Pontianak Post

Page 7

Pontianak Post

l

aneka

Kamis 15 Maret 2012

Warga Jangan Terprovokasi Sambungan dari halaman 1

terus dipelihara. FPI, lanjut dia, senantiasa berupaya meredam dan menenangkan masyarakat. Sekaligus menyatakan FPI menghormati segala bentuk aspirasi yang disampaikan masyarakat. Sementara Yakobus Kumis mengatakan akan pentingnya mengedepankan dialog dan silaturahmi. Karena itu sudah sepakat sejak awal jika kedamaian harus dikedepankan. Sebab bila timbul gesekan antar masyarakat justru berdampak terhadap masyarakat sendiri. “Mari Kita ciptakan perdamaian. Kalau ada masalah kecil dapat dibicarakan. Kita Menginginkan kedamaian dan menjaga keamanan dan situasi di Kalbar,” kata Yakobus. Ia pun menyampaikan pesan Gubernur Kalbar kepada masyarakat Dayak secara khusus. ‘’Tolong masyarakat Dayak tidak terprovokasi isu menyesatkan. Ini komunikasi yang tidak menyambung. Kita sangat menyayangkan itu. Saya harap masyarakat Dayak dengar kata Cornelis selaku Gubernur. Tidak percaya sms provokatif. Kita mau Kalbar aman,’’ kata Yakobus. Sementara Wakil Walikota Pontianak juga berharap sama. Menginginkan masyarakat tetap tenang, tidak mudah terpancing isu provokatif. Hingga berita dilansir pukul 23.15 Wakapolda, Kapolresta masih mengadakan

pertemuan lanjutan bersama komponen masyarakat di Rumah Betang Jalan Sutoyo. Nyaris Bentrok Kericuhan yang mengarah ke SARA tak benar terjadi di Pontianak dan dapat diredam aparat keamanan. Peristiwa ini hanya dipicu ulah oknum yang memasang spanduk penolakan dari suatu organisasi Dayak terhadap Fron Pembela Islam (FPI) Kalbar. Hingga tadi malam, belum diketahui siap pemilik spanduk itu, yang bisa merusak kedamaian di Kalbar. Informasi yang dihimpun Pontianak Post, jalan KH Wahid Hasyim Kecamatan Pontianak Kota, Rabu (15/3) Pukul 12.30 Wib diramaikan oleh massa FPI . Pasalnya di seberang jalan, tepat di depan Asrama Mahasiswa Pangsuma terpasang spanduk berisikan penolakan kedatangan Habib Rizieq dan pelantikan FPI Kalimantan Barat. Sontak, pemasangan spanduk berukuran 2 meter setengah tersebut memancing kemarahan anggota FPI yang kebetulan melintas. Anggota FPI tersebut langsung turun dan mengambil spanduk itu. Anggota FPI yang lainpun berdatangan. Dalam hitungan menit jalan KH Wahid Hasyim sesak dipenuhi massa campuran. Berbagai isu menyebar cepat melalui telepon selular. Ada yang mengarah pada etnis ataupun agama. Ketegangan di

TKP terjadi. Tak lama berselang pihak kepolisian datang ke lokasi kejadian untuk mengamankan dan membubarkan massa. Kapolresta Pontianak, Kombes Pol Muharrom Riyadi juga turun dan berusaha menenangkan massa. Pukul 17.00 Wib, suasana di lokasi semakin mencekam, pasalnya polisi dibuat kualahan oleh kedua belah pihak yang terus terpancing emosi. Pantauan Pontianak Post, masing-masing masa tampak membawa senjata tajam dan benda tumpul. Masa sempat merusak papan nama asrama mahasiswa, dan akibat tindakan tersebut pihak kepolisan harus membubarkan massa secara paksa hingga ketengah jalan. Jalan tersebut lumpuh total. Sekira pukul 17.40 Wib Unit Sabhara turun lengkap membubarkan paksa massa. Massa pun bubar. Mengantisipasi hal-hal yang tak diinginkan, gabungan aparat dari TNI dan Polri menetralisir lokasi. Kini pihaknya telah melakukan evakuasi sementara terhadap mahasiswa perkumpulan Dayak ke Rumah Adat Betang. Tindakan ini dilakukan demi meredam aksi masa yang sempat memanas. Kendati demikian, ada sebagian tokoh masyarakat mewakili melakukan perundingan demi menemukan titik terang di Polresta Pontianak bersama pihak terkait. Mereka dipertemukan untuk menyelesaikan perselisihan paham tersebut.

Pengurus Dewan Adat Dayak (DAD) Kalbar, Matius, tidak membenarkan spanduk tersebut dibuat oleh organisasinya. Dia mengatakan, tidak pernah menolak langkah apapun yang dilakukan organisasi lain selagi Kalimantan Barat tetap damai. “Jangan sampai kita terpecah belah dan mudah terprovokasi,” cetusnya. Dia menegaskan, selama menjabat sebagai ketua etnis, tidak pernah terjadi hal yang tidak diinginkan. Karena, jika hendak mengambil suatu keputusan, harus dirundingkan kembali bersama anggota forum. Apalagi disinggung masalah konflik yang terjadi di Kalteng, itu tidak benar. “Akan kita rundingkan bersama pihak terkait. Agar ini tidak terjadi keributan besar dan selisih paham yang berkepanjangan,” terangnya. Begitu juga yang diutarakan oleh beberapa mahasiswa di asrama tersebut. Setelah dikonfirmasi Pontianak Post, mereka tidak mengetahui siapa yang memasang spanduk tersebut. Terlebih, mencantumkan logo suatu organisasi dayak di spanduk dalam penolakkan FPI. Kapolresta Pontianak, Komisaris Besar Muharrom Riyadi meminta agar masyarakat jangan membuat isu secara berlebihan. “Jangan mudah terprovokasi oleh hal-hal yang belum pasti. Ini dapat menyebabkan kesenjangan sosial di masyarakat. Semuanya telah baik, aman serta kondusif,” tandasnya. (stm/adg/rmn)

Telusuri Aset Tersangka Polisi Libatkan PPATK Sambungan dari halaman 1

mengedepankan asas praduga tidak bersalah terhadap tersangka. Sehingga masih enggan memberikan izin kepada para jurnalis yang meminta tersangka diperlihatkan untuk diabadikan kamera. Selain kasusnya memang masih terus didalami, untuk mengejar aset-aset milik tersangka. Kapolresta menambahkan aset tersangka dalam bentuk bergerak maupun tidak, akan ditelusuri. Namun diduga sebagian telah dialihkan. Kini yang telah disita yakni lima buah rekening tabungan. Tetapi jumlah nominalnya jauh dengan uang yang telah dibobol mantan

mantri BRI Unit Supadio itu. ‘’Dua rekening tabungan milik tersangka dan tiga rekening milik istrinya sudah disita. Jumlahnya puluhan juta. Sekitar 50-an juta seluruhnya. Maka kita masih akan terus menelusuri aset tersangka,’’ kata Kapolresta. Menurut Kapolresta pengusutan kasus pembobolan BRI bermodus kredit fiktif akan menjadi perhatian serius. Hal tersebut sejalan dengan semangat pemberantasan tindak pidana korupsi. ‘’Kasus korupsi pasti akan kita tuntaskan. Ini menjadi perhatian kita,’’ kata Kapolresta. Kapolresta memastikan akan ada tersangka lain dalam ka-

sus tersebut. Tetapi semua tergantung hasil penyelidikan. Enggan mengomentari ketika disebut jika istri tersangka ikut terlibat. ‘’Tunggu proses yang sedang berjalan,’’ katanya. Kepolresta menambahkan, hasil penyidikan memang permohonan kredit yang diloloskan tersangka saat menjabat mantri di unit Supadio adalah fiktif. Jumlahnya sebanyak 167 permohonan. Dan pihaknya, lanjut Kapolresta, sudah mengkonfirmasi ke instansi terkait soal data pemohon kredit, yakni Dukcapil dan Asabri. ‘’Semua (data,red) palsu. Sudah kita cek,’’ katanya. Kapolresta ikut menjelaskan

untuk total dana yang dibobol tersangka. Seiring ada yang menyebut senilai Rp 8,9 miliar bukan Rp 9,8 miliar. Menurut dia, sesuai kredit yang diajukan tersangka dengan 167 pemohon fiktif adalah Rp 9,8 miliar. Namun sebagian dana telah dikembalikan tersangka melalui pencicilanmengatasnamakanpemohon. Jadi dana 8,9 adalah total uang yang belum dikembalikan. Menurut Kapolresta, pihak BRI kooperatif membantu kepolisian dalam mengusut kasus dengan tersangka Gusti M Sofyan itu. Ter masuk pembobolan bermodus kredit fiktif terungkap karena koordinasi intensif Polresta dan BRI. (stm)

Salah satu sopir berinisial De(21) menuturkan, telah lima bulan melakukan pekerjaan ini. Sebelumnya, dia adalah sopir truk biasa. Karena tergiur dengan keuntungan yang diperoleh dari penjualan BBM jenis solar tanpa dokumen, akhirnya terus menggeluti kegiatan tersebut. “Biasanya, mengisi solar sekitar 100 liter di tiap SPBU. Karena muatan tangki sebesar 2 ton. Kadang saya mengantre lagi di SPBU lain yang ada di Kota Pontianak, hingga tangki tersebut penuh. Setelah itu, baru saya jual ke penadah, Syamsul,” terangnya kepada sejumlah wartawan. Kepala Bidang Humas Polda Kalimantan Barat, Ajun Komisaris Besar Mukson Munandar menegaskan, selama bulan Februari ini telah berhasil melakukan

tiga kali penyitaan BBM jenis solar. Sekarang terkuak kembali, bahkan aparat berhasil membongkar tempat penimbunan minyak tersebut. Modus pelaku, menurut Mukson, mengumpul solar dari pengecer. Kemudian dijual kembali ketika sudah dalam jumlah skala besar. Tindakan demikian, lanjutnya, tidak dibenarkan. Mengambil keuntungan secara pribadi dengan menyelewengkan BBM bersubsidi. “Untuk sementara, sopir dan pemiliknya akan dimintai keterangan lebih lanjut terkait modus yang dilakukan. Jika mereka terbukti bersalah, akan dijerat dengan pasal 53 UU Nomor 22/2001 tentang migas. Dengan ancaman hukuman lima tahun penjara,” pungkasnya. (rmn)

inkrach (berkekuatan hukum tetap) sanksi akan disesuaikan. Dan, tidak menutup kemungkinan sanksi internal menjadi lebih berat. Bahkan sampai pemecatan. Namun, lanjut dia, sanksi internal yang dijatuhkan kepada para tersangka belum final. “Kecuali tersangka tidak ditahan,” katanya. Menurut Purba dengan ditahannya para tersangka cukup berdampak bagi unit kerja Kanwil Kemenhum dan HAM Kalbar. Karena harus dicarikan pengganti buat melaksanakan tugas di Rudenim. Padahal jumlah pega-

wai begitu minim. Maka terpaksa yang digeser yakni staf di Kanwil. “Belum termasuk pegawai Lapas dan Rutan yang dibebastugaskan karena hasil uji urine positif mengandung narkotika,” katanya. Dia menambahkan, penyelidikan kasus tewas imigran Afganistan diserahkan sepenuhnya ke pihak berwajib. Pihaknya tidak menutupi atau menghindar dari kasus tersebut. “Siapapun yang terlibat pidana angkut saja. Yang jelas saya mendorong dan tidak menutupi kasusnya,” kata Purba. (stm)

Bongkar Penimbunan BBM Sambungan dari halaman 1

itu mengatakan, minyak yang dikumpulkan akan dijual kembali di perusahaan industri dengan keuntungan pribadi. Informasi yang dihimpun, sebanyak 9 ton solar bersubsidi tanpa dokumen diamankan beserta beberapa kendaraan operasional. Syamsul Alam selaku pemilik beserta beberapa orang sopirnya, turut digiring untuk dimintai keterangan lebih lanjut oleh pihak kepolisian. Modus yang digunakan tersangka hampir serupa. Mengumpulkan solar dari pengecer. Kemudian dijual kembali ketika sudah dalam jumlah skala besar. Tindakan demikian, sudah tentu menyalahi prosedur dan tidak dibenarkan. Pelaku dituding telah mengambil keuntungan

secara pribadi dengan menyelewengkan BBM bersubsidi. Menurut keterangan tersangka, Bahan Bakar Minyak jenis solar tersebut akan dijual ke industri di luar daerah seperti Badau, Sambas, dan Putussibau. Melintasi jalur darat, pelaku mendapat keuntungan besar setiap liternya. “Satu hari ada 7 truk yg mengorder ke bengkel ini. Para pengepul membawanya menggunakan truk serta beberapa jeriken. Semua minyak di dalam truk itu, langsung dipindahkan ke gudang untuk ditimbun. Kalau dijual ke industri dengan harga Rp6,5 ribu hingga Rp7 ribu per liter. Saya ambil dengan pengepul seharga Rp5,5 ribu. Jadi saya mendapat keuntungan perliternya sekitar Rp2 ribu,” ungkapnya.

Pelaku Diberhentikan Sementara Sambungan dari halaman 1

“Kita akan keluarkan surat pemberhentian sementara kepada mereka yang menjadi tersangka. Kalau menjalani tahanan berarti tidak bisa melaksanakan tugas sebagai pegawai negeri sipil (PNS),” kata pelaksana Tugas (Plt) Kepala Kanwil Kemenhum dan HAM Kalbar Juliasman Purba di Pon tianak, kemarin. Seperti diberitakan sebelumnya sepuluh pegawai Rumah Detensi Imigrasi (Rudenim) Pontianak ditetapkan sebagai

tersangka. Atas dugaan aksi penganiayaan terhadap imigran gelap yang sempat melarikan diri dari Rudenim. Mereka juga telah ditahan di Polresta Pontianak. Menurut Purba, Kanwil masih menunggu surat penahanan dari kepolisian untuk menerbitkan surat pemberhentian sementara para tersangka. Bila surat pemberhentian dikeluarkan tidak otomatis langsung menjadi pemecatan. Hanya saja penerimaan gaji menjadi tidak penuh. Purba menambahkan, bila kasusnya para tersangka sudah

Ayah Fiza, Fathan A Rasyid, mengatakan, bahwa sedikitnya 1.800 undangan disebar. “Kita ini keluarga besar. Baik itu dari keluarga Pak Fadel dan keluarga saya. Sekitar 1.800 undangan sudah kita sebarkan,” kata bekas Kepala Badan Perencana Pembangunan Daerah (Bappeda) Kalbar, itu menjawab Pontianak Post, Rabu (14/3) malam. Selain keluarga dan kerabat, Fathan memastikan Gubernur Kalbar Cornelis, Wakil Gubernur Kalbar, juga diundang menghadiri pesta pernikahan itu nantinya. Bahkan, tokoh masyarakat, unsur musyawarah pimpinan daerah (muspida) Kalbar, masyarakat juga diundang. “Mulai dari pak Gubernur, Wakil Gubernur, Sekda dan kawan-kawan (muspida) kabupaten kota di Kalbar,” ujar pria low profile ini. Tak hanya itu tokoh nasional asal Kalbar sekaliber Oesman Sapta Oedang,

juga diundang. Dari Jakarta juga Menteri Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) I dan II juga diundang. “Menteri KIB I dan II akan datang,” kata Fathan. Sebelumnya Fadel Muhammad sudah memastikan bahwa selain Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie yang menjadi saksi pernikahan, Wakil Presiden Boediono juga akan hadir. Pun demikian dengan beberapa Menteri KIB I dan II dipastikan hadir. Acara pernikahan itu akan dimulai pada pukul 08.00 hingga pukul 09.00. Lantas berapa mahar atau mas kawin dari pernikahan itu? Fathan masih menutup rapat hal ini. Sambil bercanda Fathan mengatakan, bahwa itu rahasia. “Nanti akan diketahuilah pada saat akad nikah,” ujar Fathan sambil bercanda. Sekarang Fathan dan keluarga sudah berada di Jakarta. “Besok (hari ini) keluarga besar saya

Naikkan BBM, SBY Rapatkan Barisan Koalisi Tadi Malam Berkumpul di Cikeas

BOGOR – Pemerintah ingin memastikan pembahasan Rancangan Undang-Undang APBN Perubahan 2012 yang salah satu isinya akan menaikkan harga BBM bersubsidi berlangsung mulus di DPR. Tadi malam (14/3) Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengumpulkan jajaran petinggi parpol anggota koalisi yang tergabung dalam Sekretariat Gabungan (Setgab) di kediaman pribadinya, Puri Cikeas, Bogor. Pertemuan berlangsung tertutup pukul 19.00 hingga pukul 22.30. ’’Harapan kita, Maret pembahasan APBNP 2012 yang rancangannya sudah diusulkan bisa rampung,’’ kata SBY dalam keterangannya setelah pertemuan. Pertemuan itu diikuti para ket-

akan berdatangan lagi dari Kalbar,” ujarnya. Fathan tidak dapat menyembunyikan rasa gembiranya atas pernikahan putri keduanya ini. Ia mengaku bersyukur Allah SWT bisa memertemukan anaknya dengan Fikri bin Fadel Muhammad. Karenanya, Fathan berharap mereka menjadi keluarga sakinah, mawaddah, warahmah, dikaruniai keturunan yang soleh dan solehah. Begitu pula dengan Fadel yang berharap Fikri dan Fiza bisa menjadi anak saleh, yang bermanfaat bagi banyak orang. “(Saya harap) Fikri berhasil menjadi pengusaha sukseslah,” imbuh Fadel yang juga seorang pengusaha itu, Selasa (13/4) kepada Pontianak Post di Jakarta. “Saya gembira sekali karena Pak SBY bersedia menjadi saksi, bersama Ketua Umum Partai Golkar Pak Aburizal Bakrie,” katanya. Hafizah merupakan anak kedua dari pasangan Fathan

dan Ardiani. Ia memiliki seorang kakak dr. Tartilah dan adik lakilaki Ahmad Arif Yamani. Ia kini tengah menyelesaikan kuliah di Universitas Indonesia, mengambil spesialis penyakit kulit. Dokter Hafizah adalah lulusan SMA Negeri 1 Pontianak tahun 2004. Usai bersekolah di salah satu SMA Favorit Kota Pontianak, itu Hafizah meneruskan studi di Fakultas Kedokteran UI mendapatkan Penelusuran Minat dan Kemampuan (PMDK). Hafizah menyelesaikan studinya selama enam tahun (empat tahun kuliah dan dua tahun ko-ass). Sebelum mengambil spesialis, Hafizah sempat kerja di sebuah Rumah Sakit Ibu dan Anak di Jakarta. Sedangkan Fikri, merupakan seorang pengusaha. Ia lulusan Bond University di Melbourne, Australia, tahun 2008. Setelah lulus dari Melbourne, Fikri kembali ke Indonesia. Di sinilah awal cinta bersemi hingga berlanjut ke pelaminan. C m (**) y k

ua umum parpol anggota koalisi. Yakni, Aburizal Bakrie (Golkar), Anas Urbaningrum (Demokrat), Luthfi Hasan Ishaq (PKS), Hatta Rajasa (PAN), Suryadharma Ali (PPP), dan Muhaimin Iskandar (PKB). Selain itu, ada beberapa petinggi parpol anggota koalisi. Dari jajaran pemerintah, SBY didampingi Wapres Boediono, Menko Polhukam Djoko Suyanto, Menkeu Agus Martowardojo, Menteri ESDM Jero Wacik, serta Menkop dan UKM Syarif Hasan. SBY mengatakan, pertemuan konsultasi tadi malam tidak dimaksudkan untuk menggantikan forum yang sudah diatur konstitusi dan undang-undang dalam membahas APBN. ’’Keputusan tidak pada forum konsultasi ini,’’ kata SBY yang juga ketua Setgab. Meski demikian, SBY mengungkapkan, jajaran pemerintahan yang dipimpinnya bersama Wapres Boediono dibangun dengan koalisi. Dia menyebut

ada misi yang juga diusung pimpinan parpol terhadap kebijakan pemerintahan. ’’Manakala diputuskan, dikawal agar berjalan dengan baik,’’ katanya. Dalam kesempatan itu, SBY juga meluruskan pandangan terkait kebijakan menaikkan harga BBM yang akan diambil pemerintah. ’’Banyak yang berpandangan tidak lengkap seolah-olah yang kita selamatkan adalah urusan fiskal, hanya urusan APBN,’’ ujar SBY yang mengenakan batik warna biru. Pertemuan tersebut rupanya membuahkan hasil positif. Parpol-parpol anggota bisa menerima kebijakan yang akan diambil pemerintah. ’’Di antara opsi-opsi itu, ini (menaikkan harga BBM) adalah yang terbaik,’’ kata Ketum PAN Hatta Rajasa. ’’Yang didiskusikan adalah dicari jalan yang terbaik. Kenaikan itu merupakan opsi terakhir,’’ tambah Ketum Partai Golkar Aburizal Bakrie. (fal/c4/agm)

Pom Bensin Akan Dijaga Brimob Cegah Sabotase dalam Kenaikan Harga BBM JAKARTA – Polisi bakal allout mengamankan kebijakan kenaikan harga BBM bersubsidi. Salah satu caranya, menerjunkan personel Brimob untuk menjaga ketat pom bensin dan depot pengisian BBM. Itu dilakukan untuk mencegah adanya sabotase atau spekulan yang memanfaatkan sisa waktu menjelang pengumuman kenaikan. ”Petugas akan berjaga di tempat-tempat yang vital untuk distribusi. Jumlahnya nanti disesuaikan per polda masing-masing. Nanti juga dibagi personelnya, apakah dari sat-

uan seperti Brimob atau dari kewilayahan,” ujar Kadivhumas Polri Irjen Pol Saud Usman Nasution di Mabes Polri kemarin (14/3). Polisi mewaspadai penumpang gelap isu kenaikan harga BBM yang melakukan upaya penimbunan perlahanlahan. ”Karena itu, petugas akan koordinasi dengan SPBU-SPBU, (pembeli nanti) dilarang pakai jeriken atau tangki penampung lain di luar batas konsumsi,” kata mantan Kadensus 88 Antiteror itu. Selain di lokasi pengisian dan depot, korps baju cokelat memelototi jalur distribusi dari pusat pengisian utama ke pangkalan. ”Terutama jalur-jalur yang sepi, yang rawan,” kata mantan direktur Tipidum Bareskrim Polri tersebut. Mendekati batas waktu pem-

berlakuan harga baru BBM, aksi penimbunan memang makin marak. Saud menjelaskan, laporan dari sejumlah polda menunjukkan adanya tren kenaikan kasus dengan modus seputar BBM. ”Misalnya, di Samarinda, Kaltim, sekarang sedang disidik penimbunan solar sekitar 12 ton,” ucapnya. Di Jogjakarta, Polda DIJ juga sedang mengusut kasus penimbunan solar dengan modus serupa sebanyak 3 ton. Demikian juga di Polda Lampung sebanyak 600 liter. ”Kami minta seluruh jajaran waspada agar masyarakat tidak resah,” tuturnya. Kebijakan penempatan Brimob di SPBU itu dikritik Neta Sanusi Pane dari Indonesia Police Watch (IPW). ”Polri terlalu reaktif dan berlebihan,” tandasnya. (rdl/c10/agm)

TKI Asal Sulawesi dan NTB Diamankan 3 Diantaranya Wanita SANGGAU - Jajaran Polres Sanggau, Selasa (13/3) dini hari sekira pukul 03.30 wib mengamankan 20 calon Tenaga Kerja Indonesia (TKI) Ilegal asal Sulawesi dan Bima-Nusa Tenggara Barat yang dalam perjalanan ke Malaysia melalui Entikong. Kapolres Sanggau, AKBP Winarto saat ditemui Pontianak Post Selasa malam mengatakan ada tiga pelaku yang diamankan. Selebihnya adalah korban yang akan dibawa keluar negeri dengan tanpa kelengkapan. Dari data sementara yang

diberikan Kapolres, warga Sulawesi ada 5 orang, dan 15 orang lainnya berasal dari Bima, NTB. Penangkapan dilakukan di Simpang Tanjung, arah menuju Entikong. Supir jasa angkutan yang mengantarkan rombongan calon TKI, Km (32) saat ditanya Pontianak Post mengatakan bahwa dirinya hanya diminta membantu membawa saja sampai ke Entikong. Iajugamengakubelummenerima uang se-rupiah pun untuk jasa pengangkutan tersebut. Sampai dengan berita ini ditulis, belum ada keterangan lanjutan dari kepolisian terkait modus dan tujuan keberangkatan rombongan calon TKI tersebut.

Para pelaku dan korban masih dalam pemeriksaan kepolisian dan akan segera dilakukan koordinasi lanjutan dengan dinas terkait. Kapolres juga menjelaskan bahwa pihaknya punya giat rutin terkait trans nasional dan kejahatan antar negara termasuk soal traffiking. Dalam penangkapan yang dilakukan Selasa dini hari tersebut, 3 orang diantaranya adalah wanita. Dikatakan Kapolres kejadian seperti ini sering terjadi. “Kasian kalau bukan dari PJTKI resmi karena akan sangat membahayakan. Kita tidak ingin mereka justru terbengkalai di luar negeri karena ketidakjelasan status mereka. (sgg)

Restu Ayah Nikahi Gaston Sambungan dari halaman 1

Mas Kawin Dirahasiakan, 1.800 Undangan Disebar Sambungan dari halaman 1

7

“Saya siap menerima Gaston sebagai menantu. Siap jadi walinya,” ungkap Angkasa Jaya saat ditemui wartawan di Jakarta, baru-baru ini. Meski sedikit berat, Angkasa akan tetap mengizinkan Jupe dan Gaston menikah beda keyakinan. Menurutnya, Jupe sudah cukup dewasa untuk membuat keputusan tersebut. “Kalau sudah cinta, tembok Berlin saja bisa dijebol kok,” ucapnya. Namun, kandasnya hubungan asmara Jupe dan Gaston ternyata tak diketahui oleh orangtua pesepakbola asal Argentina itu. Ini disengaja oleh

pelantun Belah Duren itu. “Mereka masih suka tanya, kapan menikah. Mudah-mudahan mereka nggak tahu soal kami, nanti ikutan nangis,” kata Jupe, di tempat yang sama. Dia bilang butuh waktu untuk menyampaikan kabar buruk tersebut kepada orangtua Gaston. Namun hingga kini, ia merasa, belum ada waktu yang tepat untuk mengungkapkan kabar kandasnya hubungan mereka itu.”Belum tepat waktunya. Mereka tahunya kami baik-baik saja. Insya Allah, akan tetap baik,” ujarnya. Meski pahit, rasa sayangnya kepada Gaston dan kedua orangtuanya tak akan berkurang.

“Mama Aida dan Papa Gabriel, mereka sudah jadi orangtua saya sendiri,” ucapnya. Sebelumnya Jupe menjelaskan bahwa batalnya pernikahan bukan masalah tidak direstui oleh orangtua melainkan masalah prinsip. “Seorang perempuan ketika prinsip itu dilanggar saya harus melakukan sesuatu,” tuturnya. Mengaku pasrah dengan keadaan ini nyatanya Jupe sempat masuk rumah sakit karena shock. “Yah yang namanya belum jodoh, mungkin nggak jadi sekarang, tapi suatu saat nanti terjadi pernikahan tersebut. Hidup itu nggak selamanya indah. Aku berusaha tenang aja,” ungkapnya. (bcg)

Lagi, Penyelundupan Sabu Digagalkan Sambungan dari halaman 1

AKBP Winarto, Rabu (14/3) kepada Pontianak Post.Setelah dilakukan pembongkaran kotak tersebut ternyata ditemukan bungkusan yang diduga berupa sabu. Sementara barang bukti dan tersangka diamankan di Kantor Bea Cuka. Barang haram tersebut akan dibawa ke Pontianak untuk uji laboratorium. “Kita akan tetap koordinasi dengan pihak BC Entikong. Kasusnya masih terus dikembangkan. Memang jalur transinternasional terutama Entikong sangat rawan dengan penyelundupan barang-barang haram tersebut. Kita akan lakukan upaya memperketat pengawasan agar dapat mempersempit jalur peredaran narkoba,” katanya. Petugas Bea Cukai Entikong Syafrudin ketika ditemui di Kan-

tor Bea Cukai Entikong mengatakan, mereka memang ada mengamankan penumpang bus SJS jurusan Kuching-Pontianak. “ Diduga membawa barang yang mencurigakan,” kata kemarin kepada Kapuas Post (Pontianak Post Group). Kini pihaknya memperdalam temuan itu apakah memang betul paketan sabu 200 gram itu atau tidak. Itu membutuhkan pemeriksaan dari lab dan kami tidak berani gegabah. “Nanti hasil dari pemeriksaan dari lab baru kita sampaikan apakah barang itu murni sabu atau tidak sementara ini masih dugaan,” ungkap Syafrudin. Pantauan di lapangan terlihat semua kendaraan menjalani npemeriksaan yang intensif. Bus jurusan Kuching-Pontianak dilakukan pemeriksaan ekstra. Semua penumpang dan barang ba-

waan diperiksa mendetail. Denie petugas Bea Cukai di lapangan ketika melakukan pemeriksaan terhadap penumpang bus SJS mengatakan, ini merupakan pemeriksaan rutin yang harus kami lakukan untuk mengantisifasi barang-barang terlarang. Supir bus SJS Amat ketika ditemui menjelaskan bahwa penumpang tersebut naik di terminal Kuching dengan tujuan Pontianak. “Saya tidak kenal dengan penumpang tersebut. Karena sebagai supir ya saya bawa saja siapa pun yang sudah memegang tiket keberangkatan,” ucapnya. Kapolsek Entikong Kompol Heni Agus Sunandar Sik mengatakan, perbatasan merupakan daerah yang rawan terhadap barang-barang terlarang baik itu narkoba dan sebagainya. (sgg/ags)


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.