lille dan Universite de Grenoble II. Maklum, Firman fasih berbahasa Prancis. Tak urung, dia pun tak menyia-nyiakan bakat bidang akademiknya itu. Pria asli Surabaya itu juga mengajar di University of Nanchang, Tiongkok, serta Amos Tuck Business School, AS. Di UI, dia juga dipercaya mengajar mahasiswa program pascasarjana. Dia sudah meloloskan 10 mahasiswa meraih gelar doktor. Saat ini, dia sedang membimbing 15 mahasiswa untuk meraih gelar doktor. Selain aktif mengajar, Firman produktif menulis. Di tengah kesibukannya mengajar dan menjalankan roda kampus, dia berhasil menelurkan beberapa buku. Yaitu, Manajemen Perubahan yang ditulis bersama

temannya, Budi W. Soetjipto, 2006. Pada tahun yang sama, dia berhasil menerbitkan buku kedua, Globalisasi. Setahun kemudian, Marketing Politik, buku ketiganya, berhasil dicetak. ’’Ada penerbit dari Singapura yang tertarik untuk mencetak buku ketiga saya,’’ tutur putra pasangan Abdul Latief dan Kusweni tersebut. Mengelola partai politik adalah karya berikutnya. Buku terakhir yang dia terbitkan adalah New Product Launching pada Februari lalu. Buku itu dia tulis dalam bahasa Inggris. Saat ini, Firman juga sedang menyiapkan buku terbarunya yang berjudul Green Marketing. Buku-buku yang dia tulis menjadi referensi mahasiswa UI maupun UGM. Dia juga kerap diundang menjadi pembicara di berbagai seminar maupun dialog. Memang, segudang tantangan siap menanti dirinya. Namun, Firman, tampaknya, tak sabar menghadapi. Bagi dia, sebuah impian perlu dimiliki semua orang. ’’Saya tidak bisa membayangkan orang hidup tanpa impian,’’ ucap suami Ratna Indraswari itu.

Meski baru dua hari menjalani tugas barunya, Firman mengaku tidak kagok bekerja sama dengan para bawahannya yang kebanyakan lebih senior. ’’Sebenarnya ini bukan yang pertama saya memimpin anak buah yang usianya lebih tua daripada saya. Yang penting bagaimana cara menghormati dan berkomunikasi dengan mereka,’’ tuturnya.

Dia berharap FE UI menjadi fakultas yang disegani di mata internasional. ’’Saya akan menjalin networking dengan banyak negara. Saya akan bikin berbagai kerja sama yang menguntungkan UI,’’ tegasnya. Firman menuturkan, semua berhasil diraih berkat dukungan orang terdekatnya. Salah satunya support dari sang istri. (*)

Dituding Umbar Syahwat Sambungan dari halaman 1

ada. Bahkan, sebelumnya pengacara Damien sempat akan melaporkan Jupe ke polisi jika Jupe nekat menikah dengan pria lain. “Silakan saja kalau mau lapor ke polisi, saya yakin institusi polisi kita profesional. Tapi bila ada pihak-pihak yang melakukan itu tapi tidak terbukti, maka kita akan memproses secara hukum,” tegas Gusti Randa. Sementara itu, beredar kabar yang menyebutkan bahwa Jupe akan menikah dengan pesepak bola, Gaston Castano. Menanggapi kabar itu, Jupe mengaku tidak akan melakukan pernikahan

dalam waktu dekat dengan Gaston. Sebab menurut pengakuannya, hubungan antara Jupe dan Gaston masih sebatas teman. Belum ada rencana kawin dengan Gaston. Sedangkan kabar pemesanan gaun pengantin, Jupe bilang itu hanya salah paham saja. Gaun tersebut dipesan untuk acara show menyanyi. “Ini masalahnya cuma miss comunication (Salah Paham-red) aja, aku waktu itu telepon bang Yo (desainer Johannes Bridalred) mau pesan gaun pengantin. Maksud aku bukan untuk pernikahan tapi untuk show. Mungkin dia menganggap aku mau nikah,” jelas Jupe. (eka/*)


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.