Pontianak Post

Page 29

Pro-Kalbar

28

Pontianak Post

Sosok

Harus Didinginkan MASYARAKAT Dayak sangat te­ guh memegang adat. Karena itu, apa yang disampaikan Prof Thamrin Amal Ta­ magola, membuat ma­ syarakat Dayak ma­rah. Supaya kemarahan itu tidak meluas dan hal tersebut tidak terulang pada masa yang akan datang, maka perlu ‘di­dinginkan’. “Adat mendidik bukan untuk memberikan rasa malu, tetapi untuk perdamaian,” Rm Matheus Juli kata Rm Matheus Juli, Pr, penasehat Pemuda Dayak Pedalaman Ketapang. Untuk mendinginkan terhadap kemarahan masyarakat Adat tersebut, menurut dia, tak cukup hanya meminta maaf. Matheus mengatakan bahwa cara untuk mendinginkan salah satunya adalah dengan silaturahmi secara adat Dayak. Tentunya harus dilalui dengan upacara adat. Untuk upcara prosesi adat tersebut, harus ada penggantian untuk upacara adat. Karena permohonan maaf dila­ kukan secara nasional, maka perlu dikoordinasikan dengan Majelis Adat Dayak Nasional (MADN) yang diketuai Gubernur Kalteng Teras Narang. Kemudian ketika terkait Dayak Kalbar, maka dikordinasikan dengan Ketua Dewan Adat Dayak (DAD) Kalbar Cornelis. “Jadi harus didinginkan, sebenarnya masyarakat Dayak itu pemaaf,” kata Matheus. (ndi)

Desak Pertanggungjawaban Adat Persatuan Pemuda Dayak Pedalaman Sikapi Thamrin KETAPANG – Permohonan maaf Prof. Thamrin Amal Tamagola pada media massa dan elektronik, terhadap pernyataannya dalam persidangan Kasus Ariel diambut baik oleh Persatuan Pemuda Dayak Pedalaman Ketapang. Hal tersebut sudah dianggap sebagai niat baik, namun perlu ditingkatkan lagi. Karena itu, perlu ditingkatkan dengan silaturahmi dengan

masyarakat adat Dayak. Salah satu bentuk silataruhmi itu yakni perlu pertanggungjawaban secara adat, terhadap apa yang disampaikannya. Pasalnya apa yang disampaikan tersebut telah melukai perasaan masyarakat adat Dayak di mana pun berada. “Tentunya hal seperti ini jangan sampai terulang lagi di masa yang akan datang, karena apa yang disampaikannya itu telah

melukai masyarakat adat,” kata Cornelius Wiji W, juru bicara Persatuan Pemuda Dayak Pe­ dalaman Ketapang. Mereka menegaskan bahwa masyarakat Dayak sangat menjunjung tinggi adat. Jangankan hubungan bebas, pacaran di tempat gelap saja dapat ditangkap dan dihukum adat. Karena itu pernyataan Sang Profesor yang terekspos di media massa tak dapat mereka terima. Walaupun Sosiolog tersebut sudah meminta maaf di media massa maupun elektronik,

Persatuan Pemuda Dayak Pedalaman Ketapang masih belum bisa menerimanya. Pasalnya pernyataan tersebut sudah melukai masyarakat adat Dayak, sehingga harus dilakukan sanksi adat. “Intinya kita merasa dihina dan diolok-olok, pernyataan seorang professor seperti itu sangat menghina dan melecehkan masyarakat adat Dayak, karena itu harus ada sanksi adat,” kata Dodi Kurniawan, juru bicara Persatuan Pemuda Dayak Pedalaman Ketapang didampingi sejumlah rekan-

Pengembangan Butuh Investor

u Ke Halaman 27 kolom 5

Sorot

ANDY CHANDRA/PONTIANAK POST

PELAYANAN KB: Pelayanan KB di berbagai kecamatan di Kabupaten Ketapang untuk tahun 2010 ternyata memenuhi target BKKN. Ini merupakan sebuah prestasi yang patut dipertahankan.

Tak Gunakan APBD, Tagih Janji HK SINGKAWANG – Presiden dan Gubernur Kalbar meminta kepada kabupaten/kota agar tidak defisit anggaran melebihi 1,8 persen. Namun, Wali Kota Singkawang Hasan Karman mengakui hal itu bukanlah harga mati. Pasalnya, melihat kemampuan keuangan daerah masing-masing. Ketika Hasan Karman berkampanye dan terpilih menjadi wali kota, dia tidak akan menyentuh APBD untuk membangun Kota Singkawang yang hanya memiliki lima kecamatan ini. “Kita menangih janji Wali Kota yang katanya tak mau menggunakan anggaran belanja daerah untuk membangun Singkawang. Sekarang memasuki usia pemerintahnya yang ketiga, defisit masih saja membengkak. Bahkan, membangkang

dari intruksi presiden dan gubernur. Mengapa APBD jadi sumber untuk membangun. Katanya ada investor. Mana investor. Jangan suka bohonglah. Rakyat sudah muak dengan prilaku semacam ini. Kalau hanya tergantung pada APBD melulu, PKL pun bisa jadi wali kota. Tak perlu gelar akademik yang tinggi,” kata aktivis LSM, Harun AS kepada Pontianak Post, kemarin. Menurut Harun, ada sumber pen­ dapatan di daerah yang tak tergarap maksimal. Dia mencontohkan, soal parkir dan walet. Selama ini, kata dia, dua sektor tersebut bisa menyumbang pendapatan asli daerah (PAD). Namun, diabaikan dan berpura-pura tak tahu. “Wali Kota hanya prihatin kepada pengusaha walet. Mungkin

saja, keprihatinan itu hanya bahasa di media saja. Sampai saat ini, wali kota tak mau menerapkan aturan kepada pengusaha walet. Apakah ada ketakutan pada diri Wali Kota untuk menerapkan aturan? Sebab, ditenggarai pengusaha waletlah yang menjadi funding atau pendana ketika kampanye Hasan Karman,” kata Harun. Dia minta kepada DPRD untuk tidak mau kompromi dengan defisit anggaran tersebut. “Defisit anggaran itu kan hutang. Hutang pastilah rakyat yang menderita. Untuk itu, dewan harus punya sikap tegas. Jangan mau menuruti kemauan Hasan Karman. Sebab, sejak lama dewan hanya manut saja dengan kondisi ini. u Ke Halaman 27 kolom 5

Narkoba Tinggi, Rawan AIDS

ISTIMEWA

LEPAS LAJANG: Agus HS, agen Pontianak Pos wilayah Pemangkat melepas masa lajangnya pada awal Desember lalu.

Agen Lepas Lajang AGUS HS bin Imran yang merupakan agen Pontianak Post di wilayah Kecamatan Pemangkat dan sekitarnya, awal Desember lalu sudah melepas lajangnya. Agus mempersunting wanita pilihannya Mariani binti Muhammad. “Alhamdulillah, akhirnya dapat jodoh juga,” kata Agus dengan senyum kepada Pontianak Post, belum lama ini. Agus sejak lama sudah menjadi agen koran ini. Koordinator Pemasaran Biro Pontianak Post Singkawang yang membawahi wilayah Pemangkat dan sekitarnya berharap, dengan kehadiran sang istri, Agus terus bekerja keras. “Agus kita kenal sebagai pekerja keras. Dia setia dengan media yang pertama dan utama di Kalbar ini,” kata Herly Kusmayadi, kepada Pontianak Post. Herly mengatakan bahwa agen juga menjadi ujung tombak dalam peredaran koran, sehingga sampai ke tangan pembaca atau pelanggan setia. “Agen mengatur pendistribusian koran melalui para lopernya. Jadi, agen adalah bagian tak terpisahkan dari media Pontianak Post. Pontianak Post besar dan berkembang terus berkat kerjasama semua pihak termasuk agen,” kata alumnus Fakultas Ekonomi Untan ini. (zrf)

rekannya dalam konferensi pers, kemarin (8/1). Apa yang disampaikan Thamrin dalam persidangan Ariel pada 30 Desember 2010, ditegaskan sangat tidak benar. Selain bertentangan dengan hukum adat pada masyarakat adat Dayak, permintaan maaf harus dilakukan secara terbuka ke publik, baik di media cetak maupun elektronik. Selain itu, karena sudah melukai perasaan masyarakat adat, maka harus memberikan pertanggungjawaban secara adat. u Ke Halaman 27 kolom 5

Masyarakat Adat Tak Terima

Wisata

PEMUDA Pemangkat, Yan Wahyudi, menilai perkembangan wisata di Kabupaten Sambas umumnya, dan Pemangkat khusunya, tak mengembirakan. Pasalnya nilai jual objek wisata yang ditawarkan ke wisatawan tak digarap maksimal. Kabupaten Sambas butuh investor yang bisa menata lokasi wisata seperti Pantai Sinam dan Tanjung Batu. “Tempat wisata di Sambas dan Pemangkat umumnya butuh investor yang dapat menanamkan modalnya, demi peningkatan tingkat pengunjung, serta penambahan sarana dan prasarana wisata di sejumlah lokasi objek wisata,” terangnya kepada Pontianak Post, kemarin. Kalau hanya mengharapkan ban­ tuan atau dana dari pemerintah melalui APBD, kata dia, butuh proses lama dan bertele-tele. Bahkan sudah dua periode kepemimpinan bupati, sejak Kabupaten Sambas berdiri, wajah objek wisata di Pemangkat tidak

Minggu 9 Januari 2011

KETAPANG – Tingginya peredaran Narkotika di Kabupaten Ketapang, Soepiyat, sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) begitu khawatir. Pasalnya ini akan secara tidak langsung berdampak pada tingginya kasus HIV atau AIDS di Kabupaten Ketapang. “Memang peredaran sabu, berdasarkan info dari Kasat Narkoba Ketapang, sudah luar biasa, sehingga kerawanan seperti inilah ke depannya akan kita lakukan pencegahan,” ujar Soepiyat, saat ditemui wartawan, di Ketapang. Karena memang, tak ditampik, salah satu media penular dari penyakit berbahaya ini adalah

penggunaan jarum suntik yang tidak steril secara bergantian saat menggunakan narkoba. Menurut Soepiyat, selain mengantisipasi penggunaan jarum suntik. Golongan yang sangat rawan sekali dengan kasus ini adalah para pekerja seks komersial (PSK). Soepiyat menyebutkan, dua tempat lokalisasi yang ada di Ketapang seperti Kawasan Pasar Sentap dan Kolam sudah lama menjadi target pembagian kondom. “Kalau di lokalisasi, memberikan kondom untuk meminimalisir kasus penyakit ini,” ungkap Soepiyat. Namun, menurut Soepiyat, di antara dua lokalisasi tersebut, di Komplek

Pasar Sentap masih susah dideteksi terkait sosialisasi HIV/AIDS. Hal ini berbeda dengan lokalisasi yang ada di Kolam. “Di Sentap banyak penghuninya yang memang tidak tinggal di daerah itu, Sehingga hanya beberapa saja orang yang tinggal beserta penjaga kafe yang bisa ditemui saat adanya sosialisasi,” terang Soepiyat. Ke depannya, harap mantan Kepala Kantor Kebersihan Kota Ketapang tersebut, pihaknya akan menggandeng kepolisian untuk melakukan sosialisasi di kawasan Komplek Pasar Sentap. “Kan lebih mantap kalau ada petugas polisi, ini sudah kami koordinasikan dengan polisi,” kata Soepiyat.(fah)

KETAPANG – Menyikapi pernyataan Prof Thamrin Amal Tamagola, elemen masyarakat Dayak Kalteng, Kalbar, Kalsel, Kaltim, maupun di DKI Jakarta turun ke jalan, Sabtu (8/1). Di Kabupaten Ketapang, kalangan Muda Dayak juga menggelar rapat. Bahkan, masyarakat adat Dayak yang berada di lapisan bawah pun merasa tersinggung dengan pernyataan Sang Profesor. “Kami masyarakat adat yang paling bawah tidak mau dilecehkan, tidak mau terima hanya dengan permintaan maaf. Kami mohon melalui petinggi adat agar professor xxxxxx dihukum adat Pati Nyawa/Tanggul Mati. Karena dia sudah mematikan harkat dan martabat masyarakat adat Dayak,” demikian pesan singkat (SMS) dari Raja Ulu Aik. Tak hanya Raja Ulu Aik yang bereaksi, YP Laway, tokoh adat yang berdomisili di Sandai pun angkat bicara. Pemuka masyarakat yang akrab dipanggil dengan sebutan Panglima Bunga tersebut mengatakan atas nama masyarakat Adat Dayak bahwa Profesor itu orang intelektual, berpangkat, terpandang, status beda jauh dengan masyarakat biasa. Jika dianggap waras maka boleh dituntut pidana, perdata, dan hukum adat. Karena salah nunjuk saka salah, kepangpang buruk/ngiring kora kepote, kotam kebubu. Karena itu, pernyataannya dalam persidangan kasus Ariel, tak cukup dengan permintaan maaf melalui SMS/media massa. Karena adat Dayak itu hidup dikandung adat, mati dikandung tanah. Hidup bapamalu, mati bapamali. Intinya basarung adat, pada masyarakat adat Dayak melalui para petinggi adat Dayak. Inilah satu pengobat supaya hati pulangk ke dada, darah pulangk ke ruangk. Menurut YP Laway, pernyataan Pak Thamrin itu terbuka, dalam kesaksian suatu perkara. u Ke Halaman 27 kolom 1

Warga Minta Barau BENGKAYANG - Ketua Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Rukmajaya Gafur Chairani meminta Pemkab Bengkayang melakukan betonisasi atau program pencegahan abrasi di wilayah desa tersebut. Pasalnya abrasi sudah sangat mengkhawatirkan karena banyak rumah rusak akibat terpaan gelombang. “Apalagi musim saat ini musim penghujan disertai gelombang tinggi, cukup membuat masyarakat di sekitar pantai cemas, khawatir rumah terkena hentaman gelombang,” ungkapnya kepada Pontianak Post, kemarin. Dia mengungkapkan bahwa panjang barau yang perlu dibenahi adalah sekitar 3 kilometer. selain betonisasi wilayah pesisir tersebut, pembuatan kotak tahu atau pemecah ombak juga sangat penting. Dengan demikian kerusakaan pantai akibat pengikisan pantai tidak dapat diantisipasi, sehingga tidak parah. “Saya rasa aspirasi warga ini perlu ditindaklanjuti, baik Pemkab Bengkayang atau Pemprov Kalimantan Barat. Mohon segera melakukan pengecekana di lapangan, karena hampir pesisir pantai di Kecematan Sungai Raya Kepulauan butuh penanganan serius,” tandasnya. Hal lain, kata dia, selain program betonisasi atau pemecah ombak, yang perlu dilakukan adalah penanggulangan kerusakan lingkungan dengan alam. Yakni upaya terus menerus u Ke Halaman 27 kolom 5

Sasana Wushu BOeM STIE Mulia

Sabet Sembilan Medali di Ajang Internasional di Malaysia Pada 24 – 25 Desember 2010 Tim Wushu BOeM STIE Mulia Singkawang yang terdiri dari tujuh atlet, Tony, Marianto Alun, Djiu Villy, Tjhai Muliaharverry, Susanto, Fredireksi Erik, dan Benedictus William Janitra, beserta satu manager/ official yaitu Jessica, mengikuti Kejuaraan Sarawak Open Wushu Cup dan Hornbill Wushu Cup yang diselenggarakan di Aula Petronas Games Village Miri, Malaysia. ZULKARNAIN FAUZIE, Singkawang KOMPETISI tersebut cukup bergengsi. Diikuti tiga negara, Malaysia, Indonesia, dan Brunei Darusalam. Manajer Tim Wushu BOeM STIE Mulia Singkawang,

ZULKARNAEN FAUZIE/PONTIANAK POST

MEDALI: Semula tampil dengan tak percaya diri, namun para atlet wushu Sasana Wushu BOeM STIE Mulia ini pulang berkalungkan medali.

Jessica menyebutkan, sebanyak delapan tim yang mengikuti kejuaraan ini. Dua tim dari Kuching Sarawak, dua tim dari Sibu, dua tim dari Miri (Malaysia), satu tim nasional dari Brunei Darusalam, dan satu tim dari Indonesia. Indonesia diwakili Sasana Wushu BOeM STIE Mulia Singkawang. Di Kuching, tim Singkawang melakukan latihan bersama dengan atlet dari tim CMAA (Chinese Martial Art Association) Kuching Sarawak. Mereka sering datang ke Singkawang, ketika Festival Cap Go Meh. Sebelum mengikuti kompetisi, tim Singkawang mengikuti test lapangan. Para atlet sempat merasa down dan tidak percaya diri. Apalagi tim Brunei Darusalam menurunkan tim nasional dengan pelatih dari China. Tim Sibu pun juga demikian. Sudah sekelas permainan atlet dunia. Villy, satu-satunya atlet wanita yang berangkat, sempat merasa sangat down. u Ke Halaman 27 kolom 1


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.