D'JOURNAL | Edisi April 2020 | lpmjournal.id

Page 1

Edisi April 2020

D’JOURNAL Mewartakan Realita

DILEMA PERKULIAHAN ONLINE: DARI KEBIJAKAN KAMPUS HINGGA KONDISI MAHASISWA

Liputan: Amikom Bagikan Paket Bantuan untuk Mahasiswa di Tengah Pandemi | Wacana: Sengkarut Bantuan Kampus Kepada Mahasiswa Rantau | Wawancara: Satpam Amikom Melawan COVID-19 dengan Segala Keterbatasan | Referensi: Menyibak sisi gelap hukum dan politik Kejaksaan Korea Selatan | Cerpen: Perempuan Rinai | Puisi: Membaiklah Bumi


SALAM

REDAKSI Salam Pers Mahasiswa! Pandemi Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) mengakibatkan banyaknya problematika di dalam kampus. Begitupun dengan Universitas Amikom Yogyakarta yang telah mengatur kebijakan yang sedemikian rupa untuk meminimalisir permasalahan yang ada. Surat Edaran Rektor yang memuat kebijakan untuk menekan penyebaran COVID-19 menimbulkan beberapa permasalahan yang dialami oleh mahasiswa. Demikian dengan bantuan yang diberikan kampus kepada mahasiswa rantau justru menambah kegelisahan mahasiswa. Buletin edisi April ini bukan hanya memuat kebijakan kampus terkait COVID-19 ataupun kegelisahan mahasiswa yang menganggap kampus tidak adil dalam berbagai kebijakannya. Pojok sastra, ilustrasi, foto jurnalistik, serta beberapa tulisan kontributor lainnya akan menghibur teman-teman. Selamat menikmati dan tetap waspada terhadap penularan COVID-19.

Diterbitkan Oleh: Lembaga Pers Mahasiswa Journal | Pelindung: Prof. M. Suyanto, M.Kom | Pembina: Jaeni, S.Kom., M.Eng. | Pemimpin Redaksi: Adi Ariyanto | Redaktur Pelaksana: Chandra Yoga A., Dina Fadhilah | Redaktur: Arsi Imam B., Muhammad Taufik, Adi Ariyanto | Reporter: Annisa Nur K., Chindi Wulandari, Panggih Suseno, Septi Fridayani P., Putri Abdi N., Arief R. F., Angger., Yosefina Safira | Fotografer: Naufal, Dina Fadhilah | Kontributor: Dina Fadhilah, Auliya W. Larasati, Septi Fridayani P., Tyasih Ivana M. | Visual & Tata Letak: Bayu A. Utomo | Alamat Redaksi: Gedung BSC Ruang VI.3.9 Universitas Amikom Yogyakarta | Email: lpmjournal@gmail.com | Website: www.lpmjournal.id


DAFTAR ISI 01

Topik Utama

07

Liputan

11

Dilema Perkuliahan Online: Dari Kebijakan Kampus hingga Kondisi Mahasiswa Amikom Bagikan Paket Bantuan untuk Mahasiswa di Tengah Pandemi

Wacana

Sengkarut Bantuan Kampus Kepada Mahasiswa Rantau

15

Wawancara

20

Referensi

Satpam Amikom Melawan COVID-19 dengan Segala Keterbatasan

Menyibak sisi gelap hukum dan politik Kejaksaan Korea Selatan

23

Cerpen

PARIWARA

Perempuan Rinai 28 Puisi Membaiklah Bumi


TOPIK UTAMA

DILEMA PERKULIAHAN ONLINE: DARI KEBIJAKAN KAMPUS HINGGA KONDISI MAHASISWA

Jika mengacu pada Kode Etik Mahasiswa, seharusnya pembahasan mengenai kebijakan perkuliahan online melibatkan mahasiswa.

Foto: Naufal


DALAM UPAYA pencegahan penyebaran Coronavirus Disease (COVID-19), Universitas Amikom Yogyakarta mengubah perkuliahan klasikal dan praktikum menjadi perkuliahan online berbasis e-learning, sejak 16 Maret 2020. Perubahan ini merujuk pada Surat Edaran Rektor nomor 001/SE.REK/AMIKOM/III/2020. Dalam surat edaran tersebut, perkuliahan online berbasis e-learning dijadwalkan berakhir pada 28 Maret 2020, namun pada tanggal 23 Maret 2020 terjadi perpanjangan masa perkuliahan online hingga 29 Mei 2020. Perpanjangan waktu perkuliahan online merujuk pada Surat Edaran Rektor nomor 002/SE.REK/AMIKOM/III/2020. Selain menginstruksikan perpanjangan waktu perkuliahan online, surat edaran tersebut juga memuat hal-hal lain seperti penundaan Kegiatan Wisuda Periode ke-74, penundaan acara, seminar, kunjungan, hingga himbauan social distancing. Surat edaran tersebut juga menyerahkan peraturan kegiatan yang bersifat teknis kepada Dekan, Direktur Pascasarjana, Kaprodi, dan Kepala Unit Kerja masing-masing. Hal ini berarti, peraturan perkuliahan online termasuk di dalamnya.


Tidak Ada Teknis Perkuliahan Online Dari Kampus Sebagaimana disebutkan dalam Surat Edaran Rektor nomor 002/SE.REK/AMIKOM/III/2020, kegiatan yang bersifat teknis diserahkan kepada Dekan, Direktur Pascasarjana, Kaprodi, dan Kepala Unit Kerja masing-masing. Dengan kata lain, teknis perkuliahan online berbasis e-learning diserahkan kepada masing-masing Program Studi (Prodi). Tidak ada teknis pasti perkuliahan online dari pihak kampus. Hal ini memunculkan masalah baru, yaitu perbedaan teknis perkuliahan di setiap Prodi. Pada implementasinya, tidak semua Prodi membuat teknis perkuliahan online. Hingga 3 Maret 2020, diketahui hanya Prodi S1Informatika yang membuat teknis perkuliahan online. Menurut Azmi, Ketua Himpunan Mahasiswa Sistem Informasi dan Manajemen Informatika, dari Prodi Sistem Infomasi dan Manajemen Informatika memang tidak ada teknis perkuliahan online. “Kalau untuk teknis perkuliahan online diserahkan kepada dosen.” Ucap Azmi ketika diwawancarai secara online melalui Whatsapp. Menurut Azmi, memang sebaiknya ada teknis yang pasti terkait perkuliah online dari Prodi. ”Sebenarnya bagus Prodi yang membuat teknisnya, tapi kembali lagi kebutuhan tiap mata kuliah dan kemampuan dosen itu berbeda-beda,” tambahnya. Sama halnya dengan Prodi S1-Sistem Informasi dan D3-Manajemen Informatika, Prodi S1-

03 TOPIK UTAMA

D’JOURNAL APRIL 2020


04 TOPIK UTAMA

D’JOURNAL APRIL 2020

Ilmu Komunikasi juga menyerahkan teknis perkuliahan online kepada dosen. Panggih, salah satu mahasiswa Ilmu Komunikasi menjelaskan bahwa perkuliahan online tidak efektif. ”Menurutku perkuliahan online tidak efektif, sebab cuman materi tugas. Bahkan diskusi cenderung tidak ada,” ucapnya. Selaras dengan Azmi, menurut Panggih sangat diperlukan adanya teknis perkuliahan online dari Prodi. Perkuliahan Online Memberatkan Mahasiswa Teknis perkuliahan online yang diberikan kepada dosen memunculkan masalah baru. Teknis perkuliahan online juga dianggap memberatkan mahasiswa. Menurut Panggih, tugas dalam perkuliahan online jauh lebih banyak daripada perkuliahan konvensional. “Tugas lebih menumpuk dibanding kuliah tatap muka, bahkan kadang tugas tidak mempertimbangkan kondisi mahasiswa seperti waktu, kuota internet, daerah susah sinyal bahkan tidak punya laptop,” ungkapnya. Kondisi mahasiswa perlu dipertimbangkan selama diberlakukannya kuliah online. Menurut Febri, salah satu mahasiswa Informatika, beberapa dosen tidak mengerti persoalan yang dialami mahasiswa. ”Kuliah online juga tidak semua kondisi mahasiswanya sama. Dari sinyal dan kalau di rumah kesibukan bisa bertambah, beberapa


dosen gak ngertiin itu,” ungkapnya. Terkait pertimbangan kondisi mahasiswa, Universitas Amikom Yogyakarta memberikan kompensasi yang tertuang dalam Surat Edaran Rektor nomor 003/SE.REK/AMIKOM/III/2020. Kompensasi Kuliah Online Tidak Efektif Kompensasi perkuliahan online diberikan dalam bentuk voucher kuota internet sebesar 10 GB per 30 hari dan subsidi sebesar Rp. 100.000,- yang akan dikurangkan di pembayaran SPP Tetap semester ganjil. Muhammad Taufiq Adnan, Ketua Umum Senat Mahasiswa menilai kebijakan ini masih memiliki banyak kekurangan. ”Untuk subsidi kuota internet minusnya tidak semua mahasiswa menggunakan provider Telkomsel dan Indosat. Jadi tidak semua mahasiswa dapat,” jelasnya saat diwawancarai via whatsapp pada Minggu, 3 Mei 2020. ”Seratus ribu itu terlalu minim. Kita bayar SPP satu juta lebih. Memang kampus harus bayar karyawan, tapi listrik dan air selama perkuliahan online kan tidak digunakan,” Lanjut Adnan. Menurut Adnan, kampus seharusnya memberikan potongan lebih. Menurutnya, pada Mei ini, ekonomi sedang turun-turunnya. Selaras dengan Adnan. Azmi juga menilai pemotongan SPP Tetap sebesar Rp.100.000,tidak efektif. ”Seratus ribu itu tidak efektif dan kurang.

05 TOPIK UTAMA

D’JOURNAL APRIL 2020


06 TOPIK UTAMA

D’JOURNAL APRIL 2020

Seharusnya bisa hampir 100% uang mahasiswa kembali, soalnya kita juga tidak menggunakan fasilitas kelas,” jelasnya. Mahasiswa Tidak Dilibatkan Dalam Pembahasan Kebijakan Kuliah Online Mengutip Kode Etik Mahasiswa pada SK Nomor: 145/SK-KET/STMIK AMIKOM/IV/2013 Bab I Pasal 3 Poin J, menyebutkan bahwa mahasiswa diwajibkan mengutamakan diskusi untuk memecahkan segenap persoalan yang menyangkut kepentingan mahasiswa. Perkuliahan online adalah persoalan yang menyangkut kepentingan mahasiswa. Jika mengacu pada Kode Etik Mahasiswa SK Nomor: 145/SK-KET/STMIK AMIKOM/IV/2013, seharusnya pembahasan mengenai kebijakan perkuliahan online melibatkan mahasiswa. Akan tetapi yang terjadi adalah tidak ada instrumen mahasiswa dilibatkan dalam pembahasannya. Adnan menyatakan bahwa Senat Mahasiswa tidak pernah dilibatkan dalam pembahasan kebijakan perkuliahan online. Sejalan dengan Adnan, Achlis Nur Fajar, Presiden Mahasiswa Universitas Amikom Yogyakarta juga menyatakan hal yang sama, BEM KM Universitas Yogyakarta tidak pernah dilibatkan dalam pembahasan perkuliahan online. ”Kemarin hanya meminta pertimbangan mengenai waktu libur yang cocok, tidak ada membahas kuliah online,” tutup Achlis. Putri | Nanto | Arsi


LIPUTAN

AMIKOM BAGIKAN PAKET BANTUAN UNTUK MAHASISWA DI TENGAH PANDEMI

UNIVERSITAS AMIKOM YOGYAKARTA membagikan bantuan logistik secara berkala kepada mahasiswa perantau yang masih berada di Yogyakarta. Hal ini terkait dengan krisis ekonomi yang dialami oleh orang tua mahasiswa, disebabkan oleh pandemic COVID-19.

Foto: Dina Fadhilah


08 LIPUTAN

D’JOURNAL APRIL 2020

Achlis Nurfajar selaku ketua koordinator pembagian logistik mengatakan, kegiatan ini merupakan hasil kolaborasi antara pihak kampus dengan BEM untuk menjawab persoalan yang dialami mahasiswa maupun keluarga. “Meskipun belum seberapa dan tidak semua kepentingan terjawab namun setidaknya sedikit membantu teman-teman mahasiwa,” ungkapnya (21/04). Untuk informasi pembagian bantuan, dapat dilihat melalui media sosial Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), media sosial anggota BEM serta melalui Instagram official kampus. Rencananya informasi juga dishare di website Amikom. “Walaupun informasi sudah dishare di media social, namun belum tentu bisa terjangkau seratus persen kepada mahasiswa karena kurangmya informasi yang mereka dapatkan, tapi setidaknya dari pihak BEM dan kampus sudah mencoba membagikan informasi,” ujar Achlis. Achlis juga berharap ke depannya bukan hanya BEM saja yang menjadi panitia pembagian sembako, namun juga ORMA, BSO dan UKM. “Bahkan bisa open volunteer atau relawan agar distribusi logistik bisa berjalan dengan baik dan tersalurkan secara optimal,” lanjutnya. Sumber dana bantuan logistik yang dilaksanakan berasal dari anggaran lembaga,


anggota BEM, serta donasi dari para donatur. dalam hal ini lembaga mengambil inisiatif sendiri tanpa sepengetahuan BEM,” kata Achlis. Donatur mayoritas berasal dari dosen-dosen serta karyawan-karyawan Amikom, karena donasi dibuka hanya untuk internal kampus. Tahap pertama pembagian bantuan tersebut dilakukan pada Jumat, 17 April 2020 dan tahap kedua dilakukan pada Senin, 20 April 2020 di kampus. Jumlah bantuan yang diberikan terbatas, berdasar jumlah data yang ada. Pada tahap pertama, sebanyak 171 paket, sedangkan pada tahap kedua kampus meyediakan 105 paket. “Harapannya teman-teman yang berada di Jogja dapat merasakan bantuan yang sama. Untuk gelombang selanjutnya, masih belum ada konfirmasi dari lembaga,” tutupnya. Melihat Mahasiswa dari Kacamata Kemahasiswaan Keadaan saat ini membuat mahasiswa luar daerah yang menempuh pendidikan di Yogyakarta diminta untuk tidak mudik demi mencegah penyebaran COVID-19. Pembagian bantuan untuk mahasiswa aktif berangkat dari dinamika yang dialami oleh para mahasiswa. Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan, Achmad Fauzi saat dihubungi, Kamis (16/04) mengatakan bahwa telah terjadi dinamika di sekitar kampus atau lingkungan kos/ kontrakan mahasiswa. Salah satunya adalah

09 LIPUTAN

D’JOURNAL APRIL 2020


10 LIPUTAN

D’JOURNAL APRIL 2020

warung makan yang tampak sudah tutup atau berjualan lagi diluar. “Aturan untuk stay at home juga mengakibatkan mereka tidak bisa pulang ke kampung halaman,” ujar Fauzi. Pendataan Pembagian Donasi Menambah Keluh Mahasiswa Pendataan dilakukan dengan menyebar form pendaftaran secara online melalui grup Whatsapp. Hasil pengolahan data tersebut acuan penerima paket bantuan yang disediakan kampus. Namun ketidak merataan penyebaran informasi mengenai donasi menyebabkan banyak mahasiswa yang tidak mengetahuinya. “Banyak yang butuh hal-hal seperti ini di tengah pandemi yang semakin merebak. Namun banyak juga yang tidak mengetahui informasi ini,” ungkap Annisa Rizqika, mahasiswa Ilmu Komunikasi. Selain itu, mahasiswa tidak mengetahui kapan paket bantuan tersebut dibagikan setelah pengisian data diri. Kurang lebih dua minggu, mahasiswa menerima link grup Whatsapp, namun tidak semua menerimanya. “Sarannya semoga bisa lebih luas dalam pemilihan media untuk menyebarkan informasi, dan lebih mendahulukan mahasiswa yang kurang mampu,“ lanjut Anisa yang juga tidak menerima link grup tersebut. Taufik | Ersla | Panggih | Chindy | Ovin | Angger | Adi | Chand


WACANA

SENGKARUT BANTUAN KAMPUS KEPADA MAHASISWA RANTAU

Oleh: Septi Fridayani P.

Ilustrasi: Bayu A. Utomo


BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA Kabinet Inisiatif Kolaborasi Universitas Amikom Yogyakarta bersama Lembaga Mahasiswa berkoordinasi dengan Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan dan Alumni Universitas Amikom Yogyakarta melakukan pendataan berupa survei kebutuhan mahasiswa Universitas Amikom Yogyakarta selama masa pandemik COVID-19. Survei ini bertujuan sebagai data bagi lembaga untuk memberikan bantuan kebutuhan yang diperlukan mahasiswa selama masa pandemik COVID-19 khususnya mahasiswa rantau yang masih berada di Jogja atau tidak mudik ke kampung halaman. Dalam Form Survei mahasiswa wajib mencantumkan alamat lengkap serta nomor Whatsapp guna memberikan informasi lanjut mengenai bantuan. Namun, seminggu setelah pengisian, tidak ada kejelasan mengenai kelanjutan proses survei atau kapan donasi akan mulai didistribusikan. Dalam data terdapat 500 orang lebih telah mengisi Form Survei. Beberapa hari kemudian dilakukan penyaringan mahasiswa yang telah mengisi form dan belum mudik kekampung halaman. Penyaringan dilakukan dengan membuat grup Whatsapp. Link Grup Bantuan ini kembali disebar, namun tidak semua mahasiswa yang telah mengisi form survei mengetahui infomasi penyaringan ini. Di dalam grup, mahasiswa kembali diminta melengkapi data berupa alamat lengkap.


Hal ini banyak menjadi pertanyaan sebab mahasiswa telah dua kali diminta melengkapi alamat lengkap, namun pendistribusian bantuan justru dilakukan didalam kampus dengan mengikuti SOP dari kepanitiaan yang mengharuskan mahasiswa keluar rumah. Penumpukan justru terjadi pada panitia yang sedang bertugas. Informasi Tidak Merata dan Miskomunikasi Banyak mahasiswa rantau Universitas Amikom Yogyakarta yang masih menetap di Jogja mengaku tidak mengetahui adanya informasi mengenai bantuan yang diselenggarakan BEM bersama Lembaga Mahasiswa dan Lembaga Kampus. Ini terjadi karena ketidak merataan informasi yang disebarkan melalui media. Kerjasama antar Lembaga Mahasiswa dan Lembaga Kampus kurang dimanfaatkan dalam keserempakan penyebaran informasi. Miskomunikasi antar panitia bantuan yang kurang moderatoring membuat kalangan mahasiswa kebingungan. Pasalnya, mereka baru mengetahui adanya informasi bantuan yang diumumkan telah ditutup. Sebelumnya panitia telah menegaskan instruksi terkait donasi hanya dari panitia dalam grup whatsapp, bukan dari pihak dosen maupun pihak lain yang tidak turun dalam teknis pendistribusian bantuan. Beberapa mahasiswa yang belum terdata mengadukan hal ini kepada pihak dosen

13 WACANA

D’JOURNAL APRIL 2020


14 WACANA

D’JOURNAL APRIL 2020

yang kemudian diteruskan ke Suyatmi selaku Direktur Kemahasiswaan, sehingga beberapa mahasiswa terkait masuk ke dalam data mahasiswa penerima bantuan tahap kedua. Awalnya pihak panitia beralasan bahwa ada data yang terselip akibat kurangnya komunikasi. Pernyataan ini akhirnya tidak digubris lagi oleh pihak panitia.

“

Banyak mahasiswa rantau mengaku tidak mengetahui adanya informasi mengenai bantuan yang diselenggarakan.

Rumitnya proses pendataan dan informasi yang berbeda mengenai bantuan dari setiap admin grup (panitia) membuat beberapa mahasiswa merasa kecewa. Sangking masih banyaknya mahasiswa yang belum menerima informasi, akhirnya diambil alih dan dikoordinasi langsung oleh bagian kemahasiswaan dengan membuka kembali pendataan mahasiswa rantau tahap 3 dan tahap 4. Informasi ini disebarkan serentak oleh seluruh media sosial Lembaga Kampus dan Lembaga Mahasiswa serta dibantu oleh dosen wali melalui grup Whatsapp. Dana bantuan untuk mahasiswa rantau ini didapat dari donasi Lembaga kampus, dosen, dan karyawan Universitas Amikom Yogyakarta serta donatur umum lainnya.


WAWANCARA

SATPAM AMIKOM MELAWAN COVID-19 DENGAN SEGALA KETERBATASAN Ilustrasi: Bayu A. Utomo


PIHAK KEAMANAN Universitas Amikom Yogyakarta selama perkuliahan online tidak hanya fokus dengan Tugas Pokok dan Fungsi (tupoksi) seperti pengaturan, penjagaan, pengawalan dan patroli, namun mereka juga melakukan beberapa langkah untuk menekan penularan Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) di wilayah kampus. Salah satunya dengan melakukan pembatasan akses masuk ke dalam kampus. Amikom hanya membuka satu pintu akses bagi semua sivitas akademik melalui gerbang utama. Dalam kinerjanya, pihak keamanan kampus yang difasilitasi oleh Bidang Sarana dan Prasarana (Sarpras) juga mengalami kendala yang cukup banyak. Mereka saat ini dihadapkan dengan lawan yang baru. Bukan hanya menjalankan tupoksi terhadap suatu hal yang terlihat, namun juga yang tidak kasat mata, seperti COVID-19. Lalu bagaimana cara mereka menjalankan tugas di tengah pandemi? Berikut hasil wawancara dengan salah satu pihak keamanan kampus. Bagaimana pihak keamanan kampus menanggapi kondisi saat ini? Sangat prihatin dengan adanya pandemi COVID-19, di semua lini bagian hidup, termasuk kampus, pekerjaan, rumah dan sebagainya.


Prihatin kepada orang tua, anak-anak yang imun kekebalan tubuhnya tidak stabil. Dan ditambah orang-orang yang tidak tertib atau tidak taat dengan aturan dari pemerintah maupun instansi kampus, sehingga bisa menyebabkan pandemi ini berkepanjangan di bagian daerah masing-masing. Bagaimana keadaan kampus? Pertama ada instruksi dari rektor, di atasnya dari Kemenristekdikti, dan langsung dibuat SOP penanganan COVID-19. Untuk keamanan kampus menggunakan Alat Pelindung Diri (APD), tapi tidak APD yang keseluruhan badan, karena sangat panas dan mengganggu kinerja kita. Ketersediannya juga terbatas, pemakaiannya satu orang satu, sekali sekian jam dibakar. Pemborosan. Sempat dicoba dua hari oleh temen-temen, ternyata cukup menyiksa. Mengikuti instruksi yang standar, kita jaga jarak dan lebih hati-hati gitu lah. Pengukuran suhu tubuh dan penggunaan antiseptik, hand sanitizer, alkohol dan sebagainya serta menjaga kehati-hatian dalam bekerja. Yang pasti sangat prihatin. Untuk wilayah kampus, semua ruangan seperti tempat sholat, ruang kelas dll, termasuk parkiran, semuanya kita lakukan penyemprotan disinfektan. Kita bantu jaga. Difasilitasi oleh Sarpras.

17 WAWANCARA

D’JOURNAL APRIL 2020


18 WAWANCARA

D’JOURNAL APRIL 2020

Bagaimana aktivitas kampus? Untuk aktivitas karyawan masih ada, untuk Badan Usaha Milik Amikom (BUMA), baik MQFM, RBTV dan Time Excelindo, di unit satu itu semua. Kalo yang lain, MSV itu hari tertentu saja jika ada semacam instruksi dari BUMA yang berkoordinasi dengan rektor atau Sarpras. Jadi itu aktivitas kampus selama beberapa minggu terakhir sampai minggu ke depan, sesuai aturan rektor atau Kemenristekdikti. Apa kendala yang dialami pihak keamanan di kampus? Kendala kita sebenarnya di alat. Beberapa kali kita nyari dapat tapi eror. Bagaimana spesifikasi alatnya kita kurang tahu, sehingga kita coba cek ke ahlinya, karyawan di kampus. Tentang apa alat yang tahan lama untuk menunjang kinerja kita di kampus. Area penyemprotan yang kita lakukan tadi tidak boleh dimasukin siapapun, sehingga nantinya kita tidak melakukan penyemprotan ulang. Dosen atau siapapun yang ada kepentingan harus punya surat izin. Nanti kita kawal dan pantau ke ruangan yang dimaksud. Harus tetap steril. Ketika sudah mengambil barang atau berkasnya, kita utamakan untuk kepentingan kuliah online dan ujian online kemarin. Kalau tidak darurat, jangan dulu, dipending dulu.


Dari awal strateginya seluruh karyawan harus menahan diri jangka panjang sampai waktu yang ditentukan dari pemerintah maupun Kemenristekdikti dan rektor. Kerja harus sesempurna mungkin, walaupun ada kekurangan. Kita usahakan sempurna, sehingga tidak membuang energi dan materi. Untuk kendala lain juga ada, misalnya ada karyawan yang harus diingatkan oleh keamanan untuk memasuki kampus. Kita buka satu pintu. Kita pantau pintu selatan saja. Dibantu dengan alat seperti tenda, supaya dapat melihat langsung ke jalan. Kita buka akses pintu terbatas di hari dan jam-jam tertentu, selebihnya tutup pintu. Kita buka pintu ketika ada instruksi ataupun sudah ada janjian dari mahasiswa atau siapapun. Harapan kedepannya? Harapannya segera pulih normal. Kembali Lebih baik. Ini tergantung kita semua di Indonesia, sebab penularannya sangat massif, cepat sekali. Kalo kita tidak tertib dan disiplin, akhirnya berkepanjangan dan tidak tuntas-tuntas. Obat dan Vaksinnya juga belum ditemukan, prosesnya tidak semudah itu. Kedepannya hatihati, supaya tidak ada korban dan sebagainya. Annisa | Adi

19 WAWANCARA

D’JOURNAL APRIL 2020


REFERENSI

MENYIBAK SISI GELAP HUKUM DAN POLITIK KEJAKSAAN KOREA SELATAN

Oleh: Dina Fadhilah

Ditulis dan disutradarai oleh satu orang yang sama— Han Jae-rim. The King, menjadi film yang trailernya memecahkan rekor pengunjung di Korea Selatan, dengan jumlah pengunjung sebanyak 7,17 juta dalam tujuh hari bersamaan dengan rilis. Dirilis secara serentak di negara asalnya—Korea Selatan, pada 18 Januari 2017. Film dengan penghasilan sebesar US$13,2 juta pada akhir pekan pemutaran ini, menempati peringkat pertama box office Korea Selatan. Film berdurasi 157 menit ini akan membawa kamu dalam dunia kejaksaan. Park Tae-soo (Zo In-sung), yang berambisi menjadi seorang jaksa penuntut, setelah melihat ayahnya bertekuk lutut, memohon-mohon, pada saat seorang jaksa penuntut mendatangi kediamannya di masa lampau. Sejak saat itu, Park Tae-soo beranggapan bahwa jaksa penuntut adalah kekuasaan tertinggi yang sebenarnya. Sebab ambisinya yang menggebu, Park Tae-soo berusaha dengan sangat keras tuk dapat menyelesaikan sekolahnya dengan nilai tertinggi. Belajar kapanpun, dan berhasil lulus dengan nilai tertinggi, ia berhasil memasuki universitas ternama di Seoul.


Menyelesaikan kuliahnya dengan lebih cepat, dan berhasil menjadi seorang jaksa. Ambisinya terwujud, Park Tae-soo dapat meraih ambisinya, dan kehidupan pernikahan yang baik. Segalanya berjalan dengan baik. Kehidupan pernikahan bersama wanita yang ia cintai, dan pekerjaan yang diinginkan—jaksa. Sampailah pada sebuah pertemuan si pemeran utama pada sebuah kasus yang mengubah hidupnya. Jalur damai dan uang yang tertera di file kasus itu membuatnya geram. Park Tae-soo pun mendatangi penyintas, dan kerabatnya. Merasa iba, Park Tae-soo membulatkan tekadnya tuk menuntaskan kasus ini. Si bedebah itu harus mendapat hukuman yang setimpal. Han Kang-sik (Jung Woo-soo), yang dikenal sebab segala kasus yang ditangani selalu menjadi pusat perhatian. Ternyata tak sebaik yang terlihat publik. Hidup dalam dunia gelap, dan kehidupan mewah tanpa harus bekerja keras. Park Tae-soo pun tergiur, dan bergabung dalam dunia gelap tersebut. Kasus si bedebah pun entah kemana. Di sinilah awal mula kehancurannya. Film yang mengambil lokasi di Seoul, Daejeon dan Busan, Korea Selatan ini juga menghadirkan Ryoo Joon Yeul, yang berperan sebagai Choi Doo-il, kawan Park Tae-soo yang tergabung dalam gangster Anjing Liar. Seseorang yang berambisi tuk menguasai banyak tempat. Ia pun berhasil mengumpulkan banyak anggota, dan jua uang. Ia mengkhianati gangster Anjing Liar, dan mengejar untuk

21 REFERENSI

D’JOURNAL APRIL 2020


22 REFERENSI

D’JOURNAL APRIL 2020

mendapat puncak teratas bersama Park Taesoo. Menjadi jaksa seperti 99% orang memang sangatlah melelahkan. Terlebih, dengan gaji yang tak setimpal. Park Tae-soo yang selalu lembur, menyelesaikan 30 kasus dalam sehari, seperti tiada hari libur baginya. Sebab itu, ia tergiur tuk bergabung bersama Han Kang-sik. Kehidupan mewah, tanpa harus bekerja keras. Titik kehancuran dalam kehidupan Park Taesoo pun dimulai. Pernikahan yang diujung perceraian sebab ulahnya sendiri, pekerjaannya yang terancam, dan sahabatnya yang tewas di tangan gangster Anjing Liar. Ini bukanlah akhir cerita dalam film The King. Untuk kelanjutannya, kamu dapat menontonnya sendiri. Film ini akan memberitahumu, banyak hal mengenai hukumpolitik. Berhati-hatilah akan hal yang terlihat menggiurkan. Judul

: The King

Sutradara

: Han Jae-rim

Penulis naskah : Han Jae-rim Pemeran

: Jo In-sung, Jung Woo-sung

Durasi

: 157 menit

Bahasa

: Korea

Negara asal

: Korea Selatan

Distributor

: N.E.W.


CERPEN

PEREMPUAN RINAI Oleh: Dina Fadhilah

Aglaia namanya, perempuan muda berparas elok penyuka rinai. Hujan selalu memberi kesan baik untuknya. Perhatikanlah, senyumnya akan selalu muncul saat hujan datang berkunjung di beranda rumah tuanya. Bersama ibunya yang ayu, ia tinggal. Meski kerutan dan rambut yang kian memutih, ibunya selalu kelihatan ayu. Dalam sudut kota yang jauh dari bising kendaraan, rumahnya berada. Pepohonan yang menyejukkan, kicau burung yang menenangkan, dan tentu saja rinai yang ia sukai. Ayahnya telah berpulang, tepat setelah kelahirannya. Setidaknya, itu yang ibunya jelaskan padanya. Tak ada perbincangan lebih mengenai ayahnya. Bahkan selembar foto yang menampakkan wajah ayahnya pun tak pernah ia jumpai. Tak apa, mungkin ibunya akan bersedih jika mengingat kasihnya itu. Namun, Aglaia tahu semua tentang ayahnya. Sebab ayahnya selalu datang di mimpinya. Karena itu, ia tahu betul seperti apa rupa ayahnya. Tubuh tinggi besar yang tampan, selalu bermain dan bercerita kepadanya tentang banyak hal. Ayahnya berhenti berkunjung tepat di malam saat usianya genap 16 tahun. Tentu saja ia


24 CERPEN

D’JOURNAL APRIL 2020

sangat bersedih saat itu. “Ayah sangat mencintai ibumu, lebih dari apa pun. Saat kamu ada dalam perut ibumu, ayah berusaha tuk menjaga kalian berdua. Tuhan tak pernah mengutukmu sebab kelahiranmu, dan kematian ayah. Tuhan memberi kesempatan pada ayah tuk dapat berjumpa denganmu dalam mimpimu. Tumbuhlah menjadi perempuan tangguh seperti ibumu. Doa-doa baik selalu ayah panjatkan untuk kalian. Selamat ulang tahun putriku. Jagalah kasihku baik-baik, sampai jumpa di kehidupan selanjutnya.” Ucap ayahnya terakhir kali, sebelum tubuhnya memudar, berpendar, dan lenyap dalam gelapnya malam. Lihatlah! Ia sedang menari bersama rinai hujan, dengan dress putih selutut berlengan panjang kesukaannya. “Ibu, lihatlah!” seru Aglaia pada ibunya yang menatap kosong rinai, dari balik jendela berbingkai glugu tua. Ibunya tetap dalam tatapan kosong, ia tak menggubris seruan Aglaia. Akhir-akhir ini, ibunya terlihat murung. Tidur larut malam, dengan isak yang menguar. “Tak apa ibu, tak apa. Aglaia ada di sini, Aglaia bersama ibu, Aglaia kan selalu bersama ibu, ibu tak usah bersedih,” ucap Aglaia memeluk ibunya, menenangkan, sampai ibunya terlelap, dan mereka terlelap bersama.


Aglaia menyukai hujan, namun ia membenci badai. Ia tak pernah menyukainya, kilatankilatan dan gemuruh itu membuatnya takut. Saat itu terjadi, ibunya selalu memeluknya, “Tak apa putriku, ibu ada di sini, ibu selalu bersama Aglaia, tidurlah putri kecilku,” ucap ibu menenangkan Aglaia. Malam itu tak ada badai, namun ibunya trisak, Aglaia tak mengerti, apakah ia telah melukai hati ibunya tanpa sengaja? “Ibu, lihatlah!” seru Aglaia sekali lagi, “Aglaia bersama rinai, apakah ibu mau menikmati hujan bersama Aglaia di sini?” seru Aglaia dengan lambaian tangan. Ibunya terdiam, dengan tatapan kosong. Aglaia mendekat, dengan dress putihnya yang basah kuyup. Hanya jendela yang menyekati Aglaia dengan ibunya tuk saat ini. “Ibu tampak cantik, tapi akan lebih cantik berkali-kali lipat ketika tersenyum. Jadi, tersenyumlah bu,” ucap Aglaia dengan redaman suara hujan. Ibunya tersenyum. Wanita tua itu tersenyum. Namun tatapannya masihlah kosong. Ia tak menatap Aglaia. “Benar bukan, ibu nampak lebih cantik berkalikali lipat saat tersenyum. Ayo bu, bergabunglah bersama Aglaia di sini, menikmati air langit ini” seru aglaia disusul gelak tawanya sendri. “Aglaia tak pernah merasa sebaik ini sebelumnya,” gumam Aglaia saat tetesantetesan air itu menyentuh kulit wajahnya.

25 CERPEN

D’JOURNAL APRIL 2020


26 CERPEN

D’JOURNAL APRIL 2020

“Aglaia putrikku,” gumam ibu, disusul wajah sendu. Hujan baru saja reda, namun sisa-sisa petrichor masih dapat dirasa. Aglaia membuka mata besarnya, dan tersenyum senang mengingat hujan tadi sore. Ia terbangun di ranjang ibunya yang nyaman. Ibunya tertidur di sampingnya dengan mata sembab, “Aglaia ada di sini, ibu akan baik-baik saja,” ucap lirih dengan senyum tipis. Pagi ini ibunya telah bersiap, dengan dress hitam, dan kaca mata hitamnya, “Ibu nampak keren dengan setelan itu,” seru Aglaia disusul gelak tawanya. Aglaia berjalan di samping ibunya, dengan ocehan di sepanjang jalan yang tujuannya juga entah kemana, Aglaia tak tahu. Ibunya menghentikan langkahnya. “Aglaia putriku” Aglaia tersenyum, “ya ibu, Aglaia di sini.” “Apakah putri ibu ini bahagia?” Dengan senyum lebarnya, “tentu saja bu. Aglaia bahagia, dapat bersama ibu setiap waktu, menikmati hujan di halaman rumah, tentu saja Aglaia bahagia. Aglaia tak pernah merasa sebahagia ini sebelumnya, bu” Ibu menundukkan kepala, tersenyum tipis, “ibu akan lebih sering mengunjungimu. Maaf, ibumu ini sangat egois, sampai tak berani tuk datang kesini,” ibu terisak.


Aglaia tak mengerti. Apa yang ibu ucapkan? Apa yang ibu maksud? Aku selalu ada di samping ibu? mengapa ibu meminta maaf? apa yang ibu lihat? apakah ada kerikil tajam di sepatu ibu, yang membuat ibu menunduk dan menangis? Aglaia menatap apa yang ibunya tatap. Sebuah pusara. Bertuliskan namanya. Aglaia stavlard, perempuan muda berparas elok, yang datang dengan dress putih berlengan panjang selututnya. Si penyuka rinai, yang menyayangi ibunya. Ibunya selalu memeluknya dengan sangat erat, saat kilat datang, dan derasnya hujan. Ayahnya tiada, tepat setelah kelahirannya. Orang-orang di sekitarnya berkata bahwa ia adalah bayi terkutuk, sebab kelahirannya-ayahnya tiada. Ibunya membawa Aglaia bayi ke sebuah rumah di dalam sudut kota, tinggal di sana, dan membesarkan Aglaia seorang diri. Usianya baru 16 tahun, saat ia nikmati rinai terakhir dengan raganya. Semua terjadi secara tiba-tiba. Sore itu, ibunya sedang mencuci piring selepas santapan kue ulang tahunnya. Saat ibunya mendengar sesuatu terjatuh di halaman rumahnya. Aglaia, dengan darah yang mengucur di kepalanya. Tak sengaja terpeleset, dan terjatuh. Kepalanya terbentur batu, dan sore itu menjadi rinai terakhir Aglaia menari bersama rinai dengan raganya.

27 CERPEN

D’JOURNAL APRIL 2020


PUISI

MEMBAIKLAH BUMI

Oleh: Auliya Wahyu Larasati

Hai bumi bolehkah aku bertanya padamu Apakah kau baik-baik saja

Mengapa tahun ini nuansa mu sangat berbeda Maafkan manusia yang hanya bisa membuatmu marah ya

Aku tahu kau sangat marah saat ini

Kau terlihat muak hingga kau tak menghiraukan lagi keadaan manusia

Bumi lihatlah hari ini banyak manusia yang kelaparan karena tak bisa bekerja

Banyak masalah yang timbul semenjak kau marah Seluruh pemimpin di seluruh negeri kalang kabut tak tahu arah

Mereka tak menyangka kau bisa semarah ini

Para pemimpin itu juga berusaha menenangkan rakyatnya tapi justru membuat semakin panik Banyak kebijakan aneh dan tidak masuk akal muncul dari mulut mereka Aku mohon kau kembali sehat bumi

Semua mahluk merindukan suasana baikmu Jangan membuat kami tertekan seperti ini

Kami hanya ingin hidup tenang seperti dulu


R

Ayo Berkontribusi

edaksi buletin D’Journal mengundang semua masyarakat Universitas Amikom Yogyakarta untuk berkontribusi melalui tulisan berupa opini, karya sastra, maupun ilustrasi ke alamat email LPM Journal. Kami juga terbuka untuk hak jawab, saran dan kritik berkaitan dengan konten ataupun tampilan dari buletin D’Journal.


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.