lampungpost edisi 8 februari 2013

Page 29

±

CMYK

CMYK

±

I TERBIT SETIAP JUMAT I Edisi 8 Februari 2013 I

±

lampung post

I 28

Menikmati

±

±

Sajian

Makanan Khas

Imlek

PERAYAAN Imlek atau atau Tahun Baru China sudah di depan mata. Biasanya, warga Tionghoa sudah mempersiapkan diri menyambut hari bahagia tersebut. Tidak hanya persiapan batin, tetapi juga makanan khas Imlek tentunya. Bagi masyarakat China, Imlek selalu identik dengan angpau, kue keranjang (kue tutun), dan beraneka ragam manisan. Tidak ketinggalan bandeng berukuran besar yang akan diolah menjelang pergantian tahun. Ya, masyarakat luas, di luar etnis Tionghoa yang merayakan Imlek, pasti mengenal dengan kue tutun atau kue keranjang ini, bahkan menyukainya. Rasanya yang manis legit, ada yang kenyal, maupun yang keras sudah menjadi santapan yang bersahabat. Jika boleh dipadupadankan, kue tutun ini mirip dengan dodol, hanya saja tidak menggunakan santan. “Saya suka kue tutun yang agak lembek ketimbang yang keras, soalnya lembut dimulut,” ujar Rita, pengunjung yang membeli kue keranjang di Supermarket Chandra Tanjungkarang, Rabu (6-2). Wanita berkerudung ini mengaku tak melewatkan momen Imlek untuk membeli kue tutun. “Selain saya, anakanak juga suka, makanya saya membeli agak banyak juga,” ujarnya. Ya, sejak akhir Januari lalu, beberapa pusat perbelanjaan menyajikan aneka kue dan pernik Imlek, salah satunya di Supermarket Chandra Tanjungkarang. Mulai dari kue tutun, manisan buah, permen, dan aneka kue kering tersaji di gerai khusus. Tak hanya itu, pernik perayaan Imlek juga tersedia, mulai dari lampion, angpau, hingga ornamen lainnya, lengkap tersedia dengan beragam ukuran. “Kami memang menyediakan aneka makanan dan pernik khas Imlek, mulai dari kue keranjang, bahkan untuk

±

jamuan makan malam seperti aneka jamur dan sayuran serta bumbu khas Tiongkok pun tersedia,” ujar Didin, manager marketing Superstore Chandra, Rabu (6-2). Beberapa bahan makanan tersebut sengaja didatangkan langsung dari negeri asalnya. “Ada beberapa jamur yang sulit didapatkan di sini, sehingga harus didatangkan langsung dari Tiongkok. Hal ini tak lain untuk menyemarakan tradisi Imlek,” kata Didin. Ya, sebagai hari besar, Imlek dirayakan dengan sukacita. Ternyata hidangan yang disajikan pada perayaan Imlek cukup banyak, biasanya berjumlah minimal 12 masakan dan 12 macam kue. Ke-12 macam makanan tersebut melambangkan shio, yang mewakili lambang-lambang tersebut. * Mi yang panjang, tidak mudah putus, menggambarkan panjang umur. Dalam setiap perayaan, mi selalu hadir sebagai wujud harapan untuk diberi umur yang panjang. Kabarnya, saat makan mi ini tidak boleh dipotong, tetapi disantap sampai ujung terakhir. Slurupppp! * Kue lapis legit yang melambangkan rezeki yang berlapis-lapis. * Kue mangkok, kue maho, dan kue keranjang. Biasanya kue keranjang disusun diatas kue maho dan kue mangkok yang diberi warna merah di atasnya. Harapan yang terkandung adalah agar memiliki kehidupan yang manis dan kian menanjak seperti kue mangkok. * Manisan kolang-kaling dan buah dimaksudkan agar selalu memiliki pikiran yang jernih. * Agar-agar yang dicetak bentuk

±

± bintang merupakan simbol kehidupan yang terang. * Camilan kecil seperti kuaci, kacang, dan permen. * Ayam atau bebek yang utuh (semua dengan segala bagian dari darah dan lain-lain ada) sebagai simbol untuk udara. * Ikan sebagai simbol dari air. * Kepala babi sebagai simbol dari tanah. * Jeruk mandarin besar menggambarkan kekayaan, sedangkan jeruk jenis kecil menggambarkan keberuntungan karena kedua jenis jeruk ini adalah buah yang berlimpah-limpah di China. * Lobak disebut cai tou yang juga berarti good luck. Saat perayaan Tahun Baru China, sajian lobak menjadi wujud harapan baru untuk beruntung di tahun yang akan dijalani. * Tahu tausi, puding tahu, dan banyak lagi kuliner yang menggunakan tahu. Namun, tahu putih tidak disajikan dalam sajian Imlek karena warna putih berarti kematian atau kesialan. Nah, biasanya seluruh hidangan ini selanjutnya didoakan bersama-sama seluruh keluarga agar diberi berkah oleh para arwah

leluhur yang akan menyantap hidangan yang disajikan.

Sejarah Kue Keranjang Salah satu kue yang cukup populer saat Imlek adalah kue keranjang bulat alias kue tutun. Kue keranjang yang disebut juga sebagai nian gao yang mendapat nama dari wadah cetaknya yang berbentuk keranjang adalah kue yang terbuat dari tepung ketan dan gula. Kue ini merupakan salah satu kue khas atau wajib perayaan Imlek. Kue keranjang bukan sekadar tradisi, melainkan ada kisah yang melatarbelakanginya. Zaman dahulu, rakyat Tiongkok percaya bahwa anglo (tempat masak) dalam dapur di setiap rumah ada dewanya yang dikirim oleh Yik Huang Shang Ti (Raja Surga). Dewa itu juga sering dikenal dengan sebutan Dewa Tungku, yang ditugaskan untuk mengawasi segala tindak tanduk

dari setiap rumah dalam menyediakan masakan setiap hari. Maka, setiap akhir tahun tanggal 24 bulan 12 Imlek (atau H-6 tahun baru), Dewa Tungku akan pulang ke surga serta melaporkan tugasnya kepada Raja Surga. Maka, untuk menghindarkan hal-hal yang tidak menyenangkan bagi rakyat, timbullah gagasan untuk memberikan hidangan yang menyenangkan atau hal-hal yang dapat membuat Dewa Tungku tidak murka dan memberikan laporan yang baikbaik saja ke Raja Surga. Bagaimana caranya supaya Dewa Tungku tidak murka, yang menyampaikan laporan baik-baik saja pada Raja Surga? Warga mencari bentuk sajian yang manis, yakni kue yang disajikan dalam keranjang, maka disebutlah kue keranjang, yang sudah menjadi tradisi setiap tahun disajikan untuk merayakan Imlek. Dalam menyajikan kue untuk Dewa Tungku, kue keranjang yang manis tersebut juga ditentukan bentuknya yakni harus bulat. Hal ini bermakna keluarga yang merayakan Imlek tersebut dapat berkumpul (minimal) satu tahun sekali, serta tetap menjadi keluarga yang bersatu, rukun, bulat tekad dalam menghadapi tahun baru yang akan datang. Tradisi ini pun dibawa terus secara turun-temurun sampai sekarang ini. (SRI AGUSTINA/E-1)

±

Foto:

ikshan dwi nursatrio

±

CMYK

±

CMYK

±


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.