Posko Manado, 17 Maret 2011

Page 7

TARUNA, KRIMINAL & PENGADILAN

12

KAMIS, 17 MARET 2011

Dituntut 10 Tahun Karena Kasus Cabul

4 Pengacara Minta Terdakwa Dibebaskan POSKO,MANADO— Setelah dituntut 10 tahun penjara oleh Jaksa Penuntut Umum Theo Rumampuk SH, terhadap terdakwa JS alias Embo (52) warga Malalayang I Lingkungan VII Kecamatan Malalayang, karena diduga mencabuli cucunya sebut saja Mawar (4). Empat pengacaranya Jemmy Lelet SH, Frida Roringkon SH, Nicolas Lomboan SH,Jody Lomboan SH meminta terdakwa dibebaskan dari tuntutan Jaksa. Pernyataan ini disampaikan Jemmy Lelet keempat Pengacaranya ketika menyampaikan pembelaan (Pledoi) ketika sidang kemarin.Alasan Lelet cs meminta bebas terhadap terdakwa, karena memang JS alias Embo tidak pernah mencabuli cucunya seperti yang didakwakan Jaksa terhadap terdakwa. Lelet dalam persidangan kemarin menuding dakwaan Jaksa terhadap terdakwa tidak terbukti secara sah menurut hukum. Dengan alasan tidak ada satu saksi pun yang melihat terdakwa mencabuli cucunya sendiri. Pengacara mengakui luka robek yang dialami oleh korban akibat kecelakaan. Selain itu juga bukti hasil visum yang disodorkan Jaksa di persidangan sudah berlangsung lama dan korban sudah tidak tinggal lagi dengan terdakwa. Berdasarkan alasan inilah, pengacara handal Jemmy Lelet bersama rekan-rekannya meminta terdakwa JS alias Hembo dibebaskan dari tuntutan Jaksa Penuntut Umum. Mendengar pledoi dari pihak terdakwa, Jaksa Penuntut Umum Theo Rumampuk langsung menanggapinya dengan menyatakan tetap pada tuntutannya. Dalam sidang sebelumnya terdakwa telah dituntut 10 tahun penjara denda Rp60 juta subsidear 6 bulan kurungan. Untuk kasus cabul ini, terdakwa dijerat dengan pasal 81 ayat (2) UU RI No23 tahun 2002 tentang perlindungan anak. Kasus dugaan cabul yang dilakukan terdakwa pada korban terjadi pada bulan Maret 2010 lalu. (719)

Maling Beraksi, Laptop dan HP Disikat POSKO, MANADO—Naas nasib Remmy kalalo (27), warga Kelurahan Malalayang I, Rabu (16/3) sekitar pukul 03.00 kehilangan sejumlah barang dan perhiasan total kerugian hingga Rp17 juta.Kasus pencurian ini telah ia laporkan ke Polsek Malalayang. Informasi yang dirangkum harian ini menyebutkan, kasus pencurian ini terjadi ketika korban terlelap di dalam kamarnya.Diduga pelaku masuk melalui jendela kamar dengan cara mencongkel grendel jendela. Setelah berada di dalam kamar, tersangka langsung mengasak Laptop, sebuah HP Merk Nokia dan satu HP Balckberry dan sebuah kalung emas yang diletakkan diatas meja kamar. Kapolsek Malalayang Kompol Reino Bangkang melalui Kasi Humas Ipda Hanny Pilok membenarkan “laporan korban sudah diterima dan selanjutnya kasus ini dalam penyelidikan lebih lanjut” tandas Hanny(tr-11)

13 Adegan ‘Cabut’Nyawa Koloay Diduga Lakukan Malpraktek

Terungkap Dalam Reka Ulang Kasus Pembunuhan di Apela

3 Dokter RSU Kandou Disidangkan REKONSTRUKSI:Terdakwa BI alias Boy ketika menikam korban. (Foto: Lily/pm)

MALPRAKTEK:Tiga dokter mengikuti sidang perdana di Pengadilan Negeri Manado.(foto/Cerrens)

POSKO,MANADO— Rabu (16/3) kemarin Pengadilan Negeri Manado, telah menyidangkan kasus dugaan malpraktek di RSU Kandou Manado.Yang menyeret tiga orang dokter ahli dibagian Kandungan DP (35) alias Ayu, HS (35) alias Hendry dan HS (28) alias Hendy sebagai terdakwa. Sidang ini dipimpin oleh Johny M Telew SH di bantu oleh Hakim Anggota Novrry Oroh SH dan Parlindungan Sinaga SH. Terungkap dalam surat dakwaan yang dibacakan oleh Jaksa Penuntut Umum Romi Johanes SH, Theodorus Rumampuk SH MH dan Maryanti Lesar SH.Ketiga terdakwa ini di duga melakukan malpraktik dalam operasi “Cito Secsio Sesaria” terhadap korban Siska Makatey pada 10 April 2010 silam.Sehingga menyebabkan korban mengalami kegagalan fungsi paruparu di ikuti kegagalan fungsi jantung yang mengakibatkan korban meninggal dunia di hari pertama setelah melahirkan. Sebelum melakukan operasi ketiga dokter ini diduga tidak melakukan pemeriksaan penunjang seperti pemeriksaan jantung, rontgen dada dan

pemeriksaan lainnya.Bahkan ketika menjalani operasi ketiga dokter ini tidak memberitahukan kepada pihak keluarga korban mengenai kemungkinan-kemungkinan terburuk yang bisa terjadi, temasuk kematian. Ketiga dokter ini diduga juga telah melakukan praktik kedokteran tanpa memiliki Surat Ijin Praktik (SIP), untuk melakukan pemalsuan tanda tangan korban dalam surat persetujuan operasi. Jaksa Penuntut Umum yang terdiri dari Romi Johanes SH, Theodorus Rumampuk SH MH dan Maryanti Lesar SH menjerat ketiga terdakwa ini dengan ancaman pidana Pasal 359 KUHP Jis,pasal 361 KUHP, Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP Subsidair Pasal 359 KUHP jo Pasal 55 ayat (1) KUHP atau kedua; Pasal 76 UU Republik Indonesia no. 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran Jo. Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP atau ketiga; pasal 263 ayat (1) KUHP Jo, Pasal 55 ayat (1) ke1 KUHP, subsidair;pasal 263 ayat (2) KUHP Jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP.Sidang akan dilanjutkan pekan depan dengan agenda pemeriksaan saksi. (tr-12)

POSKO,BITUNG-Kasus penikaman berujung tewasnya Johanes Koloay alias Jhons (32) warga Kelurahan Apela Satu, Lingkungan I, Kecamatan Ranowulu Bitung akhirnya di Rekonstruksi, Rabu (16/3) kemarin. Dalam rekon itu Terungkap peristiwa berdarah, Sabtu

(19/2) malam sekitar pukul 23.00 Wita hanya gara-gara salah paham. Akibatnya , korban dengan tersangka BI Alias Boy (26) terlibat perkelahian. Karena setia kawan, tersangka FW alias Frangki alias Kiki langsung membacok korban dengan pisau hingga nyawa korban

melayang. Rekonstruksi yang dilaksanakan di lokasi kejadian dimulai sejak pukul 08.00 Wita berjalan lancar, dipimpin langsung Kapolsek Bitung Utara, AKP Fenty Kawulur. Rekonstruksi sebanyak 13 adegan diawali korban bersama sejumlah saksi Peristiwa berdarah ini berawal saat pesta HUT salah satu teman mereka yang tinggal di Kelurahan Apela II. Saat acara tengah berlangsung, sejumlah pemuda Kelurahan Apela II, termasuk tersangka disuguhi minuman keras (Miras) jenis cap tikus. Demikian juga korban terlibat pesta miras bersama rombongan pemuda tadi. Nah, saat mereka

Pakai Ganja, Mahasiswa Asal Ternate Dipidana

MENYESAL: QA alias Wetly ketika diperiksa majelis hakim Rabu (16/3) di Pengadilan Negeri Manado.(foto/Cerrens)

POSKO, MANADO— Sidang lanjutan kasus

narkoba dengan terdakwa QA alias Wetly (22) mahasiswa asal Ternate, yang kedapatan sedang mengkonsumsi ganja bersama 4 orang rekannya di dalam kamar kostnya di kampung Arab, Manado dilanjutkan Rabu (16/3) di PN Manado. Ketika diperiksa oleh majelis hakim Parlindungan Sinaga SH dan Hakim Anggota Johny M Telew SH dan Novrry Oroh SH serta Jaksa penuntut Umum Petrus Sumelang SH, terdakwa memberikan kesaksian bahwa dirinya bersama 3 orang rekannya FW alias Faizal, SH alias Shahrul dan SA alias Bayu secara patungan mengumpukan uang sebesar Rp1,3 juta untuk membeli ganja dari Ternate.Ketika mengumpulkan uang, terdakwa mengaku ia

memberi uang sebesar Rp100 ribu.Uniknya, ketika sidang kemarin, terdakwa yang merupakan Mahasiswa Berprestasi di kampusnya mengaku hanya mencoba-coba menhisap ganja.”Saya sangat menyesal,”tutur terdakwa dihadapan majelis hakim. Persidangan akan di lanjutkan hari Selasa (22/3) pekan depan dengan agenda Tuntutan Jaksa. (tr-12)

dirasuki minuman keras dan entah apa penyebab terjadilah cekcok antara korban dengan sepupunya tersangka Boy. Puncaknya, cekcok ini akhirnya bermuara pada perkelahian antara ke duanya yang berlanjut di luar lokasi pesta. Nah, perkelahian tangan kosong apalagi sudah dipengaruhi miras membuat keduanya terhuyung-huyung dan bergulingan ditahan. Tibatiba korban berteriak dirinya kena tikam hingga mengagetkan sepupunya (Boy). Tersangka Boy langsung berdiri dan mencari tahu siapa pelakuanya sambil berteriak. “Sapa yang so bage pa dia,” ungkap tersangka Boy. Panik dengan kondisi korban yang sudah berlumuran darah, Boy bersama sejumlah pemuda langsung melarikan korban ke RS Manembo-nembo Bitung. Sayangnya, nyawanya tak terselamatkan dan akhirnya meninggal. Kapolres Bitung, AKBP Soeseno Nurhandoko SIK melalui Kapolsek Bitung Utara, AKP Fenty Kawulur mengungkapkan reka ulang ini hanya ingin memperjelas penyidik situasi sebenarnya. “Ke dua pelaku dijerat dengan pasal 351 ayat 3 dan 170 ayat 3e dengan ancaman maksimal 12 tahun penjara,” terang Kawulur. (714)


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.