lampungpost edisi 12 agustus 2012

Page 9

±

±

CMYK

±

CMYK Lampung post MINGGU 12 agustus 2012

WAWANCARA ±

re f l e k s i DJADJAT SUDRADJAT

Sandiwara

±

±

WAKTU subuh 8 Agustus 1945. Di depan para perwira Jepang yang kaku dan kejam, seorang dokter Indonesia melawak. Bercerita hal-hal lucu. Menyanyi lagu-lagu Jepang dengan patriotik. Menari dengan keriangan yang lugu. Dan berceloteh tentang apa saja yang membuat suasana tak beku. Sementara pemandangan yang lain, Bung Karno, jalan tertatih-tatih. Tangannya memegangi perutnya yang “bermasalah”. Para pejabat militer tetap tegak membatu. Sesekali sudut mata Soekarno mencuri pandang ke arah dokter kepercayaannya itu. Sepagi itu ia dan Hatta, juga Radjiman, harus terbang ke Saigon (kini Ho Chi Minh City), Vietnam, memenuhi undangan Panglima Tertinggi Pasukan Jepang di Asia Tenggara, Marsekal Terauchi. Kita tahu ketika dibuang ke Bengkulu, Bung Karno beberapa kali menyutradarai pentas teater. Sandiwara kali ini juga sukses agar dokter pribadinya, Suharto, bisa ikut pergi. Kebodohan dan keluguannya membuat militer Jepang tak curiga. Ia lolos mendampingi Bung Karno. Suharto bukan saja dokter kepercayaan Si Bung. Ia satu-satunya yang bisa berbahasa Jepang. Ini penting untuk, sambil melawak, ia bisa nguping tentara Jepang bicara, khususnya ketika mereka mabuk. Suharto memang bukan tokoh penting Indonesia. Sosok yang tak begitu penting itu justru menurut Bung Karno sangat penting dalam penerbangan rahasia itu. Rombongan Soekarno mendarat malam hari di Dalath, di luar Kota Saigon, di tengah cuaca buruk. Hujan lebat dan kabut tebal. Cahaya memudar. Setelah berputar-putar satu jam, mencari mana landasan mana padang rumput, pesawat mendarat keras dan hampir menabrak kerbau. Semua penumpang terluka. Pagi hari rombongan Soekarno diterima Terauchi, yang berpenampilan ala Eropa. Di akhir pertemuan Terauchi berucap. “Sekarang terserah Tuan. Pemerintah Kaisar menyerahkan proses kemerdekaan sama sekali di tangan Tuan.” Bung Karno tak paham kata-kata itu. Ia baru tahu setelah di Saigon. Rupanya Sekutu telah menghajar Hiroshima dan Nagasaki dengan bom atom. Tetapi, tak ada militer Jepang buka mulut. Seolah perang masih panjang. “Sejak menjadi anggota Jong Java, aku dikenal sebagai aktor yang baik, jadi aku tetap bersandiwara mengenai hal itu…. Mereka bersandiwara. Kami pun bersandiwara. Semua ini adalah permainan sandiwara,” kata Bung Karno seperti dituturkan kepada Cindy Adams dalam Bung Karno an Authobiography as Told to Cindy Adams (1965). Buku ini diterjemahkan dalam edisi revisi, Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat Indonesia (2007, 2011). *** TANGGAL 14 Agustus 1945. Rombongan Bung Karno pulang ke Jakarta dengan pesawat pengebom rongsokan, penuh lubang bekas­ peluru musuh. Tak ada kamar kecil. Bung Karno yang kebelet kencing, menumpahkan Sejak menjadi benda cair itu di kabin belakang. Tapi, angin kencang yang meanggota Jong nerebos lewat lubang dinding Java, aku dikenal pesawat, menyemburkan air seni Soekarno ke seluruh ruansebagai aktor gan pesawat. “Kawan-kawanku yang baik, yang malang mandi dengan air istimewa,” tutur Bung Karno. jadi aku tetap Ketika di Saigon, Soekarno bersandiwara telah memikirkan waktu proklamasikan kemerdekaan. Rujumengenai hal kannya: “Alquran diturunkan itu…. Mereka pada 17. Orang Islam melakukan sembahyang 17 rakaat dalam sebersandiwara. hari. Mengapa Nabi Muhammad memerintahkan 17 rakaat, bukan 10 atau 20? Karena kesucian angka 17 bukanlah buatan manusia,” kata Si Bung. Ia ingin menjadikan momen keagamaan sebagai momen kebangsaan. Tetapi, para pemuda tetap tak sabar. Malam itu mereka mengancam Bung Karno. Mereka kembali pagi dini hari ketika Bung Karno santap sahur. Dan di pagi buta itu serombongan pemuda dengan membawa pisau, golok, dan pistol, kembali menggertak Bung Karno agar segera mengobarkan perang saat moral tentara Jepang tengah merosot. Soekarno bergeming. Atas usul seorang pemuda PETA, Si Bung, juga Hatta, akhirnya diculik ke Rengasdengklok, daerah asal pemuda itu. Di sebuah daerah mobil berganti dengan truk militer­ yang disita dari Garnisun PETA di Jakarta. Mereka dibawa ke rumah­ milik seorang petani Tionghoa. Begitu rombongan Soekarno­ datang, termasuk istri dan anaknyha, Fatmawati dan Guntur (yang masih bayi), tujuh anggota keluarga Tionghoa itu pun keluar rumah dengan membawa peralatan tidur. Mereka pindah ke rumah lain, tak jauh letaknya. Para pemuda PETA berjaga dengan senapan dan sangkur terhunus. Pukul 10.00, 16 Agustus, mestinya ada sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia yang membahas susunan naskah proklamasi yang dijanjikan Bung Karno. Mereka kecewa setelah mendengar Soekarno-Hatta diculik. Mr Subardjo menjemputnya ke Rengasdengklok untuk segera membawanya ke Jakarta. Ketika kendaraan melewati Klender, terlihat kepulan asap hitam keluar dari sebuah tempat. Sukarni berteriak. “Lihatlah! … Revolusi sedang berkobar-kobar persis seperti yang kami janjikan. Jakarta sudah terbakar. Lebih baik kita cepat-cepat kembali ke Rengasdengklok.” Bung Karno perintahkan sopir mendekat ke arah api. Sukarni gelisah. Ternyata seorang petani kurus kering, berpakaian compang-camping, tengah membakar jerami. “Inikah revolusimu?.... Tidak ada pemberontakan besarbesaran… Ini hanyalah seorang Marhaen yang membakar jerami,” ejak Soekarno. “Dan setop main pahlawan-pahlawanan. Simpan pistol itu,” timpal Subardjoi. Sukarni merunduk. Besok Jumat Legi, 17 Agustus 1945. Hari suci pilihan Bung Karno. Ia tak bisa dimajukan dan dimundurkan sedikit pun. Termasuk dengan intimidasi dan sandiwara revolusi dan pahlawan-pahlawanan para pemuda. Bung Karno hanya yakin pada sandiwaranya sendiri. Juga setelah revolusi!***

±

CMYK

9

‘Jalur Mudik Lampung 90% Kondisi Baik’

±

mencapai 7 meter dengan bahu jalan 2 meter. Oleh sebab itu, kami imbau calon pemudik untuk lebih berhati-hati melintasi ruas jalan tersebut.

Perbaikan sementara di Jalan Soekarno-Hatta itu artinya hanya tambal sulam? Ya memang sekarang ini yang bisa dilakukan hanya perbaikan sementara agar secara fungsional, jalan bisa dilewati lebih nyaman oleh pemudik. Kami meminta kontraktor pemenang tender, yakni PT Duta Graha Indah (DGI) dan PT Conbloc Infratecno (CI), melakukan pengerasan jalan, lalu jalan yang bergelombang akan dipotong dan diratakan, lubang akan ditutup, dan disiram aspal. Dengan upaya tersebut, sejak H-7 sampai H+7 Idulfitri, jalan bisa lebih nyaman dilalui pemudik. Nah, setelah itu baru perbaikan sesungguhnya dilakukan dengan membuat jalan dua jalur dan empat jalur mulai dari simpang Panjang sampai Bundaran Raden Intan, Rajabasa.

Kalau ada persoalan di ruas jalan utama itu, ke mana pemudik akan diarahkan?

Arif Hidayat

Kepala Dinas Bina Marga Provinsi Lampung

MENJELANG arus mudik tahun ini kondisi infrastruktur di Lampung kembali menjadi sorotan. Masih banyaknya ruas jalan yang rusak, khususnya di jalur utama mudik dan jalur alternatif mudik. Kekhawatiran para pemudik asal Pulau Jawa atas kondisi jalan di Lampung masih simpang siur. Hingga H-10 Lebaran, tidak ada informasi pasti soal kesiapan infrastruktur jalan yang bisa menjadi rujukan. Sebab, janji pemerintah untuk memperbaiki Jalan Soekarno-Hatta (by pass), misalnya, tidak seperti yang dibayangkan. Kondisinya masih buruk. Untuk mengetahui bagaimana kesiapan infrastruktur jalan di Lampung menjelang arus mudik Idulfitri 2012, wartawan Lampung Post Rizki Elinda Sary mewawancarai Kepala Dinas Bina Marga Lampung Arif Hidayat di Ruang Rapat Dinas Bina Marga, Selasa (7-8).

Secara umum jalur utama mudik di Lampung tahun ini ruas jalan mana saja yang menjadi perhatian? Sama seperti tahun lalu, jalur utama mudik tetap berada di ruas jalan nasional, yakni jalan lintas timur (Jalintim), jalan lintas tengah (Jalinteng), dan jalan lintas barat (Jalinbar). Jalintim sepanjang 287,155 kilometer dimulai dari Bakauheni, Ketapang, Sukadana, Seputihbanyak, Simpang Menggala, Pematangpanggang, sampai batas Sumatera Selatan. Kemudian Jalinteng sepanjang 321,521 kilometer dari Bakauheni, Bandar Lampung, Bandarjaya, Terbanggibesar, Kotabumi, Bukitkemuning, Blambangan Umpu, batas Sumatera Selatan. Sementara Jalinbar sepanjang 305,431 kilometer menghubungkan Bandar Lampung, Pringsewu, Kotaagung, Wonosobo,

Bengkunat, Biha, Krui, Pugungtampak, batas Bengkulu.

Bagaimana kondisi jalan di jalur utama mudik itu? Secara umum karena ruas jalan itu merupakan jalan nasional, kondisinya jauh lebih baik dibandingkan ruas jalan provinsi. Saya bisa katakan sekitar 90% ruas jalur mudik dalam kondisi baik. Walaupun memang belum semuanya mantap, paling tidak kerusakannya tidak parah. Lubang-lubang yang belum selesai diperbaiki, juga akan ditambal dulu sehingga tidak membahayakan pengguna jalan. Pada H-7, semua jenis pengerjaan akan dihentikan sehingga tidak mengganggu kelancaran arus lalu lintas.

Di mana saja titik kerusakan terparah pada jalur mudik yang harus diantisipasi para pengguna jalan? Berdasarkan pemantauan kami, yang terparah memang di Jalan Soekarno Hatta (by pass). Kerusakan di sana memang terus bertambah parah karena perbaikan dan pembuatan dua jalur pada ruas jalan sepanjang 18,1 kilometer itu masih menunggu persetujuan pencairan dana dari Bank Dunia. Belum lagi debu tebal di sana cukup mengganggu para pengguna jalan. Tapi menjelang arus mudik ini kami melakukan perbaikan sementara di sana. Selain itu, ada tujuh titik di Jalintim yang lebar jalannya belum sesuai standar sehingga masih sangat sempit, yakni sekitar 4,5 meter dengan lebar bahu jalan 1 meter. Sementara ideal lebar jalan nasional harus

Kami sudah mengidentifikasi tiga jalur penghubung yang bisa menjadi alternatif jika ada persoalan di jalur utama mudik. Yang pertama penghubung Jalinteng ke Jalinbar melalui Gunungsugih, Padangratu, dan Pringsewu. Lalu penghubung Jalinteng ke Jalintim, yakni dari simpang Pugung, simpang Sribawono, Jalan Sudirman (Kotabumi), Dayamurni, Gunungbatin, simpang Gayam, simpang Ketapang, Bakauheni. Kemudian penghubung Jalinteng ke Jalinbar, yakni Gunungsugih, Padangratu, Sidorejo, Simpang Aji Keagungan, simpang Gununglabuan, Baradatu. Tapi kami tetap berharap pemudik menggunakan jalur utama saja karena memang kondisinya jauh lebih baik dibandingkan jalur alternatif itu. Kami juga meminta kontraktor meny iagakan alat berat di masing-masing ruas jalan sehingga saat ada persoalan cepat bisa diselesaikan sehingga lalu lintas bisa kembali lancar.

±

Ada Jembatan Way Tenumbang di Jalinbar Lampung Barat ambles. Apakah bisa selesai sebelum arus mudik tahun ini? Kalau jembatan itu masih dalam perbaikan. Pengecoran lantai jembatan selesai Selasa ini, dan Senin pekan depan sudah bisa dilewati kendaraan dan batang kelapa yang kemarin dipasang untuk menyangga badan jembatan sudah bisa dilepas.

Apa imbauan Anda kepada pemudik? Dengan kondisi infrastruktur jalan di Lampung yang memang belum mantap, kami berharap para pemudik untuk tetap menjaga kewaspadaan. Pemudik asal Pulau Jawa, apalagi yang mengendarai sepeda motor, agar bisa lebih berhati-hati dan waspada. Sebab, kondisi jalan di Jawa dengan di Lampung berbeda. Sangat mungkin ada kerusakan jalan yang bisa saja menjebak sehingga membuat keseimbangan berkendaraan terganggu. Intinya, tetaplah berhati-hati di jalan. n

±

Member of Media Group Pemimpin Umum: Bambang Eka Wijaya. Wakil Pemimpin Umum: Djadjat Sudradjat. Pemimpin Redaksi: Gaudensius Suhardi. Wakil Pemimpin Redaksi: Iskandar Zulkarnain, Heri Wardoyo (Non Aktif). Pemimpin Perusahaan: Prianto A. Suryono. Kepala Divisi Percetakan: Kresna Murti. Dewan Redaksi Media Group: Saur M. Hutabarat (Ketua), Bambang Eka Wijaya, Djadjat Sudradjat, Djafar H. Assegaff, Laurens Tato, Lestari Moerdijat, Rahni Lowhur Schad, Suryopratomo, Toeti Adhitama, Usman Kamsong. Redaktur Pelaksana: Iskak Susanto. Sekretaris Redaksi: M. Natsir. Redaktur: Alhuda Muhajirin, Amiruddin Sormin, D. Widodo, Heru Zulkarnain, Hesma Eryani, Sri Agustina, Sudarmono, Trihadi Joko, Umar Bakti, Wiwik Hastuti, Zulkarnain Zubairi. Asisten Redaktur: Adian Saputra, Aris Susanto, Isnovan Djamaludin, Kristianto, Lukman Hakim, Muharam Chandra Lugina, Musta’an, Nova Lidarni, Rinda Mulyani, Sri Wahyuni, Syaifulloh.

Liputan Bandar Lampung: Hendrivan Gumay, Iyar Jarkasih, Rizki Elinda Sary, Sony Elwina Asrap, Vera Aglisa, Zainuddin. Biro Lampung Utara: Buchairi Aidi (Kabiro), Hari Supriyono. Lampung Barat: Henri Rosadi (Plt. Kabiro), Eliyah. Way Kanan: Yoel Lukasim (Kabiro), Mat Saleh. Lampung Tengah: Ikhwanuddin (Kabiro), Andika Suhendra (Wakabiro), M. Wahyuning Pamungkas, M. Lutfi, Agus Hermanto. Metro/Lampung Timur: Sudirman (Kabiro), Djoni Hartawan Jaya (Wakabiro), Chairuddin (Wakabiro), Agus Chandra, Eddy Ribut Herwanto, Suprayogi. Tulangbawang/Mesuji/Tulangbawang Barat: M. Guntur Taruna (Kabiro), Juan Santoso Situmeang. Tanggamus/Pringsewu: Mif Sulaiman (Kabiro), Sudiono, Sayuti, Widodo. Lampung Selatan: Herwansyah (Kabiro), Aan Kridolaksono, Usdiman Genti. Pesawaran: Meza Swastika, Erlian. Desain Grafis: DP. Raharjo.

±

Penerbit: PT Masa Kini Mandiri. SIUPP: SK Menpen RI No.150/Menpen/SIUPP/A.7/1986 15 April 1986. Kadiv Sales & Marketing: Pinta R Damanik. Account Manager: Edy Haryanto. Marcomm: Syarifudin, Manajer Keuangan & Akunting: Rosmawati Harahap. Manajer Sirkulasi: Indra Sutaryoto. Harga: Eceran per eksemplar Rp3.000 Langganan per bulan Rp75.000 (luar kota + ongkos kirim). Alamat Redaksi dan Pemasaran: Jl. Soekarno Hatta No.108, Rajabasa, Bandar Lampung, Telp: (0721) 783693 (hunting), 773888 (redaksi). Faks: (0721) 783578 (redaksi), 783598 (usaha). http://www.lampungpost.com e-mail: redaksi@lampungpost.co.id redaksilampost@yahoo.com. Kantor Pembantu Sirkulasi dan Iklan: Gedung PWI Jl. A.Yani No.7 Bandar Lampung, Telp: (0721) 255149, 264074.

Jakarta: Gedung Media Indonesia, Kompleks Delta Kedoya, Jl. Pilar Raya Kav. A-D, Kedoya Selatan, Kebon Jeruk, Jakarta Barat. Telp: (021) 5812088 (hunting), 5812107, Faks: (021) 5812113. Kalianda: Jl. Sanggar Pramuka No. 9, Kalianda Telp/Fax: (0727) 322724. Pringsewu: Jl. Ki Hajar Dewantara No.1093, Telp/Fax: (0729) 22900. Kotaagung: Jl. Ir. H. Juanda, Telp/Fax: (0722) 21708. Metro: Jl. Imam Bonjol No.1, Telp/Fax: (0725) 47275. Menggala: Jl. Gunung Sakti No.271 Telp/Fax: (0726) 21305. Kotabumi: Jl. Pemasyarakatan Telp/Fax: (0724) 26290. Liwa: Jl. Raden Intan No. 69. Telp/Fax: (0728) 21281. Percetakan: PT Masa Kini Mandiri, Jl. Soekarno - Hatta No. 108, Rajabasa, Bandar Lampung Isi di Luar Tanggung Jawab Percetakan. DALAM MELAKSANAKAN TUGAS JURNALISTIK, WARTAWAN LAMPUNG POST DILENGKAPI KARTU PERS DAN TIDAK DIPERKENANKAN MENERIMA ATAU MEMINTA IMBALAN DENGAN ALASAN APA PUN.

CMYK

±


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.