Pontianak Post

Page 20

cmyk

20

Pontianak Post

l

Jumat 15 Mei 2009

Nuggets Tunggu Lakers

AFP PHOTO/Pedro ARMESTRE

Casey Stoner (Ducati Marlboro)

DENVER - Chauncey Billups membuktikan bahwa dirinya merupakan salah satu point guard terhebat dalam sejarah NBA. Setelah enam tahun berturut-turut membawa Detroit Pistons hingga final wilayah timur, kali ini dia membawa

lum berakhir, Lakers masih unggul 3-2, butuh satu kemenangan lagi untuk lolos ke final wilayah barat. Dalam pertandingan kemarin, Billups dkk tampil ganas. Mereka benar-benar ingin menghabisi Mavericks, sehingga dapat waktu istirahat sebelum tampil di final barat. Dengan kemenangan kemarin, Nuggets benarbenar dahsyat selama playoff. Mereka menang 4-1 atas New Orleans Hornets di ronde pertama, dan kini 4-1 lagi atas Mavericks. Carmelo Anthony kemarin mencetak 30 poin untuk Nuggets, sedangkan Billups menyumbang 28 poin dan 12 assist. Bintang Mavericks, Dirk Nowitzki, sudah mencoba menyelamatkan tim dengan mencetak 32 poin. Tapi upayanya tidaklah cukup. Bagi Nuggets, ini adalah kali pertama mereka lolos ke final wilayah sejak 1985. Usai pertandingan, Mavericks menyebut kombinasi Billups dan Anthony merupakan kombinasi yang maut. “Mereka benar-benar layak jadi juara NBA. Mereka punya peluang besar untuk jadi juara,” kata Rick Carlisle, pelatih Mavericks, seperti dilansir Associated Press. Stan Kroenke, pemilik Nuggets, menyebut hadirnya Billups benar-benar menggairahkan timnya. Mereka telah membuat keputusan terbaik ketika menukar Allen Iverson dengan Billups pada November 2008 lalu. “Chauncey benar-benar cocok untuk kami. Dengan begitu banyak kepribadian yang berbeda-beda di klub kami, (kepemimpinan) Chauncey menjadi bagian yang penting,” ucapnya. Carmelo Anthony pun menyampaikan pujian tertinggi untuk Billups. “Dia seorang pemimpin. Dia datang ke sini dan mengajari kami cara bersikap yang profesional. Dia juga mendorong kami untuk fokus dalam hal defense, dan itu sebelumnya tidak kami miliki,” paparnya. Di final wilayah nanti, kemungkinan besar Nuggets akan bertemu dengan Lakers. Dan melihat bagaimana Lakers kerepotan menaklukkan Rockets (yang bermain tanpa Yao Ming), Nuggets memang layak disebut sebagai unggulan. Kalau nantinya berhasil mengalahkan Lakers, atau bahkan kemudian menjadi juara NBA, maka status Billups bisa naik lagi ke tingkat “legendaris.” Sejauh ini, dia baru sekali merasakan gelar juara, yaitu ketika bersama Pistons pada 2004 lalu. (aza)

NBA

+

Menyulitkan Ducati Di antara sekian banyak sirkuit yang disinggahi MotoGP, Sirkuit Le Mans adalah salah satu yang paling menyulitkan Ducati. Di sanalah motor pabrikan asal Italia itu tidak pernah menang. Seperti halnya di Indianapolis, Estoril, dan Mugello. Hasil terbaik yang dibukukan Ducati di sana adalah peringkat ketiga yang direbut Casey Stoner ketika menjadi juara dunia pada 2007 lalu. Tahun lalu, posisi

terbaik pembalap Ducati adalah Marco Melandri, itupun di urutan ke-18. Stoner saat itu harus puas di posisi juru kunci setelah mengalami masalah teknis beberapa lap menjelang akhir lomba. Tetapi, jangan hapus Stoner dan pembalap Ducati lain dari daftar penantang pemenang lomba akhir pekan ini. Desmosedici GP9 memiliki potensi untuk membuat kejutan dengan pemasangan sistem elektronik baru.

motoGP

Perubahan itu satu paket dengan adanya restrukturisasi organisasi Ducati yang dilakukan awal pekan lalu. Tujuan utamanya adalah meningkatkan performa pembalap yang terpuruk seperti halnya Nicky Hayden.Tetapi, pemasangan sistem elektronik baru itu juga berpeluang meningkatkan performa Stoner. “Seperti halnya Motegi dan Jerez, Le Mans juga memberikan sedikit masalah kepada kami. Kami akan melihat seberapa kemampuan kami untuk membawa pulang poin,” kata Stoner

sebagaimana dilansir Crash. Bagi Stoner, kemenangan bukanlah target utama. Dia sadar bahwa Le Mans adalah favorit Yamaha. Jika Valentino Rossi dan Jorge Lorenzo dalam kondisi terbaik, sulit untuk mengalahkan mereka. Namun, setidaknya Stoner bisa naik podium. Dalam beberapa seri awal musim ini, dia memang tidak memburu kemenangan, melainkan menghemat poin. Pada akhir musim nanti, karkater sirkuit lebih menguntungkan motornya untuk memburu kemenangan.(nar/ang)

Menyambut NBA Madness Perdana di Indonesia (2)

Pulang Dari Surabaya, Karir Granger Meroket

Terus terang, menyeleng­ garakan even NBA bukanlah hal mudah. Bukan sekadar urusan komersial, melainkan urusan detailnya yang njelimet bin ribet. Catatan Azrul Ananda

Bagian paling mendebarkan? Menunggu kepastian siapa saja

+

bintang yang akan datang. Apalagi, NBA Madness presented by Jawa Pos ini diselenggarakan pada bulan Juni. Pada saat yang sama, final NBA 2009 masih diselenggarakan. Sedangkan keputusan nama pemain sudah harus didapat sejak April, pada saat tim-tim masih sibuk menjalani akhir musim reguler. Tahun lalu, kita cukup beruntung. Nama Danny Granger mungkin kurang familier bagi masyarakat umum. Tapi, bagi penggemar basket, dia itu sudah kondang. Dan benar, sepulang dari Surabaya, karir Granger meroket. Dia meneken kontrak USD 64 juta untuk lima musim. Dia masuk lima besar pencetak poin terbanyak di NBA. Dia untuk kali pertama sukses masuk barisan All-Star. Dan sekarang, dia masuk kandidat anggota Team USA

yang akan berlaga di Olimpiade London 2012. Sukses Granger itu membuat pemilihan pemain untuk 2009 semakin sulit dilakukan. Ada beban, pemain yang datang nanti minimal harus setara dengan dia. Terus terang, sangat banyak yang menelepon dan meng-e-mail Jawa Pos dan DBL, menanyakan siapa bintang yang akan datang tahun ini. Bukan hanya itu, mereka bahkan melakukan request, minta agar kami mendatangkan pemainpemain favoritnya. Ada yang minta Kobe Bryant, ada yang minta LeBron James, atau Yao Ming. Well, prosesnya tidak semudah itu. Pertama, para superstar punya tarif superstar pula. Jangan heran kalau ada yang minta lebih dari USD 250 ribu hanya untuk tampil selama sekitar enam jam.

Pemain yang ’’biasa-biasa’’ pun tidaklah murah. Ingat, ada 400-an pemain berlaga di NBA setiap tahunnya. Semua adalah ’’spesies’’ istimewa. Gaji rata-rata mereka per musim mendekati angka USD 5 juta (Rp 52,5 miliar). Karena dalam satu musim mereka bermain 82 kali (tidak termasuk playoff dan ekshibisi), bisa dibilang mereka rata-rata digaji sekitar Rp 750 juta hanya untuk sekali main! Selain itu, image pemain sangat dipertimbangkan. Pernah kami mengusulkan satu atau dua nama, namun yang di Amerika berkeberatan karena pemain-pemain tersebut punya reputasi kurang oke. Jadi, ketika beberapa kandidat nama muncul, kita harus memilih dengan baik. Kalau memilihnya tepat, didapatkanlah orang-orang seperti Danny Granger. (bersambung)

Chauncey Billups

Denver Nuggets ke final wilayah barat. Kemarin WIB, Nuggets menang 124110 atas Dallas Mavericks, menutup seri best-ofseven itu dengan skor 4-1. Sekarang, Nuggets tinggal menunggu pemenang antara Los Angeles Lakers versus Houston Rockets. Seri itu be-

+

+

cmyk


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.