Pontianak Post

Page 16

16

METROPOLIS Senin 18 Februari 2013

Pontianak Post

Pers Indonesia Lebih Bebas

MEIDY KHADAFI/PONTIANAK POST

JALUR ALTERNATIF : Sungai Kapuas selalu padat dengan berbagai macam aktivitas. Tidak hanya masyarakat saja, pelaku usaha juga menggunakan Sungai Kapuas sebagai jalur alternatif untuk memperlancar usaha.

BELA NEGARA

Anggota Wanra Minim KOMANDAN Koramil 1207-02/ Pontianak Selatan, Kapten Kav Edy Darmadi, mengakui saat ini masyarakat yang bergabung dalam anggota Wanra sangat minim. Bahkan di wilayah kerjanya, hanya ada tiga orang yang ikut bergabung. Untuk itu, Edy berupaya untuk menambah anggota Wanra. “Selama ini Wanra yang ada di Koramil Selatan hanya ada tiga orang, padahal sejak saya menjabat sekarang sudah ada 10 orang. Ke Halaman 15 kolom 5

PONTIANAK—Para pekerja jurnalistik dalam mengekpresikan hasil karyanya di Indonesia ternyata lebih bebas dari Malaysia. Pandangan itu diutarakan oleh Minsen Ketua DPRD Provinsi Kalbar ketika menjawab pertanyaan Abdul Rahman Zunaedi, Ahli Dewan Undangan Negeri (DUN) Partai Damai Kuching Sarawak, Malaysia. ”Kalau pers di Indonesia bekerja sesuai tufoksinya. Kebebasan pers di Indoensia dijamin dengan undang-undang. Jadi tidak ada kata bredel membredel, bahkan bebasnya pemimpin bisa dikritisi kalau kebijakannya salah. Mungkin itu berebda dengan Malaysia,” katanya. Menurut Minsen saking bebasnya pemberitaan bahkan

di media-media tidak jarang kepala daerah dikarikatur dan disamakan dengan sesuatu. Itu karena Undang-Undang memang menjamin kebebasan pers dewas ini. Mungkin kalau di Negeri Malaysia tidak seperti itu. ”Disini bebas, namun tetap ada kontrol. Ada undangundang jurnalistik yang mengatur,” ucapnya. Martinus Sudarno, Sekretaris Komisi D menambahkan mungkin dibandingkan Malaysia, Indonesia jauh lebih bebas karena memberikan ruang seluas mungkin kepada pers. Sedangkan di Malaysia, pemerintah ikut mengatur pers. Menurutnya, di Indonesia meskipun bebas, pers masih dibatasi oleh tanggung jawab, bukan oleh pemerintah. Ke Halaman 15 kolom 5

Warga Resah Pencemaran Sungai “Sungai-sungai yang dulunya jernih sekarang menjadi keruh, akibat penambangan emas. Masyarakat telah banyak mengadu ke Pemda setempat, tapi belum ada tindakan,” kata Massardi Kaphat, Dewan Kehormatan DAD Kalbar. Menurutnya, pembiaran aktivitas penambangan liar sangat disayangkan. Karena kegiatan ilegal tersebut tidak memberikan sedikitpun pemasukan bagi

PETI Kian Marak PONTIANAK—Masyarakatmengeluhkan maraknya aktivitas Penambangan Emas Tanpa Izin (PETI) di sejumlah daerah di Kalbar. Selain menimbulkan kerusakan hutan, penambangan liar ini juga mengakibatkan pencemaran air sungai. Padahal, air sungai menjadi kebutuhan sehari-hari masyarakat.

C

M

Y

K

keuangan daerah. Sedangkan akibat yang ditimbulkan sangat merugikan. Terutama bagi masyarakat pedalaman yang sangat bergantung terhadap kualitas air sungai. “Kita sangat prihatin terjadinya pencemaran sungai, bahkan tidak ada sedikitpun income yang masuk ke daerah,” ujarnya. Ke Halaman 15 kolom 5

Sungai-sungai yang dulunya jernih sekarang menjadi keruh, akibat penambangan emas.


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.