Laporan Tahunan Peradah 2013

Page 1

peradah indonesia

annual report 2013 LAPORAN TAHUNAN

Sinergi Membangun Kepemimpinan dan Kewirausahaan yang Berkelanjutan


PERADAH INDONESIA Seeding Sustainable Leadership and Entrepreneurship 2

Laporan Tahunan Peradah 2013

Laporan Tahunan Peradah 2013

3


01

PROFIL 4

Laporan Tahunan Peradah 2013

02

PROGRAM

03

PENUTUP

04

KEUANGAN

D A F T A R I S I Laporan Tahunan Peradah 2013

5


01 PROFIL PERADAH 1.1 Pengantar Laporan Ketua Umum 1.2 Visi Misi,Nilai dan Program Pokok 1.3 Peradah Indonesia 1.4 Sejarah Singkat 1.5 Ketua-Ketua Umum 1.6 Milestone Peradah 1.7 Makna Logo Peradah

6

Laporan Tahunan Peradah 2013

Laporan Tahunan Peradah 2013

7


1.1

PENGANTAR LAPORAN ketua umum OM Swastyastu Tahun 2013 telah kita lalui bersama dengan rasa syukur dan penuh suka-cita. Ada harapan besar pada tahun 2013 baik kepada kami, para penggiat aktivitas sosial, maupun bangsa Indonesia. Bagi kami, tahun 2013 merupakan tahun penguatan sinergi program untuk tahun 2014 dan seterusnya. Sedangkan bagi bangsa ini, tentu 2013 merupakan tahun penuh harapan menuju proses pergantian kepemimpinan pada 2014. Tentu kami sadari, bahwa harapan tidak bisa menjadi kenyataan begitu saja. Perlu upaya dan kerja-keras untuk menggapai dan mewujudkannya menjadi kenyataan. Berangkat dari pondasi yang telah kami bangun sebelumnya, tentu arah dan pelaksanaan program dapat kami wujudkan dengan kerja-keras pula. Beberapa kegiatan telah kami lakukan secara berkesinambungan dan terukur yang kami sajikan dalam laporan ini. Tentu ada yang populis, dan tidak polusis namun berdampak panjang dan nyata bagi masyarakat. Yang jelas, kami ingin mewujudkan Peradah Indonesia sebagai wadah bagi para pemuda Hindu untuk mengembangkan kepemimpinan dan kewirausahaan yang membawa dampak positif bagi masyarakat. Akhirnya, kami mengucapkan terima kasih yang tulus kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan kepada Peradah Indonesia baik pemikiran maupun materi. Kami berharap, sinergi yang baik terus terbangun dalam rangka mewujudkan semangat kemimpinan dan kewirausahaan. Terima Kasih OM Santih Santih Santih WAYAN SUDANE Ketua Umum

8

Laporan Tahunan Peradah 2013

Laporan Tahunan Peradah 2013

9


1.2

visi, misi, nilai dan program pokok pera-

“nilai” Nilai – nilai keteladanan yang menjadi dasar dan karakter organisasi serta anggota organisasi adalah “5 S”, yaitu: 1. Sathyamitra : menghargai sesama dan membangun kerjasama berlandaskan kejujuran dan ketulusan; 2. Sadhana : melakukan swadharma sebagai bentuk disiplin spiritual; 3. Sevanam : melakukan pelayanan dan karya-karya nyata bagi umat dan masyarakat luas sebagai upaya merealisasikan nilai-nilai dharma; 4. Samskara : menjadi agen perubahan bagi pembaharuan yang berguna bagi umat manusia; 5. Santosa : bijaksana dalam membangun ketentraman, keharmonisan dan kesejahteraan bersama.

“visi”

Membangun Generasi Muda Hindu yang mandiri dan demokratis sebagai bagian integral dari Bangsa Indonesia untuk mencapai kedamaian dan kesejahteraan bersama berdasarkan Dharma.

Melahirkan kader-kader muda Hindu yang memiliki sradha, jujur, berbudi pekerti luhur yang selalu berpedoman pada ajaran Veda dan nilai dasar Organisasi; Membentuk kader-kader muda HIndu yang cerdas, berani, dan memiliki integritas sehingga mampu tampil di depan sebagai agen-agen perubahan dalam semua segi kehidupan yang dilandasi oleh semangat demokrasi dan kebersamaan. 10

Laporan Tahunan Peradah 2013

“program pokok” 1. Bina Dharma - Spiritualitas - Sradha dan Bhakti 2. Bina Warga - Sadharma Anggota - Persaudaraan Anggota 3. Bina Kriya - Dinamisator - Katalisator

4. Bina Sandhiwani - Komunikasi - Mobilitas 5. Bina Karya - Karya Nyata - Peran aktif di Masyarakat 6. Bina Artha - Kemandirian anggota dan organisasi - Kewirausahaan sosial

Laporan Tahunan Peradah 2013

11


1.3 peradah indonesia

12

Laporan Tahunan Peradah 2013

Laporan Tahunan Peradah 2013

13


Bunyi IKRAR tersebut sebagai berikut : “ Om Swastiastu, Kami Umat Hindu yang mewakili komponen-komponen pemuda, mahasiswa, dan cendikiawan dari seluruh Indonesia, berikrar sepakat membentuk organisasi kemasyarakatan tingkat nasional “ sebagai satu wadah kegiatan dalam melaksanakan Dharma Agama dan Dharma Negara yang berasas tunggal Pancasila. Dalam merealisasikan tujuan tersebut di atas, kami menyiapkan diri untuk menyelenggarakan Munas (Mahasabha), sebagai tindak lanjut dari kesepakatan ini, di Yogyakarta. Semoga Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa Asung Wara Nugraha atas kesepakatan dan kelanjutan tindakan kami bersama ini. “

Om Çanti Çanti Çanti Om “

1.4

Sejarah singkat peradah indonesia

Indonesia, sampai dengan berdirinya Parisada Hindu Dharma Indonesia pada tahun 1959, umat Hindu belum memiliki organisasi kemasyarakatan (ormas) skala nasional. Hadirnya ormas nasional bernafaskan Hindu dibutuhkan, mengingat perkembangan populasi umat di seluruh Nusantara. Menghadapi situsi yang makin kompetitif, wadah organisasi formal nasional kian dibutuhkan untuk melakukan koordinasi serta pembinaan dan pendidikan dalam hal dharma agama dan dharma negara. Sebelum adanya organisasi kemasyaraktan nasional, pranata sosial yang ada dalam komunitas umat Hindu masih bersifat lokal. Dorongan untuk membentuk organisasi kemasyarakatan tingkat nasional bangkit di seluruh kantong umat Hindu di bumi Nusantara ini yang semula secara sporadis, baik di kota-kota besar, kampus-kampus, di desadesa di wilayah pemukiman transmigrasi, dalam

14

Laporan Tahunan Peradah 2013

bentuk kelompok diskusi, organisasi suka duka krama banjar, dan lembaga sosial lokal menjadi satu kekuatan berhimpun secara nasional. Sebagai respon atas dorongan berhimpun yang begitu kuat, pada bulan September 1983, beberapa cendekiawan, mahasiswa, dan generasi muda Hindu di Yogyakarta mengadakan pertemuan untuk mewujudkan sebuah organisasi yang meliputi komponen-komponen cendekiawan, mahasiswa, dan Pemuda Hindu Dharma bertaraf nasional. Pertemuan pada bulan September dilanjutkan pada bulan Oktober 1983, dan menghasilkan suatu keputusan bahwa akan diadakan usaha penjajakan bagi pembentukan sebuah Organisasi Kemasyarakatan Hindu tingkat nasional yang disebut sebagai Sarasehan Pembentukan/ Formatur Ormas Hindu Dharma Tingkat Nasional.

Akhirnya melalui sebuah proses yang panjang dan melelahkan pada tanggal 11 Maret 1984 dideklarasikanlah organisasi kepemudaan Hindu tingkat nasional yang pertama dan diberi nama Perhimpunan Pemuda Hindu (Peradah) Indonesia. Nama Peradah Indonesia ini diilhami oleh 3 hal: 1.

“Mpu Beradah”

Seorang puruhita yang sangat terkenal, dalam sejarah Jawa Timur menyeesaikan permasalahan yang terjadi antara Kediri dan Daha. Mpu Beradah kemudian dimonumenkan sebagai Candi Empu Beradah (huruf “b” di Jawa bersamaan dengan huruf “p”). 2.

“Perada”

Nama “Peradah” di Bali merupakan warna kain yang biasa dan umum dipakai dalam upacara-upacara keagamaan yang dikenal dengan sebutan “Kain Perada” yakni berwarna kuning keemasan. Warna kuning keemasan yang diyakini sebagai warna agung khususnya di Bali. 3.

”Anak Polah Bopo Keperadah”

Di Jawa pada umumnya khususnya Jawa Tengah dan DIY ada ungkapan yang sangat bermakna : “Anak polah, Bopo keperadah”, yang artinya kurang lebih “apa bagaimanapun polah (perilaku) Anak, akhirnya Bapaknya yang bertanggung jawab atas perilaku itu”.

Laporan Tahunan Peradah 2013

15


1.5

ketua umum peradah dari masa ke masa

I GUSTI KETUT GEDE SUENA 1984-1989

SYLVIA RATNAWATI 1989-1993, 1993-1997

A PUTU NGURAH WIRAWAN 1997-2000, 2000-2003

wayan sudane 2012-2015

KETUT SURATHA ARSANA 2003-2006

16

Laporan Tahunan Peradah 2013

I NYOMAN GDE AGUS ASRAMA 2006-2009

I KOMANG ADI SETIAWAN 2009-2012

Laporan Tahunan Peradah 2013

17 17


1.6

peradah milestone

1983 19-20 Nov Sarasehan penjajagan pembentukan ormas Hindu tingkat nasional di Wisma Sejahtera I Kaliurang Yogyakarta.

2000 24-26 Nov Mahasabha V di Hotel Victory, Batu Malang, Jawa Timur. A A Ngurah Wirawan kembali terpilih sebagai Ketua Umum berpasangan dengan IGN. Sucitra

18

Laporan Tahunan Peradah 2013

1984 9-11 MAR Pembentukan dan Mahasabha I Ormas Hindu Indonesia di Wisma Sejahtera II Kaliurang menghasilkan Ikrar Kaliurang yang menandai berdirinya Peradah Indonesia. Ir. IGKG Suena didaulat menjadi Ketua Umum pertama dan Sudarmaja sebagai Sekjend.

1990 19-20 okt Mahasabha II Peradah Indonesia di Cipayung Bogor. Memilih Dra Sylvia Ratnawati Purwanto sbg Ketua Umum dan Ir. Made Astana sebagai Sekjend.

2003 17-19 okt

2006 13-16 okt

Mahasabha VI di Bandar Lampung. Terpilih KS Arsana selaku Ketua Umum dan Nyoman Landra sebagai Sekjend.

Mahasabha VII di Wisma Wiladatika, Cibubur Jakarta. Nyoman Agus Asrama terpilih sebagai Ketua Umum dan Nyoman Landra sebagai

1993 20-21 nov Peradah menginisiasi pembentukan Asean Hindu Youth Council. Ditandai dengan Deklarasi Prambanan.

2009 11-14 nov Mahasabha VIII di Hotel Asean Medan. Komang Adi Setawan terpilih sebagai Ketua Umum dan IK Guna Artha sebagai Sekjend.

1994 11-13 jun

1997 17-20 juk

Mahasabha III di Denpasar Bali. Terpilih Dra Sylvia Ratnawati Purwanto selaku Ketua Umum dan Ir. Parwata sebagai Sekjend.

Mahasabha IV di Pusat Pengembangan Sumber Daya Pemuda, Cibubur, Jakarta. Terpilih AA Putu Ngurah Wirawan selaku Ketua Umum dan Wayan Suyasa sebagai Sekjend.

2010 7 Agu

2013 2-4 nov

Deklarasi pendirian Koperasi Sinergi Nusantara milik Peradah di Palembang dalam Rakernas VIII Peradah.

Mahasabha IX di Manado, Sulawesi Utara. Wayan Sudane terpilih sebagai Ketua Umum dan RAB Gandhi sebagai Sekjend

Laporan Tahunan Peradah 2013

19


1.6

makna logo peradah Lambang PERADAH INDONESIA diungkapkan secara dominan dengan GUNUNGAN/KAYON yang menancap ke bawah, latar belakang PADMA/TERATAI berdaun-bunga lima helai:

Gunungan/Kayon Simbul kalpataru atau pohon kehidupan; aslinya disebut “Kayun Purwo Sejati” (kayun = hidup/kemedak, purwo = asal/ sumber). Gunungan menggambarkan asal hidup yang sebenarnya (“sangkanin dumadi” = Bhs. Jawa, “Janma Dhyasya Yatah” = Bhs. Sanskerta). Peradah Indonesia diyakini lahir atas kehendak Hyang Widhi melalui para tokoh umat Hindu Indonesia. Isi utama Gunungan adalah Putik Kembang dari Padma / Teratai Melambangkan kepemudaan/Keremajaan; dilapisi/dilandasi 9 daun putik menggambarkan penginderaan Dewa Sanga (“Babahan Hawa Sanga” = bhs. Jawa); maknanya Peradah Indonesia sebagai oranisasi Pemuda Hindu harus dapat mengarahkan dan mengendalikan diri dari segala kekuatan dan nafsu yang ada. Pengarahan dan pengendalian itu ditujukan kepada Swastika, simbul kesucian Agama Hindu yang merupakan daya kekuatan dan kesejahtraan Bhuwana Agung (Macrocosmos) dan Bhuwana Alit (Microcosmos). Swastika beralaskan singgasana bersudut delapan yang disebut Asta Dala sebagai dasar keharmonisan alam, kesucian dan kedamaian abadi. Asta Dala, juga merupakan simbul delapan sifat keagungan Hyang Widhi (“Sad Guna Brhma”), yang meliputi: • • • • • • • •

20

Anima : mempunyai kekuatan yang dapat merubah diriNya menjadi sekecil-kecilnya; Lagima : bersifat ringan atau halus; Mahima : Maha besar meliputi semuanya; Prapti : serba tercapai, segala kehendakNya Prakamya : segala kehendakNya selalu terlaksana Içitwa : beliau mengatur segala yang ada di dunia ini; Waçitwa : tidak ada yang melebihi kekuasaanNya; Yatrakamawasaytwa : tidak ada yang dapat menentang Laporan Tahunan Peradah 2013

kodratNya Fondasi yang kukuh menggambarkan sikap yan teguh dan keyakinan yang mantap Di atas Swastika dan Asta Dala tergambar Ketu/Mahkota tersudut 3, yang menyimbulkan iman/keyakinan bathin kepada Hyang Widhi dalam manifestasinya sebagai Brahama, Wisnu dan Çiwa. Tanpa iman yang kuat Peradah Indonesia dapat terombang-ambing dalam kehidupan duniawi ini. Fondasi diapit oleh Dua Tugu Penjaga yang melambangkan hakekat kepemudaan adalah penjaga kelestarian. Kedua menggala itu hakekatnya sebagai pengawas kejahatan dan kebaikan; juga melukiskan lahir dan bathin. Sifat hakekat dan sikap bathin Peradah Indonesia ini harus dipertahankan secara teguh dan mantap. Keteguhan dan kemantapan akan dicapai jika Peradah Indonesia mengakar dalam pada haribaan umat Hindu Indonesia; harapan ini dilambangkan dengan Tancep Gunungan yang jelas menjurus kearah bawah, ke bumi pertiwi Indonesia.

29 Tahun Peradah Tahun 2013 genap Peradah Indonesia berusia 29 tahun. Usia yang cukup matang dalam organisasi yang telah melahirkan banyak kader yang tersebar diberbagai sektor kehidupan. Dalam usia 29 tahun, kami mewujudkan dalam pola visualisasi sinergi, dimana angka 2 (dua) dan 9 (sembilan) menyatu menjadi kesatuan yang tak terpisahkan. Logo ini menjadi simbol kedewasaan serta keluwesan dalam menghadapi jaman, dan masa depan.

Daun Bunga Teratai yang berjumlah 5 buah Kata Peradah Indonesia merupakan singkatan dari Perhimpunan Pemuda Hindu Indonesia Gambaran tentang bumi pertiwi Indonesia sebagai perlambang asas Peradah Indonesia adalah Pancasila Bermakna kebijaksanaan, sabar, lapang dada, tawakal, waspada, teguh dan tak takabur ! Dalam khasanah kebudayaan Indonesia, khususnya di Jawa ada ungkapan “Anak Polah Bapak Keparadah”, yang bermakna seperti tersebut di depan ! Sebagai istilah ia dilhami oleh nama besar Empu Bharadah, salah seorang puruhita di zaman Kediri/ Jawa Timur, yang berhasil membasmi Adharma dalam carita “Calon Arang”. Peradah Indonesia diharapkan tetap dalam mengemban nama besar itu dalam segenap perilaku.

Logo didesain oleh: I Made Yusadhi Pradita Warmadewa Anggota DPP Peradah Sumatera Selatan.

Selain itu, perwujudan logo ini menjadi simbol terhadap semangat dan jiwa muda para penggerak Peradah Indonesia.

Laporan Tahunan Peradah 2013

21


02 PROGRAM PERADAH 2.1 Kepemimpinan 2.2 Kewirausahaan 2.3 Pragana

22

Laporan Tahunan Peradah 2013

Laporan Tahunan Peradah 2013

23 23


2.1kepemimpinan

2.1.1 MENCETAK PEMIMPIN MASA DEPAN

2.1.2 pendidikan kepemimpinan daerah

Apakah pemimpin lahir begitu saja? Tentu tidak. Lantas, apakah kepemimpinan juga lahir serta merta? Tentu tidak. Kendati teori kepemimpinan masih memperdebatkan proses lahir dan terciptanya kepemimpinan, kami menyatakan bahwa kepemimpinan diperoleh melalui sebuah proses baik formal dan informal.

Pendidikan Kepimpinan Daerah Ketiga jenjang Pendidikan Kepemimpinan tersebut dapat digambarkan dalam model sebagai berikut:

Uttama Nayaka

Dalam menciptakan kepemimpinan, kita membutuhkan sebuah wadah sebagai proses kawah candradimuka bagi para individu-individu calon pemimpin. Disinilah peran kami sebagai organisasi kepemudaan, dari tingkat nasional sampai dengan tingkat desa. Kami terus berupaya untuk memciptakan para kader-kader bagi penerus untuk umat Hindu khususnya dan bangsa Indonesia umumnya. Langkah kami sejak 1984 hingga kini yang menginjak usia 30 tahun tentu menunjukan komitmen kami sebagai organisasi kader. Artinya keberlanjutan proses kemimpinan terus berlanjut. Disamping itu, semakin banyak alumni yang kini telah dan turut mewarnai berbagai aktivitas keumatan, kebangsaan baik tingkat daerah maupun nasional. Dalam dinamika organisasi Peradah, kita dapat terus belajar dalam memperkuat kepemimpinan melalui berbagai aktivitas keorganisasian, keumatan, dan kebangsaan. Disini pula kita bersama-sama untuk membangun semangat toleransi dan empati kepada sesama untuk mengembangkan sikap-sikap keterbukaan dan kebersamaan. Dalam terminologi organisasi, Peradah Indonesia juga telah memiliki kurikulum pendidikan kepemimpinan yang ditetapkan pada tahun 2003 dan disempurnakan pada 2013 lalu. Pendidikan kepemimpinan Peradah Indonesia dibuat berjenjang agar dapat dilakukan penyiapan kader secara sistematis dan terukur. Pendidikan Kepemimpinan Peradah Indonesia dikelompokkan ke dalam 3 (tiga) jenjang pendidikan dan pelatihan, yaitu: • • •

24

Jenjang Pertama Pendidikan Kepemimpinan “Kanistama Nayaka” Jenjang Kedua Pendidikan Kepemimpinan “Madhyama Nayaka” Jenjang Ketiga Pendidikan Kepemimpinan “Uttama Nayaka”

Laporan Tahunan Peradah 2013

Madhyama Nayaka Kanistama Nayaka Masing-masing tingkatan memiliki komposisi materi yang berbeda-beda, antara lain:

komposisi Materi Kanistama Nayaka

Nadyama Nayaka

Uttama Nayaka

50% materi tentang pengenalan Peradah Indonesia dan Peraturan Umum Lainnya

40% materi tentang pemantapan manajemen organisasi

40% materi dharma agama

40% materi tentang pengenalan ajaran Hindu sebagai landasan berorganisasi

30% materi tentang pemantapan ajaran Hindu sebagai landasan berorganisasi

40% materi dharma negara

10% materi tentang wawasan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara

30% materi ten- 20% materi tang pemanta- penguatan pan wawasan kepemimpinan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara

Selama tahun 2013, beberapa Dewan Pimpinan Provinsi (DPP) Peradah Indonesia telah melaksanakan Pendidikan Kepemimpinan (Pakem). Pakem di tingkatan DPP menjadi penting untuk memperkuat kemampuan berorganisasi para anggota dalam persiapan kepemimpinan organisasi. Beberapa daerah yang sudah melaksanakan Pakem antara lain: • DPP Peradah Kalimantan Timur pada tanggal 16 Juni 2013 di Samarinda (Hadir I Putu Guna Aditya Yudha Ketua Pengembangan SDM DPN Peradah Indonesia) • DPP Peradah Sulawesi Selatan pada tanggal 7-8 Desember 2013 di Makassar. • Hadir I Putu Guna Aditya Yudha Ketua Pengembangan SDM DPN Peradah Indonesia. • DPP Peradah Gorontalo pada tanggal 23-24 Februari 2013 di Gorontalo. • Hadir Ni Ketut Putrika Ketua Informasi dan Komunikasi DPN Peradah Indonesia. • DPP Peradah Jawa Timur pada tanggal 27-29 Desember 2013 di Banyuwangi (Hadir Wayan Sudane Ketua Umum, bersama Sures Kumar Ketua Hubungan Lembaga Dalam Negeri, Made Wenes Widiyani dan Cokorda Istri Meyga Semarayani Departemen Lingkungan) Beberapa kegiatan dalam rangka penguatan sumber daya organisasi dan anggota juga telah dilaksanakan oleh DPP Peradah, antara lain: Seminar Nasional bertajuk “Pancasila Menjawab Tantangan Zaman” pada tanggal 17 November 2012 di Semarang. Selanjutnya Seminar Kebudayaan bertajuk Diskusi Publik Cagar Budaya “Merajut Indonesia dengan Nilai-nilai Kearifan Budaya Lokal” pada tanggal 15 Desember 2013 di Yogyakarta.

Laporan Tahunan Peradah 2013

25


Pancasila Jawab Tantangan Zaman Dewan Pimpinan Provinsi Peradah Indonesia Jawa Tengah sebagai wadah berhimpunnya pemuda Hindu di Jawa Tengah, pada bulan November ini mengadakan kegiatan Seminar Nasional bertajuk “Pancasila Menjawab Tantangan Zaman”. Tujuan dalam pelaksanaan seminar nasional ini adalah agar pemuda dapat memahami kembali pentingnya nilai-nilai Pancasila sebagai ideologi dan pandangan hidup dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Ketua Umum Dewan Pimpinan Nasional (DPN) Perhimpunan Pemuda Hindu Indonesia (Peradah Indonesia) Wayan Sudane mengatakan, penurunan nilai-nilai tersebut menjadi tantangan bagi generasi muda sekarang untuk merekonstruksi pemahaman Pancasila. ”Merekonstruksi pemahaman Pancasila menjadi tanggung jawab generasi muda supaya mereka tidak lupa ruh Pancasila yang sakral dan sakti,” kata Wayan dalam seminar nasional ”Pancasila Menjawab Tantangan Zaman” di Hotel Dafam, Semarang, Jawa Tengah pertengahan November 2012. Prof. Eko Budihardjo, Msc mengatakan kemunduran nilai-nilai Pancasila pada saat ini membuat dirinya risau. Kemunduran ini salah satunya bisa dilihat dari adanya ketimpangan hidup dalam masyarakat. ”Waktu ada pameran mobil mewah di Jakarta, banyak orang memesan. Padahal masih banyak masyarakat kita yang masih sengsara dan ini menunjukkan adanya ketimpangan yang sangat jauh,” katanya.

Pancasila merupakan sebuah karya-cipta bangsa Indonesia yang mengagumkan karena Pancasila terbukti mampu menjawab kebutuhan akan sebuah cita-cita, falsafah hidup, pandangan hidup dan tata nilai serta prinsip-prinsip bernegara bagi bangsa besar seperti Indonesia. Pancasila juga telah berkali-kali menjadi jalan keluar dari berbagai kebuntuan politik terkait dengan berbagai perbenturan yang lahir dari keragaman ideologi, budaya, agama, suku dan kepentingan. Pancasila juga meneguhkan komitmen pada nilai-nilai universal seperti humanisme, keadilan, solidaritas sosial, kerakyatan, peradaban dan demokrasi. Nilai-nilai yang diperjuangkan secara internasional ini tentu memadai bagi terwujudnya sebuah bangsa yang memiliki masa depan peradaban yang cerah. Pendiri bangsa ini dengan sangat cemerlang mampu menyepakati pilihan yang pas tentang dasar negara sesuai dengan karakter bangsa, sangat orisinil, menjadi sebuah negara modern yang berkarakter religius pada nilai-nilai luhur universal, tidak sebagai negara sekuler juga tidak sebagai negara agama. Namun demikian, Pancasila tidak lantas dipahami, dihayati dan diamalkan secara baik oleh bangsa ini. Perwujudannya dalam dunia nyata mengalami pasang surut. Demikian juga dengan pamor Pancasila itu sendiri. Kadang kala ia dianggap penting, kadangkala disakralkan, kadangkala bahkan dilupakan dan diabaikan. Semenjak Reformasi dikumandangkan, Pancasila sedang mengalami masa surut, akibat sekian lama ia menjadi alat dan simbol penindasan Orde baru. Ia seakan-akan menghilang dari ruang publik baik dalam wacana intelektual maupun dalam perumusan kebudayaan, politik dan ekonomi. Pancasila tidak pernah disebut-sebut sebagai faktor penting dalam menentukan arah Reformasi kita. Arus globalisasi menjadi salah satu penyebab menurunnya nilai-nilai Pancasila. Sebab, arus informasi dan perkembangan teknologi seolah-olah telah menyatukan manusia sebagai bagian dari arus globalisasi. Turunnya nilai-nilai Pancasila ini juga dipengaruhi oleh euforia reformasi yang berlangsung sejak 1998. Sejak tahun ini, jarang sekali disinggung tentang ideologi dasar negara Indonesia tersebut. Oleh karena itu, Peradah Indonesia DPP Jawa Tengah melaksanakan seminar nasional tersebut.

26

Laporan Tahunan Peradah 2013

Selain itu, pengaruh globalisasi juga menyebabkan kotakota di Indonesia saat ini semakin berwajah barat lewat bentuk bangunan yang serba kotak tanpa adanya sentuhan keunikan lokal. Padahal keunikan lokal tersebut merupakan warisan budaya yang sangat luar biasa. ”Kaum muda jangan silau melihat perkembangan barat, karena sesungguhnya di seluruh pelosok tanah air kita tersimpan kearifan lokal yang luar biasa dan sangat beragam,” katanya. Sementara dalam materi Merekonstruksi Pemahaman Pancasila, Sudaryanto menambahkan, carut marut kehidupan masyarakat di bidang pendidikan, ekonomi, budaya, dan politik disebabkan oleh kebijakan para pemimpin. Tujuan dari merekonstruksi ini adalah untuk meneguhkan kembali konsensus dasar pendirian negara dan memperkuat kembali posisi Pancasila sebagai universum simbolicum bangsa Indonesia. Hal ini supaya Pancasila sebagai dasar negara dapat secara efektif dioperasikan.

“Arus globalisasi menjadi salah satu penyebab menurunnya nilai-nilai Pancasila”

Dengan diselenggarakan seminar nasional DPP Peradah Jawa Tengah bertajuk “Pancasila Menjawab Tantangan Zaman” diharapkan kepada pemuda Hindu khususnya dan masyarakat Indonesia umumnya agar dapat memahami pentingnya nilai-nilai Pancasila sebagai ideologi dan pandangan hidup dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, mampu mengkontekstualisasikan nilai-nilai Ketuhanan yang menghormati prinsip-prinsip Kemanusiaan, terpeliharanya persatuan dalam keberagaman, menjunjung tinggi nilai-nilai demokrasi dalam semangat permuswaratan sehingga apa yang menjadi cita-cita para pendiri bangsa dalam pembukaan UUD 1945 menuju keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia dapat kita wujudkan bersama.#

Laporan Tahunan Peradah 2013

27 27


Lokasabha VIII Peradah Sulawesi Tengah

Pelaksanaan Lokasabha ini tentu memberi semangat dan penguatan terhadap perjalanan Peradah secara nasional dan khususnya di Sulawesi Tengah

2.1.3 lokasabha Proses Kaderisasi Formal dalam Kepemimpinan Organisasi

Lokasabha atau musyawarah daerah merupakan salah satu wujud dari berjalannya kaderisasi organisasi yang baik. Selama tahun 2013, beberapa Dewan Pimpinan Provinsi (DPP) telah melaksanakan lokasabha sesuai dengan jadualnya. Selain itu, DPN juga turut mengaktifkan kembali beberapa Dewan Pimpinan Kabupaten (DPK) dalam rangka memperkuat DPP dan struktur organisasi sampai dengan tingkat basis.

Lokasabha VIII Peradah Indonesia Sulawesi Tengah dilaksanakan pada tanggal 28 Desember 2013 di Palu.

Berjalannya proses kaderisasi sekaligus menunjukan bahwa Peradah telah berbuat dan berkiprah terhadap pembangunan bangsa, pemuda, dan umat Hindu di Indonesia. Semangat inilah yang kami harapkan terus bersemi pada setiap individu kader Peradah. Hadir dalam Lokasabha VIII dari Dewan Pimpinan Nasional Peradah I Putu Guna Aditya Yudha Ketua SDM dan Ni Ketut Putrika Ketua Informasi dan Komunikasi. Lokasabha VIII tersebut juga merupakan salah satu parameter proses kaderisasi Peradah yang ditunjukan dengan proses regenerasi berjalan dengan baik. Dalam Lokasabha VIII terpilih Gede Yogantara Teguh Ekowijaya sebagai Ketua, Ade Candra Wirawan sebagai Sekretaris, dan I Wayan Purnawan sebagai Bendahara.

LOKASABHA VII DPP PERADAH SULAWESI TENGGARA Bertempat di Hotel Aden, Kota Kendari, pada tanggal 19 Oktober 2013, Dewan Pimpinan Provinsi Perhimpunan Pemuda Hindu Indonesia Sulawesi Tenggara (DPP Peradah Indonesia Sultra) melaksanakan kegiatan Lokasabha. Lokasabha VII ini sendiri dirangkaikan dengan kegiatan seminar yang melibatkan elemen generasi muda hindu di Sulawesi Tenggara.

“Proses kepemimpinan terus berlanjut ditunjukan dengan berjalannya proses pergantian kepemimpinan dalam organisasi pada setiap tingkatan tepat waktu”

Kegiatan Loksabha yang merupakan agenda rutin dilaksanakan tiga tahun sekali ini bertujuan untuk melakukan evaluasi setelah DPP Peradah Sultra dipimpin selama 2 periode dr. Dewa Putu Ardika Seputra, Sp.OG. seorang tokoh prefesional yang telah membawa banyak kemajuan sehingga mampu membawa Peradah Sultra saat ini memiliki posisi yang strategis di tengah-tengah umat, terutama karena peranannya yang seringkali melaksanakan kegiatan pengabdian masyarakat melalui programnya seperti pengobatan gratis kepada masyarakat di kantong – kantong umat Hindu di Sultra. Dalam sambutannya dr. Dewa Ardika mengatakan bahwa dirinya sudah cukup lama memimpin peradah Sultra, sehingga ia berharap akan muncul pemimpin baru melalui Lokasbha VII ini yang tentunya akan memberikan sumbangsih lebih baik untuk Peradah sendiri maupun untuk umat Hindu Sultra. Dokter spesialis kandungan yang saat ini memiliki Sekolah dan Rumah Sakit terkenal di Kota Kendari ini juga berkomitmen untuk terus membantu jajaran pengurus Peradah Sultra yang akan terpilih nantinya. Setelah melalui persidangan Lokasabha akhirnya terpilih saudara I Wayan Jasana menjadi Ketua DPP Peradah Sultra untuk periode 2013 – 2016. Wayan Jasana sendiri adalah seorang aktivis pemuda yang sudah sejak lama berkiprah di peradah, dimana sebelumnya Jasana juga sempat menjabat sebagai ketua DPK Peradah Kabupaten Konawe Selatan. Pengurus baru DPP Peradah Sultra periode 2013 – 2016, langsung dilantik oleh D. Sures Kumar, M.Si. yang hadir mewakili Ketua Umum Peradah Indonesia dengan membacakan SK dari Dewan Pimpinan Nasional Peradah Indonesia. Dalam sambutan penutupnya Ketua DPN Departemen Dalam Negeri DPN Peradah Indonesia ini menyampaikan apresiasi yang tinggi atas terpilihnya pengurus baru DPP Peradah Indonesia Sulawesi Tenggara yang rata-rata berusia dibawah 30 tahun di sultra, mengingat saat ini AD/ ART peradah sudah mengamanatkan agar pengurus PERADAH di semua tingkatan berusia maksimal 30 tahun, sesuai dengan UU Kepemudaan yang sebentar lagi akan diberlakukan.

28

Laporan Tahunan Peradah 2013

Laporan Tahunan Peradah 2013

29


LOKASABHA IV DPK PERADAH BULELENG

LOKASABHA II DPK PERADAH TABANAN Pelaksanaan Lokasabha III DPK Peradah Tabanan pada tanggal 11 Agustus 2013 bertempat di kantor DPRD Tabanan. Pelaksanaan Lokasabha III DPK Peradah Tabanan pada tanggal 11 Agustus 2013 bertempat di kantor DPRD Tabanan. DPN Peradah Indonesia juga turun langsung mengingat Peradah Tabanan sudah cukup lama tidak aktif sehingga perlu dilakukan revitalisasi untuk penguatan program-program di Tabanan. Hadir D Sures Kumar Ketua DPN Peradah untuk mendampingi pelaksanaan Lokasabha bersama DPP Peradah Bali. Dalam Lokasabha tersebut terpilih Ni Luh Putu Yuliani Dewi sebagai Ketua, didampingi I Gede Arum Gunawan sebagai Sekretaris, dan Ni Wayan Winiantari sebagai Bendahara. Acara pelantikan dilaksanakan pada tanggal 19 Oktober 2013 yang dirangkai dengan kegiatan seminar. Hadir Gusti Made Fredy Lay Teryanto mewakili Ketua Umum DPN melantik kepengurusan DPK Peradah Tabanan periode 2013 – 2016.

Pelaksanaan Lokasabha bertempat di Aula Kampus IHDN pada tanggal 28 - 29 Desember 2012 yang dihadiri perwakilan kecamatan dan undangan sekitar 80 orang. Dewan Pimpinan Nasional (DPN) Peradah turun langsung untuk turut membantu pelaksanaan Lokasabha di Dewan Pimpinan Kabupaten (DPK) Peradah Buleleng. Hadir Ketua Parisada Buleleng Putu Wilasa, Kepala Kantor Kementrian Agama Kabupaten Buleleng Nyoman Lastra, Ketua DPK Peradah Buleleng Ni Ketut Srie Kusuma Wardani dan Ketua DPP Peradah Bali Ida Bagus Putu Oka Suryawan serta Ketua DPN Peradah D. Sures Kumar mewakili Ketua Umum DPN Peradah. Tema acara adalah melalui Lokasabha IV DPK Peradah Buleleng Kita Wujudkan Karakter Pemuda Hindu Yang Bersradha Bhakti. Dalam pelaksanaan Lokasabha tersebut terpilih secara aklamasi Ketua DPK Peradah Buleleng periode 2012 - 2015, Putu Sanjaya dengan Sekretaris I Gusti Ayu Riesa Mahendradhani dan Bendahara Gusti Ayu Indrawati Rahayu.

LOKASABHA VIII DPP PERADAH DKI JAKARTA DPP Peradah Indonesia DKI Jakarta telah melaksanakan kegiatan Lokasabha VIII di Hotel Kawanua, Jakarta Pusat pada tanggal 5 Oktober 2013. Sebelum Lokasabha, dilaksanakan seminar kepemimpinan dalam rangka penguatan kualitas para pemuda Hindu di DKI Jakarta. Hadiri dalam acara tersebut antara lain Ketua Parisada DKI Jakarta, anggota dan alumni DPP Peradah DKI Jakarta, Ketua Umum DPN Peradah Indonesia Wayan Sudane yang juga membuka kegiatan ini. Lokasabha VIII DPP Peradah Indonesia DKI Jakarta ini mengambil tema “Strategi Kepemimpinan Pemuda Hindu Dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara”. Lokasabha menetapkan Made Widhi Adnyana Surya Pratita, ST secara aklamasi sebagai Ketua DPP Peradah Indonesia DKI Jakarta periode 2013 - 2016. Widhi adalah sosok pemuda dinamis yang sebenarnya sebelumnya banyak aktif membantu aktifitas di kepengurusan DPN Peradah Indonesia. Widhi yang memang banyak aktif di kegiatan kepemudaan ini diharapkan mampu membawa DPP Peradah Indonesia DKI Jakarta untuk lebih banyak mengambil peran dalam dinamika kegiatan kepemudaan yang sangat dinamis di ibu kota.

30

Laporan Tahunan Peradah 2013

DPP Peradah Gorontalo menggelar Lokasabha IV di Hotel Misfalah Gorontalo pada 15 Desember 2013. Acara dibuka oleh Ketua Parisada Gotontalo dan dihadiri oleh DPN Peradah Indonesia, Umat Hindu Kota Gorontalo dan Perwakilan Komisariat Peradah se-provinsi Gorontalo.

LOKASABHA IV DPP PERADAH GORONTALO

Made Mus Wijaya Ketua DPP Peradah Gorontalo periode 2010 - 2013 dalam sambutannya mengatakan bahwa melalui kegiatan ini adalah memontum bagi DPP Peradah Gorontalo untuk melakukan regenarasi kepengurusan dan memantapkan posisi di tengah-tengah masyarakat agar Peradah Gorontalo dapat lebih memberikan manfaat yang nyata. Sementara itu Made Miarsana, Ketua DPN Peradah Indonesia yang menghadiri kegiatan ini memberikan apresiasi yang tinggi atas berbagai pencapaian yang diperbuat selama 3 tahun kepemimpinan Made Mus Wijaya. Banyak hal positif yang sudah dimulai oleh Made Mus Wijaya dan jajarannya yang mesti dijadikan pondasi agar kedepan DPP Peradah Gorontalo semakin maju. Jalannya persidangan Lokasabha IV ini sendiri cukup memakan waktu yang panjang karena saat tiba masa pemilihan ketua DPP Peradah Gorontalo terjadi 3 kali pemilihan suara, hal ini karena dalam 2 kali pemungutan suara beberapa calon memiliki suara yang hanya berselisih 2 suara saja. Wayan S. Mustika Weda (Weda) sendiri telah aktif di kepengurusan DPP Peradah Gorontalo periode 2010 - 2013 dan menjadi salah satu tulang punggung yang banyak membantu Made Mus Wijaya di periode sebelumnya. Terpilihnya Weda sepertinya memang banyak diharapkan oleh anggota peradah Gorontalo karena dinilai memiliki Kapabilitas dan pengalaman yang cukup untuk memimpin DPP Peradah Indonesia Gorontalo.

Setelah 3 kali pemungutan suara tersebut akhirnya terpilihlah I Wayan S. Mustika Weda menjadi Ketua DPP Peradah Indonesia Gorontalo periode 2013 - 2016.

Laporan Tahunan Peradah 2013

31


2.1.4 temu kenal pengurus Awal terbentuknya kepenguruan DPN Peradah Indonesia diadakan Temu Kenal Pengurus sebagai wujud saling membangun visi dalam kepengurusan. Acara dilaksanakan di kompleks Villa Peristirahatan Bank Indonesia, Sukabumi, Jawa Barat pada tanggal 1-2 Desember 2012. Acara dilakukan dengan konsep team building yang di pandu oleh KS Arsana mantan Ketua Umum Peradah Indonesia periode 2003-2006 bersama Made Agus Dwiatmika.

32

Laporan Tahunan Peradah 2013

Laporan Tahunan Peradah 2013

33


2.1.5 RAKERNAS 2013 2.1.5 rapat kerja

nasional (rakernas) ix

kemandirian pemuda, membangun bangsa

19 - 21 April 2013 Aula LPMP, Jl. Cilik Riwut KM 5, Palangka Raya, Kalimantan Tengah Rakernas IX merupakan salah satu program kerja Peradah Indonesia yang bertujuan : Membangun budaya demokrasi yang sehat dan cerdas dengan mengedepankan substansi;. Media komunikasi antar Pengurus DPP Peradah Indonesia seluruh Indonesia; Menumbuhkan pemahaman para peserta tentang konsep demokratisasi yang bermartabat di Indonesia; Merumuskan kebijakan organisasi, dan program kerja DPN Peradah Indonesia.

34

Laporan Tahunan Peradah 2013

Seminar Nasional Seminar yang mengambil tema “Demokrasi Bermartabat untuk Kesejahteraan Rakyat”. Sebagai narasumber adalah: I Gusti Putu Artha (Mantan Komisioner KPU) Mayjen TNI Purnawirawan Gusti Putu Buana, S.AP, M.Sc (Tenaga Ahli Lemhanas RI) H. M Wahyudi F. Dirun (Ketua KAHMI Provinsi Kalimantan Tengah) Dharma Shilam (Perwakilan PHDI Pusat) Bertindak sebagai moderator adalah Sastriadi U. Bunu, S.Pd, M. Hum. Rapat Kerja Nasional IX Peradah Indonesia RAKERDA yang diisi dengan agenda sidang komisi-komisi sebagai berikut: • • •

Komisi Program Kerja dan Anggaran Komisi Peraturan Organisasi Pokok-pokok Pikiran dan Rekomendasi; Penyempurnaan Penghargaan; DPP dan DPK berprestasi; dan Penyempurnaan Kurikulum Pakem

Laporan Tahunan Peradah 2013

35


Peradah Indonesia Gelar Rakernas IX di Palangkaraya PALANGKARAYA, KOMPAS.com - Perhimpunan Pemuda Hindu (Peradah) Indonesia menggelar Rapat Kerja Nasional (Rakernas) IX di Palangkaraya, Kalimantan Tengah, 20-21 April 2013. Rakernas diikuti sekitar 200 pengurus yang juga dihadiri tokoh masyarakat, aktivis, dan akademisi. Ketua Panitia Pusat Rakernas IX Peradah Indonesia, Putu Jaya Adnyana Widhita, Sabtu (20/4/2013), di Palangkaraya, mengatakan, rakernas digelar untuk merancang programprogram kerja serta strategi agar visi, misi, dan tujuan kepengurusan Peradah Indonesia periode 2012-2015. Dalam rakernas, dirumuskan kebijakan organisasi dan program kerja Peradah Indonesia. Rakernas juga bertujuan membangun budaya demokrasi yang sehat, katanya. Rakernas diharapkan dapat menumbuhkan pemahaman para peserta tentang konsep kebangsaan serta demokrasi yang bermartabat di Indonesia. Sebagai upaya untuk mencapai harapan itu, rakernas didahului dengan seminar nasional bertema Demokrasi yang Bermartabat dan Aktualisasi Nilai-nilai Kebangsaan. Rakernas kali ini menggunakan tema Kemandirian Pemuda, Membangun Bangsa. “Rakernas dilaksanakan sebagai lanjutan Mahasabha (kongres nasional) X Peradah Indonesia di Manado, Sulawesi Utara pada November 2012,� ujar Jaya.#

36

Laporan Tahunan Peradah 2013

Laporan Tahunan Peradah 2013

37


“Calon Legislatif Harus Setor Uang Kepada Partai” PALANGKARAYA, KOMPAS.com - Praktik penyetoran sejumlah uang dari mereka yang berminat mencalonkan diri menjadi anggota legislatif kepada partai politik, masih berlaku. Kondisi itu menunjukkan bahwa penerapan demokrasi di Indonesia belum bermartabat.

Peradah Indonesia Gelar Rakernas IX di Palangkaraya

Demikian salah satu kesimpulan dari seminar dan Rapat Kerja Nasional IX Perhimpunan Pemuda Hindu (Peradah) Indonesia di Palangkaraya, Kalimantan Tengah, yang berakhir Minggu (21/4/2013). Menurut Ketua Nasional Masyarakat Pers Pemantau Pemilihan Umum Putu Artha, politik di Indonesia masih berbiaya tinggi. Calon anggota legislatif kabupaten/kota harus menyetor uang sebesar Rp 100 juta hingga Rp 500 juta dan provinsi sebesar Rp 500 juta hingga Rp 1 miliar. Sementara, calon anggota DPR membayar Rp 1 miliar hingga Rp 5 miliar. “Tak ada cerita soal kualitas demokrasi tapi siapa yang bisa membayar,” ucap Putu. Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Palangkaraya Sastriadi mengatakan, pihaknya sebagai penyelenggara pemilihan umum (pemilu) hanya melaksanakan tugas berdasarkan regulasi. “Kami bekerja secara hirarki saja. Tidak terlalu mengomentari mengenai kualitas penerapan demokrasi,” tuturnya. Karena itu, menurut Sastriadi, ia sulit mengutarakan pendapat mengenai sistem pemilu. Pihak KPU daerah hanya melaksanakan instruksi dari lembaga tingkat pusat. Kalau pun masih terdapat kecurangan, tindakan itu merupakan ranah Panitia Pengawas Pemilihan Umum dan kepolisian.#

38

Laporan Tahunan Peradah 2013

Laporan Tahunan Peradah 2013

39


2.1.6 Focus Group Discussion Peradah dan BNN Narkotika seperti halnya korupsi dan terorism adalah extra-ordinary crime yang bersifat trans-national. Sehingga, konsentrasi kebijakan pemerintah dan praksis implementasinya tidak terlepas dari upaya bersama dengan kebijakan nasional dan internasional dalam perang melawan jaringan narkotika. Data agregat yang dilangsir dari BNN & Puslitkes UI, 2008; Direktorat TP Narkoba Bareskrim Polri & BNN, Januari 2011; Ditjen Bea dan Cukai, Januari 2011; Direktorat Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri, Maret 2012 serta Jurnal Data Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN) tahun 2011, BNN. Menunjukkan DKI Jakarta merupakan kota besar metropolitan yang penyalahgunaan dan peredaran narkobanya sangat tinggi atau dikategorikan peringkat I (satu) periode tahun 2009-2011. Mengacu kepada Undang Undang No. 35 Tahun 2009 tentang narkotika, upaya pemberantasan narkoba di negeri ini harus lebih ditingkatkan dan di maksimalkan agar penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba dapat segera diatasi. Karena hal tersebut sudah menjadi ancaman yang serius bagi masyarakat, bangsa dan Negara Indonesia ini serta menjadi ancaman bagi seluruh negara-negara di dunia. Penyalahgunaan Narkotika di indonesia tidak memandang suku, agama dan ras. Fakta di lapangan menunjukan penyalahgunaan narkoba paling banyak berasal dari komunitas pemuda yang berumur 17 - 22 tahun. Karena pada rentan usia tersebut generasi ini berusaha untuk ingin menunjukan eksistensi, pencarian jati diri dan ingin mencoba semua hal yang sifatnya menantang termasuk mencoba narkoba. Oleh karena itu perlu wujud nyata dan komitmen dari seluruh elemen masyarakat, bangsa, dan Negara Indonesia khususnya pemuda yang merupakan generasi penerus bangsa, untuk itu Perhimpunan Pemuda Hindu Indonesia (Peradah Indonesia) bersinergi dengan Badan Narkotika Nasional (BNN melakukan kegiatan Focus Group Discusson (FGD). Mengingat kegiatan ini dianggap perlu untuk dilaksanakan guna memberikan pemahaman, pencegahan, deseminasi, dan advokasi tentang bahaya penyalahgunaan dan peredaran narkotika di elemen/ komunitas pemuda pada umumnya dan pemuda hindu pada khususnya. Adapun tujuan kegiatan ini adalah: • Menyuarakan dan berkomitmen bahwa Pemuda Hindu adalah Anti Narkoba. • Memberikan pemahaman tentang bahaya penyalahgunaan dan peredaran narkoba kepada Pemuda Hindu pada khususnya dan pemuda pada umumnya. • Melakukan pencegahan terhadap pengguna dan atau yang akan menggunakan narkoba tersebut. • Melakukan advokasi atau melakukan suatu usaha sistematis dan terorganisir untuk mensosialisasikan bahaya serta hukuman bagi penyalahgunaan narkoba kepada Pemuda Hindu pada khususnya dan pemuda pada umumnya, dan • Memperoleh informasi agar timbul kesadaran, menerima, dan akhirnya memanfaatkan informasi tentang bahaya narkoba tersebut (Deseminasi)

40

Laporan Tahunan Peradah 2013

Laporan Tahunan Peradah 2013

41


Penyelenggara Kegiatan Kegiatan ini diselenggarakan oleh Peradah Indonesia bersama komunitas, sebagai berikut: No

Komunitas

Waktu

Tempat

1

DPN Peradah Indonesia

Sabtu, 6 Juli 2013 Pukul 20.00 - 22.00 WIB

Cidahu, Sukabumi

2

RT Kayumanis Utara

Sabtu, 13 Juli 2013 20.00 - 22.00 WIB

Kantor RT kayumanis

3

STAH DN Jakarta

Sabtu, 27 Juli 2013 15.00 - 18.00 WIB

Kampus STAH PAJ

“BNN Gandeng Peradah Sosialisasi Pencegahan Narkoba” Penyalahgunaan narkoba sebagai zat yang berbahaya bagi generasi bangsa kini menjadi ancaman bagi keberlangsungan pembangunan bangsa. Kondisi ini tidak dapat dibiarkan karena secara tidak langsung mengancam keberlangsungan generasi muda. Berangkat dari kondisi ini Badan Narkotika Nasional bersama Perhimpunan Pemuda Hindu Indonesia (Peradah Indonesia) melaksanakan sosialisasi pencegahan dan penyalahgunaan narkotika dibeberapa titik. Sosialisasi dan diskusi penyalahgunaan narkotika pertama kalinya dilaksanakan dengan mengambil konsep alam terbuka di Bumi Perkemahan Cidahu, Taman Nasional Gunung Halimun dan Gunung Salak, Sukabumi, Jawa Barat akhir pekan kemarin (1/6). Menurut Yudi Kusmayadi penyuluh BNN, pencegahan penyalahgunaan narkoba harus dilakukan secara komprehensif. Hal ini dikarenakan narkoba juga terkandung dalam berbagai obat-obat dalam dunia kesehatan dengan berbagai dosis dan obat tertentu. “Penyalahgunaan narkoba harus dicegah, dalam arti penggunaan narkoba untuk tujuan yang tidak benar yang berakibat merusak moral generasi muda,” jelasnya.

42

Laporan Tahunan Peradah 2013

“Hidup Sehat dan Indah Tanpa Narkoba” Ancaman bahaya narkoba yang sangat memprihatinkan pada generasi muda membuat Badan Nasional Narkotika (BNN) mensosialisasikan permasalahan tersebut di kalangan anak muda. BNN pun bekerjasama dengan Dewan Pimpinan Nasional Perhimpunan Pemuda Hindu ( DPN PERADAH) Indonesia menggelar Focus Group Discusssion (FGD) pada Sabtu malam (8/6) di Balai Pertemuan RW 03 Utan Kayu Utara. Menurut Deputi Penindakan dan Penyidik BNN Slamet Pribadi, mengkonsumsi narkoba bisa mengakibatkan hancurnya masa depan bangsa. “Lalu dapat merusak kesehatan, merusak mental anak bangsa, mengakibatkan hilangnya konsentrasi dalam aktivitas sehari - hari, serta mengakibatkan hidup dalam ketidak tenangan,” jelasnya.

Lebih lanjut, lulusan Universitas New Orleans-USA ini menjelaskan bahwa narkoba menurut kertersediannya terdiri dari yang bersifat legal yang tersedia dipasaran bebas seperti alkohol, nikotin, dan inhalansia. Kemudian illegal yang tidak tersedia dipasaran dan sulit mendapatkannya seperti heroin, ekstasi, metamfetamin, kokain. Terakhir untuk kepentingan medical yang tersedia secara resmi di pasaran namun penggunaan harus menurut aturan pemakaian atau pengawasan dokter (morfin, petidin, CTM, panadol, napacin).

Apalagi, jika narkotika disalahgunakan dapat membahayakan bagi kesehatan fisik dan mental manusia. Bahkan, pada pemakaian dengan dosis berlebih atau yang dikenal dengan istilah over dosis (OD) bisa mengakibatkan kematian. “Namun sayang sekali, walaupun sudah tahu zat tersebut sangat berbahaya. Masih saja ada orang-orang yang menyalahgunakannya,” terang Slamet.

Gede Ariawan, Ketua Panitia Sosialisasi menyampaikan bahwa kegiatan ini akan berlanjut dibeberapa lokasi dan komunitas. Pendekatan ini sebagai strategi dalam mensosialisasikan bahaya penyalahgunaan narkoba yang berakibat merusak masa depan generasi. “Peradah mengambil peran sebagai fasilitator untuk memberikan pendidikan kepada masyarakat khususnya komunitas generasi muda Hindu untuk menghindari penyalahgunaan narkoba,” papar Gede. Sedangkan Wayan Sudane Ketua Umum Peradah berharap agar sosialisasi dapat dilakukan secara optimal sehingga memiliki dampak positif bagi pencegahan penyalahgunaan narkoba.#

Selain Slamet, narasumber lainnya adalah Kadek Mulyani. Mulyani memaparkan, dampak penyalagunaan narkoba dari sudut pandang kesehatan adalah bisa menghentikan fungsi alat-alat tubuh yang berujung pada kematian, dapat mengalami impotensi, kekebalan tubuh menurun, apriori terhadap sesama, lamban dan mengganggu janin jika sedang hamil.

Disamping itu, menyebabkan kerusakan otak, sulit bernafas, tekanan darah dan jantung melemah, pupil mata mengecil, dibarengi rasa ngantuk yang akhirnya membuat konsentrasi tidak maksimal. “Ini dapat kita lihat pada orang yang selalu bingung, gemetar dan sering berhalusinasi,” ungkap perempuan yang juga berprofesi sebagai tenaga kesehatan salah satu puskesmas di Jakarta ini. Setelah mendengarkan paparan tentang bahaya narkoba, Ketua RW 03, Jonny menegaskan, jajarannya siap membantu pemerintah, khususnya BNN memerangi peredaran Narkoba. Terutama dalam mengantisipasi masuknya Narkoba ke Lingkungan RW 03. Pertemuan dengan BNN ini sendiri dikemas secara kekeluargaan. Acara dihadiri pengurus RT dan RW 03 Utan Kayu Utara Matraman. Tak ketinggalan pengurus Karang Taruna, Muda Mudi RW 03 serta pengurus DPN Peradah Indonesia. Ketua Umum Peradah Indonesia Wayan Sudane menyatakan, upaya pencegahan terhadap penyebaran narkoba di kalangan pemuda, sudah seyogyanya menjadi tanggung jawab kita bersama. Semua pihak, termasuk orang tua, guru dan masyarakat harus turut berperan aktif dalam mewaspadai ancaman narkoba terhadap anak-anak. “Adapun upaya-upaya yang lebih kongkret kita lakukan adalah bekerjasama dengan pihak yang berwenang untuk melakukan penyuluhan tentang bahaya Narkoba,” jelas Wayan menegaskan.

Laporan Tahunan Peradah 2013

43


2.1.7 diskusi PRO-KONTRA kenaikan HARGA bbm

Harga Minyak Dunia Tidak Akan Pernah Turun Ketua Ikatan Cendekiawan Hindu Indonesia I Nyoman Marpa mengatakan harga minyak dunia tidak akan pernah turun, tapi akan terus naik. “Pernahkah kita memperkirakan bahwa harga minyak mentah akan menjadi US$300 per barel, atau bahkan US$500/barel,” kata Nyoman Marpa dalam Diskusi Publik DPN Peradah Indonesia, dengan tema: “Kenaikan Harga Bahan Bakar Minyak (BBM) dan Ketahanan Ekonomi Nasional” di Jakarta, Sabtu (6/7/2013). Menurut Nyoman, kenaikan harga minyak itu terjadi karena cadangannya menurun, konsumsinya meningkat. “Kita harus siapkan skenario apabila suatu saat harga minyak naik sampai dengan harga yang tidak terduga itu,” kata Nyoman. Menurut dia, harus dibuat skenario bagaimana kalau harga minyak terus meningkat. “Masyarakat kita akan menjadi gembel semua kalau harganya naik jadi segini,” katanya. Menurut Nyoman, dalam diskusi itu ada pendapat pro dan kontra mengenai kenaikan harga BBM yang menurut pendapat dia ibarat memindahkan uang dari kantong satu ke kantong lainnya di baju maupun celana seseorang. “Pengurangan subsidi BBM seperti memindahkan uang dari kantong baju ke kantong celana. Kalau uang dipindahkan dari baju ke celana atau dari kantong kiri ke kantong kanan, maka negara bisa begini, bisa membangun ini, bisa membangun itu,” katanya. “Sebaliknya, kalau tidak dipindahkan maka tidak bisa membangun ini, tidak bisa membangun itu…” Selanjutnya, yang menjadi masalah kalau dipindahkan, harus dipindahkan ke mana? Mungkin bukan hanya masalah BBM saja yang menjadi persoalan, tapi juga menyangkut pos dana pembangunan yang lainnya.#

“Kenaikan Harga BBM dan Ketahanan Ekonomi” 44

Laporan Tahunan Peradah 2013

Masalah kenaikan BBM akhir akhir ini terus menjadi sorotan Publik dan Masyarakat untuk di perbincangkan, untuk itulah DPN Peradah Indonesia, Sabtu 6 Juli 2013 menggekar diskusi publik dengan tema “Kenaikan Harga Bahan Bakar Minyak (BBM ) dan Ketahanan Ekonomi Nasional, dengan mengundang beberapa Narasumber Sekretaris Ditjen Migas Kementerian ESDM Mohammad Hidayat, Komisi VII DPR RI I Wayan Gunastra , Ikatan Cendikiawan Hindu Indonesia Bapak Dr. Nyoman Marpa dan D.Suresh Kumar.S Ag sebagai moderator. Salah satu penyebab belum optimalnya konversi BBM ke BBG adalah sarana pendukungnya yang belum memadai. “Program konverter kit gagal, karena itu supportingnya tidak ada. Apalagi yang dipakai CNG bukan LNG,” jelas Anggota Komisi VII DPR RI I Wayan Gunastra saat Diskusi Publik PERADAH Indonesia bertema “Kenaikan Harga BBM dan Ketahanan Ekonomi Nasional” di Bambu Desa, Cikini, Sabtu (6/7). Menurut Wayan, agar program konversi ke gas ini berhasil, pemerintah harus menstimulan masyarakat dengan memberikan konverter kit gratis, Khususnya untuk kendaraan umum. “Tapi itu bisa diberikan setelah infrastrukturnya jadi. Kalau belum jadi, untuk apa ini barang (BBG)),” tukas Wayan. Apalagi ke depan, menurut Wayan, yang harus diantisipasi pemerintah adalah menurunnya lifting minyak, sementara lifting gas terus meningkat. “Ini harus dikelola pemerintah, khususnya untuk transportasi umum harus disediakan energi alternatif yakni gas,” tandasnya Konsumsi bahan bakar minyak (BBM) dan Liquefied Petroleum Gas (LPG) saat puasa hingga masuk Hari Raya Idul Fitri akan meningkat. Namun pemerintah menjamin pasokan BBM dan stok LPG cukup. “Kami jamin, bersama BPH Migas, Hiswana Migas (Himpunan Pengusaha Hilir Minyak dan Gas Bumi), kami telah mempersiapkan semuanya, mulai dari stok dan jalur-jalur distribusinya,” kata Sekretaris Ditjen Migas Kementerian ESDM Mohammad Hidayat pada Diskusi Publik bertema “Kenaikan BBM dan Ketahanan Ekonomi Nasional.” Menurut Hidayat, pemerintah akan menyiapkan kantong-kantong BBM di jalur-jalur selama mudik. Hal itu belajar dari pengalaman tahun sebelumnya, di mana di sejumlah titik ada kelangkaan BBM. Tahun ini pemerintah akan berbenah lebih baik lagi. “Insya Allah kelangkaan saat mudik tidak akan terjadi,” tandas Hidayat.# Laporan Tahunan Peradah 2013

45


“pancasila, uud 45, bhinneka tunggal ika, nkri disini kita lahir dan disini kita dibesarkan anak ibu pertiwi di seluruh bumi nusantara mari bersatu membangun negeri walau kita beda agama, suku, adat dan bahasa bukan alasan untuk saling salah dan saling menyalahkan, mari kita jaga pilar kebangsaan bangunlah jiwa jiwa pemimpin bangsa”

2.1.8 sosialisasi empat pilar

Diskusi Publik Empat Pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara Sepenggal Lagu yang diciptakan diatas merupakan sebuah harapan yang menjadi cita-cita segenap anak bangsa, sudah terlalu banyak perjuangan yang dilakukan founding father bangsa ini terhadap negeri tercinta. Berbagai fakta dan fenomena yang berkembang menunjukkan bergesernya nilai etika dalam kehidupan berbangsa dan bernegara yang ditandai terutama oleh kemerosotan akhlak dan degradasi wawasan kebangsaan. Pada hakeketanya, empat pilar Kebangsaan merupakan saripati dan hasil dari perdebatan dalam siding BPUPKI dan PPKI, sehingga eksistensinya mempunyai pijakan historis dan ideoologis yang kuat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Karena itu, ketika pada saat wacana sosialisasi empat pilat kehidupan berbangsa dan bernegara, yaitu “ Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, UUD 1945, dan NKRI”, pada hakekatnya merupakan upaya agar perahu kita yang bernama Indonesia dapat kembali pada jalur yang sebenarnya guna mencapai pulai idaman, yaitu masyarakat yang adil, damai, sejahtera, dan bermartabat, yang diberkati oleh Tuhan Yang Maha Kuasa. Perwujudan Empat Pilar Kebangsaan Indonesia yang menjadi dasar kekuatan bangsa Indonesia saat ini dirasakan harus segera diimplementasikan kedalam perwujudan dan yang lebih kongret dan nyata. Dengan mengendepankan musyawarah mufakat dalam semua dimensi kehidupan, meningkatkan sikap gotongroyong dalam menyelesaikan semua masalah, menghormati budaya adi luhung bangsa ini, meningkatkan kesejahteraan masyarakat oleh Pemerintah, menciptakan rasa aman dan tentram bagi semua masyarakat, dan mewujudkan kedamaian antar sesama. Untuk itu Dewan Pimpinan Nasional Perhimpunan Pemuda Hindu Indonesia (DPN PERADAH Indonesia), sebagai bagian dari bangsa Indonesia merasa perlu untuk membantu pemerintah dalam upaya mensosialisasikan perwujudan Empat Pilar Kebangsaan Indonesia. Kegiatan dilaksanakan pada Sabtu, 14 September 2013 bertempat di Aula Perpustakaan Kampus Universitas Lampung, Lampung.

Sosialisasi Empat Pilar: MPR RI Gandeng Peradah Dewan Pimpinan Nasional Perhimpunan Pemuda Hindu Indonesia (DPN Peradah Indonesia) digandeng MPR RI untuk menyosialisasikan empat pilar kebangsaan di Universitas Lampung pada 14 September 2013. Acara yang menargetkan pemuda dan mahasiswa di kawasan Bandar Lampng ini dihadiri 200 peserta. Pemaparan materi diisi dengan tanya jawab dengan narasumber Rahadi Zakaria, M.I.P., M.H. dan H. Dani Anwar. ’’Tujuan diadakannya sosialisasi ini yaitu agar empat pilar berbangsa dan bernegara mampu menjadi dasar filosofis yang diresapi dan dipegang teguh bagi seluruh rakyat Indonesia,’’ ungkap Dani dalam sambutannya. Ia mengatakan, dengan pemahaman akan nilai-nilai luhur empat pilar kebangsaan yakni Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, NKRI, dan Bhineka Tunggal Ika, negara Indonesia menjadi negara yang kuat dan jaya untuk selamanya. Harapan ini senada dengan visi misi Peradah Indonesia, yaitu meningkatkan peran pemuda sebagai wujud cinta terhadap tanah air. ’’Kami yang terdiri panitia lokal dari Lampung, DPN Peradah, serta MPR RI sangat antusias dengan acara seperti ini. Sebab, acara ini merupakan salah satu program kerja kami di DPN Peradah,’’ jelas Ketua Panitia Pelaksana Anak Agung Ayu Ari Widhyasari, S.H., M.Kn. yang diamini anggota DPD RI H. Dany Anwar.#

Hadir sebagai Narasumber H. Dany Anwar (Anggota DPR –RI) dan H. Rahadi Zakaria, S.IP. MH (Anggota DPR –RI).

46

Laporan Tahunan Peradah 2013

Laporan Tahunan Peradah 2013

47


2.1.9 PROGRAM LINGKUNGAN

“inisiatif pura hijau (inipuja) di Kalimantan� 21 juli 2013 nanam pohonnaga di kebun area Pura Dharma Prima Jagadnatha Sangatta

Inisiatif Pura Hijau disingkat INI PUJA adalah program yang digagas oleh Perhimpunan Pemuda Hindu Indonesia (Peradah Indonesia) sebagai komitmen terhadap upaya pelestarian lingkungan hidup dengan Pura sebagai basis. Ada tiga pilar utama INIPUJA : Ekologi (Ecology), Edukasi (education), dan Ekonomi (economy). Tiga pilar inilah yang akan menjadi fokus aksi ini. Pilar Ekologi, aksi ini sudah tentu akan berdampak pada ekologi lingkungan hidup sekitar Pura, dari aksi pemilihan tanaman, penataan, penanaman hingga pembudidayaan. Pilar Edukasi, adalah upaya INIPUJA untuk memberikan ilmu pengetahuan bagaimana dan apa mengelola tanaman termasuk implementasi konsep tri hita karana. Sedangkan pilar Ekonomi adalah bagaimana aksi INIPUJA ini bisa memiliki dampak ekonomi bagi para pemuda disekitar Pura. Melalui program INI PUJA, para pemuda dapat berinteraksi dalam membangun komunitas serta saling bekerja dalam tim yang dapat mengembangkan proses kepemimpinan khususnya dalam praktek pelaksanaan tri hita karana.

48

Laporan Tahunan Peradah 2013

Laporan Tahunan Peradah 2013

49


2.1.10 wayang beber

Dalam pagelaran Wayang Beber ini, sang Dalang juga ditemani oleh dua narasumber yaitu Dewa Ketut Suratnaya, dan Eko Priyanto. Kedua narasumber akan mengambil intisari atau benang merah dari lakon Wayang Beber kedalam konteks kehidupan dan ajaran suci weda. Selain itu, peserta yang sekaligus menjadi penonton dapat langsung berinteraksi baik kepada Dalang maupun Narasumber. “Interaksi langsung inilah yang menghilangkan sekat-sekat formal pertunjukan sekaligus diskusi monolog. Peserta bisa langsung bertanya ataupun menyela sang Dalang ataupun Narasumber,” tutur Aditya yang juga Ketua DPN Peradah ini. Pagelaran Wayan Beber di malam sastra ini juga memadukan teknologi modern yang ditunjukan dengan paduan audio visual. Ditengah sang Dalang menceritakan lakonnya, suasana semakin hidup ketika audio visual ‘ditabrakan’ ke arah Wayang Beber yang dimainkan Dalang. “Suasana akan semakin hidup, dan peserta pun dapat masuk dalam alur cerita secara baik,” harap Ananta Wijaya yang memadukan kehadiran audio visual ini. Perpaduan audio visual ini juga seolah melengkapi kesederhanaan perlengkapan dari Wayang Beber yang tidak membutuhkan begitu banyak alat-alat seperti pertunjukan wayang lainnya. Didukung oleh crew muda, Wayang Beber Metropolitan menjadi suluh ditengah derasnya arus yang menerpa budaya-budaya lokal milik bangsa. Selain komunitas Hindu, Peradah juga menggandeng perusahaan PT Banaha Securities untuk turut mendukung kesuksesan acara.

Mengangkat budaya luhur yang dimiliki bangsa Indonesia, Perhimpunan Pemuda Hindu Indonesia (Peradah Indonesia) bersama komunitas Hindu antara lain KPSHD Rawamangun, Sekolah Tinggi Agama Hindu Jakarta, Paguyuban Majapahid menggelar Wayang Beber besutan Komunitas Wayang Beber Metropolitan. Wayang Beber ini digelar bertepatan dengan pelaksanaan Hari Raya Saraswati atau peringatan turunnya ilmu pengetahuan yang jatuh pada 12 Januari 2013 bertempat di Pura Aditya Jaya Rawamangun, Jakarta Timur. Pagelarannya berlangsung tengah malam atau bertepatan dengan malam sastra yang biasa diisi dengan penggalian dan diskusi ajaran suci weda.

Kisah ini berangkat dari sebuah Negeri yang bernama Negeri Beber. Negeri Beber adalah negeri yang panjang, pasir awukir, gemah ripah loh jinawi, tata tentrem, kerta raharja. Dalam perjalanan sang waktu, negeri beber justru berubah menjadi negeri yang sangat gaduh.

Menurut koordinator penyelenggaraan acara Putu Aditya, perpaduan malam sastra dengan Wayang Beber merupakan salah satu metode dalam memahami ajaran suci yang terdapat dalam weda. “Kami berharap dengan adanya media Wayang Beber, ajaran dan pengetahuan suci weda dapat lebih mudah dipahami,” paparnya. Adanya media ini, lanjutnya, peserta dapat lebih berinteraksi memadukan rasa dan pikiran dalam pertunjukan yang sarat dengan ajaran-ajaran luhur baik dalam kitab suci weda maupun budaya bangsa. Lakon dalam pagelaran Wayang Beber mengangkat cerita sesuai dengan konteks kehidupan hari ini. Mengambil semangat perilaku dan etika dalam kehidupan bermasyarakat, dan berbangsa tercetuslah lakon “Laku Budhi Suluh Nagari” atau #Labusuri. Lakon ini dilandasi semangat bahwa hanya dengan perilaku dan etika yang baiklah, sang pemimpin (tokoh masyarakat/ bangsa) dapat menjadi panutan (pelita) bagi komunitas atau masyarakat.

50

Laporan Tahunan Peradah 2013

Laporan Tahunan Peradah 2013

51


team building arum jeram 52

Laporan Tahunan Peradah 2013

Laporan Tahunan Peradah 2013

53


2.1.11 diskusi cagar budaya

SAATNYA PEMUDA PEDULI CAGAR BUDAYA “Diskusi Publik Cagar Budaya Peradah dan KMHDI” Pelestarian warisan cagar budaya menjadi persoalan kebangsaan yang tak berkesudahan. Polemik soal hak paten, ahli waris, sampai perebutan kebudayaan antar negara masih sering kita temui sampai saat ini. Bicara mengenai cagar budaya tak lepas kaitannya mengenai upaya pelestarian yang merupakan tanggung jawab besar dari seluruh elemen masyarakat, karena apabila keberadaanya dapat dimanfaatkan, tentu masyarakat yang akan mendapatkan dampak positifnya. Bertempat di aula kantor Departemen Kementrian Agama Daerah Istimewa Yogyakarta , Minggu 15 Desember 2013, Dewan Pimpinan Nasional Perhimpunan Pemuda Hindu Indonesia ( DPN PERADAH INDONESIA bersama Dewan Pimpinan Provinsi Peradah D.I Yogyakarta) bekerjasama dengan Pimpinan Pusat Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia (PP KMHDI) serta Bimas Hindu Daerah Istimewa Yogyakarta, menyelenggarakan diskusi publik cagar budaya yang bertema “Merajut Indonesia dengan Kearifan Budaya Lokal” . Acara ini dihadiri oleh lebih dari 150 tamu undangan yang terdiri dari mahasiswa Hindu Yogyakarta, Komunitas peduli cagar budaya, mahasiswa arkeologi UGM, tokoh pemerhati budaya, organisasi pemuda dan budayawan hadir dalam diskusi ini. Kegiatan yang diketuai oleh Gede Ariawan ini dibuka oleh perwakilan Gubernur DIY, Hamengkubuwono X. Dimoderatori oleh dosen Fakultas Ilmu Komunikasi, Universitas Budi Luhur Jakarta, Ni Gusti Ayu Ketut Kurniasari, M.Si serta menghadirkan 3 pembicara yaitu Gede Pasek Suardika, SH, MH dan Prof. Dr. Sumijati Atmosudiro, serta Marsis Sutopo, M.Si. Cagar budaya adalah warisan budaya bersifat kebendaan berupa Benda Cagar Budaya, Bangunan Cagar Budaya, Struktur Cagar Budaya, Situs Cagar Budaya, dan Kawasan Cagar Budaya di darat dan/atau di air yang perlu dilestarikan keberadaannya karena memiliki nilai penting bagi sejarah, ilmu pengetahuan, pendidikan, agama, dan/atau kebudayaan melalui proses penetapan. (UU No.11 tahun 2010, pasal 1 ayat 1). Gede Pasek Suardika, SH, MH yang saat itu pernah menjadi bagian Tim Panja Benda Cagar Budaya Komisi X DPR RI memaparkan secara singkat mengapa naskah UU No. 11 tahun 2010 direvisi. Undang-undang tersebut hanya terpusat kepada pemerintah dalam menjaga dan melestarikan cagar budaya yang ada. Cagar budaya dikuasai dan diatur oleh negara, padahal setiap warga negara punya hak dalam kepemilikan cagar budaya. Maka UU direvisi untuk melindungi cagar budaya yang dimiliki oleh masyarakat Indonesia. Aspek pemanfaatan dibuka, revitalisasi diperbolehkan untuk pengembangan pemanfaatan, tentu dengan syarat tegas cagar budaya harus dijaga keberadaanya. Mengenai pemanfaatan cagar budaya, undang-undang yang baru memberikan peluang untuk dapat menggunakan cagar budaya guna pengembangan riset dan penelitian, pendidikan, serta pemanfaatan religi untuk kepentingan masyarakat. Hal ini dinilai lebih baik dibanding peraturan UNESCO yang melarang monumen difungsikan dan hanya boleh dirawat ketika ditemukan sudah tidak berfungsi. Didalam pembuatannya undang-undang ini menuai banyak perdebatan seperti hadirnya cagar budaya yang bersifat khusus tetapi sesungguhnya tidak memenuhi syarat menjadi cagar budaya seperti berusia 50 (lima puluh) tahun atau lebih dan mewakili masa paling singkat berusia 50 (lima puluh) tahun. Beberapa Cagar budaya bersifat khusus seperti kapal PLTD Apung yang berbobot 2.600 ton terseret dan terdampar 5 km ke perkampungan Gampong Punge, Blangcut, Banda Aceh. Jika menghitung umur kejadian tsunami yaitu pada 26 Desember 2004 memang belum genap 50 tahun. Tetapi kapal tersebut dapat didaftarkan menjadi benda cagar budaya karena memiliki nilai historis dan arti khusus bagi masyarakat sekitar. Karena tujuan utama hadirnya cagar budaya dirasakan manfaatnya apabila keberadaannya dapat memenuhi fungsi rekreatif, edukatif, dan religi yang diharapkan akan memberikan kesejahteraan bagi masyarakat sekitar. Prof. Dr. Sumijati Atmosudiro, dosen arkeologi Universitas Gajah Mada mengangkat materi “aktualisasi nilai kearifan lokal” sebagai pembicara kedua. Beliau menekankan mengenai 2 wujud budaya, yaitu tangible (budaya bendawi) dan intangible (budaya tak bendawi). Masyarakat

54

Laporan Tahunan Peradah 2013

jaman sekarang hendaknya tidak hanya fokus dengan pelestarian budaya bendawi, tetapi juga wajib menjaga budaya tak bendawi seperti sistem sosial, situs, dan kawasan budaya. Kemajemukan suku bangsa, agama, bahasa yang dimiliki Indonesia tentu menghadirkan kebudayaan yang beragam. Hadirnya keberagaman menjadi bukti kekayaan bangsa karena terdapat kearifan lokal yang mendasari kebudayaan tersebut. Marsis Sutopo, M.Si, kepala balai konservasi candi Borobudur memaparkan tentang UU Cagar Budaya dan Realita di Lapangan. Bangunan cagar budaya tidak dapat terpisahkan dari masyarakat pendukungnya. “Bhinneka Tunggal Ika, cerminan realitas ke-Indonesiaan”. Arsitektur bangunan cagar budaya menunjukkan identitas etnis, fungsi, masyarakat, serta solidaritas. Beliau juga menambahkan, benda cagar budaya yang dibuat seperti relief pada candi Borobudur bukan dibuat tanpa maksud, tetapi ada makna dan pesan yang ingin disampaikan kepada generasi berikutnya untuk dipahami dan dipelajari, sehingga akan mengurangi konflik horizontal yang ada. Mengenai relita di lapangan, maraknya pencurian, penjualan benda cagar budaya ke luar negri, penemuan benda cagar budaya akan menjadi terurus berkat hadirnya UU No. 11 tahun 2010 tentang Cagar Budaya. Salah satu pertanyaan dari peserta menekankan pada sulitnya ijin birokratis serta administratif untuk bersembahyang disebuah candi, bukan hanya sulit tetapi harus bayar mahal pula. “Makna ijin dalam hal ini sebenarnya unutuk menghadirkan rasa kepemilikan kepada mereka yang datang untuk turut menjaga bangunan cagar budaya. Beberapa bangunan yang ditemukan sudah tidak berfungsi diupayakan untuk difungsikan kembali, tentu dengan koordinasi pemerintah provinsi dan pemerintah daerah. Dengan hadirnya ijin, masyarakat diharapkan turut serta menjaga dan melestarikan keberadaan bangunan cagar budaya yang ada. Apalagi ini menyangkut fungsi religi. Mengenai bayar mahal, ini tidak dibenarkan dan perlu ditindak tegas, kecuali menyangkut fungsi rekreatif.” Demikian jawab Gede Pasek Suardika. Beliau juga menambahkan, UU yang ada membuka peluang kepada anak muda untuk dapat berkarya seperti menjadi tenaga ahli, bagian dari tim ahli, tim untuk memverifikasi cagar budaya. Karena saat ini perang yang terjadi bukan lagi perang ekonomi, tetapi perang kebudayaan. Siapa yang mampu memajukan kebudayaannya, maka ia yang akan menguasai peradaban. Saat ini belum ada kesungguhan membangun kebudayaan. Beberapa tokoh pemerhati budaya dan Bimas Hindu DIY mengharapkan continuity (berkelanjutan) untuk kegiatan ini mengingat pentinganya diskusi publik untuk pelestarian cagar budaya sesuai dengan tujuan pelestarian cagar budaya didalam pasal 3 UU No.11 th 2010 yakni: a. melestarikan warisan budaya bangsa dan warisan umat manusia. b. meningkatkan harkat dan martabat bangsa melalui Cagar Budaya. c. memperkuat kepribadian bangsa. d. meningkatkan kesejahteraan rakyat, dan e. mempromosikan warisan budaya bangsa kepada masyarakat internasional. Diakhir diskusi masing-masing narasumber memberikan pesannya kepada generasi muda yang hadir pada kegiatan ini. Semua berharap generasi muda kedepannya dapat meningkatkan pemahaman dan kesadaran bahwa Indonesia punya budaya yang besar yang apabila dijaga dan pelestariannya diupayakan dengan sungguh-sungguh niscaya Indonesia mampu menjadi negara adidaya dibidang kebudayaan, karena generasi yang kaya raya adalah generasi yang peduli budaya. Nanda Rizka Saputri ( Humas Diskusi Publik Cagar Budaya)

Laporan Tahunan Peradah 2013

55


2.1.12 SOSIAL DAN KEAGAMAAN RELIGI CAMP Akhir tahun lalu, 27-29 Desember 2013 kami dari DPN Peradah Indonesia berkesempatan hadir ke Banyuwangi dalam rangka Religi Camp yang diselenggarakapn DPP Peradah Jawa Timur. Kegiatan dipusatkan di pelataran Pura Agung Blambangan dan esok harinya dilanjutkan di Pura Giri Slaka, Alas Purwo. Acara dihadiri pemuda Hindu dari berbagai daerah di Jawa Timur seperti Malang, Blitar, Surabaya, Mojokerto, Banyuwangi, Pasuruan, dan sebagainya. Acara yang dikemas dengan suasana kekeluargaan dan penuh makna ini menjadi sarana bagi Peradah Jawa Timur untuk memperkuat persaudaraan antara pemuda dari berbagai kabupaten. Pendekatan kegiatan keagamaan dan kemasyarakatan cukup efektif dalam membangun rasa ‘nasionalisme’ para peserta. Pelaksanaan di pura misalnya, secara tidak langsung membangun sradha peserta sekaligus membangun solidaritas kepada sesama melalui kegiatan bhakti sosial. Begitu juga kegiatan team building di Alas Purwo, semakin mempererat sisi humanis sebagai sesama pemuda dalam merealisasikan berbagai program keumatan dan kepemudaan. Tentu tidak selesai begitu saja, keberhasilan dari program ini akan ditentukan oleh komitmen para peserta setelah pulang ke daerahnya masing-masing. Perlu copy-paste semangat, kemudian diterjemahkan dalam program nyata yang dapat dirasakan oleh masyarakat. Menyemai semangat melalui kegiatan religi camp sangat efektif dalam membangun solidaritas. Tentu saja, copy paste program ini diperlukan diberbagai daerah, tidak hanya berhenti di Jawa Timur. #

56

Laporan Tahunan Peradah 2013

Laporan Tahunan Peradah 2013

57


bakti sosial wonosobo

58

Laporan Tahunan Peradah 2013

Laporan Tahunan Peradah 2013

59


paud canang sari Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan tingkat pendidikan sebelum menuju tingkat pendidikan Sekolah Dasar (SD). PAUD merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia lima sampai enam tahun. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) mempunyai arti yang sangat penting bagi perkembangan anak oleh karena itu para ahli mengatakan bahwa masa usia dini merupakan Periode Emas (Golden Age) bagi perkembangan anak untuk memperoleh proses pendidikan dan mendapatkan pembelajaran yang berarti. Berdasarkan hasil penelitian, sekitar 50% kapabilitas kecerdasan orang dewasa telah terjadi ketika anak berumur 4 tahun, 80% telah terjadi ketika berumur 8 tahun, dan mencapai titik kulminasi ketika anak berumur sekitar 18 tahun. Hal ini berarti bahwa perkembangan yang terjadi dalam kurun waktu 4 tahun pertama, sama besarnya dengan perkembangan yang terjadi pada kurun waktu 14 tahun berikutnya. Coba anda bayangkan bagaimana pentingnya masa perkembangan anak anda di usia mereka yang masih dini. Periode emas ini merupakan periode kritis bagi anak, dimana perkembangan yang diperoleh pada periode ini sangat berpengaruh terhadap perkembangan periode berikutnya, hingga masa dewasa. Masa emas ini hanya datang sekali! Apabila terlewat, berarti habis sudah peluang Anda. Menyadari akan hal tersebut, Dewan Pimpinan Kabupaten Perhimpunan Pemuda Hindu Indonesia (DPK Peradah Indonesia) membentuk Yayasan Peradah Jembrana pada awal bulan Januari 2012 dengan akta Notaris Nomor, 17 Tanggal 10 Januari 2012 dan mengupayakan beroperasinya sebuah lembaga Pendidikan Anak Usia Dini sebagai embrio terwujudnya lebaga-lembaga pendidikan bernuansakan Hindu. Berlatar belakang seperti tersebut diatas akhirnya pada Tahun Ajaran Baru 2012/2013 telah beroperasi Lembaga “PAUD “Canang Sari” dengan Ijin Penyelenggaraan PAUD dari Dinas Dikporaparbud Kabupaten Jembrana Nomor : : 425/1751/Disdikporaparbud/2012 tertanggal 26 Juli 2012.

Program Unggulan Program unggulan yang dirancang berlandaskan konsep Tri Hita Karana yaitu : I. Keharmonisan Hubungan Manusia dengan Tuhan/ Ida Sanghyang Widhi Wasa., meliputi kegiatan : 1. Program Sembahyang pada Hari Purnama dan Tilem. 2. Program Pengenalan Do’a secara Hindu. 3. Program Pengenalan Tempat-tempat Suci Hindu (Tirta Yatra). 4. Program Pengenalan Lagu-lagu Daerah Bali dan Lagu-Lagu Rohani Hindu.

““Asuhlah anak dengan memanjakannya sampai berumur lima tahun, berikan hukuman (pendidikan disiplin) selama sepuluh tahun berikutnya, kalau ia sudah dewasa (16 tahun) didiklah dia sebagai teman” (Nitisastra II.16 dan 18)

II. Keharmonisan Hubungan Manusia dengan Sesamanya, meliputi kegiatan : 1. Program pengucapan salam Om Swastiastu. 2. Program Penanaman Budi Pekerti. 3. Program Sehari Berbahasa Bali. 4. Program Keterampilan Tari dan lagu Bali. 5. Program Pengenalan Permainan Tradisional Bali. III.

Keharmonisan Hubungan Manusia dengan Lingkungannya, meliputi kegiatan :

1. Program Pengenalan Lingkungan Tempat Ibadah. 2. Program Bersih diri dan lingkungan sekitar. 3. Program pengenalan tanaman/tumbuhan untuk sarana upacara/upakara. 4. Program Pengenalan Sarana Persembahyangan. 5. Program Pengenalan IPTEK dan Bahasa Inggris. 60

Laporan Tahunan Peradah 2013

Laporan Tahunan Peradah 2013

61


2.1.13 WORLD HINDU YOUTH CONFERENCE World Hindu Youth Conference (WHYC) 2013 merupakan kegiatan Peradah Indonesia yang berlangsung di Bali pada tanggal 29 – 31 Maret 2013. Delegasi yang hadir pada WHYC 2013 sebanyak 125 peserta yang berasal dari 13 Negara yaitu Amerika Serikat, Australia, Belanda, China, Hongkong, India, Inggris, Malaysia, New Zealand, Thailand, Trinidad dan Tobago, United Emirat Arab, dan Indonesia. WHYC 2013 mengambil bentuk Seminar Panelis dalam dua hari untuk membuka wawasan peserta dan mengarahkan diskusi yang akan berlangsung di antara para peserta. World Hindu Youth Conference (WHYC) 2013 berlangsung di Bali pada tanggal 29 – 31 Maret 2013. WHYC 2013 yang digagas sejak tahun 2010 lalu merupakan media komunikasi dan brainstorming di antara Organisasi Kepemudaan/ Kemahasiswaan dari berbagai negara. Delegasi yang hadir pada WHYC 2013 sebanyak 125 peserta yang berasal dari 13 Negara yaitu Amerika Serikat, Australia, Belanda, China, Hongkong, India, Inggris, Malaysia, New Zealand, Thailand, Trinidad dan Tobago, United Emirat Arab, dan Indonesia. WHYC 2013 mengambil bentuk Seminar Panelis dalam dua hari untuk membuka wawasan peserta dan mengarahkan diskusi yang akan berlangsung di antara para peserta. Hari pertama WHYC 2013 (29/3) dilaksanakan di Wisma Sabha, Kantor Gubernur Provinsi Bali. Kegiatan di awali dengan Upacara Pembukaan yang dihadiri oleh Gubernur Bali, Bapak Made Mangku Pastika, Sekretaris Dirjen Bimas Hindu Kementrian Agama RI, Ketua Parisada Bali. Kehadiran Gubernur Bali juga sekaligus untuk membuka secara resmi kegiatan WHYC 2013. Setelah pembukaan, langsung dilanjutkan dengan kegiatan conference yang terdiri tiga sesi panelis. Sesi pertama membahas Dharma dan Pemuda, sesi kedua membahas bidang pendidikan dan sesi ketiga membahas bidang ekonomi. Kegiatan hari pertama ditutup dengan acara makan malam yang diadakan bertempat di Jaya Sabha, Kompleks Rumah Dinas Gubernur Bali dan juga dihadiri oleh Gubernur Bali, Made Mangku Pastika. Hari kedua WHYC 2013 (30/3) dilaksanakan di Balai Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Bali. Hari kedua diisi dengan kegiatan conference yang terdiri dari empat sesi panelis. Sesi pertama membahas bidang Politik, sesi kedua membahas bidang Hak Asasi Manusia dan Media, sesi ketiga membahas masa depan pemuda dan mahasiswa Hindu serta sesi terakhir merupakan penutup dari keseluruhan sesi pada conference WHYC 2013. Sesi terakhir diisi dengan kesimpulan dari seluruh sesi dan ramah tamah diantara panitia dan peserta WHYC 2013. Hari kedua juga ditutup dengan acara makan malam yang diadakan di Hotel Inna Veteran. Pada makan malam ini, delegasi dan panitia WHYC 2013 diterima oleh pimpinan pemerintahan Kota Denpasar. Hadir dalam acara adalah Asisten 1 Walikota Denpasar beserta jajarannya. Hari ketiga WHYC 2013 (31/3) diisi dengan kegiatan Dharma Yatra untuk menunjukkan Budaya Hindu yang tertanam di kehidupan masyarakat Bali kepada para peserta WHYC 2013. Dharma Yatra ini mengajak peserta WHYC 2013 mengunjungi Pura Besakih dan Pura Tanah Lot. Di Pura Besakih, peserta turut mengikuti proses persembahyangan karena kebetulan bertepatan dengan Upacara Bathara Turun Kabeh yang diadakan di Pura Besakih setahun sekali. Selesai sembahyang, peserta kembali diterima oleh Bupati Badung. Selesai makan siang, peserta kemudian bergerak ke Pura Tanah Lot dan selesai dari Tanah Lot, peserta kembali ke penginapan. Selanjutnya WHYC akan dilaksanakan pada pada November 2014 di India.

62

Laporan Tahunan Peradah 2013

Hindu Students and Youth Network organized “World Hind u Youth Conference” during 29th to 31st March 2013 at Denpasar, Bali, Indonesia. It was jointly hosted by PERADAH and KMHDI Indonesia.T heme of the conferences was “Rise, Organize, Lead and Emerge”. The motto of the conference reads: “Arise Arjuna” – A call for all Hindu youths to arise from the ignorance and apathy, get organized and lead the society. Hindu Youths from 13 countries gathered in Bali for the conference. The conference was organized in seven specialized sessions, including the inaugural and concluding sessions. After the formal registration by delegates, the inaugural session was started. The Conference was started with Welcome speech by Gde Dharma Nugrah who welcomed all delegates with beautiful description of Hindu Balinese culture and tradition. Bhavin Davdra, the conference coordinator, delivered the introductory R emarks along with the reciting of Bhagwat Gita, Chapter 2 sloka. It was followed by energizing address to the participants by the H.E. Governor of Bali, I. Made Mangku Pastika.H.E. Governor called for rise, organize and defend Hindu society by every possible mean. He proudly proclaimed that being the governor of Bali, he is also governor of Hindus of Indonesia. The session concluded with the vote of thanks delivered by Wayan Sudane, President PERADAH.

Adapun hasil dari kegiatan conference WHYC 2013 adalah : 1. 1. Merupakan wadah membuka wawasan kepada para pemuda dan mahasiswa Hindu sedunia pada bidang Pendidikan, Ekonomi, Politik, Hak Asasi Manusia dan Media. Di masa depan, untuk menunjukkan peran Hindu di dunia, para pemuda harus mengambil peran dalam bidang-bidang, antara lain: • • • •

Bidang pendidikan, peserta menyepakati untuk mengawasi dan mengkritisi kurikulum pendidikan di masing-masing negara. Kurikulum pendidikan diharapkan membawa kebaikan bagi anak didiknya serta memberi keseimbangan diantara aspek ilmu dan aspek moral. Juga diharapkan agar adanya keadilan dalam pengajaran agama di masing-masing sekolah. Bidang Ekonomi, dalam conference, peserta dimotivasi untuk menjadi seorang wiraswasta. Dengan banyaknya wiraswasta dari pemuda/mahasiswa Hindu, tentunya akan dapat memberikan sumbangsih yang tidak sedikit bagi pelaksanaan kegiatan sosial dan bisa mengangkat derajat ekonomi dari masyarakat secara umum. Bidang politik, peserta mendapat wawasan bagaimana proses politik dalam menentukan kebijakan suatu negara. Karena itu, peserta bersepakat untuk lebih aktif dalam mengambil dan melaksanakan peran politik di masing-masing negara untuk mengawal kebijakan negara yang adil dan merata bagi warga negaranya. Pada bidang Hak Asasi Manusia, peserta mendapat wawasan tentang pengertian Hak Asasi Manusia dan langkahlangkah dalam membela Hak Asasi Manusia. Pada bidang ini, disoroti mengenai pelanggaran HAM yang banyak dialami oleh komunitas Hindu di berbagai belahan dunia. Peserta WHYC 2013 bersepakat untuk mengawal HAM di negaranya masing-masing khususnya pelanggaran HAM yang dialami oleh saudara-saudara beragama Hindu. Melalui WHYC 2013, disepakati gerakan bersama untuk menggalang dukungan Internasional dalam membela komunitas-komunitas Hindu yang mengalami pelanggaran HAM di berbagai negara.

2. Telah dibuat Target Jangka Pendek (2 Tahun) dan Target Jangka Panjang (5 Tahun). Target Jangka Pendek yang disepakati peserta pada WHYC 2013 adalah meningkatkan kerja sama dan komunikasi melalui media-media online. Juga diupayakan untuk menjembatani Pemuda/ Mahasiswa Hindu dengan pihak Profesional untuk memberikan jalan pengembangan diri bagi pemuda/ mahasiswa Hindu. Berikutnya adalah mendorong delegasi perwakilan yang belum memiliki organisasi kepemudaan/ kemahasiswaan untuk segera membentuk organisasi yang dimaksud. Bagi yang sudah memiliki, agar dapat mengembangkan organisasi agar dapat merangkul seluruh potensi pemuda/ mahasiswa Hindu yang ada. Sementara target jangka panjang akan menjadi bagian yang dibahas pada Konferensi Pemuda Hindu sedunia yang akan dilaksanakan pada November 2014. 3. Peserta sepakat untuk aktif menggalang petisi terkait isu-isu hukum dan pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) dalam rangka membela komunitas Hindu di Indonesia maupun di negara lainnya.

Laporan Tahunan Peradah 2013

63


2.2kewirausahaan

2.2.1 koperasi sinergi nusantara

“Perhimpunan Pemuda Hindu Indonesia (Peradah Indonesia) berkomitmen untuk menciptakan anggota yang memiliki kemandirian baik sikap maupun dari sisi ekonomi melalui penciptaan wirausaha muda. Tahun 2010, Peradah mendirikan Koperasi Sinergi Nusantara (KSN) yang merupakan badan yang akan mengeksekusi program-program yang memiliki tujuan untuk meningkatkan kemandirian ekonomi pemuda sekaligus sebagai inkubator usaha.� Koperasi Sinergi Nusantara (KSN) merupakan badan otonom Peradah Indonesia untuk mendukung visi kemandirian anggota. KSN didirikan pada 7 Agustus 2010 di Sumatera Selatan dengan tujuan sebagai wadah ekonomi dan sosial. Dari sisi ekonomi KSN didirikan dengan tujuan memperkuat kedudukan ekonomi anggota dengan semangat kebersamaan dan kesukarelaan. Dari sisi sosial, KSN merupakan perkumpulan orang-orang (association of persons) dan bukan kumpulan modal. Untuk itu, melalui Koperasi Sinergi Nusantara, kami berketetapan hati untuk mempertemukan nilai ekonomi-sosial bagi para anggota. Visi Membangun Kemandirian dan Kesejahteraan Anggota Misi 1) 2) 3)

Menyebarkan semangat kemandirian kepada Anggota. Mengembangkan unit-unit usaha yang mendukung kesejahteraan anggota. Menumbuhkan kebersamaan dan solidaritas anggota.

Program PMBN di Ceto Pemuda sebagai poros penggerak masa depan bangsa seyogyanya memiliki rasa cinta tanah air dan tekad kuat untuk memajukan bangsanya. Maka, sebagai wujud pengabdian terhadap tanah air, Dewan Pimpinan Nasional Perhimpunan Pemuda Hindu Indonesia (DPN Peradah Indonesia) melaksanakan aksi sosial berbasis pengembangan ekonomi masyarakat di Dusun Ceto, Desa Gumeng, Kecamatan Jenawi, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Aksi tersebut dilaksanakan pada hari Sabtu, 17 Agustus 2013 dengan rangkaian kegiatan bakti sosial dan pengembangan program Pembiayaan Mitra Binaan Nusantara (PMBN) yang telah berjalan di Dusun Ceto sejak bulan Mei 2013. PMBN merupakan suatu program pengembangan dan pembinaan masyarakat di daerah pedesaan untuk mengembangkan potensi daerah serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Bentuk dari program ini di Dusun Ceto sendiri adalah penyuluhan/ pelatihan tentang pertanian dan kerajinan patung yang menjadi sumber penghasilan utama masyarakat Dusun Ceto , pembiayaan modal usaha warung dan pembangunan toilet umum di kawasan Ceto. Adapun latarbelakang dari bentuk program PMBN ini adalah : Dusun Ceto terkenal dengan wisata religi candinya yang memukau hal ini diperkaya dengan kawasan hijau pedesaan yang ada disekitarnya, seperti perkebunan teh, kubis, sayur hijau, wortel, dan tanaman pangan lainnya yang mampu hidup di ketinggian 1400 meter diatas permukaan laut,

64

Laporan Tahunan Peradah 2013

sehingga apabila kedua sektor tersebut dikembangkan maka dapat meningkatkan perekonomian di daerah tersebut. Program PMBN tersebut memiliki beberapa tahapan pelaksanaan yaitu : pelatihan dan penyuluhan masyarakat desa setempat, pemberian bantuan langsung dalam bentuk tunai untuk modal usaha untuk para pengrajin patung. Pelatihan dan penyuluhan yang diberikan adalah pembekalan pembuatan produk kerajinan berupa pembuatan patung atau arca yang merupakan model cinderamata khas Candi Ceto maupun Dusun Ceto. Program Pembiayaan Mitra Binaan Nusantara (PMBN) merupakan suatu program dana bergulir dimana dana yang telah disalurkan sebelumnya akan dikembalikan secara bertahap kepada tim PMBN. Dana hasil pengembalian tersebut akan digunakan kembali untuk membiayai usaha pengembangan di daerah lainnya di Indonesia. Tim PMBN mendampingi para peserta program mulai dari perencanaan usaha, perhitungan modal dan operasional, pembuatan proposal hingga kunjungan langsung ke lapangan untuk melihat kondisi riil dari usaha yang telah menerima bantuan. Tujuan dari PMBN ini adalah meningkatkan kemandirian ekonomi pemuda dan masyarakat pada umumnya. Kemandirian ekonomi merupakan fondasi bagi peningkatan kualitas hidup mulai dari kebutuhan pokok hingga kebutuhan akan pendidikan.

Laporan Tahunan Peradah 2013

65


Program Pembiayaan Mitra Binaan Nusantara (PMBN) merupakan program inkubator usaha untuk mendorong kewirausahaan pemuda dan masyarakat. Untuk tahun 2013 PMBN dilaksanakan di Dusun Ceto, Karanganyar; Penebel, Tabanan; dan Jakarta. PMBN di Ceto dilaksanakan dengan pembuatan berbagai model cinderamata khas Candi Ceto maupun Dusun Ceto. Keunggulan dari usaha ini adalah dapat memproduksi dengan banyak secara singkat, serta bahan-bahan yang digunakan mudah untuk didapatkan serta murah. Selain itu, dari hasil penjualan akan mampu menghasilkan keuntungan yang lumayan. Sebagai gambaran, sebuah arca yang terbuat dari resin mengeluarkan dana sekitar Rp 3.000,- dapat dijual sekitar Rp 25.000,PMBN di Bali mengembangkan daun potong Philodendron yang dilakukan dengan konsep inti-plasma. Philodendron termasuk tanaman hias daun, yaitu tanaman hias dengan pesona utama terletak pada keindahan daun-daunnya. Bentuk daun Philodendron sangat bervariasi mulai dari yang menjari, berbentuk hati, lonjong berujung lancip seperti tombak, hingga membulat. Sasaran dari pengembangan usaha daun potong ini adalah peningkatan produktifitas para petani di daerah Penebel, Baturiti, Kab. Tabanan, Bali. Peningkatan produktifitas petani dilakukan melalui pemanfaatan lahan-lahan kosong milik petani. Para mitra PMBN di Bali: 1. I Nengah Kusmantika 2. I Wayan Sukarma 3. I Ketut Sukayana 4. I Made Suarya 5. I Wayan Ginawa 6. Ni Wayan Rumini 7. Ni Wayan Suji 8. I Wayan Runca Wijaya Sedangkan di Jakarta, PMBN dilakukan dengan memberikan bantuan modal usaha melalui dana bergulir pada I Gde Retisna. Gde Retisna mengembangkan usaha souvernir bernuansa Hindu dan mendistribusikan ke daerah-daerah di Indonesia. 66

Laporan Tahunan Peradah 2013

“Pemberdayaan pemuda melalui pembuatan miniatur patung, relief dan miniatur patung, dapat menambah pengalaman, dan penghasilan. Kami dapat menggali potensi, keterampilan dalam membuat kerajinan miniatur patung. Selain itu juga menambah rasa solidaritas kami dalam melakukan kegiatan bersama atau kelompok. Sampai saat ini kami masih terkendala dalam hal pemasaran. Namun kami tetap berusaha dan tetap semangat. Karena kami sadar segala sesuatu tidak ada yang instan. Seperti mau naik tangga kita harus menapaki selangkah demi selangkah. Kalau langsung meloncat sampai atas yang ada kami akan terjatuh atau tangga itu akan patah. Terima kasih untuk Peradah yang telah memfasilitasi kegiatan ini dan semoga usaha ini mampu berkembang lebih pesat, mampu mengurangi pengangguran.� Maryoto Ketua Kelompok PMBN di Ceto, Karanganyar, Jawa Tengah

Laporan Tahunan Peradah 2013

67


2.2.2 2.2.2seminar SEMINARbumn BUMN

Badan Usaha Milik Negara (BUMN) merupakan salah satu pilar ekonomi nasional dalam merumuskan kebijakan dan koordinasi ekonomi. Dalam hal kebijakan, BUMN memiliki peran dalam pembinaan, restrukturisasi, maupun privatisasi, dan efisiensi biaya. Sebagai entitas usaha, BUMN memiliki potensi dalam mendukung percepatan pembangunan nasional. Peradah Indonesia sebagai bagian komunitas masyarakat berkeinginan menggali lebih dalam peran dan tantangan BUMN dalam memperkuat pertumbuhan ekonomi nasional. Disamping sebagai wujud peran aktif Peradah dalam memperkuat semangat kewirausahaan khusus di kalangan pemuda. Acara dilaksanakan pada hari Jumat, 15 Februari 2013 di Gedung Pancasila Bali Post, Palmerah, Jakarta. Tema seminar adalah “Peran dan Tantangan BUMN dalam Memperkuat Ketahanan Ekonomi Nasional”. Tema ini dilandasi oleh suatu pemikiran bahwa BUMN sebagai salah satu pilar ekonomi nasional memiliki peran strategis dalam mendorong pertumbuhan ekonomi. Namun demikian, pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2012 rata-rata di atas 6 persen belum memberikan pemerataan pembangunan pada sektor riil. Pertumbuhan tersebut didorong oleh investasi pihak asing. BUMN sebagai

68

Laporan Tahunan Peradah 2013

badan usaha milik Negara tentu harus lebih giat lagi dalam meningkatkan kinerja sehingga perekonomian nasional benar-benar didorong dari dalam negeri dalam mencapai target pertumbuhan ekonomi sebesar 6,8 persen pada tahun 2013.

BUMN Cermin Kesehatan Bangsa Perhimpunan Pemuda Hindu Dharma (Peradah) Indonesia menggelar seminar publik bertajuk “Peranan BUMN dalam Memperkuat Ketahanan Ekonomi Nasional” dengan narasumber Chairman and Founder of the Ary Suta Center, Putu Ary Suta dan Kepala Proyek IPO PT. Pos Indonesia Tubagus Donny Syafardan. “Kami menggelar ini untuk berbagi wawasan dengan teman-teman Peradah dan lainnya di bidang ekonomi. Sebab, dari sekian sektor BUMN ada yang tidak optimal, jika BUMN optimal pasti bermanfaat dan kita tidak perlu impor lagi semisal di bidang pertanian lantaran kita punya

SDA,” jelas Ketua Umum Peradah Wayan Sudane di Gedung Pancasila, Palmerah, Jumat (15/2). Sementara Ary Suta mengatakan, BUMN sangat penting lantaran menduduki posisi strategis di perekonomian negara sehingga dapat mengangkat derajat negara pula. “Untuk itu BUMN cerminan dari “kesehatan” bangsa,” imbuh Ary Suta. BUMN, kata Ary Suta, punya daya saing untuk meningkatkan kondisi valuenya. Terlebih BUMN punya kelebihan yakni sahamnya dimiliki negara. Nah, tantangan BUMN adalah harus efisiensi dan transparan dalam menjalankannya, jangan seperti kepengurusan BUMN terdahulu yang di intervensi oleh politik. Oleh karena itu, BUMN perlu lebih cerdas, fleksibel, inovatif dan adatif dalam mengelolanya agar bisa berperan dalam memperkuat ketahanan ekonomi nasional. Pemerintah maupun birokrasi pun harus memberi contoh dengan tidak mengintervensi BUMN. Ketika disinggung mengenai BUMN yang dikatakan sebagai lumbung dana parpol, Ary Suta menegaskan, BUMN harus tegas menolak jika ada permintaan-permintaan dari partai politik tertentu lantaran biaya yang dikeluarkan BUMN harus ada tanggung jawabnya.

“Ketegasan perlu pula dilakukan oleh kalangan BUMN baik diposisi atas maupun dibawah. Parpol yang tidak ada hubungan dengan BUMN pun jangan mengambil dana dari BUMN,” imbuh Ary Suta. Sedangkan perwakilan dari Pos Indonesia Tubagus Donny Syafardan menyatakan, sebagai salah satu BUMN PT. Pos Indonesia telah melakukan inovasi di tengah-tengah kemajuan teknologi. Pasalnya, banyak orang mengatakan pos tidak diperlukan lagi karena adanya teknologi yang memudahkan orang untuk komunikasi melalui surat elektronik maupun menggunakan alat komunikasi lainnya. Namun pos tetap ada karena melayani surat dari corporate. Lalu seiring perkembangan waktu, pos yang dahulunya memfokuskan kepada pengiriman surat berkembang ke bidang lainnya. Pos melayani jasa pengiriman paket dan melayani pembayaran. “Hasilnya ada kenaikkan dalam pelayanan paket dan lain-lainnya. Bahkan ada kantor pos kecil di Nias yang bisa menghasilkan Rp 2 miliar per tahun karena berkat adanya inovasi dalam layanan pembayaran seperti PLN dan jasa pengiriman paket,” ucap Tubagus.

Laporan Tahunan Peradah 2013

69


2.3

lembaga kajian dan penelitian peradah

Lembaga Kajian dan Penelitian Peradah yang disingkat LKPP merupakan badan semi otonom Perhimpunan Pemuda Hindu Indonesia (Peradah Indonesia). LKPP sebagai think-tank dengan nilai-nilai dasar antara lain Agen Perubahan, Sinergi dan Menghargai Perbedaan. Nilai-nilai ini diharapkan menjadi dinamisator dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Selalu bisa berkontribusi bagi perubahan yang mengarah kepada kemajuan masyarakat dengan mengutamakan sinergi atas prinsip prinsip penghargaan terhadap kebhinekaan.

LKPP didirikan pada Agustus 2011 dan telah beberapa kali mengadakan kajian dan survey, antara lain:w 1. Survey persepsi umat Hindu di Indonesia mengenai Parisada, 2011; 2. Diskusi persepsi umat Hindu tentang Parisada, 2011; 3. Survey persepsi terhadap geothermal di Bali, 2012; 4. Diskusi pro-kontra geothermal di Bali, 2012; 5. Survey persepsi terhadap Pilgub Bali Tahun 2013; 6. Personel branding politisi Hindu, 2013.

Bagaimana Harapan Masyarakat pada Sosok Gubernur Bali Mendatang? Jumlah penduduk potensial pemilih pemilu 2014 di Bali mencapai 3.187.653 jiwa (antaranews.com, Februari 2013). Jumlah pemilih sebanyak itu tersebar di sembilan kabupaten/kota maka dapat diharapkan Pemilikada akan dapat berlangsung secara demokratis dengan para kandidat yang sangat mumpuni. Dalam sistem politik modern, tidak satu pun negara yang disebut demokratis (oleh masyarakat internasional) apabila tidak mengadakan pemilu. Permasalahannya, apakah pemilihan itu dilakukan dengan adil, transparan, dan jujur, itu merupakan hal lain. Oleh karena itu, ketika perang dingin berlangsung, hampir semua negara berusaha mengidentifikasi diri sebagai negara demokratis dengan cara melaksanakan pemilu secara berkala. Walau pada saat yang lain, Pemilu dilakukan hanya untuk melegitimasi tindakan nyata rezim yang otokratik (Chehabi & Linz, 1998). Persepsi pemilih tentu dipengaruhi sejauh mana informasi yang ia peroleh dari para calon kandidat. Tidak heran, berbagai spaduk dan baliho wajah kini banyak menghiasi kota hingga desa. Bila kita cermati tipologi pemilih (voters) dapat dikelompokkan ke dalam empat golongan, yaitu pemilih rasional (rational voter), pemilih kritis (critical voter), pemilih tradisional (traditional voter), dan pemilih skeptis (skeptic voter). 1) Pemilih rasional Adalah pemilih yang mempunyai perhatian tinggi terhadap program kerja partai politik atau kontestan pemilu. Program kerja yang menjadi concern mereka adalah kinerja parpol/kontestan di masa lalu (backward

70

Laporan Tahunan Peradah 2013

looking) dan tawaran program dari parpol/kontestan untuk menyelesaikan berbagai permasalahan yang dihadapi (forward looking). Pemilih rasional tidak begitu mementingkan ideologi dari parpol atau kontestan. Faktor seperti azas, asal usul, nilai tradisional, budaya, agama, dan psikografis. 2) Pemilih kritis Adalah pemilih yang concern pada program kerja parpol atau kontestan pemilu, namun dalam melihat program kerja itu mereka menggunakan paradigma sistem nilai yang diyakininya. Buat mereka, program kerja parpol atau capres tidak saja harus sesuai dengan ekspektasi dan permasalahan yang mereka hadapi, namun juga harus selaras dengan ideologi atau sistem nilai mereka. Sebagai contoh, program meningkatkan nilai dan keyakinan mereka. 3) Pemilih tradisional Adalah pemilih yang memiliki orientasi ideologi dan sistem keyakinan sangat tinggi. Pemilih jenis ini sangat mengutamakan kedekatan sosial-budaya, nilai (values), asal usul (primordial), agama, dan paham sebagai ukuran untuk memilih parpol atau capres dalam pemilu. 4) Pemilih skeptis Adalah pemilih yang tidak memiliki orientasi baik kepada ideologi atau sistem nilai dan program kerja yang ditawarkan parpol atau seorang capres. Di mata mereka, parpol apapun atau capres manapun yang menang pemilu, keadaan tidak akan berubah. Untuk itu informasi kandidat calon Gubernur Bali dan Calon Wakil Gubernur Bali sangat menentukan bagi masyarakat untuk membangun persepsi serta akan menentukan pilihan mereka pada saat pesta demokrasi itu tiba. Berdasarkan pemikiran tersebut, Lembaga Kajian dan Penelitian Peradah (LKPP) akan melaksanakan survei persepsi terhadap Pilgub Bali tahun 2013. LKPP merupakan lembaga semi otonom yang berada di bawah naungan Peradah Indonesia. LKPP telah berpengalaman dalam melakukan survei tingkat nasional, dimana isu pertama yang disurvei dan dikaji adalah pendapat dan harapan umat mengenai Parisada dan tokoh-tokoh yang diharapkan memimpin Parisada. Survei yang kedua adalah survei mengenai isu geothermal yang sedang berkembang di Bali. Hal yang dipegang teguh secara prinsip oleh LKPP adalah setiap survei yang dibuat adalah bersifat independen, tidak memihak, dan murni tujuannya adalah demi kepentingan masyarakat. LKPP didukung oleh tenaga ahli yang memiliki latar belakang di berbagai bidang, seperti eksak (statistika), sosial, hukum, dan bidang-bidang lainnya. Surveyor-surveyor LKPP yang merupakan kader-kader Peradah Indonesia tersebar di hampir seluruh wilayah Indonesia (sekitar 30 provinsi). Laporan Tahunan Peradah 2013

71


Survey Persepsi Terhadap Pilgub Bali Tahun 2013

Survey persepsi terhadap Pilgub Bali 2013 dilaksanakan pada tanggal 16 Maret sampai dengan 31 Maret 2012. Kerangka sampling meliputi wilayah Bali. Sebanyak 512 responden berpartisipasi dalam survey ini, dari berbagai latar belakang, mulai mahasiswa, PNS, swasta/BUMN, dan lainnya. Pada batasan usia dipilih responden yang sudah memiliki hak pilih. Sedangkan untuk sebaran pendidikan, sebagian besar adalah berpendidikan SMA dan S1. Metode pengumpulan data dilakukan melalui pengumpulan data ke lapangan. Pengumpulan data ke lapangan dilakukan secara simple random sampling dengan pemilihan titik-titik daerah sample secara convinient sampling yaitu dipilih titik-titik sample yang dianggap sebagai tempat memusat atau berkumpulnya masyarakat seperti di areal kampus, tempat ibadah, tempat terselenggaranya kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat, dan lainnya. Responden yang berpartisipasi sebanyak 512 responden, dengan jumlah penyebaran kuesioner hampir merata di setiap kota/kabupaten. Penelitian ini menggunakan tingkat kepercayaan 95% dengan margin error 4,33%. Survey dilakukan dengan memberikan kuesioner yang berisi pertanyaan, yang meliputi: pengetahuan responden mengenai informasi seputar Pilgub Bali 2013, pengetahuan responden mengenai sosok dan visi misi Cagub dan Cawagub sampai dengan dengan harapan ketika salah satunya nanti memimpin Bali. Berdasarkan hasil survey, ketika responden ditanyakan mengenai faktor utama apa yang menjadi pertimbangkan responden pada sosok Cagub dan Cawagub Pilgub Bali nanti, sebanyak 56% menyatakan bahwa visi, misi, dan program menjadi pertimbangan utama. Sedangkan 29% memilih figur sebagai pertimbangan utama, dan 11% memilih partai. Mengenai pemahaman responden terhadap visi dan misi yang ditawarkan oleh Cagub dan Cawagub sebanyak 42% menyatakan sudah paham dan sisanya

72

Laporan Tahunan Peradah 2013

menyatakan sedikit paham sebanyak 37% dan belum paham sebanyak 17%. Pada bagian selanjutnya, responden diminta memilih dan memberi peringkat mengenai program apa yang perlu menjadi prioritas untuk Gubernur Bali mendatang. Program anti korupsi berada di peringkat pertama sebagai program prioritas Gubernur terpilih mendatang sebagai pilihan responden, kemudian di peringkat kedua adalah program antisipasi terhadap permasalahan akibat adanya pendatang yang masuk ke Bali dengan segala potensi permasalahan seperti kesenjangan sosial, kriminal, pengangguran, dan lainnya. Bertengger di peringkat tiga adalah Lapangan pekerjaan dan perhatian untuk para lulusan sarjana di Bali dan angkatan kerja yang masih menganggur. Selanjutnya menjaga areal suci pura dan kawasan suci lain dari pemukiman hotel, mal, tempat hiburan, pemukiman, pabrik dan lainnya dijadikan responden sebagai peringkat keempat program prioritas pilihan responden. Peringkat kelima diduduki oleh program penanggulangan kemacetan yang semakin parah. Peringkat keenam adalah program penataan tata ruang pembangunan hotel/penginapan, mal, dan tempat hiburan/ wisata yang semakin banyak dibangun di Bali. Dan yang terakhir yaitu peringkat ketujuh adalah program penanggulangan masalah lingkungan seperti permasalahan sampah dan kebersihan lingkungan dan danau-danau di Bali yang mengalami sedimentasi dan pendangkalan Mengenai sosok Gubernur Bali mendatang pilihan responden, yang menjadi pilihan pertama responden adalah sosok calon pemimpin yang bersih. Kemudian yang berada pada pilihan selanjutnya adalah pemimpin itu harus tegas. Dan kemudian berturut-turut sosok yang diinginkan responden dari pilihan yang paling tinggi adalah berani, bisa menjaga taksu Bali, religius, kuat, dan rajin turun ke bawah (masyarakat).

Laporan Tahunan Peradah 2013

73


03 penutup

74

Laporan Tahunan Peradah 2013

Laporan Tahunan Peradah 2013

75


Terus bekerja tanpa pamrih adalah semangat kami untuk membangun sinergi dalam proses kaderisasi kepemimpinan dan kewirusahaan. Kami terus tumbuh dan berkembang mengemban cita-cita menjadi generasi muda Hindu yang mandiri dan demokratis dalam mewujudkan kedamaian dan kesejahteraan. Dalam perjalanan, tak semuanya sempurna, penuh dinamika yang terkadang membuat lupa. Untuk itu dengan hati yang tulus kami senantiasa menerima masukan saran untuk kesempurnaan program Peradah. Dan kami sampaikan ucapan terima kasih yang tulus pula atas dedikasi serta bantuan berbagai pihak bagi perjalanan kami.

Jakarta, 20 Maret 2014

Grha Sinergi Peradah Jl. Tebet Barat Dalam IV No. 10 Jakarta Selatan T/F: 021 82 901 37 SMS Center: 081 3837 10000 www.peradah.org infokom@peradah.org @peradah

76

Laporan Tahunan Peradah 2013

Laporan Tahunan Peradah 2013

77


04 keuangan

78

Laporan Tahunan Peradah 2013

Laporan Tahunan Peradah 2013

79


80

Laporan Tahunan Peradah 2013

Laporan Tahunan Peradah 2013

81


82

Laporan Tahunan Peradah 2013

Laporan Tahunan Peradah 2013

83


84

Laporan Tahunan Peradah 2013

Laporan Tahunan Peradah 2013

85


86

Laporan Tahunan Peradah 2013

Laporan Tahunan Peradah 2013

87


88

Laporan Tahunan Peradah 2013

Laporan Tahunan Peradah 2013

89


90

Laporan Tahunan Peradah 2013

Laporan Tahunan Peradah 2013

91


audensi hari ulang tahun peradah

92

Laporan Tahunan Peradah 2013

Laporan Tahunan Peradah 2013

93


Grha Sinergi Peradah Jl. Tebet Barat Dalam IV No. 10 Jakarta Selatan T/F: 021 82 901 37 SMS Center: 081 3837 10000 www.peradah.org infokom@peradah.org @peradah


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.