Metro Banjar Rabu, 9 Oktober 2013

Page 16

16

Crime Story

Metro Banjar

Nur Mengaku Jenuh di Rumah BANJARMASIN - Kehidupan rumah tangga pasangan suami istri Nur Rahmani (26) dan Rahimah (22) (26) warga Belitung RT 18 serta pasangan suami istri Aulia Shofani (25) dan Cici Cindra (23) warga Jalan Meranti Bumi Indah Lestari Banjarmasin tak patut ditiru. Waktu kosong yang mereka miliki bukan dimanfaatkan untuk kumpul keluarga. Namun digunakan untuk berpesta minuman keras. Sial buat mereka dan empat temannya Mulani Hakim (20) warga Belitung, Rifan (19) Kompleks Mulawarman Gg Casgo RT 23, Hendra (20) Pulau Laut, Arida (19) warga HKSN Kompleks AMD RT 7. Ketika berpesta minuman keras jenis Tuak di Siring Seberang Mesjid Sabilal Muhtadin mereka ditangkap Unit Patroli Kota Satuan Sabhara Polresta Banjarmasin, Selasa (8/10) sekitar pukul 01.30 Wita. Dari tangan mereka berhasil diamankan dua botol minuman keras jenis tuak dalam botol air kemasan besar. Nur Rahmani yang mengaku sebagai pekerja serabutan tersebut mengatakan, dia dan istrinya Rahimah ikut dalam pesta miras tersebut karena mengaku jenuh di rumah saja. “Sumpek di rumah bang,” kata Nur Rahmani yang tubuhnya penuh tato. Kepala Satuan Sabhara Polresta Banjarmasin Kompol Haryono MT mengatakan razia pekat tersebut dilakukan untuk memberantas segala penyakit masyarakat di Banjarmasin. Hal itu dilakukan untuk mengantisipasi adanya tindak kejahatan, karena dalam bulan ini sudah dua kali kasus pembunuhan dan kasus kriminal lainnya yang diawali dengan minuman keras. (buy)

“Kembalikan SIM Saya” BANJARMASIN - Rahmat gelisah. Warga Kabupaten Banjar ini tak bisa lagi menjalankan aktivitas kesehariannya menyusul ketiadaan SIM (surat izin mengemudi) dan STNK (surat tanda nomor kendaraan) miliknya. “SIM dan STNK mobil saya diambil oleh polisi, Sabtu (5/ 10) sore, pekan tadi,” keluh Rahmat saat ke redaksi Metro Banjar, Selasa (8/10). Yang membuat Rahmat bingung, polisi tersebut ketika itu bergegas pergi sebelum ia sempat bertanya. “Biasanya kalau pengendara dianggap bersalah, lalu ditilang, kan biasanya petugas menyuruh mengambil SIM atau STNK di kantor polisi.” Kini dia bingung kemana mencari polisi itu. Apalagi, dia tak sempat menanyakan nama polisi tersebut. Ia cuma melihat polisi itu mengenakan kaus polisi dan ada seragam polisi yang di jok belakang mobil yang dinaiki polisi itu. Kejadian berawal ketika berada di lampu merah (traffic light) di Loktabat, Banjarbaru. Saat itu Rahmat bersama sopirnya, Gustani, menaiki mobil pikap DA 9022 BO. Di depannya ada sebuah mobil jenis Avanza. Ketika lampu hijau menyala, mobil Avanza itu tak bergerak. Rahmat membunyikan klakson sebagai isyarat agar pengemudi mobil tersebut bergerak. Tapi, tetap saja Avanza tersebut diam di tempat hingga lampu merah kembali menyala. Tak lama berselang lampu hijau menyala dan pengemudi Avanza itu juga tetap tak menggerakkan mobil. Rahmat kembali membunyikan klakson. “Lantaran saya juga tergesagesa, saya lalu menyalip mobil itu. Eh, pengemudi Avanza itu marah dan mengejar saya,” kata Rahmat. Pengemudi Avanza itu bahkan memepetnya dan menyuruhnya menepi, berhenti. Meski bingung, karena seharusnya dirinya yang marah, Rahmat menepikan mobilnya. “Saya kaget, ternyata yang pengemudinya polisi. Saya tak berani banyak bicara. Apalagi, polisi itu langsung marahmarah,” kata RahBPG/DENY mat. (roy) Ilustrasi

RABU 9 OKTOBER 2013

REZA TERLEMPAR DARI MOBIL ❏ Dua Penumpang L 300 Tewas BATULICIN - Dua penumpang mobil L 300 warna hitam DA 9695 ZD tewas setelah mobil itu bertabrakan dengan dumptruk di Jalan Provinsi, Desa Gunungbesar, Kecamatan Simpangempat, Tanahbumbu. Satu penumpang Reza Safitri tewas di tempat kejadian. Badannya terlempar keluar dari mobil. Sedangkan korban lainnya.

Kami belum meminta keterangan pengemudi dan penumpang mobil L 300 karena masih dalam perawatan. Sedangkan pengemudi mobil dumptruk sudah diamankan

AIPTU BENO WIJ AYANT O WIJA ANTO Kanit Laka Polres Tanbu

Zaenal Ilmi yang menderita luka dan patah lengan, tewas dalam perjalanan di kawasan Sungai Danau saat menunju rumah sakit di Banjarmasin. “Korban kecelakaan lalu lintas awalnya satu orang tewas di tempat. Kemarin, satu orang meninggal dunia dalam perjalanan menuju rumah sakit di Banjarmasin. Jadi korban tewas dua orang,” kata Kasatlantas Polres Tanahbumbu, Iptu Denny Catur WD, Selasa (8/10). Saat ini, ungkap Denny

BPOST GROUP/MUKHTAR WAHID

BANGKAI mobil drump truk yang ditabrak mobil L 300 diamankan di halaman belakang Mapolres Tanahbumbu, Selasa (8/10).

pihaknya mengamankan pengemudi mobil dumptruk dan mobil L 300 di mapolres Tanahbumbu. Berdasarkan sketsa sementara, mobil L 300 melaju dan mengambil jalan dumptruk. “Kami belum meminta keterangan pengemudi dan penumpang mobil L 300 karena masih dalam perawatan. Sedangkan pengemudi mobil dumptruk sudah diamankan untuk penyelidikan,” katanya. Kanit Laka Satlantas Polres Tanahbumbu, Aiptu Beno Wi-

jayanto mengatakan kecelakaan terjadi Minggu (6/10) sekitar pukul 17.00 Wita. Mobil dumptruk warna kuning bernopol DA 1304 ZB dikemudikan Nur Ahmadi meluncur dari arah Serongga menuju Batulicin. Sebaliknya, mobil L 300 dikemudikan Arif Safitri melaju dari arah Batulicin. Arif Safitri tidak sendirian, di sampingnya duduk Zaenal Ilmi dan di bak belakang duduk Reza Safitri dan Rafii Hamdi.

Saksi menuturkan mobil yang dikemudikan Arif melaju dengan kencang dan zig-zag. Saksi menuturkan, mobil dumptruk yang bermuatan material bangunan itu sudah memilih keluar jalan aspal. Namun, mobil L300 itu seperti lepas kendali dan terus melaju hingga menabrak bodi sisi kanan dumptruk. “Penumpang L300 yang berbadan gemuk terlempar dan lama tergeletak di jalan. Sepertinya mobil L300 itu baru dibeli,” kata saksi di tempat

kejadian. Sementara, Nur Ahmadi dibesuk beberapa kerabatnya di kantor Unit Laka Satlantas Polres Tanahbumbu. Selama penyelidikan, Ahmadi menginap di ruang Dikyasa Satlantas Polres Tanahbumbu. “Sepertinya sopir truk masih trauma dan belum bisa berbicara banyak. Ini saja minta ditemani keluarganya. Sementara statusnya masih kita amankan,” ujar satu anggota Dikyasa Satlantas Polres Tanahbumbu. (tar)

Rahmadi Terancam Diberhentikan Jadi PNS ❏ Tertangkap Pesta Sabu Bersama Bandar Togel BARABAI - Gara-gara tertangkap tangan saat pesta sabu, Rahmadi (45) alias Edi Lampir terancam diberhentikan sebagai PNS. Bahkan staf di Seksi Politik Kantor Kesbangpol dan Penanggulangan Bencana itu bisa diberhentikan dengan tidak hormat. Kepala Inspektorat Pemkab HST Sabirin, dikonfirmasi soal keterlibatan PNS dalam penyalahgunaan narkoba tersebut, mengaku belum menerima laporan dari atasan yang bersangkutan. Meski demikian, sesuai PP No 4 Tahun 1966 Tentang Pemberhentian Sementara

PNS, saat dilakukan penahanan, yang bersangkutan bisa diberhentikan sementara. “Diberhentikan sementara dengan gaji dipotong 50 persen, sementara dia ditahan karena dugaan melakukan tindak pidana atau kejahatan,” kata Sabirin. Dalam aturan itu, jelas Sabirin juga disebutkan, PNS bisa diberhentikan dengan tidak hormat, jika nantinya dihukum penjara setingginya empat tahun atau dengan ancaman pidana lebih berat. “Itu bunyi aturannya. Dalam kasus ini kita masih menunggu proses hukum yang

bersangkutan,” kata Sabirin. Taberi Lipani, rekan Edi di Kantor Kesbang Pol PB, menyatakan kaget dengan penangkapan temannya itu. Apalagi untuk kasus sabu.“Kami tak tahu dan tak menyangka kalau dia ikut memakai. Yang saya tahu, dia termasuk pegawai yang kerjanya rajin di kantor ini,” kata Lipani. Rahmadi, yang akrab disapa Edi lampir itu ditangkap Satuan Reserse Kriminalitas Polres HST bersama tiga orang lainnya. Mereka tertangkap Rabu 2 Oktober 2013 lalu, saat pesta sabu di tengah hutan Desa Mahang Sungai Hanyar,

Pandawan, Kabupaten Hulu Sungai Tengah, pukul 13.30 Wita. Selain Edi turut ditangkap Samsudin atau Oton (56), yang diduga bandar togel, Abu Bakar alias Abu (53) dan Kamaruddin alias Joko (48). Saat itu anggota Unit Jatanrasi menemukan sabu yang masih menempel di kaca pipet beserta bong yang masih berserakan. Saat digeledah, ditemukan sabu yang diselipkan di papan pondok. Barang bukti lainnya, telepon genggam milik Samsudin berisi kiriman nomor togel dari pembelinya serta uang Rp304

ribu lengkap dengan rekap angka togel. Edi, Abu dan Joko mengakui sedang pesta sabu di sebuah pondok (gubunk) tersebut. Tertangkapnya Edi saat Unit Jatanras menggerebek Samsudin, namun malah menemukan tiga rekannya yang sedang asyik menghisap sabu. Kasat Reskrim Polres HST AKP Kusdarmadji menjelaskan, transaksi togel di hutan itu sering dikeluhkan warga setempat. “Keempatnya masih kami mintai keterangan untuk kasus berbeda. Kami masih menyusuri bandar togel maupun pengedar sabu,” katanya. (han)

0910/M16


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.