Pontianak Post

Page 2

COVER STORY

2

Pontianak Post

z

Kamis 7 April 2011

Dada Hasil Operasi, Tak Ada Baju Tahanan yang Muat Bentuk Geng Menor, Suka Perhiasan Imitasi SEMASA kuliah, Malinda Dee terbilang sebagai mahasiswi paling populer di kampusnya. Mayoritas teman kuliahnya di Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi (FE) Universitas Trisakti mengenal dia sebagai sosok yang selalu berusaha berpenampilan cantik dan mencolok. ’’Dia punya geng yang terkenal di kampus. Julukannya geng menor karena penampilan dan dandanannya memang menor,’’ ungkap Beta Oki Baliartati, salah seorang dosen Jurusan Manajemen FE Universitas Trisakti, kepada Jawa Pos kemarin (5/4). Bagi Beta yang juga alumnus Trisakti itu, Malinda bukan sosok asing. ’’Saat kuliah, saya adik kelas Malinda,’’ katanya saat ditemui di ruang dosen. Beta masuk FE Trisakti pada 1983, sedangkan Malinda pada 1982. Dia menerangkan, geng menor itu beranggota tiga hingga empat mahasiswi. Mereka selalu bersama-sama ke mana pun. Saat itu hanya geng menor yang berpenampilan begitu mencolok di dalam kampus. Geng menor, lanjut Beta, selalu mengenakan pakaian dengan warna-warna yang sangat mencolok. ’’Pokoknya ngejreng. Kalau nggak merah, biru, hijau, dan lainnya. Mencolok banget,’’ katanya. Tak hanya itu, model-model pakaian yang dikenakan pun selalu berbeda dari mahasiswa lainnya. Selain mengenakan rok, geng Malinda kerap mengenakan celana-celana ukuran 3/4 yang saat itu masih jarang digunakan mahasiswa lainnya. Dia mengungkapkan, bukan hanya pakaian yang mencolok, Malinda dan kawan-kawan juga selalu mengenakan perhiasan yang berlebihan. ’’Tapi, mereka ngakunya imitasi,’’ tuturnya lantas tertawa. (kuh/c5/agm)

KECANTIKAN dan kemolekan tubuh Inong Malinda alias Malinda Dee tidak natural. Karena (maaf) payudara yang-

tahanan yang pas buat Malinda. Saat ’’dipamerkan’’ penyidik pada Senin lalu (4/4), Malinda muncul dengan jaket pink dan bukan dengan mengenakan baju tahanan layaknya tersangka yang lain. Hal itu menimbulkan spekulasi bahwa Malinda mendapat perlakukan khusus saat menjalani penahanan. Kemarin Kepala Badan Reserse Kriminal (Bareskrim)

kolega Malinda yang menolak disebut namanya itu kepada Pontianak Post di sela ekspose kasus di Bareskrim Senin lalu. Pihak Citibank menurunkan tim lengkap saat diundang polisi memaparkan hasil penyidikan. Menurut perempuan yang berpenampilan chic itu, jika berada di kantor, Malinda lebih sering mengenakan tutup kepala berupa kerudung. ’’Tapi,

JPNN

BUKAN BAJU TAHANAN: Malinda Dee Saat ’’dipamerkan’’ penyidik pada Senin lalu (4/4). Malinda muncul dengan jaket pink dan bukan dengan mengenakan baju tahanan layaknya tersangka yang lain.

berukuran di luar kewajaran, polisi pun dibikin kerepotan untuk bisa menemukan baju

Polri Komjen Pol Ito Sumardi membantah spekulasi tersebut. ’’Soalnya di sini memang tidak ada yang muat,’’ kata Ito sambil memegang bagian dada saat dicegat wartawan di gedung DPR kemarin (5/4). Menurut Ito, di Rutan Bareskrim tidak ada eksklusivitas. ’’Wartawati boleh cek deh, tapi yang cowok jangan,’’ tambahnya. Soal alat rias yang bisa dibawa masuk rutan, Ito tidak mau berkomentar. ’’Prinsipnya semua tahanan sama. Cuma ya itu tadi, tidak ada yang muat (ukuran baju seragam tahanan),’’ katanya. Salah seorang mantan kolega Malinda di Citibank membisikkan, penampilan Malinda dengan proporsi dada yang lebih membusung terlihat sejak pertengahan 2008. ’’Kami dengar perawatannya di Singapura dan Hongkong,’’ kata mantan

ada bagian yang dibiarkan kelihatan. Tahu sendirilah,’’ tuturnya. Teman Malinda sewaktu di SMAN 6 Bulungan, Jakarta, pada 1981 Irma Hutabarat mengatakan, Malinda dulu tidak secantik sekarang. ’’Sangat berbeda. 180 derajat,’’ kata aktivis perempuan yang hobi yoga itu saat dihubungi kemarin. Irma mengaku jarang berinteraksi dengan Malinda. ’’Karena kesibukan masingmasing ya,’’ tambahnya. Seorang penyidik menyebutkan, dari dokumentasi paspor Malinda, frekuensi perempuan 47 tahun itu pergi ke Singapura dan Hongkong belasan kali. ’’Kami belum tanya secara detail soal fisik. Ini kan pidana pencucian uang, bukan pemalsuan identitas,’’ katanya, lantas tertawa. Pengacara Malinda Halla-

pancas Simanjuntak menjelaskan, sejak mengenal pada akhir 2009, penampilan kliennya memang sudah secantik sekarang. ’’Saya kira Ibu (Malinda) memang benar-benar cantik. Jadi, dari awalnya memang sudah cantik,’’ katanya. Selama ditahan, Malinda selalu menjaga kesehatan. ’’Ibu suka minum susu dan makan buah,’’ tambahnya. Secara terpisah, Susi Dodi, ketua RT 08 Tebet Barat, Jakarta Selatan, tempat tinggal Malinda sebelum pisah rumah dengan suaminya, Adus Ally, menjelaskan bahwa wajah Malinda yang asli sebelum dioperasi plastik justru sangat cantik dengan tubuh langsing. ’’Sejak awal menikah dulu, wajahnya itu cantik banget, badannya juga bagus, langsing, dan tinggi. Saya juga heran begitu saya lihat di televisi berubah begitu. Dioperasi plastik kok jadi begitu. Apa karena kebanyakan uang kali yee,’’ tuturnya dengan logat Betawi. Diungkapkan Susi, sebelum berpisah pada 2008, wajah Malinda setahu dirinya tidak pernah dioperasi plastik. ’’Aslinya memang sudah cantik sampai dia pisah, lalu engak tinggal di rumah itu lagi. Baru melihat lagi wajahnya begitu banyak beritanya di televisi,’’ imbuhnya. Di bagian lain, ahli bedah plastik dr Enrina Diah SpBP mengatakan bahwa beberapa tubuh Malinda adalah hasil ’’pengerjaan’’. Menurut dia, orang awam pun bisa tahu bahwa bagian-bagian tubuh Malinda sudah tidak asli lagi. ’’Apa lagi payudaranya. Semua orang juga tahu itu hasil operasi,’’ kata Enrina kepada Jawa Pos tadi malam (5/4). Menurut Enrina, ukuran payudara yang dimiliki Malinda bisa dikatakan sudah terlampau besar dan cenderung tidak proporsional jika dibandingkan dengan bentuk tubuhnya. ’’Kalau ukurannya lebih proporsional, tentu saja lebih cantik,’’ imbuh pendiri Ultimo Aesthetic & Dental Center itu. Selain itu, lanjut Enrina, bentuk payudara yang terlalu besar akan menimbulkan dampak negatif. Akibat menyangga payudara yang terlalu besar dan berat, tugas punggung akan terlampau berat dan tentu saja bisa berdampak negatif terhadap kesehatan tulang punggung. Selain itu, size yang

superbesar itu bisa menghambat peredaran darah ke puting payudara. Alumnus FK UI itu mengungkapkan, sangat jarang pasien lokal yang ingin bagian dadanya dioperasi dan dipermak dengan ukuran superjumbo. Sebab, bukan budaya orang lokal memamerkan bentuk payudara yang terlampau besar. ’’Saya juga akan menolak pengerjaan operasi yang terlalu besar. Alasan saya, kurang baik untuk kesehatan,’’ kata Enrina. Bisa jadi Malinda ’’mengerjakan’’ di luar negeri? ’’Ah, saya tidak mau komentar. Itu menyangkut kode etik,’’ jawabnya. Namun, menurut dia, yang jelas banyak kalangan medis di Indonesia bakal menolak melakukan operasi payudara berukuran sangat besar. Dokter yang berulang tahun setiap 23 Mei itu juga menerangkan bahwa pengejaan payudara yang begitu besar tidak bisa dilakukan hanya sekali. Menurut dia, paling tidak akan melalui operasi dua kali atau lebih. Kelenturan kulit payudara tidak akan mungkin jika dilakukan dalam sekali pengerjaan. Jadi, paling tidak Malinda beberapa kali bolak-balik melakukan operasi untuk menghasilkan ukuran yang sekarang. Ketika ditanya kira-kira berapa uang yang harus dikeluarkan Malinda untuk memermak dadanya, Enrina menolak menjelaskan. ’’Saya tidak bisa terangkan itu. Kan dia bukan pasien saya,’’ ucapnya. Selain itu, Enrina menyatakan bukan pekerjaan yang mudah mencari breast holder (BH) sesuai dengan ukuran Malinda di Indonesia. Sebab, sangat jarang orang Indonesia memiliki payudara berukuran yang sama dengan Malinda. ’’Bisa jadi itu impor,’’ kata dia. Di luar payudara, bagian tubuh lain Malinda yang terlihat jelas hasil ’’pengerjaan’’ adalah wajah. ’’Kalau saya perhatikan, hidungnya juga merupakan hasil operasi,’’ katanya. Namun, Enrina mengatakan bahwa hasil pengerjaan wajah Malinda bisa dibilang baik. Bahkan, menurut dia, banyak orang yang mengapresiasi kecantikan wajah Malinda. Namun, lanjut dia, belum tentu juga itu dikerjakan di luar negeri. Sebab, ahli-ahli kecantikan di Indonesia juga tidak kalah hebat jika dibandingkan dengan ahli dari luar negeri. (rdl/kuh/vit/ind/ c4/agm)

Iklan sebuah sarana yang paling efektif dalam memasarkan sebuah produk.. Contact person: 0561 - 735071

Terbit 7 Kali Seminggu. Izin terbit Menteri Penerangan RI No. 028/SK/Menpen/SIUP/A7. Tanggal 3 Februari 1986. Persetujuan Perubahan Nama No: 95A/Ditjend. PPG/K/1998 Tanggal 11September 1998. Alamat Redaksi dan Tata Usaha: Jalan Gajah Mada No. 2-4 Pontianak 78121. Kotak Pos 1036. Fax. (0561) 760038/575368. Telepon Redaksi: (0561) 735070.Telepon Iklan/Pemasaran:735071. Hunting (Untuk seluruh bagian) Fax. Iklan 741873/766022. Email: redaksi@pontianakpost.com. Penerbit: PT.Akcaya PERTAMA DAN TERUTAMA DI KALIMANTAN BARAT Utama Press Pontianak. Pembina: Eric Samola, SH, Dahlan Iskan. Komisaris Utama: Tabrani Hadi. Direktur: Untung Sukarti. Pemimpin Redaksi/Penanggung Jawab: B Salman. Redaktur Pelaksana: Khairulrahman, Muslim Minhard, Donatus Budiono, Basilius Sidang Redaksi: Abu Sofian, Surhan Sani, Mela Danisari, Yulfi Asmadi, Andre Januardi, Mursalin, Robert Iskandar, Efprizan. Sekretaris Redaksi: Silvina. Staf Redaksi: Marius AP, U Ronald, Deny Hamdani, Budianto, Chairunnisya, M Kusdharmadi, Hari KurniJawa Pos Group atama, Hendy Irwandi, Pracetak/Artistik: A Riyanto (Koordinator), Grafis: Sigit Prasetyo, Ilustrator: Kessusanto. Fotografer: Timbul Mudjadi, Sando Shafella. Biro Singkawang: Zulkarnaen Fauzi (Jl. Gunung Raya No.15 Telepon (0562) 631912). Biro Sambas: (Jl P Anom Telp (0562) 392683) Biro Sanggau: Anto Winarno (Jl. Sudirman No. 4 Telp. (0564) 21323). Biro Ketapang: Achmad Fachrozi, (Jl. Gajahmada No. 172. Telp. (0534) 35514). Kabupaten Pontianak: Hamdan, . Biro Sintang: Wahyu Ismir. Pemasaran/Sirkulasi: Kiki Fredrik S; Iklan: Dewiyanti.S. Percetakan: Surdi. Devisi Event: Budi Darmawan. Jakarta: Max Yusuf Alkadrie. Harga Langganan per 1 Bulan dalam kota Rp 65.000,- (luar kota tambah ongkos kirim). Tarif iklan: Per mm kolom hitam putih Rp 25.000,- spot colour Rp 30.000,- full colour Rp 37.000,- Iklan baris Rp 15.000,- per baris (minimal 2 baris, maksimal 10 baris) pembayaran di muka. Telepon Langganan/Pengaduan: 735071. Iklan: 730251. Perwakilan Jakarta: Jl. Jeruk Purut-Al-Ma’ruf No.4 Pasar Minggu, Jakarta Selatan 12560. Telepon: 78840827 Fax. (021) 78840828. Percetakan: PT.Akcaya Pariwara Pontianak. Anggota SPS-SGP ISSN 0215-9767. Isi di luar tanggung jawab percetakan.

Pontianak Post


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.