Namaste Indonesia 8

Page 1


Daftar Isi Kata Pengantar By : Presiden PPI India 2019-2020

Mengenal dekat PPI India By : PPI India

Cerpen Untuk Mamak By : Thiarma Harahap

Metamorfosis By : Alfin Rosyidha

2 Kolom Puisi

3

22

Kuliah di India, Why Not By : Anisa Nasera

7

29

Penyetaraan Ijazah SMA di AIU India By : Ahmad Daniel

14

32

Penyetaraan Ijazah Luar Negeri

Terimakasih Ibu By : Epti Sejati

Virus Corona By : Aziz Kemal Fauzie

By : Noor Sahid Manggolo

18 21

Belajar dari Negeri Hindustan By : Putri Winda Sari

36

IIT Roorkee, Kampus Teknik Tertua India By : Fadia Fadzliyana S

39

Kolom Info Travelling By : Rendy FIrnanda

Salam Penutup

47 55

34


Salam Perhimpunan! Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada semua makhluk-Nya dan karena-Nya PPI India berhasil menerbitkan majalah “Namaste” di tengah-tengah kesibukan menimba ilmu di Tanah Gandhi ini. Tak lupa, kami mengucapkan terima kasih kepada teman-teman PPI India yang telah memberikan dukungan dan kontribusi dalam pembuatan majalah “Namaste”, baik itu secara langsung maupun tidak langsung. Dengan diterbitkannya majalah “Namaste”, kami berharap dapat memberikan inspirasi kepada pelajar Indonesia yang berkeinginan untuk melanjutkan studi mereka di India. Selain itu, majalah “Namaste” juga memberikan berbagai wawasan seputar kehidupan, makanan dan tempat wisata di India. Kami mengakui bahwa ada banyak kekurangan pada majalah ini. Oleh karena itu, kritik dan saran dari para pembaca kami harapkan demi perbaikan dikemudian hari. Semoga majalah “Namaste” dapat bermanfaat dan menjadi salah satu sumber informasi bagi pembaca dimanapun kalian berada. Dan semoga majalah “Namaste” akan senantiasa memberi ruang kepada teman-teman PPI India untuk berkreasi dan beraspirasi. Akhir kata, “Namaste”, tetap berkarya!

Salam, Presiden PPI India 2019-2020

Rendy Firnanda

2


3


TAK KENAL, MAKA TAK SAYANG BERSAMA PPI INDIA

Yuk Kita mengenal lebih dekat PPI India khususnya untuk anggotanya. Menurut Data Anggota 2019, 63% anggota PPI India adalah laki-laki. Kemudian juga Pelajar Indonesia di India saat ini 71% orang sedang mengambil S-1, 24% mengambil S-2, dan 6% mengambil S-3. Penyebaran anggota PPI India di India terbanyak di Uttar Pradesh state sebanyak 78 orang, diikuti di Karnataka sebanyak 38 orang, lalu Tamil Nadu dan Candigarh masing-masing 20 orang.

Asal Daerah Anggota PPI India Sendiri terbanyak dari Sumatera Utara sebesar 49 orang. Mejuah-mejuah! Horas! setelah itu berasal dari DKI Jakarta 21 orang, Jawa Tengah dan Banten masing-masing 19 orang. Terakhir, 58% pelajar Indonesia di India menggunakan pembiayaan studi secara mandiri, 42% dengan jalur beasiswa (India, Indonesia, atau Kampus). dan Pada 2018 46% anggota PPI memulai kuliah di India. Okaayy sekian pengenalannya dulu ya.. !!

4


INFOGRAFIS ANGGOTA PPI INDIA 2019 - 2020

5


KOLOM CERPEN

6


CERPEN UNTUK MAMAK Penulis : Thiarma Harahap (@thiarmaharahap) M.Sc Physics – University of Madras

“Mak, aku mau cerita dengerin yaa jangan kemana-mana pikirannya fokus sama aku aja. Kataku penuh harap sambil memandang tajam ke wajah wanita yang sangat mencintaiku bahkan sebelum aku terlahir. Iya mamak dengar (sambil menganggukkan kepalanya). Ku atur sila dudukku dan menarik nafas...ku mulai bercerita... “10.15 pm. Sudah sepi” bisikku. Sengaja ku perlama keluar dari pesawat. “Selamat datang di Chennai, Terima kasih telah terbang bersama kami. Sampai jumpa kembali” kompak para pramugari

mengucapkan salam kepadaku yang satusatunya Indonesian passanger. Aku menaiki Batik Air airline milik Indionesia yang tergabung dalam Lion Group Airline yang baru beroperasi kurang lebih 2 tahun, Agustus 2016 diresmikan route MedanChennai walaupun tetap harus transit di KL, Malaysia. Ku hamburkan pandangan ke sekililing, di dinding-dinding bangunan terdapat tulisan yang tidak bisa kubaca, bentuknya seperti lingkaran-lingkaran yang terhubung namun memiliki estetika penulisan yang indah. Aku arahkan pandanganku sedikit ke bawah “Welcome to Anna International Airport” dalam hatiku berbisik, “Alhamdulillah I’m here again”. Aku lanjutkan langkahku, sekeliling jalan menuju immigration section dan exit gate banyak terdapat patung-patung dari yang berukuran kecil hingga menyerupai tinggi manusia, namun dari semua patung aku tertarik dengan patung penari wanita berwarna perak dengan mata besar dan tajam yang berada di sebelah kanan perbatasan dengan departure dan arrival gate. Sampai di

7


immigration section dan mengisi form kedatangan aku menuju counter immigration officer, seorang pria dengan rambut hitam disisir rapi dengan belahan ke arah kiri terlihat masih muda mungkin usianya 30an tahun menyapa ku ramah “Hello madam welcome to Chennai, may I get your passport”. Thank you sir, jawabku sambil menyerahkan passport. Dari raut wajahnya aku yakin dia orang baru yang bekerja di bagian immigration ini, karena beberapa kali dia menanyakan hal apa yang harus dilakukan dengan officer lainnya dengan mother language kota ini yang sedikit-sedikit aku tahu artinya. “Are you coming for study” tanya sang officer (dengan cepat aku menjawab ) “Yes sir”

Aku dorong trolley menuju exit gate sesampai di pintu arrival terdengar suara seorang perempuan memanggilku dengan bahasa ibu yang sama denganku “Thiarma...Thiarma...sebelah sini” ku tolehkan pandanganku ke arah kiri terlihat dua orang yang sangat kontras melambai-lambaikan tangan mereka dan memberi isyarat untuk bergerak menuju pick up point. Pria yang malam ini menjemputku adalah pria yang sama menjemputku enam bulan yang lalu, pria yang berperawakan tinggi besar, berkumis tebal dan berkulit coklat (baca:hitam). Majority orang india tidak suka dibilang berkulit hitam, mereka lebih suka mengatakan mereka berkulit coklat. Namanya Venkat, pria berumur 40an tahun itu sangat mirip sekali dengan bandit di film-film india dari pada seorang driver di perusahaan milik pemerintah Indonesia (haha...peace Venkat). “Hello madam, how are you?” Tanya venkat.

“which university?”

“Hi venkat epedi irukenga? Nalarukan...nice to meet you again” jawabku.

“University of Madras sir”

“Woww...super madam”

“This is your second time visit to chennai?”

“Just a little Venkat”, jawabku sambil senyum bangga namun rendah hati. Benar, ini kali kedua aku ke Chennai, kunjungan pertama di bulan Februari yang lalu selama 2 minggu, hal ini yang membuatku mengetahui sedikit bahasa ibu di Chennai. Tamil, yeah bahasa ibu di Chennai adalah bahasa tamil yang termasuk bahasa tertua di india bahkan salah satu bahasa tertua di dunia yang memiliki lebih dari 200 huruf ejaan (ampun deh).

“Yes sir, before i came just for travel” “Super, you are from Indonesia, right?” “Yes sir I’m Indonesian” “I know Bali and Jakarta, you stay there?” “No sir, I’m belong to Medan in Sumatera island, Jakarta and Bali are in Java island” “Ok all the best for ur study” “Nandri sir” jawabku dengan senyum sambil berjalan menjauhi counter, sang officer menunjukkan raut wajah takjub tak percaya aku bisa menjawab dengan bahasa ibu mereka.

Berbeda dengan perempuan yang menjemputku malam ini, 6 bulan yang lalu yaitu mbak Sarah (mbak: dalam bahasa jawa panggilan untuk perempuan yang lebih tua) mahaisiswi Master of Sociology in University of Madras. Adalah daeng Dian (daeng: panggilan kakak dalam bahasa bugis

8


dan makassar) mahasiswi Master of Law in Aligarh Muslim University itu berperawakan cantik dengan kulit putih, rambut hitam dan lurus, bibir kecil dan mata bulat hitam, bertubuh kecil dengan berat sekitar 40 kg dan tinggi 150 cm, sangat ideal sekali bagi seorang gadis berdarah sulawesi tersebut. “Wahh...mobil yang sama?” tanya ku terkejut, aku juga duduk di posisi yang sama seperti enam bulan yang lalu di dalam mobil. Sepanjang perjalanan aku dan daeng Dian berbincang dari hal kenapa kami memilih India sebagai negara untuk melanjutkan study dari pada Korea yang bertabur salju dan oppa-oppa (panggilan untuk pria yang lebih tua di Korea) ‘tamvaan’ berkulit kinclong hingga bercerita ke arah pribadi (wkwkwk...ternyata kami sama indian movie lover). “Loh, Metrozone apartment juga? Di lantai delapan juga?” Iya jawab daeng Dian santai. “Hello...selamat datang”, seorang wanita bertubuh tinggi berkulit kuning langsat memakai kaca mata dengan rambut di gulung ke atas menandakan dia baru terbangun dari istirahatnya, menyapaku ramah sambil tersenyum hingga membuat kedua pipinya terangkat membentuk bulatan besar hingga matanya mencipit. “Silakan masuk” sambil menunjukkan kamar untuk ku, yeah lagi-lagi aku surprised kamar yang sama juga tiada yang berbeda, hanya saja di sudut kanan tepat di samping jendela kamar terparkir sepeda gunung berwarna hitam yang tampaknya baru dan belum pernah digunakan, bannya terlihat ‘perawan’ tiada bekas gesekan dengan jalan bahkan debupun tak bersemanyam di ban dan seluruh body sepeda itu ketika ku usapkan jari telunjukku.

Ibu Angel deputi International Trade Promotion Center (ITPC) perusahaan milik pemerintah Indonesia di bawah kepemimpinan Mentri Perdagangan yang baru 5 bulan bergabung dan tinggal di Chennai. “Thiarma sudah makan?” “Sudah bu di pesawat dapat nasi chicken biryani” (makanan populer di India, nasi khas dengan tekstur panjang dan pipih berwarna kuning dimasak dengan lebih dari 15 bumbu masakan dan biasanya di hidangkan dengan telur rebus dan daging bisa ayam maupun kambing). “Lelah tidak? Sini duduk dulu kita cerita”. Terlihat bu Angel sudah duduk di kursi ruang makan yang bergabung dengan ruang TV dan ruang tamu, hanya sofa panjang yang menjadi pemisah. “Tidak begitu lelah bu” jawab ku sambil keluar menuju kursi tepat di depan bu Angel duduk. “Gimana-gimana ceritanya bisa lanjut kuliah di India?” “Aku applied ICCR Scholarship bu, beasiswa ini dari pemerintah India yang setiap tahun di buka” “Dari pemerintah India? Oh, bukan LPDP ya? Apa aja yang ditanggung?” “Uang kuliah full dan dapat uang saku per bulan bu” “Wah...bagus donk. Oyah, ambil S1 atau S2?” “S2 bu” (tersenyum) “Jurusan apa?” “Physics bu (menundukkan kepala) M. Sc Physics” sambungku (aku terbayang kesusahan yang akan kuhadapi dengan segala macam formula dan equation). “Keren...berarti kamu pintar donk? (nada suara meninggi antara kagum dan tak percaya dengan program yang ku ambil). Eh, di universitas mana?”

9


Aku diam tak merespon, hati ku bergejolak, pikiranku melayang kenapa aku mengambil jurusan yang sangat sulit ini. “Di universitas yang sama dengan Sarah ya?” Menimpali kegusaranku “Iya bu sama di University of Madras” (mencoba tersenyum dan menegarkan diri aku bisa) “Oyah, sudah punya sim card india? Kalau belum ada connect kan aja dengan wifi rumah ini” (mengambil kertas dan pulpen menuliskan password wifi) “Wah...terima kasih bu” (bersyukur memiliki saudara senegara di negara lain) “Besok apa rencana kamu?” (menyodorkan kertas berisi password yang selesai di tulis) (Mengambil kertas berisi password) “Mau ke kantor ICCR bu dan setelah itu ke universitas” “Ya sudah besok ibu pesankan Ola (taksi online di Chennai) untukmu, sekarang kamu istirahat, kalau ada butuh sesuatu bilang aja ya ibu senang ada mahasiswa indonesia di sini. Belajar yang rajin ya buat bangga Indonesia dan keluarga (tersenyum menaruh harapan padaku)” (meluruskan pandangan dan menatap ke wajah bu Angel) “Insha Allah bu” (aku menjawab dengan penuh keharuan) Bu Angel beranjak menuju kamar tidurnya dan tak berapa lama aku juga menuju kamar ku yang bersebelahan dengan kamar bu Angel. Jam sudah hampir menunjukkan pukul 12 malam, aku aktifkan wifi di ponselku dan mengirim pesan whatsapp ke Mamak “Assalamu’alaikum Mak, aku sudah sampai di Chennai, ini sekarang aku di apartment bu Angel deputi ITPC. Aku baik-baik aja Mak, Mamak jaga kesehatan yaa” (tegas ku menyatakan kalau aku bisa bertahan di Gandhi Land).

Pukul 9 am. “Tia (panggilan singkat untukku) itu Olanya sudah datang”, bu Angel memberikan informasi kepadaku setelah menerima telpon dari driver Ola. “Iya bu” jawabku sambil beranjak dari meja makan mendekati bu Angel yang duduk di sofa menghadap tv. “Aku pergi ya bu, mungkin agak sore pulangnya (menyalam tangan bu Angel dan menempelkannya di kening). “Iya Thiarma, hati-hati ya” “Terima kasih bu” jawab ku berlalu. Sampai di kantor ICCR, di ruang tepat di depan pintu masuk sedang duduk seorang bapak yang perawakannya mirip dengan Venkat driver ITPC, namun pria ini bertubuh pendek dan perutnya buncit, berkumis tebal, jenggot menutupi dagu dan kedua sisi pinggir wajahnya, memakai kaca mata minus, dan terdapat rambut putih di kepalanya yang menandakan dia sudah cukup tua. Untuk warna kulit rerata orang tamil berkulit coklat (baca;hitam) baik pria maupun wanitanya. “Good morning sir, my name is Thiarma I’m from Indonesia” singkatku memperkenalkan diri. “Good morning, ooh...you are that Thiarma from Indonesia? U know I was waiting you yesterday night, I waited 2 hours in airport to pick up you”. Berbicara cepat menunjukkan kekhawatiran dan sedikit kesal menunggu lama dan tidak ada kabar. “I’m sorry sir, I dont know if u pick up me, because Melissa told me she can’t pick up me in late night because her hostel close at 9 pm so I have called my Indonesian friend to pick up me in airport”

10


“Where are you stay now?” Tanya bapak yang bernama Mr. E. Basker itu memberiku perhatian. “In my Indonesian friend house in Anna Nagar sir” jawabku faham kekhawatiran bapak yang aku perkirakan berumur 50an tahun tersebut. “Ok, now you go and meet the madam in next room” sambil menunjukkan sebuah ruangan dengan telunjuknya

“Hey Thiarma this is Melissa” seorang gadis berkuturunan America berkulit hitam, berambut gimbal seperti Bob Marley, memakai kaca mata dan bertubuh tinggi besar, selintas dia lebih mirip keturunan Africa dari pada Guyana di Amerika Selatan. Dan seorang lagi bernama Samira yang parasnya tidak jauh beda dengan Melissa, namun Samira lebih kurus dan pendek. Tingginya hampir sama dengan tinggiku. “Melissa can you help Thiarma registration?” Pinta Mam Lalitha

to

do

“Ok sir, Nandri” jawabku nakal sambil menempelkan kedua telapak tangan dan sedikit membungkukkan badan dan beranjak menuju ruangan yang dimaksud.

“Yeah I can help her do registration in main campus, but I can’t help her to her department, because its too far” Jelas Melissa yang membuat ku bingung, main campus? My department? Apa bedanya?

“Good morning madam, I’m Thiarma from Indonesia” kembali aku memperkenalkan diri sambil mengulurkan tangan menyalam dengan salaman khas Indonesia.

“Excuse me, what do you mean about my depatrment too far?” Tanyaku heran

“Hi good morning” jawab ibu bertubuh bulat dan pendek, rambut hitam panjang di kepang, pipi bulat, mengenakan saree berwarna gelap, memakai bindi merah dan perhiasan dari emas (kalung, cincin, anting, dan gelang) tanpa make up. Satu hal yang unik di Tamil Nadu, khususnya di Chennai, wanita yang aku temui baik muda maupun dewasa jarang memakai make up mereka tidak suka berhias namun suka memakai perhiasaan dari emas, baik itu ke kantor, kampus, pasar, bahkan mereka mengenakannya setiap saat. Setelah beberapa saat bercerita, ibu yang bernama Madam Lalitha Director ICCR Chennai Regional itu memberikanku beberapa surat untuk diberikan ke universitas, immigration, dan bank. Saat aku beranjak pergi dua orang perempuan berkulit hitam datang menghampiri meja dimana Madam Lalitha duduk.

“Main campus is in Chepauk, also my depatment there. But your department is in Guindy because your course is Physics. In Chepauk only social course and in Guindy science course.” “I see...jawabku sambil mengangguk-anggukkan kepala.” “Dont worry ma (panggilan akrab di chennai untuk perempuan sebaya). There are a one guy from Afghanistan will help you”. Mahasiswa tingkat dua Master of Sociology itu menyakinkanku jika aku akan baik-baik. “Yeah you are right Melissa, Nazary is there in Guindy campus. So Thiarma you can contact him and he will help you defenitely”. Jawab Madam Lalitha menimpali sambil mengambil menyusun berkasku dan memasukkannya ke dalam lemari. “Let’s go Thiarma”, ajak Melissa. Di ikuti oleh Samira

11


Selesai urusanku di main campus, aku lanjutkan menuju departmentku di Guindy dengan menaiki Auto (kendaraan roda tiga menyerupai bajaj). “This is University of Madras Guindy Campus Madam”, jelas auto driver sambil menunjukkan tulisan di depan pagar. “How much uncle?” “Hundred rupees madam” Aku turun dan membayar uang sewa. Ku lihat di sekeliling tidak ada seseorang yang menungguku seperti yang dikatakan Melissa jika pelajar dari Afghanistan sudah menungguku di gerbang kampus. “Hello sir, do you know Nazary from Afghanistan M. Sc student of Geology Department?” tanyaku kepada satpam yang sedang duduk santai di depan gerbang. “I dont know the person you asking but I know where is Geology Department” jawab satpam heran dengan pertanyaanku sambil tersenyum menahan tawa.

terbelah, dan rambut bergaya seperti CR7 dia sangat memesona di pandangan pertama. “Come this way” ajak Nazary lembut memecahkan khayalanku. “This is your department”, Nazary menunjukkan bangunan tingkat 3 dengan cat yang sudah memudar membuat bangunan tersebut terlihat tua. Terdapat tulisan “Theoretical Physics” di atap di depan pintu masuk bangunan tersebut. Kami beranjak masuk menuju kantor Head of Department. Setelah memberikan surat dari ICCR dan mengisi form, wanita bertubuh bongsor yang menjadi ketua jurusan theoretical physics sekaligus menjadi warden hostel di university ini memintaku untuk segera tinggal di hostel dan masuk kelas yang sudah berjalan seminggu yang lalu. “Thats all Ti...sorry I forget your name”, tanya Nazary malu sambil tertawa kecil yang membuat gigi putihnya terlihat. “Thiarma, you can call me Tia”

“Geology Department is there in red building, just walking straight from here”

“Ok Tia, if you need any help just call me. See you later”

“Ok sir” jawabku sambil berfikir pertanyaan apa yang aku tanyakan kepada beliau hingga beliau seakan menertawakanku.

“Thank you for your help. See you later”. Kami berpisah di gerbang utama kampus.

Khairullah Nazary, Master of Geology tingkat dua itu sudah menungguku tepat di depan departmentnya. Dengan perkenalan singkat kami pun beranjak pergi menuju departmentku walaupun sebenarnya aku lebih suka jika dia mengajakku ke KUA, hatiku berbisik wahh...oppa-oppa Korea kalau gagah sama abang Afghanistan ini. Tinggi 180 cm dengan otot lengan besar, berkulit putih, jenggot tipis di bawah bibirnya yang tipis dan merah dengan dagu

Setelah semua urusan di universitas selesai aku pindah dari apartment ke hostel university. Kamar yang berukuran 3x2 meter persegi ini sangat kecil untuk dua orang, aku harus berbagi space dengan seorang gadis india yang menjadi roommate aku yang berasal dari daerah bernama Dundukar yang memerlukan waktu 6-8 jam untuk mencapainya dari Chennai. C. Kaushiga teman sekamarku yang bertubuh tinggi dan langsing, berkulit coklat (please anggap aja seperti coklat beneran, wkwkwk) berambut curly sebahu yang selalu di kuncir french black (gaya rambut princess Elsa dalam film Frozen), hidung mancung dan mata tajam (ciri khas gadis

12


india pada umumnya). Sebulan, tiga bulan, hingga saat ini Alhamdulillah tidak ada perselisihan yang terjadi antara kami. Mahasiswi M. Phil Nuclear Physics itu yang sudah ku anggap sebagai kakak sendiri sangat banyak membantuku dalam memahami pelajaran dan menguatkanku ketika aku merasa lelah dengan semua keadaan disini. Kamar bernomor 116 ini menjadi saksi hari-hari berat yang kuhadapi di Chennai, kerasnya hidup dengan procedure yang complicated, susahnya pelajaran dan dosen yang mengajar dengan bahasa tamil, buruknya fasilitas hostel, dan makanan yang diberikan sangat membosankan. Saksi betapa rindunya aku dengan sosok wanita yang ketika aku pulang kerumah aku selalu mencarinya, yang selalu menyuruhku makan sesampai rumah, yang selalu siap memasakkan telur dadar kesukaanku, yang selalu membangunkanku di pagi hari, yang selalu khawatir jika aku pulang telat, yang selalu siaga jika aku sakit, yang selalu mendukung dengan keputusan yang aku ambil, walaupun aku tahu sebenarnya beliau berat melepaskanku untuk melanjutkan study di India karena terlalu jauh. Disini tidak ada yang menungguku pulang, tidak ada yang memasakkanku telur dadar ketika aku tidak selera makan, tidak ada yang mengangis ketika aku sakit, tidak ada yang memarahiku ketika kamarku berantakan, tidak ada yang membuatku menjadi anak yang istimewa selain di rumah di dekat Mamak. Mak aku kangen, airmataku tak dapat ku bendung saat rindu menghampiriku. “Mamak juga rindu”, sahut wanita berusia 55 tahun itu. Terdengar isak tangis yang tertahan. “Mak aku sudah satu semester di India, aku pasti selesai tepat waktu. Tunggu aku pulang ya Mak”, tangisku pecah.

“Iya nak belajar yang sungguh-sungguh, jangan telat makan, jangan pergi jauh-jauh, jaga kesehatan”, suaranya tertahan. Ku tatap wajahnya dari layar handphoneku yang sudah mulai menua, tampak keriput di dahi dan kantung mata yang kendor, sudah banyak rambut putih di kepala beliau, serta warna kulit yang coklat bekas bakaran sinar matahari. Tubuhnya yang dulu terlihat kekar hari ini beliau terlihat lebih kurus. Dia adalah wanita tangguh yang melahirkan 7 orang anak yang sehariharinya bekerja sebagai pedagang buah di pasar. “Mak, selamat hari ibu. Maaf aku belum bisa menjadi anak yang baik untukmu. Maaf yang selalu membuat khawatir. Maaf untuk jauh darimu selama dua tahun. Maaf yang terkadang aku sibuk sampai lupa menelponmu. Maaf aku hanya bisa merayakan hari ibu melalui videocall. Maaf aku yang sangat merinduimu yang semoga Allah memberkahi hidupmu Mak”. Suaraku terbata-bata karena sesak akan kerinduan yang tertahan. “Terima kasih nak, Mamak bangga denganmu, selesaikan kuliah mu dengan baik. Do’a mamak selalu menyertaimu, semoga kau jadi orang sukses” (senyum tersungging di bibir beliau yang basah karena air mata). “Aku sayang Mamak selamanya. Mamak jaga kesehatan ya jangan terlalu capek kerja, jangan terlalu khawatir memikirkanku. Aku baik-baik aja Mak, Insha Allah”. “Iya, ingat jangan lupa makan yaa” (mengingatkanku dengan suara di tekan, karena beliau tahu aku selalu lupa makan jika sibuk dan tidak mau makan kalau makanan yang dihidangkan yang tidak aku suka). “Assalamu’alaikum Mak” “Wa’alaikumsalam”. Mak aku masih kangen, bisikku ke handphone.

13


METAMORFOSIS Usia dua puluhan merupakan dekade yang penuh dilemma dan serba salah bagi seorang perempuan. Ia dihadapkan pada pilihan-pilihan yang menentukan untuk masa depan. Dua diantara pilihan itu adalah untuk melanjutkan studi dan meraih gelar yang diimpikan atau menikah. Dan manapun pilihan yang dipilih, sama-sama akan melahirkan berbagai macam komentar dari para netizen yang budiman. Namaku Orithya Leila, mahasiswa strata satu semester empat di sebuah universitas negeri di kotaku, umur tiga bulan menuju dua puluh tahun. Di sini lah aku, di persimpangan jalan tentang pilihan masa depanku. Aku memiliki seorang pacar yang saat ini berkuliah di universitas yang sama denganku. Dia sudah bersamaku sejak di bangku SMA. Dia orang yang luar biasa, bagiku setidaknya. Aku masih ingat, senja saat itu indah sekali, langit disepuh warna orange yang kian merah, beradu dengan ungu dan biru gelapnya langit yang mulai malam dan bintang yang mulai bermunculan. Semuanya baik-baik saja dan damai seperti senja waktu itu. Aku pulang dari kampus, saying goodbye kepada pacarku yang mengantarku pulang dan mengucapkan salam ketika masuk ke rumah. Di sinilah aku dapati atmosfer senja yang damai yang kurasakan selama perjalanan pulang tadi berubah menjadi pekat. Ada sesuatu yang salah. Mama dan Papa yang biasanya menyambut kedatanganku dengan senyum mengembang kini berwajah masam. “Ri, duduk dulu sini!” Kata Papa. “Iya, Pa. Ada apa?” Tanyaku penasaran. “Pulang diantar siapa kamu?” “Ijal, lah. Siapa lagi?” Jawabku balik tanya seolah-olah itu jawaban yang sudah pasti. Papaku menghembuskan nafas berat sebelum melanjutkan pembicaraan, “Kamu tidak bisa pulang sendiri? Atau bareng temanmu yang lain?” “Maksud Papa gimana? Kita kan sudah dari SMA pulang bareng terus. Mengapa baru sekarang dipermasalahkan begini?” Tanyaku masih mencoba meraba-raba arah pembicaraan ini. “Nak…” kali ini giliran Mamaku yang berkata, “Mama dan Papa sudah tidak kuat lagi mendengar omongan tetangga tentang kalian. Kalian sudah bareng-bareng dari SMA dan itu bisa dibilang lama sekali. Bukan berarti Mama atau Papa tidak percaya dengan kalian. Hanya saja para tetangga kita berbicaranya sudah keterlaluan. Jadi….” “Tunggu…” potongku, “ini Mama dan Papa gak nyuruh aku putus sama Ijal kan?” Mama dan Papa saling berpandangan, lagi-lagi Papa menghembuskan nafas sebelum melanjutkan, “Papa kasih pilihan sama kamu, kalau kamu masih mau kuliah kamu sudahi hubunganmu dengan Ijal. Toh kalaupun jodoh gak ke mana. Atau, kamu berhenti kuliah dan nikah saja dengan Ijal.” “Haaa?” Aku masih mencoba mencerna ucapan Papa tadi. Sedetik. Dua detik. Tiga detik. “Papa kasih dua pilihan itu untuk Ori? Maksud Papa apa? Katanya percaya sama Ori, kalau begini bukan percaya namanya. Mama dan Papa kan tahu kalau para tetangga itu memang gak pernah berhenti ngurusin kehidupan orang lain. Nanti A lalu B, tiba-tiba ke C. Toh kita hidup bukan dari omongan tetangga kenapa harus pusing dipikirin? Kenapa Papa tega bertaruh dengan masa depan Ori hanya demi omongan tetangga?” Kataku berapi-api.

14


“Keputusan Papa sudah bulat. Kamu…” “Ori benci sama Papa.” Selaku yang kemudian pergi ke kamar. Sebelum pergi ku tatap Mamaku. Beliau yang selama ini selalu jadi air di antara ketegangan yang kadang kala muncul di rumah. Tapi kali ini beliau memilih diam. Sama tahunya denganku bahwa Papa dan keputusan bulatnya tidak dapat diganggu gugat. Beliau menatapku dengan sorot mata minta maaf dan iba. Aku tutup pintu kamarku keras-keras. Menangis sejadi-jadinya. Aku bukan orang yang gampang menangis karena mendapat jatah keras kepala dari Papa. Tapi kali ini aku benar- benar tak tahu lagi. Selama ini aku berusaha sebaik mungkin membanggakan Papa dan Mama. Aku selalu mendapat peringkat 3 besar satu kelas dan terkadang satu angkatan. IPK yang aku dapat selama ini juga cukup membanggkan jika tidak ingin dibilang cumlaude. Aku berusaha sebaik mungkin bahwa adanya Ijal tidak menurunkan kualitasku sebagai pelajar dan tetap menjadi anak kebanggaan Papa dan Mama. Dan semuanya hancur gara-gara mulut netizen. Kutatap ponselku, ada pesan dari Ijal dan aku tak kuasa untuk membalasnya. Aku hanya berdiam di kamar. Berpikir mana yang harus aku pilih. Aku termasuk orang yang memiliki ambisi yang tinggi. Aku masih berkeinginan untuk mendapatkan gelar Master dan Doktor jika memungkinkan. Bukan berarti aku tidak mau menikah dengan Ijal. Rencana itu tetap ada. Tapi paling tidak itu terjadi dengan perencanaan yang matang dan keputusan bersama. Tidak seperti ini. Kehilangan Ijal, atau kehilangan masa depan yang aku impikan. Dua-duanya tidak pernah aku bayangkan akan datang di persimpangan jalanku. Aku hapus air mataku. Sudah kutetapkan pilihanku. Benar kata Papa, kalau jodoh tidak akan ke mana. *** Pagi hari kukabari ke Ijal bahwa aku akan berangkat ke kampus sendiri. Dari semalam dia sudah bertanya-tanya ada apa dan kubilang akan kujelaskan nanti. Kita bertemu ketika istirahat makan siang. Aku menceritakan semuanya dan terakhir keputusan pilihanku untuk meninggalkan dia. Dia diam sejenak. “Beri aku 10 menit. Tunggu di sini.” Kata dia dan meninggalkan aku. Aku terlalu kebas untuk menangis lagi. Aku tahu ini juga akan sulit untuk dia terima. Hubungan yang sudah berjalan hampir lima tahun dan berakhir hanya karena permasalahan yang datang dari luar. Dia kembali dan duduk di hadapanku. “Ri, aku pilih pilihan ke tiga, mari menikah dan kamu tetap lanjutkan mimpimu. Papa bilang untuk menikah dan berhenti kuliah saja kan? Tapi kalau sudah menikah, kamu adalah tanggung jawabku. Jadi, aku pastikan kamu tidak perlu meninggalkan mimpi-mimpimu. Itu janjiku.” Aku yang semula merasa kebas karena dua pilihan yang Papa berikan, tiba-tiba merasa ada harapan untuk tidak kehilangan dua-duanya. Sore itu juga, kami putuskan untuk bertemu Papa dan mengungkapkan pilihan kita. Papa tersenyum meski dengan berat hati melepaskan putrinya untuk menjadi milik lelaki lain.

15


*** Pernikahan menjadi keputusan paling krusial yang pernah aku ambil dalam hidup. Kami sama sama masih muda dan memutuskan untuk tidak memiliki momongan dulu, paling tidak sampai sama-sama menyelesaikan studi. Hidupku bermetamorfosis dari seorang gadis menjadi seorang istri. Sesekali berselisih pendapat. Hal-hal yang tidak pernah muncul ketika pacaran mendadak ada di permukaan setelah menikah. Hal yang paling konyol adalah ketika awal-awal pernikahan dimana omongan tetangga pun bermetamorfosis dari yang dulu mengumpat kedekatan kami yang terlalu lama menjadi menikah karena ‘kecelakaan’. Alangkah lucunya, rasa-rasanya tak habis mereka mencela seolah-olah hidup mereka telah bermetamorfosis secara sempurna. Sejak saat itu, aku berhenti memperdulikan omongan tetangga. Manusia hanya bisa berencana, Tuhan yang menghendaki. Memasuki semester enam, aku hamil. Aku dan Ijal sama-sama shock karena ini merupakan kehamilan yang tidak direncanakan. Trimester awal merupakan hal yang paling berat. Morning sickness dan mood swing membuatku sangat tersiksa. Ijal berupaya semampunya menjadi sosok yang lebih pengertian dan sabar menanggapi segala celotehan ngalor-ngidulku ketika lagi mood swing. Pernah suatu hari aku sampai tak bisa masuk kuliah, Ijal mau saja menemaniku tapi aku yakinkan dia bahwa aku baikbaik saja, dia pun pergi kuliah dengan setengah hati. Aku tengah duduk melamun di teras rumah. Memikirkan hidupku yang bak roller coaster. Semua yang awalnya baik-baik saja. Rencana yang sudah dibuat sedemikian rupa, mendadak jadi tak berguna. Dengan kehamilan ini, tentu akan menghambat kuliahku. Belum skripsi dan wisuda. Rasa-rasanya semua hal menjadi kacau. Andai saja dulu aku tidak mengiyakan ajakan Ijal…. “Nak….”panggil ibuku. “Iya, Ma.” “Jangan pernah kau sesali apa yang telah jadi keputusanmu.” Kata Mama seolah tahu apa yang aku pikirkan. “Hidup itu berputar dari satu tempat ke tempat yang lain, dari perjalanan yang satu ke perjalanan yang lain. Hanya saja, kita tidak pernah tahu pasti di mana posisi kita dalam putaran itu. Dari semua jalan yang ada, kebetulan ini yang kamu pilih. Jujur saja, Mama dan Papa kaget waktu kalian memutuskan untuk menikah. Karena perkiraan Mama dan Papa kamu tidak akan begitu saja melepaskan mimpi-mimpimu. Tapi kami hargai keberanian kalian. Ijal datang dengan segala keberaniannya memberikan pilihan ke tiga kepada Papa yang mau tidak mau kami setujui. Nak, semua itu terjadi bukan tanpa alasan. Tuhan hanya memberikan kepercayaan kepadamu sedikit lebih cepat karena Dia yakin bahwa kamu mampu. Kamu adalah anak kebanggaan Mama dan Papa, dan dengan Ijal di sampingmu, Mama rasa kamu akan sanggup melewati apapun.” Aku tak sanggup berkata-kata lagi. Kupeluk Mama dan menangis sejadinya. “Kau tahu, Nak, namamu Orithya diambil dari salah satu spesies kupu-kupu, dengan harapan bahwa entah bagaimanapun proses yang kamu alami dalam kehidupanmu, kamu akan mampu mengatasinya dan berkembang menjadi pribadi yang tegar dan mempesona.”

16


“Terima kasih, Ma.” Hanya itu yang sanggup aku ucapkan. *** Aku putuskan untuk mengambil cuti di semester tujuh untuk fokus pada kehamilanku. Ijal awalnya sempat ragu karena dia tahu pasti apa yang menjadi impianku. Aku meyakinkan dia bahwa penundaan itu sepadan dengan apa yang tengah aku perjuangkan. Dia tersenyum dan memelukku. Di sinilah aku sekarang, bersama Ijal, memandangi putra kami yang tengah lelap tertidur. “Aku berhutang maaf padamu.” Kataku. “Maaf untuk?” Tanya Ijal. “Aku pernah meragukan keputusan yang aku ambil untuk menikahimu. Menyalahkan keadaan bahkan kehamilanku. Tapi, setelah semua ini, aku pikir itu adalah keputusan terbaik yang pernah aku ambil. Dan sekarang, aku punya kamu dan si mungil Shaaz. Dan kurasa aku juga berhutang maaf kepada Papa sempat berkata aku membencinya karena keputusannya dulu.” “Kamu tidak perlu minta maaf untuk apapun. Dan Papa, kurasa beliau lebih dari paham bahwa kamu tidak benar-benar membencinya. Justru aku berterima kash Papa membuat keputusan itu. Tapi terkadang juga berpikir, apakah keputusanku saat itu benar? Apakah kamu bahagia? Saat kamu memutuskan untuk cuti kuliah apakah itu benar-benar tidak apa-apa? Aku merasa kian hari kian menjauhkanmu dari mimpimu, bukan mewujudkannya. Seolah-olah perlahan mengingkari janji yang pernah aku buat.” Kata Ijal sambil menatap putra kami. “Sepertinya sudah saatnya meluruskan semua. Kamu tahu, itu adalah keputusan paling tepat yang pernah kamu ambil. Dan kamu tidak sedang mengingkari janjimu. Kita sedang menuju ke sana. Perlahan tapi pasti. Dan dalam perjalanannya kita diberi anugerah dengan kehadiran Shaaz yang melengkapi semuanya.” “Dan kamu akan menjadi Ibu yang sempurna untuk dia.” “Tidak, aku sangat jauh dari sempurna dengan semua proses yang aku alami. Kelak akan kukatakan pada dia bahwa Ibunya bukanlah orang yang sempurna. Tapi dengan segala ketidaksempurnaan yang dimiliki, dia tetap berusaha yang terbaik. Dan di atas itu semua bahwa dia memiliki cinta yang cukup untuk membantu putra kesayangannya bermetamorfosis to be the best version of himself. Kesempurnaan… rasa-rasanya terlalu tinggi.” Dia tersenyum menatapku. Ada kebahagiaan yang membuncah yang aku rasakan. Menjadi seorang perempuan benar-benar anugerah yang terindah dengan segala metamorfosisnya. Berupaya yang terbaik dalam setiap fasenya. Tidak melulu harus menjadi sempurna. Justru dari ketidaksempurnaan yang terakumulasi, akan melengkapi puzzle kehidupan dengan sempurna. ***SELESAI*** (Penulis: Alfin Rosyidha, Mangalore University, Karnataka, India

17


Terima kasih, Ibuk.

Malam itu, udara dapur dipenuhi wangi olahan daging sapi yang dimasak gulai ala ibuk. Didapatnya daging sedari siang usai shalat Idul Adha 1438H. Dipenuhi tawa malam itu kami makan dengan lahapnya hasil tangan Ibu lincah mengolah hidangan sedap yang tak lupa kami bersyukur atas nikmat Nya. “Ibuk capek ndhok, mau tidur duluan ya.” Tak lama usai santap malam Ibuk pun pergi ke kamar. “iya buk.” Sahut ku biasa saja. Keesokan paginya, aku bangun lebih pagi dari Ibuk. Tidak seperti biasanya ibuk masih tidur padahal jam sudah di angka 1.00 siang hari. Dengan penasaran aku tengok ibuk di kamar dan Ibuk masih terbaring di kasur, “Ibuk pusing ndhok, sepertinya migraine ini kok muter-muter.” Keluhnya. “Mau diantarkan ke dokter gimana buk, kuat jalan ndhak?” Tanya ku agak cemas. “Ndhak usah, ambilkan obat sakit kepala aja ndhok.” Pinta Ibuk yang langsung aku eksekusi. Setelah minum obat sakit kepala, ibuk kembali mencoba untuk lanjut istirahat dan tidur. Adzan Isya’ berkumandang, seusai shalat aku tengok Ibu yang masih di kamar sembari membawa makanan untuk santap malam. “Ayo ndhok antarkan ibuk ke dokter.” Pinta ibuk dengan nada lirih dan wajah agak sembab. Tanpa ragu lalu aku rangkul dan papah ibuk ke klinik terdekat yang jaraknya sekitar 100 meter dari rumah malam itu. Jalannya ibuk terseok, badannya lemas bak tak bertulang. “Wah, Ibu ini kuat sekali lho, ini tensi darahnya tinggi sekali bu. Apa karena kemarin kebanyakan makan daging kurban?

Hati-hati Ibu kan punya riwayat darah tinggi.” Tegas dokter Handoyo usai melepas alat tensi yang diikatkan di lengan kanan Ibuk. Lalu kami pulang dengan membawa obat yang diberikan klinik, lagi, ku papah ibuk. Esok harinya, aku periksa kondisi ibuk. Aku lihat ibu sedang terbaring menatap langitlangit kamar. Tidak bisa digerakkan tangan dan kaki kirinya, wajah ibuk terlihat asimetris dan ibuk kesulitan bicara. Byarrr! Hati ku dipenuhi rasa cemas, ibuk terserang stroke! Aku bergegas menelfon bapak yang sedang bekerja pagi itu yang langsung kembali ke rumah. Kami pun membawa ibuk ke RSUD yang jaraknya tidak terlalu jauh dari rumah. Sesampainya di ruang tunggu, ibuk harus sabar antre dan menahan sakit. Hari demi hari setelah malam ibuk terserang stroke, aku dan adikku bergantian untuk merawat dan membantu ibuk dengan segala keperluannya, dari makan sampai ke kamar mandi. Setelah beberapa minggu adik harus pergi ke luar kota untuk bekerja. Dengan rasa tidak enak hati

18


aku menghubungi sepupu ku untuk membantu merawat ibu yang Alhamdulillah ditanggapinya dengan senang hati. Usai makan malam sekeluarga, aku duduk terpaku. Tanpa aku sadari air mataku beruntai sampai aku dapati diriku sudah menangis sesenggukan. Anganku terhanyut membayangkan ketika ibuk melahirkan ku, menyusui, memandikan, menggantikan popok ketika aku bayi. Memenuhi keperluanku yang ku pinta hanya dengan cara menangis tapi anehnya ibuk paham arti setiap nada tangisanku. Semua itu dilakukan ibuk tanpa sekata pun mengeluh. Kini aku menggantikan posisi ibuk, bukan merawat bayi ku tapi merawat ibuk. Membasuh ibuk ketika mandi, membopong ibuk untuk BAB, menyuapi ibuk, memasak untuk sekeluarga. Kadang aku mengeluh capek, itu pun sudah ada sepupu yang membantu. Tak sanggup ku bayangkan bagaimana ibuk merawat dan membesarkanku dan adikku sampai sebelum ibuk jatuh sakit. Satu hari setelah aku pulang kerja dan membantu ibuk pergi ke kamar mandi, ibuk mendapatiku sedang berwajah murung. “Kamu capek ndhok? Maaf ya ndhok, ibuk jadi beban kamu.� Kaget dan terpaku, aku menangis dan langsung ku peluk ibuk. “Ndak buk! maafkan aku yang selalu jadi beban ibuk sedari aku kecil. Semua ini ndak ada apaapanya dibandingkan tenaga ibuk yang tercurah merawat aku dan keluarga.� Sore itu dipenuhi tangis dan tak kulepasnya pelukan ibuk. 22 Desember 2017, banyak sekali aku dapati teman-teman mengunggah foto mereka

bersama ibu, ataupun hanya sekedar tulisan mengucap selamat hari Ibu. Tapi ibukku disini, masih berjuang melawan stroke yang menyerangnya dari hampir tiga bulan yang lalu. Tidak, aku tidak mengunggah foto apapun untuk hari ibu. Usai shalat maghrib aku kembali bersujud memohon agar diringankan beban ibuk dan diangkatkan penyakit beliau. Ku peluk erat badan ibuk yang terlihat lebih kurus karena selera makan ibuk yang berkurang drastis. Ku basuh kaki ibuk lalu ku cium pipi dan kaki nya. Memohon ampun dan berterima kasih atas kerja keras ibuk membesarkanku. Kini sudah hampir tiga tahun dari hari ibuk terserang stroke. Jalan ibuk masih terseok, tangan ibuk masih kaku saat memasak di dapur, meskipun wajah ibuk sudah terlihat lebih segar. Serangkaian pengobatan alternative dan terapi masih ibuk jalani. Namun kami bersyukur bisa melihat senyum ibuk merekah diwajahnya. Hari ibu tahun ini aku tidak disamping ibuk. Suasanya yang hampir sama ketika aku lihat media sosial yang dipenuhi unggahan foto teman-teman bersama ibu mereka, aku pun tak bisa lagi membasuh kaki ibuk karena jarak yang terpaut jauh. Aku ambil ponselku dan kusampaikan salam sayang untuk ibu, memohon ampunan dan mendoakan ibuk agar selalu sehat.

Aku megulas balik kenangan di malam ibuk terserang stroke. Betapa lelahnya menjadi

19


seorang ibuk. Lalu aku berfikir, apakah cukup ucapan maaf, foto bersama ibu yang diunggah ke media sosial, mencuci kaki ibu itu dilakukan hanya sekali dalam satu tahun? Ibu bekerja siang malam merawat dan membesarkan kita tanpa ada hari libur ataupun hak untuk cuti. Pernah kah kita dengar ibu melontar kata keluh kesahnya kepada kita? Tentu tidak. Ibu bak seorang pemain panggung yang sangat tahu bagaimana cara menyembunyikan wajah lelah dan sedih agar kita tetap merasa bahagia. Pernah kah kita berfikir berapa ratus liter susu ibu yang kita minum, berapa juta bulir keringat ibu habiskan merawat kita dan keluarga? Berapa kali kita berterima kasih kepada ibu atas apa yang sudah beliau kerjakan? Adilkah hanya berterima kasih dan meminta maaf kepada ibu hanya sekali setahun? Kenapa tidak setiap hari?

Bagi teman-teman PPI India yang ingin berkontribusi karya, bisa kirimkan ke email redaksi kami: kajianstrategisppiindia@gmail.com

Karya boleh berbentuk: Cerpen, Puisi, Tips & Triks Kuliah di India, Informasi Beasiswa, Seputar Kehidupan di India, All about India, dll

Salam rinduku untuk Ibuk. Epti Sejati, Selamat Hari Ibu. Shimla, 22 Desember 2019

20


VIRUS CORONA By Aziz Kemal Fauzie

21


KOLOM PUISI

22


Penulis : Dian Furqani (@deanfurqani)

Aligarh Muslim University

Sejarahmu, Perintah Kami.

Aku di candu sejarah, Bertanah air Satu, berbangsa, berbahasa Indonesia

Ku terpikat gairah perjuanganmu Soekarno, biasa tapi bernyali Hatta, kecil tapi berotak Gusdur, Buta tapi Mata batinnya bercahaya..lisannya menjadi tajam menyuarakan kebenaran.

Dari pergolakan suku Menjadi tanah air Terbingkai Dalam ikatan Bhinneka tunggal ika

"Isi senjatamu itu dengan kasih sayang", Kata Cut Nyak Dien "Berkaryalah", Kata Sultan Syahrir "Percaya dirilah", Kata Martini Dan "lebih baik hancur! Kalau tidak merdeka!", Kata Bung Tomo. Sejarah yang mengisakkan, namun penuh kebanggaan.

23


Penuh Sudah jiwaku, Candu akan keberagaman

Terpikat oleh persatuan Percaya diri sebagai bangsa

Karena mencintai pemimpin saja itu tidak cukup. Disoraki pada saat berpidatopun itu tidak cukup. Namun perjuangan kalian bersama Rasa Kami Mengalir Dalam darah Nadi Tanah air Pertanggung jawaban yang sempurna untuk semesta Indonesia.

Izinkan Kami menjawab sejarahmu, mengabdi untuk Indonesia tanpa keraguan.

24


Mengangsur Rindu Penulis : Dinny Yulia Wardhani Kampus : Aligarh Muslim University Secarik rindu kutuliskan untukmu Aku, yang hanya bisa menyebut namamu tanpa bisa menatap rautmu Ingin rasanya ku juga hidup pada masa itu Pada masa kau berjuang agar langit tetap berwarna biru

Untuk apa kau berjuang, lamunku Lalu kau hadir dalam mimpiku Lelah wajahmu menyiratkan cintamu pada negerimu Aku di sini hanya bisa mendengar nama dan cerita tentangmu

Hari-hari kelabu telah menjadi temanmu Walau jauh kau tinggalkanku Aku selalu berdoa untuk dijumpakan denganmu Siapa yang kan menolak tuk membersamaimu?

Pahlawan negara yang berjuang demi negeri agar bersatu padu Aku di sini selalu menyebutmu Dalam barisan doaku Agar kau tahu, ada aku yang menunggu hari dimana kita akan bertemu tuk sampaikan rindu

25


“Janganlah pernah menyerah ketika Anda masih mampu berusaha lagi. Tidak ada kata berakhir sampai Anda berhenti mencoba� - Brian Dyson

26


KEKINIAN MENCARI PAHLAWAN (Zimmy Permana Sembiring_PPI Hyderabad)

Kekinian mengubah zaman Twitter Instagram pun dimainkan Youtube jalan menjadi mapan

Jadi apa perlu seorang pahlawan?

Seolah-olah hidup hanya untuk sebuah postingan

Saat kebebasan dan hak pribadi sudah ditegakkan

Peduli hanya sekedar share

Apakah masih perlu untuk mencari pahlawan

Online itu bentuk partisipasi Berkumpul dalam Mobile legend dan freefire

Pahlawan akan menjadi orang yang pertama diam seribu bahasa

Menhabiskan waktu sampai pagi

Pada waktu engkau menganggapnya pahlawan

Tibalah Hari Pahlawan. Apa yang harus ku siapakan?

Lalu siapa semua orang yang saat ini terus berkata-kata

Postingan foto atau video berthemakan

Apakah dia akan menjadi pahlawan?

Apapun itu. Terimakasih Pahlawan.

Bukalah mata hatimu dan kau akan menemukannya

Pahlawan adalah “phala� yang berani Bukan buah yang asal jadi Buah ini bukan buah yang suci

Dia bekerja dalam diam tanpa ada sorotan Dia adalah yang berusaha untuk anakanaknya

Tapi dia tumbuh menantang mati

Dia mungkin sedang bermain hape untuk mengejar orderan

Lalu siapa sebenarnya pahlawan?

Tapi sadarlah wahai kawan

Toh pahlawan itu hanya ada dalam makamkan?

Pahlawan itu adalah kamu

Atau mereka yang mati dalam menyuarakan pikiran?

Kamu yang mencoba untuk mengartikan Apalah arti dari tulisanku

27


KOLOM INFO BEASISWA

28


Penulis: Nama: Anisa Nasera Jurusan: M.A. in Digital Society – IIIT Bangalore Instagram: @nisasera53

Kuliah di India, Why Not

Tidak pernah terbayang dibenak saya bisa berkuliah di India, negara yang sangat terkenal dengan film Bollywood, keberagaman tradisinya yang unik dan IT Sector nya yang sudah dikenal dunia. Alhamdulillah setelah aplikasi beasiswa ditolak berkali-kali, akhirnya beasiswa luar

negeri yang ditawarkan Kementrian Komunikasi dan Informasi bisa saya dapatkan. Saat ini saya berstatus sebagai mahasiswa tahun pertama di International Institute of Information Technology Bangalore dengan jurusan MSc. Digital Society. Seperti mimpi rasanya, jurusan ini tidak hanya fokus

29


dengan teknikal tapi juga lebih memahami kebutuhan masyarakat untuk pengembangan digitalisasi. Sejak menerima beasiswa ini, banyak yang bertanya pada saya, “Apakah dapat beasiswa harus dari kampus ternama dan punya nilai tinggi?�. Sering sekali saya dengar dari temanteman sekitar begitu juga dari para scholarship hunters. Menurut saya pribadi, nilai tinggi bukan suatu

masalah untuk mendapatkan beasiswa, karena saya sendiri adalah lulusan dari universitas swasta dan IPK yang saya peroleh bisa dibilang standar. paling penting adalah usaha dan konsisten. Usaha disini tentu bukan usaha yang hanya dilakukan satu dua kali melainkan perlu usaha yang amat sangat konsisten untuk dilakukan berkali-kali. Gagal pasti ada, kecewa pasti ada tapi cepatlah bangkit untuk mengobatinya dan berjuang kembali.

Sebelum mendapatkan beasiswa dari Kementrian Komunikasi dan Informatika saya sudah ditolak tujuh kali, sempat merasa sedih juga dan putus asa. Tapi semua ini memang membutuhkan banyak waktu, usaha, tenaga dan dana tapi semuanya tidak akan sia-sia karena pengalaman selalu mengajarkan kita untuk lebih baik lagi. Jadi untuk itu saya berikan beberapa tips dan trik untuk kalian para scholarship hunter yang sedang berjuang kemanapun negara tujuanmu. 1. Sering-seringlah melakukan research peluang beasiswa. Ada banyak sekali beasiswa yang di buka sepanjang tahun di seluruh dunia, gunakan social mediamu untuk mendapatkan informasi tentang beasiswa (tapi hati-hati ya, kamu harus double cek akun official atau website penyelenggara beasiswanya). Kamu juga bisa mendatangi Education Exhibition for Study Aboard, disana kamu akan mendapatkan banyak informasi tentang beasiswa dan kampus-kampus idamanmu, tapi kamu juga harus memilah tempatmu berkunjung karena tidak sedikit organisasi yang hanya melakukan marketing alias tidak menawarkan beasiswa sama sekali. Intinya semakin banyak informasi yang kamu dapatkan akan semakin bagus. 2. Persiapkan dokumen dengan lengkap sebelum apply beasiswa. Kamu bisa kumpulkan berkas-berkas yang diperlukan seperti Motivation Letter, Surat Rekomendasi, LoA(Letter of Acceptence) (bila ada), Ijazah dan SKHU yang sudah di translate ke bahasa Inggris, dan Passport (menurutku ini penting banget karena sebagian besar penyelenggara beasiswa mencantumkan

30


passport sebagai salah satu syarat pendaftaran). Selalu bandingkan motivation letter mu dengan beberapa motivation letter lainya yang bisa kamu temukan dengan mudah di internet, kamu juga bisa meniru (bukan copy paste ya) dan memilih beberapa point yang menurutmu penting untuk diterapkan pada motivation lettermu. Kemudian bila dokumen kamu sudah terkumpul kamu bisa dengan bebas apply ke beberapa beasiswa. 3. Tingkatkan skill bahasa Inggrismu. Walaupun banyak beasiswa yang tidak membutuhkan nilai IELTS atau TOEFL sebagai syarat pendaftaran tapi bila kamu mempunyai sertifikatnya akan menjadi nilai tambah loh. Dan aku sangat merekomendasikan banget untuk teman-teman yang merasa masih memiliki sedikit skill yang bisa kamu tunjukkan, skill Bahasa inggrismu akan sangat membantu. Kelebihannya juga kamu lebih merasa percaya diri saat interview, selain itu kamu tidak akan merasa kesulitan untuk menerima pelajaran begitupun berkomunikasi nantinya saat kamu sudah mendapatkan beasiswa. 4. Selalu BERDOA. Itu lah beberapa tips dari aku semoga bermanfaat. Keep going! You can do it and all the best for you guys!. ;)

Image Source: www.nationalgeographic.com

31


PENYETARAAN IJAZAH SMA DI AIU INDIA Halo perkenalkan nama saya Ahmad Daniel, dari kota kecil Jawa Tengah. Sekarang sedang menempuh pendidikan di Amity University Jharkhand, India. Mau share soal satu hal penting, yang mungkin tidak banyak mahasiswa India yang mengetahui. Bagaimana cara/ proses membuat Ijazah Penyetaraan dari Ijazah SMA Indonesia disetarakan ke Ijazah 10+2 India. Ijazah ini biasa disebut Certificate AIU, karena yang mengeluarkan Ijazah Penyetaraan ini adalah Association of Indian Universities (AIU). Kenapa saya buat penyetaraan Ijazah sedangkan lebih banyak mahasiswa yang tidak buat? Karena hanya beberapa kampus di India yang meminta hal ini. Contoh kampus yang harus melampirkan Certificate AIU adalah Amity University.

Alurnya singkat : 1. Ke SMA kalian 2. Ke Penerjemah Tersumpah 3. Kemudian berangkat ke India (New Delhi), lebih tepatnya ke kantor Embassy of Indonesia 4. Terakhir, ke kantor AIU yang ada di AIU HOUSE 16, Comrade Indrajit Gupta Marg. Opposite National Bal Bhawan, Near I.T.O., New Delhi, Delhi 110002. Bisa dengan mudah search di google maps. Ini prosesnya offline. Gak kyak bikin eFRRO.

Dokumen yang harus dibawa : 1. Dokumen pendirian SMA. 2. Ijazah SMA 3. Transkrip Nilai SMA semua semester,

32


atau biasa kita sebut nilai rapot. 4. Passport 5. Visa 6. Surat pengantar dari Embassy of Indonesia Semua dokumen harus dalam English, jadi kamu harus ke Penerjemah Tersumpah dan di fotocopy.

Proses lengkapnya: Pergi ke SMA minta surat pendirian SMA ke TU (Tata Usaha) atau Tata Administrasi. Jangan lupa di cap, karena saya yakin hanya diberi fotocopiannya. Kalau sekolah bilang ini hanya bisa dicap Dinas Pertanahan atau Dinas Pendidikan Provinsi. Bilang aja " Boleh dicap sekolah Pak/Bu ". Setelah itu dokumen Pendirian SMA, Ijazah SMA, dan Transkrip Nilai dari semua semester diterjemahkan. Sudah siap 3 dokumen itu, sudah siap menyetarakan ijazah. Tentu sebelum ke kantor AIU, ke kantor Embassy of Indonesia terlebih dahulu. Minta

ke Atase Pendidikan, Surat Pengantar untuk menyetarakan Ijazah SMA. Setelah itu ke kantor AIU, jangan lupa membawa uang 12.000 rupees. Itu biaya untuk menyetarakan Ijazah SMA tahun 2019. Di kantor AIU hanya mengisi formulir, kemudian ke Bank terdekat untuk membayar dan jangan lupa bukti pembayaran karena itu sangat penting. Setelah itu kembali ke kantor AIU dan menyerahkan semua dokumen yang sudah saya sebutkan plus bukti pembayaran. Jangan lupa semuanya di foto untuk bukti ke Universitas bahwa Certificate AIU sedang dalam proses. Karena hasil Certificate AIU bisa didapatkan 40 hari atau lebih setelah menyerahkan semua dokumen ke kantor AIU. Hasil akan dikirim lewat pos, jadi pastikan alamat yang kalian tulis di formulir Certificate AIU itu benar. Salam sukses.

Penulis : Daniel (PPI Ranchi)

33


Tahapan Permohonan SK Konversi Nilai di Atdik KBRI New Delhi dan SK Penyetaraan Ijazah Luar Negeri di Kemenristekdikti Jakarta

Oleh: Noor Sahid Kusuma Hadi Manggolo noormanggoloenglish@gmail.com Alumni EFL University – Hyderabad, India 1. Scan seluruh berkas-berkas yang dibutuhkan, antara lain: a. Ijazah asli (yang akan disetarakan) b. Ijazah asli (jenjang pendidikan sebelumnya) c. Transkrip nilai asli d. Paspor (seluruh halaman, dari halaman identitas diri, hingga halaman Visa yang belum digunakan) e. Pasfoto berwarna f. Thesis/disertasi/karya tulis ilmiah (jika ada) g. Berkas/data yang menjelaskan tentang program studi/kurikulum/jurusan h. Berkas/data yang menjelaskan tentang status akreditasi kampus i. SK Konversi nilai dari Atdikbud KBRI New Delhi 2. Proses permohonan SK konversi nilai ke Atdikbud KBRI New Delhi (bagi kampus yang telah terdaftar di database Atdik), dengan menyiapkan berkas-berkas sebagai berikut: a) Surat elektronik (email) permohonan konversi nilai yang ditujukan kepada Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI New Delhi dengan alamat surel atdik.newdelhi@gmail.com b) Melampirkan hasil scan ijazah asli (optional) dan transkrip nilai (wajib) ke dalam attachment surel tersebut. Catatan: Tunggu email balasan dari asisten Atdik, Ms. Sopem Mahon seputar status surat keterangan konversi nilai tersebut. Kemudian jika sudah selesai, SK dapat diambil langsung ke alamat:

34


Office of Education and Cultural AttachÊ, Embassy of the Republic of Indonesia, 50.A-Kaulitya Marg, Chanakyapuri, New Delhi, 110021 India 3. Proses permohonan penyetaraan ijazah luar negeri ke Kemenristekdikti : a. Buka website Kemenristekdikti pada https://ijazahln.ristekdikti.go.id/ijazahln/ b. Buat akun (bagi yang belum memiliki) c. Login ke dalam akun d. Klik Layanan – Penyetaraan Ijazah (bagi Kampus dan Program Studi yang sudah terdaftar) e. Mengisi identitas diri dan mengunggah berkas-berkas terkait (sesuai instruksi tiap halaman aplikasi) f. Memeriksa data identitas dan berkas-berkas sesuai dengan yang dibutuhkan g. Mengisi (centang) pernyataan persyaratan dan ketentuan penyetaraan Ijazah LN (memeriksa syarat wajib, khusus, dan tambahan) h. Mengisi dan mengunggah berkas-berkas dalam formulir penyetaraan Ijazah hingga tahapan akhir i. Melihat status permohonan pada akun 4. Proses pengambilan SK penyetaraan ijazah LN dengan alur sebagai berikut: a) Periksa inbox email yang terdaftar untuk akun, Tim Penyetaraan Ijazah Luar Negeri melalui alamat email ijazahln@gmail.com akan menginformasikan status terkini mengenai proses penyetaraan ijazah LN b) Masuk pada menu Pengambilan pada situs https://ijazahln.ristekdikti.go.id/ijazahln/ c) Masukkan data tanggal pengambilan SK d) Sertakan detil identitas siapa yang akan mengambil SK (pengusul atau diwakilkan) e) Verifikasi dan download formulir pengambilan SK f) Ambil SK di kantor Dikti sesuai tanggal yang pengusul pilih sendiri, dengan membawa 2 lembar pasfoto berwarna ukuran 3x4 dan (surat kuasa bagi yang mewakilkan) pada alamat, Direktorat Pembelajaran, Ditjen Belmawa, Kemenristekdikti, Gedung D lantai 7, Jl. Jenderal Sudirman, Pintu I Senayan, RT.1 RW.3 Gelora, Tanah Abang, Jakarta Pusat, DKI Jakarta 10270 g) Terima SK, lalu gandakan sebanyak 5 lembar (maksimal sesuai aturan), untuk dilegalisir. Catatan: Sesuai aturan yang berlaku, setiap kali pengajuan legalisir adalah maksimal 5 lembar. Apabila pengusul hendak melakukan legalisir lagi di kemudian hari, proses dapat melalui jasa pos tanpa harus datang ke kantor, bagi yang berhalangan hadir. #PPIIndia #PPIHyderabad #PPIIndiaPojokKampus

35


“Belajar dari Negeri Hindustan�

Penulis: Nama: Putri Winda Sari Jurusan: M.A. in English - University of Lucknow Instagram: @putriwindasr_

Halo semuanya, perkenalkan nama saya Putri Winda Sari, sekarang saya sedang menempuh pendidikan M.A. in English di University of Lucknow, India melalui beasiswa ICCR (Indian Council for Cultural Relations).

tentang kuliah di luar negeri membuat saya semakin giat belajar dan mempersiapkan segala persyaratan untuk bisa melanjutkan kuliah di luar negeri dengan beasiswa.

Seperti sebuah keajaiban, disini saya mendapatkan kesempatan untuk memenuhi impian seorang gadis muda, yang dulu saya pikir mustahil. Melalui suka duka disini, saya belajar untuk mengenal diri saya lebih jauh, bertransformasi menjadi individu yang lebih mandiri. Semua ini mengingatkan saya bahwa kesuksesan selalu sepadan dengan apa yang kita usahakan. Sejak dulu, saya percaya bahwa apa yang kita peroleh bukan hanya tentang ‘keberuntungan’ namun, ada banyak keringat, doa, air mata serta usaha disana. Mempunyai mimpi untuk menempuh pendidikan di luar negeri sudah ada sejak saya berada pada semester pertama di Universitas Bandar Lampung (UBL), saat itu saya banyak mendengar pengalamanpengalaman menarik dan luar biasa dari dosen-dosen saya yang dulunya juga menempuh pendidikan di berbagai negara termasuk India. Mendengar banyak inspirasi

Selama berkuliah, saya pergunakan waktu sebaik mungkin untuk terus meng-explore diri dan menyeimbangkan antara kuliah, organisasi, prestasi, serta pengabdian masyarakat. Sejak bangku kuliah saya memang sudah aktif diberbagai organisasi serta komunitas, mengikuti berbagai perlombaan nasional dan juga aktif menjadi delegasi Indonesia untuk beberapa International Summit.

Semua itu saya persiapkan untuk mendaftar beasiswa ke luar negeri. Saya mencari sebanyak mungkin informasi perihal beasiswa luar negeri yang membuat saya sadar bahwa Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) saja tidak akan cukup untuk bisa meraih mimpi besar tersebut, selain IPK bagus saya juga harus mempunyai prestasi serta kemampuan soft skill yang cukup

36


Singkat cerita, saya lulus kuliah pada tahun 2018. Setelah menyelesaikan pendidikan S1 saya mulai lebih fokus mendaftar beasiswa S2, ada 3 beasiswa yang saya coba saat itu mulai dari beasiswa dari benua eropa hingga benua asia. Dari 3 beasiswa tersebut, hanya satu beasiswa yang menerima saya yaitu beasiswa ICCR dan itu lah yang menjadi point penting kenapa saya berada di India saat ini, karena India adalah negara pertama yang menerima saya dan alhamdulillah saya bisa diterima di 3 universitas sekaligus di India yaitu: Aligarh Muslim University, EFLU University, dan University of Lucknow. Seperti yang sudah saya ceritakan sebelumnya saya sempat mengalami 2 kali kegagalan saat mendaftar beasiswa dalam kurung waktu 4 bulan namun hal itu tidak menyurutkan semangat saya untuk bisa mendapatkan beasiswa kuliah di luar negeri. Saya terus berdoa dan melakukan yang terbaik untuk aplikasi beasiswa saya.

Setiap mengalami kegagalan saya selalu menerapkan prinsip: “Habiskan Kuota Gagal!” saya percaya bahwa jatah gagal saya akan habis dan suatu hari mimpi saya akan menjadi kenyataan. “Habiskan Kuota Gagal” selalu menjadi api semangat bagi saya ketika menghadapi kegagalan, karena kebanyakan dari kita akan menyerah ketika menghadapi kegagalan.

Padahal, tidak ada yang instan dalam proses menggapai mimpi itu sendiri, dimana akan banyak usaha, kerja keras, kegagalan bahkan air mata yang harus siap kita hadapi demi menggapai cita-cita. Mengalami beberapa kali kegagalan menjadikan saya pribadi yang lebih memaknai sebuah perjuangan dalam menggapai mimpi, membuat saya lebih kuat serta menyadari bahwa di depan sana mungkin saja ada tantangan dan rintangan yang jauh lebih besar dari itu.

Selanjutnya saya akan berbagi bagaimana cara memperoleh beasiswa ICCR. Beasiswa ICCR merupakan beasiswa: sebuah badan pemerintahan dibawah Ministry of Foreign Affairs, salah satu program ICCR adalah penyediaan beasiswa belajar di India untuk semua jenjang S1,S2, S3, dan Research untuk semua jurusan kecuali kedokteran (Medicine) dan kedokteran gigi (Dentistry) bagi mahasiswa asing di selutuh dunia. Beasiswa yang diberikan oleh ICCR bersifat full-scholarship. Kita hanya perlu membayar tiket pesawat menuju India. Beasiswa ICCR Scholarship ini mencakup:

1. Biaya Hidup (Living Allowance)

5. Biaya Penelitian atau Project

2. Uang Kuliah/SPP

6. Biaya kesehatan (Medical Benefit)

3. Uang Sewa Rumah

7. Visa pelajar

4. Uang Buku/Contingent Grant

8. Study tour

37


Beasiswa untuk tahun akademik 20192020 sudah dibuka sejak tanggal 1 Desember 2019 hingga 29 Februari 2020. Berkas apa saja yang dibutuhkan? 1. 2. 3. 4.

Pas photo latar belakang putih Passport yang masih berlaku Translate ijazah (SMA dan S1) Certificate of Physical fitness dari dokter 5. Unique ID/KTP

Lalu pada bagian Translation Document bisa diisi dengan: -

Academic qualification Mark Sheet Surat rekomendasi dari kampus atau kantor Toefl/IELTS Score

Perlu diingat bahwa semua dokumen yang disertakan harus dalam bahasa Inggris baik itu ijazah, surat rekomendasi, mark sheet, certificate of physical fitness, dll. Selanjutnya kita akan membahas tentang proses tahap seleksi untuk beasiswa ICCR ini. Pada tahun 2019 dan sebelumnya hanya ada 1 tahap yaitu hanya tahap berkas dan tidak ada tahap wawancara. Jadi, setelah summit berkas, sekitar 4-5 bulan pihak ICCR langsung menyeleksi dan mengumumkan daftar nama yang mendapatkan beasiswa ICCR tanpa ada tahap proses wawancara. Untuk tahapan proses bisa berubah-ubah sesuai keputusan dan ketentuan dari pihak ICCR. Setiap tahun tersedia 20 kuota bagi pelajar Indonesia untuk diberangkatkan ke India melalui beasiswa ini. Dalam beasiswa ICCR ada 2 hal yang harus kita tulis yaitu yang pertama adalah motivation letter dan yang kedua adalah surat rekomendasi dari dosen/atasan tempat kita bekerja. Pertama, saya akan membagikan

pengalaman saya dalam membuat motivation letter. What is motivation letter? Jadi Motivation letter adalah sebuah essay yang berisi tentang siapa kamu, apa tujuan hidup kamu, latar pendidikan, potensi apa yang kamu miliki, serta apa harapan yang kamu inginkan ketika kamu melanjutkan studi. Biasanya motivation letter digunakan untuk syarat pengajuan beasiswa di universitas dalam atau pun luar negeri. Isi motivation letter biasanya tidak bertele-tele dan tidak berlebihan, dalam membuat motivation letter pelamar disarankan untuk menjelaskan diri dan kelebihan secara singkat dan padat. Selanjutnya kita akan membahas tentang surat rekomendasi, surat rekomendasi biasanya di tulis oleh dosen atau atasan tempat kita bekerja. Surat rekomendasi yang baik adalah surat yang bisa memberikan penilaian akademik secara mendalam tentang pelamar beasiswa, salah satu fungsinya yaitu menjelaskan keahlian dan kelebihan si pelamar beasiswa maka dari itu saya sarankan agar kalian meminta surat rekomendasi kepada seseorang yang sudah mengenal kalian secara akademik ataupun non akademik, tujuannya adalah supaya informasi yang diberikan clear. Pengalaman saya pribadi saat ingin mendapatkan surat rekomendasi adalah saya akan berkonsultasi langsung kepada pemberi surat rekomendasi, jarak antara deadline pun harus diperhatikan karena biasanya pemberi surat rekomendasi memiliki kesibukan-kesibukan harian. Beasiswa ICCR biasanya juga memiliki tes kemampuan writing, namun pada tahun 2019 writing test tidak dilaksanakan. Hal yang perlu dicatat ketika mendaftar beasiswa ICCR adalah persiapkanlah aplikasi

38


beasiswa kalian sebaik mungkin dan akan lebih baik jika berkas-berkas tersebut dipersiapkan dari jauh-jauh hari, cari info sebanyak-banyaknya, baca lebih banyak artikel tentang beasiswa ICCR, perbaiki niat mengapa ingin kuliah di luar negeri, jangan lupa berdoa dan minta restu orang tua. Cerita ini baru sedikit cerita dalam memperjuangkan mimpi kuliah di luar

negeri, disisi lain banyak juga upaya yang saya lakukan untuk bisa berkuliah di luar negeri dengan beasiswa bahkan saya pernah tidak tidur 23 jam non-stop hanya untuk membuat motivation letter. Saya bercerita hal ini untuk memberikan gambaran bahwa ketika kita berusaha untuk menggapai mimpi maka Allah akan berikan jalan bagi hambanya yang selalu berusaha.

“Percaya atau tidak mimpi-mimpi kita akan berubah menjadi nyata, jika kita percaya bahwa mimpi itu nyata� (@putriwindasr_) Bagi teman-teman yang ingin tanya jawab terkait beasiswa ICCR serta pengalaman selama belajar di India jangan sungkan untuk menghubungi saya via Instagram: @putriwindasr_

University of Lucknow

Image Source: www.nationalgeographic.com

39


Dulu Thomason College Of Engineering, Sekarang IIT Roorkee Roorkee, sebuah kota kecil di state Uttarakhand di India. Secara letak geografis, terlalu kecil untuk di cari, bahkan dia tidak akan ditemukan di beberapa peta India, tetapi siapa yang menyangka kalau beberapa dekade yang lalu, kota ini menjadi kiblatnya para engineer di India. Jujur aku tidak tahu apa-apa soal IIT ini ketika pertama kali menjejakkan kaki disini. Karena aku hanya fokus mencari kampus yang ada Master of Architecture, dan masuklah IIT Roorkee di list pilihan kampus. Its History Roorkee College didirikan pada tahun 1847, sebagai kampus teknik pertama di masa kerajaan Inggris. Kampus berganti nama menjadi The Thomason College of Civil Engineering pada 1854. Dan terakhir tahun 2001, kampus dinyatakan sebagai lembaga kepentingan nasional, dan berubahlah statusnya dari Universitas Roorkee menjadi Indian Institute of Technology Roorkee. IIT ke-7 yang bergabung dalam rantaian IIT di India. Beberapa Fun Facts: 

Sebagian besar bendungan, kanal, jalan raya dan jembatan lintasan kereta api dari periode tahun 1850 adalah hasil dari inovasi engineer Roorkee.



Pada tahun 1846 Roorkee menjadi tempat pertama di mana mesin kereta api berfungsi di India



Dan tahun 1851 mesin uap pertama India beroperasi di antara Roorkee dan Piran Kaliyar Walaupun sebenarnya menarik ketika memikirkan kenapa para Britishers memutuskan

membangun institut teknik di Roorkee padahal saat itu Calcutta merupakan ibukota negara. Pilihan yang menarik mempertimbangkan letak Roorkee yang luar biasa terpencil. Tetapi pada saat itu, 170an tahun yang lalu, masyarakat memandang kampus dengan pandangan kagum. Kampus teknik pertama di Asia dengan konsentrasi di bidang civil engineering,

40


dan salah satu yang pertama di dunia. Yang satu abad yang lalu berhasil menelurkan keajaibankeajaiban teknik dengan aqueduct, level crossing dan super passage-nya. Walaupun semua itu sudah bukan keajaiban lagi sekarang, serta sudah bermunculan pusat pendidikan sains dan teknik yang jauh lebih besar dan lebih hebat, tetapi sedikit dari mereka yang mempunyai sejarah yang sebanding. Banyak yang berhasil menelurkan lulusan teknik yang luar biasa, tetapi tidak banyak yang berhasil meninggalkan sentiment untuk kampus dalam diri. “Histories make men wise – Francis Bacon�. Dan aku pun jadi bangga akan kampusku.

Bagaimana sistem belajarnya? Sebagai seorang mahasiwa arsitektur di fakultas

architecture

and

planning,

ada

beberapa hal unik yang terlintas di kepala. Secara metode belajar, mungkin mirip ya seperti belajar arsi di Indonesia, main di konsep hingga menghasilkan sebuah hasil akhir rancangan. Walaupun rasanya disini lebih banyak nekan di study literature dan studi kasus.

Sehari-hari

juga

lebih

banyak

menghabiskan waktu di studio mengerjakan tugas, ataupun kadang nongkrong di lab kalau tidak ada kelas. Daripada metode belajar, aku lebih kaget terkait lingkungan belajar. Persaingannya luar biasa tinggi, dan semua (literally semua, selain aku) sangat berpatokan dengan nilai. Mereka akan melalukan hampir semua demi nilai, termasuk komplain langsung ke dosen. Yang terpenting hanya nilai yang tinggi dan bukan ilmu yang akan mereka dapat. Itu hal yang kurang bisa kucerna di awal, walaupun sekarang sudah biasa sih lihat mereka begitu. Jadi berasa liat real lifenya film 3 idiots gitu di depan mata tapi dengan setting yang berbeda haha

41


Tahun pertama, akan ada banyak course work dengan kreditnya masingmasing yang harus ditempuh. Semester kedua rasanya yang paling padat, nyaris setiap hari ada kuliah dari jam 9 pagi hingga jam 9 malam. Itu minimal (Rekor pernah ada kelas sampai jam 1 malam). Oh, dan dosen disini juga tidak akan segan meminta kelas tambahan di hari Sabtu (dan bahkan minggu) jadi siapkan mental, dan jaga kesehatan karena kamu akan mirip panda karena jarang tidur. Tahun kedua, rutinitas menjadi lebih bearable

dengan

coursework

yang

menyisakan satu mata kuliah design studio dan tesis akhir. Fasilitas jurusan dan kampus buka 24 jam, dan di jam berapapun itu pasti akan tetap ada manusia di studio ataupun di lab, khusyuk mengerjakan tugas atau hanya sekedar santai biarpun itu jam 3 atau 4 dini hari (percayalah, mereka bobo disana dan cuma pulang ke hostel buat makan) Satu lagi yang sempat bikin kaget di semester satu adalah adanya sistem ujian. Sebagai mahasiswa arsitektur di Indo yang tidak mengenal istilah ujian tulis, hal ini sempat bikin tertekan. Tapi Alhamdulillah berhasil melewati ujian mid dan ujian akhir setelah pertumpahan darah dan air mata selama 2 minggu. Tahun pertama, dan semester pertama, akan terasa paling berat, tapi setelah itu you’ll get the hang of it, and you’ll be just fine.

Tinggalnya dimana? Kampus menerapkan aturan kalau semua mahasiswa, dosen serta pegawai wajib tinggal di akomodasi kampus yang telah disediakan. Fasilitas akomodasi yang disediakan kampus menjadi salah satu kelebihan. Pada saat mendaftar ulang, aku ditawari pilihan, ingin tinggal di hostel, atau di apartemen.

42


Bagi yang milih di hostel, maka akan bergabung dengan mahasiswa local dengan fasilitas khas hostel yang sekamar berdua (kalau beruntung akan dapat kamar sendiri), dan kamar mandi bersama, tetapi dengan adanya jaminan makanan alias tersedianya mess. Tapi hostel di IIT ini keren. Di setiap hostel ada gym, TV room, computer room, stationary shop, laundry room dan kantinnya sendiri. Enak. Banget. Dan bagi yang milih di apartemen, kamu akan diberi satu flat apartemen single room full furshined dari double bed dan inbuilt lemari di kamar tidur, sofa-sofa ruang tamu, meja-kursi ruang makan, oven-kulkas di dapur, hingga closet kamar mandi. Tetapi namanya apartmen, tentu lebih individualis, dan semua harus bisa kamu handle sendiri seperti harus masak sendiri, harus bebersih sendiri, cuci-cuci sendiri dkk. Tapi aku tentu milih di apartemen hahaha. Biar bisa masak sendiri~ (tapi aku sering kabur ke hostel teman buat nebeng makan atau sekedar nongkrong ngeteh di kantinnya mereka). Hampir lupa. Mahasiswa undergraduate dan masters tidak dibolehkan membawa kendaraan bermotor, jadi kemana-mana sepedaan deh. Good for you and the environment haha. Tapi untuk mahasiswa phd yang sudah berkeluarga ada kelonggaran, mereka boleh membawa kendaraan sendiri.

Kuliah terus, gak ada kegiatan lain apa di kampus? Ada dong! Gini-gini ini kampus meletakkan prioritas tinggi terhadap aktifitas mahasiswa selain belajar. IIT Roorkee punya 3 festival utama yang biasanya diadain secara besar-besaran dalam setahun:

43


Thomso - Annual Cultural Festival (Festival paling meriah, paling heboh, dan biasanya diadain di musim gugur akhir bulan Oktober atau awal November)

Sangram - Annual Sports Festival (diadain di musim semi, minggu pertama bulan Maret)

Cognizance - Annual Technical Festival (diadain di bulan Maret juga)

Sangram biasanya berjalan sebulanan, tetapi finalnya diadakan selama 3 hari. Thomso dan Cognizance juga diakakan selama 3 hari (kalau bukan Jumat-Sabtu-Minggu, maka Sabtu-MingguSenin). Kampus akan selalu ramai 24 jam selama festival berlangsung karena banyak orang dari luar kampus juga turut meramaikan. Dan menariknya, untuk hari Jumat/Senin tanggal diadakannya festival, dilarang ada kegiatan belajar mengajar, alias libuuuuur (biarpun sebenarnya dosen agak tidak peduli dengan nasib mahasiswa masters/phd dan kadang tetap aja minta kelas di hari itu haha) Tapi selain 3 festival utama itu, setiap minggu dan bahkan hamper setiap hari di kampus selalu ada acara. Semua diadakan untuk civitas kampus. 

Mulai dari nonton bioskop

gratis di kampus (ini biasanya setiap dua minggu atau di saat ada momen tertentu seperti tanggal merah dkk, akan diputar film India terbaru yang masuk box office, dan jadilah nonbar besar-besaran. But beware, no subtitles) 

Talk-show

dan

seminar-

seminar dengan berbagai macam topik baik akademik, teknologi, environment ataupun topik yang relatif lebih ringan seperti mental health ataupun kecerdasan emosional because they do care about out mental state haha. 

Dan tidak ketinggalan musik dan tari doong. Karena seperti yang kita tahu, India sangat menggemari dua itu. Banyak showcase dan pertunjukan musik dan tari oleh mahasiwa ataupun dari luar mulai dari klasik hingga modern. Dan semua semua itu gratis tis tis kalau kita mau ikutan. Dengan satu syarat: Nunjukin

ktm, and you are in.

44


Fasilitas lain di kampus menurutku juga luar biasa. Semua fasiltias olahraga dari yang standard seperti lapangan bola, lapangan tenis, badminton, hingga area squash, kolam renang (jam renang cewek-cowok dibedain), angkat beban, gym (cowok-cewek) dan fasiltias olahraga lain semua tersedia. Students Club, wadah kreatifitas dan pengembangan mahasiswa juga menawarkan luar biasa banyak pilihan: 

Club olahraga (sepakbola, basket, voli, badminton dkk),

Club hobi (masak, gardening, fotografi, computer dkk),

Club santai (pool, billiards, snooker dkk)

Club nggak santai (taekwondo, gymnasium and weightlifting dkk)

Hingga yang paling primadona seperti Himalayan Explorers Club (ini mereka sering banget ngadain agenda trekking dkk, tapi gak semua serta merta bisa ikut. Fisikmu akan diuji dulu dong semisal lari 5km tanpa henti haha), stargazing club, philately club (koleksi koin dan perangko) daaaan masih banyak lagi aku lupa

Dan semua semua itu gratis tis tis kalau kamu mau bergabung. Dengan satu syarat: Nunjukin ktm, and you are in (oke, mungkin beberapa club fisik membutuhkan tes tertentu juga sih buat ngeliat levelmu ada dimana). Setiap club juga punya jadwal latihan atau kumpulnya masing-masing. Tapi biasanya rata-rata dimulai dari jam 6 sore hingga malam. Hampir lupa. Ini penting! Kalau kamu jatuh sakit, butuh cek dokter dan obat, jangan khawatir. Ada rumah sakit kampus. Tinggal kesana, dan kamu akan di cek berdasar keluhanmu apa. Dan kalau sakitmu spesifik, maka kamu akan diarahin ke dokter specialis langsung. Butuh cek lab, darah, HIV dkk? Tenang, itu semua juga tercover. Dengan syarat: Nunjukin KTM plus medical booklet, dan kamu tidak butuh mengeluarkan biaya apapun sama sekali. Jadi man teman, jangan sampai kehilangan KTM. Aksesmu dengan sebuah KTM itu luar biasa hahaha. Satu lagi, kalau kamu merasa jenuh dan butuh asupan manis-manis, bisa kok kabur ke CCD kampus, Amul parlor, Georgia café, Nescafe, dkk atau kalau misal malam-malam gak bisa tidur, bisa juga nungguin night café di hamper setiap hostel yang baru buka jam 2 malam. Jalanan kampus juga akan selalu ada orang mau jam berapapun itu. Dan luar biasa aman, karena banyak sekuriti ditempatkan di setiap sudut kampus. Ketika aku pulang malam pun (di atas jam 12), dari

45


gerbang utama itu juga pasti diantar sama sekuriti hingga sampai di gerbang apartemen. Karena memang apartmenku letaknya di luar gerbang utama kampus. Dan kalau kamu jenuh dan butuh a short getaway, Haridwar, Rishikesh, Dehradoon, Mussoorie etc. are only a one bus/train away. Salah satu positifnya di IIT Roorkee juga, bus stand pas di seberang kampus dengan bus yang terus beroperasi 24 jam, jadi sangat mudah untuk di akses. Untuk railway station juga cuma butuh naik e-rickhsaw sekali bayar 30 rupee dan kamu uda bisa langsung naik kereta dan kabur. But, kehidupan kampusku setahun terakhir ini tidak akan seru tanpa adanya teman-teman baruku disini. Biarpun untuk sekarang aku adalah satu-satunya mahasiswa Indonesia disini, tetapi Alhamdulillah punya banyak teman dari background dan negara lain. Semakin lama menghabiskan waktu disini, semakin banyak yang kupelajari soal kampus dan juga kota kecil di sudut Uttarakhand ini, dan semakin aku bersyukur, aku nyasar-nya kesini dan bukan di tempat lain. Alhamdulillah. Another fun fact: Hingga akhir tahun 1990-an katanya ada BANYAK mahasiswa Indonesia disini, ada hampir 50-60an yang menjalani pendidikan master hingga Phd. Jadi perkumpulan mahasiswa Indonesia di Roorkee dulu sangat ramai. Itu katanya warden apartemen sewaktu beliau menceritakan terkait betapa ramahnya mahasiswa-mahasiswa Indonesia dulu. Tapi sekarang pada kemana? Oleh: Fadia Fadzliyana S Mahasiswa Master of Architecture Indian Institute of Technology Roorkee Ig: dyah.arch

46


KOLOM INFO TRAVELLING

47


Ada apa di Mysore? By. Rendy Firnanda IIIT Bangalore Jurusan Digital Society IG: Rendy Firnanda

Apakah sobat PPI pernah dengar tentang Mysore? Mysore merupakan salah satu daerah wisata dinegara bagian Karnataka. Untuk menuju kesana, kita hanya membutuhkan waktu sekitar 3-5 jam. Ada 3 cara yg dapat teman2 lakukan untuk menuju kesana dari Bangalore, yaitu: 1. Memesan bus menggunakan aplikasi redBus dan sejenisnya Utk pemesanan ini, teman2 tinggal memilih mau berangkat jam berapa. Namun perlu diingat, bahwa harus ada komitmen yg kuat utk pemesanan ini,sebab saya kemarin pesan tiket yg jm 8.30 pagi dgn harga 40ribu rupiah, sayangnya saya terbangun pukul 8 pagi. Dapat dipastikan saya tertinggal, karena perlu waktu 1 jam utk menuju bus standnya yang terletak di Shantinagar. 2. Menggunakan kereta Teman2 dari manapun,bisa menuju Kempegowda Station. Setibanya disana, cukup berjalan kaki sekitar 3-5menit menuju Krantivira Sangolli Rayanna. Harganyapun bervariasi, dari 135 Indian rupees (27ribu), 460 Indian rupees (92ribu), dan 645 Indian rupees (129ribu). Tiket dapat dibeli langsung dsana atau melalui

48


aplikasi yang tersedia, salah satunya Mytripdotcom dan Aplikasi IRCTC Rail Connection. Namun dikarenakan saya belum pernah naik kereta selama di Bangalore, maka alternatif ini tidak saya ambil. 3. Menggunakan Bus di Majestic atau Satellite Bus Stand Alternatif ketiga ini yg saya pilih. Karena banyak sekali bus yg akan menuju ke Mysore,sehingga kita tidak perlu takut utk ketinggalan busnya. Teman-teman dapat naik bus dari terminal Majestic atau Satellite Bus Stand. Sayapun lebih memilih naik bus di Satellite Bus Stand. Ada 2 pillihan bus utk menuju Mysore ataupun sebaliknya. Bus yg menggunakan AC atau bus yg menggunakan Non AC. Semuanya non stop bus, yg artinya tidak akan mampir dibeberapa terminal bus ya. Hanya saja bus akan sekali mampir ditengah perjalanan utk sekedar pergi ketoilet karena perjalanan kesana memakan waktu 3-5jam. Untuk bus yang menggunakan AC, teman2 bisa pilih yg KSRTC dengan harga 310 Indian rupees (62ribu rupiah), sedangkan yg Non AC seharga 125 Indian rupees (25ribu rupiah). Sayapun mencoba kedua bus tersebut,dan menurut saya utk kecepatan hampir sama.

49


Image Source: www.nationalgeographic.com

50


Dibus non AC pun saya tidak kepanasan karena cuaca di Bangalore dan Karnataka yg rata2 10-25derajat cercius (variatif). Perbedaanny bus non AC relatif lebih berdebu dibanding yg AC. Intinya ada harga ada rupa ya teman2. Bus yang kita naiki nanti akan berhenti didekat Mysore Palace ya. Jadi kita bisa jalan kaki menuju kesana. Untuk tempat wisata di Mysore, banyak sekali pilihannya. Tidak ada harga lokal ataupun harga foreigner. Semua disama ratakan ya. Salah satunya adalah Mysore Palace. Biaya masuknya hanya 70 indian rupees (14ribu rupiah), baik itu utk orang lokal ataupun foreigner. Mysore Palace sendiri merupakan kerajaan pd Dinasti Wadiyar di Negara Bagian Karnataka. Tempat ini akan sangat indah dimalam hari. Banyak lampu yang menghiasi seluruh bangunan Mysore Palace. Silahkan cek sendiri diyoutube guys. Selain ke Mysore Palace, saya jg mengunjungi tempat bersejarah lainnya yaitu St. Philomena's Cathedral yg dibangun pd tahun 1956 dengan gaya gothic nya. Tentu menarik utk dilihat ya. Tidak ada biaya tiket masuk, karena cathedral ini masih digunakan utk beribadah bagi teman2 yg beragama Katolik. Selanjutnya sayapun menuju ke Masjid E-Azam yang berada dekat dengan Mysore Palace dan St. Philomena's Cathedral. Untuk diketahui, di Mysore sendiri kita tidak akan kesulitan untuk menemukan masjid utk beribadah atau tempat makan yg halal. Karena di India sendiri kebanyakan mereka vegetarian, dan untuk penjual non veg kebanyakan adalah muslim. Di Mysore sendiri banyak tempat wisata yg bisa kita kunjungi seperti Somanathapura Temple, Melukote Temple, Brindhavan Garden,dll.. dan semakin malam Mysore akan terlihat sangat indah dengan berbagai macam lampu yg menghiasi bangunan2 tempat wisata itu sendiri. Tunggu apalagi, ayo travelling.

51


Perjalanan ke Isha Yoga Center di Coimbatore By. Rendy Firnanda IIIT Bangalore Jurusan Digital Society IG: Rendy Firnanda

Bagi teman-teman yang suka melakukan kegiatan yoga, tentu tidak asing dengan nama Isha Yoga Center. Sadhguru, Jaggi Vasudev, merupakan tokoh terkemuka dalam dunia yoga di India. Dia membentuk yayasan Isha Yoga Center di Coimbatore. Isha Yoga Center sendiri merupakan tempat yg dikenal sebagai pusat pelatihan yoga terbaik didunia. Terletak di kaki bukit Velliangiri, pinggiran kota Coimbatore, mereka mengajarkan empat factor utama dalam yoga, yaitu kriya (energi), gnana (pengetahuan), karma (tindakan), dan bhakti (pengabdian). Untuk menuju kesana sangat mudah. Teman2 bisa naik bus dari kota mana saja (seperti kochi,bangalore,chennai,dsb) menuju Coimbatore. Teman2, bisa pesan melalui aplikasi apapun,misal redBus, lalu pilih saja lokasi ketibaan di Gandhipuram, Coimbatore (semacam pusat terminalnya coimbatore). Oh iya, bus di India itu pun ada yg sleeper ya, jd menurut saya enak2 saja untuk explore tiap daerah di India) Setibanya disana, teman2 bisa langsung naik bus 14D (bisa jg 14C, 14G,dsb) menuju Isha Yoga Center. Pemberhentian terakhir nanti di Isha Yoga itu sendiri, jd insya Allah aman, gk bakalan nyasar ya. Biayanyapun hanya sebesar 40 Indian rupee (8ribu rupiah). Adapun untuk kembali ke Gandhipuram, kita bisa naek bus yg sama dimana kita turun sebelumnya. Uniknya adalah biaya yg saya keluarkan ketika balik ke Gandhipuram hanya 20 Indian rupee (4ribu rupiah). Seakan akan mereka gk punya harga fix naik bus tsb. Oh iya, karena saya pulang jm 9.30 pagi dari Isha Yoga Center dimana waktu orang2 India mulai bekerja, maka busnya pun akan penuh sesak dan macet ya. HTM ke Isha Yoga Center: Free Jadi tunggu apalagi, mari explore India.

52


Seafood, Beach, dan Mangalore By. Rendy Firnanda IIIT Bangalore Jurusan Digital Society IG: Rendy Firnanda Perjalanan kali ini,saya dan teman2 PPI India Bus tersebut terletak diterminal bawah di Bangalore bersilaturahmi sama teman2 yg Udupi. Jarakny dekat,hanya 2 menit berjalan ada di Mangalore. Selama disana, kami kaki. Perjalanan dari Udupi ke Malpe Beach mengunjungi Malpe Beach dan menyebrang ditempuh sekitar 25menit. Setibanya di ke Pulau St.Mari's Island. Untuk menuju Malpe Beach, kita akan disuguhkan Mangalore, kami menggunakan bus jenis pemandangan pantai yang luar biasa bersih. sleeper melalui aplikasi “redBus� dari Tidak hanya itu, akan banyak sekali penjual Electronic City, Bangalore dimalam hari. Bus makanan terutama dimalam hari. Bagi berangkat pukul 21.30 (Waktu India) dan teman2 yg ingin nyebrang ke St. Mari's Island sampai ditujuan pada pukul 06.00 pagi. pun bisa. Cukup membayar 250 Indian Rupee Biayanya pun relative murah hanya 100ribu utk perjalanan pulang pergi. Perahu tsb rupiah untuk sekali perjalanan. berada disekitar Malpe Beach dgn waktu tempuh sekitar 30-40 menit. Setibanya di Main City Mangalore, kami langsung memesan Auto untuk menuju Kemudian seafood di Mangalorepun penginapan dimana kami tinggal, didaerah termasuk murah. Hal ini dikarenakan Hampankatta. Setelah mandi dan beristirahat Mangalore sendiri merupakan wilayah yang sejenak dihotel, kamipun melanjutkan sangat dekat dengan pantai. Hampir semua perjalanan menuju destinasi tujuan, yaitu objek wisatanya pun berkaitan dengan pantai. Malpe Beach. Kami berempat makan kepiting, cumi, udang dan king fish hanya membayar 1.250 Indian Dari Hampankatta area, kami menuju Malpe Rupee saja di Manchali Restaurant. (Salah Beach dgn naik bus tujuan Udupi (tertulis satu restoran terkenal disana). Bagi pecinta dibusnya tujuan Udupi). Adapun biaya ice cream, Ideal Ice Cream di Hampankatta busnya sebesar 66 Indian Rupee. Perjalanan merupakan ice cream terenak didunia versi berkisar 2jam dan busnya akan berhenti di orang2 Mangalore. Tentunya patut dicoba ya. terminal udupi (pemberhentian terakhir). Lantas tunggu apa lagi, ayo eksplore Selanjutnya kami berpindah bus dgn tujuan Mangalore. Happy Travelling teman teman. Malpe Beach dengan biaya 11 Indian Rupee.

53


Mangalore, Karnataka

Foto Kunjungan Presiden PPI India berserta jajaran pengurus di Mangalore, Karnataka

54


Tim Redaksi :

Divisi Kajian Strategis PPI INDIA 2019 - 2020

Demikian publikasi E-Magazine PPI India, semoga bermanfaat. Aamiin.

55


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.