Audio video edisi 17 scoop

Page 1

NEW PRODUCT Marantz SR7007, Definitive SM55, Pioneer SC LX-86

INFO PRODUCT 3 Produk AV Receiver

www.audiovideo-indonesia.com

EDISI 17 / THN. III / 2013

REVIEW

NAD T-787 Samsung SERI 8500 Sony XBR 65� 4K Panasonic DMP-BDT 330 Monoprice 8247 QED Qunex3 Audio Aura 50 JVC DLA-X55R

HI END

Menyimak hangatnya vokal Luqman Hamza Real Excellence audio Equipment DWR technology mengutamakan live music

AV RECEIVER

BUKAN SEKEDAR AMPLIFIER Marantz SR 7007

Rotel RSP-1572

Anysing SM-302

GEDGET : Google Glass bekerja lewat mata dan suara

Amidas EDISI 17 / THN. III / 2013 Pulau Jawa Luar Pulau Jawa

: Rp 30.000 : Rp 32.000




Pemimpin Umum Pemimpin Redaksi Redaksi Sekretaris Redaksi Kontributor

Tjandra Ghozalli Budi Santoso David Susilo, Doharto Simatupang Dita Nursari Sie Kek Chung, Malion, Didik.Wa, Boyke, Herwin, Tony Susanto, Wiyono.

GraďŹ s Manajer Iklan Ir. Tjandra Ghozalli Ir Pemimpin Umum

Email: aziz_avi@yahoo.com

BACA GRATIS www.audiovideo-indonesia.com Atau melalui SCOOP. Compatible dengan iPad, Galaxy, laptop, tablet dan PC.

A. Aziz Telp: 08161131936 / 021-33066836

Pimpinan HRD dan Keuangan

Majalah Audio Video on line & on time dapat dibaca gratis (free) melalui :

Cecep

Fotografer Alamat Redaksi

Ridwan Candra A. Riff Syarifudin, Fajar Sutrisno Jl. Pulo Buaran III F5 BPSP-Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13930 Telp: (021) 4619502 Fax: (021) 46826450

Penerbit

PT Audiomedia Nusantara Raya

Pres Dir

Mario Alisjahbana

Pres Kom

Milyanti Yani

Komisaris

Lukmanul Hakim Adham

Group Media

AV RECEIVER SEMAKIN DEKAT KE GADGET

B

idang yang paling maju teknologinya di dunia audio adalah AV Receiver. Kalau dunia audio high end semakin mundur teknologinya (kembali ke tabung hampa dan piringan hitam), maka audio entertainment malah sangat maju. Hanya AV Receiver yang tidak menabukan pemakaian gadget mulai dari iPhone, iPod, hingga iPad . Sekarang di panel depan receiver kelas mahal seperti Harman Kardon, Denon, Pioneer, Yamaha, Onkyo, dan Sherwood sudah disiapkan terminal kontak untuk gadget malah sudah dilengkapi dengan catu daya sehingga sementara kita mengambil data dari iPhone, iPod dan iPad, kita bisa juga mencharge (mengisi baterei) dari ketiga perangkat tersebut. Asupan teknologinya juga

semakin canggih seperti Dolby True HD, DTS Master HD, 4K Video, 3D dan sebagainya.AV Receiver sudah merupakan CPU komputer yang dikawinkan dengan multi kanal amplifier. Fasilitas App Store untuk iTunes pencari lagu on-line juga sudah dipersiapkan. Sesungguhnya AV Receiver keluaran pertengahan 2013 teramat beda dari AV Receiver keluaran satu decade atau dua decade sebelumnya. Jika kita buka kover dari amplifier ini nampaklah sudah tidak dipakainya trdan kapasitor bank yang besar dan berat. Sebagai gantinya tampak bermacam IC micro yang ditanam menjadi satu dengan PCB,. Makanya jangan heran kalau amplifier masa kini hanya tersusun atas pcb dan IC sehingga beratnya berkurang nyata. Dan tidak ada relevansinya antara berat amplifier dengan kualitas reproduksi suaranya.

audio video 4 Edisi 17/2013


contents

6 NEW PRODUCT Marantz SR7007, Definitive SM55, Pioneer SCLX-86,

44 HIEND 1

Menyimak hangatnya vokal Luqman Hamza

48 HIEND 2

Real excellence Audio Equipment

52 HIEND 3

DWR technology mengutamakan live music

7 PRODUCT INFO Yamaha RX-V675, Pioneer SC-1522-K,Denon AVR-E400

33

8 THEME

56 GADGET FOCUS Google Glass’ bekerja lewat mata dan suara

58 COOLEST GADGET

AV Receiver, bukan sekedar amplifier

Gadget-gadget waterpproof

44 61 RELEASE GADGET Oppo Find5

12 REVIEW

63 NEWS GADGET

NAD T-787, Samsung seri 8500, Sony XBR 65”, Panasonic DMP-BDT330, Monoprice 8247 5.1, QED Qunex 3, System Audio Aura 50, JVC DLA-X55R

33 VISIT

Showroom Loewe pertama di Jakarta

LG’ emoh bikin Nexus5, Toughbook, Tablet bandel, Vandroid T5, iPad mini rasa lokal, Nexus di HTC One

48

34 TEST

Pioneer VSX-921, Marantz SR 7007, Rotel RSP-1572, Anysing SM-302, Midas

52 video 55 Edisi Edisi17/2013 14/2013 audio audiovideo

65 REVIEW CD

/Rif, Robbie Williams, Justin Timberlake, Sarah Brightman, Bastille, Bon Jovi


PENULIS

Marantz SR7007 Produk yang satu ini merupakan salah satu perangkat unggulan besutan Marantz, berupa AV receiver yang telah didukung oleh fitur tata suara yang paling anyar. Kesederhanaan dan keanggunan merupakan ciri SR7007. Dengan diterangi oleh tampilan layar peraga yang kontras, ditambah dengan pintu drop-down pada panel depan aluminium, AV receiver ini menawarkan gaya dan fitur yang lengkap, termasuk port Ethernet, tujuh input HDMI, tiga output HDMI, dan koneksi format audio berdefinisi tinggi. Tiga audio dan zona video, jaringan, dan

NEW PRODUCT

Budi Santoso

dukungan untuk perangkat Bluetooth memberikan fleksibilitas yang Anda butuhkan, termasuk sirkuit audio HDAM (Hyper-Dinamis Amplifier Modul).a

DeďŹ nitive SM55 Jika Anda menyukai suara yang membahana dari loudspeaker berukuran bookshelf, maka Definitive StudioMonitor 55 merupakan pilihan yang tepat, karena ditunjang oleh teknologi kombinasi antara bas radiator dipadu dengan driver mid/ bas Balanced Double Surround System (BDSS) generasi terbaru yang telah dipatenkan. StudioMonitor 55 merupakan jenis speaker yang luar biasa menetapkan standar referensi terbaru untuk jenis pengeras suara dengan akurasi tinggi di kelasnya dan mencapai kinerja yang sama-sama baik untuk musik dan film.a

Pioneer SC LX-86

AV Receiver seri LX ini merupakan salah satu dari sekian banyak seri keluaran Pioneer yang masuk dalam jajaran kelas atas, dimana hanya menggunakan komponen kelas high-end dan disetting dan dikalibrasi secara ketat. SC-LX86 ditunjang oleh keluaran multikanal dengan daya tinggi yang menggabungkan amplifikasi Direct Energy HD Kelas D, fitur dengan sertifikasi THX Ultra2 dan sound-tuning legendaris dari AIR Studios, yang diklaim menghasilkan kualitas suara yang menakjubkan dan menjamin keasliannya, sehingga kita akan diajak untuk menda-

patkan pengalaman suara surround bioskop rumah kelas-atas.a

audio video 6 Edisi 17/2013


Yamaha RX-V675 Receiver ini berfasilitas 7.2 kanal, semua kanal pakai DAC Burr-Brown ditambah lagi pakai prosesor Yamaha DSP 3D yang disebar ke 7.2 kanal , bakal meracuni anda dengan penampilan audio yang memukau. Ditambah lagi pakai fungsi canggih MHL (Mobile High definition Link), AirPlay, dan servis musik streaming. Semuanya dapat diatur melalui remote control Yamaha yang bisa diupgrade gratis via AV Controller App. Panel depan tersedia koneksi dan charger untuk iPod, iPhone dan iPad. Hubungan tanpa kabel dapat dilengkapi dengan asesoris

Wi-Fi dan Bluettoth. App menata area Zone 2 untuk pagelaran bioskop rumah dengan melalui video 4K dan upscalling dari sumber analog atau HDMI. a

Pioneer SC-1522-K Apakah anda punya perangkat iPod, iPhone atau iPad? Semua perangkat Apple ini sangat mudah dikoneksi ke receiver SC1522-K melalui kabel USB/Video. Anda tidak usah membeli dock yang terpisah untuk seluruh video musik. Hebatnya perangkat ini bisa di charge secara otomatis ketika lagi dihubungkan ke receiver ini. Tinggal colok dan mainkan, maka bioskop rumah

anda sungguh dahsyat. Musik musik bisa didapat dari i-Tunes store. Bisa membagi musik, film, dan acara TV melalui iTunes, photo dan web dari YouTube dan banyak lagi. Eh, ada panggilan masuk? Otomatis bioskop suaranya padam, musik juga begitu.. Hanya dengan sekali sentuh maka tampilan petunjuk GUI tertayang. Mudah bukan?a

Denon AVR-E400

Mau tahu kecanggihan receiver Denon AVRE400? Nah ini dia: • Amplifier terpisah 7 kanal (semburan daya 185 watt / kanal) • Gampang disetel via tulisan atau gambar di layar pakai Setup Asistant

• Terminal speaker ala Denon yang mudah dipasang • Musik stream iTunes dengan teknologi Apple AirPlay • Radio internet Pandora, Sirius XM, dan Spotify • Upscaling ke 1080p dan 4K Ultra HD (3840 x 2160) • Masukan HDMI 6, termasuk 1 di panel depan dengan kemampuan 4K, Ultra HD dan 3D.a

audio video 7 Edisi 17/2013


PENULIS

THEMA

Budi Santoso

AV RECEIVER, BUKAN SEKEDAR AMPLIFIER Peran AV Receiver dalam dunia audio video memiliki peran yang sangat penting sebagai salah satu piranti pendukung sarana hiburan keluarga, seperti home theater dan lainnya. Perjalanan sejarah membuktikan kalau perangkat tersebut sampai saat ini tetap menjadi primadona di tengah maraknya serbuan piranti gadget.

S

ampai detik ini AV receiver masih menjadi komponen audio video dari setiap sistem hiburan rumah yang serius. Dari hanya penerima siaran radio sampai pada kemampuan sepenuhnya jaringan video streaming HD serta efek suara surround mencapai 11.3 kanal audio dalam ruang di rumah Anda, sehingga mampu menghadirkan kualitas efek suara yang sangat kompleks. Istilah Penerima (Receiver) yang pertama kali muncul pada tahun 1950 ketika perangkat radio diperlukan tuner, pre-ampliďŹ er dan power ampliďŹ er untuk mendorong loudspeaker sebagai reproduksi suara, maka perkembangannya memang agak sedikit tersendat. Sampai pada awal 90-an, dimana era digital mulai merambah dalam membawa suara bioskop ke rumah dengan

teknologi Dolby Surround dan ampliďŹ er yang bukan hanya stereo, namun beberapa kanal. ALASAN ANDA MEMILIH AV RECEIVER Ada beberapa alasan yang mungkin

audio video 8 Edisi 17/2013


menjadi pertimbangan ketika sudah saatnya harus membeli AV receiver saat ini. Apakah Anda baru saja membeli sebuah pemutar cakram Blu-ray yang mampu mendukung beberapa format audio dengan resolusi tinggi? Apakah ingin mewujudkan mimpi Anda untuk menghadirkan suasana teater di rumah? Jika Anda menjawab ya, maka AV receiver generasi terbaru mungkin merupakan ide yang sangat baik. Inilah kabar baik dari jenis AV receiver generasi terkini, dimana dikemas dengan limpahan teknologi canggih serta dukungan fitur yang keren, dengan menawarkan nilai yang lebih baik daripada versi sebelumnya. Sedangkan berita buruknya, AV receiver modern akan membuat Anda harus memiliki referensi yang memadai agar dapat memahami setiap fitur yang ditawarkan, agar performanya dapat dicapai secara optimal, dan tentunya ini akan berpotensi lebih membingungkan daripada sebelumnya, sehingga buku panduan menjadi sangat dibutuhkan. Dalam perkembangannya, ada dua kategori atau jenis Receiver yang ada : Stereo dan AV. Sebuah penerima stereo dirancang untuk beroperasi dengan sepasang loudspeaker. Namun Jenis penerima stereo saat ini hanya menampilkan XM Sirius atau kemampuan radio satelit dan tuner radio HD, selain AM / FM tuner tradisional. Dan biasanya menawarkan input phono, dan semacam iPod terintegrasi sebagai iPod dock. AV (audio/video) receiver yang ada sampai kini memang dibidik sebagai piranti yang berfungsi sebagai inti

dari sebuah system home theater, dimana konsep awalnya merupakan jenis penerima stereo yang ditambahkan kemampuan surround-sound, melalui pengolahan audio digital, pemrosesan video digital dan switching, serta sistem speaker setup otomatis. Ada beberapa panduan yang patut diperhatikan saat Anda akan menentukan pilihan membeli AV Receiver saat ini yang diantaranya adalah : MENDAPATKAN SUARA YANG BAGUS Walau fitur mewah tidak menjamin kualitas suara yang baik, maka tidak ada salahnya jika Anda tidak saja mempertimbangkan budget sesuai kebutuhan serta memperbanyak referensi dengan membuat daftar kecil agar dapat membandingkan dengan melihat beberapa spesifikasi produk agar tidak menghabiskan waktu audisi Anda. SPESIFIKASI: BERGUNA ATAU MENYESATKAN? Kenyataan yang menyedihkan adalah ketika spesifikasi pabrik tidak dapat dijadikan indikasi kualitas produk. Banyak perusahaan yang telah menemukan cara untuk membuat produk mereka terlihat menarik. Kecuali merek high-end yang cenderung untuk tidak mencoba-coba dalam hal ini. Seperti pencatuman daya keluaran penguat daya, di mana sebagian besar banyak terjadi penipuan, karena Produsen tahu jika pembeli selalu mencari angka besar, karena umumnya diasumsikan bahwa watt member kontribusi suara yang

audio video 9 Edisi 17/2013


PENULIS

THEMA

Budi Santoso

lebih baik. Untungnya, mandat FTC (Federal Trade Commission) mengungkapkan bahwa kondisi pengujian untuk membedakan power rating suatu ampliďŹ er yang selayaknya harus dinyatakan sebagai RMS (root mean squared), bukan Power Peak (PMPO), dimana RMS mengacu pada power secara berkelanjutan yang dapat dipertahankan untuk jangka waktu yang lama, dan merupakan indikasi yang lebih menunjukkan kemampuan daya. Receiver yang berkualitas rendah mungkin mengklaim daya keluaran 100 watt per kanal (WPC)dalam mode stereo, namun biasanya akan jatuh jauh sebesar 80 WPC atau kurang dalam mode surround. Hal ini menunjukkan bahwa kekuatan satu ampliďŹ er sedang dibagi di antara beberapa kanal, dan yang ideal biasanya menghasilkan ketersediaan daya yang setara di semua kanal.

Bandwidth: Jika Anda melihat daya keluaran sebesar 100 x 5 (@ 1kHz), ini merupakan tanda bahwa peringkat daya yang dicapai dalam kondisi tekanan rendah dan rating di atas kertas jauh lebih tinggi daripada apa yang dapat dihasilkan. Carilah (@ 20Hz-20kHz) sebagai indikasi bahwa penguat daya dinilai mampu mengemudikan sinyal audio secara lengkap dan akurat. Impedansi: Ini adalah ukuran hambatan listrik. Kebanyakan (pasti tidak semua) speaker audio rumah memiliki impedansi sekitar 6 sampai 8 ohm. Produsen tahu akan hal ini, sehingga harus mempublikasikan peringkat daya yang dibangun untuk beban 8-ohm. Namun, karena peringkat daya dapat sebanyak dua kali lipat ketika dirancang dengan menggunakan beban impedansi rendah, beberapa pabrikan biasanya akan menggunakan ini untuk membuat daya keluaran terlihat lebih baik.

audio video 10 Edisi 17/2013


TOTAL HARMONIC DISTORTION (THD) Sementara peringkat daya merupakan indikator dari setiap AV receiver, namun tidak mencerminkan kualitas suaranya. Dengan rating THD tentunya dapat membantu melengkapi serta menggambarkan bagaimana setiap sinyal suara menghasilkan suara aslinya. THD kurang dari 0,1 persen dianggap tak terdengar, dan 0,08 persen atau lebih rendah tentu sangat baik. MEMILIH DAC DAC singkatan dari konverter digital-ke-analog. Seperti namanya, dibutuhkan sinyal digital, seperti dari Blu-ray, DVD, DVR atau mesin pemutar sejenis, dimana sinyal digital dikonversi ke analog sehingga dapat diperkuat. Semakin baik DAC, semakin baik suara. Jadi bagaimana Anda tahu apakah AV receiver menggunakan DAC berkualitas? Kebanyakan produsen AV receiver tidak akan repot-repot untuk mengungkapkan jenis DAC dalam setiap produk, kecuali brand ternama yang selalu mencantumkan pembuat DAC (baik itu Burr Brown, SHARC atau sebaliknya), dimana menjadi salah satu jaminan untuk DAC berkualitas, walau DAC yang tidak tercantum di buku spesifikasi tidak berarti berkualitas buruk.

auto-setup untuk setup kalibrasi speaker. Sementara kita mengakui bahwa alat ini dapat sangat berguna untuk memudahkan proses setting secara otomatis bagi penggunanya. Banyak AV receiver yang menawarkan kemudahan dalam aplikasinya melalui kalibrasi speaker otomatis, yang memungkinkan AV receiver untuk menganalisis dan secara otomatis menyesuaikan suara speaker yang terhubung. Dengan mengirimkan nada tes untuk speaker dan subwoofer serta pemantauan suara menggunakan mikrofon, receiver dapat menentukan ukuran speaker, mengukur jarak dari setiap loudspeaeker terhadap pendengar dan memeriksa apakah komponen terhubung dengan benar. Kompatibilitas AirPlay saat ini sudah menjadi kebutuhan yang tidak dapat diabaikan, karena teknologi ini memungkinkan pengguna secara nirkabel melakukan streaming musik dari perangkat iOS (iPhone / iPad / iPod Touch), serta dari aplikasi digital lainnya. Alasan lain yang sederhana: semakin banyak input dan output - atau tempat untuk menghubungkan ke AV receiver menjadikan tingkat kompatibilitasnya semakin tinggi, walau jumlah koneksi bukan satusatunya hal yang terlalu penting, tapi harus tepat guna. Bahkan untuk mendapatkan hasil maksimal dari peralatan definisi tinggi Anda – kini telah menggunakan koneksi HDMI (High-Definition Multimedia Interface).a

SISTEM AUTO- KALIBRASI Kebanyakan jenis AV receiver kelas premium tingkat biasanya telah dilengkapi dengan alat audio video 11 Edisi 17/2013


PENULIS

REVIEW

Budi Santoso

NAD T-787 AV SURROUND SOUND RECEIVER FITUR CANGGIH Fitur yang ditawarkan AV Surround Sound Receiver NAD T-787 memang tergolong luar biasa, dimana akan membawa performa film dan musik serasa lebih hidup.

P

roduk yang satu ini menjadi salah satu pilihan ideal untuk home theater yang paling canggih yang pernah ada saat ini, selain fitur tambahan seperti sistem multi-room. T-787 telah dilengkapi dengan teknologi high definition video 3D pada resolusi hingga 1080p, termasuk decoding terbaru dari semua format surround sound yang ada saat ini. Tambahan konsep Desain Konstruksi Modular (MDC) menjadi salah satu fitur eksklusif yang menawarkan kinerja cukup dan memiliki fleksibilitas selama bertahuntahun dari hiburan rumah yang luar biasa. Meskipun itu dikemas dengan desain array secara utuh, T 787 menekankan kesederhanaan dengan user-friendly interface memungkinkan Anda untuk menikmati setiap fitur yang mudah dipahami. Kita tahu bahwa dunia teknologi AV

receiver yang selalu berubah menimbulkan masalah besar jika hadir teknologi terbaru. Di sini NAD merancang jawaban teknologi tersebut yang jarang dan usang untuk memberikan keyakinan bahwa dengan MDC, T 787 dapat dengan mudah ditingkatkan untuk menyertakan format digital masa depan tanpa mengganti seluruh AV receiver. Ini benar-benar unik dan belum pernah terjadi sebelumnya. Tidak heran MDC memenangkan penghargaan bergengsi Reddot Design Award. Dua Toroidal transformator catu daya secara terpisah untuk depan (kiri dan kanan) dan saluran surround dengan kekuatan tujuh kanal mampu menjaga keseimbangan yang lebih baik dengan tingkat efisiensi yang tinggi. Bahkan musik paling eksplosif berkat daya sebesar120W per kanal, apalagi dengan NAD Powerdrive, kekuatan ekstra dapat

audio video 12 Edisi 17/2013


menghasilkan kualitas suara yang dinamis untuk musik maupun film. Sebagai otaknya, T 787 menggunakan prosesor Dual Core kecepatan tinggi untuk menunjang teknologi terbaru DSP untuk format surround populer termasuk Dolby TrueHD dan DTS-HD Master Audio. T787 juga menyertakan mode Enhanced Ambient System Recovery yang telah dioptimalkan untuk membuat sumber sinyal dua-kanal menjadi surround sound yang hangat. Untu performa kinerja video, NAD T-787 menawarkan kualitas yang setara dengan performa audionya, dimana pada umumnya beberapa konversi format dan pengolahan video terjadi penurunan kualiatas. Sedangkan NAD T787 menyuguhkan teknologi terbaru video digital yang didukung, termasuk video 3D dengan resolusi hingga 1080p, termasuk T 787 juga mampu mengkonversi sumber video analog, selain teknologi terbaru HDMI seperti Consumer Electronic Control (CEC) and Audio Return Channel (ARC). Dukungan Presets AV receiver NAD yang unik dapat dikonfigurasi untuk memaksimalkan penggunaan T 787. Dimana dapat menyesuaikan sumber yang berbeda atau materi program dan menyimpan preferensi Anda menjadi bank memori lima preset user-friendly. Untuk mengoptimalkan sistem

home theater dari T-787, maka dengan mudah dengan bantuan mikrofon kalibrasi yang disediakan melalui Audyssey MultEQ XT.. Konektivitas memberikan fleksibilitas yang besar dan pilihan. Ini dilengkapi dengan tujuh input HDMI dan dua output, serta digital coaxial dan optical input / output. Selain kontrol IP ada output IR, 12V pemicu, dan port RS-232 untuk koneksi mudah untuk sistem otomatisasi rumah. Anda dapat menambahkan speaker di kamar lain atau ‘Zona’, dan dengan sederhana setup pada layar dan disediakan kedua zona jarak jauh (output Zona dapat diarahkan ke Back saluran Surround), Anda dapat mengisi rumah Anda dengan kualitas tinggi suara NAD. Anda bahkan dapat menambahkan IPD 2 Dock kami untuk iPod atau radio digital, kami DB 2 digital DAB + modul (230V saja).a SPESIFIKASI • Dolby: TrueHD, Digital Plus, 5.1, EX, Pro Logic IIx Movie, Music • DTS: DTS-HD Master Audio, DTS, ES, Neo:6 Cinema, Music • Other: EARS, Enhanced Stereo • Low Volume Listening: Audyssey Dynamic Volume • 3D: Yes • THX Certified: No • Number of Amp Channels: 7 • Rated Power (Watts per Channel): 150 into 8 ohms, two channels driven;120 into 8 ohms, seven channels driven • Specified Frequency Response: 20 Hz to 20 kHz ±0.8 dB • Video Processing: None • Auto Setup/Room EQ: Audyssey MultEQ XT • Dimensions (W x H x D, inches): 17.13 x 7.94 x 17.25

Jalur AV autput / input yang melimpah suguhan NAD T-787

audio video 13 Edisi 17/2013


PENULIS

REVIEW

David Susilo

SAMSUNG PLASMA SERI 8500 Setelah introduksi Pioneer Kuro, saya langsung berubah kubu dari LCD ke plasma. 14 Edi Edisii 17/2013 id audio dii video


H

ingga detik ini pun Pioneer Kuro Plasma tetap dianggap sebagai de-facto standard dimana semua TV dibandingkan performanya berdasarkan Pioneer Kuro Plasma baik model PRO-1150HD (Kuro I) maupun PRO-111HD (Kuro II). Apakah mereka sebegitu sempurnanya? Tidak, tetapi kedua TV tersebut merupakan TV nomor satu (Kuro II) dan nomor dua terbaik (Kuro I) didunia hingga saat ini juga. Karena saya memiliki kedua generasi Kuro tersebut, saya selalu mencari-cari TV pengganti kalau-kalau saja kedua TV saya itu rusak. SERI 8500 SECARA GENERAL Buku manual seri 8500 ini sangat minim. Seperti Sony dan Panasonic, manualnya ada berupa online yang membuat pembaca manual harus membuka komputer untuk membaca manualnya. Dari segi input, TV ini memiliki banyak HDMI input dengan input komponen serta komposit yang menggunakan adapter khusus (adapternya included in the box). Penggunaan adapter ini sangatlah baik karena saya bisa menggunakan kabel high-end tanpa perlu takut merusak colokan pada bodi TV seperti layaknya TV merek-merek lain yang rentan rusak. Menurut manual, input ini hanya bisa menerima signal 720p tetapi setelah diuji coba, input ini

masih bisa menerima signal 1080i dari cable TV maupun AppleTV generasi 1 dan 3 (Apple TV generasi 2 memiliki maksimum output hanya di 720p.) Seperti biasa, TV ini datang dengan empat preset gambar yaitu “Dynamic”, “Normal”, “Standard” (di negara tertentu dinamai “Relax” atau “Natural”) serta “Movie”. Dua pilihan pertama sangat tidak bisa dipakai karena terlalu bright, warna menor serta memperpendek umur televisi dan merusak mata. Jadi pilihan ketiga (Standard/Natural/Relax, tergantung TV ini dibeli dinegara mana) cukup bisa diterima untuk menonton diruangan terang dan movie untuk menonton film macam blu-ray maupun DVD. Saya pribadi menggunakan movie mode untuk semua tayangan gambar. Tanpa sebelumnya saya kalibrasi, movie mode cukup mencengangkan baiknya. Discovery World HD dan Travel + Escape HD channels terlihat natural nyaris tanpa kesan berlebihan (sedikit red push, tetapi ini normal untuk TV yang belum dikalibrasi). Black Level sangat mencengangkan dan warna sangat “keluar” nyaris tiga dimensi. Menonton film Life of Pi 3D serta Gamer 3D juga saya terkagum-kagum akan TV relatif murah dan sangat meriah ini. OBSERVASI MENDETIL Menu setting TV ini juga sangat mengagumkan. Advanced Option-nya sangatlah Advanced dengan Color Management System yang akurat dan komplit hampir tidak pernah ditemukan pada TV dengan level harga serendah ini. Kontrol Gamut Warna (Color Gamut Control) bisa di koreksi dan di-save untuk setiap input yang berbeda. Selayaknya TV high-end, Samsung memberi pilihan untuk para kalibrator untuk mengkalibrasi sistim 2-point maupun 10-point seperti di TV Sharp Elite seharga dua kali lipatnya. Dengan ini kalibrator THX dan ISF tulen bisa mengkalibrasi dua titik, lalu fine-tuning dengan 10-point adjustments. Setelah dikalibrasi total, televisi ini menghasilkan gamma 2.18, sangat dekat dengan REC 709 standard gamma 2.2 yang dipegang teguh oleh THX dan

audio video 15 Edisi 17/2013


PENULIS

REVIEW

David Susilo

ISF. Akurasi warna juga nyaris flat di titik D65 dengan Delta-E < 2... nilai yang sangat baik untuk layar level konsumen (consumer level display). Malah hanya dengan memilih temperatur warna Warm 2 dan dikalibrasi dengan sistim 2-point saja warnanya sudah cukup flat. Hanya ada satu televisi masa sekarang ini yang bisa menyaingi akurasi televisi plasma seri 8500. Ditambah lagi brightness TV ini secara total mengikuti

seperti “Black Tone”, “Flesh Tone”, “Edge Enhancement” saya matikan semua karena bukannya memperbaiki gambar malah merusak kualitas gambar. Juga setting “Cinema Smooth” harus digunakan karena pada saat memutar blu-ray (yang biasanya direkam dengan 24 frameper-detik) TV ini tidak mengubahnya menjadi 50/6-Hz tetapi melipatgandakan ke 96 Hz. Sesuatu hal positif yang hingga sekarang baru digunakan oleh Pioneer Kuro. Dengan menggunakan setting ini, judder bisa dikatakan tidak kelihatan sama sekali dengan menggunakan 4:4 pulldown dimana tiap frame ditayangkan sebanyak empat kali serta motion resolution yang full 1920 x 1080 DESIGN Tidak seperti TV rata-rata, bila dimatikan TV ini masih kelihatan cantik dengan bezel titanium berwarna gelap. Kaca TV seperti layaknya kaca TV plasma dan LED/LCD kelas tinggi berkesan glossy, tetapi jangan salah. Samsung menggunakan Real Black Pro coating dimana lapisan ini justru menyerap reflaksi sinar sehingga bila ada sumber sinar dibelakan penonton, tidak akan terlalu menggangu konsentrasi menonton. Televisi ini juga menggunakan tekonologi Bluetooth untuk kacamata 3D-nya sehingga

standar brightness SMPTE (Society of Motion Picture and Television Engineers) yang berada dikisaran 40 foot-Lambert serta 16 foot-Lambert pada tayangan 3D. Biasanya saya tidak suka menggunakan settingan “auto contrast”. Tetapi untuk TV ini, penggunaan Dynamic Contrast di setting LOW sangat membantu performa black level. Tetapi kontrol otomatis lainnya audio video 16 Edisi 17/2013


bila kita menengok diluar layar, kacamata 3D-nya tidak akan kehilangan data sinkronisasi dengan film yang diputar. Didalam paket TV ini Samsung menyediakan dua pasang kacamata 3D yang tidak bisa di charge ulang (tetapi menggunakan batere kancing) yang bisa tahan untuk menonton sekitar 100 film. Kalau mau beli kacamata tambahannya hanya berharga US$30 (non-recahrgeable, harus ganti batere setiap sekitar 250 jam) atau US$60 (rechargeable, harus di charge ulang kira-kira 10 menit untuk menonton 2 atau 3 film)

Tidak seperti TV rata-rata, bila dimatikan TV ini masih kelihatan cantik dengan bezel titanium berwarna gelap. Kaca TV seperti layaknya kaca TV plasma dan LED/ LCD kelas tinggi berkesan glossy, tetapi jangan salah. Samsung menggunakan Real Black Pro coating dimana lapisan ini justru menyerap reflaksi sinar sehingga bila ada sumber sinar dibelakan penonton, tidak akan terlalu menggangu konsentrasi menonton.

KEKURANGAN Tentu saya tidak bisa mengharapkan kesempurnaan untuk TV seharga ini. Lah TV Kuro II saja yang seharga US$7000 tidak sempurna koq. Tetapi betapa mencengangkannya ketika saya ukur: ternyata Black-level sudah lebih baik dari Kuro I dan malah hampir mencapai black level Kuro II. Black level-nya hampir tidak ada crushing sama sekali sehingga shadow detail tidak hilang (setelah dikalibrasi, tentunya). Tetapi kembali lagi harus diingat bahwa TV ini dibawah separuh harga Kuro I dan II. Jadi untuk berbagai fitur macam SmartHUB dengan processor dual-core dan fitur kalibrasi lainnya, saya memberi skor 10 dari 10 dan untuk kualitas gambar (perhitungan objektif) saya “hanya” bisa memberikan 9.5 dari 10. Amazing!!a SPESIFIKASI • TV type Plasma • Screen size 60 in • Display format 1080p • Internet streaming services : Netflix, Pandora, YouTube, Vudu, Hulu Plus, Flickr, Facebook, ConnectShare, Movie, Amazon, Instant Video

audio video 17 Edisi 17/2013


PENULIS

REVIEW

David Susilo

SONY XBR 65” 4K ULTRA HIGH DEFINITION TV Di CES 2013 semua perusahaan TV beramai-ramai launching TV 4K Ultra High Definition yang beresolusi empat kali lipat 1080p FullHD.

S

ecara teoritis, berdasarkan tabel tabel yang ditulis oleh ahli mata dll menyatakan bahwa resolusi 4K hanya ada efektivitasnya bila kita menggunakan TV seukuran 84-inci dan ditonton dari jarak 2-meter. Itu teorinya... kenyaataannya? Saat Sony meluncurkan XBR 65” 4K UHDTV saya langsung mendapat satu unit untuk diuji coba. Ternyata baru dinyalakan

saja, layar 65” dengan jarak tonton 3 meter pun sudah tampak lebih padat dan sungguh seperti melihat pemandangan melalui kaca rumah yang bersih. Teori tinggal teori, kenyataan yah ternyata berbeda. Teori juga menyatakan bahwa 4K UHDTV itu tidak ada gunanya karena tidak ada blu-ray yang di-encode dengan resolusi 4K. Kenyataannya teori itupun omong kosong

audio video 18 Edisi 17/2013


belaka. Sebagian besar sekali dari proyektor bioskop yang menggunakan resolusi 4K ternyata film-nya hampir semua hanya bersolusi 1080p – meskipun film-nya di shooting dengan resolusi 4K atau malah 5K. Contohnya adalah film Hobbit. Shootingnya dengan kamera RED Epic 4K, tapi distribusi filmnya hanya dengan resolusi 2K yang dibioskop di upscale menjadi 4K. Jadi untuk sementara waktu, yang penting dalam membeli display 4K adalah upscaler yang sangat baik. Nah, TV Sony XBR 4K ini memiliki 4K Reality PRO Engine upscaling chip dengan kemampuan Hexa-Core (6 core) yang digunakan untuk meng-upscale sinyal HDTV biasa untuk menjadi sinyal 4K. Hasilnya? Sangat mencengangkan. Dalam uji coba ini

Sony meminjamkan saya film Total Recall dengan file 4K asli. Dan pada saat yang bersamaan, saya putar blu-ray Total Recall. Saya lalu membolak balik antara HDMI 1 (Blu-ray) dan HDMI 2 (sinyal 4K asli). Ternyata sulit sekali bagi saya membedakan mana yang sinyal aslinya 2K dan mana yang asli 4K. Eksperimen ini saya ulang menggunakan film Ghostbusters, Karate Kid, The Other Guys dan Battle L.A. ternyata saya hanya bisa menebak mana yang sinyal aslinya 4K dan mana yang sinyal aslinya 2K (HDTV biasa). Sebegitu hebatnya upscaler yang digunakan oleh TV Sony ini. Tentu upscaling terbaikpun tidak ada gunanya bila TV ini tidak bisa menghasilkan warna yang akurat. Tak dinyana, televisi yang baru keluar dari kardus ini, ketika saya setel ke setting Movie, ternyata greyscale-nya berada di Delta-E<1 !!! Sangat mengesankan !!! Perlu diingat bahwa rata-rata TV memiliki Delta-E diatas 7 sebelum dikalibrasi dan setelah dikalibrasi rata-rata TV memiliki Delta-E dibawah 3 (atau kalau TV-nya lebih baik, bisa menjadi Delta-E dibawah 2). Tentu TV ini, seperti TV manapun juga, tetap perlu dikalibrasi tetapi setidaknya akurasi greyscale-nya sangatlah akurat dengan gamma yang juga sangat akurat, yaitu dikisaran 2.28 (gamma yang akurat adalah di titik 2.2, tetapi ratarata TV berada dikisaran gamma 2.4 atau malah kadang bisa mencapai 2.8) Televisi ini memang relatif mahal, 65” seharga US$7,000; tetapi perlu diingat bahwa upscaler 2K4K yang sekaliber ini paling murah harganya adalah dikisaran US$4,000; jadi hitung-hitung beli TV $3,000 dengan upscaler 4K professional, lah!a

SPESIFIKASI • 4K Ultra HD 4 times more detail than Full HD 1080p • 4K X-Reality PRO Picture Engine with up scaling to 4K • Front-facing speakers with 65 Watts of powerful sound • TRILUMINOS display with more brilliant colors than ever • Dynamic Edge LED backlight for amazing contrast

audio video 19 Edisi 17/2013


PENULIS

REVIEW

David Susilo

PANASONIC DMP-BDT330 April 2013 kemarin Panasonic akhirnya melempar Blu-ray Player DMP-BDT330 kepasaran di US dan Canada (rencana untuk di Asia Pacific adalah di akhir bulan Juni).

M

enurut Panasonic, Blu-ray Player ini merupakan pengganti sekaligus upgrade besar dari blu-ray player DMP-BDT320 tahun kemarin. Untuk menguji kebenarannya, saya membeli Blu-ray Player ini untuk digunakan di Home Theatre saya (http:acebydavidsusilo.webs. com). Dari segi penampilan, Blu-ray player ini kelihatan norak. Berwarna silver yang berkesan murah dengan model yang aneh. Hal ini merupakan hal yang sudah biasa karena belakangan berbagai Blu-ray Player memiliki penampilan yang adu unik. Sony merilis Blu-ray Player yang bagian atasnya berbentuk patah-patah. Samsung merilis Blu-ray Player yang kelihatan ultra modern bertumpuk-tumpuk, sampai Panasonic pun merilis Blu-ray Player DMP-BBT01 yang berpenampilan seperti kotak CD. Dari segi kreatifitas, bagus memang, tetapi kalau kita memiliki tumpukan peralatan audio yang lain, malah yang unik-unik itu jadi kelihatan aneh.

Kecepatan power-up player ini juga mengagumkan. Lebih cepat dari kedua player yang saya gunakan sebagai referensi di home theater saya (Pioneer BDP-62FD dan Oppo BDP-103). Power dari off ke on hanya sekelebat. Dari saat saya masukkan film Blu-ray Ratatouille (keluaran Disney) yang terkenal rumit penuh kode proteksi, DMPBDT330 ini bisa memulai film-nya dengan kecepatan 100% diatas Pioneer BDP-62FD maupun Oppo BDP-103. Karena menggunakan transformer hybrid (autoformer biasa dengan shielding sekelas toroidal), interferensi yang kadang tampak dilayar raksasa sama sekali hilang seperti layaknya Oppo BDP-103. Didalam player inipun semua kapasitor serta komponen-komponen penunjang lainnya menggunakan audiophile dan videophile grade yang membuat suara dan gambar bisa direproduksi semaksimal mungkin muskipun kualitas komponennya tidak setinggi tipe kelas atas Panasonic DMP-BDT500 (yang harganya hampir dua kali lipatnya) ataupun

audio video 20 Edisi 17/2013


Oppo BDP-105 yang harganya empat kali lipatnya. Keunikan lainnya adalah disc transpot DMP-BDT330 ini lebih tidak berisik jika dibandingkan dengan Pioneer BDP-62FD. Hal ini, secara teoritis menurunkan jitter dan error pembacaan data. Penggunaan Wi-Fi juga sangat hebat. Untuk Pioneer BDP-62FD yang selalu saya jagokan, antena Wi-Fi berada dibelakang, begitu pula dengan Oppo BDP-95. Hal ini tidak saya sukai karena dibagian belakang peralatan audio, akan selalu penuh dengan interferensi elektromagnet dan radio (EMI dan RFI) karena banyaknya colokan listrik dan colokan audio video lainnya. Untuk Panasonic DMPBDT330 ini, antenna Wi-Fi terletak dibagian faceplate (bagian depan) dan ada dual-function antenna! Jadi bukan saja antena-nya diletakkan di daerah yang minim EMI dan RFI, tetapi ada dua fungsi antena sehingga sinyal Wi-Fi dapat ditangkap dengan lebih bersih dan kuat. Satu antena untuk Wi-Fi 2.4 GHz, satu lagi untuk Wi-Fi 5.8 GHz Untuk Pioneer BDP-62FD dan Oppo BDP-103, keduanya saya hanya mendapatkan 3-bar untuk WiFi, sedangkan dengan Panasonic DMP-BDT330 saya bisa mendapatkan full 4-bar. Hanya kalah sedikit dari Panasonic DMP-BDT500. Untuk upscaling DVD biasa maupun streaming, baik Oppo BDP-103 dan Pioneer BDP-62FD selalu saya jagokan karena penggunaan chip Marvell QDeo Kyoto II. Tetapi

akhirnya kedua raja tersebut dikalahkan oleh UniPhier chip terbaru dari Panasonic terutama untuk video streaming dari Netflix dan YouTUBE. Kualitas upscaling dari DVD biasapun sangat luar biasa. Tentu tetap saja Blu-ray asli kelihatan lebih baik dari DVD yang di-upscale. Tetapi sekarang DVD yang di upscale bisa saya tonton di layar 96” 21:9 tanpa merasa “aduh koq jelek” lagi. Malah kalau mau, DMP-BDT330 ini bisa meng-upscale ke resolusi 4K Ultra HD dengan dua HDMI ouput Secara general, Panasonic DMP-BDT330 ini sangat mengesankan, hampir tidak ada cacatnya sama sekali. Sayang versi US dan Canada-nya tidak bisa memutar sinyal 50i maupun PAL. (Catatan Penulis: versi Asia Pacific dari DMP-BDT330 akan bisa memutar sinyal 50i dan PAL yang membuat player seharga kira-kira US$200 ini menjadi player dengan buying value yang terbaik saat ini).a

audio video 21 Edisi 17/2013


PENULIS

REVIEW

David Susilo

MONOPRICE 8247 5.1 SPEAKER SYSTEM Meski tidak ideal, sistim home theatre masa kini makin marak dengan set up speaker dengan ukuran super mini. Salah satu pemain terbaru adalah perusahaan online Monoprice dengan sajian speaker Monoprice 8247 dengan konfigurasi lima speaker satelit serta satu subwoofer aktif.

D

ari segi penampilan, speaker driver keluaran Monoprice ini tampak sangat mirip dengan Energy RC Micro 5.1. Finishing speaker Monoprice ini adalah de-

ngan balutan warna hitam doff (matte) yang sangat elegan dan berkesan “mahal”, terutama bila dilihat bahwa harganya ha-nyalah US$80

audio video 22 Edisi 17/2013


Walau berukuran super mini, setiap unit speaker satelit Monoprice ini didukung oleh driver yang bekerja dalam jangkauan frekuensi yang relatif luas, yaitu dari 90 Hz hingga 22 kHz (berdasarkan perhitungan akustik nyata, bukan berdasarkan spesifikasi pabrik). Subwoofer aktif-nya malah mampu merambah ke frekuensi serendah 40 Hz (juga berdasarkan spectrum analyzer, bukan spesifikasi pabrik) yang tentunya akan membentuk kinerja yang relatif sempurna antara satelit dan subwoofer dalam mereproduksi baik film maupun musik.

price ini ternyata relatif sangat baik meski awalnya saya sangat ragu karena harganya yang sangat rendah ini. Vokal tetap terdengar bulat tanpa kesan pecah (cempreng) dan tanpa sibilans yang berlebihan. Efek keliling (surround) juga terdengar sangat natural dan merata tanpa terasa meloncatloncat dari satu speaker ke speaker lainnya. Hal yang tidak sering terjadi, apalagi untuk speaker semurah ini. Belum pernah saya terkagum-kagum dengan sistim speaker semurah ini baik dari kualitas suara maupun kualitas tampilannya. Tentu jangan berharap speaker ini bisa mengalahkan speaker yang seharga 10 kali lipatnya. Tetapi bila dibandingkan dengan speaker yang “sekedar” tiga atau empat kali lipatnya... speaker ini sangat masuk kategori “supremely recommended”. a SPESIFIKASI SATELLITE/CENTER CHANNEL • Speaker Type : 3” Shielded with Paper Cone, Foam Surround • Tweeter : 1/2” Balanced Dome Tweeter • Frequency Response : 150 Hz to 20 kHz • Impedance : 8 ohms • Power Handling : 125 Watts

Dalam pengujian sistim Monoprice ini seperti biasa saya gunakan receiver Anthem MRX-700 dengan (tentunya) konfigurasi 5.1 dan menggunakan blu-ray player Pioneer Elite BDP-62 sebagai sumber dengan kabel speaker Kimber Kable 12TC. Setelah di burn-in selama 100 jam, saya gunakan film blu-ray Jack Reacher serta Red Dawn yang penuh hingar bingar yang dinamis, termasuk bunyi senapan otomatis serta dentuman ledakan disana-sini. Untuk konser, seperti biasa saya gunakan Live From Abbey Road dan untuk musik saya gunakan CD Charice yang diputar melalui DAC merek Parasound tipe ZDAC. Dalam reproduksi vokal, speaker Mono-

• Sensitivity : 85 dB • Satellite Dimensions : H6” x W4 1/8” x D4 1/8” • Satellite Weight : 1.8 lbs • Center Channel Dimensions : H4 1/8” x W9 11/16” x D3 15/16” • Center Channels Weight : 3.0 lbs

SPESIFIKASI SUBWOOFER • Speaker Type : 8” High Performance Powered Subwoofer • Driver : 8” Down Firing Driver • Amplifier Power Output : 60 Watts (RMS) • Frequency Response : 50 Hz to 250 Hz • Lowpass Crossover : Adjustable from 50 Hz to 250 Hz

audio video 23 Edisi 17/2013

• Functions : Power and Auto-On • Inputs : High-Level (Speaker), Line (RCA) stereo • Fuse Type : 1A/250V • Dimensions : H13 3/4” x W10” x D13 3/16” • Unit Weight : 16.5 lbs • Power Cord Length : 49”


PENULIS

REVIEW

David Susilo

QED QUNEX 3 –

30TH ANNIVERSARY INTERCONNECT Beberapa bulan yang lalu majalah ini menguji coba QED Performance Audio 2 interconnect. Kabel itu sudah cukup baik untuk rata-rata pengguna, tetapi saya masih merasa bahwa nuansa (imaging) yang dihasilkan masih kurang “jujur” meskipun terus terang enak didengar.

S

etelah bermain didunia audio selama 40 tahun, pada saat ulang tahun ke-tigapuluh-nya QED meluncurkan kabel Qunex 3. Sepuluh tahun kemudian, kabel ini masih tetap dimanufaktur oleh QED. Tidak saja kabel ini menggunakan 100% tembaga murni yang 99.999% tanpa oksigen (Oxygen Free Copper), setiap helai tembaga yang digunakan dilapisi perak dengan konfigurasi terpilin (Twisted Balanced Geometry), ditambah lagi dengan lapisan kulit Aluminium Mylar yang

dilapisi lagi dengan gulungan lapis perak yang tujuannya untuk menangkis sebanyak mungkin gangguan frekuensi radio dan elektromagnet (RFI dan EMI). Dengan penggunaan tembaga lapis perak, frekuensi tinggi juga menjadi lebih ketat dan suara terdengar lebih jujur tanpa bumbu. Jadi teorinya adalah bila rekamannya kering dan kasar, maka hasil suara yang keluar juga akan kering dan kasar apa adanya. Seperti biasa, kepala colokan RCA-nya tentu dilapis emas 24-

audio video 24 Edisi 17/2013


Tidak saja kabel ini menggunakan 100% tembaga murni yang 99.999% tanpa oksigen (Oxygen Free Copper), setiap helai tembaga yang digunakan dilapisi perak dengan konfigurasi terpilin (Twisted Balanced Geometry), ditambah lagi dengan lapisan kulit Aluminium Mylar yang dilapisi lagi dengan gulungan lapis perak yang tujuannya untuk menangkis sebanyak mungkin gangguan frekuensi radio dan elektromagnet (RFI dan EMI).

karat agar tidak terjadi aksidasi yang sangat mempengaruhi kualitas suara secara negatif. Seperti biasa pengujian dilakukan dengan pemutar cakram Pioneer Elite BDP62FD yang output digitalnya diumpan ke Parasound Zdac dan output analog dari DAC tersebut saya gunakan QED Qunex 3 yang diumpan langsung ke amplifier NAD 316BEE ke speaker System Audio Aura 30 dengan kabel Vermouth Black Curse. Seperti biasa pula saya gunakan rekaman Charice dengan track lagu “You’re All That I Need To Survive” dan rekaman CD musikal “Bombshell” dengan track lagu “History is Made at Night”. Hasil suara yang terdengar ternyata sama persis dengan suara yang saya dengar ketika saya berada di studio Warner Bros bersama Charice dan David Foster. Tidak ada tam-

bahan bumbu pemanis, tidak ada penambahan maupun pengurangan imaging. Sampai distorsi yang tidak sengaja masuk kedalam rekaman CD itu terdengar apa adanya, padahal menggunakan kabel lainnya, distorsi itu “terbungkus” dan tidak terdengar. Jadi untuk penggemar suara yang manis, imaging yang luas, kabel ini tidak akan menambah hal-hal tersebut kedalam suara yang direproduksi; tetapi bagi penggermar suara yang apa adanya, garbage-in garbage-out serta jujur, kabel ini sangatlah saya rekomendasikan meski harganya ada dikisaran US$230.a SPESIFIKASI • Cable : Dual balanced with silver-plated 99.999% Oxygen Free Copper conductors, low-loss PE dielectric, dual Mylar foil screen, tightly woven SPOFC braid • From : 2 x 24 Carat Gold-plated RCA/phono plugs • Functions : Interconnecting hifi separates (e.g. CD to amp, tape to MiniDisc etc • To : 2 x 24 Carat Gold-plated RCA/phono plugs

audio video 25 Edisi 17/2013


PENULIS

SYSTEM AUDIO AURA 50 SPEAKER SYSTEM Sekitar sebulan setelah CES 2013 saya ditelpon lagi oleh sebuah perusahaan speaker Skandinavia bernama System Audio yang di akhir tahun 2011 membuka cabang di Canada.

REVIEW

David Susilo

K

etika saya tiba ke kantor mereka, saya diajak membongkar kemasan SA Aura 50. Dengan menggunakan receiver Pioneer SC-LX86, Blu-ray player Pioneer BDP-450 dan kabel RCA seharga $2 seperti yang digunakan tahun lalu (dan tanpa break-in period), kita mulai menyimak suara SA Aura 50. Saya lagi-lagi terkejut ketika mendengar kualitas suara yang begitu mencengangkan. Padahal speaker SA Aura 50nya baru keluar dari kardus yang disegel, sama sekali belum pernah digunakan dan masih fresh dari pabrik. Ditambah lagi dengan finishing yang sangat anggun, saya menebak bahwa harga speaker SA Aura 50 ini ada dikisaran $3,000-an. Ini disebabkan oleh kualitas suara yang sangat mirip speaker Dynaudio yang berkisaran di $4,000-an plus finishing yang lebih anggun dari rata-rata Dynaudio yang pernah saya lihat ditambah lagi model tahun sebelumnya (SA Aura 30) menyandang “harga perkenalan” yang hanya $2,000. Bayangkan betapa kagetnya ketika harga yang dipatok oleh System Audio hanya $2,200. Tentu bukan harga yang murah, tetapi untuk kualitas suara dan bahan yang tinggi seperti ini, harga $2,200 ini sangat menakjubkan. Apalagi ketika kita bongkar, isi perut SA Aura audio video 26 Edisi 17/2013


50 menggunakan driver Vifa / Scanspeak, perusahaan driver yang dipakai oleh Dynaudio. Kabel konektor didalam perut speaker ini juga berkualitas tinggi serta berpenampang besar. Lebih asiknya lagi (menurut pendapat subjektif pribadi), tweeter yang digunakan masihlah soft dome yang menurut telinga saya berkarakteristik lebih lembut dan “sopan”. Padahal banyak perusahaan yang sudah lari ke hard-dome tweeter karena ongkos manufaktur yang lebih murah. Meskipun ruang demo di kantor System Audio tidak saja kurang optimal (malah sangat berantakan), tetap saja speaker SA Aura 50 ini terdengar mengesankan. Langsung saya meminta pihak System Audio Canada untuk mengirimkan satu set speaker SA Aura 50 ini untuk saya uji coba. Dan setelah menunggu sekitar lima bulan, akhirnya speaker ini tiba di rumah saya. UJI DENGAR Untuk uji dengar, saya gunakan NAD C316BEE Integrated Amp dan NAD C 546BEE CD Player yang diumpan melalui Parasound ZDAC. Kabel speaker saya gunakan Vermouth Black Curse dan interkonek saya gunakan QED Qunex 3. Yang paling mencolok ketika mendengarkan musik untuk pertama kalinya adalah imaging yang sangat luas hingga mencapai titik dimana letak speaker seakan lenyap dan yang terdengar hanya alat musik serta vokal dengan efek ruang yang sangat tiga-dimensional. Detil instrumentasi terdengar bagaikan berlapis seakan pemusik dan vokalis berada di kedalaman yang berbeda. Semua track dari album CD Holy Cole Trio – Don’t Smoke in Bed terdengar sangat hidup. Suara vokal seakan bersumber tepat dititik tengah dianatar dua speaker dan malah

sedikit lebih maju ke pendengar daripada lokasi speaker tetapi tanpa terdengar kasar maupun terlalu forward (vokal yang terasa terlalu kedepan sehingga terpisah total dari musisi lainnya). Double bass bersuara seperti layaknya double bass sungguhan. Setiap tendangan bass drum terdengar bukan saja frekuensi bass-drum frequency tetapi juga detil pedal menyentuh kulis bass-drum pun terdengar. Impressive dari speakers yang memiliki ukuran yang hanya selebar 6-inch, tinggi 40-inch dengan kedalaman 8-inch. Lebih impressive lagi adalah karena harganya yang relatif terjangkau. Woofer SA Aura 50 mereproduksi respon bass yang sangat mantap dan akurat yang menyatu dengan musik dengan pas tanpa kesan kedodoran maupun overpower. Semua detil musik dan vokal Holy Cole terdengar jelas dan transparan sehingga speaker SA Aura 50 berkesan hilang. Tanpa terasa enam jam sudah terlampaui mendengarkan musik dari berbagai CD termasuk Tony Bennet, Emilie-Claire Barlow dan Charice. Hampir tidak pernah saya bisa terlena selama enam jam mendengarkan berbagai lagu melalui sistem yang sesederhana ini. Sebagai uji coba musik high resolution, saya memutar Blu-ray Chris Botti in Boston melalui Blu-ray Player Pioneer BDP-62FD via receiver Anthem MRX-700. Konser ini direkam di tahun

audio video 27 Edisi 17/2013


PENULIS

2008 dengan backing-orchestra Boston Pops Orchestra dan mengundang berbagai bintang tamu antara lain Sting, Josh Groban, Yo-Yo Ma, Katherine McPhee, dan Steven Tyler. Di chapter dimana Katherine McPhee menyanyikan lagu “I’ve Got You Under My Skin” dengan Chris Botti, speaker SA Aura 50 mereproduksi soundstage yang sangat merata sehingga suara yang keluar cukup terasa bagaikan saya duduk didepan performer-performer di konser tersebut. Di chapter dimana Chris Botti dan Steven Tyler memainkan lagu Smile karangan Charlie Chaplin suara serak Steven Tyler direproduksi SA Aura 50 dengan sempurna dengan nuansa permainan trompet Chris Botti yang membuat bulu kuduk berdiri.

REVIEW

David Susilo

KESIMPULAN Pendiri System Audio, Ole Witthøft, di tahun 1984 mulai merancang speaker sendiri karena sebagai musisi beliau merasa speaker yang baik rata-rata dibagi hanya menjadi dua golongan. Golongan studio dan golongan audiophile. Sebagai musisi, beliau merasa perlunya keseimbangan antara golongan studio dan audiophile sehingga tidak diperlukan dua set speakers dan harganya pun harus relatif terjangkau. Sebagai eks-musisi, saya sangat setuju dengan pandangan Ole Witthøft. Speakers yang saya temui biasanya

sangat jujur tapi kurang musikal atau sangat musikal tapi kurang jujur. Tentu ada yang bisa jujur dan musikal, tetapi biasanya harganya sudah tidak terjangkau lagi. Terlalu banyak perusahaan speaker yang men-desain berdasarkan survei, statisik, polling, sehingga perusahaan-perusahaan tersebut tidak lagi memiliki ciri suara yang khas. Dan sisanya sangat didorong dari segi matematis dan psikoakustik sehingga suaranya terlalu klinis. Didunia dimana semua perusahaan saling “memotong jalan” untuk mengurangi ongkos produksi yang banyak mengakibatkan turunnya performa produknya, System Audio merupakan salah satu dari tiga perusahaan speaker yang pernah saya uji coba yang bisa mengatur balans antara musikalitas, akurasi serta tampilan kosmetik dengan harga yang relatif rendah. Kongklusi saya, seperti halnya dengan System Audio Aura 30 tahun lalu, hanya bisa satu, yaitu “Absolutely Recommended!!”.a SPESIFIKASI • Power handling 200 Watt • Impedance 4 ohm • Sensitivity (1W, 1m) 90 dB • Frequency range 45-30.000 Hz +/- 3 dB • Dimensions/weightgt 14,5x108x26 cm (WxHxD) • 20,7 kg

audio video 28 Edisi 17/2013


QUIZ

PT.Sinar Baja mempersembahkan Quiz untuk pembaca majalah Audio Video Syarat & Ketentuan 1. Berdomisili di Indonesia 2. Isi Formulir dengan Jelas (salin tangan atau print) FORMULIR Nama Alamat

:....................................................... :........................................................ ........................................................ Email : ...................................................... Pendidikan Terakhir :....................................................... Pekerjaan :....................................................... Pertanyaan (silang jawaban pilihan anda) 1. Sinar Baja dikenal sebagai produsen: (a). CD Player (b) Loudspeaker (c) TV Plasma 2. Pabrik Sinar Baja berada di: (a) Jakarta (b) Semarang (c) Surabaya

Kirim jawaban ke Redaksi Audio Video Jl.Pulo Buaran 3 F-5, Kawasan Industri Pulo Gadung, Jakarta 13930 Melalui kurir atau pos. Selambatnya 15 Agustus 2013 HADIAH : 1. Sepasang loudspeaker aktif Radiant 2 untuk pemenang pertama 2. Berlangganan majalah Audio Pro (6 bln) untuk 2 pemenang 3. Berlangganan majalah Audio Mobil (6 bln) untuk 2 pemenang.


PENULIS

REVIEW

David Susilo

JVC DLA-X55R

Sekitar setahun yang lalu JVC meluncurkan proyektor e-shift yang cukup mengesankan dari sudut banyaknya fitur maupun kemampuan memproyeksikan image 2D maupun 3D dengan emulasi resolusi UHDTV (4K).

T

etapi proyektor tersebut masih sedikit kurang sempurna karena image 3D tampil dengan resolusi HDTV biasa (2K) dan fungsi upscaling gambar 2K ke 4K yang tidak begitu kentara bedanya. Ditambah lagi tahun lalu (setidaknya di Canada) lampu proyektor JVC berumur relatif singkat (hanya 1,000 jam), dan berwarna sedikit kehijauan. Belum lagi modul HDMI input yang kadang “nyangkut” bila dikirimkan sinyal 3D. Untuk mengatasi problema-problema ini, JVC meluncurkan proyektor terbarunya, yaitu tipe DLA-X55R. Dan kabar baik bagi pengguna proyektor, harga proyektor ini, setidaknya di Canada, sama sekali tidak berbeda dari model sebelumnya. Seperti yang pernah saya tulis di bebe-

berapa milis, di tahun 2009, saya membeli proyektor “entry level” Panasonic PT-AE3000U seharga $5,000; layar 103” $1,000 dan hanya memakan listrik sekitar 160W. Proyektor ini meski belum sempurna, sudah dapat “diterima” oleh mata saya yang cerewet. Sejak itu Panasonic sudah meluncurkan PT-AE4000U dan di bulan September 2011, Panasonic meluncurkan PT-AE7000 dan JVC meluncurkan proyektor dengan fungsi e-shift (dan saya masih memilih Panasonic). Sekarang yang paling baru (dirillis Oktober 2012 di Amerika dan Kanada) adalah tipe DLA-X55R dengan fungsi e-shift2. PERFORMA 2D Secara teoritis, karena komponen untuk

audio video 30 Edisi 17/2013


membuat proyektor 4K dan 3D harus berkualitas lebih tinggi dari proyektor 2D (seperti lampu yang lebih terang, prosesor video yang lebih canggih, serta panel LCD yang lebih gesit), saya mengharapkan agar proyektor ini lebih baik dari proyektorproyektor JVC sebelumnya. Ternyata saya benar. Level brightness serta level hitam (black level) jauh lebih baik dari proyektor sebelumnya. Malah lebih baik dari proyektor manapun yang berkisar di harga yang sama. Level brightness (secara subjektif) tampak sekitar 20% lebih terang dari proyektor Panasonic. Melihat tayangan JVC DLA-X55R dibanding model terdahulunya, sangat kentara perbaikan pada level kontras (contrast level) dalam tayangan 2D meskipun diatas kertas seharusnya perbedaannya sangat kecil. Putih benar-benar putih dan tidak pecah, hitam sangatlah kelam tanpa menyembunyikan detil-detil warna abu-abu tua (tidak ada “black crush”). Lebih baik dari proyektor manapun dengan harga yang setara. Akurasi temperatur warna sayangnya meleset cukup jauh. Idealnya, temperatur warna ada di 6500 Kelvin, tetapi ternyata temperatur warna harus dinaikkan ke 8500 Kelvin baru (menurut sensor Sencore saya) temperatur warnanya setara dengan 6423 Kelvin. Karena saya kira sensor saya yang “ngaco”, saya test ke TV yang baru saya kalibrasi, ternyata sensor saya tidak “rusak” dan memang preset temperatur warna JVC yang tidak akurat. Tetapi setelah dikalibrasi dengan tuntas, baik warna primer (R, G, B) maupun

sekunder (C, M, Y) tampak lebih solid. Warna merah, warna yang paling sulit direproduksi oleh proyektor D-ILA manapun, tampak sangatlah mantap dan dalam kemantapan itu, akurasi tetap terjaga total. Malah kalau menggunakan layar macam Stewart Studiotek 100 atau setara (1.0 – 1.1 gain, warna putih bersih), akurasi warnanya cukup baik sehingga setelah dikalibrasi tuntas bagi saya secara objektif (berdasarkan hasil pengukuran sensor Sencore) sudah sangat baik dengan Delta E < 2 !!! Sangat mengagumkan!!! PERFORMA 3D JVC DLA-X55R ini ternyata sudah memiliki hasil 3D yang sangat baik dengan harga $5,000. Nyaris sempurna, malah. Untuk uji coba 3D, seperti biasanya, lagi-lagi saya menggunakan film blu-ray Avatar. Hasilnya sangat mencengangkan. Nyaris tidak ada lagi efek crosstalk (double-vision) maupun flicker. Efek flicker hampir lenyap karena setiap mata mengalami kedipan secepat 240 Hz (total 480 Hz) dan efek crosstalk bisa dihilangkan karena adanya menu setting di proyektor dimana saya bisa meng-input ukuran layar, jarak tonton, serta jarak antar-mata secara lebih akurat dari model sebelumnya. Untuk meyakinkan diri bahwa sistim ini tidak saja hanya bekerja baik dengan Avatar (yang secara de facto dianggap sebagai blu-ray 3D dengan crosstalk terendah), saya coba juga dengan film Madagascar 3D serta Abraham Lincoln Vampire Hunter 3D. SPESIFIKASI • Brightness: 983 lumens (setelah dikalibrasi) • Contrast 50,000:1 - 2D (sama seperti tahun lalu) • Contrast 50,000:1 3D (tahun lalu hanya 38,000:1) • Algoritma 2D to 3D conversion yang baru (dan 3D ditampilkan dalam resolusi 4K) • HDMI input juga diperbaiki dibanding model sebelumnya, tidak nyangkut lagi • Panel LCD 480 Hz

audio video 31 Edisi 17/2013

• 2:1 Fujinon motorized zoom lens • Kemampuan vertical dan horizontal lens shift yang lebih dari merek lainnya • Umur lampu yang katanya bisa sepanjang 4,000 jam • Kacamata aktif 3D dengan kedipan 240 Hz untuk mengurangi flicker • Pengguna bisa memilih modul 3D Infra Red ataupun Radio Frequency tergantung kebutuhan


PENULIS

Semua Blu-ray 3D direproduksi dengan nyaris sempurna. Crosstalk hampir sama sekali tidak ada dan tetapi kadang masih terasa kedipan kacamata aktif meski sudah berfrekuensi 240 Hz per mata. Dimana proyektor sebelumnya saya hanya mampu menonton maksimal dua film 3D berturut-turut, saya coba menonton empat film 3D non-stop, sama sekali tidak terjadi kelelahan mata (eye fatigue). Sekarang giliran testing fitur konversi 2D ke 3D yang menurut JVC algoritma-nya sudah banyak diperbaiki . Saat ini relatif masih belumlah banyak blu-ray 3D (meski dikoleksi saya sudah ada sekitar 40-an judul). Ditambah lagi kalau harus membeli ulang film yang dirilis ulang dalam versi 3D akan sangat membebankan dompet. Dengan adanya 2D to 3D Conversion dalam proyektor ini, teoritis kita jadi tidak harus membeli ulang film-film yang sudah kita miliki lagi. Tetapi bagaimana kenyataannya? Surprise! Kenyataannya cukup baik dan malah amat sangat jauh lebih baik dari versi JVC sebelumnya. Tentu efek 3D yang “keluar” dari layar tidak bisa diemulasi dengan sempurna, tetapi dengan menggunakan Depth Control, saya bisa mengatur kedalaman efek konversi 3D dari berbagai blu-ray maupun DVD 2D yang saya miliki. Supaya “adil”, saya gunakan Avatar, Madagascar serta Abraham Lincon Vampire Hunter yang versi 2D-nya dan menyalakan 2D to 3D Conversion di proyektor ini. Ternyata hasilnya sangatlah

REVIEW

David Susilo

baik. Mungkin bagi penonton yang suka melihat film 3D dimana berbagai objek “keluar dari layar” dan “mencolok mata”, anda akan kecewa. Tetapi bila sang penonton, seperti saya, menyukai 3D karena efek kedalamannya (depth effect), anda akan sangat puas dengan konversi 3D ini. Terus terang untuk beberapa momen dari film Abraham Lincon Vampire Hunter dimana banyak benda dilempar ke arah penonton, saya malah lebih suka versi 2D to 3D Conversion daripada versi 3D aslinya. Ditambah lagi bagi penggemar film travelogue (film-film pemandangan keluaran IMAX, National Geographic, PBS, Discovery serta History Channel), 2D to 3D Conversion ini sangatlah efektif.a Kesimpulan JVC DLA-X55R bukan saja mengintroduksikan proyektor dengan kemampuan 3D brightness yang bisa menyaingi proyektor kompetitornya yang seharga tiga hingga empat kali lipatnya, tetapi juga memperbaiki kualitas 2D dan 3D dengan sangat nyata dari model sebelumnya baik dari segi keterangan gambar (brightness), akurasi warna, serta black-level yang mencengangkan dari proyektor seharga $5,000 ini. Ditambah dengan kemampuan upscaling ke resolusi UHDTV (4K) yang sangat baik, lampu proyektor berumur empat kali lipat model tahun lalunya, harga $5,000 ini terasa menjadi sangat terjangkau dan masuk akal untuk proyektor bekualitas 4K.

audio video 32 Edisi 17/2013


SHOWROOM LOEWE PERTAMA DI JAKARTA

S

VISIT

Bagi para pengguna elektronika khususnya jenis televisi, di tahun 80-an, maka nama Loewe tentunya sudah tidak asing lagi di telinga, bahkan televisi buatan Jerman ini tergolong produk mewah di Indonesia di masa itu.

PENULIS

Budi Santoso

emuanya dimulai di Berlin pada tahun 1923, dimana bersaudara Dr Siegmund dan David Ludwig Loewe, memperkenalkan produk yang menetapkan standar dengan inovasi baru, yang kemudian pada tahun 1931, Loewe meluncurkan pertama kali jenis televisi transmisi ke seluruh dunia. Kini kehadiran Loewe di Indonesia dengan membuka showroom di salah satu lahan PasiďŹ c Place – Jakarta, tentunya membangkitkan kembali brand asal Jerman ini yang sekaligus meluncurkan berbagai model TV LCD terbaru yang menggabungkan antara inovasi dan desain sesuai dengan individu masing-masing, dimana jaringan TV Loewe menawarkan aplikasi yang unik dan gambar yang meyakinkan kepada kedua

model produknya, yaitu 2D dan 3D. Hal ini juga dapat disesuaikan dengan keinginan pemiliknya, dimana lebih dari 2.160 pilihan dengan desain individu yang berbeda. Dalam acara yang digelar pada 29 Mei 2013 lalu, PT V2 Indonesia selaku distributor Loewe melaunching salah satu showroom di Jakarta dan memperkenalkan produk TV, termasuk jenis TV The Loewe New Connect ID yang merupakan rancangan TV keluarga yang hadir dalam dua versi (dengan atau tanpa DR Terpadu + perekam harddisk) dalam tiga ukuran layar berbeda (40, 46, dan 55 inci) – dengan dua belas kombinasi warna yang berbeda dan 30 pilihan set up yang unik. Dari bulan kedua tahun 2013, Lowe juga menawarkan kepada para pelanggan kesempatan untuk merancang produk yang sesuai dengan keinginan mereka. Atas dasar ini, maka dua belas pilihan frame dengan berbagai warna dan bahan, meliputi enam speaker eksklusif dan Sembilan warna panel belakang yang berbeda akan tersedia. Pelanggan juga dapat memilih LED Backlight yang mengelilingi set dan membuat Referensi ID Loewe agar tampak eksklusif saat di gantung di dinding.a

audio video 33 Edisi 17/2013


PENULIS

TEST

Wisnu

AV RECEIVER PIONEER VSX-921

AV receiver kualitas atas yang ideal dengan ruangan modern, bisa dicoba Pioneer VSX-921 ini.

K

etika tim Avi berkunjung ke Utama Audio, suatu butik audio di kawasan Mangga Dua Jakarta. Pak Budi Santoso, Pemred Majalah Audio Video, sempat berbincang-bincang dengan Pak Alim yang sangat ramah menyambut kami. Perbincangan mengenai trend per-audio-an yang marak saat ini di tempatnya. Menurutnya trend saat ini ada home theater yang bukan di ruangan khusus lagi. Maklum sekarang ini banyak eksekutif muda yang memilih tinggal di apartemen, yang meskipun mewah, tapi tidak lagi mempunyai ruangan khusus. Kamar tidur yang sering kali digunakan multi fungsi, bukan Cuma untuk tidur tapi sebagai tempat untuk menikmati sajian film ataupun music. Tentu tidak sembarangan perangkat audio yang bisa ditempatkan di sana. Ukuran speaker nya harus sesuai. Demikian juga dengan AV receivernya, harus digunakan yang memiliki spesifikasi yang tepat. PIONEER VSX-921 Untuk penikmat home theater, pasti tetap memilih menggunakan AV receiver yang

terpisah, meski saat ini banyak bermunculan HTiB yang kecil dan kompak. Wajarlah, ungkapan “ada harga ada kualitas”, tetap berlaku. Pioneer VSX-921, terlihat elegan, dengan balutan warna hitamnya. Dengan tomboltombol yang tidak terlihat banyak sehingga terkesan hi-end. Semua fungsi dipusatkan pada remote-nya. Memang tampak sekali Pioneer ini diciptakan untuk pengoperasian jarak jauh, tidak harus berdekatan dengan unitnya. Display yang menapilkan multi informasi, dibuat dengan desain yang besar, sehingga masih bisa terlihat dari jarak yang cukup. Layaknya perangkat modern yang harus memiliki kemampuan untuk berbagai input masa kini, satu input USB di sematkan di bawah panel depan. Melaui USB ini dapat dihubungkan berbagai perangkat seperti iPad atau iPhone. Bagi yang tidak mau pusing untuk setting dan percaya pada settingan desainer Pioneer, ada satu input mic yang di gunakan untuk setup VSX-921 ini. Meski demikian settingan manual tetap ada, supaya penikmat home theater yang mempunyai

audio video 34 Edisi 17/2013


style sendiri bisa menatanya sesual selera. PENGUJIAN Pada pengujian AV Receiver ini dipasangkan dengan speaker JBL series, yang ukurannya bisa dibilang mini, yang mudah digantung atau disisipkan di dinding tanpa menyita tempat. Tapi kualitas suaranya tetap bisa maksimal. Untuk gambar di hubungkan dengan proyektor ASK Proxima. Kami fokuskan pada suaranya, meski memang kami-pun terbawa suasana dalam film Die-Hard yang diputar. Tampak suara deruman mesin mobil dan juga helicopter yang mengejarnya terdengar alami dan seolah-olah ikut mengejar kami yang menonton. Sesekali desingan peluru dan dentingan pecahan terdengar. Cukup detail, tapi tak membuat telinga kami lelah untuk mendengarnya. Tak terasa sudah cukup lama kami menonton. System ini ditawarkan untuk memenuhi kebutuhan masa kini. Ruangan yang tidak terlalu luas, pendengar yang dekat dengan posisi speaker, dan juga yang ingin “menikmati’ sambil bersantai melepas kepenatan sehabis bekerja. Tapi tetap untuk kepastian perangkat yang akan diinstal di tempat anda, ada baiknya berkunjung langsung. Siapa tahu ada system lain yang malah lebih sesuai dengan kebutuhan.a

SPESIFIKASI POWER OUTPUT • Rated Power Output Stereo (20 Hz - 20 kHz, 8 ohms) : 75 W + 75 W (THD 0.2 %) • Rated Power Output Multi-ch : (1 kHz, 1 % THD) • Front (6 ohms) : 135 W/ ch • Centre (6 ohms) : 135 W • Surround (6 ohms) : 135 W/ch • Surround Back (6 ohms) : 135 W/ch • Maximum Power (RMS, 1 kHz, 10 % THD 6 ohms) : 160 W x 7ch AMPLIFIER DESIGN • Channels: 7 • Amplification Type : Direct Energy SOUND FIELD CALIBRATION • Phase Control : Yes (Plus) • Auto MCACC : Advanced (9 Band EQ) • Standing Wave control : Yes DSP DESIGN • Digital Core Engine : TI Aureus™

Tampilan panel belakang Pioneer VSX-921

audio video 35 Edisi 17/2013

• DAC / ADC : 192 kHz/24bit LICENSE/FORMAT FEATURES • Dolby Digital/Dolby Pro Logic II : Yes • Dolby TrueHD/Dolby Digital Plus : Yes • Dolby Digital EX/Dolby Pro Logic IIx/IIz : Yes • DTS/DTS 96/24 : Yes • DTS-HD Master Audio : Yes • DTS-HD High Resolution Audio : Yes • DTS-Express/DTS-ES/ DTS Neo:6 : Yes • Neural-THX Surround/ DTS Neural Surround : Yes LISTENING MODES • Advanced Surround Modes : 15 + 1 Modes*1 • Wide Surround : Yes AUDIO FEATURES • Virtual Height/Virtual Surround Back: Yes/Yes • PQLS with HDMI : Yes (Multi, 2ch) • Advanced Sound Retriever : Yes (Multi) • Auto Sound Retriver : Yes


PENULIS

TEST

Wisnu

AV RECEIVER MARANTZ SR 7007 Ketika berkunjung ke Butik Audio Excellent, pandangan kami terpaku kepada beberapa unit AV Receiver Marantz tipe SR 7007. Bukan hanya karena tampilannya yang begitu mewah, yang tidak seperti AV Receiver pada umumnya, tapi juga karena unitnya yang lumayan banyak. Dalam kamus saya, hanya satu kata “banyak” berarti “bagus”.

T

anpa banyak pikir, kami minta izin untuk mencobanya langsung di ruang theater Butik Audio Excellent. Di sana ada beberapa set speaker yang terpasang. Oleh kru Excellent, Marantz dipasangkan dengan speaker floorstanding yang berukuran sedang merek KEF, dvd player blu-ray, dan untuk konsumsi mata, sinyal video diumpankan ke proyektor Panasonic. Sambil menunggu semua siap kami mencermati bagian dari Marantz SR-7007 ini. Dari sisi muka yang terlihat jelas adalah tiga bundaran, kanan dan kiri tombol putar, sedang di sisi tengah merupakan display digital yang sekilas mirip dengan meter jaman

dulu. Ketika dicermati di sisi bawah tampak panel yang bisa dibuka untuk menyembunyikan beberapa tombol control dari Marantz ini, sungguh cerdik untuk membuatnya terlihat elegant. Sisi depan ini semua terbuat dari aluminium anodize hitam yang mewah. Kekuatan amplifier 7 kanalnya sebesar 125 Watt @ 8 Ohm untuk masing-masing kanalnya, sesuai untuk speaker floorstanding yang dipilih. Untuk yang suka hal yang lebih modern, Marantz juga menyediakan input USB, yang bisa dihubungkan dengan perangkat buatan Apple, dan juga terminal RJ45 yang bisa di link ke server ataupun langsung ke internet radio. Tapi untuk kami tetap yang namanya

audio video 36 Edisi 17/2013


AV Receiver kegunaan yang utama adalah untuk mendengarkan reproduksi music dari film. Meski di sediakan auto eq (Audyssey MultyEQ XT) yang memudahkan pengesetan di dalam ruang home theater, tetap kami memilih untuk setting secara manual. Tanpa memaikan equalizer. UJI COBA Film Avatar dengan format blu-ray dipilih untuk ujicoba kali ini. Dahsyatnya keindahan alam “fantasi” hutan Pandora, tersaji di depan kami. Sejenak kami terlena dengan kehalusan dan ketegasan dari gambar yang tersaji. Memang proyektor Panasonic ini layak juga mendapat acungan jempol, meski sebenarnya kami tidak sedang mereviewnya. Reproduksi suara dari Marantz ini kami simak juga turut ambil bagian dalam andil membuat kami serasa masuk menyatu ke dalam film Avatar. Adegan perjalanan menembus Pandora, hingga adegan ketika terjadi pertempuran tersaji apik. Demikian pula repro subwoofer yang membahana ketika terjadi ledakan di saat perang. Secara keseluruhan system yang ada sangat ideal untuk ruangan yang bisa dikatakan cukup besar ini. Tidak kedodoran, juga tidak over. Secara artistic untuk yang juga memikirikan tatanan perangkat di dalam ruangan, Marantz SR 7007 dapan memberikan nuansa yang elegan.

Tapi sekali lagi, sebelum pembaca memutuskan membeli, tidak ada salahnya berkonsultasi dengan para ahli di Excellent, agar yang dipilih adalah yang paling sesuai dengan kebutuhan. a SPESIFIKASI MULTI CHANNEL/ SURROUND • Number of Channels : 7.2 Channels • Audyssey : Audyssey MultEQXT, DSX, Dynamic EQ, Dynamic Volume • DTS : DTS HD Master Audio, HD High Resolution, ES Discrete/Matrix, Neo:6, 96/24 • Dolby : Dolby TrueHD, Digital, Digital Plus, Pro Logic IIz, EX • DSD(SA-CD)/NEURAL : Yes / SOUND ENHANCEMENTS • Current Feedback Topology : Preamplifier Stage • Discrete Amplification : Yes • Power Transformer : EI Core • D/A Conversion : 192kHz/24-Bit

Keluaran multikanal yang melimpah dari Marantz SR 7007 untuk sistem home theater

audio video 37 Edisi 17/2013

• Digital Signal Processing : Analog Devices ADSP21487 • Video Off (Pure Direct) : Yes • Source Direct : Yes • Chassis : Full Size • Variable X-over : Yes • Video Up-conversion : Yes (Analog Composite/Component Video to HDMI) • Auto Calibration by MIC : Audyssey MultEQXT (upgradeable to Pro by Installer) • AM/FM tuner : FM Tuner Only • Bass Management : Yes • Lip-sync (digital audio delay) : Yes • Software Upgradable : Yes (via Internet)


PENULIS

TEST

Budi Santoso

ROTEL RSP-1572 PROSESOR MULTIKANAL YANG ANGGUN Dalam menentukan sistem audio untuk home theater, banyak cara yang dapat dilakukan, terutama ketika menentukan perangkat AV receiver, dimana dapat menggunakan sistem terintegrasi atau dengan sistem yang menerapkan komponen terpisah.

S

eperti telah disinggung di atas, bahwa penggunaan sistem komponen separasi memang menjadi salah satu pilihan bagi sistem audio home theater, termasuk produk yang diuji kali ini merupakan sistem tersebut. Rotel RSP-1572 adalah piranti yang dikemas sebagai prosesor multikanal yang dapat dipadu dengan jenis penguat daya terpisah untuk menghasilkan tata suara surround dengan keluaran 7.1 kanal audio. Sebagai pre/prosesor multikanal. Rotel RSP-1572 dikemas dengan penampilan yang mewah, dimana sosoknya yang sedikit tambun, memang cukup mengecohkan kami, karena perangkat ini sudah include power ampliďŹ er, namun ketika kami lihat pada bagian panel belakang, tidak ada satupun jalur keluaran loudspeaker, yang ada hanya keluaran pre out untuk multikanal. Ini mem-

buktikan jika Rotel RSP-1572 ingin menyuguhkan performa yang pas untuk pengguna antusias. Tampilan mewah produk ini sebenarnya sudah tercermin dari panel depan yang terkesan eksklusif, dimana dukungan peraga LED yang cukup terang dipadu dengan tomboltombol pengatur soft-touch yang tersusun rapi, bahkan terdapat ďŹ tur yang jarang ada di perangkat sejenis adalah untuk pengaturan EQ model parametrik. Lain lagi jika Anda melirik bagian panel belakang Rotel RSP1572, maka akan terlihat jajaran jalur AV yang super lengkap, baik untuk analog maupun digital, termasuk koneksi HDMI yang kini sudah menjadi salah satu ďŹ tur paling diminati para pengguna sistem home theater. Rotel telah menerapkan standar HDMI 1.4 untuk RSP-1572, sehingga mampu dilewati

audio video 38 Edisi 17/2013


oleh sinyal 3D melalui layar Anda. Untuk pengujian Rotel RSP-1572 yang kami lakukan di butik British Audio yang mangkal di kawasan Mangga Dua Mall, didukung oleh perangkat lain yang terdiri dari power amplifier Rotel RB-1582 sebanyak tiga unit, karena amplifier ini merupakan jenis penguat daya stereo. Sedangkan untuk loudspeakernya digunakan sepasang front speaker Paradigm Studio 100, center speaker Paradigm CC-690, serta surround speaker Paradigm Studio ADP-590, dan sebagai reproduktor nada rendah digunakan subwoofer Paradigm Seismic 110. Menu Rotel RSP-1572 tergolong cukup mudah untuk dinavigasi, termasuk pilihan manajemen bass yang sangat baik. Meskipun pengaturan Frekuensi Besar / Kecil dan Crossover dapat diatur global, namun menu Advanced menawarkan pengaturan secara individu untuk mode audio khusus, termasuk Dolby, DTS, stereo, dan DSP. Dengan demikian, kita bisa memiliki speaker besar dan menggunakannya full-range untuk stereo, tapi bass dikelola untuk mode lainnya. Demikian pula, menu subwoofer memungkinkan pengaturan tingkat individu untuk berbagai pilihan format. Walau RSP1572 tidak memiliki auto-setup dan EQ room, namun secara manual, ukuran jarak antar speaker dapat dimasukkan dalam menu agar diperoleh hasil yang optimal.

Saat pengujian, Rotel RSP-1572 yang telah disetting terlebih dahulu membuktikan kualitas suara yang disuguhkan terkesan lembut tapi detilnya tetap terjaga dengan baik, sehingga suara vokal tersimak tegas dan jelas, sedangkan efek surround yang dihadirkan memiliki bobot sama besar di masing-masing kanal, ini tentunya sangat mempengaruhi kualitas suara secara keseluruhan, apalagi didukung oleh subwoofer Paradigm Seismic 110 yang mampu member kontribusi besar dalam reproduksi efek suara infra rendah. a SPESIFIKASI • +7.1-channel preamp output (with dual center and sub outs) • +6 HDMI v1.4 inputs, 2 outputs • +Transcodes component and composite video to HDMI • +Upconverts lower-rez analog video up to 1080p format over HDMI • +Decodes Dolby TrueHD, DTS-HD Master Audio; includes Dolby IIx/z surround, 4 proprietary music-DSP modes

• +10-band parametric EQ by individual channel • +Textual onscreen setup menus • +Assignable zones 2-4 (composite video/stereo audio) • +USB-storage, iPod, and Bluetooth audio (using supplied dongle) playback via front-panel USB port • +Dedicated remote control • +IR in/out (4/6), 12-v trigger (6), RS-232 serial connection (via RJ-45 port) • Dimensi 17 x 5.6 x 13.5 in; 21.4 lb

Sang prosesor dengan fitur melimpah untuk jalur AV in/out yang kompatibel dengan berbagai power amplifier

audio video 39 Edisi 17/2013


PENULIS

TEST

Budi Santoso

ANYSING SM-302 SONIC MAXIMIZER PENYEMPURNA SISTEM KARAOKE DAN PERANGKAT AUDIO Istilah Sonic Maximizer mungkin sudah tidak asing lagi di telinga para pengguna audio profesional, namun manjadi sesuatu yang unik untuk sebuah sistem audio rumah. Tapi bukan tanpa alasan kalau perangkat tersebut dapat digunakan sebagai piranti upgrade suara yang tentunya akan menyuguhkan sesuatu yang spektakuler.

D

alam sebuah sistem karaoke, banyak cara yang dapat dilakukan untuk dapat dihasilkan kualitas audio dengan performa optimal, salah satunya dengan menambahkan perangkat pengolah sinyal audio yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas secara keseluruhan. Anysing SM-302 menjadi salah satu pitanti yang patut dilirik keberadaannya, karena alat yang satu ini diklaim dapat memperbaiki atau memulihkan sinyal audio yang lemah alias mendem agar menjadi lebih tegas kembali. Saat pengujian Anysing SM-302, kami menggunakan beberapa perangkat audio standar seperti ampliďŹ er karaoke dan speaker karaoke yang juga masih besutan Anysing, dimana posisi Anysing SM-302 dipasang sebelum ampliďŹ er, yaitu langsung dari mesin player. Ketika kami coba untuk memainkan music karaoke, dalam posisi by pass, alunan

music yang tersaji memang sudah cukup dinamis, dimana keseluruhan bunyi instrumen terdengar jelas namun masih terkesan loyo. Hasilnya sangat berbeda ketika kami aktifkan fungsi Anysing SM-302, dimana kontur suara sudah terdengar sangat atraktir, alunan music menjadi memiliki bobot dan lebih dinamis. Dengan pengaturan pada bagian low mixer ketika kami coba diputar dari po-

audio video 40 Edisi 17/2013


sisi soft ke tight, music menjadi semakin gesit, sehingga tidak ada kesan kedodoran, bahkan gebukan bas menjadi semakin solid dan bulat, dengan tingkat ketetatan yang meningkat. Begitu juga ketika kami atur pada bagian high mixer, suara frekuensi tinggi menjadi semakin smooth, sehingga dinamikanya terimbangi secara nyata, dari jangkauan frekuensi secara keseluruhan, apalagi kesempurnaan suara akan sangat matching ketika diatur knob Tune, sehingga tonal balance yang dapat terjaga dengan baik dengan tingkat dinamika yang tinggi. Dari hasil pengujian Anysing SM-302, terbukti kalau piranti yang satu ini memang member kontribusi besar dalam memantapkan kualitas suara secara keseluruhan, tidak saja kontur suaranya yang semakin jelas, tapi juga menghasilkan bobot suara yang dinamis. Bahkan dengan pengaturan yang akurat, maka akan diperoleh kualitas music yang gesit dan smooth.a

SPESIFIKASI • Connecting Ends XLR ( balance ) and ¼ ” jack ( unbalance) • Impedance 50K Ohm ( balance) 25K Ohm ( unbalance) • Max Exposure + 21dB ( balance) and ( unbalance ) • Repellent Ratio 40 db> 50 dB @ 1KHz • Audio Frequency Output • Connecting Ends XLR ( balance ) and ¼ ” jack ( unbalance) • Impedance 50K Ohm ( balance) 25K Ohm ( unbalance) • Max Exposure + 21dB ( balance) and ( unbalance ) • System Specs • Bandwidth 20Hz to 20KHz + 0/ -0.5dB • Frequency Response 0.4Hz to 220KHz + 0/ -3dB • Noise > -95dB, unweighted, 22Hz to 22KHz • T.H.D 0.009% TYP.@ + 4dB , 1KHz. Gain 1 • 0.041% TYP.@ + 20dB , 1KHz.

Gain 1 • I.M.D 0.01% TYP. SMPTE • Crosstalk < -100dB, 22Hz to 22Khz • Bass Processor • Mode ( “ Dual Mode Bass Processor ) • Low Mix Variable • Multiband Processor • Mode Imlinearity • Mid Frequency Mix Ratio Variable • High Frequancy Mix Ratio Variable • IN/ OUT Control Led Bypass • Power Source Input • AC Voltage 220VAC 50Hz – 60Hz • Fuse 500 mA • Power Consumption 15 watt • Package • Dimention ( W.430mm X D. 165mm X H. 44mm ) • Net Weight 2.3 Kg • Gross Weight 3.0 Kg

Prosesor maximizer Anysing yang siap untuk RCA dal XLR

audio video 41 Edisi 17/2013


PENULIS

AMIDAS

MIKROPON KARAOKE BUKAN MIDI Jenis mikropon yang include program karaoke sudah sejak lama dikenal, bahkan beberapa vendor telah meluncurkan jenis perangkat tersebut dengan beragam fitur yang dapat diaplikasikan sebagai mikropon yang juga merupakan mesin player karaoke.

TEST

Budi Santoso

U

ntuk produk yang satu ini, memang sepintas terlihat hanya mirip dengan mikropon biasa, apalagi bentuknya tergolong standar, tapi siapa sangka kalau produk besutan Amidas ini merupakan jenis mikropon karaoke yang ditanamkan mesin pemutar karaoke. Dari penampilannya. Amidas didukung oleh casing mik dengan pilihan warna cukup variatif, dari warna silver, gold, silver pink, maupun hitam. Pada paket pembeliannya, Amidas dilengkapi dengan sebuah mikropon yang ditunjang oleh kabel koneksi sepanjang 5 meter, sebuah adaptor ac to dc, serta sebuah kartu memori jenis SD. Kabel mikropon tersebut merupakan multi kabel yang tidak saja untuk dihubungkan ke amplifier, tapi juga disiapkan jalur video komposit serta jalur catu daya DC. Pada bagian mikroponnya, terdapat beberapa tombol fungsi yang sangat berguna untuk bernavigasi saat berkaraoke. Saat pengujian, kami menggunakan perangkat audio karaoke keluaran BMB, baik amplifier maupun loudspeakernya. Sebelumnya Unit mikropon Amidas kami masukkan SD audio video 42 Edisi 17/2013

card pada slot yang terdapat di bawah mic, dimana paket ini disediakan kartu memori SD dengan kapasitas 16 GB, kemudian pada ujung kabel mic, terdapat colokan model RCA, untuk warna putih dan merah dihubungkan ke amplifier, sedangkan untuk warna kuning dihubungkan ke monitor TV. Kelistrikan Amidas didukung oleh sebuah catu daya terpisah. Ketika semua perkabelan telah terhubung dengan baik, kami coba tekan tombol power yang terdapat disalah satu sisi mikropon, dan secara langsung terlihat menu yang tertampil di monitor, Amidas siap digunakan. Dengan memilih tombol “menu” maka akan terlihat tampilan submenu dengan menawarkan sistem pencarian lagu yang tersimpan di kartu SD. Secara implisit, tombol angka yang ada di mikropon dapat digunakan sebagai “tombol cepat” untuk menjalankan fungsi karaoke, seperti saat mene-


kan tombol angka 1 yang berfungsi untuk menampilkan atau mematikan suara vokal, atau tombol angka 2 yang berfungsi untuk memainkan lagu berikutnya. Dalam pemilihan atau request lagu karaoke, kami cukup dimudahkan dalam hal searching, dimana dapat dilakukan berdasarkan nama artis atau judul lagu, bahkan secara alphabetis, secara otomatis akan menampilkan susunan artis/lagu sesuai dengan keinginan. Yang cukup menarik dari sistem karaoke mikropon kali ini adalah sajian lagu karaoke yang dihadirkan setara dengan format mpeg yang biasanya terdapat pada format VCD, sehingga musik dan lirik dapat menampilkan musisi aslinya, dimana untuk mesin Amidas ini setiap lagu karaoke telah dikonversi dalam format berekstensi LMV. Dengan kapasitas sebesar 16 GB memang tidak dapat menampung sampai ribuan lagu dibanding dengan format Midi yang ukurannya kecil-kecil, tapi untuk berkaraoke, Amidas lebih mengasyikkan, karena disuguhkan iringan dari instrumen music yang asli. Namun kami tidak merasa kecewa, karena kemudahan dalam proses menggonta ganti

kartu SD, memungkinkan simpanan data lagu dapat dipisahkan secara proporsional. Misalnya untuk lagu-lagu barat dan Indonesia dipisah dalam kartu SD yang berbeda. Untuk menambahkan lagu baru atau upgrade, mesin Amidas menyediakan software aplikasi konversi yang dapat merubah format audio video lain diubah menjadi format LMV agar dapat di baca pada mesin tersebut, walau proses konversi hanya dapat dilakukan melalui PC. Soal kualitas suara, Amidas mikropon ternyata tidaklah murahan, terbukti saat kami mencoba olah vokal saat berkaraoke, hasilnya cukup representative, dimana ketebalan vokal maupun efek echo disajikan nyaman di telinga, tidak ada kesan digital yang dominan, sehingga kami berkeyakinan bahwa mesin Amidas yang tergolong mobile ini tidak kalah dengan mesin karaoke kelas pro yang ada di tempat hiburan karaoke pada umumnya.a

Paket lengkap mikropon Amidas yang siap tempur untuk karaoke dimanapun anda berada

audio video 43 Edisi 17/2013


PENULIS

HI END

Tjandra Ghozalli

MENYIMAK HANGATNYA VOKAL LUQMAN HAMZA Ternyata piringan hitam (vinyl record) masih disukai audiophile, terutama yang senior.

M

emang ada suatu kehangatan tersendiri di balik suara repro piringan hitam. Di dalam dunia hobi - menyukai produk jadul bukan hanya terjadi di dunia audio tetapi juga di dunia otomotive. Penggemar mobil klasik pasti akan bercerita betapa nikmatnya getaran setir mobil

tua yang tanpa power steering. Demikian juga para audiophile senior menyukai warna vokal vinyl yang basah disertai bunyi pop noise, bak popcorn yang berbunyi pletak-pletuk. Bulan silam kami

audio video 44 Edisi 17/2013

Djon Welly


bertandang ke sejumlah butik high end di kawasan Mangga Dua Mal, di antaranya Victoria yang dikomandoi oleh Lukito. Victoria sudah belasan tahun berkecimpung di dunia high end membuatnya dikenal oleh kalangan audiophile terutama yang berdomisili di Jakarta. Dalam kunjungan kali ini, saya disuguhkan seperangkat audio equipment: • Turntable • Cartridge • Phono Preamp • Preamp • Power Amp • Perkabelan • Lodspeaker

: Nottingham Analog Dais : Dynavector XXL-MkV : Whest Audio MC Ref V (mono blok) : Mc Intosh Mc 22 : Mc Intosh Mc 601 : Audionce AU 24c : Harberth Super HL-5

HARBERTH SUPER HL-5

• Transducer system:3-way reflex 200mm RADIAL� bass/mid, 25mm tweeter, and 20mm SuperTweeter. • Freq. Response:40Hz 24kHz +/-3dB, free space, 1m with grille on, smooth off-axis response. • Impedance:6 ohms easy to drive. • Sensitivity:86dB/1W/1m • Amp. Suggestion:Works with a wide range of amplifiers, ideally from 25W/ channel. • Power handling: 150W programme • Connector:Four 4mm gold-

audio video 45 Edisi 17/2013

plated binding posts for wires or plugs (biwireable) • Dimensions (hxwxd):638 x 322 x 300mm • Finish:Cherry, eucalyptus, rosewood, gun grey, arctic white, jet black.. • Space needs:Overall response optimised for use away from walls. • Stands:To bring ears level with tweeters: typically 16-20 inches. • Weight:17.2kg each, unpacked • Packing:Single speaker per protective carton


PENULIS

Khusus preamp Mc Intosh Mc 22 adalah produk tipe lama yang sengaja diproduk ulang secara terbatas dalam rangka HUT Mc.Intosh ke 50, sehingga produk ini tidak ditampilkan di web-site Mc Intosh. Pre amp Mc Intosh Mc 22 pernah menjadi preamp legendaris di dekade 50 hingga 60 an. Pada mulanya kami menguji coba dengan menggunakan speaker Harberth Monitor 30.1, namun karena terlalu kecil untuk sound room Victoria maka diganti dengan yang agak besaran, Harberth Super HL-5. Ada sejumlah album lagu yang kami jadikan referensi dari bedah sistem kali ini.

HI END

Tjandra Ghozalli

MICHAEL RUFF

Album ini berjudul Speaking in Melodies dalam nomornya “What Kind of World”. Michael Ruff memiliki vokal berciri khas yang tidak terlalu berat maupun ringan. Vokal Michael Ruff seringan Phil Collins. Dalam “penerawangan” kami, terkesan sistem ini mempunyai tanggapan frekuensi yang datar. Apa yang direpro sungguh polos tanpa ada penambahan apapun. Apabila anda menyukai “kejujuran” - kiranya sistem inilah yang paling tepat bagi anda.

produksi rekaman vinyl ini. Suara Diana tak lepas dan bunyi instrument juga tak terbuka, Apakah yang terjadi? Perangkat keras atau vinyl bermasalah? LUQMAN HAMZA

Namanya familiar seperti nama orang Indonesia, Luqman (Lukman) Hamza (Hamzah). Tetapi dia asli orang kulit hitam kelahiran Amrik. Judul lagu yang kami putar “Born to be Blue”. Ketika suara lantang menyerang kami – ketika itu juga kami tahu bahwa asap pada Diana Krall berasal dari kualitas vinyl recordnya sendiri yang kurang bagus. Ternyata pada album Luqman (331/3 rpm) reproduksi vokalnya lantang terbuka penuh timbre., stagingnya juga mantap tidak bergeser walau kepala kita miringkan 10 cm ke kiri atau ke kanan dari posisi sweet center. Saya suka album vinyl Luqman ini, bukan saja lagunya asyik tetapi rekamannya bagus.banget. Kebetulan album Hamza

DIANA KRALL

Album Diana Krall “From This Momention” dalam nomornya “Isnt This a Lovely Day”. Saya merasa ada kabut pada reaudio video 46 Edisi 17/2013


WHEST AUDIO MC REF V

• Pure Class-A discrete • Dual mono gain-block design • 20 discrete voltage regulators per channel • High current and high voltage • 52dB -69dB in 4 steps (MM optional) • 6 load and capacitance settings • Hand selected parts used throughout

NOTTINGHAM ANALOG DAIS

• Bearing: Oil pumping type bronze • Dimensions (mm): 190W x 150D x 80H • Overall weight: 80lbs • Supplied without tonearm (please contact us for a package deal)

teridiri dari dua piringan – yang satu 331/3 rpm dan satu lagi 45 rpm. Kami putar album Luqman Hamza “Until The Real Thing Come Along” dalam format 45 rpm. Untuk itu susunan belt turntable Nottingham dipindah ke posisi 45 rpm. Kami simak vokal Luqman terepro lebih lantang dengan desis permukaan lebih sedikit dan bergeser ke frekuensi lebih tinggi. Rekaman 45 rpm mengandung unsur rekaman yang lebih detil, ini terkesan nyata pada warna vokal tenggorokan Hamza yang lebih nyata.

MC INTOSH MC 601

ELECTRONIC • Power Output per Channel : 600W @ 2, 4 or 8 Ohms • Number of Channels : 1 • Total Harmonic Distortion : 0.005% • S/N below rated output : 124dB • Dynamic Headroom : 2.1dB • Damping Factor : >40 Wideband • Rated Power Band : 20Hz to 20kHz • Frequency Response +0,-0 .25dB : 20Hz to 20kHz • Frequency Response -3dB : 10Hz to 100kHz CONTROL • Remote Power Control : Yes • Multi Channel DB25 Cable : N/A GENERAL • Circuit Configuration : Quad Balanced • Circuit Design : Transistor • Mono Bridge : N/A KESIMPULAN

• Mono Parallel : N/A • Autoformer : Yes • Meters : Yes • Meter Light Switch : Yes • Balanced Input : Yes, and output • Front Panel : Glass with handles • Illumination : LED Fiber Optic • Chassis Style : Open Stainless Steel • Gold Plated Binding Posts : Yes, New Style McIntosh W WEIGHTS & D DIMENSIONS • Dimensions (W x H x D) : 17-1/2” (44.45cm) x 9-7/16” (23.97cm) (including feet) x 22” (55.88cm) (including front panel, handles and cables) • Weight : 93 lbs (42.18 kg) • Shipping Weight : 126 lbs (57.15kg)

Tata suara racikan Victoria unggul dalam kepolosan suara dimana suara reproduksi tidak mengalami penambahan tone apapun. Kejelasan artikulasi vokal yang bagus sekali. Dan gejolak transien tersalur utuh tanpa ada corruption. Staging almost stable.a

audio video 47 Edisi 17/2013


PENULIS

HI END

Tjandra Ghozalli

REAL EXCELLENCE AUDIO EQUIPMENT

B

erbarengan kunjungan kami ke butik Victoria, kamipun mampir ke Excellence Audio yang berlokasi juga di Mangga Dua. Mal atau M2M. Kebetulan sang bos Charlie lagi ke London, jadi kami

dilayani oleh sdr Billy. Excellent Audio punya butik besar dengan ruang dengar stereo dan home theater yang terpisah. Oleh Billy kami di sajikan perangkat:

audio video 48 Edisi 17/2013


Fidelity AMS yang “segede bagong” dengan berat lebih dari 100 kilo!! Terlihat dari kabinet luar, power amp ini dikerjakan secara rapih dan teliti. Kulit kabinet terbuat dari aluminium setebal 1,2 cm tampak kokohnya bukan main. Kami dipersilahkan memilih beberapa album CD. Kami memilih 3 album

JM LABS FOCAL SCALA UTOPIA

• CD Player • Pre Amp • Power Amp

: Musical Fidelity AMS : Musical Fidelity Prima : Musical Fidelity AMS (pure class A / 2 x 100 W) • Loudspeaker : JM Labs Focal Scala Utopia • Power Regulator: Isotek Titan

Oleh karena semuanya solid state maka pemanasan cukup 3 menit untuk memulai pengujian reproduksi suaranya. Yang sangat berkesan penampilan power amp Musical

• Type : 3-way floorstanding bass-reflex loudspeaker • Frequency response (+or3dB) : 28Hz - 40kHz • Low frequency point : 24Hz • Sensitivity (2,83 V/1 m) : 92dB • Nominal impedance : 8 Ω • Minimum impedance : 3.1Ω • Crossover frequency : 250Hz/2200Hz • Recommended amplifier power : 40 - 500W

audio video 49 Edisi 17/2013

• Dimensions (HxWxD) : 49-1/8 x 15-1/2 x 16-3/8 • Net weight : 187.4lb (85kg) • Drivers : 11” (27cm) W woofer Power Flower 6-1/2” (16.5cm) W midrange IAL2 pure Beryllium inverted dome 1” (27mm) tweeter • Type : Floorstanding loudspeakers • Surface : up to 40 m2


PENULIS Tjandra Ghozalli

HI END

PRE AMP: MUSICAL FIDELITY PRIMA

• Description: Tubed, two-channel line preamplifier. Tube complement: 14 ECC81. Frequency response: 5Hz–50kHz, –0.5dB. Maximum output: 32V RMS. Output impedance: 600 ohms. Input impedance: 150k ohms, line inputs centertapped. THD+noise, 20Hz–20kHz: <0.005% typical. Signal/noise: >105dB (no reference level quoted). Input sensitivity (full output): 8V. Overload margin: 30dB. Channel separation: 105dB • Dimensions: 18.8” (483mm) W by 5.9” (150mm) H by 16” (410mm) D. Weight: 37 lbs (16.8kg). • Finishes: Silver, Black.

CD - sebagian kami pilih karena kami sudah familiar lagunya. Inilah dia: THE GREATEST BASSO The Greatest Basso dalam nomornya The Moon Reperesence My Heart, sebuah lagu Mandarin yang sangat populer dilantunkan oleh Ming Chin dalam albumnya The Greatest Basso (Vokal Bass Hebat). Vokal Ming Chin direpro oleh perangkat ini begitu sempurna. Vokalnya tidak terlalu berat namun empuk sehingga tersimak wajar. Pada kebanyakan sistem tata suara (apalagi yang pakai subwoofer) sering kali vokal Ming Chin direpro terlalu over weight. Seakan mulut Ming Chin terpisah dari tenggorokannya, aneh kan?

POWER AMP: MUSICAL FIDELITY AMS

PERFORMANCE • Power output: 50 Watts per channel into 8 Ohms (17 dBW) • THD(+ noise): <0.006% typical • Signal to Noise Ratio: >110dB • Frequency Response: +0, –0.4dB, 10Hz to 40kHz INPUTS • 1x RCA Phono Line Level • 1x Line level XLR Balanced GENERAL • Dimensions - WxHxD (mm): 483 x 325 x 460 • Weight (unpacked / packed): 60 kg / 65 kg

NORAH JONES Norah Jones adalah album kedua berjudul “Come Away With Me” dalam nomor “Don’t Know Why” Siapa yang tak kenal warna suara Norah yang khas? Rada serak basah. Kami simak vokal Norah direpro cukup tebal dan terbuka. Kami sudah familiar dengan vokal Norah sehingga kami sedikit banyak mengetahui “kewajaran” dari reproduksi perangkat ini. Yang sulit adalah merepro bunyi “esser” atau sibilans yang halus tetapi mampu merepro bunyi cymbal yang keras. Ternyata

audio video 50 Edisi 17/2013


kedua karakter bunyi yang berbeda itu dapat direpro oleh sistem ini. MUSIC IN THE ORIGINAL MARANTZ AGE Music in The Original Marantz Age Ini album layak dimiliki oleh setiap audiophile. Karena di dalamnya terkemas lagu dan musik hebat hasil rekaman jadul dari dekade 50 hingga 60 an.. Nomor pertama “I ne Got My Love To Keep Me Warm” sebuah permainan big orchestra oleh Hollywood Bowl Symphony. Rekamannya walau sudah tua, bagus bukan main. Reproduksi instrument brass (trumpet, sax) penuh timbre. Stereo imagenya melebar dan megah. Bunyi perkusi nada tingginya transparant, sungguh mengasyikan. Nomor kedua “I Can’t Give You Anything But Love” sebuah nyanyian yang dibawakan oleh Judy Gartland yang direkam secara live di Carnegie Hall.. Judy mampu membawa kami ke era 50 an di mana ketika itu Broadway New York setiap malam ramai dikunjungi wisatawan untuk menonton drama musikal jazzy. Nomor ketiga kami putar Billy Vaughn dalam nomornya “Loving String”. Siapa yang tak kenal orkestra Billy Vaughn? Seperti halnya Paul

CD PLAYER: MUSICAL FIDELITY AMS

• plays CDs, CD-Rs, and CDRWs • 192kHz/24-bit Delta-Sigma dual differential 8X oversampling DAC • optical digital, coaxial digital, and USB (type B) inputs for a computer allow player to be used as a stand-alone digitalto-analog converter • choke-filtered power supplies reduce unwanted AC noise for a low noise floor • repeat and program play with direct access from the remote control • forward and reverse skip and search functions • full-function remote • display dimmer • optical and coaxial digital outputs • balanced stereo XLR outputs

• stereo RCA outputs • signal-to-noise ratio greater than 117dB (Aweighted) • channel separation: greater than 105dB (2020,000Hz) • total harmonic distortion: less than 0.003% (1020,000Hz) • frequency response: 1020,000Hz (-0.2dB) • total correlated jitter: less than 135 picoseconds peak to peak • detachable AC power cord • 17-3/8”W x 4-7/8”H x 15-11/16”D • weight: 24.7 lbs.

Mauriat yang datang belakangan, Billy Vaughn adalah musik “easy listening” yang hebat dan disukai banyak golongan. Kami simak permainan brass Billy tersimak kaya akan harmonik tidak polos melain-kan penuh detil. KESIMPULAN Perangkat racikan Excellence Audio menyajikan reproduksi suara yang megah dalam luas stage maupun kekayaan timbre. Gejolak dinamikanya juga luar biasa yang mampu memukau orang di permulaan lagu. Walaupun terkesan megah, perangkat ini mampu menjaga proporsi tonal balance dalam batas kewajaran.tidak ada yang over dosis. Sistem ini termasuk one of the best yang pernah kami kunjungi di M2M.a

audio video 51 Edisi 17/2013


PENULIS

HI END

Tjandra Ghozalli

DWR TECHNOLOGY MENGUTAMAKAN LIVE MUSIC Filosofi rancangan sebuah sistem audio tidak selamanya sama. Ada yang mengutamakan “kejujuran penyimakan” (truth listening), ada yang mengusung “kerincian suara” (sound accurate), ada yang mengutamakan “keindahan musik” (musical fidelity). Dan DWR Technology mengutamakan “musik hidup” (live music). audio video 52 Edisi 17/2013


torium ataupun ruang konser dengan mengembalikan produksi (re-produksi) rekaman music sesuai / mendekati aslinya ke ruang dengar normal dengan apa adanya (dengan sofa, perabotan, dinding asli dsb sebagai akustik secukupnya & seperlunya) melalui tatanan audio music system yang tersetting baik dan tertala akurat.. Berbarengan dengan kunjungan kami ke sejumlah butik high end di M2M (Mangga Dua Mall). Kami sempat mampir ke.. A Place of Music Lovers, The Reference, butik audio dan music bersinergi, milik bung Djon Welly. Beliau inilah satu satunya pemerkasa produk “made in Indonesia” dengan lokasi di Mangga Dua Mall Lantai 1 no20A. Di dalam butiknya ini ada ruang dengar yang cukup padat isinya dengan perangkat tata suara buatannya Pada kunjungan kali ini kami disuguhkan seperangkat sistem tata suara yang terdiri dari: • CDT Player

: AN Transport Balance (modifikasi penuh) • DAC : DWR Technology DAC Tube Balance • Pre Amp (vacuum tube) : DWR Technology Pre Balance • Power Amp (mono block) : DWR Nakula Sadewa NS-180 Power Balance • Loudspeaker : DWR Aria Maxima Black Diamond Bookshelf 2ways

POWER AMP NAKULA SADEWA NS-180

A

dalah Djon Welly sebagai penggagas sekaligus CEO dari DWR (Djon Welly Reference) Technology yang menargetkan live music sebagai acuan yang dapat dipercaya (Reality As A Reference). Sesungguhnya, orang membeli rekaman musik, bukan untuk menyimaknya di dalam studio (atau membuat ruangan kita seperti studio produksi rekaman yang terlalu penuh redaman, treatment dan sebagainya), melainkan di dalam ruang cafe atau audi-

• Balance Solid state • Bipolar Class AB1 • Output power : 80 watt / channel • Switchable Inputs : 1pair xlr & 1pair rca • Outputs for vertical bi-amp capable : 1pair xlr

Perlu diketahui sistem ini menggunakan hubungan balance mulai dari CD player – DAC - Preamp – hingga ke Power amp. Hubungan balance memiliki bidang dinamika lebih luas dan ground noise lebih rendah. Dalam keadaan silence mode, hubungan

audio video 53 Edisi 17/2013


PENULIS

HI END

Tjandra Ghozalli

balance lebih senyap dari pada hubungan unbalance. Ini disebabkan interferensi noise yang berasal dari luar akan tereliminir dengan sendirinya dengan sirkuit topologi true&fully balance yang lebih baik, dan koneksi interkonek kabelnya pun memakai konektor XLR (jalur +, - dan ground yang terpisah, sehingga kabel pun bisa dipakai jauh bisa lebih panjang dan sangat mengurangi interferensi noise dan hum). Secara teknis, fully balance dengan koneksi xlr, lebih baik daripada memakai konektor RCA (unbalanced) yang pin tengah adalah + dan ring luar adalah ground, sehingga lebih rentan pada hum dan noise apalagi kalau dipakai terlalu panjang. Seperti yang sudah kami katakan dari awal bahwa filosofi rancangan dari DWR Technology adalah “live music” yang mengutamakan bidang dinamika yang lebar terbebas dari kliping atau pemenggalan amplituda. Untuk itu kami mengambil sejumlah album CD dari berbagai genre (vocal jazz standard, vocal & classic orchestra, jazz fusion, blues rock) untuk mengevaluasi kehandalan perangkat karya bung Djon Welly ini. ERNESTINE ANDERSON. “Never Make You Move To Soon” , 1980, dalam nomor bekennya “What a Difference a Day Made”. Kami simak vokal Ernestine melantang gamblang dengan ciri khas penyanyi wanita kulit hitam. yang penuh emosi. Terkadang Ernestine berteriak dan gejolak ini mampu diikuti oleh perangkat audio DWR Technology tanpa hambatan. Untuk rekaman ini, bila gain diturunkan maka biasanya cakupan dinamika menjadi lebih terbatas dengan detil tetap terjaga. Bila gain bertambah maka dinamika turut

bertambah luas namun suara menjadi “sedikit kasar”. Tapi inipun juga tergantung dari kualitas recording. Untuk recording era lama yang direkam dengan kualitas cukup baik seperti album Concord, karakter rekaman dikeluarkan oleh system ini dengan jujur bersama dengan resolusinya yang kurang tinggi (“sedikit kasar”) daripada resolusi rekaman sekarang. Tapi disisi lain, melalui system ini akan terasa lebih punya soul, musical dan involving. Nothing perfect, but if it still a honest neutral natural system is better. JOSH GROBAN. In Concert 2002, “O Holy Night”. Vokal Josh yang spesifik dan full orchestra yang membahana segera memenuhi ruang dengar. Vokal Josh tidak terlalu bariton dan mampu direpro oleh perangkat karya bung Djon tanpa terkesan keberatan. Pada beberapa tata suara yang pernah kami uji sering terjadi “over weight” pada vokal Josh. LEE RITENOUR Musisi jazz progressive dalam albumnya “Overtime” (live in studio) 2004, membawakan nomor “Night Rhythm”. Permainan drum, gitar melodi dan gitar bass yang lincah terkesan dinamis, mampu diikuti oleh perangkat DWR Technology tanpa terkesan kedodoran. Benar-benar rhythmnya mampu membuat kaki kami berdetak mengikutinya. Transient petikan gitarnya terasa “kehangatannya” di telinga dan disusul dengan serobotan saxophone yang juga dinamis. Sebagai produk “made in Indonesia” kami merasa bangga atas karya bung Djon Welly ini.

audio video 54 Edisi 17/2013


PATRICIA BARBER Album live at The Green Mill – Companion, 1999. Apa jadinya kalau nomor “Black Magic Woman” yang biasa dilantunkan oleh Santana, kini dilantunkan live di café oleh musisi wanita Patricia Barber? Nah ini dia yang menjadi menu penutup uji dengar kami. Ternyata Patricia memiliki charisma vocal dan Hammond B3 Organ tersendiri dalam lagu yang dibawakannya ini. Pukulan gendangnya terasa sekali eksistensinya dan bunyi ayunan perkusi karakasnya serta betotan contrabass penuh power. Saya rasa permainan musik pengiring Patricia tidaklah kalah dari permainan Santana KESIMPULAN Kami berkesimpulan kalau racikan bung Djon ini cukup mumpuni. Bersandarkan pada target “live music” perangkat ini mampu membawa kita ke kafe atau ke ruang pertunjukan s/d Java Jazz Festival dengan nyata. Sesungguhnya “live music” adalah demikian. Tidak seperti di dalam studio rekaman yang serba bersih.

DWR TECHNOLOGY BALANCE DAC TUBES

• 24 bit 192 khz • 2 tubes 6DJ8 double triode class A output • Digital Input switchable : 1 xlr and 1 rca input • Analog Outputs switchable : 1 pair xlr and 1pair rca

DWR TECHNOLOGY ARIA MAXIMA BLACK DIAMOND LOUDSPEAKER

• Type : 2 Ways bookshelf • Box : Bass reflex • Port location : Back ported • Driver Woofer : 6,5” polypropylene long throw surround rubber • Driver Tweeter : 1” dome polypropylene • Freq. response : 45hz-22kHz • Efficiency : 92dB • Impedance : 4 Ohm • Binding post : 2pair 5 ways binding post

• Wire : Bi-wire able (or Bi – amp able) • Internal wires : Oxygen Free Copper wires • Finish : Black Piano finish with lacquer multiple coated • Range power : 5-200 watt RMS/ch • Size : 21.5x26x33 cm (LxDxT) • Crossover point : 3000 Hz

DWR TECHNOLOGY BALANCE PRE AMP TUBES

• 4 tubes 6SN7 double triode class A • 1 tube 6X5 for power supply section • 3 inputs, 1 pair fully balance xlr and 2 pair single ended rca • 2 outputs, 1 pair fully balance xlr and 1 pair single ended rca

audio video 55 Edisi 17/2013


PENULIS Dini

GADGET

FOCUS

GOOGLE GLASS

BEKERJA LEWAT MATA DAN SUARA

K

onsep Go to Beyond untuk kehidupan sehari-hari nampaknya semakin menjadi kenyataan. Aplikasi beberapa kegiatan seperti memotret, nge-net, merekam video dan lain-lain jauh lebih praktis. Bukan lagi mengandalkan jemari, namun cukup dengan mata. Ya..istilah mata merupakan jendela hati mungkin sekarang memiliki arti yang lebih luas, melalui mata Anda pun mampu beraktiďŹ tas dan menjelajah dunia melalui perintah suara. Google Glass saat ini masih bisa dibilang project, sebab hingga saat ini perangkat berbentuk kacamata ini masih belum dirilis di pasaran, meski Google sebagai pabrikan memberikan kesempatan terhadap beberapa pihak untuk mencoba alat ini terlebih dahulu. Tidak hanya decak kagum yang diterima Google, namun banyak pula pendapat kontra yang datang, sebagian besar beranggapan

bahwa alat ini bisa menganggu privacy seseorang dan lebih banyak mendatangkan kesiasiaan dibanding manfaatnya apalagi gadget ini sekarang sudah mengusung aplikasi porno di dalamnya. Tapi seperti biasa, kemunculan produk dengan cara seperti inilah yang kadang membuatnya menjadi perbincangan, fenomenal dan tentu saja berimbas menjadi laku keras.

audio video 56 Edisi 17/2013


GOOGLE GLASS PROJECT Project ini menyebut Google glass sebagai head –mounted display (HMD). Tujuan proyek ini adalah mencoba memindahkan aplikasi smartphone ke sebuah alat yang lebih ringkas yakni kacamata. Disainnya sendiri berupa 2 strip alumunium dan 2 bantalan hidung. Goole Glass Projecti ni sendiri merupakan bagian dari Google X lab at The Company yang sudah berdiri sediri

APLIKASI GOOGLE GLASS Beberapa aplikasi yang banyak membuat orang kagum berkat keparktisannya , seperti menatap sebuah masa depan. 1.Reminder : Bangun tidur memakai kacamata ini, Anda langsung diingatkan akan janji ‘temu’ Anda di hari ini. Jangan takut ada yang terlupa, selain mengingatkan janji yang terdisplay, pengingat ini juga bersuara khas 2.Message : Tidak hanya janjni. Mengirim dan menerima pesan juga bisa dilakukan. Tanpa perlu mengetik pesan via tangan, Anda cukup bersuara, “ Hai Bro, nanti siang di TIM ya…” begitu…… 3.Weather: Jangan keluar rumah dulu sebelum Anda membawa paying. Karena ramalan cuaca sepanjang hari ini hujan. Dan itu terpampang di display Google Glass sekaligus menyertakan derajat suhu udara. 4.Reserve: Tak perlu susah-susah memesan tiket bisokop, pertunjukan atau kereta sekalipun cukup datangi saja website pemesanan dengan

cara berujar , si Google Glass ini akan bekerja sendiri sesuai perintah sound yang keluar melalui mulut Anda. 5.Sharing location: Anda bisa mensharing lokasi Anda ke klien atau orang tertentu yang ingin tahu diaman saat ini Anda berada. 6.Sharing foto: Seperti halnya smartphone, Google Glass bisa mensharing foto. Baik itu untuk sekedar kegiatan happy-happy atau bisnis. Caranya? Lagi-lagi lewat suara 7.Phone: Tidak sekedar aplikasi internet yang diadopsi si Google glaas ini, namun fungsi bertelepon ria juga diusungnya. Sekalian bertelepon Anda bisa juga berinteraksi langsung dengan si penelepon (chat ) dan langsung bisa sharing beberapa aplikasi seperti sharing video dan lain-lain dengancara on line. 8.Rute: Jangan takut nyasar ketika memakai Google Glass. Karena piranti ini sudah dilengkapi dengan aplikasi map layaknya sebuah GPS.a

audio video 57 Edisi 17/2013


5

PENULIS

4

Dini

GADGET

COOLEST

3 1

GADGET-GADGET WATERPROOF

C

uaca yang tak pernah menentu, membuat Anda mesti tetap siaga. Termasuk melindungi benda benda-benda benda pribadi Anda terutama gadget. Karena piranti ini selazimnya dibuat tidak tahan air apalagi banting. Salah satu cara bagi Anda yang kerap lalai, boleh memilih gadget-gadget yang cool berikut sebagai barang-barang pribadi. Tujuannya cuma satu, biar Anda tak perlu was-was lagi membawa gadget dalam kondisi dan cuaca yang buruk sekalipun,

tahan air tanpa perlu tambahan casing lain. Konon kamera ini tidak hanya tahan terhadap guyuran hujan, melainkan menjadi sahabat yang paling pas buat snorkeling. Polaroid XS80 dijamin tahan air hingga kedalaman 9 meter, selain itu kamera ini juga tahan banting. Jadi sah-sah saja untuk dibawa

1. POLAROID XS80, KAMERA FULL HD TAHAN AIR Polaroid XS80 merupakan kamera Full HD. Dari awal konsepnya sudah dibuat audio video 58 Edisi 17/2013


2

mendaki gunung, naik sepeda dan kegiatan outbound lainnya tanpa khawatir akan rusak. Polaroid juga menyertakan mount untuk helm di paket pembeliannya, serta berbagai mount lain yang dapat dibeli terpisah. XS80 juga dilengkapi sensor G untuk pemutaran gambar otomatis dan teknologi anti guncangan. Untuk hasil rekaman, kamera ini mampu menghasilkan video 720p dan 1080p HD 30 fps serta foto beresolusi maksimum 16 megapixel yang dapat disimpan di microSD card. Lensanya mampu menangkap gambar dengan sudut pandang 120°. Baterainya sendiri mampu bertahan sekitar 2,5 jam untuk satu kali charge. Polaroid menempatkan XS80 di kelas menengah dengan kisaran harga US$130 atau sekitar 1,3 juta rupiah. 2. GRIFFIN GB02480 SURVIVOR MILITARY DUTY CASE Meski hanya sebuah case, Griffin GD02480 bertugas melindungi iPad kesayangan Anda. Apalagi tema yang diusung

oleh si case ini adalah survivor duty case, tak heran tugasnya adalah mencegah kerusakan di iPad 1 dan iPad 2 Anda dari kerusakan yang diakibatkan oleh goncangan, debu,,air dan hujan. Tak sekedar mendompleng sebutan milter di produknya, nyatanya case ini sudah lolos tes dan mendapat sertifikat dari US Department of Defense Standard 810F. Frame case ini dibuat dari polycarbonate anti pecah dan silicon untuk menyerap goncangan. Selain itu, sudah pula builtin screen protector yang menutupi display dan melindungi dari ‘lingkungan’ luar termasuk menutupi dock connector, headphone port. serta switch dan volume control. Tidak hanya itu tersedia pula stand clips on yang dapat di buka untuk mengetik dan melihat iPad dalam versi landscape. Casse survival ini di lansir dengan harga £35.75. 3. NU DOLPHIN WATERPROOF TOUCH 4GB MP3 PLAYER NU Dolphin Touch MP3 Player terkategorikan MP3 player yang tahan air. Konon piranti ini dibuat untuk memenuhi hasrat para perenang yang tetap ingin berenang sambil mendengarkan musik. Sengaja dikemas dengan bobot yang super ringan, yakni hanya 25 gram dan bodynya yang berdimensi 61 x 20 x 20 mm, MP3 player ini nyaman di sematkan di baju/celana renang. Apalagi dengan

audio video 59 Edisi 17/2013


PENULIS Dini

GADGET

COOLEST

bentuknya yang silinder, tanpa sudut yang semakin bersinergi dengan gerakan perenang yang aktif. Tidak hanya keren di performa, MP3 player yang sudah built in dengan FM radio ini sangat mudah digunakan. Apalagi dengan dukungan kapasitas memori 4 Gbnya yang sanggup menympan ratusan koleksi lagu dalam bentuk MP3. . NU Dolphin waterproof touch MP3 Player juga didukung sound quality yang bagus dengan option EQ untuk menge-set sound preference yang diinginkan. Untuk earphonenya memiliki fitur special non-woven fabric sound output. Earbudnya mengandung soft silicon earplug yang pas menempel di lubang telinga. Earbud ini tidak hanya menjaga earphone tetap kering, melainkan juga mencegah earphone ini lepas selama beraktifitas renang. 4. KODAK PLAYSPORT ZX5 Si Hijau ini sangat menarik perhatian. Tidak hanya sosoknya yang sporty, namun tengok pula kemampuannya. Camcorder

jenis pocket ini didisain anti air, anti debu dan anti goncangan. ZX5 Playsport Green, demikian namanya juga mampu merekam gambar hidup sebagai video camera dengan kemampuan full 1080p HD. Masih berfungsi maksimal di kedalaman 3m (10 ft), Kodak PlaySport Green ini telah built in image stabilization smooth out meski dalam situasi yang kurang menguntungkan (misalnya saat diajak merekam dari sepeda yang berjalan). Untuk spesifikasi lainnya, ZX5 ini memiliki kamera foto kapasitas 5 Megapixel, kemampuan Digital Zoom 4 X, Tipe Batere : Li-Ion battery dan internal memory 128 MB. Soal ukuran, cukup ergonomic yakni 58.2 X 17.7 X 111.9 mm dan berat 125 g. 5. SPORTMANS WATERPROOF WRIST WATCH Tak sekedar Jam, itu yang ditawarkan oleh Sportmans. Tahan air sudah pasti, namun kemampuannya video dan camera untuk recording menjadikan jam yang sangat cocok buat hadiah ini menjadi luar biasa. Kemampuan waterproof nya mencapai 30 meter. Karena fiturnya ini, jam tangan ini tak bakal rewel diajak beraktivitas di luar, terutama untuk kegiatan menyelam dan berenang. Di finishing dalam titanium black, jam ini menyimpan kapasitas memory 2 GB yang sudah built in di dalamnya. Memory ini dipakai untuk menyimpan hasil rekaman video dan suara. Sebagai catatan, kamera yang ada di jam tangan ini sanggup mengcapture foto dengan kualitas high resolution. Fitur menarik lainnya, terdapat microfon dan USB conection di salah satu sisi body jam yang berbentuk selayaknya tombol biasa, good idea bukan? a

audio video 60 Edisi 17/2013


PENULIS Dini

OPPO FIND 5 AWAL JAJAHAN OPPO SMARTPHONE DI INDONESIA

L

ebih dikenal sebagai produsen Bluray player, OPPO tak tahan untuk merilis ili produk d k smartphonenya. t h Setelah sukses di pasar China, OPPO ikut serta meramaikan pasar smartphone berbasis Android 4.1 jelly bean di Indonesia bersama produk-produk lainnya yang telah lebih dahulu ada seperti: Samsung, LG, Sony dan HTC. Seiring dengan debut OPPO yakni OPPO Find 5, pabrikan ini juga telah membuka kantornya di Indonesia sejak awal tahun 2013 lalu. Berharap OPPO Find 5 mampu mencuri minat pengguna smartphone yang fanatik terhadap layar besar. Seperti apa ďŹ turnya?

LAYAR BESAR Sati hal yang paling mencolok sebagai keunggulan OPPO Find 5 ini adalah ukuran layar yang besar, tepatnya 5 inci dengan resolusi full-HD. Lebih tepatnya memiliki resolusi 1920 X 1080 dengan kepadatan 441 ppi. Layarnyapun sudah dilindungi dengan Corning Gorrilas Glass. Tidak hanya itu performa layar OPPO ďŹ nd 5 juga telah didukung teknologi IPS, namun dengan jenis

GADGET

RELEASE

layar LCD , catat: bukannya LED. Ukuran layar seperti itu, otomatis membuat smartphone ini memiliki dimensi yang juga besar. Jika ingin tahu lebih detail, ukurannya dimensinya adalah 141.8 X 68.8 x 8.9 mm. Bukan gadget yang ringkas untuk dibawa-bawa meskipun dengan berat yang cuma’ 165 gram, 20 gram lebih ringan dari pesohor sebelumnya Nokia Lumina. Hadir dalam dua pilihan warna, hitam dan putih, smartphone ini terlihat cuckup gagah meskipun ada beberapa bagian body yang menggunakan material plastik. Tombol-tombol manual yang dihadrikan di smartphone ini juga dibuat seringkas mungkin. Yakni hanya tersedia tombol volume dan power.

audio video 61 Edisi 17/2013


PENULIS Dini

GADGET

RELEASE

PERFORMA OPPO Find 5 dilengkapi dnegan prosesor quad-core dari Qualcomm berkecepatan 1.5 Ghz Krait dan RAM 2GB. Memori internalnyapun 16 GB tanpa slot micro SD . Konon kemampuannya ini mampu membuat OPPO Find 5 menjadi piranti yang tepat untuk memainkan game atau merender aplikasi 3D dengan dukungan GPU Adreno 320 yang dimilikinya. Untuk kameranya, memiliki kemampuan13 MP dengan sensor exmor RS dari Sony dan 1.9 MP untuk kamera sekundernya, Beberapa fitur yang diusung di kamara tercatat: face detection, location, timer dan panorama. Adapula fitur burst, yakni keandalannya untuk mengambil 4 sampai 5 gambar dalam jangka waktu 1 detik, dengan jaminan komposisi terbaik. Sedangkan untuk kemampuan merekam videonya adalah kapasitas HD yakni 720p

JAJAHAN OPPO LAINNYA: OPPO FIND 5 MIDNIGHT

dan 1080p. Benar-benar sekumpulan fitur yang bakal menjajah pengguna smartphone di Indonesia.a OPPO FIND WAY DAN OPP) PIANO Mengincar pasar yang lebih ‘murah’. OPPO tak berhenti menjajah pasar Indonesia. Barubaru ini yang dilansir adalah OPPO Find way dan OPPO piano

OPPO FIND WAY Find Piano ditenagai prosesor 1.0GHz Dual Core dan dibekali dengan kame-ra utama 5MP. Untuk audio, smartphone yang berjalan di Android Jelly Bean ini sudah dibenamkan DIRAC HD Dolby Mobile 3.0 yang memberikan kualitas suara terbaik. OPPO Find Way hadir dengan dibekali dengan prosesor Dual Core 1,2GHz. Mengusung kamera depan 5MP dan kamera belakang 8MP dengan automatic scene recognition yang secara otomatis dapat mendeteksi gambar pemandangan. Selain itu, memiliki fitur grup photo rewind yang dapat memilih ekspresi wajah objek sehingga foto yang dihasilkan tampak selalu hidup. Find Way dilepas seharga Rp3,3 juta.

OPPO FIND PIANO

Berselang hanya bebrapa bulan, OPPO Find 5 resmi menghadirkan versi lainnya. Namanya OPPO Find 5 Midnight. Keberadaannya mengcover ‘kekurangan’ di OPPO Find 5, yakni memori internalnya di perbesar hingga mencapai 32 GB. Kenapa bernama midnight? Konon karena versi ini hanya diluncurkan dalam warna hitam saja. Harganya juga sedikit lebih mahal, yakni Rp 5,5 juta.

Dibekali dengan RAM 512MB, Find Piano juga menghadirkan opsi Dual SIM Card. Adapun fitur tambahannya yaitu Content Share yang dapat mentransfer kontak ke berbagai device secara langsung dan mudah. Menariknya, Find Piano dilego Rp2 juta.

audio video 62 Edisi 17/2013


PENULIS

LG ‘Emoh Bikin Nexus 5

L

baik dengan Google. Namun kami tidak akan membuat Nexus 5,” tukas Kim Wong, Head of LG Europe, , seperti yang di kutip dari GadgetNDTV . Model Nexus yang dibuat bersama Google menawarkan interface murni OS Android, tidak ada kustomisasi dari pabrikan. Sebelum Nexus 4, ada seri HTC Nexus One, Samsung Nexus S, dan Samsung Galaxy Nexus. Belum jelas pabrikan mana yang akan bekerja sama dengan Google dalam mengerjakan Nexus 5. Belum lama ini, Google malah mengumumkan kehadiran Galaxy S4 Google Edition yang samasama menawarkan tampilan murni Android tanpa modifikasi. a

Toughbook, Tablet Bandel

T

ampil beda, Panasonic menyasar segmen khusus dengan seri perangkat tangguh di bawah brand Toughbook. Tahan banting dan bandel di segala kondisi, menjadi keunggulan yang disodorkannya kepada para pengguna outdoor. Dikatakan Satoshi Mizobata, Director Panaso-nic Toughbook Asia Pacific, Panasonic sejak 1996 telah fokus mengembangkan teknologi tangguh di lini Toughbook. Perangkat ini tak lain ditujukan untuk menunjang produktivitas para pekerja lapangan. Dua perangkat Toughbook terbaru pun memasuki pasar Indonesia . “Masih mendukung konsep efisiensi dan mobilitas bisnis tanpa hambatan teknologi dan lingkungan, kini

Panasonic memperkenalkan Toughpad FZ-G1 dan Toughbook CF-AX2,” kata Satoshi memperkenalkan dua perangkat baru tersebut di acara Panasonic yang digelar di Ritz Carlton, Jakarta beberapa waktu yang lalu. Toughpad FZ-G1 adalah tablet berbasis Windows 8 Pro dengan layar berukuran 10 inch. Sementara Toughbook CF-AX2, merupakan ultrabook yang juga berbasis Windows 8 Pro dengan bobot 1,15 kg. Dengan desain flip-over yang unik, ultrabook ini bisa berfungsi sebagai notebook atau tablet. Untuk memenuhi kebutuhan keamanan, kedua perangkat ini dilengkapi Mobile Device Managament tools Untuk membuktikan ketangguhannya, Satoshi juga memperagakan bagaimana perangkat ini dibanting, diinjak sampai disiram air. Ajaib, perangkat ini tetap menyala dan bekerja dengan baik. Banderol perangkat lini Toughbook memang tidak murah. Berada di kisaran USD 1.000 - USD 7.000, wajar produk Panasonic ini bukan untuk konsumen retail, melainkan menyasar segmen koorporat. a

audio video 63 Edisi 17/2013

NEWS

GADGET

G menjadi pabrikan yang diminta Google untuk membuat smartphone Nexus 4 setelah sebelumnya dibesut oleh HTC dan Samsung. Namun LG menyatakan tak berencana untuk membuat Nexus 5. Vendor asal Korea Selatan itu baru saja mengumumkan kehadiran Nexus 4 warna putih. Spesifikasinya sama saja dengan model warna hitam, seperti layar 4,7 inch resolusi 1280 x 768 pixel dan prosesor quad core 1,5 Ghz Qualcomm Snapdragon. “Saat ini tidak ada rencana kami untuk membuat Nexus 5. Nexus 4 memang adalah sukses besar, bahkan meski ada isu soal suplai dan kami memiliki hubungan

Dini


PENULIS

Vandroid T5, iPad Mini Rasa Lokal

Dini

P

GADGET

NEWS

embesut tablet PC merek lokal, Advan, me-ngusung kepercayaan diri tinggi terhadap produk andalan terbarunya nya, Vandroid T5A. Perangkat yang diklaim sebagai ‘iPad Mini rasa lokal’ itu diyakini bakal diburu konsumen. “Apalagi, Vandroid T5A memiliki selling point menjanjikan. Desain dan fitur sama menariknya,” klaim Candra Lianto, Chief Marketing Officer Advan dalam keterangan persnya. Optimisme tersebut muncul setelah Advan melihat respons positif selama ini terhadap produk tersebut. Ditambah berdasarkan pengamatan langsung, animo masyarakat untuk mendapatkan Tablet T5A dengan harga khusus sangat tinggi. “Ini berdasarkan telepon yang masuk ke pihak kami, maupun informasi yang langsung didapat dari pihak master diler, dieler, maupun retailer,” ungkap Candra. Jumlahnya, menurut Candra mencapai ratusan. “Tapi

untuk angka persisnya, nanti bisa dilihat tanggal 9 Juni, berapa konsumen yang rela antre untuk mendapatkan Vandroid T5A dengan harga khusus,” lanjutnya. Tablet yang mengusung tema ‘Powerful Tablet, Ultim8 Screen’ ini akan dirilis dengan harga Rp 1.499.000 dari harga normalnya Rp 1.599.000. Acara product launching yang dipadu dengan hard selling ini diyakini Candra lebih efektif untuk mengenalkan produk jagoannya tersebut secara langsung kepada konsumen. “Biasanya, product launching hanya khusus launching saja, tapi kali ini kami setting dengan penjualan langsung kepada konsumen,” imbuhnya. “Kami optimistis 2013 sekitar 1 juta unit tablet Advan dari berbagai tipe akan terserap pasar. Optimisme kami terlihat dari hadirnya Advan T5A, si ‘iPad Mini’ rasa lokal yang animonya sangat tinggi,” tambah Candra. a

Nexus di HTC One

S

etelah belum lama tampil dengan Galaxy S4, Google dikabarkan tengah menyiapkan smartphone ala Nexus lainnya. Kali ini yang dipilih pembesut Android itu adalah smartphone flagship garapan produsen asal Taiwan yakni HTC One. Serupa dengan Galaxy S4, Google juga akan membenamkan sistem operasi Android yang telah dioptimasi khusus bagi HTC One, layaknya keluarga Nexus. Tentunya dengan dibenamkannya Android versi Google, pengguna kelak tak akan menemukan

sejumlah fitur tambahan seperti Blinkfeed, dimana layanan itu dapat ditemui pada HTC One standar. Selain itu dapat dipastikan launcher yang digunakan pun bakal serupa dengan yang hadir pada seri Nexus. Mengenai spesifikasinya pun dipastikan tidak akan ada perbedaan dengan HTC One versi original. Namun hingga saat ini belum jelas apakah kualitas suara BeatsAudio yang ditawarkan pada HTC One standar juga bakal hadir pada HTC One versi Google. Sedangkan waktu peluncurannya, seperti dikutip dari Cnet, HTC One ‘rasa’ Nexus ini konon akan diluncurkan sekitar bulan Agustus atau September mendatang. Dimana awalnya HTC One edisi Google baru akan tersedia di daratan Amerika Serikat. a

audio video 64 Edisi 17/2013


/Rif

B

REVIEW CD

Title : 18 Year Of Rock Genre : Rock Alternatif

by: Andre

and asal kota Bandung ini sepertinya yakin dan percaya bahwa musik rock masih mampu menggeliat di panggung musik nasional. Spirit inilah yang sepertinya ditampilkan di album terbaru band berawak Andy (vokal), Jikun (gitar), Ovy (gitar), dan Maggie (drum). Yang menurut mereka album ini merupakan perjalanan dari 18 tahun mereka berkarya di industri musik nasional. Album ini sebenarnya kumpulan lagu hits mereka seperti “Radja”, “Nunga”, “Loe Toe Ye”, dan beberapa lagu hits lainnya. Akan tetapi direkam dalam bentuk live recording, yang membuat lagu-lagu ini tampil lebih beda dan fresh. Mereka juga menampilkan 3 buah lagu baru, termasuk men-cover lagu lama, masih hadir dengan raungan rock yang gahar. Simak saja lagu baru mereka “Party Lagi” yang mengingatkan musik rock alternatif dengan sound tebal dan gebukan drum yang enerjik. /Rif sepertinya tidak kehilangan ruh dalam menampilkan musik rock yang maksimal. Atau lagu “Aku Tau Ini Cinta” yang tampil lebih simpel akan tetapi masih menampilkan sound yang macho. Yang menarik lagu lawas milik Ikang Fauzi, “Preman”, dibawakan kembali dengan versi rock alternatif yang lebih gahar dan tentunya modern. Atau lagu Anggun, “Takut”, yang diaransemen tidak kalah enerjiknya. Lagu ini tampil dengan aransemen lebih gahar mewakili karakter rock ala /Rif. Gebrakan album ini sepertinya mengutarakan bahwa rock /Rif tidak pernah luntur dan tetap konsisten hingga saat ini. Sugesti: Dipilih untuk mengawali hari atau meningkatkan sebuah semangat dengan memutar di full volume. Rasakan adrenaline yang keluar.***@ztroo

Robbie Williams

N

Title : Take The Crow Genre : Pop. Pop Rock

amanya sempat menghilang, tapi akhirnya muncul kembali saat bereunian dengan kelompoknya dulu Take That. Tapi rupanya penyanyi kontroversi ini masih serius dengan album solonya. Take The Crown membuktikan eksistensinya tersebut. Dan merupakan album solonya yang ke enam dengan “Candy” yang berkolaborasi dengan Gary Barlow (Take That). Menampilkan karakter musik pop ringan, tapi tampil lebar dan enerjik. Mengandalkan analog sound lengkap dengan blocking orkestrasi bahkan brush section, yang membuat lagu ini tampil kaya sekaligus enerjik. Tidak jauh berbeda dengan lagu di atas, lagu “Different” juga menampilkan orkestrasi yang lebar dengan sedikit sentuhan sound rock. Lagu berkarakter ballad ini hadir dengan aransemen yang wah. Rupanya di album ini, ia berusaha tampil dengan aransemen yang lebar dan megah. Walaupun kebanyakan tipikal lagunya sebenarnya simple. Simak saja “Be A Boy” tampil dengan sisipan nuansa brits rock, yang mengandalkan effect sound sebagai penambah nuansa dan memperlebar aransemen. Termasuk pilihan distorsi sound. Tapi ada lagu berkarakter folk, yang mengandalkan akustik gitar di lagu “Looser”. Walaupun lagu yang berduet dengan Lissie ini disisipkan sound distorsi rock sebagai blocking. Album ini tampil lebih dewasa secara emosional dibanding album-album sebelumnya. Tapi Robbie Williams masih berkesempatan bereksplorasi dalam vokalnya. Sugesti: Pilihan lagu-lagu yang ringan dan dinamis, menikmati dalam nuansa santai atau saat sarapan pagi dengan secangkir kopi. ***@ztroo

Aksi Mengejutkan Justin Timberlake

S

elama 7 tahun mantan personil N’Sync ini tidak mengeluarkan album. Namanya hanya sesekali muncul sebagai featuring beberapa nama lainnya. Akan tetapi bukan berarti nama Justin Timberlake benarbenar hilang di tengah derasnya para pendatang baru di panggung musik dunia. Justru vacum menelorkan album baru dengan waktu yang lama tersebut, sejak album keduanya FutureSex /LoveSounds yang dirilis 2006 lalu, membuat penggemarnya menanti gebrakan selanjutnya dari penyanyi yang pernah menyabet sebanyak 6 buah penghargaan sekelas Grammy Award, sebuah penghargaan bergengsi bagi insan musik dunia. Saat dirilisnya album ketiga bertitel The 20/20 Experience, justru menjadi aksi yang mengejutkan. Tidak hanya memuaskan kerinduan fans-nya, akan tetapi ternyata album ini juga mendapat sambutan hangat di panggung musik dunia. Lama tidak muncul, dan setelah berita perkawinannya tidak membuat namanya benar-benar terlupakan. Single-nya “Suit & Tie” sudah masuk ke jajaran tangga lagu bergengsi di seluruh dunia, bahkan lagu ini dibawakan saat acara penghargaan Grammy Award yang ke-55 beberapa waktu yang lalu. Ada pergeseran yang sangat mencolok dari album ketiganya ini dibandingkan album solo maupun saat bergabung dengan N’Sync dahulu. Rupanya Justin Timberlake tampak lebih matang, dengan musikalitasnya yang lebih dewasa. Jika dahulu berpijakan pada dance, pop, atau R&B, kini jalur Neo Soul yang dipilihnya. Walaupun masih menampilkan karakter musik enerjik dengan sisipan nuansa dance. Simak saja “Suit & Tie”, berkolaborasi dengan Jay-Z. Kental dengan nuansa soul, dengan sound yang memang old school, lengkap dengan brush section sebagai blocking aransemen. Tapi menampilkan nuansa modern, dengan karakter digital sound. Apalagi raaping dari Jay-Z yang membuat lagu ini lebih dinamis. Atau lagu “Mirrors” yang kini tampil dengan kemasan yang lebih modern, yang tetap mengandalkan karakter sound digital. Lagu ini sepertinya menjembatani karakter musik di album sebelumnya. Atau lagu pembuka, “Pusher Love Girl”, yang lebih kental nuansa soul old school lengkap dengan nuansa sound analog dan juga choir ala Gospel. Yang Justin Timberlake juga memberikan eksplorasi vokal yang apik. Lagu “Stroberry Bubblegum” yang menampilkan nuansa senada, tapi masih menampilkan nuansa digital pada iringan musiknya. Aksi Justin Timberlake di album terbarunya memang cukup mengejutkan. Termasuk keberanian memilih jalur musik yang berbeda, yang termasuk memiliki risiko tinggi. Tapi justru aksi mengejutkan ini menjadi gimmick bagi peluncuran album terbarunya ini.***@ztroo

audio video 65 Edisi 17/2013


D

REVIEW CD by: Andre

Sarah Brightman Title : Dream Chaser Genre : Classical Crossover

i panggung musik dunia, nama Sarah Brightman mampu memberikan nuansa yang berbeda. Penyanyi asal Inggris ini mengusung musik yang disebut Classical Crossover Soprano, yang karakter musik klasik diaransemen dengan sentuhan yang lebih modern, yang mengiringi soprano vokalnya. Penyanyi multitalenta ini termasuk penyanyi yang survive di panggung musik dunia, melawan dominasi musik populer. Album ini merupakan albumnya yang ke11, yang tetap menampilkan olah vokalnya yang kuat dan khas. “Angel” sebagai hits sekaligus lagu pembukanya cukup membuktikannya. Bagaimana lengkingan vokalnya yang dinamis mampu mencapai nada-nada tinggi. Tetap diiringi dengan nuansa orkestrasi dan choir, akan tetapi menampilkan effect-effect sound digital yang modern sebagai pembangun atmosfer.

Karakter semacam inilah yang menjadi kekuatan dari penyanyi ini. Atau lagu “One Day Like This” sebuah lagu ballad yang mampu ditampilkan secara megah sekaligus dark. Dengan aransemen yang tidak beda jauh dengan lagu di atas, akan tetapi terkesan lebih simpel. Atau “Glosoli” yang hadir dengan aransemen lebih simpel dan masih berkarakter dark. Justru di lagu ini olah vokalnya bisa berekspresi secara total. Atau lagu “Breathe Me” yang tampil lebih dark dengan permainan effect sound yang menjadi iringan utamanya. Unik, eksploratif sekaligus dinamis, menjawab sebuah kejenuhan dalam industri musik yang terkesan monoton. Sugesti: Putar saat melepas lelah, pilih tengah malam atau hari libur saat cuaca gerimis yang seakan tidak berhenti.***@

and asal London ini termasuk band baru. Didirikan pada tahun 2010 lalu, dan saat merilis EP namanya sudah mulai dilirik. Berawal dari solo project Dan Smith Z (vokal, songwriter) dan akhirnya mengajak Chris “Woody” Wood, Will Farquarson, dan Kyle Simmons untuk melengkapi formasi band ini. Tidak menunggu lama, mereka pun akhirnya merilis debut internasionalnya ini. Band ini memberikan warna baru pada musik rock yang mereka sajikan. Dengan nuansa indie yang masih kental, mereka banyak bereksplorasi pada sound effect untuk membungkus aransemen musik mereka, yang sebenarnya berkarakter simpel dan easy listening. Hits-nya, “Pompei”, langsung sukses menarik perhatian kelompok ini. Bagaimana mereka bertumpu pada perangkat shyntesizer untuk membangun atmosfer lagu. Tampil lebar dengan imbuhan choir dan pilihan sound

distorsi yang tebal dan enerjik. Tapi lagu ini tipikal lagu yang mudah dicerna. Atau lagu “Bad Blood” yang sekilas tidak beda jauh dengan aransemen di atas, akan tetapi lebih simpel. Lagu yang menarik adalah “Overjoyed” yang merupakan lagu ballad dengan permainan akustik piano yang dominan, akan tetapi dibungkus dengan sound effect yang berkarakter digital. Walaupun minimalis dan cenderung sedikit dark, lagu ini memiliki kesan emosional yang kuat. Atau lagu “Flaws” yang karakter elektroniknya sangat kuat. Diaransemen cukup dinamis dan cenderung eksploratif. Band ini membangun lagu sederhana dengan bungkusan atmosfer yang kaya. Sugesti: Tidak perlu memutar dengan volume tinggi, cukup dengan valume kecil dan album ini bisa menemani aktivitas selama office hour.***@ztroo

ukan termasuk pendatang baru, penyanyi asal Inggris ini secara perlahan tapi pasti semakin mengokohkan kariernya di industri musik dunia. Albumnya yang ke-3 ini cukup membuktikannya. Penyanyi bernama lengkap Oliver Stanley “Olly” Murs ini bermain di ranah mainstream musik, tapi tetap mampu menampilkan materi yang menarik untuk disimak. Lagu pembukanya, “Army of Two”, menampilkan brits pop yang kaya dari sisi aransemen. Mengusung big band lengkap dengan orkestrasi dan brush section yang menunjang falseto vokalnya yang khas. Lagu hits-nya, “Troublemaker”, merupakan tipikal lagu mainstream yang mudah untuk dicerna. Masih mengusung nuansa

orkestrasi, tapi sedikit sentuhan R&B dan Soul, yang membuat lagu ini terkesan lebih enerjik dan sekaligus gampang untuk dinikmati. Bahkan saat membawakan lagu berkarakter ballad “Dear Darling” yang tampil lebih dinamis, tetap menampilkan karakter sound dan aransemen yang kaya. Walaupun lagu-lagu yang ditampilkan di album ini adalah lagu-lagu yang mudah dicerna atau easy listening, akan tetapi Olly Murs cukup memerhatikan sisi aranemen, tidak tampil simple atau apa adanya. Inilah salah satu nilai plus di album ini, pop akan tetapi masih terkesan kaya. Sugesti: Pilih suasana santai, jangan berpikir terlalu banyak, dan menikmati hidup dengan sebuah rasa cinta.***@ztroo

B

Bastille Title : Bad Blood Genre : Alternative rock, shynt pop, indie rock

B

Olly Murs Title : Right Place Right Time Genre : pop

audio video 66 Edisi 17/2013

ztroo




Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.