Pontianak Post

Page 14

KUBU RAYA

14

Pontianak Post

Selasa 9 Agustus 2011

Belum Terjadi Komunikasi Bupati Tanggapi Kisruh Tapal Batas

HARYADI/PONTIANAK POST

ATRIBUT KEMERDEKAAN : Menjelang hari kemerdekaan dibeberapa tempat seperti Kantor Gubernur Kalbar mulai sibuk menyiapkan beberapa atribut kemerdekaan agar tampak semarak.

79 Titik Serap Imbal Swadaya SUNGAI RAYA – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kubu Raya mempercepat proses pembangunan di Kabupaten Kubu Raya. Caranya adalah dengan penerapan Program Imbal Swadaya Masyarakat yang sudah terealisasi sebanyak 79 titik pada tahun 2011 ini. “Bantuan untuk program imbal swadaya menyebar ke seluruh kecamatan di Kubu Raya, dengan melibatkan masyarakat secara langsung untuk terlibat dalam pembangunan secara gotongroyong dan swakelola,” ujar Bupati Kubu Raya Muda Mahendrawan di Sungai Raya, kemarin. Dia mengatakan pelaksa-

naan program yang dicanangkannya dan dilaksanakan oleh Dinas Cipta Karya, Tata Ruang, dan Kebersihan Kabupaten Kubu Raya itu diarahkan untuk pembangunan, peningkatan, dan memperbaiki jalan-jalan lingkungan di Kabupaten Kubu Raya. “Bukan itu saja, program imbal swadaya diarahkan membangun masjid, surau, pesantren, dan rumah ibadah lain beserta fasilitas umum lainnya. Bantuan yang kita berikan berupa material semen, batu, pasir, seng, dan kayu,” ungkap dia. Dia mengatakan bahwa ada kebiasaan baik di mana dalam melaksanakan imbal swadaya, masyarakat bergoton-

groyong dan bahu-membahu melaksanakan apa yang mereka inginkan. “Paling tidak secara sosial kemasyarakatan dampak dari imbal swadaya ini dapat mempertahankan semangat gotong royong di masyarakat,” kata Muda. Ia mengakui, sepanjang tahun 2010 lalu, titik sasaran yang dilaksanakan belum menjangkau kecamatan-kecamatan di wilayah perairan. Namun demikian, pada tahun 2011, kecamatan-kecamatan wilayah perairan juga akan segera terlaksana, baik Kecamatan Kubu, Batu Ampar, Terentang, dan Teluk Pakedai. “Saat ini sebanyak 40 titik sasaran sudah dilaksanakan penyaluran bantuan material

bangunan dan sisasnya masih dalam proses,” kata Muda. Tokoh masyarakat Parit Sembin Desa Sungai Raya, Sungai Raya, Suja’i mengatakan bahwa Program Imbal Swadaya jauh lebih terasa dan bermanfaat bagi masyarakat. “Sebab, kami yang mengajukan, kami juga yang mengerjakan. Masalah kualitas, tentu akan kami jaga,” kata mantan Kepala Dusun itu. Di sisi lain, kekompakan warganya juga kembali terjalin. “Multipplierefect seperti inilah yang banyak diharapkan masyarakat, tidak hanya sekadar membangun secara fisik, namun mental masyarakat juga terus dibina,” kata dia. (den)

Matang Tujuh Tunggu Panen Melon Perdana RASAU JAYA – Sejak gagal panen buah melon madu pada tahun 2008 lalu, akhirnya pada 2011 ini, petani Desa Pematang Tujuh, Rasau Jaya, berhasil mengembangkan buah melon madu pada lahan tanah liat bercampur pasir. Seperti yang dialami oleh Iwan, sekitar 2.500 tanaman buah melon madunya ini dipastikan 12 hari ke depan akan siap dipanen. “Sekarang ini sudah berumur 52 hari, jadi 12 hari sudah bisa di panen,” ujarnya saat ditemui di kebunnya, kemarin (8/8). Iwan mengungkapkan bahwa keberhasilan kali pertama tersebut berdasarkan pengalaman sebelumnya yang dialami pada 2008. Iwan tidak berputusasa untuk mencoba kembali pada tahun ini Di desa Pematang Tujuh ini, Iwan menjadi satu-satunya petani yang memberanikan diri untuk menanam buah melon madu. “Karena saya

ISTIMEWA

SIAP PANEN: Melon yang telah menghasilkan buah dan siap panen milik Iwan, petani Desa Pematang Tujuh, Rasau Jaya.

yakin bisa, karena semangka saja bisa tumbuh di tanah yang berpasir ini,” ujarnya seraya menunjukkan buah hasil pengembangannya. Iwan memaparkan bahwa buah melonnya saat ini meski baru berumur 58 hari, ratarata memiliki berat sekitar lebih dari 1,5 kilogram.

Selain itu, ditambahkan dia, ada yang memiliki berat 2 hingga 3 kilogram dan satu tanaman masing-masing memiliki satu buah melon. Iwan menceritakan selain memberikan perawatan seperti membersihkan tanaman dari rumput yang berada di sekitar tanaman buah melon,

dia hanya memakai pupuk kandang dan pupuk organik Agrodyke yang disemprot sekitar hanya enam kali. “Saya cuma pakai pupuk organik dan tak pernah pakai yang kimia, padahal tanah garapan saya ini bekas ditanami cabe tanah pasir,” ungkapnya. S e m e n t a ra i t u m e n u r u t Ponimin, ketua Gapoktan Karya Utama Desa Pematang Tujuh, keberhasilan rekannya tersebut tentu saja memicu para petani untuk mencoba menanam buah melon di kebunnya. Me s k i p u n d i d e s a n y a ini memang sedikit mengalami kendala pengairan. “Kendala kita yakni selain alat pengolah tanah garapan, sarana pengairan juga tidak ada, itu yang menjadi kekhawatiran kita. Sementara tidak ada alat pengolah tanah, terpaksa kita masih menggunakan cara lama yakni mencangkul,” ungkapnya. (ote)

SUNGAI RAYA – Bupati Kubu Raya Muda Mahendrawan menilai persoalan tapal batas antara Desa Mekar Sari dan Desa Sungai Asam adalah persoalan miskomunikasi yang belum akurat antara pemerintah dan pihak-pihak terlibat. Dia sendiri memandang tidak ada masalah mengenai soal tapal batas tersebut. “Hanya komunikasi yang tidak menyambung. Sebab, banyak sekali pekerjaan yang harus dilakukan. Bukan hanya satu dusun, ada ribuan patok dari satu desa ke desa lain yang harus dipikirkan,” katanya, Senin (8/8) di Aula Kantor Bupati, seusai mengikuti rapat koordinasi antara perwakilan masyarakat Desa Sungai Asam dan Desa Mekar Sari, Pemdes, dan perwakilan staf lainnya. “Artinya ada ratusan patok yang harus dipikirkan,” sambung dia. Figur yang memulai karir sebagai notaris di Sungai Raya ini memprediksi persoalan tapal batas terjadi karena tim atau Pemdes ingin melakukan penyelesaiannya secara cepat. Akibatnya, menurut dia, ketika terjadi ketidaksempurnaan atau ada pihak tidak terlibat, seharusnya ini bisa dimaklumi. ”Masalah komunikasi saja problemnya. Akan tetapi, kami juga minta desa proaktif mendatangi agar ke depannya tidak lagi muncul masalah,” katanya. Muda menuturkan bahwa persoalan batas Desa Mekar Sari dan Sungai Asam sebetulnya sederhana saja. Andai berbeda, menurut dia, adalah bagian dalamnya saja. Sementara persoalan di luar sudah sama-sama diketahui. “Kalau di bagian hutan, biasanya yang merintis bermacam-macam, sehingga berkembang di lapangan. Namanya juga di lapangan, mungkin salah omong atau salah apa, sehingga kemarin sempat bersitegang. Tetapi pada dasarnya bisa diselesaikan,” ungkap dia. Untuk penyelesaian kasus ini, Bupati berpatokan kepada beberapa keterangan narasumber. Misalnya penjelasan Pak Joni yang hadir, di mana dia sudah menyampaikan mengenai persoalan patok batas. Bahkan

salah satu perwakilan desa ini mengajak Pemdes memasang patok karena sebelumnya ada pesan dari Almarhum. ”Sudah jelas. Istilahnya beda suasana dan situasi saja. Ini sudah legitimasi dan merupakan forum pemutus,” ucapnya. Lebih jauh dikatakannya, solusinya adalah dikarenakan memang ada perbedaan. “Pegangan saya adalah keterangan mantan kades setempat yaitu Pak Rani karena yang memang tapal batas, SK. Dan jelas acuannya,” ungkap dia. Sementara untuk peta, Pemkab akan membuatnya berdasarkan perda tapal batas. “Untuk memasang batas kita akan buat dan libatkan tim,” ujarnya. Di tempat terpisah Ketua DPRD Kubu Raya Sujiwo mencoba mengelarifikasi keberadaan pimpinan dewan dan Komisi A pada acara di Aula Kantor Bupati Kubu Raya mengenai tapal batas desa. “Saya hanya ingin sampaikan, DPRD sebelumnya sudah mengundang Pemdes untuk mengelar dengar pendapat dengan Komisi A. Undangan tersebut jelas dan diterima beberapa hari sebelumnya. Kemudian pada hari yang sama, ternyata Bupati mengundang kami. Hanya acaranya pada jam 10.00 WIB. Akan tetapi undangan yang terima sekitar pukul 11.05 WIB dan mana mungkin kami hadir,” kata dia kepada sejumlah wartawan. Ia mengungkapkan persoalan keterlambatan surat seperti ini sudah kerap terjadi. “Sebagai mitra, saya juga ingin mengingatkan kepada Saudara Bupati supaya stafnya diberitahu tentang tatakelola pemerintahan dan administrasi yang baik. Ini terkesan saling tidak mengharagi. Kita mengundang Pemdes, tetapi tidak ada jawaban secara lisan ataupun tertulis,” ungkap dia. Mengenai ketidakhadiran Komisi A? “Memang saya suruh. Ini juga saya berikan teguran secara etika. Dan kejadian ini bukan baru pertama kali terjadi,” katanya. Bukan hanya itu saja, untuk undangan juga dititipkan kepada salah satu anggota DPRD Kubu Raya. Bahkan, dia menyayangkan bahwa yang mengambil adalah staf dari Sekretariat DPRD. ”Untuk masalah tapal batas, jelas publik melihatnya. Makanya pada Selasa besok (hari ini, Red), kita mengundang Pemdes, termasuk kedua belah desa akan dikonfrontir,” katanya. (den)


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.