Pontianak Post

Page 4

Pontianak Post

4

Hukuman Fisik Bukan Solusi Keingintahuan anak di usia dini itu sangatlah besar. Jadi disinilah peran kita sebagai orangtua harus benar-benar bisa menjadi filter yang baik untuk buah hati kita di usia pertumbuhannya,”

Rabu 11 Januari 2012

TINO mengejutkan sang bunda. Ketika sedang asyik bermain, tiba-tiba dia menyebut organ vital perempuan. Bagaimana tidak, Milo masih berusia tiga tahun. Bunda dan ayah juga tidak pernah mengeluarkan kata jorok semacam itu di rumah. Usut punya usut, Tino mengenal kata-kata tersebut kala bermain bersama anak-anak tetangga. Masalah itu ternyata dialami pula oleh bunda-bunda lain. Umumnya, mereka merasa ”kecolongan” lantaran di rumah selalu mengajarkan nilai-nilai positif. Alhasil, yang muncul adalah rasa kecewa berlebihan yang diwujudkan dengan memarahi si kecil. Tak jarang, hukuman fisik seperti mencubit pun dilakukan. Benarkah cara demikian? ANGGITA ANGGRIANA, Pontianak

Desni Yuniarni, M.Psi Psikolog ADA cara tepat untuk menghilangkan kebiasan si kecil mengucapkan kata jorok ataupun kasar yaitu dengan Reward & Punishment. Disini si kecil akan belajar dan bertanggung jawab atas apa yang telah ia lakukan, begitu yang diungkapkan Psikolog Desni Yuniarni. Reward yang dimaksud adalah dengan cara memberikan si kecil hadiah dalam jangka waktu tertentu, jika si kecil tidak mengulang kesalahannya dengan berkata jorok atau kasar terhadap orang lain. “Yang harus diingat hadiah ini tidak harus berupa barang, tapi dengan lebih meluangkan waktu Anda bersama si kecil dalam melakukan sesuatu bersama-sama, contohnya menemani si kecil menonton film kartun favoritnya setiap bangun tidur akan menciptakan suasana kebersamaan yang jauh lebih berkualitas,” beber perempuan berjilbab ini. Lain lagi dengan punishment, yang dimaksud bukanlah hukuman berupa fisik yang sering dilakukan para orangtua, tapi lebih menegaskan kepada si kecil bahwa ia dilarang melakukan kegiatan yang ia sukai jika ia tidak mengubah sikapnya. Contohnya, tidak boleh bermain sepeda bersama temantemannya selama jangka waktu tertentu jika ia tidak berubah. “Cara seperti ini tak hanya membantu si kecil untuk mengetahui dan belajar dari kesalahannya, tapi juga memberikan waktu intropeksi kepada para orangtua agar dapat memberikan pemahaman kepada diri sendiri, bahwa mereka tidak bisa lagi memberikan hukuman secara fisik kepada si buah hati agar ia mengetahui kesalahannya,” paparnya panjang lebar. Jika Anda ingin menjadi teman si kecil, maka Desni menyarankan, para orang tua pun harus bisa masuk ke dunia si kecil, bukan si kecil yang masuk ke dunia Anda. (ang)

Loh,

aktifitasnya. Christina Simamora (30 th), salah satu bunda yang mengaku sangat kaget saat mendengar anaknya, Cheryl berkata kasar dan jorok ke orang rumah. “Saya tak memarahinya, tapi saya tanyakan darimana ia mengenal kata-kata itu. Setelah diberi penjelasan tentang arti kalimat itu, ia langsung meminta maaf dan berjanji tak akan mengulanginya lagi,” ujar perempuan yang tinggal di daerah Kotabaru Pontianak ini. Menurut Psikolog Desni Yuniarni, M.Psi, biasanya si kecil bisa mengatakan kata-kata jorok karena ia menerima reaksi dan respon dari orang-orang di sekitarnya. “Keingintahuan anak di usia dini itu khan sangatlah besar. Jadi disinilah peran kita sebagai orangtua harus benar-benar bisa menjadi filter yang baik untuk buah hati kita di usia pertumbuhannya,” jelas Dosen FKIP Untan ini. Karena pada dasarnya, kata jorok mempunyai makna yang kasar dan bisa dibilang tidak sesuai dengan norma yang berlaku di tengah-tengah masyarakat. Apalagi untuk anak di usia dini, kata-kata jorok sangat tidak lazim untuk diucapkan! Tapi anehnya, masih ada beberapa orangtua yang begitu bangganya melihat si kecil mengucapkan kata-kata jorok di depan banyak orang, bahkan mereka menganggap itu adalah hal yang biasa. Padahal menurut Desni, anak akan mencontoh perkataan orangorang yang ada di sekitarnya saat ia sudah mulai belajar berbicara, salah satunya mengucapkan kata jorok yang dimana si kecil sendiri tidak mengetahui artinya. “Orang tua harusnya intropeksi diri juga apakah memang mereka atau orang-orang disekitarnya merasa pernah berkata jorok didepan anak. Jadi jangan langsung salahkan anak dan menghukumnya, karena itu juga bukan solusi yang terbaik,” bebernya. Dengan mengetahui penyebabnya, orangtua akan lebih mudah mengatasinya. Desny juga menekankan kepada orangtua, jangan membiasakan untuk mudah memberikan hukuman fisik kepada si kecil saat ia melakukan suatu kesalahan. Karena menurutnya, jika si kecil terus dibiasakan dengan hukuman fisik, akan ada 3 hal yang akan orangtua dapatkan. Pertama, si kecil tidak akan mengerti kenapa ia selalu

g n o kok Ngom

? k o r Jo

ANYAK orangtua merasa sudah memberikan yang terbaik dalam pertumbuhan dan perkembangan si kecil dengan maksimal, tapi tiba-tiba Anda menemukan si kecil mengucapkan katakata jorok - bahkan cenderung kasar di hadapan Anda. Hal ini tentu sangat mengejutkan bagi Anda selaku orangtua. Hal ini bisa dimaklumi mengingat orang tua mana yang tak akan khawatir jika si kecil mendapatkan pengaruh negatif dari lingkungan, saat ia mulai belajar melakukan berbagai

B

dihukum tanpa adanya penjelasan dari orangtua. Kedua, akan timbul rasa benci dari anak kepada orangtua. Dan yang ketiga, yang paling fatal akibatnya adalah si kecil tidak menghentikan apa yang ia ucapkan. Bahkan bisa jadi ia akan jauh lebih agresif seperti diiringi dengan aktifitas memukul. Jika para orang tua menerapkan pola asuh, salah satunya dengan cara memberikan pengertian kepada si kecil, ini akan memudahkan orangtua berkomunikasi dan mengetahui apa penyebab dari perilaku si kecil. “Memberikan pemahaman secara kontinue kepada si kecil memanglah bukan hal yang mudah, tapi bukan berarti Anda tidak akan mendapatkan hasil yang baik atas pemahaman yang Anda berikan pada mereka,” jelasnya. Pada umumnya si kecil senang mempelajari kata-kata baru, apalagi di usia ini kemampuan berbahasa dan menyerap informasi anak-anak sedang berkembang dengan pesat. “Jika si kecil tidak mengetahui arti dari kata kasar atau jorok tadi, kita sebagai orangtua harus bisa memberi tahu artinya secara jelas, juga mengenalkan akibatnya jika ia mengucapkan kata-kata itu kepada orang lain,” bebernya. Begitupun bila si kecil mengucapkan kata kasar atau jorok ketika ia lagi marah, Anda bisa mengajarkannya dengan memberi tahu kata-kata apa yang boleh diucapkannya ketika ia sedang marah. Anda juga bisa memberi tahu kepada si kecil bahwa kata-kata jorok dan kasar tidak boleh digunakan di dalam keluarga bahkan pergaulan. “Beri penjelasan dengan si kecil bahwa makna dari ucapan yang terlontar bukanlah bahasa yang pantas dan memiliki makna yang negatif jika orang lain yang mendengarkannya,” jelasnya. Beritahu apa saja akibat yang akan diterima si kecil dari ucapannya jika didengar orang lain dalam lingkungannya, misalnya akan dijauhi oleh teman-teman sepermainannya bahkan bisa diberi label yang negatif dari lingkungannya. Anda pun sebenarnya tak perlu khawatir, tambah Ketua Prodi PGPAUD Untan ini. Karena sekarang sudah banyak media yang bisa membantu Anda untuk memberikan pemahaman pada si kecil tanpa harus ada hukuman fisik. Contohnya melalui media cerita yang menggambarkan sikap dan ucapan anak-anak yang baik dan santun terhadap orang tua, ataupun melalui media lagu yang menceritakan tentang anak-anak yang tumbuh sesuai dengan usianya. **


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.