Namaste Indonesia 6

Page 1

Majalah Online PPI India

Merajut Mimpi di Tanah

Gandhi

V.6 1


Salam Perhimpunan! Persembahan untuk negeri tercinta bertema Merajut Mimpi di tanah Gandhi adalah tema e-magazine Namaste Indonesia kali ini. Sebagai suatu upaya anak bangsa yang tengah memburu pengetahuan sejauh kurang lebih 7600 kilometer jauhnya dari ibu pertiwi, Untuk menemukan jawaban atas problematika Indonesia yang sedang dihadapi. Tentunya akan menjadi kebanggaan dan kepuasan batin jika rangkaian tulisan ini dapat menjadi solusi dan kontribusi tersendiri. Tentunya, penerbitan edisi kali ini bukan hasil keringat sendiri, Karena telah melibatkan banyak putra-putri terbaik tanah air yang sedang menimba ilmu di tanah Gandhi untuk mencurahkan segenap pemikiran dan keahlian yang dimiliki. Hanya ungkapan kalimat “Aduhai dara gelis di taman, banyak kasih nan rupawan. Wahai para penulis yang budiman, terima kasih kami ucapkan� yang terkumpul di lidah sebagai hadiah yang tak terperi. Antusiasme sahabat-sahabat keluarga besar Perhimpunan Pelajar (PPI) India dalam menorehkan karyanya di bulletin ini, patut mendapatkan aspirasi sebagai penyemangat dan pembangkit motivasi. Pesan yang tertera, ungkapan yang terbaca, maupun pemikiran yang disajikan tak akan pernah luput dari kesalahan dan kekeliruan yang lepas dari teliti. Segala masukan dan saran untuk perbaikan e-magazine akan kami terima dengan senang hati. Semoga para pembaca budiman terpuaskan dengan beragam informasi, dan tulisan ini menjadi inspirasi. Terima kasih dan sampai jumpa kembali di lain edisi. Salam, Brenny Novriansyah Ibrahim KetuaUmum PPI India


Dari Buletin, ke Majalah Online Assalamualaikum Wr Wb, akhirnya, majalah online edisi terbaru dari kepengurusan terbaru telah terbit. Ya, sejak kepengurusan kali ini kami merubah nama-nya yang semula dari bulletin ke majalah online. Mengapa? Sebab kontennya yang lebih mirip majalah daripada bulletin. Olahan rubrik dan formatnya yang serius tapi santai bisa disebut sebagai majalah, hanya saja dalam bentuk digital. Dikarenakan mahasiswa Indonesia yang menempuh pendidikan di India tersebar dibelasan kota. Namun silahkan bagi teman-teman yang ingin mencetak e-magazine ini. Untuk tema, majalah online kali ini adalah ’’Merajut Mimpi di Tanah Gandhi’’. Kami, tim editorial menyepakati tema ini sesuai dengan tujuan utama para diaspora pelajar yang berada di tanah Gandhi. Merajut mimpi di sini, tanah Gandhi, mempunyai tantangan tersendiri daripada Negara lainnya. Kompleksitas kebudayaan India adalah jawabannya.Untungnya, para pelajar disini bisa menariknya benang merahnya menjadi sebuah perjuangan yang bakal menjadi kenangan kelak. Semangat para pelajar Indonesia di India juga, yang membuat mereka berbagi aneka cerita disini. Mulai analisa kritis soal heterogenitas di India, profil perjuangan atase pertahanan, traveling di ujung selatan India, sampai dengan cerita mahasiswa Indonesia yang bisa makan segala makanan India (dalam sebulan kedatangannya disini). Semua tulisan teman-teman menyiratkan satu hal, yaitu makna perjuangan. Apa yang kita lakukan disini, tidak hanya untuk diri sendiri. Melainkan juga untuk nama baik keluarga, dan bangsa kita. Edisi selanjutnya, Menjadi Diaspora di India akan menyapa kalian pada April-Juni, syukria! Pimpinan redaksi, Dinda Lisna Amilia MA Mass Communication and Journalism University of Mysore

3


DAFTAR ISI 6 8 10 12 14 16 23 28 30 32 34

4

Susunan Pengurus

Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) India 2016 /2017

Lintas Peristiwa Indonesia EXPO 2016

Cerita Unik Manisnya tanah rantau

Pengetahuan Umum

Belajar Tolerant dalam Heterogenitas ala India

Budaya

Nge-Chai, Elevenses-nya India

Profile

Atase pertahanan KBRI New Delhi

Wisata

Menikmati hijaunya Thrivandrum, Kerala

Opini

Diplomasi keseharian di India

Kuliner

India: Surga bagi para foodie monster

Pendidikan

Kenapa kuliah di India

Wawancara From Zero to a Hero


Susunan Redaksi E-magazine Namaste Indonesia Susunan Redaksi Namaste Indonesia

“Merajut Mimpi di Tanah Gandhi”

Pimpinan Redaksi:

Dinda Lisna Amilia

(MA Mass Com and Journalism, University of Mysore)

Redaktur Pelaksana :

GAK Dwinda Deskastya

Editor:

(BA Mass Communication Bhavan’s Viviekananda College, Hyderabad)

Fajar Riyantika

(MA TESL, UFL University) Penanggung Jawab :

Brenny Novriansyah Ibrahim (PhD Education, Aligarh Moslem University)

5


SUSUNAN PENGURUS PERHIMPUNAN PELAJAR INDONESIA - INDIA PERIODE 2016/2017

KETUA WAKIL KETUA

SEKETARIS

Brenny Novriansyah Ibrahim

Muhammad Rusdy

Aini Purwo Yulia Herawati

BENDAHARA

WAKIL SEKETARIS

Amelia Suharji

Faiqoh Rosita

DIVISI PEMUDA & OLAHRAGA

Asnawi

6

DIVISI PENDIDIKAN & PENGEM-

Muhammad Ulhaq Raja Doli Harahap

ANGOTTA

ANGOTTA

ANGOTTA

ANGOTTA

M. Ichsan

Mujiburrahman

Citra Ayunisa Sillahi

Samuel Roniver

ANGOTTA

ANGOTTA

ANGOTTA

Suhendri

Siti Zahara

Stamma Amin


DIVISI SENI & BUDAYA

DIVISI WIRAUSAHA

DIVISI ADVOKASI & KEANGGOTAAN

Kadek Dwi Murai Mei Permatasari

M. Isyak Nasir Siregar

Vaishnavi

ANGOTTA

ANGOTTA

ANGOTTA

Hervina Aljanika

Anggi Apriliani

Ferry Chandra

ANGOTTA

ANGOTTA

ANGOTTA

Rosyanah

Dewi Putriani Siregar

M. Fadlan

ANGOTTA Muhammad Saypul Haq

ANGOTTA

ANGOTTA Muhammad Farrel Abinoza

ANGOTTA Anggy Eka Pratiwi

Mujahidatul Khoiriyyah

DIVISI HUMAS & PUBLIKASI

Gusti Ayu Kade Dwinda Deskastya

Miandari

ANGOTTA Beta Perkasa

ANGOTTA

ANGOTTA

ANGOTTA

ANGOTTA

Dinda Lisna Amilia

Fajar Riyantika

Padma Nabhan

Edwin Richard Huwae

7


INDONESIA EXPO 2016

K

edutaan Besar Republik Indonesia untuk India sukses menyelenggarakan Indonesia Expose 2016 dengan tema “Seizing Trade, Industry, Tourism, Investment, and Service (TITIS) Opportunity from Indonesiaâ€? di Le Meridien Hotel, New Delhi, 7-9 Oktober 2016. KBRI bekerja sama dengan kamar dagang dan industri ternama India; India Chambers of Commerce (ICC), Federation of Indian Chambers of Commerce and Industry (FICCI), Associated Chambers of Commerce and Industry of India (Assocham), PHD Chambers, serta perusahaan Aditya Birla Group. Duta Besar RI Rizali Wilmar Indrakesuma saat membuka acara menyebutkan bahwa Indonesia ExposĂŠ 2016 merupakan salah satu bentuk upaya diplomasi ekonomi untuk mempromosikan diversifikasi produk ekspor Indonesia di India serta

8

promosi untuk berinvestasi di Indonesia. Target dari kegiatan ini adalah komunitas-komunitas bisnis India. Beberapa sektor bisnis yang mengikuti kegiatan ini adalah produk terkait agrikultur, makanan dan minuman, energi terbarukan, industri perhotelan dan kesehatan, aroma terapi/ayurveda, logam dan perhiasan, manufaktur, dan juga minyak mentah. Industri pariwisata juga mengenalkan potesnsi mereka ke pasar India. Indonesia Expose 2016 dipandang sebagai platform yang sangat baik untuk meningkatkan kemitraan ekonomi strategis dan kerja sama bilateral antara para pemangku kepentingan, serta meningkatkan hubungan perorangan antara bangsa. 3 hari Expose ini terdiri dari serangkaian acara yaitu seminar dan bisnis talk show untuk me-


nampilkan potensi yang kuat Indonesia di sektor kelapa sawit, emas, energi terbarukan, produk kopi, produk agro serta menjelaskan investasi iklim di Indonesia; pameran komoditas Indonesia; gala dinner yang mendorong budaya yang kaya Indonesia, fashion, kuliner; festival kuliner di CafĂŠ One Le Meridien Hotel yang disajikan masakan asli Indonesia yang dimasak oleh Cooks Bali dari Westin Hotel, Nusa Dua. Sebagai bagian dari diplomasi budaya, Expose diselenggarakan lokakarya batik menggunakan canting (Alat untuk melukis) dan Malam (lilin untuk memblokir penyerapan warna) yang dipimpin oleh Enggar Collection; serta demo memasak makanan Indonesia menggunakan minyak goreng produksi Indonesia.

Eksibisi ini diikuti oleh 13 perusahaan asal Indonesia diantaranya PT. Garuda Food Indonesia, PT. Kopi Toebroek Indonesia, PT. Tropika Indonesia, Kopiko. Perwakilan dari kalangan industri, Pemerintah Kota Kebumen, dan Buru Selatan. Perusahaan peserta Eksibisi mengenalkan produk-produk asli Indonesia seperti batik, makanan ringan, perhiasan, bumbu khas Indonesia, kopi, dan minyak sawit. Ibu Farida, peserta eksibisi dari PT. Kopi Toebroek Indonesia mengatakan Expose berlangsung cukup baik meski persiapan sangat singkat. Beliau berharap semoga ada kesempatan lebih baik di masa yang akan datang.

Nisa Paramadina Degree (BA) in Psychology, Aligarh Muslim University

9


MANISNYA TANAH RANTAU

A

pa yang terlintas pertama kali saat anda mendengar kata “India�? Filmnya yang eye catching? Aktornya yang rupawan dan menawan? Budaya yang menarik untuk diketahui dan tempat-tempat yang cantik untuk dikunjungi? Atau jumlah populasi yang berlebihan? Well, tidak ada jawaban yang salah ataupun benar untuk pertanyaan yang saya utarakan tadi, hehe. Nah, saya akan berbagi sedikit tentang pengalaman saya selama berada di tanah Gandhi ini kurang lebih dua tahun terakhir. Banyak hal yang pernah saya alami di sini; pahit, asem, asin. Rame deh pokoknya, macam makan nano-nano. Eeeitttssss, bacanya jangan tegang ya. Saya hanya akan membagi pengalaman unik dan lucu yang pernah saya alami.

1.

Komunikasi salah arti

Masyarakat asli India terkenal dengan gelengan kepala mereka ketika sedang berkomunikasi. Nah, selain gerakan kepala mereka yang sangat lentur, mereka juga menggunakan gelengan kepala untuk menjawab “yes or no question�. Namun uniknya, gerakan ge10

lengan kepala mereka sangat sulit dibedakan. Antara gelengan iya atau tidak, sampai detik ini saya masih tidak mampu untuk membedakannya. Jadi, dengan kata lain gelengan kepala ini sangat tidak membantu menjawab pertanyaan kita. Kalau nggak mau menyalah artikan, lebih baik ditanyakan dan diperjelas lagi. Apa maksud gerakan kepala mereka, karna bisa saja itu berarti iya, tidak, atau bahkan tidak tahu dan ragu-ragu. Kisah lucu yang saya alami sendiri pada saat membayar taksi. Jadi pada saat itu, saya berbelanja bulanan ke salah satu supermarket yang agak jauh dari rumah saya. Nah, pada sore itu bill taksi saya sekitar 200 rupees. Saya hanya memegang uang pecahan 500 rupees dan saya kurang beruntung karena pak supir taksi tidak mempunyai kembalian. Akhirnya saya memutuskan untuk menukar uang 500 rupees saya dengan lima pecahan 100 rupees di warung kecil depan supermarket. Saya bertanya ke penjaga warung apakah beliau bisa membantu menukarkan uang saya dan dia dengan sigap menggerakkan kepalanya yang sudah pasti gerakan gelengan. Sekelebat saya berjalan cepat masuk ke dalam supermarket untuk menukar uang 500an saya karna pak supir taksi sedang menunggu saya. Dan si bapak penjaga warung ber-


teriak memanggil saya dan memberitahu saya bahwa beliau bisa membantu saya. Saya membathin, “Oh ya, gelengan kepala juga bisa berarti yes.� Sayapun berlalu sambil tersenyum geli.

2.

Waria yang garang

Wahhhh ini nih pengalaman yang sedikit membuat jantung saya berdebar. Kalau sudah bertemu dengan lelaki kekar yang menggunakan sari (baju khas India) dan terlihat sangat menor, jangan langsung lari ya hehehe. Terutama untuk kaum wanita, mereka sangat bersahabat dengan kaum wanita dan sama sekali tidak seseram gaya berpakaian mereka. Namun, untuk kaum pria. Hmmmmm, saya sarankan harus hati-hati. Waria di sini akan mencari kaum pria dengan meminta uang. Biasanya sih mereka nggak akan pergi kalau belum dikasih uang wkwkwwkwk. Jadi, kalau mau aman, cukup berikan 10 rupees (sekitar 2 ribu rupiah) saja.

3. Roaming

India memiliki 29 negara bagian dan 7 daerah khusus. Kalau kita dolan di Indonesia meskipun ke luar pulau, SIM Card yang kita gunakan akan bertarif sama ketika kita berada di rumah. Namun hal ini tidak berlaku di India loh, guys. Yes! You got it right. Jika kita keluar state di India, secara otomatis, SIM Card yang kita gunakan akan berubah tarif yang sudah ditentukan operator. Tapi jangan khawatir, karna tarif yang ditawarkan tidak memberatkan kantong kamu, kok! Segala kejadian lucu ini menjadi gula dalam perjalanan saya menempuh pendidikan di tanah Gandhi selama dua tahun terakhir. Apapun yang terjadi, baik unik maupun susah, saya dan kawan-kawan mahasiswa Indonesia lainnya harus lalui. So, buat kawan-kawan di Indonesia yang ingin merasakan manisnya gula yang saya rasakan di sini, saya tunggu kehadirannya di tanah Gandhi, ya! Salam!

Gusti Ayu Kade Dwinda Deskastya M. B.A. (Mass Communication) / Bhavans Vivekananda College, Osmania University

11


Belajar Toleran dalam Heterogenitas ala India

A

himsa. Saya mengenal se-

potong kata ini saat membaca tentang Gandhi. Dulu sekali, ketika India belum terbesit dibenak sebagai destinasi belajar saya. Ahimsa yang berarti non-violence adalah falsafah hidup dalam agama Hindu, Jainism, dan Buddha, tiga agama besar yang samasama lahir dari rahim peradaban India. Sekarang, berada di tanah Gandhi ini, saya benar-benar belajar dan bersosialisasi dengan masyarakat India. Saya merasakan langsung betapa falsafah hidup tanpa kekerasan ini dihayati oleh hampir seluruh lapisan masyarakat bahkan oleh masyarakat Muslim India. Sebagai minoritas ditengahtengah mayoritas Hindu, Muslim di India mampu menunjukkan sikap toleran dalam interaksi sosial dengan agama lain. Sekiranya ada ketidakadilan dalam hukum sosial, Muslim india lebih memilih melakukan perlawanan pasif dengan mengedepankan prinsip ahimsa; damai dan tanpa kekerasan. Seperti yang baru-baru ini terjadi dalam menghadapi wacana penghapusan talak tiga dalam hukum sosial India. Reaksi Muslim India diwujudkan melalui jalan yang positif. Misalnya, mengadakan seminar-seminar, membuat poster-poster dan publikasi tulisan mengenai wacana terkait. Sikap toleran Muslim India bukan hal yang baru lagi. Bahkan ketika Islam menguasai sebagian besar wilayah India pada zaman Dinasti

12

Mughal, Muslim India dikenal sangat toleran dan anti kekerasan. Semasa pemerintahan Jalaluddin Muhammad Akbar misalnya, penguasa ketiga Dinasti Mughal ini menerapkan konsep Sulh-e Kull atau toleransi universal kepada seluruh rakyat Hindustan pada masa itu. Dengan menerapkan konsep ini, Akbar menekankan pentingnya toleransi kepada semua agama dan keyakinan, meyakini adanya perbedaan diantara satu sama lain, serta menyatukan seluruh manusia dalam satu ikatan bernama perdamaian. Dalam bingkai perdamaian, benar dan salah tidak dinilai dari agama dan keyakinan. Melainkan melalui dasar kesetaraan dalam kemanusiaan. Hal tersebut diwujudkan Akbar dengan mempertemukan tokoh dari seluruh agama; Islam, Parsi, Hindu, dan Kristen Untuk duduk semeja berdiskusi secara damai dan terbuka. Semangat toleransi ini menjadi falsafah hidup yang terus diwariskan dari generasi ke generasi. Masyarakat kelas bawah, sebagaimana yang dikatakan Prof Bilal Kutti, guru besar Islamic Studies dari Aligarh Muslim University, hidup harmonis dan saling mengasihi, lalu apakah berarti konflik agama tidak pernah terjadi? tentu saja tetap ada. Akan tetapi sebagaimana di Indonesia dan belahan bumi lain, konflik agama di India selalu dimotori isu politik. Saya masih ingat jelas apa


yang dikatakan Prof Bilal tentang hal ini, “Semua agama mengajarkan kebaikan. Kalau kemudian manusia berbeda agama saling membenci, bisa dipastikan konflik sosial dan kepentingan politik lah yang menjadi penyebabnya, bukan agama”. Terlepas dari hal itu, awal pertama datang di India, saya sempat khawatir masalah status halal haram makanan. Bagaimana tidak? saya sudah terbiasa hidup di negara yang “gandrung” dengan label halal. Kawan dan dosen yang saya tanya tentang ini justru tertawa, “Semua berdasar pada prinsip percaya, asal kita bilang kalau kita Muslim atau penjual tahu kita Muslim, pasti mereka menyediakan makanan halal”. Hampir begitu semua jawabannya. Tentu saya tidak percaya begitu saja sampai suatu ketika mengalami sendiri. Pesanan saya dibatalkan mendadak oleh pelayan restoran dengan alasan minuman tersebut mengandung alkohol, dan saya diminta ganti menu. Di lain kesempatan saya juga pernah ditegur pelayan sebuah warung makan karena makanan yang saya pesan ada daging babinya. Saya bertanya dengan hati-hati “Bhaiya,

are you Muslim?”, dijawabnya “No madam, I’m Hindu but I know you’re Muslim”. Dalam hati saya membatin, toleransi semacam ini lah yang kita rindukan. Bukan sekedar teori dan koar-koar belaka, tapi diwujudkan secara empiris dengan menghargai apaapa yg menjadi aturan agama lain. Tidak hanya praktik sosial masyarakat lower class yang mencerminkan toleransi dan harmoni di India, konstitusi India pun menegaskan kesetaraan agama-agama di mata hukum negara. Melalui amandemen ke 42 pada tahun 1976, India menegaskan diri sebagai negara sekuler. Berbeda dari sekuler versi barat yang mengeliminasi agama dari negara, sekular dalam sistem Negara India cenderung pro-agama. Semua agama diperlakukan secara sama dan diberi hak untuk memutuskan perkara agama melalui lembaga agama masingmasing. India juga tidak memiliki agama resmi negara sehingga agama dan kepercayaan apapun bebas diyakini tanpa perlu takut tidak diakui. Dari sini lah praktik toleransi terus dijaga dan dihayati oleh seluruh masyarakat India yang kemudian melahirkan perdamaian universal bagi kemanusiaan.

Faiqoh Rosita (MA Islamic Studies, Jamia Millia Islamia University)

13


Nge-Chai, Elevenses-nya India

S

adat budaya mereka. Selain menularkan bahasa iapa yang tak tahu teh? Dari ujung Afrika Inggris sebagai bahasa kedua nasional, Inggris sampai ujung Amerika semuanya pernah juga menularkan budaya Elevenses. Menurut minum teh, dari ujung Kanada sampai kamus besar Cambridge, elevenses merupakan ujung Australia pun setidaknya pernah merasakata yang diambil dari kata “eleven� yang bekan betapa nikmatnya minum teh. Sepertinya rarti sebelas. Elevenses dapat diartikan sebagai hanya sepele, namun aktifitas nge-teh ini telah sebuah aktifitas rutin kaum Eropa untuk mengmenjadi bagian dari budaya inkonsumsi teh diantara waktu ternasional yang masih dilakukan pagi dan siang yang normalnya sampai saat ini, termasuk di India. Tea, a wonderful drink dilakukan dijam 11. Namun berIndia mempunyai teh khas yang dihubung saat itu komoditas teh The more you have, the namakan Chai. Teh yang merupadi India sangatlah minim, maka kan racikan dari teh, rempah, susu, more you think para bangsawan Inggris mengdan lainnya ini sangatlah favorit. gantinya dengan Chai. Inggris Jika Anda berjalan disepanjang The more you think, the mulai menanam teh besaar-bejalanan kota, Anda akan menjumpmore you write saran yang diambil dari China ai kedai Chai yang menjamur dipmulai tahun 1830an. Mulai saat inggiran trotoar. Dari pagi, siang, So, let’s drink tea all day itu, mulailah muncul perkemsore, bahkan sampai malam pun and night bangan komoditas teh yang kedai Chai akan tetap ramai pemdiekspor ke Inggris Raya. Perlu (Daniel Dalton) beli karena tradisi nge-Chai tersediketahui bahwa India merupabar diseluruh kalangan baik dari kan proodusen terbesar kedua teh didunia dan laki-laki maupun perempuan, dari yang miskin 70% dikonsumsi untuk kebutuhan dalam negsampai yang kaya, dari yang kecil sampai yang eri. Statistik menunjukkan bahwa negeri yang tua, hampir semua rakyat India suka nge-Chai. dihuni lebih dari 1 milyar orang ini mengkonSelain karena harganya yang murah meriah, sumsi sekitar 837.000 ton setiap tahun sehingga rasa Chai yang nikmat menjadikannya sebagai tak heran jika pada akhirnya Chai dideklarasikan minuman favorit masyarakat negeri Ghandi ini. sebagai minuman nasional negeri Gandhi ini. Jika ditelisik lebih dalam, Chai memiliki sejarah yang cukup panjang. Sejarah budaya yang tak lekang dimakan waktu ini bermula saat Inggris menduduki India tahun 1600an. Terlepas dari munculnya penjajahan dan perbudakan, secara tidak langsung Inggris mulai menularkan

14

Perlahan tapi pasti, budaya minum Chai jam 11 pagi menjadi budaya yang mengakar kuat dikalangan masyarakat. Jika Anda berada dikantor ataupun universitas, jangan heran jika pukul 11.00 tepat pekerja kantoran, mahasiswa, dosen,


dan siapapun itu akan menghentikan pekerjaannya dan lebih memilih untuk nge-Chai. Sesibuk apapun kalau sudah jadwalnya ngeChai maka mereka akan meninggalkan rutinitas sejenak untuk lebih menikmati nikmatnya secangkir Chai. Budaya nge-chai ini notabene tidak jauh dengan hobbi orang Indonesia yang suka ngopi diwarung. Bukan hanya rasa sensasi rasa yang ditimbulkan, namun lebih pada tingkat kenyamanan untuk mengobrol dan cangkruk dengan yang lain. Di India, Chai bukan hanya sekedar secangkir teh untuk mengawali hari, tetapi menjadi bagian integral ritme kehidupan. Chai sudah menjadi bagian dari kegiatan yang akan dilakukan sertiap hari oleh warganya. Bahkan George

Orwell pernah mengatakan bahwa “Tea is the main stays of civilization in this country�, teh telah menjadi bagian dari peradaban India. Bahkan jika ditempat fotocopi antriannya mengular panjang, si tukang fotokopi-pun tak ragu meninggalkan ruangannya untuk nge-Chai. Sepadat apapun jadwal kuliah, jika sudah masuk jam 11an, mahasiswa yang tengah berada diperkuliahan umum juga tak ragu untuk sejenak meninggalkan bangku demi menikmati Chai. Aneh? Unik? Itulah kenapa negeri ini dijuluki Incredible India. Jadi, jika Anda berada di India, jangan lupa untuk mencoba betapa nikmatnya merasakan Chai seperti kata Deborah Cater yang pernah bilang,

“A cup of tea would restore my normality. You have to taste a culture to understand it�.

Ana Zulianingrum MA TSL, EFL Univ Hyderabad.

15


Atase Pertahanan KBRI New Delhi, Kolonel Ardiansyah

Q

: Bagaimana cerita awal karir bapak Athan sehingga bisa menjabat saat ini di Atase Pertahanan KBRI New Delhi?

A

: Pertama, saya saat itu lulus daftar di Taruna ( dulu masih AKABRI ) tahun 1990, kemudian tahap berikutnya masuk pendidikan dasar Militer (AKMIL) dimagelang selama 4 bulan. Saat itu dari bulan Juli sampai bulan November, dan saya dilantik jadi calon prajurit disana. Lalu saya pindah ke Surabaya, di Akademi Angkatan Laut ( AL ) sampai tahun 1993, saya lulus dilantik langsung oleh Presiden RI ke-2 Pak Suharto dan Wakil Presiden RI ke-6 Pak Tri Sutrisno. Pada tanggal 24 Juli 1993, saya masuk jurusan Pelaut. Kemudian saya lanjut di tahun 1994, masih di Akademi Angkatan Laut.

16

Pada saat tahun itu juga dapat kesempatan untuk ikut ESKATARA (Eskadar Nusantara) artinya kami angkatan laut melaksanakan diplomasi militer untuk mengibarkan bendera diseluruh Indonesia selama kurang lebih 3 bulan, mulai dari Surabaya bergerak ke Barat sampai Aceh ( masuk sumatera ), Bengkulu, ada yang ke Padang terus masuk ke Sibolga, ada yang di Lhoksuemawe, Medan, Palembang, Belitung, lalu masuk ke Ambon, setelah itu ke Papua (dulu jaya pura), kemudian ke Kupang, totalnya sekitar waktu 3 bulan. Jadi kalau orang bertanya seluas apa sih Indonesia? Ya saya sampaikan saya butuh waktu 3 bulan keliling Indonesia dan kita meng-cover 3 timezone, baru mereka kelihatan ‘’hah 3 timezone?’. Dan saya akan menjawab iya. Kalau lihat dipeta jelas sekali, benua asia mulai dari Thailand sampe Australia, tiga bulan itu tidak


sebentar untuk dikelilingi. Dari situ kita bisa banyak belajar mulai dari budaya Jawa Timur, Jawa Tengah, kemudian dari Sumatera sampai ke Sabang, Medan, Palembang lanjut lagi ke Kalimantan timur, Sulawesi, Ambon, Papua, masuk ke wilayah Melanesia lagi yang lain di NTT. Saat itu Timor Leste masih bagian dari kita. Kemudian ke Bali lalu kembali ke Surabaya lagi. Pengkayaan yang tidak semua orang bisa dapatkan dalam satu waktu, pengkayaan mengenai budaya, kultur bangsa negara itu didapat melalui cara penugasan yang seperti itu sekaligus untuk memberikan sinyal kepada dunia bahwa Indonesia dijaga oleh Angkatan Laut, yang disebut pameran bendera bisa dilaksanakan diluar negri dan juga dalam negeri untuk sekaligus memberikan rasa aman kepada para pengguna. Kalau orang bilang seafarer (kemaritiman), kami bergerak saat itu ada 6 kapal, namun saya tidak lanjut dan saat berhenti dikupang saya diperintah untuk kembali ke jakarta untuk ikut pendidikan ke Singapura. Saya mengurus administrasi di Jakarta, dan terbang menuju Singapura untuk mengikuti Pendidikan Midshipman Sea Training Deployment. Saya tinggal dikapal LST Singapura yang berasal dari Amerika Serikat, selama 42 hari berlayar dari Singapura, Balikpapan, ke Penang terus ke Pattaya, Thailand. Pada saat itu saya mulai bergaul dengan komunitas Internasional, satu kamar dengan perwira malaysia dan New zealand. Kemudian pada 1995, saya diperintah untuk ikut Arung Samudera yaitu pertandingan layar dari Darwin (Australia utara) – Bali – Jakarta. Dari situ saya bergaul dengan komunitas internasional yang lebih banyak lagi, Sailor dunia. Arung Samudera tahun 1995 itu luar biasa mewah, megah bagi kami Angkatan Laut karena partisipasi gabungan kapal seluruh dunia, ada yang kirim kapal perang, ada yang kirim kapal layar, disitu kami bertanding dengan pelaut-pelaut seluruh dunia.

Pengalaman yang bagus sekali bagi saya. Selanjutnya saya dinas di kapal dan melaksanakan banyak latihan dengan negara-negara lain. Kemudian masuk pada 1996 saya patroli dari wilayah Pelabuhan Belawan, Medan kemudian patroli di Sabang, di Selat Malaka, di Natuna, terutama waktu itu banyak sekali kapal-kapal ikan dari Thailand yang merajalela. Kemudian sekitar tahun 1999 diperairan Singkil dekat Lhoksuemawe, kita berhasil menangkap 56 kapal Thailand tanpa surat. Pelabuhan Sabang dengan 56 kapal Thailand pada malam hari menjadi sangat terang benderang, pada waktu itu Presiden Gus Dur Mengapresiasi hal ini, kemudian saya pindah ke kapal Kepresidenan sepanjang tahun 2000, lalu saya berangkat ikut tes untuk pasukan perdamaian PBB pengamat militer (Military Observer). Tahun 2001 saya berangkat ke Kongo (DRC) selama setahun sampai tahun 2002. Setelah penugasan di kapal perang mulai tahun 2003 saya dinas staff, mulai dari staf perencanaan, staf operasi sampai sekolah komando. Dinas di Pangkalan Pontianak, sebagai wakil komandan. Setahun di pontianak saya masuk lagi ke kapal jadi komandan KRI Pati Unus, dan pernah berlayar dengan kapal itu ke India. Wilayah patroli kami mulai dari perbatasan Laut Cina Selatan sampai dengan Samudra India. Setahun di kapal kemudian dinas di Mabes TNI, di sini saya jadi tahu lebih banyak tentang perbatasan atau kerjasama keamanan dan perbatasan antara Indonesia dengan negara-negara seperti Singapura, Malaysia, Thailand, Philipine, Papua nugini, Australia, Jepang, Amerika dan India. Selama 2 tahun terus melaksanakan pertemuan dengan seluruh negara-negara itu terkait kerja sama keamanan terutama dengan malaysia karena kita memiliki perbatasan darat dan laut dengan mereka, dan juga Papua nugini dan Timor Leste. Kemudian

17


setelah 2 tahun, pada 2011 saya dapat tugas ke Filipina, tepatnya di Davao (Mindanao Selatan) menjadi Kepala Indonesia selama 2 tahun. Kemudian kembali ke Mabes TNI AL dan kemudian saya mengikuti Liaison Officer seleksi Atase Pertahanan, dan akhirnya lulus hingga sampai disini (India), saya rasa dinamikanya membuat saya bersyukur alhamdulillah diberi pengalaman seperti itu oleh Allah SWT. Pada 2005 saya sempat ke Amerika untuk sekolah kemaritiman disana. Tahun 2008 saya sempat dikirim ke Jepang juga untuk seminar/simposium sekitar 2 minggu di Tokyo, Perwira pendamping saya saat di Jepang sekarang jadi athan Jepang di sini (India), dan ini merupakan pengalaman yang sangat luar biasa bagi saya dan bersyukur karena sebagian besar apa yang saya impikan di wujudkan oleh Allah SWT. Dari sana saya bisa melihat bagaimana orang di adu domba oleh agama, diadu domba karena suku, pada saat berakhirnya pemerintahan pak Harto. Kesukuan di Kongo itu mirip dengan Indonesia. Ketika saya ke Kongo saya merasa bahwa konflik sosial Indonesia sebenarnya mirip dengan Kongo, namun Indonesia bisa keluar dari situasi itu. Melihat kondisi Kongo yang kaya raya dengan suku bangsa yang berbeda-beda dan berbagai macam Agama, tapi mereka berhasil dipecah-pecah karena mereka tidak memiliki Bhineka Tungga Ika, pancasila, dan sumpah pemuda, terutama mereka juga tidak memiliki bahasa persatuan. Jadi pemimpin di Indonesia, di India, atau di negara-negara yang pendidikannya belum seperti negara-negara maju, merupakan tantangan besar, terutama masalah Suku, Agama, dan Ras.

Q

: Kesan bapak selama bertugas di Atase pertahanan di India?

A

: Bagus, semua saya kira untuk penugasan saya sendiri selaku Athan sangat menarik, saya jadi bisa bertemu dengan 100 lebih teman-teman dari 67 negara dengan berbagai karakter dengan berbagai kultur, bahasa, budaya, kebiasaan. Saya sangat menikmati, saya memang bukan tipikal orang yang senang tinggal di satu tempat terlalu lama. Menurut saya, sekitar 60 persen kebudayaan bangsa Indonesia dan bangsa India memiliki kemiripan yang hampir sama.

Q

: Terakhir pesan Bapak untuk mahasiswa Indonesia di India?

A

: Belajar yang baik secara optimal, jangan diikuti yang buruk-buruk. Banyak hal-hal yang baik yang bisa kita teladani dari orang India terutama kebanggaan menjadi bangsa sendiri, bangsa Indonesia. Kedua, kebanggaan menggunakan kelestarian yang diperjuangkan. Ketiga, memiliki network yang jelas dan jadikan itu membuka wawasan dan kekuatan untuk meningkatkan peluang bekerja sama di bidang apa saja, pahami betul apa yang menjadi kekuatan dalam bentuk apapun juga. Apabila masuk di bidang yang real selalu ingat bahwa pendidikan itu adalah kunci, kunci membuka pintu, pada saat menghadapi kehidupan nyata kita harus meninggalkan negative mindset untuk selalu berfikir positif.

Muhammad Edwin Elhamda Political science, Aligarh muslim university

18


Tentang Muqsit Full Name:

Ardiansyah Muqsit

Rank/Branch: Colonel, Indonesian Navy Date/Place of Birth :

Bandung, July 10, 1970

Religion:

Islam

Address: Komple TWP TNI AL Graha Jala Yudha, Blok CC 4 no 5, Ciangsana, Gunung Putri, Bogor, Indonesia Current Position Candidate of Indonesian Defence Attache for India Directorate-B, BAISTNI General Education

Bachelor Degree of Economic

Military Education

Indonesian Naval Academy (1993) Naval Command and Staff College, Jakata (2007)

Previous Assignment: - Staff Officer for Special Operations, Operations Staff, Naval HQ - Indonesian Liaison Officer for Eastern Mindanao Command, Philippines - Staff Officer for Border and Security Cooperation, Operations Staff, TNI HQ - Commanding Officer of KRI Pati Unus-384, Escort Division, Western Fleet. - Executive Officer of Pontianak Naval Base, Western Fleet. Training/Missions/Course/conference: - Midshipment Sea Training Deployment, Singapore 1994 - UN Milobs in MONUC, D.R. Congo, 2001 - UN Tactical Assistance Training, Jakarta 2005 - International Maritime Officers Course, Virginia, 2006 - Southeast Asia Cooperations Against Terrorism, Okinawa-Singapore, 2006 - Western Pacific Naval Symphosium SONG, Tokyo, 2008 - India - Indonesia Coordinated Patrol, 2009 - Indonesia- India Joint Committee Defence Dialogue, New Delhi, 2010 - Indonesia- USA Bilateral Defence Dialogue, Hawaii, 2010 - Indonesia-Thailand Joint Coordinations Operations Committee, Bangkok, 19


- Indonesia-Malaysia Operations and Training Conference, Kuala Lumpur - Indonesia-Singapore operations and training conference, Singapore - Indonesia-Australia Defence Strategic Dialogue, Jakarta, 2011 - Indonesia-Norway Human Right Dialogue, Jakarta, 2011 - Indonesia-Philippines Border Committee, Davao, 2011 - Indonesia-Japan Military Staff Talk, Jakarta, 2012 - Indonesia- Papua New Guinea Joint Border Committee, Batam, 2012 - Malaysia-Singapore-lndonesia-Thailand Malacca Strait Joint Coordinations Committee, Kuala Lumpur/Singapore, 2010-2012 - ASEAN HADR Conference, Manila, 2013 Awards/ Decorations : - Loyalty Award 16 years - Loyalty Award 8 years - UN Medal I & II (Monuc in Congo) - Medal of Santy Dharma - Medal of Wira Nusa - Medal of Wira Dharma - Medal of Bakti Sosial - Medal of Wirakarya Family: - Spouse : - Children :

Irma Sumarni Nadine Ardiani Chairunisa (17 yrs/girl) Zulfikar Syah Rakeen (13 yrs/boy) Muhamad Idris Syah (7 yrs/boy)

Current Office Address Indonesia : Directorate B, B-4 South/Middle Asia, Middle East and Africa, BAIS TNI Jl. Raya Kalibata no 24, Jakarta Selatan Off No : +62 21 7983208 ext 2240 Cell No: +62 81285472150 Email : ardian39@yahoo.com Current Office Address India : Defence Attache Ofice Embassy of the Republic of Indonesia 50-A, Kautilya Marg, Chankyapuri New Delhi- 110021 Phone : +91 11 26887800 Fax: +91 11 26887800 Cell No: +918527283999 Email : athanJndia@yahoo.com

20


21


22


MENIKMATI HIJAUNYA TRIVANDRUM, KERALA

B

isa dibilang, langkah saya ke India, atau lebih tempatnya Chennai, merupakan langkah pertama menuju perjalanan panjang saya selama di India. Namun tulisan kali ini adalah tentang perjalanan saya ke Trivandrum atau Thiruvananthapuram, ibukota Kerala yang terkenal dengan nama wisata ‘Land of Spices’, karena di negara bagian inilah expor terbesar rempahrempah di India. Makanan-makanan di sini pun lebih yummy dan legit dibanding negara bagian lainnya, kalau menurut saya pribadi sih, lebih bisa diterima sama lidah Indonesia saya hehehe. Tapi bukan tentang makanan yang akan

saya bahasa, tak lain adalah beberapa tempat ‘refreshing’ yang benar-benar bikin pikiran relax dan tenang, terutama dari penat dan panasnya Chennai. Trivandrum kota yang hijau, adem, bersih, tidak padat penduduk, lebih sekuler dan lebih ramah dengan orangorang yang non-vegetarian sehingga banyak pilihan untuk menu-menu non-veg. Walaupun Trivandrum adalah ibukota negara bagian, tapi tidak tampak seperti ibukota dengan hiruk pikuk kemacetan dan tidak padat penduduk. Banyak destinasi wisata di sekitaran Trivandrum yang mesti dikunjungi,

“The journey of a thousand miles begins with a single step.” - Lao Tzu

dan berikut adalah beberapa tempat yang saya kunjungi selama tiga hari di sana:

23


NAPIER MUSEUM Meenmutty cocok buat yang suka trekking di hutan-hutan. Jaraknya sekitar 40kms dari pusat kota Trivandrum, atau sekitar satu jam perjalanan. Untuk mencapai lokasi, bisa melalui bis dari East Fort Bus Terminal ke arah Ponmodi, dan turun langsung di depan gerbang Meenmutty Waterfall. Berada di lokasi Meenmutty, seperti berada di hutan film The Jungle Book, minus binatang-binatang liarnya. Bagi yang sering mengunjungi berbagai air terjun di Indonesia, air terjun di Meenmutty ini sebenarnya terlihat tak begitu istimewa. Namun yang membuatnya spesial adalah trekking dengan dikelilingi banyaknya pohon-pohon tua besar yang berusia ratusan tahun dan bebatuan raksasa yang membuat serasa seperti di hutan rimba tua. Meetmutty Waterfall buka setiap hari. Cuma mereka masih membatasi jam kunjungan hanya dari jam sepuluh pagi sampai jam empat sore. Tiket masuk untuk warga lokal 20rs dan foreigner 200rs.

MEENMUTTY WATERFALL

Meenmutty cocok buat yang suka trekking di hutan-hutan. Jaraknya sekitar 40kms dari pusat kota Trivandrum, atau sekitar satu jam perjalanan. Untuk mencapai lokasi, bisa melalui bis dari East Fort Bus Terminal ke arah Ponmodi, dan turun langsung di depan gerbang Meenmutty Waterfall. Berada di lokasi Meenmutty, seperti berada di hutan film The Jungle Book, minus binatang-binatang liarnya. Bagi yang sering mengunjungi berbagai air terjun di Indonesia, air terjun di Meenmutty ini sebenarnya terlihat tak begitu istimewa. Namun yang membuatnya spesial adalah trekking dengan dikelilingi banyaknya pohon-pohon tua besar yang berusia ratusan tahun dan bebatuan raksasa yang membuat serasa seperti di hutan rimba tua. Meetmutty Waterfall buka setiap hari. Cuma mereka masih membatasi jam kunjungan hanya dari jam sepuluh pagi sampai jam empat sore. Tiket masuk untuk warga lokal 20rs dan foreigner 200rs.

24


PONMODI Dari Meenmutty, kita bisa lanjut ke Ponmodi, wilayah perbukitan yang sejuk dan dingin. Selama perjalanan ke Ponmodi, kita akan dimanjakan dengan pemandangan perbukitan dan lembah yang hijau, perkebunan teh dan pohon-pohon yang rindang, jalanan yang berkelokkelok, udara yang sangat segar. Pokoknya, adem dan menenangkan banget. Sesampainya di puncak Ponmudi, kita bisa menikmati hamparan perbukitan yang begitu luas dengan hembusan angin semilir. Ada bukit yang diselimuti dengan rerumputan dan ada juga bukit yang sebagian berbatu. Untuk masuk wilayah ini, kita juga mesti bayar tiket masuk. Sama seperti di Meenmuty waterfall, 20rs untuk lokal dan 200rs untuk foreigner. Jadwal kunjungan setiap hari namun hanya dari jam sepuluh sampai jam lima sore.

POOVAR BACKWATER

Jika berkunjung ke Trivandrum jangan lupa untuk menikmati wisata boating menelusuri hutan mangrove. Kita mau tidak mau memang harus sewa boat, harganya sekitar 800rs. Agak berat kalau sendiri, jadi mesti bawa temen biar bisa patungan (hehehe), tapi setimpal lah karena wilayah cakupan wisatanya lumayan luas. Selain mengajak kita jalan-jalan, supir boat-nya juga menjelaskan tentang hutan mangrove, tumbuh-tumbuhan bahkan burung-burung cantik seperti kingfisher yang ada di sekitar mangrove itu. Sayangnya saya selalu gagal mengabadikan foto burung kingfisher. Setelah menelusuri hutan mangrove yang mempesona, tibalah ke perairan yang lebih luas dimana kita bisa menemukan delta yang ada di tengah lautan dan cottages serta rumah makan dipinggiran pantai. Alamak, pas buat honeymoon! Seperti wilayah India lainnya, di sini banyak banget burung-burung, bukan merpati atau gagak, melainkan burung elang yang jumlahnya ratusan berkumpul dipinggiran pantai. 25 25


VARKALA Setelah jalan-jalan ke wilayah pegunungan, tak ada salahnya melihat wilayah pantai di Kerala. Ada banyak transportasi publik menuju Varkala, baik bus atau kereta. Wilayah ini sangat terkenal di kalangan turis Eropa. Bahkan jika diperhatikan dengan seksama, beberapa toko di daerah ini bertuliskan huruf Cyrillic, atau huruf-huruf Rusia. Varkala terkenal sebagai tempat para yogis, dan hippies. Pantainya terkenal dengan nama Papanasam Beach yang artinya pantai penebusan dosa. Di pagi atau sore hari, kalau lagi peak season, banyak turis-turis yang melakukan yoga di pinggir pantai itu. Di sini juga banyak homestay dan restoran yang langsung menghadap ke pantai dimana kita melihat sunset. Dan di sini juga banyak yang jualan dari buku, kosmetik herbal, oleh-oleh yang berbau etnik dari India atau Tibet sampai yang jual ‘daun memabukkan’ pun ada

Jalan-jalan di Trivandrum begitu nyaman. Buang jauh-jauh image lokasi yang kotor, toilet yang bau atau banyaknya pedagang keliling yang sering mengganggu kenyamanan. Seperti ketika berkunjung ke Meenmutty, Ponmodi, dan Poovar Backwaters saya tidak menemukan pedagang kaki lima atau warung-warung liar disekitaran wilayah wisata itu. Jadi jika mau berkunjung ke wilayah pegunungan, jangan lupa beli snack atau bawa bekal, karena di perjalanan akan sulit menemukan restoran atau toko klontong. Cuma di wilayahwilayah pantai seperti Varkala atau Kovalam yang banyak restoran dan pedagang kaki lima. Dan jangan lupa untuk mencicipi makanan lokalnya, seperti dessert payasam, appam, putt, beef fry, sadya, kodai chicken dan ikan kareemin pollichathu yang seperti pepes ikan bakar, yum!

Siti Zahara, MA Sociology Madras University Chennai

26


27


Diplomasi Keseharian di India

S

eperti yang kita tahu, diplomasi adalah sebuah instrument untuk mencapai sebuah tujuan atau kepentingan. Diplomasi antar Negara sering disebut untuk mencapai tujuan nasionalnya. Diplomasi dalam ilmu politik juga bisa diwujudkan dalam berbagai jenis, baik hard diplomacy seperti militer hingga yang soft diplomacy seperti budaya. Pada kesempatan kali ini saya akan mencoba membahas soft diplomacy dari akar rumput yang dimainkan masyarakat India dengan tradisi, debat, argue, bahkan rasionalitas. Semua sikap ini saya maknai sebagai sebuah instrumen untuk menunjukan eksistensi India sebagai sebuah Negara dengan kekuatan rasionalitasnya. Dari segi tradisi berpakaian tidak perlu diragukan lagi kuatnya local wisdom baik sari dan kurta masih dipegang kuat alasannya rasional, we are Indian, atau di dalam kehidupan sehari-hari misalnya, masyarakat India terkenal dengan “bersilatlidah�. Dalam kata lain, sangat sering, bahkan hampir setiap hari saya melihat masyarakat India saling “debate� dalam banyak peristiwa. Mereka suka sekali adu mulut, tapi uniknya jarang terjadi perkelahian. Ujungnya, pasti mencair dengan sendirinya jika mereka sudah menemukan titik temu.

28

Jadi sangat sulit kita beraktivitas di India tanpa budaya argue, debate, dan mengasah rasional. Contoh yang paling sederhana adalah ketika menaiki Bajaj atau India di sebut Auto sangat jarang kita bisa langsung setuju dengan harga sang driver. Pasti ada argue tawar-menawar hingga bisa sepakat dengan sang driver. Contoh lain misalnya saya sendiri pernah melihat dan mengalami langsung ketika pertama kali ke india dan mencari flat untuk di tempati. Karena saya tinggal di luar kampus dan ketika menemukan satu tempat yang nyaman, saya melakukan tawar menawar untuk bisa menempati flat tersebut, sebelum saya bertemu dengan landlord atau sang pemilik tempat, saya telah melakukan survey terlebih dahulu di setiap tempat. Bahkan di tempat yang saya akan tempati saya telah menanyakan satu orang mahasiswa terkait harga kamar sebelum bertemu dengan sang pemilik. Setelah semua survey saya lakukan akhirnya saya menghubungi sang pemilik tempat untuk melakukan proses tawar-menawar dan berharap bisa segera menempati kamar tersebut namun ketika proses tawar-menawar berlangsung, saya memulai dengan menanyakan berapa harga kamar sebulan di sini? sang pemilik tempat menjawab di sini harganya 8000


rupees. Sontak, saya pun langsung kaget. Tapi saya meneruskan proses karena saya tahu bahwa sang pemilik tempat mengira saya belum survey sebelumnya. Kemudian saya mengatakan di turunkan harganya menjadi 7000 rupees, namun sang pemilik tempat tidak menerima dan bersikeras tetap di harga 8000 rupees. Saya berusaha menjelaskan karena kondisi saya sebagai mahasiswa, namun sangat sulit untuk merubah posisi tawar sang pemilik tempat yang akhirnya saya pun langsung memanggil satu orang mahasiswa yang kebetulan tinggal di flat tersebut yang sehari sebelumnya telah saya wawancarai, saya langsung mengatakan kepada sang pemilik tempat dia bayar sebulan hanya 7000 rupees, sang landlord langsung mengatakan karena anda foreigner jadi saya berikan harga demikian. Saya pun langsung mengatakan banyak teman-teman saya foreigner yang tinggal di flat membayar sama dengan orang India. Tapi baiklah jika itu memang alasannya karena saya foreigner, saya katakan jangan karena hanya foreigner harganya terlampau jauh dari 7000 menjadi 8000 rupees sangat tidak wajar akhirnya sang landlord katakana jika tidak mau bisa cari tempat lain. Saya sangat kecewa dan mencoba meng-

gunakan strategi baru yaitu “withdrawal�. Saya memutuskan untuk tetap pergi namun juga berharap besok sang landlord akan berubah pikiran. Lalu ketika saya akan mengajak berunding kembali jika saya tidak menemukan lain, ternyata benar saya tidak menemukan tempat lain yang comfort selain tempat itu, saya pun menghubungi kembali sang landlord dan dia akhirnya menawarkan harga 7500 rupees untuk sebulan. Tapi itu terjadi setelah saya mencoba mengakui kesalahan saya terlebih dahulu bahwa saya foreigner. Tidak lupa dengan bujukan dan sedikit rayuan. Selain itu, jika kita melihat Bollywood, India sangat ampuh dalam diplomasi budaya dalam hal ini film-film india baik kisah cinta, pendidikan, olahraga dan lain lain selalu membawa nilai India. Maka kita bisa melihat bagaimana sikap para pemeran utama yang keras kepala tanpa menyerah untuk mendapatkan cinta sang pujaan hati. Dari berbagai film Bollywood sangat menggambarkan perjuangan keras kepala dari berbagai peran yang di mainkan untuk mendapatkan tujuannya. Dari sekian banyak film India, kita bisa melihat apa yang orang India lakukan adalah “struggle for interest�.

M Rusdy Namsa Mahasiswa S-2, HubunganInternasional Jawaharlal Nehru University, India

29


India: Surga Bagi Para Foodie Monster

S

elain lebih otentik dalam rasa, makanan tradisional di India juga sangat terjangkau. Bagaimana tidak, dengan hanya sekitar 50-250 Rupees (10-50 ribu Rupiah) saja, kamu para Foodie Monsters bisa makan paling tidak satu makanan khas India dengan puas. Tapi, beware, memakan makanan India juga akan menjadi pengalaman yang cukup menantang. Tambahan rasa khas Masala dan rempahrempah lain menjadikan makanan khas India berbeda dari yang lain; lebih spicy dan mengguncang lidah. Ngaku Foodie? Pernah mendengar tentang Masala? Nah, ini dia 5 makanan India yang wajib dicoba untuk para Foodie Monsters versi penulis:

CholeBhature Makanan veg ini penyajiannya mirip dengan Dosa. Bhature, mirip dengan Puri, terbuat dari tepung terigu yang kemudian digoreng, deep fried. Sementara, Chole adalah saus dengan black chana (kacang hitam) yang terbuat dari kacang, tomato puree, bawang, dan rempah lainnya. Biasanya, rasa masala di Chole Bhature tidak terlalu kuat. Makanan ini sangat enak disantap ketika lunch break saat musim dingin. Untuk lidah Indonesia, Bhature mungkin sangat cocok, namun Chole dengan tipikal rasa Indianya-lah yang menantang.

Butter Chicken with Garlic Naan Makanan berat berbahan ayam ini sangatlah populer di seluruh wilayah India. Ayam disajikan dengan gravy kuah dari tomato puree, krim, butter, dan rempah-rempah. Biasanya Butter Chicken hangat ditemani Naan yang baru diangkat dari panggangan, roti khas India yang terbuat dari tepung terigu yang dibuat di tandoor, atau panggangan roti. Acar bawang dan mint chutney juga disajikan. Makanan ini sangat disukai anak muda, terutama di India bagian utara.

30


Masala Dosa Makanan unik dari India selatan, Dosa. Namanya unik untuk orang Indonesia, bagaimana tidak, kamu makan Masala(h) dan Dosa, so badass! Dosa sangat mirip dengan kulit crĂŞpes atau pancake. Makanan ini terbuat dari tepung yang kemudian disajikan dengan aloo (mashed potato) yang diberi masala. Ditemani dengan berbagai saus seperti shambar, daal, dan coconut chutney, kamu bisa dip Dosa-mu yang sangat krispi dengan berbagi varian saus. Kamu bakal ngerasain macam-macam rasa yang susah buat dijelasin ketika makan makanan veg ini.

Panipuri atau Golgappa Street food satu ini umum dijumpai di bagian utara dan timur India. Puri terbuat dari tepung dibentuk seperti bola krispi mirip krupuk namun bagian dalamnya kosong, versi mini dari bathure. Kemudian diisi atau dimakan dengan dipping sauce terdiri dari campuran pani atau air bersama dengan rempah, masala, tamarind chutney, kentang, dan cabe. Krupuk puri yg renyah dipadu dengan aloo, saus dan pani menghadirkan sensasi unik ketika kita melahapnya. Snack ini bakal sangat menantang buat orang Indonesia, seriously, bahkan sampai ada Golgappa Eating Challenge. Wajib coba!

Gulab Jamun Satu - satunya sweets di daftar ini. Gulab Jamun adalah dessert atau manisan yang disantap setelah makan makanan berat. Bola-bola manisan ini terbuat dari tepung yang dimasak dengan gula dan saus karamel, kemudian didiamkan hingga kuah karamel merasuk sempurna. Biasanya disajikan satu atau dua biji, disiram dengan saus karamel panas. Gulab Jamun bisa dimakan panas atau dingin sesuai selera. Namun, yang membuatnya seru, rasa manis Gulab Jamun berada pada level ekstrem. Sangat manis!

Amirul Haqqi, BA Honours in French, Delhi University.

31 31


Kenapa Kuliah di India?

M

elanjutkan studi ke Jenjang S2 adalah mimpi bagi banyak orang. Baik itu bagi kamu yang baru lulus dari jenjang S1 atau yang sudah bekerja. Sayangnya, mimpi tersebut seringkali terkendala oleh banyak faktor. Misalnya, mau mendaftar S2 di kampus negeri di Indonesia, terlalu banyak saingannya. Sementara mendaftar S2 di kampus swasta, biayanya selangit.

inggris , di India bisa jadi alternatif. Tidak semua kampus mematok syarat TOEFL yang tinggi. Oleh karena itu, bahasa Inggris dijadikan sebagai media pembelajaran. Secara tidak langsung, kita juga harus belajar bahasa inggris di kelas. Eh tapi kalau bisa tidak hanya di kelas ya. Kalau bisa, dikurangi intensitas hang-out dengan teman sesama Indonesia. Ngobrol dengan teman dari Negara lain juga menjadi ajang pembelajaran untuk kita.

Kalau begitu, tidak ada salahnya mencari alternatif lainnya. Yes, ada sebuah Negara yang menawarkan biaya pendidikan murah d a n berkualitas. Mana lagi kalau bukan India. Kalau ada yang bilang India kan belum ada apa-apanya dibandingkan Indonesia? Eitss, jangan mudah menelan informasi tanpa mencari tahu kebenarannya. Berikut ini akan saya rangkum alasan secara umum kenapa orang Indonesia memilih S2 di India

[Biaya Pendidikan Terjangkau]

[Belajar Bahasa Inggris] Sudah banyak yang tahu India menggunakan bahasa inggris sebagai pengantar pelajaran. Mulai dari tingkat primary sampai PhD. Dan buku referensi pelajarannya pun berbahasa inggris. Bagi kamu yang masih merasa gagap dengan bahasa inggris, dan ingin mahir berbahasa

32

Khususnya untuk pendidikan tinggi, ada banyak universitas yang terjangkau dan berkualitas. Sebut saja Aligarh Muslim University, Jawahallar Nehru University, Osmania University, Banaras University dan Delhi University. Jejeran kampus itu berada dalam 10 top university di India. Soal biaya, kuliah di India secara umum cukup murah dan tidak perlu merogeh kocek terlalu dalam karena rentang harga mulai dari 75.000 (15 jutaan, dengan estimasi 1 rupees adalah Rp 200). Biaya tersebut adalah biaya selama masa studi. Konon biaya untuk foreigner seperti saya adalah yang paling mahal. Saya sejak S1 hingga sekarang (S2) adalah mahasiswa self finance di Aligarh Muslim University (AMU) yang merupakan universitas tua yang didirikan pada tahun 1877. Bidang ilmu yang terkenal di sini adalah di bidang Ilmu Sosial, Untuk S2, saya hanya membayar sekitar Rp17 jutaan sampai


selesai dengan jangka waktu kuliah 4 semester (2 tahun). Sedangkan di Indonesia, master di bidang ilmu sosial dan politik berkisar antara 3040 jutaan dengan jangka waktu 3- 4 semester.

[Biaya Hidup Murah] Sebenarnya tidak bisa dipukul rata. Tidak semua kota di India menawarkan biaya hidup yang rendah. Nah, cara menyiasatinya adalah memilih Universitas di tempat yang bukan kota besar. Kota saya, Aligarh jarak tempuhnya sekitar tiga jam dari New Delhi. Aligarh adalah kota kecil. Biaya hidupnya sangat murah. Percaya deh, saya bisa bertahan dengan sekitar 5000 rupees atau sekitar Rp 1 juta saja. Itu terdiri dari uang kost Rp 400 ribu perbulan, uang listrik Rp 50 ribu perbulan, dan uang makan Rp 550 ribu perbulan. Uang makan itu sudah dihitung beli peralatan dapur seperti gas, minyak, beras, sayur, termasuk chaai dan manisan India untuk camilan. Kota lain yang juga terkenal punya biaya hidup yang cukup murah, adalah Chennai (state Tamil Nadu), Mysore (state Karnataka), dan Kochi (state Kerala). Nikmat mana pula yang kau dustakan‌

[Buku Murah Meriah] Berbicara mengenai buku, harga buku di Indonesia tidak sebanding dengan harga buku di India. Harga buku sangat murah sekali di india. Bagi kamu yang hobi membaca, India merupakan tempat yang cocok untuk kamu, karena India lah Sur-

ganya buku. Harga buku di india sangat lah murah meskipun terbitannya dari Amerika dan Inggris, seperti Penguin dan Oxford. Karena murahnya harga buku di India, India pernah mendapat sorotan dari Media The New York Times pada tahun 2008. Salah satu faktor yang membuat buku murah di India adalah karena adanya penerbit lokal yang mencetak ulang buku-buku dari luar negeri. Kekurangannya, buku diproduksi dengan kertas paperback. Jadi kualitas kertasnya memang tidak seberapa bagus. Tapi asalkan kita menjaganya dengan baik, buku tersebut bisa awet kok.

[Beasiswa ICCR] Untuk pembiayaan kuliah di India, kita bisa mengikuti dua cara. Pertama adalah self finance seperti saya. Kedua, adalah cara yang dilakukan oleh sebagian besar diaspora pelajar di India, yaitu dengan program beasiswa yang disediakan oleh pemerintah India atau yang dikenal dengan istilah Indian Council for Cultural Relations (ICCR). Program ini merupakan wujud promosi pemerintah India akan dunia pendidikannya. Setiap tahun, pemerintah India mengeluarkan ribuan beasiswa ICCR untuk puluhan Negara berkembang. Di Indonesia sendiri, kuotanya sekitar 20 orang pertahun. Kebanyakan dialokasikan untuk S2. Biasanya beasiswa ini diadakan pada bulan November setiap tahun. Biasanya test-nya diadakan di Medan, Jakarta, Surabaya, dan Bali. Nah, bagi yang tertarik bisa sering-sering browsing soal ICCR.

Raegen Harahap Master of Political Science (International Relations) Aligarh Muslim University

33


FROM ZERO TO A HERO

S

ukses merupakan hak bagi setiap umat manusia di dunia tak peduli siapa dirimu, dari mana asalmu, maupun latar belakang seperti apa keluargamu. Semua berhak sukses. Tapi semua itu bukanlah suatu hal yang instan melainkan suatu proses panjang yang butuh kepercayaan diri dan juga usaha keras dalam memperjuangkannya. Salah satu contoh nyata adalah Saut Siringoringo, Konsul Jenderal Republik Indonesia untuk India di Mumbai untuk periode 2014 sampai sekarang. Seorang dari keluarga yang sangat biasa bahkan bisa dikatakan dari keluarga tidak mampu, tetapi dengan usaha dan perjuangannya Saut mampu membuktikan bahwa kesuksesan adalah hak setiap individu dan sekarang Saut adalah seorang Konsul Jenderal di KJRI Mumbai.

Masa Berkarya dan Tokoh Inspiratif Walaupun termasuk dari golongan keluarga yang sederhana ditambah lagi tanpa kehadiran sang ayah sebagai pendukung, Saut bertekad untuk berjuang meraih mimpinya untuk bisa membahagiakan keluarga tercinta. Perjuangan yang memang benarbenar dari nol tanpa disertai embel-embel yang melekat pada diri Saut. Dengan tekad dan usaha keras, Saut membuktikan mampu membuahkan hasil. Setelah lulus dengan gelar Sarjana Sastra Inggris dari Universitas Sumatera Utara pada tahun 1983, Saut memutuskan untuk mengadu nasib di Ibu Kota Jakarta. Sempat menjadi seorang guru, pada tahun 1986 Saut mengikuti tes seleksi dan diterima untuk menjadi Staf di Kementerian Luar Negeri. Pernah dikirim ke Laos untuk mengikuti magang selama 4 tahun, kemudian Saut ditugaskan ke Polandia sebagai Sekretaris 3 di KJRI negara tersebut. Pada tahun 1999, Saut kembali ke Jakarta sebagai Sekretaris 2 di Kemenlu dan tak lama kemudian masih di tahun yang sama, Saut ditugaskan di Madagaskar sebagai Konselor sampai tahun 2003. Dengan kerja yang luar biasa, pada tahun 2006, Saut dipromosikan untuk menjadi Minister Konselor di Ottawa, Kanada. Tahun 2010, Saut dipanggil untuk pulang ke Jakarta dan ditugaskan sebagai Kasubdit di Kemenlu. Satu tahun kemudian, Saut mengemban tugas sebagai Asisten Deputi pada Kedeputian 4 di Kementerian Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan. Dan sejak Oktober 2014 sampai sekarang, Saut diberikan amanah dari Presiden RI untuk menjadi seorang Konsul Jenderal RI untuk India di Mumbai, sebuah jabatan setingkat Kepala Perwakilan di dunia Diplomasi. From Zero to a Hero. Berbicara mengenai tokoh yang paling in-

“Kesuksesan hanya bisa dicapai oleh orang yang Percaya dan mau Memperjuangkannya�. -anonymous-

Masa Kecil Menurut Saut, dia dilahirkan dari keluarga yang sangat biasa. Seorang anak laki-laki yang dilahirkan pada tanggal 27 Agustus di Pematang Siantar, Sumatera Utara ini sudah yatim alias ditinggal pergi sang ayah saat usia 2 bulan. Sungguh berat memang kehidupan Saut waktu itu. Meski tanpa kasih sayang dan dukungan dari sang ayah, Saut dan ke 3 saudaranya mampu menjalani hari-hari masa kecil layaknya seperti anak yang lain tentu berkat usaha dan didikan dari sorang wanita tangguh. Ya...dialah sang ibu dan sekaligus juga seorang ayah. Peran ganda yang ia emban untuk mampu memberikan kasih sayang layaknya ibu dan tanggug jawab layaknya seorang ayah untuk membesarkan ke 4 anak-anaknya. “Masa kecil dengan didikan yang keras tetapi lembut�, ujar Saut saat menceritakan pengalaman masa kecilnya.

34


spiratif dan berperan penting terhadap karir dan kehidupan Saut adalah tentu seorang ibu dan satu tokoh lagi yang benar-benar mendukung bahkan rela berkorban demi Saut. Tokoh tersebut adalah kakak kandung nomor tiga Saut. Kakak nomor tiga itulah yang mendedikasikan hidupnya dan berjuang untuk kesuksesan Saut. Seorang kakak yang bahkan mau mengorbankan kehidupannya sendiri demi sang adik untuk mampu mewujudkan cita-cita mulianya. Sebuah potret kehidupan keluarga yang sungguh motivatif dan inspiratif. Jadi tidak salah jika, dibalik kesuksesan seseorang pasti ada orang-orang yang berdiri tegak dibelakang yang mendukung dan mencurahkan semua kemampuan demi terciptanya kesuksesan tersebut. Bagi Saut mereka adalah sang ibu dan sang kakak tercinta.

Pesan untuk Diaspora Pelajar di India PPI India yang merupakan wadah untuk pelajar dan mahasiswa Indonesia di India untuk mengekspresikan skill berorganisasinya juga tak luput dari perhatian Saut. Saut sangat-sangat mengapresiasi terhadap kehadiran dan kinerja PPI India selama ini serta akan mendukung penuh semua kegiatan PPI India. Namun demikian Saut tetap berpesan terhadap PPI India untuk selalu menjaga nama baik Indonesia melalui dunia pendidikan karena secara tidak langsung pelajar dan mahasiswa Indonesia di luar negeri adalah juga duta bangsa. Tetap utamakan masalah pendidikan karena tujuan utama datang ke India tak lain adalah untuk menuntut ilmu. “Kami di KJRI akan melakukan tugas kami melalui cara diplomasi, sementara kalian (PPI India, red) harumkan nama Indonesia dengan cara kalian sendiri dengan menjadi pelajar dan mahasiswa yang berprestasi�, pesan Saut. Demikianlah hasil Wawancara Eksklusif kami dengan seorang tokoh yang sangat berpengaruh terhadap hubungan baik Indonesia-India, Bapak Saut Siringoringo, Konsul Jenderal Republik Indonesia untuk India di Mumbai. Seorang tokoh inspiratif anak bangsa yang berjuang dari nol untuk meraih mimpinya dan menjadi manusia yang berguna untuk bangsanya. Dengan begitu Saut telah membuktikan bahwa, kesuksesan adalah hak setiap umat manusia bagi yang percaya dan mau memperjuangkannya. Karena kesuksesan bukan tergantung dari siapa kamu atau latar belakang keluargamu, melainkan usaha dan perjuangan seperti apa yang telah kamu lakukan untuk meraihnya.

All our dreams can come true, if we have the courage to reach them�, -WaltDisney-

Bertugas di KJRI Mumbai Sekarang Saut adalah seorang tokoh yang berpengaruh dalam hubungan baik antara Indonesia dan India. Sebagai Konsul Jenderal Republik Indonesia untuk India, tugas Saut adalah bagaimana menjalin hubungan yang baik antar kedua negara terutama masalah ekonomi dan perdagangan untuk tercapainya tujuan dan keuntungan bersama. Selain itu, Saut melalui KJRI Mumbai juga turut serta memajukan pariwisata Indonesia dengan promosi gencar yang Saut lakukan dengan seringnya melakukan pertemuan-pertemuan dengan pejabat maupun pelaku bisnis di bidang pariwisata di India maupun menyelenggarakan suatu pagelaran budaya untuk menarik wisatawan dari India untuk berkunjung ke Indonesia. Perlahan namun pasti, berkat usaha Saut melalui KJRI Mumbai, hubungan Indonesia-India semakin erat, banyaknya investor-investor India yang mulai melirik dan menanamkan modalnya di Indonesia serta kunjungan masyarakat India ke Indonesia semakin meningkat.

-Dream Big and Work Hard-

Muhammad Abdul Rouf B.Sc Biotechnology, Genetics and Chemistry Osmania University, Hyderabad 35


36


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.