epaper andalas edisi senin 24 desember 2012

Page 15

SAMBUNGAN

Senin 24 Desember 2012

Mobil Karya Anak Negeri Siap Mendunia .........(Dari Halaman 1) kecanggihan mobil ini. Dahlan mengklaim, jumlah pemesan mobil karya anak bangsa ini telah mencapai 100 unit. Bahkan tak mustahil kelak mobil Tuxuci akan mendunia. Hal ini terbukti salah satu negara di Eropa telah menyatakan minatnya untuk membeli mobil Tuxuci. "Saya sudah bertemu dengan duta besar (negara) Eropa," aku Dahlan. Terkait banyaknya pesanan tersebut, Dahlan menegaskan, penjualan Ferrari Tucuxi ini baru akan dilakukan jika mobil ini telah melalui tes ketangguhan hingga 1.000 kilometer. Dahlan mengakui mobil ini merupakan keluaran pertama dan masih perlu penyempurnaan. Menurut Dahlan masih memiliki masalah di power steering. Selain itu, mobil ini juga masih terkendala dengan masalah pengiriman baterai dari AS. "Hari ini, saya rasakan masih ada sedikit kekurangan pada power steering, tapi mudah diatasi nanti," tegas Dahlan yang mengendarai sendiri Tucuxi dari kediamannya di kompleks menteri Widya Chandra menuju Gelora Bung Karno. Dikatakannya, perjalanan ditempuh 10 menit dan ia pernah ngebut sampai 120 kilometer per jam sebelumnya. Menurut Dahlan, dengan baterai terisi penuh, Tucuxi bisa jalan sampai 400 km atau 4 jam. Sedang pengisian baterai dibutuhkan waktu sampai 5 - 6 jam. Tucuxi dikerjakan oleh rumah modifikasi Kupu-Kupu Malam di Yogyakarta sejak awal 2012. Menurut Dahlan, mobil yang bisa dipacu hingga berkecepatan 200 kilometer per jam ini dibuat Danet Suryatama, seorang insinyur lulusan Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya, dengan gelar doktor dari Mi-

chigan, AS. Danet pernah bekerja di perusahaan otomotif Chrysler, Amerika Serikat. "Pembuatnya kini ada di Amerika, setiap 2 bulan sekali ke Jakarta, untuk proses pembuatan mobil ini," katanya. Menurutnya kemunculan Tucuxi sebenarnya lebih lambat dari rencana sebelumnya 10 Agustus 2012, namun baru terlaksana hari itu. "Kendalanya, yang desain ini orangnya tinggal di AS, jadi dia hanya bisa dua bulan sekali ke Indonesia. Makanya proses agak lebih lama," komentar Dahlan. Dahlan menuturkan, mobil listrik Tucuxi memiliki spesifikasi, dengan lebar 1.995 mm, tinggi 1.200 mm, jarak sumbu roda sekitar 3.110 mm, dan Jarak bebas ke tanah 150.9 mm. "Bobotnya 1.112,1 kilogram dan Jarak jelajah 321-482 kilometer sekali isi baterai penuh, dengan Waktu pengisian bisa 4 jam dengan menggunakan batera Lithium Iron Phosphate or NanoLithium," jelasnya. Mobil sport berbahan bakar listrik berwarna merah ini berbeda dengan model mobil mewah lain, seperti Ferrari dan Lamborghini. Tak hanya itu, Dahlan pun memastikan mesin mobil Tuxuci anti mogok, bahkan saat hujan deras sekalipun. "Mesinnya tidak bisa mogok, mungkin hanya low batt daya," ujarnya. Ke depan, Dahlan juga berkomitmen akan memperoduksi masal mobil listrik ini di industri dalam negeri, dengan nilai jual Rp1,5 miliar. "Tapi untuk mobil yang pertama ini saya mengeluarkan uang hampir Rp3 miliar," jelas Dahlan. Untuk produksi baterai sendiri, Dahlan mengaku masih menggunakan produk impor dari Amerika. Tapi dia memastikan bulan April mendatang, baterai bermerek Niprees ini bisa diproduksi dalam negeri.(BBS/GUS)

6 Perampok Berkelewang Beraksi di Pondok Kelapa .........(Dari Halaman 1) .mengendarai sepeda motor sendirian dari arah Jalan Kapten Sumarsono menuju ring road simpang Jalan Gatot Subroto. "Mereka sebenarnya saat itu berempat. Tiga rekan korban, satu mengendarai sepeda motor sendiri, yang dua lagi berboncengan," sebut Azhar. Saat tiba di kawasan Pondok Kelapa Jalan Asrama yang suasananya gelap dan sepi, persis tak jauh dari Gedung CNI, dari arah belakang muncul enam pria berboncengan dengan sepeda motor Yamaha Mio dan dua Yamaha Jupiter MX, memepet korban. Korban kemudian langsung ditodong dengan kelewang. Para pelaku terus memepet hingga korban akhirnya terjatuh ke aspal. Tiga rekan korban yang melihat kejadian itu sempat berusaha mendekat untuk menolong. Namun mereka juga langsung ditodong dengan klewang dan disuruh pergi. Karena takut, tiga rekan

korban pun pergi dan hanya melihat aksi para pelaku dari jauh. Baik korban maupun rekan-rekan korban tidak bisa meminta tolong karena saat itu suasana di sekitar lokasi kejadian gelap dan sepi. Setelah berhasil merampas Kawasaki Ninja korban, para perampok buru-buru kabur ke arah Jalan Gatsu. Sepeninggal para perampok tersebut, tiga rekan korban baru berani mendekat untuk menolong korban. Menjelang Subuh itu juga, korban didampingi ketiga rekannya mendatangi Kantor Polsek Medan Helvetia untuk membuat laporan. Namun oleh si petugas yang menerima mereka, korban disarankan untuk kembali datang hari Senin (24/12). Menurut Azhar, petugas hanya memberikan surat untuk visum ke Rumah Sakit Sari Mutiara. "Tadi sepupu saya sudah membuat visumnya, jedia rencananya besok (hari ini, red), akan membuat laporan ke polisi," jelas Azhar.(GUS)

Mendadak Jadi .........(Dari Halaman 1) kerusakan di wajah pada tahun 2003 lalu karena ulah 3 rekannya sewaktu menjadi mahasiswa. Padahal saat itu, Sonali adalah seorang mahasiswi yang cukup berprestasi di Universitas Dhanbad, India. Para mahasiswa bejat itu masuk diam-diam ke dalam rumahnya untuk memerkosa. Namun karena Sonali melakukan perlawanan, para mahasiswa itu menyiramnya dengan cairan air keras bernama 'Tezaab'. Wajahnya rusak, terutama di bagian mata, hidung, dan telinga. Meski sudah menjalani operasi kulit sebanyak 22 kali, Sonali tetap buta dan sedikit terganggu pendengarannya. Ketiga pelaku berhasil ditangkap, namun mereka bisa bebas tak lama kemudian dengan uang jaminan. Beberapa waktu lalu, wanita 27 tahun tersebut pun akhirnya muncul kembali di layar kaca. Bukan sebagai korban, namun peserta kuis yang paling terkenal di India, 'Kaun Banega Crorepati' atau dikenal dengan 'Who wants to be a millionaire.' Dia pun berhasil mendapatkan hadiah utama sebesar 2,5 juta rupee atau US$45.000 (setara Rp436 juta lebih, kurs 1 Dolar AS Rp9.700) setelah berhasil menjawab 10

'Miliuner'

pertanyaan. Keinginannya untuk mengikuti kuis itu memang kuat. Terutama untuk membantu biaya pengobatan dan operasi tubuh yang tak sedikit. Dia pun akan segera melakukan operasi kulit tambahan setelah mendapat uang tersebut. "Jika Anda bisa melihat gambar seorang wanita cantik, saya yakin Anda juga bisa melihat wajah saya yang terbakar," kata Sonali kepada AFP. "Saya memenangkan uang tapi saya butuh lebih banyak untuk pengobatan saya," sambungnya. "Sangat mudah bagi korban kekerasan air keras seperti saya untuk diam dan menelan semuanya. Namun saya memilih untuk berdiri dan berteriak melawan kekerasan," lanjutnya. Kisah Sonali membuat jutaan penonton acara tersebut terharu. Mereka menganggap Sonali adalah pembangkit semangat perempuan di India untuk melawan segala bentuk kekerasan. Air mata penonton di studio pun berjatuhan. "Kadang kita pikir, hidup kita sudah cukup menderita, semua hal sepertinya tak sesuai dengan keinginan kita. Namun saat kita bertemu dengan Sonali, kita sadar betapa beruntungnya kita," ujar sang pembawa acara tersebut, Amitabh Bachchan.(NET)

harian andalas | Hal.

15

Penumpang Padati Terminal, Stasiun, dan Bandara Medan-andalas Sehari jelang puncak arus mudik Natal, Minggu (23/12) Ribuan ribu penumpang, memadati terminal, stasiun, bandara, dan pelabuhan di Medan, Minggu (23/12). Sebagian besar penumpang berencana ingin merayakan Natal pada 25 Desember ini di kampung halamannya. Pantauan di Terminal Terpadu Amplas, Terminal Pinang Baris, dan pool-pool angkutan penumpang di sepanjang Jalan Si Singamangaraja dan Jalan Padang Bulan, terlihat lebih ramai dan sibuk dari biasanya. Rata-rata bus maupun mini bus termasuk taksi penuh dengan penumpang yang berangkat dengan tujuan berbagai daerah di Sumut seperti Pematang Siantar, Tarutung, Pandan, Sibolga, Dairi, dan daerah-daerah lainnya. Demikian juga suasana di Stasiun Besar Kereta Api. Ribuan penumpang baik yang akan pergi maupun baru tiba memadati stasiun tersebut sejak pagi hingga tadi malam. Arus lalu lintas di depan stasiun juga tersendat karena ramainya taksi dan becak motor serta kendaraan penjemput yang parkir. Sementara itu sekitar 5.000 penumpang KM Kelud yang berlayar dari Tanjung Priok via Pelabuhan Sekupang Batam, tiba di Pelabuhan Belawan, tadi malam sekira pukul 23.00 WIB.

Kedatangan KM Kelud ini terlambat dari jadwal yang semestinya tiba Minggu sore. Informasi yang diperoleh, keterlambatan ini akibat sempat tertundanya keberangkatan kapal dari Batam karena sangat membludaknya penumpang yang ingin berangkat menuju Pelabuhan Belawan. Kendati begitu pihak Managemen PT Pelni mengklaim tidak ada kendala yang berarti dalam melayani membludaknya penumpang saat arus mudik Natal ini karena sebelumnya Pelni sudah mengantisipasinya. Demikian disampaikan Kepala Operasional PT Pelni Belawan H.Simamora SE, Minggu (23/12) di sela-sela kesibukannya mengatur dan menyiapkan Pelabuhan Belawan untuk menampung membludaknya penumpang KM Kelud tersebut. Ramainya penumpang yang baru tiba maupun hendak berangkat juga terlihat di terminal kedatangan maupun keberangkatan, baik domestik maupun

andalas/ist

TINJAU BANDARA - Plt Gubsu Gatot Pujo Nugroho, Minggu (23/12) meninjau kesiapan Bandara Polonia Medan dalam melayani meningkatnya jumlah penumpang menjelang perayaan Natal 2012 dan Tahun Baru 2013. internasional Bandara Polonia Medan. Plt Gubsu Gatot Pujo Nugroho sempat meninjau suasana di Bandara Polonia untuk melihat kesiapan bandara internasional itu dalam melayani masyarakat yang akan mudik maupun berpergian ke luar daerah. "Secara umum, Sumut siap menghadapi arus mudik Natal dan Tahun Baru," kata Gatot didampingi Kadis Perhubungan (Kadishub) Sumut Anthony Siahaan SE ATd MT dan Plt GM Angkasa Pura II (Persero) S Samiaji SKom, usai meninjau kesiapan layanan Bandara Polonia

Medan, Minggu (23/12). Dikemukannya, diprediksi jumlah penumpang angkutan darat naik 5 persen dari musim tahun sebelumnya, angkutan udara sekitar 15 persen, demikian juga angkutan laut yang diprediksi meningkat. Kesiapan tersebut, sebut Gatot, ditunjukkan dengan penyediaan penambahan kapasitas seat (tempat duduk), baik untuk jalur angkutan darat, udara, maupun laut. Kesiapan juga diikuti dengan penyediaan layanan pusat informasi, pendirian posko dan pengamanan kelancaran trans-

portasi oleh Dinas Perhubungan (Dishub) bekerja sama dengan Satlantas Poldasu dan Jasa Raharja. Sebelumnya Kadishub Sumut Anthony Siahaan SE ATd MT memaparkan, pihaknya menambah seat untuk angkutan darat, termasuk kereta api, sekitar sekitar 70.000 per hari sejak seminggu sebelum Natal kemarin. Angkutan laut, juga ada penambahan 5.000 seat. Demikian juga menurut Plt GM Angkasa Pura II S Samiaji SKom, seat untuk angkutan udara sudah disiapkan melalui koordinasi dengan maskapai penerbangan. "Dan kita sudah mendirikan posko angkutan Natal dan Tahun Baru," katanya. Saat peninjauan di Bandara Polonia, Gatot memeriksa sarana dan prasana Posko Angkutan Natal dan Tahun Baru Angkasa Pura II, yang ditempatkan di bagian tengah bandara. Di posko yang dilengkapi dengan sejumlah peralatan siaga pengontrolan dan pengamanan serta penyediaan layanan informasi penumpang itu, Gatot mengimbau agar para petugas bekerja melayani penumpang. "Jangan tunggu bolalah, jemput bola, kejar mereka (penumpang), tanya apa yang bisa dibantu," ujar Gatot kepada Plt GM Angkasa Pura II dan Kadishub Sumut.(GUS/DP/WAN)

6 Kementerian ‘PEMALAS’ .........(Dari Halaman 1) pada semester I atau hanya 10,8 persen terhadap APBNP. Kementerian Negara Pembangunan Daerah Tertinggal (PDT) memiliki anggaran Rp1,153 triliun pada semester I hanya menyerap Rp125,8 miliar atau 10,9 persen terhadap APBNP. Kemudian Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata dengan anggaran Rp2,672 triliun pada semester I hanya terserap Rp476,8 miliar atau 17,8 persen terhadap APBNP. "Terakhir adalah Kemen-

terian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat dengan anggaran sebesar Rp222,3 miliar pada APBNP hanya menyerap Rp42,9 miliar atau 19,3 persen terhadap APBNP," ucap Maulana. Memangkas Untuk itu, pemerintah diminta sebaiknya memangkas sejumlah pos anggaran di kementerian yang 'malas' serap anggaran tersebut. Fitra juga menuntut pemerintah agar memangkas remunerasi dan tunjangan jabatan para birokrat Kuasa Pengguna Anggaran di seluruh kementerian yang gagal

mencapai target realisasi. Maulana mengatakan Seknas Fitra menilai bahwa political will presiden untuk memperbaiki tata kelola anggaran gagal dijalankan oleh birokrat di kementerian. Hal itu bisa dilihat dalam data Kementerian Keuangan yang dimiliki Fitra, di mana sisa anggaran pada tahun 2012 per Desember sebesar Rp290 triliun. "Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Dirjen Perbendaharaan Kementerian Keuangan, masih terdapat anggaran sebesar Rp290 triliun yang belum direalisasikan pada tahun

2012," ujar Maulana. Hal itu didapat dari perhitungan realisasi belanja pemerintah pusat per 30 November 2012 yang baru mencapai Rp778,9 triliun atau 72,8 persen dari APBNP pemerintah pusat sebesar Rp1.069, triliun. "Maka dengan sisa jumlah kerja yang efektif sejak 1-15 Desember 2012, pemerintah membelanjakan anggaran sebesar Rp29 triliun setiap harinya. Sangat sulit dibayangkan bagaimana menghabiskan anggaran sebesar itu dalam sehari agar dapat mencapai target realisasi

anggaran," ujarnya berasumsi. Ia menuturkan, dengan demikian tidak mengherankan jika di bulan Desember ini banyak sekali iklan layanan masyarakat yang dibuat-buat oleh kementerian dan kualitas belanja menjadi sulit dikontrol. "Kesemuanya itu patut dipertanyakan dan pemerintah harus bertanggungjawab kepada publik karena anggaran yang digunakan tersebut bersumber dari pajak rakyat, melalui pajak penghasilan, pajak bumi, dan bangunan, serta pajak-pajak lainnya," pungkas Maulana.(BBS/GUS)

Ngogesa Biarkan Hutan Langkat Hancur .........(Dari Halaman 1) kebunan kelapa sawit. Menurut Hendra, Pemkab Langkat jelas-jelas telah melanggar UU No 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, UU No 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (RUTRK), Permeneg Lingkungan Hidup No 11 Tahun 2009 tentang AMDAL, KUHP Pasal 216. “Bila aksi ini tidak dihentikan dan Pemkab Langkat masih saja terus menerus melakukan perbuatan melanggar hukum itu, maka LSM Perintis tidak segansegan melaporkan Bupati Lang-

kat dan kroni-kroninya ke pihak berwenang, serta melakukan aksi unjuk rasa ke kantor bupati,” tegasnya. Menurut pria yang saat ini terlibat sebagai Tim Penilai Adipura 2012/2013 ini, dalam hal ini Pemkab Langkat jelas melanggar sendiri Perda yang dibuatnya atas penetapan hutan pantai itu menjadi kawasan wisata bahari. “Kami sangat kecewa terhadap kinerja Pemkab Langkat yang diduga telah menerima setoran siluman, sehingga terkesan takut pada pengusaha. Masyarakat kita minta jangan diam saja atas aksi perusakan

ini. Kita patut bertanya ada apa di balik semua itu,” ujar pemerhati kinerja pemerintahan ini. Dikatakan, kesalahan yang dilakukan oknum pemilik kebun sawit, bukan hanya soal menggarap hutan kawasan wisata bahari, tetapi dengan kekuatan uang bisa melakukan apa saja dan usaha perkebunannya juga diduga tanpa izin. Dia berharap atas lemahnya Pemkab Langkat dalam menegakkan Perda yang dilanggar pengusaha, rakyat harus bersatu mengkritisi kinerja Bupati Langkat. Karena hutan Langkat merupakan paru-paru dunia yang

harus dijaga dan segera dibenahi. Aksi Go Green Atas rasa keprihatinan melihat fenomena pemanasan global dan menyaksikan terjadinya sejumlah bencana alam, LSM Perintis kembali menggelar program Go Green, yang kali ini diadakan di wilayah Langkat, Kamis 20 Desember 2012. Kegiatan penanaman 2.000 pohon ini melibatkan unsur Muspida Sumut dan Langkat, kalangan perguruan tinggi, guruguru, pelajar serta elemen masyarakat lainnya. Program Go Green ini kerja sama DPP LSM Perintis dan DPC

LSM Perintis Langkat dengan puncak acara bertempat di Lapangan Bola Katapa Negeri Aru Bukit Jengkol, Pangkalan Susu. Aksi penanaman pohon yang dihadiri Kadis Kehutanan dan Perkebunan Langkat serta unsur Muspida lainnya itu juga dikemas dalam bentuk sosialisasi, lomba pidato/baca puisi, hiburan keyboard, dan atraksi sulap. Namun Hendra menyayangkan Bupati Langkat Ngogesa Sitepu tidak hadir dalam kegiatan ini. “Bupati Langkat yang konon katanya peduli lingkungan dan baru saja dapat Adipura seharusnya hadir menanam pohon ini,” tandasnya. (GUS)

Anak Heng Hua Medan yang Sukses di Jepang .........(Dari Halaman 1) Ng Su Ing yang merupakan seorang pengusaha onderdil atau suku cadang kendaraan roda empat di Medan. Tahun 1974, Teh Kian Hua setelah lulus dari SMP di Medan melanjutkan sekolah ke Jakarta. Lulus SMA, dia memilih untuk mengandalkan kemampuannya mencari nafkah di wilayah Jabotabek. Beberapa tahun kemudian, dengan tekad yang kuat, dia coba mengembangkan kariernya merintis ke Sydney Australia seorang diri. Di sana dia mendapatkan seorang gadis cantik dan berumah tangga untuk melanjutkan perjuangan ke Jepang. Pertama kali tiba di Tokyo, Teh Kian Hua sama sekali tidak fasih dalam bahasa Jepang. Awalnya dia mendapatkan pekerjaan mencuci piring di sebuah restoran milik orang Tionghoa. Sebagai anak muda yang energik, Teh Kian Hua

tentu saja tidak akan puas bahwa ini adalah tugas sederhana, dia berupaya untuk belajar bahasa Jepang. Di bawah bimbingan istrinya, dalam beberapa bulan kemudian, ia sudah fasih berbahasa Jepang dan dapat berkomunikasi baik dengan warga setempat. Tidak lama kemudian, dia mendapatkan satu pekerjaan yang lebih baik, yaitu berkerja di sebuah perusahaan makanan. Setelah berkerja kurang lebih 1 tahun, untuk mendapat pengalaman yang lebih luas, Teh Kian Hua berpindah kerja di sebuah percetakan. Bekerja dari fajar hingga malam, tanpa merasakan lelah. Dia bekerja di percetakan selama empat tahun. “Sejak pertama kali datang ke Jepang hingga enam tahun, saya telah banyak mendapat pengalaman dan berkenalan dengan orang Jepang maupun orang asing. Yang di kemudian hari sangat bermanfaat

membantu tugas-tugas saya selanjutnya,” kenang Teh Kian Hua. Sekarang berpikir tentang hal itu, katnya, dia sangat ragu dari mana kekuatannya. Sehingga dia dapat bertahan di Jepang sampai enam tahun. Di bagian lain, Teh Kian Hua menceritakan, suatu hari pada tahun 1990, ia membaca sebuah iklan di koran. Ia melihat Tetsusho Kayaba Corporation Jepang sedang mencari seorang karyawan di bidang perdagangan dan ekonomi luar negeri. Persyaratannya harus orang Indonesia etnis Tionghoa. Teh Kian Hua melihat kesempatan yang baik ini. Keesokan harinya, diapun melamar ke perusahaan tersebut, dengan kemampuan komunikasi dan sikap yang baik, ia diterima. Dia menyebutkan, tahun pertama bekerja di Tetsusho Kayaba Corporation Jepang, menjabat sebagai pembantu direktur. Dengan mengandalkan

Bahasa Inggris, bahasa Hokkien, bahasa Mandarin, dan keunggulan Bahasa Indonesia, dia membantu atasan untuk menghubungi pelanggan. Dengan bekerja yang serius dan bertanggung jawab, dia dihargai oleh perusahaannya. Tidak lama kemudian, dia dipromosikan menjadi Kepala Perdagangan Luar Negeri. “Akhirnya saya mendapatkan kesempatan untuk menampilkan kemampuan saya. Dengan keterampilan komunikasi yang baik, sikap yang tulus kepada pelanggan, gaya yang ketat dari pekerjaan, saya telah merangkul banyak pelanggan di seluruh Asia,” tutur Teh Kian Hua. Beberapa tahun kemudian, Teh Kian Hua dipromosikan menjadi Direktur Perdagangan Luar Negeri, yang bertanggung jawab atas bisnis eksternal perusahaan. Menurut situs Tetsusho Kayaba Corporation Jepang, Perdagangan Luar Negeri

Departemen Perdagangan fokus pada line penjualan di Asia Tenggara, upaya untuk memperluas daerah penjualan. Produk yang diekspor adalah baja canai dingin, hot-rolled pelat baja, dan lain-lain. Kini, Tetsusho Kayaba Corporation, telah membuka perwakilan di Singapura, yang menghubungkan pelanggan dari negara Indonesia, Sri Lanka, India, Malaysia, Bangladesh, Vietnam, Filipina, dan negaranegara Asia lainnya. Dari pengalaman dan keberhasilan di negara orang tersebut, Teh Kian Hua mengajak warga Sumut khususnya Kota Medan yang ingin merantau ke berbagai negara di dunia, terlebih dahulu harus memiliki tekad dan kemauan untuk sukses. “Selain itu, juga dibutuhkan penguasaan beberapa bahasa internasional, seperti Bahasa Inggris, Mandarin, dan bahasa negara lainnya di dunia,” papar Teh Kian Hua. (HB/RIL)


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.