Pontianak Post

Page 26

26 PETUAH

Kini Hadir Mobil Perpusling

+

KABUPATEN Kayong Utara kembali menerima bantuan satu unit mobil perpustakaan keliling dari pemerintah pusat. Satu unit mobil yang telah didesain khusus tersebut, saat ini berada di bawah pengelolaan Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Kayong Utara, di mana pascaditerima, bantun tersebut saat ini tengah menjalani persiapan untuk berkeliling di empat kecamatan daratan di kabupaten ini. “Empat kecamatan diwilayah daratan akan menjadi rute perpustakaan keliling,” ujar kepala Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Kayong Utara, Tuti Susanti, di Sukadana, baru-baru ini. Dikatakannya, mobil tersebut akan berkeliling sesuai rute, dengan sitem penjadwalan, di mana akan singgah dari sekolah-sekolah di sepanjang rute perjalanan, dari Kecamatan Seponti hingga Kecamatan Sukadana. “Saat ini sedang mencocokan jadwal tiap-tiap sekolah,” imbuhnya. Dalam satu mobil roda empat tersebut, dijelaskan Tuti, mampu menampung hingga 1.300 buah buku. Buku-buku tersebut, menurut dia, akan disesuaikan dengan rute kunjungan, di mana kesesuaian judul buku dengan para pembaca buku, akan menentukan keterbacaan buku tersebut. “Kita akan rolling terus buku yang ada. Jika perlu, disesuaikan dengan buku-buku yang ada di perpustakaan daerah,” imbuhnya. (mik)

LEMPOK

Ingin Wadah Tunggal DPR sedang membahas Rancangan Undang-Undang (RUU) Jaminan Produk Halal. Ada dua poin penting yang menjadi pembahasan, yakni tentang mekanisme pendaftaran produk halal dan badan atau lembaga yang menanganinya. Terkait hal itu, Majelis Ulama Islam (MUI) tak ingin kewenangannya dalam menerbitkan sertifikat halal dicabut. MUI berpendapat, harus ada badan tunggal yang menangani penerbitan sertifikat halal. Ketua Koordinator Harian MUI, KH Ma’ruf Amin di kantor MUI pusat di Jakarta, Sabtu (16/2), menyatakan, sebaiknya penentu sertifikasi produk halal tidak diserahkan kepada lembaga lain karena berpotensi menimbulkan perpecahan umat. “Masalah jaminan produk halal dapat berpotensi memecah belah umat bila pelaksanaannya ditangani oleh beberapa lembaga atau organisasi lain,” katanya. (gil/jpnn)

kayong utara

Pontianak Post

Senin 18 Februari 2013

Kayong Utara Kembangkan Sawah Tadah Hujan SUKADANA – Tidak ingin terbelenggu dengan status kawasan Taman Nasional Gunung Palung, yang membuat sejumlah lahan sulit digarap, baru-baru ini Kayong Utara berhasil mengembangkan lahan sawah tadah hujan, dengan produksi mencapai 8 ton perhektar. Lokasi yang dikembangkan sebagai lahan percontohan pengembangan sawah tadah hujan tersebut, berada di Dusun Sungai Belit, Sejahtera, Sukadana. Lahan seluas 50 hektar yang dikelola dua kelompok tani, baru-baru ini berhasil melakukan panen perdana, yang dilakukan Bupati Kayong Utara Hildi Hamid, dalam uji coba pengelolaan lahan tadah hujan tersebut. Seperti diutarakan mantri tani, Fatul, di lokasi panen per-

FOTO : CYBEX.DEPTAN.GO.ID

SAWAH TADAH HUJAN: Kabupaten Kayong Utara mulai mengembangkan sawah tadah hujan, dengan memanfaatkan lahan yang sedemikian luas untuk menghasilkan padi dalam jumlah tidak sedikit.

dana, sebelumya lahan tadah hujan tersebut dikelola secara tradisional. Pengelolaan secara tradisional tersebut mulai dari penanganan bibit, pupuk, serta hal teknis lainnya, sehingga dalam satu tahun danya mampu memroduksi sekitar 4 ton saja. “Sebelum-

nya masyarakat masih menanam padi lokal yang usianya enam bulan,” kata Fatul. Sejak beberapa bulan yang lalu, dijelaskan dia, mereka melakukan pembinaan terhadap kelompok tani, dengan pengenalan program Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman

Terpadu (SLPTT). Dengan pengenalan program tersebut, terjadi perubahan pola dan sistem penanaman, menjadi satu tahun dua kali tanam dengan perlakuan khusus. “Sekarang kelompok menggunakan bibit unggul Impari dan Ciherang,” katanya. Sementara itu, Bupati Kayong Utara Hildi Hamid, sangat antusias dengan kemauaan masyarakat di Kayong Utara, untuk merubah pola tanam, dari yang sebelumnya masih berorientasi pemenuhan kebutuhan sehari-hari, beralih menjadi orientasi produksi untuk dijual kembali. Dikatakannya, arah pembangunan di sektor pertanian di mana pengembangan pertanian pangan berkelanjutan, sebagai basis ketahanan ekonomi masyarakat, sudah sejalan

dengan apa yang ada saat ini di masyarakat, terutama dalam penanganan sawah tadah hujan tersebut. “Sekarang petani bukan saatnya lagi menanam padi yang akan dimakan sendiri, namun tanam padi yang memiliki produksi banyak dan singkat, jual hasil panennya belikan berasyangpetanimau,”kataHildi. Hildi meyakini mengenai cara bertanam petani sudah lebih profesional. Namun, menurut dia, saat ini yang perlu diarahkan adalah petani dapat menjadi petani modern, yang bisa berbisnis dari hasil yang mereka tanam. “Pilih mana, satu tahun tiga ton dengan padi lokal, atau tujuh ton padi yang unggul? Hitung saja keuntungannya,” gugah Hildi. (mik)

+

Pelabuhan Teluk Batang Siapa Pengelolanya? SUKADANA – Pembangunan Pelabuhan Nasional Teluk Batang sudah selesai, namun hingga saat ini belum ada kejelasan mengenai siapa yang akan mengelolanya. Seperti disampaikan plt Kepala Dinas Pehubungan dan Informatika Kabupaten Kayong Utara, Rusli, Pelabuhan Nasional Teluk Batang secara fisik sudah rampung, bahkan prasarana penunjang juga telah dilengkapi. Namun, dia menambahkan, lantaran belum ada kejelasan mengenai siapa yang memiliki kewenangan untuk mengelolanya, maka h i ng ga k i n i p e l abu ha n tersebut belum difugsikan. “Pelabuhan tersebut dibangun pemer intah pusat, namun hingga kini belum ada penunjukan siapa yang mengelola, apakah kabupaten atau pusat?” kata

Ru s l i b e l u m l a ma i n i . Jika pelabuhan tersebut dikelola pusat, maka, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kayong Utara, dikatakan Rusli, tinggal menunggu, kapan pengope­ rasionalannya. Pasalnya, dia

menambahkan, dengan semakin cepatnya pelabuhan tersebut dioperasikan, maka akan semakin cepat memacu pertumbuhan perekonomian di wilayah tersebut. Bahkan, dia meyakini, secara lebih

luas, akan ada dampak positif bagi Kabupaten Kayong Utara. Namun, jika pelabuhan tersebut dikelola oleh Pemkab, dia mengaku sampai saat ini belum menerima petunjuk teknis, baik penyerahan aset

FOTO : WWW.FLICKR.COM

TUNGGU PENGELOLA: Pelabuhan Nasional Teluk Batang sampai saat ini masih menunggu pihak mana yang bakal mengelolanya.

+

dan pengelolaan dan hal-hal teknis lainnya. “Kalau dibiarkan terlalu lama tanpa ada pengelola, kami khawatir ada fasilitas dan bangunan yang rusak, baik karena tidak terawat maupun dirusak oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab,” ujarnya. Pelabuhan Nasional Teluk Batang tersebut selain dapat disandari kapal dengan kedalaman draf hingga 5 meter, yang pastinya akan memungkinkan kapal-kapal besar, baik kapal dangan maupun kapal penumpang untuk berlabuh. Pelabuhan tersebut juga sudah dilengkapi dengan berbagai prasarana seperti tempat bongkar muat dan juga pergudangan. (mik)

+

cmyk

C

m

y

k


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.