Pontianak Post

Page 2

OPINI

2

Pontianak Post

Sabtu 3 November 2012

Bahasa Indonesia Tidak Merdeka SUMPAH Pemuda telah berusia 84 tahun silam tepatnya 28 Oktober 1928 telah diputuskan dengan “Poetoesan Congres PemoedaPemoeda Indonesia ; Pertama : Kami Poerta dan Poetri Indonesia Mengakoe Bertoempah Darah Jang Satoe Tanah Indonesia. Kedua : Kami Poerta dan Poetri Indonesia Mengakoe Berbangsa Jang Satoe Bangsa Indonesia. Ketiga : Kami Poerta dan Poetri Indonesia Mendjoendjoeng Bahasa Persatoean , Bahasa Indonesia�. Sampai saat ini tanah air , bangsa telah lama muncul riak yang sedap dan tak sedap, ada yang tetap menjunjung tinggi nilai-nilai sumpah pemuda tetapi juga ada yang ingin menodai sumpah pemuda. Bahasa pun sudah mulai tidak menggembirakan dalam konteks komunikasi, karena tercampur oleh pemakaian bahasa Indonesia dan Asing lainnya. Perjuangan untuk menilik sejarah pada 16 Juni 1927, sidang Volksraad gaduh. Bahasa Indonesia digunakan dalam sidang Dewan Rakyat. Di zaman Hindia-Belanda berkuasa, menggunakan bahasa Indonesia dalam acara resmi menjadi sebuah paradoks; antara kebanggaan dan

Oleh MUJAHIR,M.PD.

nasionalisme berhadapan dengan sikap inlandear sebagai bumi putra. Seorang nasionalis Azizah Etek, dalam buku Kelah Sang Demang, Jahja Datoek Kajo (2008) mencatat ketidaklaziman anggota Volksraad dari kalangan bumi putra menyampaikan pidato dengan bahasa Melayu (Indonesia). Sebelum Jahja membuat geger sidang Volksraad itu, Haji Agus Salim pernah berbahasa Indonesia, tetapi diperingatkan oleh tuan Voorzitter. Namun Agus Salim menyangkal karena, “menurut Dewan saya punya hak untuk mengeluarkan pendapat dalam bahasa Indonesia.� Kita bisa beranggapan bahwa kengototan Jahja menggunakan bahasa Indonesia terilhami oleh Agus Salim. Tapi, Jahja masih selangkah lebih maju. Dalam sebuah sesi, 22 Juni 1927, Jahja berpidato sambil menyentil anggota lain. Katanya, “Saya berharap kepada tuan-tuan yang hadir dalam Diwan Rakyat ini mau menyela pembicaraan saya. Dengan hormat saya minta supaya dilakukan bahasa Melayu, (Azizah Etek: 2008)� . Permintaan Jahja

sangat politis dan berniat menaikkan harga diri bahasa dan orang Indonesia. Ia tak rela, di tanah sendiri, harus berbahasa dengan bahasa orang lain. Bukan karena ia tak mampu. Saat ini , Perkembangan Bahasa Indonesia semula sangat membanggakan , karena penutur bahasa Indonesia telah merambah keberbagai belahan dunia. Berbagai perguruan tinggi di luar negeri telah melaksanakan program studi Bahasa Indonesia , seperti beberapa Perguruan Tinggi di China yang membuka jurusan Bahasa Indonesia, antara lain adalah Universitas Peking, Beijing Foreign Studies University, Shanghai International Studies University dan Guangdong Foreign Studies University, kata Atase Pendidikan KBRI Beijing, Chaerun Anwar di Beijing, China, Kamis (Ant/ BEY 25/10). Sedangkan di Australia , terdapat Prodi Bahasa Indonesia , seperti salah satunya Universitas Monash dan Melbourne, serta beberapa universitas di belahan dunia. Undang- Undang Dasar 1945 , Pasal 36 berbunyi “ Bahasa Negara ialah Bahasa Indonesia “ memang sangat

tepat dan membanggakan karena secara yuridis dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya, bahkan diakui didunia. Semua itu dibuktikan dengan diterimanya bahasa Indonesia di berbagai belahan dunia. Bahkan Pemerintah melalui Kepala Badan Pusat Bahasa Kemdikbud Agus Dharma untuk memperluas jangkauan bahasa Indonesia. Rencananya, di setiap negara, akan ditambah pusat bahasa dan kebudayaan Indonesia. Sampai kini, ada 150 pusat bahasa dan kebudayaan Indonesia di 48 negara. Ini merupakan kebanggaan bagi bangsa Indonesia. (Antara News, 13 Januari 2012) Namun, akhir-akhir ini perkembangan bahasa Indonesia kurang menggembirakan. Banyak penutur tidak menggunakan bahasa Indonesia padahal ia bangsa Indonesia. Berarti bahasa Indonesia tidak merdeka di negaranya (Indonesia), atau nasibnya akan sama sebelum masa sumpah pemuda. Kita sebagai bangsa yang majemuk wajib menjungjung tinggi bahasa Indonesia sebagai sarana komunikasi utama. Ketidakmerdekaan dalam berbahasa Indonesia disebabkan munculnya bahasa

prokem, bahasa gaul dan bahasa yang asing (Inggris, Jerman dan Mandarin). Bahkan kekurang kemerdekaan bahasa Indonesia juga difasilitasi media tayang atau tulis yang tidak berbahasa Indonesia. Mari ,jadikan bahasa Indonesia sebagai bahasa dunia yang dapat diproyeksikan menjadi bahasa internasional. Optimisme itu diungkapkan Ketua Komisi Harian Nasional Indonesia untuk UNESCO Arief Rahman, pada 15 November 2011. Menurutnya, bahasa Indonesia

memiliki peluang menjadi bahasa Internasional karena tidak asing di telinga komunitas internasional. Khususnya di negara-negara tetangga. Peluang itu dinilai lebih besar dibandingkan berbagai bahasa di Eropa. (Kompas, 16/11) Optimisme itu patut didukung demi bahasa Indonesia . Sebagai dukungan penutur bahasa Indonesia diharapkan jangan menganggap bahasa Indonesia sebagai bahasa tertinggal sehingga selalu menggunakan bahasa asing, agar dianggap mod-

ern atau terhormat. Jangan bahasa budaya (Indonesia) dianggap bahasa nomor dua, sehingga kita dikatakan orang yang tidak berbudaya dengan meninggalkan bahasa Indonesia. Katakan bertanah air Indonesia, berbangsa Indonesia dan berbahasa Indonesia. Sehingga kita ( bangsa Indonesia ) sebagai bangsa yang berdaulat, bermartabat dan berbudaya. ** * Penulis, Widyaiswara Madya LPMP Provinsi Kalimantan Barat.

Terbit 7 Kali Seminggu. Izin terbit Menteri Penerangan RI No. 028/SK/Menpen/SIUP/A7. Tanggal 3 Februari 1986. Persetujuan Perubahan Nama No: 95A/Ditjend. PPG/K/1998 Tanggal 11September 1998. Alamat Redaksi dan Tata Usaha: Jalan Gajah Mada No. 2-4 Pontianak 78121. Kotak Pos 1036. Fax. (0561) 760038/575368. Telepon Redaksi: (0561) 735070.Telepon Iklan/Pemasaran:735071. Hunting (Untuk seluruh bagian) Fax. Iklan 741873/766022. Email: redaksi@pontianakpost.com. Penerbit: PT.Akcaya PERTAMA DAN TERUTAMA DI KALIMANTAN BARAT Utama Press Pontianak. Pembina: Eric Samola, SH, Dahlan Iskan. Komisaris Utama: Tabrani Hadi. Direktur: Untung Sukarti. Pemimpin Redaksi/Penanggung Jawab: B Salman. Redaktur Pelaksana: Khairulrahman, Muslim Minhard, Donatus Budiono, Basilius 6LGDQJ 5HGDNVL $EX 6R¿DQ 6XUKDQ 6DQL 0HOD 'DQLVDUL <XO¿ $VPDGL $QGUH -DQXDUGL 0XUVDOLQ 5REHUW ,VNDQGDU (ISUL]DQ 6HNUH WDULV 5HGDNVL 6LOYLQD 6WDI 5HGDNVL 8 5RQDOG 'HQ\ +DPGDQL %XGLDQWR &KDLUXQQLV\D 0 .XVGKDUPDGL +DUL .XUQLDWDPD Jawa Pos Group +HQG\ ,UZDQGL 3UDFHWDN $UWLVWLN 0RFKVLQLQ .RRUGLQDWRU *UD¿V 6LJLW 3UDVHW\R ,OXVWUDWRU .HVVXVDQWR )RWRJUDIHU 7LPEXO 0XGMDGL 6DQGR 6KDIHOOD %LUR 6LQJNDZDQJ =XONDUQDHQ )DX]L (Jl. Gunung Raya No.15 Telepon (0562) 631912). Biro Sambas: (Jl P Anom Telp (0562) 392683) Biro Sanggau: Anto Winarno (Jl. Sudirman No. 4 Telp. (0564) 21323). Biro Ketapang: Achmad Fachrozi, (Jl. Gajahmada No. 172. Telp. (0534) 35514). Kabupaten Pontianak: Hamdan, . Biro Sintang: Wahyu Ismir. Pemasaran/Sirkulasi: Kiki Fredrik S; Iklan: Dewiyanti.S. Percetakan: Surdi. Devisi Event: Budi Darmawan. Jakarta: Max Yusuf Alkadrie. Harga Langganan per 1 Bulan dalam kota Rp 80.000,- (luar kota tambah ongkos kirim). Tarif iklan: Per mm kolom hitam putih Rp 40.000,- full colour Rp 50.000,- Iklan baris Rp 15.000,- per baris (minimal 2 baris, maksimal 10 baris) pembayaran di muka. Telepon Langganan/Pengaduan: 735071. Iklan: 730251. Perwakilan Jakarta: Jl. Jeruk Purut-Al-Ma’ruf No.4 Pasar Minggu, Jakarta Selatan 12560. Telepon: 78840827 Fax. (021) 78840828. Percetakan: PT.Akcaya Pariwara Pontianak. Anggota SPS-SGP ISSN 0215-9767. Isi di luar tanggung jawab percetakan.

Pontianak Post


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.