Zine #3 - Sistem 'itu' Menyusahkan

Page 1

Illustrasi : bayu


KRS-an atau Cek Jadwal?

Pro Kontra Sistem Pengambilan KRS

Menjadi mahasiswa tentu mengenal yang hanya karna mencari jadwal pengganti, bukannya

namanya pengambilan kartu rencana studi (krs- membuat pengalaman malah menjadi membuat an), dan biasanya saat – saat tersebut merupakan suasana ribet. Apa lagi saat bingung – bingungwaktu tegang yang dialami oleh tiap mahasiswa, nya cari jadwal pengganti, malah ada dosen yang Akan tetapi berbeda hal dengan kampus tercinta minta ganti jadwal karna dosen merasa capek Amikom. Disini, krs sudah dipaketkan dan ting- mendapatd jadwal sore. SEMAKIN RUWET! gal nyentang. Itu krsan atau cuman cek jadwal?

Apa kurikulum sekarang sangat perlu diubah? Apakah kesalahan dalam pengisian krs terletak di

Di universitas lain yang berinisial UII, sistem atau dari kebijakan Amikom itu sendiri?

UGM, UPN tiap - tiap mahasiswa berhak memi- Memangnya apa sih yang salah dengan metode lih dosen yang menurut mereka bagus serta nya- pengambilan KRS seperti dengan kampus lain? man. Bahkan mereka bisa memilih waktu ses- Dengan sistem ini, bukannya kenyamanan dan uai dengan yang mereka inginkan. Ini membuat kemudahan yang didapat, akan tetapi malah mahasiswa lebih mengenal dan lebih menerima membingungkan dari segi mahasiswa dan dosen dosen mereka. Sedangkan di Amikom tercinta y a n g

mempunyai jadwal

ini, sudah dipilihkan waktunya, masih saja ada tabrakan.

Penulis : Abi

yang tabrakan. Entah pada akhirnya yang ribut Yoga.H mahasiswanya ataupun dosennya untuk mencari jam pengganti.

Memang, mahasiswa Amikom sebenarnya

dituntut untuk mencari jam pengganti sendiri. Akan tetapi, tentu menjadi masalah apabila waktu melakukan pembelajaran berkurang

Pengambilan Kartu Rencana Studi(KRS) di Kampus ‘Creative Economy Park’ menggunakan sistem online menuai pro dan kontra dari mahasiswa. Sebagian mahasiswa yang ‘pro’ menganggap sistem ini mempermudah, pasalnya pengisian secara online bisa dilakukan di mana saja, tanpa memikirkan variable transportasi balik ke kampus hanya untuk mengisi KRS. Sistem ini memungkinkan mahasiswa hanya tinggal memilih mata kuliah yang akan diambil pada semester tersebut secara online. Dan nantinya jadwal dan dosen yang mengajar, akan secara otomatis ditentukan oleh system. Namun ternyata system ini tidak selalu berjalan mulus, banyak mahasiswa yang juga tidak merasakan otomatisasi dan kemudahan KRS. Pasalnya, ada yang tidak mendapatkan jadwal kuliah secara lengkap. Alhasil, mereka harus mengurus masalah tersebut kesana-kemari dan menghabiskan waktu lama. “Sistem pengisian secara online-nya sih sudah baik, tapi system untuk menentukan dosen dan jam perkuliahannya kenapa malah ribet.

Malah ada beberapa mahasiswa yang tidak tercantumkan matakuliah di jadwal kuliah mereka.” Ungkap mahasiswa Informatika yang tidak mau disebut namanya. Ini cukup membingungkan ketika dulu kampus IT kewalahan menyelesaikan masalah yang sangat penting terkait akademik. Masalah, kesalahan, kekhilafan, bug, atau apalah penyebutannya, ini ternyata sudah lama terjadi. Apakah kampus yang ingin mengalahkan Stanford University di model Kampus Enterpreneur membutuhkan waktu lama untuk menyelesaikan masalah ini? Lalu, siapa yang bertanggung jawab mengurusi ini semua? Bukankah sudah ada tim yang memang ditugaskan untuk menangani system ini? Muncul dugaan, bahwa tim yang ditugaskan untuk menangani system ini masih menyelesaikan permasalah lain. Masih banyak sistem-sistem yang ada di instansi, butuh perombakan untuk mengurangi masalah yang dihadapi oleh penggunanya. Dan dugaan lain, berbagai masalah itu tidak bisa diselesaikan di waktu yang sama, butuh bertahun-tahun. Dengan harapan, mahasiswa tercinta dan yang selalu aktif di kampus berani mengambil resiko dan bekerja keras menyelesaikan masalah bersama ini. Dua hingga tiga tahun, kalian akan mulai terbiasa dan tidak akan mengeluh seperti saat ini. Nantikan! Penulis : Adiary


Sekian Kali Sepanjang perjalanan hidupku Ku tlah lewati jalan ini berulang-ulang Hal yang selalu sama kualami Dan kuberharap kali ini akan beda Berliku-liku penuh rintangan Terjalnya bebatuan yang menghalangi langkahku Tlah berhasil kusingkirkan Tapi aku tak tahu apa yang sudah menghadangku di depan sana Perasaan cemas dan khawatir ini Berikan rasa masam di sanubari Sekian kali melanda dalam anganku Ketidakpercayaan itu selalu dominan adanya. Penulis : Reza


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.