Pontianak Post

Page 22

METROPOLITAN

22 Lensa

Mundur dari Divisi I Ketua Umum Persipon Paryadi mengaku belum mengetahui adanya dugaan tim yang diketuainya tersebut mengundurkan diri dari divisi I. ”Saya belum mendengar atau menerima laporan ter­k ait kebenaran ka­bar tersebut,” ujar Paryadi, usai menghadiri rapat bersama Komisi D di DPRD Kota Pontianak Senin (6/7). Beredar kabar di dunia persepakbolaan nasional, tim PersiParyadi pon mengundurkan diri dari divisi I. Pengunduran diri ini dikarenakan masalah anggaran. Pada tahun sebelumnya, pemerintah Kota Pontianak mengucurkan dana hingga Rp7 miliar untuk Persipon di divisi I. Namun, tahun ini anggaran tersebut dipangkas hingga Rp1,2 miliar. ”Kabar darimana? Nanti akan saya cek dulu,” kata Wakil Wali Kota Pontianak tersebut. Mantan Anggota DPRD Kota Pontianak tersebut mengungkapkan bahwa informasi terakhir yang diterimanya, Persipon tetap berada pada divisi I. Saat ini, anggaran yang dipersiapkan untuk Persipon sebesar Rp2 miliar. Dia me­ngakui bahwa anggaran tersebut begitu minim. Setelah melakukan penghematan, anggaran yang dibutuhkan Persipon sebesar Rp3,5 miliar hingga Rp4 miliar. ”Tetapi kita berupaya agar anggaran yang ada bisa mencukupi,” kata Paryadi. Salah satu upaya yang dilakukan sebagai langkah penghematan adalah memberdayakan pemain lokal. Persipon tidak akan menggunakan pemain asing. ”Memang tidak ada pemain asing,” ujar Paryadi. Selain itu, juga meminimalisir beberapa area pertandingan. ”Sebelumnya kan bermain di Kaltim, Kalteng, ataupun daerah lain di Indonesia. Tapi sekarang hanya difokuskan tiga daerah saja, yakni Jakarta, Jawa Barat, dan Lampung,” timpal Paryadi. (uni)

Lulusan Kedokteran Untan Tak Otomatis PNS

SANGGAU – Dalam waktu dekat sekitar tahun depan, para mahasiswa Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Tanjungpura (Untan) Pontianak akan segera lulus. Meskipun mereka dibiayai oleh pemerintah daerah selama menuntut ilmu, tetapi tidak otomatis akan menjadi pegawai negeri sipil (PNS) di daerahnya masing-masing. Bupati Sanggau Setiman Sudin mengatakan bahwa kewenangan untuk pengangkatan PNS tak lagi

berada di tangan pemerintah daerah (pemda). Kewenangan tersebut kini berada di tangan pemerintah pusat melalui kementerian pemberedayaan aparatur negara (PAN). Dokter-dokter ikatan dinas lulusan Untan tersebut tetap harus menjalani prosedur seperti yang berlaku pada dokter-dokter lainnya. Seperti bertugas menjadi dokter tidak tetap hingga proses penempatan kelak. “Harus dipahami, bahwa Pemda

MUJADI/PONTIANAK POST

MUSIM DURIAN: Penjual durian mulai bermunculan. Sepanjang pinggir jalan Paal Lima dan sekitarnya, para pemilik kebun menjajakannya.

Dibawa Pasangan Sejenis, Ortu Lapor Polisi PONTIANAK – Panik anaknya dibawa lari, orang tua Rz (15) melapor ke Poltabes Pontianak, Minggu (5/7) malam sekitar pukul 23.00. Tak berselang lama, terlapor berhasil ditangkap, namun tidak ditemukan tindak pidana. Uniknya, hasil pemeriksaan polisi, antara Rz dan terlapor Nn (20) menjalin hubungan sesama jenis atau lesbi. Orang tua Rz yang beralamat di Jalan Tebu Pontianak sebelumnya panik, setelah anaknya tidak kembali ke rumah seharian. Diketahui, Rz dijemput Nn di rumahnya, Minggu pukul 12.00. Karena hingga malam hari tidak kembali, seorang tukang parkir Nn dilaporkan ke polisi. “Tapi tidak kita temukan tindak

pidana, karena belum 24 jam,” kata Kepala Satuan Reserse dan Kriminal Kepolisian Kota Besar Pontianak Ajun Komisaris Polisi (AKP) Sunario, kemarin. Setelah ditangkap, Nn mengaku telah mengatar Rz pulang sore harinya, tapi hanya sampai depan gang. Mengetahui kebaradaan Rz, Nn akhirnya menunjukan rumah tempat Rz menginap. “Dia tidak mau pulang karena sering kena marah orang tuanya,” ungkap Kasat. Saat bersama Nn, Rz dibawa ke salah satu karaoke keluarga di kawasan Pontianak Mal. Setelah berkaraoke keduanya pulang, Nn mengantarkan Rz ke rumah. Hanya karena ketakutan, Nn di-

laporkan orang tua Rz ke polisi. “Makanya kita tidak dapat proses, anaknya baik-baik saja. Pelakunya juga tidak bersama korban saat ditangkap,” papar Sunario. Dikatakan Sunario, setelah diperiksa Nn dan Rz membuka apa yang sebenarnya terjadi antara mereka. Baik Rz dan Nn mengaku menjalin hubungan, mereka berpacaran. “Keduanya sudah menjalin hubungan sebulan terakhir,” ujar Kasat. Karena tidak ditemui tindak pidana, Nn akhirnya dipulangkan malam itu juga. Demikian juga orang tua Rz, mereka menerima keputusan polisi tersebut. “Tidak dapat kita tahan, mereka samasama suka,” kata Sunario. (hen)

PontianakPost Post Pontianak

Rabu 37Juni 2008 Selasa Juli 2009

tidak memiliki kewenangan untuk mengangkat dokter-dokter itu menjadi CPNS, karena kewenangannya berada di tangan (pemerintah) pusat. Pemda hanya bisa me­ ngusulkan dan memperioritaskan mereka ketika ada rekrutmen dan formasi CPNS,” kata Setiman. Sebagaimana diketahui, bahwa calon mahasiswa Program Studi Kedokteran Universitas Tanjungpura jalur ikatan dinas tahap II dari Kabupaten Sanggau yang dinyatakan

lulus oleh panitia seleksi berjumlah enam orang. Mereka adalah Mudib dari SMA Negeri 2 Sanggau, A Fanni Pujiastomo mewakili SMA Negeri 2 Sanggau, Yohana Rima Rian Ayuri (SMA Negeri 1), Yuliana Yuli Exlasia, Arie Lestari juga (SMA Negeri 2), dan Antonius dari SMA Karya Kasih Parindu. Pada saat seleksi calon mahasiswa kedokteran tahun 2005 silam itu, terdapat sepuluh calon yang ikut seleksi. (an)

Terkuak dari Desa Sungai Raya

lam pagu dana KPPS terdapat anggaran untuk PPDP sebesar Rp300 ribu. Kenyataannya, tanpa konfirmasi dengan KPPS, PPS Desa Sungai Raya menyerahkan proses pendataan ke ketua RT. Sebagai imbalannya ketua RT mendapatkan pesangon sebesar Rp50 ribu. “Jumlah KPPS di Desa Sungai Raya sebanyak 132. Jika setiap KPPS mendapatkan dana PPDP sebesar Rp300 ribu, berarti anggaran untuk PPDP KPPS se-Desa Sungai Raya sebanyak Rp39.600.000. Jika memang dialihkan untuk ketua RT, seharusnya dari anggaran tersebut, setiap ketua RT mendapatkan Rp198 ribu. Kenyataannya ketua RT hanya mendapatkan Rp50 ribu, itu pun ternyata tidak semua ketua RT mendapatkannya,” kata Sukito. Dia manambahkan, jika setiap ketua RT hanya mendapatkan Rp50 ribu, maka masih ada sisa anggaran PPDP sebesar Rp29.600.00. Namun, anggaran tersebut tidak di­ serahkan kepada KPPS, melainkan kembali digunakan untuk biaya ope­rasional PPS. Dana lebih itu yang dipertanyakan oleh beberapa ketua RT dan KPPS di Sungai Raya, termasuk Sukito sendiri. “Dari pengalihan anggaran PPDP kepada ketua RT saja itu sudah merupakan penyimpangan. Kami baru diberi tahu ketua KPPS setelah dana tersebut dibagikan kepada setiap ketua RT. Dan hal ini ternyata belum diketahui oleh semua KPPS. Karena selama ini memang tidak ada transparansi data dari PPS,” pungkasnya. (den)

Anggaran KPPS Disunat SUNGAI RAYA — Baru selesai persoalan boleh tidaknya pemilih tak tercantum dalam daftar pemilih tetap (DPT) mempergunakan kartu tanda penduduk (KTP) dan paspor, kini muncul persoalan baru. Itu berupa dugaan terjadinya pemotongan anggaran kelompok panitia pemungutan suara (KPPS) yang dilakukan PPS Desa Sungai Raya. Ironisnya persoalan ini bukan sekali ini terjadi. Ketua KPPS 53, Sukito yang juga menjabat sebagai Ketua Forum Komunikasi Ketua RT (FKKRT) Desa Sungai Raya mengatakan pemotongan dana KPPS tak hanya dilakukan di pilpres ini. Namun juga dilakukan pada pemilihan umum calon legislatif lalu. “Pileg (Pemilu) lalu, dana untuk setiap KPPS juga dipotong oleh PPS. Seharusnya dana yang diterima setiap KPPS sebesar Rp2.550.000. Namun dana tersebut dipotong sebesar Rp125.000 per KPPS, sehingga setiap KPPS hanya menerima Rp2.425.000. Alasannya sama dengan pemotongan sekarang, yaitu untuk biaya operasional PPS,” kata dia, Senin (6/7) kemarin di Sungai Raya. Untuk pelaksanaan pilpres ini PPS Desa Sungai Raya kembali melakukan penyimpangan pada dana petugas pemuktahiran data pemilih (PPDP). Alokasi dana yang seharusnya diperuntukkan kepada KPPS, namun dialihkan kepada ketua RT se-Desa Sungai Raya. Da-

Hiasinta Nova Arizonna, Juara Duta Lingkungan Hidup Region Kalimantan

Sejak Kecil Terbiasa Membuang Sampah Pada Tempatnya Tidak hanya pada cabang olahraga saja, Sintang bisa menepuk dada. Pada bidangbidang lain yang berkaitan dengan kecerdasan inte­ lektual, Sintang sepertinya tak pernah kering dari prestasi. Dan baru-baru ini, Hiasinta Nova Arizonna, yang sebe­ lumnya Juara I Pemilihan Duta Lingkungan Hidup Sintang tahun 2008 kemudian menjadi Juara II Pemilihan Duta Lingkungan Hidup Kalbar, berhasil menjadi jawara pada pemilihan Duta Lingkungan Hidup Region Kaliman­tan di Kalimantan Timur

Yusrizal -Sintang Kepada Pontianak Post, Dara Kelahiran Sintang, 22 November

1989 ini mengatakan, awal mula keikutsertaannya dalam pemilihan Duta Lingkungan Hidup, berawal dari dorongan orang tua dan teman-temannya. Tanpa disangka, keikutsertaan dalam pemilihan duta lingkungan hidup tersebut berbuah prestasi. “Sejak awal, Mamalah yang selalu mensupport saya untuk ikut event. Dan berkat dukungan itu, saya berhasil,” ucapnya. Putri bungsu dari empat bersaudara pasangan A Djadam dan Maria Agustina Kurniati ini mengaku, dengan terpilihnya dia menjadi Duta Lingkungan Hidup Regional Kalimantan, telah mengubah drastis perilaku hidup terutama berkaitan dengan pandangan terhadap lingkungan. “Walaupun memang, sejak kecil telah terbiasa membuang sampah pada tempatnya,” imbuhnya. Ketika diminta pendapatnya mengenai praktik illegal logging yang masih marak di Kalimantan Barat, Hiasinta mengatakan bahwa perlu diberlakukan aturan tegas, yang bisa membuat efek jera pada

siapa pun pelakunya. Dengan adanya aturan tegas, dia yakin eksistensi hutan di negara ini yang tercatat sebagai paruparu dunia tetap terjaga. “Sebagus apa pun aturan itu, tanpa ada ketegasan akan percuma dalam pencegahan illegal logging. Hal seperti inilah yang harus lebih ditingkatkan lagi,” ungkap Mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Jurusan Matematika Universitas Wisnu Wardana Malang ini. Lebih lanjut Alumni SMA Negeri 1 Sintang ini menuturkan, untuk menjaga lingkungan dari efek masalah pemanasan global seperti saat ini, semua hal harus dimulai dari sendiri. Bila semua itu telah tertanam dari pribadi masingmasing, maka dampak buruk dari kerusakan lingkungan sedikitnya bisa diminimalisir. “Untuk menjaga hutan dan lingkungan kita dari kerusakan, kita tidak harus selalu bergantung dari orang lain. Mulailah dari diri sendiri dan hal-hal kecil,” pungkas dara yang mengaku tinggal di Pontinak ini. (*)

Hiasinta Nova Arizonna


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.