lampungpost edisi 20 februari 2013

Page 22

CMYK

±

F KUS rabu, 20 februari 2013 LAMPUNG POST

CMYK

±

±

Sektor Formal Pilihan Baik Calon TKI

22

±

±

n LAMPUNG POST/HENDRIVAN GUMAY

PENGLEPASAN TKI FORMAL. Sebanyak 500 TKI dilepas keberangkatannya saat penglepasan TKI formal ke Malaysia di PT Mitra Muda Reksa Mandiri di Jalan Pramuka, Bandar Lampung, Minggu (17-2). Pada kesempatan tersebut, juga dikukuhkan pengurus Asosiasi Perusahaan Jasa Tenaga Kerja Indonesia (Apjati) Lampung.

Memberangus Nahas Para Pahlawan Devisa

±

BANYAK cerita tragis yang menjadi oleh-oleh tenaga kerja Indonesia (TKI) selama bekerja di negeri orang. Sehingga, perlu solusi untuk memberangus nasib nahas para pahlawan devisa, terutama yang dialami TKI perempuan sebagai pembantu rumah tangga.

n LAMPUNG POST/HENDRIVAN GUMAY

KARTU TENAGA KERJA. Kartu tenaga kerja luar negeri yang diberikan kepada TKI yang akan berangkat, Minggu (17-2).

BACA BESOK F KUS Warna-warni Listrik Byarpet ±

T

KI perempuan memang banyak diberangkatkan bekerja di sektor nonformal, yakni bekerja dengan orang per orang di negeri orang. Mereka kerap bermasalah, mulai dari diberhentikan majikannya, tidak dibayar gajinya, hingga disiksa badan­ nya. Berbeda dengan TKI sektor formal yang bekerja di pabrik atau perusahaan. Dirjen Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja (Bina Penta) Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Kemenakertrans) Reyna Us­ man mengatakan Lampung merupakan salah

satu lumbung pengiriman TKI. Dalam proses pengiriman dan penempatan para TKI di luar negeri, kata dia, banyak muncul persoalan yang akhirnya merugikan para TKI, seperti ada yang gajinya tidak dibayar atau tidak sesuai perjanjian, ada yang mendapat perlaku­ kan tidak baik, dan persoalan lainnya. Untuk itu, perlu dibentuk satgas TKI untuk mengantisipasi berbagai persoalan. Kerja satgas itu mengawasi pemberangkatan TKI dengan menggunakan PPTKIS (pelaksana penempatan tenaga kerja Indonesia swasta) yang terdaftar. “Kalau pemerintah sendiri, mungkin sulit men­ gawasi pemberangkatan TKI mulai dari hulu sam­ pai ke hilir,” kata Reyna, beberapa waktu lalu. Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmi­ grasi (Disnakertrans) Lampung Piterdono mengatakan instansinya akan berkoordinasi dengan pemprov dan pemerintah kabupaten/ kota mengenai pembentukan satgas TKI ini. Sebelum ini terbentuk, dia meminta per­ usahaan pemberangkatan TKI memaksimalkan pelatihan keterampilan kepada calon TKI. Se­ makin banyak keterampilan yang dimiliki, ujar dia, semakin besar pula kemampuan yang bisa diterapkan para TKI di tempatnya bekerja. Sekretaris Provinsi Lampung Berlian Tihang mengatakan seluruh TKI asal Lampung wajib menaati asas, sekaligus menjaga tata krama dan peraturan hukum agar tidak terjerat masalah. “Di mana bumi dipijak, di situ langit di­ junjung, itu yang perlu dilakukan sehingga mereka merasa dapat hidup nyaman ketika bekerja di negara orang,” ujar mantan kepala Dinas Bina Marga Pemprov Lampung itu.

±

paling tidak bahasa setempat. Anggota Inter­ national Organization of Migran (IOM) Nurul Koriah mengatakan dia pernah menangani 4.800 TKI bermasalah. Rata-rata yang menjadi masalah bagi TKI adalah penguasaan bahasa negara tujuan dan mental yang belum siap. “Ironisnya, TKI yang dipecat oleh majikan­ nya tidak dipulangkan ke negaranya, tetapi ditahan agen yang ada di luar negeri untuk dicarikan majikan baru. Akhirnya, dia jadi TKI ilegal,” kata dia, saat itu. Selain itu, tenaga kerja yang tidak dibekali keterampilan yang diperlukan memiliki risiko bermasalah yang lebih tinggi selama penempatan. “Ini menjadi PR bagi pihak pengajar calon TKI. Kalau memang tidak layak lulus, jangan dikirim. Hanya ingin untung, namun memberi risiko besar kepada calon TKI,” ujar Nurul. (MG5/VER/GUS/U-1)

n LAMPUNG POST/HENDRIVAN GUMAY

Keterampilan Kurang Masalah yang paling banyak dihadapi TKI di luar negeri adalah kurangnya keterampilan,

PENGLEPASAN SIMBOLIS. Kadis Nakertrans Provinsi Pieter Dono memberikan tas secara simbolis kepada 500 TKI yang dilepas keberangkatannya saat penglepasan TKI formal ke Malaysia di PT Mitra Muda Reksa Mandiri, Jalan Pramuka, Bandar Lampung, Minggu (17-2).

Menjadi Pramuwisma di Negeri Jiran RENDAHNYA pendidikan yang dimiliki membuat banyak tenaga kerja Indo­ nesia (TKI) bekerja pada sektor informal di luar ne­ geri. Mayoritas para TKI itu menjadi pramuwisma atau pembantu rumah tangga, terutama kaum hawa yang masih lajang ataupun telah bersuami. Sebenarnya mereka bu­ kan tidak berkhayal untuk bekerja di sektor formal se­ perti di perusahaan tertentu. Namun, modal pendidikan dan keterampilan yang dimi­ liki mereka minim menjadi

±

kendala utamanya. “Saya bukan tidak ke­ pingin kerja di perusahaan elektronik, tapi saya ijazah SD saja enggak punya. Maka lantas jadi pembantu rumah tangga saja,” ujar Maryani, mantan TKI yang sempat tiga tahun menjadi pramu­ wisma di Johor, Malaysia. Hal senada juga diungkap­ kan Hayati. Bersamaan den­ gan dia berangkat ke negeri jiran adalah tetangganya yang mempunyai pendidi­ kan sekolah lanjut­an atas. Maka saat me­reka samasama mendapat pekerjaan,

CMYK

dia menjadi pramuwisma, sementara rekannya bek­ erja di salah satu perusa­ haan elektronik di negara jiran itu. “Kalau menurut saya memang lebih baik jika kita punya pendidikan pa­ ling enggak SMA agar bisa dapat kerjaan yang lebih baik di sana,” ujarnya. Warga lainnya, Budi Mo­ hander Mangkurana, me­ ngatakan memang idealnya pengiriman tenaga kerja ke mancanegara bagi me­reka yang sudah mempunyai keahlian dan keterampilan

khusus. Misalnya perawat, bidan, dan tenaga teknis lainnya, sehingga mereka da­ pat bekerja di sektor formal sesuai dengan kebutuhan negara yang mereka tuju. “Kendati diiklankan juga kalau yang ditawarkan tenaga ahli dan terlatih kan tidak membuat malu. Tapi kalau menjadi pembantu rumah tangga, ya pasti malulah. Untuk sekarang pengiriman sektor infor­ mal dilarang,” kata warga yang mengaku enggan ber­ angkat ke luar negeri itu. (USDIMAN GENTY/U-1)

±

n LAMPUNG POST/AGUS SUSANTO

MASALAH TKI. Puluhan tenaga kerja wanita (TKW) asal Lampung Timur mendatangi kantor Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi setempat, kedatangan mereka tak lain ingin mengadukan permasalahan yang dialami saat menjadi TKW, padahal mereka masuk melalui jalur resmi (formal) I, Senin (8-10).

CMYK

±

±


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.