Pontianak Post

Page 6

6

internasional

Pontianak Post

Senin 4 Oktober 2010

Al Qaida Rekrut Warga AS

WASHINGTON – Pejabat anti terorisme Amerika Serikat (AS) memperingatkan bahwa Al Qaida semakin memokuskan diri untuk merekrut warganya guna melancarkan serangan. Rencana dari dalam negeri AS ini telah mencapai tingkat tertinggi sejak serangan 11 September, kata Pusat Anti Terorisme Nasional. Perubahan dalam strategi itu dilakukan karena Al Qaida kehilangan dukungan di basis tradisionalnya di Pakistan. Pengkajian terbaru mengenai perubahan strategi Al Qaida

ini disampaikan ke Komite Keamanan Dalam Negeri, Senat Amerika. Direktur FBI Robert Mueller mengatakan, pihaknya melihat ancaman yang makin bertambah dari dalam negeri. “Misalnya tahun lalu untuk pertama kalinya sejak serangan 11 September Al Qaida berhasil melatih dan mengirimkan agennya ke Amerika Serikat untuk melakukan sebuah serangan,” katanya. “Agen tersebut adalah Najibulla Zazi, seorang warga negara tetap Amerika Serikat yang merencanakan

serangan ke jalur kereta bawah tanah New York,” lanjutnya. Meskipun adanya spekulasi bahwa sejumlah orang yang direkrut dari dalam negeri karena pengaruh Al Qaida secara langsung, Menteri Keamanan Dalam Negeri AS Jante Napolitano mengatakan ada pula yang hanya mengikuti mereka. “Sementara Al Qaida masih merupakan ancaman terhadap Amerika Serikat, Al Qaida juga menginspirasi kelompok-kelompok teroris pendukungnya,” katanya. Komite juga mendengarkan

perluasan Al Qaida melebihi basis tradisionalnya karena kemungkinan kehilangan dukungan di Pakistan. Michael Leiter, Direktur Pusat Anti Terorisme mengklaim Al Qaida memiliki titik terlemah di Pakistan secara organisasi. Namun dia memperingatkan Al Qaida masih mampu dan musuh yang masih kuat. Situs Ekstrimis Melonjak Lonjakan pertumbuhan situs ekstrimis mempermudah rekrutmen Al Qaida, kata pimpinan Interpol Ronald Noble.

“Ancaman dalam bantuk maya ini bersifat global dan di sekitar kita,” katanya. Noble mengatakan pada konferensi pimpinan kepolisian di Paris bahwa terdapat 12 situs pada tahun 1998, dan meningkat menjadi 4.500 di tahun 2006. Dia mengatakan usaha mengatasi radikalisme dipersulit internet karena banyak kegiatan yang dilakukan tidak dianggap sebagai kejahatan. Yang menjadi sasaran, menurutnya adalah anak muda, kelompok rentan, dan

mereka dengan latar belakang kelompok menengah. Seorang peneliti Pusat Kajian Radikalisasi Internasional, International Centre for the Study of Radicalisation, di London mengatakan kepada BBC jumlah situs radikal lebih tinggi dari angka yang diberikan Interpol. “Di Inggris saja terdapat ribuan,” kata Alexander Meleagrou-Hitchens. Dia menambahkan pemerintah tidak mungkin menghentikan peningkatan situs radikal. “Saat anda menutup satu situs,

situs yang lainnya muncul.” Minggu lalu, pimpinan badan intelijen Inggris MI5, Jonathan Evans menyatakan kekhawatirannya tentang pengaruh ulama Islam radikal Yaman, Anwar al-Awlaki. Kotbahnya muncul dalam lima ribu video di YouTube. Awlaki dikaitkan dengan tewasnya 13 orang di markas militer Fort Hood Amerika Serikat pada November 2009 dan usaha pemboman pesawat penumpang menuju Detroit bulan sesudahnya. (bbc)


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.