Laporan Peradah Indonesia Masa Bhakti 2012 - 2015

Page 1

PERADAH INDONESIA masa bhakti 2012-2015

Bekerja Membangun Kemandirian Inspirasi Peradaban



Terus Dinanti Tak Pernah Sendiri Proses tumbuh dan berkembang terus berjalan Tantangan-tantangan baru akan selalu bermunculan Seiring bertambahnya usia, bertambah pula harapan Terus bekerja menyalakan api perjuangan Peradah lahir sebagai pusat pergerakkan Mengabdi dan berbhakti untuk melakukan pelayanan Meretas jalan perubahan, menjadi inspirasi peradaban Terus bekerja membangun kemandirian Yang muda terus dinanti Kami tak pernah sendiri Tak henti mengabdi, komitmen kami pada negeri...

Grha Sinergi Peradah Jl. Utan Kayu Raya 68H Matraman, Jakarta Timur T/F: 021 85 906 937 081 3837 10000

www.peradah.org

infokom@peradah.org

peradah

Twitter: @peradah

PeradahTV

www.peradah.net

peradah


PROFILE

Daftar Isi PROFIL

• Visi Misi dan Nilai • Pokok-pokok Program • Pendiri Peradah • Sejarah Peradah Indonesia • Milestone • Ketua-ketua Umum • Logo Peradah Indonesia • Kondidi Objektif Organisasi

3 29

2014 PROFIL

• Pengantar Laporan • Logo 30 tahun Peradah

• Pengantar Laporan • Logo 29 Tahun Peradah

PROGRAM 2013

• Mencetak Pemimpin Masa Depan • Lokasabha • Rakernas 2013 • Peradah Indonesia Gelar Rakernas IX Di Palangkaraya • Wayang Beber • Diskusi Budaya • Paud Canang Sari • World Hindu Youth Conference • PMBN di Ceto • Lembaga Kajian Dan Penelitian Peradah

87

PROGRAM 2014

• 30 Tahun Peradah Indonesia • Pakemnas VIII Peradah Indonesia • Program Kepemimpinan • Lokasabha • Dialog Caleg Hindu • Penelitian Dan Kajian LKPP • Diskusi Budaya Dimata Capres • Diskusi Reklamasi Teluk Benoa • World Hindu Congres

2013 PROFIL

133

2015 PROFIL

• Pengantar Laporan • Logo 31 tahun Peradah

PROGRAM 2014

• Kepemimpinan • Lokasabha • Pelatihan Advokasi Hukum Peradah • International Visitor Leadership Program 2015 • 31 Tahun Peradah Indonesia • PMBN di Bali

Laporan Keuangan 2013, 2014, 2015

4

159


Bekerja membangun kemandirian

Mari bergabung bersama ribuan generasi muda Hindu nusantara. Register pada sistem administrasi keanggotaan Peradah Indonesia, klik www.peradah.net

Annual Report Peradah

5



profilE

“Peradah Indonesia hadir sebagai wadah dan gerakan untuk terus bekerja membangun sinergi potensi generasi muda Hindu. Program prioritas yang dilakukan adalah pengembangan kepemimpinan dan kewirausahaan.�


PROFILE

ringkasan eksekutif

Angayubagia atas karunia Hyang Widhi yang telah memberikan kesehatan untuk selalu dapat bekerja bagi umat, masyarakat, bangsa dan negara. Dalam rentang tiga tahun ini juga, kita bersama-sama melangkah melakukan kaderisasi diberbagai tingkatan organisasi. Peradah Indonesia sebagai wadah untuk melakukan berbagai gerakan keumatan terus memperkuat kaderisasi. Selanjutnya diharapkan para kader dapat mengisi berbagai aktivitas baik keumatan maupun kebangsaan sebagai wujud dharma agama dan dharma negara. Dengan demikian, layaknya produk, Peradah Indonesia sebagai kawah candradimuka proses produksi kader bidang kepemimpinan dan kewirausahaan. Dengan berbagai pendidikan dan dinamika dalam berkegiatan, diharapkan lahir pemimpin dibidangnya dengan semangat kewirausahaan yang tinggi. Tugas selanjutnya adalah melakukan distribusi kader sesuai dengan kompetensi dan potensi yang dimiliki. Begitulah proses tersebut, sehingga kita bersama berharap Peradah Indonesia menjadi pusat pergerakan bagi generasi muda Hindu

8

di Indonesia dengan berbagai potensi yang dimilikinya. Laporan ini sebagai gambaran aktivitas Dewan Pimpinan Nasional Peradah Indonesia. Laporan disusun dengan menggunakan pendekatan annual report (laporan tahunan) yang dibagi menjadi tiga bagian yaitu laporan tahun 2013, kemudian laporan tahun 2014, dan terakhir laporan tahun 2015. Pada tahun 2013, tema kegiatan dan laporan Peradah Indonesia adalah Sinergi Membangun Kepemimpinan dan Kewirausahaan Berkelanjutan. Selanjutnya tahun 2014 laporan bertema Bekerja dalam Kebenaran, Semangat bagi Kepemimpinan dan Kewirausahaan. Untuk tahun 2015, tema laporan adalah Pemimpin yang Melayani, Memperkuat Nilai dan Jati Diri. Berbagai rangkaian kegiatan dengan semangat dalam tema-tema tersebut kemudian terangkum dalam langkah untuk terus bekerja membangun kemandirian dengan harapan menjadi inspirasi peradaban. Setiap tahun, Peradah Indonesia menyelenggarakan even-even nasional sebagai proses penguatan kaderisasi berjenjang. Kegiatan nasional merupakan wadah untuk mempererat


Bekerja membangun kemandirian

kebersamaan antara anggota. Pada tahun 2013, Peradah Indonesia menyelenggarakan Rakernas IX di Palangka Raya, Kalimantan Tengah. Selain itu, kaderisasi formal melalui pakemda dan lokasabha terus dilakukan bersama jajaran Dewan Pimpinan Provinsi dan Dewan Pimpinan Kabupaten/Kota. Pada tahun 2013 juga Peradah Indonesia menyelenggarakan World Hindu Youth Conference (WHYC) di Bali pada tanggal 29 – 31 Maret 2013. Delegasi yang hadir pada WHYC 2013 sebanyak 125 peserta yang berasal dari 13 Negara yaitu Amerika Serikat, Australia, Belanda, China, Hongkong, India, Inggris, Malaysia, New Zealand, Thailand, Trinidad dan Tobago, United Emirat Arab, dan Indonesia. Tahun 2014, Peradah Indonesia genap berusia 30 tahun dan dirayakan dengan memberikan penghargaan kepada generasi muda berprestasi. Kemudian pada tahun 2014, Peradah juga menyelenggarakan Pendidikan Kepemimpinan Nasional angkatan VIII di Palu, Sulawesi Tengah. Selain itu, di tengah suasana pesta demokrasi melalui pemilu 2014, Peradah menyelenggarakan Dialog Caleg Hindu, kemudian diskusi terkait budaya di mata capres dengan menghadirkan tim sukses masing-masing calon presiden dan wakil presiden. Pada tahun 2015, untuk pertama kalinya, Peradah Indonesia menyelenggarakan Pelatihan Advokasi Hukum. Pelatihan ini bertujuan membangun kesadaran anggota untuk melakukan advokasiadvokasi di masyarakat. Sedangkan perayaan 31

tahun Peradah juga dilaksanakan dengan kemasan malam apresiasi budaya dan testimoni kebangsaan dari Ketua MPR RI. Dalam 31 tahun Peradah juga dilaksanakan lomba menulis populer dan lomba desain t-shirt. Program-program berkelanjutan lainnya adalah menggiatkan kajian dan penelitian yang dilakukan Lembaga Kajian dan Penelitian Peradah (LKPP) seperti personal branding politisi Hindu, Pemilukada Bali, dan beberapa opini terkait pemilu. Sedangkan program Pembiayaan Mitra Binaan Nusantara (PMBN), Peradah menggerakannya melalui inkubator-inkubator usaha seperti di Ceto, Jawa Tengah, dan beberapa binaan di Bali, dan Jakarta. Akhirnya, dalam kesempatan yang berbahagia ini, kami menyampaikan rasa terima kasih yang tulus kepada semua pihak baik institusi maupun perseorangan yang telah mendukung berbagai kegiatan dalam proses kaderisasi. Kami berharap, kita terus bersama-sama menjaga dan memelihara simakrama antar generasi. Proses ini bagaikan sebuah tanaman yang perlu terus dipupuk dan disiram untuk memperoleh bunga dan buah yang berkualitas. Begitu juga para kader-kader Peradah Indonesia, perlu terus dibina dan diberikan semangat untuk dapat memperoleh kader-kader yang berkualitas. Semoga semua asa dan doa kita diterima oleh Yang Maha Kuasa.

Jakarta, 20 Oktober 2015

DEWAN PIMPINAN NASIONAL PERADAH INDONESIA

WAYAN SUDANE Ketua Umum

RATU AGUNG BAGUS GANDHI Sekretaris Jenderal

I PUTU ADI SAPUTRA Bendahara Umum

Annual Report Peradah

9


PROFILE

visi misi dan nilai visi Membangun Generasi Muda Hindu yang mandiri dan demokratis sebagai bagian integral dari Bangsa Indonesia untuk mencapai kedamaian dan kesejahteraan bersama berdasarkan Dharma.

misi Melahirkan kader-kader muda Hindu yang memiliki sradha, jujur, berbudi pekerti luhur yang selalu berpedoman pada ajaran Veda dan nilai dasar Organisasi; Membentuk kader-kader muda Hindu yang cerdas, berani, dan memiliki integritas sehingga mampu tampil di depan sebagai agen-agen perubahan dalam semua segi kehidupan yang dilandasi oleh semangat demokrasi dan kebersamaan.

nilai Nilai – nilai keteladanan yang menjadi dasar dan karakter organisasi serta anggota organisasi adalah sebagai berikut : • Sathyamitra : Menghargai sesama dan membangun kerjasama berlandaskan kejujuran dan ketulusan; • Sadhana : Melakukan swadharma sebagai bentuk disiplin spiritual; • Sevanam : Melakukan pelayanan dan karya-karya nyata bagi umat dan masyarakat luas sebagai upaya merealisasikan nilai-nilai dharma; • Samskara : Menjadi pelopor perubahan bagi pembaharuan yang berguna bagi umat manusia; • Santosa : Bijaksana dalam membangun ketentraman, keharmonisan dan kesejahteraan bersama.

10


Bekerja membangun kemandirian

Annual Report Peradah

11


PROFILE

pokok-pokok program

1

Bina-Dharma, yaitu meningkatkan pemahaman dan pelaksanaan ajaran Weda;

2

Bina-Warga, yaitu meningkatkan rasa kemanusiaan dengan mengatur gerak dan dinamika organisasi untuk mewujudkan masyarakat inklusif;

3

Bina-Kriya, yaitu melaksanakan kerja nyata dalam setiap aktivitas dalam rangka meningkatkan sumberdaya umat Hindu dan Bangsa Indonesia;

4

Bina-Sandhiwani, yaitu Membina komunikasi yang berkelanjutan dengan berbagai stakeholder untuk mengawal kepentingan umat Hindu;

5

Bina-Artha, yaitu mewujudkan kemandirian masyarakat Hindu baik berupa sikap mental maupun ekonomi untuk kesejahteraan bangsa dan Negara.

Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia RI nomor: AHU-0006649.AH.01.07.TAHUN 2015 tentang Pengesahan Badan Hukum Peradah Indonesia. Peradah Indonesia telah dinaikan status legalitasnya dari organisasi kemasyarakatan pemuda tidak berbadan hukum menjadi organisasi kemasyarakatan pemuda berbadan hukum dari Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia RI.

12


Bekerja membangun kemandirian

pendiri PEradah

Keinginan umat Hindu Indonesia memiliki ormas kepemudaan tingkat nasional terus tumbuh pada tahun 1980-an. Diawali dengan pertemuan pertama pada tanggal 19-20 November 1983 di Wisma Sejahtera, didepan Taman Kanak-kanak, Kaliurang, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Hasil dari pertemuan tersebut adalah kesepakatan untuk membentuk organisasi kepemudaan Hindu tingkat nasional. Peserta menyatakan ikrar kesepakatan untuk membentuk organisasi kemasyarakatan tingkat nasional sebagai satu wadah kegiatan dalam melaksanakan Dharma Agama dan Dharma Negara yang berasas tunggal Pancasila. Kemudian, pertemuan kedua dilaksanakan pada tanggal 9-11 Maret 1984 ditempat yang sama dengan pertemuan pertama. Melalui proses yang panjang, pada tanggal 11 Maret 1984 dideklarasikanlah organisasi kepemudaan Hindu tingkat nasional yang pertama dengan nama Peradah Indonesia yang kemudian diterima secara aklamasi oleh peserta pertemuan. Pertemuan ini sekaligus sebagai Mahasabha I Peradah Indonesia. Drs. Pariata Westra, S.H., S.E.

Annual Report Peradah

13


PROFILE

Sejarah peradah indonesia Indonesia, sampai dengan berdirinya Parisada Hindu Dharma Indonesia pada tahun 1959, umat Hindu belum memiliki organisasi kemasyarakatan (ormas) skala nasional. Hadirnya ormas nasional bernafaskan Hindu dibutuhkan, mengingat perkembangan populasi umat di seluruh Nusantara. Menghadapi situsi yang makin kompetitif, wadah organisasi formal nasional kian dibutuhkan untuk melakukan koordinasi serta pembinaan dan pendidikan dalam hal dharma agama dan dharma negara.

Komunikasi ditujukan kepada Prof. Dr. Ida Bagus Mantra (Gubernur/Kepala Daerah Bali), I Gusti Putu Raka, S.H. (Ketua DPRD Provinsi Bali), Gde Pudja, S.H., M.A. (Direktur Jenderal Hindu & Buddha Departemen Agama RI), Drs. Ida Bagus Oka Punyatmadja (Ketua Umum Parisada Hindu Dharma Pusat), dan dengan sendirinya Sri Paduka Paku Alam VIII (Wakil Gubernur Propinsi DIY) yang pada waktu itu melaksanakan tugas sebagai Gubernur, karena Sri Sultan Hamengku Buwono IX menjabat sebagai Wakil Presiden di Jakarta.

Sebelum adanya organisasi kemasyarakatan nasional, pranata sosial yang ada dalam komunitas umat Hindu masih bersifat lokal. Dorongan untuk membentuk organisasi kemasyarakatan tingkat nasional bangkit di seluruh kantong umat Hindu di bumi Nusantara yang semula secara sporadis, baik di kota-kota besar, kampus-kampus, di desadesa di wilayah pemukiman transmigrasi, dalam bentuk kelompok diskusi, organisasi suka duka krama banjar, dan lembaga sosial lokal menjadi satu kekuatan berhimpun secara nasional.

Setelah segala persiapan internal maupun eksternal berlangsung dengan baik dan matang dipilihlah hari pertemuan tanggal 19 dan 20 November 1983 di Wisma Sejahtera, didepan Taman Kanak-kanak, Kaliurang, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Dipilihnya pertemuan pada tanggal tersebut mengingat bertepatan dengan tanggal 20 November sebagai hari Peringatan wafatnya Pahlawan Ngurah Rai. Peringatan tersebut memang akhirnya dilaksanakan malam hari bertempat di gedung Purna Budaya Universitas Gadjah Mada di Yogyakarta.

Hal ini juga didorong pasca konflik G 30-S/PKI yang bergejolak di Bali. Para tokoh kemudian mengkonsolidasikan diri membentuk jaringan komunikasi untuk menghimpun kesepahaman pembentukan organisasi kemasyarakatan tingkat nasional. Pariata Westra mempelopori untuk melakukan upaya upaya komunikasi membuat jaringan dengan para tokoh pemuda Hindu (Bali maupun non-Bali) serta menghubungi beberapa tokoh Pemerintahan Sipil maupun Militer (termasuk Kepolisian) di Daerah/Bali maupun di Pusat/Jakarta.

14

Pertemuan pertama di Kaliurang itu dihadiri berbagai komponen pemuda Hindu dari berbagai wilayah. Pertemuan yang disebut sebagai “Sarasehan Penjajagan� pembentukan ormas Hindu tingkat nasional itu dihadiri dari wilayah barat yang diwakili utusan Riau, wilayah timur dari NTT, wilayah utara dari Sulawesi. Pertemuan itu untuk menjajagi kemungkinan dan akhirnya menyepakati ikrar bagi pembentukan satusatunya organisasi pemuda tingkat nasional untuk warga umat Hindu Indonesia.


Bekerja membangun kemandirian

Bunyi IKRAR tersebut sebagai berikut :

“Om Swastiastu, Kami Umat Hindu yang mewakili komponen-komponen pemuda, mahasiswa, dan cendikiawan dari seluruh Indonesia, berikrar sepakat membentuk organisasi kemasyarakatan tingkat nasional sebagai satu wadah kegiatan dalam melaksanakan Dharma Agama dan Dharma Negara yang berasas tunggal Pancasila. Dalam merealisasikan tujuan tersebut di atas, kami menyiapkan diri untuk menyelenggarakan Munas (Mahasabha), sebagai tindak lanjut dari kesepakatan ini, di Yogyakarta. Semoga Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa Asung Wara Nugraha atas kesepakatan dan kelanjutan tindakan kami bersama ini. Om Çanti Çanti Çanti Om“

Dalam tiga bulan berikutnya Panitia daerah pertemuan pembentukan organisasi kepemudaan tingkat nasional mengundang kembali kehadiran peserta pertemuan pertama yang diperluas yang berlangsung dari tanggal 9 - 11 Maret 1984. Pertemuan bersejarah ini masih mengambil tempat yang sama di Wisma Sejahtera Kaliurang, Kabupaten Sleman, Yogyakarta hanya waktunya diperpanjang. Panitia pertemuan ini diketuai oleh Letkol. Czi. IGN. Alit Wijaya, dan IDK Budi Mahardana sebagai Sekretaris Panitia.

Akhirnya, dalam proses yang panjang, pada tanggal 11 Maret 1984 dideklarasikan organisasi kepemudaan Hindu tingkat nasional yang pertama dengan nama Peradah Indonesia yang kemudian diterima secara aklamasi oleh peserta pertemuan. Kepanjangan nama tersebut adalah Perhimpunan Pemuda Hindu Indonesia. Tanggal 11 Maret 1984 juga menjadi hari lahir Peradah Indonesia untuk diperingati setiap tahunnya.

Annual Report Peradah

15


PROFILE

Nama Peradah Indonesia ini diilhami oleh tiga hal berikut: 1. “Mpu Beradah” Seorang puruhita yang sangat terkenal, dalam sejarah Jawa Timur menyeesaikan permasalahan yang terjadi antara Kediri dan Daha. Mpu Beradah kemudian dimonumenkan sebagai Candi Empu Beradah (huruf “b” di Jawa bersamaan dengan huruf “p”). 2. “Perada” Nama “Peradah” di Bali merupakan warna kain yang biasa dan umum dipakai dalam upacaraupacara keagamaan yang dikenal dengan sebutan “Kain Perada” yakni berwarna kuning keemasan. Warna kuning keemasan yang diyakini sebagai warna agung khususnya di Bali. 3. ”Anak Polah Bopo Keperadah” Di Jawa pada umumnya khususnya Jawa Tengah dan DIY ada ungkapan yang sangat bermakna : “Anak polah, Bopo keperadah”, yang artinya kurang lebih “apa bagaimanapun polah (perilaku) Anak, akhirnya Bapaknya yang bertanggung jawab atas perilaku itu”.

16

Sampai dengan saat ini Peradah Indonesia telah melaksanakan Mahasabha atau kongres sebanyak sembilan kali dengan kepengurusan yang dipimpin oleh tujuh Ketua Umum dengan urutan dan periode kepengurusan sebagai berikut: 1. I Gusti Ketut Gede Suena (1984 – 1989) 2. Dra. Sylvia Ratnawati (1989 – 1993, 1993 – 1997) 3. Agung Putu Ngurah Wirawan (1997 – 2000, 2000 – 2003) 4. Ketut Suratha Arsana (2003 – 2006) 5. I Nyoman Gde Agus Asrama (2006 – 2009) 6. I Komang Adi Setiawan (2009 – 2012) 7. Wayan Sudane (2012 – 2015) Pergerakan Peradah Indonesia terus berkelanjutan sesuai dengan jaman untuk melakukan sinergi berbagai potensi kepemudaan. Peradah Indonesia berketetapan hati untuk fokus pada proses kaderisasi kepada dua program utama yaitu kepemimpinan (leadership) dan kewirausahaan (entrepreneurship). Disarikan dari dari buku Meretas Jalan Mengentaskan Peran ditulis oleh Drs. Pariata Westra, S.H., S.E. @Peradah 2012-2015


Bekerja membangun kemandirian

Tumbuh Kembang Peradah Indonesia 1984 – 1990: Fase Konsolidasi Fase 1984 – 1990 merupakan fase awal terbentuknya Peradah Indonesia, tepatnya pada 11 Maret 1984 di D.I. Yogyakarta. Pada fase ini, Peradah memantapkan diri sebagai organisasi pemuda Hindu tingkat nasional atau dengan kata lain, fase ini merupakan fase konsolidasi organisasi. Pada periode ini, Peradah dipimpin oleh IGKG Suena sebagai ketua umum, dan Wayan Sudarmaja sebagai sekretaris jenderal. Seiring proses dan pergulatan intelektual pada masa itu, Peradah Indonesia terus mengepakan sayap hingga seluruh pelosok nusantara. Berbagai aktivitas dan program berhasil dilakukan bagi keumatan, kemasyarakatan, dan kebangsaan. Peradah Indonesia lahir sebagai pemersatu bagi generasi muda Hindu dengan berbagai latar belakang budaya yang dimiliki oleh masing-masing anggotanya.

1990 – 1997: Fase Memperluas Jaringan Periode 1990 – 1997, Peradah berhasil memperluas jaringan organisasi (networking) pada skala nasional maupun internasional. Pada fase ini, Peradah terus berupaya memperluas adanya pengakuan baik dari organisasi kepemudaan lainnya, dan pengakuan oleh negara. Sebagaimana diketahui, pada masa itu, merupakan masa orde baru, dimana kebebasan berpendapat dan berorganisasi masih sangat dibatasi. Untuk jaringan internasional, pada fase ini juga, Peradah mempelopori terbentuknya ASEAN Hindu Youth Council yang kini menjadi South East Asia Hindu Youth Council. Fase ini Peradah dibawah kepemimpinan Sylvia Ratnawati Purwanto sebagai ketua umum dan Made Astana sebagai sekretaris jenderal untuk periode 1990 – 1994 yang terpilih pada Mahasabha II di Cipayung, Bogor pada 19 – 21 Oktober 1990. Dan pada Mahasabha III yang diselenggarakan di Bali pada 11 – 13 Juni 1994, terpilih kembali Sylvia Ratnawati Purwanto sebagai ketua umum didampingi Ketut Parwata sebagai sekretaris jenderal untuk periode 1994 – 1997.

Annual Report Peradah

17


PROFILE

1997 – 2003: Fase Reposisi Periode 1997 – 2003 merupakan masa titik balik organisasi di tengah era reformasi yang terjadi di Indonesia. Pada masa ini, Peradah melakukan reposisi dan adaptasi organisasi sebagaimana terjadi juga pada kehidupan berbangsa, yaitu beralihnya era orde baru ke era reformasi. Untuk itu, pergerakan organisasi Peradah dituntut untuk mampu meningkatkan ekspresi, indepedensi, serta kemandirian organisasi. Peradah melakukan reposisi pada periode 1997 – 2000 pada masa AA Ngurah Wirawan sebagai ketua umum didampingi Wayan Suyasa sebagai sekretaris jenderal yang terpilih pada Mahasabha IV di Jakarta pada 17 – 20 Juli 1997. AA Ngurah Wirawan kembali terpilih untuk periode kedua didampingi oleh IGN Sucitra sebagai sekretaris jenderal pada Mahasabha V di Malang, Jawa Timur tanggal 24 – 26 November 2000. 2003 – 2006: Fase Peletakan Nilai Dasar Setelah melalui fase survival dimana Peradah melakukan reposisi organisasi, fase selajutnya

18

adalah membuat dan memasukan nilai-nilai organisasi sebagai pijakan bagi kader-kader Peradah. Pada tahap ini, Peradah meletakan nilainilai dasar organisasi yaitu: sadhana, sevanam, satyamitra, samskara, dan santosa. Periode ini Peradah berada dibawah kepemimpinan KS Arsana sebagai ketua umum, dan Nyoman Landra sebagai sekretaris jenderal yang terpilih dalam Mahasabha VI di Lampung tanggal 17 -19 Oktober 2003. 2006 – 2009: Fase Pemantapan Nilai-Nilai Periode selanjutnya adalah fase penguatan dan penjabaran nilai-nilai organisasi terhadap program organisasi. Pada penguatan dan penjabaran program-program ini, Peradah semakin memantapkan keberadaan organisasi, baik pada lingkungan eksternal organisasi dan penguatan nilai-nilai organisasi kepada kader Peradah. Pada periode ini, Peradah dibawah kepemimpinan Nyoman Agus Asrama sebagai ketua umum, dan Nyoman Landra sebagai sekretaris jenderal yang terpilih dalam Mahasabha VII di Jakarta pada 13 – 16 Oktober 2006.


Bekerja membangun kemandirian

https://youtu.be/8SKUz8b0YAw

2009 – 2012: Fase Transformasi Setelah melalui berbagai fase, dan telah mantapnya Kebutuhan organisasi selanjutnya adalah transformasi terhadap program organisasi. Melalui tranformasi ini, Peradah melakukan berbagai program baru sebagai wujud tranformasi dan peningkatan program organisasi seperti pemberdayaan ekonomi yang ditandai dengan terbentuknya Koperasi Sinergi Nusantara sebagai koperasi primer nasional. Pada fase ini, Peradah dipimpin oleh Komang Adi Setiawan sebagai ketua umum, dan IK Guna Artha sebagai sekretaris jenderal yang terpilih pada Mahasabha VIII di Medan, Sumatera Utara tanggal 11 – 14 Desember 2009. 2012 – 2015: Fase Sinergi Program Dengan berbagai fase yang telah dilalui organisasi, kondisi Peradah saat ini perlu mengintegrasikan berbagai capaian organisasi selama 31 tahun. Untuk itu, visi capaian organisasi adalah Sinergi Potensi menuju Kemandirian Organisasi. Sebagai organisasi dengan beranggotakan pemuda Hindu

https://youtu.be/JdEzZl4glyU

di Indonesia, Peradah telah mampu menyentuh dan dirasakan hingga tingkat kecamatan dan desa sebagai basis anggota. Pada langkah ini, Peradah menjadi inkubator bagi anggota untuk melakukan berbagai program yang mendukung peningkatan kualitas dan jati diri anggota. Untuk mencapai tujuan tersebut, pendekatan yang digunakan adalah kewirausahaan sosial dengan fokus program Kepemimpinan (leadership) dan Kewirausahaan (entrepreneurship). Periode 2012 – 2015, Peradah Indonesia dipimpin oleh Wayan Sudane sebagai ketua umum dan Ratu Agung Bagus Gandhi sebagai sekretaris jenderal yang terpilih pada Mahasabha IX tanggal 2 – 4 November 2012 di Manado, Sulawesi Utara.

Annual Report Peradah

19


PROFILE

MILESTONE Sarasehan penjajagan pembentukan ormas Hindu tingkat nasional di Wisma Sejahtera I Kaliurang Yogyakarta.

Mahasabha II Peradah Indonesia di Cipayung Bogor. Memilih Dra. Sylvia Ratnawati Purwanto sebagai Ketua Umum dan Ir. Made Astana sebagai Sekjend.

9-20

19-20

nov

okt

1983

1990

9-11

20-21

mar

nov

Pembentukan dan Mahasabha I Ormas Hindu Indonesia di Wisma Sejahtera II Kaliurang menghasilkan Ikrar Kaliurang yang menandai berdirinya Peradah Indonesia. Ir. IGKG Suena didaulat menjadi Ketua Umum pertama dan Sudarmaja sebagai Sekjend.

Peradah menginisiasi pembentukan Asean Hindu Youth Council. Ditandai dengan Deklarasi Prambanan.

1984

2-4

1993

7

11-14

nov

agu

nov

Mahasabha IX di Manado, Sulawesi Utara. Wayan Sudane terpilih sebagai Ketua Umum dan RAB Gandhi sebagai Sekjend

Deklarasi pendirian Koperasi Sinergi Nusantara milik Peradah di Palembang dalam Rakernas VIII Peradah.

Mahasabha VIII di Hotel Asean Medan. Komang Adi Setawan terpilih sebagai Ketua Umum dan IK Guna Artha sebagai Sekjend.

2013

20

2010

2009


Bekerja membangun kemandirian

Mahasabha III di Denpasar Bali. Terpilih Dra. Sylvia Ratnawati Purwanto selaku Ketua Umum dan Ir. Parwata sebagai Sekjend.

Mahasabha V di Hotel Victory, Batu Malang, Jawa Timur. A A Ngurah Wirawan kembali terpilih sebagai Ketua Umum berpasangan dengan IGN. Sucitra

11-13

24-26

jun

nov

1994

2000

17-20

jul 1993

Mahasabha IV di Pusat Pengembangan Sumber Daya Pemuda, Cibubur, Jakarta. Terpilih AA Putu Ngurah Wirawan selaku Ketua Umum dan Wayan Suyasa sebagai Sekjend.

13-16

17-19

okt

okt

Mahasabha VII di Wisma Wiladatika, Cibubur Jakarta. Nyoman Agus Asrama terpilih sebagai Ketua Umum dan Nyoman Landra sebagai Sekjend.

Mahasabha VI di Bandar Lampung. Terpilih KS Arsana selaku Ketua Umum dan Nyoman Landra sebagai Sekjend.

2006

2003

Annual Report Peradah

21


PROFILE

ketua-ketua umum

22

I GUSTI KETUT GEDE SUENA 1984-1989

SYLVIA RATNAWATI 1989-1993, 1993-1997

KETUT SURATHA ARSANA 2003-2006

I NYOMAN GDE AGUS ASRAMA 2006-2009


Bekerja membangun kemandirian

A PUTU NGURAH WIRAWAN 1997-2000, 2000-2003

wayan sudane 2012-2015

I KOMANG ADI SETIAWAN 2009-2012

Annual Report Peradah

23


PROFILE

logo peradah indonesia Logo PERADAH INDONESIA adalah KAYON PERADAH yang digambarkan secara dominan menggunakan GUNUNGAN/KAYON di atas PONDASI dalam dasar bentuk LIMA HELAI KELOPAK BUNGA TERATAI dalam lingkaran. 1. Lima Helai Kelopak Bunga Teratai Memilik arti gambaran tentang bumi pertiwi Indonesia dan juga asas Peradah Indonesia yaitu Pancasila 2. Gunungan / Kayon Sebagai symbol Kalpataru atau pohon kehidupan yang aslinya disebut “Kayun Purwo Sejati (Kayun = Hidup/ Kemedak , Purwo = asal/sumber, Sejati = Sebenarnya/ sesungguhnya) sehingga sebagai kesatuan memiliki arti “Sumber Kehidupan yang sebenarnya” (dalam bahasa jawa “Sangkanin dumadi”, atau “Janmady Asya Yatah” dalam bahasa Sanskerta). Hal ini untuk menyimbolkan bahwa Peradah Indonesia diyakini lahir atas kehendak Hyang Widhi melalui para tokok Umat Hindu Indonesia. Gunungan/Kayon berisikan unsur-unsur sebagai berikut : a. Putik Kembang Teratai (Padma) berjumlah 9 (Sembilan), melambangkan 9 pintu penginderaan dalam tubuh manusia (dalam bahasa Jawa “Babahan Hawa Sanga”.

24

b. Swastika beralaskan singgasana bersudut 8 (delapan), yang merupakan lambang Bhuwana Agung (macrocosmos) dan Bhuwana Alit (microcosmos) dan 8 sifat Kemahakuasaan Hyang Widhi atau Asta Aishwarya yang terdiri dari : • Anima : Maha kecil • Lagima : Maha ringan atau halus • Mahima : Maha besar, meliputi semuanya • Prapti : Maha ada, dapat mencapai segala tempat, tidak terbatas ruang dan waktu • Prakamya : tercapai segala kehendak • Icitwa : Maha utama, Maha mulia, mengatur segala yang ada di dunia • Wacitwa : Maha kuasa, tidak ada yang melebihi kekuasaanNya • Yatrakamawasaytwa : tidak ada yang dapat menentang kodratNya c. Mahkota/Ketu bersudut 3 (tiga) yang melambangkan Hyang Widhi dalam manifestasinya sebagai Brahma, Wisnu dan Siwa.


Bekerja membangun kemandirian

Secara keseluruhan isi dari Gunungan memiliki arti bahwa seluruh kekuatan dan dorongan nafsu dalamdiri harus dikendalikan dan diarahkan kepada kesejahteraan alam semesta dan Hyang Widhi dengan segala sifatNya.

bathin, menjaga pondasi yang melambangkan keteguhan dan juga bumi pertiwi Indonesia. Secara keseluruhan maknanya adalah keteguhan yang dijaga secara utuh dan mengakar di umat Hindu Indonesia.

3. Pondasi yang diapit dua tugu penjaga Gunungan/Kayon ditancapkan ke bawah, ke dasar atau pondasi yang diapit 2 (dua) tugu penjaga/ Manggala. Kedua manggala melambangkan pengawas kejatahan dan kebaikan, lahir dan

4. Teks “PERADAH INDONESIA” Nama organisasi yang merupakan singkatan dari “Perhimpunan Pemuda Hindu Indonesia”.

Annual Report Peradah

25


PROFILE

KONDISI OBJEKTIF ORGANISASI

KONDISI INTERNAL Peradah Indonesia telah melewati usia 31 tahun, rentang usia yang sudah cukup matang untuk memperkuat basis dan program organisasi. Sebagai organisasi berjenjang yang menetapkan fokus kaderisasi pemuda Hindu, Peradah Indonesia bergerak hingga tingkat desa. Struktur organisasi berjenjang sampai dengan komisariat kecamatan dan desa, menjadikan Peradah Indonesia organisasi yang memiliki basis real kepemudaan, keumatan dalam lingkup keindonesiaan. Adapun potensi internal yang dimiliki Peradah Indonesia saat ini sebagai berikut: 1) Sumber daya pemuda Hindu menyebar sampai dengan tingkat desa. 2) Semangat bekerja terus tumbuh pada generasi muda dari waktu ke waktu. 3) Proses kaderisasi berjenjang mulai dilakukan secara bertahap pada tingkatan kabupaten/ kota, kemudian provinsi, berlanjut pada tingkat nasional. 4) Program kerja terstruktur yang diturunkan dari visi dan misi organisasi.

26

5) Media penyampaian informasi online terintegrasi yang dikelola secara berkesinambungan sehingga menjamin keterkinian informasi yang terkandung didalamnya. 6) Pelaporan tahunan yang berfungsi untuk mengevaluasi hasil-hasil kinerja tahunan sebagai bahan perbaikan di tahun berikutnya. 7) Memiliki infrastruktur untuk mendukung pelaksanaan program-program kepemimpinan dan kewirausahaan. 8) Telah dilaksanakan berbagai pembaruan pengurus organisasi. Fokus Dewan Pimpinan Nasional Peradah Indonesia untuk membenahi Dewan Pimpinan Provinsi, dan Dewan Pimpinan Kabupaten/Kota yang telah vakum beberapa tahun terakhir membuat organisasi menjadi lebih lincah dengan diisinya pemuda-pemuda yang memiliki semangat tinggi dan didukung oleh kondisi fisik yang masih mumpuni. Sedangkan yang harus segera dilakukan pembenahan antara lain: 1) Perlu adanya penyempurnaan visi dan misi organisasi sesuai dengan arah yang dicitacitakan.


Bekerja membangun kemandirian

2) Perlu adanya materi kaderisasi formal yang dilakukan pada setiap tingkatan organisasi tentang nilai dan ideologi organisasi. 3) Perlu adanya penguatan kaderisasi melalui pelaksanaan pendidikan kepemimpinan. 4) Perlu adanya aplikasi-aplikasi berbasis online yang dapat mendukung pergerakan dan penyampaian informasi yang realtime. 5) Database organisasi yang terkelola dan terupdate. 6) Bersinergi dengan organisasi-organisasi kepemudaan Hindu baik yang bersifat kewilayahan ataupun berbentuk ormas. 7) Berlakunya Masyarakat Ekonomi ASEAN yang kemudian banyak berdampak pada kesulitankesulitan lapangan kerja dan berimbas pada kesejahteraan umat Hindu.

KONDISI EKSTERNAL Dalam lingkup yang lebih luas lagi, Peradah Indonesia telah memposisikan diri sebagai organisasi independen dan mandiri.

Beberapa potensi yang dimiliki Peradah Indonesia dalam lingkup eksternal, antara lain: 1) Posisi Peradah Indonesia sebagai organisasi tingkat nasional telah mendapat apresiasi yang dilihat dari jaringan organisasi. 2) Peradah Indonesia memiliki peran strategis sebagai organisasi kepemudaan berbasis agama di Indonesia dengan anggota yang real. 3) Peradah Indonesia sebagai representasi organisasi kepemudaan Hindu memiliki peran dalam menjaga keberagaman dan toleransi antar umat beragama. Sedangkan hal-hal yang akan dihadapi dan diwaspadai oleh organisasi antara lain: 1) Menurunnya daya kritis pemuda sebagai garda depan perubahan. 2) Menurunnya pengayaan intelektualis melalui diskusi-diskusi kritis sebagai bentuk gagasan ide. 3) Masih lemahnya daya dukung keuangan bagi organisasi. 4) Hilangnya minat kaum muda Hindu untuk berorganisasi.

Annual Report Peradah

27



laporan tahunan

2013

Sinergi Membangun Kepemimpinan dan Kewirausahaan yang Berkelanjutan “Sesuai dengan pemetaan bersama organisasi-organisasi kehinduan tingkat nasional, Peradah Indonesia menetapkan fokus pada program prioritas pengembangan kepemimpinan dan kewirausahaan bagi generasi muda Hindu.�


Pengantar laporan

“Peradah Indonesia lahir pada 11 Maret 1984 di Yogyakarta sebagai wujud representasi cita-cita generasi muda Hindu yang idealis, kritis dan progresif terhadap perkembangan masyarakat dunia dengan komitmen menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.�

OM Swastyastu, Tahun 2013 telah kita lalui bersama dengan rasa syukur dan penuh suka-cita. Ada harapan besar pada tahun 2013 baik kepada kami, para penggiat aktivitas sosial, maupun bangsa Indonesia. Bagi kami, tahun 2013 merupakan tahun penguatan sinergi program untuk tahun 2014 dan seterusnya. Sedangkan bagi bangsa ini, tentu 2013 merupakan tahun penuh harapan menuju proses pergantian kepemimpinan pada 2014. Tentu kami sadari, bahwa harapan tidak bisa menjadi kenyataan begitu saja. Perlu upaya dan kerja-keras untuk menggapai dan mewujudkannya menjadi kenyataan. Berangkat dari pondasi yang telah kami bangun sebelumnya, tentu arah dan pelaksanaan program dapat kami wujudkan dengan kerja-keras pula. Beberapa kegiatan telah kami lakukan secara berkesinambungan dan terukur yang kami sajikan dalam laporan ini. Tentu ada yang populis, dan tidak polusis namun berdampak panjang dan nyata bagi masyarakat. Yang jelas, kami ingin mewujudkan Peradah Indonesia sebagai wadah

30


Sinergi Membangun Kepemimpinan dan Kewirausahaan yang Berkelanjutan

bagi para pemuda Hindu untuk mengembangkan kepemimpinan dan kewirausahaan yang membawa dampak positif bagi masyarakat. Akhirnya, kami mengucapkan terima kasih yang tulus kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan kepada Peradah Indonesia baik pemikiran maupun materi. Kami berharap, sinergi yang baik terus terbangun dalam rangka mewujudkan semangat kemimpinan dan kewirausahaan.

Terima Kasih OM Santih Santih Santih Jakarta, Maret 2014

WAYAN SUDANE Ketua Umum

Annual Report Peradah 2013

31


Logo 29 Tahun Peradah

Tahun 2013 genap Peradah Indonesia berusia 29 tahun. Usia yang cukup matang dalam organisasi yang telah melahirkan banyak kader yang tersebar diberbagai sektor kehidupan. Dalam usia 29 tahun, kami mewujudkan dalam pola visualisasi sinergi, dimana angka 2 (dua) dan 9 (sembilan) menyatu menjadi kesatuan yang tak terpisahkan. Logo ini menjadi simbol kedewasaan serta keluwesan dalam menghadapi jaman, dan masa depan. Selain itu, perwujudan logo ini menjadi simbol terhadap semangat dan jiwa muda para penggerak Peradah Indonesia. Logo didesain oleh: I Made Yusadhi Pradita Warmadewa Anggota DPP Peradah Sumatera Selatan.

32


Sinergi Membangun Kepemimpinan dan Kewirausahaan yang Berkelanjutan

Peradah sebagai wadah untuk meningkatkan kualitas pemuda, selain sebagai wujud dharma bhakti kepada bangsa dan negara. D. Sures Kumar

Peradah sekarang telah diisi para pemuda dengan berbagai potensi. Peradah menjadi kumpulan para anak muda Hindu. Banyak ilmu, teman, bahkan saudara yang bisa diperoleh dengan bergabung di Peradah. Dan tentu saja kita belajar berorganisasi. Ni Ketut Putrika

Dengan aktif di Peradah, saya menemukan keluarga baru disini. Saya banyak belajar tidak saja di lingkungan umat Hindu, tapi beberapa kali mewakili Peradah dalam kegiatan-kegiatan lintas agama, lintas organisasi. Putu Pande Sulistyas Agustina

Annual Report Peradah 2013

33



program peradah

2013


program peradah 2013

MENCETAK PEMIMPIN MASA DEPAN Apakah pemimpin lahir begitu saja? Tentu tidak. Lantas, apakah kepemimpinan juga lahir serta merta? Tentu tidak. Kendati teori kepemimpinan masih memperdebatkan proses lahir dan terciptanya kepemimpinan, kami menyatakan bahwa kepemimpinan diperoleh melalui sebuah proses baik formal dan informal. Dalam menciptakan kepemimpinan, kita membutuhkan sebuah wadah sebagai proses kawah candradimuka bagi para individu-individu calon pemimpin. Disinilah peran kami sebagai organisasi kepemudaan, dari tingkat nasional sampai dengan tingkat desa. Kami terus berupaya untuk memciptakan para kader-kader bagi penerus untuk umat Hindu khususnya dan bangsa Indonesia umumnya. Langkah kami sejak 1984 hingga kini yang menginjak usia 30 tahun tentu menunjukan komitmen kami sebagai organisasi kader. Artinya keberlanjutan proses kemimpinan terus berlanjut. Disamping itu, semakin banyak alumni yang kini telah dan turut mewarnai berbagai aktivitas keumatan, kebangsaan baik tingkat daerah maupun nasional. Dalam dinamika organisasi Peradah, kita dapat terus belajar dalam memperkuat kepemimpinan melalui berbagai aktivitas keorganisasian, keumatan, dan kebangsaan. Disini pula kita bersama-sama untuk membangun semangat toleransi dan empati kepada sesama untuk mengembangkan sikapsikap keterbukaan dan kebersamaan. Dalam terminologi organisasi, Peradah Indonesia juga telah memiliki kurikulum pendidikan kepemimpinan yang ditetapkan pada tahun 2003 dan disempurnakan pada 2013 lalu. Pendidikan kepemimpinan Peradah Indonesia dibuat berjenjang agar dapat dilakukan penyiapan kader secara sistematis dan terukur.

36

Pendidikan Kepemimpinan Peradah Indonesia dikelompokkan ke dalam 3 (tiga) jenjang pendidikan dan pelatihan, yaitu: • Jenjang Pertama, Pendidikan Kepemimpinan “Kanistama Nayaka” • Jenjang Kedua, Pendidikan Kepemimpinan “Madhyama Nayaka” • Jenjang Ketiga, Pendidikan Kepemimpinan “Uttama Nayaka” Ketiga jenjang Pendidikan Kepemimpinan tersebut dapat digambarkan dalam model sebagai berikut:

Uttama Nayaka Madhyama Nayaka Kanistama Nayaka

Masing-masing tingkatan memiliki komposisi materi yang berbeda-beda, antara lain:

komposisi Materi Uttama Nayaka

Kanistama Nayaka

Nadyama Nayaka

50% materi tentang pengenalan Peradah Indonesia dan Peraturan Umum Lainnya

40% materi tentang pemantapan manajemen organisasi

40% materi dharma agama

40% materi tentang pengenalan ajaran Hindu sebagai landasan berorganisasi

30% materi tentang pemantapan ajaran Hindu sebagai landasan berorganisasi

40% materi dharma negara

10% materi tentang wawasan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara

30% materi tentang pemantapan wawasan kehidupan

20% materi penguatan kepemimpinan


Sinergi Membangun Kepemimpinan dan Kewirausahaan yang Berkelanjutan

temu kenal pengurus

Awal terbentuknya kepenguruan DPN Peradah Indonesia diadakan Temu Kenal Pengurus sebagai wujud saling membangun visi dalam kepengurusan. Acara dilaksanakan di kompleks Villa Peristirahatan Bank Indonesia, Sukabumi, Jawa Barat pada tanggal 1-2 Desember 2012.

Acara dilakukan dengan konsep team building yang di pandu oleh KS Arsana mantan Ketua Umum Peradah Indonesia periode 2003-2006 bersama Made Agus Dwiatmika.

Annual Report Peradah 2013

37


program peradah 2013

pendidikan kepemimpinan daerah Selama tahun 2013, beberapa Dewan Pimpinan Provinsi (DPP) Peradah Indonesia telah melaksanakan Pendidikan Kepemimpinan (Pakem). Pakem di tingkatan DPP menjadi penting untuk memperkuat kemampuan berorganisasi para anggota dalam persiapan kepemimpinan organisasi. Beberapa daerah yang sudah melaksanakan Pakem antara lain: • DPP Peradah Kalimantan Timur pada tanggal 16 Juni 2013 di Samarinda (Hadir I Putu Guna Aditya Yudha Ketua Pengembangan SDM DPN Peradah Indonesia) • DPP Peradah Sulawesi Selatan pada tanggal 7-8 Desember 2013 di Makassar. • Hadir I Putu Guna Aditya Yudha Ketua Pengembangan SDM DPN Peradah Indonesia. • DPP Peradah Gorontalo pada tanggal 23-24 Februari 2013 di Gorontalo. • Hadir Ni Ketut Putrika Ketua Informasi dan Komunikasi DPN Peradah Indonesia. • DPP Peradah Jawa Timur pada tanggal 27-29 Desember 2013 di Banyuwangi (Hadir Wayan Sudane Ketua Umum, bersama Sures Kumar Ketua Hubungan Lembaga Dalam Negeri, Made Wenes Widiyani dan Cokorda Istri Meyga Semarayani Departemen Lingkungan)

38

Beberapa kegiatan dalam rangka penguatan sumber daya organisasi dan anggota juga telah dilaksanakan oleh DPP Peradah, antara lain: Seminar Nasional bertajuk “Pancasila Menjawab Tantangan Zaman” pada tanggal 17 November 2012 di Semarang. Selanjutnya Seminar Kebudayaan bertajuk Diskusi Publik Cagar Budaya “Merajut Indonesia dengan Nilai-nilai Kearifan Budaya Lokal” pada tanggal 15 Desember 2013 di Yogyakarta.


Sinergi Membangun Kepemimpinan dan Kewirausahaan yang Berkelanjutan

Pancasila Jawab Tantangan Zaman Dewan Pimpinan Provinsi Peradah Indonesia Jawa Tengah sebagai wadah berhimpunnya pemuda Hindu di Jawa Tengah, pada bulan November ini mengadakan kegiatan Seminar Nasional bertajuk “Pancasila Menjawab Tantangan Zaman”. Tujuan dalam pelaksanaan seminar nasional ini adalah agar pemuda dapat memahami kembali pentingnya nilai-nilai Pancasila sebagai ideologi dan pandangan hidup dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Pancasila merupakan sebuah karya-cipta bangsa Indonesia yang mengagumkan karena Pancasila terbukti mampu menjawab kebutuhan akan sebuah cita-cita, falsafah hidup, pandangan hidup dan tata nilai serta prinsip-prinsip bernegara bagi bangsa besar seperti Indonesia. Pancasila juga telah berkali-kali menjadi jalan keluar dari berbagai kebuntuan politik terkait dengan berbagai perbenturan yang lahir dari keragaman ideologi, budaya, agama, suku dan kepentingan. Pancasila juga meneguhkan komitmen pada nilai-nilai universal seperti humanisme, keadilan, solidaritas sosial, kerakyatan, peradaban dan demokrasi. Nilai-nilai yang diperjuangkan secara internasional ini tentu memadai bagi terwujudnya sebuah bangsa yang memiliki masa depan peradaban yang cerah. Pendiri bangsa ini dengan sangat cemerlang mampu menyepakati pilihan yang pas tentang dasar negara sesuai dengan karakter bangsa, sangat orisinil, menjadi sebuah negara modern yang berkarakter religius pada nilai-nilai luhur universal, tidak sebagai negara sekuler juga tidak sebagai negara agama. Namun demikian, Pancasila tidak lantas dipahami, dihayati dan diamalkan secara baik oleh bangsa ini. Perwujudannya dalam dunia nyata mengalami pasang surut. Demikian juga dengan pamor Pancasila itu sendiri. Kadang kala ia dianggap penting, kadangkala disakralkan, kadangkala bahkan

dilupakan dan diabaikan. Semenjak Reformasi dikumandangkan, Pancasila sedang mengalami masa surut, akibat sekian lama ia menjadi alat dan simbol penindasan Orde baru. Ia seakan-akan menghilang dari ruang publik baik dalam wacana intelektual maupun dalam perumusan kebudayaan, politik dan ekonomi. Pancasila tidak pernah disebutsebut sebagai faktor penting dalam menentukan arah Reformasi kita. Arus globalisasi menjadi salah satu penyebab menurunnya nilai-nilai Pancasila. Sebab, arus informasi dan perkembangan teknologi seolaholah telah menyatukan manusia sebagai bagian dari arus globalisasi. Turunnya nilai-nilai Pancasila ini juga dipengaruhi oleh euforia reformasi yang berlangsung sejak 1998. Sejak tahun ini, jarang sekali disinggung tentang ideologi dasar negara Indonesia tersebut. Oleh karena itu, Peradah Indonesia DPP Jawa Tengah melaksanakan seminar nasional tersebut. Ketua Umum Dewan Pimpinan Nasional (DPN) Perhimpunan Pemuda Hindu Indonesia (Peradah Indonesia) Wayan Sudane mengatakan, penurunan nilai-nilai tersebut menjadi tantangan bagi generasi muda sekarang untuk merekonstruksi pemahaman Pancasila. ”Merekonstruksi pemahaman Pancasila menjadi tanggung jawab generasi muda supaya mereka tidak lupa ruh Pancasila yang sakral dan sakti,” kata Wayan dalam seminar nasional ”Pancasila Menjawab Tantangan Zaman” di Hotel Dafam, Semarang, Jawa Tengah pertengahan November 2012. Prof. Eko Budihardjo, MSc., mengatakan kemunduran nilai-nilai Pancasila pada saat ini membuat dirinya risau. Kemunduran ini salah satunya bisa dilihat dari adanya ketimpangan hidup dalam masyarakat. ”Waktu ada pameran mobil mewah di Jakarta, banyak orang memesan. Padahal masih banyak masyarakat kita yang masih sengsara dan ini menunjukkan adanya ketimpangan yang sangat jauh,” katanya.

Annual Report Peradah 2013

39


program peradah 2013

Selain itu, pengaruh globalisasi juga menyebabkan kota-kota di Indonesia saat ini semakin berwajah barat lewat bentuk bangunan yang serba kotak tanpa adanya sentuhan keunikan lokal. Padahal keunikan lokal tersebut merupakan warisan budaya yang sangat luar biasa. �Kaum muda jangan silau melihat perkembangan barat, karena sesungguhnya di seluruh pelosok tanah air kita tersimpan kearifan lokal yang luar biasa dan sangat beragam,� katanya. Sementara dalam materi Merekonstruksi Pemahaman Pancasila, Sudaryanto menambahkan, carut marut kehidupan masyarakat di bidang pendidikan, ekonomi, budaya, dan politik disebabkan oleh kebijakan para pemimpin. Tujuan dari merekonstruksi ini adalah untuk meneguhkan kembali konsensus dasar pendirian negara dan memperkuat kembali posisi Pancasila sebagai universum simbolicum bangsa Indonesia. Hal ini supaya Pancasila sebagai dasar negara dapat secara efektif dioperasikan.

40

'Arus globalisasi menjadi salah satu penyebab menurunnya nilai-nilai Pancasila' Dengan diselenggarakan seminar nasional DPP Peradah Jawa Tengah bertajuk “Pancasila Menjawab Tantangan Zaman� diharapkan kepada pemuda Hindu khususnya dan masyarakat Indonesia umumnya agar dapat memahami pentingnya nilainilai Pancasila sebagai ideologi dan pandangan hidup dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, mampu mengkontekstualisasikan nilai-nilai Ketuhanan yang menghormati prinsipprinsip Kemanusiaan, terpeliharanya persatuan dalam keberagaman, menjunjung tinggi nilainilai demokrasi dalam semangat permuswaratan sehingga apa yang menjadi cita-cita para pendiri bangsa dalam pembukaan UUD 1945 menuju keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia dapat kita wujudkan bersama.


Sinergi Membangun Kepemimpinan dan Kewirausahaan yang Berkelanjutan

RELIGI CAMP Akhir tahun lalu, 27-29 Desember 2013 kami dari DPN Peradah Indonesia berkesempatan hadir ke Banyuwangi dalam rangka Religi Camp yang diselenggarakapn DPP Peradah Jawa Timur. Kegiatan dipusatkan di pelataran Pura Agung Blambangan dan esok harinya dilanjutkan di Pura Giri Slaka, Alas Purwo. Acara dihadiri pemuda Hindu dari berbagai daerah di Jawa Timur seperti Malang, Blitar, Surabaya, Mojokerto, Banyuwangi, Pasuruan, dan sebagainya. Acara yang dikemas dengan suasana kekeluargaan dan penuh makna ini menjadi sarana bagi Peradah Jawa Timur untuk memperkuat persaudaraan antara pemuda dari berbagai kabupaten. Pendekatan kegiatan keagamaan dan kemasyarakatan cukup efektif dalam membangun rasa ‘nasionalisme’ para peserta. Pelaksanaan di pura misalnya, secara tidak

langsung membangun sradha peserta sekaligus membangun solidaritas kepada sesama melalui kegiatan bhakti sosial. Begitu juga kegiatan team building di Alas Purwo, semakin mempererat sisi humanis sebagai sesama pemuda dalam merealisasikan berbagai program keumatan dan kepemudaan. Tentu tidak selesai begitu saja, keberhasilan dari program ini akan ditentukan oleh komitmen para peserta setelah pulang ke daerahnya masing-masing. Perlu copypaste semangat, kemudian diterjemahkan dalam program nyata yang dapat dirasakan oleh masyarakat. Menyemai semangat melalui kegiatan religi camp sangat efektif dalam membangun solidaritas. Tentu saja, copy paste program ini diperlukan diberbagai daerah, tidak hanya berhenti di Jawa Timur.

Annual Report Peradah 2013

41


program peradah 2013

Dengan berbagai program yang telah dilakukan, Peradah mampu meningkatkan nasionalisme sekaligus meningkatkan pemahaman terhadap dharma. Peradah mengajarkan kita untuk berani mengambil keputusan, kita diajarkan bagaimana berkomunikasi kepada masyarakat, dan elemen lainnya. Ni Gusti Ayu Ketut Kurniasari

Setelah saya mengikuti program-programnya, asik dan menyenangkan, kita dapat belajar berorganisasi dan saling memahami dinamika keumatan, kebangsaan sebagai wujud dari dharma agama dan dharma negara. Putu Adi Suryawan

Bersama Putu Pande, saya beberapa kali mewakili Peradah dalam kegiatan eksternal. Pengalaman baru yang saya dapatkan dengan bergabung di Peradah. Yang jelas wawasan dan pengetahuan saya terus bertambah. Putu Utari Pandutami

42


Sinergi Membangun Kepemimpinan dan Kewirausahaan yang Berkelanjutan

lokasabha, Proses Kaderisasi Formal dalam Kepemimpinan Organisasi

Lokasabha atau musyawarah daerah merupakan salah satu wujud dari berjalannya kaderisasi organisasi yang baik. Selama tahun 2013, beberapa Dewan Pimpinan Provinsi (DPP) telah melaksanakan lokasabha sesuai dengan jadualnya. Selain itu, DPN juga turut mengaktifkan kembali beberapa Dewan Pimpinan Kabupaten (DPK) dalam rangka memperkuat DPP dan struktur organisasi sampai dengan tingkat basis.

'Proses kepemimpinan terus berlanjut ditunjukan dengan berjalannya proses pergantian kepemimpinan dalam organisasi pada setiap tingkatan tepat waktu'

Annual Report Peradah 2013

43


program peradah 2013

Lokasabha VIII Peradah Sulawesi Tengah Lokasabha VIII Peradah Indonesia Sulawesi Tengah dilaksanakan pada tanggal 28 Desember 2013 di Palu. Pelaksanaan Lokasabha ini tentu memberi semangat dan penguatan terhadap perjalanan Peradah secara nasional dan khususnya di Sulawesi Tengah Berjalannya proses kaderisasi sekaligus menunjukan bahwa Peradah telah berbuat dan berkiprah terhadap pembangunan bangsa, pemuda, dan umat Hindu di Indonesia. Semangat inilah yang kami harapkan terus bersemi pada setiap individu kader Peradah. Hadir dalam Lokasabha VIII dari Dewan Pimpinan Nasional Peradah I Putu Guna Aditya Yudha Ketua SDM dan Ni Ketut Putrika Ketua Informasi dan Komunikasi. Lokasabha VIII tersebut juga merupakan salah satu parameter proses kaderisasi

Peradah yang ditunjukan dengan proses regenerasi berjalan dengan baik. Dalam Lokasabha VIII terpilih Gede Yogantara Teguh Ekowijaya sebagai Ketua, Ade Candra Wirawan sebagai Sekretaris, dan I Wayan Purnawan sebagai Bendahara.

LOKASABHA VII DPP PERADAH SULAWESI TENGGARA Bertempat di Hotel Aden, Kota Kendari, pada tanggal 19 Oktober 2013, Dewan Pimpinan Provinsi Perhimpunan Pemuda Hindu Indonesia Sulawesi Tenggara (DPP Peradah Indonesia Sultra) melaksanakan kegiatan Lokasabha. Lokasabha VII ini sendiri dirangkaikan dengan kegiatan seminar yang melibatkan elemen generasi muda hindu di Sulawesi Tenggara. Kegiatan Loksabha yang merupakan agenda rutin dilaksanakan tiga tahun sekali ini bertujuan untuk melakukan evaluasi setelah DPP Peradah Sultra dipimpin selama 2 periode dr. Dewa Putu Ardika Seputra, Sp.OG. seorang tokoh prefesional yang telah membawa banyak kemajuan sehingga mampu membawa Peradah Sultra saat ini memiliki

44

posisi yang strategis di tengah-tengah umat, terutama karena peranannya yang seringkali melaksanakan kegiatan pengabdian masyarakat melalui programnya seperti pengobatan gratis kepada masyarakat di kantong – kantong umat Hindu di Sultra. Dalam sambutannya dr. Dewa Ardika mengatakan bahwa dirinya sudah cukup lama memimpin peradah Sultra, sehingga ia berharap akan muncul pemimpin baru melalui Lokasbha VII ini yang tentunya akan memberikan sumbangsih lebih baik untuk Peradah sendiri maupun untuk umat Hindu Sultra. Dokter spesialis kandungan yang saat ini memiliki Sekolah dan Rumah Sakit terkenal di Kota Kendari ini juga berkomitmen untuk terus


Sinergi Membangun Kepemimpinan dan Kewirausahaan yang Berkelanjutan

Jasana sendiri adalah seorang aktivis pemuda yang sudah sejak lama berkiprah di peradah, dimana sebelumnya Jasana juga sempat menjabat sebagai ketua DPK Peradah Kabupaten Konawe Selatan.

membantu jajaran pengurus Peradah Sultra yang akan terpilih nantinya. Setelah melalui persidangan Lokasabha akhirnya terpilih saudara I Wayan Jasana menjadi Ketua DPP Peradah Sultra untuk periode 2013 – 2016. Wayan

Pengurus baru DPP Peradah Sultra periode 2013 – 2016, langsung dilantik oleh D. Sures Kumar, M.Si. yang hadir mewakili Ketua Umum Peradah Indonesia dengan membacakan SK dari Dewan Pimpinan Nasional Peradah Indonesia. Dalam sambutan penutupnya Ketua DPN Departemen Dalam Negeri DPN Peradah Indonesia ini menyampaikan apresiasi yang tinggi atas terpilihnya pengurus baru DPP Peradah Indonesia Sulawesi Tenggara yang rata-rata berusia dibawah 30 tahun di sultra, mengingat saat ini AD/ART peradah sudah mengamanatkan agar pengurus PERADAH di semua tingkatan berusia maksimal 30 tahun, sesuai dengan UU Kepemudaan yang sebentar lagi akan diberlakukan.

LOKASABHA IV DPK PERADAH BULELENG Peradah turun langsung untuk turut membantu pelaksanaan Lokasabha di Dewan Pimpinan Kabupaten (DPK) Peradah Buleleng. Hadir Ketua Parisada Buleleng Putu Wilasa, Kepala Kantor Kementrian Agama Kabupaten Buleleng Nyoman Lastra, Ketua DPK Peradah Buleleng Ni Ketut Srie Kusuma Wardani dan Ketua DPP Peradah Bali Ida Bagus Putu Oka Suryawan serta Ketua DPN Peradah D. Sures Kumar mewakili Ketua Umum DPN Peradah. Tema acara adalah melalui Lokasabha IV DPK Peradah Buleleng Kita Wujudkan Karakter Pemuda Hindu Yang Bersradha Bhakti.

Pelaksanaan Lokasabha bertempat di Aula Kampus IHDN pada tanggal 28 - 29 Desember 2012 yang dihadiri perwakilan kecamatan dan undangan sekitar 80 orang. Dewan Pimpinan Nasional (DPN)

Dalam pelaksanaan Lokasabha tersebut terpilih secara aklamasi Ketua DPK Peradah Buleleng periode 2012 - 2015, Putu Sanjaya dengan Sekretaris I Gusti Ayu Riesa Mahendradhani dan Bendahara Gusti Ayu Indrawati Rahayu.

Annual Report Peradah 2013

45


program peradah 2013

LOKASABHA VIII DPP PERADAH DKI JAKARTA

DPP Peradah Indonesia DKI Jakarta telah melaksanakan kegiatan Lokasabha VIII di Hotel Kawanua, Jakarta Pusat pada tanggal 5 Oktober 2013. Sebelum Lokasabha, dilaksanakan seminar kepemimpinan dalam rangka penguatan kualitas para pemuda Hindu di DKI Jakarta. Hadiri dalam acara tersebut antara lain Ketua Parisada DKI Jakarta, anggota dan alumni DPP Peradah DKI Jakarta, Ketua Umum DPN Peradah Indonesia Wayan Sudane yang juga membuka kegiatan ini. Lokasabha VIII DPP Peradah Indonesia DKI Jakarta ini mengambil tema “Strategi Kepemimpinan

46

Pemuda Hindu Dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara�. Lokasabha menetapkan Made Widhi Adnyana Surya Pratita, ST secara aklamasi sebagai Ketua DPP Peradah Indonesia DKI Jakarta periode 2013 - 2016. Widhi adalah sosok pemuda dinamis yang sebenarnya sebelumnya banyak aktif membantu aktifitas di kepengurusan DPN Peradah Indonesia. Widhi yang memang banyak aktif di kegiatan kepemudaan ini diharapkan mampu membawa DPP Peradah Indonesia DKI Jakarta untuk lebih banyak mengambil peran dalam dinamika kegiatan kepemudaan yang sangat dinamis di ibu kota.


Sinergi Membangun Kepemimpinan dan Kewirausahaan yang Berkelanjutan

LOKASABHA II DPK PERADAH TABANAN Pelaksanaan Lokasabha III DPK Peradah Tabanan pada tanggal 11 Agustus 2013 bertempat di kantor DPRD Tabanan. Pelaksanaan Lokasabha III DPK Peradah Tabanan pada tanggal 11 Agustus 2013 bertempat di kantor DPRD Tabanan. DPN Peradah Indonesia juga turun langsung mengingat Peradah Tabanan sudah cukup lama tidak aktif sehingga perlu dilakukan revitalisasi untuk penguatan program-program di Tabanan. Hadir D Sures Kumar Ketua DPN Peradah untuk

mendampingi pelaksanaan Lokasabha bersama DPP Peradah Bali. Dalam Lokasabha tersebut terpilih Ni Luh Putu Yuliani Dewi sebagai Ketua, didampingi I Gede Arum Gunawan sebagai Sekretaris, dan Ni Wayan Winiantari sebagai Bendahara. Acara pelantikan dilaksanakan pada tanggal 19 Oktober 2013 yang dirangkai dengan kegiatan seminar. Hadir Gusti Made Fredy Lay Teryanto mewakili Ketua Umum DPN melantik kepengurusan DPK Peradah Tabanan periode 2013 – 2016.

LOKASABHA IV DPP PERADAH GORONTALO DPP Peradah Gorontalo menggelar Lokasabha IV di Hotel Misfalah Gorontalo pada 15 Desember 2013. Acara dibuka oleh Ketua Parisada Gotontalo dan dihadiri oleh DPN Peradah Indonesia, Umat Hindu Kota Gorontalo dan Perwakilan Komisariat Peradah se-provinsi Gorontalo. Made Mus Wijaya Ketua DPP Peradah Gorontalo periode 2010 - 2013 dalam sambutannya mengatakan bahwa melalui kegiatan ini adalah memontum bagi DPP Peradah Gorontalo untuk melakukan regenarasi kepengurusan dan memantapkan posisi di tengah-tengah masyarakat agar Peradah Gorontalo dapat lebih memberikan manfaat yang nyata. Sementara itu Made Miarsana, Ketua DPN Peradah Indonesia yang menghadiri kegiatan ini memberikan apresiasi yang tinggi atas berbagai pencapaian yang diperbuat selama 3 tahun kepemimpinan Made Mus Wijaya. Banyak hal positif yang sudah dimulai oleh Made Mus Wijaya dan jajarannya yang mesti dijadikan pondasi agar kedepan DPP Peradah Gorontalo semakin maju.

Jalannya persidangan Lokasabha IV ini sendiri cukup memakan waktu yang panjang karena saat tiba masa pemilihan ketua DPP Peradah Gorontalo terjadi 3 kali pemilihan suara, hal ini karena dalam 2 kali pemungutan suara beberapa calon memiliki suara yang hanya berselisih 2 suara saja. Wayan S. Mustika Weda (Weda) sendiri telah aktif di kepengurusan DPP Peradah Gorontalo periode 2010 - 2013 dan menjadi salah satu tulang punggung yang banyak membantu Made Mus Wijaya di periode sebelumnya. Terpilihnya Weda sepertinya memang banyak diharapkan oleh anggota peradah Gorontalo karena dinilai memiliki Kapabilitas dan pengalaman yang cukup untuk memimpin DPP Peradah Indonesia Gorontalo.

'Setelah 3 kali pemungutan suara tersebut akhirnya terpilihlah I Wayan S. Mustika Weda menjadi Ketua DPP Peradah Indonesia Gorontalo periode 2013 - 2016.'

Annual Report Peradah 2013

47


program peradah 2013

RAKERNAS IX

19 - 21 April 2013, Aula LPMP, Jl. Cilik Riwut KM 5, Palangka Raya, Kalimantan Tengah Rakernas IX merupakan salah satu program kerja Peradah Indonesia yang bertujuan : • Membangun budaya demokrasi yang sehat dan cerdas dengan mengedepankan substansi;. • Media komunikasi antar Pengurus DPP Peradah Indonesia seluruh Indonesia; • Menumbuhkan pemahaman para peserta tentang konsep demokratisasi yang bermartabat di Indonesia; • Merumuskan kebijakan organisasi, dan program kerja DPN Peradah Indonesia.

Seminar Nasional

Seminar yang mengambil tema “Demokrasi Bermartabat untuk Kesejahteraan Rakyat”. Sebagai narasumber adalah: • I Gusti Putu Artha (Mantan Komisioner KPU). • Mayjen TNI Purnawirawan Gusti Putu Buana, S.AP, M.Sc (Tenaga Ahli Lemhanas RI). • H. M Wahyudi F. Dirun (Ketua KAHMI Provinsi Kalimantan Tengah). • Dharma Shilam (Perwakilan PHDI Pusat). • Bertindak sebagai moderator adalah Sastriadi U. Bunu, S.Pd, M. Hum. Rapat Kerja Nasional IX Peradah Indonesia RAKERNAS yang diisi dengan agenda sidang komisi-komisi sebagai berikut: • Komisi Program Kerja dan Anggaran. • Komisi Peraturan Organisasi. • Pokok-pokok Pikiran dan Rekomendasi; Penyempurnaan Penghargaan; DPP dan DPK berprestasi; dan Penyempurnaan Kurikulum Pakem.

48


Sinergi Membangun Kepemimpinan dan Kewirausahaan yang Berkelanjutan

Peradah Indonesia Gelar Rakernas IX di Palangkaraya

Perhimpunan Pemuda Hindu (Peradah) Indonesia menggelar Rapat Kerja Nasional (Rakernas) IX di Palangkaraya, Kalimantan Tengah, 20-21 April 2013. Rakernas diikuti sekitar 200 pengurus yang juga dihadiri tokoh masyarakat, aktivis, dan akademisi. Ketua Panitia Pusat Rakernas IX Peradah Indonesia, Putu Jaya Adnyana Widhita, Sabtu (20/4/2013), di Palangkaraya, mengatakan, rakernas digelar untuk merancang program-program kerja serta strategi agar visi, misi, dan tujuan kepengurusan Peradah Indonesia periode 2012-2015. Dalam rakernas, dirumuskan kebijakan organisasi dan program kerja Peradah Indonesia. Rakernas juga bertujuan membangun budaya demokrasi

yang sehat, katanya. Rakernas diharapkan dapat menumbuhkan pemahaman para peserta tentang konsep kebangsaan serta demokrasi yang bermartabat di Indonesia. Sebagai upaya untuk mencapai harapan itu, rakernas didahului dengan seminar nasional bertema Demokrasi yang Bermartabat dan Aktualisasi Nilai-nilai Kebangsaan. Rakernas kali ini menggunakan tema Kemandirian Pemuda, Membangun Bangsa. “Rakernas dilaksanakan sebagai lanjutan Mahasabha (kongres nasional) X Peradah Indonesia di Manado, Sulawesi Utara pada November 2012,� ujar Jaya.

Annual Report Peradah 2013

49


program peradah 2013

Peradah Indonesia Gelar Rakernas IX di Palangkaraya

Praktik penyetoran sejumlah uang dari mereka yang berminat mencalonkan diri menjadi anggota legislatif kepada partai politik, masih berlaku. Kondisi itu menunjukkan bahwa penerapan demokrasi di Indonesia belum bermartabat. Demikian salah satu kesimpulan dari seminar dan Rapat Kerja Nasional IX Perhimpunan Pemuda Hindu (Peradah) Indonesia di Palangkaraya, Kalimantan Tengah, yang berakhir Minggu (21/4/2013). Menurut Ketua Nasional Masyarakat Pers Pemantau Pemilihan Umum Putu Artha, politik di Indonesia masih berbiaya tinggi. Calon anggota legislatif kabupaten/kota harus menyetor uang sebesar Rp 100 juta hingga Rp 500 juta dan provinsi sebesar Rp 500 juta hingga Rp 1 miliar. Sementara, calon anggota DPR

50

membayar Rp 1 miliar hingga Rp 5 miliar. “Tak ada cerita soal kualitas demokrasi tapi siapa yang bisa membayar,� ucap Putu. Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Palangkaraya Sastriadi mengatakan, pihaknya sebagai penyelenggara pemilihan umum (pemilu) hanya melaksanakan tugas berdasarkan regulasi. “Kami bekerja secara hirarki saja. Tidak terlalu mengomentari mengenai kualitas penerapan demokrasi,� tuturnya. Karena itu, menurut Sastriadi, ia sulit mengutarakan pendapat mengenai sistem pemilu. Pihak KPU daerah hanya melaksanakan instruksi dari lembaga tingkat pusat. Kalau pun masih terdapat kecurangan, tindakan itu merupakan ranah Panitia Pengawas Pemilihan Umum dan kepolisian.


Sinergi Membangun Kepemimpinan dan Kewirausahaan yang Berkelanjutan

Focus Group Discussion Peradah dan BNN

BNN Gandeng Peradah Sosialisasi Pencegahan Narkoba Narkotika seperti halnya korupsi dan terorism adalah extra-ordinary crime yang bersifat trans-national. Sehingga, konsentrasi kebijakan pemerintah dan praksis implementasinya tidak terlepas dari upaya bersama dengan kebijakan nasional dan internasional dalam perang melawan jaringan narkotika. Data agregat yang dilangsir dari BNN & Puslitkes UI, 2008; Direktorat TP Narkoba Bareskrim Polri & BNN, Januari 2011; Ditjen Bea dan Cukai, Januari 2011; Direktorat Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri, Maret 2012 serta Jurnal Data Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN) tahun 2011, BNN. Menunjukkan DKI Jakarta merupakan kota besar metropolitan yang penyalahgunaan dan peredaran narkobanya sangat tinggi atau dikategorikan peringkat I (satu) periode tahun 2009-2011. Mengacu kepada Undang Undang No. 35 Tahun 2009 tentang narkotika, upaya pemberantasan narkoba di negeri ini harus lebih ditingkatkan dan di maksimalkan agar penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba dapat segera diatasi. Karena hal tersebut sudah menjadi ancaman yang serius bagi masyarakat, bangsa dan Negara Indonesia ini serta menjadi ancaman bagi seluruh negara-negara di dunia. Penyalahgunaan Narkotika di indonesia tidak memandang suku, agama dan ras. Fakta di lapangan menunjukan penyalahgunaan narkoba paling banyak berasal dari komunitas pemuda yang berumur 17 - 22 tahun. Karena pada rentan usia tersebut generasi ini berusaha untuk ingin menunjukan eksistensi, pencarian jati diri dan ingin mencoba semua hal yang sifatnya menantang termasuk mencoba narkoba.

Oleh karena itu perlu wujud nyata dan komitmen dari seluruh elemen masyarakat, bangsa, dan Negara Indonesia khususnya pemuda yang merupakan generasi penerus bangsa, untuk itu Perhimpunan Pemuda Hindu Indonesia (Peradah Indonesia) bersinergi dengan Badan Narkotika Nasional (BNN melakukan kegiatan Focus Group Discusson (FGD). Mengingat kegiatan ini dianggap perlu untuk dilaksanakan guna memberikan pemahaman, pencegahan, deseminasi, dan advokasi tentang bahaya penyalahgunaan dan peredaran narkotika di elemen/ komunitas pemuda pada umumnya dan pemuda hindu pada khususnya. Adapun tujuan kegiatan ini adalah: • Menyuarakan dan berkomitmen bahwa Pemuda Hindu adalah Anti Narkoba. • Memberikan pemahaman tentang bahaya penyalahgunaan dan peredaran narkoba kepada Pemuda Hindu pada khususnya dan pemuda pada umumnya. • Melakukan pencegahan terhadap pengguna dan atau yang akan menggunakan narkoba tersebut. • Melakukan advokasi atau melakukan suatu usaha sistematis dan terorganisir untuk mensosialisasikan bahaya serta hukuman bagi penyalahgunaan narkoba kepada Pemuda Hindu pada khususnya dan pemuda pada umumnya, dan • Memperoleh informasi agar timbul kesadaran, menerima, dan akhirnya memanfaatkan informasi tentang bahaya narkoba tersebut (Deseminasi)

Annual Report Peradah 2013

51


program peradah 2013

dilakukan secara komprehensif. Hal ini dikarenakan narkoba juga terkandung dalam berbagai obatobat dalam dunia kesehatan dengan berbagai dosis dan obat tertentu. “Penyalahgunaan narkoba harus dicegah, dalam arti penggunaan narkoba untuk tujuan yang tidak benar yang berakibat merusak moral generasi muda,� jelasnya.

Penyalahgunaan narkoba sebagai zat yang berbahaya bagi generasi bangsa kini menjadi ancaman bagi keberlangsungan pembangunan bangsa. Kondisi ini tidak dapat dibiarkan karena secara tidak langsung mengancam keberlangsungan generasi muda. Berangkat dari kondisi ini Badan Narkotika Nasional bersama Perhimpunan Pemuda Hindu Indonesia (Peradah Indonesia) melaksanakan sosialisasi pencegahan dan penyalahgunaan narkotika dibeberapa titik. Sosialisasi dan diskusi penyalahgunaan narkotika pertama kalinya dilaksanakan dengan mengambil konsep alam terbuka di Bumi Perkemahan Cidahu, Taman Nasional Gunung Halimun dan Gunung Salak, Sukabumi, Jawa Barat akhir pekan kemarin (1/6). Menurut Yudi Kusmayadi penyuluh BNN, pencegahan penyalahgunaan narkoba harus

Lebih lanjut, lulusan Universitas New OrleansUSA ini menjelaskan bahwa narkoba menurut kertersediannya terdiri dari yang bersifat legal yang tersedia dipasaran bebas seperti alkohol, nikotin, dan inhalansia. Kemudian illegal yang tidak tersedia dipasaran dan sulit mendapatkannya seperti heroin, ekstasi, metamfetamin, kokain. Terakhir untuk kepentingan medical yang tersedia secara resmi di pasaran namun penggunaan harus menurut aturan pemakaian atau pengawasan dokter (morfin, petidin, CTM, panadol, napacin). Gede Ariawan, Ketua Panitia Sosialisasi menyampaikan bahwa kegiatan ini akan berlanjut dibeberapa lokasi dan komunitas. Pendekatan ini sebagai strategi dalam mensosialisasikan bahaya penyalahgunaan narkoba yang berakibat merusak masa depan generasi. “Peradah mengambil peran sebagai fasilitator untuk memberikan pendidikan kepada masyarakat khususnya komunitas generasi muda Hindu untuk menghindari penyalahgunaan narkoba,� papar Gede. Sedangkan Wayan Sudane Ketua Umum Peradah berharap agar sosialisasi dapat dilakukan secara optimal sehingga memiliki dampak positif bagi pencegahan penyalahgunaan narkoba.

Kegiatan Peradah Indonesia bersama komunitas No

Komunitas

Waktu

Tempat

1

DPN Peradah Indonesia

Sabtu, 6 Juli 2013, Pukul 20.00 - 22.00 WIB

Cidahu, Sukabumi

2

RT Kayumanis Utara

Sabtu, 13 Juli 2013, 20.00 - 22.00 WIB

Kantor RT kayumanis

3

STAH DN Jakarta

Sabtu, 27 Juli 2013, 15.00 - 18.00 WIB

Kampus STAH PAJ

4

Banjar Bogor

Sabtu, 31 Agustus 2013, 20.00 - 22.00 WIB

Pura Lanud Bogor

5

Anak Alam Jakarta

Sabtu, 1 September 2013, 15.00 - 18.00 WIB

Sekret DPN peradah

52


Sinergi Membangun Kepemimpinan dan Kewirausahaan yang Berkelanjutan

Hidup Sehat dan Indah Tanpa Narkoba Ancaman bahaya narkoba yang sangat memprihatinkan pada generasi muda membuat Badan Nasional Narkotika (BNN) mensosialisasikan permasalahan tersebut di kalangan anak muda. BNN pun bekerjasama dengan Dewan Pimpinan Nasional Perhimpunan Pemuda Hindu ( DPN PERADAH) Indonesia menggelar Focus Group Discusssion (FGD) pada Sabtu malam (8/6) di Balai Pertemuan RW 03 Utan Kayu Utara. Menurut Deputi Penindakan dan Penyidik BNN Slamet Pribadi, mengkonsumsi narkoba bisa mengakibatkan hancurnya masa depan bangsa. “Lalu dapat merusak kesehatan, merusak mental anak bangsa, mengakibatkan hilangnya konsentrasi dalam aktivitas sehari - hari, serta mengakibatkan hidup dalam ketidak tenangan,� jelasnya. Selain Slamet, narasumber lainnya adalah Kadek Mulyani. Mulyani memaparkan, dampak penyalagunaan narkoba dari sudut pandang kesehatan adalah bisa menghentikan fungsi alatalat tubuh yang berujung pada kematian, dapat mengalami impotensi, kekebalan tubuh menurun, apriori terhadap sesama, lamban dan mengganggu janin jika sedang hamil.

Disamping itu, menyebabkan kerusakan otak, sulit bernafas, tekanan darah dan jantung melemah, pupil mata mengecil, dibarengi rasa ngantuk yang akhirnya membuat konsentrasi tidak maksimal. Setelah mendengarkan paparan tentang bahaya narkoba, Ketua RW 03, Jonny menegaskan, jajarannya siap membantu pemerintah, khususnya BNN memerangi peredaran Narkoba. Terutama dalam mengantisipasi masuknya Narkoba ke Lingkungan RW 03. Pertemuan dengan BNN ini sendiri dikemas secara kekeluargaan. Acara dihadiri pengurus RT dan RW 03 Utan Kayu Utara Matraman. Tak ketinggalan pengurus Karang Taruna, Muda - Mudi RW 03 serta pengurus DPN Peradah Indonesia. Ketua Umum Peradah Indonesia Wayan Sudane menyatakan, upaya pencegahan terhadap penyebaran narkoba di kalangan pemuda, sudah seyogyanya menjadi tanggung jawab kita bersama. Semua pihak, termasuk orang tua, guru dan masyarakat harus turut berperan aktif dalam mewaspadai ancaman narkoba terhadap anak-anak.

Aktif di Peradah Indonesia membuat saya menyadari bahwa keahlian saya dapat saya kontribusikan untuk meningkatkan akuntabilitas organisasi. Yang saya rasakan, ruang untuk aktualisasi diri terbuka lebar di Peradah. I putu adi saputra

Annual Report Peradah 2013

53


program peradah 2013

diskusi PRO-KONTRA kenaikan HARGA bbm

Kenaikan Harga BBM dan Ketahanan Ekonomi Ketua Ikatan Cendekiawan Hindu Indonesia I Nyoman Marpa mengatakan harga minyak dunia tidak akan pernah turun, tapi akan terus naik. “Pernahkah kita memperkirakan bahwa harga minyak mentah akan menjadi US$300 per barel, atau bahkan US$500/barel,” kata Nyoman Marpa dalam Diskusi Publik DPN Peradah Indonesia, dengan tema: “Kenaikan Harga Bahan Bakar Minyak (BBM) dan Ketahanan Ekonomi Nasional” di Jakarta, Sabtu (6/7/2013). Menurut Nyoman, kenaikan harga minyak itu terjadi karena cadangannya menurun, konsumsinya meningkat. “Kita harus siapkan skenario apabila suatu saat harga minyak naik sampai dengan harga yang tidak terduga itu,” kata Nyoman. Menurut dia, harus dibuat skenario bagaimana kalau harga minyak terus meningkat. “Masyarakat kita akan menjadi gembel semua kalau harganya naik jadi segini,” katanya. Menurut Nyoman, dalam diskusi itu ada pendapat pro dan kontra mengenai kenaikan harga BBM yang menurut pendapat dia ibarat memindahkan uang dari kantong satu ke kantong lainnya di baju maupun celana seseorang. “Pengurangan subsidi BBM seperti memindahkan uang dari kantong baju ke kantong celana. Kalau uang dipindahkan dari baju ke celana atau dari kantong kiri ke kantong kanan, maka negara bisa begini, bisa membangun ini, bisa membangun itu,” katanya. “Sebaliknya, kalau tidak dipindahkan maka tidak bisa membangun ini, tidak bisa membangun itu…” Selanjutnya, yang menjadi masalah kalau dipindahkan, harus dipindahkan ke mana? Mungkin bukan hanya masalah BBM saja yang menjadi persoalan, tapi juga menyangkut pos dana pembangunan yang lainnya.

54

Masalah kenaikan BBM akhir akhir ini terus menjadi sorotan Publik dan Masyarakat untuk di perbincangkan, untuk itulah DPN Peradah Indonesia, Sabtu 6 Juli 2013 menggekar diskusi publik dengan tema “Kenaikan Harga Bahan Bakar Minyak (BBM ) dan Ketahanan Ekonomi Nasional, dengan mengundang beberapa Narasumber Sekretaris Ditjen Migas Kementerian ESDM Mohammad Hidayat, Komisi VII DPR RI I Wayan Gunastra, Ikatan Cendikiawan Hindu Indonesia Bapak Dr. Nyoman Marpa dan D. Suresh Kumar. S.Ag sebagai moderator. Salah satu penyebab belum optimalnya konversi BBM ke BBG adalah sarana pendukungnya yang belum memadai. “Program konverter kit gagal, karena itu supporting-nya tidak ada. Apalagi yang dipakai CNG bukan LNG,” jelas Anggota Komisi VII DPR RI I Wayan Gunastra saat Diskusi Publik PERADAH Indonesia bertema “Kenaikan Harga BBM dan Ketahanan Ekonomi Nasional” di Bambu Desa, Cikini, Sabtu (6/7). Menurut Wayan, agar program konversi ke gas ini berhasil, pemerintah harus menstimulan masyarakat dengan memberikan konverter kit gratis, Khususnya untuk kendaraan umum. “Tapi itu bisa diberikan setelah infrastrukturnya jadi. Kalau belum jadi, untuk apa ini barang (BBG),” tukas Wayan. Apalagi ke depan, menurut Wayan, yang harus diantisipasi pemerintah adalah menurunnya lifting minyak, sementara lifting gas terus meningkat. “Ini harus dikelola pemerintah, khususnya untuk transportasi umum harus disediakan energi alternatif yakni gas,” tandasnya


Sinergi Membangun Kepemimpinan dan Kewirausahaan yang Berkelanjutan

Konsumsi bahan bakar minyak (BBM) dan Liquefied Petroleum Gas (LPG) saat puasa hingga masuk Hari Raya Idul Fitri akan meningkat. Namun pemerintah menjamin pasokan BBM dan stok LPG cukup. “Kami jamin, bersama BPH Migas, Hiswana Migas (Himpunan Pengusaha Hilir Minyak dan Gas Bumi), kami telah mempersiapkan semuanya, mulai dari stok dan jalur-jalur distribusinya,” kata Sekretaris Ditjen Migas Kementerian ESDM Mohammad Hidayat pada Diskusi Publik bertema “Kenaikan BBM dan Ketahanan Ekonomi Nasional.” Menurut Hidayat, pemerintah akan menyiapkan kantong-kantong BBM di jalur-jalur selama mudik. Hal itu belajar dari pengalaman tahun sebelumnya, di mana di sejumlah titik ada kelangkaan BBM. Tahun ini pemerintah akan berbenah lebih baik lagi. “Insya Allah kelangkaan saat mudik tidak akan terjadi,” tandas Hidayat.

...rangkaian tulisan pemikiran generasi muda Hindu kami padukan dalam buku Melangkah Memaknai Peran untuk menjadi refleksi pemaknaan pergerakan dalam proses kaderisasi. Pemikiran-pemikiran singkat para penulis memberi makna nyata bagi kehidupan masyarakat. Sarat dengan makna filosofis berbaur dengan harapan realitis.

Annual Report Peradah 2013

55


program peradah 2013

Diskusi Publik Empat Pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara

Sepenggal Lagu yang diciptakan diatas merupakan sebuah harapan yang menjadi cita-cita segenap anak bangsa, sudah terlalu banyak perjuangan yang dilakukan founding father bangsa ini terhadap negeri tercinta. Berbagai fakta dan fenomena yang berkembang menunjukkan bergesernya nilai etika dalam kehidupan berbangsa dan bernegara yang ditandai terutama oleh kemerosotan akhlak dan degradasi wawasan kebangsaan. Pada hakeketanya, empat pilar Kebangsaan merupakan saripati dan hasil dari perdebatan dalam siding BPUPKI dan PPKI, sehingga eksistensinya mempunyai pijakan historis dan ideoologis yang kuat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Karena itu, ketika pada saat wacana sosialisasi empat pilat kehidupan berbangsa dan bernegara, yaitu “ Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, UUD 1945, dan NKRI”, pada hakekatnya merupakan upaya agar perahu kita yang bernama Indonesia dapat kembali pada jalur yang sebenarnya guna mencapai pulai idaman, yaitu masyarakat yang adil, damai, sejahtera, dan bermartabat, yang diberkati oleh Tuhan Yang Maha Kuasa.

56

Perwujudan Empat Pilar Kebangsaan Indonesia yang menjadi dasar kekuatan bangsa Indonesia saat ini dirasakan harus segera diimplementasikan kedalam perwujudan dan yang lebih kongret dan nyata. Dengan mengendepankan musyawarah mufakat dalam semua dimensi kehidupan, meningkatkan sikap gotong-royong dalam menyelesaikan semua masalah, menghormati budaya adi luhung bangsa ini, meningkatkan kesejahteraan masyarakat oleh Pemerintah, menciptakan rasa aman dan tentram bagi semua masyarakat, dan mewujudkan kedamaian antar sesama. Untuk itu Dewan Pimpinan Nasional Perhimpunan Pemuda Hindu Indonesia (DPN PERADAH Indonesia), sebagai bagian dari bangsa Indonesia merasa perlu untuk membantu pemerintah dalam upaya mensosialisasikan perwujudan Empat Pilar Kebangsaan Indonesia. Kegiatan dilaksanakan pada Sabtu, 14 September 2013 bertempat di Aula Perpustakaan Kampus Universitas Lampung, Lampung. Hadir sebagai Narasumber H. Dany Anwar (Anggota DPR –RI) dan H. Rahadi Zakaria, S.IP. MH (Anggota DPR –RI).


Sinergi Membangun Kepemimpinan dan Kewirausahaan yang Berkelanjutan

Dewan Pimpinan Nasional Perhimpunan Pemuda Hindu Indonesia (DPN Peradah Indonesia) digandeng MPR RI untuk menyosialisasikan empat pilar kebangsaan di Universitas Lampung pada 14 September 2013. Acara yang menargetkan pemuda dan mahasiswa di kawasan Bandar Lampng ini dihadiri 200 peserta. Pemaparan materi diisi dengan tanya jawab dengan narasumber Rahadi Zakaria, M.I.P., M.H. dan H. Dani Anwar. ’’Tujuan diadakannya sosialisasi ini yaitu agar empat pilar berbangsa dan bernegara mampu menjadi dasar filosofis yang diresapi dan dipegang teguh bagi seluruh rakyat Indonesia,’’ ungkap Dani dalam sambutannya. Ia mengatakan, dengan pemahaman akan nilai-nilai luhur empat pilar kebangsaan yakni Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, NKRI, dan Bhineka Tunggal Ika, negara Indonesia menjadi negara yang kuat dan jaya untuk selamanya.

sebagai wujud cinta terhadap tanah air. ’’Kami yang terdiri panitia lokal dari Lampung, DPN Peradah, serta MPR RI sangat antusias dengan acara seperti ini. Sebab, acara ini merupakan salah satu program kerja kami di DPN Peradah,’’ jelas Ketua Panitia Pelaksana Anak Agung Ayu Ari Widhyasari, S.H., M.Kn. yang diamini anggota DPD RI H. Dany Anwar.

'Disini kita lahir dan disini kita dibesarkan anak ibu pertiwi di seluruh bumi nusantara mari bersatu membangun negeri walau kita beda agama, suku, adat dan bahasa bukan alasan untuk saling salah dan saling menyalahkan, mari kita jaga pilar kebangsaan bangunlah jiwa jiwa pemimpin bangsa'

Harapan ini senada dengan visi misi Peradah Indonesia, yaitu meningkatkan peran pemuda

Annual Report Peradah 2013

57


program peradah 2013

PROGRAM LINGKUNGAN

hidup dengan Pura sebagai basis. Ada tiga pilar utama INIPUJA : Ekologi (ecology), Edukasi (education), dan Ekonomi (economy). Tiga pilar inilah yang akan menjadi fokus aksi ini. Pilar Ekologi, aksi ini sudah tentu akan berdampak pada ekologi lingkungan hidup sekitar Pura, dari aksi pemilihan tanaman, penataan, penanaman hingga pembudidayaan. Pilar Edukasi, adalah upaya INIPUJA untuk memberikan ilmu pengetahuan bagaimana dan apa mengelola tanaman termasuk implementasi konsep tri hita karana. Sedangkan pilar Ekonomi adalah bagaimana aksi INIPUJA ini bisa memiliki dampak ekonomi bagi para pemuda disekitar Pura.

Inisiatif Pura Hijau disingkat INI PUJA adalah program yang digagas oleh Perhimpunan Pemuda Hindu Indonesia (Peradah Indonesia) sebagai komitmen terhadap upaya pelestarian lingkungan

58

Melalui program INIPUJA, para pemuda dapat berinteraksi dalam membangun komunitas serta saling bekerja dalam tim yang dapat mengembangkan proses kepemimpinan khususnya dalam praktek pelaksanaan tri hita karana.


Sinergi Membangun Kepemimpinan dan Kewirausahaan yang Berkelanjutan

inisiatif pura hijau (inipuja) di Kalimantan

21 juli 2013 nanam pohonnaga di kebun area Pura Dharma Prima Jagadnatha Sangatta

Annual Report Peradah 2013

59


program peradah 2013

wayang beber

Mengangkat budaya luhur yang dimiliki bangsa Indonesia, Perhimpunan Pemuda Hindu Indonesia (Peradah Indonesia) bersama komunitas Hindu antara lain KPSHD Rawamangun, Sekolah Tinggi Agama Hindu Jakarta, Paguyuban Majapahid menggelar Wayang Beber besutan Komunitas Wayang Beber Metropolitan. Wayang Beber ini digelar bertepatan dengan pelaksanaan Hari Raya Saraswati atau peringatan turunnya ilmu pengetahuan yang jatuh pada 12 Januari 2013 bertempat di Pura Aditya Jaya Rawamangun, Jakarta Timur. Pagelarannya berlangsung tengah malam atau bertepatan dengan malam sastra yang biasa diisi dengan penggalian dan diskusi ajaran suci Weda. Menurut koordinator penyelenggaraan acara Putu Aditya, perpaduan malam sastra dengan Wayang Beber merupakan salah satu metode dalam

60

memahami ajaran suci yang terdapat dalam Weda. “Kami berharap dengan adanya media Wayang Beber, ajaran dan pengetahuan suci Weda dapat lebih mudah dipahami,� paparnya. Adanya media ini, lanjutnya, peserta dapat lebih berinteraksi memadukan rasa dan pikiran dalam pertunjukan yang sarat dengan ajaran-ajaran luhur baik dalam kitab suci Weda maupun budaya bangsa. Lakon dalam pagelaran Wayang Beber mengangkat cerita sesuai dengan konteks kehidupan hari ini. Mengambil semangat perilaku dan etika dalam kehidupan bermasyarakat, dan berbangsa tercetuslah lakon “Laku Budhi Suluh Nagari� atau #Labusuri. Lakon ini dilandasi semangat bahwa hanya dengan perilaku dan etika yang baiklah, sang pemimpin (tokoh masyarakat/bangsa) dapat menjadi panutan (pelita) bagi komunitas atau masyarakat.


Sinergi Membangun Kepemimpinan dan Kewirausahaan yang Berkelanjutan

Dalam pagelaran Wayang Beber ini, sang Dalang juga ditemani oleh dua narasumber yaitu Dewa Ketut Suratnaya, dan Eko Priyanto. Kedua narasumber akan mengambil intisari atau benang merah dari lakon Wayang Beber kedalam konteks kehidupan dan ajaran suci Weda. Selain itu, peserta yang sekaligus menjadi penonton dapat langsung berinteraksi baik kepada Dalang maupun Narasumber. “Interaksi langsung inilah yang menghilangkan sekat-sekat formal pertunjukan sekaligus diskusi monolog. Peserta bisa langsung bertanya ataupun menyela sang Dalang ataupun Narasumber,” tutur Aditya yang juga Ketua DPN Peradah ini. Pagelaran Wayan Beber di malam sastra ini juga memadukan teknologi modern yang ditunjukan dengan paduan audio visual. Ditengah sang Dalang menceritakan lakonnya, suasana semakin hidup ketika audio visual ‘ditabrakan’ ke arah Wayang Beber yang dimainkan Dalang. “Suasana

Kisah ini berangkat dari sebuah Negeri yang bernama Negeri Beber. Negeri Beber adalah negeri yang panjang, pasir awukir, gemah ripah loh jinawi, tata tentrem, kerta raharja. Dalam perjalanan sang waktu, negeri beber justru berubah menjadi negeri yang sangat gaduh. akan semakin hidup, dan peserta pun dapat masuk dalam alur cerita secara baik,” harap Ananta Wijaya yang memadukan kehadiran audio visual ini. Perpaduan audio visual ini juga seolah melengkapi kesederhanaan perlengkapan dari Wayang Beber yang tidak membutuhkan begitu banyak alat-alat seperti pertunjukan wayang lainnya. Didukung oleh crew muda, Wayang Beber Metropolitan menjadi suluh ditengah derasnya arus yang menerpa budaya-budaya lokal milik bangsa. Selain komunitas Hindu, Peradah juga menggandeng perusahaan PT Banaha Securities untuk turut mendukung kesuksesan acara.

Annual Report Peradah 2013

61


program peradah 2013

team building arum jeram

62


Sinergi Membangun Kepemimpinan dan Kewirausahaan yang Berkelanjutan

Annual Report Peradah 2013

63


program peradah 2013

Diskusi Publik Cagar Budaya Peradah dan KMHDI

SAATNYA PEMUDA PEDULI CAGAR BUDAYA

https://youtu.be/JJAxiBvI4Dg

Pelestarian warisan cagar budaya menjadi persoalan kebangsaan yang tak berkesudahan. Polemik soal hak paten, ahli waris, sampai perebutan kebudayaan antar negara masih sering kita temui sampai saat ini. Bicara mengenai cagar budaya tak lepas kaitannya mengenai upaya pelestarian yang merupakan tanggung jawab besar dari seluruh elemen masyarakat, karena apabila keberadaanya dapat dimanfaatkan, tentu masyarakat yang akan mendapatkan dampak positifnya. Bertempat di aula kantor Departemen Kementrian Agama Daerah Istimewa Yogyakarta, Minggu 15 Desember 2013, Dewan Pimpinan Nasional Perhimpunan Pemuda Hindu Indonesia (DPN PERADAH INDONESIA bersama Dewan Pimpinan Provinsi Peradah D.I Yogyakarta) bekerjasama dengan Pimpinan Pusat Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia (PP KMHDI) serta Bimas Hindu Daerah Istimewa Yogyakarta,

64

menyelenggarakan diskusi publik cagar budaya yang bertema “Merajut Indonesia dengan Kearifan Budaya Lokal�. Acara ini dihadiri oleh lebih dari 150 tamu undangan yang terdiri dari mahasiswa Hindu Yogyakarta, Komunitas peduli cagar budaya, mahasiswa arkeologi UGM, tokoh pemerhati budaya, organisasi pemuda dan budayawan hadir dalam diskusi ini. Kegiatan yang diketuai oleh Gede Ariawan ini dibuka oleh perwakilan Gubernur DIY, Hamengkubuwono X. Dimoderatori oleh dosen Fakultas Ilmu Komunikasi, Universitas Budi Luhur Jakarta, Ni Gusti Ayu Ketut Kurniasari, M.Si serta menghadirkan 3 pembicara yaitu Gede Pasek Suardika, SH, MH dan Prof. Dr. Sumijati Atmosudiro, serta Marsis Sutopo, M.Si. Cagar budaya adalah warisan budaya bersifat kebendaan berupa Benda Cagar Budaya,


Sinergi Membangun Kepemimpinan dan Kewirausahaan yang Berkelanjutan

Bangunan Cagar Budaya, Struktur Cagar Budaya, Situs Cagar Budaya, dan Kawasan Cagar Budaya di darat dan/atau di air yang perlu dilestarikan keberadaannya karena memiliki nilai penting bagi sejarah, ilmu pengetahuan, pendidikan, agama, dan/atau kebudayaan melalui proses penetapan. (UU No.11 tahun 2010, pasal 1 ayat 1). Gede Pasek Suardika, SH, MH yang saat itu pernah menjadi bagian Tim Panja Benda Cagar Budaya Komisi X DPR RI memaparkan secara singkat mengapa naskah UU No. 11 tahun 2010 direvisi. Undang-undang tersebut hanya terpusat kepada pemerintah dalam menjaga dan melestarikan cagar budaya yang ada. Cagar budaya dikuasai dan diatur oleh negara, padahal setiap warga negara punya hak dalam kepemilikan cagar budaya. Maka UU direvisi untuk melindungi cagar budaya yang dimiliki oleh masyarakat Indonesia. Aspek pemanfaatan dibuka, revitalisasi diperbolehkan untuk pengembangan pemanfaatan, tentu dengan syarat tegas cagar budaya harus dijaga keberadaanya. Mengenai pemanfaatan cagar budaya, undang-undang yang baru memberikan peluang untuk dapat menggunakan cagar budaya guna pengembangan riset dan penelitian, pendidikan, serta pemanfaatan religi untuk kepentingan masyarakat. Hal ini dinilai lebih baik dibanding peraturan UNESCO yang melarang monumen difungsikan dan hanya boleh dirawat ketika ditemukan sudah tidak berfungsi. Didalam pembuatannya undang-undang ini menuai banyak perdebatan seperti hadirnya cagar budaya yang bersifat khusus tetapi sesungguhnya tidak memenuhi syarat menjadi cagar budaya seperti berusia 50 (lima puluh) tahun atau lebih dan mewakili masa paling singkat berusia 50 (lima puluh) tahun. Beberapa Cagar budaya bersifat khusus seperti kapal PLTD Apung yang berbobot

2.600 ton terseret dan terdampar 5 km ke perkampungan Gampong Punge, Blangcut, Banda Aceh. Jika menghitung umur kejadian tsunami yaitu pada 26 Desember 2004 memang belum genap 50 tahun. Tetapi kapal tersebut dapat didaftarkan menjadi benda cagar budaya karena memiliki nilai historis dan arti khusus bagi masyarakat sekitar. Karena tujuan utama hadirnya cagar budaya dirasakan manfaatnya apabila keberadaannya dapat memenuhi fungsi rekreatif, edukatif, dan religi yang diharapkan akan memberikan kesejahteraan bagi masyarakat sekitar. Prof. Dr. Sumijati Atmosudiro, dosen arkeologi Universitas Gajah Mada mengangkat materi “aktualisasi nilai kearifan lokal� sebagai pembicara kedua. Beliau menekankan mengenai 2 wujud budaya, yaitu tangible (budaya bendawi) dan intangible (budaya tak bendawi). Masyarakat jaman sekarang hendaknya tidak hanya fokus dengan pelestarian budaya bendawi, tetapi juga wajib menjaga budaya tak bendawi seperti sistem sosial, situs, dan kawasan budaya. Kemajemukan suku bangsa, agama, bahasa yang dimiliki Indonesia tentu menghadirkan kebudayaan yang beragam. Hadirnya keberagaman menjadi bukti kekayaan bangsa karena terdapat kearifan lokal yang mendasari kebudayaan tersebut. Marsis Sutopo, M.Si, kepala balai konservasi candi Borobudur memaparkan tentang UU Cagar Budaya dan Realita di Lapangan. Bangunan cagar budaya tidak dapat terpisahkan dari masyarakat pendukungnya. “Bhinneka Tunggal Ika, cerminan realitas ke-Indonesiaan�. Arsitektur bangunan cagar budaya menunjukkan identitas etnis, fungsi, masyarakat, serta solidaritas. Beliau juga menambahkan, benda cagar budaya yang dibuat seperti relief pada candi Borobudur bukan dibuat tanpa maksud, tetapi ada makna dan pesan yang ingin disampaikan kepada generasi berikutnya

Annual Report Peradah 2013

65


program peradah 2013

untuk dipahami dan dipelajari, sehingga akan mengurangi konflik horizontal yang ada. Mengenai relita di lapangan, maraknya pencurian, penjualan benda cagar budaya ke luar negri, penemuan benda cagar budaya akan menjadi terurus berkat hadirnya UU No. 11 tahun 2010 tentang Cagar Budaya. Salah satu pertanyaan dari peserta menekankan pada sulitnya ijin birokratis serta administratif untuk bersembahyang disebuah candi, bukan hanya sulit tetapi harus bayar mahal pula. “Makna ijin dalam hal ini sebenarnya unutuk menghadirkan rasa kepemilikan kepada mereka yang datang untuk turut menjaga bangunan cagar budaya. Beberapa bangunan yang ditemukan sudah tidak berfungsi diupayakan untuk difungsikan kembali, tentu dengan koordinasi pemerintah provinsi dan pemerintah daerah. Dengan hadirnya ijin, masyarakat diharapkan turut serta menjaga dan melestarikan keberadaan bangunan cagar budaya yang ada. Apalagi ini menyangkut fungsi religi. Mengenai bayar mahal, ini tidak dibenarkan dan perlu ditindak tegas, kecuali menyangkut fungsi rekreatif.� Demikian jawab Gede Pasek Suardika. Beliau juga menambahkan, UU yang ada membuka peluang kepada anak muda untuk dapat berkarya seperti menjadi tenaga ahli, bagian dari tim ahli, tim untuk memverifikasi cagar budaya. Karena

saat ini perang yang terjadi bukan lagi perang ekonomi, tetapi perang kebudayaan. Siapa yang mampu memajukan kebudayaannya, maka ia yang akan menguasai peradaban. Saat ini belum ada kesungguhan membangun kebudayaan. Beberapa tokoh pemerhati budaya dan Bimas Hindu DIY mengharapkan continuity (berkelanjutan) untuk kegiatan ini mengingat pentinganya diskusi publik untuk pelestarian cagar budaya sesuai dengan tujuan pelestarian cagar budaya didalam pasal 3 UU No.11 th 2010 yakni: a. melestarikan warisan budaya bangsa dan warisan umat manusia. b. meningkatkan harkat dan martabat bangsa melalui Cagar Budaya. c. memperkuat kepribadian bangsa. d. meningkatkan kesejahteraan rakyat, dan e. mempromosikan warisan budaya bangsa kepada masyarakat internasional. Diakhir diskusi masing-masing narasumber memberikan pesannya kepada generasi muda yang hadir pada kegiatan ini. Semua berharap generasi muda kedepannya dapat meningkatkan pemahaman dan kesadaran bahwa Indonesia punya budaya yang besar yang apabila dijaga dan pelestariannya diupayakan dengan sungguhsungguh niscaya Indonesia mampu menjadi negara adidaya dibidang kebudayaan, karena generasi yang kaya raya adalah generasi yang peduli budaya.

Suatu Hari nanti melalui Peradah Indonesia kita akan menyadari bahwa segala sesuatu yang kita anggap pengorbanan hari ini adalah sebenarnya investasi karma yang sangat besar, Teruslah berinovasi Peradah Indonesia. I Gede Ariawan

66


Sinergi Membangun Kepemimpinan dan Kewirausahaan yang Berkelanjutan

Saya menemukan hal baru dalam berorganisasi di Peradah, berteman dengan pemuda dari berbagai daerah, untuk samasama belajar. Cokorda Istri Meyga Semarayani

Tidak hanya hal-hal yang serius saja, Peradah penuh dengan canda dan tawa yang mengajarkan kita arti kebersamaan. Nyoman Putra Antara

Peradah dengan nilai-nilai Sathyamitra, Sadhana, Sevanam, Samskara, Santosa telah mengajarkan anggota tentang banyak hal dan yang pasti tidak ada alasan untuk tidak bergabung didalamnya. Jika ingin belajar kepemimpinan dan kewirausahaan yang bukan sekedar teori disini tempatnya. I Nengah Suarsana

Annual Report Peradah 2013

67


program peradah 2013

bakti sosial wonosobo

68


Sinergi Membangun Kepemimpinan dan Kewirausahaan yang Berkelanjutan

Annual Report Peradah 2013

69


program peradah 2013

paud canang sari

Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan tingkat pendidikan sebelum menuju tingkat pendidikan Sekolah Dasar (SD). PAUD merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia lima sampai enam tahun. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) mempunyai arti yang sangat penting bagi perkembangan anak oleh karena itu para ahli mengatakan bahwa masa usia dini merupakan Periode Emas (Golden Age) bagi perkembangan anak untuk memperoleh proses pendidikan dan mendapatkan pembelajaran yang berarti. Berdasarkan hasil penelitian, sekitar 50% kapabilitas kecerdasan orang dewasa telah terjadi ketika anak

70

berumur 4 tahun, 80% telah terjadi ketika berumur 8 tahun, dan mencapai titik kulminasi ketika anak berumur sekitar 18 tahun. Hal ini berarti bahwa perkembangan yang terjadi dalam kurun waktu 4 tahun pertama, sama besarnya dengan perkembangan yang terjadi pada kurun waktu 14 tahun berikutnya. Coba anda bayangkan bagaimana pentingnya masa perkembangan anak anda di usia mereka yang masih dini. Periode emas ini merupakan periode kritis bagi anak, dimana perkembangan yang diperoleh pada periode ini sangat berpengaruh terhadap perkembangan periode berikutnya, hingga masa dewasa. Masa emas ini hanya datang sekali! Apabila terlewat, berarti habis sudah peluang Anda.


Sinergi Membangun Kepemimpinan dan Kewirausahaan yang Berkelanjutan

Program Unggulan Program unggulan yang dirancang berlandaskan konsep Tri Hita Karana yaitu : I. Keharmonisan Hubungan Manusia dengan Tuhan/Ida Sanghyang Widhi Wasa., meliputi kegiatan : 1. Program Sembahyang pada Hari Purnama dan Tilem. 2. Program Pengenalan Do’a secara Hindu. 3. Program Pengenalan Tempat-tempat Suci Hindu (Tirta Yatra). 4. Program Pengenalan Lagu-lagu Daerah Bali dan Lagu-Lagu Rohani Hindu. II. Keharmonisan Hubungan Manusia dengan Sesamanya, meliputi kegiatan : 1. Program pengucapan salam Om Swastiastu. 2. Program Penanaman Budi Pekerti. 3. Program Sehari Berbahasa Bali. 4. Program Keterampilan Tari dan lagu Bali. 5. Program Pengenalan Permainan Tradisional Bali.

Menyadari akan hal tersebut, Dewan Pimpinan Kabupaten Perhimpunan Pemuda Hindu Indonesia (DPK Peradah Indonesia) membentuk Yayasan Peradah Jembrana pada awal bulan Januari 2012 dengan akta Notaris Nomor, 17 Tanggal 10 Januari 2012 dan mengupayakan beroperasinya sebuah lembaga Pendidikan Anak Usia Dini sebagai embrio terwujudnya lebaga-lembaga pendidikan bernuansakan Hindu.

III. Keharmonisan Hubungan Manusia dengan Lingkungannya, meliputi kegiatan : 1. Program Pengenalan Lingkungan Tempat Ibadah. 2. Program Bersih diri dan lingkungan sekitar. 3. Program pengenalan tanaman/tumbuhan untuk sarana upacara/upakara. 4. Program Pengenalan Sarana Persembahyangan. 5. Program Pengenalan IPTEK dan Bahasa Inggris.

Berlatar belakang seperti tersebut diatas akhirnya pada Tahun Ajaran Baru 2012/2013 telah beroperasi Lembaga “PAUD “Canang Sari” dengan Ijin Penyelenggaraan PAUD dari Dinas Dikporaparbud Kabupaten Jembrana Nomor : 425/1751/Disdikporaparbud/2012 tertanggal 26 Juli 2012.

Annual Report Peradah 2013

71


program peradah 2013

WORLD HINDU YOUTH CONFERENCE

World Hindu Youth Conference (WHYC) 2013 merupakan kegiatan Peradah Indonesia yang berlangsung di Bali pada tanggal 29 – 31 Maret 2013. Delegasi yang hadir pada WHYC 2013 sebanyak 125 peserta yang berasal dari 13 Negara yaitu Amerika Serikat, Australia, Belanda, China, Hongkong, India, Inggris, Malaysia, New Zealand, Thailand, Trinidad dan Tobago, United Emirat Arab, dan Indonesia. WHYC 2013 mengambil bentuk Seminar Panelis dalam dua hari untuk membuka wawasan peserta dan mengarahkan diskusi yang akan berlangsung di antara para peserta.

72

World Hindu Youth Conference (WHYC) 2013 berlangsung di Bali pada tanggal 29 – 31 Maret 2013. WHYC 2013 yang digagas sejak tahun 2010 lalu merupakan media komunikasi dan brainstorming di antara Organisasi Kepemudaan/ Kemahasiswaan dari berbagai negara. Delegasi yang hadir pada WHYC 2013 sebanyak 125 peserta yang berasal dari 13 Negara yaitu Amerika Serikat, Australia, Belanda, China, Hongkong, India, Inggris, Malaysia, New Zealand, Thailand, Trinidad dan Tobago, United Emirat Arab, dan Indonesia. WHYC 2013 mengambil bentuk Seminar Panelis dalam


Sinergi Membangun Kepemimpinan dan Kewirausahaan yang Berkelanjutan

Setelah pembukaan, langsung dilanjutkan dengan kegiatan conference yang terdiri tiga sesi panelis. Sesi pertama membahas Dharma dan Pemuda, sesi kedua membahas bidang pendidikan dan sesi ketiga membahas bidang ekonomi. Kegiatan hari pertama ditutup dengan acara makan malam yang diadakan bertempat di Jaya Sabha, Kompleks Rumah Dinas Gubernur Bali dan juga dihadiri oleh Gubernur Bali, Made Mangku Pastika. Hari kedua WHYC 2013 (30/3) dilaksanakan di Balai Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Bali. Hari kedua diisi dengan kegiatan conference yang terdiri dari empat sesi panelis. Sesi pertama membahas bidang Politik, sesi kedua membahas bidang Hak Asasi Manusia dan Media, sesi ketiga membahas masa depan pemuda dan mahasiswa Hindu serta sesi terakhir merupakan penutup dari keseluruhan sesi pada conference WHYC 2013. Sesi terakhir diisi dengan kesimpulan dari seluruh sesi dan ramah tamah diantara panitia dan peserta WHYC 2013. Hari kedua juga ditutup dengan acara makan malam yang diadakan di Hotel Inna Veteran. Pada makan malam ini, delegasi dan panitia WHYC 2013 diterima oleh pimpinan pemerintahan Kota Denpasar. Hadir dalam acara adalah Asisten 1 Walikota Denpasar beserta jajarannya.

dua hari untuk membuka wawasan peserta dan mengarahkan diskusi yang akan berlangsung di antara para peserta. Hari pertama WHYC 2013 (29/3) dilaksanakan di Wisma Sabha, Kantor Gubernur Provinsi Bali. Kegiatan di awali dengan Upacara Pembukaan yang dihadiri oleh Gubernur Bali, Bapak Made Mangku Pastika, Sekretaris Dirjen Bimas Hindu Kementrian Agama RI, Ketua Parisada Bali. Kehadiran Gubernur Bali juga sekaligus untuk membuka secara resmi kegiatan WHYC 2013.

Hari ketiga WHYC 2013 (31/3) diisi dengan kegiatan Dharma Yatra untuk menunjukkan Budaya Hindu yang tertanam di kehidupan masyarakat Bali kepada para peserta WHYC 2013. Dharma Yatra ini mengajak peserta WHYC 2013 mengunjungi Pura Besakih dan Pura Tanah Lot. Di Pura Besakih, peserta turut mengikuti proses persembahyangan karena kebetulan bertepatan dengan Upacara Bathara Turun Kabeh yang diadakan di Pura Besakih setahun sekali. Selesai sembahyang, peserta kembali diterima oleh Bupati Badung. Selesai makan siang, peserta kemudian bergerak ke Pura Tanah Lot dan selesai dari Tanah Lot, peserta kembali ke penginapan. Selanjutnya WHYC akan dilaksanakan pada pada November 2014 di India.

Annual Report Peradah 2013

73


program peradah 2013

Adapun hasil dari kegiatan conference WHYC 2013 adalah : a. Merupakan wadah membuka wawasan kepada para pemuda dan mahasiswa Hindu sedunia pada bidang Pendidikan, Ekonomi, Politik, Hak Asasi Manusia dan Media. Di masa depan, untuk menunjukkan peran Hindu di dunia, para pemuda harus mengambil peran dalam bidangbidang, antara lain: • Bidang pendidikan, peserta menyepakati untuk mengawasi dan mengkritisi kurikulum pendidikan di masing-masing negara. Kurikulum pendidikan diharapkan membawa kebaikan bagi anak didiknya serta memberi keseimbangan diantara aspek ilmu dan aspek moral. Juga diharapkan agar adanya keadilan dalam pengajaran agama di masing-masing sekolah. • Bidang Ekonomi, dalam conference, peserta dimotivasi untuk menjadi seorang wiraswasta. Dengan banyaknya wiraswasta dari pemuda/mahasiswa Hindu, tentunya akan dapat memberikan sumbangsih yang tidak sedikit bagi pelaksanaan kegiatan sosial dan bisa mengangkat derajat ekonomi dari masyarakat secara umum. • Bidang politik, peserta mendapat wawasan bagaimana proses politik dalam menentukan kebijakan suatu negara. Karena itu, peserta bersepakat untuk lebih aktif dalam

74

mengambil dan melaksanakan peran politik di masing-masing negara untuk mengawal kebijakan negara yang adil dan merata bagi warga negaranya. • Pada bidang Hak Asasi Manusia, peserta mendapat wawasan tentang pengertian Hak Asasi Manusia dan langkah-langkah dalam membela Hak Asasi Manusia. Pada bidang ini, disoroti mengenai pelanggaran HAM yang banyak dialami oleh komunitas Hindu di berbagai belahan dunia. Peserta WHYC 2013 bersepakat untuk mengawal HAM di negaranya masing-masing khususnya pelanggaran HAM yang dialami oleh saudara-saudara beragama Hindu. Melalui WHYC 2013, disepakati gerakan bersama untuk menggalang dukungan Internasional dalam membela komunitas-komunitas Hindu yang mengalami pelanggaran HAM di berbagai negara. b. Telah dibuat Target Jangka Pendek (2 Tahun) dan Target Jangka Panjang (5 Tahun). Target Jangka Pendek yang disepakati peserta pada WHYC 2013 adalah meningkatkan kerja sama dan komunikasi melalui media-media online. Juga diupayakan untuk menjembatani Pemuda/ Mahasiswa Hindu dengan pihak Profesional untuk memberikan jalan pengembangan diri bagi pemuda/mahasiswa Hindu. Berikutnya adalah mendorong delegasi perwakilan yang belum memiliki organisasi kepemudaan/ kemahasiswaan untuk segera membentuk organisasi yang dimaksud. Bagi yang sudah memiliki, agar dapat mengembangkan organisasi agar dapat merangkul seluruh potensi pemuda/mahasiswa Hindu yang ada. Sementara target jangka panjang akan menjadi bagian yang dibahas pada Konferensi Pemuda Hindu sedunia yang akan dilaksanakan pada November 2014. c. Peserta sepakat untuk aktif menggalang petisi terkait isu-isu hukum dan pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) dalam rangka membela komunitas Hindu di Indonesia maupun di negara lainnya.


Sinergi Membangun Kepemimpinan dan Kewirausahaan yang Berkelanjutan

HSYN aims to provide a network for all Hindu Students and Youth organisations that are currently active in their countries to share their experiences and provide encouragement to each other. In addition, HSYN will provide for experienced individuals in the field of Hindu Students and Youth Activities to share their experiences in these endeavors with current as well as aspiring individuals who desire to mobilise Hindu Youth into the movement. Doing so will effect a more satisfying and lasting outcome resulting from the work done by Hindu activists so that Hindu youth will be further encouraged to work for the Hindu resurgence in the future as well.

Annual Report Peradah 2013

75


program peradah 2013

kewirausahaan, koperasi sinergi nusantara

'Perhimpunan Pemuda Hindu Indonesia (Peradah Indonesia) berkomitmen untuk menciptakan anggota yang memiliki kemandirian baik sikap maupun dari sisi ekonomi melalui penciptaan wirausaha muda. Tahun 2010, Peradah mendirikan Koperasi Sinergi Nusantara (KSN) yang merupakan badan yang akan mengeksekusi program-program yang memiliki tujuan untuk meningkatkan kemandirian ekonomi pemuda sekaligus sebagai inkubator usaha.' Koperasi Sinergi Nusantara (KSN) merupakan badan otonom Peradah Indonesia untuk mendukung visi kemandirian anggota. KSN didirikan pada 7 Agustus 2010 di Sumatera Selatan dengan tujuan sebagai wadah ekonomi dan sosial. Dari sisi ekonomi KSN didirikan dengan tujuan memperkuat kedudukan ekonomi anggota dengan semangat kebersamaan dan kesukarelaan. Dari sisi sosial, KSN merupakan perkumpulan orang-orang (association of persons) dan bukan kumpulan modal. Untuk itu, melalui Koperasi Sinergi Nusantara, kami berketetapan hati untuk mempertemukan nilai ekonomi-sosial bagi para anggota.

76

Visi Menjadi inkubator dan wadah kreativitas wirausaha muda Misi 1) Menyebarkan semangat kemandirian kepada Anggota. 2) Mengembangkan unit-unit usaha yang mendukung kesejahteraan anggota. 3) Menumbuhkan kebersamaan dan solidaritas anggota.


Sinergi Membangun Kepemimpinan dan Kewirausahaan yang Berkelanjutan

Program PMBN di Ceto Pemuda sebagai poros penggerak masa depan bangsa seyogyanya memiliki rasa cinta tanah air dan tekad kuat untuk memajukan bangsanya. Maka, sebagai wujud pengabdian terhadap tanah air, Dewan Pimpinan Nasional Perhimpunan Pemuda Hindu Indonesia (DPN Peradah Indonesia) melaksanakan aksi sosial berbasis pengembangan ekonomi masyarakat di Dusun Ceto, Desa Gumeng, Kecamatan Jenawi, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Aksi tersebut dilaksanakan pada hari Sabtu, 17 Agustus 2013 dengan rangkaian kegiatan bakti sosial dan pengembangan program Pembiayaan Mitra Binaan Nusantara (PMBN) yang telah berjalan di Dusun Ceto sejak bulan Mei 2013. PMBN merupakan suatu program pengembangan dan pembinaan masyarakat di daerah pedesaan untuk mengembangkan potensi daerah serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Bentuk dari program ini di Dusun Ceto sendiri adalah penyuluhan/pelatihan tentang pertanian dan kerajinan patung yang menjadi sumber penghasilan utama masyarakat Dusun Ceto, pembiayaan modal usaha warung dan pembangunan toilet umum di kawasan Ceto. Adapun latarbelakang dari bentuk program PMBN ini adalah : Dusun Ceto terkenal dengan wisata religi candinya yang memukau hal ini diperkaya dengan kawasan hijau pedesaan yang ada disekitarnya, seperti perkebunan teh, kubis, sayur hijau, wortel, dan tanaman pangan lainnya yang mampu hidup di ketinggian 1400 meter diatas permukaan laut, sehingga apabila kedua sektor

tersebut dikembangkan maka dapat meningkatkan perekonomian di daerah tersebut. Program PMBN tersebut memiliki beberapa tahapan pelaksanaan yaitu : pelatihan dan penyuluhan masyarakat desa setempat, pemberian bantuan langsung dalam bentuk tunai untuk modal usaha untuk para pengrajin patung. Pelatihan dan penyuluhan yang diberikan adalah pembekalan pembuatan produk kerajinan berupa pembuatan patung atau arca yang merupakan model cinderamata khas Candi Ceto maupun Dusun Ceto. Program Pembiayaan Mitra Binaan Nusantara (PMBN) merupakan suatu program dana bergulir dimana dana yang telah disalurkan sebelumnya akan dikembalikan secara bertahap kepada tim PMBN. Dana hasil pengembalian tersebut akan digunakan kembali untuk membiayai usaha pengembangan di daerah lainnya di Indonesia. Tim PMBN mendampingi para peserta program mulai dari perencanaan usaha, perhitungan modal dan operasional, pembuatan proposal hingga kunjungan langsung ke lapangan untuk melihat kondisi riil dari usaha yang telah menerima bantuan. Tujuan dari PMBN ini adalah meningkatkan kemandirian ekonomi pemuda dan masyarakat pada umumnya. Kemandirian ekonomi merupakan fondasi bagi peningkatan kualitas hidup mulai dari kebutuhan pokok hingga kebutuhan akan pendidikan.

Annual Report Peradah 2013

77


program peradah 2013

daun, yaitu tanaman hias dengan pesona utama terletak pada keindahan daun-daunnya. Bentuk daun Philodendron sangat bervariasi mulai dari yang menjari, berbentuk hati, lonjong berujung lancip seperti tombak, hingga membulat. Program Pembiayaan Mitra Binaan Nusantara (PMBN) merupakan program inkubator usaha untuk mendorong kewirausahaan pemuda dan masyarakat. Untuk tahun 2013 PMBN dilaksanakan di Dusun Ceto, Karanganyar; Penebel, Tabanan; dan Jakarta. PMBN di Ceto dilaksanakan dengan pembuatan berbagai model cinderamata khas Candi Ceto maupun Dusun Ceto. Keunggulan dari usaha ini adalah dapat memproduksi dengan banyak secara singkat, serta bahan-bahan yang digunakan mudah untuk didapatkan serta murah. Selain itu, dari hasil penjualan akan mampu menghasilkan keuntungan yang lumayan. Sebagai gambaran, sebuah arca yang terbuat dari resin mengeluarkan dana sekitar Rp 3.000,- dapat dijual sekitar Rp 25.000,PMBN di Bali mengembangkan daun potong Philodendron yang dilakukan dengan konsep intiplasma. Philodendron termasuk tanaman hias

78

Sasaran dari pengembangan usaha daun potong ini adalah peningkatan produktifitas para petani di daerah Penebel, Baturiti, Kab. Tabanan, Bali. Peningkatan produktifitas petani dilakukan melalui pemanfaatan lahan-lahan kosong milik petani. Para mitra PMBN di Bali: 1. I Nengah Kusmantika 2. I Wayan Sukarma 3. I Ketut Sukayana 4. I Made Suarya 5. I Wayan Ginawa 6. Ni Wayan Rumini 7. Ni Wayan Suji 8. I Wayan Runca Wijaya Sedangkan di Jakarta, PMBN dilakukan dengan memberikan bantuan modal usaha melalui dana bergulir pada I Gde Retisna. Gde Retisna mengembangkan usaha souvernir bernuansa Hindu dan mendistribusikan ke daerah-daerah di Indonesia.


Sinergi Membangun Kepemimpinan dan Kewirausahaan yang Berkelanjutan

'Pemberdayaan pemuda melalui pembuatan miniatur patung, relief dan miniatur patung, dapat menambah pengalaman, dan penghasilan. Kami dapat menggali potensi, keterampilan dalam membuat kerajinan miniatur patung. Selain itu juga menambah rasa solidaritas kami dalam melakukan kegiatan bersama atau kelompok. Sampai saat ini kami masih terkendala dalam hal pemasaran. Namun kami tetap berusaha dan tetap semangat. Karena kami sadar segala sesuatu tidak ada yang instan. Seperti mau naik tangga kita harus menapaki selangkah demi selangkah. Kalau langsung meloncat sampai atas yang ada kami akan terjatuh atau tangga itu akan patah. Terima kasih untuk Peradah yang telah memfasilitasi kegiatan ini dan semoga usaha ini mampu berkembang lebih pesat, mampu mengurangi pengangguran.' Maryoto, Ketua Kelompok PMBN di Ceto, Karanganyar, Jawa Tengah

Kreativitas dan ide menjadi formula dalam menumbuhkan ekonomi kreatif. Dua desain pemenang lomba kaos #31thPeradah. Setiap penjualan kaos, desainer mendapatkan ​​royalty.

Annual Report Peradah 2013

79


program peradah 2013

SEMINAR BUMN Badan Usaha Milik Negara (BUMN) merupakan salah satu pilar ekonomi nasional dalam merumuskan kebijakan dan koordinasi ekonomi. Dalam hal kebijakan, BUMN memiliki peran dalam pembinaan, restrukturisasi, maupun privatisasi, dan efisiensi biaya. Sebagai entitas usaha, BUMN memiliki potensi dalam mendukung percepatan pembangunan nasional. Peradah Indonesia sebagai bagian komunitas masyarakat berkeinginan menggali lebih dalam peran dan tantangan BUMN dalam memperkuat pertumbuhan ekonomi nasional. Disamping sebagai wujud peran aktif Peradah dalam memperkuat semangat kewirausahaan khusus di kalangan pemuda. Acara dilaksanakan pada hari Jumat, 15 Februari 2013 di Gedung Pancasila Bali Post, Palmerah, Jakarta. Tema seminar adalah “Peran dan Tantangan BUMN dalam Memperkuat Ketahanan Ekonomi Nasional”. Tema ini dilandasi oleh suatu pemikiran bahwa BUMN sebagai salah satu pilar ekonomi nasional memiliki peran strategis dalam

80

mendorong pertumbuhan ekonomi. Namun demikian, pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2012 rata-rata di atas 6 persen belum memberikan pemerataan pembangunan pada sektor riil. Pertumbuhan tersebut didorong oleh investasi pihak asing. BUMN sebagai badan usaha milik Negara tentu harus lebih giat lagi dalam meningkatkan kinerja sehingga perekonomian nasional benar-benar didorong dari dalam negeri dalam mencapai target pertumbuhan ekonomi sebesar 6,8 persen pada tahun 2013.

BUMN Cermin Kesehatan Bangsa Perhimpunan Pemuda Hindu Dharma (Peradah) Indonesia menggelar seminar publik bertajuk “Peranan BUMN dalam Memperkuat Ketahanan Ekonomi Nasional” dengan narasumber Chairman and Founder of the Ary Suta Center, Putu Ary Suta dan Kepala Proyek IPO PT. Pos Indonesia Tubagus Donny Syafardan. “Kami menggelar ini untuk berbagi wawasan dengan teman-teman Peradah dan lainnya di bidang ekonomi. Sebab, dari sekian sektor BUMN ada yang tidak optimal, jika BUMN optimal pasti


Sinergi Membangun Kepemimpinan dan Kewirausahaan yang Berkelanjutan

bermanfaat dan kita tidak perlu impor lagi semisal di bidang pertanian lantaran kita punya SDA,” jelas Ketua Umum Peradah Wayan Sudane di Gedung Pancasila, Palmerah, Jumat (15/2). Sementara Ary Suta mengatakan, BUMN sangat penting lantaran menduduki posisi strategis di perekonomian negara sehingga dapat mengangkat derajat negara pula. “Untuk itu BUMN cerminan dari “kesehatan” bangsa,” imbuh Ary Suta. BUMN, kata Ary Suta, punya daya saing untuk meningkatkan kondisi valuenya. Terlebih BUMN punya kelebihan yakni sahamnya dimiliki negara. Nah, tantangan BUMN adalah harus efisiensi dan transparan dalam menjalankannya, jangan seperti kepengurusan BUMN terdahulu yang di intervensi oleh politik. Oleh karena itu, BUMN perlu lebih cerdas, fleksibel, inovatif dan adatif dalam mengelolanya agar bisa berperan dalam memperkuat ketahanan ekonomi nasional. Pemerintah maupun birokrasi pun harus memberi contoh dengan tidak mengintervensi BUMN. Ketika disinggung mengenai BUMN yang dikatakan sebagai lumbung dana parpol, Ary Suta menegaskan, BUMN harus tegas menolak jika ada permintaan-permintaan dari partai politik tertentu lantaran biaya yang dikeluarkan BUMN harus ada

tanggung jawabnya. “Ketegasan perlu pula dilakukan oleh kalangan BUMN baik diposisi atas maupun dibawah. Parpol yang tidak ada hubungan dengan BUMN pun jangan mengambil dana dari BUMN,” imbuh Ary Suta. Sedangkan perwakilan dari Pos Indonesia Tubagus Donny Syafardan menyatakan, sebagai salah satu BUMN PT. Pos Indonesia telah melakukan inovasi di tengah-tengah kemajuan teknologi. Pasalnya, banyak orang mengatakan pos tidak diperlukan lagi karena adanya teknologi yang memudahkan orang untuk komunikasi melalui surat elektronik maupun menggunakan alat komunikasi lainnya. Namun pos tetap ada karena melayani surat dari corporate. Lalu seiring perkembangan waktu, pos yang dahulunya memfokuskan kepada pengiriman surat berkembang ke bidang lainnya. Pos melayani jasa pengiriman paket dan melayani pembayaran. “Hasilnya ada kenaikkan dalam pelayanan paket dan lain-lainnya. Bahkan ada kantor pos kecil di Nias yang bisa menghasilkan Rp 2 miliar per tahun karena berkat adanya inovasi dalam layanan pembayaran seperti PLN dan jasa pengiriman paket,” ucap Tubagus.

Annual Report Peradah 2013

81


program peradah 2013

lembaga kajian dan penelitian peradah

Survei Pilkada Bali

Lembaga Kajian dan Penelitian Peradah yang disingkat LKPP merupakan badan semi otonom Perhimpunan Pemuda Hindu Indonesia (Peradah Indonesia). LKPP sebagai think-tank dengan nilainilai dasar antara lain Agen Perubahan, Sinergi dan Menghargai Perbedaan. Nilai-nilai ini diharapkan menjadi dinamisator dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Selalu bisa berkontribusi bagi perubahan yang mengarah kepada kemajuan masyarakat dengan mengutamakan sinergi atas prinsip prinsip penghargaan terhadap kebhinekaan. LKPP didirikan pada Agustus 2011 dan telah beberapa kali mengadakan kajian dan survey, antara lain: • Survey persepsi umat Hindu di Indonesia mengenai Parisada, 2011; • Diskusi persepsi umat Hindu tentang Parisada, 2011; • Survey persepsi terhadap geothermal di Bali, 2012; • Diskusi pro-kontra geothermal di Bali, 2012; • Survey persepsi terhadap Pilgub Bali Tahun 2013; • Personel branding politisi Hindu, 2013.

82

Jumlah penduduk potensial pemilih pemilu 2014 di Bali mencapai 3.187.653 jiwa (antaranews.com, Februari 2013). Jumlah pemilih sebanyak itu tersebar di sembilan kabupaten/kota maka dapat diharapkan Pemilikada akan dapat berlangsung secara demokratis dengan para kandidat yang sangat mumpuni. Dalam sistem politik modern, tidak satu pun negara yang disebut demokratis (oleh masyarakat internasional) apabila tidak mengadakan pemilu. Permasalahannya, apakah pemilihan itu dilakukan dengan adil, transparan, dan jujur, itu merupakan hal lain. Oleh karena itu, ketika perang dingin berlangsung, hampir semua negara berusaha mengidentifikasi diri sebagai negara demokratis dengan cara melaksanakan pemilu secara berkala. Walau pada saat yang lain, Pemilu dilakukan hanya untuk melegitimasi tindakan nyata rezim yang otokratik (Chehabi & Linz, 1998). Persepsi pemilih tentu dipengaruhi sejauh mana informasi yang ia peroleh dari para calon kandidat. Tidak heran, berbagai spaduk dan baliho wajah kini banyak menghiasi kota hingga desa. Bila kita cermati tipologi pemilih (voters) dapat


Sinergi Membangun Kepemimpinan dan Kewirausahaan yang Berkelanjutan

yang ditawarkan parpol atau seorang capres. Di mata mereka, parpol apapun atau capres manapun yang menang pemilu, keadaan tidak akan berubah.

dikelompokkan ke dalam empat golongan, yaitu pemilih rasional (rational voter), pemilih kritis (critical voter), pemilih tradisional (traditional voter), dan pemilih skeptis (skeptic voter). 1) Pemilih rasional Adalah pemilih yang mempunyai perhatian tinggi terhadap program kerja partai politik atau kontestan pemilu. Program kerja yang menjadi concern mereka adalah kinerja parpol/kontestan di masa lalu (backward looking) dan tawaran program dari parpol/kontestan untuk menyelesaikan berbagai permasalahan yang dihadapi (forward looking). Pemilih rasional tidak begitu mementingkan ideologi dari parpol atau kontestan. Faktor seperti azas, asal usul, nilai tradisional, budaya, agama, dan psikografis. 2) Pemilih kritis Adalah pemilih yang concern pada program kerja parpol atau kontestan pemilu, namun dalam melihat program kerja itu mereka menggunakan paradigma sistem nilai yang diyakininya. Buat mereka, program kerja parpol atau capres tidak saja harus sesuai dengan ekspektasi dan permasalahan yang mereka hadapi, namun juga harus selaras dengan ideologi atau sistem nilai mereka. Sebagai contoh, program meningkatkan nilai dan keyakinan mereka. 3) Pemilih tradisional Adalah pemilih yang memiliki orientasi ideologi dan sistem keyakinan sangat tinggi. Pemilih jenis ini sangat mengutamakan kedekatan sosial-budaya, nilai (values), asal usul (primordial), agama, dan paham sebagai ukuran untuk memilih parpol atau capres dalam pemilu. 4) Pemilih skeptis Adalah pemilih yang tidak memiliki orientasi baik kepada ideologi atau sistem nilai dan program kerja

Untuk itu informasi kandidat calon Gubernur Bali dan Calon Wakil Gubernur Bali sangat menentukan bagi masyarakat untuk membangun persepsi serta akan menentukan pilihan mereka pada saat pesta demokrasi itu tiba. Berdasarkan pemikiran tersebut, Lembaga Kajian dan Penelitian Peradah (LKPP) akan melaksanakan survei persepsi terhadap Pilgub Bali tahun 2013. LKPP merupakan lembaga semi otonom yang berada di bawah naungan Peradah Indonesia. LKPP telah berpengalaman dalam melakukan survei tingkat nasional, dimana isu pertama yang disurvei dan dikaji adalah pendapat dan harapan umat mengenai Parisada dan tokoh-tokoh yang diharapkan memimpin Parisada. Survei yang kedua adalah survei mengenai isu geothermal yang sedang berkembang di Bali. Hal yang dipegang teguh secara prinsip oleh LKPP adalah setiap survei yang dibuat adalah bersifat independen, tidak memihak, dan murni tujuannya adalah demi kepentingan masyarakat. LKPP didukung oleh tenaga ahli yang memiliki latar belakang di berbagai bidang, seperti eksak (statistika), sosial, hukum, dan bidang-bidang lainnya. Surveyor-surveyor LKPP yang merupakan kader-kader Peradah Indonesia tersebar di hampir seluruh wilayah Indonesia (sekitar 30 provinsi). Survey persepsi terhadap Pilgub Bali 2013 dilaksanakan pada tanggal 16 Maret sampai dengan 31 Maret 2012. Kerangka sampling meliputi wilayah Bali. Sebanyak 512 responden berpartisipasi dalam survey ini, dari berbagai latar belakang, mulai mahasiswa, PNS, swasta/BUMN, dan lainnya. Pada batasan usia dipilih responden yang sudah memiliki hak pilih. Sedangkan untuk sebaran pendidikan, sebagian besar adalah berpendidikan SMA dan S1. Metode pengumpulan data dilakukan melalui pengumpulan data ke lapangan. Pengumpulan data ke lapangan dilakukan secara simple random sampling dengan pemilihan titik-titik daerah sample

Annual Report Peradah 2013

83


program peradah 2013

paham dan sisanya menyatakan sedikit paham sebanyak 37% dan belum paham sebanyak 17%.

secara convinient sampling yaitu dipilih titik-titik sample yang dianggap sebagai tempat memusat atau berkumpulnya masyarakat seperti di areal kampus, tempat ibadah, tempat terselenggaranya kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat, dan lainnya. Responden yang berpartisipasi sebanyak 512 responden, dengan jumlah penyebaran kuesioner hampir merata di setiap kota/kabupaten. Penelitian ini menggunakan tingkat kepercayaan 95% dengan margin error 4,33%. Survey dilakukan dengan memberikan kuesioner yang berisi pertanyaan, yang meliputi: pengetahuan responden mengenai informasi seputar Pilgub Bali 2013, pengetahuan responden mengenai sosok dan visi misi Cagub dan Cawagub sampai dengan dengan harapan ketika salah satunya nanti memimpin Bali. Berdasarkan hasil survey, ketika responden ditanyakan mengenai faktor utama apa yang menjadi pertimbangkan responden pada sosok Cagub dan Cawagub Pilgub Bali nanti, sebanyak 56% menyatakan bahwa visi, misi, dan program menjadi pertimbangan utama. Sedangkan 29% memilih figur sebagai pertimbangan utama, dan 11% memilih partai. Mengenai pemahaman responden terhadap visi dan misi yang ditawarkan oleh Cagub dan Cawagub sebanyak 42% menyatakan sudah

84

Pada bagian selanjutnya, responden diminta memilih dan memberi peringkat mengenai program apa yang perlu menjadi prioritas untuk Gubernur Bali mendatang. Program anti korupsi berada di peringkat pertama sebagai program prioritas Gubernur terpilih mendatang sebagai pilihan responden, kemudian di peringkat kedua adalah program antisipasi terhadap permasalahan akibat adanya pendatang yang masuk ke Bali dengan segala potensi permasalahan seperti kesenjangan sosial, kriminal, pengangguran, dan lainnya. Bertengger di peringkat tiga adalah Lapangan pekerjaan dan perhatian untuk para lulusan sarjana di Bali dan angkatan kerja yang masih menganggur. Selanjutnya menjaga areal suci pura dan kawasan suci lain dari pemukiman hotel, mal, tempat hiburan, pemukiman, pabrik dan lainnya dijadikan responden sebagai peringkat keempat program prioritas pilihan responden. Peringkat kelima diduduki oleh program penanggulangan kemacetan yang semakin parah. Peringkat keenam adalah program penataan tata ruang pembangunan hotel/penginapan, mal, dan tempat hiburan/wisata yang semakin banyak dibangun di Bali. Dan yang terakhir yaitu peringkat ketujuh adalah program penanggulangan masalah lingkungan seperti permasalahan sampah dan kebersihan lingkungan dan danau-danau di Bali yang mengalami sedimentasi dan pendangkalan Mengenai sosok Gubernur Bali mendatang pilihan responden, yang menjadi pilihan pertama responden adalah sosok calon pemimpin yang bersih. Kemudian yang berada pada pilihan selanjutnya adalah pemimpin itu harus tegas. Dan kemudian berturut-turut sosok yang diinginkan responden dari pilihan yang paling tinggi adalah berani, bisa menjaga taksu Bali, religius, kuat, dan rajin turun ke bawah (masyarakat).


Sinergi Membangun Kepemimpinan dan Kewirausahaan yang Berkelanjutan

penutup

Terus bekerja tanpa pamrih adalah semangat kami untuk membangun sinergi dalam proses kaderisasi kepemimpinan dan kewirusahaan. Kami terus tumbuh dan berkembang mengemban cita-cita menjadi generasi muda Hindu yang mandiri dan demokratis dalam mewujudkan kedamaian dan kesejahteraan. Dalam perjalanan, tak semuanya sempurna, penuh dinamika yang terkadang membuat lupa. Untuk itu dengan hati yang tulus kami senantiasa menerima masukan saran untuk kesempurnaan program Peradah. Dan kami sampaikan ucapan terima kasih yang tulus pula atas dedikasi serta bantuan berbagai pihak bagi perjalanan kami.

Jakarta, 20 Maret 2014

Annual Report Peradah 2013

85



laporan tahunan

2014

Bekerja dalam Kebenaran,

semangat bagi kepemimpinan dan kewirausahaan “Peradah Indonesia lahir sebagai pemersatu bagi generasi muda Hindu dengan berbagai latar belakang budaya yang dimiliki oleh masing-masing anggotanya. Keaneka-ragaman latar belakang inilah yang menjadi spirit. Inilah Pusaka Nusantara.�


Pengantar laporan

“Pondasi organisasi tingkat nasional yang perlu dijaga dan ditingkatkan kualitas dan kuantitasnya adalah struktur organisasi. Struktur organisasi meliputi internal Dewan Pimpinan Nasional (DPN), kemudian Dewan Pimpinan Provinsi (DPP), Dewan Pimpinan Kabupaten/ Kota (DPK), hingga komisariat ditingkat kecamatan, dan desa.�

88

OM Swastyastu, Angayubagia atas karunia Hyang Widhi kita bersama dapat melalui tahun 2014 dengan baik dan dalam keadaan sehat santosa. Pencapaian selama 2014 tentu saja berkat dukungan dan upaya kita bersama segenap komponen Peradah Indonesia untuk terus bekerja mewujudkan komitmen kita dalam memperkuat kepemimpinan dan kewirausahaan. Tahun 2014 merupakan momentum spesial yang ditunjukan melalui tradisi perayaan lima tahunan hari jadi Peradah Indonesia. Ya, Peradah Indonesia telah genap berusia 30 tahun, melangkah menuju kedewasaan organisasi untuk bekerja dan menebar peran diberbagai sektor kehidupan. Momentum ini juga ditandai dengan masa pesta demokrasi bangsa Indonesia. Gegap gempita pesta demokrasi ini juga ditandai riuh riak bagi kaderkader Peradah Indonesia yang terjun dan menekuni bidang politik. Peradah Indonesia melalui Lembaga Kajian dan Penelitian Peradah (LKPP) melakukan upaya penelitian terkait personal branding politisi Hindu yang kemudian dilanjutkan dengan dialog para calon legislatif Hindu menuju senayan.


Bekerja dalam Kebenaran, semangat bagi kepemimpinan dan kewirausahaan

Dalam rentang waktu itu juga, independensi Peradah Indonesia diuji untuk siap tidak berpihak kepada golongan ataupun partai tertentu. Peradah Indonesia telah berupaya untuk menjadi ‘rumah besar’ bagi para kader-kader yang terjun di politik lintas partai. Harus diakui pula, upaya tersebut belum optimal yang ditunjukan dengan sedikitnya kader-kader yang melenggang ke senayan maupun tingkat provinsi maupun kabupaten/kota. Ulasan tentang fenomena tersebut dapat dibaca sebagaimana hasil penelitian LKPP yang telah juga dipublikasikan di Media Hindu. Selain semarak pesta demokrasi 2014, Peradah Indonesia terus menggerakan segenap organisasi diberbagai tingkatan. Upaya tersebut direalisasikan melalui kaderisasi dan pendidikan formal berupa Pendidikan Kepemimpinan Daerah (Pakemda), regenerasi dan kaderisasi melalui lokasabha, dan revitalisasi organisasi untuk terus menggerakan potensi dan program pemuda Hindu. Berbagai kegiatan dan program kami sajikan dalam laporan tahunan 2014 ini sebagai gambaran dan proses perjalanan organisasi. Berbagai upaya yang dilakukan tersebut, merupakan wujud komitmen kami untuk terus bekerja dalam kebenaran, membangun harapan bagi kepemimpinan dan kewirausahaan.

Komitmen tersebut juga kami realisasikan dengan memberikan penghargaan kepada mereka yang telah bekerja dan menginspirasi pemuda Hindu untuk berbuat nyata kepada masyarakat. Semangat satyagraha sebagaimana yang dilakukan Mahatma Gandhi terus menginspirasi kami untuk dapat berbuat lebih kepada masyarakat, umat Hindu dan bangsa Indonesia. Akhirnya, kami mengucapkan terima kasih yang tulus kepada para pihak yang telah mendukung dan terlibat dalam program-program Peradah Indonesia. Semangat dan inspirasi satyagraha yang menjadi tema 30 tahun Peradah Indonesia senantiasa terus menggelora berpadu bersama visi misi dan nilai-nilai Peradah Indonesia.

Terima Kasih OM Santih Santih Santih Jakarta, Januari 2015

WAYAN SUDANE Ketua Umum

Annual Report Peradah 2014

89


PROFILE

Logo 30 Tahun Peradah

Logo 30 tahun Peradah Indonesia didesain sebagai visualisasi dari perjalanan selama 30 tahun dengan harapan terus bergerak dari waktu ke waktu. Peradah Indonesia diharapkan menjadi epicentrum kaderisasi pemuda Hindu di Indonesia yang dinamis dan berkelanjutan. 30 tahun Peradah bertemakan Satyagraha: Bekerja dalam Kebenaran. Tema tersebut diilhami oleh Mahatma Gandhi dalam memperjuangkan kebenaran. Dengan tema ini diharapkan perjuangan Peradah Indonesia dan seluruh pemuda senantiasa di Jalan Dharma/kebenaran. Bekerja dalam Kebenaran menjadi sebuah proses dan bukan tujuan akhir.

90


Bekerja dalam Kebenaran, semangat bagi kepemimpinan dan kewirausahaan

Peradah menjadi tempat untuk kita belajar berbagai hal, karakter hingga kemanusiaan. Banyak yang dapat kita lakukan di Peradah dengan berbagai potensi yang dimiliki pengurus dan anggota. Putu Widya Lestari

Sebagai pemuda Hindu, kita tidak dapat lepaskan pengetahuan tentang keagamaan, Peradah juga memberikan kita bagaimana implementasi antara ajaran luhur dan pelaksanaan di lapangan. Kita diajarkan untuk terus bekerja di masyarakat. Putu Jaya Adnyana W

Peradah adalah organisasi yang luar biasa. Mental mandiri dan kreativitas terasah disini. Yang paling penting adalah saya menemukan keluarga di Peradah. Harapannya kedepan adalah semoga Peradah tetap terjaga eksistensinya sebagai organisasi yang independen, dan kreatif yang berjuang murni untuk Hindu dan Nusa Bangsa. Putu Dian Lusyani Annual Report Peradah 2014

91



program peradah

2014


program peradah 2014

30 TAHUN PERADAH INDONESIA

Satyagraha: Bekerja dalam Kebenaran

Dalam usia 30 tahun (11 Maret 1984 – 11 Maret 2014), Peradah Indonesia meneguhkan sebagai organisasi yang fokus kepada kepemimpinan dan kewirausahaan. Keduanya berproses sebagai kerja dalam wadah organisasi kepemudaan secara berkesinambungan dengan tetap berpegang pada jalan dharma. Untuk itu, dalam usia 30 tahun, tema yang melandasi perjalanan Peradah Indonesia adalah ‘bekerja dalam kebenaran. Tema ini diilhami dari Mahattma Gandhi dalam memperjuangkan kebenaran. Semangat ini diharapkan perjuangan Peradah Indonesia dan seluruh pemuda senantiasa di jalan dharma/ kebenaran. Bekerja dalam Kebenaran menjadi sebuah proses dan bukan tujuan akhir. Dengan demikian, setiap tindakan baik organisasi maupun para kader Peradah dan Pemuda Hindu pada umumnya agar melakukan internalisasi nilainilai kebenaran dalam kehidupan ini. Satyagraha menjadi relevan dengan kondisi bangsa saat ini dimana kebenaran terus tergerus oleh berbagai tindakan negatif. Ketika berusia 20 tahun, Peradah Indonesia berketetapan hati menetaskan peran bagi kehidupan dharma agama dan dharma negara. Tak cukup hanya menetaskan, kini Peradah Indonesia terus menebar peran melalui distribusi kader diberbagai ranah kehidupan.

94

Dalam usia beranjak 30 tahun, Peradah Indonesia meneguhkan untuk terus memperkuat pondasi organisasi kader yang berkomitmen melahirkan kualitas kepemimpinan dan kewirausahaan. Dengan demikian, Peradah Indonesia tidak lagi tergantung pada orang seorang, melainkan tumbuh berkembang menjadi organisasi yang mandiri dan kuat. Artinya, Peradah Indonesia tidak akan tergantung pada peran seorang kader, melainkan seorang kaderlah yang akan tergantung pada Peradah Indonesia. Inilah harapan besar yang harus terus digerakan untuk memperkuat organisasi diberbagai tingkatan dalam mencapai kemandirian. Menebar peran tak cukup dihitung secara kuantitas saja, butuh proses berkelanjutan untuk terus merealisasikan program-program nyata. Harapan itu akan terus tumbuh ditengah berbagai keterbatasan masyarakat Hindu di Indonesia termasuk berbagai kendala teknis yang sering melanda seperti pendanaan misalnya. Untuk itu, keluarga besar Peradah Indonesia tak dapat melepaskan semangat organisasi ketika kader telah usia melaksanakan dharma bhakti kepengurusan. Sang kader harus terus menggelorakan gerak-langkah dalam kehidupan kendati berada di ranah yang berbeda. Inilah semangat kaderisasi untuk terus menebar peran dalam swadharma kehidupan.


Bekerja dalam Kebenaran, semangat bagi kepemimpinan dan kewirausahaan

Perayaan 30 tahun Peradah Indonesia

Apresiasi bagi Kerja Nyata

Perhimpunan Pemuda Hindu Indonesia (Peradah Indonesia) kini telah berusia 30 tahun tepatnya 11 Maret 2014 lalu. Dalam perjalanan 30 tahun, Peradah telah memberikan kontribusi nyata bagi pembangunan masyarakat, umat Hindu, bangsa dan negara. Peradah terus berkomitmen dalam mencapai visi misi organisasi sebagai wadah bagi para pemuda Hindu di Indonesia.

Dalam visi Peradah memiliki dua harapan yaitu pemuda yang mandiri, dan pemuda yang demokratis. Wayan Sudane Ketua Umum Peradah menyampaikan bahwa visi kemandirian Peradah diharapkan menjadi penggerak dalam memperkuat sikap mental untuk berani bertindak dan bersikap. Selanjutnya, visi demokratis menanamkan penerimaan akan perbedaan yang ada baik dalam organisasi maupun dalam praktek kehidupan sehari-hari. Dalam usia 30 tahun, Peradah Indonesia mengusung tema satyagraha: bekerja dalam kebenaran. Tema ini diinspirasi oleh perjuangan MK Gandhi dalam bekerja menggapai kebenaran. Semangat tema ini diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi Peradah Indonesia dan seluruh pemuda senantiasa di jalan dharma (kebenaran). Bekerja dalam Kebenaran menjadi sebuah proses dan bukan tujuan akhir. Satyagraha menjadi relevan dengan kondisi bangsa saat ini dimana kebenaran terus tergerus oleh berbagai tindakan negatif.

Annual Report Peradah 2014

95


program peradah 2014

Penghargaan Peradah Dalam puncak rangkaian ulang tahun yang ke30, Perhimpunan Pemuda Hindu Indonesia (Peradah Indonesia) memberikan penghargaan kepada empat tokoh yang telah bekerja nyata bagi masyarakat. Apresiasi Peradah melalui Penghargaan ini dikategorikan menjadi empat yaitu pendidikan, kewirausahaan, lingkungan, dan budaya. Penghargaan diberikan dalam puncak perayaan 30 tahun Peradah Indonesia pada tanggal 15 Maret 2014 di Gedung Bank Indonesia, Jakarta. Adapun penerima penghargaan tersebut adalah Made Kusuma Jaya untuk kategori Lingkungan. Anak kedua dari Pasangan Petani bernama I Made Dapet dan Ni Ketut Sari di Tengah Pelosok Pulau Bali tepatnya di Dusun/Banjar Gunung Kangin, Desa Bangli, Baturiti Tabanan. Tahun 2005 masuk di Fakultas Kedokteran, Jurusan Kesehatan Masyarakat (Kesmas) di Universitas Udayana. Lulus 2011 direkrut menjadi Field Facilitator Program Pemberdayaan Pemulung di sebuah NGO, lalu menjadi staff bidang Manajemen Sampah kurang lebih 2 tahun dikantor yang sama. Wara-wiri dari workshop 1 ke workshop yang lain dari nusantara sampai ke luar negeri terus membahas dan diskusi soal pemulung dan masalah sampah. Suami dari

Ni Kadek Sinta Dewi ini masih sempat melanjutkan pekerjaan di Denpasar sampai akhir 2012, lalu mengundurkan diri karena lebih memilih untuk lebih awal kembali ke tanah kelahiran di desa. Pertengahan 2013 (Juni) setelah semua uang dan tabungan habis, Made lalu mendirikan Bank namun bukan bank uang, melainkan Bank Sampah bernama “Asri Mandala�. Didukung oleh teman dan saudara yang mengerti akan niat tersebut, kegiatan dijalankan dari desa sendiri dan terus memperluas ke desa-desa lain. Kampanye di social media melalui Fanpage Central Bali Recycling, membuat kegiatan ini mendapat banyak apresiasi dari berbagai pihak karena dalam perjalananya kegiatan-kegiatan bank sampah banyak berkaitan dengan anak-anak. Tahun 2014, Made memberanikan diri merambah bisnis jasa pengelolaan sampah untuk komersial. Akibat bisnis “Tabungan Recycle� di Bank Sampah masih belum meng-cover biaya untuk menjalankan roda kegiatannya. Karena kegiatan bank sampah 50% bisnis 50% kegiatan pendampingan dan edukasi sedangkan tidak ada sponsor/support finansial dari pihak luar. Melihat peluang di bisnis ini terbuka, maka kerjasama dimulai dari pengusaha wisata lokal sekitar desa. Bisnis dengan pengusaha juga merupakan jalan untuk melakukan advokasi agar dapat mengajak pengusaha yang peduli untuk berpartisipasi membantu kegiatan-kegiatan sosial dan pendidikan terkait sampah di pedesaan. Sampai detik ini, semua kegiatan dikerjakan seorang diri. Sebagai Pendiri, Sebagai Direktur, Manajer dan Kuli Pemilah Sampahnya juga sekalian. Penerima penghargaannya selanjutnya adalah sosok pemuda yang bergelut dibidang budaya, Dwitra J Ariana. Dwitra dinobatkan oleh Dewa Juri sebagai penerima penghargaan untuk kategori Budaya. Dwitra merupakan sosok pemuda pembuat film, penulis dan pegiat teater yang lahir di Jeruk Mancingan, 1 Juli 1983. Berkesenian dimulai dengan berteater di Sanggar Cipta Budaya SLTP 1 Denpasar dan Teater Angin SMU 1 Denpasar. Ia menekuni dokumentasi

96


Bekerja dalam Kebenaran, semangat bagi kepemimpinan dan kewirausahaan

budaya melalui film, dan grafis. Film-filmnya pernah terpilih sebagai Official Selection Ganesha Film Festival (Ganffest) 2008 Bandung, Surabaya Film Festival (S13FFEST) 2007 dan Festival Film Dokumenter (FFD) Jogjakarta 2006. Untuk menyebarkan minatnya, Dwitra mendirikan Sanggar Siap Selem (ayam hitam) di Banjar Jeruk Mancingan, Susut – Bangli. Sanggar Siap Selem melaksanakan workshop dan diskusi seni dan budaya terutama seni dan budaya kontemporer. Pada tahun 2011, Sanggar Siap Selem memproduksi film dokumenter pluralisme dengan judul “Lampion-Lampion�. Film tersebut berhasil meraih beberapa penghargaan, antara lain: Film Terbaik I Festival Film Dokumenter Bali 2011, Film Terbaik I Festival Film Kearifan Budaya Lokal Kemenbudpar Jakarta 2011, Best Director dan Best Documentary di Documentary Days Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia Jakarta 2011 dan di ajang supremasi tertinggi penghargaan film di Indonesia, Festival Film Indonesia (FFI) 2011, film tersebut terpilih sebagai 5 nominasi penerima Piala Citra. Dwitra mengenyam berbagai pendidikan, kendati tak semuanya ia selesaikan. Pernah tercatat

sebagai mahasiswa Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN), Teknik Arsitektur Universitas Udayana dan Graphic Design WEC, hanya yang terakhir berhasil ditamatkannya. Kuliahnya di Fakultas Hukum Universitas Udayana sedang berjuang skripsi, namun sudah terdaftar lagi di Institut Seni Indonesia Denpasar jurusan Desain Komunikasi Visual. Untuk bidang pendidikan, penghargaan Peradah diterima oleh Putu Pande Setiawan. Pande melakukan kerja sosial melalui Komunitas Anak Alam. Pande menyelesaikan S1 Teknik Industri dari Sekolah Tinggi Teknologi Telkom - Bandung, kemudian menyelesaikan S2 di Magister Manajemen Sekolah Pascasarjana Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Berkesempatan melakukan pertukaran mahasiswa ke University of Victoria, British Columbia Canada. Pernah menjadi kandidat beasiswa Ph.D in tourism oleh World Tourism Organization di Hong Kong Polytechnique Institut. Pernah bekerja sebagai Staf Field Monitor - Program Pangan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UN-WFP) dalam recovery gempa di Yogyakarta.

Annual Report Peradah 2014

97


program peradah 2014

Pande bercita-cita melihat anak-anak miskin di seluruh Bali bisa mengenyam pendidikan. Tahun 2009, ia mendirikan Komunitas Anak Alam sebuah komunitas berbasis sukarela. Misi awalnya adalah memberikan kesempatan kepada anak-anak dari kampung-kampung terpencil Bali agar mendapatkan kehidupan yang lebih layak, pengalaman hidup yang lebih baik, dan akses pengetahuan. Mengawali langkah dan program Komunitas Anak Alam, Pande pergi di sekitar desa tempat tinggalnya untuk mencari anak-anak putus sekolah kerena kemiskinan. Pande mulai melakukan pendekatan dengan masyarakat di Desa Blandingan dengan cara berbaur dengan kehidupan keseharian mereka. Meski ia harus menjadi dekil untuk mendekati mereka yang phobia dengan pendatang. Upaya untuk melaksanakan komitmen mengabdikan diri untuk anak-anak miskin Bali melalui pendidikan bukan tanpa kendala. Banyak orang yang tidak suka, bahkan ia sempat dianggap gila untuk memulai program di Belandingan. Pande terus bekomitmen bekerja untuk pendidikan. Ia sadari, di Bali pendidikan tidak begitu dianggap, sebaliknya pariwisata seolah mengalahkan sektor lainnya. Bekerja sosial merupakan hasrat terbesarnya. Memilih untuk mengabdikan diri dan pengetahuannya untuk anak-anak yang tak memiliki kesempatan dan peri kehidupan yang layak ini, daripada menerima tawaran kerja di perusahaan-perusahaan besar. Inilah kerja nyata, yang sering dilupakan dan dianggap remeh orang yang sudah mapan. Penghargaan Peradah dibidang kewirausahaan adalah Putu Putrayasa. Diusianya yang muda, ia memiliki segudang prestasi yang membanggakan. Lahir di Sumbawa, 17 Desember 1976, tak pernah ada yang menyangka, bahwa berada dalam kondisi sebagai seorang anak dari petani miskin dan seringkali kesulitan untuk meneruskan sekolah, mampu membawanya menjadi sosok yang sukses. Berbagai bidang bisnis pun pernah ia geluti, mulai dari laundry, bimbingan belajar jarak jauh, les

98

privat, bisnis kayu hingga saat berusia 22 tahun, Putu sudah bisa menghasilkan omzet miliaran dari usaha toko komputernya. Diusia 26 tahun, Putu mendirikan akademi yaitu Akademi Manajemen Informatika dan Komputer (AMIK AKMI), di Baturaja, Sumatera Selatan. Kini ia juga mengembangkan STIE Bank, Kampus pencetak pengusaha di Yogyakarta. Putu juga merupakan praktisi Neuro Linguistic Programming (NLP), menulis buku dengan harapan setiap orang yang membacanya akan paham betul inti dari sebuah kesuksesan. Buku pertamanya Kaya dan Bahagia Modal Ngobrol, disusul kemudian dengan buku Desain Ulang Hidup Anda diterbitkan oleh Gramedia Group. Tak cukup hanya menjadi seorang wirausahawan, kini Putu Putrayasa mulai bergerak mewujudkan pengabdiannya bagi masyarakat. Ia mendirikan komunitas pengusaha pembelajar melalui Kos Hebat, sebagai Kos Hebat Pencetak Pengusaha. Kos Hebat ini adalah bentuk bimbingan dan pengarahan kepada para pesertanya yang ditempa kurang lebih dua bulan untuk menjadi pengusaha berkarakter, tidak hanya nekat dengan otak kanan, tetapi juga pengusaha yang diimbangi dengan logika dan rasio otak kiri. Dari Kos Hebat, Putu ingin melahirkan 1000 Orang Pengusaha sekaligus Penulis, Trainer dan Coach, yang akan diajaknya melahirkan Sejuta Pengusaha.

Anugerah Mpu Peradah Selain penghargaan Peradah, pada usianya ke30 tahun, organisasi kepemudaan yang didirikan 11 Maret 1984 ini juga memberikan Anugerah Mpu Peradah. Untuk tahun 2014, Anugerah Mpu Peradah diberikan kepada I Dewa Gede Budjana, seorang musisi, lebih spesifik, seorang gitaris. Dewa Budjana adalah milik Indonesia, tak hanya umat Hindu. Aktivitas bersama grupnya, GIGI, di setiap bulan Ramadhan, selalu menjadi contoh bagaimana toleransi beragama adalah sesuatu yang dikerjakan, tak hanya didengungkan. Natal pun kini berhias petikan dawai gitarnya, membawakan pesan kasih dan kedamaian.


Bekerja dalam Kebenaran, semangat bagi kepemimpinan dan kewirausahaan

Vokalis grup band Gigi, Armand Maulana, pun harus 'angkat topi' pada rasa toleransi beragama yang ditunjukkan gitaris Gigi, Dewa Budjana. Menurut Armand meski tak seagama, Budjana sangat total menyumbang karyanya demi album religi Ramadhan Gigi. Ya, kurang lebih sembilan tahun Gigi selalu menghasilkan karya religi. Setiap bulan Ramadhan, karya Gigi selalu mengalun dan Budjana pun tak pernah absen menyumbang lagulagu religi bersama rekan sebandnya.

bangsa dan negara ini," papar Budjana seperti dirilis Kompas.

Sebagai gitaris, Budjana tidak hanya berkarya diatas panggung bersama gitarnya. Ia juga mengaktualisasikannya dalam kehidupan keseharian. Sebut saja konser amal dari Gitaris untuk Indonesia pada pertengahan Februari 2014 lalu, ia menggagas konser amal untuk bencana tersebut.

Menurut Wayan Sudane Ketua Umum Peradah Indonesia, penghargaan dan Anugerah Mpu Peradah merupakan wujud apresiasi Peradah kepada para pemuda dan masyarakat yang telah memberikan inspirasi melalui kerja nyata bagi masyarakat, dan pengembangan semangat pluralisme di Indonesia. Peradah terus berkomitmen untuk bekerja dalam kebenaran (satyagraha) bersama seluruh komponen bangsa. “Kami berharap, kerja nyata para pemuda menjadi inspirasi dalam membangun bangsa Indonesia yang ber-bhinneka tunggal ika,� paparnya.

"Dari gitar kita belajar, satu senar bisa menghasilkan banyak lagu bagus," imbuh Budjana. "Kita juga belajar, banyak gitar bisa bermain bersama memainkan satu harmoni lagu. Mengapa kehidupan tak dibuat laiknya harmoni gitar itu?" "Harus ada rasa yang tumbuh. Rasa sayang. Sayang pada

Disela-sela kesibukannya bersama Gigi, Budjana juga menekuni proyek solo-nya dengan menelurkan album Nusa Damai pada awal 1997. Kemudian dilanjutkan juga dengan Gitarku (2000), dan Samsara (2003). Dan pada 2014, Dewa Budjana kembali merilis album solo terbarunya, Surya Namaskar.

Annual Report Peradah 2014

99


program peradah 2014

Peradah sebagai media aktualisasi diri dan wadah pengemban dharma bhakti generasi muda Hindu terus bersinergi dan merealisasikan program-program yang mendukung kemandirian melalui kewirausahaan sosial. Empat tokoh muda yang diberikan penghargaan Peradah adalah contoh nyata individu yang telah bekerja dalam kewirausahaan sosial (social entrepreneurship). Ashoka sebuah asosiasi global para wirausahawan sosial mendefinisikan wirausahawan sosial sebagai individu istimewa yang memiliki visi, kreatifitas, dan keteguhan hati yang luar biasa – sebagaimana seorang wirausaha – mengabdikan kemampunannya ini untuk memperkenalkan solusi baru terhadap masalah-masalah sosial. Selain pemberian penghargaan, perayaan 30 tahun Peradah Indonesia juga dihadiri berbagai lapisan masyarakat, organisasi kepemudaan dan kemasyarakatan, Kemenpora, tokoh umat Hindu

100

serta tokoh nasional. Acara juga menampilkan testimoni kebangsaan yang disampaikan oleh Prabu Darmayasa, kemudian testimoni dari KH Lutfi Hakim Ketua Umum Forum Betawi Rempug (FBR). Dalam kesempatan tersebut, salah satu pendiri Peradah Indonesia Drs. Pariata Westra SH, SE. menyerahkan buku sejarah Peradah Indonesia kepada Ketua Umum Peradah Indonesia.


Bekerja dalam Kebenaran, semangat bagi kepemimpinan dan kewirausahaan

operet anak “wujud cintaku pada negeriku�

Operet ini mengisahkan tentang bencana alam yang banyak melanda negeri ini. salah satu kejadiannya adalah di Jakarta yang hampir seluruh wilayahnya terkena banjir. Untuk membangkitkan semangat gotong royong, maka dibuatlah posko untuk menampung para pengungsi banjir serta bantuan-bantuan yang datang untuk membantu para pengungsi. Namun pada situasi yang menyedihkan tersebut ada kejadian yang memalukan karena ada salah seorang anak yang menyembunyikan dan mengambil bantuan-bantuan tersebut untuk kepentingan diri sendiri. Kondisi ini menjadi contoh perbuatan yang tidak baik. yang pada akhirnya anak tersebut tertangkap oleh salah satu relawan di Posko.

Kemudian munculah seorang arif bijaksana yang menjelaskan dampak dari perbuatan anak tersebut. Bahwa dari hal-hal terkecil seperti yang dilakukan anak itu adalah cikal bakal perbuatan melanggar hukum yang saat ini sering terjadi di negara kita yaitu korupsi. Anak nakal itu pun menyadari perbuatannya yang salah. Ia berjanji tidak akan mengulangi perbuatannya lagi dan ikut membantu para relawan untuk menolong para korban banjir. Operet ini ditutup dengan tari gebyar nusantara yang menggambarkan persatuan dan kesatuan dari sabang sampai merauke. Dilanjutkan dengan menyanyikan bersama lagu cinta - cinta Indonesia.

Annual Report Peradah 2014

101


program peradah 2014

MEMBANGUN KEPEMIMPINAN HINDU DALAM KESEHARIAN

Pemimpin ideal lahir dari sebuah proses dan jenjang secara bertahap. Dari pemimpin akan terwujud proses kepemimpinan dalam rangka pencapai tujuan bersama. Kepemimpinan dilakukan oleh pemimpin baik melalui sebuah pendidikan maupun sebagai sebuah pemberian/ bakat dari lahir. Kepemimpinan dapat diartikan sebagai sebuah proses seni dan didesain dalam pendidikan terstruktur dan sistematis.

Chandra Brata (Memberi Rasa Nyaman), Bayu Brata (Pandai menggali aspirasi masyarakat), Agni Brata (Pemberani), Kwera Brata (Pandai mengatur keuangan), Baruna Brata (Penampung aspirasi), Indra Brata (memberikan kesejahteraan pada masyarakat), dan Yama Brata (Memberi rasa adil). Melalui sifat-sifat luhur tersebut diharapkan mampu menjadi inspirasi dalam menggerakan kepemimpinan yang melayani.

Untuk mencapai kualitas tersebut, perlu adanya komitmen bersama dan dilakukan secara konsistensi dari waktu ke waktu. Kepemimpinan tidak saja menjadi ujung tombak dari suatu organisasi, melainkan roh dari setiap perjalanan organisasi. Untuk itu, pemimpin hendaknya dapat didesain sedemikian rupa sebagai proses berkesinambungan dalam sebuah organisasi. Menurut ajaran Hindu, terdapat delapan sifat dari pemimpin antara lain: Surya Brata (Bijaksana),

Pemimpin yang melayani tentu saja tidak dapat dipelajari secara teori saja. Perlu adanya proses dan terjun langsung untuk merasakan dinamika di lapangan. Begitu juga kemandirian, mampu berdiri di atas kaki sendiri. Kepemimpinan dan kemandirian merupakan dua hal yang saling terkait dalam konteks kekinian. Kepemimpinan yang melayani dan kemandirian dalam pengelolaan sumber daya yang dimiliki adalah kebutuhan bangsa saat ini.

102


Bekerja dalam Kebenaran, semangat bagi kepemimpinan dan kewirausahaan

Pakemnas VIII Peradah Indonesia Mengangkat Semangat Swadeshi

Pendidikan Kepemimpinan Nasional angkatan VIII (Pakemnas VIII) Peradah Indonesia melakukan internalisasi semangat kekinian kedalam proses kaderisasi. Pakemnas VIII merupakan momentum untuk meningkatkan kualitas dan komitmen kepemudaan bagi pengembangan potensi anggota khususnya dibidang kepemimpinan dan kewirausahaan. Pendidikan Kepemimpinan Nasional (Pakemnas) kembali dilaksanakan oleh Dewan Pimpinan Nasional Peradah Indonesia yang sudah mencapai angkatan kedelapan. Pelaksanaan Pakemnas VIII Peradah Indonesia sepenuhnya dilaksanakan di Palu, Sulawesi Tengah pada tanggal 14-16 November 2014. Kegiatan dilakukan di Gedung KNPI Sulawesi Tengah dan Wisma Donggala, Palu, Sulawesi Tengah. Metode yang digunakan materi dalam kelas dan outdoor.

Sebagai tujuan dari pelaksanaan kegiatan Pakemnas VIII Peradah Indonesia kali ini menekankan pada; 1) Memformulasikan potensi pemuda untuk menjadi daya dorong mendukung kepemimpinan dan kewirausahaan/kemandirian, 2) Memperkuat karakter kepemimpinan anggota Peradah Indonesia, 3) Konsolidasi dan merumuskan kebijakan organisasi diberbagai tingkatan seluruh Indonesia, dan 4) Media komunikasi antar Pengurus DPP dan DPK Peradah Indonesia seluruh Indonesia.

Annual Report Peradah 2014

103


program peradah 2014

Yang menarik pada Pakemnas kali ini mengambil tema besar Swadeshi; Pemimpin Yang Melayani. Tema tersebut didasari pada suatu pemikiran tentang kemandirian sebagai hakikat karakter yang seharusnya dimiliki oleh seorang pemimpin khususnya para pemimpin Hindu. Swadeshi diharapkan mampu menjadi sebuah inspirasi yang kuat dalam pembangunan karakter pemimpin dalam semangat kebangsaan yang merupakan wujud dari kebanggaan atas kerja sendiri dan nasionalisme. Dan tentu saja sebagai implementasi dari pemahaman tersebut adalah sebuah pelaksanaan Swadeshi yang membutuhkan komitmen, karakter yang kuat dan mental kerja dari setiap individu baik dalam organisasi, masyarakat, maupun negara. Sebagai tujuan akhir dari pelaksanaan Pakemnas VIII ini diharapkan dapat menumbuhkan semangat, menguatkan karakter dan menjadi teladan dari para pemimpin dalam membangun kemandirian sikap serta mental dan mampu melayani dengan

104

tulus sebagai wujud bhakti melalui kerja dan karya yang dilakukan di masyarakat, bangsa dan negara. Pemikiran yang kuat serta konsep swadeshi dapat dibangun dalam kesadaran logika dan hati serta perwujudan pelayanan dalam wujud sikap mental kewirausahaan (entrepreneurship) dan nasionalisme yang mumpuni bagi para pemimpin. Wayan Sudane Ketua Umum Peradah Indonesia menyampaikan bahwa hal tersebut sesuai dengan visi dan misi Peradah Indonesia yang menekankan pada dua hal yaitu; Kepemimpinan dan Kemandirian/Kewirausahaan. Kepemimpinan dalam penguatan karakter serta sikap mental sebagai individu yang berkarakter dan berkualitas. Sedangkan kemandirian yang kemudian diterjemahkan dalam semangat kewirausahaan menjadi inkubator dalam dalam kerja dan karya nyata di masyarakat. “Kami berharap dalam Pakemnas sebagai pendidikan kaderisasi formal organisasi mampu memunculkan generasi besar pemuda Hindu yang mampu berkontribusi


Bekerja dalam Kebenaran, semangat bagi kepemimpinan dan kewirausahaan

membangun bangsa dan masyarakat dan menciptakan kemandirian yang bermartabat,� jelasnya. Untuk itu, Pakemnas VIII Peradah Indonesia melakukan internalisasi semangat kekinian kedalam proses kaderisasi. Pakemnas VIII merupakan momentum untuk meningkatkan kualitas dan komitmen kepemudaan Hindu bagi pengembangan potensi anggota khususnya dibidang kepemimpinan dan kewirausahaan. Hal tersebut adalah wujud konsistensi Peradah Indonesia untuk membangun generasi pemuda Hindu yang berkarakter unggul dalam jiwa kepemimpinan dan kemandirian.

Pemimpin Yang Melayani Pemimpin yang ideal lazimnya lahir dari sebuah proses dan berjenjang melalui berbagai tahapan. Dari kharakter kuat seorang pemimpin maka akan terwujud sebuah proses kepemimpinan yang sinergi dan berkualitas dalam proses pencapaian tujuan bersama. Sebuah proses kepemimpinan sepatutnya dilakukan oleh seorang pemimpin yang berkualitas melalui sebuah proses pendidikan formal maupun informal namun dapat juga melalui sebuah pemberian/bakat dari lahir yang tentu saja masih harus diasah dalam tempaan proses kehidupan. Dilain sisi, kepemimpinan juga dapat diartikan sebagai sebuah proses seni yang didesain dalam pendidikan terstruktur dan sistematis secara karakter maupun logika. Untuk mencapai kualitas tersebut, perlu adanya komitmen yang kuat secara bersama dan dilakukan penuh dedikasi dan konsistensi dari waktu ke waktu serta dari karya ke karya. Kepemimpinan tidak saja menjadi ujung tombak dari suatu organisasi, melainkan roh dari setiap perjalanan organisasi. Untuk itu, pemimpin hendaknya dapat didesain sedemikian rupa sebagai proses berkesinambungan dalam sebuah organisasi dan memiliki energi yang sama untuk mengembangkan organisasi.

Menurut ajaran Hindu, terdapat delapan sifat dari pemimpin antara lain: Surya Brata (Bijaksana), Chandra Brata (Memberi Rasa Nyaman), Bayu Brata (Pandai menggali aspirasi masyarakat), Agni Brata (Pemberani), Kwera Brata (Pandai mengatur keuangan), Baruna Brata (Penampung aspirasi), Indra Brata (memberikan kesejahteraan pada masyarakat), dan Yama Brata (Memberi rasa adil). Melalui sifat-sifat luhur tersebut diharapkan mampu menjadi inspirasi dalam menggerakan kepemimpinan yang melayani. Menjadi seorang pemimpin yang melayani tentu saja tidak dapat dipelajari dalam paparan teoritis saja karena perlu adanya sebuah proses yang berat dan menempa serta harus mampu terjun langsung ke dalam masalah masyarakat untuk merasakan dinamika di yang ada di dalam masyarakat. Begitu juga dengan kemandirian, mampu berdiri di atas kaki sendiri dalam konsistensi membangun kreativitas karya untuk mengembangkan diri serta organisasi. Kepemimpinan dan kemandirian merupakan dua hal yang saling terkait dalam konteks kekinian. Kepemimpinan yang melayani dan kemandirian dalam pengelolaan sumber daya yang dimiliki adalah dua hal yang sangat dibutuhkan oleh bangsa Indonesia saat ini. Sudah saatnya generasi pemuda Hindu bangkit dalam semangat dan energi baru untuk masuk dalam kompetisi nasional agar mampu berkontribusi besar membangun bangsa sebagai perwujudan proses swadeshi dan kemandirian yang mumpuni. Penguatan terhadap kualitas dan karakter diri tentu saja menjadi kunci penting dalam proses menjadi seorang pemimpin yang melayani. Dan penguatan terhadap konsistensi kerja dalam originalitas karya tentu saja menjadi kunci penting dalam membangun proses kemandirian seorang pemimpin yang melayani. Mari membangun bangsa dalam kualitas Kepemimpinan dan Kemandirian dalam kemasan Swadeshi; pemimpin yang melayani.

Annual Report Peradah 2014

105


program peradah 2014

Peradah Ingatkan Pemimpin untuk Melayani

Pakemnas VIII merupakan momentum untuk meningkatkan kualitas dan komitmen kepemudaan Hindu bagi pengembangan potensi anggota khususnya dibidang kepemimpinan dan kewirausahaan. Kemandirian kini menjadi isu penting dalam pembangunan Indonesia. Kemandirian merupakan dasar dari pembangunan karakter sumber daya manusia maupun pembangunan bangsa Indonesia. Kemandirian harus dimulai dari sikap mental individu untuk mewujudkan kemandirian komunitas masyarakat. Hal inilah yang diungkap dalam Pendidikan Kepemimpinan Nasional (Pakemnas) angkatan VIII Perhimpunan Pemuda Hindu Indonesia (Peradah Indonesia) di Palu 14-16 November 2014. Semangat yang diusung dalam Pakemnas VIII ini adalah kepemimpinan yang melayani. Semangat ini dikembangkan dari ajaran Mahatma Gandhi tentang swadeshi yang intinya adalah kemandirian. Wayan Sudane Ketua Umum Peradah Indonesia

106

menyampaikan bahwa kemandirian merupakan dasar dari pembangunan karakter untuk dapat berperan aktif dalam masyarakat. “Kemandirian kami tanamkan sebagai spirit dalam membangun karakter khususnya dilingkungan Peradah Indonesia,� jelasnya. Peradah Indonesia sebagai organisasi nasional untuk para pemuda Hindu Indonesia terus berkomitmen untuk melahirkan pemimpinpemimpin masa depan yang memiliki visi pelayanan. Tentu saja, pemimpin tersebut tidak dapat dipelajari secara teori saja. Perlu adanya proses dan terjun langsung untuk merasakan dinamika di lapangan. Begitu juga kemandirian, mampu berdiri di atas kaki sendiri.


Bekerja dalam Kebenaran, semangat bagi kepemimpinan dan kewirausahaan

Kepemimpinan yang melayani dan kemandirian dalam pengelolaan sumber daya yang dimiliki adalah kebutuhan bangsa saat ini. “Peradah terus berupaya membangun komitmen, kapasitas, dan budaya kerja dalam mengembangkan kepemimpinan dan kemandirian,� harap Wayan Sudane. Mengapa demikian, karena pemuda sebagai generasi penerus bangsa kedepan akan mewarisi tongkat estafet kepemimpinan bangsa ini, baik di level lokal, nasional dan internasional.

Masyarakat Ekonomi ASEAN Sebagai wacana dan penguatan pengetahuan masyarakat dan anggota Peradah, pada kesempatan tersebut diselenggarakan juga seminar tentang kesiapan Indonesia dalam menghadapi ASEAN Community 2015 atau masyarakat ASEAN 2015. Wayan Dipta Deputi Bidang Produksi Kementerian Koperasi dan UKM yang membawakan materi pengembangan ekonomi kreatif menghadapi masyarakat ASEAN 2015 mengatakan bahwa tantangan yang akan dihadapi terutama dibidang ekonomi. Ia mengatakan ada empat pilar dalam masyarakat ekonomi ASEAN, yaitu: pasar tunggal dan basis produksi regional, kawasan berdaya-saing tinggi, kawasan dengan pembangunan ekonomi yang merata, integrasi dengan perekonomian dunia. Lantas seperti apa kesiapan Indonesia? Setidaknya ada beberapa peluang dan tantangan yang akan dihadapi. Peta usia penduduk Indonesia yang cukup muda, sumber daya alam yang besar

dan pasar yang besar mampu mendukung produktivitas nasional (pulling factor). Dari seluruh anggota ASEAN, pertumbuhan ekonomi tertinggi dialami Indonesia yaitu sebesar 6,4% % (Bank Dunia 2011) dan tahun 2013 tumbuh 5,6%, berada pada urutan ketiga di Asia, setelah China dan India. Sedangkan tantangan yang dihadapi adalah terkait mindset para pelaku usaha dan masyarakat Indonesia dalam menangkap peluang, birokrasi yang belum efisien, dan belum sinkronya kebijakan pemerintah pusat dan daerah. Selain itu, lemahnya infrastruktur, khususnya bidang transportasi dan energi menyebabkan biaya ekonomi tinggi, utamanya sektor produksi dan pasar. Usaha Kecil dan Menengah (UKM) sebagai tulang-punggung perekonomian nasional dan regional (ASEAN) berkontribusi secara signifikan bagi PDB nasional dan menyerap sebanyak 97,2% dari seluruh tenaga kerja di Indonesia. Dengan jumlah UKM lebih dari 56,5 juta atau terbesar di ASEAN, Indonesia diharapkan menjadi penggerak utama pengembangan UKM di ASEAN agar akses UKM terhadap permodalan, teknologi dan pasar semakin meningkat. Tentu saja wacana dan arah perkembangan perekonomian tingkat regional ini menjadi tantangan tidak saja masyarakat Indonesia, namun juga kesiapan sumber daya umat Hindu dalam menyambut persaingan tingkat regional ini.

Swadeshi; Pemimpin yang Melayani Tema ini didasari suatu pemikiran tentang kemandirian. Swadeshi menjadi inspirasi dalam pembangunan semangat kebangsaan yang merupakan wujud dari kebanggaan atas kerja sendiri dan nasionalisme. Pelaksanaan Swasdeshi membutuhkan komitmen dan mental kerja dari setiap individu baik dalam organisasi, masyarakat, maupun negara. Melalui tema ini diharapkan dapat menumbuhkan semangat dan teladan dari para pemimpin dalam membangun kemandirian sikap dan mampu melayani dengan tulus dari kerja-kerja yang dilakukan di masyarakat, bangsa dan negara. Pemikiran dan konsep Swadeshi dibangun dalam kesadaran dan pelayanan mewujudkan sikap mental kewirausahaan dan nasionalisme bagi para pemimpin.

Annual Report Peradah 2014

107


program peradah 2014

Pelatihan Public Speaking Peradah Kalimantan Timur Sebuah karya dan dharma bakti telah dilaksanakan Dewan Pimpinan Provinsi Peradah Kalimantan Timur (DPP Peradah Kalimantan Timur) dalam kemasan Pendidikan Kepemimpinan Daerah (Pakemda). Fokus program yang dilaksanakan terkait dengan komunikasi atau public speaking. Kegiatan dilaksankaan di Pura Jagat Hita Karana, Kota Samarinda, Kalimantan Timur pada hari Sabtu dan Minggu tanggal 13-14 Desember 2014. Tema yang diusung adalah “Membangun Kualitas Diri Dalam Swadharma Komunikasi Hindu.� Makna dari tema ini adalah bahwa proses membangun

108

kualitas generasi muda Hindu harus diawali dari diri sendiri terlebih dahulu. Setelah proses membangun kualitas diri sendiri mampu dilakukan dengan baik maka diharapkan seluruh peserta dan anggota Peradah Kalimantan Timur mampu membangun organisasi. Kemudian mampu membangun bangsa dan negara serta mampu membangun kualitas Hindu dalam dharma agama. Hadir sebagai narasumber utama adalah Ni Gusti Ayu Ketut Kurniasari Ketua DPN Peradah Indonesia yang memang fokus di bidang komunikasi dan public speaking.


Bekerja dalam Kebenaran, semangat bagi kepemimpinan dan kewirausahaan

Workshop Public Speaking Peradah Kalimantan Tengah

Workshop dilakukan berbarengan dengan Rapat Kerja Daerah (Rakerda) Peradah Kalimantan Tengah yang diselenggarakan di Palangka Raya tanggal 18 – 19 Januari 2014.

Rakerda dan Pakemda Peradah Jawa Timur Pendidikan Kepemimpinan Daerah Peradah Jawa Timur dilaksanakan pada tanggal 1921 September 2014 di Malang. Hadir Ketua Umum Peradah Indonesia Wayan Sudane beserta D. Sures Kumar Ketua Peradah yang membidangi hubungan kelembagaan Dalam Negeri dan I Gede Ariawan Ketua Peradah yang membidangi Hukum dan HAM. Kegiatan Pakemda Peradah Jawa Timur dikemas dalam beberapa rangkaian antara lain Rapat Kerja Daerah, kemudian Religi Camp dengan materi indoor dan outdoor.

Annual Report Peradah 2014

109


program peradah 2014

Pakemda Peradah Sulawesi Tenggara

Pendidikan Kepemimpinan Daerah (Pakemda) Peradah Sulawesi Tenggara dirangkai bersama dengan Seminar KMHDI Sulawesi Tenggara. Kegiatan dilaksanakan pada tanggal 3 - 5 Oktober 2014 di Balai Diklat Pengembangan SDM Pertanian Sulawesi Tenggara. Hadir Wayan Sudane Ketua Umum Peradah Indonesia.

110


Bekerja dalam Kebenaran, semangat bagi kepemimpinan dan kewirausahaan

Tunas Baru di Kepulauan Bangka Belitung Sebagai cabang yang termuda, Peradah Kepulauan Bangka Belitung terus menunjukan kiprahnya dalam membangun kualitas pemuda Hindu di Bangka Belitung. Dengan dukungan dan sinergi program Pembimas Hindu Kepulauan Bangka Belitung, pada tanggal 7 – 8 Juni 2014 lalu dilaksanakan Orientasi Pemuda Hindu bertempat di Grand Mutiara Hotel, Pangkal Pinang.

Hadirnya organisasi Peradah di Bangka Belitung tentu saja menjadi harapan bagi peningkatan kualitas para pemuda yang tersebar di kantongkantong transmigrasi umat Hindu baik di pulau Bangka maupun di pulau Belitung. Untuk itu, satu dari program prioritas Peradah Kepulauan Bangka Belitung adalah membangun struktur organisasi hingga tingkat komisariat.

Dalam acara yang diikuti 30 peserta tersebut, hadir Wayan Sudane Ketua Umum Peradah Indonesia dan sharing bersama para peserta yang terdiri dari anggota Peradah dari kabupaten/kota di Bangka Belitung. Poin dari pertemuan tersebut adalah diskusi seputar peningkatan wawasan pendidikan, karakter, hingga organisasi.

Dengan kuatnya peran para pemuda, tentu saja akan memberikan dampak bagi pembangunan masyarakat, baik pendidikan maupun perekonomian. Hal ini juga yang dipesankan oleh Wayan Supadno, praktisi pertanian yang juga seorang anggota TNI dalam materi yang disampaikan.

Annual Report Peradah 2014

111


program peradah 2014

Rakerda Peradah DKI Jakarta

Rapat Kerja Daerah (Rakerda) Peradah DKI Jakarta diselenggarakan pada tanggal 31 Januari – 2 Februari 2014 di kawasan Pura Parahyangan Agung Jagatkarta, Gunung Salak, Bogor. Hadir Ni Gusti Ayu Ketut Kurniasari Ketua DPN Peradah Indonesia yang disusul jajaran DPN Peradah esok harinya. Dalam kesempatan itu juga dilaksanakan seminar tentang ekonomi dan politik dengan pembicara Dr. Gede Putu Ary Suta, Chairman Ary Suta Center sekaligus Dewan Pertimbangan DPN Peradah Indonesia.

112


Bekerja dalam Kebenaran, semangat bagi kepemimpinan dan kewirausahaan

LOKASABHA DAERAH Lokasabha sebagai proses kaderisasi berkelanjutan bagi peningkatan kualitas kader-kader Peradah Indonesia. Lokasabha menjadi penting sebagai tolok ukur organisasi kader. Lokasabha Peradah Jawa Timur

Lokasabha atau musyawarah Peradah Jawa Timur dilaksanakan pada tanggal 2 – 3 Agustus 2014 di Jember. Semangat dari kegiatan ini adalah “Dengan Lokasabha IX Kita Tingkatkan Kualitas Generasi Muda Hindu Melalui Proses Regenerasi.” Hadir dalam Lokasabha IX D. Sures Kumar Ketua DPN Peradah Indonesia beserta Putu Pande Sulistyas Agustina, dan Putu Utari Pandutami. Dalam Lokasabha IX tersebut, terpilih I Nyoman Bintare Prayudi, S.T, M.M. menggantikan Drs. Suminto, M.M.

Annual Report Peradah 2014

113


program peradah 2014

Lokasabha Peradah Jawa Tengah Lokasabha Peradah Jawa Tengah dilaksanakan pada tanggal 26 Desember 2014 di Semarang. Dalam acara lokasabha tersebut juga dilaksanakan seminar terkait kesiapan pemuda dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Hadir dalam acara tersebut Wayan Sudane Ketua Umum Peradah Indonesia. Dalam Lokasabha tersebut terpilih kembali Gede Ananta Wijaya Putra sebagai Ketua Peradah Jawa Tengah masa bhakti 2014 – 2017.

Lokasabha Peradah Papua Barat Peradah Papua Barat melaksanakan Lokasabha II pada tanggal 20 April 2014. Dalam Lokasabha tersebut terpilih I Kadek Yudiarta sebagai ketua masa bhakti 2014 – 2017 meneruskan Goto Wahyono.

Lokasabha Peradah Kalimantan Barat Peradah Kalimantan Barat telah melaksanakan Lokasabha II pada tanggal 29 Mei 2014 di Pontianak, Kalimantan Barat. Terpilih Dewa Gede Guna Suwastawa sebagai ketua masa bhakti 2014 – 2017 menggantikan Nyoman Gde Gita Yogi Dharma.

Lokasabha Peradah Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Barat (NTB) merupakan basis umat Hindu sehingga sudah seharunya juga Peradah kuat dalam kaderisasi dan peningkatan kualitas umat Hindu. Peradah NTB berhasil direvitalisasi dengan berbagai tahapan dimulai sejak 2013. Setelah Lokasabha yang sempat deadlock pada tanggal 14 Desember 2013, dan diberikan tenggat waktu sampai dengan 15 Februari 2014 untuk dapat melanjutkan Lokasabha. Namun sampai dengan batas tersebut, belum dilakukkan Lokasabha sesuai

dengan kesepakatan dan mandat, tahapan dan proses diambil alih oleh DPN Peradah Indonesia. Selanjutnya dilakukan pertemuan tokoh-tokoh umat, dan Parisada NTB pada tanggal 15 Februari 2014 di Gedung Parisada NTB. Disepakati untuk mendukung adanya revitalisasi dan pembentukan formatur. Dari proses kerja formatur disepakati Nyoman Widhiarsana ST., CH., CHt., CI sebagai Ketua Peradah NTB masa bhakti 2014 – 2017.

Lokasabha Peradah Sulawesi Selatan Pelaksanaan Lokasabha Peradah Sulawesi Selatan pada tanggal 4 Mei 2014 bertempat di Gedung Vyata Satya Karma Kompleks Pura Giri Natha Makassar. Terpilih Komang Aryasa sebagai ketua masa bhakti 2014 – 2017 menggantikan Wayan Budhiarta Yasa.

Koordinasi Peradah Sumatera Utara Awal tahun 2014, DPN Peradah Indonesia melakukan koordinasi Peradah Sumatera Utara sekaligus acara pelantikan DPK Peradah Medan pada tanggal 11 Januari 2014 di Wisma Shri Mariamman Kuil, Medan. Diharapkan, Peradah Sumatera Utara beserta jajarannya menjadi pelopor dalam pembinaan umat di Sumatera Utara.

114


Bekerja dalam Kebenaran, semangat bagi kepemimpinan dan kewirausahaan

SOSIALISASI EMPAT KONSENSUS KEBANGSAAN

Sebagai komitmen Peradah untuk terus menjaga dan melaksanakan penguatan dan karakter anggota, DPN Peradah melaksanakan diskusi terkait dengan Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, Undang-Undang Dasar RI 1945 dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Acara dilaksanakan pada tanggal 8 September 2014 di Kampus IHDN, Bali. Hadir sebagai narasumber dari MPR RI Martin Hutabarat dan Achmad Dimyati Natakusumah.

Annual Report Peradah 2014

115


program peradah 2014

Penelitian dan Kajian LKPP, Personal Branding Politisi Hindu Menuju Kursi Senayan 2014 Tahun 2014, rakyat Indonesia akan menghadapi pesta demokrasi dalam rangka pemilihan umum (pemilu) legislatif dan pemilu presiden dan wakil presiden. Pemilu legislatif sesuai jadual akan dilaksanakan pada 9 April 2014 untuk memilih Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) baik provinsi dan kabupaten/ kota, sekaligus pemilihan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) untuk tingkat pusat, dan Dewan Perwakilan Daerah (DPD). Lantas, seperti apa proses kemasan personal branding dalam komunikasi politik khususnya para politisi Hindu?

Lembaga Kajian dan Penelitian Peradah (LKPP) yang merupakan lembaga independen yang selalu menjaga integritas dan independensi turut aktif melakukan kajian menjelang pesta demokrasi pada 2014 bagi rakyat Indonesia. LKPP melakukan kajian terkait dengan personal branding citra politisi Hindu dalam rangka pemenangan menuju DPR RI di Senayan, Jakarta. Kegiatan Survei dan kajian dilakukan pada bulan November 2013 sampai dengan Desember 2013 dengan narasumber (informan) penelitiannya adalah para politisi Hindu yang akan maju menuju kursi DPR RI 2014 yang disesuaikan dengan kebutuhan penelitian. Penelitian ini dilakukan dengan metode deskriftif kualitatif dengan menggunakan tektik wawancara terstruktur namun tidak mengurangi fleksibilitas dari penelitian kualitatif. Sedangkan analisis data (data analysis) dilakukan melalui tiga proses yaitu reduksi data, penyajian data dan pengambilan kesimpulan atau verifikasi sesuai dengan Miles & Huberman (1984-1994). Untuk pengujian atas pemeriksaan keabsahan data, LKPP menggunakan uji validitas data dengan trianggulasi metode yang memiliki dua strategi yaitu 1) pengecekan derajat kepercayaan penemuan hasil penelitian beberapa teknik pengumpulan data, dan 2) pengecekan derajat kepercayaan beberapa sumber data dengan metode yang sama. Hasil kajian dan penelitian Strategi Personal Branding Politisi Hindu telah dipublikasikan oleh LKPP, tahun 2014.

116


Bekerja dalam Kebenaran, semangat bagi kepemimpinan dan kewirausahaan

DIALOG CALON ANGGOTA LEGISLATIF HINDU Tahun 2014, rakyat Indonesia menghadapi pesta demokrasi dalam rangka pemilihan umum (pemilu) legislatif dan pemilu presiden dan wakil presiden. Pemilu legislatif sesuai jadual akan dilaksanakan pada 9 April 2014 untuk memilih Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) baik provinsi dan kabupaten/ kota, sekaligus pemilihan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) untuk tingkat pusat, dan Dewan Perwakilan Daerah (DPD). Menjelang Pemilihan legislatif DPRD dan DPR RI serta DPD berbagai persiapan telah dilakukan oleh para calon legislatif (caleg) dalam rangka merebut simpati pemilih yang direncanakan pada tanggal 9 April 2014 mendatang. Dalam hitungan hari menuju bulan April 2014, para caleg melakukan berbagai sosialisasi baik berupa kampanye langsung, maupun simakrama/silahturami secara tertutup sebagai siasat untuk menghindari adanya larangan dari Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) sebelum dilakukannya kampanye terbuka. Proses sosialisasi yang dilakukan para caleg ini dapat kita lihat sebagai ajang kompetensi bagi para kandidat untuk menarik hati masyarakat. Tentu saja yang diuntungkan adalah para caleg dengan modal yang cukup besar baik modal sosial maupun modal finansial. Hal ini disampaikan Wayan Sudane Ketua Umum Peradah Indonesia dalam dialog caleg Lembaga Kajian dan Penelitian Peradah (LKPP) di Taman Ismail Marzuki, pada 8 Februari 2014. Menurut kajian LKPP, modal sosial merupakan kerja yang telah dilakukan dalam waktu yang cukup panjang sehingga menjadi investasi sosial dalam membentuk track record positif bagi masyarakat. Sedangkan modal finansial lebih kepada pembiayaan dalam rangka mobilitas dan pergerakan selama kampanye. Namun demikian,

melalui modal finansial yang besar sering disalahgunakan oleh para caleg untuk melakukan politik uang kepada para calon pemilih. “Disinilah salah satu peran organisasi kemasyarakatan untuk turut aktif mengawal proses demokrasi tanpa politik uang,� paparnya. Dialog yang menghadirkan caleg dari berbagai partai politik ini menggali berbagai potensi sekaligus sebagai sebuah tradisi pendidikan politik bagi masyarakat menjelang pemilihan umum 2014. Peradah melalui LKPP terus berkomitmen untuk memberikan pendidikan politik bagi masyarakat melalui berbagai kajian dan penelitian. Salah satu pendidikan politik hasil kajian LKPP adalah personal branding para politisi Hindu. Gede Narayana Ketua LKPP menyampaikan bahwa personal branding menjadi sangat perlu dimiliki dan dipersiapkan serta dibentuk sedini mungkin oleh setiap politisi yang akan menuju Senayan. Seperti sebuah investasi mulia yang harus dimulai dari hal yang kecil, maka personal branding pun adalah sebuah asset yang harus diciptakan dalam proses dan strategi yang tepat. Untuk itu, Peradah berharap agar masyarakat dapat benar-benar memahami track record para caleg. Dengan demikian akan tercipta wakil rakyat yang dapat memperjuangkan aspirasi untuk kepentingan masyarakat.

Annual Report Peradah 2014

117


program peradah 2014

Dinamika Politik Hindu Menuju Pemilu 2014

Lembaga Kajian dan Penelitian Peradah (LKPP) bekerja sama dengan Media Hindu pada tanggal 8 Februari 2014 mengadakan acara diskusi terbatas dengan tema “Dinamika Politik Hindu Menuju Pemilu 2014” bertempat di Galeri Cafe, Taman Ismail Marzuki, Jakarta Pusat. Acara diskusi terbatas ini diikuti oleh pembicara-pembicara dari kalangan Calon Legislatif, Pemerhati/Pengamat Komunikasi dan Politik, Media, serta beberapa komponen pemuda dan mahasiswa Hindu. Tema mengenai “Dinamika Politik Hindu Menuju Pemilu 2014” diangkat karena isu ini sedang hangat dibicarakan. Acara ini sendiri merupakan tidak lanjut dari penelitian LKPP sebelumnya yang mengangkat isu personal branding politisi Hindu menuju kursi Senayan 2014. Diskusi yang dibuka oleh ketua LKPP Gede Narayana dan Ketua Umum Peradah Indonesia Wayan Sudane ini di moderatori oleh Putu Fajar Arcana Redaktur Harian KOMPAS, dan

118

IGA Ketut Kurniasari sebagai presentator materi hasil penelitian. Kegiatan diskusi diawali dengan presentasi hasil penelitian LKPP mengenai personal branding Caleg Hindu. Dalam sambutannya Ketua Umum Peradah Wayan Sudane menyampaikan bahwa penelitian LKPP bisa dijadikan role model untuk tahun 2019 nanti karena penelitian seperti ini baru dilakukan untuk pertama kalinya. Hal ini juga diiyakan oleh pengamat politik Gusti Putu Artha yang juga hadir dalam diskusi ini. Gusti Putu Artha mengungkapkan bahwa kondisi politik Indonesia berada dalam pragmatisme yang berbeda dengan kondisi di tahun 2009 lalu. Dimana terjadi masalah psikososial di masyarakat kita, hampir 50% pemilih menggunakan politik uang, jika ada uang maka ada suara. Lebih-lebih lagi citra politisi dimata masyarakat sedang jatuh karena kasus-kasus korupsi yang belakangan menjerat para anggota dewan. Hal ini akan berdampak pada jumlah pemilih yang nanti akan datang ke TPS untuk menggunakan hak suaranya.


Bekerja dalam Kebenaran, semangat bagi kepemimpinan dan kewirausahaan

https://youtu.be/1j4_hJLWdOw

Tentu saja ini dirasa akan merugikan caleg-caleg beragama Hindu karena kemungkinan suaranya akan banyak terbuang. Oleh karenanya diperlukan strategi, mapping dan personal branding yang bagus agar rakyat mau memberikan suaranya.

Politik diperlukan oleh agama untuk melindunginya, dan agama diperlukan oleh politik untuk membatasinya

Ngakan Putu Putra Pemimpin Redaksi Media Hindu lebih banyak memberikan semangat kepada para caleg bahwa seseorang tidak harus takut berpolitik, karena agama sendiri perlu politik dan politik perlu agama. Seperti yang tertulis dalam Canakya Nitisastra dikatakan bahwa Politik diperlukan oleh agama untuk melindunginya, dan agama diperlukan oleh politik untuk membatasinya.

Dan yang terpenting dari hasil diskusi terbatas ini bahwa umat Hindu tidak mencari anggota DPR yang hanya mengumbar janji-janji manis saat kampanye saja tanpa aksinya nyata nantinya, tapi umat hindu memerlukan pemimpin-pemimpin yang dapat menjadi wakil sebenarnya di kancah nasional untuk memperjuangkan aspirasi umatnya dan juga mensejahterakan umat Hindu.

Dewa K. Suratnaya menggarisbawahi bahwa caleg-caleg kita yang sedang bertarung di kancah politik nantinya haruslah bisa memimpin dengan heterogen tidak homogen. Karena pemimpin yang heterogen akan dapat memajukan umat Hindu di Indonesia yang memang berasal dari berbagai suku dan etnis tidak hanya dari satu etnis saja.

Acara diskusi ini ditutup dengan pemberian motivasi dari pengamat-pengamat politik dan para tokoh agama yang hadir kepada para caleg. Dua kata pamungkas dari Gusti Putu Artha menutup diskusi terbatas ini bahwa nantinya Caleg Hindu yang lolos menjadi anggota dewan “Jangan Korupsi�.

Annual Report Peradah 2014

119


program peradah 2014

REFLEKSI 69 TAHUN PANCASILA Menanamkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan masyarakat tidak dapat dilepaskan dari budaya bangsa yang telah ada sebelum Pancasila dirumuskan. Pancasila menjadi alat perekat persatuan antar budaya-budaya luhur bangsa yang ada. Adanya persatuan tersebut kemudian menjadi syarat utama bagi terbentuknya kehidupan berbangsa dan bernegara. Dengan demikian, pembentukan sebuah bangsa dan negara tidak dapat lepas dari eksistensi kebudayaan nasional. Kebudayaan sebagai perekat terhadap perangkat kebangsaan lainnya seperti persatuan politik (pemerintahan), teritorial, dan warga/penduduk. Keanekaragaman budaya tersebut harus terus dipelihara menjadi kekayaan bangsa. Tantangan hari ini adalah tidak adanya komitmen kuat melalui kebijakan-kebijakan yang mendukung kelestarian kebudayaan bangsa. Misalnya kelestarian budaya yang bersifat kebendaan atau cagar budaya seperti candi-candi di Nusantara. Kendati pemerintah telah mengeluarkan UU Nomor 11 Tahun 2010 Tentang Cagar Budaya, namun masih

banyak situs-situs bersejarah yang tidak terawat. Selain budaya yang bersifat kebendaan, budaya yang bersifat abstrak seperti budi pekerti, adatistiadat terus tergerus oleh budaya global dalam arus globalisasi. Terkait dengan kondisi tersebut, Peradah Indonesia memandang bahwa kelestarian kebudayaan nusantara menjadi prioritas dalam menjaga kepribadian bangsa dan negara. Untuk mencapai hal tersebut, diperlukan komitmen melalui kebijakan dari penyelenggara pemerintahan. Momentum pemilihan presiden 2014 menjadi sangat bermakna dalam arus dialog pada tataran akademis dan praktis. Pandangan para calon presiden terhadap kondisi kekinian dan masa depan kebudayaan perlu disampaikan kepada basis-basis komunitas masyarakat secara komprehensif. Terkait dengan hal tersebut, Peradah Indonesia kemudian melakukan pengayaan melalui dialog publik dalam rangka refleksi 69 tahun Pancasila dengan tema: Makna Budaya di Mata Capres. Kegiatan tersebut diselenggarakan pada tanggal 1 Juni 2014 di Aula Gedung Perwakilan Bali, Cikini, Jakarta Pusat.

Peradah mengajarkan Saya mengenai komitmen dalam merangkul dan memotivasi generasi muda Hindu untuk terus berkarya demi kemajuan yang lebih baik. Terimakasih atas pelajaran dan pengalaman berharga yang diberikan kepada saya. Made Wenes Widiyani

120


Bekerja dalam Kebenaran, semangat bagi kepemimpinan dan kewirausahaan

https://youtu.be/hTlHLQ5DG5o

Diskusi Budaya Peradah Indonesia

Makna Budaya di Mata Capres Wayan Sudane menyatakan bahwa Peradah Indonesia merupakan organisasi pemuda yang bersifat independen dan mandiri. Untuk itu dalam kaitannya dengan pemilihan presiden dan wakil presiden, Peradah Indonesia tidak memihak calon manapun. Terkait pilihan diserahkan kepada masing-masing individu sebagai warga negara sesuai dengan hati dan nuraninya. Dewan Pimpinan Nasional Perhimpunan Pemuda Hindu Indonesia (DPN Peradah Indonesia) mempersembahkan sebuah karya event yang bertujuan untuk membangun kesadaran generasi muda untuk melek budaya dan menguji konsistensi para calon pemimpin bangsa terkait pemahaman mereka tentang budaya Indonesia. Acara dilaksanakan pada 1 Juni 2014 bertepatan dengan perayaan hari kelahiran Pancasila, bertempat di Aula Gedung Perwakilan Bali, Cikini, Jakarta Pusat. DPN Peradah Indonesia memilih hari Kesaktian Pancasila sebagai tujuan untuk menanamkan nilainilai Pancasila dalam kehidupan masyarakat yang

tidak dapat dilepaskan dari budaya bangsa yang telah ada sebelum Pancasila dirumuskan. Pancasila menjadi alat perekat persatuan antar budayabudaya luhur bangsa yang ada. Adanya persatuan tersebut kemudian menjadi syarat utama bagi terbentuknya kehidupan berbangsa dan bernegara. Dengan demikian, pembentukan sebuah bangsa dan negara tidak dapat lepas dari eksistensi kebudayaan nasional. Kebudayaan sebagai perekat terhadap perangkat kebangsaan lainnya seperti persatuan politik (pemerintahan), teritorial, dan warga/ penduduk. Eksistensi kebudayaan nasional tentu tidak dapat menonjolkan salah

Annual Report Peradah 2014

121


program peradah 2014

satu budaya dari suku, golongan, maupun agama tertentu. Melainkan merumuskan budaya Indonesia yang terdiri dari berbagai budaya nusantara sebagaimana dalam perumusan Pancasila tahun 1945.

terutama tingkat indeks pertumbuhan manusia dan ekonomi. Kebudayaan yang baik akan mampu membangun peradaban yang baik pula. “Pada prinsipnya kebudayaan itu sebagai subyek dan obyek dalam pembangunan,� jelasnya.

Hadir sebagai narasumber diskusi antara lain Ahmad Reza Patria (Ketua DPP Partai Gerindra), Eva Kusuma Sundari (Tim Jokowi-JK), I.B Rai Dharmawijaya Mantra (Budayawan/Walikota Denpasar). Hadir juga dalam diskusi tersebut Prof IBG Yudha Triguna yang memberikan pengarahan sebelum acara diskusi dimulai, perwakilan Parisada Pusat, Prajaniti Hindu, Ikatan Cendekiawan Hindu, KMHDI, WHDI dan para tokoh umat Hindu.

Dua Kubu Capres Mengklaim Peduli Kebudayaan

Tema dalam diskusi yang dihadiri 90 peserta tersebut adalah Makna Budaya di Mata Capres dan dipandu oleh moderator NGAK Kurniasari. Menurut Wayan Sudane Ketua Umum Peradah Indonesia diskusi ini merupakan tindak lanjut dari seminar budaya di D.I. Yogyakarta pada tanggal 15 Desember 2013 lalu. “Melalui diskusi budaya ini kami ingin memberikan kesadaran dan mendorong aksi nyata pemimpin bangsa untuk lebih menguatkan kepemilikan terhadap budaya, situs dan tradisi bangsa yang harus dilestarikan,� jelasnya. Sementara IB Rai Dhamawijaya Mantra mengatakan bahwa budaya dapat mengakselerasi pembangunan

122

Ahmad Reza dan Eva Sundari menekankan dan memaparkan visi dan program masing-masing calon presiden. Kedua kubu pasangan capres dan cawapres tersebut mengklaim sama-sama memiliki visi kebudayaan. Mereka sadar bahwa pembentukan sebuah bangsa tidak lepas dari eksistensi kebudayaan nasional. Eva Sundari menjelaskan bahwa visi kebudayaan telah masuk dalam konsep tri sakti yang merupakan visi pasangan Jokowi-JK. Sedangkan Ahmad Reza juga menyampaikan bahwa partainya juga konsen terhadap budaya yang ditunjukkan setiap acara menampilkan kebudayaan dari setiap daerah. Dalam kesempatan itu juga, Wayan Sudane menyatakan bahwa Peradah Indonesia merupakan organisasi pemuda yang bersifat independen dan mandiri. Untuk itu dalam kaitannya dengan pemilihan presiden dan wakil presiden, Peradah Indonesia tidak memihak calon manapun. Terkait pilihan diserahkan kepada masing-masing


Bekerja dalam Kebenaran, semangat bagi kepemimpinan dan kewirausahaan

individu sebagai warga negara sesuai dengan hati dan nuraninya.

Candi Ngempon Menjadi Perhatian Keanekaragaman budaya yang ada di Indonesia harus terus dipelihara menjadi kekayaan bangsa. Tantangan hari ini adalah tidak adanya komitmen kuat melalui kebijakan-kebijakan yang mendukung kelestarian kebudayaan bangsa. Misalnya kelestarian budaya yang bersifat kebendaan atau cagar budaya seperti candi-candi di Nusantara. Kendati pemerintah telah mengeluarkan UU Nomor 11 Tahun 2010 Tentang Cagar Budaya, namun masih banyak situs-situs bersejarah yang tidak terawat. Selain budaya yang bersifat kebendaan, budaya yang bersifat abstrak seperti budi pekerti, adatistiadat terus tergerus oleh budaya global dalam arus globalisasi. Hal ini pun menjadi perhatian Peradah Indonesia. Peradah menyayangkan tidak pedulinya pemerintah daerah (pemda) terhadap kelestarian budaya berupa situs-situs bersejarah. Hal terjadi pada Candi Ngempon di Kecamatan Bergas, Kabupaten Semarang. Hal ini dapat dilihat dari adanya tempat-tempat hiburan liar di kawasan Candi Ngempon yang membawa dampak negatif bagi masyarakat dan kelestarian kawasan candi. Dalam kesempatan tersebut, Peradah Indonesia

memandang bahwa warisan luhur budaya bangsa harus dijaga dan dikembangkan untuk mengangkat nilai kawasan dan masyarakatnya baik sosial maupun ekonomi. Pemerintah melalui pemerintah daerah dapat mengoptimalkan kawasan menjadi eko wisata maupun desa wisata dengan mengangkat nilai-nilai luhur budaya setempat. “Pendekatan pembangunan masyarakat berbasis budaya perlu dilakukan pemda untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat,� jelas Wayan Sudane. Untuk itu, pemda perlu bertindak tegas terhadap tempat-tempat hiburan liar yang dapat merusak kawasan sekaligus merusak mental masyarakat. Solusinya adalah mengembangkan kawasan menjadi desa wisata berbasis budaya dan ekonomi kreatif. “Pembangunan perlu dilakukan dengan pendekatan masyarakat, alam/lingkungan, dan ekonomi kreatif,� tambahnya. Selain itu, pemda juga dapat memanfaatkan program corporate social responsibility (CSR) dengan menggandeng sektor swasta untuk turut aktif mengembangkan kawasan Candi menjadi wilayah wisata berbasis budaya luhur bangsa. Diskusi sangat menarik yang dapat dilihat dari antusias para peserta dan pembicara. Acara diakhiri dengan pemotongan tumpeng dalam rangka 69 tahun Pancasila dan simakrama hari raya Galungan dan Kuningan.

Generasi muda Hindu sangat dibutuhkan perannya untuk duduk bersama komponen-komponen bangsa lainnya, menjadi pelopor perubahan dengan membawa karakteristik khas keHinduan-nya. Made Miarsana

Annual Report Peradah 2014

123


program peradah 2014

Diskusi Publik Peradah

Reklamasi Untuk Siapa? Mencari Pemahaman yang Komprehensif

Di Bali kini sedang ramai wacana mengenai rencana reklamasi di Teluk Benoa. Hal ini turut mengundang pro dan kontra di kalangan masyarakat Bali maupun di luar Bali. Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 51 Tahun 2014 tentang Perubahan Perpres Nomor 45 tahun 2011 akan membuat kawasan Teluk Benoa yang sebelumnya termasuk kawasan konservasi menjadi zona penyangga konservasi, dan kawasan Tanjung Benos di Teluk Benoa akan diperluas hingga 700 hektare (Tempo, 17 Juni 2014). Beberapa pihak yang menolak terhadap rencana reklamasi Teluk Benoa tersebut adalah Peradah Indonesia dan KMHDI. Aksi nyata yang telah dilakukan Peradah Indonesia bersama KMHDI diantaranya melalui aksi damai turun ke jalan untuk menolak reklamasi Teluk Benoa yang dilakukan pada tanggal 5 Juli 2014. Kemudian untuk mengangkat isu reklamasi ini pada level nasional, Peradah Indonesia kemudian mengadakan diskusi publik dengan tema 'Reklamasi Untuk Siapa? Mencari Pemahaman yang Komprehensif' di Wisma Perwakilan Pemda Bali, Jakarta Pusat pada tanggal 13 September 2014.

124

Dengan isu ini terangkat pada level nasional maka tentu isu reklamasi Teluk Benoa akan menjadi perhatian nasional. Bagi yang kontra pun, juga merupakan kesempatan baik untuk menyampaikan counter terhadap Perpres Presiden Nomor 51 Tahun 2014 dan penolakan terhadap reklamasi Teluk Benoa dalam kaidah intelektual. Kajian secara keilmuan perlu dilakukan apakah banyak manfaatnya, atau bahkan justru lebih banyak kerugiannya. Terkait dengan hal tersebut Dewan Pimpinan Nasional Peradah Indonesia mengadakan Diskusi Publik bertema “Reklamasi untuk Siapa? Mencari Pemahaman yang Komprehensif� di Wisma Perwakilan Pemda Bali Jakarta pada 13 September 2014. Diskusi menghadirkan berbagai pihak dengan harapan mendengarkan langsung berbagai argumentasi terkait dengan rencana pembangunan reklamasi di Teluk Benoa. Adapun dari perwakilan pemerintah hadir Asdep Kajian Dampak Lingkungan Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) Ary Sudijanto yang menangani aspek lingkungan. Kemudian


Bekerja dalam Kebenaran, semangat bagi kepemimpinan dan kewirausahaan

pihak yang pro hadir dari PT Tirta Wahana Bali Internasional Marvin Lieano. Dan pihak yang kontra dari Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Bali Gde Sumarjaya Linggih. Sesuai rencana awal, panitia berharap pihak Kontra yang diwakili oleh ForBALI hadir, namun sampai dengan acara dilaksanakan konfirmasi tidak dapat hadir. Asdep Kajian Dampak Lingkungan Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) Ary Sudijanto menegaskan, untuk melakukan reklamasi harus menunggu hasil dari analisis dampak lingkungan (Amdal) terlebih dahulu. Sampai saat ini Amdal belum di proses. "Secara prinsip boleh (reklamasi), tetapi harus dilihat dulu melalui amdal. Kalau dampaknya bisa ditangani oleh pemrakarsa dan memiliki daya dukung serta semua dipenuhi, kenapa tidak. Namun amdal-nya sampai saat ini belum di proses," ujar Ary. Proses penerbitan amdal akan melibatkan semua pihak dan dilakukan secara terbuka. Mengenai jangka waktu, Ary tidak dapat memastikan karena amdal ada yang cepat ada yang lama tergantung dari permasalahannya. Apabila pemprakarsa bisa memberikan jawaban atas kelayakan pembangunan dan semua stakeholder bisa menerima, amdal bisa dikeluarkan. Sebaliknya apabila tidak layak, maka amdal pun tidak dikeluarkan. Menurut Ary khusus untuk Teluk Benoa berdasarkan Perpres 51/2014 itu sudah menjadi daerah budi daya yang nantinya bisa di reklamasi. Dalam Perpres juga jelas disebutkan besaran wilayah yang dapat di reklamasi maksimal 700 hektar. "Hanya sekarang apakah reklamasi di Teluk Benoa bermanfaat atau tidak?. Saya belum bisa bicara sekarang karena terlalu premature. Khawatir nanti menjadi prejudice," kata Ary. Namun demikian, KLH menerima apa pun kebijakan yang diambil pemerintah termasuk apabila menghentikan reklamasi tersebut. Amdal Sementara perwakilan dari Tirta Wahana Bali Internasional (TWBI) Marvin Lieano menegaskan, apa yang mereka lakukan terhadap Teluk Benoa bukanlah sebuah reklamasi. Melainkan revitalisasi yang tujuannya untuk meningkatkan pariwisata

dan kemampuan masyarakat, memajukan ekonomi masyarakat setempat, meminimalisir pengangguran serta menjaga lingkungan. "Kami berharap lewat revitalisasi ini bisa membangun masyarakat Bali dan mengembangkan mangrove center," kata Marvin. Marvin menjelaskan pula, sebelum mengambil langkah revitalisasi terhadap Teluk Benoa, mereka telah melakukan penelitian. Hasilnya saat ini kondisi Teluk Benoa cenderung menurun kualitasnya. Menurut TWBI, secara realitas banyak sampah berserakan di sana, termasuk bangkai kapal dan sampah medis yang sangat berbahaya sehingga perlu di-maintenance. Kemudian bila air surut, banyak lumpur dan bau amis. Lalu aliran sungai yang mati akan dilakukan normalisasi. Kemudian mangrove yang terancam sidementasi dilakukan dengan menanam bibit mangrove kembali. "Selama setengah tahun kami kumpulkan 33 ton sampah. Sehari berarti 100 kilo sampah. Hasilnya air sekarang menjadi bersih. Niat kami baik ingin memperbaiki dengan revitalisasi berbasis reklamasi. Jika kerusakan ini di diamkan akan jadi apa nanti? Efeknya bisa ke pariwisata," terang Marvin. Pembicara berikutnya, Ketua Kadin Bali Gede Sumarjaya Linggih atau biasa disapa Demer menyatakan, selama 23 menit pemaparan dari TWBI membuatnya terkesima. "Tapi dalam dua menit saya kurang berkesan. Kalau teluk Benoa ingin ditata, harus dengan baik dan tidak menimbulkan inflasi yang mengakibatkan masyarakat Bali menjadi penonton di negeri sendiri," tegas Demer. Menurut Demer, jika alasan ingin membangun Bali seharusnya dilakukan pada Bali bagian Utara, Timur atau Barat agar ada pemerataan dan pelaku ekonomi baru. Pembangunan di Bali harus memperhatikan adanya pertumbuhan yang diikuti dengan pemerataan. Harapannya dapat menimbulkan pelaku-pelaku ekonomi baru. "Saya tidak anti investor, tetapi saya ingin investor berkualitas. Mengutip pernyataan presiden yang menyatakan, pertumbuhan tinggi akan sia-sia bila tidak ada pemerataan dan pelaku ekonomi baru," imbuh Demer.

Annual Report Peradah 2014

125


program peradah 2014

https://youtu.be/ZQio14YavHc

Lebih lanjut, Demer menyatakan bahwa pembangunan di wilayah selatan harus dipikirkan dampak dan social cost yang ditimbulkan. Pembangunan yang tidak merata akan mengakibatkan pertumbuhan yang tidak berkualitas. Salah satu dampak yang dirasakan adalah pertumbuhan tinggi diikuti dengan inflasi yang tinggi atau harga barang jadi tinggi, akibatnya kesenjangan akan tinggi pula. Disinilah yang dikhawatirkan adanya dampak kemiskinan secara struktural. “Pertumbuhan yang berkualitas harus dilakukan di wilayah yang tepat untuk menghindari adanya kemiskinan secara struktural,� jelas Demer. Permasalahan di Bali saat ini adalah belum adanya pemerataan pembangunan. Selama ini pemerintah daerah fokus pada pengembangan wilayah selatan sedangkan wilayah lain semakin tertinggal. Untuk itu, pemerataan pembangunan adalah hal yang perlu dilakukan baik pariwisata, pertanian, dan sektor-sektor lainnya. Salah satu caranya adalah mengurangi pertumbuhan dan beban di wilayah selatan dan memeratakan pembangunan di wilayah lain secara holistik (tidak hanya bali wilayah selatan). Selain itu, harapan adanya pemerataan adalah untuk mendorong para pelaku usaha baru yang tumbuh

126

dengan adanya peluang-peluang pemerataan pembangunan. Pelaku usaha baru yang diharapkan bertambah baik dari sektor formal maupun non formal dengan skala mikro hingga besar. Dengan demikian, pembangunan dapat benar-benar dirasakan oleh segenap lapisan masyarakat. Apalagi selama ini Bali hanya bertumpu pada sektor pariwisata, perlu adanya pengembangan ke arah ekonomi kreatif yang dilakukan oleh segenap lapisan masyarakat. Dalam kesempatan itu juga, Demer mempertanyakan TWBI yang tidak bergabung di keanggotaan Kadin Bali. Gusti Putu Artha, mantan komisioner KPU yang hadir dalam diskusi juga mempertanyakan dari perspektif politik. Ia mempertanyakan keterbukaan dari sisi politik, apa sebenarnya yang terjadi dan apakah ada biaya politik yang telah dilakukan. Selain itu, ia juga mempertanyakan mengapa memilih Teluk Benoa, seperti apa kalkulasi bisnis dan dampak 20 tahun ke depan seperti kemacetan, dan transportasi. Terhadap pertanyaan-pertanyaan tersebut, sayangnya pihak TWBI tidak mampu menjelaskan secara detail, jawaban normatif yang masih menimbulkan Tanya. Kajian dan Hasil Diskusi telah di Publikasikan juga di Media Hindu Edisi Desember 2014


Bekerja dalam Kebenaran, semangat bagi kepemimpinan dan kewirausahaan

SIMAKRAMA LINTAS GENERASI

Untuk membangun komunikasi bersama para tokoh umat, Peradah Indonesia mengadakan simakrama lintas generasi. Kegiatan tersebut sepenuhnya didukung oleh Wayan Karioka, Direktur PT PP (Persero) yang mengkoordinir para tokoh umat.

Tema dari simakrama adalah Jalin Komunikasi Wujudkan Sinergi. Kegiatan tersebut dilaksanakan pada tanggal 20 Juli 2014 di Lapangan Golf Halim, Jakarta Timur. Sebelum acara simakrama, dilakukan rangkaian tournamet golf.

Annual Report Peradah 2014

127


program peradah 2014

WORLD HINDU CONGRESS: MEMBANGUN JARINGAN HINDU GLOBAL

Sebagai tindak lanjut dari forum-forum yang dilakukan sejak 2009 lalu, pada tanggal 21-23 November 2014 telah diselenggarakan World Hindu Congress yang pertama di New Delhi, India. Pertemuan tersebut dihadiri berbagai tokoh Hindu Dunia dengan total delegasi 1800 orang dari 50 negara. Pertemuan tersebut diadakan untuk membahas isu-isu Hindu dunia sekaligus membangun jaringan global. Dalam pertemuan tersebut diadakan tujuh konferensi antara lain: 1) Hindu Economic Conference oleh World Hindu Economic Forum (Forum Ekonomi Hindu Dunia); 2) Hindu Media Conference oleh Hindu Media Forum (Forum Media Hindu Dunia); 3) Hindu Educational Conference oleh World Hindu Education Forum (Forum Pendidikan Hindu Dunia);

128

4) Hindu Youth Conference oleh Hindu Youth and Students Network (Jaringan Pemuda dan Mahasiswa Hindu); 5) Hindu Women Conference oleh World Hindu Women Forum (Forum Perempuan Hindu Dunia); 6) Hindu Political Conference oleh World Hindu Democratic Forum (Forum Demokrasi Hindu Dunia); dan 7) Hindu Organizational Conference oleh Hindu Organizations, Temples & Associations Forum yang terdiri dari berbagai sampradaya Hindu. The World Hindu Congress (WHC) merupakan forum bagi organisasi-organisasi dan aktivis Hindu global. WHC akan diselenggarakan setiap empat tahun sekali di negara yang berbeda. Untuk pertama kalinya, WHC diselenggarakan di New Delhi, India. Tema yang diusung adalah “Sangachchhadhwam Samvadadhwam� atau Melangkah dan Bekerja Bersama.


Bekerja dalam Kebenaran, semangat bagi kepemimpinan dan kewirausahaan

WHC menghadirkan beberapa pembicara kunci antara lain: Dalai Lama Tokoh Spritual Tibet, Swami Dayananda Saraswati, Dr. Mohanrao Bhagwat dari Rashtriya Swayamsevak Sangh (RSS), Visva Hindu Parisad (VHP) Ashok Singhal dan pembicarapembicara konferensi dari berbagai negara. Dalam pertemuan tersebut, harapan terbesar adalah pemberdayaan potensi umat Hindu di seluruh dunia yang saling terkoneksi. Potensi dan jaringan yang belum terkoneksi saat ini dan masa yang akan datang membutuhkan sumber daya yang cukup besar untuk terus menyemai ajaranajaran Hindu seperti kejayaan masa lalu. Swami Vigyanananda yang merupakan tokoh dibalik suksesnya konferensi mengatakan bahwa WHC menjadi platform global untuk masyarakat Hindu dunia dalam mendiskusikan dan memformulasikan solusi-solusi terkait berbagai permasalahan Hindu global. Sosok Swami Vigyanananda menjadi

inspirasi dari para peserta kongres, pasalnya Svami Vigyanananda merupakan sosok di atas rata-rata. Ia menyelesaikan studi hingga doktoral (Phd) Eastern Philosophy. Namun demikian, ia memilih sebagai pelayan umat dan keliling dunia untuk membangun jaringan umat Hindu secara global. “WHC bertujuan untuk membangun sebuah jaringan global Hindu untuk membicarakan isu-isu sosial, ekonomi, tidak hanya agama,” ujarnya. Dalam acara pembukaan, hadir Dalai Lama, pemimpin spritual dari Tibet. Ia hadir khusus sebagai pembicara utama untuk menjalin kebersamaan antara Hindu dan Budha. Dalai Lama berbicara pada sesi pembukaan konferensi dengan penuh pesan damai untuk memperkuat persahabatan antara Hindu dan Budha. “Ketika saya bicara di Australia, mereka menyebut saya seorang kristen yang baik. Maka disini saya kira, saya menjadi Hindu yang baik,” seloroh Dalai Lama disambut tempuk tangan peserta.

Annual Report Peradah 2014

129


program peradah 2014

Delegasi Indonesia Antusias delegasi dari Indonesia dapat dilihat dari beberapa forum yang diikuti antara lain, pendidikan, pemuda, ekonomi, dan politik. Untuk forum pendidikan delegasi Indonesia antara lain Prof. dr. Made Bakta, Pedanda Sebali Tianyar Dharma Adhyaksa Parisada Pusat beserta rombongan. Untuk pemuda hadir Wayan Sudane Ketua Umum Peradah Indonesia, forum politik/ demokrasi hadir Nyoman Slamet anggota DPRD Sulawesi Tengah. Sedangkan untuk forum ekonomi hadir I Komang Adi Setiawan. Wayan Sudane yang telah tergabung dalam Hindu Youth and Student Network, mengatakan bahwa pertemuan untuk pemuda merupakan tindak lanjut dari jaringan yang telah dibangun dan merupakan formulasi pada pertemuan pemuda dan mahasiswa Hindu dunia (World Hindu Youth Congress) di Bali pada tanggal 29-31 Maret 2013 lalu. Pertemuan 2014 ini menekankan pada posisi strategis jaringan Hindu secara internasional khususnya di kalangan pemuda dan mahasiswa. Beberapa isu strategis yang dibahas antara lain identitas dan posisi strategis masyarakat Hindu di dunia, hak asasi manusia, kepemimpinan, dan kewirausahaan yang dipadukan bersama forum ekonomi. Wayan Sudane dalam konferensi menyampaikan kondisi Hindu di Indonesia tantangan

130

maupun diskriminasi yang pernah terjadi. Ia menguraikan kondisi sosial dan budaya masyarakat Hindu di Indonesia yang terdiri dari berbagai etnis, suku, dan keberagaman budaya yang ada. Secara keseluruhan, dari berbagai forum yang dilakukan, cukup terlihat antusias peserta mengingat pertemuan ini untuk kali pertamanya dilakukan. Semangat dan komunikasi untuk menjalin dan memperkuat jaringan terlihat dari peserta. Hasil-hasil yang dicapai dalam pertemuan tersebut antara lain: Memperkuat posisi strategis jaringan masyarakat Hindu secara global untuk saling terkoneksi antara negara dan komunitas. Kemudian memperkuat jaringan antar sub jaringan seperti ekonomi, pemuda, perempuan, media, pendidikan, politik/demokrasi maupun organisasiorganisasi sampradaya. Pada pertemuan tersebut, tampak semangat peserta untuk menggerakan potensi ekonomi masyarakat Hindu menjadi jaringan global untuk memperkuat kewirausahaan/ekonomi. Selanjutnya, WHC yang akan datang diselenggarakan di Amerika Serikat pada tahun 2018. Dipilihnya Amerika Serikat sebagai tuan rumah mengingat disana terdapat 3 juta penduduk Hindu yang tersebar pada 48 negara bagian. Selain itu terdapat juga dua ribuan organisasi Hindu (temples) yang diyakini akan menjadi potensi positif dalam WHC nanti.


Bekerja dalam Kebenaran, semangat bagi kepemimpinan dan kewirausahaan

PENUTUP

Apa yang kita petik hari ini adalah apa yang kita tanam masa lalu. Begitu pula apa yang akan kita petik masa yang akan datang, tergantung apa yang kita tanam hari ini. Begitulah proses kaderisasi, tidak dapat dipetik secara instan, semuanya berproses dan berkelanjutan dari waktu ke waktu. Terus bekerja dalam kebenaran adalah kuncinya. Kita tidak dapat mengabaikan proses, kita tidak dapat memetik hasil yang instan tanpa proses. Semangat inilah yang menjadi komitmen kami dalam melakukan kaderisasi bagi generasi muda Hindu. Kaderisasi yang berproses dari waktu ke waktu dan berkelanjutan untuk melahirkan kepemimpinan dengan memahami semangat kewirausahaan. Akhirnya, kami menghaturkan terima kasih yang tulus kepada segenap elemen yang telah mendukung dan berpartisipasi bagi proses kaderisasi. Bekerja dalam Kebenaran, Semangat bagi Kepemimpinan dan Kewirausahaan akan terus menginspirasi langkah dan aksi bagi pemuda, masyarakat, bangsa dan negara.

Jakarta, Januari 2015

Annual Report Peradah 2014

131



laporan tahunan

2015

pemimpin yang melayani

Memperkuat nilai dan jati diri “Peradah Indonesia meyakini bahwa perbedaan itu suatu kekayaan bagi organisasi, masyarakat, dan bangsa. Ya, Bhinneka Tunggal Ika Tan Hana Dharma Mangrwa akhirnya menjadi moto kami, Peradah Indonesia.�


Pengantar laporan

“Peradah mengembangkan karakter dengan dasar nilainilai organisasi Satyamitra (Setia Kawan), Sadhana (Disiplin Spiritual), Sevanam (Pelayanan), Samskara (Pelopor Perubahan), Santosa (Kesejahteraan).�

OM Swastyastu, Angayubagia atas karunia Hyang Widhi yang telah memberikan kesehatan untuk selalu dapat bekerja bagi umat, masyarakat, bangsa dan negara. Selama 2015, perjalanan dan pencapaian Peradah Indonesia terus bergerak mewujudkan fokus program yang ditujukan untuk memperkuat kepemimpinan dan kewirausahaan. Semangat bekerja yang telah digelorakan Peradah Indonesia sejak lima tahun terakhir terus bersemi sebagai komitmen kader-kader Peradah. Semangat Peradah Indonesia kemudian sejalan dengan semangat kerja yang terus dicanangkan oleh pemerintah saat ini. Dengan demikian, harapan bersama dalam kehidupan berbangsa dan bernegara selaras untuk terus meningkatkan daya saing masyarakat Indonesia. Tahun 2015 juga merupakan tahun penuh tantangan dimana pada akhir tahun ini akan diberlakukan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Bagi Peradah, MEA merupakan tantangan yang harus dihadapi dan sudah menjadi keharusan. Kader-kader Peradah juga dituntut untuk bersiap menghadapi persaingan ekonomi di kawasan ASEAN ini.

134


pemimpin yang melayani Memperkuat nilai dan jati diri

Selain tantangan tersebut, kader-kader Peradah Indonesia juga akan dihadapkan pada tantangan internal yaitu kesiapan daya saing untuk meningkatkan kualitas kaderisasi. Kaderisasi untuk melahirkan pemimpin-pemimpin memang tidak dapat dilakukan begitu saja, banyak proses dan program yang harus dilaksanakan baik formal maupun non formal. Peradah Indonesia memiliki harapan untuk dapat melahirkan pemimpin-pemimpin yang dapat melayani, memiliki karakter dan jati diri sesuai dengan nilai-nilai Peradah Indonesia yaitu: Sathyamitra, Sadhana, Sevanam, Samskara, Santosa. Dengan demikian kontribusi dan peran Peradah Indonesia diharapkan dapat terus dirasakan oleh umat Hindu, masyarakat, bangsa dan negara. Akhirnya, kami menyampaikan terima kasih yang tulus kepada segenap komponen yang telah mendukung proses kaderisasi Peradah Indonesia. Semoga kita bersama terus dapat melahirkan kader-kader Peradah Indonesia untuk menjadi pemimpin yang melayani.

Terima Kasih OM Santih Santih Santih Jakarta, 20 Oktober 2015

WAYAN SUDANE Ketua Umum

Annual Report Peradah 2015

135


PROFILE

31 tahun Peradah Indonesia mencermin kematangan organisasi di tengah dinamika kepemudaan dan kebangsaan dalam membangun kepemimpinan dan kewirausahaan. Logo wujud dari sinergi berbagai elemen untuk mewujudkan kebersamaan dan kemandirian. Angka 31 tervisualisasi sebagai bagian utuh yang tak terpisahkan sebagai simbol dari sinergi kepemimpinan disatu sisi, dan kemandirian disisi lainnya. Tulisan PERADAH INDONESIA menegaskan kematangan organisasi, dan tahun 1984 sebagai tahun lahir sedangkan 2015 sebagai tahun saat ini, tepat 31 tahun Peradah.

136


pemimpin yang melayani, Memperkuat nilai dan jati diri

Peradah Indonesia telah bertransformasi menjadi organisasi yang lebih dinamis. Beranggotakan pemudapemuda intelektual, cerdas, inovatif dan kreatif yang membentuk Peradah menjadi organisasi modern mengikuti perkembangan jaman. Penerapan budaya dan ideologi organisasi menjadikan Peradah memiliki jati diri tersendiri sehingga muncul kebanggaan dan kepercayaan diri para anggotanya, yang pada akhirnya semangat para anggota peradah membuat peradah mampu mensejajarkan diri dengan organisasi kepemudaan di tingkat dunia. Penerapan konsep-konsep pengelolaan organisasi modern saat ini pun menjadikan Peradah sebagai ladang belajar para pemuda Hindu di Indonesia, terutama sebagai modal mempersiapkan diri menghadapi persaingan global dalam hal kemampuan dan kompetensi individu di dunia wirausaha maupun dunia kerja.

I Putu Guna Aditya Yudha

Puncak Kerinci, 3.805 mdpl

Annual Report Peradah 2015

137



program peradah

2015


program peradah 2015

Kepemimpinan

Dalam rentang tiga tahun ini, Peradah Indonesia terus merumuskan arah strategis organisasi menuju organisasi yang menjadi pusat gerakan kepemimpinan dan kewirausahaan. Kunci dari pencapaian tersebut adalah adanya pelaksanaan secara serentak dan terukur dari waktu ke waktu.

Proses kaderisasi dilakukan secara berjenjang sesuai dengan kurikulum pendidikan kepemimpinan (pakem). Dengan demikian pengetahuan dasar keorganisasian diharapkan sudah dilakukan sejak tingkat kabupaten/kota. Kemudian berlanjut kepada tingkat provinsi. Sedangkan untuk tingkat nasional, diharapkan kepada strategi-strategi pembinaan kepemudaan secara nasional.

Berbagai kegiatan telah dilakukan Peradah yang tujuan utamanya adalah memajukan generasi Hindu di Indonesia dalam kebersamaan. Disini kita berbagi dan bekerja untuk generasi muda. Wayan Adiyanto

140


pemimpin yang melayani, Memperkuat nilai dan jati diri

PENDIDIKAN KEPEMIMPINAN

Ni Gusti Ayu Ketut Kurniasari Ketua DPN Peradah Indonesia memberikan materi pada Religi Camp Peradah Jawa Timur di Dusun Kandangsari, Desa Mororejo, Kecamatan Tosari, Kabupaten Pasuruan pada tanggal 19 – 21 Juni 2015.

Annual Report Peradah 2015

141


PROFILE

LOKASABHA Dalam rentang waktu tahun 2015, Dewan Pimpinan Provinsi Peradah Indonesia telah melaksanakan regenerasi melalui lokasabha. Lokasabha adalah wujud profesionalisme organisasi dan kaderisasi berkelanjutan.

Lokasabha Peradah Lampung

Lokasabha VI Peradah Lampung dilaksanakan pada tanggal 28 Maret 2015 di Bandar Lampung. Hadir Ketua Umum Peradah Indonesia Wayan Sudane bersama jajaran DPN Peradah Indonesia antara lain NG Ayu Ketut Kurniasari, Wayan Adiyanto, I Nengah Suarsana. Dalam lokasabha VI tersebut terpilih I Wayan Eka Sadia Budiarsa sebagai ketua.

142


pemimpin yang melayani, Memperkuat nilai dan jati diri

Lokasabha Peradah Tangerang Selatan

Lokasabha II Peradah Tangerang Selatan dilaksanakan pada tanggal 8 Agustus 2015 di Pura Parahyangan Jagat Guru, BSD, Tangerang Selatan. Hadir Wayan Sudane Ketua Umum Peradah Indonesia, I Nengah Suarsana Infokom Peradah Indonesia. Pada Lokasabha II tersebut terpilih Putu Maha Wisesa sebagai Ketua Peradah Tangerang Selatan.

Lokasabha Peradah D.I. Yogyakarta

Lokasabha VII Peradah D.I. Yogyakarta dilaksanakan pada tanggal 29 Agustus 2015 di Gedung Santi Sasana Pura Bangun Tapan, Bantul, D.I. Yogyakarta. Hadir Ketua DPN Peradah Indonesia D. Sures Kumar, alumni Peradah Yogyakarta Untung Waluyo dan Tokoh Pendiri Peradah Pariata Westra, dan terpilih Kadek Sumiyati sebagai ketua.

Annual Report Peradah 2015

143


program peradah 2015

Lokasabha Peradah Maluku

Lokasabha IV Peradah Maluku dilaksanakan pada tanggal 29 Agustus 2015 di Ambon, Maluku. Hadir NG Ayu Ketut Kurniasari Ketua DPN Peradah Indonesia sekaligus memberikan materi public speaking dalam seminar sebelum dilaksanakannya Lokasabha IV. Dalam Lokasabha IV tersebut terpilih sebagai Ketua Mustiko Budi Wicaksono.

Lokasabha Peradah Badung & Denpasar

Lokasabha Peradah Badung dilakukan dalam rangka revitalisasi Peradah Badung, begitu juga dengan Peradah Denpasar. Acara dilaksanakan pada tanggal 26 September 2015 di kantor Parisada Bali. Hadir Ketua Umum Peradah Indonesia Wayan Sudane, Ketua Peradah Indonesia D. Sures Kumar, Bendahara Umum Peradah Indonesia I Putu Adi Saputra, Ketua Peradah Bali Ida Bagus Oka Suryawan. Terpilih Ni Nyoman Ayu Nikki Avalikitesvari sebagai Ketua Peradah Badung, dan Ida Bagus Subrahmaniam Saitya sebagai Ketua Peradah Denpasar.

144


pemimpin yang melayani, Memperkuat nilai dan jati diri

Lokasabha Peradah Sumatera Selatan

Lokasabha VII Peradah Sumatera Selatan dilaksanakan pada tanggal 3 Oktober 2015 di Wantilan Pura Agung Sriwijaya, Palembang, Sumatera Selatan. Hadir dalam acara tersebut I Gede Ariawan, Ketua DPN Peradah Indonesia, dan I Nengah Suarsana Infokom DPN Peradah Indonesia. Terpilih sebagai Ketua Peradah Sumatera Selatan Wayan Mustika.

Lokasabha Peradah Bali

Lokasabha VI Peradah-Indonesia Bali diselenggarakan pada tanggal 17 Oktober 2015 di Kampus Pasca Sarjana IHDN, Bali. Dalam Lokasabha tersebut terpilih Ida Ayu Made Purnamaningsih sebagai ketua masa bhakti 2015-2018. Hadir dalam Lokasabha tersebut Wayan Sudane Ketua Umum Peradah Indonesia beserta Ketua Peradah Indonesia I Putu Guna Aditya Yudha dan Ni Gusti Ayu Ketut Kurniasari.

Annual Report Peradah 2015

145


program peradah 2015

PELATIHAN ADVOKASI HUKUM PERADAH

Pengelolaan keragaman di masa demokrasi jelas memunculkan tantangan tersendiri. Sementara di negara otoriter, termasuk negara Indonesia pra-reformasi, cara mengatasi keragaman adalah dengan sedapat mungkin mengupayakan penyeragaman (atau mengurangi keragaman) dan mengontrolnya, di alam demokrasi cara itu sudah tidak bisa diterima lagi. Di Indonesia yang telah mengakui hak-hak asasi manusia universal, dan meratifikasi beberapa instrumennya, yang berarti mengikatkan diri pada hukum internasional, ada tantangan-tantangan khas yang muncul bersamaan dengan beberapa konsekuensi demokratisasi dan desentralisasi. Sebagaimana kita ketahui hukum dan keadilan seharusnya menjadi penglima di negeri ini, dan berperan besar dalam memberikan rasa aman, tentram dan nyaman bagi masyarakat, bukan sebaliknya memberikan satu “ketakutan� dalam masyarakat, karena perlakuannya yang tidak adil. Saat ini berdasarkan berbagai penelitian hukum masih menjauhi rakyat terutama kelompok rentan,

146

masyarakat adat, trans gender, serta kelompok perempuan di Indonesia. Begitupun kebijakan-kebijakan yang diambil pemerintah terasa begitu elitis sehingga menutup akses keadilan (acces to justice) masyarakat, seharusnya negara hadir untuk memberikan jaminan hukum dan keadilan yang sama dan pasti, namun jaminan hak tersebut dalam prakteknya tidak dengan sendirinya dapat dilaksanakan. Terdapat kesenjangan antara yang nilai-nilai normatif dan pelaksanaannya. Mencermati situasi dan kondisi yang ada, Dewan Pimpinan Nasional Perhimpunan Pemuda Peradah Indonesia (DPN Peradah Indonesia) memandang perlu suatu upaya memfasilitasi masyarakat dalam pengawasan dan penegakan hukum dan keadilan terhadap masyarakat keberagaman. DPN Peradah Indonesia menilai penting untuk melakukan Pelatihan Advokasi Hukum khususnya terkait isu-isu keberagaman, demi terwujudnya


pemimpin yang melayani, Memperkuat nilai dan jati diri

kesetaraan dan perlakuan yang sama di muka hukum dan pengadilan bagi masyarakat. Pelatihan Advokasi Hukum merupakan bagian dari kaderisasi formal yang dikembangkan Peradah Indonesia dalam Pendidikan Kepemimpinan (Pakem) baik tingkat daerah maupun nasional. Tema dalam Pelatihan Advokasi Hukum Peradah Indonesia adalah: “Keberagaman Yang Berkeadilan Untuk Mu dan Untuk Ku”. Tema ini diilhami dari perjuangan Mohandas Karamchand Gandhi Bapak pergerakan Nasional India, yang diartikan “mandiri”, atau sesuai dengan yang diajarkan Presiden Republik Indonesia Pertama Ir. Soekarno yaitu “Berdikari” (Berdiri diatas kaki sendiri) sebagai satu perwujudan rasa kebanggaan memiliki bangsa sendiri atau semangat nasionalisme. Untuk mewujudkan kemandirian, perlu adanya toleransi ditengah keanekaragaman sebagai suatu kekayaan yang dimiliki oleh Bangsa Indonesia. Pemikiran ini juga diambil dari salah satu intisari ajaran Hindu, tat twam asi. Dalam keberagaman, harapan besar dicita-citakan adalah toleransi untuk

saling menghargai yang ber-keadilan sosial dalam negara demokrasi dengan tujuan kesejahteraan masyarakat bangsa. Pelatihan Advokasi Hukum Peradah dilaksanakna pada Jumat - Minggu, 5 - 7 Juni 2015 di Balai Diklat Kementerian Dalam Negeri, Kalibata, Jakarta Selatan. Pelatihan ini diikuti 50 peserta kaderkader muda Peradah dari berbagai daerah. Pelatihan dibuka oleh Y Ambeg Paramarta, SH.,M. Si Kalitbang Kementerian Hukum dan HAM RI mewakili Menteri Hukum dan HAM RI. Dalam sambutannya, Y Ambeg Paramarta menekankan pentingnya keadilan dan penegakan hukum dalam masyarakat. Selanjutnya hadir pemateri dari praktisi hingga akademisi antara lain Dr. Dewa Gede Palguna, SH.,MH Hakim Mahkamah Konstitusi, Nia Sjarifuddin Sekjen ANBTI, Eddison Von Bulow, SH.,MH dan I Nengah Sujana pengacara, I Made Wisnu Wardana dari Kepolisian, dan I Putu Gede Ary Suta Chairman Ary Suta Center. Selain itu, pemateri-pemateri juga disampaikan oleh DPN Peradah Indonesia.

Annual Report Peradah 2015

147


program peradah 2015

148


pemimpin yang melayani, Memperkuat nilai dan jati diri

International Visitor Leadership Program 2015

International Visitor Leadership Program (IVLP) adalah program reguler yang diadakan oleh Biro Kebudayaan dan Pendidikan, Departemen Luar Negeri Amerika Serikat. Program pertukaran unggulan ini dibuat untuk membangun saling pengertian antara Amerika Serikat dan negara-negara lain, lewat kunjungan ke Amerika Serikat yang diwakili oleh orang-orang pilihan dari banyak negara. Program International Visitor Leadership Program berjudul "Demokrasi dan Pluralisme," untuk Indonesia disponsori oleh The US Department of State (DOS) yang akan dikelola oleh Graduate School USA. Program dilaksanakan pada 26 Mei - 12 Juni 2015. I Gede Ariawan Ketua Peradah Indonesia yang membidangi Hukum dan HAM mewakili Peradah Indonesia dalam program tersebut beserta beberapa lembaga lintas agama lain yang ada di Indonesia.

Annual Report Peradah 2015

149


program peradah 2015

31 tahun Peradah Indonesia

Meneguhkan Toleransi dalam Keberagaman "Apapun agama, kelompok, suku kita, kita adalah Indonesia. Kita memiliki hak dan kewajiban yang sama di negara ini, tidak ada mayoritas minoritas dan tidak ada UU yang membedakan kita," Zulkifli Hasan Ketua MPR RI.

Perayaan 31 tahun Peradah Indonesia Peradah Indonesia genap berusia 31 tahun pada 11 Maret 2015 lalu. Dalam perjalanan Peradah, berbagai fase telah dilalui mulai dari konsolidasi organisasi sampai dengan sinergi program. Sebagai organisasi pemuda yang dimiliki umat Hindu, Peradah Indonesia terus berkomitmen menjadi wadah bagi kawah candradimuka proses kepemimpinan baik keumatan maupun kebangsaan. Hal ini dapat dilihat dari distribusi para kader dan alumni di berbagai aktivitas keumatan dan kebangsaan. Peradah Indonesia fokus pada dua program

150

utama yaitu kepemimpinan dan kewirausahaan. Program kepemimpinan dilakukan sebagai proses menyiapkan kader-kader umat Hindu untuk dapat meningkatkan kualitas dan penguatan karakter yang dilakukan melalui berbagai program kepemimpinan berjenjang di setiap tingkatan organisasi. Sedangkan program kewirausahaan memang baru digerakan sejak empat tahun terakhir untuk menjadikan Peradah sebagai inkubator dalam memperkuat basis pemberdayaan ekonomi umat Hindu. Hal tersebut ditegaskan Wayan Sudane dalam perayaan 31 tahun Peradah Indonesia dalam kemasan Malam Apresiasi 31 tahun Peradah sekaligus Simakrama Nyepi Tahun Baru Saka 1937


pemimpin yang melayani, Memperkuat nilai dan jati diri

pada 4 April 2015 di Teater Wisma Kemenpora, Jakarta. Hadir dalam acara tersebut Ketua MPR RI Zulkifli Hasan yang memberikan testimoni kebangsaan dan toleransi. Hadir juga Deputi II Kemenpora Sakhyan Asmara, tokoh-tokoh umat dan pemuda seperti IGM Putera Astaman, IGKG Suena, Gusti Made Oka, Ngurah Wirawan, Komang Adi Setiawan, John Palinggi, Nyoman Marpa, dan tokoh-tokoh organisai kemasyarakatan pemuda.

Lomba Menulis dan Desain Kaos Sebelumnya, Peradah Indonesia juga melaksanakan program penguatan kepemimpinan dan kewirausahaan yang direalisasikan melalui lomba menulis populer dan lomba desain kaos muda Hindu. Lomba menulis diikuti oleh puluhan pemuda yang kemudian diseleksi oleh Juri untuk kemudian dilakukan penilaian oleh publik bekerjasama dengan kompasiana.com. Sebanyak 29 tulisan kemudian diunggah kelaman kompasiana.com/peradah untuk dapat dibaca dan diberikan tanggapan oleh publik di media online (netizen). Hasilnya bervariasi, hingga ditutup pada 2 April, diperoleh tiga pemenang yaitu Putu Eka

Prayastiti Kefani dari Denpasar, Bali dengan judul artikel “Keberagaman Dalam Hindu” dengan jumlah pembaca mencapai 2132 dan 6 komentar. Selanjutnya I Wayan Rudiarta dari Mataran, NTB dengan judul artikel “Melahirkan Gadjah Mada Baru” dengan jumlah pembaca mencapai 458 dan 82 komentar. Dan I Ketut Sumita dari Jakarta dengan judul artikel “Jokowi Titisan Sang Prabu Gadjah Mada” dengan jumlah pembaca 452, 35 komentar. “Melalui lomba menulis populer dan diunggah di kompasiana.com kami ingin mengajak dan melibatkan masyarakat khususnya pemuda untuk berpartisipasi aktif, tidak hanya di internal umat, namun juga masyarakat luas,” ujar NGAK Kurniasari yang menggawangi lomba menulis ini. Untuk lomba desain kaos muda Hindu, voting dilakukan melalui media sosial facebook pada account Peradah Indonesia dengan jumlah ‘LIKE’ terbanyak. Sebanyak sembilan desain yang diterima dan diseleksi untuk diunggal kelaman facebook. Tidak berbeda dengan lomba menulis, lomba desain kaos juga melibatkan partisipasi publik untuk turut memberikan penilaian kepada desain yang ada.

Annual Report Peradah 2015

151


program peradah 2015

Adapun juara 1 dengan judul desain “Hidup Indah” hasil karya Luh Gede Pratiwi Mayasari. Salah satu kebanggaan menjadi seorang pemuda/pemudi Hindu adalah senantiasa hidup dalam kerukunan. Juara 2 dengan judul desain “Ganesha” hasil karya “Gede Made Widhi Kusuma”. Dewa Ganesha merupakan dewa yang penuh kebijaksanaan. Pemuda Hindu hendaknya bangga dan dapat meresapi serta mengamalkan kebijaksanaan Dewa Ganesha, dimana seperti yang kita tahu bahwa dengan semakin berkembangnya zaman maka sifat individualitas setiap manusia terutama pemuda semakin meningkat dan biasanya akan berdampak dengan bagaimana suatu individu bersosialisasi dan bersikap terhadap lingkungannya. Tulisan yang terpilih tersebut juga akan dipublikasikan di Media Hindu. Untuk desain kaos yang terpilih akan diproduksi oleh Peradah Indonesia melalui Koperasi Sinergi Nusantara dan dijual. “Perpaduan konsep partisipasi publik ini kami lakukan sebagai salah satu realisasi dari program kepemimpinan dan kewirausahaan,” ujar RAB Gandhi yang menggawangi lomba desain kaos.

Tidak Ada Minoritas dan Mayoritas Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI Zulkifli Hasan yang memberikan testimoni kebangsaan dalam malam apresiasi 31 tahun Peradah menegaskan, tantangan Indonesia di usianya yang ke 70 tahun di tahun 2015 ini tidak lagi soal agama, suku, ras dan antar golongan. Apalagi mengenai mayoritas dan minoritas. "Apapun agama, kelompok, suku kita, kita adalah Indonesia. Kita memiliki hak dan kewajiban yang sama di negara ini, tidak ada mayoritas minoritas dan tidak ada UU yang membedakan kita," ujarnya. Zulkifli mengatakan, negara besar yang dipenuhi dengan keberagaman merupakan kekuatan sekaligus tantangan bagi Indonesia. Sebagai negara yang menjadikan Pancasila sebagai dasar dan ideologi adalah sebuah tanggung jawab bagi seluruh rakyat Indonesia untuk memelihara

152

persaudaraan dan persatuan. “Pluralitas bangsa yang besar baik suku, golongan, agama, dan status sosial adalah realita yang secara cerdas dirajut para founding fathers kita sebagai modal dasar untuk merdeka dan berdaulat," ujarnya. Dalam konteks kekinian, lanjut Zulkifli, sebagai umat beragama semua memiliki kewajiban dan hak yang sama untuk membangun masa depan bangsa. Menurut Zulkifli, spiritualitas yang dimiliki, tidak hanya diaktualisasikan dalam bentuk peribadatan saja namun sangat perlu di distribusikan dan direalisasikan untuk mempererat rasa persaudaraan antar semua anak bangsa.

Kemiskinan dan SDM Menjadi Tantangan Zulkifli mengatakan tantangan kebangsaan di masa sekarang adalah kesiapan Indonesia dalam menyambut Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang berlaku akhir tahun 2015. Dua aspek yang menjadi tantangan yaitu kesenjangan sosial dan kesiapan Sumber Daya Manusia (SDM) di Indonesia dalam menyambut pasar bebas di kawasan Asia Tenggara tersebut. “Tantangan Indonesia ke depan adalah masalah kemiskinan, sumber daya manusia serta persiapan menyambut Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) pada akhir 2015 mendatang,” paparnya.


pemimpin yang melayani, Memperkuat nilai dan jati diri

Menurut Zulkifli, masalah kemiskinan di Indonesia saat ini memprihatinkan karena masih ada masyarakat di daerah mengalami kesulitan memenuhi kehidupan sehari-hari. Bahkan mereka bingung makan apa esok harinya. "Ini menjadi tantangan kita agar bisa berlomba-lomba mensejahterakan masyarakat," kata Zulkifli. Terlebih rasio kemiskinan (gini ratio) di Indonesia sampai saat ini 0,43 yang menandakan sudah "lampu kuning". Koefisien gini ratio adalah sistem ukur yang rumit untuk menilai ketidakmerataan pendapatan di suatu negara yang menghasilkan dari desimal misalkan 0,1. Semakin tinggi koefisien tersebut, semakin tidak merata pendapatan masyarakat yang diteliti. "Jika mencapai 0,45 bahaya, jurang pemisah antara kaya dan miskin bisa sangat lebar," tegas Zulkifli. Terkait SDM, kata Zulkifli, Indonesia memiliki jumlah penduduk besar dan kaya sumber daya alam (SDA). Bila tidak dimanfaatkan dengan baik tentu hasilnya tidak bagus. Zulkifli mencontohkan, Jepang dan Korea merupakan negara yang SDA tidak banyak. Namun mampu menghasilkan produk-produk berkualitas karena memiliki SDM kompeten. Indonesia punya keduanya, terutama bonus demografi harus dimanfaatkan sebaik mungkin.

Untuk itu, Hari Raya Nyepi memiliki arti penting untuk merenungi hakekat daripada kehidupan untuk bersatu dalam satu kesatuan umat beragama dan satu kesatuan dalam satu kebangsaan. Nyepi adalah sarana evaluasi diri untuk membersihkan jiwa. Melalui Nyepi, umat Hindu lebih dapat mendekatkan diri kepada Tuhan dan membangun hubungan harmonis baik hubungan antara manusia dengan Tuhan, manusia dengan lingkungan dan hubungan antar sesama manusia. Zulkifli berharap kepada generasi muda yang tergabung dalam Peradah Indonesia, Perhimpunan Pemuda Hindu Indonesia, muncul dan berkiprah sebagai sebuah organisasi bangsa yang memiliki motivasi dan berkeinginan membangun generasi muda yang mandiri dan demokratis sebagai bagian integral dari bangsa Indoensia untuk mencapai kedamaian dan kesejahteraan bersama. “Saya pribadi dan sebagai Pimpinan MPR RI, mengucapkan selamat Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1937 semoga umat Hindu dimanapun berada, memperoleh kedamaian dan kebahagiaan serta kesejahteraan," tutupnya dalam testimoni kebangsaan.

Annual Report Peradah 2015

153


program peradah 2015

Program Pembiayaan Mitra Binaan Nusantara, di Batu Riti Tabanan, Bali.

154


pemimpin yang melayani, Memperkuat nilai dan jati diri

Peradah tidak saja bicara tentang teori-teori kepemimpinan dan kewirausahaan. Kegiatankegiatan Peradah diarahkan untuk menjadi inkubator pengembangan potensi kepemimpinan dan kewirausahaan generasi muda Hindu. Ratu Agung Bagus Gandhi

Peradah bisa menyalurkan berbagai kreatifitas pemuda, dan mengembangkan berbagai kreativitas dan program-program kepemudaan. Yang paling keren, kita bisa mewujudkan kegiatan yang pengen kita bikin. Salah satunya pelatihan advokasi...yeaiii Anak Agung Ayu Ari Widhyasari

Saya banyak belajar tentang berbagi di Peradah. Saling mengisi dan menyelesaikan berbagai permasalahan melalui program-program yang dilakukan. 31 tahun Peradah adalah dimana saya yakin, bahwa saya dapat menjadi pemimpin bagi teman-teman dengan dipercaya menjadi ketua pelaksana. Ivonne Paula Pontonuwu

Annual Report Peradah 2015

155


program peradah 2015

road to mahasabha x

156


pemimpin yang melayani, Memperkuat nilai dan jati diri

PENUTUP

Merayakan keberagaman menjadi tantangan tersendiri bagi bangsa Indonesia. Begitu juga kaum muda, tidak dapat lepas dari proses berkembang di tengah keberagaman. Perlu adanya kesadaran bersama untuk menyemai persatuan dalam keberagaman. Peradah Indonesia sebagai organisasi kader bagi pengembangan kepemimpinan dan kewirausahaan memiliki potensi yang beragam. Untuk itu perlu adanya sinergi untuk terus memperkuat potensi agar menjadi daya dorong bagi pembangunan pemuda. Perlu proses dari waktu ke waktu untuk terus mengembangkan potensi pemuda. Akhirnya, kami menghaturkan terima kasih yang tulus kepada segenap elemen yang telah mendukung dan berpartisipasi bagi proses kaderisasi dan pengembangan potensi pemuda. Semangat Kepemimpinan dan Kewirausahaan terus menjadi cita-cita sehingga Peradah Indonesia benar-benar menjadi pusat gerakan dan inkubator pengembangan potensi pemuda yang bermanfaat bagi umat, masyarakat, bangsa dan negara.

Jakarta, 20 Oktober 2015

Annual Report Peradah 2015

157



Laporan keuangan tahun 2013, 2014, 2015

“Peradah Indonesia sebagai organisasi pemuda tingkat nasional memiliki program strategis yang dilaksanakan secara nasional. Dalam pelaksanaan setiap program, pendekatan dan sasaran yang akan dipenuhi setidaknya memberikan dampak terhadap pemberdayaan ekonomi, penguatan solidaritas komunitas, serta memiliki unsur edukasi/ pendidikan sebagai inspirasi yang dapat direplikasi.�


Laporan keuangan 2013

160


Bekerja membangun kemandirian

Annual Report Peradah

161


Laporan keuangan 2013

162


Bekerja membangun kemandirian

Annual Report Peradah

163


Laporan keuangan 2013

164


Bekerja membangun kemandirian

Annual Report Peradah

165


Laporan keuangan 2013

166


Bekerja membangun kemandirian

Annual Report Peradah

167


Laporan keuangan 2013

168


Bekerja membangun kemandirian

Annual Report Peradah

169


Laporan keuangan 2014

DEWAN PIMPINAN NASIONAL

PERADAH INDONESIA

LAPORAN POSISI KEUANGAN

Periode 01 Januari 2014 - 31 Desember 2014 (dalam rupiah penuh) Balance

Control :

Catatan

31-Des-14

31-Des-13

Jumlah (Rp)

Jumlah (Rp)

ASSET 100 KAS DAN BANK 100.01 Kas Kecil GSP 100.02 Bank BRI 100.03 Bank BNI 100.04 Bank Mandiri Jumlah Kas dan Bank

1.1

500.000

1.100.000

5.884.261

15.198.420

5.699.214

1.376.778

5.226.530 17.310.005

45.874.557 63.549.755

210 ASSET LANCAR 210.01 Persediaan Jumlah Persediaan

-

-

-

-

220 ASSET TETAP 220.01 Peralatan

1.2

57.603.324

57.603.324

220.02 Bangunan

-

-

220.03 Kendaraan

-

-

220.04 Tanah Jumlah Asset Tetap

57.603.324

57.603.324

(55.946.110) (55.946.110)

(53.946.110) (53.946.110)

221 AKUM. DEPRESIASI ASSET TETAP 221.01 Akum. Dep. Peralatan Jumlah Depresiasi 250 ASET LAIN-LAIN

-

18.967.219

JUMLAH ASSET

7.916.667

75.123.636

KEWAJIBAN DAN EKUITAS Kewajiban Lancar 301 Hutang Perseorangan

-

-

303 Hutang Operasional Jumlah Kewajiban

-

-

Ekuitas 410 Dana Bersih Terikat

1.3

411 Dana Bersih Terikat Temporer 420 Dana Bersih Tidak Terikat Jumlah Ekuitas JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS

42.500.000 -

1.4

(23.532.781) 18.967.219

18.967.219

27.000.000 48.123.636 75.123.636

75.123.636

Lihat catatan atas laporan keuangan sebagai bagian yang tak terpisahkan

1

170


Bekerja membangun kemandirian

DEWAN PIMPINAN NASIONAL

PERADAH INDONESIA LAPORAN AKTIVITAS

Untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 2014 (dalam rupiah penuh)

Keterangan

Catatan

Tidak Terikat

Terikat

Terikat Temporer

Jumlah (Rp)

Jumlah (Rp)

Jumlah (Rp)

Jumlah (Rp)

Penerimaan/ Pendapatan 500.01 Penerimaan Donasi Perseorangan Tidak Terikat

33.000.000

500.02 Penerimaan Donasi Perseorangan Terikat

-

500.03 Penerimaan Donasi Institusi Tidak Terikat

15.000.000

135.000.000

-

33.000.000 15.000.000

-

135.000.000

-

10.000.000

500.04 Penerimaan Donasi Institusi Terikat

-

500.05 Penerimaan Donasi Lainnya

-

-

-

-

41.234

-

-

41.234

-

193.041.234

500.06 Penerimaan Jasa Giro Jumlah Pendapatan

2.1

168.041.234

10.000.000

-

25.000.000

Beban Program Peradah 610.01 Program Kepemimpinan dan Pendidikan

22.000.000

-

-

22.000.000

610.02 Program Kewirausahaan

10.000.000

-

-

10.000.000

610.03 Program Lingkungan Hidup

-

610.04 Program Sosial dan Kemasyarakatan

4.250.000

610.05 Program Internasional

-

9.500.000

610.06 Program Seni Budaya 610.08 Program Pakemnas VIII

Jumlah Beban Program

-

2.2

4.250.000

-

9.500.000

1.000.000

-

-

1.000.000

50.000.000

-

-

50.000.000

-

96.750.000

87.250.000

9.500.000

Beban Operasional Peradah 620.01 Beban Administrasi dan Umum

15.900.000

-

-

15.900.000

112.916.667

-

-

112.916.667

620.04 Beban Administrasi Bank

601.000

-

-

601.000

620.05 Beban PPh atas Bunga Bank

129.984

-

-

129.984

620.03 Beban Sewa

Jumlah Beban Operasional

2.3

Jumlah Beban 700 Perubahan Aset Bersih Aset Bersih Awal Tahun Aset Bersih Akhir Tahun

2.4

152.447.651

152.447.651

239.697.651

9.500.000

-

249.197.651

(71.656.417)

15.500.000

-

(56.156.417)

48.123.636

27.000.000

-

75.123.636

(23.532.781)

42.500.000

-

18.967.219

Lihat catatan atas laporan keuangan sebagai bagian yang tak terpisahkan

2

Annual Report Peradah

171


Laporan keuangan 2014

DEWAN PIMPINAN NASIONAL

PERADAH INDONESIA LAPORAN ARUS KAS

Untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 2014 (dalam rupiah penuh)

Keterangan Arus Kas dari Aktivitas Operasi Kas dari Penyumbang (Donasi) Kas dari Penerimaan Jasa Giro Kas dari Penerimaan lain-lain Sub Total Kas untuk Administrasi Bank Kas untuk PPh atas Bunga Kas untuk Program Peradah Kas untuk Operasional Peradah

Catatan

Jumlah (Rp) 193.000.000 41.234 193.041.234 601.000 129.984 96.750.000 28.883.333

126.364.317 66.676.917

Sub Total Kas Bersih yang diterima untuk Aktivas Operasi Arus Kas dari Aktivitas Investasi Kas dari Bunga Deposito 610.16 Kas yang diterima dari Aktivitas Investasi 610.17 Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan Sewa Kantor

-

112.916.667

Kas yang digunakan untuk Aktivitas Pendanaan

112.916.667

Kenaikan bersih dalam Kas dan Bank

(46.239.750)

Kas dan Bank pada awal tahun

Kas dan Bank pada akhir tahun

63.549.755

17.310.005

Lihat catatan atas laporan keuangan sebagai bagian yang tak terpisahkan

3

172


Bekerja membangun kemandirian

DEWAN PIMPINAN NASIONAL PERHIMPUNAN PEMUDA HINDU INDONESIA (DPN PERADAH INDONESIA) CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Materi laporan keuangan DPN Peradah Indonesia Periode 1 Januari 2014 - 31 Desember 2014 memberikan penjelasan rincian pos keuangan sebagai berikut (dalam rupiah penuh):

1. Catatan Atas Laporan Posisi Keuangan 1.1

Kas dan Setara Kas Kas kecil Bank BRI Bank BNI Bank Mandiri Jumlah kas dan setara kas

500.000 5.884.261 5.699.214 5.226.530 17.310.005

Per 31 Desember 2014 DPN Peradah Indonesia tidak memiliki deposito, baik yang berjangka pendek maupun jangka panjang. 1.2

Peralatan Peralatan yang dimiliki oleh DPN Peradah Indonesia berupa sarana dan prasarana kelengkapan sekretariat meliputi furnitutur (meja, kursi, lemari, sofa) dan air conditioner, komputer dan printer. Seluruh aset tetap tersebut diperoleh pada tahun 2010 dan ditetapkan memiliki umur ekonomi yang sama, yaitu 2 tahun. Beban penyusutan per bulan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus selama estimasi masa manfaat, yaitu 2 tahun atau 24 bulan. Rincian aset tetap untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2014 adalah sebagai berikut: Harga perolehan aset tetap 2013 Penambahan peralatan 2014 Jumlah Akumulasi penyusutan Nilai Buku Peralatan

1.3

57.603.324 57.603.324 (55.946.110) 1.657.214

Dana Bersih Terikat Dana Bersih Terikat berasal dari donasi berbagai pihak dan dialokasikan untuk pelaksanaan program kerja organisasi serta pengeluaran yang khusus sesuai dengan donasi yang diberikan. Rincian Dana Bersih Terikat adalah sebagai berikut: Dana Bersih Terikat Awal Tahun Perubahan asset bersih Dana Bersih Tidak Terikat

1.4

27.000.000 15.500.000 42.500.000

Dana Bersih Tidak Terikat Dana Bersih Tidak Terikat berasal dari donasi berbagai pihak dan dialokasikan untuk segala pelaksanaan program kerja organisasi serta pengeluaran yang bersifat rutin lainnya. Rincian Dana Bersih Tidak Terikat adalah sebagai berikut: Dana Bersih Tidak Terikat Awal Tahun Perubahan asset bersih Dana Bersih Tidak Terikat

48.123.636 (71.656.417) (23.532.781)

Catatan Atas Laporan Keuangan ď ź 4

Annual Report Peradah

173


Laporan keuangan 2014

2. Catatan Atas Laporan Aktivitas 2.1

Penerimaan Donasi Perseorangan Tidak Terikat Penerimaan Peradah terdiri dari Penerimaan Donasi Perseorangan Tidak Terikat yang merupakan Penerimaan melalui donasi perseorangan dengan tujuan penggunaan yang tidak terikat terhadap beban program maupun operasional. Penerimaan selanjutnya berasal dari Penerimaan Donasi Institusi Tidak Terikat yang merupakan donasi dari lembaga baik pemerintah maupun swasta yang penggunaannya tidak terikat pada tujuan proram maupun operasional tertentu. Sedangkan Penerimaan Donasi Institusi Terikat merupakan penerimaan dari lembaga pemerintah maupun swasta yang penggunaannya untuk tujuan tertentu seperti sponsor kegiatan. Adapun penerimaan donasi Peradah Indonesia sebagai berikut: Penerimaan Donasi Perseorangan Tidak Terikat Penerimaan Donasi Perseorangan Terikat Penerimaan Donasi Institusi Tidak Terikat Penerimaan Donasi Institusi Terikat Penerimaan Donasi Lainnya Penerimaan Jasa Giro Jumlah

2.2

33.000.000 15.000.000 135.000.000 10.000.000 41.234 193.041.234

Beban Program Peradah Beban Program Peradah terdiri dari: Program Kepemimpinan dan Pendidikan Program Kewirausahaan Program Sosial dan Kemasyarakatan Program Internasional Program Seni Budaya Jumlah

2.3

22.000.000 10.000.000 4.250.000 9.500.000 1.000.000 96.750.000

Beban Operasional Peradah Beban Operasional Peradah terdiri dari: Beban Administrasi dan Umum Beban Sewa Beban Administrasi Bank Beban PPh atas Bunga Bank Jumlah

2.4

15.900.000 112.916.667 601.000 129.984 152.447.651

Aset Bersih Akhir Tahun Aset Bersih Awal Tahun Perubahan Aset Bersih Aset Bersih AkhirTahun

75.123.636 (56.156.417) 18.967.219

Catatan Atas Laporan Keuangan ď ź 5

174


Bekerja membangun kemandirian

DEWAN PIMPINAN NASIONAL

PERADAH INDONESIA LAPORAN POSISI KEUANGAN

Periode 01 Januari 2015 - 20 Oktober 2015 (dalam rupiah penuh)

Balance

Control :

Catatan

20-Okt-15

31-Des-14

Jumlah (Rp)

Jumlah (Rp)

ASSET 100 KAS DAN BANK 100.01 Kas Kecil GSP 100.02 Bank BRI

700.000

500.000

11.411.130

5.884.261

100.03 Bank BNI

50.874.214

5.699.214

100.04 Bank Mandiri Jumlah Kas dan Bank

10.205.178 73.190.522

5.226.530 17.310.005

1.1

210 ASSET LANCAR 210.01 Persediaan Jumlah Persediaan

-

-

-

-

220 ASSET TETAP 220.01 Peralatan

1.2

57.603.324

57.603.324

220.02 Bangunan

-

-

220.03 Kendaraan

-

-

220.04 Tanah Jumlah Asset Tetap

57.603.324

57.603.324

(57.211.110) (57.211.110)

(55.946.110) (55.946.110)

221 AKUM. DEPRESIASI ASSET TETAP 221.01 Akum. Dep. Peralatan Jumlah Depresiasi 250 ASET LAIN-LAIN

-

73.582.736

JUMLAH ASSET

-

18.967.219

KEWAJIBAN DAN EKUITAS Kewajiban Lancar 301 Hutang Perseorangan

-

-

303 Hutang Operasional Jumlah Kewajiban

-

-

Ekuitas 410 Dana Bersih Terikat

1.3

411 Dana Bersih Terikat Temporer 420 Dana Bersih Tidak Terikat Jumlah Ekuitas JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS

42.500.000 -

1.4

31.082.736 73.582.736

73.582.736

42.500.000 (23.532.781) 18.967.219

18.967.219

Lihat catatan atas laporan keuangan sebagai bagian yang tak terpisahkan

1

Annual Report Peradah

175


Laporan keuangan 2015

DEWAN PIMPINAN NASIONAL

PERADAH INDONESIA LAPORAN AKTIVITAS

Untuk Tahun yang Berakhir 20 Oktober 2015 (dalam rupiah penuh)

Keterangan

Catatan

Tidak Terikat

Terikat

Terikat Temporer

Jumlah (Rp)

Jumlah (Rp)

Jumlah (Rp)

Jumlah (Rp)

Penerimaan/ Pendapatan 500.01 Penerimaan Donasi Perseorangan Tidak Terikat

50.500.000

500.02 Penerimaan Donasi Perseorangan Terikat

-

500.03 Penerimaan Donasi Institusi Tidak Terikat

134.170.000

-

-

-

-

-

-

50.500.000 134.170.000

500.04 Penerimaan Donasi Institusi Terikat

-

-

-

-

500.05 Penerimaan Donasi Lainnya

-

-

-

-

61.338

-

-

61.338

184.731.338

-

-

184.731.338

58.800.000

500.06 Penerimaan Jasa Giro Jumlah Pendapatan

2.1

Beban Program Peradah 610.01 Program Kepemimpinan dan Pendidikan

58.800.000

610.02 Program Kewirausahaan

-

610.04 Program Sosial dan Kemasyarakatan

1.840.000

610.05 Program Internasional

-

610.06 Program Seni Budaya

Jumlah Beban Program

2.2

-

-

-

-

-

-

1.840.000

-

-

11.000.000

-

-

11.000.000

-

71.640.000

-

-

71.640.000

Beban Operasional Peradah 620.01 Beban Administrasi dan Umum

19.965.000

-

-

19.965.000

620.03 Beban Sewa

38.000.000

-

-

38.000.000

620.04 Beban Administrasi Bank 620.05 Beban PPh atas Bunga Bank Jumlah Beban Operasional

2.3

Jumlah Beban 700 Perubahan Aset Bersih

2.4

494.000

-

-

494.000

16.821

-

-

16.821

58.475.821

58.475.821

130.115.821

-

-

130.115.821

54.615.517

-

-

54.615.517

Aset Bersih Awal Tahun

(23.532.781)

42.500.000

-

18.967.219

Aset Bersih Akhir Tahun

31.082.736

42.500.000

-

73.582.736

Lihat catatan atas laporan keuangan sebagai bagian yang tak terpisahkan

2

176


Bekerja membangun kemandirian

DEWAN PIMPINAN NASIONAL

PERADAH INDONESIA LAPORAN ARUS KAS

Untuk Tahun yang Berakhir 20 Oktober 2015 (dalam rupiah penuh)

Keterangan Arus Kas dari Aktivitas Operasi Kas dari Penyumbang (Donasi) Kas dari Penerimaan Jasa Giro Kas dari Penerimaan lain-lain Sub Total Kas untuk Administrasi Bank Kas untuk PPh atas Bunga Kas untuk Program Peradah Kas untuk Operasional Peradah

Catatan

Jumlah (Rp) 184.670.000 61.338 184.731.338 494.000 16.821 71.640.000 18.700.000

90.850.821 93.880.517

Sub Total Kas Bersih yang diterima untuk Aktivas Operasi Arus Kas dari Aktivitas Investasi Kas dari Bunga Deposito 610.16 Kas yang diterima dari Aktivitas Investasi 610.17 Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan Sewa Kantor

-

38.000.000

Kas yang digunakan untuk Aktivitas Pendanaan

38.000.000

Kenaikan bersih dalam Kas dan Bank

55.880.517 17.310.005

Kas dan Bank pada awal tahun

Kas dan Bank pada akhir tahun

73.190.522

Lihat catatan atas laporan keuangan sebagai bagian yang tak terpisahkan

3

Annual Report Peradah

177


Laporan keuangan 2015

DEWAN PIMPINAN NASIONAL PERHIMPUNAN PEMUDA HINDU INDONESIA (DPN PERADAH INDONESIA) CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Materi laporan keuangan DPN Peradah Indonesia Periode 1 Januari 2015 – 20 Oktober 2015 memberikan penjelasan rincian pos keuangan sebagai berikut (dalam rupiah penuh):

1. Catatan Atas Laporan Posisi Keuangan 1.1

Kas dan Setara Kas Kas kecil Bank BRI Bank BNI Bank Mandiri Jumlah kas dan setara kas

700.000 11.411.130 50.874.214 10.205.178 73.190.522

Per 20 Oktober 2015 DPN Peradah Indonesia tidak memiliki deposito, baik yang berjangka pendek maupun jangka panjang. 1.2

Peralatan Peralatan yang dimiliki oleh DPN Peradah Indonesia berupa sarana dan prasarana kelengkapan sekretariat meliputi furnitutur (meja, kursi, lemari, sofa) dan air conditioner, komputer dan printer. Seluruh aset tetap tersebut diperoleh pada tahun 2010 dan ditetapkan memiliki umur ekonomi yang sama, yaitu 2 tahun. Beban penyusutan per bulan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus selama estimasi masa manfaat, yaitu 2 tahun atau 24 bulan. Rincian aset tetap untuk tahun yang berakhir 20 Oktober 2015 adalah sebagai berikut: Harga perolehan aset tetap 2013 Penambahan peralatan 2014 Jumlah Akumulasi penyusutan Nilai Buku Peralatan

1.3

57.603.324 57.603.324 (57.211.110) 392.214

Dana Bersih Terikat Dana Bersih Terikat berasal dari donasi berbagai pihak dan dialokasikan untuk pelaksanaan program kerja organisasi serta pengeluaran yang khusus sesuai dengan donasi yang diberikan. Rincian Dana Bersih Terikat adalah sebagai berikut: Dana Bersih Terikat Awal Tahun Perubahan asset bersih Dana Bersih Tidak Terikat

1.4

42.500.000 42.500.000

Dana Bersih Tidak Terikat Dana Bersih Tidak Terikat berasal dari donasi berbagai pihak dan dialokasikan untuk segala pelaksanaan program kerja organisasi serta pengeluaran yang bersifat rutin lainnya. Rincian Dana Bersih Tidak Terikat adalah sebagai berikut: Dana Bersih Tidak Terikat Awal Tahun Perubahan asset bersih Dana Bersih Tidak Terikat

(23.532.781) 54.615.517 31.082.736

Catatan Atas Laporan Keuangan ď ź 4

178


Bekerja membangun kemandirian

2. Catatan Atas Laporan Aktivitas 2.1

Penerimaan Donasi Perseorangan Tidak Terikat Penerimaan Peradah terdiri dari Penerimaan Donasi Perseorangan Tidak Terikat yang merupakan Penerimaan melalui donasi perseorangan dengan tujuan penggunaan yang tidak terikat terhadap beban program maupun operasional. Penerimaan selanjutnya berasal dari Penerimaan Donasi Institusi Tidak Terikat yang merupakan donasi dari lembaga baik pemerintah maupun swasta yang penggunaannya tidak terikat pada tujuan proram maupun operasional tertentu. Sedangkan Penerimaan Donasi Institusi Terikat merupakan penerimaan dari lembaga pemerintah maupun swasta yang penggunaannya untuk tujuan tertentu seperti sponsor kegiatan. Adapun penerimaan donasi Peradah Indonesia sebagai berikut: Penerimaan Donasi Perseorangan Tidak Terikat Penerimaan Donasi Perseorangan Terikat Penerimaan Donasi Institusi Tidak Terikat Penerimaan Donasi Institusi Terikat Penerimaan Donasi Lainnya Penerimaan Jasa Giro Jumlah

2.2

50.500.000 134.170.000 61.338 184.731.338

Beban Program Peradah Beban Program Peradah terdiri dari: Program Kepemimpinan dan Pendidikan Program Kewirausahaan Program Sosial dan Kemasyarakatan Program Internasional Program Seni Budaya Jumlah

2.3

58.800.000 1.840.000 11.000.000 71.640.000

Beban Operasional Peradah Beban Operasional Peradah terdiri dari: Beban Administrasi dan Umum Beban Sewa Beban Administrasi Bank Beban PPh atas Bunga Bank Jumlah

2.4

19.965.000 38..000.000 494.000 16.821 58.475.821

Aset Bersih Akhir Tahun Aset Bersih Awal Tahun Perubahan Aset Bersih Aset Bersih AkhirTahun

18.967.219 54.615.517 73.582.736

Catatan Atas Laporan Keuangan ď ź 5

Annual Report Peradah

179




www.peradah.org explore the spirit of Hindu yout

Grha Sinergi Peradah Jl. Utan Kayu Raya 68H Matraman, Jakarta Timur T/F: 021 85 906 937 081 3837 10000

www.peradah.org

infokom@peradah.org

peradah

Twitter: @peradah

PeradahTV

www.peradah.net

peradah


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.