lampungpost edisi rabu 1 februari 2012

Page 15

± ±

rabu, 1 februArI 2012 laMpunG poSt

Budaya Boros

Ternyata tidak hanya anggota DPR yang memiliki sifat boros. Hal itu ditandai dengan penggunaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) untuk gaya hidup hedonis para wakil rakyat yang terhormat tersebut. Realitaya, masyarakat Indonesia secara umum pun masih boros dalam berbahasa. Rupanya boros telah menjadi budaya bangsa Indonesia meskipun dalam konteks yang berbeda. Dalam berbahasa, kita menggunakan kata-kata yang terangkai sesuai dengan kaidah yang berlaku. Tujuannya, agar dapat mengungkapkan gagasan, perasaan, atau pikiran yang ada dalam benak kita (Suyanto, 2011: 48). Sering saya mendapati pemborosan dalam berbahasa, misalnya “maju ke depan”, “mundur ke belakang”, “masuk ke dalam”, “naik ke atas”, dan “turun ke bawah”. Tidak salah memang ketika seseorang mengatakan seperti itu, karena orang lain sebagai mitra tuturnya tentu dapat memahami dan menyepakati. Namun, menurut saya, penggunaan kata-kata tersebut kurang tepat karena menjadi tidak efektif. Untuk mengefektifkannya ialah dengan membuang kata yang sudah terwakili oleh kata lain yang juga digunakan dalam kalimat tersebut. Misalnya, “dia masuk ke dalam mobil” dapat diperbaiki menjadi “dia masuk ke mobil”. Hal ini karena kata “masuk” telah merujuk kepada pengertian “menuju ke dalam”, sehingga cukup menggunakan kata “masuk”. Begitu pula untuk contoh lain. Tidak hanya boros, sebagian masyarakat juga tidak konsisten ketika menggunakan frasa-frasa tersebut (maju ke depan, mundur ke belakang, masuk ke dalam, naik ke atas, dan turun ke bawah). Begitulah berbahasa, aktivitas dalam berkomunikasi yang melibatkan penutur dan mitra tutur serta konteks terkadang mengabaikan kaidah bahasa, alih-alih kedua pihak telah saling memahaminya. Hendaknya kita lebih bijaksana dalam berbahasa dan tidak boros dalam menggunakan kata-kata.

RUBRIK ini terselenggara atas kerja sama Lampung Post dan Kantor Bahasa Provinsi Lampung. Redaksi menerima tulisan, maksimal 5.000 karakter, dikirim ke Lampung Post , Jalan Soekarno-Hatta No. 108, Rajabasa, Bandar Lampung, atau melalui surat elektronik ke redaksilampost@yahoo. com atau ke Kantor Bahasa Provinsi Lampung, Kompleks Gubernuran, Jalan Beringin, Bandar Lampung. Tulisan yang dimuat akan diberi honorarium.

Pendidikan

n Foto antaRa/M. RISYal HIDaYat

Dana Penelitian Dikti Rp150 Miliar mengubah paradigma perguruan tinggi di bidang penelitian. Perubahan tersebut bertumpu pada tiga hal mendasar: penguatan desentralisasi penelitian, standarisasi hasil penelitian, dan menyatakan perang terhadap plagiarisme hasil penelitian.

n laMpunG poSt/SonI ElWIna

TrAINING Of TrAINerS. Rhenald Kasali menyampaikan materi di depan 100 peserta training yang berasal dari 24 perguruan tinggi di lampung.

± ±

I 15

Kepala Dinas pendidikan Jatim Harun (kiri) saat meninjau mesin yang merupakan program pelayanan pelatihan Keliling di universitas negeri Surabaya (unesa), Surabaya, Jatim, Senin (30-1). Mesin pelatihan keliling tersebut ditujukan bagi sekolah menengah kejuruan (SMK) negeri dan swasta se-Jatim yang tidak memiliki tempat dan alat praktek agar meningkatkan kompetensi siswa SMK.

2012 Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dikti)

Bank Mandiri Latih 24 PT di Lampung

BANDAR LAMPUNG (Lampost): Materi kuliah kewirausahaan yang disusun Bank Mandiri bersama beberapa perguruan tinggi (PT) mulai diimplementasikan di 24 perguruan tinggi di Lampung. Untuk mendukung kegiatan tersebut, Bank Mandiri menggelar Training of Trainers (TOT) bagi para rektor dan dosen di Hotel Novotel Lampung, Selasa (31-1). Bank Mandiri juga mengalokasikan dana Rp200 juta untuk beasiswa mahasiswa berprestasi di Lampung tahun ini. Kepala Kantor Wilayah II Ba n k Ma nd i r i Pa lemba ng Adang Joedianto, didampingi Kepala Cabang Bank Mandiri Area Lampung Sunaryo, mengatakan pihaknya mendukung perkembangan wirausaha. Salah satunya dengan menggelar TOT bagi 240 perguruan tinggi di Indonesia. Tujuannya, meningkatkan pemahaman dosen terhadap materi di modul kewirausahaan. Materi ini diresmikan

penggunaannya oleh Wakil Presiden Boediono pada tanggal 22 Januari 2010. Di Lampung TOT diikuti 100 peserta, terdiri dari rektor dan dosen dari 24 perguruan tinggi di Lampung, antara lain Unila, IBI Darmajaya, Universitas Bandar Lampung, IAIN Raden Intan, dan STIE A2L Lampung. “Bank Mandiri konsisten terus menciptakan wirausahawan di kalangan generasi muda. Melalui kegiatan ini, kami ingin mempersiapkan pemahaman dosen dalam menyampaikan materi di modul kewirausahaan kepada mahasiswa,” kata Adang. TOT ka l i i n i ber tema Langkah pasti memba ngun negeri dan salah satu pemateri yang hadir ialah motivator Rhenald Kasali. Ke depan, kata Adang, Bank Mandiri akan meningkatkan pemberian beasiswa bagi kampuskampus yang sudah menerapkan modul kewirausahaan ini. (WIn/S-3)

dalam bentuk kompetisi hibah penelitian. Dengan desentralisasi, dana langsung dikelola perguruan tinggi,” kata dia. Karena kewenangan pengelolaan ada di setiap perguruan tinggi, penentuan judul penelitian mana yang akan didanai juga berada di tangan lembaga penelitian perguruan tinggi. “Kami segera merekrut reviewer internal yang menilai layak atau tidaknya sebuah judul penelitian didanai atau tidak, namun menjadi reviewer tidaklah

Kepala Lembaga Penelitian Unila Admi Syarif kepada Lampung Post, Selasa (31-1), mengatakan hal ini merupakan hasil rapat koordinasi lembaga penelitian beserta Dikti pekan lalu. Dalam desentralisasi dana penelitian, perguruan tinggi berhak menentukan fokus penelitian unggulannya masing-masing, termasuk kewenangan mengelola dana penelitian. “Sebelumya dana penelitian terpusat di Dikti dan dicairkan

mudah,” ujar dia. Menurutnya, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi, antara

‘‘

tahun ini pemerintah menggelontorkan dana Rp150 miliar untuk penelitian di tingkat perguruan tinggi.

lain harus bergelar doktor atau S-3, memiliki pengalaman dalam publikasi ilmiah di jurnal internasional, serta pengalaman mengelola penelitian berlevel nasional maupun internasional dua kali. Ia menuturkan tahun ini pe-

PeNGHArGAAN SASTrA

Lampung Gagal Raih Rancage 2012 BANDAR LAMPUNG (Lampost): Tahun ini Hadiah Sastra Rancage kembali lepas dari pelukan sastrawan Lampung. Hal itu karena Irfan Anshory yang mensponsori hadiah untuk bahasa Lampung dan selama ini menjadi juri meninggal tahun lalu dan belum ada penggantinya. Padahal, tahun lalu ada dua buku bahasa Lampung yang terbit, yakni Raden Intan II karya Rudi Suhaimi Kalianda dan Warahan Radin Jambat suntingan karangan Iwan Nurdaya Djafar. Namun, kedua buku yang terbit tahun 2011 itu bukan karya sastra baru sehingga tidak mendapat Hadiah Rancagé. “Hadiah Sastra Rancage tahun 2012 tidak diberikan untuk Lampung,” kata Hawe Setiawan dari Yayasan Kebudayaan Rancage dalam rilisnya yang diterima Lampung Post, Selasa (31-1). Hadiah Sastra Rancage diberi-

kan kepada sastrawan yang menulis karya sastra berbahasa daerah. Hawe mengatakan sudah 24 tahun Hadiah Sastra Rancagé diberikan setiap tahun. Di samping Hadiah Sastra Rancagé untuk sastra Sunda sejak 1994, hadiah Rancagé untuk sastra Jawa sejak 1997 juga sastra Bali, sejak 2008 diberikan untuk sastra dalam bahasa Lampung. Kecuali untuk bahasa Lampung yang kadang-kadang tidak diberikan karena tidak ada buku yang terbit pada tahun bersangkutan. Hadiah Sastra Rancagé untuk bahasa Sunda, Jawa, dan Bali selama ini secara tetap diberikan setiap tahun. Pemenang Sastra Rancagé 2012 untuk bahasa Sunda berjudul Paguneman kumpulan sajak Acep Zamzam Noor terbitan Nuansa Cendekia (Bandung). Sedangkan yang terpilih memperoléh Hadiah Sastra Rancage

2012 buat jasa dalam bahasa Sunda ialah Etti R.S., “Etti pernah mendapat Hadiah Sastra Rancagé untuk kumpulan sajak Maung Bayangan (1995) dan untuk Serat Panineungan (2009). Di samping menulis sajak, Etti juga menulis guguritan yang sering dijadikan tembang dalam tembang Sunda Cianjuran,” kata Hawe. Hadiah Sastra Rancagé 2012 untuk karya dalam bahasa Jawa, kata Hawe, diraih Yusuf Susilo Hartono dengan kumpulan puisi Ombak Wengi yang diterbitan Elmatera, Jakarta. Untuk jasa diberikan kepada Sucipto Hadi Purnomo. Di samping menjadi dosen di Jurusan Bahasa dan Sastra Jawa Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Semarang, Sucipto juga menjadi redaktur tabloid Yunior Suara Merdéka dan membina rubrik budaya Sang Pamomong, yaitu lembar khusus bahasa Jawa. (MG5/S-3)

n laMpunG poSt/MG4

WISuDA MALAHAYATI . Koordinator Kopertis Wilayah II Diah natalisa (kanan) memberikan penghargaan bagi 11 wisudawan dengan IpK tertinggi di setiap program studi pada acara wisuda pascasarjana, sarjana, dan diploma III universitas Malahayati, Bandar lampung, Selasa, (31-1).

± ±

± ±

± ±

baNDar LaMPuNG (Lampost): Mulai tahun anggaran

KeWIrAuSAHAAN

± ±

CMYK CMYK

Mesin Praktek SMK

Mujiasih Mahasiswa Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Unila

± ±

± ±

CMYK CMYK

CMYK CMYK

± ±

merintah menggelontorkan dana Rp150 miliar untuk penelitian di tingkat perguruan tinggi. Dari jumlah tersebut, Rp100 miliar akan didistribusikan ke daerah, sementara sisanya dikelola pusat. Agar hasil penelitian berkualitas, Dikti menetapkan standar hasil yang harus dipenuhi, yakni terpublikasi dalam jurnal penelitian nasional maupun internasional yang terakreditasi, termasuk juga mendapatkan paten. “Tiga di antaranya harus terpenuhi. Jadi, mulai tahun ini pertanggungjawaban riset tidak lagi hanya sebatas laporan hasil penelitian dan laporan penggunaan dana penelitian saja,” kata Admi. Menurutnya, yang tak kalah penting adalah memerangi plagiarisme dalam penelitian, termasuk pencegahan pemeberian dana penelitian ganda pada satu

judul penelitian yang ditengarai kerap menjadi modus beberapa peneliti. “Ada judul yang sudah pernah didanai oleh menristek, misalnya, kemudian diajukan lagi pada Dikti, termasuk juga mengulang penelitian yang pernah dilakukan orang lain. Dua hal ini tidak diperbolehkan,” ujar dia. Kini setiap laporan penelitian yang menggunakan dana pemerintah nantinya terpusat dalam satu server. Dengan demikian, mudah mengetahui tema apa yang sudah pernah dan belum pernah diteliti. “Pengawasannya juga diperketat. Jika tahun lalu monitoring hanya dua kali dalam setahun, mulai tahun ini menjadi empat kali. Peneliti juga harus menerbitkan laporan penelitian setiap bulannya secara online,” katanya. (MG1/S-3)

± ±

KuALITAS PeNGAJAr

Marisa Raih Predikat Dosen Terbaik Unimal BANDAR LAMPUNG (Lampost): Marisa Anggraini meraih predikat Dosen Pembimbing Akademik Terbaik di Universitas Malahayati (Unimal). Dokter yang mengajar mata kuliah Kesehatan Publik itu menyabet hadiah 1 unit mobil sedan. Penghargaan Dosen Pembimbing Terbaik itu disampaikan Rek tor Un i ma l Mu ha m mad Kadafi pada wisuda diploma, sarjana, dan pascasarjana di kampus setempat, Selasa (31-1). Khadafi menjelaskan kualitas dosen sangat berpengaruh terhadap mutu pendidikan tinggi. Dosen yang memiliki kualifikasi memadai dan kepribadian menarik akan berdampak positif bagi prestasi mahasiswa. Untuk memilih dosen pembimbing terbaik, Unimal mengadakan polling bagi mahasiswa. Sebanyak 600 dosen, baik dosen luar dan dosen tetap universitas, mendapatkan kesempatan yang sama. “Penilaian utamanya dengan membandingkan prestasi dan kepribadian para mahasiswa sebelum dan setelah dibimbing,” kata Kadafi. Usai pengumuman nama pemenang, Marisa menerima hadiah secara simbolis berupa kunci mobil dari pejabat Unimal. “Saya benar-benar tidak menyangka akan terpilih sebagai dosen pembimbing terbaik,” ujarnya dengan mata berkaca-kaca. Sementara itu, Wakil Rektor I Marshal Usman menyebutkan jumlah wisudawan yang dikukuhkan sebanyak 603 orang, terdiri dari Fakultas Kedokteran (420), Fakultas Kesehatan Masyarakat

(114), Fakultas Teknik (36), Fakultas Ekonomi (16), dan Diploma III Farmasi (17). Mahasiswa terbaik tingkat universitas adalah Maya Puspita dari Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi dengan IPK 3,95 yang meraih predikat Dengan Pujian. Sebagai bentuk penghargaan bagi dosen pembimbing dan mahasiswa terbaik tingkat universitas, nama Marisa Anggraini dan Maya Puspita akan dituliskan pada dua bus milik Unimal. Hal itu terinspirasi dari armada bus di Korea Selatan yang berisi slogan Who is the next Mr. Ban?. Slogan tersebut sengaja dibuat untuk memotivasi rakyat Korsel agar memiliki prestasi dunia seperti Sekjen PBB Ban Ki-moon. Slogan serupa akan dibuat untuk memotivasi para mahasiswa dan dosen agar berlomba-lomba menjadi yang terbaik. Direncanakan, pada bulan depan slogan ini akan direalisasikan. Kadafi mengatakan hanya sarjana unggul yang akan mampu eksis di dunia kerja dan masyarakat. “Indonesia membutuhkan generasi yang cerdas sebagai pemegang estafet pembangunan negara. Wisudawan diharapkan dapat membawa ilmu yang diperoleh untuk diabdikan dalam masyarakat,” ujarnya. Setiap wisudawan yang baru saja dilantik langsung memberikan santunan kepada anak yatim yang sudah diundang. Hal ini dibuat agar para wisudawan memiliki kepedulian sosial terhadap kaum tidak mampu. “Ini merupakan bentuk pendidikan karakter,” kata dia. (MG4/S-1)

CMYK CMYK

± ±

± ±


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.